III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan lokasi...
-
Upload
phungtuong -
Category
Documents
-
view
244 -
download
5
Transcript of III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan lokasi...
23
III. METODOLOGI
3.1 Waktu dan lokasi penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret - Oktober 2010. Lokasi
penelitian berada di tambak udang vannamei milik PT. Indonusa Yudha Perwita
(PT. IYP), Desa Patrol Lor, Kecamatan Patrol, Kabupaten Indramayu, Propinsi
Jawa Barat. Peta kecamatan Patrol ditunjukkan dalam Gambar 9, dengan peta
tata letak tambak PT. IYP ditunjukkan pada Gambar 10.
3.2 Alat dan data penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian, beserta spesifikasi, sumber dan
fungsinya dijabarkan dalam Tabel 3. Seluruh data penelitian dicantumkan dalam
Tabel 4.
3.3 Metode pengumpulan data
Data penelitian terbagi atas data primer dan data sekunder. Data primer
diukur pada saat survey lapangan, mencakup data kualitas sumber air budidaya,
kualitas air pesisir, posisi geografis serta dokumentasi kegiatan budidaya, kondisi
tambak dan pesisir. Data sekunder berupa data spasial yang digunakan dalam
penyusunan kesesuaian lahan tambak, dan data budidaya tambak milik PT. IYP.
Pengelompokkan data secara terperinci dituangkan dalam Tabel 4.
24
Gambar 9. Lokasi penelitian
25
Gambar 10. Peta tata letak tambak PT. Indonusa Yudha Perwita
26
Tabel 3. Alat penelitian
Alat Spesifikasi Fungsi
Perangkat keras
(hardware)
Komputer dan kelengkapannya Media input, pengolahan data dan pencetak output
Perangkat lunak
(software)
ErMapper 6.4, Arc GIS 9.3, Ms.Visual Basic 6.0, Navicat,
MySQL,Ms.Office
Pembuatan peta dasar, basis data, sistem informasi berbasis
spasial,dan laporan
GPS Garmin 12XL Pengambilan data posisi geografis
Refraktometer Atago Pengukuran nilai salinitas
pH meter Tupech Pengukur pH perairan
DO meter/ Metode titrasi
winkler
Metode titrasi winkler membutuhkan Botol Winkler,pipet,
erlenmeyer,suntikan (pengganti buret), gelas ukur, MnSO4H2O,
NaOH + KI, H2SO4 pekat, Na2S2O3 dan amilum
Pengukuran kadar oksigen terlarut
Termometer Pengukur suhu perairan
Test kit Aqua BASE Pengukur alkalinitas
Test kit Aqua NITE Pengukur konsentrasi nitrat
Test kit Aqua AM Pengukur konsentrasi amoniak
Aerator Aerasi sampel air untuk pengukuran BOD5
Botol BOD Botol gelap (berbungkus polybag) Penyimpan sampel air untuk pengukuran BOD5
Botol sampel, es batu dan
coolbox
Penyimpan sampel air serta alat dan bahan untuk titrasi
winkler
Kapal Transportasi pengambilan data suhu dan salinitas pesisir
27
Tabel 4. Data penelitian
Metode perolehan
Kelompok Jenis
Sumber
Fungsi Periode
Data primer (survey
lapangan)
Data kualitas sumber air budidaya
Suhu
Sumber air laut dan air tawar yang digunakan
dalam kegiatan budidaya
Penyusun Sistem
Informasi Budidaya Tambak
PT. Indonusa
Yudha Perwita
Maret 2010
Salinitas
DO
pH
Alkalinitas
Amoniak
BOD5
Organo phospat
Juni 2010
Dokumentasi
Kegiatan budidaya
Tambak PT. IYP, Patrol, Indramayu
Maret 2010
Peralatan budidaya
Produk budidaya
Data fisik tambak
Koordinat kolam
tambak
Tambak PT. IYP, Patrol, Indramayu
Penyusun layout
tambak PT.Indo
nusa Yudha Perwita
Maret dan Juni
2010
Koordinat batas tambak
Koordinat bangunan
dalam tambak
Koordinat saluran inlet,
outlet dan anco
Contoh ukuran kolam
tambak
Maret 2010
Data kualitas air pesisir
Salinitas pesisir
Pesisir kecamatan
Patrol, Indramayu
Evaluasi kesesuaian lahan untuk
lokasi tambak PT. Indonusa
Yudha Perwita
Oktober 2010
Data sekunder
Data spasial
Citra Landsat 7 ETM+
Path/Row: 121/064
BTIC 10
Oktober 2006
Data GeoEye Google Earth 2010
Peta administrasi
BAPEDA Indramayu
2006
Peta kelerengan (topografi)
Pusat Penelitian Tanah dan Agro Klimat
1990
Peta Satuan lahan
(Tekstur dan jenis tanah
Pusat Penelitian Tanah dan Agro Klimat
1990
28
Peta Rupa Bumi
Indonesia Kabupaten Indramayu
Bakosurtanal Tahun 2005
Data curah hujan
BMKG 2006-2010
Data pasang surut
Survey lapangan (Siahaan 2010) dan Dishidros TNI AL
2010
Data fisik tambak
Denah awal tambak
Laboratorium budidaya PT.
Indonusa Yudha Perwita
Penyusun Sistem
Informasi Budidaya Tambak
PT. Indonusa
Yudha Perwita
Sesuai catatan
data manual PT. Indo
nusa Yudha Perwita
Nama kolam dan blok tambak
Ukuran kolam
tambak
Data operasional budidaya
Data kualitas
air (fisika- kimia)
pH, Salinitas
Dissolved Oxygen (DO)
Suhu
Alkalinitas
Bahan organik total
(TOM)
Amoniak
Data kualitas
air (biologi)
Plankton
Bakteri (jumlah total bakteri dan
bakteri vibrio)
Data pakan
Jumlah dan jenis pakan
Gudang pakan PT.
IYP
Data panen
Data awal
produksi
Padat tebar
Kantor PT. IYP
Sumber benur
Data akhir
produksi
nilai produksi
Final ABW
29
3.4 Metode penelitian
3.4.1 Data spasial
Citra Landsat 7 ETM+ terkoreksi radiometrik dan geometrik, diklasifikasi,
kemudian digunakan dalam survey lapangan. Penggabungan hasil analisis citra
dengan survey lapangan digunakan untuk memperbaharui dan mengkoreksi
seluruh peta kriteria penyusun kesesuaian lahan untuk tambak. Hasil survey
lapangan berupa posisi geografis digunakan dalam proses registrasi data Google
Earth guna pembuatan ulang layout tata letak tambak.
3.4.2. Data kualitas air pesisir
Pengambilan data kualitas air dikawasan pesisir kecamatan Patrol, mencakup
salinitas dan suhu. Data salinitas pesisir digunakan untuk memperoleh sebaran
salinitas kecamatan Patrol, sebagai salah satu kriteria dalam penentuan
kesesuaian lahan tambak. Sebaran stasiun pengambilan data kualitas air pesisir
dilampirkan dalam Lampiran 1.
3.4.3 Data kualitas sumber air budidaya
Pengambilan data kualitas sumber air budidaya tambak PT. IYP dilakukan
pada sumber air tawar (pompa air tanah) dan sumber air laut. Pengukuran
terhadap nilai pH, suhu, salinitas, DO, amoniak, nitrit dan alkalinitas dilakukan
secara in-situ, sedangkan pengukuran nilai organofosfat dan BOD5 masing-
masing dilakukan di Laboratorium Residu dan Bahan Kimia, Departemen
Pertanian dan Laboratorium Proling IPB. Stasiun pengambilan data kualitas
sumber air budidaya dicantumkan pada Lampiran 2, sedangkan gambar alat dan
metode yang digunakan dalam pengukuran nilai kualitas air pesisir dan sumber
air budidaya dilampirkan dalam Lampiran 3.
30
3.4.4 Data budidaya tambak PT. IYP
Catatan data budidaya tambak PT. IYP mencakup data kualitas air, data
pakan, data plankton, data sampling dan data panen. Keseluruhan data budidaya
dari laboratorium dan kantor PT. IYP, digunakan untuk membangun database
Sistem Informasi Budidaya Tambak Udang PT. IYP.
3.5 Metode pengolahan dan analisis data
3.5.1 Evaluasi kesesuaian lahan tambak PT. Indonusa Yudha Perwita
Penentuan kesesuaian lahan untuk lokasi tambak PT. IYP menggunakan
kriteria biofisik sebagai faktor pendukung kemudian dievaluasi dengan faktor
pembatas yakni regulasi pemerintah mengenai kawasan sempadan pantai dan
sungai. Kriteria kesesuaian lahan budidaya tambak mengacu pada matriks dalam
Tabel 5, sedangkan kelas kesesuaian dibagi menjadi 4 (FAO 1976), yakni:
Kelas S1 Sangat Sesuai
Kawasan ini didefinisikan sebagai kawasan tanpa faktor pembatas yang serius
untuk suatu penggunaan lahan tambak secara lestari, atau hanya memiliki
pembatas yang kurang berarti dan atau tidak berpengaruh nyata dalam
keberlangsungan usaha tambak.
Kelas S2 Cukup Sesuai
Kawasan ini tergolong memiliki faktor pembatas yang agak serius sebagai lokasi
usaha tambak yang lestari. Pembatas tersebut dapat mengurangi produktivitas
lahan atau keuntungan yang diperoleh. Dibutuhkan suatu strategi masukan yang
lebih untuk mengusahakan lahan kelas ini agar menjadi lebih produktif.
Kelas S3 Sesuai Bersyarat
Kawasan ini memiliki pembatas serius , namun masih mungkin untuk diatasi. Hal
ini berarti kawasan ini dapat ditingkatkan menjadi sesuai untuk lahan tambak,
31
apabila dilakukan dengan introduksi teknologi yang lebih modern dalam
menjalankan usaha tambak.
Kelas N Tidak Sesuai
Kawasan ini memiliki penghambat serius yang menjadikannya tidak mungkin
untuk dijadikan kawasan usaha tambak.
Penentuan nilai kesesuaian lahan tambak dilakukan dengan metode
pembobotan dan pengharkatan (skor). Pemberian bobot dilakukan terhadap
setiap parameter atau kriteria penyusun kesesuaian lahan, sedangkan skor
diberikan pada masing- masing variabel dari kriteria tersebut. Sistem pemberian
skor mengacu pada Kapetsky dan Nath (1997) yakni pemberian skor 4 untuk
kriteria yang sangat sesuai (S1), skor 3 untuk kriteria cukup sesuai (S2), skor 2
untuk kriteria sesuai marjinal atau sesuai bersyarat (S3), dan skor 1 untuk kriteria
yang tidak sesuai permanen (N). Nilai kesesuaian lahan diperoleh melalui
penjumlahan dari hasil perkalian bobot dan skor seluruh kriteria penyusun
kesesuaian lahan. Secara matematis, nilai kesesuaian lahan dituliskan dalam
rumus:
N =
Keterangan : N = Nilai total kesesuaian lahan
Wi = Bobot (weight)
Si = Nilai (skor)
Klasifikasi nilai total kesesuaian lahan yang diperoleh menggunakan metode
pengkelasan natural breaks atau jenks. Pengkelasan nilai ini dilakukan dalam
pemrosesan dengan perangkat lunak ArcGIS. Teknik integrasi seluruh kriteria
dan faktor pembatas dalam penentuan kesesuaian lahan untuk budidaya tambak
diilustrasikan dalam Gambar 11.
32
Tabel 5. Matriks kesesuaian lahan budidaya tambak
No Kriteria Bobot
Kelas Kesesuaian Lahan Tambak
S1 Skor S2 Skor S3 Skor N Skor
1 Landuse 20 Sawah,
tambak,
tegalan,
belukar, hutan
pantai
4 Kebun, hutan
rawa
3 Hutan lindung,
area
pertambangan
2 Pemukiman
dan industri
pabrik
1
2 Jenis Tanah 15 Aluvial pantai 4 Histosol,
Andosol
3 Regosol
gleihumus
2 Regosol 1
3 Jarak dari pantai (m) 15 200 – 300 4 300 - 4000 3 <200 2 > 4000 1
4 Jarak dari sungai (m) 10 50 – 500 4 500 - 1000 3 <50; 1000 - 3000 2 >3000 1
5 Aksesibilitas (m) 10 < 1000 4 1000 - 2000 3 2000 – 3000 2 >3000 1
6 Tekstur tanah 10 Clay 4 Sandy clay 3 Loam 2 Silty 1
7 Kelerengan lahan (%) 10 0 – 3 4 3,0 - 6 3 6,0- 9 2 >9,0 1
8 Curah hujan (mm/th) 5 1000 – 2000 4 2000 - 36000 3 <1000 2 >3600 1
9 Salinitas 5 12,0 – 20 4 20,0 - 30 3 5,0 - 12; 30 - 45 2 <5; > 45 1
Sumber : Modifikasi Poernomo (1992)
33
Gambar 11. Skema integrasi seluruh kriteria dan faktor pembatas dalam
penentuan kesesuaian lahan budidaya tambak
3.5.2 Pengembangan Sistem Informasi Budidaya Tambak Udang PT. IYP
3.5.2.1 Pembentukan database
Database tambak PT. IYP (db_tambak) dirancang mengikuti model data
relasional. Dalam pengelolaan database tambak digunakan perangkat lunak
DBMS MySQL.
Dalam pembentukan database untuk sistem informasi, data budidaya tambak
PT. IYP dikelompokkan menjadi data fisik tambak, data operasional budidaya,
dan data panen. Data fisik tambak berupa identitas kolam disimpan dalam tabel
kolam (tbl_kolam) dan tabel blok (tbl_blok). Data budidaya yang mencakup data
operasional dan panen, didefinisikan dalam beberapa tabel sesuai dengan format
catatan manual data budidaya milik PT. IYP, yakni:
a. data kualitas air (tbl_data_harian),
b. data pakan (tbl_pakan_harian),
Aksesibilitas
Kelerengan lahan
Salinitas
Tekstur tanah
Curah hujan
Jenis tanah
Jarak dari sungai
Jarak dari pantai
Landuse
Pendugaan awal
kesesuaian lahan
untuk tambak
secara biofisik
Faktor pembatas : Keppres 32/1990 dan Surat Edaran Departemen Kehutanan No. 507/ IV-BPPH/ 1990 tentang pengelolaan kawasan lindung yakni lebar jalur hijau 200 m di sempadan pantai dan 50 m di sempadan sungai.
Hasil akhir
kesesuaian
lahan tambak
PT. IYP
34
c. data plankton (tbl_plankton_harian),
d. data sampling (tbl_sampling),
e. data jenis plankton (tbl_jenis_plankton),
f. data jenis pakan (tbl_jenis_pakan),
g. data status anco (tbl_jenis_anco),
h. data waktu pemberian pakan (tbl_waktu),
i. data panen (tbl_panen),
Data non budidaya turut disertakan dalam database, yakni data pengguna sistem
informasi (tbl_user), dan data penyusun indeks kesesuaian wilayah
(tbl_curah_hujan dan tbl_ikw).
Dalam database tambak PT.IYP, setiap tabel memiliki kunci primer. Kunci
primer dalam setiap tabel pada database tambak PT. IYP adalah nomor data, hal
ini dikarenakan nomor input data tidak mengalami pengulangan. Ilustrasi
database tambak PT. IYP dituangkan dalam Gambar 12.
3.5.2.2 Perancangan Sistem Informasi Budidaya Tambak Udang PT. IYP
Metode perancangan Sistem Informasi Budidaya Tambak PT.IYP
mengadopsi metodologi klasik yang umum digunakan dalam mengembangkan
sistem informasi atau System Development Life Cycle (SDLC). Metodologi ini
mencakup kegiatan analisis kebutuhan, perancangan sistem, pembuatan sistem
dan implementasi rancangan sistem informasi dengan menggunakan bahasa
pemrograman Visual Basic 6.0.
Sistem Informasi Budidaya Tambak Udang PT. IYP dibangun berdasarkan
kebutuhan terhadap modernisasi pengelolaan, efisiensi, dan kemudahan
penyimpanan data budidaya, otomatisasi penanganan data budidaya, efisiensi
waktu pengolahan data budidaya menjadi informasi untuk mengevaluasi kondisi
budidaya, serta kebutuhan akan pengamanan data budidaya. Sistem informasi
35
dirancang secara sederhana, disesuaikan dengan ketersediaan infrastruktur dan
sumber daya manusia dalam PT. IYP, sehingga sistem informasi mampu
meningkatkan efektivitas dan efisiensi penanganan data oleh pekerja.
Gambar 12. Format tabel data budidaya dalam database tambak PT. IYP
Format Tabel Pakan
Format Tabel Kolam
Format Tabel Sampling
36
Dalam perancangan sistem informasi, data budidaya tambak udang PT. IYP
ditransformasikan menggunakan perangkat konseptual untuk menunjukkan
hubungan antar individu data budidaya yakni Diagram ER (Entity Relationship)
seperti ditunjukkan dalam Gambar 13. Entitas dalam diagram ER mencakup
seluruh individu data budidaya tambak PT. IYP yang terkelompokkan dalam
beberapa tabel (entity set), sedangkan relasi menunjukkan hubungan antar tabel
data budidaya. Dalam perancangan Sistem Informasi Budidaya Tambak Udang
PT. IYP, tingkat relasi yang terdapat dalam tabel adalah satu ke banyak (one to
many), yakni satu kolam dapat memiliki banyak data budidaya (data pakan, data
kualitas air, data plankton, dan lainnya).
Gambar 13. Diagram ER Sistem Informasi Budidaya Tambak Udang PT.IYP
Sesuai dengan aktivitas sistem informasi pada umumnya, dalam Sistem
Informasi Budidaya Tambak Udang PT. IYP terdapat aktivitas input, pemrosesan
data, dan menghasilkan output. Mekanisme input dan output data menggunakan
37
peta tata letak tambak yang terhubungkan dengan tabel data kolam (tbl_kolam)
dan data blok (tbl_blok) dalam database tambak. Penggunaan peta tata letak
tambak adalah sebagai gambaran posisi setiap kolam sebagai sumber dan kunci
pengelompokkan data budidaya.
Input data dalam Sistem Informasi Budidaya Tambak Udang PT. IYP
disesuaikan dengan penggolongan data dalam database. Terdapat dua jenis
proses input yakni input formasi data dan input data. Input formasi data bertujuan
untuk memudahkan proses input data, dimana data yang dimasukkan dalam
formasi data adalah data yang penggunaannya berulang. Data yang dimasukkan
dalam formasi data antara lain kolam, waktu pakan, jenis pakan, dan spesies
plankton. Input data dikelompokkan menjadi lima menu input yakni input data
fisik yang terbagi dalam data identitas kolam blok, input data operasional yang
terbagi atas data kualitas air, data pakan, data sampling, data plankton, dan data
panen.
Langkah pemrosesan data dalam Sistem Informasi Budidaya Tambak Udang
PT. IYP terbagi menjadi tiga jenis, yakni:
a. Operasi matematis atau kalkulasi (dengan formula)
b. Akumulasi data deret waktu (variasi temporal)
c. Perbandingan data antar kolam (variasi spasial)
Seluruh aktivitas dalam Sistem Informasi Budidaya Tambak Udang PT. IYP
yang menyangkut input keseluruhan data, pemrosesan hingga output yang
dihasilkan secara terperinci dirangkumkan dalam Tabel 6.
38
Tabel 6. Pemrosesan data budidaya dalam Sistem Informasi Pengelolaan Budidaya Tambak PT. IYP (a) dan (b)
(a) Pemrosesan data berdasarkan deret waktu dan spasial
Input Proses Output Keterangan
Data kualitas air (pH, salinitas, DO, suhu, TOM, Alkalinitas, dan lainnya)
Akumulasi data deret waktu atau
perbandingan secara spasial
Tabel kumpulan informasi, grafik time series, dan
grafik perbandingan
spasial
Data jumlah plankton
Data hasil panen
Data sampling (pertumbuhan udang)
Data akumulasi jumlah pakan
Data hasil evaluasi (FCR, SR, ABW, ADG, padat tebar, dan lainnya)
(b) Pemrosesan data dengan operasi matematis (formula) Input Proses Hasil (Output) Keterangan
Data jumlah benur dan luas kolam (Data
panen)
Jumlah benur/ luas area
Padat tebar (ekor /m²)
Data jumlah benur dan jumlah udang
(Data panen)
(Jumlah udang saat panen/ Jumlah benur yang ditebar)* 100%
Survival rate (%SR)
Data jumlah akumulatif pakan dan
hasil panen
Jumlah pakan (kg)/ Jumlah panen (kg)
Feeding conversion ratio
(FCR)
Data pertumbuhan bobot udang (Data
sampling)
Σ(hasil sampling ke -i)/n
Rataan bobot udang hasil
sampling (gr)
i = 1,2,3,...dst; n= banyaknya pengulangan
sampling
Data pakan Σ (bobot pakan 1(jam ke- i) + bobot pakan
2(jam ke- i))
Total pakan harian (kg)
i = pukul 08.00; 12.00; 16.00; 20.00; 24.00
Akumulasi jumlah pakan
(kg)
z = hari pembesaran
udang (1,2,3,...,m)
Data size udang (Data panen)
1000 gr/ (size udang) Rataan bobot udang ABW (gr)
Data ABW (Data panen)
ABW/ DOC (jumlah hari pembesaran)
Rata- rata pertumbuhan bobot udang harian ADG
(gr/hari)
Data panen dan luas kolam
(Hasil panen/luas kolam) * 10000
Nilai produksi/ ha (kg/ha)
39
Mekanisme output pada Sistem Informasi Budidaya Tambak Udang PT. IYP
didasarkan pada kolam sebagai alamat data. Hal ini untuk mempermudah
pengelola tambak melakukan kontrol dan evaluasi baik secara temporal maupun
spasial. Output sistem informasi dituangkan dalam dua bentuk, yakni:
a. Tabel
Informasi dalam bentuk tabel mencakup kumpulan seluruh data budidaya
yang telah diinput dan yang telah diproses dengan algoritma. Tabel hasil sistem
informasi dapat dicetak atau disimpan dalam bentuk *.txt.
b. Grafik
Output grafik bertujuan untuk memudahkan interpretasi data, sehingga dapat
mempersingkat waktu pengambilan keputusan. Terdapat dua tipe grafik yakni
grafik satu kolam untuk menunjukkan variasi temporal, serta grafik antar kolam
untuk menampilkan variasi data secara spasial (antar kolam).
Ilustrasi aktivitas dalam Sistem Informasi Budidaya Tambak Udang PT. IYP
ditampilkan dalam Gambar 14.
Gambar 14. Aktivitas Sistem Budidaya Tambak Udang PT. IYP
40
3.5.2.3 Evaluasi Sistem Informasi Budidaya Tambak Udang PT. IYP Evaluasi sistem informasi dilakukan dengan cara membandingkan sistem
informasi yang dihasilkan dengan sistem perekaman data secara manual yang
selama ini berlangsung di PT. Indonusa Yudha Perwita. Dari hasil evaluasi dapat
diperoleh kelebihan dan kekurangan dari sistem informasi ini yang digunakan
untuk pengembangan selanjutnya.
3.5.3 Pemanfaatan sistem informasi dalam pengkajian kesesuaian lahan dengan keberhasilan operasional budidaya tambak PT. IYP Puncak dari kegiatan budidaya adalah panen, dan hal tersebut dijadikan
sebagai suatu gambaran keberhasilan pengelolaan dalam masa pembesaran.
Pengkajian hubungan keberhasilan operasional dengan kesesuaian lokasi
dilakukan dengan melihat output Sistem Informasi Budidaya Tambak Udang
(SIBTU) PT.IYP berupa data panen atau nilai produksi dari setiap kolam tambak
pada waktu yang berbeda. Nilai produksi dari setiap kolam yang berada pada
lahan dengan status kesesuaian berbeda dapat memberikan gambaran
hubungan kesesuaian lokasi usaha terhadap hasil yang diperoleh.
Secara keseluruhan, sistematika dari penelitian ini digambarkan dalam
diagram alir pada Gambar 15.
41
Gambar 15. Diagram alir penelitian
Salinitas
Aksesibilitas
Data Spasial
PT. INDONUSA YUDHA PERWITA
Jarak sumber air
Curah hujan
Data Budidaya
Evaluasi kesesuaian lahan posisi tambak PT. Indonusa Yudha
Perwita
Kualitas tanah
Landuse
Penggunaan SIBTU PT. IYP dalam
evaluasi data budidaya dan
keberhasilan operasional
Pembobotan dan pemberian skor
terhadap kriteria penyusun
kesesuaian lahan tambak
Faktor pembatas
dalam kesesuaian
lahan
Hasil akhir Kelas Kesesuaian Lahan
Budidaya Tambak
Aplikasi sistem informasi berbasis
spasial
“SIBTU PT. INDONUSA YUDHA
PERWITA”
Hubungan kesesuaian lokasi dan keberhasilan operasional tambak
Data Budidaya :
Data fisik
Data operasional
Data panen
Output data panen dari
Sistem Informasi
Peta tata letak
tambak