IKATAN PROFESI ANALIS KEPEGAWAIAN REPUBLIK …...f) Ketua Umum harus berdomisili di Jakarta, Bogor,...
Transcript of IKATAN PROFESI ANALIS KEPEGAWAIAN REPUBLIK …...f) Ketua Umum harus berdomisili di Jakarta, Bogor,...
1
IKATAN PROFESI ANALIS KEPEGAWAIAN REPUBLIK INDONESIA
(IPAKRI)
ANGGARAN RUMAH TANGGA
BAB I
NAMA DAN KEDUDUKAN
Pasal 1
Ikatan Profesi Analis Kepagawaian Republik Indonesia, yang selanjutnya
disingkat IPAKRI berkedudukan di Kantor Badan Kepegawaian Negara
Pusat.
BAB II
LAMBANG DAN BENDERA
Pasal 2
(1) Lambang:
a. Bintang segi lima berwarna emas melambangkan IPAKRI
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa;
b. Bentuk bulat, menggambarkan bahwa IPAKRI dalam menyikapi
perkembangan ilmu kepegawaian tidak ada batasnya yang selalu
berkembang dan bertambah;
c. Tulisan melingkar IKATAN PROFESI ANALIS KEPEGAWAIAN
REPUBLIK INDONESIA menyatakan bahwa organisasi Profesi Analis
Kepegawaian bernama : IKATAN PROFESI ANALIS KEPEGAWAIAN
REPUBLIK INDONESIA
d. Tulisan IPAKRI dengan latar belakang warna merah putih dengan
gambar kepulauan Indonesia, melambangkan Ikatan Profesi Analis
Kepegawaian Republik Indonesia mempersatukan wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia;
e. Tulisan Cabang untuk Logo Cabang menunjukkan Cabang IPAKRI.
Logo IPAKRI Pusat Logo IPAKRI Cabang
2
(2) Bendera :
a. Bentuk : persegi empat
b. Panjang : 150 cm
c. Lebar : 100 cm
d. Warna dasar : Biru tua.
e. Gambar tengah Logo IPAKRI
(3) Stempel :
a. Bentuk : Lingkaran
b. Diameter : 3,8 cm
c. Gambar dan tulisan sama dengan Logo IPAKRI
(4) Kartu Anggota :
a. Bentuk : persegi empat
b. Panjang : 8,5 cm
c. Lebar : 5,5 cm
d. Warna dasar : Biru tua
(5) Kop Surat :
Gambar kop Surat IPAKRI Gambar kop Surat Cabang IPAKRI
IKATAN PROFESI ANALIS KEPEGAWAIAN REPUBLIK INDONESIA
Sekretariat : Jl. Letjend. Sutoyo Nomor 12 Jakarta Timur
Telepon : 021 ………..email : [email protected]
IKATAN PROFESI ANALIS KEPEGAWAIAN REPUBLIK INDONESIA
CABANG …………………………………………………
Sekretariat : Jl. …………………………………………………….
Telepon : ….. ………..email : …………………
3
BAB III
KEPENGURUSAN
Pasal 3
Kepengurusan organisasi IPAKRI, terdiri atas:
(1) Dewan Pembina;
(2) Dewan Kode Etik;
(3) Pengurus Pusat;
(4) Pengurus Cabang.
Pasal 4
Dewan Pembina
Susunan Dewan Pembina terdiri :
(1) Kepala Badan Kepegawaian Negara;
(2) Deputi Bidang Pembinaan Manajemen Kepegawaian;
(3) Deputi Bidang Pengawasan dan Pengendalian;
(4) Kepala pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Kepegawaian;
(5) Direktur Jabatan Aparatur Sipil Negara
Pasal 5
Pengurus Pusat IPAKRI
Susunan Pengurus Pusat terdiri atas :
a. Ketua Umum;
b. Wakil Ketua Umum;
c. Sekretaris I;
d. Sekretaris II;
e. Bendahara I;
f. Bendahara II.
g. Bidang-bidang:
(1) Bidang Pengembangan SDM dan Hubungan Organisasi;
(2) Bidang Komunikasi dan Informasi;
(3) Bidang Bantuan Hukum dan Kesejahteraan.
4
Pasal 6
Pengurus Cabang IPAKRI
Susunan Pengurus Cabang terdiri atas :
a. Ketua Cabang
b. Wakil Ketua Cabang
c. Sekretaris;
d. Bendahara;
e. Bidang-bidang sesuai dengan kebutuhan
Pasal 7
Syarat, Tugas dan Tanggung Jawab Pengurus
(1) Ketua Umum
a. Syarat :
a) Calon Ketua Umum harus mendapat dukungan dari peserta
Musyawarah Nasional dengan cara mengisi formulir yang
disediakan oleh panitia Pemilihan;
b) Calon Ketua Umum serendah-rendahnya menduduki jabatan
Analis Kepegawaian Madya;
c) Calon Ketua Umum dapat diusulkan 4 (empat) tahun sebelum
BUP;
d) Tidak sedang menjalani hukuman disiplin PNS;
e) Tidak sedang menjalani pembebasan sementara dalam jabatan;
f) Ketua Umum harus berdomisili di Jakarta, Bogor, Depok,
Tangerang, Bekasi (JABODETABEK) dan hadir sebagai peserta
Pemilihan;
g) Ketua Umum dipilih dan ditetapkan oleh Musyawarah untuk
masa jabatan 3 (tiga) tahun;
h) Ketua Umum menjabat maksimum 2 (dua) periode masa jabatan
secara berturut-turut.
b. Tugas dan tanggungjawab Ketua Umum :
a) Memimpin organisasi;
b) Melaksanakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga;
c) Membentuk susunan Kepengurusan Organisasi sesuai
kebutuhan;
d) Menyelenggarakan administrasi Ikatan Profesi Analis
Kepegawaian Republik Indonesia secara transparan dan
akuntabel;
5
e) Menyelenggarakan hubungan kerjasama dengan berbagai pihak
di dalam dan Luar Negeri;
f) Menyusun dan melaksanakan program kerja dan keputusan
lainnya yang ditetapkan oleh Musyawarah Nasional, dan
bertangggung jawab pada Musyawarah Nasional berikutnya;
g) Menyelenggarakan Musyawarah Nasional, Seminar, Sidang,
Rapat Kerja, Workshop, dan Pertemuan-Pertemuan Ilmiah.
h) Menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan Bidang Manajemen
Kepegawaian;
i) Melaksanakan sosialisasi, monitoring dan evaluasi;
j) Mengukuhkan kepengurusan cabang dan kepengurusan daerah;
k) Menerbitkan Kartu Anggota IPAKRI.
(2) Wakil Ketua
a. Syarat :
a) Wakil Ketua dipilih oleh Ketua Umum terpilih;
b) Wakil Ketua paling kurang 4 (empat) tahun sebelum BUP;
c) Tidak sedang menjalani hukuman disiplin PNS;
d) Tidak sedang menjalani pembebasan sementara dalam jabatan;
e) Wakil Ketua harus berdomisili di Jakarta, Bogor, Depok,
Tangerang, Bekasi (JABODETABEK) dan hadir sebagai peserta
Pemilihan.
b. Tugas dan tanggungjawab Wakil Ketua;
a) Memimpin organisasi apabila Ketua berhalangan;
b) Melaksanakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga;
c) Menyelenggarakan hubungan kerjasama dengan berbagai pihak
di dalam dan Luar Negeri;
d) Membantu Ketua Umum dalam menyusun dan melaksanakan
program kerja dan keputusan lainnya yang ditetapkan oleh
Musyawarah Nasional;
e) Membantu Ketua dalam menyelenggarakan Musyawarah,
Seminar, Sidang, Raker, dan Pertemuan-Pertemuan Ilmiah.
f) Membantu Ketua Umum dalam menyelenggarakan Pendidikan
dan Pelatihan Bidang Manajemen Kepegawaian;
6
Pasal 8
(1) Ketua Umum dapat digantikan oleh Wakil Ketua apabila :
a. Berhalangan tetap, yaitu : Meninggal dunia, sakit permanen,
telah divonis pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum
tetap;
b. Ketua Umum dibebaskan sementara dari jabatan Analis
Kepegawaian;
c. Ketua Umum berhenti dari Jabatan Analis Kepegawaian;
(3) Pengurus Cabang :
a. Syarat :
a) Pengurus Cabang dibentuk sesuai dengan kebutuhan organisasi;
b) Pengurus Cabang dipilih oleh anggota melalui Musyawarah
Cabang;
c) Pengurus Cabang dilantik oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
setempat dan dikukuhkan oleh Pengurus Pusat IPAKRI untuk
masa jabatan 3 (tiga) tahun;
b. Tugas kewajiban Pengurus Cabang adalah sebagai berikut:
a) Memimpin organisasi;
b) Melaksanakan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga;
c) Membentuk susunan kepengurusan cabang sesuai kebutuhan;
d) Melaksanakan keputusan Musyawarah Nasional dan
Musyawarah Cabang;
e) Menyelenggarakan hubungan kerjasama dengan berbagai pihak;
f) Menyelenggarakan administrasi Ikatan Profesi Analis
Kepegawaian Republik Indonesia Cabang secara transparan dan
akuntabel;
g) Menyusun dan melaksanakan program kerja dan keputusan
lainnya yang ditetapkan oleh Musyawarah Cabang, dan
bertangggung jawab pada Musyawarah Cabang;
h) Pendataan analis Kepegawaian di cabang;
i) Menyelenggarakan Musyawarah Cabang, Konferensi, Sidang,
Rapat Kerja, dan pertemuan ilmiah;
j) Melaksanakan kewajiban dan program yang ditetapkan
Musyawarah Cabang;
k) Mengusulkan penerbitan dan mendistribusikan Kartu Anggota
IPAKRI.
7
Pasal 9
Pemberhentian Pengurus
(1) Telah habis masa pengabdiannya;
(2) Telah dibentuk dan dilantik pengurus baru yang sah;
(3) Mengajukan permohonan pengunduran diri secara sukarela dengan
alasan yang sah;
(4) Meninggal dunia;
(5) Terbukti melanggar disiplin organisasi dan telah diputuskan dalam
sidang Majelis Pertimbangan Kehormatan Analis Kepegawaian
Indonesia;
(6) Pembebasan sementara dari jabatan Analis Kepegawaian;
(7) Diberhentikan sebagai PNS.
Pasal 10
Penggantian Pengurus Antar Waktu
(1) Apabila karena suatu hal pengurus berhalangan sementara dan tidak
dapat melaksanakan tugas-tugasnya, maka kegiatan kepengurusan
dilakukan oleh pengurus lain yang ditunjuk;
(2) Apabila berhalangan bersifat tetap maka penggantian pengurus dapat
dilakukan melalui rapat pengurus;
(3) Penggatian Ketua Cabang hanya dapat dilakukan melalui Musyawarah
Cabang.
Pasal 11
Majelis Pertimbangan dan Kehormatan
Aturan, Tugas dan Tanggung Jawab Majelis Pertimbangan dan Kehormatan
(1) Aturan Majelis Pertimbangan dan Kehormatan :
a. Anggota Majelis Pertimbangan dan Kehormatan dipilih dan
ditetapkan oleh Sidang Majelis Pertimbangan dan Kehormatan
untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun;
b. Jumlah anggota Majelis Pertimbangan dan Kehormatan paling
banyak 7 (tujuh) orang;
c. Ketua Majelis Pertimbangan dan Kehormatan dipilih oleh
anggotanya;
d. Jabatan anggota Majelis Pertimbangan dan Kehormatan 2 (dua)
periode secara berturut-turut;
e. Tidak memiliki jabatan rangkap dalam kepengurusan IPAKRI;
(2) Tugas dan tanggung jawab Majelis Pertimbangan Kehormatan :
a. Melakukan penegakan kode etik Analis Kepegawaian;
8
b. Bersidang paling sedikit 1 (satu) kali dalam setahun;
c. Majelis Pertimbangan Kehormatan bertanggung jawab pada sidang
Majelis Pertimbangan dan Kehormatan;
d. Melakukan pengawasan pelaksanaan Anggaran Dasar / Anggaran
Rumah Tangga;
(3) Anggota Majelis Pertimbangan Kehormatan terdiri :
(1) Kepala Badan Kepegawaian Negara;
(2) Deputi Bidang Pembinaan Manajemen Kepegawaian;
(3) Kepala Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Kepegawaian;
(4) Direktur Jabatan Aparatur Sipil Negara;
(5) 3 (tiga) orang dari Dewan Kode Etik.
9
BAB V
KEGIATAN
Pasal 12
Untuk mencapai tujuannya IPAKRI menyelenggarakan kegiatan-kegiatan
sebagai berikut:
(1) Menyelenggarakan kegiatan pengembangan profesi, meliputi Penelitian,
Pendidikan dan Pelatihan serta pengembangan keilmuan dibidang
Kepegawaian;
(2) Mengadakan hubungan kerjasama dengan stake holder bidang
Kepegawaian seperti instansi pemerintah, perguruan tinggi, lembaga
dan organisasi profesi lainnya yang berhubungan dengan pendidikan
dan pelatihan;
(3) Mengadakan konferensi, seminar/workshop, pertemuan ilmiah,
pendidikan dan pelatihan dan sejenisnya;
(4) Menerbitkan modul, bahan ajar, buletin, jurnal dan penerbitan lainnya
yang berhubungan dengan manajemen kepegawaian;
(5) Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang bersifat pengabdian pada
masyarakat;
(6) Untuk dapat mencapai tujuan tersebut IPAKRI menghimpun dana dan
melakukan usaha-usaha lainnya sesuai ketentuan dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
10
BAB VI
PENERIMAAN, KEDUDUKAN, HAK-HAK
DAN KEWAJIBAN ANGGOTA
Pasal 13
Penerimaan Anggota
Anggota IPAKRI terdiri dari :
a. Anggota biasa, yaitu Pegawai Negeri Sipil yang menduduki Jabatan
Fungsional Analis Kepegawaian yang telah terdaftar dan disyahkan
sesuai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga;
b. Anggota Kehormatan, yaitu seseorang yang karena dedikasinya telah
berjasa kepada IPAKRI dan diangkat oleh Majelis Pertimbangan dan
Kehormatan IPAKRI.
c. Penerimaan Anggota biasa dilakukan oleh Pengurus Cabang dengan
mengisi Formulir pendaftaran, serta melampirkan persyaratan
administrasi yang diatur dengan Peraturan Ketua Umum;
d. Anggota Kehormatan diusulkan oleh Pengurus Pusat atau Pengurus
Cabang kepada Majelis Pertimbangan dan Kehormatan IPAKRI.
Pasal 14
Kedudukan Anggota
(1) Pembentukan Pengurus Cabang IPAKRI beranggotakan paling sedikit
15 (lima belas) orang Analis Kepegawaian;
(2) Analis Kepegawaian dari berbagai Kementerian dan Lembaga Non
Kementerian, Propinsi, Kabupaten/Kota dan Instansi vertikal/UPTD
yang jumlahnya terbatas (kurang dari 15 orang Analis Kepegawaian)
dapat bergabung dan berintegrasi dengan pengurus Cabang IPAKRI
terdekat.
11
Pasal 15
Hak dan Kewajiban Anggota
(1) Hak-hak anggota adalah:
a. Mendapat bantuan hukum kepegawaian;
b. Mendapat penjelasan tentang program kerja organisasi melalui
pengurus;
c. Memperoleh informasi dari pengurus organisasi sesuai ketentuan
yang berlaku;
d. Anggota memperoleh kesempatan untuk berpartisipasi didalam
program pembinaan dan pengembangan organisasi sesuai tatacara
yang berlaku.
(2) Kewajiban setiap anggota adalah :
a. Mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IPAKRI;
b. Menjaga/mempertahankan IPAKRI;
c. Membayar iuran anggota.
BAB VII
PEMBERHENTIAN ANGGOTA
Pasal 16
Pemberhentian Anggota
(1) Telah habis masa pengabdiannya/pensiun;
(2) Mengajukan permohonan pengunduran diri secara sukarela dengan
alasan yang sah;
(3) Meninggal dunia;
(4) Terbukti melanggar disiplin organisasi dan telah diputuskan dalam
sidang Majelis Pertimbangan Kehormatan Ikatan Profesi Analis
Kepegawaian Republik Indonesia;
(5) Diberhentikan dari jabatan Analis Kepegawaian;
(6) Diberhentikaan sebagai PNS.
12
BAB VIII
MUSYAWARAH NASIONAL DAN MUSYAWARAH LUAR BIASA
Pasal 17
Musyawarah Nasional
(1) Musyawarah Nasional adalah musyawarah yang dihadiri oleh Pengurus
Pusat dan Pengurus Cabang;
(2) Musyawarah Nasional diadakan 1 (satu) kali dalam periode
Kepengurusan Pusat IPAKRI;
(3) Anggota Musyawarah Nasional adalah perwakilan dari :
a. Pengurus Pusat paling banyak 10 (sepuluh) orang ;
b. Pengurus Cabang paling banyak 3 (tiga) orang.
(4) Musyawarah Nasional diselenggarakan oleh panitia penyelenggara yang
dibentuk oleh Ketua Umum;
(5) Panitia penyelenggara wajib membuat laporan tertulis kepada Ketua
Umum;
(6) Panitia penyelenggara dinyatakan berakhir setelah laporan
pertanggung jawaban diterima oleh Ketua Umum;
(7) Musyawarah Cabang diatur sepenuhnya oleh Anggaran Rumah Tangga
Cabang.
Pasal 18
Musyawarah Nasional Luar Biasa
(1) Apabila Ketua Umum melanggar Anggaran Dasar / Anggaran Rumah
Tangga dapat diadakan Musyawarah Nasional Luar Biasa, Pengurus
Pusat dan Pengurus Cabang membentuk formatur setelah mendapat
persetujuan paling sedikit 50% ditambah 1 (satu) dari jumlah cabang.
Pasal 19
Pengelolaan Administrasi Keuangan
(1) Pengurus wajib menyelenggarakan administrasi keuangan setiap dana
yang dimiliki, diterima dan dikeluarkan oleh organisasi;
(2) Dana yang terhimpun digunakan untuk kepentingan organisasi;
(3) Sumber dana IPAKRI diperoleh dari iuran anggota diatur sebagai
berikut:
a. 25% (dua puluh lima persen) disetorkan kepada bendaharawan
Pengurus Pusat IPAKRI;
13
b. 75% (tujuh puluh lima persen) dikelola oleh Bendaharawan
Pengurus Cabang.
(4) Jumlah iuran anggota diatur sebesar 2,5% dari Tunjangan Jabatan
Fungsional Analis Kepegawaian.
(5) Semua penerimaan uang organisasi harus disimpan dalam surat
Rekening Bank atas nama IPAKRI. Yang diberi kuasa untuk
menandatangani cek, bilyet giro dan surat-surat berharga lainnya
adalah salah satu Ketua/Wakil Ketua dan bendahara secara bersama-
sama;
(6) Penggunaan dan pengelolaan keuangan dilaksanakan sesuai dengan
ketetapan yang berlaku;
(7) Laporan keuangan IPAKRI dibuat sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun
sekali yang diaudit oleh Tim Audit IPAKRI atau Tim Audit Independen.
Pasal 20
Sumber Dana
(1) Sumber dana IPAKRI diperoleh dari iuran anggota;
(2) Sumber keuangan lain yang sah dan tidak mengikat;
Pasal 21
Pemeriksaan Keuangan
(1) Keuangan dan kekayaan organisasi ditingkat Pusat dan Cabang paling
kurang 1 (satu) tahun, diaudit oleh Tim Audit IPAKRI atau Tim Audit
Independen;
BAB IX
PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 22
(1) Anggaran Rumah Tangga dapat diubah melalui Musyawarah Nasional;
(2) Keputusan perubahan Anggaran Rumah Tangga baru sah apabila
disetujui oleh sekurang-kurangnya 50% ditambah 1 (satu) dari jumlah
peserta Musyawarah Nasional yang hadir;
14
BAB X
PERATURAN PERALIHAN
Pasal 23
(1) Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga akan diatur
oleh Peraturan dan atau Keputusan Ketua Umum;
(2) Hal-hal yang telah dilaksanakan sebelum ditetapkannya Anggaran
Rumah Tangga ini dinyatakan sah sepanjang tidak bertentangan
dengan Anggaran Rumah Tangga yang berlaku;
BAB XI
PENUTUP
Pasal 24
Anggaran Rumah Tangga ini ditetapkan oleh Ketua Umum IPAKRI atas
nama seluruh anggota IPAKRI serta berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 3 Agustus 2015
Ketua Umum,
H. Jono, S.Sos, MM.