III. Pembahasan

27
20 III. PEMBAHASAN A. Masalah Kesehatan dalam Keluarga Setelah melakukan kunjungan pertama pada tanggal 13 dan 15 September 2011 (perkenalan dan mengidentifikasi seluruh data tentang keluarga), kami mulai mengidentifikasi risiko atau masalah kesehatan yang ada pada keluarga. 1. Risiko/masalah kesehatan yang berhubungan dengan karakteristik keluarga Keluarga adalah keluarga ortu tunggal yang tinggal hanya berdua di rumah bersama anak nya Mr.S yang berusia 35 tahun, itupun anaknya hanya pulang ke rumah sepulang ia bekerja sekitar maghrib dan pada malam hari ia kembali lagi ke tempat ia bekerja dan

description

Pembahasan

Transcript of III. Pembahasan

38

III. PEMBAHASANA. Masalah Kesehatan dalam KeluargaSetelah melakukan kunjungan pertama pada tanggal 13 dan 15 September 2011 (perkenalan dan mengidentifikasi seluruh data tentang keluarga), kami mulai mengidentifikasi risiko atau masalah kesehatan yang ada pada keluarga.

1. Risiko/masalah kesehatan yang berhubungan dengan karakteristik keluargaKeluarga adalah keluarga ortu tunggal yang tinggal hanya berdua di rumah bersama anak nya Mr.S yang berusia 35 tahun, itupun anaknya hanya pulang ke rumah sepulang ia bekerja sekitar maghrib dan pada malam hari ia kembali lagi ke tempat ia bekerja dan menginap disana. Anak-anaknya yang lain telah menikah dan tinggal di rumahnya masing-masing. Selain kesepian, pencegahan kecelakaan dalam rumah dan gejala awal sakit harus menjadi perhatian.Keluarga dengan orang tua lansia, perlu diperhatikan dan dipantau kesehatannya secara rutin. Pendidikan Mbah X yang hanya tamatan SD dan seorang petani perlu diperhatikan tentang pengetahuannya mengenai kesehatan.Putranya Mr.S belum menikah padahal sudah berumur 35 tahun sehingga harus diberikan pengetahuan tentang usia produktif yang optimal untuk berkeluarga. Tingkat polusi dan kecelakaan keja perlu dipantau karena beliau bolak balik dari tempat ia bekerja ke rumahnya.2. Risiko/masalah kesehatan yang berhubungan dengan keadaan rumahRumah ini cukup rapi, tetapi lantai agak kotor karena jarang dibersihkan. Debu cukup banyak baik di kasur, kamar tidur, dan lemari. Hal ini harus diperhatikan mengenai penyakit pernafasan atau penyakit yang menyerang paru-paru, misalnya batuk. Anjurkan keluarga untuk rutin membersihkan rumah. Atap yang mayoritas terbuat dari asbes juga dapat menyebabkan penyakit paru-paru seperti kanker paru-paru.Kebiasaan mencuci tangan tanpa sabun perlu dilakukan penyuluhan mengenai hygienitas pribadi. Banyaknya tikus dan kecoa, kedalaman sumur < 15meter, air yang kurang jernih, jarak septic tank ke sumur tidak minimal 10 meter, fasilitas tempat mandi atau kamar mandi yang kurang layak dapat mencetuskan penyakit kulit dan sistem pencernaan (diare, typhus). 3. Risiko/masalah kesehatan yang berhubungan dengan fungsi keluargaSejak tahun 1990, Mbah X ditinggal suaminya karena suaminya meninggal dunia. Dia menafkahkan keluarganya sendirian dan bekerja sebagai petani. Saat itu anak-anaknya sudah beranjak dewasa dan sebagian sudah berkeluarga. Kehilangan seseorang yang paling ia cintai dan satu per satu anaknya pergi karena berkeluarga menjadi tekanan psikis baginya, cemas, khawatir, sedih selalu ada.Mbah X saat ini sering mengeluh pusing dan penglihatannya kabur sehingga setelah dilakukan pemeriksaan tekanan darah ternyata Mbah X memiliki TD 170/80 mmHg (hipertensi). Mbah X menderita katarak, tetapi belum pernah ke dokter atau operasi katarak. Mbah X terkadang juga batuk-batuk walaupun batuknya jarang. Mbah X juga mengalami gatal-gatal pada kulit punggung telapak kaki nya dan sudah memerah serta mengelupas, tidak sembuh-sembuh padahal sudah berobat, menurutnya dulu disebabkan oleh gigitan semut.4. Risiko/masalah kesehatan yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan keluargaPendapatan dan pengeluaran tidak seimbang mengakibatkan mereka hidup serba keterbatasan meskipun mereka sudah merasa cukup. Hal ini akan berdampak pada pola gizi makan keluarga. Mbah X hanyalah tamatan SD yang mungkin pengetahuannya masih kurang mengenai gizi yang baik dan mengenai pencegahan penyakit serta pola hidup sehat. Tiga anak pertama nya pun tidat tamat SD, tetapi dua anak terakhir mampu mencapai dan tamat pendidikan SMA.

Tekanan darah nya yang tinggi juga jarang dipantau. Iritasi di telapak kakinya juga sudah pernah diobati, tetapi karena tidak sembuh-sembuh sehingga Mbah X tidak pernah berobat lagi. JAMKESMAS jarang digunakan dan kunjungan ke posyandu lansia juga tidak rutin dilakukan, Mereka datang ke pelayanan kesehatan hanya ketika sakit.

5. Risiko/masalah kesehatan yang berhubungan dengan gaya hidup keluargaIbu dan anak sering terlambat sarapan pagi dan minum susu juga sangat jarang. Hampir menu makan setiap hari sama atau bisa dikatakan monoton dan tidak bervariasi (nasi, tahu tempe, sayur bening bayam) serta mereka jarang makan daging. Mr.S juga jarang makan sayuran dan lebih menyukai makanan bersantan. Mr.S juga lebih banyak makan di MES SMA tempat ia bekerja. Oleh karena itu, dapat dikatakan pemenuhan gizi keluarga ini kurang seimbang sehingga perlu dilakukan penyuluhan gizi. Kegiatan olahraga yang jarang pada keluarga juga perlu diperhatikan dengan cara memberitahukan manfaat olah raga rutin dan diberi motivasi untuk berolahraga.

6. Risiko/masalah kesehatan yang berhubungan dengan lingkungan hidup keluargaRumah tidak jauh dari pinggir jalan, kemungkinan terpapar oleh debu setiap hari bisa terjadi. Banyaknya tikus dan kecoa sekitar rumah bisa menjadi penyebab penyakit tertentu misal thypus, diare, dan PES. Mbah X sering merasa kesepian di rumahnya dan polusi suara (bising) di rumah nya karena ada bengkel las bisa memicu keadaan stres. Sedangkan Mr.S merasa pekerjaannya terlalu berat dan ia merasa lelah karena ia bekerja dari pagi hingga sore dan terpapar debu bisa juga terjadi sehingga tidak ergonominya pekerjaan ini dapat menjadi acuan stress dan menimbulkan berbagai penyakit degeneratif.7. Masalah kesehatan yang ada dalam keluarga (prioritas masalah)

a. Tekanan darah Mbah X yang tinggi dan sering pusing (hipertensi),b. Belum terpenuhinya kriteria rumah sehat (debu, asbes, fasilitas kamar mandi, sanitasi, hewan vektor penyakit tikus dan kecoa, dll),c. Kulit di punggung telapak kaki nya terasa gatal-gatal yang memerah dan mengelupas serta tidak sembuh-sembuh padahal sudah berobat,d. Mbah X menderita katarak, tetapi belum pernah ke dokter atau operasi katarak,e. Pola makan yang kurang bergizi, kurang sehat, dan tidak seimbang,f. Higienitas pribadi yang kurang,g. Keluarga jarang berolahraga, Mbah X cenderung hanya di dalam rumah dan Mr. S sibuk bekerja sehingga jarang berolahraga,h. Jamkesmas jarang digunakan oleh pihak keluarga untuk berobat,i. Mbah X sering merasa kesepian, stres, dan tekanan psikis,j. Mr. S belum menikah padahal sudah berumur 35 tahun.

Dari urutan prioritas masalah tersebut, kami memilih masalah kesehatan a dan b dilihat dari manfaat nya untuk keluarga dan kemampuan/ keterbatasan kami yang masih sebagai mahasiswa kedokteran. Namun, masalah yang paling kami prioritas kan adalah hipertensi dari Mbah X. Untuk rumah sehat, kami hanya memberikan pengarahan atau penyuluhan bagaimana rumah sehat itu karena disini kami juga memperhatikan aspek ekonomi dari keluarga ini yang kurang memungkinkan untuk dilakukan renovasi yang melampaui batas kemampuan ekonomi mereka.B. Rencana Pemeliharaan Kesehatan pada KeluargaSetelah mendapatkan data-data yang lengkap mengenai keadaan kesehatan anggota keluarga Mbah X, kami mencari dua topik yang akan lebih difokuskan untuk dilakukan intervensi. Topik yang akan diintervensi yaitu mengenai penyakit hipertensi yang dimiliki Mbah X dan rumah sehat untuk keluarga Mbah X. Hal tersebut kami pilih karena hipertensi yang diderita oleh Mbah X dapat mengakibatkan komplikasi penyakit jantung (serangan jantung tiba) atau stroke jika tidak diobati dan dikontrol secara rutin. Perwujudan rumah sehat pun sangat penting untuk mencegah terjadinya penyakit-penyakit tertentu seperti penyakit infeksi, pencernaan, atau pernapasan. Dengan demikian, kami berharap tekanan darah Mbah X dapat dikontrol dengan cara mengubah perilaku dan gaya hidup serta dilakukan upaya pengobatan serta keluarga Mbah X dapat mewujudkan rumah sesuai dengan kriteria rumah sehat. Namun, masalah yang paling kami prioritas kan adalah hipertensi dari Mbah X. Untuk rumah sehat, kami hanya memberikan pengarahan atau penyuluhan bagaimana rumah sehat itu karena disini kami juga memperhatikan aspek ekonomi dari keluarga ini yang kurang memungkinkan untuk dilakukan renovasi yang melampaui batas kemampuan ekonomi mereka.Sebelum pelaksanaan intervensi kami melakukan beberapa kali kunjungan ke rumah keluarga Mbah X. Selain untuk menciptakan komunikasi yang lebih baik, hal ini juga sangat bermanfaat untuk membangun kepercayaan keluarga Mbah X kepada kami sebagai mahasiswa yang mencoba untuk membina keluarga Mbah X. Dengan demikian, diharapkan keluarga Mbah X dapat menerima dan mengikuti saran yang kami berikan pada saat pelaksanaan intervensi.Tabel 1. Rencana pemeliharaan kesehatan keluarga dan intervensi

C. Pelaksanaan IntervensiPelaksanaan intervensi dilakukan pada tanggal 27 September 2011. Intervensi dilakukan dengan menggunakan media cetak dan media papan sebagai alat peraga untuk menyampaikan informasi-informasi yang akan disampaikan.

Jenis media cetak yang kami gunakan yaitu poster yang telah dibingkai papan dan leaflet yang berisi informasi-informasi tentang penyakit hipertensi dan rumah sehat. Informasi yang kami sampaikan mengenai penyakit hipertensi yaitu:

1. Hipertensi ( Tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg.

2. Keluhan : Tidak khas, baru setelah beberapa tahun merasakan sakit kepala/pusing (terutama pagi hari sebelum bangun tidur), keletihan , rasa pegal di tengkuk, sulit tidur, gemetaran, mimisan, penglihatan kabur, berdebar atau detak jantung terasa cepat.

3. Makanan yang harus dihindari atau dikurangi : Makanan asin/bergaram tinggi, garam, ikan asin, telur asin, daging sapi/kambing/ kerbau , lemak, jeroan, pete, jengkol, gorengan, santan kental, durian, bumbu masak kemasan.4. Makanan yang dianjurkan : Buah-buahan, sayur-sayuran : semangka, juice alpukat, juice tomat, kentang, bayam. Banyak minum paling sedikit 8 gelas/ hari.

5. Cukup istirahat, tidur, rajin olahraga, kurangi stres/banyak pikiran.

6. Penggunaan obat : Obat sebaiknya diminum setelah makan. Obat tidak boleh dihentikan secara mendadak, jika obat habis segera kontrol ke dokter kembali.

7. Efek samping obat : hidung mampat, mulut kering, rasa letih dan lesu, mual/diare, batuk kering.

8. Akibat tekanan darah tinggi : serangan jantung tiba-tiba dan stroke.

9. Prinsip :

a. Rutin periksa tekanan darah (minimal sebulan sekali),

b. Makan obat teratur (pengobatan seumur hidup),

c. Jaga pola makan.

Penjelasan mengenai penyakit hipertensi ini kami sampaikan kepada Mbah X, Mr.S, dan seluruh anggota keluarga nya yang berdekatan rumah dengan Mbah X seperti anak nya yang kedua dan kelima serta menantunya. Hal ini kami lakukan agar seluruh keluarga Mbah X dapat memantau perubahan (ikut mengontrol dan intervensi) dengan tujuan memulihkan hipertensi yang diderita Mbah X. Anggota keluarga lain juga harus mengetahui tentang penyakit hipertensi supaya pencegahan terhadap penyakit ini sudah dimulai saat dini.

Gambar 5. Media intervensi untuk hipertensi

Informasi yang kami sampaikan mengenai rumah sehat (leaflet terlampir) yaitu: Rumah sehat adalah rumah yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi penghuninya sehingga mereka dapat hidup dan beraktifitas secara optimal.Kriteria rumah sehat menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 829/Menkes/SK/VII/1999 adalah sebagai berikut:

1. Bahan bangunan

a. Lantai: ubin, semen, atau kayu.b. Dinding: tembok (baik). Jika tidak tembok, papan juga baik.

c. Atap: genteng atau daun rumabai/daun kelapa. Seng atau asbes tidak cocok karena menimbulkan suhu panas di dalam rumah.

2. Komponen dan penataan ruang rumah

a. Lantai kedap air dan mudah dibersihkan.b. Dinding

Di ruang tidur, ruang keluarga dilengkapi dengan sarana ventilasi untuk pengaturan sirkulasi udara. Di kamar mandi dan tempat cuci harus kedap air dan mudah dibersihkan.c. Langit-langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan.d. Bumbung rumah yang memiliki tinggi 10 meter atau lebih harus dilengkapi dengan penangkal peti.e. Ruang di dalam rumah harus ditata agar berfungsi sebagai ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, ruang tidur, ruang dapur, ruang mandi, dan ruang bermain anak.f. Ruang dapur harus dilengkapi dengan sarana pembuangan asap.3. Pencahayaan

a. Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang, dan tidak terlalu banyak.b. Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam ruangan rumah, terutama cahaya matahari disamping kurang nyaman, juga merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan berkembangnya bibit-bibit penyakit. Sebaliknya terlalu banyak cahaya di dalam rumah akan menyebabkan silau, dan akhirnya dapat merusakkan mata. c. Cahaya dapat dibedakan menjadi 2, yakni:

1) Cahaya alamiah, yakni matahari. Cahaya ini sangat penting, karena dapat membunuh bakteri-bakteri jahat di dalam rumah, misalnya basil TBC. Oleh karena itu, rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya yang cukup.Seyogianya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya sekurangkurangnya 15 % sampai 20% dari luas lantai yang terdapat di dalam ruangan rumah. Perlu diperhatikan di dalam membuat jendela diusahakan agar sinar matahari dapat langsung masuk ke dalam ruangan, tidak terhalang oleh bangunan lain. Fungsi jendela di sini, di samping sebagai ventilasi, juga sebagai jalan masuk cahaya.2) Cahaya buatan, yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan alamiah, seperti lampu minyak tanah, listrik, api dan sebagainya.

4. Kualitas udara

Kualitas udara di dalam rumah tidak melebihi ketentuan sebagai berikut: a. Suhu udara nyaman berkisar antara l8C sampai 30C.b. Kelembaban udara berkisar antara 40% sampai 70%.c. Pertukaran udara.5. Ventilasi

Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. diantaranya adalah:a. Untuk menjaga agar aliran udara di dalam rumah tersebut tetap segar.b. Untuk membebaskan udara ruangan dari bakteri-bakteri, terutama bakteri jahat, karena disitu selalu terjadi aliran udara yang terus menerus.

Ada 2 macam ventilasi, yakni:

a. Ventilasi alamiah, di mana aliran udara di dalam ruangan tersebut terjadi secara alamiah melalui jendela, pintu, lubang angin, lubang-lubang pada dinding, dan sebagainya. Di pihak lain ventilasi alamiah ini tidak menguntungkan karena juga merupakan jalan masuknya nyamuk dan serangga lainnya ke dalam rumah. Untuk itu perlu usaha lain untuk melindungi diri dari gigitan nyamuk.

b. Ventilasi buatan, yaitu dengan mempergunakan alat-alat khusus untuk mengalirkan udara tersebut, misalnya kipas angin, dan mesin pengisap udara.

6. Vektor/binatang penular penyakit

a. Tidak ada lalat, nyamuk, ataupun tikus yang bersarang di dalam rumah.

b. Lalat ( hinggap di kotoran manusia ( kista Amoeba dari kotoran manusia menempel pada lalat ( lalat hinggap di makanan & minuman ( makanan & minuman terkontaminasi dikonsumsi ( disentri.c. Nyamuk bisa menyebabkan malaria, demam berdarah, kaki gajah, dll.

d. Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis (penyakit yang terjadi akibat kontak dengan tikus dan air kemihnya).7. Air

a. Tersedia air bersih dengan kapasitas minimal 60 liter/hari/orang.b. Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan air minum sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu:- Secara fisik, air yang sehat adalah yang jernih, tidak berbau, dan tidak berasa.- Secara kimia, air sehat memiliki kadar pH netral dan kandungan mineral-mineralnya terbatas.- Secara mikrobiologi, air sehat tidak mengandung E. coli dan Salmonella sp.8. Tersediannya sarana penyimpanan makanan yang aman dan hygienea. Aman berarti tempat tersebut tidak dapat ditemukan oleh binatang pengerat atau pengganggu jenis lain yang dapat menyebarkan virus ataupun bakteri-bakteri jahat pembawa penyakit. b. Higienis berarti semua tempat dan alat yang digunakan untuk menyimpan makanan tersebut haruslah steril dan dipastikan tidak mengandung kuman penyakit.9. Limbaha. Limbah cair tidak boleh disatukan dengan limbah padat.b. Limbah cair berasal dari rumah, tidak mencemari sumber air, tidak menimbulkan bau, dan tidak mencemari permukaan tanah.c. Limbah padat harus dikelola agar tidak menimbulkan bau, tidak menyebabkan pencemaran terhadap permukaan tanah dan air tanah.10. Kepadatan hunian, khususnya ruang tidura. Luas ruang tidur minimal 8m2b. Kemudian, dianjurkan untuk tidak menggunakan kamar tidur lebih dari dua orang dalam satu kamar tidur, kecuali anak kecil di bawah umur lima tahun.Penjelasan mengenai rumah sehat ini kami sampaikan kepada Mbah X, Mr.S, dan seluruh anggota keluarga nya yang berdekatan rumah dengan Mbah X seperti anak nya yang kedua dan kelima serta menantunya. Hal ini kami lakukan agar seluruh keluarga Mbah X dapat bersama-sama untuk mewujudkan rumah yang sehat karena mereka adalah satu kesatuan keluarga.

Gambar 6. Media intervensi untuk rumah sehatD. Hasil IntervensiSetelah kami melakukan intervensi terhadap keluarga Mbah X, kami melakukan evaluasi pada tanggal 10 Oktober 2011 untuk mengetahui bagaimana hasil intervensi yang telah kami lakukan.

Mr. S (anaknya) menceritakan bahwa ibu nya (Mbah X) sudah dilakukan pengobatan di puskesmas terdekat (pada tanggal 29 September 2011) oleh seorang mantri dan hasil nya setelah tiga hari minum obat tekanan darah Mbah X turun dari 170/80 mmHg menjadi 130/80 mmHg (diukur saat Mbah X ke puskesmas untuk kedua kalinya yaitu setelah tiga hari minum obat pertama). Setelah tiga hari minum obat tersebut, Mbah X mengalami batuk-batuk dan lalu dia mendatangi puskesmas itu kembali, hasil memang tekanan darah Mbah X normal. Namun, ternyata mantri di puskesmas tersebut tidak memberikan obat anti hipertensi kembali kepada Mbah X dan malah memberikan obat batuk padahal menurut kami batuk yang dialami oleh Mbah X adalah karena efek samping obat tersebut. Dengan demikian, pada saat kami melakukan evaluasi pada tanggal 10 Oktober ternyata tekanan darah Mbah X kembali tinggi yaitu 170/80 mmHg. Mbah X kami anjurkan untuk kembali ke puskesmas terdekat untuk dilakukan pengobatan kembali terhadap hipertensinya karena memang pengobatan hipertensi butuh kedisiplinan dan kepatuhan yang tinggi serta membutuhkan jangka waktu yang panjang.Mr. S juga menceritakan bahwa Mbah X sekarang sudah mulai mengubah gaya hidup, kebiasaan, dan pola makan nya. Media papan mengenai hipertensi telah digantung pada dinding rumah mereka sehingga Mbah X dan keluarga nya selalu ingat pesan yang terkandung di dalam nya. Mbah X sudah mulai melakukan rutinitas olahraga setiap hari. Makanan yang dianjurkan dan dihindari selalu diperhatikan. Mbah X juga sudah mengetahui apa saja gejala penyakit hipertensi dan pada tekanan darah berapa telah dikatakan hipertensi. Obat pun sudah diminum secara teratur dan sesuai aturan. Mbah X juga merasakan bahwa batuk yang ia alami adalah efek samping dari obat tersebut. Untuk evaluasi kriteria rumah sehat, tidak banyak yang kami perhatikan karena kami juga memperhatikan aspek ekonomi dari keluarga ini. Hal terpenting bagi kami adalah pihak keluarga sudah mengetahui tentang bagaimana kriteria rumah sehat dan sudah mulai berusaha perlahan-lahan untuk mewujudkan rumah sehat tersebut. Hal ini dibuktikan ketika kami melakukan evaluasi, rumah Mbah X sudah cukup bersih. Debu-debu di lantai, kasur, lemari, dan sarang laba-laba di langit-langit atap sudah dibersihkan rutin minimal satu kali dalam seminggu. Debu-debu pun hampir tiap hari dibersihkan. Jendela dan ventilasi selalu dibuka dari pagi hingga sore, hal ini menandakan bahwa sirkulasi udara dan pencahayaan ruangan sudah cukup baik pada rumah ini. Untuk pengelolaan sampah keluarga sudah dikelola dengan baik, sampah keluarga setiap hari diambil oleh petugas sampah yang dikelola oleh pihak pemerintah setempat. Untuk menghilangkan kecoa dan tikus, Mbah X dan Mr.S belum sempat melakukan tindakan karena keterbatasan keuangan mereka untuk membasmi vektor tersebut sehingga mereka hanya melakukan rutinitas pembersihan rumah. Sementara fasilitas kamar mandi dan air belum ada perubahan karena sumur mereka masih dalam keadaan kering dan mereka belum memiliki keuangan untuk merenovasi kamar mandi dan sumur tersebut.