II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id 2.pdf · II. TINJAUAN PUSTAKA ... hulu dan hilir, jaringan...

16
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kentang Kentang pertama kali ditemukan di Indonesia pada tahun 1794 di daerah Cisarua, Cimahi (Bandung). Jenis kentang yang di tanam di Cisarua diduga berasal dari Amerika Serikat, yang dibawa oleh orang-orang Eropa. Varietas kentang yang pertama kali didatangkan ke Indonesia adalah Eigenhiemer. Pada tahun 1811 kentang sudah ditanam secara luas di berbagai daerah,terutama di pegunungan (dataran tinggi) Facet, Lembang, Pengalengan (Jawa Barat), Wonosobo, Tawangmangu (Jawa Tengah), Batu, Tengger (JawaTimur), Aceh, Tanah Karo, Padang, Bengkulu, Sumatera Selatan, Minahasa,Bali dan Flores (Rukmana, 1997). Kentang (Solanum tuberosum L) merupakan tanaman sayuran semusim, berumur pendek kurang lebih hanya 90 s.d 180 hari dan berbentuk perdu atau semak. Bervariasi sesuai varietasnya (Samadi, 1997). 2.1.1 Klasifikasi kentang (Solanum tuberosum L.) Menurut Rukmana (1997), dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan kentang diklasifikasikan sebagai berikut. Kingdom : Plantoe (tumbuh - tumbuhan) Divisio : Spermatophyta (Tumbuhan berbiji) Subdivisio : Angiospermae (Berbiji tertutup) Clasis : Dicotyledonae (Biji berkeping dua) Ordo : Solanales Familia : Solanaceae

Transcript of II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id 2.pdf · II. TINJAUAN PUSTAKA ... hulu dan hilir, jaringan...

Page 1: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id 2.pdf · II. TINJAUAN PUSTAKA ... hulu dan hilir, jaringan agribisnis hanya hanya terikat pada mekanisme pasar sedangkan antar pelakunya bersifat

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Kentang

Kentang pertama kali ditemukan di Indonesia pada tahun 1794 di daerah

Cisarua, Cimahi (Bandung). Jenis kentang yang di tanam di Cisarua diduga

berasal dari Amerika Serikat, yang dibawa oleh orang-orang Eropa. Varietas

kentang yang pertama kali didatangkan ke Indonesia adalah Eigenhiemer. Pada

tahun 1811 kentang sudah ditanam secara luas di berbagai daerah,terutama di

pegunungan (dataran tinggi) Facet, Lembang, Pengalengan (Jawa Barat),

Wonosobo, Tawangmangu (Jawa Tengah), Batu, Tengger (JawaTimur), Aceh,

Tanah Karo, Padang, Bengkulu, Sumatera Selatan, Minahasa,Bali dan Flores

(Rukmana, 1997). Kentang (Solanum tuberosum L) merupakan tanaman sayuran

semusim, berumur pendek kurang lebih hanya 90 s.d 180 hari dan berbentuk

perdu atau semak. Bervariasi sesuai varietasnya (Samadi, 1997).

2.1.1 Klasifikasi kentang (Solanum tuberosum L.)

Menurut Rukmana (1997), dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan

kentang diklasifikasikan sebagai berikut.

Kingdom : Plantoe (tumbuh - tumbuhan)

Divisio : Spermatophyta (Tumbuhan berbiji)

Subdivisio : Angiospermae (Berbiji tertutup)

Clasis : Dicotyledonae (Biji berkeping dua)

Ordo : Solanales

Familia : Solanaceae

Page 2: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id 2.pdf · II. TINJAUAN PUSTAKA ... hulu dan hilir, jaringan agribisnis hanya hanya terikat pada mekanisme pasar sedangkan antar pelakunya bersifat

8

Genus : Solanum

Spesies : Solanum tuberosum Linn

2.1.2 Syarat tumbuh tanaman kentang

Daerah yang cocok untuk menanam kentang adalah dataran tinggi

atau daerah pegunungan dengan ketinggian 1000 s.d 3000 m dpl. Pada

dataran medium, tanaman kentang dapat di tanam pada ketinggian 300 s.d

700 m dpl. (Samadi, 1997). Keadaan iklim yang ideal untuk tanaman

kentang adalah suhu rendah (dingin) dengan suhu rata-rata harian antara 15

s.d 20o

C. Kelembaban udara 80 s.d 90% cukup mendapat sinar matahari

(moderat ) dan curah hujan antara 200 s.d 300 mm per bulan atau rata-rata

1000 mm selama pertumbuhan (Rukmana, 1997). Suhu tanah optimum

untuk pembentukan umbi yang normal berkisar antara 15 s.d 180 C.

Pertumbuhan umbi akan sangat terhambat apabila suhu tanah kurang dari

10o C dan lebih dari 30

o C (Samadi, 1997).

Tanaman kentang membutuhkan tanah yang subur, gembur, banyak

mengandung bahan organik, bersolum dalam, aerasi dan drainasenya baik

dengan reaksi tanah (pH) 5 s.d 6,5. Jenis tanah yang paling baik adalah

Andosol dengan ciri-ciri solum tanah agak tebal antara 1 s.d 2 m, berwarna

hitam atau kelabu sampai coklat tua, bertekstur debu atau lempung berdebu

sampai lempung dan bertekstur remah. Jenis tanah Andosol memiliki

kandungan unsur hara sedang sampai tinggi, produktivitas sedang sampai

tinggi dan reaksi tanah masam sampai netral (Rukmana, 1997).

Page 3: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id 2.pdf · II. TINJAUAN PUSTAKA ... hulu dan hilir, jaringan agribisnis hanya hanya terikat pada mekanisme pasar sedangkan antar pelakunya bersifat

9

Daerah yang berangin kencang harus dilakukan pengairan yang

cukup dan sering dilakukan pengontrolan keadaan tanah karena angin kencang

yang berkelanjutan berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap

pertumbuhan tanaman dan penularan bibit penyakit ke tanaman dan ke areal

pertanaman yang lain.

2.2 Pengertian Kemitraan

a. Menurut Hafsah (2000) "Kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang

dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk

meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan saling

membesarkan antara masing-masing dari pihak pemitra."

b. Menurut Rachmat (2004) "Kemitraan merupakan hubungan kerjasama

usaha diberbagai pihak yang strategis, bersifat sukarela, dan berdasar prinsip

saling membutuhkan, saling mendukung, dan saling menguntungkan dengan

disertai pembinaan dan pengembangan UKM oleh usaha besar."

c. Menurut Hafsah (1999) ada enam dasar etika berbisnis dimana empat yang

pertama merupakan interaksi manusia dan selebihnya merupakan perspektif

bisnis. Keenam dasar etika tersebut adalah sebagai berikut.

(1) Karakter, integritas. dan kejujuran

Karakter merupakan kualitas yang dimiliki seseorang atau kelompok

yang membedakan dengan yang lainnya dalam bermitra pelaku yang

dibutuhkan adalah yang berkarakter tidak putus asa. Integritas adalah

sikap bertindak jujur dan benar, satu kata dengan perbuatan. Kejujuran

adalah ketulusan hati dan merupakan sifat dasar yang harfiah yang

Page 4: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id 2.pdf · II. TINJAUAN PUSTAKA ... hulu dan hilir, jaringan agribisnis hanya hanya terikat pada mekanisme pasar sedangkan antar pelakunya bersifat

10

dimiliki oleh manusia yang selalu diawali dengan niat dan praktek

sehari-hari.

(2) Kepercayaan

Kepercayaan yang teguh akan orang lain merupakan modal dasar dalam

menjalin bisnis. Kemitraan yang direncanakan oleh kedua pihak mitra

atas dasar kepercayaan dan saling mempercayai.

(3) Komunikasi yang terbuka

Merupakan suatu proses dimana suatu informasi atau gagasan

dipertukarkan secara terbuka. Pertukaran informasi secara bebas oleh

pelaku yang bermitra akan melahirkan suatu ide atau gagasan

cemerlang yang akan memicu kreativitas sehingga berdampak pada

kegiatan yang dilakukan.

(4) Adil

Kemitraan yang dilandasi sikap adil menunjukkan pengorbanan dari

pihak yang bermitra untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar.

(5) Keinginan pribadi dari pihak yang bermitra

Keinginan ini merupakan suatu konsekuensi logis dari suatu kemitraan-

Batasan dari pencapaian keinginan tersebut harus didasari sampai

sejauh mana kemampuan untuk memanfaatkan keinginan dalam hal

nilai tambah yang ingin diraih oleh masing-masing pihak, sehingga

dengan bermitra terjadi sinergi antara pelaku yang bermitra.

Page 5: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id 2.pdf · II. TINJAUAN PUSTAKA ... hulu dan hilir, jaringan agribisnis hanya hanya terikat pada mekanisme pasar sedangkan antar pelakunya bersifat

11

(6) Keseimbangan antara insentif dan resiko

Kemitraan merupakan keseimbangan antara resiko yang diberikan

dengan hasil yang diterima. Keseimbangan ini harus tetap

dipertahankan dalam melakukan praktek bisnis secara umum

2.2.1 Syarat-syarat kemitraan

Kemitraan usaha bukanlah penguasaan yang satu atas yang lain,

khususnya yang besar atas yang kecil, melainkan menjamin kemandirian

pihak-pihak yang bermitra, karena kemitraan bukanlah proses merger atau

akuisisi. Kemitraan usaha yang kita inginkan bukanlah kemitraan yang bebas

nilai, melainkan kemitraan yang tetap dilandasi oleh tanggung jawab moral dan

etika bisnis yang sehat, yang sesuai dengan demokrasi ekonomi. Adapun

syarat-syarat kemitraan adalah sebagai berikut:

(1) Tujuan umum yang sama

(2) Kesetaraan

(3) Saling menghargai

(4) Saling memberi kontribusi

(5) Ada efek sinergi

(6) Saling menguntungkan

2.2.2 Tujuan kemitraan

(1) Meningkatkan pendapat usaha kecil dan masyarakat.

(2) Meningkatkan perbolehan nilai tambah bagi pelaku kemitraan.

(3) Meningkat pemeran dan pemberdayaan masyarakat.

(4) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi pedesaan, wilayah dan nasional.

Page 6: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id 2.pdf · II. TINJAUAN PUSTAKA ... hulu dan hilir, jaringan agribisnis hanya hanya terikat pada mekanisme pasar sedangkan antar pelakunya bersifat

12

(5) Memperluas kesempatan kerja.

(6) Meningkatkan ketahanan ekonomi nasional

2.2.3 Kendala umum kemitraan

Kemitraan pada dasarnya menggabungkan aktivitas beberapa badan

usaha bisnis, oleh karena itu sangat dibutuhkan suatu organisasi yang

memadai.Dengan pendekatan konsep sistem, diketahui bahwa organisasi pada

dasarnya terdiri dari sejumlah unit atau sub unit yang saling berinteraksi dan

interdepedensi. Performansi dan satu unit dapat menyebabkan kerugian pada

unit-unit lainnya. Tidak terlepas dari keterkaitan hal diatas maka akan

mengalami beberapa kendala antara lain.

(1) Perbedaan yang masih besar antara Usaha Besar dan Usaha Kecil

(2) Kualitas produksi belum teijamin

(3) Kerja sama kurang berkembang

(4) UB bersifat integral vertical

(5) Belum terjadi alih teknologi dan manajemen dari ub dan uk

(6) Belum berkembangnya sistem dan pola kemitraan dan belum

berkembangnya unsur pendukung

Pada negara maju, mereka melakukan kemitraan karena adanya tuntutan

pasar, atas dasar tanggung jawab bersama, mengurangi pengangguran,

tumbuhnya Usaha Kecil dan Menengah dan dalam rangka meningkatkan daya

saing nasionalnya.

Page 7: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id 2.pdf · II. TINJAUAN PUSTAKA ... hulu dan hilir, jaringan agribisnis hanya hanya terikat pada mekanisme pasar sedangkan antar pelakunya bersifat

13

Pola dan system kemitraan dikembangkan oleh suatu perusahaan hingga

menjadi good practice. Lima jenis kemitraan yang dikembangkan di Eropa dan

dapat ditiru.

(1) Buying and selling yang meliputi kegiatan suppliers dan subcontracting

(2) Positive restructuring yang meliputi outsourcing, spinoffs, management

by-outs, community renewal dan trade offs.

(3) SME support yang meliputi start-up companies, mentoring, kerjasama

penelitian dan pengembangan (R&D) dan bantuan ekspor.

(4) Training dan education, misalnya untuk supplier dan magang serta

recruitment calon pemitra

(5) Local focus adalah kegiatan kemitraan dengan tujuan mengembangkan

ekonomi wilayah.

Latihan manajemen dan ketrampilan, magang, studivisit dan alih

teknologi adalah salah satu kegiatan yang dilakukan dalam rangka

memodernisasi uk. Jadi, agar kesenjangan manajemen dan teknologi antara ub

dan uk tidak terlalu jauh ketinggalan, maka pengembangan SDM hams selalu

menjadi agenda kemitraan.

2.2.4 Beberapa pola atau jenis kemitraan usaha antara lain.

(1) Inti-plasma, inti berfungsi melakukan pembinaan, penyediaan sarana

produksi, bimbingan teknis dan pemasaran, sedangkan plasma melakukan

fungsi produksi.

(2) Sub kontrak. Pola ini merujuk pada usaha kecil memproduksi komponen

yang di perluas oleh usaha menengah dan besar sebagai bagian dari

Page 8: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id 2.pdf · II. TINJAUAN PUSTAKA ... hulu dan hilir, jaringan agribisnis hanya hanya terikat pada mekanisme pasar sedangkan antar pelakunya bersifat

14

produksinya. Sedangkan usaha menengah dan besar berfungsi melakukan

pembelian komponen dari usaha kecil untuk keperluan produksinya. Pola

ini di dorong oleh ketentuan dan peraturan yang di tetapkan untuk

menyelamatkan usaha. kecil sebagai mitra bagian yang tidak terpisahkan,

pola ini lebih sederhana dan mudah diterapkan bila didukung oleh suatu

aturan yang jelas dari pemerintah.

(3) Dagang Umum pola ini usaha menengah dan besar memasarkan hasil

produksi usaha atau usaha kecil sebagai pemasok kebutuhan usaha

menengah dan besar. Pola ini dilakukan dalam dunia bisnis atas dasar

saling menguntungkan.

(4) Waralaba pemberian waralaba memberikan hak penguasaan lisensi merek

dagang dan saluran distribusi perusahaannya kepada penerima waralaba

dengan bantuan bimbingan manajemen. Pada prinsipnya pola ini banyak

digunakan dalam dunia bisnis terutama bagi merek-merek terkenal dan

dikonsumsi banyak orang. Hampir setiap celah bisnis dapat menggunakan

pola ini seperti fast food, industri kima, obat-obatan dan industri jasa

lainnya. Pola ini secara bisnis lebih menjamin keberhasilan namun dalam

jangka panjang pola ini dapat menguras devisa negara sangatlah besar

karena royalti yang akan dibayar secara totalitas sangatlah besar.

(5) Keagenan merupakan salah satu bentuk hubungan kemitraan di mana

usahakecil di berikan hak khusus untuk memasarkan barang dan jasa dan

usaha menengah dan besar sebagai mitranya.

Page 9: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id 2.pdf · II. TINJAUAN PUSTAKA ... hulu dan hilir, jaringan agribisnis hanya hanya terikat pada mekanisme pasar sedangkan antar pelakunya bersifat

15

2.2.5 Manfaat kemitraan

Menurut Saptana dan Ashari (2007) kemitraan pada usaha agribisnis

mampu memberikan manfaat, sebagai berikut.

(1) Meningkatkan produksi pertanian secara moderat, stabil, dan

berkesinambungan.

(2) Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.

(3) Mengentaskan kemiskinan dan mengurangi pengangguran di pedesaan.

(4) Meningkatkan pemerataan dan keadilan sosial.

(5) Menciptakan kerja dan lapangan berwirausaha.

(6) Meningkatkan efisiensi pengangguran sumberdaya alam dan lingkungan.

(7) Meningkatkan partisipasi dan pemberdayaan petani dan pelaku agribisnis.

(8) Melestarikan kualitas lingkungan untuk mendukung kegiatan

pembangunan berkelanjutan.

2.2.6 Kelebihan pola kemitraan dalam usaha agribisnis.

(1) Beberapa perusahaan ada yang menawarkan dukungan permodalan kepada

petani atau pembudidaya, hal ini tentu sangat menguntungkan bagi petani

atau pembudidaya dengan modal yang terbatas.

(2) Beberapa perusahaan ada yang menawarkan dukungan sarana-sarana

produksi, sehingga petani atau pembudidaya tidak kesulitan dalam

mengadakan sarana-sarana produksi.

(3) Sektor pemasaran akan lebih terjamin, karena basil produksi akan dibeli

atau disalurkan oleh perusahaan mitra petani atau pembudidaya.

Page 10: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id 2.pdf · II. TINJAUAN PUSTAKA ... hulu dan hilir, jaringan agribisnis hanya hanya terikat pada mekanisme pasar sedangkan antar pelakunya bersifat

16

(4) Adanya pendampingan teknis oleh perusahaan tentu akan memberikan

tambahan pengalaman kepada petani atau pembudidaya dalam hal

teknologi budidaya.

(5) Kualitas produksi akan lebih terkontrol, sehingga petani atau pembudidaya

akan lebih disiplin selama proses produksi

(6) Penetapan target produksi, sehingga dapat memacu produtivitas di sektor

pertanian.

(7) Jika sistem kemitraan berkembang dengan baik, dapat meningkatkan

ekonomi masyarakat pada suatu daerah.

(8) Produktifitas lahan yang tinggi akan memberikan pengaruh pada

perekonomian nasional.

2.2.7 Kekurangan pola kemitraan dalam usaha agribisnis.

(1) Adanya keterkaitan dan tanggung jawab banyak orang, sehingga sistem

kemitraan ini akan memerlukan banyak proses dalam pelaksanaannya.

(2) Aturan yang dibuat biasanya berdasarkan kepentingan perusahaan untuk

memenuhi pangsa pasar yang dikelolanya, sehingga petani atau

pembudidaya tidak memiliki nilai tawar yang kuat

(3) Jika salah satu pihak tidak menepati komitmen yang telah disepakati, maka

akan menimbulkan suatu perselisihan.

(4) Dalam pola kemitraan dengan sistem inti plasma, biasanya pihak plasma

akan menggantungkan pada pihak inti, sehingga apabila terjadi kerugian

pada perusahaan inti, maka kegiatan pihak plasma pun akan terhenti.

Page 11: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id 2.pdf · II. TINJAUAN PUSTAKA ... hulu dan hilir, jaringan agribisnis hanya hanya terikat pada mekanisme pasar sedangkan antar pelakunya bersifat

17

(5) Standarisasi produk yang sangat ketat, jika produksi yang dihasilkan oleh

petani banyak yang tidak masuk pada criteria standar yang telah

ditetapkan, maka akan dilakukan sortasi dalam jumlah yang besar. Hal ini

tentu saja sangat merugikan petani atau pembudidaya.

(6) Jika tenis budidaya yang dikembangkan mengikuti arahan teknis dari

perusahaan, dan pada suatu ketika dalam proses produksi mengalami

kendala, misalnya serangan hama atau penyait, maka penanganan pun

akan sedikit terhambat, karena tidak jarang yang menunggu instruksi atau

persetujuan perusahaan untuk menanggulangi serangan hama atau

penyakit. Hal ini akan menimbulkan resiko yang lebih besar terutama pada

pihak produsen.

2.2.8 Tipe tantangan dan permasalahan kemitraan agribisnis di

Indonesia

1. Tipe disparsial

Tipe disparsial diartikan sebagai pola hubungan antara pelaku usaha yang

satu sama sekali tidak memiliki ikatan formal yang baik. Tipe ini dicirikan

tidak ada hubungan antara organisasi fungsional diantara setiap tingkatan usaha

hulu dan hilir, jaringan agribisnis hanya hanya terikat pada mekanisme pasar

sedangkan antar pelakunya bersifat tidak langsung.

2. Tipe sinergis

Tipe sinergis diartikan sebagai pola hubungan antara pelaku usaha yang

satu sama sekali yang memiliki ikatan formal yang baik atau saling

membutuhkan satu sama lain sehinga saling berhubungan satu sama lain. Tipe

Page 12: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id 2.pdf · II. TINJAUAN PUSTAKA ... hulu dan hilir, jaringan agribisnis hanya hanya terikat pada mekanisme pasar sedangkan antar pelakunya bersifat

18

ini dicirikan adanya hubungan antara organisasi fungsional diantara setiap

tingkatan usaha hulu dan hilir, jaringan agribisnis hanya hanya terikat pada

mekanisme pasar sedangkan antar pelakunya bersifat langsung.

3. Tipe saling menguntungkan

Tipe saling menguntungkan ini adalah ketika perusahaan dengan para

petani menerima keuntungan masing-masing sehingga menciptakan

kerjasama yang baik untuk ditinggkatkan kembali antara satu sama lain oleh

perusahaan maupun oleh petani kentang

2.3 Usahatani Kentang

Dalam usahatani kentang ini mebahas mengenai biaya produksi,

produktivitas, dan penerimaan petani dalam menjalin kemitraan.

2.3.1 Biaya produksi

Biaya produksi usahatani merupakan semua pengeluaran yang

dipergunkan dalam mengorganisasikan dan melaksanakan proses produksi,

termasuk di dalamnya modal, input-input, dan jasa-jasa yang digunakan di dalam

produksi (Hafsah, dalam Yuliani, 2004).

Secara umum, biaya dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu biaya

tetap dan biaya variabel. Biaya tetap yaitu biaya yang dalam jangka waktu tertentu

besarnya tidak tergantung pada besar kecilnya produksi. Biaya variabel yaitu

biaya yang besarnya tergantung pada besar kecilnya produksi (Raharja, 2004).

2.3.2 Produktivitas

Husein (2002) mengatakan bahwa produktivitas merupakan perbandingan

antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan.

Page 13: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id 2.pdf · II. TINJAUAN PUSTAKA ... hulu dan hilir, jaringan agribisnis hanya hanya terikat pada mekanisme pasar sedangkan antar pelakunya bersifat

19

Menurut Ravianto (1985) produktivitas dapat didefinisikan sebagai suatu

pendekatan multidisiplin yang secara efektif merumuskan tujuan rencana

pembangunan dan pelaksanaan cara-cara produktifitas dengan menggunakan

sumber daya secara efektif dan efisien maupun tetap menjaga kualitas.

2.3.3 Penerimaan

Menurut Soekartawi (2002), penerimaan merupakan perkalian antara hasil

produksi yang diperoleh dengan harga jual. Penerimaan usahatani diartikan

sebagai penerimaan dari semua bidang usahatani meliputi jumlah penambahan

inventaris, nilai, penjualan hasil, dan dikonsumsi.

2.4 Hasil Penelitian Sebelumnya

Hasil penelitian Latifah Nur Hikmah (2010) dengan judul Sikap Petani

Tembakau terhadap Program Kemitraan PT. Gudang Garam di Kecamatan

Sugihwaras Kabupaten Bojonegoro, menyimpulkan bahwa pola kemitraan yang

telah terjadi tergolong efektif. Hal ini disebabkan dengan adanya hubungan yang

signifikan antara pengalaman pribadi, pendidikan formal dan pendidikan non

formal dengan sikap petani tembakau terhadap program kemitraan PT. Gudang

Garam, dengan arah positif dan tingkat kepercayaan 99 %. Adapun hubungan

yang signifikan antara pengaruh orang lain yang dianggap penting dengan sikap

petani tembakau terhadapprogram kemitraan PT.Gudang Garam dengan arah

positif pada tingkat kepercayaan 95 %.

Hasil penelitian Muhamad nizam (2013) dengan judul “Analisis Pendapatan

Peternak Ayam (Broiler)” pada pola kemitraan yang berada di Kabupaten Bone,

menyimpulkan bahwa pola kemitraan tergolong efektif. Dikarenakan pola

Page 14: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id 2.pdf · II. TINJAUAN PUSTAKA ... hulu dan hilir, jaringan agribisnis hanya hanya terikat pada mekanisme pasar sedangkan antar pelakunya bersifat

20

kerjasama antara peternak dengan kemitraan perseorangan (bakul) wajib

memberikan uang jaminan tanpa kontrak tertulis sedangkan peternak yang

bermitra dengan perusahaan sebaliknya tidak memberikan uang jaminan namun

terdapat kesepakatan kontrak yang bersifat tertulis.Sedangkan pendapatan

peternak yang bermitra dengan perusahaan cenderung lebih tinggi dibandingkan

pendapatan peternak yang bermitra dengan kemitraan perseorangan (bakul).

Hasil penelitian Reni Elfida Siburian (2014) dengan judul “Pola Kemitraan

Antara Petani Sayuran dengan Koperasi Merta Nadi di Desa Plaga Kecamatan

Petang Kabupaten Badung”, menyimpulkan bahwa pola kemitraan tergolong

efektif. Hal ini dikarenakan adanya keberhasilan dalam kemitraan antara petani

dengan koperasi merta nadi yang dapat dilihat dari nisbah keuntungan yang

diperoleh petani sebesar 1,36 dan nisbah keuntungan yang diperoleh koperasi

sebesar 0,85. Dari keuntungan yang diperoleh koperasi mampu meningkatkan

modal koperasi, sehingga koperasi mampu membeli seluruh hasil produksi

sayuran petani dan juga mampu memperluas daerah pemasaran dan memenuhi

daerah pemasaran tersebut.

2.5 Kerangka Pemikiran

Pada kerangka pemikiran ini petani kentang yang terdapat di desa

Candikuning terbagi menjadi dua golongan dimana diantaranya petani yang

mengikuti kemitraan dan tidak mengikuti kemitraan, petani yang mengikuti

kemitraan akan mendapatkan hak dan kewajiban baik itu dari perusahaan maupun

petani itu sendiri. Petani yang tidak mengikuti kemitraan tidak memperoleh hak

dan kewajiban karena melakukan kegiatan dengan swadaya sendiri. Pendapatan

Page 15: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id 2.pdf · II. TINJAUAN PUSTAKA ... hulu dan hilir, jaringan agribisnis hanya hanya terikat pada mekanisme pasar sedangkan antar pelakunya bersifat

21

antara petani kentang yang mengikuti dan tidak mengikuti kemitraan akan

diperhitungkan dengan analisis usahtani dimana didalamnya terhitung biaya,

pendapatan dan juga penerimaan. Setelah itu akan diberlakukannya uji

perbandingan karena terdapat perbedaan pendapatan antara petani yang bermitraa

dan petani yang tidak bermitra, sehingga mendapatkan hasil perbandingan yang

nanti akan dijadikan sebagai kesimpulan dan di rekomendasikan kepada petani

kembali.

Page 16: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id 2.pdf · II. TINJAUAN PUSTAKA ... hulu dan hilir, jaringan agribisnis hanya hanya terikat pada mekanisme pasar sedangkan antar pelakunya bersifat

22

Pendapatan

Kemitraan Non Kemitraan

Hak & Kewajiban

Analisis Usahatani

Penerimaan

Biaya

Pendapatan

Analisis Usahatani

Penerimaan

Biaya

Pendapatan

Perbandingan

Kesimpulan

Rekomendasi

Petani Kentang

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran Analisis Pendapatan Petani Kentang di Desa Candikuning,

Kabupaten Tabanan