Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

70
Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA) Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

Transcript of Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Page 1: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

Page 2: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

IKATAN KELUARGA BESAR MANGGARAI TIMUR SELURUH

YOGYAKARTA

(Ikamarsta)

Menyampaikan Ucapan Selamat Atas Terpilihnya

BAPAK DRS. YOSEPH TOTE, M.Si

dan

BAPAK ANDREAS AGAS, SH., M.hum

Sebagai Bupati dan Wakil Bupati Manggarai Timur Periode 2009-2014

Kiranaya rahmat dan berkat Tuhan yang Maha Kuasa akan selalu

menaungi perjalanan hidup bapak berdua, khususnya dalam mengemban

amanah dari seluruh masyarakat Manggarai Timur. Semoga

kepemimpinan bapak berdua mampu membawa perubahan demi

terciptanya kehidupan masyarakat Manggarai Timur yang adil, makmur

dan sejahtera.

Tabe dami,

Maria S. Irene Mariano Deventer Ketua Ikamarsta Sekretaris Ikamarsta

Page 3: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

Pengurus Ikamarsta, 2009/2010

“union fait la force”

Page 4: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

DARI JOGJA UNTUK MANGGARAI TIMUR

Oleh Alfred Tuname

A. Pengantar

Yogyakarta merupakan sebuah propinsi yang memiliki banyak prestasi dengan sederet

ikon yang berdiri di balakang namanya. Yogyakarta adalah kota budaya, kota pendidikan,

kota pelajar, kota pariwisata, kota perjuangan, kota gudeg, kota sepeda, kota reformasi,

dan Indonesia kecil. Ikon-ikon inilah yang menjadikan kota Yogyakarta memiliki daya

tarik tersendiri. Oleh sebab itu, banyak generasi muda dari berbagai propinsi dan daerah

datang ke kota ini dengan berbagai alasan. Tentu saja, alasan yang paling dominan adalah

untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Untuk alasan itu pula, generasi muda

Manggarai khususnya Manggarai Timur datang ke kota ini.

Generasi muda Manggarai Timur yang kemudian disebut mahasiswa Manggarai Timur

disela-sela kesibukan kuliah membentuk organisasi yang bersifat kekeluargaan. Dengan

semangat kekeluargaan pula dibentuklah Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur

Seluruh Yogyakarta (Ikamarsta) pada tahun 2007. Ikamarsta mengayomi mahasiswa

Manggarai Timur dan orang tua yang berasal dari Manggarai Timur. Ikamarsta

dibentuk bukan saja sekadar sebagai wadah nostalgia tetapi sebagai organisasi yang

visioner. Organisasi ini memiliki visi yaitu membangun kesadaran kritis dan solidaritas

dalam semangat persaudaraan. Harapannya adalah masyarakat Manggarai Timur

Yogyakarta memiliki kesadaran, sikap dan perilaku berbasis budaya Manggarai. Jargonya

adalah kudut neka hemong kuni agu kalo.

B. Ikamarsta dan Manggrai Timur

“fundamentally, there is no right education except growing up into a worthwhile world”

merupakan kalimat Paul Goodman1 yang sudah memberikan amunisi pada semangat ase

kae Ikamarsta untuk berkarya. Sebagai mahasiswa mereka tidak saja belajar tetapi mereka

juga dituntut untuk menjadi agent of change yakni generasi muda yang memiliki kesadaran

kritis sehingga mampu melihat dunia dan permasalahnya dengan jelas. Namun, tidak

1 Paul Goodman, Compulsary Mis-Education and The Community Of Schoolars, Vintage Books, New York, 1964, hal. 59

Page 5: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

berhenti di situ, mereka juga harus berbuat yang bernilai untuk “growing up into a

worthwhile world”. Dalam kaitan dengan itu, Anak-anak Ikamarsta memiliki peranan dan

bertanggung jawab dalam rangka membuat dunia lebih baik khususnya Manggarai

Timur. Oleh sebab itu, Ikamarsta harus turut berperan serta aktif dalam membantu

membangun masyatakat Manggarai Timur yang sejahtera dan berkeadilan.

Kabupaten Manggarai Timur merupakan sebuah kabupaten baru yang disahkan oleh

DRP RI pada 17 Juli 2007 sebagai hasil pemekaran dari kabupaten Manggarai menurut

amanat undang-undang Dasar 1945 yang telah diamandemen, pasal 18 dan Undang-

Undang Otonomi Daerah nomor 32 ahun 2004, pasal 4. Kabupaten ini memiliki enam

kecamantan (Poco Ranaka, Borong, Kota Komba, Lambaleda, Elar Dan Sambi Rampas),

luas wilayah 2. 643,41 km persegi dan jumlah penduduk ± 232.020 jiwa2.

Selain telah dibaptis sebagai kabupaten baru, kabupaten Manggarai Timur memiliki

predikat daerah otonomi yang luas. Menurut Sabaruddin, penekanan defenisi daerah

otonomi adalah lebih berorientasi kepada masyarakat, kewenangan daerah otonom untuk

mengatur dan mengurus kepentingan masyatakat setempat menurut prakarsa sendiri3.

Dan pada dasarnya, pemekaran kabupaten bertujuan untuk mendapatkan keadilan dan

pemerataan dengan cara meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mempercepat ekonomi

pembangunan, mempercepat proses demokrasi, meningkatkan pelayanan publik dan pada

waktu yang bersamaan dengan membawa pemda yang baru untuk lebih dekat dengan

rakyat. Dari sisi politik, tujuan pemekaran adalah untuk mengakhiri sistem sentralisasi

serta mempercepat tuntutan proses demokratisasi melalui sistem desentralisasi4. Di sisi

lain, pemekaran merupakan upaya pemerintah pusat untuk mencegah tindakan

separatisme sebagai akibat ketimpangan pendapatan daerah dan pudarnya semangat

nasionalisme. Dari sisi ekonomi, pemekaran bertujuan, pertama, meningkatkan laju

pertumbuhan ekonomi daerah yakni meningkatnya lapangan kerja dan kesejahteraan

rakyat. Kedua, adanya desentralisasi fiskal diharapkan dapat mengatasi masalah

ketidakefisienan pemerintah yang diukur dari besaran dari biaya transaksi,

2 Wiipedia (2008) , Manggarai Timur, wikipedia online, 02 Januari. Available from: http://id.wikipedia.org/wiki/manggarai_timur 3 Shulton Shajril Sabaruddin, Otonomi Daerah: Moratorium Pemekaran Pemerintah Daerah, hal.3 4 Desentralisasi adalah penciptaan badan yang terpisah oleh aturan hukum dari pemerintah pusat, dimana pemerintah daerah diberi kekuasaan untuk mengelola sumber daya daerah dan membuat keputusan persoalan publik.

Page 6: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

ketidakstabilan makro ekonomi yang diukur dari tingkat inflasi dan pengangguran

daerah, serta kelambanan pertumbuhan ekonomi yang diukur dari PDRB. Ketiga, dengan

pemekaran ini diharapkan dapat menurunkan level pelayanan masyarakat ke tingkat

wilayah administrasi paling bawah sehingga dapat mengelola pembangunan daerah

menjadi lebih cepat dan akurat. Dan keempat, dengan otonomi daerah ini diharapkan

anggaran daerah dapat mengalir menuju sektor atau masyarakat dengan tepat sasaran

sehingga dapat mencapai kegiatan pembangunan daerah yang merata dan tepat di

masing-masing daerah.

Untuk mewujudkan itu, dibutuhkan pemerintah yang pro rakyat. Pemerintahan yang pro

rakyat adalah pemerintah yang tidak mempermainkan kepentingan rakyat demi untuk

memperoleh imbalan materi tertentu. Filsuf Michael Foucault menyatir pemerintah

sebagai alat utama kekuasaan politik bahwa tujuan pemerintah bukanlah aksi memeritah

itu sendiri, melainkan kesejahteraan, perbaikan kondisi, peningkatan kesejahteraan, umur

panjang dan kesehatan bagi masyarakat. Dalam pandangan Marzuki, hal ini disebut

disebut sebagai “politik untuk mensejahterakan rakyat”5. Bagi Marzuki, untuk

mewujudkan kesejahteraan itu, mula-mula pemerintah harus mampu dan mau

memciptakan sistem yang fair dan adil. Sistem ini selalu melihat dan melayani

kepentingan rakyat banyak di atas kepentingan suku atau golongan.

Sebelum menjabat sebagai bupati dan wakil bupati defenitif Manggarai Timur, Drs.

Yoseph Tote, M.Si dan Andreas Agas, Sh.M.Hum dalam kampanyenya mencanangkan

program-program yang berprioritas pada masalah komonditi hasil pertanian (cengkeh,

kopi,vanili, kemiri dan kakao) kesehatan, pendidikan serta iklim pelayanan pemerintah

terhadap masyarakat yang mengutamakan asas transparansi serta bertanggung jawab

penuh pada rakyat sebagai salah satu bagian dari rakyat yang harus ke kembali kepada

rakyat6. Sebagai warga Manggarai Timur di perantauan, Ikamarsta menilai program ini

cukup fair dan adil kepada rakyat. Dikatakan demikian, sebab faktor unggulan Manggarai

Timur adalah sektor pertanian dan perkebunan. Mayoritas masyarakat Manggarai Timur

adalah petani. Dan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pemerintah harus

5 HM. Nasruddin Anshoriy Ch, Demasifikasi Pemerintahan Perspektif Marzuki Usman, Jendela, Yogyakarta, 2004, hal. 221-222. 6 Wahyudin, YOGA: Optimis Bangun Manggarai Timur, Hak Suara Milik Rakyat, 11 November 2008. available from http://www.haksuara.com

Page 7: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

memprioritas pertumbuhan sektor pertanian. Di sisi lain, buruknya kualitas kesehatan,

pendidikan dan public services harus menjadi perhatian serius seluruh jajaran pemeritahan

daerah Manggarai Timur. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya

manusia (SDM) masyarakat Manggarai Timur. Dan kualitas SDM yang baik memiliki

korelasi positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Tentu saja semua masyarakat Manggarai

Timur menanti sejauh mana realisasi kampanye tersebut.

Namun, dalam mewujudkan masyarakat Manggarai Timur yang sejahtera disadari

tidaklah semudah membalikan telapak tangan. Begitu banyak persoalan, rintangan dan

tantangan yang harus dihadapi pemerintah. Pemerintah pun tidak dapat bekerja sendirian

untuk mewujudkan cita-cita bersama itu. Semua elemen masyarakat Manggarai Timur

(pemerintah, gereja, korporasi, masyarakat sipil) harus saling bersinergi dan bekerja sama

untuk membangun Manggarai Timur demi mewujudkan cita-cita kolektif, masyarakat

Manggarai Timur yang sejahtera dan keberkeadilan.

Dari perantauan, Ikamarsta sebagai bagian dari elemen masyarakat Manggarai Timur

bertekad untuk membantu mewujudkan masyarakat Manggarai Timur yang sejahtera

dan berkeadilan. Ikamarsta pun siap untuk bersinergi dengan elemen manapun guna

terwujudkan cita-cita bersama tersebut. Dan sebagai generasi muda Manggarai Timur,

kami mewujudkan cita-cita bersama itu dengan menyiapkan diri sebagai generasi yang

berkualitas; berpikir kritis, kreatif dan memiliki skill. Sejak terbentuknya Ikamarsta

sebagai organisasi telah melaksanakan kegitan yang konstruktif. Pada tanggal 20 dan 21

Oktober 2007, Ikamarsta menyelenggarakan Diskusi Bersama dan Pentas Budaya Tarian

Caci Manggarai dalam rangka menyambut pembentukan Kabupaten Manggarai Timur.

Diskusi Bersama dengan tema besar “Jogja Untuk Manggarai Timur” dibawakan oleh

lima panelis yaitu Drs. Fredy Pantas, M.Sc, Dr. Nicolaus Got, Ben Senang Galus,

Gregorius Sadhan, dan Rm. Feri Warman,Pr. Diskusi ini bertujuan untuk memberi ruang

discourse untuk melihat potensi dan tantangan Manggarai Timur setelah terbentuk

sebagai sebuah kabupaten yang otonom. Sementara Pentas Budaya Tarian caci

Manggarai yang menghadir keluarga Manggarai Solo sebagai meka landang dan dibuka

secara resmi oleh Bapak Wali kota Yogyakarta disambut antusias oleh seluruh

masyarakat Manggarai Yogyakarta dan Solo serta masyarakat Yogyakarta setempat

Pentas Budaya Tarian Caci dirayakan sebagai pesta bersama menyambut kelahiran

Page 8: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

kabupaten baru Manggarai Timur. Semua kegiatan tersebut berjalan sukses dan aman

dibawah koordinasi Ketua Panitia Alfred Yohanes Tuname dan Ketua Ikamarsta periode

2007/2008 Mardilianus Arus. Sebagai sumbangsih kami terhadap kabupaten tercinta

Manggarai Timur, kami lampirkan hasil-hasil Diskusi Bersama dan Pentas Budaya

Tarian Caci Manggarai berupa naskah dan video live (VCD).

Setelah masa dormansinya yang cukup panjang, Ikamarsta memulai kegiatannya dengan

pemilihan ketuanya yang baru untuk periode 2008/2009 pada bulan Oktober 2008. Ada

pun ketua terpilih adalah enu Maria S. Irene. Kemudian diikuti dengan ziarah bersama

keluarga Ikamarsta di Gua Maria Sri Ningsih, Klaten pada tanggal 14 Februari 2009.

Dan pada tanggal 26-29 Maret 2009, Ikamarsta menyelenggarakan Turnamen Bola Voli

Putri dalam rangka menigkatkan persaudaraan enu-enu Manggarai di Yogyakarta.

Turnamen ini merupakan turnamen bola voli putri pertama untuk orang Manggarai di

Yogyakarta.

Page 9: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

Diskusi Bersama dalam rangka menyambut pembentukan

Kabupaten Manggarai Timur di Ruang Seminar universitas Janabadra

Yogyakarta, 20 Oktober 2007

Page 10: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

PEMBERDAYAAN POLITIK MANGGARAI TIMUR•

Oleh Gregorius Sahdan•

Dalam Seminar Tentang Pembentukan Kabupaten Manggarai Timur

A. Pengantar

Tanggal 17 Juli 2007 lalu, merupakan momentum bersejarah bagi masyarakat Manggarai

Timur. Pemerintah bersama dengan DPR-RI mengesahkan Manggarai Timur sebagai

calon Kabupaten baru—terlepas dari induknya—Kabupaten Manggarai. Keputusan

pemerintah tersebut merupakan sebuah langkah progress, mengingat pengesahan

Kabupaten Manggari Timur sebagai salah satu Daerah Kabupaten di Indonesia—telah

menghadapi proses dan perjuangan politik yang cukup panjang. Perjuangan ini, walaupun

tidak seberat dalam memperjuangkan pemekaran Kabupaten Manggarai Barat, tetapi

tetap penting untuk mendapatkan apresiasi dan respons publik. Apresiasi dan respons

publik, perlu diletakan dalam pertanyaan besar—apa yang harus dilakukan multipihak

setelah perjuangan pemekaran tersebut terpenuhi dan diberikan oleh pemerintah pusat?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut tidaklah mudah. Data yang dikeluarkan oleh

KPPOD, LP3ES dan Kompas tahun 2007 menunjukkan bahwa umumnya daerah

pemekaran baru menghadapi beberapa persoalan mendasar; pembangunan ekonomi yang

tidak terarah—tidak jelas, pendidikan dan kesehatan masyarakat yang kurang terurus,

birokrasi yang korup, suprastruktur dan infrastruktur politik yang lemah—tidak berdaya

(DPRD, Partai Politik dan KPUD), kesadaran politik masyarakat yang rendah, budaya

politik masyarakat yang rendah (cendrung menghadirkan konflik dan pertikaian pasca

pemekaran), munculnya kandidat kepala daerah yang miskin program—tidak memiliki

visi dan misi yang jelas, kapabilitas, kompetensi dan keterampilan politik masyarakat

yang rendah, tradisi dan kultur politik yang kurang santun dan tidak demokratis (saling

menjegal) dan sebagainya. Atas semua persoalan tersebut, maka penting sekali untuk

melakukan pemberdayaan politik atau political empowerment.

Pemberdayaan politik sangat penting, karena kebijakan pemekaran merupakan kebijakan

politik yang harus dilihat dalam frame—adanya keinginan multipihak (pemerintah, swasta

Page 11: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

dan masyarakat) untuk mempercepat perwujudan kesejahteraan masyarakat,

membebaskan masyarakat dari kemiskinan dan busung lapar, memperbaiki layanan publik

di aras lokal, meningkatkan investasi dan pembangunan ekonomi, meningkatkan kualitas

pendidikan dan kesehatan masyarakat, menjamin terselenggaranya tatanan pemerintahan

yang baik dan demokratis (good and democratic governance), meminimalkan terjadinya KKN

dan penyelewengan kekuasaan, mendorong efektivitas dan efisiensi birokrasi publik yang

semakin baik, mendekatkan hubungan pemerintah dengan masyarakat, memperbaiki

kualitas layanan publik dan ketersediaan public goods bagi masyarakat (jalan raya beraspal,

rumah sakit dan puskesmas yang terjangkau, penerangan listrik yang murah, air bersih

yang tersedia bagi semua rumah tangga), akses dan partisipasi masyarakat yang tinggi

dalam kebijakan pemerintah, kesempatan berusaha yang mudah, perbaikan gizi dan

pemenuhan kebutuhan ibu hamil dan melahirkan, dan sebagainya.

Data yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Satistik (BPS) dan Bappenas tahun 2005 dan

2007 dan Kompas tahun 2007 menunjukkan bahwa Kabupaten Manggarai relatif

menglami sejumlah persoalan dalam hal; kemiskinan dan busung lapar, layanan publik

yang kurang baik (Sekolah Rusak, Rumah Sakit Rusak, Puskesmas Rusak dan

sebagainya), investasi dan pembangunan ekonomi yang tidak terarah dan tidak jelas;

tatanan pemerintahan yang kurang baik dan tidak demokratis (terjadi inequality), terjadi

penyelewengan dan penyalagunaan kekuasaan (KKN masih ada), public goods yang sulit

terpenuhi (air bersih, listrik, jalan beraspal), akses dan partisipasi masyarakat yang

rendah dalam kebijakan pemerintah, birokrasi yang arogan (masih menunggu instruksi),

suprastruktur dan infrastruktur politik yang lemah (DPRD 4d dan 5d, parpol sentral

korupsi, birokrasi yang kumpulan anak, menantu, ipar, istri) dan sebagainya.

Berdasarkan data resmi Bappenas 2005, ada sekitar 58,72% masyarakat di Kabupaten

Manggarai yang hidup di bawah garis kemiskinan (NTT 16,66%, nasional 16,66%) dari

total penduduk Manggarai yang mencapai 482.339 jiwa (data terakhir versi Kompas 2007

sudah mencapai 603.000 jiwa).

Penduduk miskin tersebar di 12 kecamatan, 27 kelurahan dan 227 desa yang ada di

Kabupaten Manggarai. Jika dibuat skala 1-6 dengan ketentuan 1-2 kemiskinan rendah, 3-

4 kemiskinan sedang dan 5-6 kemiskinan tinggi atau sangat miskin, maka proporsi

Page 12: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

penduduk kabupaten Manggarai yang sangat miskin ada di Kecamatan Satarmese (7501-

7503), kemiskinan sedang Mborong, Ruteng, Cibal, Elar, Lambaleda dan Reo (3001-7500)

dan kemiskinan rendah ada di Kecamatan Waerii, Sambi Rampas dan Kota Komba (1575-

4500) jiwa penduduk.

Data yang lain juga menunjukkan bahwa terdapat akses yang terbatas untuk memperoleh

dan melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi di Kabupaten

Manggarai, akses dan kesempatan perempuan yang terbatas mulai dari sekolah dasar,

akses dan partisipasi perempuan yang terbatas di DPRD, dan persentase masyarakat yang

menderita berbagai penyakit yang masih tinggi.

Untuk Persentase partisipasi di SMP, Kabupaten Manggarai baru mencapai 51,3% (NTT

38,7%, Nasional 71,8%), Partisipasi Perempuan di SD hanya mencapai 45,1% (NTT

44,4%, nasional 48%), Persentase Partisipasi perempuan di SMP di Kabupaten Manggarai

baru mencapai 39,63% (NTT 45,82%, Nasional 49,6%), Persentase Partisipasi Perempuan

di DPRD hanya mencapai 6,7% di bawah kuota 30% (NTT 10,4%, Nasional 11,0%),

Persentase kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan mencapai 36,66% (NTT 46,11%,

Nasional 70,9%), Angka kematian ibu melahirkan 553 orang per tahun (NTT 330,

Nasional 307), dan persentase masyarakat di Kabupaten Manggarai yang meninggal

karena penyakit Malaria mencapai 63,96% (NTT 26,1%, Nasional 13,4%).

Dari total APBD kabupaten Manggarai yang mencapai 400 milyar rupiah per tahun,

(APBD 2006) menunjukkan bahwa komitmen terhadap pemberdayaan politik masih

sangat lemah. Hal ini ditunjukkan dengan alokasi penggunaan anggaran yang masih

diprioritaskan untuk hal-hal yang kurang berhubungan langsung dengan peningkatan

kualitas hidup dan kapasitas masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan.

Dari format penggunaan anggaran APBD Kabupaten Manggarai tahun 2007 terlihat

sekali bahwa untuk belanja pegawai, oprasional pegawai dan pengadaan fasilitas birokrasi

hampir mencapai 39%, pendidikan 30%, pekerjaan umum 22%, kesehatan 7% dan

pertanian 2%. Untuk jelasnya lihat grafik berikut.

Page 13: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

Prioritas penggunaan anggaran yang tidak mengarah pada pemberdayaan politik

masyarakat (peningkatan skil, akses dan partisipasi), sangat mempengaruhi akses dan

partisipasi masyarakat dalam kebijakan publik.

Berdasarkan data yang diterbitkan oleh LP3Es dan Kompas tahun 2006, angka partisipasi

masyarakat dalam kebijakan publik di Kabupaten Manggarai baru mencapai 30%. Ini

cukup jauh dengan komposisi partisipasi masyarakat dalam kebijakan publik secara

nasional yang sudah mencapai 70%. Rendahnya partisipasi masyarakat dalam kebijakan

publik, menurut saya lebih banyak disebabkan oleh bekerjanya state corporatism dalam

penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Manggarai yang ditandai oleh; (1) dominasi

birokrasi dalam pengambilan kebijakan; (2) massa sengaja disingkirkan dari arena

kebijakan publik—untuk menghindari kritikan dan perlawanan masyarakat terhadap

bekerjanya korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) dalam pemerintahan; (3) kelas menengah

dan pengusaha lokal yang lebih banyak tergantung pada koneksi politik dengan birokrasi

lokal.

Hasil penelitian Praktikno tahun 2006 menunjukkan bahwa korporatisme negara di

Provinsi NTT, khususnya di Kabupaten Manggarai ditunjukkan oleh besarnya

cengkaraman dan dominasi birokrasi dalam proses politik. Kuatnya peran birokrasi ini

ditunjukkan oleh lemahnya pengawasan masyarakat dalam penyelenggaraan

pemerintahan, rendahnya kapasitas DPRD dalam mengontrol jalannya pemerintahan dan

terpasungnya partai politik dalam mengendalikan jalannya pemerintahan. Pemerintahan

di Kabupaten Manggarai pun, minus pengawasan dan kontrol masyarakat sipil. Tidak

heran jika birokrasi di Kabupaten Manggarai menjadi kekuatan politik yang sangat

dominan. Birokrasi memperoleh basis material kekuasaannya dari APBN (APBD) yang

dengan bantuan kapitalis lokal dan bekerjasama dengan negara, menggunakan sumber

material (pajak rakyat) untuk mengakumulasi kapital.

State Corporatism di Kabupaten Manggarai dengan sengaja memberikan ruang bagi

kemiskinan yang merajalela—karena terjadi penyalagunaan uang negara—yang

seharusnya untuk meningkatkan kualitas dan kesejahteraan hidup masyarakat, malah

yang terjadi lebih banyak dipakai untuk kepentingan birokrasi. Karakter umum birokrasi

di Kabupaten Manggarai juga, lebih banyak menghabiskan uang—tetapi tidak berpikir

Page 14: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

tentang bagaimana caranya mendapat uang untuk pembiayaan pembangunan. Akibatnya,

masyarakat terus hidup di bawah garis kemiskinan dan busung lapar.

Dari aspek kapasitas lembaga-lembaga politik, kamampuan lembaga-lembaga politik di

Kabupaten Manggarai juga masih sangat rendah. Hal ini sangat mempengaruhi, kualitas

pelayanan publik, tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dan dalam

menyediakan public goods yang dibutuhkan masyarakat. Berdasarkan data yang ada,

kapasitas birokrasi baru mencapai 44,4%, DPRD 35%, Partai Politik 40% dan KPUD

40%. Nampak bahwa kualitas lembaga-lembaga politik tersebut cukup diragukan untuk

mengambil peran sentral dalam mengatasi persoalan masyarakat dan bahkan dalam

berbagai kesempatan justru lebih banyak menghadirkan persoalan ketimbang

menyelsaikan masalah. Walaupun birokrasi menunjukkan persentase yang lebih baik

dibandingkan dengan lembaga politik yang lain, tetapi secara nasional, kualitas lembaga-

lembaga politik ini sangatlah rendah.

Kapasitas ini diukur dari kemampuan membuat regulasi, mendistribusikan berbagai

sumber daya, mengoptimalkan peranserta masyarakat, kecepatan dalam merespons

persoalan-persoalan masyarakat dan kemampuan dalam mengatasi konflik. Birokrasi

nampak lemah dalam memobilisasi sumber daya, merespons persoalan aktual masyarakat,

menyediakan public goods yang diperlukan masyarakat, menyediakan regulasi yang tepat

dan dalam mendistribusikan dan mengorganisir kebutuhan masyarakat. DPRD lemah

dalam membuat Perda dan KPUD lemah dalam mengelola konflik yang ditimbulkan

akibat pilkada. Selengkapnya, lihat grafik berikut.

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Lembaga Transparansi Internasional tahun

2006, di tingkat nasional, lembaga yang paling korup adalah partai politik, sementara di

Kabupaten Manggarai, lembaga yang paling korup adalah birokrasi, menyusul DPRD

dan Partai Politik. Data tersebut tentu saja bisa membantu untuk menjelaskan bahwa

persoalan pokok dalam melakukan pemberdayaan politik adalah bagaimana

meminimlakan terjadinya korupsi dan penyalagunaan kekuasaan yang terjadi dalam

tubuh pemerintahan. Minimalisasi KKN, mesti dimulai dari usaha untuk menyediakan

arena bagi masyarakat dalam pemerintahan dan disertai juga dengan peningkatan

Page 15: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

keterampilan politik masyarakat dalam mengontrol dan mengendalikan pemerintah.

Selanjutnya lihat grafik berikut.

Di sinilah pemberdayaan politik memainkan peran sentral. Disamping untuk

meminimalkan terjadinya KKN dan penyelewengan kekuasaan, juga untuk memastikan

seberapa besar komitmen kebijakan dan kinerja lembaga-lembaga politik terhadap

pelayanan publik, tatanan pemerintahan yang baik dan terutama terhadap kualitas dan

kesejahteraan hidup masyarakat.

B. Alur Pemberdayaan Politik

Bagaimana kita melakukan pemberdayaan politik di calon Kabupaten Manggarai Timur?

Bagaimana format (alur) pemberdayaan politik untuk Kabupaten Manggarai Timur? Dan

siapa kelompok atau individu yang menjadi sasaran pemberdayaan politik itu? Untuk

menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, kita perlu memulai dari pemahaman terhadap

apa yang dimaksud dengan pemberdayaan politik (political empowerment). Menurut Lucian

Pye (1963) pemberdayaan politik berhubungan dengan peningkatan peranserta dan

peningkatan kualitas dan keterampilan masyarakat dalam sistem politik. Bank Dunia

(2006) mendefinisikan pemberdayaan politik sebagai keikutsertaan dan partisipasi

multipihak, terutama kaum perempuan dan kelompok miskin dalam proses politik dan

pengambilan kebijakan publik. Sementara banyak pakar yang lain—semacam Samuel P.

Huntington, Goran Hyden, Almond, Powell, Larry Diamond, David Held, Archon Fung,

Douglass C. North, B. Guy Peters, Graeme Gill, Kevin Mattson dan sebagainya,

mendefinisikan pemberdayaan politik sama dengan; pembangunan politik, penerapan

prinsip good governance, institusionalisasi politik, penguatan tatanan pemerintahan yang

demokratis, peningkatan kapasitas lembaga-lembaga politik, pendalaman demokrasi

(deepening democracy), penguatan demokrasi (reinforcement democracy), pertumbuhan

demokrasi di negara-negara berkembang (democratic growth), pemenuhan hak-hak dasar

rakyat, perbaikan layanan publik dan penyediaan public goods, peningkatan akses dan

partisipasi masyarakat dalam proses politik dan kebijakan, perubahan sikap dan

tingkahlaku masyarakat berhubungan dengan lembaga-lembaga politik, penambahan skil

dan keterampilan politik masyarakat.

Page 16: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

Dengan demikian, pemberdayaan politik sebenarnya mencakup; (1) pembangunan politik;

(2) penerapan prinsip good governance; (3) institusionalisasi politik; (4) penguatan

tatanan pemerintahan yang demokratis; (5) peningkatan kapasitas lembaga-lembaga

politik; (6) pendalaman demokrasi (demokrasi deliberatif); (6) penguatan demokrasi; (7)

pemenuhan hak-hak dasar rakyat (ekonomi, sosial dan politik); (8) perbaikan layanan

publik dan penyediaan public goods; (9) peningkatan akses dan partisipasi masyarakat;

(10) perubahan sikap dan tingkahlaku politik (bergeser dari tradisionalitas ke

rasionalitas); (11) dan peningkatan skil dan keterampilan politik masyarakat.

Menurut Samuel P. Huntington, pembangunan politik mencakup; (1) rasionalisasi

kekuasaan yang mengarah pada pergantian sejumlah besar pejabat-pejabat politik

tradisional, etnis, keagamaan dan kekeluargaan oleh kekuasaan yang bersifat sekuler. Di

sini menunjukkan bahwa kekuasaan merupakan produk kerja manusia, bukan wahyu ilahi

atau produk alam; (2) diferensiasi fungsi politik dan spesialisasi struktur sesuai dengan

kapasitas masing-masing individu; (3) peningkatan peran serta masyarakat dalam proses

politik dan kebijakan publik (Huntington, 1992). Penerapan prinsip good governance

berhubungan dengan; (1) respons pemerintah daerah terhadap persoalan masyarakat; (2)

partisipasi dan akses masyarakat dalam pemerintahan; (3) transparansi anggaran dan

kebijakan publik; (4) akuntabilitas kekuasaan; (5) efektivitas dan efisiensi program dan

anggaran negara; (6) inovasi dan kretaivitas masyarakat dan pemerintah.

Institusionalisasi politik berhubungan dengan; (1) peningkatan kapasitas dan

keterampilan individu dalam berpolitik; (2) peningkatan kualitas dan keterampilan

lembaga politik dalam sistem politik; (3) pergeseran nilai dan prilaku politik. Penguatan

tatanan pemerintahan yang demokratis mencakup; (1) akses dan partisipasi masyarakat

dalam proses politik dan kebijakan publik; (2) kontestasi politik yang egaliter dan sekuler;

(3) keterlibatan perempuan dan kaum miskin dalam pengambilan kebijakan dan

pengelolaan pemerintahan yang berbasis pada prinsip-prinsip demokrasi. Penguatan

demokrasi mencakup; penghargaan terhadap hak-hak dasar masyarakat; perbaikan

layanan publik, pengadaan public goods dan sebagainya.

Dengan demikian arena utama pemberdayaan politik sebenarnya mengarah pada; (1)

aspek pendidikan untuk meningkatkan keterampilan dan daya literasi masyarakat

terhadap sistem politik;(2) ekonomi untuk memberikan jaminan hidup dan kesejahteraan

Page 17: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

bagi masyarakat; (3) arena politik untuk mewujudkan sistem politik yang demokratis.

Huntington percaya bahwa pendidikan merupakan instrumen utama untuk melahirkan

masyarakat yang santun, kritis dan demokratis. Sementara arena ekonomi dipandang

Barington Moore sebagai tonggak dasar pertumbuhan borjuasi—pengusaha lokal yang

menjadi basis dari demokrasi modern. Barington Moore mengatakan ”no bourgeois no

democracy”. Demokrasi hanya bisa tumbuh di atas borjuasi (pengusaha) dan kelas

menengah yang kuat. Tanpa itu, demokrasi akan menjadi berantakan, penuh konflik dan

tidak terarah.

Sejalan dengan kebijakan pemekaran Kabupaten Manggarai Timur, maka dalam waktu

dekat, Kabupaten Manggarai Timur akan mengalami; Pertama, pembangunan politik

yang menyertakan rasionalisasi, diferensiasi dan partisipasi masyarakat dalam sistem

politik. Rasionalisasi dilakukan dengan cara mutasi dan rekrutmen PNS untuk

ditempatkan di Kabupaten Manggarai Timur. Rasionalisasi ini, tentu saja dilakukan

berdasarkan kebutuhan di Kabupaten Manggarai Timur. Akan banyak sekali lowongan

dan ketersediaan kesempatan kerja dalam birokrasi pemerintah. Rasionalisasi tersebut

menuntut diferensiasi dan spesialisasi tugas dan fungsi yang lebih rasional. Di sisi lain,

terbuka lebar arena partisipasi masyarakat yang lebih luas dalam proses politik. Kedua,

akan muncul tuntutan dan kebutuhan untuk menerapkan prinsip good governance dalam

penyelenggaraan pemerintaha—sebagai konsekuensi dari pemekaran yang menuntut

kualitas layanan publik, pemenuhan kesejahteraan rakyat dan penyediaan public goods

yang lebih berkualitas. Ketiga, munculnya institusi-institusi politik baru semisal KPUD,

partai politik, DPRD dan birokrasi yang memainkan peran sentral dalam kontestasi

politik—ini menuntut adanya kapasitas, keterampilan dan sikap politik yang lebih

rasional. Keempat, tuntutan untuk memperkuat tatanan pemerintahan yang demokratis—

dimana keterlibatan perempuan dan kaum miskin dalam pengambilan kebijakan sangat

diperhitungkan.

C. Kondisi Riil Manggarai Timur

Pemekaran Kabupaten Manggarai Timur, diwarisi sejumlah persoalan akut oleh

kabupaten induknya-Manggarai. Persoalan akut tersebut berhubungan dengan

kemiskinan kronis (busung lapar), kesehatan rentan, pendidikan rendah, public goods

yang kurang berkualitas (jalan raya rusak dan berlubang-lubang, rumah sakit rusak,

Page 18: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

sekolah rusak, air bersih tidak tersedia, listrik yang tidak ada), dan layanan publik yang

kurang prima.

Persoalan-persoalan tersebut, sebenarnya merupakan produk dari state corporatism yang

selama ini sangat dominan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di

Kabupaten Manggarai. Korporatisme negara ini terjadi dalam bentuk: Pertama, dominasi

birokrasi dalam proses politik dan pembangunan. Arena politik menjadi ruang kontestasi

yang hanya melibatkan peranserta birokrasi. Tidak heran apabila, setiap kepala daerah di

Kabupaten Manggarai, selalu berasal dari birokrasi. Disamping kultur politik yang

memberikan kepercayaan kepada birokrasi, juga terdapat keengganan birokrasi untuk

merelakan arena politik kepada masyarakat—nonbirokrasi.

Kedua, tersingkirnya masyarakat secara sistematis dalam proses politik dan kebijakan

publik—Ini mengakibatkan tidak hadirnya kontrol dan pengawasan masyarakat atas

kinerja pemerintah. Kita menyaksikan bahwa kinerja pemerintah Kabupaten Manggarai

sangat lemah dalam menyediakan public goods dan dalam memberikan layanan publik

yang berkualitas bagi masyarakat. Dimana-mana masyarakat Manggarai kesulitan akses

ke kota—karena kurang tersedianya jalan raya yang beraspal, kurangnya air bersih, tidak

tersedianya listrik, rumah sakit yang tidak terjangkau dan sekolah-sekolah dasar yang

mirip “kandang ayam”. Fenomena tersbut—tidak masuk akal jika disebabkan oleh

keterbatasan APBD—selain disebabkan oleh penyalagunaan APBD akibat lemahnya

kontrol dan pengawasan masyarakat.

Ketiga, lembaga-lembaga politik lain di luar birokrasi seperti partai politik dan DPRD,

sengaja diperlemah dan direpotkan oleh pertentangan internal untuk memudahkan

mobilisasi sumber daya yang dibutuhkan birokrasi. Usaha untuk melemahkan DPRD dan

partai politik dilakukan dengan cara membagi-bagi hasil korupsi APBD yang dilakukan

secara bersama dengan pemerintah, memberikan kesempatan kepada anggota DPRD

untuk melakukan studi banding dan bahkan menyediakan arena 3B (bar, bir, bor) bagi

anggota DPRD dan partai politik. Dalam kasus studi banding yang dilakukan oleh

anggota DPRD pada waktu yang lalu ke Yogyakarta—ada kesan yang kuat bahwa studi

banding itu dilakukan untuk menyediakan fasilitas 3B kepada anggota DPRD—sebagai

upah dari kritikan dan penolakan atas hasil pilkada.

Page 19: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

Keempat, borjuasi, kelas menengah dan masyarakat sipil di Kabupaten Manggarai

merupakan “silent majority”—karena menikamti sumber materil yang sama dari

birokrasi. Umumnya borjuasi lokal di Kabupaten Manggarai tumbuh dari hubungan

baiknya dengan birokrasi—sehingga lebih muncul sebagai client capitalism atau

kapitalisme kroni yang tidak memiliki modal investasi yang cukup kuat. Modal diperoleh

akibat konsi politik dan kerjasama yang intens dengan pejabat di dalam birokrasi. Hasil

penelitian Praktikno (2006) menunjukkan bahwa birokrasi di Kabupaten Manggarai

muncul sebagai rent seekers atau pemburu rente yang dengan keterampilan politiknya

memanfaatkan sumber daya negara (hasil pajak rakyat/APBD) untuk mengakumulasi

kapital. Akumulasi kapital dilakukan dengan cara melakukan korporatisasi dan kerjasama

yang intensif dengan pengusaha lokal. Dengan kata lain, sebagian besar dana APBD

dicuri dengan cara memberikan proyek kepada kolega mereka yang disebut dengan

pengusaha lokal—yang sebenarnya pengusaha lokal tersebut tidak memiliki modal

sendiri—tetapi mengandalkan proyek yang diberikan secara khusus oleh pejabat dalam

pemerintahan. Pemberian proyek baik dilakukan dengan mekanisme tender, maupun

tanpa tender, dengan memilahkan terlebih dahulu konsi politik atau bukan.

Menghadapi sejumlah persoalan tersebut, maka agenda pembedayaan politik yang perlu

dilakukan di Kabupaten Manggarai Timur adalah; (1) membuka akses dan partisipasi

masyarakat yang lebih luas dalam bidang pendidikan—supaya tidak mudah dimanipulasi

dan dimobilisasi oleh kekuatan birokrasi dalam politik—pada level kultural model ini

akan menghancurkan indoktrinasi yang ditanamkan kaum birokrat di Kabupaten

Manggarai yang menganggap bahwa PNS sebagai posisi yang paling strategis dan

terpandang dalam masyarakat—padahal nyata bahwa di Kabupaten Manggarai—menjadi

PNS berpeluang untuk mengeksploitasi dan membodohi masyarakat untuk kepentingan

terselubung—kekuasaan dalam pemerintahan; (2) mendorong dan meningkatkan

kapasitas masyarakat untuk berwirausaha—ini untuk mendidik masyarakat agar tidak

tergantung pada pemerintah—pada level kutural ini bisa menghancurkan budaya rent

seekers atau kapitalis komprador yang melakukan kegiatan ekonomi karena adanya

koneksi dengan pejabat pemerintah; (3) memperkuat kapasitas masyarakat untuk

berpartisipasi dan mengambil bagian dalam sistem politik—mendorong sebanyak

mungkin masyarakat yang cerdas dan kritis agar mau menjadi anggota DPRD, Partai

Politik dan KPUD—ini untuk meningkatkan peranserta masyarakat lokal dalam proses

Page 20: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

politik—pada level kultural hal ini bisa berpengaruh terhadap hancurnya budaya politik

parokial dan subjektif yang masih kuat berakar dalam masyarakat Manggarai Timur—

penguatan kapasitas masyarakat dilakukan dengan cara mendidik dan melatih masyarakat

untuk tahu dan mengerti tentang cara kerja pemerintah, partai politik, DPRD, KPUD

dan terutama dalam membuat regulasi dan kebijakan publik yang berhubungan dengan

masyarakat; (4) memperkuat kapasitas masyarakat dalam mengontrol dan mengawasi

pemerintah daerah—ini untuk memperkecil dan meminimalkan penyalagunaan

kekuasaan—secara kultural untuk menciptakan clean and good government; (5)

meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dalam membuat regulasi, mendistribusikan

berbagai sumber daya, menyediakan public goods, menata dan mengelola pemerintahan

dengan baik, mampu merespons persoalan-persoalan masyarakat dan bertanggunghawab;

(6) memperkuat kapasitas DPRD dalam membuat regulasi, mengendalikan anggaran

pemerintah, mengawasi kinerja pemerintah daerah dan dalam mengadvokasi persoalan-

persoalan masyarakat; (7) memperkuat kapasitas NGO dan pengusaha-pengusaha lokal

untuk mengambil bagin sentral dalam pengelolaan pemerintahan; (8) mendidik

masyarakat, pemerintah, DPRD, KPUD dan pengusaha lokal agar menjadi patner

multipihak dalam membangun dan menjalankan pemerintahan daerah; (9) memperkuat

akses masyarakat terhadap pelayanan publik dan menjamin hak-hak ekonomi, politik dan

sosial mereka bisa terpenuhi oleh pemerintah secara layak; (10) memperkuat kapasitas

perempuan dan kaum miskin agar memperoleh prioritas dalam kebijakan ekonomi dan

politik; (11) menggalakkan komitmen dan kerjsama multipihak untuk menciptakan

pemerintahan yang bersih, bebas dari KKN dan bertanggungjawab dalam memenuhi hak-

hak dasar masyarakat.

Dengan serangkaian agenda tersebut, apabila dilakukan dengan serius, disertai dengan

komitmen yang tulus—maka harapan pemekaran Manggarai Timur menjadi kabupaten

yang makmur, adil dengan pemerintahan yang bersih—cepat atau lambat akan

terwujud.***

Page 21: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

SUMBANGSIH GEREJA KEUSKUPAN RUTENG

BAGI PENDIDIKAN DI MANGGARAI TIMUR

(Mengkaji Langkah Pemberdayaan SDM)

Rm. Ferry H. Warman, Pr*

Dalam Seminar Tentang Pembentukan Kabupaten Manggarai Timur

A. Pengantar

Tulisan ini bukanlah sebuah laporan histories kuantitatif. Penulis tidak membuat sebuah

penelusuran sejarah tentang sepak terjang karya Gereja Keuskupan Ruteng di kabupaten

Manggarai Timur. Tidak berbicara tentang waktu, kapan persisnya Gereja Keuskupan

Ruteng mulai menjalankan peran edukatif praktisnya. Penulis juga tidak banyak

mengedepankan tentang angka-angka seberapa besar kuantitas peran Gereja Keuskupan

Ruteng, dan seberapa jauh krisis kualitas sumber daya manusia di Manggarai Timur

sebagai tempat karya keberpihakan Gereja dalam peningkatan mutu pendidikan. Tulisan

ini tidak lebih dari sebuah deskripsi tentang situasi konkrit pendidikan di Manggarai

Timur dan arah gerak keprihatinan dan karya gereja bagi pemberdayaan SDM di

Manggarai Timur, yang secara khusus diaktualisasikan dalam kegiatan penyelenggaraan

pendidikan.

Untuk menghindari adanya unsur subyektivitas dalam deskripsi tentang pendidikan

Manggarai Timur, saya menghubungi pihak-pihak terkait yang dapat dijadikan

narasumber tulisan ini. Pihak pertama yang saya hubungi adalah Rm. Drs. Marten L.P.

Jenarut, SH, Pr, selaku Ketua Yayasan SUKMA Keuskupan Ruteng. Saya juga

menghubungi praktisi pendidikan Mangarai Timur, Bapak Rokus Jumpa, Spd, tenaga

pengajar Rm Edi Jelahu, Pr, Rm. Bone Rampung, Pr (Guru SMP dan SMA Seminari

Kisol), Rm. Emil Jehadus, Pr, Ibu Emilda Maria (Guru SDN Pota) dan para output

pendidikan Manggarai Timur untuk mendapatkan input dan sekedar konfirmasi. Saya

yakin pihak-pihak ini bukan hanya berpikir dan merancang paket kegiatan pemberdayaan

pendidikan, tetapi juga sudah banyak bekerja bagi pemberdayaan pendidikan. Itu sama

sekali tidak berarti saya mengabaikan interpretasi dan pikiran pribadi saya untuk

mengeksplorasi dan menelaah situasi riil pendidikan di Manggarai Timur. Dalam konteks

ini, saya hadir sebagai pengamat yang memandang dari jauh, tanpa terlibat langsung

Page 22: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

dalam proses pendidikan di sana, tetapi masih masih memiliki hati untuk berprihatin dan

mencoba menyumbangkan pikiran positif bagi pendidikan di sana. Dalam konteks inilah,

saya berbicara, menyampaikan sumbangan pikiran dan mengajak peserta diskusi untuk

menelaah lebih jauh tentang persoalan pendidikan di Manggarai Timur kemudiaan

merekomendasikan pikiran-pikiran kritis, inovatif dan konstruktif bagi pembangunan

pendidikan di Kabupaten Manggarai Timur.

Dalam tulisan ini, saya tidak memaparkan teori-teori tentang pendidikan dan

pemberdayaan masyarakat. Saya berbicara tentang hal praktis, bagaimana pendidikan itu

berjalan dan bagaimana alur pemberdayaan masyarakat berproses dalam realitas

pendidikan di Manggarai Timur. Sumbangan pemikiran kritis konstruktif kita dalam

diskusi nanti tentunya menjadi basis teoretis penyelenggaraan pendidikan kita ke depan.

Tentu ini bertumpu pada apa yang telah kita baca dari literature-literatur, diskusikan dan

renungkan dalam diskusi ini. Inilah yang nantinya menjadi rekomendasi kita bagi

pembanguan pendidikan di Kabupaten Manggarai Timur ke depan. Saya hanya

mengedepankan sebuah wacana yang terbuka bagi diskusi, terbuka bagi lahirnya pikiran-

pikiran kritis dan memungkinkan munculnya jawaban-jawaban yang pas untuk menata

pendidikan kita ke depan.

B. Pendidikan Manggarai Timur: Selayang Pandang

Situasi pendidikan di Kabupaten Manggarai Timur tidak jauh berbeda dengan situasi

pendidikan di kabupaten-kabupaten lainnya di daratan Flores. Persoalan-persoalan,

seperti kurangnya tenaga pengajar profesional, lemahnya managemen pendidikan, tidak

memadainya sarana prasarana serta infrastuktur penunjang, dan realitas kemiskinan

adalah gambaran kronis tentang realitas pendidikan di daerah-daerah terpencil. Tali

temali kompleksitas persoalan tersebut berujung pada rendahnya mutu pendidikan.

Pendidikan di Indonesia, khususnya di daerah-daerah terpencil mengalami krisis kualitas.

Sebagai sebuah Kabupaten yang baru terbentuk, Kabupaten Manggarai Timur tentu juga

menghadapi tantangan serupa. Inilah kendala-kendala utama yang dihadapi oleh Gereja

Keuskupan Ruteng untuk menunjukkan keberpihakkannya pada kegiatan pendidikan.

Secara kualitatif pendidikan di Manggarai Timur mengalami degradasi mutu. Kenyataan

ini bisa dibaca dari output/hasil pendidikan di Manggarai Timur. Mutu pendidikan di

Manggarai Timur terbilang rendah atau kurang. Memang ini juga dialami oleh daerah-

Page 23: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

daerah lain di Indonesia. Setuju atau tidak setuju pendidikan di Manggarai Timur

tergolong rendah. Ada beberapa indikator yang menunjukkan rendahnya kualitas

pendidikan itu. Pertama, pada empat tahun terakhir, dengan diselenggarakannya UN,

ditemukan data bahwa hasil rata-rata UN para peserta UN di Manggarai Timur secara

keseluruhan jauh di bawah standar nasional. Itu berarti kualitas pendidikan di Manggarai

Timur sungguh rendah, kurang, dan memprihatinkan. Kedua, Output pendidikan

Manggarai Timur (Manggarai umumnya) tidak kompetitif, tidak banyak yang diterima di

Perguruan Tinggi Negeri. Ketiga, adanya kesenjangan yang tajam antara output

Seminari Kisol sebagai barometer pendidikan Manggarai Timur dengan sekolah-sekolah

lain di Manggarai Timur.

Kenapa persoalan ini terjadi? Apakah latar belakang permasalahannya? Rendahnya mutu

pendidikan di Manggarai Timur merupakan akumulasi dari persoalan-persoalan yang

menyertai pendidikan. Persoalan seperti, profesionalitas guru, system pendidikan, sarana-

prasarana bahkan persoalan “kemiskinan” menjadi penyebab rendahnya mutu pendidikan.

Persoalan inilah yang menjadi titik picu krisis kualitas pendidikan. Dengan demikian,

kualitas pendidikan dapat didongkrak kalau sumber-sumber persoalannya dapat

dipecahkan.

Di tengah derasnya tuntutan profesionalisme guru dan getolnya pembicaraan tentang

perlunya sertifikasi mengajar bagi para guru, Kabupaten Manggarai Timur seakan

digodam oleh tubrukan tuntutan ini. Secara kasatmata, 87 persen tenaga pengajar di

Kabupaten Manggarai Timur adalah guru-guru tamatan SPG. Kepada merekalah kita

percayakan tugas pengajaran dan pembelajaran. Merekalah yang pertama-tama

menjalankan tugas pendidkan formal. Apakah mereka ini tenaga professional? Pertanyaan

ini bisa dijawab dari output pendidkan di Manggarai Timur. Sekarang, anda bisa menilai

dan memprediksi tentang masa depan pendidikan di Manggarai Timur. Lebih spesifik,

persoalan profesionalitas guru langsung berkaitan penguasaan materi pembelajaran dan

penerapan pola pengajaran dan pembelajaran yang effektif. Persoalan lain adalah banyak

guru yang menjalankan tugas guru bukan sebagai profesi tetapi sebagai mata

pencaharian. Jangan boro-boro berbicara tentang profesionalitas, apakah guru hadir di

kelas pada jam pelajaran, ini juga persoalan sendiri. Banyak guru yang masih memakai

materi tahun 1960-an, tidak memakai materi yang kontekstual.

Page 24: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

System management pendidikan kita baik pada lembaga yang paling tinggi Departemen

Pendidikan Nasional, sampai pada lembaga yang paling rendah sekolah yang

menyelenggarakan pendidikan, dengan berbagai kebijakan yang dikeluarkannya seakan

mempersiapkan orang untuk gagal. Kurikulum yang gonta-ganti, UN yang problematik,

proyek buku pelajaran yang manipulatif dan penuh dengan KKN adalah tanda tidak

memadainya system pendidikan kita. Jelas tirani Negara, kapitalisme pasar dan anarki

masyarakat turut memperparah pendidikan kita. Sekolah yang kuat dengan manajemen

yang professional akan tetap eksist. Lantas bagaimana nasib sekolah dengan system

managemen lemah dan hanya pasrah pada keputusan dari atas. Dalam konteks ini kita

seringkali menemukan persoalan yang disebabkan oleh tubrukan kepentingan pada

tingkat nasional dengan realitas penyelenggaraan pendidikan pada tingkat lokal.

Persoalan ini berbuntut pada krisis pendidikan. Lagi-lagi, system pendidikan

mempersiapkan orang untuk gagal. Itu baru system, bagaimana dengan orang yang

menjalankan system. Ada banyak cerita sumbang yang kita dengar. Ada banyak

pengawas dari ibu kota propinsi, kabupaten atau kecamatan yang mengunjungi sekolah

untuk minta tanda tangan dari kepala sekolah untuk kenaikan pangkat. Ia tidak

menjalankan tugas supervisi. Kepala sekolah yang bermental proyek. Ada juga proses

pemiskinan, “minta” uang dari sekolah. Para pejabat di propinsi paling senang ke

Manggarai karena ada amplop. Orang yang menempati pos-pos penting di Diknas adalah

orang yang bermasalah. Atau dalam term management pendidikan diadministrasikan.

Tidak dapat mengajar atau bermasalah waktu menjalankan tugas pengajaran. Ironis

memang. Itulah cerita-cerita buram tentang pendidikan kita.

Bagaimana dengan sarana dan prasarana pendidikan? Sekolah dengan sarana prasarana

penunjang yang memadai hanya terdapat di kota-kota besar. Ini tidak kita temukan di

daerah-daerah kita. Dalam kondisi ini kita tidak mungkin dapat menyelenggarakan

kegiatan pendidikan yang ideal yang mengarah pada peningkatan mutu dan terciptanya

output yang kompetitif. Ada ketimpangan antara visi pendidikan nasional dengan misi

pendidikan yang mesti diaktualisasikan dalam kegiatan-kegiatan konkret termasuk

penyediaan sarana prasarana penunjang kegiatan belajar mengajar. Bersyukurlah dalam

kondisi seperti ini kita masih sanggup menyelenggarakan pendidikan. Patut disayangkan

Page 25: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

memang kalau ada sekolah yang harus dijual atau ditutup, sebagai mana yang kita dengar

di beberapa tempat lain di Indonesia. Pendidikan yang kita jalankan alakadarnya saja.

Pendidikan di Manggarai Timur adalah pendidikan di tengah realitas kemiskinan

masyarakat. Menyelenggarakan sekolah dengan biaya tinggi tentu membawa beban

ekonomi. Apalagi masyarakat selalu berpikir pendidikan itu mahal. Ada banyak anak

tamatan sekolah yang tidak melanjutkan pendidikan karena persoalan biaya. Banyak yang

berhenti di SD. Sebagai contoh, SDI Tanggo 1997: Masuk 31 tamat 16, masuk SMP 12

orang, masuk SMA 8. Ini baru satu contoh. Kita juga menemukan fakta lain bahwa

berkurangnya anak untuk mengikuti kegiatan pendidikan lebih karena kurangnya

motivasi untuk belajar. Atau katakanlah tidak mau sekolah. Sementara peluang untuk

melanjutkan pendidikan dan mengenyam pendidikan yang lebih tinggi dengan biaya yang

sanggup dijangkau masyarakat bawah masih tersedia. Begitu juga dengan semakin

genjarnya GNOTA, beasiswa dari pemerintah dan yayasan serta subsidi silang antara

lembaga pendidikan. Memang ini cukup ironis. Di tengah merebaknya budaya pesta,

masyarakat masih menganggap pendidikan mahal. Pikiran kita tentu tidak berhenti pada

sedikitnya orang yang mengenyam pendidikan formal. Ada juga hal lain yang kita

pikirkan. Paling tidak, rendahnya pendidikan dapat memicu lahirnya persoalan sosial di

tengah masyarakat.

C. Kiprah Gereja dalam Bidang Pendidikan

Karya nyata gereja di bidang pendidikan sebagai salah satu aspek pemberdayaan

masyarakat berjangka panjang merupakan bagian integral dari sejarah Gereja Keuskupan

Ruteng. Sejak masa awal misi di Flores Barat (Manggarai) para misionaris dan awam

sudah menunjukkan keprihatinan dan usaha nyata untuk meningkatkan mutu pendidikan

. Pembukaan sekolah-sekolah dari pendidikan dasar sampai pendidikan menengah bahkan

pendidikan tinggi telah menjadi bagian penting dari keprihatinan gereja. Sekolah-sekolah

tersebut bernaung di bawah Yayasan SUKMA. Pendidikan dengan itu juga sudah disadari

sebagai pilar utama penyangga kehidupan menggereja. Searah perjalanan waktu, misi

pendidikan Gereja Manggarai telah mencetak tokoh-tokoh katolik maupun non katolik

yang berkiprah di tingkat local maupun nasional.

Page 26: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

Hingga tahun 2007, di wilayah Kabupaten Manggarai Timur sekurangnya terdapat 4

TKK, 101 SDK, 12 SMP dan 2 SMA, yang langsung berada di bawah penanganan

Yayasan SUKMA. Kehadiran lembaga-lembaga tersebut di tengah masyarakat paling

tidak telah menjawabi dan memenuhi harapan masyarakat untuk mendapat pendidikan

wajib; wajib belajar 9 tahun. Pemenuhan harapan itu tentu tidak serta merta hanya

diembankan oleh Gereja. Pemerintah dan yayasan-yayasan lain juga mempunyai peran

yang sama.

Peran serta Gereja Keuskupan Ruteng dalam pemberdayaan masyarakat bukan hanya

pada kegiatan membuka sekolah dan menyediakan sarana prasarana pendidikan.

Kegiatan-kegiatan praktis yang berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan di sekolah

juga mendapat perhatian Gereja. Pengadaan tenaga-tenaga pengajar, pelaksanaan kursus,

dan pelatihan untuk peningkatan profesionalisme guru juga gencar dilaksanakan. Guru

diajak dan dilatih untuk memiliki kompetensi sebagai tenaga pengajar professional. Guru

menjadi professional dalam arti menguasai ilmu dengan baik dan memiliki keterampilan

untuk membagikan ilmu dan menghidupkan iklim pembelajaran yang efektif. Secara

spesifik para guru diperkenalkan dan dilatih untuk memahami kurikulum baru KTSP,

berikut strategi pembelajaran yang khas dan kontekstual yang meningkatkan peran aktif

siswa dalam pembelajaran serta mampu mengakomodasi kepentingan nasional dan

kebutuhan masyarakat lokal. Dengan demikian, perpaduan yang sinergis antara

kebutuhan nasional dan lokal tidak membuat guru dan siswa tercerabut dari kekayaan

nilai budaya dan kearifan tradisional yang dipelajarinya dari masyarakat dan

lingkungannya.

Untuk menunjang mutu pendidikan, Gereja melalui Yayasan SUKMA juga

mengoptimalisasi dan memfasilitasi kerja sama antara sekolah. Pikiran positif ini

terealisasi dalam kegiatan pertukaran guru dan siswa. Memang pelaksanaannya sungguh

terbatas, namun cara ini sudah memompa dan memacu semangat belajar siswa dan

meningkatkan kinerja kerja para guru untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Kegiatan

penelitian pada tingkat sekolah juga dijalankan. Dengan adanya keterbatasan fasilitas

yang menunjang pelajaran; Perpustakaan dan laboratorium (buku dan alat-alat peraga);

para guru dan siswa diberi kesempatan untuk belajar dari pengalaman sekolah-sekolah

lain.

Page 27: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

Keprihatinan Gereja melalui Yayasan SUKMA pada tingkat pertama lebih berorientasi

pada upaya peningkatan profesionalitas guru. Guru-guru harus professional. Upaya

konkrit peningkatan profesionalitas guru sudah nyata melalui penyelenggaraan

lokakarya. Peluang untuk studi lanjut bagi para guru juga terbuka lebar. Paling tidak ini

nyata dalam tingginya minat masyarakat untuk mengenyam pendidikan guru di PGSD.

Pada tataran lebih jauh, upaya gereja bukan saja sebatas pada upaya perluasan dan

penambahan pengetahuan yang berguna bagi para guru, tetapi juga peningkatan soft skill

(nilai-nilai kemanusiaan dan rohani) yang diselenggarakan melalui kegiatan ret-ret dan

rekoleksi. Ini juga merupakan sebuah kegiatan penyadaran. Menjadi guru bukanlah

sebuah mata pencaharian tetapi sebuah profesi dan pelayanan. Menjadi guru bukanlah

tempat yang pas untuk mencari duit. Tentu ini sama sekali tidak berarti bahwa

kesejahteraan guru tidak diperhatikan. Dengan mengembankan tugas sebagai guru,

seseorang sebetulnya dipanggil untuk mengabdi dan melayani. Lebih jauh, untuk

meningkatkan mutu pendidikan, kita bukan cuma membutuhkan guru-guru yang pintar-

guru-guru yang memiliki kompetensi keilmuan tetapi juga membutuhkan guru-guru

yang kaya akan nilai-nilai kemanusiaan dan spiritual.

D. Merancang Pendidikan Masa Depan: Rekomendasi Pemikiran

1. John Dewey dalam bukunya Education and Experience berbicara banyak tentang

pendidikan. Dikotomi pendidikan tradisional yang mengedepankan peran sentralistik

guru dan pendidikan progressive yang mengedepan kemajuan secara tajam menghasilkan

output pendidikan yang tidak otonom dalam berpikir dan kurang peka terhadap

lingkungan hidupnya. Peserta didik teralienasi dari lingkungan hidupnya karena apa yang

diterimanya dalam proses belajar mengajar adalah sesuatu hal yang asing, tidak

menyentuh pengalaman hidupnya yang konkret. Pendidikan tradisional dengan pola

pendekatan yang berpusat pada guru, telah menempatkan siswa sebagi obyek, yang

kehilangan kreativitas dan kemandirian untuk berpikir. Pendidikan tradisional hanya

menanamkan nilai-nilai tradisional yang dijejalkan sebagai patokan tingkah laku dalam

kehidupan masyarakat. Guru mengajarkan apa yang diterima dari guru sebelumnya.

Materi pendidikan tidak berkembang. Masyarakt menjadi tertutup terhadap nilai-nilai

baru. Pendidikan tidak lebih dari sebuah proses pewarisan nilai. Pengetahuannya tidak

lebih dari pewarisan nilai-nilai tradisional.Di pihak lain, pendidikan progressive yang

berorientasi pada kemajuan lebih banyak mencecoki peserta didik dengan kemajuan

Page 28: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

mutakhir di negeri nun jauh. Anak di bawah ke dunia yang lain. Ia kehilangan pijakan

untuk berpikir tentang masyarakatnya. Dalam kerangka pemikiran Dewey, model

pendidikan yang baik harus mampu mengakomodasi pengalaman hidup peserta didik.

Pengalaman pergumulan hidup individu di tengah masyarakat adalah sumber belajar.

Lingkungan di mana ia tinggal adalah sebuah wacana yang perlu dieksplorasi. Pendidikan

adalah sebuah proses internalisasi. Internalisasi pengalaman individu dan masyarakatnya.

Pendidikan model ini tidak membuat individu asing dari masyaraktnya. Ia menjamin

kontinuitas pengetahuan. Apa yang dipelajari di ruang kelas bukanlah sesuatu hal yang

asing. Siswa dapat melihatnya dalam kehidupannya yang konkrit. Proses belajar tidak

mencerabut individu dari basis pengalamannya. Bagaimanakah praxis pendidikan ala

Dewey dijalankan dalam konteks masyarakat kita. Masyarakat dan lingkungan di mana

individu hidup serta berbagai pengalamannya adalah materi belajar. Masyarakat dan

lingkungan menjadi laboratorium tempat berlangsungnya kegiatan pendidikan.

Pendidikan dengan demikian tidak mesti dijalankan di dalam ruangan kelas. Dalam

konteks ini, kegiatan pendidikan dapat dijalankan di mana saja; di alam terbuka, di sawah,

sungai, di tengah perkampungan, di pasar dll. Dengan melihat kenyataan yang ada, siswa

dengan sendirinya merumuskan pemahamannya atas apa yang dijumpainya dalam

pengalaman hidup, mendiskusikannya dengan teman-teman, kemudian diperkaya oleh

pemahaman sang guru. Proses belajar seperti ini menjadi lebih menarik dan memberi

kesempatan yang lebih luas bagi para siswa untuk berkembang. Dalam konteks ini

Sekolah Alam bisa menjadi alternative untuk mengimbangi kurangnya sarana dan

prasarana.

2. Salah satu tuntutan mendesak dalam kehidupan modern adalah perlunya kerja sama

antara berbagai pihak. Net work (jaringan kerja) menjadi kata kunci sekaligus penjamin

keberlangsungan usaha. Dalam konteks pendidikan masyarakat pinggiran yang dililit

oleh berbagai persoalan, menggalang kerja sama dengan berbagai pihak menjadi semakin

penting. Kerja sama untuk meningkatkan mutu pendidikan di daerah bisa saja dijalankan

dengan menghidupkan net work-membangun kerja sama dengan berbagai pihak. Kerja

sama bisa dijalankan dengan pihak universitas yang siap untuk memberikan pelatihan

bagi guru-guru, kerja sama dengan pemerintah untuk menyelenggarakan kegiatan

pelatihan terpadu yang berbasis kebutuhan lokal, kerja sama dengan sekolah-sekolah

yang sudah maju dan kerja sama dengan tokoh-tokoh professional,kerja sama antara guru

Page 29: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

bidang studi. Kerja sama ini bukan cuma untuk meringankan beban financial sekolah

dalam menyelenggarakan kegiatan pelatihan tetapi terutama berorientasi pada

peningkatan mutu pendidikan. Terbersit khabar bahwa di Dinas Pendidikan ada dana

yang nombok, tak tahu harus diapakan. Dari pada dikorupsi dana-dana tersebut lebih baik

dimanfaatkan.

3. Salah satu pikiran alternatif yang bias dikedepankan untuk meningkatkan mutu

pendidikan di Manggarai Timur adalah membentuk pusat studi atau kajian pendidikan

yang menyelenggarakan diskusi dan kegiatan penelitian di bidang pendidkan. Pusat studi

ini dapat menjadi bank informasi bagi penataan pendidikan dan pengembangan

kurikulum. Hasil penelitian tersebut dapat menjadi basis pengambilan kebijakan yang

tepat bagi penyelenggaraan pendidikan. Kegiatan ini dijalankan oleh kelompok-kelompok

professional yang mengikutsertakan guru dan murid.

4. Kerja sama antara guru bidang studi dan antar sekolah perlu dioptimalisasikan. Bahkan

pada tataran yang lebih konkrit harus bisa merumuskan kesamaan materi pembelajaran,

tanpa mengabaikan corak dan keistimewaan sekolah masing-masing.

E. Penutup

Di manakah anak-anak kita harus belajar, bagaimanakah mereka harus belajar, dan

kepada siapakah mereka harus belajar adalah pertanyaan kunci dari seminar kita pada

kesempatan ini? Kita bisa menjawabnya di sini dan kini.

Kita semua tentu sepakat, pendidikan telah menjadi tungku utama pemberdayaan

masyarakat sekaligus penentu kualitas bangsa. Melalui media pedidikan kegiatan

pemberdayaan itu berproses. Supaya pendidikan itu menghasilkan output yang

berkualitas baik, maka faktor-faktor penentu pendidikan harus diberdayakan. Kegiatan

pemberdayaan ini terutama berorientasi pada manusia yang menyelenggarakan

pendidikan baik guru dan peserta didik, tenaga non edukatif yang bergerak di bidang

pendidikan, serta masyarakat. Untuk mengoptimalisasikan kegiatan pemberdayaan

tersebut aspek lain juga perlu mendapat perhatian. Sarana-prasarana pendidikan dan

lingkungan fisik yang menunjang kegiatan pendidikan paling tidak juga perlu mendapat

perhatian.

Page 30: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

* Imam diosesan Ruteng yang sedang menempuh kuliah di Universitas

Sanata Dharma

Bahan Acuan

Atmadi A., Setiyaningsih Y., ed., Transformasi Pendidkan, Yogyakarta, Kanisius dan Universitas Sanata Dharma, 2004.

Aoer Cyprianus, Masa Depan Pendidikan Nasional (Catatan Seorang Wartawan), Jakarta, Center for Poverty Studies, 2005.

Buchori, Mochtar, Pendidikan Antisipatoris, Yogyakarta, Kanisius, 2006.

Darmaningtyas, Pendidikan Rusak-Rusakan, Yogyakarta, LKiS, 2005.

Lie, Anita, Profesional Pendikan, Materi Lokakarya Menyiasati Pendidikan di Indonesia, Klaten, September 2007.

Sindhunata, ed., Membuka Masa Depan Anak-Anak Kita, Yogyakarta, Kanisius, 2004.

Sindhunata, ed., Menggagas Paradigma Baru Pendidikan, Yogyakarta, Kanisius, 2004.

Sindhunata, ed. Pendidikan: Kegelisahan Sepanjang Zaman, Yogyakarta, Kanisius , 2005.

Page 31: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

PEMBEDAYAAN SOSIAL, BUDAYA DAN EKONOMI

MANGGARAI TIMUR

(Neka Hemong Kuni Agu Kalo)

Oleh Dr. Niklaus Got*

A. Latar Berlakang

Pemekaran manggarai menjadi tiga kabupaten (Manggarai, Manggarai Barat dan

Manggarai Timur) merupakan wujud tanggung jawab dan konsekuensi pemerintah pusat

sesuai dengan amanat undang-undang dasar 1945 yang diamandemen, pasal 18 dan

undang-undang otonomi daerah nomor 32 tahun 2004 pasal 4. Pemekaran tersebut bukan

dipandang dari sudut luas wilayah idealnya enam kabupaten, namun dari penyebaran

penduduk dan jumah kecamatan yang ada sudah cukup. Ironisnya pemekaran masih

membuat pro dan kontra dalam masyarakat. Terlepas dari itu, Manggarai Barat sudah

disahkan DPR RI (dewan perwakilan rakyat republik Indonesia) pada tahun 2003 dan

telah memiliki bupati dan waki bupati defenitif. Jika Manggarai Barat sebelum adanya

bupati dan wakil bupati defenitif, pejabat bupatinya ditunjuk oleh gubernur dan

direkomendai Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, sebaliknya Manggarai Timur

sebelum adanya bupati dan wakil defenitif pejabat bupatinya ditunjuk oleh bupati

kabupaten Manggarai. Namun, persoalannya sekarang adalah pejabat bupati Manggarai

Timur yang ditunjkan bupati dan wakil bupati defenitif Manggarai yang direkomendasi

Menteri DalamNegeri Republik Indonesia, belum dilantik. Alasannya sangat klasik,

belum diterima oleh seluruh stakeholder Manggarai Timur. Konsekuensinya roda

pemerintahan di sana belum berjalan efektif.

Dalam rangka mencari solusi masalah tersebut di atas, maka perlu adanya partisipasi dari

semua pihak, termasuk dari kalangan mahasiswa dan para cendekiawan, budayawan

sebagai betuk kepedulian terhadap persoalan yang dihadapi Pemerintah Daerah

Manggarai dan seluruh stakeholder masyarakat baik organisasi maupun simpatisan. Bupati

dan wakil bupati defenitif yang diinginkan masyarkat Manggarai Timur adalah mampu

meningkatkan SDM (sumber daya manusia) khas Manggarai Timur maupun

mempertahankan bahkan mengembangkan budaya khas Manggarai Timur dan mampu

Page 32: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

meningkatkan ekonomi serta mendongkrak pendapatan perkapita masyarakat Manggarai

Timur.

Karena diskusi publik ini yang diprakarsai Mahasiswa asal Manggarai Timur yang kuliah

di Yogyakarta dan sekitarnya merupakan blue print agenda komunikasi yang efektif dan

efisien, serta relevan dan urgen untuk menyamakan persepsi dan pandangan masing-

masing bagi penyeleksian masalah tersebut di atas.

Pemberdayaan, jika merujuk pada konteks pemekaran kabupaten Manggarai Timur yang

baru disahkan DPR RI (Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia) pada pertengahan

juli 2007, dan belum ada pejabat bupati untuk menjalankan roda pemerintahan sementara,

maka hal tersebut perlu ditelaah secara kritir pada tataran praktisi namun tetap dalam

perspektif akademin dan bebas nilai. Pemberdayaan sosial titik sentralnya adalah

mengoptimalkan kemampuan SDM (sumber daya manusia) Manggarai Timur;

pemberdayaan budaya titik sentralnya adalah meningkatan mutu hasil karya manusia

yang mewarnai jati diri masyaraksat dan individu Manggarai Timur, dan pemberdayaan

ekonomi sentralnya adalah tercukupinya kebutuhan ekonomi yang berarti tercukupinya

kebutuhan sandang pandang bagi seluruh rakyat dan selanjutnya mampu mendongkrak

pendapatan perkapita masyarakat Manggarai Timur, agar dapat hidup lebih layak seperti

rakyat Indonesia lainnya. Jadi, esensi dari pemekaran kabupaten Manggarai Timur selain

mempermudah dan meratanya pelayanan adaministrasi bagi masyarakat, juga

meningkatkan pendapatan perkapita, optimalnya pengelolaan potensi daerah,

representatifnya permberdayaan sosial, budaya dan politik, terkendalinya angka kelahiran

yang berdampak pada terkendalinya pertumbuhan penduduk sesuai dengan angka

pertumbuhan ekonomi serta meningkatnya pertahanan dan keamanan masyarakat.

B. Permasalahan

Bertolak dari latar belakang maslah tersebut di atas, maka permasalahan yang perlu

dikritisi secara praktis dan dalam perspektif akademis serta bebas nilai adalah bagaimana

membuat pemetaan secara deskriptif yang kontekstual dan proposional, integral dan

komprehensif bagi upaya pemmberdyaan sosial, budaya dan ekonomi Manggatai Timur.

Page 33: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

C. Pemberdayaan Sosial

Pemberdayaan sosial titik sentralnya adalah pemberdayaan manusia secara individu.

Pemberdayaan manusia secara individu titik sentralnya adalah manusia muda.

Pemberdayaan manusia muda yang disebut pemuda, substansi kaum cendekiawan atau

intelektual, titik sentralnya adalah optimalnya kemampuan sember daya manusia yang

bersumber pada kesadaran tinggi, kesadaran pada tataran empat dimensi yaitu

pandangannya sangat luas, akan sangat penjang, isi pikirannya sangat dalm dan ide atau

intuisinya sangat tinggi. Kesadaran pada tataran empat dimensi sepertiini disebut

kesadaran kosmis (Ouspensky, 1970: 303). Berkat kesadaran kosmis rasul Paulus

bertobat, berubah dari pribadi yang sangat brutal, brandal, kejam, sadis menjadi pribadi

yang sangat santun, saleh, patuh dan penuh kasih. Kasih menurut rasul Paulus adalah

sabar, murah hati, tidak cemburu, tidak memegahkan diri dan tidak sombong, tidak

mencari keuntungan diri sediri, tidak dendam, dan bersukacita karena kebenaran bukan

karena ketidakadilan (Korintus 13:4-6).

Kesadaran kosmis menurut telaah psikologis, ditentukan oleh dua faktor yaitu internal

(hereditas) dan eksternal (lingkungan). Faktor internal (hereditas) sangat tergantung

pada gen yang diturunkan orangtua dalam berbagai hal, antaraa lain IQ (intelligence

Quotient), EQ (emotional Quoetient), dan SQ (social Quotient). Keseimbangan ketiga hal ini

akan melahirkan sumber daya manusia individu yang memilki kesadaran pada empat

dimensi yaitu kesadaran kosmis. IQ tinggi ditandai dengan mampu memecakan masalah

tanpa masalah, EQ ditandai dengan sabar tanpa batasa tidak mudah marah dan tidak

cepat tersinggung dan SQ tinggi ditandai sangat sensitif dan selalu inisiatif dalam

memecah masalah. Faktor eksternal adalah lingkungan sosial dan alam. Lingkungan alam

adalah potret topografi yang susbur dan jenis vegetasi yang menambah kesubran tanah,

memperbaharui temperamen manusia secara individu. Lingkundan sosial dibedakan atas

tiga yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat yang memperbaharui etika pergaulan

individu dan norma moral dalam hidup bemasyarakat.

Jadi permberdayaan sosial berkat kesadaran kosmis, esensinya semakin mengoptimalkan

kemampuan manusia secara individu. Karena itu pemberdayaan sosial perlu ditelaah

dalam empat hal menurut SWOT (strenght, weakness, opportunity dan threat).

1. Strenght (kekuatan)

Page 34: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

a. Menurut Kuntjaraningrat (1970:190) etnis masyarakat Manggarai relatif

bersifat homogen yaitu berasal dari mongoloid-melayu, dengan variasi atas

beberapa etnis seperti Minagkabau, Bugis, Makasar, Selayar, Bima dan

Gorontalo.

b. Masih kuatnya agama nenek moyang warisan Mongoloid-melayu,

menghormati ceki atau seki (roh-roh nenek moyang), naga golo ( mahluk

halus) yang menjaga perkampungan dan naga uma (mahluk halus) yang

menjaga ladang pertanian. Keyakinan ini mirip dengan barongsai dalam

agama konghucu (konfusius).

c. Masih kuatnya kharisma tu’a gendang sekaligus tu’a lingko (penjaga

genderang sekaligus penguasa atas areal lanadang untuk kebun yang

berbentuk bulat) dalam satu kampung.

d. Masih kuatnya hak ulayat yaitu hukum yang tidak tertulis dan diwariskan

secara turun temurun kepada anak cucu yang dipegang oleh tu’a gendang

(penguasa atas genderang). Selai tu’a gendang ata juga tu’a teno weri landuk

(penguasa yang bertugas menanam kayu induk) pada suatu lingko untuk

dibagikan secara adil kepada anggota kebun ladang dalam satu kampung.

2. Weakness (kelemahan)

a. Masih maraknya perkawinan dalam sesama etnis dan perkawinan tunggu

dungka (cross-cousin asimetris). Menurut hukum Mendel perkawinan

semacam ini tidak memberikan manfaat bagi kelangsungan keturunan

karena pada umumnya anak yang dilahirkan, secara biologis menghasilkan

keturunan yang tidak energik, daya juang rendah, secara sosiologis agak

sulit beradaptasi dengan lingkungan masyarakat dan IQ berada di bawah

rata-rata.

b. Pengaruh reformasi dan globalisasi, masih ada anggota masyarakat yang

tidak patuh pada tokoh adat yang memiliki kharisma. Akibatnya, mereka

ini selalu bertingkah laku yang tidak sesuai dengan etika dan norma yang

dianut masyarakat sehingga mengakibatkan terjadinya benturan sosial.

Mereka membuka ladang pertanian semaunya, mengabaikan etika dan

norma yang dianut masyarakat.

c. Tetap ada anggota masyarakat yang ingin menghilangkan hak ulayat dan

diganti dengan hukum formal. Namun kehadiran hukum formal

Page 35: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

menimbulkan benturan dengan tradisi sosial yang dibangun melalui

hukum ulayat.

d. Terlalu merendahkan diri pada tempat yang tidak perlu diungkapkan.

Ungkapan basa basi neka rabo (jangan marah) setiap kali berjumpa atau

berbicara pada hal perjumpaan atau pembicaraan itu tidak menimbulkan

akibat yang membuat orang lain marah, tetapi justru bermakna membuat

orang jadi munafik.

3. Opportunity (peluang)

a. Temperamen serius, tidak identik dengan watak keras, kasar, menang-

menangan tetapi dibalik itu tersirat watak lemah lembut, jujur, setia,

sportif. Hal ini menurut Whithead (1979) selain disebabkan faktor internal

juga faktor eksternal.

b. Perilaku linggop (rendah hati cara Manggarai, bukan rendah diri) adalah

khas Manggarai yang termanifestasi melalui courtesy dalam pergaulan.

c. Berkat berlakunya Undang-Undang Otonomi Daerah, Nomor 32 tahun

2004, menggantikan Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999, tentang

pemilihan Bupati dan wakil Bupati secara langsung oleh rakyat, merupakan

modal dasar bagi rakyat yang memiliki hal untuk memilih dan dipilih

sesuai dengan aspirasi masyarakat dalam rangkak mewujudkan sistem

pemerintahan yang bersih, berwibawa, adil dan transparan. Dengan

demikian, pembangunan Manggarai Timur berguna bagi terwujudnya

kesejahteraan secara adil dan merata bukan suatu utopia.

d. Pemekaran kabupaten Manggarai Timur secara politis mempersempit

rentang kendali dari pemeritah pusat ke daerah-daerah yang ada di

bawahnya pada tingkat kabupaten, secara geografis mempersemput jarak

tempuh perjalanan dinas dari desa dan kecamatan ke ibu kota kabuipaten

dan sebaliknya, serta secara administratif tentu memerlukan pengangkatan

tenaga pergwai negeri sipil yang baru. Hal ini merupakan peluang bagi

para sarjana fresh graduate mengikuti test seleksi menjadi PNS (pegawai

Negeri sipil). Diharapkan sarjana fresh graduate mempu berkerja cerdas

bukan kerja keras, mendharma-baktikan tenaga dan pikiran bagi

percepatan kemajuan Manggarai Timur.

4. Mengubah threat menjadi opportunity

Page 36: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

a. Dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia yang berarti

meningkatkan kesadaran kosmis hidup bermasyarakat, bagi manusia yang

putus sekolah, pemerintah daerah pada tingkat kabupaten perlu

menyediakan alokasi dana yang berasal dari APBD untuk membiayai

pendidikan mereka yang putus sekolah melali paket A setara dengan

ijazah SD, paket B setara dengan ijazah SMP dan paket C stara dengan

SMA.

b. Dalam rangka meningkatkan kesadaran kosmis hidup bermasyarkat,

pemerintah daerah pada tingkat kabupaten perlu adanya alokasi dana yang

berasal dari APBD untuk menyelenggarakan kursus-kursusu keterampilan

sesuai dengan potensi masayarkat. Masyarakat Manggarai Timur memiliki

potensi bertenun agar hasil tenunannya semakin bermutu dan memiliki

nilai jual yang tinggi maka diperlukan kursus-kursus keterampilan. Selain

itu tokoh masyarakat yang mimiliki keterampilan tertentu perlu studi

banding ke luar daerah baik antar kabupaten maupun antar propinsi untuk

mengetahui cara-cara masyarkat lain dalam meningkatkan

keterampilannya.

5. Tradisi yang tetap dipertahankan

a. Kegiatan sosial dodo dan wekol (mengerajakan kebun ladang bersama-sama

dan bergilir) rambet (kerja kebun ladang dengan imbalan makanan penuh

tanpa pemarih), campe atau sampe (kerja kebun landang dengan imbalan

secukupnya).

b. Kegiatan sosial lodok uma yaitu membagi ladang untuk kebun berdasarkan

ukuran dengan menanam landuk (kayu pusat) kemudian dengan lance atau

lanse (kayu pembatasa dengan anggota lain) lurus dari pusat hingga ke

pembatas akhir, makin keluar makin besar dan dibuat lebe (sayap) yang

mirip dengan sarang laba-laba.

c. Kegiatan sosial kumpul kope yaitu kumpul uang dari semua anggota

masyatakat dalam satu kampung untuk membayar mas kawin (paca atau

wagal) bagi salah satu anggota keluarga yang menikah dengan gadis lain di

tempat lain.

Page 37: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

d. Kegiatan sosial caer cumpeng atau saer sumpeng yaitu memindahkan bayi

bersama ibunya dari tempat tidur sementara dekat tungku api selama 8

hari utuk memperlancar keluar darah kotor ibu.

e. Kegiatan sosial boak ata mata (menguburkan orang yang meninggal) dan

kelas (pesta kenduri) bagi orang yang sudah meninggal.

E. Pemberdayaan Budaya

Pemberdayaan budaya berkat kesadaran kosmis titik sentralnya adalah semakin

optimalnya mutu hasil-hasil karya manusia. Optimalnya mutu hasil-hasil karya manusia

titik sentralnya adalah optimalnya keterampilan induvidu bagi keberadaannya dalam

masyarakta yang termanisfestasi melalui mutu potret bangunan rumah adat yang disebut

niang. Rumah adat niang berbentuk bulat lonjong, makin ke atas makin kecil, model

atapnya seperti payung setegah terbuka. Rumah ada dihuni oleh tokoh dari beberapa

etnis yang dipercaya masyarakat seagai tu’a gendang (tokoh kharisma pemangku dan

penjaga genderang). Tugas dari tu’a gendang adalah menjaga keharmonisan secara

horizotal yaitu antara individu dengan individu, antara individu dengan masyarakat,

antara masyarakat dengan masyarkat dan keharmonisal hidup secara vertikal antara

manusia dengan mori agu ngaran ata jari agu dedek tana wa awang eta (Tuhan Pencipta

Langit Dan Bumi), ceki atau seki dan naga golo yang menjaga perkampungan serta naga

uma yang menjaga kebu ladang atau sawah.

Jika ada anggota masyarakat yang menurut kepercayaan agama nenek moyang

menyimpang dari etika dan norma hidup masyarakat maka tugas dari tu’a gendang harus

segera mengambil tindakan yang sesuai dengan etika dan norma hidup bermasyarakat

menurut tradiis agama nenek moyang. Dalam perselingkuhan pada masyarakat ada istilah

jurak. Jurak yaitu hubungan sebagai suami istri yang tidak sesuai dengan tradisi garis

keturunan yang tidak dikehendaki terjadi menurut tradisi agama nenek moyang,

misalnya ema ngoeng anak, anak ngoeng ende, nara ngoeng weta. Jika dalam satu kampung

terjadi hubungan selingkuh maka tugas tu’a gendang harus segera mencari

pemecahannya. Solusi yang lazim dilakukan masyarakat akibat jurak biasanya terdapat

lonto lobo ngensung atau ngencung pana mata loho (duduk di atas lesung, menengadah ke

atas dan menantang matahari) sambil bersumpah dilakukan melalui tudak dengan

memotong seekor kerbau dan kepalanya dibenamkan ke dalam tanah di dekat

Page 38: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

compang/sompang (tempat memberi sesajian) kepada mori agu ngaran ata jari agu dedek ta

wa awang eta, ceki/seki, naga golo yang menjaga perakampungan dna berjanji utuk tidak

terulang kembali pada perbuatan serupa. Jika jurak sering terjadi dan tidak mencarikan

solusi secara baik dn benar oleh tu’a gendang maka peringatan dari Tuhan, ceki/seki, naga

golo datang berupa bencana alam. Peristiwa yang baru terjadi di Manggarai berupa tanah

longsor, banjir, tenggelamnya perkampungan penduduk, dan menelan banyak korban

jiwa, jika dianalisis pada tataran kesadaran empat dimensi yaitu kesadaran kosmis adalah

peringatan dari Tuhan, ceki/seki, naga golo yang menjaga perkampungan bahkan naga uma

yang menjaga pertanian jik erjadinya bencana itu di ladang pertanian atau sawah.

Jadi pemberdayaan budya berkat kesadaran kosmis, esensinya semakin optimalnya mutu

hasil-hasil karya manusia. Karena pemberdayaan budaya perlu ditelah dalam empat hal

menurut analisis SWOT.

1. Strenght

a. Tetap mempertahankan budaya dalam bentuk rumah adat yang disebut

niang. Rumah adat yang disebut niang yang berbentuk bulat, lonjong, makin

ke atas makin kecil, model atapnya seperti payung setengah terbuka. Rumah

ini tempat bekumpulnya semua warga dan memecahkan berbagi jenis

persoalan masayarkat dalam perspektif agama nenek moyang, memiliki

kekuatan spiritual yang bersifat transenden. Selain itu memiliki kekuatan

profan yang bersifat imanen, hubungan horisontal antara manusia dengan

manusia dan antara manusia dengan alam sekitar.

b. Gendang berbentuk bulat memiliki rongga dan dilapisi atau ditutupi dengan

kulit kambing dan diikat dengan larik, selain sebagai kekuatan masyarakat

dalam satu kampung juga simbol ikatan pemersatu hubungan horisontal

antara masyarakat yang sangat rapat dan mapan dan sebagai simbol ikatan

pemersatu hubungan vertikal.

c. Membunyikan gendang dan gong dan diiiringan dengan lagu-lagu daerah

sambil menari-nari kegembiraan pada saat pesta merupakan simbol

hubungan horisontal dan vertikal yang harmonis.

d. Tembong (genderang kecil) sebagai induk dari gendang berbentuk bulat

lonjong pada suatu sisi yang agak besar ditutup dengan kulit kambing dan

diikat dengan larik atau rotan dan pada sisi lain yang agak kecil dibiarkan

Page 39: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

terbuka. Maknanya tembong bagian tertutup itu sebagai simbol

berkumpulnya seluruh warga sambil bergandengan tangan dalam satu etnis

atau satu kampung untuk menyelesaikan berbagai persoalan dan kemudian

mereka bersama-sama keluar yang disimbolkan pada tembong sebagai

terbuka untuk mencari nafkah, mencari kerja sesuai dengan profesinya

masing-masing. Setelah selesai mencari nafkah atau mencari kerja mereka

berkumpul kembali di rumah tembong sebagai induk gendang untuk

menyatakan syukur atas hasil yang dicapai dalam musim kerja selama satu

tahun kepada yang Maha Kuasa dalam sebuah pesta penti/berwalih.

e. Memberi sesajian selain pada cabang/sabang yang ditancapkan di compang di

tengah kampung juga pada lempar yang digantung pada lutur menurut panga

yaitu etnis atau klan dan memberikan sesajuan kepada warisan leluhur

seperti keris, mangkuk buatan Cina atau pusaka lain pada pesta penti atau di

Jawa disebut bersih desa, jika dilakukan secara baik dan benar sesuai dengan

kebiasan yang sering dilakukan akan mendatangkan kenyamanan hidup bagi

yang menjaganya.

f. Tu’a teno (penguasa kayu senu berbentuk gasing yang ditanam di pusat

kebun/lingko) prosesnya berawal dari acara tudak di rumah gendang

kemudian menuju lingko yang hendak dibagi kepada anggota untuk

melaksanakan kegiatan weri landuk sebagai pusat ladang kemudian pada

radius satu jengkal dengan membentuk lingkaran, tu’a teno membagi kepda

setiap anggota sebesar satu, dua atau tiga jari tangan dan dengan lance/lanse

ditarik lurus dari landuk hingga ke sini/sising. Dari landuk ladang kelihatan

kecil makin keluar makin besar dan berbentuk lingkaran dan pada setiap

bagian dibuat lebe yang nampaknya seperti sarang laba-laba.

g. Jika tu’a teno menjalankan tugasnya dengan baik dan benar dan semua

anggota toe mangga tiluing wahe deko artinya tidak selingkuh, maka semua

anggota ladang pertanian, tanamannya akan tumbuh subur tanpa gangguan

dan akhirnya akan memanenkan hasil. Tanda-tanda anggota ladang yang

terlibat kasus tiling wahe deko tanamannya selalu dimakan tikus. Jika tilung

wahe deko yaitu selingkuh diatasi menurut tradisi agama nenek moyang,

rocang/rosang dihadapan tu’a teno maka tanamannya tidak akan dimakan

tikus lagi. Karena itu tu’a teno sama seperti tu’a gendang atau tu’a tembong

Page 40: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

sangat dihormati di dalam masyarakat. Jadi masyarakat yang gagal panen

karena tanamannya diserang hama tikus adalah mereka tidak patuh pada tu’a

teno.

2. Weakness

a. Tradisi nenek moyang zaman dahulu membangun perkampungan di atas

bukit atau lereng-lereng gunung untuk terhindar dari serangan musuh

namun rawan terhadap bahaya banjir dan tanah longsor hingga sekarang

masih tetap dipertahankan. Hal ini disebabkan karena meraka merasa sudah

sangat menyatu dengan sang maha kuasa yang menjaga mereka. Istilah

mereka yang sangat mapan adalah tana serong dise empo mbate dise ame, pateng

wae worok golo. Jika dipaksakan harus pindah dilakukan melalui upacara adat

yang besar misalnya menyembelih seekor kerbau sebagi tumbal.

b. Memberikan sesajian kepada warisan nenek moyang tidak secara baik dan

lancar bahkan tidak dilakukan sama sekali akan kelihatan dalam pola hidup

tidak memberikan kenyamanan atau hidupnya tidak harmonis baik secara

keluarganya sendiri maupun dengan keluarga tetangga. Tanaman kebun

ladang atau sawah yang dikerjakannya tidak memberikan hasil maksimal

karena tanamannya kelihatanya dimakan hama tikus, namun tidak ditelaah

pada tataran kesadaran empat dimensi yaitu kesadaran kosmis,

sesungguhnya tanamannya itu dimakan oleh roh-roh dari warisan nenek

moyangnya sendiri.

c. Masyarakat yang sudah tidak menghormati lagi tu’a gendang/tu’e tembong

dan tu’a teno sangat kelihatan. Hubungan antara individu dengan individu,

antara individu dengan masyarakat sangat longgar karena tidak ada etika

dan norma hidup bermasyarakat yang dianut. Akibatnya kasus jurak

dianggap sebagai hal yang biasa terjadi dan wajar dalam hidup

bermasyarakat.

d. Masih ada budaya kembeleis (lalai, tidak peduli), budaya sendel atau hendel

(cemooh, sinis), dalam teknik pengelolaan lahan pertanian, dan bahkan tidak

memberikan apresiasi terhadap teknik pengelolaan lahan pertanian yang

dilakukan orang lain.

e. Masih kuatnya budaya kumpul-kumpul sambil main kartu dengan taruhan

uang dalam jumlah besar, juga budaya kumpul-kumpul hanya ngobrol yang

Page 41: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

tidak ada manfaatnya sambil minum minuman tuak raja atau sopi “bm”

(bakar menyala) hingga mabuk, sehingga tugas utama tertunda, bahkan

terlupakan, sehingga musim tanam pun terlewatkan.

3. Opportunity(Peluang)

a. Pemerintah daerah kabupaten Manggarai Timur perlu memprakarsai

perubahan kurikulum sekolah sejak SD (Sekolah Dasar) hingga

SMA(Sekolah Menengah Atas), dengan memasukkan budaya daerah

sebagai asset daerah yang harus dilestarikanguna meningkatkan Sumber

Daya Manusia yang berbudaya, beradab, etis, dan bermoral.

b. .Dengan berlakunya Undang-Undang Otonomi Daerah terbaru nomor 32

tahun 2004, tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat

sebesar 20 % dan Pemerintah Daerah sebesar 80% (propinsi 20%,

kabupaten 60%), merupakan modal besar bagi pemerintah daerah

Kabupaten Manggarai Timur untuk mengalokasikan dana perbaikan

kurikulum sekolah secara memadai guna meningkatkan mutu dan kekhasan

lulusan sekolah, yang dibebankan kepada APBD (Anggaran Pendapatan

Belanja Daerah).

4. Mengubah Threat(Tantangan) menjadi Opportunity (Peluang)

a. Mengantisipasi dengan termarjinalnya tarian-tarian dan lagu-lagu daerah oleh

lagu-lagu pop, dengan mendesain secara professional tarian-tarian dan lagu-

lagu daerah sesuai tuntutan zaman, bahkan harus masuk ke dalam kurikulum

sekolah sejak dari SD hingga SMA.

b. Mengembalikan tradisi Tudak (doa persembahan) yang tereliminasi sejak

masuknya Agama Katolik hingga tahun 1970an dianggap menyembah

berhala, sebagaimana diajarkan guru-guru sekolah dasar pada masa orde

lama.Tudak merupakan bagian puncak dari upacara ritual agama nenek

moyang untuk menghormati Mori Agu Ngaran Ata Jari Agu Dedek Tana wa

Awang eta (Tuhan Pencipta Langit dan Bumi), ceki atau seki (roh-roh

leluhur), naga golo (makhluk halus) yang menjaga perkampungan, naga uma

(makhlus halus) yang menjaga kebun ladang.

Page 42: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

c. Menyederhanakan tradisi pesta-pesta dalam skala besar seperti paca atau

wagal (mas kawin) yang secara sosiologis hanya demi mengangkat prestise

atau harga diri pada pihak anak rona (orang tua istri), namun secara ekonomis

justru mengorbankan prestise anak wina (orang tua suami) karena harus

menyerahkan uang pasa atau wagal (mas kawin) dan nggolong (belis) dalam

jumlah banyak. Istilah manggarai yang tidak diperlukan dibudayakan adalah

toe tombo cokol (sokol) toe tura tud, dan harus ada terobosan baru dengan

membayar uang pasa atau wagal (mas kawin) dan ngglong (belis) sesuai

dengan kemampuan pihak anak wina orang tua suami.

d. Melakukan promosi tari-tarian dan lagu-lagu daerah secara professional pada

tingkat nasional bahkan internasional, guna menarik minat wisatawan untuk

berkunjung ke Manggarai khususnya Manggarai Timur.Makin banyak

kunjungan wisatawan, makin meningkat pendapatan asli masyarakat, yang

berarti meningkat pula pendapatan asli daerah karena banyak uang yang

dibelanjakan wisatawan di sana.Dalam rangka mengantisipasi kunjungan

wisatawan khususnya mencanegara, perlu mempertahankan keaslian tari-

tarian daerah , lagu-lagu daerah, masakan dan minuman khas Manggarai yang

bias dinikmati para wisatawan ketika berkunjung ke daerah tersebut dengan

tarif yang memadai. Selain itu mempertahankan keaslian kerajinan

masyarakat seperti tenunan, pembuatan tikar, topi, tas khas Manggarai

sebagai cindera mata bagi wisatawan untuk dibawa pulang ke daerah asalnya.

e. Perlu sosialisasi sarana dan prasarana seperti pembangunan jalan raya, air

bersih, dan penerangan, yang dibangun pemerintah agar masyarakat merasa

memiliki dan menjaga sebagai aset untuk kesejahteraan dan kemakmuran

bersama.

f. Segera melakukan reboisasi (penghutanan kembali) pada daerah-daerah yang

sudah gundul akibat penebangan liar, terutama pada daerah-daerah yang

kemiringannya 30o -70o, guna mencegah terjadinya erosi dan tanah longsor.

g. Mengantisipasi perubahan musim yang sulit dipantau dengan pengetahuan

tradisional masyarakat, dan mencari alternatif lain dengan menerapkan

teknologi baru dan menemukan jenis tanaman yang tahan terhadap perubahan

musim yang tidak menentu.

Page 43: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

5. Tradisi yang tetap dipertahankan

a. Tradisi budaya, seperti membangun rumah genderang dan/atau tembong

dengan bentuk khas Manggarai yang disebut niang.

b. Tradisi budaya, seperti membuka ladang baru dari proses weri landuk

(menancapkan kayu pusat) hingga panen hasil tanaman dilakukan melalui

upacara tudak (doa persembahan) dengan bentuk khas Manggarai yang

disebut lingko yang berbentuk sarang laba-laba.

c. Untuk sebuah lingko ada istilah weok(membuka ladang baru sama sekali), dan

ada istilah haung sue (daun cabang, artinya membuka ladang baru, yang

mepet dengan ladang yang sudah ada, baik yang bersamaan maupun yang

sudah ada sebelumnya).

E.Pemberdayaan Ekonomi

Pemberdayaan ekonomi berkat kesadaran kosmis titik sentralnya adalah semakin

optimalnya pemenuhan kebutuhan ekonomi rakyat, yang berarti semakin optimalnya

pemenuhan kebutuhan sandang pangan.Semakin optimalnya pemenuhan sandang pangan

titik sentralnya adalah semakin optiomalnya pendapatan per kapita yang ditandai rakyatnya

dapat hidup di atas garis kemiskinan.Pertanyaan yang muncul adalah berapa besar

pendapatan per kapita masyarakat Manggarai Timur? Untuk menjawab pertanyaan ini,

dapat dicermati secara kasat mata bahwa pendapatan perkapita masyarakat Manggarai

Timur tidak jauh berbeda dengan masyarakat Manggarai yang lainnya. Jika merujuk pada

pendapatan per kapita nasional sudah barang tentu pendapatan per kapita masyarakat

Manggarai Timur, juga Manggarai dan Manggarai Barat, masih jauh di bawah standar

hidup layak. Indikasinya, pada musim panen berpesta pora, menjual hasil dengan harga

yang murah, dan pada musim paceklik yang bersamaan dengan datangnya musim tanam,

pergi ngende (minta bantuan bahan makanan kepada sanak keluarga) dan membeli hasil

yang sama pada tengkulak dengan harga yang sangat mahal. Secara alamiah, masyarakat

hanya mampu memanfaatkan satu kali musim tanam selama satu tahun. Jika musim tanam

opada tahun itu mengalami perubahan, karena curah hujan tidak menentu, maka

masyarakat akan mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sandang pangan selama

satu tahun.alternatif yang dapat dilakukan adalah memanfaatkan cekeng kelang atau sekeng

kelang (kebun musim panas) yang berlangsung antara bulan Maret hingga Juni, dan hanya

Page 44: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

khusus untuk tanaman jagung dan jenis kacang-kacangan, seperti kacang hijau, kacang

kedelai.

Demikian juga dengan masyarakat yang memiliki sawah kebanyakan memanfaatkan curah

hujan, sehingga sawahpun hanya dapat dimanfaatkan satu kali musim tanam dalam satu

tahun. Jika curah hujan tidak menentu dalam tahun tersebut, maka masyarakat juga akan

mengalamikesulitan untuk memanfatkan sawahnya secara optimal. Sawah yang hanya

memanfaatkan curah hujan, kalaupun bisa ditanam pada musimnya artinya curah hujan

cukup memadai, hasil pannennya juga belum tantu mencukupi untuk memenuhi kebutuhan

bahan makanan selama setahun. Karena itu masyarakat harus bekerja ekstra tambahan,

misalnya memelihara ternak seperti ayam, kambing, babi, kerbau, sapi, kuda dalam jumlah

yang terbatas sesuai dengan potrettopografi dan jenis vegetasi pada lingkungannya. Selain

itu, masyarakat juga harus bekerja ekstra trambahan, misalnya menanam tanaman

komoditi, seperti kopi, kelapa, kemiri, coklat, vanili, cengkeh. Tanaman tesebut juga

kebanyakan memanfaatkan luas area yang sangat terbatas sesuai dengan potret topografi

dan jenis vegetasi.

Bagi masyarakat yang tinggal di daerah yang jenis vegetasinya ditumbuhi pohon arena tau

enau, bisa memanfaatkannya dengan menyadap bunga jantan untuk mendapatkan mince

atau minse (nira) yang rasanya manis. Proses awalnya, tangkai bunga jantan pohon aren

atau enau (nama latinnya, zizyphus celtidifolia) yang sudah cukup tua, kumbuh

(seludangnya) dibersihkan, kemudian menyediakan kayu yang disebut paci atau pasi (kayu

pemukul tangkai bunga jantan pohon enau).Untuk memastikan jenis paci atau pasi, harus

memperhatikan jenis kumbuh (seludang, kulit pemalut tangkai bunga jantan pohon aren)

dan jenis buah bunga jantan pohon aren tersebut. Menurut pengalaman masyarakat

Manggarai yang profesinya tewa raping (memukul tangkai bung a jantan pohon aren), jika

jenis paci-nya salah akan ditandai ketika disadap tidak mengeluarkan airnya yang disebut

mince atau minse. Karena itu, jika ada lagi tangkai bunga jantan yang lain, masih pada

pohon yang sama, paci-nya harus diganti, hingga kemudian dapat menyadap mince (air

tangkai bunga jantan pohon aren) yang rasanya manis. Ketika tewa (proses memukul),

harus dengan teknik tinggi, dipukul dengan perasaan, tidak keras-keras, bahkan sambil

dielus-dielus dan diiringi dengan lagu-lagu daerah yang mengharapkan akan

Page 45: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

mendatangkan berkah, yaitu ketika disadap nantinya akan mengeluarkan banyak mince.

Mince atau minse yang rasanya manis, proses selanjutnya, pertama, jika direbus dan

penguapannya dilepas begitu saja ke udara, akan menghasilkan gula;kedua, jika direbus

dan penguapannya ditampung dengan bambu yang cukup panjang untuk disuling, akan

menghasilkan sopi “bm” (bakar menyala); dan ketiga, ketika disadap langsung menaruh

rekang dame r( ragi, endapan tuak yang terlekat pada suban laru yang berasal dari kulit

pohon wadang, Pterospermum diversifolium) akan menghasilkan tuak raja atau tuak

aren.Dengan demikian, orang yang profesinya di samping bertani memanfaatkan musim

tanam, juga berprofesi sebagai kokor gola (merebus nira untuk menjadi gula), atau kokor

sopi(merebus nira untuk menghasilkan sopi bm), sudah mampu menopang ekonomi

keluarga, atau langsung menyaadap tuak raja atau tuak aren.

Jadi, pemberdayaan ekonomi berkat kesadaran kosmis, esensinya semakin optimalnya

pendapatan per kapita masyarakat.Karena itu, pemberdayaan ekonomi perlu ditelaah dalam

empat hal menurut analisis SWOT, yakni strength (kekuatan), weakness (kelemahan),

opportunity (peluang) dan mengubah threat (tantangan) menjadi opportunity (peluang).

1. Strength(Kekuatan)

a. Hak ulayat yang dipangku Tu’a Gendang (tokoh penguasa genderang)

tugasnya melakukan pesta penti atau berwalih. Pesta ini substansinya

mengucap syukur atas rahmat dari Mori Agu Ngaran Ata Jari Agu Dedek

Tana wa Awang Eta karena hasil panennya melimpah, sekaligus na’a ntaung

manga, pake ntaung weru (meletakkan tahun yang sudah lewat karena sudah

panen, dan memasuki tahun baru, memanfaatkan musim tanam yang akan

dihadapi), mengucap syukur kepada ceki atau seki (roh-roh leluhur) dan naga

golo yang menjaga perkampungan.

b. Hak ulayat yang dipangku Tu’a Teno (tokoh penguasa kayu senu berbentuk

gasing yang ditanamkan di pusat kebun) lingko, ketika membuka ladang baru

untuk dibagikan secara adil dan merata kepada semua anggota dalam satu beo

(kampung).

c. Potret topografi (keadaan permukaan tanah pada suatu kawasan) yang

berbukit-bukit dengan kemiringan 30-70 derajat, dan memiliki struktur tanah

Page 46: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

yang subur, menyebabkan masyarakat sangat akrab dengan alam dan

menguasai alam kendati dengan penguasaan teknologi yang seadanya.

d. Beraneka ragamnya jenis vegetasi, dan banyaknya daun-daun yang kering dan

hancur, menyebabkan tanah pertanian masyarakat subur secara alami. Hal ini

mendorong masyarakat melakukan sistem berladang dengan berpindah-

pindah (ekstensif).Namun, lama-kelamaan system ini tidak dapat

dipertahankan lagi, dan harus melakukan ssstem berladang yang menetap,

mengolah tanah terus-menerus setiap kali menghadapi musim tanam(intensif).

e. Perpaduan potret topografi yang subur dan berbagai jenis vegetasi yang akan

menambah tingkat kesuburan tanah, menyebabkan banyak jenis hewan ternak

seperti sapi, kerbau, kuda, kambing, babi, dan ayam, dapat hidup dan

berkembang biak dengan baik. Hal ini mendorong masyarakat untuk

mengembangkan system peternakan modern, kendatipun dalam skala kecil

sesuai dengan potret topografi dan jenis vegetasinya.

f. Margasatwa seperti kijang atau rusa, babi hutan, babi landak, merupakan

sumber nabati hewani yang banyak mengandung protein untuk kenutuhan

manusia.

g. Margasatwa jenis burung, seperti kaka kiong (burung jalak), burung panjat

atau kakatua, burung beo, burung maleo, ayam hutan, memiliki nilai jual, dan

juga berfungsi sebagai penyeimbang dalam pelestarian lingkungan.

h. Semakin meningkatnya teknologi pertanian, yang ditandai masyarakat beralih

dari sistem berladang membuka hutan (ekstensif) ke pembuatan pematang

untuk dijadikan ladang permanen atau sawah (intensif), dan terasering di

kawasan yang berbukit-bukit.

2. Weakness (kelemahan)

a. Perkawinan dengan sistem kala rana wene wua (sirih baru pinang bua)

artinya tidak ada hubungan darah sebelumnya, dengan uang paca atau pasa

atau wagal (mas kawin) yang mahal dan nggolong (belis) yang banyak,

menyebabkan dua hal yang sangat dikotomis. Pada satu sisi menutup untuk

tidak terjadi perkawinan poligami;namun di sisi yang lain, membuat

perkembangan ekonomi keluarga yang baru tidak begitu cerah, karena masih

harus melunasi utang yang dipinjamkan dari orang untuk dibayarkan kepada

Page 47: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

pihak anak rona (orang tua istri) pada waktu paca atau pasa atau wagal (mas

kawin). Kompas pernah mengulas bahwa tingginya angka kemiskinan di NTT

termasuk Manggarai, sebagian besar disebabkan mahalnya mas kawin dan

tingginya belis.

b. Banyaknya sida atau cida (minta bantuan saudari) rata-rata dua hingga empat

kali dalam satu tahun, untuk meringankan beban saudara dalam melunasi

uang paca, bahkan untuk kepentingan yang lain, menyebabkan perkembangan

ekonomi keluarga juga tidak menentu.Misalnya rencana untuk membangun

rumah tertunda hanya karena uang tabungan harus dialihkan untuk sida atau

cida.

c. Potret topografi pada suatu kawasan yang berbukit-bukit dengan struktur

tanah yang subur dan berbagai jenis vegetasi yang menambah kesuburan,

mendorong masyarakat untuk membuka lahan pertanian secara ekstensif,

yaitu membuka hutan secara besar-besaran dan berpindah-pindah.Akibatnya

terjadi penggundulan hutan dan hal iniberdampak terjadinya banjir, erosi, dan

tanah longsor.

d. Kendatipun teknik pagar tanaman ala tradisional yang mengandalkan kayu di

masa lalu sudah diganti dengan teknologi memasang jerat dari kawat, hal ini

hanya terhadap jenis hewan tertentu seperti babi hutan, namun masih ada

serangan hewan lain seperi babi landak. Hal ini menyebabkan kemampuan

masyarakat untuk mengerjakan ladang pertanian menjadi sangat terbatas.

Sering juga terjadi lahan yang cukup luas yang seharusnya panen lebih

banyak, namun karena diserang hewan terus-menerus hasilnya berkurang. Hal

ini membuat masyarakat menjadi ndeghel (lemas, malas) untuk bekerja lebih

giat lagi.

e. Masih ada masyarakat yang menolak teknik pemupukan modern untuk

kesuburantanaman secara kimiawi, karena masih mengandalkan pemupukan

alami, sehingga hasil panen tidak maksimal.

f. Kegagalan panen di samping kecerobohan manusia yaitutidak mampu

menemukan bibit tanaman yang cocok dengan unsur hara pada struktur tanah,

juga karena keserakahan manusia yaitu tidak mampu menjaga keseimbangan

alam atau merusak alam, serangan hewan liar terhadap tanaman yang tidak

Page 48: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

bisa diatasi karena hanya mengandalkan cara tradisional, juga karena

perubahan musim yang berada di luar kemampuan pengetahuan manusia

terutama tentang mulainya musim tanam.

g. Masih ada etos kerja masyarakat yang monoton, santai dan kurang inovasi.

h. Ketika musim panen berpesta pora, menjual hasil panen kepada tengkulak

dengan harga yang sangat murah, dan ketika musim paceklik ramai-ramai

pergi ngende (minta bantuan kepada sanak saudara), cokol atau sokol (pinjam

uang tinggi), tuda (mengambil benda atau barang pada pihak lain

dandikembalikan pada musim panen berikutnya dua kali lipat), yang

bersamaan dengan datangnya musim tanam, dan bahkan membeli lagi hasil

dari panennya sendiri kepada tengkulak dengan harga yang sangat mahal.

3. Opportunity (peluang)

a. Sumber daya alam sebagai hasil hutan dan hasil-hasil laut yang belum

dikelola secara optimal dan profesional, menjadi tugas dan tanggung jawab

kaum intelektual terutama Sarjana Fresh Graduate untuk mengelolanya.

b. Sumber daya alam seperti hasil-hasil tambang harus dikelola secara baik dan

benar terutama dalam rangka pemerataan lapangan pekerjaan dan pembagian

hasil secara berimbang antara masyarakat setempat dengan Pemerintah

Daerah pada tingkat Kabupaten.

4. Mengubah Threat (tantangan) menjadi Opportunity (peluang)

a. Mengantisipasi perubahan musim yang sulit dipantau dengan pengetahuan

tradisional masyarakat, dan mencari alternatif lain dengan pengetahuan

teknologi baru dan menemukan jenis tanaman yang tahan trhadap perubahan

musim yang tidak menentu.

b. Menyederhanakan tradisi pesta-pesta dalam skala besar seperti paca atau

wagal (mas kawin) yang berpengaruh semakin menurunnya pendapatan

perkapita masyarakat

c. Perlu melakukan promosi objek wisata agro pertanian, peternakan, perikanan,

perindustrian, guna menarik kunjungan wisatawan sebanyak mungkin. Makin

banyak kunjunagan wisatawan, makin meningkat pendapatan asli asli

masyarakat, yang ditandaidengan banyaknya uang yang dibelanjakan

wisatawan di daerah tujuan wisata. Dalam rangka mengantisipasi kunjungan

Page 49: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

wisatawan terutama mancanegara, perlu mempertahankan keaslian agro

pertanian, peternakan, perikanan, perindustrian yang mampu menarik minat

wisatawan ketika berkunjung ke daerah tersebut dengan tarif yang memadai.

d. Perlu sosialisai sarana dan prasarana seperti pembamgunan jalan raya, air

bersih dan penerangan, yang dibangun pemerintah agar masyarakat merasa

memiliki dan menjaga sebagai aset untuk kesejahteraan dan kemakmuran

bersama.

e. Segera melakukan reboisasi (menghutankan kembali) pada daerah-daerah

yang sudah gundul akibat penebangan hutan secara liar, terutama pada daerah

yang kemiringannya 30-70 derajat guna mencegah terjadinya erosi dan tanah

longsor.

f. Mengantisipasi dan mencegah sistem ijon yang dilakukan para tengkulak

pada musim panen. Pemerintah seyogyanya pada musim panen membeli hasil

petani dengan harga yang wajar, dan dijal kembali kepada petani pada musim

paceklik yang bersamaan dengan datangnya musim tanam dengan harga yang

wajar pula.

5. Tradisi yang Tetap Dipertahankan

a. Tradisi yang menopang ekonomi jenis ternak, disamping mengerjakan sawah

dan ladang, juga memelihara ternak. Misalnya ayam.kambing,babi, kuda,

kerbau, sapi. Hewan-hewan tersebut disamping untuk menopang kebutuhan

ekonomi, juga dijual untuk mendapatkan uang dan membayar nggolong

(belis).

b. Tradisi yang menopang ekonomi jenis tanaman seperti kopi, kelapa, fanili,

coklat (kakao), kemiri, tembakau, cengkeh dan aren atau lontar.

c. Tradisi menyadap tangkai bunga jantan pohon aren atau lontar mengahasilkan

mince atau minse (nira). Selanjutnya mince atau minse (nira) diproses dengan

cara penguapan yang dilepas begitu saja ke udara, untuk mendapatkan gula

aren. Dapat juga diproses dengan cara langsung memasukan rekang damer

yaitu ragi, endapan tuak yang terletak pada suban laru yang berasal dari kulit

pohon wadang, ke dalam bambu penyadap nira untuk menjadi tuak raja.

Dapat juga diproses dengan cara penguapan yang ditampung ke dalam pipa

bambu besar untuk disuling menghasilkan sopi bm (bakar menyala). Sebuah

Page 50: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

anekdot bagi mereka yang berprofesi menyadap nira untuk menjadi sopi bm

(bakar menyala): dontor lopo manga woja longko, weda pangka leka manga

woja wega artinya dengan membuat tuak raja atau sopi bm bisa menopang

ekonomi keluarga.

F. Kesimpulan

Pemberdayaan sosial, budaya dan ekonomi Manggarai timur bisa terwujud, jika

masyarakat mampu membuat pemetaan yang bermakna bagi pemberdayaan sosial, budaya

dan ekonomi. Selain itu mampu mempertahankan Strength (kekuatan), mampu mengatasi

weakness (kelemahan), mampu memnfaatkan Opportunity (peluang), bahkan menjadi

Strength (kekuatan), mampu mempertahankan tradisi-tradisi sosial, budaya dan ekonomi

yang dilakukan ketika menekuni bidang profesi.

Mutu SDM (Sumber Daya Manusia) akan ditandai dengan mutu jati diri, yang berarti mutu

kesadaran pada tataran empat dimensi yaitu kesadaran kosmis, dan mutu kesadaran kosmis

akan ditandai dengan tekun dan konsisten, mudah mencegah masalah tanpa menimbulkan

masalah baru dalan menjalankan profesinya.

Peran SDM (Sumber Daya Manusia) dalam menekuni bebagai bidang profesi akan

semakin dirasakan manfaatnya, jika Kabupaten Manggarai Timur cepat maju dalam

berbagai bidang, terutama bidang sosial, budaya dan ekonomi, dengan catatan seluruh

komponen masyarakat Manggarai Timur melihat tersebut sebagai karunia yang harus

disyukuri, dimaknai, dipertahankan dan diberdayakan dengan mendharma-bhaktikan

tenaganya dalam rangka mewujudkan keadilan dan kesejahteraan masyarakat Manggarai

Timur.

*) Direktur AKPARDA. Pemerhati sosial budaya dan Ekonomi. Asal Pongkal, Pateng, Regho, Manggarai Barat. Disampaikan dalam diskusi bersama mahasiswa Manggarai Timur di Kampus Janabadra Yogyakata, 20 Oktober 2007.

Page 51: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

Sumber Acuan

Hardono Hadi,1996, Jatidiri Manusia (Berdasarkan Filsafat Organisme Whitehead), Kanisius, Yogyakarta

Koentjaraningrat, 1997, Manusia dan kebudayaan Di Indonesia, Djambatan,

Jakarata

Nicolaus Got, 2007, Makna Adat Istiadat, Leluhur Putri Nggerang, Budaya dan Pariwisata Manggarai Bagi Pemberdayaan Ekonomi Rakyat, Perpustakaan Akparda, Yogyakarta

Ouspensky, P.D., 1970, Tertium Organum, The Third Canon of Thought A Key to the Enigmas of the World, Vintace Books, New York

Redaksi Sinar Grafika, 2002, UUD 1945 Hasil Amandemen & Proses Amandemen UUD 1945 Secara lengkap (Pertama 1999-Keempat 2002), Sinar Grafika, Jakarta

Tim Penyusun Pustaka Pelajar, 2005, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah, Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Page 52: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

PENDIDIKAN TINGGI DI YOGYAKARTA :

TANTANGAN DAN HARAPAN7

Oleh Ben Senang Galus8

“poli oke awon tanah manggarai, ngo nggirung kawe ilmu, kudut todo ranga one sa’i gala

kudut penong bokong. Lalong pondong du ngom, lalong rombeng dut kolem. Eme toe di

penong bokong toe gorik te kole. Le rahit po paci kudut paci dengkir tain. Lau tanah mese

do kakar. Konem mola toe toto hau kakar tanah toe gorik te pelet, ae toe di haeng bate

kawen, agu toe dicumang bate betuan. Eme kole neka ba kope kanang, porong ba wua

nangka one lime wanangm, ba wua kempo one lime leom. Kudut naka lise amang, regek

taungs ise ende, imus sangget ase ka’e.

Eme jiri ata mese mbegel, tegi dami dami emam agu endem, nggereta koe lemasm, nggerwa

koe atim, ae manggarai tanah dading agu poro putes, gereng meu cengka gerak. Weang

salang. Ai do kit cengkang salang toe di weang taungs le ata mese, ae ise ho’o ga reme

nggirung kawe dani agu rejeki. Sangget uma manga lencet, sangat tae agu pande mangga

waheng. Neka hemong morin agu ngaran, jari agu dedek, nggitu kole kone (koni) agu nao,

ne nggitu pede dise ende agu ema one mai tanah manggarai”.

A. Catatan Pengantar

Tidak kita sadari, saat ini kita sudah berada pada abad 21. Suatu abad yang penuh dengan

tantangan, mengingat sumber daya alam yang semakin menipis dengan jumlah penduduk

yang semakin meningkat yang jauh lebih berat dan kompleks sebagai akibat dari arus

besar globalisasi yang terus menguat. Apabila dalam hukum alam dinyatakan bahwa

energi yang lebih besar akan mengalir ke energi yang lebih kecil, ternyata dalam sistem

global, yang kuat akan menghisap yang lemah, sehingga ketimpangan anatr negara maju

dan negara berkembang akan semakin besar. Globalisasi juga telah menimbulkan

ketidakadilan, karena negara berkembang masih sulit untuk mengimbangi kemampuan

berkompetisi dan kemampuan mengikuti sistem pasar.

7 Makalah disampaikan dalam seminar menyongsong terbentuknya kabupaten manggarai timur, tanggal 27 Oktober 2007 8 Bekerja di Dinas Pendidikan Provinsi DIY, staf pengajar Akademi Kebidanan Ummi Kasanah Bantul, staf pengajar tetap di lembaga “Jogja Writing School”, konsultan pada Institut Kebijakan Publik Indonesia Yogyakarta.

Page 53: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

Globalisasi selain berpengaruh pada tatanan ekonomi, perkembangan Iptek telah pula

mengubah nilai sosial, budaya dan lingkungan. Masyarakat yang tidak beradaptasi

terhadap perubahan ini, dipastika akan menjadi masyarakat yang tertinggal.

Globalisasi ekonomi dengan perdagangan bebas sebagai jargon utamanya semakin dipacu

oleh perkembangan kemajuan iptek yang semakin pesat. Sebagai konsekuensinya,

persaingan antar umat manusia, antar kalompok dalam masyarakat, antar perguruan

tinggi, antar bangsa menjadi semakin ketat. Dalam tatana kehidupan masyarakat global,

masyarakat akan semakinterdorong untuk memasuki kehidupan masyarakat mega

kompentitif9 . Tidak ada tempat pada masyarakat diberbagai belahan dunia tanpa

kompentisi. Kompetisi antar bangsa, antar perguruan tinggi telah semakin mengemuka

dan menjadi prinsip hidup yang baru karena dunia semakin terbuka dan bersaing dalam

intensitas yang semakin tinggi. Faktor terpenting agar bisa berkompentisi dalam

persaingan itu adalah pendidikan.

Jean Jacques Servan Screiber, dalam buku, The Japan Callenge10, menulis begini : ketika

negara adikuasa AS berlomba membuat senjata dan membangun militernya, maka jepang

sedikitpun tidak pernah menghiraukannya. Sebab jepang menyadari kejatuhannya pada

perang dunia ke- II, disebabkan oleh superioritas militer dan dengan demikian menurut

Jean Jacques servan screibersuperioritas dibidang militer dan persenjataan tak akan

memberikan arti bagi dunia dan kesejahteraan penduduknya. Maka negeri itupun

membiarkan negara adikuasa untuk berlomba, sementara Jepang sendiri berusaha

mengarahkan segala sumber dayanya untuk pengembangan kegiatan intelektual,

penelitian ilmiah dan kreativitas di bidang ekonomi demi kesejahteraan penduduknya

melaluii pendidikan.

Hal ini memang sudah menjadi fakta sekarang ini, dimana Jepang merupakan negara

yang mempunyai pendapatan perkapitatertinggi di dunia dan sekaligus menjadi negara

“adikuasa” dalam bidang perekonomian, dan negara itupun menjadi kreditorterbesar bagi

negara- negara miskin, termasuk Indonesia. Jean Jacques Servan Screiber

menggambarkan, Jepang sebagai negara yang akan memimpin dunia pada abad ini dan

9 Ben Senang Galus, Pendidikan Tinggi Pasca Gempa, Kompas, 4 Juni 2006 10 Jean Jacques Servan Schreiber, The Japan Challenge, Harvard University Press, NY., 1993, hal 235

Page 54: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

mendatang bersama- sama dengan Jerman. Dua negara yang pernah kaalah dalam perang

dunia ke- II.

Dalam buku yang dikutip tadi, jean jacques servan screiber, menegaskan bahwa ilmu

pengetahuan dan teknologi akan menjadi “adikuasa” pertama dan menjadi faktor

determinan pada masa depan ketimbang militer. Seperti halnya sekarang ini, tantangan

yang paling besar yang dihadapi dunia adalah perang ekonomi, tapi pohonya tetap pada

satu hal, Everything Depends On Education11.

Bagi sebuah negara berkembang, termasuk Indonesia, pendidikan harus ditempatkan pada

skala prioritas dalam program pembangunannnya maka secara otomatis uang akan

mengalir dengan sendirinya.

Apa yang ditulis oleh Jean Jacques Servan Schreiber diatas, sesungguhnya mau

memperlihatkan kepada kita bahwa negara- negara yang berpengaruh maupun yang

sudah mapan pada semua segi kehidupan pun, pendidikan tetap menjadi pilihan prioritas

dalam program pembangunan. Pendidikan menjadi pilar utama dari sekian pilar lainnya.

Sudah menjadi adagium umum bahwa, sebuah negara disebut beradab dan maju pasti

pendidikan di negara tersebut sangat maju pula. Hal itu menjadi jelas betapa dinamika

pendidikan menjadi pangkal bagi proses kemajuan suatu bangsa, kendatipun negara-

negara besar itu sudah menjadi makmur dan maju dan jauh meninggalkan negara- negara

berkembang, baik dalam kemakmuran ekonomi maupun penguasaan bidang- bidang

strategis lainnya.

B. WTO dan Liberalisasi Pendidikan

Pendidikan merupakan aspek penting dalam era globalisasi. Sebab pendidikan telah

terbukti sebagai sebuah industri yang sangat menguntungkan, dan siap dingosiasikan

(ripe to negotiate) sebagai sebuah komoditas dalam arus perdagangan internasional. “trade

in higher education is a million dollar busness...” (UNESCO, 2001); Rapidly growing however,

is the private “education industry” ... this currently generates $ 1000 billion in the US alone...”

(Education International, 2001).

11 Ben Senang Galus, Guru Dan Wajah Pendidikan Kita, Educare, Wahana Komunikasi Pendidikan, Komisi Pendidikan KWI, nomor I/IV/April 2007, hal 30.

Page 55: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

Liberalisasi sektor pendidikan di dunia internasional difasilitasi oleh WTO (World Trade

Organization) dalam GATS (General Agreement On Trade In Service) yang bertujuan untuk

membuka akses pasarr terhadap sektor jasa. Pendidikan dimasukkan dalam sektor jasa ini

bersama dengan 11 bidang jasa lainnya (bisnis, komunikasi, konstruksi, distribusi,

pendidikan, lingkungan, keuangan, kesehatan, turisme, rekreasi, transportase dan jasa

lainnya). Komitmen ini sudah dibahas dalam WTO Round di Meksiko pada bulan

september 2003.

Munculnya istilah globalisasi pendidikan tinggi yang menganggap PT sebagai jasa yang

bisa diperdagangkan atau diperjualbelikan. Sebagai catatan pemerintah RI telah

meratifikasi WTO melalui UU Nomor 7/1994 dengan demikian sejak saat itu kita

menjadi salah satu anggota WTO yang memiliki kewajiban untuk menaati segala aturan

main yang ada di dalamnya.

Secara umum kebijakan seperti ini memang akan memberikan landasan bagi bangsa

Indonesia untuk hidup di era globalisasi, tetapi tidak untuk bersaing. Karena paradigma

dalam sistem pendidikannya tidak mempersiapkan suatu mekanisme yang memberi dan

menjamin kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas.

Sebagai tindak lanjut dari kebijakan ini maka ke depan semua PTN akan berubah layanan

menjadi BHMN. Sebagai dampak dari perubahan ini, biaya kuliah di PTN meningkat

sebesar 300 % menjadi 400 %, ini menunjukan bahwa liberalisasi pendidikan dapat

dimmaknai sebagai upaya kapitalisasi pendidikan.

Sejalan dengan hal tersebut, komitmen liberalisasisektor pendidikan dalam GATS

memang berfokus pada pendidikan tinggi (high education) dan pendidikan untuk orang

dewasa (adult education). Pendidikan tinggi di Indonesia sendiri kini tidak lagi

dikategorikan sebagai layanan publik, tetap lebih pada sektor profit. Akibatnya

pendidikan tinggi di Indonesia menjadi lebih kompantibel dengan sistem pasar bebas dan

akan dapat terus dituntut pembukaan akses pasarnya dalam GATS.

WTO sendiri menyadari betul substansi GATS bersifat strategis untuk beberapa negara,

sehingga masih dimungkinkan adanya kelonggaran, baik dalam bentuk revisi, special

Page 56: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

statuses maupun exemptions, selama komitmen untuk membuka pasar tidak diganggu

gugat.

Meskipun ECOSOC (2006) telah menyatakan kepriatinannya melihat kondisi pendidikan

saat ini, namun usaha melindungi pendidikan publik dalam konteks pasar bebas akan

menghadapi hambatan serius dalam mekanisme WTO. Beberapa negara cukup berhasil

melindungi pendidikan publik mereka karena mereka telah memiliki aturan- aturan

proteksionis yang berlaku sebelum komitmen liberalisasi pendidikan dicanangkan.

Sampai sejauh ini sekitar lebih dari 50 negara anggota WTO telah mengindikasikan

komitmen “pembukaan pasar secara penuh” (full access to market) di sektor pendidkan

tinggidan adult education. Masih sulit buat publik untuk mempercayai dokument itu, yang

salah satu negara diantaranya adalah Indonesia. Diharapkan hingga hari ini tim

negosiator dan draft komitmennya dapat lebih diekspos secara publik, agar masyarakat

selaku konsumen utamanya memperoleh pesanyang tepat tentang komitmen progressive-

liberalization.

Oleh karena pendidikan termasuk dalam sektor jasa yang diperdagangkan, maka

persaingan produk perekonomian di pasar dunia tidak lagi bertumpu pada kekayaan

sumber daya alam atau biaya buruh yang murah, namun ditentukan oleh inovasi

(teknologi) dan atau kreativitas dalam memanfaatkan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu

peranan perguruan tinggi semakin penting dalam persaingan global. The Economist,

menyatakan bahwa “portrays the universitty not just as a creator of knowledge, a trainer of

young minds an a transmitter of culture, but also as a major agent of economics growth :the

knowledge factory, as it were, at the center of knowledge economy”.

OECD (Organization for Economics Co- operation and Development, 1996) mengatakan

bahwa, the knowledge- based ecnomy as creation, utilization and dessemination of knowledge and

information are vital to ecnomics growth strategy12.

12 Linchia Saner Yiu, The Question Of Quality In Higher Education, High Level Policy Consultation Meeting On “Policy Dialogue On Financing Higher Education And Sustaining Quality Af Mass Education Fot Life Learning, Geneva, April 3, 2006, Hal.125.

Page 57: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

Salah satu upaya penting utuk beradaptasi terhadap perubahan dunia adalah reformasi

pendidikan.

Indonesia juga telah melaksanakan reformasi pendidikan melalui program yang disebut

HELTS (higher education long term strategies) 2003-2010 yang ditetapkan oleh Direktorat

Jenderal Pendidikan Tinggi pada tanggal 1 April 2003. HELTS diharapkan dapat

menjawab tantangan peningkatan daya saing bangsa, melalui quality assurance, access and

equity, autonomy. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut PT di Indonesia telah menetapkan

3 kebijakan dasar yaitu nation’s comprehensive, autonomy and organizational healt.

Tantangan penyelenggara pendidikan tinggi di masa mendatang yang akan semakin

kompleks, terutama dalam menghadapai arus globalisasi ekonomi, kompetisi

internasional, kemajuan teknologi informasi dan kemajuan ipteks.

Menurut Kim Carter13 (2004) dalam publikasinya learning for the 21 century:”today’s

edication system faces irrelevance unless we bridge to gap between how students live and how they

lern”. Menurutnya, ada enam elemen kunci belajar di abad 21 adalah:

1. emphasize core learning subjects misalnya mathematics, science, foreign language, civic,

government,economics, etc.

2. emphasize leaning skills yang terdiri atas information and communication skill, thinking

and problem solving skills, interpersonal and self-directional skills.

3. use 21 cnetury tools do develop learning skills yang terdiri atas ICT literacy-“the

interest, attitude, and ability to appropriatelty used digital technology an communication

tools to acces, manage, integrate and evaluate information, construct new knowledge, and

communicate with others inorder to participate effectively in society.

4. teach and learn in 21 century context yang terdiri atas real world examples, application

and experience both inside and outside of school, relevant, angaging and meaningful to

students lives. Outside the four classroom walls. Reaches out to communities, emplyers,

community members and parents to reduce the boundaries that devide school from the real

world.

13 Kim Carter, Effective Learning For The 21 Century: Dreating A Framework For Action. Tech Forum, Insigh And Innovation For Technology Leaders,October 19, 2004, Palisades, NY.USA, hal. 211

Page 58: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

5. teach and learn 21 century yang terdiri atas global awareness, financial, economics and

bussiness literacy, civic literacy

6. teach 21 century assessments that measure 21 century skills yang terdiri atas a balance of

assessment, high quality standized test for accountability purpose, classroom assessments for

improving teaching and learning.use new information technologies to increase efficiency

and timeliness.

Organisasi WTO dalam mengatur sistem perdagangan internasional membedakan dalam

dua kategori yaitu kategori perdangangan barang dan perdagangan jasa. Selanutnya

mekanisme perdagangan barang diatur dalam GATT (General Agreement On Tariff And

Trade) sedangkan perdagangan jasa di atur dalam GATS (General Agreement On Trade In

Services). Sampai saat ini WTO telah membagi batasan sektor jasa yang dapat

diperdagangkan di tingkat dunia, adapun satu dari belasan sektor tersebut adalah

pendidikan. Oleh karena itu pendidikan dimasukan dlam sektor jasa maka pendidikan

menjadi satu yang dijualbelikan. Jadi, praktek perdagangan atau jual beli jasa pendidikan

hukumnya sah dan dapat dipertanggungjawabkan menurut kaca mata WTO14.

Beberapa model atau bentuk perdagangan atau jual beli jasa pendidikan (tinggi) versi

WTO dapat dijelas sebagai berikut:

Pertama, disebut model cross border supply; dalam hal ini suatu lembaga pendidikan di

suatu negara menjual jasa pendidikan kepada konsumen yang berada di negara lain tanpa

kehadiran secara fisik lembaga penjual jasa pendidikan tersebut ke negara komsumen.

Contoh riilnya banyak orang Indonesia mengikuti program pendidikan jarak jauh

(distance learning) serta pendidikan maya (virtual education) yang diselenggarakan negara

manca, misalnya united kingdom open university (inggris) dan michigan university (AS).

Kedua universitas tersebut tidak perlu hadir secara fisik di Inonesia kan tetapi jsa

pendidikanya dibeli orang-orang Indonesia yang tinggal di Indonesia.

Kedua, disebut model consumtion abroad, dalam hal ini lembaga pendidikan suatu negara

menjual jasa pendidikan dengan menghadirkan konsumen dari negara lain. Contoh saat

14 Ben Senang Galus, Liberalisasi Pedidikan Di Indonesia, Tantangan Dan Ancaman Bagi Indonesia, Seminar Nasional Pendidikan Di Indonesia, diselenggarakan oleh PBPGRI Pusat di Hotel Danau Toba Medan Tanggal 11 Juli 2006, hal. 10

Page 59: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

ini terdapat ribuan pemuda Indonesia belajat di perguruan tinggi ternama di Australia

seperti Monash University dan lain sebagainya. Demikian sebaliknya banyak pemuda

asing berlajar di beberapa PT kita di tanah air.

Ketiga, disebut model movement of natural persons, dalam hal ini lembaga pendidikan di

suatu negara menjual jasa pendidikan ke konsumen di negara lain dengan cara mengirim

personelnya ke negara konsumen. Contohnya, banyak PT kita yang memperkerjakan

tenaga dosen dari luar negeri demikian sebaliknya, banyak tenaga pengajar kita mengajar

di luar negeri.

Keempat, disebut model commercial presence yaitu penjualan jasa pendidikan oleh lembaga

sutau negara bagi konsumen yang berada di negara lain dengan mewajibkan kehadiran

secara fisik lembaga penjual jasa dari negara tersebut. Hadirnya PTA dari manca untuk

menjual jasa pendidikan tinggi kepada konsumen Indonesia adalah contoh yang sangat

tepat untuk model perdagangan jasa pendidikan ini.

Dengan liberalisasi pendidikan mau tidak mau dampak langsungnya adalah bagi PT

gurem cepat atau lambat akan mengalami kolaps, dengan sumber daya manusia yang

terbatas, sarana prasarana terbatas juga. Juga dampak buruk lainya adalah mahasiswa kita

akan tidak mampu berkompetisi pada era kesejagatan global itu.

C. Mahasiswa Manggarai Dan Kehidupan Kampus: Sebuah Catatan Kritis

Bagaimana mahasiswa Manggarai menghadapi persaingan antara negara saat ini? Cukup

sulit meramalnya. Namun dengan melihat kondisi objektif dialami mahasiswa Manggarai

saat in. berikut ini saya mencoba mengambarkan kehidupan mahasiswa Manggarai saat

ini.

Beberapa abad yang lalu, adalah seorang filsuf Yunani, Diagne le Cynique, menyalakan

obor di siang hari, seraya berjalan di tengah kerumunan manusia. Ketika salah seorang

dari kerumunan itu bertanya perihal aksinya itu, sang filsuf menjawab “uffatisu an insanin”

artinya “aku sendang mencari manusia”. Apa yang dilakukan sang filsuf tadi sebenarnya

beranjak dari hasil refleksi yang intens atas kondisi kehidupan manusia pada zaman dan

tempatnya, kondisi kehidupan mana sudah terlalu jauh dari alam manusiawi karena

Page 60: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

tergilas oleh semangat rationalisme yang cukup tinggi. Oleh semangat rationalisme yang

berlebihan, manusia kala itu lebih tampit sebagai animale rationale ketimbang ens sociale.

Mengamati kehidupan mahasiswa (one mai tana Manggarai) saat ini, barangkali sudah

saatnya para rektor di PT tempat ia belajar mengadakan aksi serupa seperti filsuf tadi

sambil beralan di tengah kerumunan mahasisiwa, seraya menyampaikan uffatisu an

mahasiswamanggarainin, (aku sedang mencari mahasiswa Manggarai). Hal ini beranjak

dari hasil refleksi intens saya selama bebrapa tahun terakhir in dimana banyak mahasiswa

Manggarai di PT saat ini sedang menajauhi kehidupan kampus yang dicita-citakannya

dan dicita-citakan oleh sebuah pendidikan tinggi umumnya. Mahasiswa yang semestinya

menampilkan etos dan seamangat ilmiah, justru bagitu tumpul di PT. budaya akademis

yang semestinya bertumbuh subur, namun justru tertimpa kemarau panjang15. Kehidupan

mahasiswa saat ini semakin sepi dan jauh dari kegiatan intelektual yang menjadi tanda

khas kehidupan kampus. Itulah salah satu fakta empiris mahasiswa Manggarai kita saat

ini. Mereka cenderung malas berpikir , malas membaca serba gampang.

Sejarah kehidupan kampus awal mulanya mahasiswa mempunyai otoritas penuh untuk

menyelenggarakan kegiatan perkuliahan. Para profesor hanya semata-mata atau tak lebih

dari “pengajar-pengajar priadi yang bertualang”, yang bebas dari segala macam

ketertarikan sebuah kampus. Mahasiswa kala itu dengan penuh semangat mendatangkan

para profesor ke kampus demi mendatangka ilmu sebanyak-banyaknya dam sedalam-

dalamnya. Pokoknya suasana kampus ketika itu penuh dengan kegiatan ilmiah atau

stadium generale.

Persoalan ini memang tidak berdiri sendiri. Seiring dengan munculnya kebijakan

pemerintah menetapkan kebijakan satuan kredit semester (SKS) pada PT maka tradisi

kegiatan ilmiah tadi lenyap pula, dimana hubungan mahasiswa dengan kampusnya besifat

“loco parentis16”. Dengan pengertian bahwa para mahasiswa ibarat “anak asuhan” dari

sebuah PT yang bertanggung jawab atas bimbingan dan perkembangan pribadi

mahasiswa. Bersamaan dengan itu, munculah peran-peran mahasiswa sebagai “santri-

santri” sebagai pelanggan biasa yang mengambil berbagai pelajaran untuk mencari gelar

dan selebihnya sebagai “bohemians” (petualang-petualang_ atau pemisah diri yang

15 Ben senang galus, krisis kemampuan berpikir mahasiswa, suara pembaruan, 4 juli 2005, hal. 4 16 Ben senang galus, ibid.

Page 61: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

berada di kampus, yang memisahkan dirinya dari kegiatan akademis yang sungguh-

sungguh. Peran seperti itu tentu saja memancarkan kadar kehidupan akademis mahasiswa

yang berbeda-beda.

Krisis kemampuan berpikir di kalangan mahasiswa dengan mudah di pantau dari

kreativitas penelitian dan menulis, karena kemampuan penelitian dan menulis tidak bisa

dipisahkan dengan kebiasaan membaca. Maka, jika mahasiswa diserahi tugas penelitian

dan menulis, meraaka bisa menggunakan jasa orang lain atau bahkan membeli hasil

penelitian dan tulisan orang lain yang dengan mudah kita temukan di pojok-pojok kota

ini. Di sana terdapat ratusan hasil penelitian dan tulisan orang dengan mudah para

mahasiswa membeli atau dengan cara foto kopi. Apalagi sekarang ini mudah diakses lewat

internet melalui fasilitas google dengan melakukan cara-cara “copy and paste” atau “cut

and glue”.

Jelaslah paradoksal karena bahkah sering bertolak belakang, konon katanaya Yogyakarta

sebagai kota kaum intelektual, namun di sisi lain praktek-praktek seperti ini sering

terjadi, karena itu sebuah bentuk pengikisan integritas intelektual serta sebuah bentuk

pengingkaran kebenaran. Sesungguhnya, hal demikian erat hubungannya dengan kondisi

objektif sebuah PT yang tidak pernah memperdulikan segi-segi penalaran atau kualitas

mahasiswa.

Dalam terminologi Julien Benda (la Trahison des Clercs, 1927) mangatakan bahwa para

cendikiawan atau ilmu yang mengingkari kebenaran dan keadilan demi kepentingan

primordial dan politik bisa disebut pengkhianat moral17. Pada hakekatnya cendekiawan

atau ilmuwan tidaklah memiliki tujuan praktis. Motif kegairahan mereka adalah bakti

kepada kebenaran atau bahkan untuk memperoleh keuntungan sosial, politik dan

kebenaran. “kerajaanku bukan dari dunia ini”, itulah seharusnya kata hati setiap

cendekiawan atau ilmuwan.

La Trahison des Clercs memang sebuah kritik terhadapa kecenderungan dan kegairahan

para intelektual atau cendekiawan Perancis awal abad XX untuk masuk dalam kancah

politk. Kritis itu masih relevan untuk kita hubungkan kepada mahasiswa kita di saat ini.

17 Hubber Thomas Hasulie, Svd, Antara Ilmu Pengetahuan Dan Nilai-Nilai Manusia, Mempertimbangkan Cedekiawan, vox, nomor 32/34, 1987, hal. 7

Page 62: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

Kenbanyakan mahasiswa kita saat ini sudah keluar dari dasar profesi keilmuan dan

menyerahkan diri pada golongan yang berkuasa demi pemenuhan kepentingan sosial dan

kebendaan semata. Maka mahasiswa seperti ini bisa diklasifikasikan, meminjam Grigoro

sebagao ‘cendekiawan pengecut’. Mereka hanya mau menciptakan sesuatu yang serba

gampang, tanpa melalui kerja keras18.

Entah besar atau kecil, bahwa kultur akademis mahasiswa telah kehilangan semangat

yang dipengaruhi oleh satu kondisi obyektif sebuah PT, yang terwujud dalam beberapa

gejala dominan atau berupa komitmen yang diemban atau karakteristik maslah yang

dihadapi oleh sebuah PT yang digerogoti banyak penyakit, seperti miskin dana,

kompetensi dan kapabilitas dosen yang masih rendah serta fasilitas kampus yang serba

minim. Demikian pula PT sekarang, lebih mirip dengan sebuah pabrik konsumsi masal

ketimbang lembaga pendidikan profesional sehingga kualitas lulusannya sangat

diragukan. Oleh karena itu, sagala apa yang tak perlu untuk penelitian atau demi

keterampilan profesional yang dicari semakin tersingkir.

Selain itu, pada diri mahasiswa, hidup bersenang-senang dan memboroskan waktu adalah

hal yang biasa. Dan bahwa di Indonesia masih ada mahasiswa yang sekali-kali

menyanyikan lagu kuno “gaudeamus igitur iuvenes dum sumus” (bersenang-senang selama

kita masih muda), merupa suatu ironi yang tak disengaja mengingat mereka berada di

bawah tekanan sistem SKS dan sekian banyak peraturan lain19.

Edward Shils20 menggolong PT ke dalam beberapa kelompok yakni universitas masa,

universitas pengabdian masyarakat, universitas politik, universitas yang didominasi

pemerintah, universitas yang mengalami birokratisasi, universitas yang miskin dana,

universitas di bawah sorotan publisitas, universitas penelitian, universitas yang terpecah

belah dan universitas yang kehilangan semangat.

Betapapun PT mempunyai masalah tersendiri, semua PT di mana pun juga mempuyai

misi yang tetap sama yakni mempertahankan kampusnys sebagai pusat riset, pusat studi,

18 ibid 19 Frans Magnis Suseno, Humaniora Dalam Pendidikan Tinggi, Interaksi, Majalah Terbitan Depdikbud, 1984, hal.51 20 Edward Shills, Kaum Cendekiawan, dalam Dick Hartoko (Ed), Golongan Cendekiawan, Gramedia, 1981

Page 63: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

pusat pengembangan intelektual, wawasan, kepribadian dan peradaban. Dengan

demikian, kampus tidak hanya menghasilkan kaum cerdik cendikia, tetapi pribadi-pribadi

yang utuh yang seimbang intelektual dan mental. Salah satunya adalah mahasiswa harus

mampu membangun kehidupan akandemis yang baik dan bermutu dalam suasana diskusi

atau seminar-seminar, memecahkan persoalan bangsa, ketimbang bersantai ria di mall

atau berjoget ria di kafe atau utak-ati8k HP atau sering lonto leok, kumpul-kumpul yang

tidak produktif.

D. Budaya Akademis

Mahasiswa tidak cukup sekadar menghadiri kuliah. Lebih datiitu mahasiswa harus

memiliki naluri intelektual memadai yang harus tampak dalam semangat scientific ewarness

dan semangat scinetific inquiry. Kedua semangat itu merupakan faktor kunci bagi

tumbuhnya budaya akademis dalam kehidupan akan kampus seorang mahasiswa.

Perkuliahan hanyalah satu elemen penting, namun bukan satu-satunya jantung utama

yang menggerakan kemajuan akademi mahasiswa. Sang humanis Soedjatmoko

menegaskan bahwa jantung kehidupan kampus umumnya dan kehidupan akademis

mahasiswa khususnya bukanlah terletak pada proses belajar mengajar. Menurutnya ada

tiga elemen penting yang menjadi modal pertumbuhan kehidupan akademis mahasiswa.

Pertama, perpustakaan atau sering disebut intelectual machine” sebagai mesin yang

menggerakan sendi-sendi kehidupan intelektual mahasiswa karena mahasiswa lebih

sering memanfaatkan jasa orang lain untuk menyelesaikan tugasnya. Kedua,

laboratorium, sebagai tempat untuk melatih mahasiswa dalam berbagai keterampilan dan

untuk kepentingan pengamatan dan penelitian demi menunjang kegiatan akademis secara

keseluruhan.ketiga, hubungan koperatif dosen-mahasiswa. Antara mahasiswa-dosen perlu

dikembangkan relasi partnership demi terwujudnya suatu hubunga koperatif yang harus

dilandasi oleh samangat keterbukaan, dialog, jujur dan saling pengertian yang tinggi.

Edward Shils mengatakan bahwa kebesaran sebuah kampus tidaklah ditentukan oleh

lancarnya dan tertibnya seluruh peraturan akademis dan proses perkuliahan tetapi sejauh

mana seluruh awraga kampus menegakan dan menjunjung tinggi etika akademis yang

ditandai oleh semagat dan kejujuran ilmiah. Budaya bermalas-malasan, berlajar moral

Page 64: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

minimalis, budaya plagiat tau budaya foto kopi merupakan bentuk pengkhianatan

intelektual menurut terminologi Julian Benda. Ketakberdayaan mahasiswa dalam

mengembangkan tradisi diskusi-diskusi, sama artinya mahasiswa sedang melakukan satu

proses pauperisasi21 atau proses pemiskinan intelektual. Maka pada gilirannya proses

pauperisasi ini akan melahirkan sarjana-sarjana serba tanggung yaitu sarjana yang serba

terbatas kapasitas keterampilannya, serba terbatas wawasannya dan seraba terbatas

lingkup ilmiahnya, sarjana yang tidak mampu berkompetisi.

Kehidupan mahasiswa saat ini lebih tampak dalam kegiatan masal yang cenderung

rekreatif ketimbang kreatif seperti study tour, menaklukan gunung, kemping,

pertandingan olah raga, main kartu, minum-minum, dan pesta-pesta.

Berbagai masalah sebagi sebab “loyo-nya” kehidupan akademis mahasiswa Manggarai

saat ini saya dapat menduga dari beberapa kemungkinan berikut ini, (1) budaya

ketergantungan intelektual yang tinggi, (2) inner-dynamic yang lemah, (3) belajar dengan

moral minimalis, (4) kebiasaan melecehkan waktu, (5) minat baca masih rendah, (6)

sosialisasi diri masih rendah, (7) minat menulis rendah, (8) minat diskusi rendah, (9) minat

berinovasi masih rendah.

Oleh karena itu tradisi-tradisi seperti berikut sudah saatnya dikembangkan oleh

mahasiswa Manggarai di PT. Pertama, kembalikan jati diri Anda ke”habitusnya”,yakni

sebagai musafir pencerahan intelektual, mengembangkan kejujuran intelektual,

menumbuhkan kehidupan akademis yang pada gilirannya akan memberi sumbangan bagi

public habit. Mahasiswa sudah dibiasakan berlajar dalam paradigma perspekstif.

Maksudnya adalah mahasiswa tidak cukup belajar sebatas ilmunya atau bidangnya

sendiri. Mahasiswa dituntut oleh perubahan yang tak menentukan untuk belajar berbagai

hal lain sebagai tindakan antisipatif untuk menyonsong perubahan tadi. Hal ini pun

dilandasi oleh satu kenyataan bahwa selepas belajar di PT mahasiswa akan menghadapi

satu masa transisi, bahka masa krisis yang tak kalah sulitnya dengan belajar.

Keterampilan di luar bidang ilmu sendiri dapat menciptakan pekerjaan sementara,

sebelum mencapau pekerjaan permanen.

21 Ben Senang Galus, Sesat Pikir Mahasiswa, Talk Show Di Rri Yogyakarta, Pada Acara Universitaria, Tanggal 19 Sepetember 2006

Page 65: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

E. Mahasiswa Sebagai Cendekiawan Lalat Liar

Seiring dengan perubahan zaman, mahasiswa tidak berhenti atau puas dengan menyebut

diri sebagai kaum intelektual atau cendekiawan saja, namun ia juga harus memiliki sifat-

sifat sebagai seorang resi22. Seorang resi adalah seorang bijaksna dan sarat akan nilai-

nilai moral dan agama. Oleh karena itu, mahasiswa sebagai kaum intelektual atau

cendekiawan berperan mengabdikan dirinya kepada kebenaran, kejujuran, kebaikan,

keadilan, kedamaian, dan keindahan serta memiliki moral dan agama yang kuat.

Socrates, cendekiawan Yunani kuno, akhir hidupnya sangat tragis. Ia mati oleh hukuman

masyarakatnya. Menjelang kematiannya ia menyebut dirinya “lalat liar’. Ia mengatakan,

“mungkin kedengarannya lucu, saya seperti seekor lalat liar di tengkuk seekot kuda”.

Kuda adalah pemerintah atau masyarakat yang lelap terlena dalam berbagai kebusukan

karena pengabaian nilai-nilai luhur manusiawi. Ia berjuang untuk menegakan nilai-nilai

itu. Penguasa /masyarakat merasa terganggu dalam tidurnya dan tanpa pikir panjang

memukul lalat liar (baca: Socrates) agar pules lagi dalam gelimang dosa. Socrates mati

namun tidak dapat begitu saja membuat peguasa/masyarakat berpikir tentang pikiran

dan sikap hidup socrates.

Pesan apa yang disampaikan Socrates kepada mahasiswa Manggarai?

jelas Socrates ingin menwariskan suatu pesan pada mahasiswa Manggarai. Mahasiswa

Manggarai tidak boleh aman dan tentram palsu dan stabilitas semu. Mahasiswa harus

berperan sebagau “lalat liar” . kehadirannya di tengah publik tidak membuat lagi yang

terlena dalam kebusukan tetapi mengganggunya agar terbangun dari tidurnya. Ini peran

mahasiswa (cendekiawan) Manggarai; harus memberi kesaksian agr kehidupan ini terjaga.

Seorang cendekiawan harus merasa tidak dapat hidup lebih lanjut kalau tidak

menjalankan perannya itu.

Tugas mahasiswa Manggarai saat in meman makin tidak gampang. Dewasa ini kehadiran

mahasiswa harus bersuara kuat seperti Socrates dan memegang teguh etika dan kejujuran

intelektual. Sebab propinsi kita (NTT) dalam urutan ke lima besar di Indonesia kasus

korupsinya dan kabupaten Manggarai termasuk sepuluh besar dari 340 kabupaten kasus

22 Franz magnis suseno, op.cit. hal 53

Page 66: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

korupsi (laporan ICW, semester pertama tahun 2007). Kita terlalu riuh oleh aneka

kehahatan melembaga dan didukung oleh birokrasi dan oleh banyak orang.

Bila mahasiswa tidak kuat dan juur, ia akan beralih profesi, tidur bersama birokrat dan

banyak orang dalam pengabaian nilai-nilai luhur manusiawi. Kita berharap kehadiran

mahasiswa Manggarai tampak semakin jelas dalam latar belakang negara yag semakin

gelap, dalam maraknya KKN, merosotnya moralitas pemimpin kita. Untuk itu perlu

ketangguhan moral dan pribadi sang mahasiswa, kerana jika tidak demikian, peristiwa

Socrates terjadi lagi “lalat liar” dipukul mati di NTT. Dan seperti Socrates, pada saatnya

cendekiawan mengambil sikap bahwa kehadiran fisiknya tidak penting lagi, yang penting

kehadiran “gangguan” itu. Gangguan itu membuat penguasa tidak tenang dalam

melanjutkan tidurnya. Saya yakin hal itu bukan sesuatu yang sia-sia. Karena sang

cendekiawan bukan mamasukan sesuatu yang asing, yang berasal dari luar, ke dalam diri

sesama melainkan menyadarkan sesama apa yang terlekat dalam martabatnya sebagai

manusia. Manusia pada hakekatnya baik. Ia mencintai apa yang baik, adil dan

indah…harap oleh hidup dan karya sang cendekiawan masyarakat menyadari bahwa ia

tidak adapat hidup lebih lanjut kalau tidak mengubah cara hidupnya sekarang. Neka temo

belajar, botong pa’u wa ngampang.

Sekian dan terima kasih.

Yogyakarta, 20 Oktober 2007

Page 67: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

SAMBUTAN WALIKOTA YOGYAKARTA PADA FESTIVAL

TARIAN CACI

Assalamu’alaikum Wr.Wb dan salam sejahtera bagi kita semua.

Yth. Bapak Bupati Kabupaten Manggarai Timur

Serta seluruh anggota Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur yang berbahagia.

Kota Yogyakarta yang penduduknya memiliki tingkat heterogen tinggi mengemban

begitu banyak khasanah tradisi, yang bersumber dari keanekaragaman budaya yang

terangkai dalam jalinan Bhineka Tunggal Ika. Bertemunya berbagai budaya tersebut

menjadi kekayaan yang sangat berharga bagi kota Yogyakarta. Menciptakan mozaik

budaya yang sangat indah dan menjadi kekuatan budaya yang luar biasa.

Namun demikian, tantangan kita sekarang adalah bagaimana menjaga “keberlangsungan

pemeliharaan” warisan budaya tersebut. Banyak di antara kita yang kurang memiliki

kesadaran memiliki benda dan nilai-nilai sebagai cagar budaya. Selain itu, beberapa tahun

belakangan ini kita mulai merasakan termarginalnya budaya-budaya lokal. Degradasi

budaya ini secara faktual dipicu adanya perkembangan politik, sosial, ekonomi dan sosio-

kultural yang secara tidak langsung menyebabkan perubahan kultural yang mendasar di

kalagan masayarakat.

Pemerintah kota Yogyakarta memiliki komitmen yang tinggi guna menjaga citra ‘kota

Yogyakarta sebagai kota berbudaya” seperti yang tercantum dalam misi kota Yogyakarta

yaitu mempertahankan predikat kota Yogyakarta sebagai kota budaya dan kota

perjuangan yang menjadi salah satu tujuan wisata utama di Indonesia. Pelestarian budaya

menjadi sangat penting dipertahankan karena budaya merupakan tata nilai, simbol-simbol

dan produk dari perikehidupan manusia yang akan mengahantarkan kita kepada tata

kehidupan yang dinamis dan indah. Membangun sebuah peradapan yang lebih maju.

Berbagai strategi kebijakan pembangunan di bidang budaya telah ditetapkan oleh

pemerintahan kota Yogyakarta antara lain:

Page 68: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

1. Meningkatkan budaya kebersamaan dan kemandirian masyarakat melalui

penguatan dan fasilitasi kegiatan komunitas dalam rangka mendukung percepatan

pemulihan kondisi pasca gempa bumi

2. Memanfaatkan tingkat heterogenitas budaya yang ada dalam suatu interaksi

positif antar budaya, sehingga menjadikan Yogyakarta sebagai kota berbudaya

dengan wawasan global

3. Mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai positif budaya lokal guna

mempertahanakan jati diri dan kepribadian bangsa

4. Melibatkan partisipasi aktif masyarakat dalam menangkal pengaruh negatif

globalisasi

5. Mendorong dan menumbuhkembangkan daya kreasi masyarakat dengan tetap

mengaju pada etika, moral dan estetika, sehingga budaya lokal akan tetap

terpelihara dan berkembang secara dinamis.

6. Memberikan apresiasi kepada pelaku-pelaku seni dan budaya sehingga selalu ada

motivasi untuk berkembang dalam mempertahankan budaya lokal.

Hadirin yang berbahagia,

Kami menyambut dengan gembira terbentuknya kabupaten Manggarai Timur, kebijakan

ini sangatlah efektif dan strategis menghantarkan masyarakat Manggarai Timur menuju

penghidupan yang lebih baik dan berkualitas menuju kabupaten yang otonom. Dan agar

kebudayaan Manggarai Timur dapat segera mencapai popularitas, perlu memiliki hal

yang menonjol sebagai kekhasan daerah yang tidak dimiliki oleh daerah lain.

Kami menyambut baik di selenggarakannya Pentas Budaya Tarian Caci oleh Ikatan

Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta dalam menyongsong realisasi

pembentukan kebupaten Manggarai Timur. Hikmah lain dari pentas budaya ini adalah

untuk memperkenalkan budaya lama kepada generasi muda agar mampu melestarikan

dan mempertahankan warisan budaya leluhur.

Tarian adat caci yang heroik, semoga maknanya dapat ditangkap secara luas tidak sekadar

sebagai bentuk seni. Semangat kepahlawanan, keperkasaan, keralaan berkorban dalam

suasana penuh kekeluargaaan dan kerbersamaan yang terangkai lewat gerakan-gerakan

Page 69: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

tarian yang bernuansa seni semoga dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat kabupaten

Manggarai Timur dalam mengembangkan dan memajukan kedaerahan.

Aksi seni yang indah akan menjadi dasar pembentukan budaya masyarakat yang baik, dan

ini akan mengarah kepada terciptanya perilaku-perilaku yang terpuji. Akhirnya, dengan

mengucap “ bissmillahirrohmannirrohiim”, Pentas Budaya Tarian Caci secara resmi saya

nyatakan dimulai. Semoga forum ini dapat meningkatkan solidaritas dan ras saling

percaya di antara seluruh insan kota Yogyakarta.

Sekian.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Walikota Yogyakarta

H.Herry Zudianto

Page 70: Ikamarsta-dari Djogja Untuk Manggarai Timur

Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur Seluruh Yogyakarta (IKAMARSTA)

Jl. Gejayan Gg Arimbi 10 Mrican, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 553175 Email: [email protected] Website: www.ikamarsta.co.cc

Salah satu adegan dalam Pentas Budaya Tarian Caci Manggarai di lapangan Realino, Universitas Sanata Dharma

21 Oktober 2007