II. TEORI PENUNJANG 1. SISTEM SENSOR · adalah induktor. Untuk itu akan dijelaskan lebih Ianjut....
Transcript of II. TEORI PENUNJANG 1. SISTEM SENSOR · adalah induktor. Untuk itu akan dijelaskan lebih Ianjut....
II. TEORI PENUNJANG
1. SISTEM SENSOR
Si8tem sensor berdasarkan Tank oscillator dan
Colpitts Oscillator, dimana transducer yang dipakai
adalah induktor. Untuk itu akan dijelaskan lebih
Ianjut.
1.1 Induktanei dan Induktor
Induktansi didefinisikan eebagai haeil pertautan
fluke total dengan arus yang bertautan. Secara
rumue sebagai berikut:
N <t>L =
I
Arus total I yang mengalir dalam kumparan N
lilitan menimbulkan fluks total N 0 , dengan
anggapan bahwa fluke bertautan dengan masing-
ma8ing lilitan.
Definiei diatas hanya berlaku untuk media mag-
netik yang linier, sehingga flukenya berbanding
Iurui3 dengan aruenya.
Satua.n dari Induktansi ialah Henry (H) yang
setara dengan satu Weber lilit per Ampere.
Sebuah benda yang mempunyai sifat Induktansi
disebut Induktor. Untuk induktor yang berupa
lilitan silindris memanjang dengan diameter a
(dalsm Inch) dan panjang lilitan b (dalam Inch)
Berts: lilitan sejumlah N dengan inti berupa udara
(air core) maka nilai induktansinya sebagai
berikut :
a2N2
9a + 10b
Bila digunakan inti selain udara dimana inti
tersEibut memiliki koefisien permeabi 1 i tas p maka
nilai induktansinya sebagai berikut :
L = n Lo
JeniEs-jenis induktor ialah :
- Induktor dengan inti udara atau inti ferrit
- Induktor dengan ferrit yang variabel
- Induktor cetakan (molded Inductor)
- Induktor film (thin film Inductor)
1.2 Tank Oeilator
Osilator adalah peralatan elektonik untuk mengha-
silkan tegangan AC. Frekuensi yang dihasilkan
bergcintung rangkaian konstan. Osilator digunakan
dalam radio dan penerima TV, radar. peralatan
pemancar, militer dan elektronik industri.
OBilasi adalah pergerakan maju dan mundur. Dalam
rangkaian LC paralel, elektron berosilasi ketika
rangkaian dibangkitkan. Pada rangkaian dalam
gambar 2-1, ketika SI ditutup capaeitor C mengiei
muatan dari tegangan baterai. Jlka SI dibuka dan
S2 ditutup, C membuang muatan melalui L, mengha-
eilkan medan magnet pada L. Setelah C kosong,
medan magnet berhenti dan arus L pada arah yang
Bama ketika C mengosongkan muatan. Aliran elek-
tron mengisi C pada polaritas yang berlawanan.
Setelah medan magnet berhenti, C mencoba lagi
menetralkan muatan. Elektron mengalir melalui L
pada arah yang berlawanan. Medan magnet muncul
kembali melalui L. tetapi pada arah yang berla-
wanan. Proses ini berulang maju dan mundur.
menyeibabkan elektron berosilasi dalam rangkaian
Tuned, biasa disebut Rangkaian Tank. Dengan
adanya reeistansi pada rangkaian amplitudo dari
osilasi diredam, seperti pada gambar 2-1. meeki-
pun periode dari setiap siklus adalah sama.
Ketika energi dalam rangkaian berkurang, diperlu-
kan emergi untuk mengisi capasitor C dari tegan-
gan Eiumber dan membuang muatan muatan melalui L.
Dengan menggerakan switch 31 dan S2 setelah
ma8irig-maeing siklus, osilasi dapat berulang.
Osilasi gelombang sinus dengan amplitudo yang
sama dapat dihasilkan.
7
:A
Fig. 36-1. Exciting a parallel LC circuit into oscillation.
GAMBAR 2-11
RANGKAIAN LC PARALEL
1.3 Rangkaian Tank Oeilator.
Salah satu bentuk Tank osilator dapat dilihat
pada gambar 2-2. Rangkaian bejana resonansi
ditala pada frekuensi sinyal masuk . Bila rang-
kaian mempunyai faktor kualitas Q yang tinggi,
resonansi paralel akan terjadi disekitar :
1
Pada frekuensi resonansi, impedansi dari rang-
kaian resonansi paralel sangat tinggi dan bersi-
fat nebagai tahanan murni. Jika rangkaian ditala
pada frekuensi reeonansi, tegangan yang melalui
R^ adalah makaimum dan berbentuk gelombang
sinuHoidal.
Gambar 2-2b memper1ihatkan lengkungan perubahan
gain tegangan terhadap frekuensi. Gain tegangan
1. Maivino, Albert Paul, 1990. Basic Electronic a Text Lab Manual. Sixth Edition. Singapore : MC Graw Hill, InternationalEdition, halaman
8
akan mencapai harga maksimum Afna|<s bila frekuen-
Binya sebesar fr. Diatas dan dibawah frekuensi
reBonansi, gain tegangan menurun. Makin besar Q
rangkaian, maka penurunan gain tegangan pada
kedua sisi frekuensi resonansi semakin cepat.
GARIS BEBAN DC —GARIS BEBAN AC
GAMBAR 2-22
RANGKAIAN TANK 08ILAT0R
- Tanpa prategangan
Garnbar 2-2c adalah rangkaian ekivalen dc.
Diaini tidak ada prategangan yang diterapkan
pada tranBi8tor, sehingga titik Q terletak pada
titik putus dan garis beban dc. Karena tidak
2. Malvino, Alb(?rt Paul, 1986. Prinsip-Prinsip Elektronika,Edisi Ketiga, Jakarta : Penerbit Erlangga, halaman 295.
ada prategangan dc, maka tegangan Vg£ berharga
no1. Artinya tidak ada arus kolektor yang dapat
mengalir sampai sinyal maauk lebih besar dari-
pada 0,7V. Resistansi kolektor dc adalah Rg,
merupakan resistansi dc inductor RF yang bia-
eanya besarnya beberapa ohm.
Garis Beban
Karena Rg amat kecil, garis beban dc tampak
vertikal, seperti pada gambar 2-2d. Disini
tidak ada bahaya pelanturan termal karena
transistor tidak mempunyai arus selain arus
bocor. Titik Q diletakkan pada titik putus
tanpa resiko pengaturan termal.
Garis beban ac yang untuk penguat CE adalah :
dan
VCE(put) = VCEQ + ICQrC
karena IQQ = 0 dan VQEQ = VQQ. maka :
rC
dan
VCE(Put) = VCC
Garis beban ac dapat dilihat pada gambar 2-2d,
bila transistor bekerja, titik operasinya
berayun ke atas sepanjang garis beban ac.
10
Colpitte Oscillator
Salah Batu osilator yang dapat dipakai untuk
frekuenei tinggi yaitu osilator collpits. Osila-
tor ini berjenis LC osilator yaitu dengan memakai
komponen induktor dan isolator untuk membangkit-
kan frekuensi tertentu.
1.4.1. Hubungan CE (Common Emitor). Gambar 2-3a
menunjukkan sebuah osilator colpitts. Bias pemba-
gi tegangan menentukan titik operasi- Rangkaian
memiliki penguatan tegangan frekuensi rendah
rc/*~'e' dimana rc adalah resistansi ac yang
ditunjukkan oleh kolektor. Karena adanya lag
Basifs dan kolektor pada jaringan. maka penguatan
tegangan frekuensi tinggi lebih kecil dari
<VrVGambar 2-3b adalah penyederhanaan rangkaian
ekivalen ac. Perputaran arue didalam tank menga-
lir rnelalui Cl yang diseri dengan C2. Perhatikan
bahwa vQ Ut sama dengan tegangan ac yagn melalui
Cl. Juga tegangan feedback v^ muncul melalui C.
Tegangan feedback mendrive basis dan mempengaruhi
pembiantukan osilasi pada rangkaian tank. mengha-
silkan penguatan tegangan yang cukup pada fre-
kuensi osilasi. Karena emiter berada pada ground
ac. maka rangkaian ini disebut hubungan CE.
11
I \K. 2(1-12
(.1) C 'tilpiii*
tnlur (h) . l
i in tut.
I I I
w I
GAMBAR 2-33
08ILAT0R C0LPITT8
Banyaik variasi dari osilator colpitts. Salah satu
cara mengenalinya adalah adanya pembagi tegangan
kapa&itif yang dibentuk oleh Cl dan C2. Pembagi
tegangan kapasitif menghasilkan tegangan feedback
yang diperlukan untuk osilasi. Pada osilator
jeniei lain, tegangan feedback dihasilkan oleh
tranetformer, tegangan induktif dan lain sebagain-
ya.
1.4.5! Frokuonoi rooononoi. Kebanyakan LC oeilator
menggiunakan rangkaian tank dengan Q lebih beaar
3. Bell, David A, 1978. Fundamental of Electric Circuits, FirstEdition, USA; Reston Publishing Company, halaman 70
12
dari 10. Karena itu, frekuenei resonansi dapat
diperkirakan sebagai berikut :
1p i
(LC)
Rumuet ini mempunyai akuraei lebih baik 1 pereen
bila 0 lebih besar dari 10.
Nilai kapasitor C setara dengan kapasitor dimana
perputaran arus melaluinya. Pada tank Collpits
dari gambar 2-3b. arus berputar yang melalui Cl
seri dengan C2. Maka kapasitornya adalah :
Cl C2
Cl + C2
Sebagiai contoh. bila Cl dan C2 adalah 100 pF.
maka nilai C adalah 50 pF.
1.5 Sifat bahan magnetik
Bahan-bahan yang bereakei terhadap medan magnetik
dapat diklasifikasikan. Tabel 2-1 memper1ihatkan
klasifikasi tersebut.
Logam Bismuth memper1ihatkan efek diamagnetik
yang lebih besar daripada kebanyakan bahan dia-
magnestik lainnya, seperti hidrogen, helium, dan
gas mulia lainnya, natium klorida, tembaga, emas
.eilikon, germanium, grafit dan belerang. Harus
disadari bahwa efek diamagnetik terdapat pada
setiap bahan, karena efek ini timbul dari inter-
aksi medan magnetik ekaternal dengan eetiap
elektron yang mengorbit; tetapi efek ini dapat
tertutup oleh efek lainnya dalam bahan yang lain.
13
Tabel 2-14
KARAKTERISTIK DARI BAHAN MAGNETIK
TABEL9.1Karakteristik dari bahan magnetik
KUsifiJcasi
Diamagneiik
Paramagnetik
Ferromagretik
Antiferroniagnetik
Feriimagm:tik
Supermagr.etik
Momen-momenmagnelik
m^j + n^pj,, = 0
nvb + «,„. - kccil
KpJ » Kbl
K,f.| » K-J
K.J>KJ
KJ-KJ
Nilai-nilai B
B,., < B.,p,
B,,, > B.ppl
B,., » B.pp,
B,. . fl.,p,
BM > B.pPl
Bm > B.pp,
Keterangan
B,., - B.^
B,., - B,pp,
Domain
Momen-momen yang didekatnya
Momen-momen yang di dekatnyatidak jama; berlawanan 0 rendah
MatrUcs non-magnetik;pita rckord:r
Tinjeiulah eebuah atom yang efek spin elektron dan
gerak: pada orbitnya tidak ealing meniadakan. Atom
eecara keseluruhan memiliki momen magnetik kecil,
tetap>i orientasi acak (random) dari atom-atom
terseibut dalam eampel yang cukup besar menghasil-
kan momen magnetik yang rata-rata besarnya nol.
Bahan tersebut tidak memperlihatkan efek magnetik
jika medan magnetik eksternnya tidak ada. Jika
dipaeiang medan magnit eksternal , timbul torka
kecil pada maeing-maeing momen magnetik dan momen
4. Hyatt, William H. Jr, 1992. Electromagnetika Teknoloqi. Edisikelima, Jakarta : Penerbit Erlangga, halaman 253
14
ini cenderung untuk menjajar dengan medan
eksternal. Penjajaran ini menimbulkan pertambahan
besar B dalam bahan tersebut (melebihi medan
ekst=rnal). Namun perlu diingat bahwa efek dia-
magn=tik tetap bekerja pada elektron yang mengor-
bit dan melawan pertambahan diatae. Jika haeil
akhirnya adalah turunnya B (medan magnet). maka
bahan tersebut tetap dieebut diamagnetik; tetapi
jika hasilnya pertambahan B, bahan tersebut
disebut paramagnetik. Kalium, oksigen, tungsten
dan unsur tanah yang jarang serta banyak garam-
garamnya seperti klorida erbium, okeida neodimium
dan oksidaitrium euatu bahan yang sering dipakai
dalam maser merupakan contoh bahan paramagnetik.
Keempat belas bahan lainya: feromagnetik, anti-
ferromagnetik, ferimagnetik dan superparamagnet-
ik, semuanya memiliki momen atomik yang kuat.
Lagipula interaksi antara atom-atom yang berdeka-
tan menimbulkan penjajaran momen magnetik atom-
atom tersebut sehingga berarah sejajar atau anti
sejajar.
Dalam bahan feromagnetik, masing-masing atom
memiliki momen dwikutub yang relatif beear, yang
terutama ditimbulkan oleh momen spin elektron
yang tak terkompensasi. Gaya antar atom menyebab-
kan momen ini mempunyai arah yang eejajar dalam
suatu daerah yang terdiri dari banyak atom.
Oaerah ini disebut domain, dan bentuk serta
15
ukurannya dapat bermacam-macam berkisar dari
ukuran satu mikrometer sampai beberapa cen-
timeter, tergantung pada ukuran. bentuk, bahan
dan tsejarah magnetik sampel yang ditinjau. Bahan
ferromagnetik yang belum terjamah memiliki domain
yang momen magnetiknya kuat; tetapi momen domain
ini mempunyai arah yang berbeda-beda dari suatu
domain ke domain lainnya. Jika dilihat efek
keseluruhannya, maka diantara mereka terjadi
sal ing meniadakan sehingga bahan tersebut secara
ke8eluruhan tidak mempunyai momen magnetik. Dalam
medan magnetik yang dipaeang, ukuran domain yang
memiliki momen magnetik yang searah dengan medan
magnEit yang terpasang akan bertambah, sedangkan
ukurain domain disekitarnya akan berkurang sehing-
ga medan magnetik internalnya menjadi bertambah
besar dan melebihi medan eksternalnya. Jika medan
eksteirnal nya diadakan, maka penjajaran domain
yang acak tidak terjadi, tetapi masih ada eiea
medan medan dwikutub dalam struktur makrokos-
piknya. Keadaan bahHa momen magnetik bahan itu
berbEida setelah medannya ditiadakan, atau keadaan
magnEitik bahan merupakan fungsi sejarah mag-
netiknya disebut histBrisis.
Bahan Feromagnetik dalam kristal tunggal adalah
tidak isotropik, hingga pembahaean akan dibatasi
pada bahan polikristal, kecuali untuk menerangkan
sedikit bahwa sifat bahan magnetik yang tak
isotropik timbul eebagai magnetostriksi atau
16
gejala perubahan ukuran bahan magnetik dalam
medan magnet eksternal.
Un8ur-unsur yang bersifat ferromagnetik pada
tempisratur kamar ialah bagi nikel dan kobalt.
Bahan-bahan tersebut kehilangan ciri ferromagnet-
iknya diatas suatu temperatur ysng disebut tem-
peratur currie untuk besi adalah 1043° K (770°
C) . (Jeberapa campuran logam ini satu dengan yang
lainnya atau dengan logam lainnya juga bersifat
ferromagnetrk,. contohnya alniko, suatu campuran
antara aluminium-nikel dan kobalt dengan sedikit
tembaga. Pada temperatur yang lebih rendah,
beberapa unsur tanah jarang ditemui seperti
gadolinium dan disprosium, bersifat ferromagnet-
ik. vluga beberapa campuran logam nonf erromagnet ik
dapal: bersifat f erromagnet ik, misalnya bismuth-
mangan dan tembaga-mangan-timah.
Dalam bahan ant iferomagnetik , gaya antara atom-
atom yang berdekatan menyebabkan momen atomik
berbaris dalam pasangan anti eejajar (anti para-
lel),, Momen magnetiknya nettonya nol dan bahan
ant iferomagnetik hanya dipengaruhi sedikit oleh
adanya medan magnet eksternal. Efek ssperti ini
mula-mula ditemukan dalam oksida mangan, kemudian
beberapa ratus tahun bahan ant iferomagnetik
lainnya ditemukan. Banyak oksida-nikel(NiO),
Sulfida-fero (FeS), dan Florida-kobalt (CoC12).
Ant iferomagnetieme hanya ada pada temperatur yang
relatif rendah, seringkali pada temperatur yang
17
jauh lebih rendah dari temperatur kamar. Efek ini
belum termasuk efek yang penting dalam bidang
perekayasaan (teknik) pada saat ini.
Bahan ferimagnetik juga menunjukkan arah yang
anti sejajar untuk momen atomik yang berdekatan,
tetapi, momennya tidak sama. Akibatnya ialah
bahan ini mempunyai respon yang besar terhadap
medan magnet eksternal , walaupun tidak eebesar
bahan feromagnetik. Kelompok terpenting bahan
ferimagnetik ialah ferit yang mempunyai kondukti-
fitaB rendah, beberapa orde lebih rendah dari
8emikonduktor. Kenyataan bahwa bahan ini mem-
punyai resistansi yang lebih besar dari bahan
feromagnetik mengakibatkan timbulnya arus induksi
yang jauh lebih kecil jika dipasang medan bolak-
balik, seperti dalam teras transformator yang
bekerja pada frekuensi tinggi. Oksida-Besi
(Fe CI ) , f er it-nikel-seng (Ni i/2^nl/2^e2^4* * c*an
ferit-nikel (NiFe20^) merupakan contoh bahan yang
termasuk dalam kelae ini. Fer imagnet ieme juga
hilang pada temperatur diatae temperatur Currie.
Bahan Superparamagnetik terdiri dari kelompok
partikel feromagnetik dalam kisi nonferomagnetik.
Walaupun domain terdapat dalam diri partikelnya,
dinding domain tereebut tidak dapat menembus kisi
bahan pengantar ke partikel didekatnya. Contoh
bahan seperti ini terdapat pada pita magnetik
yang dipakai dalam rekorder/pita video atau
audio.
18
2. MIKROKONTROLER 80C31
Mikrokontroller 80C31 merupakan salah satu
mikrokontroler yang termasuk dalam keluarga MCS-51.
Oleh karena itu akan dibahas terlebih dahulu keluarga
MCS-51 eecara umum. Beberapa mikrokontroler yang
termaeuk dalam keluarga MCS-51 tercantum pada tabel
2-2. Struktur dasar dari mikrokontroler tereebut
digambarkan secara blok diagram pada gambar 2-4.
Mikrokontroler 8051AH merupakan daear dari
keluarga MCS-51. Mikrokontroler ini memiliki kemam-
puan yang efektif untuk perhitungan, komunikaei,
aplikasi industri dan konsumen. Beberapa kemampuan
yang dimilikinya adalah sebagai berikut :
- 8 bit CPU untuk aplikasi kontrol yang optimum
- Proses Boolean
- 128 byte Data Memory Internal
- Dua buah timer/counter 16 bit
- Full duplex UART
- 5 8umbe:r Interrupt dengan dua level prioritas
- 08ilator internal
- 4K byte: Program Memory Internal
- 64K byte Program Memory
- 64K byte Data Memory
- RAM yang dapat dialamati per bit
Mikrokontroler 8031AH identik dengan 8051AH.
kecuali mikrokontroler 8031AH tidak mempunyai inter-
nal program ROM. Jadi, 8031AH membaca semua inetrukei
dari eketernal Program Memory.
19
Mikrokontroler 80C31BH merupakan mikrokontroler
8031AH jenis CMOS eehingga konsumsi dayanya lebih
hemat Bekitar 80% dibanding jenis NMOS dan juga
bekerja lsbih cepat.
FREOUENCY• SEFEKEhCE CO^JKTEPS
•C7ERRUPTS
Figure 1-1. ArchitacturtI Structur* oltrw 6051 Family
QAMBAR 2 -4 (
BLOK DIAGRAM MIKROKONTROLER MCS-51
5. .. 198B. Mikrocontroller Handbook. Sunnyvale. AdvancedMikro Deviced, halaman 1-1
20
TABEL 2 - 2 6
JENi(8-JENIS MIKROKONTROLER KELUARGA MCS-51
Table 1-1. AMD's 8051 Family Products
[tavlca
H031AHIS051AH0053AH11751HII753H(10515(I053S
(I0C31BH(10CS1BH{I7C51&CC32T2JICC52T2WC321JCC521ECC54167C52167C541E0C525E7C52S
Type
NMOSNMOSNMOSNMOSNMOSNMCSNMOS
CMOSCMOSCMOSCMOSCMOSCMOSCMOSCMOSCMOSCMOSCMOSCMOS
ROM(bytes)
4K8K——8K—
——8K— .
'8K16K——8K
Internal Memory
EPROM(bytes)
4K8K——
4K—————8K16K—8K
RAM(bytes)
123129128128128256256
123123128256255256256255256
" 255256256
Timers(16-btt)
•5
222233
22 "222
- 2222222
EnhancedFeatures
—YESYES
——
YESYESYESYES
. YESYESYES
2.1 0R6AMI8A8I MEMORY
Mikrokontroler 80C31 mempunyai 2 bagian memory
yang terpisah, yaitu Program Memory dan Data
Memory seperti tampak pada gambar 2-5. Dengan
adanya pemisahan ini prosesor dapat mengaksee
memory eebanyak 64 KByte untuk Data Memory dan 64
KByt« untuk Program - -ilemory. Selain itu Data
memory juga dapat diakses dengan menggunakan
addrt;8B 8 bit sehingga proses pembacaan atau
penuliBan menjadi lebih cepat.
Untuk mengak8e8 memory eksternal digunakan sinyal
READ dan WRITE. Data Memory terdiri dari 2 bagian
6. Ibid, halaman 1-2.
21
yaitu internal RAM (Random Access Memory ) dan
ekBternal RAM. Program memory juga terdiri dari 2
bagian yaitu internal ROM dan eksternal ROM.
Mikrokontroler 8031 tidak mempunyai internal ROM
Behingga untuk mengakses Program Memory digunakan
8inyal PSEN. Program dan Data Memory eksternal
juga dapat digabung dengan menghubungkan sinyal
READ dan PSEN pada input gerbang AND, kemudian
output gerbang AND digunakan untuk sinyal read
strobe Program/Data memory.
PK0OUU UCWOftT(RCAO ONLT)
W U UCUO«Y
TTTTH:nDOWKAl
CZ-oCX7CRNAL INTIXhiC
rrrrH:
TTH:
""4 • '" [ TT""F1gur< 1-2. 8051 Memory Structure
QAMBAR 2-57
STRUKTUR MEMORY MCS-51
7. Ibid, halaman 1-4
22
Jika di-reset maka CPU akan menjalankan program
mulai alamat 0000H. Pemilihan internal atau
eksternal ROM dilakukan dengan menghubungkan pin
EA ke ground atau Vcc. Jika pin EA dihubungkan
dengan ground, maka program dibaca dari eketernal
ROM. Apabila menggunakan internal ROM maka pin EA
dihubungkan ke Vcc. Konfiguraei rangkaian
eksternal program memory diberikan secara blok
diagram pada gambar 2-6. Port 0 (PO) bersifat
Bebagai multipleks jalur data/alamat. Ini merupa-
kan byte rendah dari program counter (PCD yang
berfungai sebagai alamat bawah. Selama byte
rendah dari program counter ada pada PO, sinyal
ALE (AddreBB Latch Enable ) me-Latch byte ini
pada jalur alamat. Pada saat itu, port 2 (P2)
mengeluarkan byte atas dari program counter
(PCH). Kemudian PSEN men-strobe EPROM dan satu
byte dapat dibaca oleh mikrokontroler.
'J r:
L»TCM
Cfnoy
51
GAMBAR 2-68
KONFIGURASI UNTUK EK6TERNAL PROGRAM MEMORY
8. Ibid, halaman 1-5
23
Peta alamat internal data memory seperti pada
gambar 2-7. Internal data memory dibagi menjadi 3
bagian, yaitu 128 byte bawah, 128 byte atas dan
SFR (Special Function Register).
Pengalamatan internal data memory eelalu satu
byte, berarti maksimum hanya 256 byte lokasi
memory.
! ACCESSIBLEUPPER i BY INDIRECT
128 • ADCRESSIMC
80H7.rH
LOWER128
ONLY
ACCESSIBLEBY DIRECT
AND INDIRECTAOORESSINC
ACCESSIBLEBY DIRECT
ADORCSSINC
V_
FTH
BOH
SPECIAL ] P 0 R T S
™ C ™ N I STTI STATUS ANOj C O N T R O L B I T 5
TIUERRECOTERS
STACX POINTERACCUUUHToa(HC.)
Figure 1-6. Internal Data Memory
GAMBAR 2-79
INTERNAL DATA MEMORY
128 byte terendah merupakan internal RAM yang ada
pada 8emua keluarga MCS-51 gambar 2-8.
32 byte terendah (OOH-1FH) dikelompokkan menjadi
4 bank register dan masing-masing bank terdiri
dari 8 register. Register ini adalah RO sampai
R7. Dua bit pada Program Status Word digunakan
memilih ealah satu bank register yang aktif.
9. Ibid, halaman 1-6
BANKSELECTBITS INPSW
••{10 i
01
00
20H
1SH
10H
06H
0
7CH
2FH
IfH
17H
orH
07H
I BIT-ADORCSSABLE SPACE(BIT AOORESSES 0 -7F )
* BANKS or8 REOSTUtSR0-R7
— RESET VALUE OfSTACK POINTER
Figur« 1-7. The Lower 128 Bytes of Internal RAM
6AMBAR 2-810
PETA ALAMAT 128 BYTE BAWAH INTERNAL RAM
16 byte selanjutnya (20H-2FH) adalah lokasi
memory yang dapat dialamati per bit. Mikrokon-
troler keluarga MCS-51 mempunyai banyak instruksi
untuk bit tunggal ini, dan 128 bit pada daerah
ini dapat dialamati langsung oleh instruksi pada
MCS-51. Alamat bit di daerah ini adalah 00H
sampai 7FH.
Sisa internal RAM (3OH-7FH) sebanyak 80 byte
dapat bebas digunakan. Biasanya alamat 'Stack
Pointer' diletakkan pada daerah ini agar tidak
bertabrakan dsngan alamat register R0-R7.
128 byte atas dari RAM tidak bersedia pada 8051
atau 8031.
10. Ibid, halaman 1-6
25
Special Function Register (SFR) yang berada pada
alamat 80H-FFH meliputi Port 0 - Port 3, timer,
control peripheral. Accumulator dan Iain-lain.
SFR akan dibahas pada bagian tersendiri.
16 Alamat dalam SFR yang berakhiran OH dan 8H
dapat dialamati per byte maupun per bit.
2.2 Special Function Register (8FR)
Special Function Register (SFR) digunakan untuk
mengontrol operasi mikrokontroler dan fungsi port
input output. Beberapa SFR yang sering digunakan
adalah sebagai berikut :
2.2.1 Accumulator. Accumulator disebut ACC atau
biasa disederhanakan menjarfi- A dalam instruksi
MCS-51 paling sering digunakan register ini
sebagai tempat penyimpanan data sementara.
2.2.2 Program 8tatus Word. Register Pogram Status
Word (PSW) berisi informasi status program seper-
ti pada gambar 2-9.
2.2.3 8tack Pointer. Register Stack Pointer (SP)
merupatkan register 8 bit. Register ini digunakan
untuk menunjukkan lokasi stack. Isi register ini
dinaikkan satu setiap kali sebelum data disimpan
melalui instruksi PUSH dan CALL. Sebaliknya pada
POP atau RETI, stack pointer dikurangi satu
26
CY AC FO RSI RSO OV - P
GAMBAR 2-911
REGISTER PROGRAM 8TATU3 WORD
seteLah data diambil dari stack. Isi Stack Point-
er berupa alamat stack dapat dimulai dimana saja
asalkan dalam internal data memory. Pada saat
RESE"!" stack pointer berisi alamat 07H. Ini roenye-
babkan stack mulai pada lokasi 08H.
2.2.4 Data Pointer. Data Pointer (DPTR) merupakan
register 16 bit yang terdiri dari byte atas (DPH)
dan byte bawah (DPL). Register ini digunakan
untuk pengaksesan alamat 16 bit . DPTR dapat
digunakan sebagai register 16 bit atau dua reg-
ister 8 bit yang terpisah.
2.2.S5 Buffer Data 8erial. Buffer Data Serial
(SBUF) Bebenarnya adalah dua buah register yang
terpisah, buffer pengirim (transmit buffer) dan
buffer penerima (receive buffer). Ketika data
dipindahkan ke SBUF, data tersebut menuju buffer
pengirim (transmit buffer) dan tetap disana
sampai terjadi transmisi serial. Proses memindah-
kan 8atu byte data ke SBUF mengakibatkan dimu-
lainya transmisi. Ketika data dipindahkan dari
11. Ibid, halam.an 2—3
27
SBUF, maka register penerima membaca.
2.2.6 Register Timer. Pasangan register (THO.TLO)
dan (TH1.TL1) adalah register 16 bit untuk Timer
/Counter 0 dan 1. Pada fungsi Timer, register
dinaikkan setiap siklus mesin. Jika difungsikan
sebagai counter, isi register dinaikkan bila
terjadi perubahan dari 1 ke 0 pada pin TO atau
Tl. Fungei Timer/counter dipilih melalui bit
kontrol C/T pada SFR TMOD gambar 2-10.
GATE C/T Ml MO GATE C/T Ml MO
GAMBAR 2-1012
REGI8TER MODE TIMER/COUNTER (TMOD)
2.2.7 Control Register. SFR Interrupt Priority
(IP), Interrupt Enable (IE), Timer/Counter Con-
trol (TCON), Serial Control (SCON) dan Power
Control (PCON) berisi kontrol dan status bit
untuk BiBtem interrupt, timer/counter dan port
serial. Register-register ini akan dijelaskan
lebih mendetail pada bagian tersendiri.
12. Ibid, ha 1 amain 2-10
28
2.3 Operaai dan Struktur Port
Port 0 Bampai port 3 merupakan 4 port input
output paralel membentuk 32 jalur input output.
Setiap port adalah "quasi-bidirectional" yang
terdiri dari buffer input, buffer output. dan
latch. Port 0 dan 2 juga digunakan untuk mengaks-
es eksternal program dan data memory. Pada opera-
si tipe ini, port 2 mengeluarkan byte atas dari
alamat eksternal memory. Port 0 mengeluarkan byte
bawah dan kemudian mengeluarkan data untuk ditu-
lis atau memasukkan data untuk dibaca. Semua pin
pada port 3 adalah multi fungsi, selain berfungsi
sebagai port. juga mempunyai fungsi sebagai
berikut :
P3.0 : RXD (port input serial)
P3.1 : TXD (port output serial)
P3.2 : INTO (eksternal interrupt)
P3.3 : INT1 (eksternal interrupt)
P3.4 : TO (timer/counter 0 eksternal input)
P3.5 : Tl (timer/counter 1 eksternal input)
P3.6 : WR (eksternal data memory write strobe)
P3.7 : RO (eksternal data memory read strobe)
Port 1.2 dan 3 mempunyai internal pull-up. Port 0
tidak mempunyai internal pull-up tetapi open
drain output sehingga port 0 dapat berada pada
kondisi impedansi tinggi.
Penyangga keluaran (output buffer) dari port 1,2
dan 3 dapat dibebani masing-masing 4 input LS
TTL. Penyangga output port 0 dapat dibebani
29
maeing-masing 8 input LS TTL. Port 0 ini memerlu-
kan e<Bternal pull up untuk mendrive input NMOS,
kecuali digunakan eebagai jalur alamat/data.
2.4 Penggunaan Komunikaei Serial
Port serial adalah full duplex, artinya dapat
mengirim dan menerima secara simultan. Register
receive dan transmit dari port serial diakses
melalui SFR SBUF. Menulis ke SBUF berarti mengisi
register transmit, dan membaca SBUF berarti
membaca dari register receive. Port Serial dapat
dioperasikan dalam empat mode :
- Mode 0
Pada mode ini, data serial masuk dan keluar
melalui RXD. TXD mengeluarkan clock berupa
shift register. 8 bit dikirim/diterima : 8
data bit. Baud ratenya sama dengan 1/12 fre-
kuensi osilator.
- Mode 1
10 bit dikirim melalui TXD atau diterima mela-
lui RXD : Sebuah start bit (0). 8 data bit (LSB
lebih dahulu). dan sebuah stop bit (1). Pada
Baat menerima, stop bit menuju RB8 pada Special
Function Register SCON. Baud ratenya variabel.
- Mode 2
11 bit dikirim melalui TXD dan diterima melalui
RXD: eebuah start bit (0). 8 data bit (LSB
lebih dahulu), data bit ke 9 yang dapat dipro-
gram dan sebuah stop bit (1). Pada saat kirim.
30
data bit ke 9 (TB8 dan SCON) dapat diisi 0 atau
1. Sebagai contoh, parity bit (P pada PSW)
dapat dipindahkan ke dalam TB8. Pada aaat
terima, data bit ke 9 menuju RB8 pada SCON,
sementara itu stop bit diabaikan. Baud ratenya
dapat diprogram 1/32 atau 1/64 frekuensi oeila-
tor .
- Mode 3
Mode 3 ini aebenarnya serupa dengan mode 2,
perbedaannya hanya terletak pada baud ratenya
yang var iabel.
Pada keempat mode tersebut, transmisi diinisiali-
sasi dengan instruksi-instruksi yang menggunakan
SBUF sebagai register tujuan. Penerimaan diini-
sialisasi pada mode 0 dengan kondisi Rl=0 dan REN
=1. Pada mode lainnya penerimaan diinisialisai
dengan datangnya start bit bila REN =1.
Mode 2 dan 3 mempunyai kemampuan khusus untuk
komurikasi multiprosesor.
2.5 Register Kontrol Port 8srial.
Kontrol dan status dari port serial terletak pada
Special Function Register SCON yang ditunjukkan
pada gambar 2-11. Register ini berisi tidak hanya
beriei bit untuk pemilihan mode, tetapi juga data
bit ke 9 untuk kirim dan terima (TB8 dan RB8),
dan bit interrupt port serial (Tl dan Rl).
31
2.6 Interrupt
Eksternal interrupt INTO dan INT1 dapat dibuat
aktif level atau aktif transisi. tergantung pada
bit ITO dan IT1 pada register TCON. Flag yang
menghaBilkan interrupt ini adalah IEO dan IE1
pada TCON.
Setisp eumber interrupt ini dapat
diaktifkan/dinonaktifkan secara individual dengan
men-e;et atau meng-clear bit-bit IE yang berse-
suaian gambar 2-12.
SMO SMI SM2 REN TB8 RB8 Tl Rl
GAMBAR 2-1113
REGI8TER KONTROL PORT 8ERIAL (8C0N)
Ma8ing-masing interrupt tereebut mempunyai alamat
vektcDr interrupt sebagai berikut :
Interrupt Alamat Vektor
INTO 0003H
TO OOOBH
INT1 0013H
Tl 0018H
Serial 0023H
Setiap interrupt dapat diprogram ke Balah eatu
dari dua level prioritaa dengan-- men-set atau
13. Ibid,halaman 2—15
32
meng--clear bit pada register Interrupt Priority
(IP). Interrupt yang memiliki prioritas lebih
tingcji tidak dapat diinterrupt oleh interrupt
yang prioritasnya lebih rendah.
EA - ET2 ES ET1 EX1 ETO EXO
GAMBAR 2-1214
REGISTER INTERRUPT ENABLE
Jika diterima dua buah interrupt dengan level
prioritas yang berbeda secara simultan, yang akan
dilayani adalah interrupt dengan level prioritas
yang lebih tinggi. Jika diterima interrupt dengan
level. prioritas yang sama eecara simultan, maka
dilakukan 'polling' dengan mengikuti struktur
prioritas yang kedua yaitu
Interrupt
1. 1E0
2. TFO
3 . IE1
4. TF1
5. Rl+Tl (aerial)
Prioritae dalam 1 level
tert inggi
terendah
14. Ibid, halaman 2-23
33
3. EPROM
EPROM (Erasable Programmable Read Only Memory)
merupakan salah satu jenis non volatile memory yang
dalam pemakaiannya hanya dapat dibaca tetapi tidak
dapat d^tulis. Pada non volatile memory, data tidak
akan hilang atau rusak meskipun catu daya dimatikan.
EPROM yang akan digunakan adalah EPROM dengan tipe
27C64. T:ipe ini mempunyai kapasitas 8K byte. mempun-
yai 13 jalur alamat A0-A12 dan 8 jalur data D0-D7.
u?
GAMBAR 2-13
K0NFIGURA8I EPROM 27C64
EPROM ini mempunyai 2 jalur kontrol yaitu chip
Enable (OE) dan Output Enable (OE). PAda saat tegan-
gan pin CE berlogika "1" (high). maka EPROM akan
bekerja pada mode "stand by" dan konsumsi dayanya
berkurang dari 500mW maksimum menjadi 200mW maksimum.
34
Bila masukan CE mendapat tegangan logika "0" (low)
maka EPROM akan berada pada kondisi aktif dan siap
mengeluarkan data sesuai dengan alamat yang diberi-
kan. Pin CE diaktifkan saat alamat pada jalur alamat
mikrokontroler valid. 0E (Output Enable) digunakan
untuk mengeluarkan data pada jalur data D0-D7 dengan
memberikan logika "0".
4. RAM
RAM (Random Access Memory) merupakan volatile
memory yang dalam pemakaiannya dapat dibaca dan
dituliB. Pada volatile memory, data akan hilang atau
rusak jika catu daya dimatikan. RAM yang akan diguna-
kan adalah RAM dengan tipe 6264. Tipe ini mempunyai
kapasitas 8K byte, mempunyai 13 jalur alamat A0-A12
dan 8 jalur data D0-D7.
RAM ini mempunyai 3 jalur kontrol yaitu Chip
Enable (CE). Output Enable (OE). dan Write Enable
(WE) •• Pada saat tegangan pin CE berlogika "1" (high),
maka RAM tidak aktif. Jika CE dan OE aktif (CE dan OE
= "0") maka isi lokaei memory dengan alamat yang
diberikan pada jalur alamat akan dikeluarkan ke jalur
data. Jika CE dan WE aktif (OE dan WE = "0") maka iei
pada jalur data ditransfer ke lokaei memory dengan
alamat yang diberikan pada jalur alamat .
35
6AMBAR 2-14
K0NFIGURASI RAM 6264
5. PPI (PROGRAMMABLE PERIPHERAL INTERFACE)
PPI yang akan digunakan ialah tipe 8255. 8255
merupakan komponen antarmuka input output yang dapat
digunakan untuk berbagai keperluan. Komponen ini
terdiri clari 24 jalur I/O dan disusun menjadi 3 buah
port I/O yang masing-masing terdiri dari 8 bit. Port-
port ini diberi label A,B dan C. Definisi pin dan
blok diagram ditunjukkan pada gambar 2-15. Semua bit
pada port A dan B diprogram sebagai 1 byte, tidak
dapat diprogram per bit. Sedangkan 4 bit atas dan 4
bit bawEih dari port C dapat diprogram sebagai 2
nibble (4 bit) yang terpisah.
8255 dapat diprogram dalam 3 mode: 3 buah port
I/O (modei 0 ) , 2 handshaking port I/O (mode 1), 1 port
I/O bidirectional dengan 5 sinyal handshaking
(mode2). Mode-mode ini dapat dikombinasikan. Sebagai
36
contoh, port A dapat diprogram untuk beroperasi pada
mode 2, sedang port B beroperasi pada mode 0. Selain
ketiga mode diatas masih ada 1 mode lagi yaitu mode
bit set/reset. Mode ini memungkinkan masing-masing
bit pada port C di-set/reset untuk keperluan kontrol.
Komunikasi antara mikrokontroler dengan 8255
dilakukan melalui "bidirectional data bus". Mikrokon-
troler melihat 8255 sebagai 4 port I/O. Hal ini
bersesuaian dengan 4 kombinasi yang dapat terjadi
pada jalur input A0 dan Al. Alamat port dikontrol
oleh jalur CS (Chip Select). PPI hanya dapat diakses
jika jalur ini mempunyai logika "0".
Tabel 2-3 menunjukkan operasi baca dan tulie
yang mungkin dilakukan pada PPI. Ketika RD berlogika
"0", port A,B dan C dapat dibaca dengan memberikan
kombinssi A0 dan Al yang sesuai. Jika A0 dan Al
berlogika "1", maka port kontrol yang diakses. Port
kontrol ini merupakan register khusus yang menentukan
mode operaBi dari PPI. Register ini hanya dapat
dituliei, tidak dapat dibaca. 8255 mempunyai 2 tipe
"control word" seperti ditunjukkan pada gambar 2-16.
Jika bit 7 = "0" maka PPI pada mode bit set/reset.
Jika bit 7 = "1" maka dapat dipilih mode 0-2.
Kf'tika PPI tidak dapat diakses (CS = "1" dan WR
= "1") jalur data berada pada keadaan impedansi
tinggi dan mikrokontroler bebas berkomunikasi dengan
kompon^n lain pada sistem minimum.
37
Figure 1. 8255A Block Diagram231308-1
-c
••c-c
~c
•"C
•«>c•~c
-c- c
•
>
• 11
• II
* I25SA "
••
• •
X I I
- ii
»• n
D~-
D~-3 »3""3 -] . ,
3*.
3 -
3 -
3-"3 -D"~3 ~
231308-2Figure 2. Pin
Configuration
GAMBAR 2-1515
PPI 8255
Mode 0 (Basic I/O)
Mode ini digunakan bila peralatan input output
dapat diasumsikan selalu siap dan tidak memerlukan
sinyal handshaking-
Mode 1 (Strobed I/O)
Mode 1 digunakan untuk antarmuka I/O dengan hand-
shaking atau interrupt. Pada mode ini port A dan B
diprogram sebagai port data dan port C diprogram
untuk menghasilkan sinyal status. Kelebihan mode
15. , 1991. Peripheral Component Handbook. USA : IntelCorporation, halaman 3-100
38
ini ialah transfer data dapat dilaksanakan tanpa
carapur tangan CPU.
TABEL 2-316
TABEL KEBENARAN PPI 8255
8255AAi
0
0
1
0
0
1
1
X
1
X
Ao
0
1
0
0
1
0
1
X
1
X
BASIC OPERATIONRD
0
0
0
i
1
1
1
X
0
1
^ R
1
1
1
n
0
0
0
X
1
1
c50
0
0
o-
0
0
0
1
0
0
Input Op«-»tlon (READ)
Port A —« Data Bus
Port B —' Data Bus
PortC —* Dala Bus
Output Operation(WHITE)
Data Bus —• Port A
Data Bus —» Port B
Data Bus —• Port C
Data Bus —• Control
Disable Function
Data Bus —• 3-State
Illegal Condition
Data Bus —• 3-Slate
- Mods 2 (Strobed Bidirectional I/O)
Pada mode ini, port A menjadi port data "bidirec-
tional" dan dilengkapi dengan 5 einyal handshaking.
- Mode bit set/reset
Mode ini akan aktif jika bit 7 control word = "0".
Pada mode ini eembarang bit pada port C dapat diset
16. Ibid, haleiman 3-102
39
ke Logika "1" atau direset ke logika "0". Hanya
satu bit yang dapat di-eet/reset pada satu saat.
Kemampuan ini biasanya digunakan untuk menghaBilkan
sinyal strobe.
3 port 8255 mempunyai epesifikasi IQj_ = 1,7 mA
dan IQH = 200 A. Jadi port-port tersebut dapat
dibebani masing-masing 1 TTL standart atau 4 LS
TTL.
•M U1/NIH!I « M I• • mwt
•"II
v.u I 0 I • (
.V.Y,i*!1.1:1.1
— 1 SItmiMT UAO• • ACllVt
231308-S
CONfftOt f*O*0
A*O*t C uowi MI
MOCK MWC• • MOO4 tt • MOCK 1
t • Mvr• • outrut
MOM MilCtiON00* MOCK •• 1 • MOCK 1
MOCK UT IIACi- *cnvi
?3IDO«-7
6AMBAR 2-1617
CONTROL WORD PPI 8255
17. Ibid, halaman 3-104
40
6. ADC (ANALOG TO DIGITAL CONVERTER)
AiDC (Analog to Digital Converter) 0809 merupakan
konverter analog ke digital 8 bit dengan 8 kanal
input ;3nalog. ADC ini menggunakan teknik "successive
approximation1' untuk konversi analog ke digital. Blok
diagram ADC 0809 ditunjukkan pada gambar 2-17.
Komponen ini dilengkapi dengan 8 kanal multi-
plekser sehingga pada eatu saat dapat dipilih salah
satu input analog dari,,8 input yang ada untuk dikon-
versik;an ke besaran digital. Satu kanal input dipilih
dengan menggunakan address decoder. Tabel 2-4 menun-
jukkan keadaan line address untuk memilih salah satu
kanal. Address ini di-latch pada saat terjadi tran-
sisi dari low ke high pada sinyal address latch
enable (ALE) .
TABEL 2-418
ADDRESS UNTUK 8 KANAL INPUT ANALOG
TABLE ISELECTED
ANALOG CHANNEL
INO
INI
IN2
IN3
IN4
INS
IN6
IN7
ADDRESS LINE
C
L
L
L
L
H
H
H
H
B
L
L
H
H
L
L
H
H
A
L
H
L
H
L
H
L
H
18. ., 1989. Linear Databook. Santa Clara: National Semiconductor, hiilaman 3-51.
Block Diagram
i i A«ALOC i
LATCH
OUOOER
START ClOC<
! !
l i nr *vo 1 1 "I
i l
LA'CM• UfKB
J O <M M - ) OUTTUT
(NAIK
See OrderingInformation
GAMBAR 2-1719
BLOK DIAGRAM ADC 0809
KcDnverter dibagr^oienjadi 3 bagian utama: 256R
ladder network, successive approximation register
(SAR), dan pembanding. 256R ladder network ini ber-
fungsi sebagai DAC (Digital Analog Converter). Output
SAR m«nggerakkan switch tree yang berfungsi untuk
menghubungkan resistor ladder sedemikian rupa sehing-
ga be«ar output analog sama dengan output SAR yang
berupa kode biner. Jadi switch tree dan 256R ladder
berfuncjsi seperti DAC.
19. Ibid, hal£iman 3-48.
42
Pulsa start akan menset bit pertama (MSB) dari
SAR sehingga switch mendapat input 10000000 dan
menghasilkan tegangan output sebesar 1/2 tegangan
skala penuh. Kemudian tegangan input dibandingkan
dengan tegangan ini. jika tegangan input lebih besar
maka isit MSB di-latch = "1". Pada pulBa clock beri-
kutnya, bit kedua diset (11000000). Tegangan output
DAC menjadi 3/4 skala penuh. Tegangan ini dibanding-
kan lagi dengan tegangan input, jika tegangan input
lebih kecil maka bit kedua direset = "0". Demikian
seteruBnya sampai blok kontrol mengeluarkan pulsa EOC
(end of conversion) yang menunjukkan bahwa konversi
telah selesai. Pada saat ini mikrokontroler dapat
membaca data yang ada pada output ADC.
7. FUZZY (SET20
Pada himpunan klasik (crisp set). peralihan
antara anggota dan bukan anggota untuk sebuah himpu-
nan semesta adalah jelas dan eksak. Sedangkan untuk
sebuah anggota dalam semesta yang berisi fuzzy set,
maka peralihan ini dapat terjadi secara bertahap.
Jadi keanggotaan sebuah anggota diukur oleh sebuah
fungsi yang menggambarkan ketidakjelasan. Fuzzy set
adalah sebuah himpunan berisi anggota-anggota yang
mempunyai derajat keanggotaan yang berbeda-beda.
20. Jamshidi N, Vadiee N, Ross. 1993. Fuzzy Logic And ControlNew Jersey: Prentice Hall, Inc halaman 16-18.
Anggota dalam sebuah fuzzy set dapat menjadi anggota
fuzzy set yang lain dalam semesta yang sama, karena
keanggotaan dapat mempunyai mempunyai nilai selain
satu.
Jika x merupakan anggota fuzzy set A, maka
nA(x) e [0.1]
A = (x.nA(x) IxeX)
Gambar 2-18 dan 2-19 menunjukkan crisp set dan fuzzy
set.
Jika himpunan semesta X diskrit dan berhingga
maka fuzzy set A dinyatakan sebagai berikut :
nA(xl) |iA(x2) (iA(xi)+ + - i
xl x2 i xiA =
rr
GAMBAR 2-18
FUNG8I KEANGGOTAAN UNTUK CRI8P SET A
41
rt
o\
GAMBAR 2-19
FUNG8I KEANGGOTAAN UNTUK FUZZY 8ET A
Jika Bemesta X kontinu dan tidak berhingga maka fuzzy
set A dinyatakan eebagai berikut :
X
8. KONTROL FUZZY LOGIC
Kontrol pada umumnya menggunakan rumus presisi
untuk menggambarkan input output sebuah sistem.
Sedang fuzzy logic merumuskan hubungan antara input
output dalam sebuah group pernyataan if-then yang
berda«arkan pengetahuan dan pengalaman manusia.
Pernyataan if-then disebut aturan (rule). Bagian if
menggambarkan kemungkinan kondisi siBtem, dan then
menggambarkan aksi yang sesuai untuk kondisi terse-
but. Contoh : mobil itu berjalan dengan kecepatan
"Bedang". "Sedang" disini merupakan satu pernyataan
yang tidak pasti. kebanyakan orang setuju 60 Km/jam
adalah kecepatan yang "sedang", tetapi orang juga
tidak akan mengatakan bahwa 50 atau 70 Km/jam bukan
45
kecepatan "sedang". Dieini pernyataan "eedang" tidak
terlalu kuat pada 50 atau 70 Km/jam. Teori fuzzy
menentukan derajat dari "sedang" tersebut dan fungsi
yang menghubungkan kondisi (kecepatan Bedang) dan
derajatnya disebut fungsi keanggotaan. Satu himpunan
nilai yang didefinisikan oleh fungsi keanggotaan
disebut fuzzy sett. Kondisi (lambat, sedang. cepat
dan Iain-lain) yang didefinisikan oleh fungsi keang-
gotaan disebut label.
Q 1
8.1 Konfiguraei kantroler Fuzzy Logic1*1 l
Konfigurasi dasar kontroler fuzzy logic ditunjuk-
kan pada gambar 2-20, yang terdiri dari empat
bagian utama : fuzzification, knowledge base,
decision-making logic, dan defuzzification.
8.1.1 Fuzzification Interface. Bagian ini ber-
fungsi untuk mengukur variabel input, melaksana-
kan pemetaan skala untuk mentransformasikan range
variabel- input ke himpunan semesta yang berse-
euaian, dan melaksanakan fuzzification yaitu
mengubah data input ke dalam nilai linguistik
yang sesuai, dimana dapat dipandang sebagai label
dari fuzzy set.
21. Lee, Chuen Chien, 1990. "Fuzzy Logic In Control System". IEEITransactions On System. Man, And Cybernetics. March: 2.
KB ~1FUZZIFICATION
INTERFACEOEFUZZIFICATION
INTERFACE
PROCESS OUTPUT& STATE
LFUZZY- DECISION MAKINGLOGIC
U FUZZY-I ACTUAL CONTROLNONFUZZY
CONTROLLED SYSTEM(PROCESS)
GAMBAR 2-20
KONFIGURABI DASAR KONTROLER FUZZY LOGIC
8.1.2 Knowledge Base. Bagian ini terdiri dari
"data base" dan "linguistic (fuzzy) control rule
base". Data base menyiapkan definisi-definisi
yang diperlukan untuk menyatakan aturan kontrol
linguistik dan manipulasi data fuzzy. Sedangkan
rule base menggambarkan tujuan dan jalannya
kontrol dengan menggunakan satu set "linguistic
control rule".
8.1.3 Decisionmaking Logic. Bagian ini merupakan
inti dari kontroler fuzzy logic. Fungsinya ialah
untuk men8imulaBikan pengambilan keputusan manu-
sia (operator) berdasarkan konsep fuzzy dengan
menentukan aksi kontrol fuzzy berdasarkan aturan-
aturan yang berlaku.
47
8.1.4 Defuzzification Interface. Proses ini
berfungsi untuk pemetaan skala yang mentransfor-
maeikan range variabel output ke himpunan semesta
yang eeeuai, serta melakeanakan defuzzification
yaitu menghasilkan akei kontrol nonfuzzy dari
aksi kontrol fuzzy. Ada 3 macam strategi yang
sering digunakan untuk defuzzification, yaitu :
A. Metode Nilai Maksimum
Metode ini menggunakan fuzzy output yang
fungsi keanggotaannya mencapai nilai maksimum
sebagai hasil akhir.
B. Metode Nilai Rata-Rata Maksimum
Metode ini menghasilkan aksi kontrol yang
mewakili nilai rata-rata dari eemua akei
kontrol yang fungsi keanggotaannya mencapai
makBimum. Jika eemestanya diskrit, maka
1 w jzo= I
dimana wj merupakan fuzzy output yang fungsi
keanggotaannya mencapai nilai maksimum MZ(WJ'),
dan 1 adalah jumlah fuzzy output yang mencapai
nilai maksimum tersebut.
C. Metode Titik Berat
Metode Titik Berat atau Center of Area Method
(COA) menentukan titik berat dari semua fuzzy
output yang dihasilkan.