IJCCS ISSN: 1978-1520 ðn177

5
IJCCS ISSN: 1978-1520 Prosiding Semnas Hayati IV Universitas Nusantara PGRI Kediri 177 Pengaruh Penambahan Media Tanam Organik (Sekam Bakar, Ampas Tebu dan Serbuk Gergaji) pada Tanah Kapur Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kacang Panjang (Vigna Sinensis L.) Sebagian Hasil Penelitian Sebagai Petunjuk Praktikum Mata Kuliah Fisiologi Tumbuhan Achmad Rijal Anwar 1 , Nasrul Rofiah Hidayati 2 , Nurul Kusuma Dewi 2 1 Program Sarjana S1 Pendidikan Biologi, FPMIPA, IKIP PGRI Madiun 2 Dosen Pendidikan Biologi, FPMIPA, IKIP PGRI Madiun Abstrak Tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.) termasuk dalam famili Papilionaceae yang tergolong tanaman polong-polongan berbentuk perdu yang bersifat membelit atau setengah membelit. Kacang panjang merupakan salah satu sayuran yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Desa Sampung, Kabupaten Ponorogo merupakan salah satu Desa yang memiliki struktur tanah kering, terbentuk dari pelapukan batuan kapur, masyarakat di sekitar kurang mampu mengelolah lahan kering tandus. Salah satu usaha untuk meningkatkan kesuburan tanah dengan penambahan media tanam organik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan media tanam organik (sekam bakar, ampas tebu dan serbuk gergaji) pada tanah kapur terhadap pertumbuhan tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.). Sebagian hasil penelitian ini akan menjadi bahan penyusun petunjuk praktikum mata kuliah Fisiologi Tumbuhan. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 9 kombinasi perlakuan dan 3 kali ulangan. Tanaman kacang panjang yang digunakan sebanyak 27 batang yang diberi perlakuan penambahan media tanam organik (sekam bakar, ampas tebu dan serbuk gergaji) KS , KS , KS , KA , KA , KA , KG , KG , KG . Data penelitian data non destruktif berupa tinggi tanaman, jumlah daun, data destruktif berupa berat basah. Pengambilan data pertumbuhan tanaman diambil pada 8 HST sampai 50 HST dengan interval 1 minggu. Data dianalisis dengan analisis varian (anava) satu jalur menggunakan SPSS 16 dan uji lanjut LSD. Hasil analisis data menggunakan anava satu jalur dengan menggunakan SPSS versi 16.0 menunjukkan nilai probabilitas < 0,05 yang berarti keputusan uji hipotesis menyatakan H ditolak artinya terdapat pengaruh penambahan media tanam organik (sekam bakar, ampas tebu dan serbuk gergaji) pada tanah kapur. Rata-rata berat basah keseluruhan tanaman kacang panjang pada umur 50 HST adalah 22,67 gram pada perlakuan sekam bakar 3 kg (KS ), sedangkan rata-rata berat basah terendah adalah 18,46 gram pada perlakuan serbuk gergaji 2 kg (KG ). Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan penyusun petunjuk praktikum mata kuliah Fisiologi Tumbuhan, pada pokok bahasan pertumbuhan dan perkembangan. Kata kuncisekam bakar, ampas tebu, serbuk gergaji, Vigna sinensis L., petunjuk praktikum PENDAHULUAN Tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.) termasuk dalam famili papilionaceae yang tergolong tanaman polong-polongan berbentuk perdu yang bersifat membelit atau setengah membelit. Daunnya berupa daun majemuk, terdiri dari dua sampai tiga helai. Batangnya liat dan sedikit berbulu. Buahnya polong (bulat panjang dan ramping) sekitar 10-80 cm. Akarnya mempunyai bintil yang dapat mengikat nitrogen (N) bebas dari udara. Syarat tumbuh tanaman kacang panjang adalah ditanam di tanah latosol atau lempung berpasir, subur, gembur, banyak mengandung bahan organik dan drainase baik. pH sekitar 5,5-6,6, suhu antara 20-30 , iklim

Transcript of IJCCS ISSN: 1978-1520 ðn177

Page 1: IJCCS ISSN: 1978-1520 ðn177

IJCCS ISSN: 1978-1520

Prosiding Semnas Hayati IVUniversitas Nusantara PGRI Kediri

177

Pengaruh Penambahan Media Tanam Organik (Sekam Bakar, Ampas Tebu dan

Serbuk Gergaji) pada Tanah Kapur Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kacang

Panjang (Vigna Sinensis L.) Sebagian Hasil Penelitian Sebagai Petunjuk

Praktikum Mata Kuliah Fisiologi Tumbuhan

Achmad Rijal Anwar1, Nasrul Rofiah Hidayati

2, Nurul Kusuma Dewi

2

1Program Sarjana S1 Pendidikan Biologi, FPMIPA, IKIP PGRI Madiun

2Dosen Pendidikan Biologi, FPMIPA, IKIP PGRI Madiun

Abstrak

Tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.) termasuk dalam famili Papilionaceae yang

tergolong tanaman polong-polongan berbentuk perdu yang bersifat membelit atau setengah

membelit. Kacang panjang merupakan salah satu sayuran yang banyak dikonsumsi oleh

masyarakat Indonesia. Desa Sampung, Kabupaten Ponorogo merupakan salah satu Desa yang

memiliki struktur tanah kering, terbentuk dari pelapukan batuan kapur, masyarakat di sekitar

kurang mampu mengelolah lahan kering tandus. Salah satu usaha untuk meningkatkan

kesuburan tanah dengan penambahan media tanam organik. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui pengaruh penambahan media tanam organik (sekam bakar, ampas tebu dan serbuk

gergaji) pada tanah kapur terhadap pertumbuhan tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.).

Sebagian hasil penelitian ini akan menjadi bahan penyusun petunjuk praktikum mata kuliah

Fisiologi Tumbuhan. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap

(RAL) dengan 9 kombinasi perlakuan dan 3 kali ulangan. Tanaman kacang panjang yang

digunakan sebanyak 27 batang yang diberi perlakuan penambahan media tanam organik

(sekam bakar, ampas tebu dan serbuk gergaji) KS , KS , KS , KA , KA , KA , KG , KG , KG .

Data penelitian data non destruktif berupa tinggi tanaman, jumlah daun, data destruktif berupa

berat basah. Pengambilan data pertumbuhan tanaman diambil pada 8 HST sampai 50 HST

dengan interval 1 minggu. Data dianalisis dengan analisis varian (anava) satu jalur

menggunakan SPSS 16 dan uji lanjut LSD. Hasil analisis data menggunakan anava satu jalur

dengan menggunakan SPSS versi 16.0 menunjukkan nilai probabilitas < 0,05 yang berarti

keputusan uji hipotesis menyatakan H ditolak artinya terdapat pengaruh penambahan media

tanam organik (sekam bakar, ampas tebu dan serbuk gergaji) pada tanah kapur. Rata-rata

berat basah keseluruhan tanaman kacang panjang pada umur 50 HST adalah 22,67 gram pada

perlakuan sekam bakar 3 kg (KS ), sedangkan rata-rata berat basah terendah adalah 18,46

gram pada perlakuan serbuk gergaji 2 kg (KG ). Hasil penelitian dapat digunakan sebagai

bahan penyusun petunjuk praktikum mata kuliah Fisiologi Tumbuhan, pada pokok bahasan

pertumbuhan dan perkembangan.

Kata kunci—sekam bakar, ampas tebu, serbuk gergaji, Vigna sinensis L., petunjuk praktikum

PENDAHULUAN

Tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.) termasuk dalam famili papilionaceae yang

tergolong tanaman polong-polongan berbentuk perdu yang bersifat membelit atau setengah

membelit. Daunnya berupa daun majemuk, terdiri dari dua sampai tiga helai. Batangnya liat dan

sedikit berbulu. Buahnya polong (bulat panjang dan ramping) sekitar 10-80 cm. Akarnya

mempunyai bintil yang dapat mengikat nitrogen (N) bebas dari udara. Syarat tumbuh tanaman

kacang panjang adalah ditanam di tanah latosol atau lempung berpasir, subur, gembur, banyak

mengandung bahan organik dan drainase baik. pH sekitar 5,5-6,6, suhu antara 20-30 , iklim

Page 2: IJCCS ISSN: 1978-1520 ðn177

ISSN: 1978-1520

Prosiding Semnas Hayati IVUniversitas Nusantara PGRI Kediri

178

kering, curah hujan antara 600-1.500 mm/tahun dan ketinggian optimum kurang dari 800 m dpl

[1].

Media tumbuh merupakan komponen utama untuk bercocok tanam. Media tumbuh yang

akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang ingin ditanam. Tingkat porositas

tanah di setiap daerah berbeda-beda, daerah dataran rendah yang berudara panas, tingkat

penguapannya tinggi, media harus mampu menahan air agar tidak mudah kering, sehingga

dijadikan sebagai tempat unsur hara yang dapat menyokong pertumbuhan tanaman.

Tanah kapur di Desa Sampung, Kabupaten Ponorogo merupakan salah satu tanah

kering, terbentuk dari pelapukan batuan kapur, tidak banyak mengandung humus, tanah mudah

dilalui air, sehingga tidak cocok untuk pertanian. Masyarakat di sekitar kurang mampu

mengelolah lahan kering tandus, masih banyak lahan yang tidak dimanfaatkan untuk bercocok

tanam. Tanaman yang ditanam hanya pohon jati dan beberapa tanaman paliwija (jagung, kedalai

dan singkong), sehingga masyarakat Desa Sampung kurang produktif dalam bidang pertanian.

Penambahan bahan oganik (bokashi) ke dalam tanah dapat meningkatkan kandungan

bahan organik dan unsur hara pada tanah utisol [2]. Hal ini karena semakin banyak dosis pupuk

bokashi (kotoran hewan) yang diberikan maka N yang terkandung di dalam pupuk bokashi

banyak diterima oleh tanah. Tanah kapur memiliki karakteristik yang sama dengan tanah ultisol

struktur bahan induk tanah Ultisolberupa batuan granit, batuan kapur, dan batuan andesit [3].

Kandungan hara pada tanah Ultisol umumnya rendah, karena pencucian basa berlangsung

intensif,sedangkan kandungan bahan organik rendah karena proses dekomposisi berjalan cepat

dan sebagian terbawa erosi.

Penelitian bertujuan untuk memberikan masukan bagi petani dan pengembangan mengenai

berbagai media tanam organik yang sesuai untuk membantu mengelolah dan menyuburakan

tanah kapur Desa Sampung, Kapubaten Ponorogo, dapat digunakan sebagai bahan penyusun

petunjuk praktikum mata kuliah Fisiologi Tumbuhan.

METODE PENELITIAN

Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret sampai Juli 2016. Penelitian

dilaksanakan di Jalan Setia Budi, gang Cempaka No. 9 RT VI /RW 15 Madiun dan di

Laboratorium Biologi IKIP PGRI Madiun. Alat yang digunakan yaitu: timbangan (kg), cetok,

cangkul, polybag ukuran 25 25 cm, spidol, buku tulis, kertas label, ember, terpal, cutter,

paranet, rafi, pengaris dan meteran, sedangkan yang digunakan yaitu: benih kacang panjang, tanah

kapur, sekam bakar, ampas tebu, serbuk gergaji, tanah, pupuk kotoran sapi dan air.

Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri atas 9

perlakuan dan 3 ulangan yaitu: KS1 (tanah kapur 3 kg + media tanam sekam bakar 4 kg), KS2

(tanah kapur 3 kg + media tanam sekam bakar 3 kg), KS3 (tanah kapur 3 kg + media tanam

sekam bakar 2 kg), KA1 (tanah kapur 3 kg + media tanam ampas tebu 4 kg), KA2 (tanah kapur

3 kg + media tanam ampas tebu 3 kg), KA3 (tanah kapur 3 kg + media taman ampas tebu 2 kg),

KG1 (tanah kapur 3 kg + media tanam serbuk gergaji 4 kg), KG2 (tanah kapur 3 kg + media

tanam serbuk gergaji 3 kg), dan KG3 (tanah kapur 3 kg + media tanam serbuk gergaji 2 kg).

Variabel yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun dan berat basah. Pengukuran tinggi

tanaman dilakukan sebanyak 7 kali dengan interval waktu 7 hari, sedangkan pengukuran berat

basah setelah umur 50 hari setelah tanam (HST).

Teknik analisis data digunakan untuk menguji hipotesis yang telah ditentukan penelitian,

apakah ditolak atau diterima. Uji parametrik akan menggunakan anava satu jalur (One Way

Anova) dengan derajat kepercayaan 95% (α = 0,05). Menarik kesimpulan bedasarkan pada 1)

Jika probabilitas (Sig) < 0,05 maka signifikan (H0 ditolak), 2) Jika probabilitas (Sig) > 0,05

maka tidak signifikan (H0 diterima). Bila hasil uji hipotesis signifikan (Sig) > 0,05 maka

dilanjutkan dengan Uji LSD (Least Significant Difference) untuk mengetahui perlaukan terbaik

yang seharusnya digunakan.

Page 3: IJCCS ISSN: 1978-1520 ðn177

IJCCS ISSN: 1978-1520

Prosiding Semnas Hayati IVUniversitas Nusantara PGRI Kediri

179

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan uji hipotesis diketahui bahwa penambahan media tanam organik sekam bakar

dan amapas tebu berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan berat basah tanaman kacang

panjang.

Gambar 1 Rata-rata Tinggi Tanaman pada Umur 50 HST

Gambar 1 menunjukan bahwa rata-rata tinggi tanaman pada umur 50 HST tertinggi adalah

191,67 cm, pada perlakuan media tanam sekam bakar 3 kg (KS2),sekam bakar memilik unsur N

,P dan K lebih tinggi dibandingkan media tanam lain yaitu N sebanyak 1,51 % ,P sebanyak 2,48

% dan K 2,23 %, sedangkan ampas tebu memiliki unsur N sebanyak 1,4 %, P sebanyak 1,7 %

dan K 1,8 %, lalu serbuk gergaji memiliki unsur N sebnyak 1,4 %, P sebanyak 0,095 % dan K

0,60 %. Tinggi tanaman terendah adalah 163,67 cm pada perlakuan media tanam serbuk gergaji

2 kg (KG3).

Gambar 2 Rata-rata Jumlah Daun pada Umur 50 HST

Gambar 2 menunjukan bahwa rata-rata jumlah daun tertinggi pada umur 50 HST adalah

13,33 dengan jumlah 16 helai pada perlakuan sekam bakar 3 kg (KS ), sedangkan rata-rata

jumlah daun terendah adalah 10,67 dengan jumlah 10 helai pada perlakuan serbuk gergaji 2 kg

(KG ). Hampir semua unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman, baik unsur makro maupun

mikro, dalam arang sekam dengan prosentase SiO (52%), C (31%), K (0.3%), N (0,18%), F

(0,08%), dan kalsium (0,14%) [4]. Selain itu juga sebagian mengandung unsur lain seperti

Fe O , K O, MgO, CaO, MnO dan Cu dalam jumlah yang kecil serta beberapa jenis bahan

organik.

0

50

100

150

200

250

8

HST

15

HST

22

HST

29

HST

36

HST

43

HST

50

HST

Tin

gg

i T

an

am

an

(cm

)KS1

KS2

KS3

KA1

KA2

KA3

0

2

4

6

8

10

12

14

8 H

ST

15

HS

T

22

HS

T

29

HS

T

36

HS

T

43

HS

T

50

HS

T

Jum

lah

Da

un

(h

ela

in) KS1

KS2

KS3

KA1

KA2

KA3

KG1

KG2

Page 4: IJCCS ISSN: 1978-1520 ðn177

ISSN: 1978-1520

Prosiding Semnas Hayati IVUniversitas Nusantara PGRI Kediri

180

Gambar 3 Rata-rata Berat Basah pada Umur 50 HST

Gambar 3 menunjukan bahwa rata-rata berat basah keseluruhan tanaman kacang panjang

pada umur 50 HST adalah 20,89 gram pada perlakuan sekam bakar 3 kg (KS ), sedangkan rata-

rata berat basah terendah adalah 18,48 gram pada perlakuan serbuk gergaji 2 kg (KG ). Arang

sekam mampu memberikan respons yang lebih baik terhadap berat basah tanamanmaupun berat

kering tanaman [5].

SIMPULAN

Pertumbuhan tanaman kacang panjang paling optimum pada perlakuan media tanam organik

sekam bakar (KS ) tanah kapur tanah kapur 3 kg + media tanam sekam bakar 3 kg. Penambahan

media tanam organik (KS ) tanah kapur 3 kg + media tanam sekam bakar 3 kg terhadap

pertumbuhan tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.) memiliki pengaruh paling optimum

terhadap tinggi tanaman, jumlah daun dan berat basah, hal ini terjadi karena unsur hara terserap

sempurna.

SARAN

Penelitian selanjutnya dilakukan dengan perlakuan jumlah jenis media tanam lebih bervariasi

dan kadar pupuk yang jumlah perbandinganya sesuai sehingga tanaman dapat tumbuh dengan

maksimal karena unsur hara yang dibutuhkan dapat tercukupi oleh suatu tanaman. Memeberikan

masukan dan pengembangan mengenai berbagai media organik yang sesuai untuk membantu

mengelolah, serta mampu menyuburakan tanah kapur Desa Sampung, Kapubaten

Ponorogo.Mempermudah dalam proses pembeljaran biologi dengan memanfaatkan buku

petunjuk praktikum fisiologi tumbuhan, sehingga mahasiswa memperoleh pengalaman

pembelajaran secara langsung dan mengembangkan ketrampilan proses yang telah dimiliki.

DAFTAR PUSTAKA

[1]Saparinto, C. 2013.Panduan Praktis Menanam 14 Sayuran Populer di Pekarangan.

Yogyakarta.

[2]Djunaedy, A. (2009).Pengaruh Jenis dan Dosis Pupuk Bokashi Terhadap Pertumbuhan dan

Hasil Kacang Panjang (Vigna sinensis L.).Agrovigor Volume2No.1.

[3]Prasetyo dan Suriadikarta. 2006.Karakteristik, Potensi, dan Teknologi Pengelolaan Tanah

Ultisol Untuk Pengembangan Pertanian Lahan Kering di Indonesia.

17

17,5

18

18,5

19

19,5

20

20,5

21

21,5

KS1 KS2 KS3 KA1 KA2 KA3 KG1 KG2 KG3Da

ta B

era

t b

asa

h H

ari

Ke

-50

50

HST

Page 5: IJCCS ISSN: 1978-1520 ðn177

IJCCS ISSN: 1978-1520

Prosiding Semnas Hayati IVUniversitas Nusantara PGRI Kediri

181

[4]Septiani, D. 2012. Pengaruh Pemberian Arang Sekam Padi Terhadap Pertumbuhan dan

Hasil Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens).

[5] Irawan dan Kafiar. 2015. Pemanfaatan cocopeat dan arang sekam padi sebagai media

tanam bibit cempaka wasian (Elmerrilia ovalis). PROS SEM NAS MASY BIODIV INDON

Volume 1, Nomor 4.