III. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1. EFISIENSI SIKLUS ...

16
III. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1. EFISIENSI SIKLUS MATERIAL Data-data yang diperlukan untuk menghitung efisiensi ini adalah data mengenai persediaan material dan data pemakaian material. Seperti halnya dalam perhitungan efisiensi lingkungan proyek akhir, data material dikelompokkan dalam dua kelompok utama yaitu data material kabel yang bersatuan meter dan data material non-kabel yang bersatuan unit/buah. Data material yang tersedia selama periode bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2000 sebagian digunakan dalam proyek yang kontrak-kontraknya dievaluasi dalam efisiensi kualitas proyek dan efisiensi input. Berikut ini adalah data selengkapnya selama periode bulan Januari 2000 sampai dengan Juni 2000. Sedangkan biaya tambahan untuk material karena nilai konversi aktual tidak ada. Dan biaya untuk mengupgrade bahan yang tidak digunakan dalam proses juga tidak ada. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Lampiran 2 untuk daftar pemakaian barang, dan Lampiran 3 untuk daftar persediaan barang.

Transcript of III. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1. EFISIENSI SIKLUS ...

Page 1: III. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1. EFISIENSI SIKLUS ...

III. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

1. EFISIENSI SIKLUS MATERIAL

Data-data yang diperlukan untuk menghitung efisiensi ini adalah data

mengenai persediaan material dan data pemakaian material. Seperti halnya

dalam perhitungan efisiensi lingkungan proyek akhir, data material

dikelompokkan dalam dua kelompok utama yaitu data material kabel yang

bersatuan meter dan data material non-kabel yang bersatuan unit/buah.

Data material yang tersedia selama periode bulan Januari sampai dengan

bulan Juni 2000 sebagian digunakan dalam proyek yang kontrak-kontraknya

dievaluasi dalam efisiensi kualitas proyek dan efisiensi input.

Berikut ini adalah data selengkapnya selama periode bulan Januari

2000 sampai dengan Juni 2000. Sedangkan biaya tambahan untuk material

karena nilai konversi aktual tidak ada. Dan biaya untuk mengupgrade bahan

yang tidak digunakan dalam proses juga tidak ada. Untuk lebih jelas dapat

dilihat pada Lampiran 2 untuk daftar pemakaian barang, dan Lampiran 3

untuk daftar persediaan barang.

Page 2: III. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1. EFISIENSI SIKLUS ...

19

Tabel 3.1 Data Persediaan dan Pemakaian Material

Material

Persediaan material kabel

Pemakaian material kabel

Persediaan material non-kabel

Pemakaian material non-kabel

Jumlah

109797 meter

84472 meter

5281 unit

4168 unit

Nilai (Rp.)

481.838.202

338.407.071

5.036.361.093

2.833.008.772

1.1 Secara Teknis :

Didapatkan dengan menggunakan rumusan (2.1)

a. Material kabel:

84472 x 100 % = 76 ,93 %

109797

a. Material Non-Kabel

x 100 % = 78 ,92 % 5281

Sehingga rata-rata efisiensi teknis yang didapatkan sebesar 77,925 %

1.2 Secara Ekonomis:

Didapat dengan menggunakan rumusan (2.2)

a. Material Kabel:

- JC 100 % = 0 % 338 .407 .071

Page 3: III. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1. EFISIENSI SIKLUS ...

20

b. Material Non-Kabel

0 + 0 x 100 % = 0 %

2 .833 .008 . 772 Sehingga rata-rata efisiensi ekonomis yang didapatkan adalah 0 %

2. EFISIENSI SIKLUS ENERGI

Data-data yang digunakan untuk menghitung efisiensi siklus energi ini

adalah data persediaan energi dan data pemakaian energi. Energi yang

dimaksud disini meliputi data bahan bakar mesin dan minyak pelumas. Biaya

untuk energi karena nilai konversi aktual tidak ada. Dan biaya untuk mengatur

dan mengawasi siklus energi tidak ada. Daftar Pemakaian BBM dapat dilihat

pada Lampiran 4 dan daftar data pemakaian pelumas dapat dilihat pada

Lampiran 5. Berikut ini adalah data-data selengkapnya selama periode bulan

Januari sampai dengan Juni:

Tabel 3.2 Data Persediaan dan Pemakaian BBM

BBM

Premium

Solar

Total

Persediaan (ltr)

16317

16380

32697

Nilai (Rp.)

16.317.00

9.009.000

25.326.000

Pemakaian (ltr)

15137

15910

31047

Nilai (Rp.)

15.137.000

8.750.500

23.878.500

Page 4: III. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1. EFISIENSI SIKLUS ...

21

Tabel 3.3 Data Persediaan dan Pemakaian Pelumas

Pelumas

Mesran

Mediteran

Rored-90

Rored-140

Total

Persediaan (ltr)

222

244

131

144

741

Nilai (Rp.)

2.131.200

2.171.600

1.061.100

1.540.800

6.904.700

Pemakaian (ltr)

165

212

55

48

480

Nilai (Rp.)

1.584.000

1.886.800

445.500

513.600

4.429.900

2.1 SecaraTeknis :

Didapat dengan menggunakan rumusan (2.3)

Sehingga efisiensi teknisnya adalah .

31047 + 480 31527

32697 + 741 33438 x 100 % = 94 ,28 %

2.2 Secara Ekonomis:

Didapatkan dengan menggunakan rumusan (2.4)

Sehingga efisiensi ekonomisnya adalah :

0 + 0 0 25.326.000 + 6.904.700 32.230.700

JC 100 % = 0 %

Page 5: III. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1. EFISIENSI SIKLUS ...

22

3. EFISIENSI KUALITAS ABSOLUT PROYEK

Untuk menghitung efisiensi kualitas absolut produk ini digunakan

metode Global Performance Indices, dimana langkah-langkah perhitungannya

adalah :

• Menentukan faktor-faktor kinerja yang akan dianalisa. Faktor-

faktor kinerja ini dipilih berdasarkan atas faktor mana yang paling

berpengaruh dan berhubungan erat dengan kualitas dari proyek

• Menetapkan indeks kinerja dengan cara memberikan penilaian

berdasarkan nilai yang telah ditetapkan untuk mengukur faktor

kinerja yang telah dipilih. ( Dalam hal ini penyusun melakukan

wawancara kepada pihak yang paling mengetahui tentang data-

data dari kontrak proyek yang akan dievaluasi yaitu bapak kepala

bagian Sarana Kerja dan Logistik untuk memberikan penilaian).

• Membandingkan dua indeks kinerja yang didapatkan untuk

mendapatkan indeks keseluruhan (Global Performance Indices ).

Untuk mendapatkan point pada indeks kinerja, terlebih dahulu harus

disusun definisi nilai dari faktor kinerja. Faktor kinerja yang ditetapkan adalah

lingkup pekerjaan dan spesifikasi teknik serta hambatan yang akan

berpengaruh pada faktor kinerja kualitas proyek. Dan faktor kinerja sisa

kontrak dan progress fisik yang berpengaruh pada faktor kinerja pencapaian

target.

Page 6: III. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1. EFISIENSI SIKLUS ...

Berikut ini nomogram untuk faktor kinerja kualitas proyek.

Lingkup Pekerjaan Kualitas Proyek Hambatan dan Spesifikasi Teknik

Gambar 3.1 Nomogram untuk Indeks Kinerja Menengah Kualitas

Proyek

Nilai indeks kinerja untuk kontrak 1 = 8,5

Nilai indeks kinerja untuk kontrak 2 = 3,5

Nilai indeks kinerja untuk kontrak 3 = 6,5

Page 7: III. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1. EFISIENSI SIKLUS ...

25

Berikut ini nomogram untuk faktor kinerja pencapaian target

10

9

8

7

6

5

4

3

2

1

0

Target Sisa Kontrak Pencapaian Target Progress Fisik

Gambar 3.2 Nomogram untuk Indeks Kinerja Menengah Pencapaian

Target

Nilai indeks kinerja untuk kontrak 1 = 9,5

Nilai indeks kinerja untuk kontrak 2 = 4,85

Nilai indeks kinerja untuk kontrak 3 = 8,25

Page 8: III. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1. EFISIENSI SIKLUS ...

Berikut ini nomogram untuk global performance indeks

Kualitas Proyek GPI Pencapaian Target

Gambar 3.3 Nomogram Untuk Indeks Kinerja Keseluruhan

Nilai indeks keseluruhan untuk kontrak 1 = 90

Nilai indeks keseluruhan untuk kontrak 2 = 41,75

Nilai indeks keseluruhan untuk kontrak 3 = 73,75

Page 9: III. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1. EFISIENSI SIKLUS ...

23

Untuk faktor kinerja target kontrak material, semakin besar

pointnya semakin bagus pencapaian targetnya. Untuk faktor kinerja progress

fisik semakin besar pointnya menandakan kemajuan fisiknya tepat jadwal

mengenai kontrak-kontrak proyek tersebut tercantum dalam Lampiran 6.

Dalam hal ini penyusun melakukan wawancara kepada pihak yang paling

mengetahui tentang data-data dari kontrak proyek yang akan dievaluasi yaitu

bapak kepala bagian Sarana Kerja dan Logistik untuk memberikan penilaian.

Penilaiannya didasarkan atas definisi yang telah ditetapkan. Tabel definisi

nilai untuk lingkup pekerjaan tercantum pada Lampiran 7. Tabel definisi nilai

untuk hambatan tercantum pada Lampiran 8. Tabel definisi nilai untuk target

kontrak material tercantum pada Lampiran 9. Tabel definisi nilai untuk

progress fisik tercantum pada Lampiran 10.

a. Secara teknis:

Tabel 3.4 Faktor-faktor Kinerja

Faktor-faktor Kinerja

• Lingkup Pekerjaan

& spesifikasi teknik

• Hambatan

• Target Kontrak

Material

• Progress Fisik

Kualitas proyek

Pencapaian target

Nilai

1-10

1-10

1-10

1 -10

Kontrak

1 2 3

9 3 6

8 4 7

9 1 9

10 8.7 7.5

Page 10: III. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1. EFISIENSI SIKLUS ...

27

Maka efisiensi teknis :

Kontrak 1 = 90 %

Kontrak 2 = 41,75%

Kontrak 3 = 73,75 %

c. Secara Ekonomis:

Didapatkan dengan menggunakan rumusan (2.5 )

Untuk itu diperlukan data-data mengenai nilai kontrak material yang

dipresentasikan dalam bentuk tabel berikut ini.

Tabel 3.5 Nilai Kontrak Proyek

Kontrak

1.

2.

3.

Rata-rata

Nilai (Rp.)

13.052.563.568

29.000.327.400

11.519.224.000

17.857.371.656

GPI (%)

90

41,75

73,75

68,5

Maka perhitungan efisiensi kualitas absolut proyek dari segi ekonomis

adalah:

Untuk Kontrak 1 :

13.052.563.568 17.857.371.656

90 68,5 = 0,556 = 5 5 , 6 %

Page 11: III. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1. EFISIENSI SIKLUS ...

28

Untuk Kontrak 2 :

29.000.327.400 17.857.371.656

41,75 68,5

Untuk Kontrak 3 :

1.519 .224 .000 17.857 .371 .656

= 2,664 = 2 6 6 , 4 %

73,75 68,5 0,079 - 7 , 9 %

4. EFISIENSI KUALITAS KONSTAN PROYEK

Perhitungan efisiensi ini menggunakan data-data yang sama dari

perhitungan efisiensi kualitas absolut proyek. Pada perhitungan teknis

data-data yang diperlukan adalah data indeks kinerja keseluruhan dari

kontrak 1, kontrak 2, dan kontrak 3. Interval indeks kinerja didapat dari

selisih antara GPI tertinggi dan GPI terendah. Sedangkan perbedaan rata-

rata absolut didapat dari perbandingan antara GPI yang satu dengan yang

lain.

Sedangkan perhitungan ekonomis tidak bisa diukur karena didalam

proyek tidak ada total biaya kenaikan komersial proyek atau sama dengan

Rp. 0,00. Sedangkan biaya pemeliharaan kualitas konstan tertinggi pada

proyek yang terdapat pada kontrak 1, kontrak 2, dan kontrak 3, tidak bisa

dihitung karena tanggung-jawab pemeliharaan proyek yang sudah selesai

Page 12: III. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1. EFISIENSI SIKLUS ...

:N

dibangun bukan merupakan tanggung-jawab dari kantor PT.PLN (Persero)

Proyek Induk dan Jaringan Jawa Timur dan Bali tetapi merupakan

tanggung-jawab dari PT. PLN (Persero ) Unit Pengembangan Proyek.

4.1 Secara Teknis :

Didapat dengan menggunakan rumusan (2.6 )

l

Untuk itu diperlukan perhitungan interval indeks kinerja dan

perbedaan rata-rata absolut.

Interval indeks kinerja = GPI tertinggi - GPI terendah

= 90-41,75

= 48,25

Perbedaan rata-rata absolut =

| GPI i - GPI 2 | + | GPI 2 - GPI 3 |

9 - 41 ,75 I + I 41 ,75 - 73 ,75 I ! ! = 40 ,125

Maka efisiensi teknis;

48,25 - 40,125

48,25 x 100% = 16,84%

Page 13: III. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1. EFISIENSI SIKLUS ...

30

6.2 Secara Ekonomis :

Dapat dihitung dengan rumusan( 2.7 )yaitu :

Biaya pemeliharaan kualitas konstan tertinggi

Biaya kenaikan nilai komersial proyek

Biaya pemeliharaan proyek tidak ditangani oleh PT.PLN ( Persero )

Proyek Induk dan Jaringan Jawa Timur dan Bali, karena tugas dan

tanggung-jawab kantor PLN unit ini adalah hanya sampai dengan

merealisasikan proyek. Setelah proyek selesai dibangun, proyek tersebut

diserahkan kepada kantor PLN unit lain yang bertanggung-jawab dalam

pengoperasian proyek tersebut termasuk pemeliharaan proyek yaitu PT.

PLN (Persero) Unit Pengembangan Proyek karena tidak adanya data maka

biaya pemeliharaan konstan tertinggi adalah nol. Demikian juga data

mengenai biaya kenaikan komersial proyek tidak didapat karena

termasuk dalam tanggung-jawab unit pengoperasian proyek, sehingga data

mengenai biaya ini adalah nol.

5. EFISIENSI INPUT

Untuk menghitung efisiensi ini digunakan data-data kontrak

proyek yang sama dengan kontrak proyek yang dianalisa pada efisiensi

kualitas diatas. Total lead time adalah total waktu yang diperlukan untuk

Page 14: III. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1. EFISIENSI SIKLUS ...

31

menghasilkan proyek yang dihitung dari awal pemesanan sampai dengan

proyek selesai. Lead time aktual adalah total waktu yang sebenarnya yaitu

total waktu yang direncanakan di tambah dengan waktu dari perpanjangan

proyek atau penambahan waktu karena adanya kerja tambah, sedangkan

lead time optimal adalah total waktu yang direncanakan atau yang

diharapkan.

Biaya produksi adalah nilai kontrak proyek tersebut. Biaya

produksi aktual adalah nilai kontrak yang sebenarnya terjadi ditambah

dengan biaya tambahan karena adanya kerja tambah. Sedangkan biaya

produksi optimal adalah nilai kontrak sebenarnya tanpa adanya

penambahan biaya dari kerja tambahan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada Lampiran 11 mengenai data kerja tambahan dan tambahan nilai

kontrak proyek.

Tabel 3.6 Data Lead Time Optimal

Tanggal kontrak

Tanggal serah terima

Lead time ( hari)

Kontrak 1

15Junil997

9 Nov 1999

877

Kontrak 2

29 April 1998

11 April 1999

501

Kontrak 3

31Des1999

16 April 200

108

Page 15: III. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1. EFISIENSI SIKLUS ...

Tabel 3.7 Data Lead Time Aktual

Tanggal kontrak

Tanggal serah terima

Lead time ( hari )

Kontrak 1

15Juni 1997

30 Juni 2000

1110

Kontrak 2

29 April 1998

01 Maret2000

672

Kontrak 3

31 Des 1999

26 Juni 2000

179

Tabel 3.8 Data Nilai Kontrak

Kontrak

1

2

3

Nilai Kontrak Optimal (Rp.)

12.280.720.809,00

20.765.899.109,00

11.312.609.539,00

Nilai Kontrak Aktual (Rp.)

12.927.074.571,52

22.091.840.957,00

11.367.301.600,00

5.1 SecaraTeknis ;

Didapatkan dengan menggunakan rumusan ( 2.8 )

Sehingga :

Untuk kontrak 1 =

877

1110 = 0 , 7 9 = 79 %

Untuk kontrak 2

501

672 = 0,7455 = 74 ,55 %

Page 16: III. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1. EFISIENSI SIKLUS ...

33

Untuk kontrak 3 =

108

179 = 0,6033 = 60 ,33 %

5.2 Secara Ekonomis :

Didapat dengan menggunakan rumusan ( 2. 9 )

Sehingga :

Untuk kontrak 1 =

12.927.074.571,52-12.280.720.809,00 A A „ , _ . . „, - 0,0526 = 5,26 % 12.280.720.809,00

Untuk kontrak 2 =

22.091.840.957,00 - 20.765.899.109,00 = 0,0638 = 6,38 %

20.765.899.109,00

Untuk kontrak 3 =

11.367.301.600,00 - 11.312.609.539,00

11.312.609.539,00 = 0,0483% = 4,83%