ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA...

81

Transcript of ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA...

Page 1: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan
Page 2: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan
Page 3: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

ii

IKHTISAR EKSEKUTIF

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAK) Pusat Teknologi

Intervensi Kesehatan Masyarakat (Pusat TIKM) Tahun 2014 mengacu pada

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Nomor 53 Tahun 2014 tentang petunjuk teknis perjanjian kinerja, pelaporan

kinerja dan tata cara reviu atas laporan kinerja.

Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat (Pusat TIKM) sebagai

unit eselon II Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Badan

Litbangkes) Kementerian Kesehatan RI, berkewajiban untuk

mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi yang telah

diamanatkan selama Tahun Anggaran 2014 dan tertuang dalam Rencana

Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan RI Tahun 2010 – 2014 dalam

bentuk LAK Tahun 2014. Penyampaian LAK ini dimaksudkan sebagai

keterbukaan informasi publik terhadap capaian kinerja Pusat TIKM selama tahun

anggaran 2014 berdasarkan komitmen awal yang tercantum dalam Penetapan

Kinerja Pusat TIKM beserta satker ampuan Tahun 2014. Selain itu, LAK ini juga

dapat dijadikan sebagai tolok ukur keberhasilan maupun kegagalan pencapaian

kinerja Pusat TIKM dimana didalamnya juga berisi tentang upaya-upaya untuk

mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dalam melaksanakan kegiatan

pencapaian target agar kegagalan yang ada tidak terulang dimasa yang akan

datang.

Pusat TIKM pada tahun 2014 mempunyai pagu anggaran sebesar

Rp.62.964.624.000,- dengan realisasi sebesar Rp.54.015.279.502,- (85,79%).

Realisasi anggaran tersebut merupakan capaian kinerja Pusat TIKM dalam satu

tahun anggaran yang dikaitkan dengan proses pencapaian tujuan dan sasaran.

Pencapaian tujuan dan sasaran Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan

Masyarakat pada tahun 2014 dapat dilihat dari pencapaian indikator yang

tercantum dalam Renstra yaitu :

Page 4: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

iii

1) Jumlah produk/model/prototipe/standar/formula di bidang teknologi intervensi

kesehatan masyarakat sebanyak 11, dan

2) Jumlah publikasi ilmiah di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat

yang dimuat pada media cetak dan elektronik pada media Nasional

sebanyak 82 publikasi dan Internasional 4 publikasi.

3) Jumlah Laporan Status Kesehatan Masyarakat Hasil Riset Kesehatan

Nasional Wilayah II sebanyak 7 laporan.

Pencapaian indikator yang tercantum dalam Renstra Kemenkes tersebut sudah

termasuk pencapaian indikator dari satker yang diampu, dimana Pusat TIKM

sebagai unit eselon II mengampu 5 satker yang terkait dengan bidang teknologi

intervensi kesehatan masyarakat yaitu :

1. Balai Litbang P2B2 Donggala

2. Balai Litbang P2B2 Banjarnegara

3. Loka Litbang P2B2 Baturaja

4. Loka Litbang P2B2 Ciamis

5. Loka Litbang P2B2 Waikabubak

Didalam proses mencapai sasaran/indikator tersebut ditemui beberapa

kendala atau hambatan, diantaranya :

1. Pengelolaan manajemen penelitian belum maksimal dalam melakukan

monev sehingga banyak kendala yang baru teridentifikasi di akhir

penelitian yang berakibat pada penyelesaian laporan akhir yang tidak

tepat waktu.

2. Ketersediaan tenaga administrasi penelitian masih terbatas sehingga

menghambat penyelesaian administrasi khususnya keuangan

3. Pengelolaan manajemen keuangan belum sinkron dengan jadwal

pelaksanaan penelitian sehingga kegiatan yang harusnya sudah berjalan

karena dana belum turun akhirnya tertunda penelitiannya

4. Aturan paket meeting dibatasi tidak boleh di hotel di bulan November

mengakibatkan kegiatan tidak maksimal untuk menyelesaikan laporan

tepat waktu, dan penyerapan tidak maksimal.

Page 5: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

iv

Adapun beberapa upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala atau

hambatan tersebut yaitu :

1. Pelaksanaan monev oleh Panitia Pembina Ilmiah lebih ditingkatkan

2. Memanfaatkan tenaga non PNS untuk membantu penyelenggaraan

administrasi penelitian

3. Komitmen terkait jadwal penarikan uang penelitian dan penyelesaian

pertanggung jawaban keuangan oleh setiap penanggung jawab kegiatan.

4. Pelaksanaan monev oleh BPP dan PPK terhadap penggunaan dana

kegiatan yang sudah dibayarkan.

Page 6: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

IKHTISAR EKSEKUTIF ................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ........................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... viii

BAB I.PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

B. Tujuan ...................................................................................................... 2

C. Tugas dan Fungsi Organisasi .................................................................. 2

BAB II. PERENCANAAN KINERJA .............................................................. 5

A. Perencanaan Kinerja ............................................................................... 5

B. Perjanjian Kinerja ..................................................................................... 7

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA .......................................................... 8

A. Analisis Capaian Kinerja .......................................................................... 8

a. Jumlah Produk/Model/Prototipe/Standar/Formula di Bidang

Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat ...................................... 9

b. Jumlah Publikasi Ilmiah di Bidang Teknologi Intervensi Kesehatan

Masyarakat yang Dimuat pada Media Cetak dan Elektronik Nasional

dan Internasional ................................................................................. 34

c. Jumlah Laporan Status Kesehatan Masyarakat Hasil Riset

Kesehatan Nasional Wilayah II ............................................................ 47

d. Penelitian lain di Bidang Teknologi Intervensi Kesehatan

Masyarakat ........................................................................................ 49

e. Kajian ................................................................................................ 52

f. Dukungan Manajemen ......................................................................... 55

Page 7: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

vi

B. Realisasi Anggaran ................................................................................. 56

C. Analisis Capaian Tahun 2014 ................................................................. 58

1. Analisis Capaian Kinerja ..................................................................... 58

2. Analisis Realisasi Anggaran ................................................................ 59

3. Analisis Capaian Kinerja vs Realisasi Anggaran ................................. 59

4. Kendala dan Tindak Lanjut .................................................................. 60

5. Keberhasilan ........................................................................................ 61

6. Pemanfaatan Hasil Penelitian .............................................................. 62

D. Analisis Capaian Tahun 2010-2014 ........................................................ 65

1. Analisis Capaian Kinerja ..................................................................... 65

2. Analisis Realisasi Anggaran ................................................................ 67

3. Analisis Capaian Kinerja vs Realisasi Anggaran ................................. 68

4. Kendala dan Tindak Lanjut .................................................................. 68

5. Keberhasilan ........................................................................................ 69

6. Pemanfaatan Hasil Penelitian .............................................................. 69

BAB IV. PENUTUP ........................................................................................ 70

A. Kesimpulan ............................................................................................. 70

B. Tantangan ............................................................................................... 70

C. Strategi ................................................................................................... 70

LAMPIRAN

Page 8: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

vii

DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Sasaran Output dan Indikator Kinerja Bidang Teknologi

Intervensi Kesehatan Masyarakat ........................................................ 6

Tabel II.2. Penetapan Kinerja Bidang Teknologi Intervensi Kesehatan

Masyarakat Tahun 2014 ....................................................................... 7

Tabel III.1 Perbandingan Capaian Indikator Kinerja Bidang Teknologi Intervensi

Kesehatan Masyarakat Tahun 2013 dan 2014 .................................... 8

Tabel III.2 Judul Penelitian, Output, Ketua Penelitian dan Unit Pelaksana

Kegiatan pada Bidang Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat

Tahun 2014 .......................................................................................... 9

Tabel III.3 Publikasi Ilmiah di Bidang Teknologi Intervensi Kesehatan

Masyarakat Tahun 2014

a. Artikel Ilmiah yang dipublikasikan dalam media nasional

terakreditasi .................................................................................... 34

b. Artikel Ilmiah yang dipublikasikan dalam Jurnal Internasional .......... 46

Tabel III.4 Capaian Output Dukungan Manajemen Pusat Teknologi Intervensi

Kesehatan Masyarakat Tahun 2014 .................................................. ...55

Tabel III.5 Realisasi per Kegiatan/Output Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan

Masyarakat Tahun 2014 ...................................................................... 56

Tabel III.6 Capaian Realisasi Anggaran Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan

Masyarakat dan Satker Ampuan Tahun 2014 ..................................... 58

Tabel III.7 Capaian Indikator Kinerja Bidang Teknologi Intervensi Kesehatan

Masyarakat Tahun 2014 ..................................................................... 61

Page 9: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar I.1 Struktur Organisasi Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan

Masyarakat Tahun 2014 .................................................................... 4

Gambar III.1 Kegiatan Riset Khusus Pencemaran Lingkungan Pada Seting

Wilayah Tambang Emas Rakyat........................................................ 12

Gambar III.2 Kegiatan Penelitian Uji Lapangan Diagnosis Schistosomiasis

dengan DOT Blot dan Plate pada Penderita Schistosomiasis di

Napu Sulawesi Tengah ...................................................................... 25

Gambar III.3 Kegiatan Penelitian Faktor-faktor Risiko Penularan Filariasis di

Kabupaten Seram Bagian Barat dan Kabupaten Buru, Provinsi

Maluku ............................................................................................... 27

Gambar III.4 Kegiatan Penelitian Penentuan Tingkat Endemisitas Filariasis

(Microfilaria rate/MF rate) di Wilayah Pasca Pengobatan Massal

Filariasis di Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi ......... 31

Gambar III.5 Kegiatan Penelitian Pemetaan Kasus dan Vektor Filariasis di

Pulau Sumba Provinsi Nusa Tenggara Timur .................................... 33

Gambar III.6 Grafik Target dan Capaian Produk / Model / Prototipe / Standar /

Formula di Bidang Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat

Tahun 2010-2014 .............................................................................. 65

Gambar III.7 Grafik Target dan Capaian Publikasi Nasional di Bidang Teknologi

Intervensi Kesehatan Masyarakat Tahun 2010-2014 ........................ 66

Gambar III.8 Grafik Target dan Capaian Publikasi Internasional di Bidang

Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Tahun 2010-2014 ........ 66

Gambar III.9 Grafik Pagu dan Realisasi Anggaran di Bidang Teknologi

Intervensi Kesehatan Masyarakat Tahun 2010-2014 ........................ 67

Page 10: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good

Governance) diperlukan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat,

jelas dan terukur sehingga penyelenggaraan pemerintahan negara dapat

berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, dan bertanggungjawab serta

bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme. Untuk mewujudkan hal

tersebut, maka sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, setiap instansi pemerintah diwajibkan

untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi

berdasarkan perencanaan strategis yang telah ditetapkan oleh masing-masing

instansi untuk disampaikan kepada lembaga-lembaga yang terkait dengan

pengawasan dan penilaian akuntabilitas dan akhirnya disampaikan kepada

Presiden RI sebagai kepala pemerintahan. Pertanggungjawaban dimaksud

berupa Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAK).

Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat (Pusat TIKM) sebagai

unit eselon II Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Badan

Litbangkes) Kementerian Kesehatan RI, berkewajiban untuk

mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi yang telah

diamanatkan selama Tahun Anggaran 2014 dan tertuang dalam Rencana

Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan RI Tahun 2010 – 2014 dalam bentuk

LAK Tahun 2014. Penyampaian LAK ini dimaksudkan sebagai keterbukaan

informasi publik terhadap capaian kinerja Pusat TIKM selama tahun anggaran

2014 berdasarkan komitmen awal yang tercantum dalam Penetapan Kinerja

Pusat TIKM beserta satker ampuan Tahun 2014. Selain itu, LAK ini juga dapat

dijadikan sebagai tolok ukur keberhasilan maupun kegagalan pencapaian kinerja

Pusat TIKM dimana didalamnya juga berisi tentang upaya-upaya untuk

mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dalam melaksanakan kegiatan

pencapaian target agar kegagalan yang ada tidak terulang dimasa yang akan

datang.

Page 11: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

2

Dokumen LAK ini merupakan data terpadu antara kinerja anggaran yang

mendukungnya serta antara sasaran dan keluaran yang dicapai sehingga dapat

menjadi instrumen untuk menilai efektivitas dan efisiensi serta produktivitas

institusi. LAK merupakan pemenuhan kewajiban dari mandat yang diamanatkan

dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan

Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan LAK Pusat TIKM tahun

2014 ini mengacu pada PermenPAN RB No. 53 tahun 2014 tentang petunjuk

teknis perjanjian kinerja, pelaporan kinerja dan tata cara reviu atas laporan

kinerja.

B. Tujuan

Dalam rangka melaksanakan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999

tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, maka setiap Instansi

Pemerintah secara berjenjang wajib menyusun laporan pertanggungjawaban

kinerja melalui media LAK.

Tujuan penyusunan LAK Pusat TIKM tahun 2014 adalah :

1. Sebagai laporan pertanggungjawaban kegiatan dan anggaran tahun 2014

2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014

3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

tahun mendatang.

C. Tugas dan Fungsi Organisasi

Sebagai unit eselon II di lingkungan Badan Litbangkes, Pusat TIKM turut

berperan dalam mendukung tercapainya visi misi Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia yang dituangkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

1144 Tahun 2010 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia.

Pusat TIKM mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan,

penyusunan dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang teknologi intervensi

kesehatan masyarakat. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Pusat TIKM

mempunyai fungsi sebagai berikut:

Page 12: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

3

a. penyiapan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian

dan pengembangan di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat;

b. pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang teknologi intervensi

kesehatan masyarakat;

c. pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan penelitian dan

pengembangan di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat;

d. pelaksanaan kajian daerah bermasalah kesehatan; dan

e. pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga Pusat

Adapun Susunan Organisasi Pusat Teknologi Intervensi berdasarkan

Permenkes 1144/Menkes/Per/VIII/2010 sebagai berikut:

1. Bagian Tata Usaha;

2. Bidang Upaya Kesehatan;

3. Bidang Sumber Daya Kesehatan; dan

4. Kelompok Tenaga Fungsional.

Struktur organisasi Pusat TIKM tahun 2014 selengkapnya dapat dilihat pada

gambar I.1.

Page 13: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

4

Gambar I.1 Struktur Organisasi Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat

Tahun 2014

KEPALA PUSAT TEKNOLOGI INTERVENSI KESEHATAN

MASYARAKAT

(Dr.Dede Anwar Musadad,SKM, M.Kes)

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

KEPALA BAGIAN TATA USAHA

(R. Herry Bagdja,SH,M.Si)

SUB BAGIAN KEUANGAN

KEPEGAWAIAN DAN UMUM

(Yuni Nuraini, SE, MKM)

SUB BAGIAN PROGRAM DAN KERJASAMA

(Mitri Rahmawati,SKM, MKM)

SUB BIDANG UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

(Dra.Rr.Rachmalina S, M.ScPH)

SUB BIDANG FASILITAS DAN PERBEKALAN

(Heny Lestari, SKM, MKM)

SUB BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA

(Dr.Agus Triwinarto, SKM.,M.Kes)

BIDANG SUMBER DAYA KESEHATAN

(Dr.dr.Harimat Hendarwan, M.Kes.)

SUB BIDANG UPAYA KESEHATAN

KELOMPOK RENTAN

(Tin Afifah,SKM, MKM)

BIDANG UPAYA KESEHATAN

(Dr. dr. Felly Philipus Senewe, M.Kes.)

Page 14: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

5

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

A. PERENCANAAN KINERJA

Pusat TIKM merupakan unit eselon II di lingkungan Badan Litbangkes

yang mempunyai tugas melaksanakan penelitian, pengembangan,

penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang teknologi intervensi

kesehatan masyarakat. Dalam rangka mencapai visi dan misi Kementerian

Kesehatan RI, Pusat TIKM melaksanakan program kegiatannya yang disusun

berdasarkan visi, misi, tujuan, sasaran dan indikator kinerja utama dengan

mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan

(Kemenkes) RI Tahun 2010 – 2014.

Pusat TIKM mempunyai visi menjadi pusat unggulan teknologi

intervensi kesehatan masyarakat. Pencapaian visi tersebut ditempuh melalui

misi sebagai berikut:

Menyelenggarakan Litbangkes yang berkualitas dan tepat guna

Meningkatkan sumber daya manusia Litbangkes yang mumpuni

Menyediakan manajemen Litbangkes profesional

Menciptakan iklim ilmiah yang kondusif

Dalam dokumen Renstra Kementerian Kesehatan RI Tahun 2010 –

2014, disebutkan bahwa sasaran output Pusat TIKM adalah meningkatnya

penelitian dan pengembangan di bidang teknologi intervensi kesehatan

masyarakat dimana indikator pencapaian luaran tersebut adalah:

1. Jumlah produk/model/prototype/standar/formula di bidang teknologi

intervensi kesehatan masyarakat.

2. Jumlah publikasi ilmiah di bidang teknologi intervensi kesehatan

masyarakat yang dimuat pada media cetak dan elektronik :

a. Nasional;

b. Internasional.

3. Jumlah Laporan Status Kesehatan Masyarakat Hasil Riset Kesehatan

Nasional Wilayah II

Page 15: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

6

Sasaran output dan indikator kinerja bidang TIKM disajikan dalam tabel

II.1. Pada indikator yang ditetapkan tersebut Pusat TIKM sebagai unit eselon

II mengampu 5 satker yang terkait dengan bidang teknologi intervensi

kesehatan masyarakat yaitu:

1) Balai Litbang P2B2 Donggala

2) Balai Litbang P2B2 Banjarnegara

3) Loka Litbang P2B2 Baturaja

4) Loka Litbang P2B2 Ciamis

5) Loka Litbang P2B2 Waikabubak

Tabel II.1 Sasaran Output dan Indikator Kinerja

Bidang Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat

SASARAN OUTPUT INDIKATOR KINERJA

TARGET

2010 2011 2012 2013 2014

Meningkatnya penelitian

dan pengembangan di

bidang teknologi

intervensi kesehatan

masyarakat

Jumlah produk/model/prototipe/

standar/formula di bidang teknologi

intervensi kesehatan masyarakat

16 10 13 11 11

Jumlah Publikasi ilmiah di bidang

teknologi intervensi kesehatan

masyarakat yang dimuat pada

media cetak dan elektronik :

a. Nasional

b. Internasional

10

2

10

2

15

2

15

2

15

2

Jumlah Laporan Status Kesehatan

Masyarakat Hasil Riset Kesehatan

Nasional Wilayah II

- - - 7 7

Indikator kinerja yang pertama yaitu jumlah produk/model/

prototipe/standar/formula di bidang teknologi intervensi kesehatan

masyarakat dicapai dengan melakukan penelitian di bidang teknologi

intervensi kesehatan masyarakat. Indikator kedua yaitu jumlah publikasi

ilmiah di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat dicapai dengan

mempublikasikan hasil penelitian bidang teknologi intervensi kesehatan

masyarakat pada media cetak maupun elektronik pada jurnal terakreditasi

Page 16: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

7

nasional dan internasional. Untuk indikator ketiga yaitu jumlah laporan status

kesehatan masyarakat hasil riset kesehatan nasional wilayah II dicapai

dengan melakukan penyusunan laporan 7 provinsi kegiatan Studi Diet Total

(SDT) Tahun 2014 Korwil II yang terdiri dari Provinsi Sumatera Utara, Provinsi

Sumatera Selatan, Provinsi Bengkulu, Provinsi Lampung, Provinsi Jawa

Barat, Provinsi Banten, dan Provinsi Maluku.

B. PERJANJIAN KINERJA

Perjanjian Kinerja merupakan komitmen dan janji rencana kerja yang

akan dicapai pada tahun 2014 antara Kepala Pusat TIKM sebagai pihak yang

menerima amanah/tanggung jawab/kinerja dengan Kepala Badan Litbangkes

sebagai pihak yang memberi amanah sebagaimana yang ditetapkan dalam

dokumen penetapan kinerja.

Dalam dokumen penetapan kinerja, Pusat TIKM akan mewujudkan

target kinerja tahunan berdasarkan penggunaan anggaran. Penetapan

kinerja disusun dengan mempertimbangkan Renstra Kemenkes 2010 – 2014,

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) 2014 dan RKA-KL TA 2014 sehingga terjadi

sinkronisasi. Penetapan Kinerja Pusat TIKM Tahun 2014 selengkapnya dapat

dilihat pada Tabel II.2.

Tabel II.2. Penetapan Kinerja Bidang Teknologi Intervensi

Kesehatan Masyarakat Tahun 2014

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

1 Meningkatnya penelitian

dan pengembangan di

bidang teknologi

intervensi kesehatan

masyarakat

1. Jumlah produk/model intervensi/ prototype/

standar/formula di bidang kesehatan

masyarakat intervensif

2. Jumlah publikasi ilmiah di bidang

kesehatan masyarakat intervensif yang

dimuat pada media cetak dan elektronik:

a. Nasional

b. Internasional

3. Jumlah Laporan Status Kesehatan

Masyarakat Hasil Riset Kesehatan

Nasional Wilayah II

11

15

2

7

Page 17: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

8

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. ANALISIS CAPAIAN KINERJA

Sesuai tujuan dan sasaran dalam renstra, outcome/output kinerja dari

kegiatan Pusat TIKM adalah meningkatnya penelitian dan pengembangan di

bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat. Pengukuran tingkat

capaian kinerja Pusat TIKM dilakukan dengan cara membandingkan antara

target dan realisasi masing-masing indikator kinerja sasaran yang dijabarkan

dalam tabel III.1. Didalam melaksanakan tugas dan fungsinya untuk mencapai

target kinerja, Pusat TIKM didukung oleh 5 (lima) satker ampuan, yaitu: Balai

Litbang P2B2 Donggala, Balai Litbang P2B2 Banjarnegara, Loka Litbang P2B2

Ciamis, Loka Litbang P2B2 Baturaja dan Loka Litbang P2B2 Waikabubak.

Tabel III.1 Perbandingan Capaian Indikator Kinerja Bidang Teknologi

Intervensi Kesehatan Masyarakat Tahun 2013 dan 2014

Indikator Kinerja

Tahun 2013 Tahun 2014

Target Realisasi %

Capaian Target Realisasi

%

Capaian

Jumlah produk / model /

prototipe/ standar/ formula

di bidang teknologi

intervensi kesehatan

masyarakat

11

11

100

11

11

100

Jumlah publikasi ilmiah di

bidang teknologi intervensi

kesehatan masyarakat

yang dimuat pada media

cetak dan elektronik :

a. Nasional

b. Internasional

15

2

29

3

>100

>100

15

2

82

4

>100

>100

Jumlah Laporan Status

Kesehatan Masyarakat

Hasil Riset Kesehatan

Nasional Wilayah II

7

7

100

7

7

100

Page 18: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

9

a. Jumlah Produk / Model / Prototipe / Standar/ Formula di Bidang Teknologi

Intervensi Kesehatan Masyarakat

Pada tahun 2014, Pusat TIKM dan satker ampuannya mempunyai

target indikator kinerja jumlah Produk / Model / Prototipe / Standar/ Formula di

bidang Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat (TIKM) sebanyak 11

output. Rincian kegiatan penelitian yang menjadi capaian indikator di bidang

TIKM selengkapnya dapat dilihat pada Tabel III.2.

Tabel III.2 Judul Penelitian, Output, Ketua Penelitian dan Unit Pelaksana Kegiatan

pada Bidang Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Tahun 2014

No Judul Penelitian Output Ketua Penelitian Unit Pelaksana

1 Riset Khusus Pencemaran

Lingkungan

Produk data dan informasi

pencemaran lingkungan dan

kesehatan masyarakat

Dr.Ir.Inswiasri,

M.Kes

Pusat TIKM

2 Studi Kohor Faktor Risiko

Penyakit Tidak Menular dan

Tumbuh Kembang Anak

Tahun 2014

• Studi Kohor Faktor Risiko

Penyakit Tidak Menular

Produk data dan informasi :

1. Besaran insidens sindroma metabolic dan PTM (DM, PJK, Stroke)

2. Model prediksi Sindroma metabolik (SM) dan PTM

3. Pola kecepatan perubahan SM menjadi PTM

• Studi Kohor Tumbuh

Kembang Anak

Produk data dan informasi :

1. Pola pertambahan BB Bumil.

2. Faktor risiko pertambahan BB bumil

3. Profil faktor risiko berat dan panjang bayi lahir

4. Indeks pertambahan berat badan ibu hamil, berat dan panjang bayi lahir, dan tumbuh kembang anak (0-35 bulan)

1. Dr.dr. Julianty Pradono, MS

2. Dr.Ir.Anies

Irawati, M.Kes

3. Dra.Woro

Riyadina, M.Kes

Pusat TIKM

Page 19: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

10

No Judul Penelitian Output Ketua Penelitian Unit Pelaksana

3 Studi Evaluasi Menyeluruh

dan Pengembangan Sistem

Registrasi Kelahiran,

Kematian dan Penyebab

Kematian ke dalam Sistem

Rutin Wilayah Terbatas di

Indonesia Tahun 2014

Produk data dan informasi

evaluasi sistem untuk

intervensi

Ning Sulistiyowati,

SKM, M.Kes

Pusat TIKM

4 Pemutakhiran Model /

Sistem Surveilans Dampak

Kesehatan Perubahan Iklim di

3 Provinsi di Indonesia

Model Sistem Surveilans

Dampak Perubahan Iklim dan

Model Prediksi

Dra. Athena

Anwar, M.Si

Pusat TIKM

5 Uji Lapangan Diagnosis

Schistosomiasis dengan DOT

Blot dan Plate pada penderita

schistosomiasis di Napu

Sulawesi Tengah

Produk Data Metode yang

tepat untuk mendeteksi

Penderita schistosomiasis

Samarang, SKM.,

M.Si

Balai Litbang

P2B2 Donggala

6 Faktor-faktor Risiko

Penularan Filariasis di

Kabupaten Seram Bagian

Barat dan Kabupaten Buru,

Provinsi Maluku

Produk Peta distribusi kasus

filariasis kronis Kabupaten

Seram Bagian Barat dan Buru

Provinsi Maluku.

Sitti Chadijah,

SKM., M.Si

Balai Litbang

P2B2 Donggala

7 Peta Status Resistensi Aedes

aegpti (Linn) Terhadap

Insektisida Cypermetrin

0,05%, Malathion 0,8% dan

Temephos di Kabupaten

Purworejo, Kebumen,

Pekalongan, Demak,

Wonosobo, Cilacap, Kudus,

Klaten, dan Banjarnegara

tahun 2014

Produk data status resistensi

Aedes aegypti terhadap

insektisida yang digunakan

program kesehatan

Bina Ikawati, SKM,

M. Kes

Balai Litbang

P2B2

Banjarnegara

8 Pengembangan Model

Pengendalian Leptospirosis di

Kabupaten Demak dengan

Metode System Dynamics

Produk Model Pengendalian

leptospirosis

Rr. Anggun

Paramita Djati,

SKM, MPH

Balai Litbang

P2B2

Banjarnegara

Page 20: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

11

No Judul Penelitian Output Ketua Penelitian Unit Pelaksana

9 Penentuan Tingkat

Endemisitas Filariasis

(Microfilaria rate/MF rata) di

Wilayah Pasca Pengobatan

Massal Filariasis di

Kabupaten Tanjung Jabung

Timur Provinsi Jambi

Produk informasi status

penderita Filariasis setelah

kegiatan pengobatan massal

maupun selektif

Santoso, SKM,

M.Sc

Loka Litbang

P2B2 Baturaja

10 Perumusan Model

Pengendalian Vektor Demam

Berdarah Dengue Berbasis

Masyarakat

Model Pengendalian Vektor

Demam Berdarah Dengue

Berbasis Masyarakat

Lukman Hakim,

S.KM, M.Epid

Loka Litbang

P2B2 Ciamis

11 Pemetaan kasus dan vektor

filariasis di Pulau Sumba

Provinsi Nusa tenggara timur

Produk Peta Endemisitas

Spesies Mikrofilaria dan

Sebaran Vektor Limfatik

Filariasis di Empat Kabupaten

Pulau Sumba Provinsi NTT

Ni Wayan Dewi

Adnyana, S.Si

Loka Litbang

P2B2

Waikabubak

Output akhir penelitian yang dihasilkan oleh Pusat TIKM dan satker ampuan

pada tahun 2014 telah mencapai target yaitu sebanyak 11 output yang terdiri dari 9

produk dan 2 model. Hal ini sesuai dengan sasaran outcome Pusat TIKM yaitu

meningkatnya penelitian dan pengembangan di bidang teknologi intervensi

kesehatan masyarakat. Adapun faktor pendukung untuk capaian ini yaitu

dilakukannya monev oleh para pejabat struktural yang telah diatur pembagiannya

dan secara fungsional juga telah dilakukan monev oleh Panitia Pembina Ilmiah

(PPI). Monev oleh pejabat struktural dilakukan juga untuk memantau mulai dari

penerbitan etik, perizinan hingga laporan akhir.

Berikut ini dijelaskan secara singkat mengenai beberapa penelitian yang

dilakukan oleh Pusat TIKM beserta satker ampuan pada tahun 2014 :

1. Riset Khusus Pencemaran Lingkungan

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kemungkinan terjadinya

gangguan kesehatan lingkungan dan kesehatan masyarakat di wilayah kegiatan

tambang emas rakyat , tambang batubara dan wilayah penggunaan pestisida di

bidang pertanian.

Page 21: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

12

Penelitian riset khusus tahun 2014 fokus pada seting wilayah tambang emas

rakyat, penggunaan pestisida pertanian, dan daur ulang aki bekas dengan

tujuan untuk mempelajari kemungkinan terjadinya gangguan kesehatan

lingkungan dan kesehatan masyarakat di wilayah kegiatan tambang emas

rakyat (6 lokasi), daur ulang aki bekas (4 lokasi), dan wilayah penggunaan

pestisida di bidang pertanian (3 lokasi). Metode pemeriksaan parameter logam

berat dan mineral menggunakan AAS atau ICP. Pemeriksaan pestisida

menggunakan LC-MS.

Dalam penelitian tersebut telah diteliti sejumlah sampel sebagai berikut:

Untuk wilayah tambang emas rakyat yang terdiri dari 6 lokasi diperiksa

sampel lingkungan: 105 tanah, 120 air, 110 udara, 73 ikan dan 205 sayuran.

Parameter yang diperiksa adalah logam Hg, Cd, Pb, As, dan Cr. Hasil

pemeriksaan lingkungan menunjukkan bahwa di beberapa wilayah yang

tersebar di 6 lokasi tersebut sudah banyak yang melebihi nilai maksimum

yang diperbolehkan. Dapat dikatakan bahwa sudah terjadi pencemaran

lingkungan. Pemeriksaan indicator biologi yang terdiri dari pemeriksaan

logam Hg, Cd, Pb, As, dan Cr dalam urin dan rambut juga sudah banyak

yang melebihi cut off munculnya suatu gangguan kesehatan. Gangguan

kesehatan yang diduga berkaitan dengan pekerjaan sebagai petambang

emas rakyat tremor 10.69%; disorder mata 9.64%; disorder hidung 13.07%;

impaired memory 13.42%; LBP 32.91%; hearing loss 11.11% presbiopy

8.38%.

Gambar III.1 Kegiatan Riset Khusus Pencemaran Lingkungan pada Seting Wilayah

Tambang Emas Rakyat

Page 22: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

13

Untuk wilayah daur ulang aki bekas telah diperiksa 50 sampel tanah, 70

sampel air, 52 sampel udara, dan 63 sayuran untuk diperiksa kadar Pbnya.

Hasil menunjukkan bahwa hampir merata di 10 RW yang diteliti kadar Pb di

lingkungan (tanah, udara, air, dan sayuran) sudah banyak yang melebihi

kadar maksimum yang diperbolehkan. Pemeriksaan terhadap 417 anak

menunjukkan bahwa kadar Pb dalam darah rata-ratanya sudah melebihi 10

µg/dl (WHO). Dari kuesiner dan pemeriksaan dokter, serta pemeriksaan

darah di laboratorium ternyata ada 4.72 anak yang menderita asma, dan

8.49 anak tergolong anemia (kadar Hb darah <11 mg/dl).

Pemeriksaan residu pestisida di wilayah pertanian terdiri dari:

Sampel lingkungan tanah, buah sayur, dan air. Untuk tanah diperiksa 20

sampel dari masing-masing lokasi (Batu, Brebes, dan Bandung Barat)

hasilnya tidak terdeteksi adanya organochlorin untuk lokasi Batu dan

Bandung Barat. Tetapi di Brebes ditemukan 2 (10%) sampel tanah

mengandung residu organochlorin. Untuk buah dan sayur 29 sampel dari

Batu (Malang) ada 50% mengandung residu organophosphate. Dari Brebes

diperiksa 31 sampel buah dan sayur, ternyata 22% terdeteksi residu

organophosphate. Sampel buah dan sayur dari Bandung Barat ada 30

terdeteksi residu organophosphate 22.3%. Jenis residu organophosphate

yang terdeteksi dichlorvos, dimethoate, triazophos dan acephate,

chlorpyrihos dan profenofos. Pestisida jenis Karbamat terdeteksi dalam buah

dan sayur dari Batu ada 22.7%; dari Brebes ada 16% dan dari Bandung

Barat ada 12.5%. Jenis bahan aktif karbamat yang terdeteksi meliputi

aldicarb, carbaryl, carbofuran, chlorpropham, fenobucarb/bpmc,

isoprocarb/mipc, methiocarb sulfoxide, methomyl, oxamyl, dan

propamocarb, dimethoate dan profenofos.

Saran yang perlu diperhatikan adalah sinergi antara Dinas Pertambangan,

Pemerintah Daerah dan Puskesmas dalam mengelola wilayah tambang

emas rakyat dalam pemanfaatannya agar tidak mencemari lingkungan dan

menimbulkan gangguan kesehatan. Dinas Perindustrian dalam produksi aki,

agar diberi peringatan untuk mengembalikan aki yang sudah rusak kepada

agen atau toko yang menjual agar tidak berserakan di sembarang tempat.

Dengan peringatan tersebut pada produknya (ditulis di akinya) orang akan

Page 23: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

14

mengembalikan aki bekas dan daur ulangnya dikembalikan kepada

industrinya. Dinas Pertanian, Puskesmas, dan Pemda bersama-sama untuk

mengelola penggunaan pestisida dan dampaknya terhadap lingkungan dan

kesehatan.

2. Studi Kohor Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular dan Tumbuh Kembang

Anak Tahun 2014

Studi Kohor Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular

Tujuan penelitian adalah melakukan penelitian secara prospektif dan

longitudinal terhadap (faktor perilaku, biomedis, genomik) untuk

mendapatkan informasi insidens sindrom metabolik, PTM utama dan

riwayat alamiah penyakit. Penelitian ini merupakan studi observasional

dengan desain studi kohor prospektif (open cohort) yang direncanakan

akan dilakukan untuk 10-20 tahun ke depan. Tahun 2011-2012 merupakan

tahapan mendapatkan data dasar (baseline). Responden adalah penduduk

usia ≥ 25 - 65 tahun yang mempunyai KTP dan mempunyai tempat tinggal

tetap di Kecamatan Bogor Tengah kota Bogor. Variabel dependen yang

diukur adalah sindrom metabolik (obesitas sentral, HDL, trigliserida, gula

darah, prehipertensi, NCEP 2001) dan kejadian 3 PTM utama yaitu

Diabetes Mellitus tipe 2, Penyakit jantung koroner (PJK) dan stroke.

Variabel independen meliputi faktor risiko perilaku (merokok, kurang

konsumsi sayur-buah/serat, konsumsi lemak tinggi, konsumsi alkohol,

kurang aktifitas, gangguan emosional/stres), faktor risiko fisik (kegemukan,

obesitas sentral), faktor risiko biomedis (hiperkolesterol, toleransi glukosa

darah terganggu), Penyakit antara (sindrom metabolik) dan kombinasi

faktor risiko. Metode pengumpulan data melalui wawancara dengan

kuesioner (faktor risiko perilaku), pengukuran (antropometri dan tekanan

darah) dan pemeriksaan klinis dan penunjang. Data dianalisis dengan uji

bivariat, GLM-Repeated dan Regresi logistik ganda dan GEE.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemantauan selama dua tahun

didapatkan insiden rate penyakit stroke dalam 1000 penduduk per tahun

adalah 7 orang (95% CI 5,2 – 9), Diabetes Mellitus (DM) 23,6 orang (95%

CI 20,4– 27,2) dan PJK 13,7 orang (95% CI 11,2 – 16,4). Adapun untuk

Page 24: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

15

insiden kumulatif untuk sindrom metabolik diperoleh 14,1% untuk periode 2

tahun. Pola kecepatan munculnya insiden secara berurutan adalah DM

(179 kasus baru), selanjutnya PJK (105 kasus baru) dan stroke (53 kasus

baru). Adapun untuk tingkat fatalitas terlihat bahwa urutannya sebagai

berikut yaitu stroke (13 kasus), DM (9 kasus) dan PJK (7 kasus). Hasil studi

kohor tahun ini diperoleh 4 model prediksi (formula) yaitu model prediksi

kejadian SM, PJK, DM dan stroke.

Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa urutan terbesar angka

insiden rate untuk kejadian PTM adalah DM, PJK dan stroke dengan

insiden kumulatif sindrom metabolic 14,1%. Adapun urutan fatalitas

(kematian pada insiden) yaitu stroke, DM dan PJK. Kondisi ini perlu segera

meningkatkan upaya deteksi dini, prioritas pada pengendalian faktor risiko

hipertensi dengan pertimbangan faktor risiko yang lain.

Studi Kohor Tumbuh Kembang Anak

Tujuan penelitian ini untuk mempelajari pertumbuhan dan

perkembangan anak serta faktor risikonya. Pada tahun 2014, penelitian

kohor tumbuh kembang anak adalah baseline 800 ibu pra hamil di 5

kelurahan. Pemantauan pertumbuhan ibu hamil dan anak setiap bulan, dan

perkembangan anak setiap tiga bulan sejak anak berumur 6 bulan,

konsumsi dan morbiditas dilakukan setiap bulan. Secara keseluruhan

jumlah responden yang dipantau sebanyak 800 ibu pra hamil. Jumlah

kumulatif ibu hamil yang sudah melahirkan sejak tahun 2012 sampai bulan

Oktober tahun 2014 adalah 401 ibu hamil dan 403 bayi (dua ibu

melahirkan bayi kembar). Hasil penelitian menginformasikan bahwa

pertambahan berat badan ibu selama hamil dengan rerata 9,8 (±5,6) kg,

lebih rendah dari anjuran IOM 2009. Sebanyak 22,7 persen ibu hamil

dengan pertambahan berat badan dibawah 9,8 kg. Faktor risiko utama

pertambahan berat badan ibu pra hamil adalah IMT Pra Hamil (RR = 3,1)

setelah di kontrol faktor faktor umur ibu, paritas, berat badan pra hamil,

tinggi badan, konsumsi energi, konsumsi protein, batuk, pilek, panas dan

diare. Berat dan panjang bayi lahir adalah 3211 (±415 gram dan 48,9

(±2,1) cm. Pertambahan berat badan ibu selama kehamilan merupakan

faktor utama berat bayi lahir berisiko PTM < 3000 gram (RR=3,6) setelah

Page 25: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

16

dikontrol faktor tinggi badan ibu, IMT ibu pra hamil, paritas, umur ibu, jenis

kelamin bayi, pernah sakit infeksi sedikitnya sekali selama kehamilan,

konsumsi energi dan protein. Tinggi badan ibu merupakan faktor risiko

utama panjang bayi lahir berisiko PTM < 50 cm setelah dikontrol faktor

pertambahan berat badan ibu selama kehamilan, IMT ibu pra hamil,

paritas, umur ibu, jenis kelamin bayi, pernah sakit infeksi sedikitnya sekali

selama kehamilan, konsumsi energi dan protein (RR=3,4). Proporsi bayi

dengan berat lahir < 3000 gram sebesar 36,5 persen dan proporsi bayi

dengan panjang lahir < 48 cm sebesar 60,5 persen. Pertumbuhan bayi

sampai umur 23 bulan dibawah standar WHO 2006. Gangguan

pertumbuhan bayi sudah dimulai sejak bayi berumur 2 bulan, disebabkan

pola asuh makan yang tidak baik. Perkembangan (kognisi, bahasa reseptif

dan ekspresif, motorik halus dan kasar) anak dibawah anak seusia nya

sudah terjadi sejak bayi berumur 0-6 bulan. Sebanyak 40 persen bayi/anak

semua aspek perkembangan (kognisi, bahasa reseptif dan ekspresif,

motorik halus dan kasar) terlambat dibawah usia nya. Perkembangan

kognisi anak yang lahir dengan berat < 3000 gram secara bermakna lebih

rendah dari anak yang lahir dengan berat ≥ 3000 gram. Perkembangan

perilaku adaptif anak yang lahir < 50 cm secara bermakna lebih rendah

dari anak yang lahir ≥ 50 cm. Proporsi anak yang perkembangan( kognitif,

bahasa reseptif, bahasa ekspresif, motorik halus dan motorik kasar)

dibawah anak seusainya lebih banyak pada anak yang lahir dengan berat

< 3000 gram dan panjang lahir < 50 cm, dibanding anak yang lahir dengan

berat ≥ 3000 gram dan panjang lahir ≥ 50 cm.

Kesimpulan menunjukkan bahwa pertambahan berat badan ibu

dibawah anjuran IOM 2009. Faktor utama pertambahan berat badan ibu

hamil adalah IMT ibu sebelum hamil. Rerata berat lahir bayi sesuai median

WHO 2006, sedangkan rerata panjang lahir bayi lebih rendah median

WHO 2006. Faktor utama berat lahir adalah pertambahan berat badan ibu

selama kehamilan, dan tinggi badan ibu merupakan faktor utama panjang

lahir. Pertumbuhan bayi sampai umur 23 bulan dibawah standar WHO

2006. Gangguan pertumbuhan bayi sudah dimulai sejak bayi berumur 2

bulan dan perkembangan (kognisi, bahasa reseptif dan ekspresif, motorik

Page 26: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

17

halus dan kasar) anak dibawah anak seusia nya sudah terjadi sejak bayi

berumur 0-6 bulan.

3. Pemutakhiran Model/Sistem Surveilans Dampak Kesehatan Perubahan

Iklim di 3 Provinsi di Indonesia

Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian dan pengembangan

model/system surveilans dampak perubahan iklim terhadap kesehatan yang

telah dibangun sejak tahun 2011 dan telah dilakukan ujicoba pada tahun 2012.

Tujuan pemutakhiran model/system tersebut adalah mengembangkan variabel

faktor risiko dari salah satu penyakit sesuai dengan kemampuan daerah ujicoba,

pemutakhiran dan pengembangan software, web, dan evaluasi sistem (petugas

pelaksana, infrastruktur, pembiayaan, waktu dan frekuensi pengumpulan data,

dll). Data dan informasi yang dikumpulkan adalah surveilans (pengumpulan dan

analisis) 5 jenis penyakit (malaria, DBD, diare, ISPA, ILI, dan pneumonia), data

iklim (CH, HH. S, dan K, serta informasi proyeksi iklim), dan variabel yang terkait

dengan penyelenggaraan surveilans dampak kesehatan perubahan iklim. Data

penyakit diperoleh dengan cara import dari sistem SKDR yang berada di Ditjen

P2PL, dan data iklim adalah dengan cara import dari BMKG. Informasi tentang

penyelenggaraan surveilans diperoleh dengan cara wawancara dengan

petugas surveilans dampak kesehatan perubahan iklim Badan Litbang

Kesehatan, petugas SKDR di provinsi dan pusat, dan petugas BMKG pusat dan

daerah. Selain itu juga dilakukan observasi terhadap seluruh proses

penyelenggaraan surveilans dampak kesehatan perubahan iklim. Hasil

menunjukkan bahwa telah dilakukan pemutakhiran terhadap operasional

model/sistem surveilans dampak kesehatan perubahan iklim yang meliputi

penambahan informasi, tampilan grafik dan telah dapat dilihat tanyangannya

dalam web. Berdasarkan pemutakhiran tersebut, surveilans dampak kesehatan

perubahan iklim selama tahun 2014 di Provinsi Lampung dan Bali dapat

berjalan dengan baik, yang ditunjukkan terkumpulnya data penyakit (malaria,

DBD, diare, ISPA, ILI, dan pneumonia) dan data iklim (CH, HH.S, dan K) untuk

melengkapi data mingguan yang telah dikumpulkan sejak tahun 2011 di Provinsi

Lampung dan Bali dengan kelengkapan relatif lebih baik dibandingkan dengan

Provinsi Jawa Tengah. Hasil evaluasi terhadap model/sistem surveilans

Page 27: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

18

dampak kesehatan perubahan iklim menunjukkan bahwa dari aspek aspek

software, web, petugas yang menyelenggarakannya; proses tersebut belum

seluruhnya berjalan dengan baik. Masih terdapat kendala yang ditemui, yaitu

ketepatan pengiriman data dari sistem SKDR di Ditjen P2PL maupun data iklim

dari BMKG. Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dapat diketahui

hubungan antara kejadian penyakit diare dengan berbagai variabel iklim yang

dinyatakan dengan berbagai persamaan regresi. Hasil analisis korelasi dan

antara penyakit dengan iklim cukup bervariasi. Dari persamaan regresi dapat

diketahui bahwa kejadian penyakit malaria, DBD, diare, ISPA, ILI, dan

pneumonia dipengaruhi oleh CH,HH. S, K, dan kejadian penyakit satu dan dua

minggu sebelumnya. Dari persamaan regresi juga dapat memprediksi kejadian

penyakit di waktu yang akan datang. Dapat disimpulkan bahwa untuk

menjalankan model/sistem surveilans dampak kesehatan perubahan iklim perlu

adanya komitmen semua yang terlibat (Kementerian Kesehatan dan

BMKG).Model/sistem ini dapat menyediakan informasi bagaimana pengaruh

iklim terhadap pola kejadian penyakit serta prediksinya.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk pengembangan variabel

(data/informasi) dan pemutakhiran sistem/model surveilans dampak kesehatan

perubahan iklim.

4. Studi Evaluasi Menyeluruh dan Pengembangan Sistem Registrasi

Kelahiran, Kematian, dan Penyebab Kematian ke dalam Sistem Rutin

Wilayah Terbatas di Indonesia Tahun 2014

Tujuan dari penelitian ini adalah diperolehnya diskripsi permasalahan

secara menyuluruh dari studi pengembangan system registrasi kematian dan

penyebab kematian yang sudah berjalan, untuk selanjutnya dapat terintegrasi

kedalam system rutin wilayah terbatas di Indonesia tahun 2014. Tujuan jangka

panjangnya melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi dari kegiatan

peningkatan system civil registrasi dan statistik vital untuk pencatatan dan

pelaporan kelahiran, kematian dan penyebab kematian dalam mendukung

ketersediaan system informasi kesehatan daerah agar dapat melakukan

evaluasi dan perencanaan pembangunan kesehatan daerah secara prioritas

masalah berdasarkan pola penyebab kematian di wilayahnya.

Page 28: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

19

Pada tahun 2014 dilakukan studi evaluasi menyeluruh terhadap dua hal, yang

menyangkut aspek manajemen dan aspek substansi. Evaluasi dilakukan

ditingkat daerah pengembangan. Evaluasi ditingkat daerah dilakukan di 14

kab/kota pengembangan COD sejak tahun 2006 yaitu: kabupaten Pekalongan,

dan kota Surakarta (mewakili pengembangan COD tahun 2006/2007 dan masih

tetap berjalan sampai saat ini), kota Metro Lampung (mewakili daerah

pengembangan tahun 2008 dan masih tetap berjalan sampai saat ini),

kabupaten Bekasi (mewakili daerah pengembangan tahun 2010 dan 2011 yang

berhenti ditengah jalan), Kabupaten Gresik, Kota Yogyakarta, Kabupaten

Gianyar, Kabupaten Gowa, Kabupaten Padang Pariaman, Kota Balikpapan,

Kota Manado, Kota Ambon, dan Kabupaten Kupang (mewakili daerah

pengembangan sejak tahun 2010 sampai saat ini) kota Tanjung Pinang

(Swadaya).

Evaluasi aspek managerial berkaitan dengan: Kerangka Hukum/Legal

framework, Infrastruktur organisasi dan sumber daya, Sistem organisasi dan

fungsi statistik vital, Bagaimana peran masing-masing sektor, Completeness

catatan kelahiran dan kematian, Penyimpanan dan transmisi data, Sumber dana

untuk Penyebab kematian,Siapa yang bertanggungjawab terhadap penyebab

kematian, Akses data, diseminasi dan pemanfaatan, Faktor penghambat dan

pendukung.

Evaluasi aspek substansi berkaitan dengan: dokumen yang harus

tersedia, ICD-complient certification and coding practices, Kualifikasi pengkode

dan pelatihan, dan Kualitas data .

Tujuan dari evaluasi menyeluruh adalah untuk dapat

mendiskripsikan/memetakan, faktor penghambat dan faktor pendukung yang

ada, termasuk mengapa dan bagaimana, sehingga dapat dicarikan solusi untuk

pengembangan sistem registrasi dan penyebab kematian kedalam sistem rutin.

Hasil kegiatan ini memberi masukan pada 14 daerah tersebut khususnya dan

Tim COD untuk memperbaiki simpul-simpul kendala tersebut agar kualitas

sistem pencatatan dan pelaporan dapat ditingkatkan dan sebagai landasan

pengembangan registrasi kelahiran, kematian dan penyebab kematian kedalam

sistem rutin.

Page 29: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

20

Assesment dilakukan di kabupaten/kota menghadirkan lintas sektor yang

terkait dengan pencatatan kelahiran dan kematian dan penyebab kematian yang

kemudian utusan dari masing-masing sektor dikelompokkan sebagai berikut.

Lintas sektor yang hadir berasal dari Dinas Dukcapil, Dinas Kesehatan, Polri,

Rumah Sakit, BPS, Pemda, dan Poltekes.

Setiap perwakilan sektor sebelumnya telah dihubungi untuk membahas

jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam assesment di institusinya. Hasil

pembahasan di masing-masing sektor kemudian mendiskusikannya dalam

kelompok diskusi yang pada akhirnya didapatkan kesepakatan dalam forum

RTD.

Nilai sebelum kesepakatan berkisar dari 27 sampai 56 atau 36 persen

sampai 74 persen dari nilai maksimal 75 persen . Setelah kesepakatan menjadi

lebih besar yaitu berkisar dari 32 sampai 60 atau 43 persen sampai 80 persen

dari nilai maksimal 75 persen. Daerah dengan nilai cukup tinggi adalah kota

Surakarta, kota Yogyakarta, kota Metro dan kab. Kupang (diatas 60%). Rata-

rata daerah masih dengan nilai dibawah 50 persen. Nilai ini menurut kategori

penilaian WHO berada pada kelompok lemah/Weak. Namun kedua nilai

tersebut masih dalam kategori yang sama yaitu kelompok sistem registrasi sipil

dan statistik yang lemah yang berarti banyak aspek dari sistem tidak berfungsi

dengan baik, dan banyak masalah membutuhkan perhatian. Perbedaan nilai ini

wajar terjadi karena sebagian pertanyaan yang bukan bidang peserta tidak

dapat dipilih skenario yang sesuai, namun setelah dilakukan diskusi peserta

menjadi lebih memahami dan memilih skenario yang sesuai dan disepakati

bersama.

Beberapa hasil dari detail evaluasi sebagai berikut:

1. Masyarakat pada dasarnya sudah melapor bila ada kejadian kematian dalam

tingkatan dan kepentingan yang berbeda.

2. Hanya sebagian kecil (10%) masyarakat mengurus akte kematian ke

Dukcapil. Pengurusan itupun dilakukan jauh hari setelah kejadian kematian

(tidak tepat waktu).

3. Santunan kematian mendorong mayarakat melapor, namun tidak

mensyaratkan surat punya akte kematian dan tanpa batas waktu yang jelas,

Page 30: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

21

dan tanpa surat keterangan dan penyebab kematian dari puskesmas/rumah

sakit.

4. Bukti pelaporan kematian ditingkat yang paling dasar tidak selalu

teradministrasikan dengan baik.

5. Lembaga resmi adminduk tidak berkoordinasi dengan lembaga-lembaga

masyarakat seperti gereja, banjar, masjid untuk mendapatkan data kematian.

6. Kesadaran masyarakat pentingnya melapor ke puskesmas untuk dibuatkan

AV sudah cukup tinggi, tertutama untuk daerah yang mempunyai santunan

kematian.

7. Dalam hal legal aspek, beberapa kabupaten/kota memiliki Peraturan Daerah

tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan. Namun masih

memerlukan penambahan peraturan-peraturan. Seperti belum ada peraturan

daerah yang mewajibkan penyebab kematian harus ditetapkan dalam Surat

Keterangan Kematian (SKPK) atau dicatatkan pada pendaftaran kematian.

8. Dalam hal infrastruktur, kantor registrasi hanya ada di ibukota

Kabupaten/Kota belum ada di Kecamatan. Petugas registrasi telah dilatih

namun masih belum memadai sehingga para petugas masih perlu

mengembangkan keterampilan dan pengetahuannya saat melakukan

pekerjaan.

9. Dalam hal organisasi dan fungsi dari sistem statistik vital, kerjasama antar

Badan dan Lembaga pemerintahan yang berbeda dalam menjalankan

tanggungjawabnya terhadap sistem pencatatan sipil dan vital statistik belum

bersinergi.

10. Dalam hal cakupan pencatatan kelahiran dan kematian (completeness),

hasil evaluasi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir menunjukkan

kelengkapan pencatatan kelahiran masih belum lengkap (<50%) sedangkan

untuk kematian berkisar 70%-89%.

11. Dalam hal Manajement Data, pencatatan kelahiran dan kematian dilaporkan

dari tingkat Desa/Kelurahan dan Kecamatan kepada tingkat Kota belum

dilakukan secara elektronik, namun masih terbatas dengan mengirim

langsung lembar tindasan (copy) melalui sistem pelaporan pencatatan

kelahiran dan kematian kepada kantor penyimpanan tingkat Kota.

Page 31: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

22

12. Format laporan pencatatan kematian yang ada di pusat pelayanan kesehatan

belum sama dengan format laporan yang ada di Instansi kependudukan

seperti Kelurahan, Kecamatan dan Dukcapil. Format pencatatan

kependudukan hanya mencantumkan jumlah yang meninggal sedangkan

jenis penyakit penyebab kematian hanya berdasar pengakuan warga

(misalnya: sakit tua, kecelakaan). Sedangkan format pencatatan

kependudukan kesehatan sudah menggunakan ICD 10.

13. Dalam hal kualitas data penyebab kematian masih kurang baik, karena tidak

ada pelatihan khusus tentang ICD atau sertifikasi medis penyebab kematian

dalam kurikulum kedokteran, dan hanya belajar sedikit sekali selama latihan

kerja pada masa internship.

14. Fungsi monitoring dan evaluasi masih belum berjalan secara maksimal,

masalah SDM (sumber daya manusia) masih merupakan masalah, seperti

kurangnya tenaga khusus baik tenaga kesehatan maupun tenaga

pencatatan dari kecamatan/kelurahan.

15. Dalam hal pelaksanaan penentuan kode ICD telah dilakukan pengkodean

ICD sesuai dengan versi ICD, tetapi versi ICD dalam bahasa Indonesia

belum tersedia, sehingga membuat tugas pengkode menjadi lebih sulit.

16. Dalam hal kualifikasi perekrutan dan pelatihan petugas pengkode serta

kualitas kode, petugas pengkode/kasus kematian diberikan pelatihan ICD

singkat dan telah lulus dalam ujian dasar. Namun demikian tidak ada

prosedur yang dilakukan untuk memastikan pengkodean dilakukan dengan

benar.

17. Kualitas data dan pemeriksaan kewajaran telah dilakukan terbatas dengan

pemeriksaan secara umum terhadap data kelahiran dan kematian yang

diperoleh dari vital statistik, dengan menghitung rate dan membandingkannya

dengan angka-angka sebelumnya. Pemeriksaan konsistensi dan kewajaran

data penyebab kematian secara rutin telah dilakukan pemeriksaan dilakukan

terbatas dengan menggunakan program komputer sederhana untuk

mengetahui kesalahan kompilasi sebelum data dipublikasikan.

Page 32: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

23

5. Uji Lapangan Diagnosis Schistosomiasis dengan DOT Blot dan Plate pada

penderita schistosomiasis di Napu Sulawesi Tengah

Pengembangan diagnosis schistosomias untuk mendeteksi AgES S.

japonicum dengan metode ELISA, telah dikembangkan sejak tahun 2012

melalui uji laboratorium dan menunjukkan hasil dapat mendeteksi penderita

schistosomiasis dengan baik, sehingga perlu dilakukan uji lapangan.

Berdasarkan hal tersebut dilakukan uji lapangan diagnosis schistosomiasis

dengan dot blot dan plate pada penderita, di Napu Kabupaten Poso Propinsi

Sulawesi Tengah selama sembilan bulan (Maret - November 2014) dengan

disain cross sectional. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai

sensitivitas dan spesifisitas dari metode ELISA (dot blot dan plate), serta

mengidentifikasi kemampuan model ELISA yang dikembangkan melalui uji

reliabilitas pada penderita schistosomiasis. Survey tinja dilakukan pada

masyarakat desa endemis terpilih, dengan metode simple random sampling

dipilih sebanyak 325 orang untuk pengambilan sampel tinja selanjutnya diambil

serum darah untuk uji ELISA dengan teknik dot blot dan plate. Nilai sensitivitas

dan spesifisitas dari teknik dot blot dan plate dihitung menggunakan tabel 2 x 2

dari sampel yang diuji berdasarkan hasil pemeriksaan mikroskopis (gold

standard) dengan metode Kato Katz. Hasil uji lapangan menunjukkan nilai

sensitivitas dan spesifisitas dari teknik dot blot adalah sebesar 74% dan 78%,

dan untuk metode plate sensitivitas sebesar 77% dan spesifisitas 84%.

Kemampuan uji dari model ELISA yang dikembangkan teknik dot blot dan plate

adalah sebesar 77-79%. Kesimpulan nilai sensitivitas dan spesifisitas serta

kemampuan uji dari teknik dot blot dan plate pada uji lapangan menunjukkan

hasil yang baik untuk digunakan dalam mendiagnosis schistosomiasis di

Indonesia. Data hasil penelitian ini dapat digunakan oleh program dalam

mendiagnosis penderita Schistosomiasis secara cepat.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan metode yang tepat untuk

mendeteksi penderita schistosomiasis.

Page 33: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

24

Telur cacing Schistosoma japonicum Pemeriksaan spesimen tinja

Persiapan titrasi IgG sebagai test

line dan control line

Proses pengisian sampel serum

Hasil uji dot blot yang telah dirakit dan menunjukkan hasil

positif schistosomiasis dan hasil negatif schistosomiasis

Test Line Control Line Control Line

Proses pemindahan dan

sentrifuge serum

Uji Dot Blot dan Plate

Survei Darah dan Pembuatan Serum

Page 34: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

25

Gambar III.2 Kegiatan Penelitian Uji Lapangan Diagnosis Schistosomiasis dengan

DOT Blot dan Plate pada Penderita Schistosomiasis di Napu Sulawesi Tengah

6. Faktor-faktor Risiko Penularan Filariasis di Kabupaten Seram Bagian Barat

dan Kabupaten Buru, Provinsi Maluku

Filariasis adalah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh infeksi

cacing filaria dan ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk. Penelitian ini dilakukan

di Kabupaten Seram Bagian Barat dan Kabupaten Buru, Provinsi Maluku pada

bulan Maret sampai November 2014. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan

gambaran faktor-faktor risiko penularan filariasis di Kabupaten Seram Bagian

Barat dan Kabupaten Buru, Provinsi Maluku. Desain penelitian ini menggunakan

rancangan potong lintang dengan jenis penelitian observasional. Sampel adalah

masyarakat di desa endemis filariasis (terdapat kasus kronis) yang terpilih.

Kegiatan yang dilakukan yaitu Survei Darah Jari pada malam hari mulai pukul

20.00 WITA, wawancara pengetahuan, sikap dan perilaku, dan pemetaan. Dari

770 sediaan darah yang diperiksa tidak ditemukan penderita positif

mikrofilaria.Tingkat pengetahuan, dan perilaku masyarakat tentang filariasis

masih kurang, sedangkan sikap sudah baik.

Kesimpulan: di Kecamatan Taniwel Timur Kabupaten Seram Bagian

Barat, Kecamatan Lolong Guba dan Waelata Kabupaten Buru tidak ditemukan

penderita mikrofilaremia atau penderita positif mikrofilaria, rendahnya

pengetahuan dan perilaku masyarakat tentang filariasis, serta distribusi kasus

Pemaparan hasil penelitian di Dinas Kesehatan Kabupaten Poso, yang dihadiri oleh Kepala

Dinas, Sekertaris, Para Kepala Bidang : PTM, P2, Kesling, Perencanaan. Kasie P2, Kasie

PTM, Kasie Kesling, dan para staf P2.

Page 35: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

26

kronis filariasis di Kabupaten Seram Bagian Barat, cenderung mengelompok di

Desa Sohuwe, sedangkan di Kabupaten Buru di Desa Ohilahin.

Saran: perlunya dilakukan SDJ di kecamatan yang lain yang masih

terdapat penderita kronis filariasis, perlunya peningkatan pengetahuan dan

perilaku masyarakat terkait filariasis dengan cara pemberian informasi melalui

penyuluhan intensif yang melibatkan berbagai pihak, agar masyarakat dapat

membantu pemerintah dalam penemuan penderita klinis filariasis secara dini,

serta agar masyarakat dapat mencegah diri untuk tidak terkena penyakit ini,

perlunya penanganan kepada penderita kronis, berupa informasi tentang cara

perawatan anggota tubuhnya yang mengalami pembengkakan, dan mengubah

persepsi negatif masyarakat terhadap penderita kronis filariasis.

Survei pendahuluan

Survei Darah Jari

Wawancara Pengetahuan, sikap dan Perilaku

Page 36: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

27

Pemetaan rumah penduduk yang mengikuti SDJ dan penderita kronis

Gambar III.3 Kegiatan Penelitian Faktor-faktor Risiko Penularan Filariasis di

Kabupaten Seram Bagian Barat dan Kabupaten Buru, Provinsi Maluku

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk memberikan gambaran faktor-faktor

risiko penularan filariasis di Kab. Seram Bagian Barat dan Kab. Buru, Provinsi

Maluku.

7. Peta Status Resistensi Aedes aegpti (Linn) Terhadap Insektisida

Cypermetrin 0,05%, Malathion 0,8% dan Temephos di Kabupaten

Purworejo, Kebumen, Pekalongan, Demak, Wonosobo, Cilacap, Kudus,

Klaten, dan Banjarnegara tahun 2014

Wilayah Jawa Tengah perkembangan angka kesakitan/incidence rate

(IR) per 100.000 penduduk lima tahun terahir relatif menurun.Namun demikian

persebaran DBD semakin meluas di semua Kabupaten/Kota. Pengendalian

DBD terutama ditujukan untuk memutus rantai penularan, antara lain dengan

pengendalian vektornya.Foging masih merupakan pilihan yang banyak

dilakukan, selain temephos. Beberapa penelitian resistensi Ae. aegypti telah

dilakukan di wilayah endemis DBD. Melengkapi peta resistensi pada

kabupaten / kota yang ada di Provinsi Jawa Tengah akan dilakukan pada

penelitian ini dengan mengambil lokasi endemis sedang dan rendah.

Pengumpulan sampel uji dari 100 rumah per desa pada tiga desa/kelurahan

dengan masalah DBD pada setiap Kabupaten terpilih di Jawa Tengah.

Sampel berupa larva, telur dan nyamuk dewasa yang selanjutnya

dipelihara untuk memperoleh F1 dan F2. Uji resistensi pada Ae. aegypti dewasa

Page 37: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

28

dilakukan dengan menggunakan impregnated paper. Pemeriksaan biokimia

dilakukan untuk mengukur serapan enzim esterase, monooksigenase dan

glutation s transferase.Uji resistensi temephos dilakukan pada diagnostic

dose (0,02 mg/l). Hasil menunjukkan Aedes aegypti pada semua wilayah

penelitian telah resisten terhadap malathion 0,8%, hampir semua resisten

cypermethrin 0,05% hanya sampel dari Kelurahan Kandangmas, Kecamatan

Dawe, Kudus dan Banjarnegara yang masih toleran. Aktivitas serapan enzim

esterase menunjukkan di Kabupaten Banjarnegara, Cilacap dan Klaten

dominansi resisten tinggi, sedangkan Demak, Kebumen, Kudus, Pekalongan,

Purworejo,Wonosobo ada pada kategori rentan. Aktivitas serapan enzim

mono oksigenase menunjukkan Banjarnegara, Demak dan Pekalongan telah

resisten, sedangkan Cilacap, Kebumen, Klaten, Kudus, Purworejo, Wonosobo

ada pada kategori rentan. Konsentrasi enzim gluthation-s- transferase tertinggi

sebesar 22,10 M/min dan terendah 0 M/min. Rata- rata konsentrasi enzim

gluthation-s-transferase adalah 3,67 M/min. Aedes aegypti di lokasi penelitian

hampir semua telah resisten terhadap temephos kecuali sampel dari wilayah

Kelurahan Getas Pejaten, Kecamatan Jati, Kudus dan Kelurahan

Kedungwuni Barat, Kecamatan Kedungwuni, Pekalongan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan sebaran resistensi

Aedes aegypti larva dan dewasa terhadap insektisida yang digunakan program

kesehatan.

8. Pengembangan Model Pengendalian Leptospirosis di Kabupaten Demak

dengan Metode System Dynamics

Model pengendalian leptospirosis telah dilakukan di Kabupaten Demak

antara lain skrining penderita, sosialisasi sampai ke tingkat desa, fasilitasi teknis

kepada petugas pencegahan dan pemberantasan penyakit, metode

implementasi desinfektan, penyuluhan, peningkatan pengetahuan dan praktik

deteksi adanya luka di kulit dan penanganannya. Namun demikian, kasus

leptospirosis masih tetap ada setiap tahunnya. Dari model yang sudah ada,

dikembangkan model pengendalian leptospirosis dengan metode system

dynamics. Model sistem dinamik ini mempunyai tujuh skenario,yaitu (1) skenario

dengan intervensi / upaya pengendalian tikus; (2) skenario dengan intervensi

Page 38: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

29

berupa pencegahan / mengurangi kontak antara manusia dengan air yang

terkontaminasi bakteri leptospirosis; (3) skenario dengan intervensi perawatan

luka; (4) skenario dengan intervensi pencegahan kontak dengan urin tikus yang

terinfeksi; (5) skenario dengan intervensi mengurangi kontak dengan urin hewan

reservoir lainnya yang terinfeksi; (6) skenario dengan mengelola sampah

domestik; dan (7) skenario dengan menggabungkan intervensi pengendalian

tikus, pencegahan/mengurangi kontak antara manusia dengan air yang

terkontaminasi bakteri leptospira, merawat luka, dan pengelolaan sampah

domestik.

Hasil analisis menunjukkan bahwa apabila dilakukan intervensi

peningkatan dua kali lipat upaya pengendalian tikus secara biologi dan mekanik,

mampu menurunkan jumlah manusia penderita leptospirosis hingga 20,67%

(skenario 1c). Pencegahan kontak secara tidak langsung antara manusia sehat

dengan air yang terkontaminasi saja hanya mampu menurunkan 0,01%

(skenario 2). Perawatan luka secara maksimal mampu menurunkan kasus

leptospirosis hingga 1,6%. Upaya pencegahan kontak langsung antara manusia

sehat dengan urin tikus yang terinfeksi memiliki daya ungkit yang paling tinggi

dalam pemodelan ini, karena mampu menurunkan jumlah kasus hingga 98,14%

(skenario 4). Upaya pencegahan kontak langsung dengan urin hewan reservoir

lainnya yang terinfeksi tidak berpengaruh menurunkan leptospirosis selama 5

tahun ke depan. (skenario 5).

Pengelolaan sampah domestik yang dapat menjadi sumber ketersediaan

pangan bagi tikus di rumah mampu menurunkan jumlah kasus leptospirosis

hingga 1,81%. Intervensi yang menggabungkan upaya pencegahan kontak

antara manusia sehat dengan air yang terkontaminasi, perawatan luka,

pengendalian tikus yang maksimal secara biologi dan mekanik, serta

pengelolaan sampah domestic, mampu menurunkan jumlah kasus leptospirosis

hingga 0,45%. Model yang dihasilkan dapat dijadikan dasar penentuan

kebijakan pengendalian leptospirosis lima tahun yang akan datang.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan model pengendalian

leptosirosis yang tepat di Kabupaten Demak dengan metode system dynamics.

Page 39: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

30

9. Penentuan Tingkat Endemisitas Filariasis (Microfilaria rate/MF rate) di

Wilayah Pasca Pengobatan Massal Filariasis di Kabupaten Tanjung

Jabung Timur Provinsi Jambi

Penelitian dilakukan selama 10 bulan (Februari-November 2014).

Kegiatan yang dilakukan adalah survai darah jari (SDJ) yang diilakukan di 4

kelurahan (Kelurahan Nibung Putih, Talang Babat, Teluk Dawan dan Parit

Culum 1). Sampel penelitian ini sebanyak 1.209 penduduk dari 4 kelurahan

terpilih. Survai entomologi dilakukan di kelurahan dengan kasus positif filariasis

terbanyak, yaitu di Kelurahan Nibung Putih. Penangkapan nyamuk dilakukan

sebanyak 4 kali. Nyamuk hasil penangkapan diidentifikasi dan dibedah untuk

mendapatkan larva cacing filaria. Pemeriksaan lebih lanjut terhadap nyamuk

tertangkap dilakukan dengan metode PCR. Hasil penelitian mendapatkan 8

orang positif mikrofilaria berdasarkan hasil pemeriksaan mikroskopis. Hasil

pemeriksaan dengan PCR mendapatkan 2 sampel positif mikrofilaria dari

sampel penderita kronis, sehingga jumlah seluruh penderita filariasis yang

ditemukan selama penelitian sebanyak 10 orang. Jumlah penderita terbanyak

ditemukan di Kelurahan Nibung Putih sebanyak 6 kasus (2,08%). Hasil tersebut

menunjukkan bahwa tingkat endemisitas filariasis di Kabupaten Tanjung Jabung

Timur masih tinggi, karena masih ditemukan kelurahan dengan Mf rate >1%.

Hasil analisis menunjukkan adanya hubungan yang bermakna secara

statistik antara umur dan riwayat demam berulang dengan kejadian filariasis.

Hasil penangkapan nyamuk mendapatkan spesies nyamuk paling banyak

adalah Ma.indiana dengan sifat nyamuk eksofagik dan eksofilik. Hasil

pemeriksaan dengan metode PCR ditemukan adanya DNA cacing filaria dalam

tubuh nyamuk Ma.indiana. Kabupaten Tanjung Jabung Timur masih merupakan

daerah endemis filariasis hingga saat ini. Spesies vektor yang ditemukan adalah

Ma.indiana.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan tingkat endemisitas

filariasis di daerah pasca pengobatan massal filariasis

Page 40: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

31

Gambar III.4 Kegiatan Penelitian Penentuan Tingkat Endemisitas Filariasis

(Microfilaria rate/MF rate) di Wilayah Pasca Pengobatan Massal Filariasis di

Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi

.

10. Perumusan Model Pengendalian Vektor Demam Berdarah Dengue

Berbasis Masyarakat

Telah dilakukan penelitian di Kelurahan Sekejati Kecamatan Buahbatu

Bandung pada tahun 2014 dengan tujuan menentukan model pengendalian

demam berdarah dengue berbasis masyarakat. Penelitian dilakukan dengan

melakukan wawancara kepada responden rumah tangga yang ada dan tidak

ada penderita DBD dalam waktu 3 tahun terakhir, tentang pelaksanaan

pemberantasan vektor serta faktor pendorong maupun penahannya. Selain itu

juga dilakukan wawancara mendalam kepala pengelola Program

Pemberantasan DBD. Selanjutnya, data dianalisis dengan system dynamic

untuk mengetahui untuk menentukan variabel yang mempunyai pengungkit

(leverage) paling tinggi melalui simulasi intervensi.

Penelitian ini meyimpulkan bahwa, dari 5 kegiatan pokok dalam kebijakan

pengendalian DBD, 4 kegiatan sudah dilaksnakan sesuai dengan tugas dan

kewenangannya oleh Dinas Kesehatan Kota Bandung, Puskesmas, kelurahan

dan rumah sakit. Satu kegiatan yaitu kemitraan dalam wadah POKJANAL DBD,

belum bisa dilaksnakan sebagaimana mestinya. Kegiatan pengendalian vektor

DBD melalui intervensi soasial yang menghasilkan nilai ungkit paling tinggi

dalam penurunan kasus DBD adalah penyuluhan. Kegiatan lain yang juga

mempunyai nilai ungkit adalah kegiatan blusukan untuk mengajak warga,

intruski dari RT ke warga, serta intnsifikasi Jumantik. Sedangkan model

pengendalian vektor DBD di Kota Bandung adalah dengan program yang sudah

Page 41: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

32

dilakukan sekarang dengan tambahan intervensi struktural dengan

penambahan intensifikasi kegiatan penyuluhan, adanya blusukan untuk

mengajak warga, disertai dengan intruski dari RT ke warga untuk melakukan

kegiatan pengendalian vektor, serta intnsifikasi Jumantik. Kegiatan

pengendalian oleh pemerintah, bukan hanya dilaksanakan oleh sektor

kesehatan tapi juga oleh sektor lain terutama yang berkaitan dengan

pembenahan infrastruktur lingkungan dan pemukiman. Tujuan penelitian ini

adalah untuk mendapatkan model pengendalian demam berdarah dengue

berbasis masyarakat.

11. Pemetaan kasus dan vektor filariasis di Pulau Sumba Provinsi Nusa

Tenggara Timur

Filariasis adalah penyakit yang menyerang manusia yang disebabkan

oleh infeksi cacing filaria yang hidup di saluran dan kelenjar getah bening.

Penularan penyakit ini diperantarai oleh berbagai genus nyamuk terdiri yaitu

genus Aedes, Anopheles, Culex Mansonia dan Armigeres. Pulau Sumba

merupakan bagian dari wilayah administrasi provinsi Nusa Tenggara Timur,

turut menyumbang angka kasus sehingga NTT menempati urutan kedua dalam

jumlah kasus filariasis tertinggi tahun 2009. Pulau ini memiliki 4 kabupaten yaitu

kabupaten Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat dan Sumba Barat

Daya. Selanjutnya, upaya pemutusan rantai penularan filariasis yang sudah

dijalankan di dua Kabupaten ini adalah pengobatan selektif yaitu pengobatan

hanya dilakukan pada penderita kronis yang dapat berobat ke Pusat Layanan

Kesehatan Masyarakat. Akan tetapi, pemilihan menggunakan program

pengobatan ini tidak diawali dengan survei evaluasi. Sedangkan Kabupaten

Sumba Timur hingga saat ini belum melaksanakan survei darah jari baik oleh

pihak program Dinas Kesehatan maupun sekktor terkait lainnya. Program

pengobatan yang dilakukan di 3 Kabupaten tersebut merupakan salah satu

indikasi bahwa kemungkinan kejadian transmisi filariasis masih berlangsung di

daerah ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk Memperoleh peta kasus dan vektor

filariasis pada empat kabupaten di pulau Sumba provinsi NTT.

Page 42: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

33

Hasil penelitian ini diketahui bahwa spesies nyamuk yang menjadi vektor di

pulau sumba adalah nyamuk Anopheles vagus dan Anopheles sundaicus

sedangkan mikrofilaria yang ditemukan di pulau ini adalah Whucereria bancrofti

dan Brugia timori. An. sundaicus aktif mengigit pada pukul 18.00-6.00 dengan

puncak gigitan pada pukul 18.00-19.00. An. sundaicus ditemukan di habitat

Lagun. An. vagus aktif mengigit pada pukul 18.00-24.00, pada jam selanjutnya

spesies ini tidak ditemukan lagi. An. vagus lebih banyak ditemukan di habitat

sawah, genangan, sungai.

Penderita filariasis di Pulau Sumba

Survei darah jari di Pulau Sumba

Pewarnaan slide hasil survei

darah jari

Pemeriksaan preparat survei darah

jari

Persiapan penangkapan nyamuk

metode 12 jam

Identifikasi nyamuk hasil

penangkapan metode 12 jam

Pencidukan jentik di habitat

temporer

Pencidukan jentik di habitat

dengan kadar garam > 0 %

Pengukuran faktor lingkungan

habitat perkembangbiakan

nyamuk

Gambar III.5 Kegiatan Penelitian Pemetaan Kasus dan Vektor Filariasis di

Pulau Sumba Provinsi Nusa Tenggara Timur

Page 43: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

34

b. Jumlah Publikasi Ilmiah di Bidang Teknologi Intervensi Kesehatan

Masyarakat yang Dimuat pada Media Cetak dan Elektronik Nasional dan

Internasional

Pada tahun 2014, Pusat TIKM dan satker ampuannya mempunyai target

indikator kinerja jumlah publikasi ilmiah di bidang teknologi intervensi

kesehatan masyarakat yang dimuat pada media cetak dan elektronik nasional

sebanyak 15 artikel dan internasional sebanyak 2 artikel. Untuk rincian capaian

publikasi ilmiah di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat dapat

dilihat pada Tabel III.3.

Tabel III.3 Publikasi Ilmiah di Bidang Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat

Tahun 2014

a. Artikel Ilmiah yang dipublikasikan dalam media nasional terakreditasi

No Judul Artikel Nama Penulis Satker Media Publikasi

1 Pengetahuan, Sikap Dan

Perilaku Siswa Slta Dalam

Pencegahan Kecelakaan

Sepeda Motor Di Kota

Bekasi

Mulyono

Notosiswoyo

Pusat TIKM Jurnal Ekologi

Kesehatan Vol.

13 No.1, Maret

2014 : 1-9

2 Sebaran Habitat

Perkembangbiakan Larva

Anopheles Spp Di

Kecamatan Bula,

Kabupaten Seram Bagian

Timur, Provinsi Maluku

Jusniar Ariati, Ima

Nurisa Ibrahim dan

Dian Perwitasari

Pusat TIKM Jurnal Ekologi

Kesehatan Vol.

13 No.1, Maret

2014 : 10-22

3 Penerapan Model

Pengembangan Sistem

Registrasi Kematian Dan

Penyebab Kematian Di

Kabupaten/Kota Daerah

Pengembangan

Ning Sulistiyowati

dan Felly Philipus

Senewe

Pusat TIKM Jurnal Ekologi

Kesehatan Vol.

13 No.1, Maret

2014 : 23-32

4 Peran Tenaga Kesehatan

Dan Kerjasama Lintas

Sektor Dalam Pengendalian

Malaria

Helper Sahat P

Manalu, Rachmalina

SP, Supratman

Sukowati, Suharjo

Pusat TIKM Jurnal Ekologi

Kesehatan Vol.

13 No.1, Maret

2014 : 50-58

Page 44: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

35

No Judul Artikel Nama Penulis Satker Media Publikasi

5 Insiden Malaria Dan Pola

Iklim Di Kabupaten Kapuas

Provinsi Kalimantan Tengah

Dan Kabupaten Sumba

Barat Provinsi Nusa

Tenggara Timur, Indonesia

Tahun 2005 – 2009

Mardiana dan Dian

Perwitasari

Pusat TIKM Jurnal Ekologi

Kesehatan Vol.

13 No.1, Maret

2014 : 59-70

6 Indeks Pemberian Makan

Anak (IPMB) Berhubungan

dengan Status Gizi Anak

12-23 Bulan di Kelurahan

Kebon Kalapa, Bogor

Tengah

Nur Handayani

Utami, Budi

Setiawati, Dwi Sisca

Kumala

Pusat TIKM JEK Vol 13 No. 1,

Maret 2014

7 Persepsi Jajaran Kesehatan

Tentang Dampak Kegiatan

Penambangan Emas di

Kabupaten Buru Provinsi

Maluku, tahun 2012.

M.Hasyimi,Yulianis

Rahim, Betryon

Pusat TIKM JEK Vol.13 No.2,

Juni 2014

8 Kesiapan Pemerintah

Kabupaten Muara Enim

dalam Rangka

Menanggulangi

Pencemaran Batu Bara

Helper Sahat

Manalu, Bambang

Sukana, Kenti

Friskarini

Pusat TIKM JEK Vol.13 No.2,

Juni 2014

9 Pola Pemeriksaan

Kehamilan Pada Wilayah

Kerja Puskesmas PONED

Kab. Karawang

Jerico F Pardosi,

Sugiharti, Heny

Lestary

Pusat TIKM JEK Vol.13 No.3,

September 2014

10 Kasus Kecacingan Pada

Murid Sekolah Dasar Di

Kecamatan Mentewe,

Kabupaten Tanah Bumbu

Kalimantan Selatan Tahun

2010

Dina Bisara,

Mardiana

Pusat TIKM JEK Vol.13 No.3,

September 2014

11 Pola Penyebab Kematian

Kelompok Bayi Dan Anak

Balita, Hasil Sistem

Sarimawar Djaja,

Ning Sulistyowati

Pusat TIKM JEK Vol.13 No.3,

September 2014

Page 45: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

36

No Judul Artikel Nama Penulis Satker Media Publikasi

Registrasi Kematian Di

Indonesia Tahun 2012

12 Kemampuan Kader

Posyandu dalam Melakukan

Pengukuran Panjang /

Tinggi Badan Balita

Noviati Fuada,

Salimar, Anies

Irawati

Pusat TIKM JEK Vol.13 No.3,

September 2014

13 Faktor Persepsi dan Sikap

dalam Pemanfaatan

Layanan Voluntary

Counseling and Testing

(VCT) oleh Kelompok

Berisiko HIV/AIDS di Kota

Bandung Tahun 2013

Mujiati, Julianty

Pradono,

Pusat TIKM Jurnal Kesehatan

Reproduksi Vol.5

No.1 April 2014

14 Kesehatan Ibu dan Bayi

yang Melakukan Tradisi SEI

dan Gambaran Kesehatan

Lingkungan Rumah

Bulat(Ume' Kbubu) di

Kabupaten Timor Tengah

Selatan Provinsi Nusa

Tenggara Timur (NTT)

Athena A,

Rachmalina S

Pusat TIKM Jurnal Kesehatan

Reproduksi Vol.5

No.1 April 2014

15 Pola Penyebab Kematian

Usia Produktif (15-54

Tahun) (Analisis lanjut dari

"Pengembangan Registrasi

Kematian dan Penyebab

Kematian di Kabupaten

/Kota di Indonesia Tahun

2012

Ning Sulistyowati,

Felly P Senewe

Pusat TIKM Jurnal Kesehatan

Reproduksi Vol.5

No.1 April 2014

16 Determinan pemberian ASI

eksklusif: Analisis Data

Sekunder Survei Demografi

dan Kesehatan Indonesia

2012

Suparmi, Ika

Saptarini

Pusat TIKM Jurnal Kesehatan

Reproduksi Vol.5

No.1 April 2014

17 Pemberian asupan

prelakteal sebagai salah

satu faktor kegagalan ASI

Novianti, Anissa

Rizkianti

Pusat TIKM Jurnal Kesehatan

Reproduksi Vol.5

No.1 April 2014

Page 46: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

37

No Judul Artikel Nama Penulis Satker Media Publikasi

Eksklusif pada pekerja

buruh industri tekstil di

Jakarta

18 Pengetahuan tentang

Osteoporosis dan

Kepadatan Tulang

Hubungannya dengan

Konsumsi Kalsium pada

Wanita Dewasa Muda

Budi Setyawati,

Noviati Fuada,

Salimar

Pusat TIKM Jurnal Kesehatan

Reproduksi Vol. 5

No. 2 Agustus

2014

19 Gambaran kepatuhan

Orang Dengan HIV-Aids

(ODHA) dalam Minum Obat

ARV di Kota Bandung,

Provinsi Jawa Barat,Tahun

2011-2012

Sugiharti, Yuyun

Yuniar,Heni Lestari

Pusat TIKM Jurnal Kesehatan

Reproduksi Vol.5

No.2 Agustus

2014

20 Evaluasi pelaksanaan

Layanan Perawatan,

Dukungan dan Pengobatan

(PDP) HIV-AIDS di Jawa

Barat dan Papua tahun

2012

Mujiati, Jerico F.

Pardosi, M.

Syaripuddin

Pusat TIKM Jurnal Kesehatan

Reproduksi Vol.5

No.2 Agustus

2014

21 Faktor pada Remaja Muda

dan Tersedianya Media

Informasi Hubungannya

dengan Perilaku Berisiko

Iram Barida Maisya,

Andi Susilowati

Pusat TIKM Jurnal Kesehatan

Reproduksi Vol. 5

No. 3 Desember

2014

22 Studi Monitoring Efek

Samping Obat

AntiTuberkulosis FDC

Kategori I di Provinsi Banten

dan Provinsi Jawa Barat

Ida Diana Sari,

Yuyun Yuniar,

M.Syarifudin

Pusat TIKM Media Litbangkes

Vol. 24 No. 1,

Maret 2014

23 Kesiapan Puskesmas

PONED (Pelayanan Obstetri

Neonatal Emergensi Dasar)

di Lima Regional Indonesia

Mujiati, Heny

Lestary, Eva

Laelasari

Pusat TIKM Media Litbangkes

Vol. 24 No. 1,

Maret 2014

24 Sindrom Metabolik pada

Orang Dewasa di Kota

Bogor, 2011 -2012

Anna Maria Sirait,

Eva Sulistiowati

Pusat TIKM Media Litbangkes

Vol. 24, No. 2

Juni 2014

Page 47: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

38

No Judul Artikel Nama Penulis Satker Media Publikasi

25 Peran Dukun Bayi dalam

Menunjang Kesehatan Ibu

dan Anak

Kasnodihardjo, Tri

Juni Angkasawati,

Lusi Kristiana

Pusat TIKM Media Litbangkes

Vol. 24, No. 2

Juni 2014

26 Faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap risiko

kehamilan “4 Terlalu (4T)”

pada wanita usia 10-59

tahun

Puti Sari H, Dwi

Hapsari, Ika

Dharmayanti, Nunik

Kusumawardhani

Pusat TIKM Media Litbang

Volume 24 no 3

September 2014

27 Analisis Deskriptif

Kesehatan Lingkungan di

Daerah Tertingal,

Perbatasan, Kepulauan dan

Terpencil (DTPK-T)

Felly P. Senewe,

Elsa Elsi

Pusat TIKM Media Litbangkes

Vol. 24 No. 3

September 2014

28 Penelitian/Pengembangan

Model/Sistem Surveilans

Dampak Kesehatan

Perubahan Iklim

Athena, D. Anwar

Musadad

Pusat TIKM Buletin Penelitian

Kesehatan Vol.

42 No. 1 Maret

2014

29 Nilai-nilai Budaya yang

Mendasari Pemerataam

Makanan yang dapat

Menunjang Gizi Keluarga

Kasnodihardjo, Tri

Juni Angkasawati

Pusat TIKM Buletin Penelitian

Kesehatan Vol.

42 Nomor 1

Maret 2014

30 Pengetahuan dan Sikap

tentang Penyakit TB Paru

pada Remaja di Kab.

Tangerang Tahun 2009

Kenti Friskarini,

Helper Sahat

Manalu

Pusat TIKM Buletin Penelitian

Kesehatan Vol.

42 Nomor 1

Maret 2014

31 Sistem manajemen dan

Persediaan Vaksin di Dua

Provinsi Indonesia

Andi Leny S, Rini

Sasanti H, M.

Syaripuddin , Yuyun

Yuniar

Pusat TIKM Buletin Penelitian

Kesehatan Vol.

42 no. 2 Juni

2014

32 Kajian Kebijakan Periklanan

Kosmetik di Indonesia :

Kewenangan Pemerintah

Pusat dan Daerah

Raharni, Sudibyo

Supardi, Max J

Herman, Rini

Sasanti, Andy Leny

S

Pusat TIKM Buletin Penelitian

Kesehatan Vol.

42 no. 2 Juni

2014

33 Health Services and it’s

Utilization Related to

Exclusive Breastfeeding and

Nur Handayani

Utami, Kencana

Pusat TIKM Buletin Penelitian

Kesehatan Vol 42

Page 48: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

39

No Judul Artikel Nama Penulis Satker Media Publikasi

Early Breastfeeding

Initiation Program in West

Java Province

Sari, Nurillah

Amaliah

No. 3, September

2014

34 Pengetahuan dan Perilaku

Masyarakat tentang

Pengelolaan Pestisida di

Rumah Tangga di Bogor,

Depok, Tangerang, Bekasi

Rachmalina

Prasodjo, Athena

Pusat TIKM Buletin Penelitian

Kesehatan Vol.

42 No. 3

September 2014

35 Model Prediksi Kejadian

Demam Berdarah Dengue

(DBD) Berdasarkan Faktor

Iklim di Kota Bogor, Jawa

Barat

Jusniar Ariati,

Athena

Pusat TIKM Buletin Penelitian

Kesehatan Vol.

42 No. 4

Desember 2014

36 Penggunaan VCD dan

Leaflet untuk Peningkatan

Pengetahuan, Sikap dan

Perilaku Siswa dalam

Pencegahan Kecelakaan

Sepeda Motor

Mulyono

Notosiswoyo

Pusat TIKM Jurnal Kesehatan

Masyarakat

Nasional Vol. 8

No. 8 Mei 2014

37 Pneumonia pada Anak

Balita di Indonesia

Athena A., Ika

Darmayanti

Pusat TIKM Jurnal Kesehatan

Masyarakat

Nasional Vol. 8

No. 8 Mei 2014

38 The Experience of ICD

Utilization on Verbal

Autopsy Data to Obtain

Trend of Cause of Death in

Indonesian Population

(1992-2007)

Sarimawar Djaja Pusat TIKM Buletin Penelitian

Sistem

Kesehatan, Vol.

17 No. 1 Januari

2014

39 Hubungan antara Tingkat

Pendidikan, Pengetahuan

tentang Kesehatan

Lingkungan, Perilaku Hidup

Sehat dengan Status

Kesehatan.

Julianty Pradono,

Ning Sulistyowati

Pusat TIKM Buletin Penelitian

Sistem

Kesehatan, vol.

17, no. 1,

Januari, 2014

40 Potensi Penghematan Biaya

Obat di Lima Rumah Sakit

M. Syaripuddin, Andi

Leny S, Ida Diana S

Pusat TIKM Buletin Penelitian

Sistem

Page 49: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

40

No Judul Artikel Nama Penulis Satker Media Publikasi

Umum Daerah (RSUD) DKI

Jakarta

Kesehatan, Vol.

17 No. 1, Januari

2014

41 Pengaruh Akses Air Minum

terhadap Kejadian Penyakit

Tular Air (Diare dan Demam

Tifoid)

Khadijah Azhar, Ika

Dharmayanti,

Athena

Pusat TIKM Buletin Penelitian

Sistem

Kesehatan Vol.

17 No. 2 April

2014: 107-114

42 Faktor risiko dan

komorbiditas migrain

Woro Riyadina dan

Yuda Turana

Pusat TIKM Bulletin

Penelitian Sistem

Kesehatan Vol.

17 No. 4 Oktober

2014

43 Gene S Characerization of

Hantavirus Species Seoul

Virus Isolated from Rattus

norvegicus in an Indonesian

Island

Dian Perwitasari,

Ima Nurisa Ibrahim,

Andi Yasmen

Pusat TIKM HSJI vol.5 no.1

Juni 2014

44 Disposal of household

burned garbage and risk of

low birth weight in Central

Sulawesi Province,

Indonesia

Puti Sari H, Dwi

Hapsari Tjandrarini,

Antonius Yudi

Kristanto, Noor Edi

W. Sukoco

Pusat TIKM Health Science

Journal of

Indonesia

Volume 5, No. 2,

December 2014.

45 Stress as A Major

Determinant of Migraine in

Women Aged 25-65 Years

Woro Riyadina dan

Lely Andayasari

Pusat TIKM Universa

Medicina, FK

Trisakti Vol. 33

No. 2 Mei-

Agustus 2014 :

141-150

46 Infection Rate Host

Perantara Dan Prevalensi

Reservoir Schistosoma

Japonicum Di Dataran

Tinggi Bada Sulawesi

Tengah

Rosmini, Triwibowo

A. Garjito, Ahmad

Erlan, Gunawan

Balai Litbang

P2B2

Donggala

Jurnal Ekologi

Kesehatan Vol.

13 No.1, Maret

2014

Page 50: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

41

No Judul Artikel Nama Penulis Satker Media Publikasi

47 Gambaran Pengetahuan

Wanita Usia Subur Tentang

Toxoplasmosis Di Kota Palu

Phetisya Pamela F

S, Intan Tolistiawaty,

Rosmini,

Gunawan,Ketut

Suarayasa, Nelfita,

dan Made Agus

Nurjana

Balai Litbang

P2B2

Donggala

JEK Vol.13 No.2,

Juni 2014

48 Hubungan Pengetahuan,

Perilaku dan Sanitasi

Lingkungan dengan Angka

Kecacingan pada Anak

Sekolah Dasar di Kota Palu

Sitti Chadijah,

Phetisia Pamela F.

S, Ni Nyoman

Veridiana

Balai Litbang

P2B2

Donggala

Media Penelitian

dan

Pengembangan

Kesehatan Vol 24

No 1 Maret 2014

49 Studi Kebijakan

Pengendalian

Schistosomiasis di

Kabupaten Poso dan Sigi

Provinsi Sulawesi Tengah

Tahun 2012

Ahmad Erlan,

Junaidi, Ni Nyoman

Veridiana, Puryadi,

Octaviani

Balai Litbang

P2B2

Donggala

Media Penelitian

dan

Pengembangan

Kesehatan Vol 24

No 1 Maret 2014

50 Gambaran Penularan

Filariasis di Provinsi

Sulawesi Barat

Sitti Chadijah, Jastal,

Ni Nyoman

Veridiana, Risti

Balai Litbang

P2B2

Donggala

Buletin Penelitian

Kesehatan vol.

42 no. 2 Juni

2014

51 Variasi Genetik

Oncomelania Hupensis

Lindoensis Dengan Metode

Random Amplified

Polymorphic Dna

Polymerase Chain Reaction

(Rapd-Pcr) Di Sulawesi

Tengah Tahun 2011

Gunawan, Anis

Nurwidayati, Nelfita,

Brian Janitra

Balai Litbang

P2B2

Donggala

Buletin Penelitian

Kesehatan vol.

42 no. 2 Juni

2014

52 Analisis Gen Penyandi

Schistosoma Japonicum

Gluthation S Transferase

(Sj26GST) di Dataran Tinggi

Lindu, Sulawesi Tengah

Indonesia

Anis Nurwidayati,

dkk

Balai Litbang

P2B2

Donggala

Buletin Penelitian

kesehatan Vol.42

No. 2 Desember

2014

Page 51: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

42

No Judul Artikel Nama Penulis Satker Media Publikasi

53 Kontribusi Hewan Mamalia

Sapi, Kerbau, Kuda, Babi

Dan Anjing Dalam

Penularan Schistosomiasis

Di Kecamatan Lindu

Kabupaten Sigi Provinsi

Sulawesi Tengah Tahun

2013

Gunawan, dkk Balai Litbang

P2B2

Donggala

Media Penelitian

dan

Pengembangan

Kesehatan Vol 24

No 4 Desember

2014

54 Monitoring Efikasi

penobatan kombinasi

Artesunate Amodiaquine

(AAQ) pada penderita

malaria P. Falciparum tanpa

komplikasi di Sulawesi

Tenggara

Yunus Widjaja, dkk Balai Litbang

P2B2

Donggala

Aspirator Vol. 6

No. 2 Desember

2014

55 Distribusi Spasial

Leptospirosis Di Kabupaten

Gresik, Jawa Timur

Sunaryo Balai Litbang

P2B2

Banjarnegara

Buletin Penelitian

Kesehatan Vol 42

No 3 September

2014

56 Status Resistensi Vektor

Demam Berdarah Dengue

(Aedes Aegypti) Terhadap

Malathion 0,8% Dan

Permethrin 0,25% Di

Provinsi Jawa Tengah

Sunaryo, Bina

Ikawati, Rahmawati,

Dyah Widiastuti

Balai Litbang

P2B2

Banjarnegara

JEK Vol.13 No.2,

Juni 2014

57 Identification of

Endoparasites in Rats of

Various Habitats

Dwi Priyanto Balai Litbang

P2B2

Banjarnegara

HSJI Vol. 5 No 1

Juni 2014

58 Surveilans Aedes aegepti di

Daerah Endemis Demam

Berdarah Dengue

Sunaryo,Nova

Pramesti

Balai Litbang

P2B2

Banjarnegara

Jurnal Kesmas UI

Vol. 8 No 8 Mei

2014

59 Efektivitas

Pentagamavunon-O (PGV-

O) pada Fase Awal Infeksi

Virus Dengue-2

Dewi Marbawati Balai Litbang

P2B2

Banjarnegara

Aspirator Vol. 6

No. 2 bulan

Desember 2014

60

Hubungan Faktor

Lingkungan Fisik dengan

Santoso Loka Litbang

P2B2 Baturaja

JEK Vol.13 No.3

September 2014

Page 52: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

43

No Judul Artikel Nama Penulis Satker Media Publikasi

Kejadian Filariasis di

Indonesia

61 Plasmodium Knowlesi:

Distribusi, Gambaran

Mikroskopis, Gejala

Penderita dan Vektor

Potensial

Lasbudi P. Ambarita Loka Litbang

P2B2 Baturaja

JEK Vol.13 No.3

September 2014

62 Pengaruh Promosi

Kesehatan terhadap

Pengetahuan, Sikap dan

Perilaku Masyarakat tentang

Filariasis

Santoso, Yulian

Taviv, Yahya, Rika

Mayasari

Loka Litbang

P2B2 Baturaja

Buletin Penelitian

Sistem

Kesehatan Vol.

17, No.2, April

2014

63 Efektifitas Pengobatan

Massal Filariasis di

Kabupaten Muaro Jambi

Santoso, Yulian

Taviv

Loka Litbang

P2B2 Baturaja

Buletin Penelitian

Kesehatan Vol 42

No 3 September

2014

64 Bionomik Mansonia spp.

Tersangka vektor Filariasis

brugia malayi di Kabupaten

Muaro Jambi

Santoso, Yahya,

Milana Salim

Loka Litbang

P2B2 Baturaja

Media Penelitian

dan

Pengembangan

Kesehatan Vol 24

No. 3 September

2014

65 Pemeriksaan Silang

Mikroskopis Sediaan Darah

Pada Lima Puskesmas

Kabupaten Oku Sumatera

Selatan

Tri Wurisastuti,

Hotnida Sitorus,

Rizki Nurmaliani,

Ade Verientic

Loka Litbang

P2B2 Baturaja

Jurnal

Pembangunan

Manusia Vol. 8

No. 1 April 2014

66 Hubungan dan Sikap

Masyarakat Tentang Malaria

dengan Kepatuhan

Pemakaian Kelambu di

Kecamatan Tanjung Enim

dan Kecamatan Muara Enim

Kabupaten Muara Enim.

I Gede Wempi,

Nungki Hapsari,

Ritawati

Loka Litbang

P2B2 Baturaja

Jurnal

Pembangunan

Manusia Vol. 8

No. 1 April 2014

67 Situasi Filariasis Setelah

pengobatan Massal di

Kabupaten Muaro jambi

Santoso, Yulian

Taviv

Loka Litbang

P2B2 Baturaja

Buletin Penelitian

Kesehatan Vol.

Page 53: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

44

No Judul Artikel Nama Penulis Satker Media Publikasi

42 no.

September 2014

68 Survey Jentik Dan Aktifitas

Nokturnal Aedes Spp. Di

Pasar Wisata Pangandaran

Heni Prasetyowati,

Rina Marina, Dewi

Nur Hodijah, Mutiara

Widawati, Tri

Wahono

Loka Litbang

P2B2 Ciamis

Jurnal Ekologi

Kesehatan Vol.

13 No.1, Maret

2014

69 Gambaran Surveilans

Filariasis di Kabupaten

Bandung Provinsi Jawa

Barat

Mara Ipa Loka Litbang

P2B2 Ciamis

JEK Vol.3 No.2,

Juni 2014

70 Analisis Perilaku

Masyarakat Terhadap

Kepatuhan Minum Obat

Filariasis di Kabupaten

Bandung Tahun 2013

Endang Puji Astusi Loka Litbang

P2B2 Ciamis

Media Litbangkes

Vol. 24 no 4

tahun 2014

71 Analisis Potensi Promosi

Pengendalian Penyakit

Demam Berdarah Dengue

melalui Youtube

Mara Ipa Loka Litbang

P2B2 Ciamis

Buletin Penelitian

Sistem

Kesehatan

Volume 17 No 1

Januari 2014

72 Potential Topical Natural

Repellent against Aedes

aegypti, Culex sp. And

Anopheles sp. Mosquitoes

Dewi Nur Hodijah Loka Litbang

P2B2 Ciamis

Health Science

Journal Indonesia

vol 5 no.1 Juni

2014

73 Impact of deltamethrin on

cockroaches (Periplaneta

americana) and its residue

on Environtment

Endang Puji Astuti. Loka Litbang

P2B2 Ciamis

Health Science

Journal Indonesia

vol 5 no.2

Desember 2014

74 Pembuatan Peta untuk

Penentuan Daerah Rawan

Demam Berdarah Dengue

Andri Ruliansyah Loka Litbang

P2B2 Ciamis

Aspirator (Jurnal

of Vector-Borne

Diseases

Studies) Volume

6 No 2 Desember

2014

Page 54: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

45

No Judul Artikel Nama Penulis Satker Media Publikasi

75 Situasi Pasca Pengobatan

masal Filariasis di Desa

Buru Kaghu, Kec.Wewewa

selatan Kab.Sumba Barat

Daya

Ira Indriaty P.B Sopi,

Ruben W. Willa

Loka Litbang

P2B2

Waikabubak

JEK Vol 13 no 2,

Juni 2014

76 Situasi rabies dan upaya

penanggulangan di

Kabupaten Flores Timur

Majematang Mading,

Fridolina Mau

Loka Litbang

P2B2

Waikabubak

JEK Vol 13 no 2,

Juni 2014

77 Bionomik Anopheles spp. Di

Desa Konda Maloba,

Kecamatan Katikutana

Selatan, Kabupaten Sumba

Tengah Provinsi NTT

Ira Indriaty P.B.

Sopi, M.Kazwaini

Loka Litbang

P2B2

Waikabubak

JEK Vol.13 No.3

September 2014

78 Evaluasi sitem surveilans

Ibu Hamil, Bayi dan balita di

Puskesmas Unit I,

Puskesmas Moyo Hulu dan

Dinas Kesehatan

Kabupaten Sumbawa

Muhammad

Kazwaini

Loka Litbang

P2B2

Waikabubak

Buletin Penelitian

Sistem

Kesehatan Vol.

17 No. 1 Januari

2014

79 Determinasi Kesehatan Ibu

dan Anak Di Kabupaten

Manggarai Barat

Ruben Wadu Willa Loka Litbang

P2B2

Waikabubak

Buletin Penelitian

Sistem

Kesehatan Vol.

17 No. 3 Juni

2014

80 Kesesuaian gejala klinis

malaria dengan parasetemia

positif di wilayah puskesmas

wairasa Kabupaten Sumba

Tengah Provinsi Nusa

Tenggara Timur

Fridolina Mau Loka Litbang

P2B2

Waikabubak

Media Litbang

Kesehatan Vol 24

No. 2 Juni 2014

81 Beberapa aspek perilaku

Anopheles sundaicus di

Desa Konda Maloba,

Kecamatan Katikutana

Selatan, Kabupaten Sumba

Barat Daya

Ira Indriaty P.B Sopi Loka Litbang

P2B2

Waikabubak

Aspirator Vol 6

No 2 Desember

2014

Page 55: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

46

No Judul Artikel Nama Penulis Satker Media Publikasi

82 Pengetahuan, Sikap dan

perilaku Ibu Hamil Terhadap

Penularan Malaria di

Wilayah Kabupaten Sumba

barat Daya

Majematang Mading

Loka Litbang

P2B2

Waikabubak

Jurnal Ekologi

Kesehatan Vol

13, No 4

Desember 2014

b. Artikel Ilmiah yang dipublikasikan dalam Jurnal Internasional

No Judul Artikel Nama Penulis Satker Media Publikasi

1 Pharmacy Services for

Primary Service for Obstetric

Neonatal Emergency

(PONED) at PHC in East Nusa

Tenggara Province Indonesia

Rini Sasanti, Max J

Herman, Andi Leny

S, Mujiati, Agus S

Pusat TIKM International Journal

of Sciences : Basic

and Applied Research

Vol. 16 No. 2 (2014)

2 Beauty Clinic Services and

Using of Cosmetics for

Beauty Clinic Attendees at

Jakarta, Indonesia

Raharni Pusat TIKM International Journal

of Sciences : Basic

and Applied Research

2014 vol.13 no 2

3 Preliminary Study for the

Herbal Topical Repellent of

Riper betle and Patchuolli Oil

Mixture Ingel Forms Against

Ae. Aegypti

Mutiara Widawati Loka Litbang

P2B2 Ciamis

Journal of Biotropia

vol 21 No 2 tahun

2014

4 Molecular surveillance of

Dengue in Sukabumi, West

Java Province, Indonesia

Roy Nusa RES Loka Litbang

P2B2 Ciamis

Journal of Infect dev

Ctries 2014; 8(6):7

Pada tahun 2014, Pusat TIKM dan satker ampuannya telah berhasil

mencapai target output penelitian, publikasi ilmiah, dan laporan status

kesehatan masyarakat. Pencapaian output publikasi ilmiah di bidang teknologi

intervensi kesehatan masyarakat pada media nasional yang telah terakreditasi

pada tahun 2014 berjumlah 82 artikel (>100%). Jumlah ini melebihi target yang

telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja Tahun 2014 yaitu sejumlah 15 artikel.

Demikian juga dengan capaian jumlah output publikasi ilmiah di bidang

Page 56: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

47

teknologi intervensi kesehatan masyarakat pada media internasional yang telah

melebihi jumlah yang ditargetkan dalam Penetapan Kinerja Tahun 2014 yaitu

sebanyak 4 artikel. Capaian tersebut kemungkinan berkaitan dengan dimulainya

penerapan SKP, dimana setiap karyawan khususnya peneliti terpacu untuk

memenuhi outputnya. Selain itu adanya tambahan jurnal terakreditasi dari Pusat

TIKM dan Loka Litbang P2B2 Ciamis, yaitu Jurnal Kesehatan Produksi dan

Jurnal Aspirator, juga mendukung bertambahnya jumlah capaian output

publikasi pada tahun 2014. Dengan demikian pada tahun 2014, Pusat TIKM dan

ampuannya mempunyai 3 jurnal terakreditasi yaitu Jurnal Ekologi Kesehatan

(JEK), Jurnal Kesehatan Reproduksi (Kespro) dan Jurnal Aspirator yang turut

menyumbang terjadinya peningkatan capaian publikasi ilmiah pada tahun 2014.

c. Jumlah Laporan Status Kesehatan Masyarakat Hasil Riset Kesehatan

Nasional Wilayah II

Riset Kesehatan Nasional yang dilakukan oleh Badan Litbang Kesehatan

termasuk Pusat TIKM pada tahun 2014 adalah Studi Diet Total (SDT).

Riskesnas Studi Diet Total (SDT) dilaksanakan di seluruh provinsi dengan

mengambil sampel Riskesdas Kabupaten/Kota keterwakilan provinsi. Pusat

TIKM sebagai Koordinator Wilayah (Korwil) II melaksanakan Riskesnas SDT di

7 Provinsi yaitu Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Jawa

Barat, Banten dan Maluku.

Studi Diet Total bertujuan menyediakan data tentang kecukupan dan

keamanan makanan yang dikonsumsi oleh penduduk Indonesia. Studi Diet

Total terdiri dari dua kegiatan besar yaitu kegiatan Survei Konsumsi Makanan

Individu (SKMI) dan Analisis Cemaran Kimia Makanan (ACKM). Survei

Konsumsi Makanan Individu (SKMI) dirancang untuk memberikan gambaran

yang mewakili Provinsi dan Nasional dan menyediakan daftar makanan yang

dikonsumsi oleh sebagian besar (90%) produk dalam 24 jam termasuk cara

persiapan dan pengelolaan pangan yang dikonsumsi di rumah tangga. Analisis

Cemaran Kimia Makanan (ACKM) adalah kegiatan yang menganalisis cemaran

kimia dalam makanan dari daftar makanan dikonsumsi dengan tahapan

kegiatan yang meliputi (1) pemilihan, pengumpulan dan analisis pangan yang

dibeli di tingkay pengecer; (2) pengolahan pangan yang dikonsumsi

Page 57: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

48

masyarakat; (3) poolingjenis-jenis pangan siap-konsumsi menjadi kelompok

pangan yang representatif; (4) homogenisasi sampel pangan yang sudah

dikelompokkan; (5) analisis bahan kimia berbahasa dan/atau zat bermanfaat

pangan tersebut; (6) penghitungan tingkat paparan dalam periode tertentu

(harian,mingguan, atau bulanan).

Data yang lengkap tentang gambaran tingkat konsumsi makanan dan

cemaran kima makanan yang dikonsumsi penduduk, baik untuk skala Nasional

maupun wilayah masih belum tersedia. Untuk memperoleh data tersebut maka

dilakukan Studi Diet Total selama dua tahun. Tahun 2014 dilakukan dua

kegiatan yaitu SKMI dan ACKM. Mengingat studi ACKM merupakan kelanjutan

dari SKMI dan adanya keterbatasan waktu maka kegiatan ACKM secara

Nasional tidak dapat dilakukan pada tahun yang sama. Dengan demikian maka

pada tahun 2014 kegiatan ACKM dilakukan dalam skala pilot project,

selanjutnya ACKM nasional akan dilakukan pada tahun 2015.

Ruang lingkup pelaksanaan kegiatan Studi Diet Total Tahun 2014 meliputi :

• Kegiatan MOT (Master of Trainer) dan TOT (Training of Trainer) yang

dilaksanakan di Yogyakarta

• Kegiatan Rakornis (Rapat Koordinasi Teknis) yang dilaksanakan oleh

masing-masing Propinsi

• Rekrutmen Enumerator yang dilaksanakan oleh masing-masing Propinsi.

• Workshop Enumerator (Kegiatan Training Centre) yang dilaksanakan di

masing-masing Propinsi

• Kegiatan Pengumpulan Data yang dilaksanakan oleh Enumerator di masing-

masing Propinsi

• Supervisi dalam rangka Monitoring dan Evaluasi Pengumpulan Data,

Administrasi Keuangan dan Logistik di masing-masing Propinsi.

Capaian output Jumlah Laporan Status Kesehatan Masyarakat Hasil Riset

Kesehatan Nasional Wilayah II telah berhasil didapat 7 laporan Riset Studi Diet

Total Tahun 2014 Korwil II yang terdiri dari Laporan Provinsi Sumatera Utara,

Laporan Provinsi Sumatera Selatan, Laporan Provinsi Bengkulu, Laporan

Provinsi Lampung, Laporan Provinsi Jawa Barat, Laporan Provinsi Banten, dan

Laporan Provinsi Maluku.

Page 58: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

49

d. Penelitian lain di Bidang Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat

Pada tahun 2014 Pusat TIKM mempunyai 7 kegiatan penelitian,

dimana 4 penelitian terpilih menjadi target indikator kinerja Renstra dan 3

penelitian lain menjadi output pendukung dari indikator kinerja Pusat TIKM

yang berkaitan dengan isu-isu strategis. 3 penelitian tersebut yaitu :

1. Studi Implementasi Layanan Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke

Anak (PPIA) pada RS Rujukan HIV-AIDS di Provinsi Jawa Barat Tahun

2014

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana

implementasi layanan PPIA di RS Rujukan HIV-AIDS di Provinsi Jawa Barat

: RS Hasan Sadikin, RSUD Kota Bandung, RSUD Kota Bekasi dan RS

Marzoeki Mahdi. Implementasi layanan PPIA dilihat dari bagaimana kesiapan

tenaga medis dan tenaga pendukung dalam memberikan layanan PPIA,

kesiapan sarana dan prasarana, kendala layanan, dukungan dari Kelompok

Dukungan Sebaya/Komisi Penanggulangan AIDS Daerah, dukungan dan

monitoring evaluasi dari Dinas Kesehatan Provinsi dan Kota masing-masing,

serta bagaimana karakteristik ibu positif HIV pengguna layanan PPIA di

keempat RS tersebut beserta pasangannya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesiapan keempat RS berbeda-

beda dalam implementasi layanan PPIA, namun sebagian besar karena

ketidaksiapan dalam hal sarana prasarana (reagen, obat-obatan, alkes,

ruangan, pemeriksaan laboratorium), kurangnya pelatihan, masih adanya

stigma dari tenaga kesehatan, serta belum adanya jaminan keamanan dan

keselamatan bagi tenaga kesehatan pemberi layanan PPIA.

Kesimpulan penelitian ini adalah RS Hasan Sadikin merupakan yang paling

siap dalam implementasi layanan PPIA, RSUD Kota Bandung masih harus

melengkapi obat-obatan dan pemeriksaan laboratorium terkait HIV-AIDS,

RSUD Kota Bekasi masih memerlukan sosialisasi dan pelatihan agar tidak

ada stigma lagi dari tenaga kesehatan, RS Marzoeki Mahdi masih

memerlukan sosialisasi, pelatihan, kelengkapan alat pelindung diri, komitmen

pimpinan dan sebagainya agar dapat segera memberikan layanan persalinan

bagi ibu positif HIV.

Page 59: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

50

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk mempermudah

pemerintah (baik pusat maupun daerah) dalam membuat perencanaan

layanan yang dibutuhkan dan disesuaikan dengan sasaran, sehingga pada

akhirnya akan memberikan kontribusi dalam percepatan pencegahan dan

penanggulangan penularan HIV-AIDS dari ibu ke anak. Selain itu, hasil

penelitian ini dapat memberikan rekomendasi kebijakan kepada pengelola

program pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS mengenai kendala

yang terkait dengan implementasi layanan Pencegahan Penularan HIV dari

Ibu ke Anak.

2. Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan dalam Rangka Sistem Jaminan

Sosial Nasional (SJSN)

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai

pelaksanaan program JKN di fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) dan

apotek serta permasalahan yang timbul. Penelitian dilakukan di 4 provinsi di

pulau Jawa yaitu provinsi Jawa Barat (Kota Bekasi dan Kab. Bogor), Banten

(Kota Tangerang Selatan dan Kab. Serang), Jawa Tengah (Kota Solo dan

Kab. Sragen) serta DIY (Kota Yogyakarta dan Kab. Bantul). Data

dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan P2JK, Asklin Dinkes

provinsi dan kab/kota serta roundtable discussion dengan dinkes kab/kota,

BPJS, FKTP dan apotek. Selain itu dilakukan juga survey melalui angket

terhadap penerima layanan di FKTP dan apotek.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peraturan yang terkait dengan

pelaksanaan JKN dianggap masih kurang sehingga menyulitkan pelaksana

di daerah. Pelayanan kesehatan sudah berjalan tetapi masih banyak

kendala antara lain dalam hal P-Care dan Program Rujuk Balik (PRB).

Pembiayaan obat di kab/kota masih ditangani dinkes dan banyak terjadi

kesenjangan kapitasi di FKTP. Beberapa obat untuk pasien BPJS kosong

seperti HCT, aspilet dan banyak obat yang belum terdaftar dalam e-

catalogue sehingga tidak bisa dipesan, untuk apotek tidak bisa diklaim.

Dalam hal SDM masih terjadi kekurangan tenaga medis di FKTP dan belum

ada kuasa pengguna anggaran di puskesmas. Umumnya konsumen FKTP

dan apotek merasa kurang puas dengan ketersediaan obat dan jenis obat

yang dibiayai BPJS.

Page 60: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

51

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor regulasi

dan penyediaan fasilitas kesehatan dan SDM yang mendukung serta

ketersediaan obat merupakan hal yang penting untuk mensukseskan

program JKN.

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk memberikan masukan

kepada pemangku kebijakan terkait dalam hal ini Kemenkes, BPJS dan

pemerintah daerah mengenai informasi tentang pelaksanaan pelayanan

kesehatan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan kendala

dalam pelaksanaan program JKN serta informasi permasalahan dan saran

perbaikan yang perlu dilakukan.

3. Analisis Biaya dan Hasil Pengobatan Tuberkulosis Paru Kategori 1

Pada Pasien Dewasa Dirumah Sakit Pemerintah

Penelitian ini bertujuan untuk menghitung biaya pengobatan TB

kategori I yang dilakukan dengan hasil terapi yang diperoleh. Penelitian ini

dilakukan di 5 RSUD di Jakarta dengan lama penelitian 6-9 bulan. Populasi

dalam penelitian ini adalah semua pasien TB baru yang berobat ke RSUD di

Jakarta sedangkan sampel penelitian ini pasien TB dewasa baru (kategori I)

yang berobat ke RSUD di Jakarta.

Hasil penelitian menunjukan bahwa sebanyak 64,5% pasien TB yang

berobat di RSUD DKI Jakarta adalah laki-laki berusia antara 18-79 tahun

dengan rata-rata 39 tahun. Sebanyak 80,6% pasien penderita TB

menggunakan BPJS sebagai sumber biaya pengobatan. Jumlah kunjungan

pasien TB selama 6 bulan berkisar antara 7 hingga 16 kali dengan rata-rata

kunjungan sebanyak 9,9 (10) kali. Asumsi utilisasi RSUD sebanyak 10 kali

selama 6 bulan pengobatan TB maka total biaya langsung sebesar Rp.

1.228.867. Asumsi utilisasi RSUD sebanyak 10 kali selama 6 bulan

pengobatan TB maka total biaya tidak langsung sebesar Rp. 614.670.

Besarnya biaya pengobatan TB selama 6 bulan adalah Rp. 1.843.537. Efek

samping yang paling banyak dialami pasien adalah mual.

Kesimpulan penelitian ini adalah total biaya langsung pasien TB

sebesar Rp. 1.282.867 dengan komponen terbesar adalah biaya obat dan

biaya tidak langsung pasien TB sebesar Rp. 614.670 dengan komponen

biaya terbesar adalah biaya pengantar. Total biaya pasien TB selama 6

Page 61: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

52

bulan sebesar Rp. 1.843.537 dengan rata-rata Rp. 307.256 per bulan.

Kepatuhan (68,9%) dan kesembuhan (41,9%) pasien TB berobat selama 6

bulan masih jauh dari harapan.

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk memberikan masukan

bagi pemerintah tentang biaya Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan hasil terapi

yang dihasilkan serta memberikan panduan bagi rumah sakit sebagai

panduan dalam menangani pasien TB.

e. Kajian

Kajian di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat

merupakan salah satu kegiatan di Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan

Masyarakat (PTIKM) yang dilakukan pada tahun anggaran 2014. Kegiatan

kajian ini adalah untuk meningkatkan kualitas peneliti dalam melakukan

kajian di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat, yang hasilnya

bisa menjadi rekomendasi kebijakan yang dapat dimanfaatkan oleh Program

Teknis di Kementerian Kesehatan.

Kajian dilakukan dengan menggunakan data dari hasil-hasil penelitian

di badan litbang kesehatan dan hasil-hasil penelitian dari instansi lainnya.

Data yang digunakan dalam kajian ini adalah data 10 tahun terakhir.

Tema kajian mengacu pada MDG’s, prioritas nasional bidang kesehatan, isu

strategis bidang kesehatan 2015-2019 dan prioritas reformasi kesehatan.

1. MDG’s :

1. Memberantas Kemiskinan dan Kelaparan

2. Mencapai Pendidikan Dasar untuk semua

3. Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan

4. Menurunkan Kematian Anak

5. Meningkatkan Kesehatan Ibu

6. Mengendalikan HIV dan AIDS, Malaria Dan (TB)

7. Menjamin Kelestarian Lingkungan Hidup

8. Mengembangkan Kemitraan Pembangunan Di Tingkat Global

2. Isu Strategis bidang kesehatan 2015-2019 :

1. Peningkatan status kesehatan ibu, balita, remaja dan lansia

2. Perbaikan status gizi masyarakat

Page 62: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

53

3. Beban ganda penyakit dan penyehatan lingkungan

4. Ketersediaan farmasi, alat kesehatan, dan pengawasan obat dan

makanan

5. Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat

6. Penguatan Jaminan Kesehatan Nasional

7. Pemenuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan

8. Manajemen dan pembiayaan kesehatan

9. Peningkatan pelayanan primer sekunder dan tersier

10. Akses pelayanan

11. Pelayanan rujukan yang berkualitas

3. Prioritas nasional bidang kesehatan :

1. Peningkatan KIA & KB

2. Perbaikan gizi masyarakat

3. Pengendalian penyakit menular & tidak menular dan kesling

4. Pemenuhan SDM Kesehatan

5. Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, safety, mutu,

penggunaan obat/makanan

6. Jamkesmas

7. Pemberdayaan masyarakat

8. Penanggulangan bencana dan krisis peningkatan pelayanan

kesehatan primer, sekunder dan tersier

4. Prioritas reformasi kesehatan :

1. Jamkesmas

2. Pelayanan Kesehatan di Daerah Tertinggal Perbatasan dan

Kepulauan (DTPK)

3. Ketersediaan Obat dan Alkes di setiap fasilitas kesehatan

4. Reformasi birokrasi pembangunan kesehatan

5. Penanganan Daerah Bermasalah Kesehatan

6. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)

7. World class health care

Page 63: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

54

Pada tahun 2014 Pusat TIKM melakukan 20 kajian dengan judul-judul sebagai

berikut :

1. A Review of Access, Safety, and Use of Drinking Water From Various

Sources in Indonesia

2. Analisis Biaya Manfaat (Cost Benefit Analysis/CBA) Pelaksanaan Pelayanan

Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (Poned) Di Puskesmas

3. Beban Ganda Malnutrisi Dari Sudut Pandang Lingkungan Fisik/Lingkungan

Buatan

4. Dampak Pencemaran Udara Terhadap Kesehatan

5. Faktor-Faktor Yang Berkaitan Dengan Pengendalian Vektor Malaria Di

Indonesia 2012-2013

6. Implementasi PKPR (Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja) Dalam Upaya

Pencegahan Perilaku Beresiko Pada Remaja Di Indonesia

7. Implementasi Program Pengendalian Resistensi Anti Mikroba Di Rumah Sakit

8. Implikasi Sunat Perempuan Dan Intervensi Dalam Menegakkan Hak Asasi

Manusia

9. Kebijakan Pangan dan Gizi Yang Berkaitan Dengan Penanganan Balita Gizi

Kurang Dan Gizi Buruk Di Indonesia

10. Kebijakan Yang Mengatur Dan Mendukung Terciptanya Pemberian Asi

Eksklusif Dan Pemberian Asi Hingga Anak Berusia Dua Tahun Di Indonesia

11. Kontribusi Intervensi Spesifik dan Sensitif Terhadap Perbaikan Gizi

Masyarakat Di Kota Salatiga dan Kota Tegal

12. Korelasi Puskesmas Mampu Poned Dengan Penurunan Angka Kematian Ibu

13. Morbiditas Dan Pelayanan Kesehatan Pada Nelayan Peselam Tradisional

14. Pelaksanaan Program Kelas Ibu Hamil

15. Pemberian Kortikosteroid Pada Ibu Hamil Yang Beresiko Melahirkan Bayi

Prematur Oleh Tenaga Kesehatan

16. Pembiayaan Pemeliharaan Alat-Alat Radiologi Canggih (MRI, CT Scan dan

Pesawat Radioterapi)

17. Penggunaan Obat Generik Untuk Penyakit Kronis dan Kemandirian Obat

Generik Pada Era JKN

18. Penyempurnaan Pembangunan Kesehatan Berbasis Gugus Pulau di Kab.

Maluku Tenggara Barat dan Kab. Maluku Tengah, Provinsi Maluku

Page 64: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

55

19. Resistensi Vektor Dbd Terhadap Insektisida Yang Digunakan Program

Pengendalian Vektor Dan Sejarah Penggunaan Insektisida Di Indonesia

20. Systematic Review: Determinant Factors Yang Mempengaruhi Retensi

Tenaga Kesehatan

f. Dukungan Manajemen

Pencapaian target indikator di bidang teknologi intervensi kesehatan

masyarakat, khususnya di Pusat TIKM, didukung oleh terlaksananya beberapa

kegiatan yang tercantum dalam RKAKL dengan output seperti yang terlihat pada

tabel III.4.

Tabel III.4 Capaian Output Dukungan Manajemen Pusat Teknologi Intervensi

Kesehatan Masyarakat Tahun 2014

No Indikator Kinerja Program/Kegiatan/ Output Volume Ouput Realisasi Output

1 Jumlah produk/ model/ prototipe /standar/ formula di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat

Produk/Model/Prototipe/Standar/Formula di Bidang TIKM

10 laporan - 7 laporan penelitian DIPA - 3 laporan penelitian Hibah

Layanan Perkantoran 12 bulan layanan

1 dokumen Gaji & Operasional selama 12 bulan layanan

Dokumen Perencanaan dan Anggaran

3 dokumen - 1 dokumen RKAKL - 1 dokumen Renja - 1 dokumen RKT

Laporan Kinerja 3 dokumen - 1 dokumen LAK 2013 - 1 dokumen LAPTAH 2013 - 1 dokumen Laptri 2014

Dokumen Keuangan, Kekayaan Negara, dan Tata Usaha

3 dokumen - 1 dokumen BMN

- 1 dokumen SAI - 1 dokumen Jukpar

Perangkat Pengolahan Data dan Komunikasi

11 unit - 7 unit printer - 4 unit laptop

Peralatan dan Fasilitas Perkantoran

65 unit

- 52 unit rak arsip - 10 unit AC Split - 1 unit meja resepsionis

Manajemen Laboratorium 1 dokumen 1 dokumen kegiatan manajemen lab

2 Jumlah publikasi ilmiah di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat yang dimuat pada media cetak dan elektronik : a. Nasional b. Internasional

Dokumen Informasi, Dokumentasi, dan Diseminasi

7 dokumen 7 terbitan publikasi ilmiah

Dokumen Bidang Ilmiah dan Etik

3 dokumen

- 1 dokumen Forum Pembina Ilmiah

- 1 dokumen Pembinaan dan Koordinasi Pada Satker yang Menginduk Pada PTIKM

- 20 dokumen Kajian Penelitian Di Bidang TIKM

Page 65: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

56

No Indikator Kinerja Program/Kegiatan/ Output Volume Ouput Realisasi Output

Dokumen Hukum, Organisasi, dan Kepegawaian

2 dokumen

- 1 dokumen pengembangan dan peningkatan SDM

- 1 dokumen manajemen kearsipan

3

Jumlah Laporan Status Kesehatan Masyarakat Hasil Riset Kesehatan Nasional Wilayah II

Data Status Kesehatan Masyarakat Hasil Riset Kesehatan Nasional Wilayah II (8 dokumen)

8 dokumen - 7 dokumen laporan provinsi - 1 dokumen laporan

kesekretariatan

B. REALISASI ANGGARAN

Pusat TIKM pada tahun 2014 mempunyai pagu anggaran sebesar Rp.

62.964.624.000,- (enam puluh dua milyar sembilan ratus enam puluh empat

juta enam ratus dua puluh empat ribu rupiah). Dari jumlah anggaran tersebut,

yang dapat diserap sebanyak 85,79 % atau Rp.54.015.279.502,- sedangkan

sisa anggaran yang tidak dapat diserap atau disetor kembali ke Kas Negara

sebesar Rp.8.949.344.498,- atau 14,21%. Penjelasan lebih rinci dari realisasi

anggaran tersebut dapat dilihat pada tabel III.5

Tabel III.5 Realisasi per Kegiatan/Output Pusat Teknologi Intervensi

Kesehatan Masyarakat Tahun 2014

Program/Kegiatan/Output Alokasi

(Rp.) Realisasi (Rp.) %

024.11.04 PROGRAM LITBANGKES

2070 Penelitan dan pengembangan Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat

62.964.624.000 54.015.279.502 85.79

2070.002 Penelitian Bidang Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat

19.113.117.000 14.850.640.591 77.70

001

Produk Data Informasi Pencemaran Lingkungan Akibat Penambangan Emas, Penggunaan Pestisida dan Daur Ulang AKI (Riset Khusus Pencemaran Lingkungan)

8.641.245.000 5.989.151.388 69.31

002

Produk Prediksi Sindrome Metabolik dan Diabetes Mellitus serta Informasi Faktor Risiko Tumbuh Kembang Anak (Studi Kohor Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular dan Tumbuh

Kembang Anak Tahun 2014)

6.286.100.000 5.158.735.848 82.07

003

Produk Data Implementasi Layanan Kesehatan (Studi Implementasi Layanan PPIA Di RS Rujukan HIV-AIDS Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014)

300.946.000 278.622.400 92.58

004

Model Sistem Registrasi Sipil dan Vital Statistik Untuk Kelahiran, Kematian dan Penyebab Kematian dan Upaya Intensifikasi & Ekstensfikasi Kab./Kota di Indonesia (Studi Evaluasi Menyeluruh dan Pengembangan Sistem Registrasi Kelahiran, Kematian dan Penyebab Kematian ke dalam Sistem Rutin Wilayah Terbatas di Indonesia Tahun 2014)

1.700.000.000 1.352.892.525 79.58

Page 66: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

57

Program/Kegiatan/Output Alokasi (Rp.)

Realisasi (Rp.) %

005 Analisis Biaya dan Hasil Pengobatan Tuberkulosis Paru Kategori I Pada Pasien Dewasa Di Rumah Sakit Pemerintah

181.957.000 142.919.950 78.55

006

Model / Sistem Surveilans, Pengembangan Variabel Penyakit dan Faktor Risiko Penyakit serta Studi Pengetahuan Sikap dan Perilaku Masyarakat (Evaluasi dan Pemutakhiran Model / Sistem Surveilans, Pengembangan Variabel Penyakit dan Faktor Risiko Penyakit )

173.537.000 138.165.800 79.62

007

Produk Data Deskriptif Implementasi Layanan Kesehatan Dalam Rangka Program SJSN (Studi Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Dalam Rangka Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN))

343.560.000 335.940.700 97.78

Hibah Langsung Luar Negeri

008 Malaria Transmision Consorsium 2014 293.415.000 293.415.000 100

009 Improving Health Development and Services Monitoring to Adress health Inequities in Indonesia

1.093.267.000 1.080.819.281 98.86

010 Grant World Health Orgazination

010.011

Preparation in conducting a School-based Intervention model Development to Prevent Health Risk Behaviour Among Adolescents in Indonesia

50.785.000 39.409.299 77.60

010.012 Data Analysis of Tobacco Consumtion and Health in Indonesia

19.405.000 12.068.400 62.19

010.013

Transforming Training Presentation Into Training Modules and Training on Reproductive Health Operation Reserch

28.900.000 28.500.000 98.62

Dukungan Manajemen

2070.010 Dokumen Perencanaan Program dan Anggaran

263.191.000 209.466.888 79.59

2070.012 Laporan Kinerja 105.288.000 58.819.450 55.87

2070.013 Dokumen Keuangan, Kekayaan Negara dan Tata Usaha

115.880.000 43.542.150 37.58

2070.035 Dokumen Informasi, Dokumentasi dan Diseminasi

518.325.000 386.461.600 74.56

2070.039 Manajemen Laboratorium 35.000.000 21.820.000 62.34

2070.041 Dokumen Hukum, Organisasi dan

Kepegawaian 521.590.000 310.520.373 59.53

2070.042 Dokumen Bidang Ilmiah dan Etik 1.978.256.000 1.336.360.650 67.55

2070.043 Data Status Kesehatan Masyarakat Hasil Riset Kesehatan Nasional Wilayah II

26.977.351.000 24.298.044.538 90.07

2070.994 Layanan Perkantoran 13.152.423.000 12.321.776.162 93.68

2070.996 Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi 57.203.000 56.457.500 98.70

2070.997 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 127.000.000 121.369.600 95.57

Page 67: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

58

Untuk capaian realisasi anggaran Pusat TIKM dan satker ampuan tahun 2014

dapat dilihat pada Tabel III.6 berikut.

Tabel III.6 Capaian Realisasi Anggaran Pusat Teknologi Intervensi

Kesehatan Masyarakat dan Satker Ampuan Tahun 2014

No Satker Pagu Total (Rp) Realisasi %

Realisasi

1 Pusat TIKM 62.964.624.000 54.015.279.502 85.79

2 Balai P2B2 Donggala 4.717.789.000 4.537.869.872 96.19

3 Balai P2B2 Banjarnegara 5.656.852.000 4.754.470.887 84.05

4 Loka P2B2 Baturaja 5.493.734.000 5.152.699.818 93.79

5 Loka P2B2 Ciamis 3.416.489.000 3.125.428.985 91.48

6 Loka P2B2 Waikabubak 4.118.937.000 3.912.550.227 94.99

Total 86.368.425.000 75.498.299.291 87.41

Berdasarkan Tabel diatas, persentase penyerapan anggaran Pusat TIKM dan 5

satker ampuan adalah sebesar 87,41 %, dengan sisa anggaran yang tidak dapat

terserap dan disetor kembali ke kas negara sebesar Rp. 10.870.125.709.,-

(12,59%).

C. Analisis Capaian Tahun 2014

1. Analisis Capaian Kinerja

Capaian indikator kinerja yang dihasilkan oleh Pusat TIKM dan satker

ampuan pada tahun 2014 telah mencapai target yang ditentukan.

Pencapaian kinerja untuk indikator jumlah produk / model / prototipe /

standar / formula di bidang Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat

telah tercapai sesuai target yaitu sebanyak 11 output penelitian yang

terdiri dari 9 produk dan 2 model.

Pencapaian kinerja untuk indikator publikasi ilmiah di bidang teknologi

intervensi kesehatan masyarakat pada media nasional yang telah

terakreditasi pada tahun 2014 berjumlah 82 artikel (>100%). Jumlah ini

melebihi target yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja Tahun

2014 yaitu sejumlah 15 artikel. Demikian juga dengan capaian jumlah

publikasi ilmiah di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat pada

Page 68: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

59

media internasional yang telah melebihi jumlah yang ditargetkan yaitu

sebanyak 4 artikel dari target 2 artikel.

Indikator jumlah Laporan Status Kesehatan Masyarakat Hasil Riset

Kesehatan Nasional Wilayah II dicapai dengan melakukan penyusunan

laporan 7 provinsi kegiatan Studi Diet Total Tahun 2014 Korwil II yang

terdiri dari Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi

Bengkulu, Provinsi Lampung, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Banten, dan

Provinsi Maluku.

Pencapaian kinerja di bidang teknologi intervensi kesehatan

masyarakat pada tahun 2014 sudah sesuai dengan target, bahkan pada

indikator jumlah publikasi ilmiah yang dimuat pada media cetak dan

elektronik nasional dan internasional capaiannya lebih dari 100%.

Capaian tersebut kemungkinan berkaitan dengan dengan mulainya

penerapan SKP, dimana setiap karyawan khususnya peneliti terpacu

untuk memenuhi outputnya.

2. Analisis Realisasi Anggaran

Pada tahun 2014, Pusat TIKM mempunyai pagu anggaran sebesar

Rp. 62.964.624.000,- (enam puluh dua milyar sembilan ratus enam puluh

empat juta enam ratus dua puluh empat ribu rupiah). Dari jumlah

anggaran tersebut, yang dapat diserap sebanyak 85,79% atau

Rp.54.015.279.502,- sedangkan sisa anggaran yang tidak dapat diserap

atau disetor kembali ke Kas Negara sebesar Rp.8.949.344.498,- atau

14,21%. Realisasi anggaran pada tahun 2014 mengalami penurunan

dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2013, realisasi anggaran

sebesar 96,21 % sedangkan pada tahun 2014 sebesar 85,79%.

Penurunan realisasi anggaran pada tahun ini dikarenakan pengelolaan

manajemen kegiatan belum maksimal sehingga selalu terjadi penyerapan

di akhir-akhir tahun, dan tahun ini di bulan November ada kebijakan

pemerintah yang tidak memperbolehkan pertemuan di hotel sehingga

mengakibatkan banyak dana tidak terserap.

3. Analisis Capaian Kinerja vs Realisasi Anggaran

Pada tahun 2014, hasil capaian antara target dan realisasi kinerja dan

anggaran sudah terpenuhi bahkan melebihi target untuk indikator

Page 69: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

60

publikasi. Capaian tersebut kemungkinan berkaitan dengan dimulainya

penerapan SKP, dimana setiap pegawai khususnya peneliti terpacu untuk

memenuhi outputnya. Namun demikian pada tahun ini terjadi penurunan

realisasi anggaran dibandingkan tahun lalu. Akan tetapi penurunan

realisasi anggaran tersebut tidak berpengaruh pada capaian kinerja Pusat

TIKM. Capaian indikator kinerja yang dihasilkan oleh Pusat TIKM dan

satker ampuan pada tahun 2014 telah mencapai target yang ditentukan.

4. Kendala dan Tindak Lanjut

Didalam proses mencapai sasaran/indikator tersebut ditemui

beberapa kendala atau hambatan, diantaranya :

- Pengelolaan manajemen penelitian belum maksimal dalam melakukan

monev sehingga banyak kendala yang baru teridentifikasi di akhir

penelitian yang berakibat pada penyelesaian laporan akhir yang tidak

tepat waktu.

- Ketersediaan tenaga administrasi penelitian masih terbatas sehingga

menghambat penyelesaian administrasi khususnya keuangan

- Pengelolaan manajemen keuangan belum sinkron dengan jadwal

pelaksanaan penelitian sehingga kegiatan yang harusnya sudah

berjalan karena dana belum turun akhirnya tertunda penelitiannya

- Aturan paket meeting dibatasi tidak boleh di hotel di bulan November

mengakibatkan kegiatan tidak maksimal untuk menyelesaikan laporan

tepat waktu, dan penyerapan tidak maksimal.

Adapun beberapa upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala

atau hambatan tersebut yaitu :

- Pelaksanaan monev oleh Panitia Pembina Ilmiah lebih ditingkatkan

- Memanfaatkan tenaga non PNS untuk membantu penyelenggaraan

administrasi penelitian

- Komitmen terkait jadwal penarikan uang penelitian dan penyelesaian

pertanggung jawaban keuangan oleh setiap penanggung jawab

kegiatan.

- Pelaksanaan monev oleh BPP dan PPK terhadap penggunaan dana

kegiatan yang sudah dibayarkan.

Page 70: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

61

5. Keberhasilan

Pada tahun 2014, Pusat TIKM dan satker ampuannya telah berhasil

mencapai target output penelitian, publikasi ilmiah dan laporan status

kesehatan masyarakat. Hasil capaian antara target dan realisasi kinerja

sudah terpenuhi bahkan melebihi target untuk indikator publikasi. Capaian

tersebut kemungkinan berkaitan dengan dimulainya penerapan SKP,

dimana setiap pegawai khususnya peneliti terpacu untuk memenuhi

outputnya salah satunya melalui penulisan artikel ilmiah di jurnal

terakreditasi.

Pencapaian indicator kinerja Pusat TIKM dan satker ampuannya dapat

dilihat pada tabel III.7 berikut.

Tabel III.7 Capaian Indikator Kinerja Bidang Teknologi Intervensi Kesehatan

Masyarakat Tahun 2014

INDIKATOR KINERJA Target 2014

Target Unit Organisasi Pelaksana

Capaian Unit Organisasi Pelaksana

1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6

1. Jumlah produk/ model/prototipe/standar/formula di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat

2. Jumlah publikasi ilmiah di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat yang dimuat pada media cetak dan elektronik: a.Nasional

b.Internasional

11

15 2

4

6 1

2

2 -

2

2 -

1

2 -

1

2 1

1

1 -

4

45 2

2

9 -

2

5 -

1

8 -

1

7 2

1

8 -

3. Jumlah Laporan Status Kesehatan Masyarakat Hasil Riset Kesehatan Nasional wilayah II

7

7

-

-

-

-

-

7

-

-

-

-

-

Keterangan :

1. Pusat TIKM 4. Loka P2B2 Baturaja 2. Balai P2B2 Donggala 5. Loka P2B2 Ciamis 3. Balai P2B2 Banjarnegara 6. Loka P2B2 Waikabubak

Page 71: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

62

6. Pemanfaatan Hasil Penelitian

Output akhir penelitian yang dihasilkan oleh Pusat TIKM dan satker

ampuan pada tahun 2014 telah mencapai target yaitu sebanyak 11 output

yang terdiri dari 9 produk dan 2 model. Hal ini sejalan dengan tugas dan

fungsi Pusat TIKM dalam melakukan penelitian dan pengembangan di bidang

teknologi intervensi kesehatan masyarakat terutama bidang upaya kesehatan

dan sumber daya kesehatan.

Dari output-output yang dihasilkan, beberapa output mempunyai manfaat

ataupun potensi manfaat, diantaranya :

1. Riset Khusus Pencemaran Lingkungan

Output yang dihasilkan dari penelitian ini adalah produk data dan

informasi pencemaran lingkungan dan kesehatan masyarakat. Output

tersebut dapat digunakan untuk memberikan masukan terhadap kebijakan

penanganan masalah kesehatan bagi stakeholder terkait seperti

Kementerian Lingkungan dan Kehutanan, Dirjen P2PL, Pusat Kesehatan

Kerja Kemenkes, Dinkes Provinsi Kalteng, Kalbar, Jambi, Sumbar, Sulteng

dan Gorontalo.

2. Studi Kohor Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular dan Tumbuh

Kembang Anak Tahun 2014

• Studi Kohor Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular menghasilkan output

berupa Produk data dan informasi :

a. Besaran insidens sindroma metabolic dan PTM (DM, PJK, Stroke)

b. Model prediksi Sindroma metabolik (SM) dan PTM

c. Pola kecepatan perubahan SM menjadi PTM

Output tersebut dapat digunakan sebagai informasi untuk menyusun

kebijakan perencanaan tindakan pencegahan ataupun penanganan

masalah kesehatan bagi stakeholder terkait seperti Direktorat PTM,

Dirjen P2PL, Bina Upaya Kesehatan, Organisasi Profesi: Perkeni,

Perdosi, Perhimpunan Penyakit Jantung Indonesia dan RS Jantung

Harapan Kita.

• Studi Kohor Tumbuh Kembang Anak menghasilkan output berupa Produk

data dan informasi :

a. Pola pertambahan BB bumil

Page 72: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

63

b. Faktor risiko pertambahan BB bumil

c. Profil faktor risiko berat dan panjang bayi lahir

d. Indeks pertambahan berat badan ibu hamil, berat dan panjang bayi

lahir, dan tumbuh kembang anak (0-35 bulan)

Output tersebut dapat digunakan oleh stakeholder terkait seperti Pusat

Intelegensia, Ditjen Gizi dan Kesehatan Ibu Anak, Subdit Remaja

Direktorat Kesehatan Anak, Ikatan Profesi: Persagi (Persatuan Ahli Gizi

Indonesia), POGI (Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi Indonesia) dan

Perguruan Tinggi.

3. Pemutakhiran Model/Sistem Surveilans Dampak Kesehatan

Perubahan Iklim di 3 Provinsi di Indonesia

Output yang dihasilkan dari penelitian ini adalah Model Sistem

Surveilans Dampak Perubahan Iklim dan Model Prediksi. Output tersebut

dapat digunakan oleh para pengambil kebijakan atau stakeholder terkait

seperti Dirjen P2PL, Pusat Penanggulangan Krisis, BMKG, Dinkes Provinsi

Lampung, Jawa Tengah dan Bali, serta Perguruan Tinggi dalam rangka

merencanakan adaptasi dampak kesehatan yang telah terjadi dan

antisipasi dampak yang mungkin terjadi.

4. Studi Evaluasi Menyeluruh dan Pengembangan Sistem Registrasi

Kelahiran, Kematian, dan Penyebab Kematian ke dalam Sistem Rutin

Wilayah Terbatas di Indonesia Tahun 2014

Penelitian ini menghasilkan output berupa produk data dan informasi

evaluasi sistem untuk intervensi. Output yang dihasilkan dapat

dimanfaatkan oleh stakeholder terkait seperti Rumah Sakit, Pemda,

Perguruan Tinggi dan semua Ditjen di Kementerian Kesehatan.

5. Uji Lapangan Diagnosis Schistosomiasis dengan DOT Blot dan Plate

pada penderita schistosomiasis di Napu Sulawesi Tengah

Penelitian ini menghasilkan output Produk Data Informasi Metode

yang tepat untuk mendeteksi Penderita Schistosomiasis. Output tersebut

dapat dimanfaatkan oleh stakeholder terkait seperti Dinas Kesehatan

Provinsi Sulawesi Tengah, Dinas Kesehatan Kab. Poso dan Dinas

Kesehatan Kab. Sigi.

Page 73: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

64

6. Faktor-faktor Risiko Penularan Filariasis di Kabupaten Seram Bagian

Barat dan Kabupaten Buru, Provinsi Maluku

Output yang dihasilkan dari penelitian ini adalah Produk Peta distribusi

kasus filariasis kronis Kabupaten Seram Bagian Barat Provinsi Maluku.

Output yang dihasilkan dari penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh Dinas

Kesehatan Provinsi Maluku.

7. Peta Status Resistensi Aedes aegpti (Linn) Terhadap Insektisida

Cypermetrin 0,05%, Malathion 0,8% dan Temephos di Kabupaten

Purworejo, Kebumen, Pekalongan, Demak, Wonosobo, Cilacap,

Kudus, Klaten, dan Banjarnegara tahun 2014

Penelitian ini menghasilkan output berupa Produk data status

resistensi Aedes aegypti terhadap insektisida yang digunakan program

kesehatan. Output tersebut dapat dimanfaatkan oleh stakeholder terkait

seperti Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Dinas Kesehatan Kab.

Purworejo, Kebumen, Pekalongan, Demak, Wonosobo, Cilacap, Kudus,

Klaten dan Banjarnegara.

8. Pengembangan Model Pengendalian Leptospirosis di Kabupaten

Demak dengan Metode System Dynamics

Penelitian ini menghasilkan output berupa Produk Model

Pengendalian Leptospirosis. Output yang dihasilkan dari penelitian ini

dapat dimanfaatkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Dinas

Kesehatan Kab. Demak. Dan Dinas Pertanian Kab. Demak.

9. Penentuan Tingkat Endemisitas Filariasis (Microfilaria rate/MF rata) di

Wilayah Pasca Pengobatan Massal Filariasis di Kabupaten Tanjung

Jabung Timur Provinsi Jambi

Output yang dihasilkan dari penelitian ini adalah Produk informasi

status penderita Filariasis setelah kegiatan pengobatan massal maupun

selektif. Output tersebut dapat dimanfaatkan oleh Dinas Kesehatan,

Puskesmas dan Litbangkespol daerah setempat.

Page 74: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

65

10. Perumusan Model Pengendalian Vektor Demam Berdarah Dengue

Berbasis Masyarakat

Output yang dihasilkan dari penelitian ini adalah Model Pengendalian

Vektor Demam Berdarah Dengue Berbasis Masyarakat. Output tersebut

dapat dimanfaatkan oleh Dinas Kesehatan Kota Bandung.

11. Pemetaan kasus dan vektor filariasis di Pulau Sumba Provinsi Nusa

Tenggara Timur

Penelitian ini menghasilkan output berupa Produk Peta Endemisitas

Spesies Mikrofilaria dan Sebaran Vektor Limfatik Filariasis di Empat

Kabupaten Pulau Sumba Provinsi NTT. Output tersebut dapat

dimanfaatkan oleh Dinas Kesehatan setempat.

D. Analisis Capaian Tahun 2010-2014

1. Analisis Capaian Kinerja

Pencapaian kinerja di bidang Teknologi Intervensi Kesehatan

Masyarakat yang dihasilkan oleh Pusat TIKM dan satker ampuan selama

tahun 2010-2014 telah mencapai target yang ditentukan seperti yang

dapat dilihat pada grafik-grafik berikut.

Gambar III.6 Grafik Target dan Capaian Produk /Model/Prototipe/ Standar/Formula Di

Bidang Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat

Tahun 2010-2014

2010 2011 2012 2013 2014

Target 16 10 13 11 11

Capaian 24 10 13 11 11

0

5

10

15

20

25

30

Chart Title

Page 75: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

66

Gambar III.7 Grafik Target dan Capaian Publikasi Nasional di Bidang Teknologi

Intervensi Kesehatan Masyarakat Tahun 2010-2014

Gambar III.8 Grafik Target dan Capaian Jumlah Publikasi Internasional di Bidang

Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Tahun 2010-2014

Dari data grafik-grafik diatas terlihat bahwa hasil capaian antara target

dan realisasi kinerja sudah terpenuhi bahkan melebihi target untuk

indikator publikasi walaupun trendnya tidak selalu naik. Akan tetapi untuk

capaian publikasi ilmiah internasional pada tahun 2012 tidak mencapai

target dikarenakan tertundanya penerbitan artikel yang ditulis peneliti

pada tahun 2012. Capaian untuk publikasi ilmiah tidak bisa diprediksi

penerbitannya karena dipengaruhi oleh jurnal yang diterbitkan oleh

lembaga penerbit di luar Badan Litbangkes, khususnya publikasi

internasional.

2010 2011 2012 2013 2014

Target Nasional 10 10 15 15 15

Capaian Nasional 58 35 53 29 82

0

20

40

60

80

100

Chart Title

2010 2011 2012 2013 2014

Target 2 2 2 2 2

Capaian 4 9 1 3 4

0123456789

10

Chart Title

Page 76: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

67

2. Analisis Realisasi Anggaran

Realisasi anggaran Pusat TIKM dan satker ampuan selama tahun

2010-2014 dapat dilihat pada grafik berikut.

Gambar III.9 Grafik Pagu dan Realisasi Anggaran di Bidang Teknologi Intervensi

Kesehatan Masyarakat Tahun 2010-2014

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa realisasi anggaran di Bidang

Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat cukup baik karena berada

diangka > 80% yaitu 82,62 % tahun 2010; 80,26% tahun 2011; 91,42%

tahun 2012; 93,52% tahun 2013 dan 87,41% tahun 2014.

Dari grafik tersebut juga terlihat bahwa pagu anggaran dan realisasi

anggaran pada tahun 2010, 2013 dan 2014 cukup besar karena adanya

kegiatan penelitian yang berskala regional (Riset Kesehatan Nasional)

yaitu Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2010 dan 2013 serta Studi Diet

Total pada tahun 2014.

Namun demikian, pada tahun 2014 terjadi penurunan realisasi

anggaran dibandingkan tahun 2013 dikarenakan pengelolaan manajemen

kegiatan yang belum maksimal sehingga selalu terjadi penyerapan di

akhir-akhir tahun, dan pada tahun 2014 di bulan November ada kebijakan

pemerintah yang tidak memperbolehkan pertemuan di hotel sehingga

mengakibatkan banyak dana tidak terserap.

2010 2011 2012 2013 2014

Pagu (Rp) Rp81,659,831,000 Rp67,247,845,000 Rp54,636,453,000 Rp99,430,295,000 Rp86,368,425,000

Realisasi (Rp) Rp67,469,114,432 Rp53,975,427,813 Rp49,950,864,118 Rp92,987,107,830 Rp75,498,299,291

Rp-

Rp20,000,000,000

Rp40,000,000,000

Rp60,000,000,000

Rp80,000,000,000

Rp100,000,000,000

Rp120,000,000,000

Chart Title

Pagu (Rp) Realisasi (Rp)

Page 77: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

68

3. Analisis Capaian Kinerja vs Realisasi Anggaran

Secara umum, hasil capaian antara target dan realisasi kinerja serta

anggaran di Bidang Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat pada

tahun 2010-2014 sudah terpenuhi walaupun ada satu indikator kinerja

pada tahun 2012 yang tidak mencapai sesuai target yaitu publikasi ilmiah

internasional.

4. Kendala dan Tindak Lanjut

Didalam proses mencapai sasaran/indikator seringkali ditemui

beberapa kendala ataupun hambatan. Adanya restrukturisasi Badan

Litbangkes memerlukan waktu untuk menata ulang fisik tempat dan

substansi keilmuan, sehingga menghambat pengembangan karir para

peneliti dan kinerja institusi litbangkes, seperti diantaranya :

- Beban peneliti belum merata keterlibatannya di beberapa penelitian

- Pembinaan peneliti terhambat karena tim pembina harus

bertanggungjawab di penugasan dari Badan Litbangkes

- Masalah tempat kerja yang kurang

- Keterbatasan kepakaran dengan latar belakang pendidikan tertentu,

misal kepakaran kebijakan untuk merumuskan hasil-hasil penelitian

menjadi kebijakan oleh pelaksana program, serta tenaga biologi untuk

melakukan pembinaan penelitian satker ampuan yang bidang

penelitiannya lebih ke pengendalian penyakit bersumber binatang.

Adapun beberapa upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala atau

hambatan tersebut yaitu :

- Pembinaan yang terjadwal untuk peneliti memahami substansi

keilmuan sesuai dengan tupoksi yang baru

- Adanya pelimpahan gedung Namru untuk ruang peneliti

- Adanya pengaturan penugasan yang selektif dan merata

- Ada kebijakan pemenuhan kebutuhan pegawai antar unit di Kemkes

khususnya yang berlatar belakang pendidikan entomologi.

- Penajaman SKP peneliti yang menunjang tusi institusi

- Pemetaan tenaga yang terlibat dalam penelitian dan kegiatan

- Rolling tenaga keuangan dan staf

Page 78: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

69

- Peningkatan monev kegiatan dan penelitian oleh para kepala sub

bidang

- Penerapan proyek perubahan hasil diklatpim para kepala bidang/sub

bidang dalam pelaksanaan manajemen litbangkes.

5. Keberhasilan

Selama pelaksanaan kegiatan tahun 2010-2014 diperoleh beberapa

keberhasilan/prestasi seperti :

- Ditetapkannya Permenkes tentang Studi Kohor Tumbuh Kembang

Anak

- Jumlah Publikasi Ilmiah meningkat

- Dikembangkannya aplikasi monev terhadap jabatan fungsional

peneliti, proposal penelitian dan pencapaian SKP

6. Pemanfaatan Hasil Penelitian

Sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada masyarakat atas dana yang

digunakan untuk penelitian, maka hasil penelitian wajib dilaporkan dalam

bentuk publikasi di jurnal nasional dan internasional. Selain itu, hasil

penelitian juga dilaporkan kepada pihak terkait di Pemerintah Daerah

serta unit utama kementrian Kesehatan. Hasil penelitian juga

disosialisasikan dengan harapan dapat ditindak lanjuti untuk membuat

program kesehatan terkait permasalahan yang ditemukan.

Page 79: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

70

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pencapaian indikator kinerja di Bidang Teknologi Intervensi Kesehatan

Masyarakat pada tahun 2014 baik itu jumlah produk/model/prototipe/

standar/formula, publikasi ilmiah pada media nasional dan internasional, maupun

Jumlah Laporan Status Kesehatan Masyarakat Hasil Riset Kesehatan Nasional

Wilayah II, tercapai sesuai target bahkan melebihi target untuk publikasi ilmiah

nasional dan internasional.

Pencapaian tersebut tidak terlepas dari berbagai kendala yang ditemui

selama proses pencapaian target. Namun demikian, kendala-kendala tersebut

dapat diatasi dengan berbagai upaya-upaya tindak lanjut agar di kemudian hari

tidak ditemui lagi kendala yang sama dan berulang.

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAK) Pusat TIKM ini

dimaksudkan sebagai keterbukaan informasi publik terhadap capaian kinerja

Pusat TIKM selama tahun anggaran 2014 berdasarkan komitmen awal yang

tercantum dalam Penetapan Kinerja Pusat TIKM beserta satker ampuan Tahun

2014. Dokumen LAK ini diharapkan dapat menjadi tolak ukur keberhasilan

maupun kegagalan dan upaya-upaya untuk mengatasi kendala-kendala yang

dihadapi dalam melaksanakan kegiatan pencapaian target agar kegagalan tidak

terulang dimasa yang akan datang.

B. TANTANGAN

Tantangan yang akan dihadapi di tahun mendatang adalah adanya

rencana restrukturisasi pada tahun 2015. Hal tersebut perlu disikapi dengan

melakukan analisis kebutuhan tenaga sesuai dengan latar belakang pendidikan

dan kepakaran, sehingga tidak terjadi masalah ketidaksesuaian kepakaran

dengan bidang tugasnya.

C. STRATEGI

Untuk mempersiapkan pelaksanaan kegiatan tahun 2015-2019

berdasarkan evaluasi Renstra 2010-2014, diperlukan beberapa strategi yang

perlu dilakukan, diantaranya :

Page 80: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

71

- Keterlibatan program terkait dan lintas sektor sejak perumusan masalah

litbang hingga pelaksanaan yang nantinya hasilnya dapat dimanfaatkan.

- Penugasan kepada para peneliti untuk membuat rekomendasi kebijakan

terhadap temuan masalah yang ada.

- Monitoring kegiatan dan penelitian yang lebih ‘melekat’ oleh para kepala sub

bidang dan PPI

- Mempercepat mulainya kegiatan dan hal-hal yang menunjang sehingga

laporan selesai pada tahun berjalan

- Penataan ruangan kerja yang lebih baik

- Perpindahan staf antar sub bagian

- Melakukan analisis jabatan dan analisis beban kerja

Page 81: ii - pusat3.litbang.kemkes.go.id PTIKM.pdf · 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2014 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan

72

LAMPIRAN

1. Form Penetapan Kinerja