II DHRE APOIEKMAGGHA MI]LIA 2repository.stik-sitikhadijah.ac.id/520/1/51502063.pdfhidayahNya saya...
Transcript of II DHRE APOIEKMAGGHA MI]LIA 2repository.stik-sitikhadijah.ac.id/520/1/51502063.pdfhidayahNya saya...
PENDIDIKA}I DAN PENGIIASII,AITTEREADAP KERASIONAII\II SWAMEDII(ASI DHRE PAI)A
RESPONDEN DI APOIEKMAGGHA MI]LIA 2PALEMBAI\IG
SKRIPSI
Oleh:
SAI\IDI XTIRININGSMI\[M.51502063
PROGRAM STUDI 51 X'ARMASISTIK SITI KHADIJAH
PALEMBAIIG2019
l'
s
LEMBAR PERI\-YATAAN PBRSE TUJUAN
Skripsi
ANALISIS PENGART]H TINGKAT PENDIDIKATI DAI\ PENGHASILAI\TERHADAP KERASIONALAN SWAMEDIKASI DIARE PADA
RESPOIiDEN DI APOTEK MAGGHA MI]LIA 2
19 Agustus 2019
l-
T
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi
ANALISIS PENGARTJII TINGKAT PEIIDIDIKAIT DAI{ PENGHASILAI\TERIIADAP KERASIONALA}I SWAMEDIKASI DIARE PADA
RESPOITDEN DI APOTEK MAGGHA MT]LIA 2PALE1WANG
- - ':l::':r:r':' "l::
'
Telah diseminarkan dan disetujui.pada tanggal :19 Agustus 2019
,:;::';,! ':- Oleh:
SANDI FITRIITINGSIH' r\trM.51502063
Farm., ApL, M.Kes
Penguji II 1 ::
Dr.,dr..H.I
Penguji'Ill :
Mayaranti Wilsya, S.Far., Apt, M.Sc
PeagujiI :
lll
Mengetabui"Ketua Program Studi Farmasi
mbang
rF
SURAT PERNYATAANI PLAGIARISME
Saya yang bertandatangan di bawah ini :
Nama
NIM
Prograrn Studi :
Judul Skripsi 9"" Penghasilan
diacu
kelak
akan
Agustus 2019
tv
Sandi Fitriningsih
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO:
/ "Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadomu tentang Aku, makn
(jowablah), bahwasanya Alil adalah dekat. Aku mengabullmn
permohonan orang yang berdoa apabila- ia memohon kepada-Ku. Makn
hendaHah merelm itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah
merelm beriman kepada-Ku, agor merekn selalu berada dalam
kpbenaran. " (Q.S Al-Baqarah: I 86).
r' "It alwrys seems impossible until it's done." -Nelson Mandela
PERSEMBAHAN:
or Kepada Allah SWT yang hanya kepadal.{ya lah aku memohon dan
meminta pertolongan.
cr Kepada Nabi Muharnmad SAW yang senantiasa menjadi suri teladan bagr
pengikutpengikutnya hingga akhir zaman.
<z Kepada Orang tuaku tersayang, Ibu Halimah Tusa'diatr dan Bapak Erwan
Edi atas semua dukungan, semangat serta doa yang diberikan.
cx Kepada kakakku Erwan Febriansyah dan adikku Rafliansyah yang selalu
menjadi motivasi dan inspirasi.
<r Kepada anggota keluarga lainnya yang tidak dapat disebut satu per satu.
cn Kepada Guru-guru dan Dosen-dosenku yang telah rnendidik dan
memberikan ilmu yang bernanfaat.
<z Kepada rekan-rekan Sl Farmasi angkatan 2015, teman-teman, sahabat,
serta hamba Allah lainnya.
<r Kepada almamaterku, STIK Siti Khadijah Palembang khususnya progrim
studi Sl Farmasi-
1. Identitas
Nama
NIM
fsmpat, tanggal lahir
Agama
Nama Orang Tua
Nama Ayah
Namalbu
Jumlah Saudara
Anak Ke
Alamat
RTWAYAT HIDI]P PEhIT]LIS
Sandi Fitriningsih
s1502063
Palembang, 8 Februari 1998
Islam
ErwanEdi
Halimah Tusa'diah
2 @ua)
2 (Dua) dari 3 bersaudara
JL. Sukabangun II Lr. Mesjid Rt. 100/07 Kel.
Sukajaya Kec. Sukarami Palembang
2. Riwayat Pendidikan
Tahun 2002-2003 TK Prima Nusantara Palembang
Tahun 2003-2009 SD Negeri 133 Palembang
Tahun 2009-2012 SMP Negeri 46 Palembang
Tahun 2012-2015 SMANegeri 3 Palembang
Tahun 2015 sarnpai sekarang Mahasiswa STIK Siti Khadijah Palembang
Program Studi Sl Farmasi
vl
KATA PENGAIYTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, berkat ratrmat dan
hidayahNya saya dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan judul "Analisis
Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Penghasilan Terhadap Kerasionalan
Swamedikasi Diare pada Responden di Apotek Maggha Mulia 2 Palembang".
Proposal ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana farmasi
(S.Farm) pada prograrn studi Sl farrnasi STIK Siti Khadijah Palembang.
Bersarnaan ini perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besamya dengan hati yang tulus kepada Orang tua saya yang selalu
memberikan doa dan dukungan secara moril maupun materil serta kepada semua
pihak yang telah membimbing dan memberikan bantuan petunjuk sehingga saya
dapat menyelesaikan proposal ini :
l. Bapak Dr. dr. H. Ibrahim Edy Sapad4 M.Kes selaku Ketua STIK Siti
Khadijah Palembang.
2- Ibu Gita Susanti, S.Farm., Apt., M.Kes selaku Ketua Program Studi Sl
Farmasi STIK Siti Khadijah Palembang. Terima kasih atas masukan dan
semua ilmu yang telah diberikan dan juga dedikasinya terhadap ilmu
kefarmasian.
3. Sigit Cahyo Hardiansyah, S.Farm., Apt., M.Kes selaku pembimbing I
Program Studi Sl Farmasi STIK Siti Khadijah Palembang. Terima kasih
atas masukan dan semua ilmu yang telah diberikan dan juga dedikasinya
terhadap ilmu kefarmasian.
vlr
4. Dr. dr. H. Ibrahirn Edy Sapada, M.Kes selaku pembimbing II Program
Studi Sl Farrnasi STIK Siti Khadijah Palembang. Terima kasih atas
masukan dan semua ilmu yang telah diberikan dan juga dedikasinya
terhadap ilmu kefarrnasian.
5. Ibu Mayaranti Wilsya S.Farm., Apt., M.Sc selaku dosen penguji Prograrn
Studi Sl Farmasi STIK Siti Khadijah Palembang. Terima kasih atas
masukan dan semua ilmu yang telah diberikan dan juga dedikasinya
terhadap ihnu kefarmasian.
6. Seluruh Dosen dan Staf Program Studi Sl Farmasi STIK Siti Khadijah
Palembang. Terima kasih atas masukan dan semua ilmu yang telah
diberikan dan juga dedikasinya terhadap ilmu kefarmasian.
7. Kakak dan adik saya yang senantiasa memberikan doa, dukungan
semangat serta motivasi.
Akhinrya penulis menyadari bahwa proposal ini masih belum sempuma,
sehingga dengan segala keterbatasan yang ada saya dengan senang hati menerima
kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan proposal ini.
Semoga Allah SWT senantiasa memudahkan setiap langkah-langkah kita
menuju kebaikan dan selalu menganugerahkan kasih sayang-Nya untuk kita
semua. Aamiin.
Palembang, Agustus2019
Penulis
vlil
DAF'TAR ISI
Halaman
IIALAMAN JUDT]L ................ iIIALAMAN PERNYATAAI{ PERSETUJUAN ........ iiHALAMAN PENGESAIIAN ................"... iiiHALAMAN PERIIYATAAII BEBAS PLAGIARISME ................,............. ivHALAMAII MOTTO DAI\I PERSEMBAIIAN...... ..................... VRTWAYAT HIDUP ........:......... .................. viKATA PENGAI[TAR........... ..................... viiDAFTAR ISI............ ................. ixDAFTAR TABEL.... ................. xiDAFTAR BAGAIY... ................. xiiDAFTAR LAMPIRAN.............. ................ xiiiABSTRAK ............... xivA8STR4CT.............. ...........-.... xv
BAB I PENDAIIULUAI\1.1 Latar Belakang.. ........ I1.2 Rurnusan Masalah .-......-.............51.3 Pertanyaan Penelitian ........-........ 5
1.4 TujuanPenelitian. .......................61.5 ManfaatPenelitian. .....................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.lDiare .......8
2.1.1 Definisi.............. ............... 82.1.2 Klasifikasi Diare........ .......92.1.3 Etiologi Diare ................... 15
2.1.4 Penularan Diare ................ 15
2.1.5 Tanda dan Gejala Diare ....172.l.6Penatalaksanaan Diare.-.-.... ................ 192.1.7 Lima Cara Mengatasi Diare Menurut KEMENKES RI201l ...20
2.2 Swamedikasi........ .....242.2.1 Definsi .............. ...............242.2.2Penggolongan Obat Untuk Swamedikasi.................,............. 25
2.2.3 Keuntungan dan Kerugian Swamedikasi................................272.2.4Faktor Penyebab Swamedikasi................ ............. 28
2.3 Penggunaan Obat yang Rasional ..................302.4 Faktor yang Berhubungan dengan Swamedikasi Diare................-...36
2.4.1 Tingkat Pendidikan ...........362.4.2Penglwsilan........".. "........... 37
2.5 Profil Apotek Maggha Mulia 2 Palembang............... .....372.6 Penelitian Terkait ..-... 382.7 Kerangka Teori ......... 39
tx
BAB Itr METODE PEIYELITIAN3.1 Desain Penelitian. .....403.2 Kerangka Konsep .....403.3 Populasi dan Sarnpe1................ .....................413.4 Variabel Penelitian .....................433.5 Tempat Penelitian. ......................433.6 Waktu Penelitian ......433.7 Etil<aPenelitian. ........433.8 Metode Pengumpulan Data ...-....443.9 Sunrber Data......... ..........;....... ......................453.10 Instrumen Penelitian............. ....453.11 Metode Pengolahan dan Analisis Data....... .................. 453.12 Definisi Operasional .................483.13 Hipotesis............. ....493.14 Altn Penelitian. ....... 50
BAB IV HASIL DAI\[ PEMBAHASAI\I4.1 Hasil Penelitian. ........51
4.1.1 KerasionalanSwamedikasiDiare...... ...................514.1.2 Analisis Univariat.............. .................544.1.3 Andisis Bivariat ...............56
4.2 Pembahasan ..............594.2.1 Kerasionalan Swamedikasi Diare...... ...................594.2.2TngirtPendidikan ,..........634.2.3 Penghasilan.............. .........64
4.3 Keterbatasan Penelitian ..............65
BAB V PENUTUP5.1 Kesimpulan.............. ................... 665.2 Saran.. .....66
DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halarnan
Tabel2.l Keuntungan dan kerugian swamedikasi................ -.........28Tabel3.l Definisi Operasional Variabel Independen .... 48Tabel3.2 Definisi Operasional Variabel Dependen. .....48Tabel4.1 Tabel Frekuensi Tepat Pasien....... .................51Tabel 4.2TaklFrekuensi Tepat Indikasi .....................52Tabel4.3 Tabel Frekuensi Tepat Obat.........Tabel4.4 Tabel Frekuensi Pitihan Obat......... ...............53Tabel4.5 Tabel Frekuensi Tepat Pemberian, Dosis, dan Lama Pemberian...... 53Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Responden .....54Tabel4.TDistribusiFrekuensiPenghasilanResponden ..................55Tabel4.8 Distribusi Frekuensi Kerasionalan Swamedikasi Diarre....................56Tabel 4.9 Distibusi Pendidikan responden dengan kerasionalan..................... 57Tabel 4.10 Disfibusi Penghasilan responden dengan kerasiona1an.................. 58
xt
ITAF'TARBAGAIT
Ilalaman?.rKerangkaTeari............'i......r....t....l.;i.t........r&1 Konsep Penelitian. .....41s.3 Ahu Penelitim. .......,. 50
xtr
I
DAFTARLAMPIRAN
Ler$ft:r*,*. Surat Pemohonan Izin Pengambilan Data Penelitiant"mplna e Surat Balasan Pemberian lzin Pengambilan Data PenelitianLrmpirrm 3. Surat Selesai Izin Pengambilan Data PenelitianLempiran 4. Surat Persehrjrran (Informed Consent)
Lampiran 5. Lembar KuesionerLampiran 6. Rekap Hasil KuesionerLampiran 7. Interpretasi Data Kerasionalan Berdasarkan 5 KriteriaLampiran 8. Pengf,odean Data Hasil PenelitianLampinn 9. Ilasil Pengolahan Data dengan SPSS
xlu
w'
ABSTRAK
tr11lisis Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Penghasilan terhadapKerasionalan Swamedikasi Diare pada Responden
di ApotekMaggha Mulia 2Palembang
Sandi Fitriningsih, Sigit Cahyo Hmdiansyah, S.Fam., Apt., M.Kes,Dr. dr. H. Ibrahim Edy Sapada M.Kes
Hasil survey Sosial Ekonomi Nasional (SuSENas) tahun 2014menunjukkan bahwa persentase penduduk yang melalcukan swamedikasi masihcukup besar. Hal ini perlu diwaspadai karena kurangnya pengetahuan dari dosisobat berpotensi menyebabkan efek samping obat - obatan. Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui adakah pengaruh antara tingkat pendidikan dan penghasilanterhadap kerasionalan swamedikasi diare pada responden di apotek Maggha Mulia2 Palembang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif denganpendekatan cross sectional. Jwnlah responden sebanyak 100 orang yang dipilihsecara purposive sampling. Data diperoleh dengan teknik wawancaramenggnnakan kuesioner. Analisis data menggunakan uji statistik chi squaredengan tingkat kepercayaan 95o/o dan q.SYo. Berdasarkan penelitian yangdilakukaq 15 responden berpendidikan rendah, 85 responden berpendidikantinggi, 47 responden berpenghasilan rendah, 53 responden berpenghasilan tinggi,4l responden melakukan swamedilcasi secara tidak rasional, dan 59 respondentelatr rasional. Hasil uji statistik menunjulil<an adanya hubungan yang bermaknaantara tingkat pendidikan Qt value: 0,000) dan penghasilan (p value: 0,019)dengan kerasionalan swamedikasi diare. Dimana semakin baik tingkat pendidikandan penghasilan seseorang, maka semakin rasional pula swamedikasi diarenya.
Kata Kunci : Swamedikasi, diare, kerasionalan, pendidika4 penghasilan
xlv
ABSTRACT
Analysis Influence of Education Levels and Income on the Rationality of Self-medication of Dianhea in Respondents at Maggha Mulia 2 Palembang
Pharmacy
Sandi Fitriningsih, Sigtt Catryo Hardiansyatr, S.Farm., Apt., M.Kes,Dr. dr. H. Ibrahim Edy Sapada M.Kes
The results of the National Socio-Economic Survey (SuSENas) n 2014showed that the percentage of the population that carried out self-medication wasstill quite large. This needs to be watched out for because of lack of knowledge ofthe drug dosage potentially causing side effects of drugs. This research aims todetermine whether there is an influence between education levels and income onthe rationaltty of self-medication diarrhea in respondents at the Maggha Mulia 2Palembang phannacy. This research is a quantitative descriptive study with crosssectional approach. The respondents was 100 people who were selected bypurposive sampling. Data obtained by interview using a questionnaire. Dataanalysis used chi squiue statistical tests with 95% confidence levels and 5%o q.Based on research conducted, 15 respondents had low education, 85 respondentshad high education, 47 respondents had low income, 53 respondents had highincome, 4l respondents did irrational self-medication, and 59 respondents wererational. Statistical test results showed a significant relationship bemreeneducation level (p value : 0,000) and income (p value : 0.019) with therationality of diarrhea self-medication. The better the level of education andincome of a person, the more rational self-medication diarrhea is.
Keywords : Self-medication, diarrhea" rationality, education, income
BAB I
PEAIDAHULUAII
1.1 Lata,r Belakang
Swamedikasi (Self-Medication) didefinisikan sebagai penggunaan obat
tanpa konsultasi medis sebelumnya mengenai indikasi, dosis, dan durasi
pengobatan. Pengobatan sendiri dianggap mengurangi beban pada layanan medis,
mengurangi waktu yang dihabiskan untuk menunggu menemui dokter,
menghemat biaya terutama di negara-negara berkembang dengan sumber daya
kesehatan yang terbatas (WHO, 2012).
Hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional (SuSENas) tahun 2014
mentrnjukkan batrwa presentase penduduk yang melakukan swamedikasi atau
pengobatan diri sendiri akibat keluhan kesehatan yang dialami sebesar 61,05yo.
Hal ini menunjukkan bahwa perilaku swamedikasi di Indonesia masih cukup
besar (BPS, 2016). Banyaknya oftrng yang melakukan swamedikasi ini perlu
diwaspadai karena kurangnya pengetahuan yang memadai dari dosis obat akan
berpotensi menyebabkan efek sarnping dari obat-obatan. Ada juga kemungkinan
tidak memperoleh obat yang tepat unhrk kondisi tersebu! menyebabkan
keterlambatan dalam diagnosis pengobatan (Ailra42013).
Menwut RISKESDAS 2013, Sejumlah 103.860 atau 35,2 persen dari
294.959 RT di Indonesia menyimpan obat untuk swamedikasi, dengan proporsi
tertinggi RT di DKI Jakarta (56,4%) dan terendah di Nusa Tenggara Timur
(17,2%)- Rerata sediaan obat yang disimpan hampir 3 macam. Dad' 35,2 % RT
yang menyimpan obat, proporsi RT yang menyimpan obat keras 35,7 Yo darr
antibiotika 27,8 yo. Adanya obat keras dan antibiotika untuk swamedikasi
menunjukkan penggunaan obat yang tidak rasional. Jika status obat
dikelompokkan menurut obat yang 'sedang digunakan', obat 'untuk persediaan'
jika sakit, dan 'obat sisa' maka 32,1 % RT menyimpan obat yang sedang
digunakan, 47,0 oh RT menyimpan obat sisa dan 42,2 Vo RT yang menyimpan
obat untuk persediaan. Obat sisa dalam hal ini adalah obat sisa resep dokter atau
obat sisa dari penggunaan sebelumnya yang tidak dihabiskan. Seharusnya obat
sisa resep secara umum tidak boleh disimpan karena dapat menyebabkan
penggunaan salah (ml'ssused) atau disalah gunakan atau rusak/kadaluiusa.
Berdasarkan data di atas, swamedikasi di Indonesia tergolong masih
berjalan secara tidak rasional. Swamedikasi dapat dikatakan baik jika dalam
penggunaan obatnya dilalcukan secara rasional. Menurut WHO (2012),
Penggunaan obat adalah rasional (sesuai, tepaf benar) ketika pasien menerima
obat-obatan yang sesuai, dalam dosis yang memenuhi persyaratan masing-masing,
untuk periode waktu yang memadai, dan dengan biaya terendah untuk mereka dan
masyarakat. Swamedikasi biasanya dilakukan untuk mengatasi keluhan-keluhan
dan penyakit ringan yang sering dialami masyarakat seperti demam, nyeri,
pusing, batuk, influenza, sakit maag, kecacingan, diare, penyakit kulit dan lain-
lain. Salah satu penyakit yang bisa dilalarkan dengan swamediaksi yaitu diare.
Diare pada umumnya didefinisikan sebagai feses cah yang tidak normal
atau tak-berbentuk dengan frekuensi yang meningkat. Diare lebih lanjut dapat
didefrnisikan sebagai akut jika berlangsung <2 minggu, persisten jika berlangsung
selama 2-4 minggo" dan kronik jka >4 minggu (Longo, 2010). Diare masih
menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang. World Health
Organization (WHO) dan United Nations Children's Fund (IINICEF)
memperkirakan setiap tahun terjadi sekitar 2 juta kasus diare di seluruh dunia
dengan 1,9 juta balita meninggal, dan sebagian besm terjadi di negara berkembang
(wco,2012).
Penyakit diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga
merupakan penyakit potensial KLB (Kejadian Luar Biasa) yang sering disertai
dengan kematian. Pada tahun 2015 terjadi 18 kali KLB Diare yang tersebar di I I
provinsi, 18 kabupatenlkota dengan jumlah penderita 1.213 orang dan kematian
30 orang (CFR 2,47 Vo\ (Kemenkes RI, 2015). Berdasarkan Surveilans Terpadu
Penyakit (STP) di Kota Palembang tahun 2075, angka kejadian diare sebanyak
38.721kasus yang masih termasuk tinggi di kota Palembang @inKes Palembang,
20ts).
Swamedikasi diare merupakan aktifitas manusia, yang menrut
Notoadmodjo (2003) merupakan prilaku. Prilaku dapat dipengaruhi oleh berbagai
faktor seperti pengetahuan, ekonomi, sosial dan masyarakat. Sosial masyarakat
merupakan merupakan variabel yang menggambarkan tingkat kehidupan
seseorang dimasyarakat yang ditentukan oleh faktor-faktor seperti pendidikan,
pengetahuan, pekerjaan, dan lain sebagainya.
Pada penelitian yang dilakukan di wilayah Gatak, Pabelan, Swakart4
dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan
tindakan swamedikasi diare pada penghuni kos wilayah Gatak, Pabelan, Surakarta
(Artiani, 2012). Serta pada penelitian yang dilalcukan di kecamatan
Karanggeneng, Larnongan didapatkan hasil yang menunjukan adanya pengaruh
tingkat pengetahuan terhadap tindakan swamedikasi diare di kecamatan
Karanggeneng, Larnongan (Sutrah20 1 7)
Berdasarkan survey awal yang dilakukan terhadap 15 responden,
didapatkan 9 responden 60o/oyarg melakukan swamedikasi diare dengan rasional
dan 6 responden (40%) yang melakukan swamedikasi dengan tidak rasional. Dan
yang melakukan swamedikasi secara tidak rasional adalah responden yang tingkat
penghasilan serta pendidikannya rendah. Berdasmkan uraian di atas, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul " Analisis Pengaruh Tingkat
Pendidikan dan Penghasilan Terhadap Kerasionalan Swamedikasi Diare pada
Responden di Apotek Maggha Mulia 2 Palembang".
<*
12 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah adakah pengaruh antara
tingkatp€ndidikan dan penghasilan teftadap kerasionalan swamedikasi diare pada
reslrcnden di Apotek Maggba Mulia 2 Palembang tahrm 2019.
1.3 Pertanyaan Penelitien
Pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut :
l. Adakah pengaruh antara tingkat pendidikan terhadap kerasionalan
swamedikasi diare pada responden di Apotek Maggha Mulia 2
Palembangtahun 2019?
2. Adakah pengaruh antara , penghasilan terhadap kerasionalan
r*26sdikasi diare pada responden di Apotek Maggha Mulia 2
Palembangtahun 2019?
1.4 Tuiuan Penelitien
f.4.1 Tujuan Umum
Diketahuinya penganrh antara tingkat pendidikan dan penghasilan
terhadap kerasionalan swamedikasi diare pada rcsponden di Apotek
Ivlaggha Mulia 2 Palernbang Tahun 2019.
1.4.2 Tuiuan Khusus
Tujuan dari penelitian ini adalah :
l. Diketahuinya pengaruh antara tingkat pendidikan terhadap
kerasionalan swamedikasi diare pada responden di Apotek
Maggha Mulia 2 Palembang tahun 2019.
2. Diketahuinya pengaruh antara penghasilan terhadap
kerasionalan swamedikasi diare pada responden di Apotek
Ivlageha Mulia 2 Pale,lnbang tahtm 2019.
1.5 *"*nPoddm
h,{anfaat yang dspd diperoleh dari penelitian ini adalah sebagei berilctrt ;
1.5.1 Menfrnt@iMryankrt
Sebagai tambahao p€ngetahuan dan infomgsi dalm p€nggtmaan
obat yang baik dan b€nax dalm upaya,swamedikasi diare.
1.5.2 Mmfret Bti l!ffitusi
1. Sebag&i tambaban referensi lftususnya di bidang kesehtan
dalam smmdikasi diare.
2. Unhrk m€nambah pustaka di perpustakaan STIK Siti Khdijah
1.53 MrnfretBqi Fmliti
Penelitian ini bermanfut untuk me,nambah ilmu pengetahuan serta
memperluas urrawasan tentang swamedikasi diare.
2.1
BAB II
TINJAUAI\I PUSTAKA
Diare
2.1.1 Definisi
Diare adalah perubalran frekuensi dan konsistensi tinja. WHO pada
tatrun 1984 mendefinisikan diare sebagai berak cair tiga kali atau lebih
dalam sehari semalarn Qa jar). Para ibu mungkin mempunyai istilah
tersendiri seperti lembeh cair, berdarah, berlendir, atau dengan muntah
(Widoyono, 2011).
Diare pada umumnya didefinisikan sebagai feses cair yang tidak
normal atau tak terbentuk dengan frekuensi yang meningkat. Untuk orang
dewasa dengan diet biasa ala barat, berat feses >200 glhai umunnya
dianggap sebagai diare. Diare lebih lanjut dapat didefinisikan sebagu akat
jika berlangsung <2 minggu persisten jika berlangsung selama 2-4
minggn, dan fuonikjika >4 minggu (Longo, et al,2013).
Menurut BPOM (2013), diare merupakan gejala ketidak normalan
seringnya buang air besar, dengan konsistensi feses yang cair. Frekuensi
buang air besar dikatakan tidak normal jika lebih dari tiga kali dalam
sehari Qa jarr). Wujud feses merupakan parameter yang lebih penting,
meskipun buang air besarnya sering narnun bila wujud feses lunak dan
berisi, maka belum dapat dikatakan diare.
Diare merupakan mekanisme perlindungan fubuh untuk
mengelumkan sesuafu yang merugikan atau racun dari dalam tubuh.
Namun demikian, banyaknya cairan tubuh yang dikeluarkan bersama feses
dapat mengakibatkan dehidrasi yang membahayakan. Diare sendiri dapat
dibedakan menjadi diare tanpa dehidrasi dan diare dengan dehidrasi
(InfoPOM,2013).
2.1.2 Klasilikasi Diare
Menurut Ariani Q0l6\ yang dikutip dari Yanita (2018), diare dapat
diklasifikasikan b€rdasarkan :
l. Lamawaktu diale
a. Diare akut
Diare akut yaitu BAB dengan frekuensi yang meningkat dan
konsistensi tinja yang lembek atau cair dan bersifat mendadak
datangnya dan berlangsung dalarn waktu kurang dari dua
minggu.
b. Diare persisten
Diare persisten adatah diare dengan atau tanpa disertai darah
dan berlanjut sarnpai 14 hari atau lebih. Jika terdapat dehidrasi
sedang atau berat, diare persisten diklasifrkasikan sebagai berat.
c. Diare kronik
Diare kronik ditetapkan berdasarkan kesepakatan, yaitu diare
yang berlangsung lebih dari 4 minggu.
10
2. Berdasarkan banyaknya kehilangan cairan dan elekholit dalam
tubuh
a. Diare tanpa dehidrasi
Pada tingkat ini penderita tidak mengalami dehidrasi karena
frekuensi diare masih dalam. batas toleransi dan belum ada
tanda-tanda dehidrasi.
Diare dengan dehidrasi ringan (3-5y")
Pada tingkat ini penderita kadang-kadang munt4 terasa haus,
kencing mulai berkurang, nafsu makan menurun, aktifitas
sudah menurun, tekanan nadi masih normal atau takikardia
yang minimum danpemeriksaan fisik dalam batas normal.
Diare dengan dehidrasi sedang (5-l0yo)
Pada keadaan ini, akan mengalami takikardi4
kencing yang kurang atau langsung tidak ad4 irritabilitas atau
lesu, mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung, turgor kulit
berkwang, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak
kering, air mata berkurang dan masa pengisian kapiler
mema4iang (>2 detik) dengan kulit yang diogtn dan pucat.
Diare dengan dehidrasi berat (10-15%)
Pada keadaan ini, penderita sudah banyak kehilangan cairan
dari tubuh dan biasanya pada keadaan ini penderita mengalami
takikardia denganpulsasi yang melemall hipotensi dan tbkanan
nadi yang melebar, tidak ada penghasilan urin, mata dan ubun-
d.
11
ubun besar menjadi sangat cekung" tidak ada produksi air mata,
tidak rnampu minum dan keadaannya mulai apatis,
kesadarannya menurun dan juga rrasa pengisian kapiler
memanjang Q3 detik) dengan kulit yang dingit dan pucat.
3. Berdasarkan ada tidaknya infeksi gastroenteritis (diare dan
muntah)
a- Diare infeksi spesifik : tifirs abdomen dan para tifus, disenti
basil(Shigeila).
b. Diare non-spesifik: diare diretik.
4. Berdasarkan penyebabnya
a- Diare primer
Diare primer disebabkan oleh beberapa fhktor :
- Makanan dan minuman bahan yang merangsang lambung
dan usus seperti cabe dan jamur
- Racun seperti larangan air raksa
- IHim seperti hawa dingn dan panas tiba-tiba
- Gangguan saraf seperti histeris, ketakutan dan cemas
b. Diare sekunder
Diare sekunder disebabkan oleh beberapa faktor :
- Penyakit infeksi
- Penyakit menahun dari jantung, Frru-p:rru danhati
- Penyakit radang glnjal dan kurang darah
L2
5. Berdasarkan mekanisme patofisiologik
a- Diare Inflamasi (Inflamation Diarrhea)
Diare inflamasi ditandai dengan adanya demam, nyeri
peruL feses yang berdarah dan berisi lekosir serta lesi inflamasi
pada biopsy mukosa intestinal. Pada beberapa kasus terdapat
hipoalbuminemi4 hipoglobulinemia, protein losing
enterophaty. Mekanisme inflamasi ini dapat bersamaan dengan
malabsorbsi dan meningkatrya sekresi intestinal. Pada pasien
tanpa penyakit sistemik, adanya feses yang berisi cairan atau
darah tersamar kemtrngkinan suafu neoplasma kolon atau
Prolctitis Ucerative. Terjadinya diare kronik yang berdarah
dapat disebabkan aleh Colltis Ulcerativa atau Chron's Disease.
Manifestasi ekstraintestinal yang fimbul arthritis, lesi pada
kulit, uveitis atau vaskulitis.
b. Diare Sekresi (Secretory Dianhea)
Diare sekresi ditandai oleh volume feses yang besar oleh
' karena abnormal cairan dan transport elekholit yang tidak
selalu berhubungan dengan makanan yang dimakan. Diare ini
biasanya menetap dengan puasa Pada keadaan ini tidak ada
malabsorbsi larutan. Osmolalitas feses dapat diukur dengan
unsur ion normal tanpa adanya osmotik pada feses. Diare
sekretori terjadi pada Carcinoid tumor tralctus gastroinlestiia[
sebagai suatu : Sindrom Carnoid yaitu : episodic flushing,
13
telangiectatic skin lesions, sianosis, pellagra lifte skin lesions,
bronchospasm dart cordiac murmur yang disebabkan right
sided vulvular lesions. Sindrom ini terjadi akibat substans
vasoaktif sebagai secretogogue poten intestinal misalnya
seratonim, histamin, katekolamirL kinin, dan prostaglandin'
Diare Osmotik (Osmotic Dianhea)
Diare osmotik terjadi jika caira yalnlg dicema tidak
seluruhnya diabsorbsi oleh usus halus akibat tekanan osmotik
yang mndesak cairan ke dalam lumen intestinal. Peningkatan
volume cairan lumen tersebut meliputi kapasitas kolon untuk
reabsorbsi, nutrien dan obat sebagai cairan yang dicema dan
diabsorbsi. Pada umumnya penyebab diare osmotik adalah
malabsorbsi lemak atau karbohidrat. Malabsorbsi protein secara
klinik sulit diketahui ftrmun dzpat menyebabkan malnutrisi
atau berakibat kepada defisiensi spesifik asam amino. Variasi
kelainan ini dihubrmgkan dengan malabsorbsi dan maldigesti.
Maldigesti intralgmminal terjadi oleh karena insufisiensi
eksokrin pankreas jika kapasitas sekresi berkurang sampai
90Yo. KeaAaan ini terjadi pada pankreasitis kronih obsffuksi
ductus pancreas, somastostaninoma, ftolestasis dan bacterial
overgrowth.
t4
Diare Motilitas Intestinal (Intestinal Motility Dianhea)
Diare ini disebabkan oleh kelainan yang menyebabkan
perubahan motilitas intestinal. Kasus paling sering adalah
Initable Bowel Sytfuome. Diare ini ditandai dengan adanya
konstipasi, nyeri aMomen,. feses mucus dan rasa tidak
sempunra dalam defeksi. Pada beberapa pasien dijumpai
konstipasi dengan kejang perut yang berkurang dengan diare,
kemnngkinan disebabkan kelainan motilitas intestinal. Diare
terjadi akibat pengaruh fekal atau obstruksi tumor dengan
melimpahnya cairan kolon di antara feses atau obstruksi.
Diare Faktifia (Factitiow Diarrhea)
Diare ini terjadi pada pasien yang diduga memiliki riwayat
penyakit psikiatik atau tanpa riwayat penyakit dime
sebelumnya. Penyebabnya dapat berupa infeksi intestinal,
penggunaan yang salah terhadap laktsantia. Pasien ini
umunnya wanita dengan diare kronik berat, nyeri abdomen,
berat badan menurun, oedem perifer dan hipokalemia. Kejadian
ini terjadi sekitar 15% pasien diare kronik.
15
2.13 EtiologiDiare
Menurut Widoyono (2011), Penyebab diare dapat dikelompokkan
menjadi:
l. Virus: Rotavirus (40-60Vo), Adenovirus.
2. Bakteri: Escherichia coli Q0-30V), Shigello sp, (l-2%), Vibrio
chol e r ae, dan lain-lain.
3. Parasit: entamoeba histolytica (<lYA, giardia lamblia,
Crypt o s p or i di um (4 -l l%).
4. Keracunan makanan.
5. Malabsorpsi: karbohidrat, lemak, dan protein.
6. Alergi: makanan, susu sapi.
7. Imunodefisiensi: AIDS"
Penyebab diare akut terbesar adalah infeksi virus dari golongan
rotavirus. Genus rotavirus merupakan virus golongan RNA yang termasuk
dalam famili Reoviridae. Ada 7 spesies yang sudah berhasil diidentifikasi,
yaitu Rotavirus A (RV-A), B, C, D, E, F dan G. Diameter virus dapat
mencapai 100 nm (Widoyono, 20ll).
2.1.4 Penularan Diare
Diare dipenganrhi oleh berbagai faktor, antara lain :
l. Keadaan lingkungaa
2. Perilaku masyarakat,
3. Pelayanan masyarakat
4. Gtzi,
16
5. Kependudukan,
6. PendidikarU
7. Keadaan sosial ekonomi (Widoyono,20ll).
Penyakit diare sebagian besar (75%) disebabkan oleh kuman
seperti virus dan bakteri. Penularan penyakit diare melalui orofekal terjadi
dengan mekanisme berikut ini (Widoyono,20tl) :
l. Melalui air yang merupakan media penularan utama. Diare dapat
terjadi bila seseorang menggunakan afu minum yang sudatr
tercemar, baik tercemar dari sumberny4 tercemar selama
perjalanan sampai ke rumah-rumah, atau tercemar pada saat
disimpan di rumatr. Pencemaran di rumatr terjadi bila tempat
penyimpanan tidak tertutup atau apabila tangan yang tercemar
menyentuh air pada saat mengarnbit air dari tempat penyimpanan.
2. Melalui tinja terinfeksi. Tinja yang sudah terinfeksi mengandung
virus atau bakteri dalarn jumlah besar. Bila tinja tersebut hinggap
di makanan, maka makanan itu dapat menularkan diare ke orang
yang memakannya.
3. Faktor-faktor yang meningkatkan risiko diare adalah :
a. Pada usia 4 bulan bayi sudah tidak diberi ASI eksklusif lagi
(ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja sewaktu bayi berusia
0-4 bulan). Hal ini akan meningkatkan risiko kesakitan dan
kematian karena diare, karena ASI banyak mengandung'zat-iat
kekebalan terhadap infeksi.
17
b. Memberikan susu formula dalam botol kepada bayi. Pemakaian
botol akan risiko pencemaftrn kuman, dan susu
akan terkontaminasi oleh kuman dari botol. Kum.an akan cepat
berkembang bila susu tidak segera diminum.
c. Menyimpan makanan pada s$u karnar. Kondisi tersebut akan
menyebabkan permukaan makanan mengalami kontak dengan
peralatan makan yang merupakan media yang sangat baik bagi
perkembangan mikroba.
d. Tidak mencuci tangan pada saat memasak, makan, alan
sesudah buang ah besm (BAB) akan memungkinkan
kontaminasi langsung.
2.1.5 Tanda dan Gejala Diare
Beberapa gejala dan tanda diare antara lain (Widoyono, 201l) :
1. Gejala umum
a. Berak cair atau lembek dan sering adalatr gejalakhas diare.
b. MuntalU biasanya menyertai diare pada gastroentritis akut.
c. Demam, dapatmendatrului atautidak mendatrului gejala diare.
d. Gejala dehidrasi, yaitu mata cekung, ketegangan kulit menurun,
apatis, bahkan gelisah.
2. Gejala spesifik
a. Vibrio cholera: diare hebat, wama tinja seperti cucian beras
dan berbau amis.
b. Disentrifurm: tinja berlendir dan berdarah.
1.8
Menurut Wtdjaja Q002) yang dikutip dari Suffah (2017)" gejala-
gejala klinis dapal timbul apabila terkena diare adalah suhu
badan meningkat dan nafsu makan berkurang, feses makin cair,
mengandung daralr/lendir, warna feses berubah menjadi kehijau-hijauan
karena tercampur empedu, anus lecet, gangguan gizi akibat intake (asupan)
makanan yang kurang, muntah sesudah dan sebelum diare, hipoglikemia
(penurunan kadar gula darah), dehidrasi ftekurangan cairan). Bila terjadi
dehidrasi timbul rasa haus, elastisitas kulit menuurr" bibir dan mulut
kering, mata cowong, air mata tidak keluar, tekanan darah rendah.
Diare yang berkepanjangan dapat menyebabkan (Widoyono, 20ll) :
l. Dehidrasi (kekurangan cairan)
Tergantung dmi presentase cairan tubuh yang hilang, dehidrasi
dapat terjadi tioguo, sedang, atau berat.
2. Gangguan sirkulasi
Pada diare akut, kehilangan cairan dapat terjadi dalam waktu yang
singkat. Jika kehilangan cairan ini lebih dan rc% berat badan,
pasien dapat mengalami syok atau presyok yang disebabkan oleh
berkurangnya volume darah (hipovolemia).
3. Gangguan asam-basa (asidosis)
Hal ini terjadi akibat kehilangan cairan elekholit (bikarbonat) dari
dalam tubuh. Sebagai konnpensasinya tubuh akan bemapas cepat
untuk membanfu meningkatkan pH arteri.
19
4. Hipoglikemia (kadar gula darah rendah)
Hipoglikernia sering terjadi pada anak yang sebelumnya
mengalami malnutrisi fturang grzi). Hipoglikemia dapat
mengakibatkan koma Penyebab yang pasti belum diketahui.
5. Gangguan gizi
Gangguan ini terjadi karena asupan makanan yang kurang dan
output yang berlebihan. Hal ini akan bertarnbah berat bila
pemberian makanan dihentikan, sertra sebelunnya penderita sudah
mengalami kekurangan nutrisi (malnutrisi).
2.1.6 PenatalaksanaanDiane
Penatalaksana:rn dime dapat dilakukan dengan terapi fannakologis
dan non farmakologis (Tanuab, 2012) :
l. Terapi non farmakologis
a. Minum banyak cairan (air, sari buah, sup).
b. Menjaga kebersihan lingkungan.
c. Mengkonsumsi air yang telah direbus.
d. Rajin mencuci tangan.
e. Makan makanan yang telah dimassak dengan baik.
f. Batran-bahan makanan harus dicuci terlebih dahulu sebelum
dimasak.
g. Memberikan ASI eksklusif untuk bayi.
2. Terapi famrakologis
a^ Oral RehidrationTherapy (ORT)
2A
b. Adsorben dan pembentuk massa
Menurut Djunarko dan Hendraawati (2011), penderita disarankan
ke dokter apabila terjadi diare seperti berikut ini :
l. Diare terjadi terus-menerus selama lebih dari a8 ja.ot"
2. Terdapat darah atau lendir p"d" ttlJq
3. Diare disertai dernam, muntah-muntah, dan rasa sakit yang tak
tertahankan pada bagian perut,
4" Menunjukkan tanda-tanda dehidrasi bera! seperti kulit yang tidak
kembali 2 detik setelah dicubit, terus mengantuk, mata cekung,
pucat kehilangan nafsu makan dan minum, atau pingsan, dan
5. Diare terjadi pada wanita hamil (dikhawatirkan berpengaruh pada
janinnya).
2.1.7 Lima Cara Mengatasi Diare Menurut Kemenkes RI20ll
Menurut Kementrian Kesehatan RI (201l), LINTAS DIARE (Lima
Langkah Tuntaskan Diare) adatah sebagai berikut :
l. Berikan Or&lit
Untuk mencegah terjadinya dehidrasi dapat dilakukan
mulai dari rumah tnryga dengan memberikan oralit osmolaritas
rendah, dan bila tidak tersedia berikan cairan rumatr tangga seperti
air tajin, kuah sayw, air matang. Oralit saat ini yang beredar di
pasarut sudah oralit yang baru dengan osmolaritas yang rendah,
yang dapat mengurangi rasa mual dan muntah. Oralit merupakan
cairan yang terbaik bagi penderita diare untuk mengganti cairan
2L
yang hilang. Bila penderita tidak bisa minum harus segera di bawa
ke sarana kesehatan untuk mendapat pertolongan cairan melalui
infi$.
Derajat dehidrasi dibagr dalam 3 klasifikasi :
a. Diare tanpa dehidrasi
Tanda diare tanpa dehidrasi, bila terdapat2 tilda di bawah ini
atau lebih:
Dosis oralit bagi penderita diare tanpa dehidrasi sebagai berikut :
Umur< I tahun :%-%gelas setiapkali anakmencret
Umur I - 4 tahun : % - | gelas setiap kali anak mencret
Umur diatas 5 Tahun : I - lYz gelas setiap kali anak mencret
b. Diare dehidrasi ringan/sedang
Diare dengan dehidrasi Ringan/Sedang, bila terdapat2 tanda di
bawah ini atau lebih:
baik
Normal
Nomral, minum biasa
kembali cepat
22
Dosis oralit yang diberikan dalam 3 jam pertama 75 mU kg
bb dan selanjutnya diteruskan dengan pemberian oralit
seperti diare tanpa dehidrasi.
c. Diare dehidrasi berat
Diare dehidrasi berat, bila terdapat 2 tarda di bawah ini atau
lebih:
- KeadaanUrnum : Lesu lunglai, atau tidak sadar
: Cekung- Mata
- Rasahaus
- Turgor kulit
Penderita diare
: Tidak bisa minum atau malas minum
: Kembali sangat larnbat (lebih dai2 detik)
yang tidak dapat minum harus segera
dirujuk ke Puskesmas untuk di infus.
Berikan ObatZrnc
Zinc merupakan salah satu mikronutrien yang penting
dalam tubuh. Zinc dapat menghambat enzim INOS (Inducible
Nitric Oxide Synthase), dimana ekskresi enzim ini meningkat
selama diare dan mengakibatkan hipersekresi epitel usus. Zinc juga
berperan dalam epitelisasi dinding usus yang mengalami kerusakan
morfologi dan fungsi selama kejadian diare.
Dosis pemberian Zlnc pada balita:
- Umw < 5 bulan :y2lablet ( l0 Mg ) per hari selama 10 hari.
- Umur > 6 bulan : I tablet ( 20 mg) per hari selama t0 hari.'
Ztnc tetap diberikan selama l0 hari walaupun diare sudah berhenti.
23
3.
Cara pemberian tablet itnc :
Larutkan tablet dalam 1 sendok makan air matang atau ASI,
sesudah larut berikan pada anak diare.
Pemberian ASl/Makanan
Pemberian makanan selama diare bertujuan untuk
memberikan gtnpadapenderita terutama pada anak agm tetap kuat
dan tumbuh serta mencegatr berkurangnya berat badan. Anak yang
masih minum ASI harus lebih sering di beri ASI. Anak yang
minum susu formula juga diberikan lebih sering dari biasanya.
Anak uis 6 bulan atau lebih termasuk bayi yang telah mendapatkan
makanan padat harus diberikan makanan yang mudah dicerna dan
diberikan sedikit lebih sedikit dan lebih sering. Setelah diare
berhenti, pemberian makanan ekstra diteruskan selama 2 minggu
untuk membantu pemulihan berat badan.
Pemberian Antibiotika Hanya Atas Indikasi
Antibiotika tidak boleh digunakan secara rutin karena
kecilnya kejadian diare pada balita yang disebabkan oleh bakteri.
Antibiotika hanya bermanfaat pada penderita diare dengan daralt
(sebagian besar karena shigellosis), suspek kolera.
Obat-obatan Anti diare juga tidak boleh diberikan pada
anak yang menderita diare karena terbukti tidak bermanfaat. Obat
anti muntah tidak di anjurkan kecuali muntah berat. Obat-bbatbn
ini tidak mencegah dehidrasi ataupun meningkatkan status gizi
4.
24
analq bahkan sebagian besar menimbulkan efek samping yang
bebatnya dan bisa berakibat fatal. Obat anti protozoa digunakan
bila terbukti diare disebabkan oleh parasit (annub4 giardia).
PemberianNasehat
Ibu atau pengasuh yang berhubungan erat dengan balita
harus diberi nasehat tentang :
Cara memberikan cairan dan obat di rumah
Kapan harus membawa kembali balita ke petugas kesehatan
apabila:
- Diare lebih sering
- Muntah berulang
- Sangathaus
- Makan/minum sedikit
- Timbul demarn
- Tinja berdaratr
- Tidak membaik dalam 3 hari.
Swamedikasi
2.2.1 Definisi
Swamedikasi (Self-Me dication) drdefnisikan sebagai penggunaan
obat tanpa konsultasi medis sebelumnya mengenai indikasi, dosis, dan
durasi pengobatan (WHO,20|2). Beberapa pustaka mendefiriisikin
swamedikasi dengan definisi yang berbeda-bedq namun pengertian yang
a-
b.
25
sering dipakai secara luas adalatr upaya pengobatan diri sendiri dengan
obat tanpa resep dan tanpa bantuan atau nasehat tenagakesehatan.
2.2.2 Penggolongan Obat untuk Swamedikasi
Obat merupakan zat yang dapat bersifat sebagai obat atau racun.
Sebagaimana terurai dalam definisi obat bahwa obat dapat bermanfaat
untuk diagnosa, pencegahan penyakit, menyembuhkan atau memelihara
kesehatart, yang hanya didapatkan pada dosis dan waktu yang tepat,
namtrn dapat bersifat sebagai racun bagi manusia apabila digunakan salah
dalarn pengobatan dengan dosis yang berlebih atau tidak sesuai aturan
yang telah ditetapkan, dan batrkan dapat menimbulkan kematian. Pada
dosis yang lebih kecil, efek pengobatan untuk penyernbuhan penyakit
tidak akan didapatkan.
Golongan obat yang dapat digunakan pada pengobatan sendiri
adalah golongan obat bebas dan obat bebas terbatas dan obat wajib apotek
(SK Menkes NO. 2380/1983).
l. Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan
dapat dibeli tarrya rcsep dokter. Tanda khusus pada kernasan dan
etiket obat bebas adalatr lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna
hitam.
2. Obat Bebas Terbatas
Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya terinasuk
obat keras tetapi masih dapat dljual atau dibeli bebas tanpa resep
26
dokter, dan disertai dengan tanda peringatan. Tanda khusus pada
kemasan dan etiket obat bebas terbatas adalah lingkaran biru
dengan garis tepi berwarnahitam.
Tanda peringatan selalu tercantum pada kemasan obat
bebas terbatas, berupa empat persegi panjang berwama hitam
berukuran panjang 5 (lima) centirneter, lebar 2 (dua) centimeter
dan memuat berwarna putih sebagai berikut :
- P.No. 1
- P. No.2
ditelan
- P.No.3
badan
- P. No.4
- P.No.5
- P.No.6
Awas! Obat keras. Bacalah aturan memakainya
Awas! Obat keras. Hanya untuk dikumur, jangan
Awas! Obat keras. Hanya untuk bagian luar dari
Awas! Obat keras. Hanya untuk dibakar
Awas! Obat keras. Tidak boleh ditelan
Awas! Obat keras. Obat wasir, jangan ditelan
3. Obat Wajib Apotek
Obat wajib apotek adalah obat keras yang dapat diserahkan
oleh apoteker kepada pasien di apotek tanpa resep dokler. Apoteker
di apotek dalem melayani pasien yang memerlukan obat dimaksud
diwajibkan untuk (Kemenkes Nomor 34TiIvIenkes/SK/VIVI 990) :
- Memenuhi ketentuan dan batasan tiap jenis obat per pasien
yang disebutkan Obat Wajib Apoteker yang bersanglartan.
- Membuat catatan pasien serta obat yang telah diserahkan.
27
- Memberikan informasi meliputi dosis dan aturan pakainy4
kontraindikasi, efek samping, dan lain-lain yang peru
diperhatikan oleh pasien.
Sesuai Permenkes NO. 9I9A{ENKES/PERDVI993, kriteria obat
yang dapat diserahkan tanpa resep adalah:
l. Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil,
anak di bawah usia 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun.
2. Pengobatan sendiri dengan obat wajib apotek (OWA) tidak
memberikan risiko pada kelanjutan penyakit.
3- Penggunaannya tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus
melibatkan tenaga kesehatan, semisal dokter atau perawat.
4. Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya
tinggr di Indonesia.
5- obat yang dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat
dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri
2.2.3 Keunfungan dan Kerugian Swamedikasi
Menurut Shivo (2000) yang dikutip dari Suffah e\l7),keuntungan
dan kerugian swamedikasi dapat dilihat padatabel berikut :
Obyek Keuntungan KerusianPasien Kenyarnanan dan
kemudahan aksesDiagnosis tidak sesuailtertunda
Tanpa biaya periksa/konsultasi
Pengobatan berlebihan/tidak sesuai
Hemat waktu Ada indikasi yang.tida!terobati
Empowerment Kenaikan biaya berobatDokter/ saranapelayanan kesehatan
Penurunan beban kerja Tidak dapat menanganimonitoring terapi
28
Lebih banyak wakuuntuk menangani kasuspenyakit berat
Kehilangan kesempatanuntuk konseling denganpasien
Berkurangnya peran
Berkurangnyapendapatan
Farrnasi Perannya akan lebihdibutuhkan di apotek
Adanya konflikkepentingan arfiarabisnis dan etika profesi
Pengarnbilankebiiakan
Menghemat biayakesehatan masvarakat
Industi farmasi Meningkatkan profitpadapenjualan obatbebas
Tabel2.l Keuntungan dan kemgian swamedikasi
2.2.4 Faktor Penyebab Swamedikasi
Ada beberapa faktor penyebab swamedikasi yang keberadaannya
hingga saat ini semakin mengalanni peningkatan. Beberapa faktor
penyebab tersebut berdasarkan hasil penelitian WHO; antara lain sebagai
berikut:
l. Faktor sosial ekonomi
Seiring dengan meningkatnya pemberdayaan masyarakat,
yang berdampak pada semakin meningkatnya tingkat pendidikan,
sekaligus semakin mudahnya akses untuk memperoleh informasi,
maka semakin tinggi pula tingkat ketertarikan masyarakat terhadap
kesehatan. Sehingga hal itu kemudian mengakibatkan terjadinya
peningkatan dalam upaya untuk berpartisrpasi langsrmg terhadap
pengambilan keputusan kesehatan oleh masing-masing individu
tersebut.
29
2
3.
Gaya hidup
Kesadaran tentang adanya dampak beberapa gaya hidup
yang bisa berpengaruh terhadap kesehatan, mengakibatkan banyak
oftmg memiliki kepedulian lebih untuk senantiasa menjaga
kesehatannya daripada harus mengobati ketika sedang mengalami
sakit pada waktu-waktu mendatang.
Kemudalran memperoleh produk obat
Saat ini, tidak sedikit dari pasien atau pengguna obat lebih
memilih kenyarnanan untuk membeli obat dimana saja bisa
diperoleh dibandingkan dengan harus mengantri lama di Rumatr
Sakit maupun klinik.
Faktor kesehatan lingkungan
Dengan adanya praktik sanitasi yang baik, pemilihan nutrisi
yang benar sekaligus lingkungan perumahan yaug sehat,
berdampak pada semakin meningkatnya kernampuan masyarakat
untuk senmrtiasa menjaga dan mempertahankan kesehatannya
sekaligus mencegah terkena penyakit.
Ketersediaan produk baru
Semakin meningkatnya produk baru yang sesuai dengan
pengobatan sendiri dan terdapat pula produk lama yang
keberadaannya juga sudah cukup populer dan semenjak lama sudah
memiliki indeks keamanan yang baik. Hal tersebut langsung
4.
5.
30
membuat pilihan produk obat untuk pengobatan sendiri semakin
banyak tersedia (Zeenot, 201 3).
23 Penggunaan Obat yang Rasional
Kerasionalan dalam penggunaan obat sangat dibutuhkan, mengingat obat
dapat bersifat sebagai racun apabila penggunaannya tidak tepat . Menurut WHO
Q0l2), Penggr.rnaan obat adalah rasional (sesuai, tepat, benar) ketika pasien
menerima obat-obatan yang sesuai, dalarn dosis yang memenuhi persyaratan
masing-masing, untuk periode waknr yang memadai, dan dengan biaya terendah
untuk mereka dan masyarakat. penggunaan obat-obatan irasional (tidak sesuai,
tidak tepat, tidak benar) adalah ketika satu atau lebih dari kondisi ini tidak
terpenuhi.
Mentnrt WHO, Penggunaan obat yang rasional hanrs memenuhi
persyaratan 4T + lW yaitu :
l. Tepat Pasien
Tepat pasien adalah ketepatan dalam menilai kondisi pasien
dengan mempertimbangkan :
Adanya penyakit yang menyertainya
Kondisi khusus
c. Pasien dengan riwayat alerg
d. Pasien dengan riwayat gangguanpsikologis
a-
b.
31
2. Tepat Indikasi
Ketepatan indikasi penggunaan obat apabila ada indikasi yang
benar (sesuai dengan diagnosis) untuk penggunaan obat tersebut
dan telah terbukti manfaat teraptiknya
3. Tepat Obat
Tepat obat adalah ketepatan pemilihan obat dengan
mempertimbangkan beberapa faktor yaitu :
a. Jenis obat yang pating mudah didapat
b. Diusahakan sesedikit mungkin jumlatr dan jenis obat
4. Tepat Pemberian" Dosis dan Lama Pemberian
Besar dosis, cara dan frekuensi pemberian umurnnya berdasarkan
pada sifat farmakokinetika dan farmakodinamika obat serta kondisi
pasien. Sedang lama pemhrian berdasarkan pada sifat penyakit
(akut atau kronis, kambuh berulang dan sebagainya). Tepat dosis
adalah jumlah obat yang diberikan berada dalam range terapi.
5. WaspadaEfek Samping
Waspada efek samping dilalarkan dengan memperhatikan
informasi yang ada atau diberikan dari obat yang diberikan.
32
Menurut Kemenkes RI (2011). Secara praktis, penggunaan obat dikatakan
rasional jika memenuhi kriteria:
l. Tepat diagnosis
Penggunaan obat disebut rasional jika diberikan untuk diagnosis
yang tepat. Jika diagnosis tidak-ditegakkan dengan benar, maka
pemilihan obat akan terpaksa mengacu pada diagnosis yang keliru
tersebut. Akibatrya obat yang diberikan juga tidak akan sesuai
dengan indikasi yang seharusnya.
Tepat indikasi penyakit
Setiap obat memiliki spektrum terapi yang spesifik. Antibiotilq
misalnya diindikasikan untuk infeksi bakteri. Dengan demikian,
pemberian obat ini hanya dianjurkan unhrk pasien yang memberi
gejala adanya infeksi bakteri.
Tepat pemilihan obat
Keputusan untuk melakukan upaya terapi diambil setelatr diagnosis
ditegakkan dengan benm. Dengan demikiaq obat yang dipilih
harus yang memiliki efek terapi sesuai dengan spektrum penyakit.
Tepat dosis
Dosis, cara dan lama pemberian obat sangat berpengaruh terhadap
efek terapi obat. Pemberian dosis yang berlebihan, khususnya
untuk obat yang dengan rentang terapi yang sempit, akan sangat
beresiko fimbulnya efek samping. Sebaliknya dosis yang ierlalu
2.
3.
4.
33
5.
kecil tidak akan menjamin tercapainya kadar terapi yang
diharapkan.
Tepat carapemberian
Cara pemberian obat yang tepat adalah misalnya Obat Antasida
seharusnya dikunyah dulu baru d.*l*. Demikian pula antibiotik
tidak boleh dicamprn dengan susu karena akan membentuk ikatan
sehingga menjadi tidak dapat diabsorpsi sehingga merurunkan
efektifitasnya.
Tepat interval waktu pemberian
Tepat interval waktu pemberian adalah misalnya obat yang harus
diminum 3 x sehari harus diartikan bahwa obat tersebut harus
diminum dengan interval setiap 8 jam.
Tepat larnapemberian
Lama pemberian obat harus tepat sesuai penyakitnya masing -masing. Pernberian obat yang terlalu singkat atau terlalu larna dari
yang seharusnya akan berpengaruh terhadap hasil pengobatan.
Waspada terhadap efek sarrping
Pemberian obat potensial menimbulkan efek sarrrping, yaitu efek
tidak diinginkan yang timbul pada pemberian obat dengan dosis
terapi.
7.
34
9. Tepat penilaian kondisi pasien
Penggunaan obat disesuaikan dengan kondisi pasien, antara lain
harus memperhatikan: kontraindikasi obat komplikasi, kehamilan,
menyusui, lanjut usia atau bayi.
10. Obat yang diberikan harus efektifdan aman dengan mutu terjamin,
sertra tersedia setiap saat dengan harga yang terjangkau"
Untuk efektif dan anan serta terjangkaU digunakan obat-obat
dalam daftar obat esensial. Pemilihan obat dalam daftar obat
esensial didahulukan dengan mempertimbangkan efektivitas,
keamanan dan harganya oleh pakar di bidang pengobatan dan
klinis.
Untuk jaminan mutu, obat perlu diproduksi oleh produsen yang
menerapkan CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) dan dibeli
melalui jaltr resmi. Semua produsen obat di lndonesia harus dan
telah manerapkan CPOB"
11. Tepat infonnasi
Infomrasi yang tepat dan benar dalarn penggunaan obat sangat
penting dalarn menunjang keberhasilan terapi. Misalnya peresepan
antibiotik harus dimimun sampai habis selama satu kurun waktu
pengobatan, meskipun gejala-gejala klinik sudah mereda atau
hilang sama sekali.
35
12. Tepat tindak lanjut (foUow-up)
Apabila pengobatan sendiri telah dilakukan, bila sakit berlanjut
konsultasikan ke dokter.
13. Tepat obat(dispensing)
Penggunaan obat rasional melibatkan penyerah obat dan pasien
sendiri sebagai konsumen. Pada saat membeli obat di apotek,
asisten apoteker/apoteker menyiapkan obat untuk kemudian
diberikan kepada pasien. Proses penyiapan dan penyerahan harus
dilakukan secara tepat" agar pasien mendapatkan obat sebagaimana
harusnya.
14. Pasien patuh terhadap perintah pengobatan yang dibutuhkan,
ketidaktaatan minum obat terjadi pada keadaan berikut :
a. Jenis dan/ataujumlah obat terlalu banyak
b. Frekuensi pemberian obat per hari terlalu sering
c. Pemberian obat dalam jangka panjang tanpa informasi
d. Pasien tidak mendapatkan informasi yang cukup mengenai
caramenggunakan obat
e. Timbulnyaefek samping
36
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen
Kesehatan (Sekarang Badan Pengawasan Obat dan Makanan) pada tahun 1996
menerbitkan bvku Kompendia Obat Bebas sebagai pedoman masyarakat untuk
melakukan pengobatan sendiri yang sesuai dengan aturan. Pengobatan sendiri
yang sesuai aturan dalam bukutersenut mencakup 4 kriteri4 yaitu :
l. Tepat golongan, yaifu menggunakan golongan obat bebas.
2. Tepat obat, yaitu menggunakan kelas terapi obat yang sesuai
dengan kelulunnya.
3. Tepat dosis, yaitu menggunakan takaran/dosis obat sekali dn sehari
pakai sesuai dengan umlu.
4- Lama pengobatan yang terbatas, yaitu apabila sakit berlanjut segera
menghubungi dokter atau tenaga kesehatan (Ulfq z0l2).
2.4 Faktor yang Berhubungan dengan Swamedikasi Diare
2.4.1 TingkatPendidikan
Menurut UU No. 20 Tahun 2003, Pendidikan adalah aktivitas dan
usaha untuk meningkatkan kepribadian dengan jalan membina potensi-
potensi pribadinya, yaitu rokhani (pikir, cipta ras4 dan hati nurani) serta
jasmani (panca indera dan keterampilan-keterampilan). Tingkatan
pendidikan pada penelitian ini adalah :
l. Pendidikan Tinggr (mulai dari SMA/Sederajat sampai dengan
perguruan tingg).
2. Pendidikan Rendatr (mulai dari tidak tamat SD sampai dengiur
SMP/Sederajat).
37
2.4.2 Penghasilan
Penghasilan atau pendapatan adalah semua penghasilan yang
didapat oleh keluarga baik berupa uang ataupun jasa. Berdasarkan Surat
Keputusan (SK) Gubemur SumSel Nomor 666/KPTslDisnakertrans/20 I 8,
bahwa Upatr Minimum Kota (UMK) di Sota Palembang, telah ditetapkan
sebesar Rp2.917.260. Maka, dalam penelitian ini tingkat penghasilan
dikelompokkan menjadi 2, yaitu :
l. Golongan Pendapatan Tinggi ( >Rp 2.900.000)
2. Golongan Pendapatan Rendah (<Rp 2.900.000)
2.5 Profrl Apotek Maggha Mulia 2 Palembang
Apotek Maggha Mulia 2 berlokasi di Jalan Jenderal Sudimran Palernbang
bertepatan di depan Rumah Sakit Moehammad Hoesin Palembang. Apotek
Maggha Mulia 2 didirikan pada tanggal 18 Februari 2002 berdasarkan Akte
Notaris Heeny Jeanne Patitiam, SH, Surat Keputusan Menteri Kehakiman tanggan
28 Desember 178 No. JlIA.5l0l/I, SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) yang
dikeluarkan oleh Walikota Palembang No. 530/KPTS/SruP-PW2000.
Pada saat pertama kali didirikan Apotek Maggha Mulia 2 memiliki modal
awal sebesar 150 juta. Selanjutnya dengan berlakunya undang-undang tersebut
maka berdirilah Apotek Maggha Mulia 2 dengan disertai izin surat perdagangan.
Apotek Maggha Mulia 2telahmemiliki cabang Apotek di Kota Palembang.
38
2.6 Penelitian Terkait
Berdasarkan penelitian yang dilalcukan oleh Suffah (2017), tentang
pengaruh tingkat pengetahuan terhadap tindakan swamedikasi diare di kecarnatan
karanggeneng lamongan, didapatkan hasil bahwa 45.50Yo responden mempunyai
pengetahuan swamedikasi diare yang baik, 54.25% responden mempunyai
pengetalruan cukup dan 0-25oh mempunyai pengetahuan kurang baik. Kemudian
tindakan swamedikasi dime menunjukkan bahwa 27)lYo responden mempunyai
tindakan yang baik, 57.75% responden mempunyai tindakan yang cukup dan
0.5olo responden mernpunyai tindakan kurang baik. Terdapat pengaruh yang
signifftan antara tingkat pengetahuan terhadap tindakan swamedikasi diare
dengan nilai signifikansi 0,000 (<0,050).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tanuab Q0l2), tentang
swamedikasi diare pada ibu-ibu PKK di kecamatan Semanu kabupaten Gunung
Kidul (kajian pengetahuan dan sikap), didapatkan hasil bahwa Ibu-ibu PKK
Kecamatan Semanu Kabupaten Gunung Kidul memiliki tingkat pengetahuan yang
baik terkait swamedikasi diare yaitu sebesar 90Yo, dan memiliki sikap yang baik
terkait swamedikasi diare yaitu sebesar 80%u
Berdasarkan penelitian yang dilahrkan oleh Haratrap (2015), tentang
tingkat pengetahuan pasien dan rasionalitas swamedikasi di tiga apotek kota
Panyabungan, didapatkan hasil tingkat pengetahuan pasien 20,5yo tergolong bai!
4l,8Yo tergolong sedang, dan 37,7oh tergolong buruk (37,7W. Penggunaan obat
swamedikasi 59,4yo rasional dan 40,6Yo tidak rasional. Berdasarkan hasil uji Cfti-
39
squctre dan uji Fisher, tingkat pengetahuan dipengaruhi oleh pendidikan terakhir
dan pekerjaan.
2.7 Kerangka Teori
Lima Cara Mengatasi DiareMenunrt Kemenkes RI 201 I
Penggolongan Obat untukSwamedikasi
Keuntungan dan KerugianSwamedikasi
Faktor Penyebab
Swamedikasi
Penggunaan Obat yangRasional
Faktor yang Berhubungandengan Swamedikasi Diare
Bagan 2.1'Kerangka Teori
BAB III
METODE PEAIELITIAAI
3.1 Desain Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian non-eksperimental yaitu
penelitian dengan pengambilan data tanpa perlakuan terhadap subyek uji. Jenis
penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan desain
penelitian cross sectional yaitu penelitian yang mempelajari teknik korelasi antara
faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekataq observasi atau pengumpulan
data sekaligus pada waktu yang sama Qtoint time approach). Penelitian ini
mengacu pada pengaruh tingkat pendidikan dan penghasilan terhadap
kerasionalan swamedikasi diare pada responden di Apotek Maggha Mulia 2
Palembang tahun 2019.
3.2 Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalatr abstraksi dari suatu realitas agar dapat
dikomunikasikan dan membenfuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antar
variabel (Nursalam, 2013). Pada penelitian ini dilahrkan analisa hubungan antara
variabel bebas yaitu tingkat pendidikan dan penghasilan dengan variabel
terikatnya yaitu kerasionalan swamedikasi diare pada responden di Apotek
Maggha Mulia 2 Palembang tahun 2019. Urfuk lebih
jelasnya diuraikan dalam bagan berikut:
40
4L
Yariabel Bebas Variabel Terikat
Bagan 3.1 Kerangka konsep penelitian
Populasi dan Sampel
33.1 Populasi
Menurut Notoatmodjo Q0l4), populasi adalah keseluruhan objek
penelitian atau objek yang diteliti. Populasi pada penelitian ini adalatr
seluruh responden di Apotek Maggha Mulia 2 Palembang selama
penelitian berlangsung.
3.3.2 Sampel
Sampel penelitian adalah sebagian dari jumlah yang diambil dari
keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
(Notoatmodjo, 2013). Metode pengambilan sannpel pada penelitian ini
yaitu dengan metode non randam (non probability) sampling - Purposive
Sampling. Pengambilan sampel secara purposive sampling didasarkan
pada suatu pertinnbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri
(Notoatnodjo, 2013).
Kerasionalan
Swamedikasi diare
42
Menurut Lameshow (1997) yang dikutip dari Wahyuadi (2018),
rmtuk populasi infinit jumlah sampel dihitung berdasarkan rumus sampel
minimal, yaitu:
zl_*nP(L- P),=- d,
L,g62.0,5(i - 0,5)" - o,l2
n : 96,O4 dibulatkan menjadi 100
Keterangan:
n :Jumlahsampelminimum
Zl-nn: Derajat kemaknaan nilai dishibusi normal baku pada
alphatertentu
P : Hargaproporsi di populasi
d : tingkat presisi
Sampel yang dipilih harus memenuhi hiteria inklusi dan tidak
memenuhi kriteria eksklusi sebagai berikut :
l. Kriterialnklusi
a- Penrah menempuhpendidikan fonnal
b. Mempunyai penghasilan (sendiri atau subsidi dari orang lain)
c. Pernahmelakukan swamedikasi diare
d. Bersediamengisikuesioner
2. Kriteria EksHusi
a. Tidak penrah pendidikan formal
b. Tidakmemprmyai penghasilan
43
c. Tidak pernah melakukan swamedikasi diare
d. Tidak bersedia mengisi kuesioner
3.4 Variabel Penelitian
3.4.1 Variabel Bebas (Independen)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah :
l. Tingkat Pendidikan
2. Penghasilan
3.4.2 Variabel Terikat @ependen)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kerasionalan
swamedikasi diare.
3.5 Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilahrkan di Apotek Maggha Mulia 2 Palembang.
3.6 Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilalrukan pada bulan Juni Tahun 2019.
3.7 Etika Penelitian
3.7.1 Surat fzin Penelitian
Peneliti membuat surat izin penelitian yang ditandatangani oleh
ketua Prodi Sl Farmasi STIK Siti Khadijalr, ditujukan kepada Apoteker
Pengelola Apotek (APA) Apotek Maggha Mulia 2 Palembang, serta
melarnpirkan proposal penelitian.
3.7.2 Lembar Penetuiuan (Informed Consent)
Informed Consent merupakan suafu bentuk persefujuan'antara
peneliti dengan responden yang akan diteliti dengan memberikan lembar
M
persetujt'an. Informed Consent diberikan sebelurn penelitian dilaksanakan
dengan memberikan lembar persetujuan tersebut untuk mengetahui
kesediaan subyek untuk menjadi responden dalam penelitian. Jika
responden bersedia, maka nrereka harus menandatangani lembar
persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus
menghormatinya.
3.73 TanpaNana (Anonimity)
Peneliti memberi jaminan dalam penggunium subyek penelitian
dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada
lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lernbar pengumpulan
data ata'u hasil penelitian yang akan disaj ikan.
3.7.4 Kerahasiaan (ConJidentiality)
Masalah keralrasiaan dalam etika penelitian merupakan masalatr
yang memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian. Peneliti menjamin
kerahasiaan atas semua informasi yang terkumpul maupun masalah-
masalah lainnya
3.8 Metode Pengumpulan Data
Pada penelitian ini digunakan metode pengumpulan data secira
wawancara terpimpin (Structured interview). Wawancara adalah suatu metode
yang dipergunakan untuk mengumpulkan data" dimana peneliti mendapatkan
keterangan atau inf'ormasi secara lisan dari seseomng s:rsaran penelitian
(responden), atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebdt (fice
to face) (Notoatmodjo, 20 I 3).
45
3.9 Sumber Data
3.9.1 Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari wawancara terpimpin
pada responden di Apotek Maggha Mulia 2 Palembang meliputi tingkat
pendidikan dan penghasilan serta tindakan swamedikasi diare.
3.92 Data Sekunder
Data sekunder adalah data penunjang yang diambil dari buku-buku
atau jurnal penelitian terbaru secara teoritis mengenai pengobatan diare
secara swamedikasi dengan variabel bebasnya yaitu tingkat pendidikan
dan penghasilan.
3.10 InstrumenPenelitian
Pada penelitian ini menggunakan alat pengumpul data berupa kuesioner
untuk wawancara (form for quesioning)" Jenis kuesioner ini digrurakan unhrk
mengumpulkan data melalui wawancara.
3.ll Metode Pengolahan dan Analisis Data
3.11.1 Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data dalam penellitian ini yaitu :
l. Editing Data (Pengeditan Data)
Dalam proses ini dilakukan pengeditan data yang meliputi
pemeriksaan kelengkapan dan kejelasan makna jawaban
sehingga didapatkan data yang lengkap, jelas, relevan dan
konsisten.
46
Coding Data (PemHan Kode Data)
Data yang sudah diedit kemudian dicoding. Coding
merupakan kegiatan merubah data berbenhrk huruf menjadi
data berbentuk angka/bilangan (Santoso, 2013). Coding sangat
berguna dalarn pemasukan data pada tahap berikutnya. Kode
pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
a- Swamedikasi yang tidak rasional
b. Swamedikasi yang rasional
c. Tingkat pendidikan rendah
d. Tingkat pendidikan tinggi
e. Penghasilan rendah
f. Penghasilan tinggi
2
I
2
I
2
3. Entry Dafa (Memasukkan Data)
Data yang telah diedit dan diberi kode kemudian
dimasukkan (entry) ke dalam prograrrr komputer, dalam hal ini
IBM SPS,S (Statistic Package for the Social
Sciencess)for Windows Ver. 24.
Cleaning Data (Pembersihan Data)
Setelah dimasukkan ke dalam program, kemudian
dilalatkan Cleaning Data. Cleaning Data merupakan kegiatan
pengecekan kembali data yang sudah dimasukkan (entry),
apakah ada kesalahan atau tidak. Jika terdapat kesalahari maka
dilakukan perbaikan terhadap kesalahan tersebut.
4.
47
3.11.2 Analisis Data
Data yang telah diolatr kemudian dianalisis. Analisis data yang
dilakukan antara lain :
l. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk melihat distibusi dan fr,ekuensi
dari tiap-tiap variabel bebas (tingkat penghasilan dan pendidikan)
dan variabel terikat fterasionalan swamedikasi diare). Data
disajikan dalam bentuk tabel.
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel
bebas dan terikat, dimana uji hubungan kedua variabel tersebut
dengan uji statistik Chi-Square. Dengan sistem komputerisasi dan
tingkat kemaknaan pada a 0,05 dengan ketentuan bila p value <
nilai o (0,05) maka ada hubungan antara variabel bebas dengan
variabel terika! bila p value > nilai a (0,05) maka tidak ada
antara variabel bebas dengan variabel terikat.
48
3.12 DefinisiOperasional
Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah yang didefinisikan sebagai
berikut:
Variabel IndependenPenshasilan Pendidikan
DefrnisiPendapatan (uang) yangditerima dalam satu bulan
Pengalaman mengikutipendidikan forrral, dinilaiberdasarkan ijazah terakhiryang dimiliki responden.
Alat lJkur Kuesioner Kuesioner
Cara Ukur Mengisi data demografr padakuesioner
Mengisi data demograft padakuesioner
Hasil lJkur
l. Rendah (Jika <UMR KotaPalembang yaitu Rp2.900.000)
2. Tinggr (> UMR KotaPalembang yaitu Rp2.900.000)
1. Rendah (JikaSederajat)
2. Tinggt (JikaSederajat)
Skala Ukur Ordinal OrdinalTabel 3.1 Dcfinisi Operasional Variabel Indcpenden
Variabel DenendenKerasionalan Swamedikasi Diare
Defrnisi
ketika pasien menerima obatobatan yang sesuai, dalam dosisyang memenuhi persyaratan masing-masing, unfuk periodewaktu yang memadai, dan dengan biaya terendah r.mtuk merekadan masvarakat (WHO . 2012\.
Alat Ukur KuesionerCara Ukur Meniawab oertanyaan-oertanvaan saat wawancara
Hasil Ukur
l. Rasional (Jika rnemenuhi 5 kriteria kerasionalan menurutwHo).
2. Tidak Rasional (Jika tidak memenuhi 5 kriteriakerasionalan menurut WHO)
Skala Ukur OdinalTabel 3.2 Definisi Operasional Variabel Dependen
49{r
3.13 Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban sementara suatu penelitian, patokan duga
atau dalil sementara yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut
(Notoadmodj o, 2014). Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
l. Ho : tidak ada hubrmgan tingkat pendidikan terhadap
kemsionalan swamedikasi diare.
IL : ada hubrmgan antara tingkat terhadap kerasionalan
swamedikasi diare.
2. IIo : tidak ada hubrmgan antara pengbasilan terhadap kerasionalan
swamedikasi diare.
IL : ada antara, penghasilan terhadap kerasionalan
swamedikasi diare.
50
3.14 Alut Penetitian
Mengurus suat izinpenelitian
Melakukan penelitian Miting data
Cleaning data Codingdata
Analisis univariat,danbivariat
Pembalrasan
Kesimpulan
Bagan 3.2 Alur Penelitian
BAB IV
HASIL DAAI PEMBAHASAAI
4.1 Hasil Penelitian
Pada penelitian ini responden merupalian seluruh pengunjung Apotek
Maggha Mulia 2 Palembang. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini
adalah purposive sampling yakni teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu (Suffa[ 2017). Berdasarkan hasil penelitian yang dilahrkan terhadap
kerasionalan swamedikasi diare pada responden di Apotek Maggha Mulia 2
Palembang tahun 2019, maka data yang dikumpulkan berjumlah 100 responden.
Hasil penelitian disajikan ke dalam teks dan tabel, yaitu sebagai berikut :
4.1.1 Kerasionalan Swamedikasi Diare
Menurut WHO, Penggunaan obat yang rasional harus memenuhi
persyaratan 4T+1W yaitu tepat pasien, tepat indikasi, tepat obat, tepat
pemberian, dosis dan lama pemberian, serta waspada efek samping obat.
Berikut ini adalatr hasil penelitian terhadap 5 kriteria kerasionalan
swarnedikasi diare padaresponden di Apotek MagghaMulia 2 Palembang.
4.l.l.l Tepat Pasien
Hasil penelitian untuk kriteria tepat pasien adalah sebagai
berikut:
TEPAT PASIEN JT]MLAH PERSENTASETeoat 100 100%
Tidak Teoat 0 0%JT]MLAH 100 100%
Tabel4.1 Tabel Frekuensi Tepat Pasien
51
52
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dari 100
oftmg responden, seluruhnya telah memenuhi kriteria tepat pasien
(100%).
4.1.1.2 Tepat Indikasi
Hasil penelitian untuk kriteria tepat indikasi adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.2 T abel Frekuensi Tepat Indikasi
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa dari 100
orung responden, sebanyak 92 responden (92%) telah memenuhi
kriteria tepat indikasi, sedangkan sisanya yaitu sebanyak 8
responden (8%) tidak mernenuhi kriteriatepat indikasi.
4.1.1,3 Tepat Obat
Hasil penelitian untuk kriteria tepat obat adalah sebagai
berikut:
Tabel4.3 Tabel X'rekuensi Tepat Obat
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dari 100
orang responden, seluruhnya telah memenuhi kriteria tepat obat
(100%0). Sedangkan untuk jenis obat-obatan yang digunakan oleh
responden, dapat dilihat pada tabel berikut :
TEPAT INDIKASI JT]MLAII PERSENTASETepat 92 92%
Tidak Tepat 8 8o/o
JT]MLAII 100 100%
TEPAT OBAT JTJMLAII PERSENTASETeoat r00 rcAVo
Tidak Teoat 0 a%JI]MLAII 100 100%
53
Tabel 4.4 T abel X'rekuensi Pilihan Obat
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat batrwa sebanyak 8
responden (8'A memilih menggunakan oralit, sebanyak 46
responden (460/o) menggunakan diapet 40 responden (40%)
menggunakan entrostop, 4 responden (4Y) menggrmakan diatab
dan sisanya yal:t:u2 responden (2Y$menggunakan lodia.
4.1.1.4 Tepat Pemberian, Dosis dan Lama Pemberian
Hasil penelitian untuk kriteria tepat pemberian, dosis, dan
lamapemberian adalah sebagai berikut :
Tabel 4.5 Tabel tr'rekuensi Tepat Pemberian, Dosis dan Lama
Pemberian
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui batrwa dari 100
orang responden, Sebanyak 67 responden (67%) telah memenuhi
kriteria Tepat Pennberian, Dosis dan Lama Pemberian, dan
sebanyak 33 responden Q3yA tidak memenuhi kriteria tersebut. .
OBAT JUMLAH PERSENTASEOralit 8 &Yo
Diapet 46 46V"
Entrostop 40 40aA
Diatab 4 4Yo
Lodia 2 2%JTJMLAH 100 l00Yo
TEPAT PEMBERIAN,DOSTS, DAtt LAMA
PEMBERIANJI]MLAII PERSENTASE
Tepat 67 67%Tidak Tepat 33 33%JUMLAH 100 rcO%
54
4.1.1.5 Waspada Efek Samping
Kriteria kerasionalan swamedikasi diare untuk kategori
waspada ef,ek samping tennasuk kriteria kerasionalan yang tidak
dapat diukur, karena peneliti tidak dapat melihat responden secara
langsung saat melakukan swamedikasi diare. Oleh karena itu hanya
4 kriteria kerasionalan saja yang diukw oleh peneliti. Jika
responden memenuhi 4 kriteria kerasionalan (tepat pasien, tepat
indikasi, tepat obat, serta tepat pernberian, dosis dan lama
pemberian), maka swarnedikasi diare dianggap telah rasional.
4.1.2 AnalisisUnivariat
Analisis univariat dilakukan unhrk mengetahui distribusi frekuensi
dan presentase dari setiap variabel. Baik variabel independen yaitu
pendidikan dan penghasilan, maupun variabel dependennya yaifu
kerasionalan swamedikasi diare.
4.1.2.1 Tingkat Pendidikan
Karakteristik tingkat pendidikan responden di Apotek
Maggha Mulia 2 Palembang dibagi menjadi 2 kategori yaitu
pendidikan rendah yaitu <SMA/Sederajat, dan pendidikan tinggi
yaitu >SMA/Sederajat yakni seperti pada tabel 4.6
TINGKAT PENDIDIKAI{ JTJMLAH PERSENTASE< SMA/Sederaiat l5 l5o/o> SMA/Sederaiat 85 85o/o
JUMLAH 100 roa%Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Responden
55
Data mengenai tingkat pendidikan ini dikaitkan dengan
cakupan banyaknya informasi yang pernah diterima oleh
responden. Dari penelitian ini, pendidikan responden di Apotek
Maggha Mulia 2 Palembang untuk pendidikan rendah yaitu
sebanyak 15 orang (lsyo), dan pendidikan tinggr sebanyak 85
oftulg (85%).
4.1.2.2 Penghasilan
Pada penelitian ini, dilakukan terhadap 100 oftIttg
responden yang dikelompokkan menjadi 2 yait'l rendah jika <
UMR Kota Palembang yaitu Rp 2.900.000 dan tingg jika ) UMR
Kota Paehnbang yaitu Rp 2.900.000. Untuk lebih jelas dapat
dilihat pada tabel di bawatr ini:
PENGIIASILAI\ JT]MLAH PERSENTASE< Ro 2.900.000 47 47%> Rp 2.900.000 53 53Vo
JT]MLAH t00% lOOYI
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Penghasilan Responden
Berdasarkan tabel4.7 dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden" yaitu sebanyak 53o/o memiliki pendapatan lebih dari
sarna dengan Rp 2.900.000 per bulan. Dan sebanyak 47%
responden memiliki pendapatan dibawah Rp 2.900.000 per bulan.
4.1.2.3 Kerasionalan Swamedikasi Diare
Kerasionalan swamedikasi diare dikelompokkan rneqiadi 2
kelompok yaitu rasional dan tidak rasional. Dikatakan rasional jika
memenuhi 4 kriteria kerasionalan menurut WHO, sedangkan
56
dikatakan tidak rasional jika tidak memenuhi 4
kerasionalan menurut WHO. Adapur hasilnya adalah
berikut:
kriteria
sebagai
KERASIONALAI\- JT]MLAH PERSENTASETidak Rasional 4l 4t%
Rasional 59 59Y"
JTJMLAH 100% rca%Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Kerasionalan SwamedikasiDiare
Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden melakukan swamedikasi secara rasional yaitu sebanyak
59o/o dan responden yang melakukan swamedikasi dengan tidak
rasional, yaitu sebanyak 4l%.
4.1.3 Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk mengidentilftasi hubungan
antara variabel dependen dan variabel independen. Uji statistik yang
digunakan adalah uji Chi Square dengan batas nilai kennaknaan o : 0,05.
Analisis dilalarkan dengan uji Chi Square karena data yang diolah
merupakan data kategorik dan kategorik. Uji Chi Square dilahrkan
dengan bantuan program komputer IBM SPSS Statistic 24. Datram
pengambilan keputusan untuk uji chi square ini, penulis berpedoman pada
nilai P Value Jika nilai P Vqlue < 0,05 maka FL ditolak dan Ha diterima
artinya ada hubungan yang bermakna antara variabel dependen dan
variabel independen.
57
4.1.3.2 Pengaruh Antara Tingkat Pendidikan dan
Kerasionalan Swamedikasi Diare
Hasil pngaruh antzra tingkat pendidikan dengan
kerasionalan swamedikasi diare pada responden di Apotek Maggha
Mulia 2 Palembang adalah sebagai berikut :
Tabel 4.9 Distribusi Pendidikan responden dengan kerasionalan
Berdasmkan tabel 4.9 diatas dapat dilihat batrwa sebanyak
15 responden (100%) dengan tingkat pendidikan rendatr
seltruhnya melakukan swamedikasi dengan tidak rasional.
Sedangkan pada 85 responden (100%) dengan tingkat pendidikan
Jnggi, sebanyak 26 responden QA,6%) melakukan swamedikasi
diare secara tidak rasional dan sebanyak 59 responden (69,4%)
melakukan swamedikasi diare secara rasional. Dan berdasarkan
hasil uji Continuity Correction, maka terdapat pengaruh yang
sangat signifikan antara pendidikan dengan kerasionaian
swamedikasi diare karena P Value: 0,000<0,05.
Tingkat
Pendidikan
Kerasionalan
Jurrilah P
Value
Tidak
RasionalRasional
n Yo n % n %
Rendatr 15 l0OYo 0 UYo l5 lOOYI
0,000Tinggi 26 30,6yo 59 69,4Vo 85 100%
Total 4l 4t% 59 59Yo 100 lAAa/"
58
4.1.3.3 Pengaruh Antara Penghasilan dan Kerasionalan
Swamedikasi Diare
Hasil pengaruh antara penghasilan dengan kerasionalan
swamedikasi diare pada responden di Apotek Maggha Mulia 2
Palembang adalah sebagai berikut :
Tabel 4.10 Distribusi Penghasilan responden dengankerasionalan
Berdasarkan tabel 4.10 diatas dapat dilihat batrwa pada 47
responden (100%o) dengan penghasilan rendah, sebanyak 13
responden Q7,7%) melakukan swamedikasi secara tidak rasional
dan sebanyak 34 responden (72,3yo) melakukan swamedikasi
secara rasional. Serta pada 53 responden (100olo) dengan
penghasilan tinggi, 28 responden (52,8%) melakukan swamedikasi
secara tidak rasional dan sebanyak 25 responden (47,2W
melakukan swamedikasi secara rasional. Dan berdasarkan hasil uji
Continuity Correction didzprt P Value sebesar 0,019 , maka
Penghasilan
Kerasionalan
Jumlah P
Value
Tidak
RasionalRasional
n % n Yo n %
Rendah l3 27,7Yo 34 72,3Vo 47 l00Yo
0,019Tinggi 28 52,Vyo 25 47,2yo 53 t00%
Total 41 4t% 59 s9% 100 IOtr/o
59
4.2
terdapat pengaruh antara penghasilan dengan kerasionalan
swamedikasi diare karena nilai 0,019 < 0,05.
Pembahasan
4.2.1 Kerasionalan Swamedikasi Diare
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa responden yang
melakukan swamedikasi diare secara rasional lebih banyak daripada yang
tidak rasional, yaitu sebanyak 59% responden yang melakukan
swamedikasi diare secara rasional dan sebanyak 4lolo responden yang
melakukan swamedikasi dime secara tidak rasional. Swamedikasi
dikatakan rasional jika memenuhi 5 kriteria kerasionalan menwut WHO, 5
kriteria kerasionalan tersebut adalah sebagai berikut :
4.2.1.1Tepat Pasien
Pada penelitian ini ditanyakan tentang adakatr penyakit lain
atau kondisi khusus yang diderita responden saat mengkonsumsi
obat diare (pertanyaan no. 8 bagian III). Semua responden
menjawab tidak ada" sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh
responden (100%) telah memenuhi kriteria tepatpasien.
Obat dikatakan tepat pasien jika obat yang diberikan tidak
kontraindikasi dengan kondisi fisiologis dan patologis pasien
secara individu, dalam hal ini termasuk penyakit penyerta
(Tyashapsari, 2012). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang menyatakan bahwa dikatakan tepat pasien apabild tidak
adanya kontraindikasi dan riwayat penyakit lain yang dapat
60
memperparah kondisi atau menimbulkan efek sarrrping ketika
mengonsumsi obatnya (Wulandari, 2013).
4.2.1.2 Tepat Indikasi
Tepat indikasi yaitu ketepatan responden dalam memilih
penggunaan obat berdasarkan gejala-gejala yang telah dialami dan
yffiig dirasakan (Lestari, 2014). Untuk mengetahui apakah
responden memenuhi kriteria tepat indikasi, maka penulis melihat
jawaban pada bagian II (untuk mengetatrui apakah diagnosis
sendiri oleh responden sudatr tepat) dan melihat pilihan obat yang
dikonsumsi responden pada bagian III nomer I dan 2.
Pada penelitian ini, diagnosis sendiri yang dilakukan oleh
responden sudah sesuai dengan pengertian diare menwut WHO,
yaitu diare buang air besar dengan konsistensi cair (mencret)
sebanyak 3 kali atau lebih dalam satu hari Qa jam) (Wati, 2016).
Akan tetapi, meskipun seluruh responden telah dapat mendiagnosis
diri sendiri dengan benar, tenryata masih terdapat responden yang
kurang tepat dalam memilih obat yaitu sebanyak 8 responden (8%).
Sebanyak 8 responden tersebut memilih mengkonsumsi oralit
untuk mengobati gejala mencret, padahal oralit diindikasikan untuk
menghilangkan gejala dehidrasi. 92 responden lainnya (92%)
memilih obat golongan pengental ftses untuk mengobati gejala
mencret. Obat yang dipilih yaitu obat diapet (46%), enlrosfop
51
(40yo), diatab @Yo) dan sisanya (2%) mengkonsumsi loperamid
merk lodia.
4.2.1.3 Tepat Obat
Ketepatan dalam memilih obat diare menurut literatur
Symptoms In The Pharmacy, obat bebas dan bebas terbatas standar
swamedikasi untuk diare yang digunakan yntu Oral Rehydratton
Therapy (Oralit), loperarrid dan kaolin. Dan menurut literatur
Phsrmacotherapy: a pathophysiologic approach, pilihan obat
untuk diare akut addahoralit,loperamid, atau absorben.
Berdasarkan literatur tersebut, seluruh responden
memenuhi kriteria tepat obat, yaitu seluruh responden
menggunakan obat bebas dan bebas terbatas untuk pengobatan
diare, dimana sebanyak 8olo responden menggunakan oralit,46Vo
responden menggunakan obat herbal merk diapet, 40%
menggunakan antidime entrostop yang mengandung attapulgit dan
pektin, 4% menggunakan diatab yang mengandung attapulgit aktif,
dan 2% menggunakan loperamid.
4.2.1.4 Tepat Pemberian, Dosis, dan Lama Pemberian
Menurut WHO (2012), Besar dosis, cara dan frekuensi
pemberian umunnya berdasarkan pada sifat farmakokinetika dan
farmakodinamika obat serta kondisi pasien. Sedang lama
pemberian berdasmkan pada sifat penyakit (akut atau'kroriis,
62
karnbuh berulang dan sebagainya). Tepat dosis adalah jumlatr obat
yang diberikan berada dalam mnge terapi.
Tepat pemberian, dosis, dan lama pemberian dilihat dari
jawaban pertanyaan bagian III nomer 3 dan 4. Pada penelitian ini
terdapat 39 responden (33%) yang tidak memenuhi kriteria tepat
pemberian, dosis, dan lama pemberian, sisanya yntu 67 responden
(67%) sudah memenuhi kriteria.
4.2.1.5 Waspada Efek Samping
Waspada efek samping dilakukan dengan memperhatikan
infonrrasi yang ada atau diberikan dari obat yang diberikan.
Responden hendaknya mengetatrui efek samping yang mungkin
timbul pada penggunaan obat sehingga dapat mengambil tindakan
pencegahan serta mewaspadainya (Wahyuadi, 20 I 8).
Kriteria kerasionalan swamedikasi diare waspada efek
samping tidak dapat diukur, karena peneliti tidak dapat melihat
responden secara langsung saat melakukan swamedikasi diare.
Oleh karena itu hanya 4 kriteria kerasionalan saja yang diukur oleh
peneliti. Jika responden memenuhi 4 kriteria kerasionalan (tepat
pasien, tepat indikasi, tepat obat serta tepat pemberian, dosis dan
lama pemberian), maka swamedikasi diare dianggap telah rasional.
53
4.2.2 TingkatPendidikan
Hasil penelitian didapat bahwa responden di Apotek Maggha
Mulia 2 lebih banyak yang berpendidikan tinggr (85%o) daripada
berpendidikan rendah (15'/r).Pada 15 responden (100%) dengan tingkat
pendidikan rendah seluruhnya melalarkan swamedikasi dengan tidak
rasional. Sedangkan pada 85 responden (100%) dengan tingkat pendidikan
tinggi, sebanyak 26 responden (30,6%l melakukan swamedikasi diare
secara tidak rasional dan sebanyak 59 responden (69,4%o) melakukan
swamedikasi diare secara rasional.
Setelah data dianalisis menggunakan uji statistik Chi Square, tidak
ada cells yang mempunyai nilai harapan kurang dari 5 dan tabel yang
dianalisis adalah rabel2x2. Maka dilihat hasil P Value pada tes Continuity
Correctiormya untuk menarik kesimpulan. Berdasarkan hasil P Value
pada continuity Conection, yaitu 0,000 < 0,05. Maka FIo ditolak dan Hu
diterim4 artinya terdapat hubungan yang signifftan antara tingkat
pendidikan dengan kerasionalan swamedikasi pada responden di Apotek
Maggha Mulia 2 Palembang.
Pendidikan yang tinggi memungkinkan responden memperoleh
informasi tentang kesehatan yang akan mempengaruhi pemilihan tindakan
pengobatan. Hubungan antara tingkat pendidikan dengan tindakan
swamedikasi diare, sernakin tinggi pendidikan responden maka semakin
tinggi pengetahuannya mengenai swamedikasi diare (Kartikasari,' 2008).
Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang menyatakan
64
bahwa responden berpendidikan tingg lebih banyak melakukan
pengobatan sendiri secara rasional (Figueras, 2000).
Berdasarkan teori, penelitian terdahulu, dan hasil penelitian, maka
penulis berpendapat bahwa memang terdapat pengarutr antara tingkat
pendidikan seseorang terhadap kerasionalan swamedikasi diare, dimana
apabila tingkat pendidikan seseorang semakin tinggi, maka semakin
rasional pula tindakan swamedikasi diarenya.
4.2.3 Penghasilan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebanyak 47
responden (100%) dengan penghasilan rendatr, sebanyak 13 responden
Q7,7%) melakukan swamedikasi secara tidak rasional dan sebanyak 34
responden (72,3%) melakukan swamedikasi secara rasional. Serta pada 53
responden (100%) dengan penghasilan tinggi, 28 responden (52,8o/o)
melakukan swamedikasi secara tidak rasional dan sebanyak 25 responden
(47,2%) melalokan swamedikasi secara rasional.
Setelah data dianalisis menggunakan uji statistik Chi Square, tidak
adz cells yang mempunyai nilai harapan kurang dari 5 dan tabel yang
dianalisis adalah tabel2x2. Maka dilihat hasil P value pada tes continuity
Correctiormya unfuk menarik kesimpulan. Berdasarkan hasil P Value
pada Continuity Correction, yaitu 0,019 < 0,05. Maka Ho ditolak dan H"
diterim4 artinya terdapat hubungan antara penghasilan dengan
kerasionalan swamedikasi pada responden di Apotek Maggha Mulid 2
Palembang.
F
65
Menurut Hendrawan 2003, pendapatan suatu keluarga
berhubungan dengan penggrmaan pelayanan kesehatan, yang berarti
semakin tinggi pendapatan suatu keluarga maka semakin tinggi pula
pelayanan kesehatan yang dipilih keluarga tersebut. Biaya pengobatan
menjadi pertimbangan bagr masyarakat dengan tingkat pendapatan yang
rendah, sehingga cenderung mencari pertolongan kesehatan sesuai
kemampuan dari pendapatannya. Tingkat pendapatan berpengaruh
terhadap upaya masyarakat dalarn melahrkan pencegahan, penanganan
maupun dalam usaha meningkatkan kesehatan keluarg4 termasuk
swamedikasi, khususnya dalam swamedikasi penyakit diare, misalnya
dengan membeli obat diare tanpa resep.
Berdasarkan teori, penelitian terdahulu, dan hasil penelitian, maka
penulis berpendapat bahwa memang terdapat pengaruh antara penghasilan
seseoftulg terhadap kerasionalan swamedikasi diare, dimana apabila
penghasilan seseoftrng semakin tinggi, maka semakin rasional pula
tindakan swamedikasi diarenya.
4.3 Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi keterbatasan antara lain keterbatasan
waktu penelitian, terdapat satu kriteria kerasionalan yang tidak dapat diukur yaitu
waspada efek samping, dan keterbatasan data yang dikumpulkan untuk penelitian
ini hanya terbatas pada kuesioner yang dikumpulkan dalam satu waktu sehingga
tidak semua informasi dapatdiperoleh dengan luas dan lebih lengkap
BAB V
PEI\UTTTP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Analisis Pengaruh Pendidikan dan
Penghasilan Terhadap Kerasionalan Swamedikasi Diare pada Responden di
Apotek Maggha Mulia 2 Palembang, didapatkan kesimpulan yaitu:
a. Terdapat hubungan antara pendidikan terhadap kerasionalan
swamedikasi diare pada responden di Apotek Maggha Mulia 2
Palembang dengan nilai signifikansi 0,000, artinya semakin baik
tingkat pendidikan seseontng, maka akan semakin rasional pula
swamedikasi diarenya.
b. Terdapat hubungan antara penghasilan dengan kerasionalan
swamedikasi diare pada responden di Apotek Maggha Mulia 2
Palembang dengan nilai signifikansi 0,019 artinya semakin tinggi
penghasilan seseorang, maka akan semakin rasional pula swamedikasi
diarenya.
5.2 Saran
Bagi peneliti selanjutrya diharapkan untuk melakukan penelitian terhadap
variabel bebas yang lainnya, seperti usi4 jenis kelamirU pekerjaan, tingkat
pengetahuan dan lain-tain terhadap kerasionalan swamedikasi diare.
56
DAFTAR PUSTAKA
Artiani, Akhir. 2012. Kajian Swsmedilusi Diare Penghuni Kost Wilayah GatahPabelsn, Ksrtasura. Naskah Publikasi, Universitas MuhammadiyahSurakarta.
Dewi, Sri Kumala. 2A15. Analisis Kerasionalan Pengobatan batuk secara selfmedication dari masyarakat yang berkunjung di pelayanan rawat jalanRSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2015. Skripsi,Universitas Kader Bangsa Palembang, tidak dipublikasikan.
Dinas Kesehatan Kota Palembatrg. 2015- Profil Kesehatan Kota PalembangTahun 2015. Palembang: Dinas Kesehatan Kota Palembang.
Dinas Kesehatan Provinsi SumSel. 2015. Profil Kesehatan Provinsi SumateraSelatan Tahun 2015. Palembang: Dinas Kesehatan Provinsi SumSel.
Ernawati, Febrina. 2072. Pengaruh Pendidiknn Kesehatan terhadap PeningkatanPengetahuan tentang Diare pada Anak Jalanan di Semarang. Karya TulisIlmiah : Universitas Diponegoro Semarang.
Kementrian Kesehatan RI. 201l. Situasi Diare di Indonesia Triwulan II. Jakarta:Kementrian Kesehatan RI.
Kementrian Kesehatan RI- 2011. Modul Penggunaan Obot Rasional. Jakarta:Kementrian Kesehatan RI.
Lestari, Yus Puji. 2014. Swamedikosi Penyakit Maag poda Mahasiswa BidangKesehstan di Universitas Muhammadiyah Surqlurta. Naskah Publikasi.Universitas Muhammadiyah Surakar.ta.
Longo, Dan L. & Fauci, Anthony S. 2013. Harrison : Gastroenterologi danHepa t ol o 91. J akafia: EGC.
Manan, F,1.2014. Buku Pintar Swamediknsi : Tips Penanganan Dini Masalah-mas al ah Ke sehatan Jogiakarta: Saufa
Muharf, Septi. 2015. Gambaran Tenaga Kefarmasian dnlam MernberiknnInformasi Kepada Felaht Swamediknsi di Apotek-apotek KecamatanTampan Pelcnnbmu. Jurnal : Sekolah Trnggi Ilmu Farmasi Riau.
Notoatnodjo, Soekidjo .2013. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: RinekaCipta.
Restiyono, Ady. 2016. Analisis Faloor yang Berpengaruh dalam SwarnedikasiAntibiotik pada Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Kajen KebupatenPelmlongan Jurnal : Universitas Diponegoro Semarang.
Santoso, Imam. 2013. Manajemen Data : Untuk Analisis Data PenelitianKesehstan Yo gyakarta: Gosyen Publishing.
Blekinsopp, Alin. 2009. Symptoms in the Pharmacy: A Guide to the Managementof Common lllnes. Sixth Edition Oxford : Blackwell Publishing Ltd.
Suffah, Nisa'in Kamalah. 2017. Pengaruh tingkat pengetahuan terhadap tindaknnswamedikasi diare di kecamatan knronggeneng lamongan. Skripsi,Universitas Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Suharyono.2012. Diare Ahtt : Klinik dan Laboratorik. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Tanuab, Yunita Deissy. 2012. Swamediknsi Diare pada lbu-ibu PKK diKecamatan Semanu Kabupaten Gunung Kidul (Kajian Pengetahuan dsnSilmp) . Skripsi, Universitas Sanata Dharma.
Ulfa" Ade Maria- 2012- Hubungan Antara Silmp dengan Perilaku PengobatanSwamedikasi yang Rasional oleh Pengunjung Apotek "X" Kota BandarLampung Tahun 2012. Jurnal : Bandar Lampung.
Wahyuadi, Muhammad Sri. 2018. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan PerilalntSwamedikasi Obat Diare. Skripsi- Universitas Muhammadiyah Malang.
Wati, Cucu Sita. 2016. Hubungan Persepsi, Tingkat Pendidilmn, dan SosialEkonomi dengan Penanganan Pertama Diare pada Balita di Rumah.Skripsi. Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
WHO, 2012. The Pursuit of Responsible Use of Medicines : Sharing and Learning
fr om Country Experience s. https:// www.who.inUmedicines/publications/responsible_use/enl . pp. | -2.
Widoyono. 2011. Penyakit tropis : Epidemiologi, penularen, pencegahan &pemberantasanrrya. Semarang: Erlangga.
Wulandari, Dayang Kiki Tri. 2013. Pengetahuan dan Ketepatan SwamediknsiKecacingan Oleh Orang Tuo Anak Usia Sekolah Dasar di KelurohanSaigon P ontianak Timur. Skripsi. Universitas Tanjungpura Pontianak.
Yunit4 yulistri. 2018. Pola penggunaan obat diare snak di puskesmas punii ka-jru
kata palembong periode maret-agustus 2017- Karya tulis ilmiah, STIFIBhakti Pertiwi Palembang, tidak dipublikasikan.
'e
YAYASAN ISLAM SITI KHADIJAHSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI FARMASI,fln. Demang Lebar Daun Pakjo Palembang Telp.0711-314562
,-@fis\,at" b
NomorLarnpiranPerihal
NtMJr.rdul Penelitian
OOI 38/ S1 FARM.STIK/VII/20 I 9
Permohonan IzinPengarnbilan Data Fenel itian
Palembang, I Juli 2019
Kepada Yth.Apoteker Penanggung JawabApotek Maggha Mulia 2Di-Palembang
Asslamu'alaikum Wr. WbTeriring salam dan do'a semoga Allah SWT senaittiasa melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua dalam melaksanakan tugas sehari-hari. AamiinSehr.rbungan dengan tugas penyusunan SKRIPSI yang diwajibkan bagi mahasiswa/i
Semester Akhir Program Studi Farrnasi STIK Siti Khadijah Palernbang Tahun Akademik2018/2019 maka dengan ini kami bermaksud mengajukan permohonan izin pengambilan
data penelitian pada Institusi/lnstansi yang Bapakllbu pimpin, kepada :
Nama lt4ahasisr,va : Sancli Fitriningsih:51502063: Analisis Pengaruh Pendidikan dan Tingkat Penghasilan TerhadapKerasionalan Swamedikasi Diare Pada Responden di ApotekMaggha Mulia 2 Palembang
Demikianlah surat ini, atas bantuan & kerjasamanya di ucapkan terima kasih.Wassalamu'alaikum Wr. Wb
Mengetahui,
Ketua Prodi Sl Farmasi
Tembusan:l. Arsip
ita Susanti, S,Farm., Apt., M.KesNrK. 159098
Apotik "MAGGHA MULIA 2'Jl. Jmd. Sudirman No. 2957 C-D Palembang
Telp. (071t)3s4824APA : Drs. Masnir Ahtri, APT, MARS
IPSPA: 440,PSPAI0@5/DPMPTSP-PPK/201 6IPA: 446/IPA/fi)85IBPM-PTSPI20 I 6
Nomor
Larpiran
Perihal
: 21 O/APOTIKIMM2AII2O I 9
, P"-t".i* Izin Pengarnbilan
Data Penelitian
Palembang Juni 2019
KepadaYth,
Ka. hogram Studi Sl Farmasi
STIK Siti Khadijah Palembang
Di
Palembang
t.
2.
Rujukan surat Kepala Program Studi Sl Farmasi STIK Siti Khadiiah Palembang
Nomor : 0I3US1FARM.STIK/VIU20I9 Tanggal I Juli 2019 tentang permohonan
izin pengarrbilan data pnelitian.
Sehubungan dengan rujukan tersebut di atas, diberitahukan kepada Kepala Frogram
Studi Sl Farmasi STIK Siti Khadijah Palembang bahwa Apotek Maggha Mulia 2
Palembang memberikan izin pengambilan data peneliutian kepada mahasiswa/i atas
: Sandi Fitriningsih
:51502063
Judul Penelitian : Analisis Penganrh Pendidikan dan Tingkat Penghasilan terhadap
Kenasionalan Swamedikasi Diare pada Responden di Apotek
Magha Mulia 2 Palembang.
Dengan catatm rnahasiswa yrmg b€rsangkutan mengikuti semua peratnan yang
berlaku di Apotek Maggha Mulia 2 Palembang dan data yang didapat digunakan
hanya untuk kepentingan ilmu pengetahuan.
3. Demikian untukmenjadi maklum.
nama:
Nama
NIM
Drs. H- MairiiiAm, APT., MARS
Nomo :213/AFOTIIVI4IU2/Vil2OI9
Lampiran : -
Perihal : Selesai Izin Pengambilan
DataPenelitian
Palembang, Juli 2019
KepadaYth,
Ka. Program Studi Sl Farrrasi
STIK Siti Khadijatt Palembang
Di
Palembang
l. Rujukan disposisi Apdeker Penanggung jawab Apotek dari surat Kepala kogram
Studi Sl Farmasi STIK Siti Khadiiah Palembang Nomor : 2I0/APOTIIVMM2/VU
2019 Tengal Jrmi 2019 tentangpernberian izin pengembilan data penelitian.
Sehubungan dengan rujukan tersebut di atas, diberitahukan kepada Kepala Program
Studi Sl Farmasi STIK Siti Khadijah Pakmbang mahasiswa/i atas nama :
Nama : Sandi Fitriningsih
NIM :51502063
Judul Penelitian : Analisis Pengaruh Pendidikan dan Tingkat Pengfuasilan terhadap
Kerasionalan Swamedikasi Diare pada Responde,n di Apotek
Maggha Mulia 2 Palembang.
Telah selesi mengambil data di Apffik l/fiaggha Mulia 2 Palembang dengan benar.
Dengan catatan bahwa data yang didapat digunakan hanya untuk kepentingan ilmu
pengetahuan.
3. hmikian untukmenjadi maklum.
Apoteker Penanggung jawab Apotek
f*
Lampiran 4. Surat Persetujuan (Informed Consent)
SURAT PERSETUJUAN
(Informed Consent)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan
dan penghasilan terhadap tindakan swamedikasi diare pada responden di Apotek
Maggha Mulia 2 Palembang.
Setiap oftmg yang menjadi responden akan diajukan beberapa pernyataan
tentang pengobatan sendiri pada diare. Peneliti sangat mengharapkan partisipasi
dari Bapak/Ibu/Saudara/Saudari. Semoga penelitian ini memberi manfaat bagi kita
semrla-
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama:
Umur:
Alanat/No FIP :
Dengan ini menyatakan persetujuan untuk berpartisipasi dalam penelitian
sebagai responden. Saya menyadari bahwa keikutsertaan diri saya pada pada
penelitian ini adalah sukarela. Saya setuju akan memberikan inforrnasi yang
berkaitan dengan penelitian ini.
Demikianlah penryataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak ada
paksaan dari pihak manapun.
Peneliti
Palembang, Mei 2019
Yang Membuat Pernyataan
( Sandi Fitriningsih )
Lampiran 5, Lembar Kuesioner
LEMBAR KUESIOI{ERAnalisis Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Penghasilan Terhadap Kerasionalan
Swamedikasi Diare pada Responden di Apotek Maggha Mulia 2
Palembang
Bagian Il. Nama2. Umur3. Jenis Kelamin4. Alamat
Tahun
Pria / Wanita
5. Pendidikan Terakhir
a. SD/Sederajat
b. SMP/Sederajat
c. SMA/Sederajat
d. Perguruan tinggie. Lainrry4 (Sebutkan...................)
6. Jumlah penghasilan dalam satu bulan
a. < Rp 2.900.000
b. ZRp 2.900.000
7. Apakah Bapak/Ibu/Saudara/i pernah melakukan pengobatan sendiri pada
diarc?
a. Perrahb. Tidak Pernatr
Bagian II1. Saat mengalami diare, seberapa sering Bapak/Ibu/Saudara/i melakukan Buang
Air Besar (BAB)?a. Kurang dari tiga kali dalam sehari semalam Qa jarr)b. Lebih dari tiga kali dalam sehari semalam Qa jam)
2. Bagaimana kondisi tinja Bapakflbu/Saudara/i pada saat mengalami dime?
a- Padat/keras
b. Cur3. Bagaimana suhu tubuh anda saat mengalami diare?
a. Tinggi/demamb. Norrnal
4. Berapa lama Bapakflbu/Saudara/i mengalami gejala-gejala di atas?
a. Kurang dari satu minggu
b. Lebih dari satu minggu
Bagian IIIl. Obat tanpa resep apa yang Bapak/Ibu/Saudara/i minum?2. BapklIbu/Saudara/i menggunakan obat di atas untuk mengobati gejala?
3. Bagaimana cara Bapak/Ibu/Saudara/i meminum obat tersebut?
a- Jumlah obat sekali minum :
b. Berapa kali sehari diminrm :
c. Caramenggunakan obat :
d. Kapandiminum: (centang boleh lebih dari satu)
fl Sebelum makan
I Sesudah makan
E Bersarnamakan
4. Sampai berapa larna Bapak/Ibu/Saudara/i menggunakan obat tersebut?
a. Jika sakit saja
b. Sarnpaiobathabis5. Apakah Bapak/Ibu/Saudara/i selalu membaca efek samping pada kemasan
obat yang akan diminum?a. Yab. Tidak
6. Efek sarnping apa yang anda ketahui dari obat tersebut dan apa tindakan anda
dalam mencegahnya? (misal : mengantuk : tidak menyetir setelatr
penggunaan obat).........
7. Apa yang akan anda lakukan jika diare yang anda alami tidak sembuh dalamwaktu 3hari?a. Pergi ke dokter
b. Minum obat lagi8. Apakah Bapal/Ibu/Saudara/i juga memiliki penyakit lain/ kondisi tertentu
(hamil/menyusui bagi perempuan) ketika meminum obat tersebut?
a- Ya sebutkan penyakit{kondisinya (................ ...........)
b. Tidak
El q)clLLGl
-i'a9-VEEs(D6lEisf;t -c(tl
tr(l)
O.
(€
EoO.
clEolo.
clE(D
O.
clik(l)A
GI
E(D
or
clEo
o{
cttrkoA
G'
toOi
GI
EoA
GItrL(DA
(\l
E(D
O{
C\'
E(l)O.
5crlitsrc)
O{
clE(l)
O.
ctLc)
O.
.q(lEq)
Pr
RI
Eo)
or
GIgk(l)A
GIdlr0)A
GI
ti(Doi
(\l
Ec)A
-q(dEc)A
Gahcl
b0(l)Fr
o\C\l
Orc\I
o\c-.1
qc\
qol
qc.l
o\c.i
o\oi
o\oi o\
c\t
o"C-l
'o\c\
o\c.i
qc\t o\
c{
qc.I
qc.l
cnc.l
qc{
qc{ o\
(\lo\oi
o\c\
gE-=EEttLE_(D(Dl-
F.{ -
a H(t)
con acao za za cOn
vaa a za ca
a za V)cno
Azu) (t) u)
FrzV)
g(t) a)
a(t) aa
!4l-
A A Or Fl A Or Fl o< Fl Fl Or Fl A or A A o{ O{ or .l Fl F1 o.
L
E
cot-c\ $
co€
6lrnco
cn6l ro
NNaOcO
ooc{
rnc{ o\ $
c.tF-N
\oan
la)ot N
cnO$ €
aoc-l* +
coc..lC\l
cltt)
l-'{ & r+Fl
@zllrJ{
A t-liz Fr{
Ao*{za v
tr{ z n zt\ a a F
q)
OEaAu)q)
&
C.t cr} * rr) \o f\ oo o\o o.l ca $ rat \o F oo Or Oc{ c.l
c.iN
c.;c.l
Lq)
out)q)
11
o)4lrlla6,llq)
&\oIclLa!d
F]
6tF0)A
ctl
Eo)A
clEoA
ddcko
O.
cltro)A
(ttdLo)
O-
clE(D
A
'(tl
k(l)A
cltroA
cdtr(D
A
dclFoA
crl
ts{d)A
cdtr(l)A
(gdl.ro)A
clFoA
clcSr(l)A
(l
t<(D
O{
crl
Lc)A
dtro
Fi
crltrG)*
clEo)
Oi
G'Htr(DA
clH(l)
o<
.qclkq)
trr
cldLoA
GInko
o{
cld1..(D
A
o\oi
o\6l
6c.i
qot
o\o,i
qN
qc\I q
ctqC\
o\ol
o\c.l o\
ot
l"
l+o\c.i
o\c.i
o\c.i
qN
o\c\
o\(\I
qC\
o\oi
o\
$qC\
o\C\
o\C\
q(\ q(\I
a+o co
A za a 4aAart)
zav\:{a(t) a z
m
v2(t) a" a oa a
\3za a!.{aa u)
stn za\32ct) (t)
Aaa z
u)\<{z(t)
Or o- Fl Oi A Fl A A -l Fl o{ F.] oi A O{ P" .l Fl oi O. A A Oi A A A A
\oc\
lracn
ana{
r- t.-crl
ol$tat* C\
\oar-) a.l ci o,, \n
c.l cft $ *c\ooa4
ca$ o\ tat(\.l c-lc{
aao
€c.l
coC.l lat
\oa{
c\l$
a\<{z v z trr
Qa A r-lroi o Fri ao
D
a & a cqa z v z fr{vz
&z a N
+N ratc\ \o
ol F--c\ ooc\l
o\c! oco crl
C\.lcrl
cnca
+crl
\nca
\oc.l
tr-ca
€c.l
o\eo
o$ * c\t
$cosf,
:f,<f \n+ \os c-s od
!f,oist oin
cltr(l)
O.
-,cld(l)!
GI4l.r(l)A
crl I
dlLl(1)lAl
-clRllgl(DlAl
I
alEIoloil
cttr(l)A
a4ftllcltrlotAl
dtEIrDl
P{l
d(tlltrl(l)lAl
crttrc)
A.
G'
k(D
oi
I
I
l
ftl
c)A
crlgooi
cltro
o.
dtr(D\
EilFrl(DtAl
dcllEIolAl
cllEI(l)lA'l
dttrIkl(DlAl
cltsr(D
o{
(rldk(D
O.
clEIolAl
dtr(D
allctlil(DlAl
GItrG'
O.
dkc)\
o\(\n
o\c\ 3\
N\̂ o\
C-lo\c.i n
N }\\
o\c.i
I
\̂ }\\ o\
c{
oc{
o\o,i
o\c-l
o\C\
o\c.i
o\6l
qC\
qC\t
n\
o\
Vo\6i
o\oi
cnC\
o\t\
Sza , El au)f,)
=f
o a a(t) aoIv
c.loM\Jaa Ha
\<.aa oI z7
(D a
Aaa
3aa
-+o Iv f
adC =a
ta
I'a
o. A A -l pi n o. Oi AA '-l Ai A F]IA A A A o{ Or p< F] A F< F] A
c.tt-rc\ co\f, al
r')|'-c.t $ ca
rt)co
\o+ {n|rl coalc.l
.aca)
ooN
vo ca
ooC\
.a loc.l lt t ot
f-6l $ o
VF-c.l =f, $ $
v a ol&tzv4z & v
U) fri \<{aF
I A{n vw)
F]O. z
&a a -l
e
H(n c.lrn corn +in \o(n \o(a t'.-rat
ootrt o\
ra) \o \o N\o c.t\c \t\o r.)\o \o
\o F\o €\o oi\o or\ f- c-.ic-.
c.)f- $t-
ralf\
\or- t*-f-.
dkq)A
6(ltr(l)A
GI
EoOi
dck(l)A
cdtroA
(tlHk(l)
or
CB
Hc)
A-
GIHq)A
dE(D
A
dFc)A
3(dH(l)A
GI
(Dtrr
algLc)A
(d
E(D
Or
r-lGIH(l)
or
dFo)A
clc*r(DA
Ctl
H()F{
'clE{)A
€cL.ll)A
cl*.(D
A
6lHt{()A
cltr(l)A
o\(\.l
o\c.i
o\6l
o\(\l
qV
o\C.l
o\ol
qc\I
o\oi
qC\t
o\c.i
o\oi
o\OT
o\c.i
6o.i
o\oi
o\c.l
qV
o\6l Ot
c{
qv
qc\
o\
r
\3au) acoa z(t)
A4.a
coovza -f
A a(n om-<rA za o
o{\<{2(t) cnA a u)
aa cn2U) a a a
A F] O. oi A A F] A Or J tr< A A A A A. Oi O{ o< A A A A
c..loo
c\|rlc.)
aa(r) cac.lol r,-
N =f, (rl c-c.l $
\os cn\.| OrorJac\ rn
rn-f, ol
cnrlAcn
\o+ C!ca
rnc\
vo a Ftrl F rI]o a
& triF]
frra a a z cnM&
a F1a *{v &a o &
cqAtr<
€c,r
o\a\ 6 a c\
oocooo
-f,€ rnoo
\ooo
trroo
!to o\to oo\ o\ C\o\
tto\.+o\
,do\
\oo\ t'-
CA@o\ o\o\
$
.oco
F.vclE
!gc)a
sl(rl3dalE€(l)6)a
cCd
-vKIA
clc)
I(.)a
cl-vclts.cG'
ooa
((l.H
Ed((t
oIoa
EJalH
€o{)a
Fcrl
E-qct
(D
c.)a
(s-\aalE
?a)q)a
d(d
'!1(ltr
E
o.ooa
(BJ4KI
E
cl(DIoa
Fcl
JdGI
tr
(l)-ooa
slcl
-vGIt(rloc)a
s!(tl-vd
H
E
op(l)a
c(tlJ4CtlH
cl(t)(l)(t)
clJ4(rlE
(d
c)o)a
ctJ(ltrcrt
o(Da
dJclE
-dd(D(l)a
clCd
-valccl(D
oV)
F-vGItrH
(d
o(Da
()c.t
trd(l)
o
GI
c)
o
dalo)+rA
tr(so
o
do)
IJ
=tro
cd{.,
A
trcl(DP
o
trGI(D
a
GI
c)
o
GI(D
o 5; * €ac
G'c)+)a
FC)
a
dct(l)
a
iclc.)
a
tr(l
A
tr((l(u€a
h
6.r Etrqts5E.EE *€
pc?) (\l
J1c!
o€ocB
Ic)
U)
m
oocl.{5(l)
ct)
dJC\l
cl
c.t
C$.v(d
Jan
ABJ4c\I
GIJa7)
a€0cl
Iou)
Eoo(l.5(L)(t)
L(l (tl*6t
ct
c{
dJ1(\t
(dJ1
ca
Eotd
'{5o)a
@
caoCg.5(l)a
clv
clco -ocl
P
C.l
-octI
ol-oGI
c.l
oGI
o.l
qGI
c!
(D
c)cda
scd
0(t,
Jo.l
.oGI
-oclpo.l
Fcl€
tro6t
.oclct
0(d,vc..l
p(tl!
ol'octI
-ocl
N
.ocl#
c't
u)tJhog)
-o
c-l(l)kC)g(l)
a
(1)l.io(l)
'(L)t-<C)tr(l)
\<{4
olrOc(l)
\<rz
C)tio!)a
oL()c(D
z
(Dliotr(D
z
(DtroH(t)
4
(l)tr()(D
z
(Dl.{ooa
(l)lio(l)
l<.{z
Eoc(D
z
(Dti'oc(l)
<{a
okocO
okotro)
z
Oliooz
(1)LCJ
(l)
z
Pokotroa
olioc)
z
Fi'()o6J
CI
ooP.t)ok
E]
.o(tld
!0)odo
P(l)o(s ctfr
0o9U)
Li
irI]
Ic)o(!o
-ocl!c!
a
.o(ddn
ooa
rI]
.trEo
(l)odo
P(l)oCd
a
CI
€oj
ooaoliH
TJ]
0ov)oL.i
E]
0oIrn
t<
r!
clt{
n
cnFA € ca m o o m FE cq
c! o ca a @ ca o m m o pa o n o @ m m o o e
€ cq E FO o m m FA E m cq o c0 m m ca m € m
g.(l).dFoglAu)C;)
&
c.l cn s (o \o c- € o\ o C\l ca $ r \o F- a o\
(lJclEtrJoIc)a
c(€J/crl
ERI(D
c)a
cGI
J(dE
€oo
U)
EiG'
*4GIa(l(D(l)
(t)
cGI
*E
cl(D(Da
tr(sJclE
cl(l)
Ic)a
FJclc
€(DI(Da
trcl
J4ctH
clc)I(Da
trcl
.j1GIg(l(D
I(l)o
F-v'dtrctc)
Io(n
cclj1clA
E(Dp(1)(t)
d*E(€ID(l)a
dlIZclE.l(d
O()a
RIJ1qlE.q(t(D(Da
(B
*c€(D
o)a
EJ(tt
EEJ6,oc)a
trclgdE-c(t(l)(Da
GIJclE-cGI
0)oa
(6-vRI
tral(D
Poa
abI(B
J1(l).A
icl(l)
a
d(I)
o
.H E3.-. = l.$HdH!
-8j'E_g?5 €s
dcl(D
o
F(D+,H
trGI(D
A
d(D
.trA
cclq)
o
1n E E
EBH E*6- EE
Hclo)
A
clc)+)A
$(l)+)
n
CB
q)I
a
cl(l.)
a
tr(cc)
a
F()
o
cGI(D
A
ccl{)
a
tio.liL
80do
GI-vcO
cBJIC\t
dJ
(l GI.vc\t
cl&(\t
trEo'ct
I(l)a
EmoGI5(l)rA
(lg dJ4c{
CC
J4cO
GI-vol
ooo6l
IC)a
aooCd5(l)a
oEIcl
'*5c)a
ooo.ts
'{5(Da
ca
o0cl.5c)a
ra
ta0crt
Ic)a
(tl
'\1
-oGI€
oGI
J4c.l
v)3
J1h0trs
-oGI
ocl
J1c..l
gGI
J1C!
-oGI
I
c{
,oGI
C\l
C)
oda-ocl -o
cU0GI
J1c\l
-ofrl
ol
-oGI
I
o.I
IG'I
ot
3'(lI
.ocl€ol
-ocd
c\
Eacl 5s#gE(l)?ap
oli(.)Hq)
a
(l)iio(D
z
(l)l.ro0)
z
c)l.ic)q)
I
c.)*roc(l)Ec)aoz
(l)tsrOtrc)r<{2
otioco4
ot<q)c(D
(l)Fi()(1)
z
(Dlroo)
z
c)lro(l)
z
c)LC)Ho2
c;)kc)
C)
z
(l)l.ioa(l)z
(l)lig)
!)a
c)kotr(D
2
c)troe(l)
(DliO(l)
z
c)ocl
o
Poo(tlo
(dti
(l)acl
a
oo(rlA
IQ)
(tl
o
aov)oI
tD
ooaLi
trrI]
.:Eo
c)0ct
A
(l)0Gt
o
()do
oo
Irt)ok
rI]
go
I(t)okH
E]
Fott)od
E]
Ic)odn
.oGICIl
o
oo€tt)otrII]
cllro
€ Fq m c0 e o FA E o
m m n e o o m m o m m o o o @ e m c0 m
cq o m o o o m o ca o c0 E fa E 4 o m cq cq
c..l ol c.iC.l
c.ic\ +6l
.r;C\l
\o6l r-(\l oo
c\to\N O
c.t coolan
caao
tan
ra)c?t
\oao
F-.(?l
ooco
cl.vcldH6l(l)(l)a
GI
#E-c(lc)
I(l)U)
trcl
J1GI
E(t()Ioa
trCd.\iclg'clOJ
c)(t
(tI-v'(tltr
(tlIDoa
trGItE(tI(t)o(t)
GI-ldalts
GI
oIIDa
tr(\l.vRI
ERI()(t)a
5(dAJ45cgclql9HGt-€E-!q g3g
trd:'GIo.J5cqSE€E-sR3g
trGI
-ValE€o)I!)a
slclJRI
E
€(D
Ioa
cl*EsGt
O6)a
tr!JCtI
H((Ic)(l)a
s!GIJ(tlEct(D
c)a
lc5ido.-v5clitt c+t lic\l .r€E-sR3E
ccl
J1clH
clo)c)o
tr(tlJ1(€H
C'C)Oa
d-val
d(.)
C)a
EEgE€E
cto,
a
HG'
o
F(l)
o
Hq)
o
Fq)
oFoA
c!ad
o
A
F0)
o
GI(l)€a
Ho
I
n
Fq)
A
Fc)
o
Fo
o
(ttq)
ocl(D
aFc)
o
F()
A
GI
c)
o
clC,'
a
FA
aoGI
(l)a
((tJ46l
GI
C\
Fq
oocl(t)(t)
GIJ16l
dJ6l
cl}16l
cl.!4c{
FAd.-tri E.-(l)d.c:sbtr-o6ta
Eoa(l5(l)a
GI
C{
oo0cl5()u)
<l}1c\t
clJ4C!
dg6l
'6EBbtrtsb
\pEoJl<caQ
m
o06€c)a
FA
oo(tl..5(l)a
lq
ooci'jloa
-oGI
Ic{
oGI
J1c.l
Icl
J1c{
-oGt
N
oGIsc\
octs4c{
oal
-v6l
0d
J1N
.-vGr ^.Q dA ct'#€ >
F? E H€EEo hss E
.- .HE
.ocl
I
oGI-vc{
..ocl
IN
oGI
c.l
oct,vol
0(t'.\1c\
-oclFc{
-oCt
c\.1
-o6t
o.l
.oGI
o.l
(L)tio(D
z
#o)l.<c)c(D
k{a
o)kC)cc)
a
Ot<oc)
(Dkc)trc)i<{z
ots{c)tr(l)sa
(DtioEoa
Eooz
(.)LOtroz
(Dtic)(u
a
(DkotrIt)
()tiocQ)
I
f(DlioIo)
c)totr(D
(DtiC)gq)
z,
c)lioco4
(l)fic)(t)
z
(l)t-.O(l)
z
-:)tiotroz
oov)ol-€ctrl
c)oCd
oodo
ooIA
E]
o,odo
(.)odo
tD
(l
o
c)odo
go(t)
trrI]
aoaokgrI]
(l)oGI
A
0o(t)oPH
E]
ooct
a
q)oda
(l)ocla
oo.(g
a
oo€vto
F]
0oI(t)otrrn
0o.AoLr
Htrl
o m c0 FA cq € ca ca c0 m ca FA c0 cq cq
n m e 4 o rq n tr o m ca o E € co o o @ a
m o o o o o d] o ca m o m € FA o o o o m
o\CA
o$ sf 6it+ c.;
$ +$ .a;$ \o!+ c-+ oot o\
st'Or.| io ot'rn cri
ra)+r.) ,t;
rrl\orat
t--rr-)
HGt
*Etc)oa
d*actO
I(l)a
(6-vGI
Etr(Dsoa
cl#E
cto(l)a
GIJGI
E
RI
c)c)a
cd
J4GIg-qd(l)
I(l)a
F*ts
)c)soa
G'J1al
-c(tlo6)a
arlv6ldH(lq)(l)a
HGtJGIdr1ctl
c)G)a
ccl
.VGI
E(lc)
Ioa
F-v'ct
Edtr5(t),o(l)(A
fJqttr-qCItt)€oa
clJ1G'7ltiGI()c)a
cGI
-v(tlE
€c)(l)a
dclgGIg6t(D(l)a
GI-vGI
-c(\'o(.)
U)
ccl
-!dctH
€(l)o
U)
F.H
E
tr56pC)a
G'J'
CB
Elros(D
U)
cG',valtr?1?(D(l)a
trcl
.H
E(lo)I(l)
U)
d.v6xHf4
oIoa
ctJ4(tlE((l(D
(Da
GIJlcld
ctq)oa
GIvctdd(ttIt)(l)a
F-s4RI
H
€c)(l)
U)
clo)
n
Fc)
.EA
E!Cd
c)
A
trdc,
a
trGI
o)
a
dctl(l)
o
cC!{)
n
cdtu
a
tr!(rlo)
a
trcl(DP
o
c(tl(l)
A
E5cd€
ccl(D
a
slclc)
a
F(D
I
o
F{D
o
trdq)
o
trGl
oo
do)
a
-eclq)
a
Fc)
o
c(\loo
c(rl
c)
o
Fc)
.EA
H(l)
A
d(g{.)
a
trG'(l)
o
(tl&c.l
({I5af)
63Jeo
onod..5(l)
(A
GI
'\aC{
(t'.!1c\
d
..iCI
J1c\l
ooIGtiF4)a
tq
ooct
c)a
(tl
c{G'
J4c{
EooftliF(l)a
GJ1ol
EeoRI
'1=(l)a
GtJ4(?l
clJ1C\
(dJ1C\
oeocs€o)a
ct
(\l
ca
ooCtI5c)a
m
oocrt'5c)(t)
GIl1 clJ1ca
m
EoIq)a
ooo(€5c)a
C(lo-
0Gt
a.l
-ocl.o
CdI
pcl
I
c.l
-octI
-oclIo.l
sd
oartAlol
-oGII
e.I
-ofttPc\l
0clj1
c.l
.A
-vb(cp
-oclPc\
oclJ
c..l
-oqt
o.l
pcl
P
gct
J1(\I
cGIj4ot
-oGI
-oftlI
.ocl
C\
.oGI
(.l
scl
c.l
-oclIH
5+ro
-5dc6€F
-o(\lc\
cl0
(l)lrOc(D<z
(DFrc)d(l)
\<<z
(Dr<ocq)
z
o)k()g(D<2
(l)tsrc)cc)
a
(l)tsic)tr(D
oLC)co<{z
(l)trooz
(.);-iod(u
(l)lic)tro)
I
c)lic)(l)
z
(l)lic)c(l)
\<ra
c)koc(l)2
(l)L(Jg(t)
(l)!occ)z
(1j)t-rq)
c)z
(l)tio(l)
z
(Dli()c(l)z
C)Logoa
(l)!o(.)
z
c)SrC)cq)
=a
q)kc)
or={z
q)li()trOa
ofrc)trOa
q)tic)c(l)-
t,lrc)trq)
(l)Lc)coa
0)oCtl
o
0oactra
T!
IoP(h
kir!
IoaoL+,
r!
oov)olrPd
rI]
C€
€oF]
0o+)rt)oktrr!
ooGI
A
oorJ)oc
F]
ooaoL.
1I]
(Dodn
(Bt{o
oo+)v)oH
E]
€Oocl
o
ooIAoeE]
c)oGt
A
c)o(tIa
(u0(tlo
Io.Do
14
I(D0cl€
go
Iu)okI
rrl
0o#rt)oli
E]
+)o0cl
o
(.)odn
ocl
a
oou)o
ID
aoaotr
EI
cc o € o o FA pe o n FA m ta CI FA
o ca ca o o @ o m m m E o o o m o cq o o o m m o o o m m
m o o o ca m c0 o o € E o o o o o o cq o o cq o o ca o o ca
€ra)
o\rar
o\o \o c{\o co\o $\o [n\o
\o\o c-\o €\o o\\o oF F*c{c- cor- st\ rr
c-.\oc-
f-t**
6f--
o\t\ ooo oo
Na anoo
+oo
E-vqlE(lo!)a
HGI
*E
to()o
tral
J4clE?a
u(l)Io)a
H*H
ctc)o)u)
clJ4clH-qcl(t)(Da
clJcltr
-qGIc)(t)a
qlgdtrtGI()oa
trGIJ.Gt
Et(l(D
D(t)
cGl-v6lg-dGI
o()a
dkl-vcl
6lIt)()a
cl*Ectc)c)a
cl,\1GlE
€(l)(l)
(A
F#EsGI6(l)a
GItEGI
ooa
H#gclo)€(t)V)
cl#E
.6(lc)ou)
E(D
o
E(l)
A
HI{)
o
Fo
.tsa
F{t)
n
F(t)
A
3g.Eo
Ec).:o
&r(l)
o
Hc)
oFc)
A
E(l)
a
Fo.:a
cl(l)
A
Fc)
a
EGI
c)
a
ooocl(Da
clJ16l
GIJ1ao
ra
noGI'5(l)a
EooGIIc)a
oo0-cl
'.3c)a
GIg (lJl6t
6lJ46l
clgC!
clg
oooGI
1E(t)a
GIJ1c{
cl.!1ca
clJ6l
(lJ16l
pGI
I
c{
od
J4c{
3qt€IGt
c\l
€ql
c\
IclI(\l
t)
J4bt
)I
0d
J1c\
crc,Jc\
0al
.!46t
&6l
,oct
I
C{
0clJ
e.t
IGI
H
0Gt
J1(\l
oclJ
6l
Ec)g(D
oFi()(D
a
(Dtrc)co)
rt)()(l)
c)t{c)
c)
c)c)c(l)
ot)o
G)L()c)
oo(l)
c)oo
c)oc)
-Ja
E()tro
oli
'c)trru
!c.)lrc)()
ooco
otiOc(D
oorAo
rI]
()oGI
n
c)oGI
o
co.AoJJ
H
0ottob
EI
0ou)oI
frl
cl
o()oda
(.)0(ln
c)0clo
q)0clo
ooAAo
EI
(l)oclo
Ioutotr
rrl
c)oclo
(l)0(!o
m o ca ca ca E o o o E c0 tr E o o cq
o c0 m € ca o E c ra e o ca o CI c0 d
o o cq o E m m o a cq o o m o o ca
rr)€ \ctoo
t'-€ 6€ o\€ oo o\ c\tct\
coo\ +c
w;o\ \ctc
F-c
€6 o\o\ oo
aE Fq o o tr ca cq e o m rq o ta cq ca o FA FA ca o ca ca o FA o
r-
\oFi
bTtr
EclrA
.Y-o(l)clEIcd
J4cl'1d
F
EFA
crla)
a
a@
(dcD
a
ot
oEclv)
J1-a)HoCd<td
J1(tl€F
(l
d€F
GI
*€F
dJ4GI€F
OItroEclan
J.ogo)(\ltJ1G
F
ctI
'5ICg€F
m
oCgIa
cl
.\Icl€F
HdfHcttrq)oE5cE
al5
H(llG!t(6€c(l)gL{€occ)g
-qoop
.!4cl
'ct
J=dGIh0
c)
bIIoEcl.A
J4eo(\l
EICB
JZalEF
dHl-€v)
(lL.d€trc)
J4!(l)p.Ec)
I.v63€
}4+J
GIo0doz
tr!clGil-{C€€tro)
J4ts{Pq)
tr(l)g5oop&d€
-!icGIbo
or=rz
EECtlu)(t)
4Ea
GIrt)
a
trtg6trc!€(l)
J4tr
.PC)
io)AHdoop
JddEI
J4.HCdb{(l)
=a
(l!)val
F
bI
ocEta
J4.o)go(g€d
J4(tI€F
(l+r,52
crltF
d+r
ct€F
bTi0iH(lv2
J4.()ID(o€cl
J1clEF
ottrotsctl(t)
J1.OoCB€GIjaGI€F
tr)4 o o € o 4 @ 4 m nq @
g(.)!tegaAod,
C\ co + rat \o c- oo o\ O c'i co + r \o C- oo oi ol c\ oic\ ctio.l
+c..l
aa;ol
F
ca ca o a E o o m m ca o E ra o ca o m ca m m cn m ra c0 cn d ca
GI
cl€F
cl
cd13
F
GI€.vct
F
o{Ioa(rlu)
J4e(l)cl€cc
J16.dF
aacsq)
a
a4-ccdU)
a
tr€(icn
a
cl
vd€F
Em(lch
a
Eca
CCV)5a
GI
.!aGI€F
m
Fq
clGT)
(t)
h,coHHclu)
J4.OH(l)d€(B
J1GIEF
b{HoEclU)
J1.c)H
G)(s€d
J1GIEF
oca
u)Fa
RI+)
CGn5
F
h0trgtrE(a
J1-c)Iod€cl
J1(sEF
b{H
oHE(uU2
.q)g(D
cdEI(€
JZcl€F
b[
o.Halu)
J1.(l)H(t)
ai€CB
)l(s-cF
(g
(tt€F
k€.vcb0coa
o[H
o.
Hat)
-51-o(+{(l)cl€ct
J4d€F
oc-cclU)ta
o{troHctU2
-v.oo)(t€cl
J4GI€F
OI
oEclv)
-v-(Dg(l)cl€(ll
J4(tl€F
m FA o 4 m 4 o 4 4 E 4 4
\oc.t
Foi aol o\GI
Oaa c.)
o.lca
ca;ca
+cn
,r;co
\CJao
tr-c.t
o,jc?l
oico
c;s ..;s oi+ c";$ +$ ,r;.f, \o
sl.t-sf,
oo$ oi$ ora \ c.irat
o rq E o ca E ca o a n o m m e o e o E ra o m c4 o o ca ca c0
b{troAHd(a
J1-c)(l)(l€GI
-51(s€F
cl
RI€F
Eo-dGlu)
a
oca-c(lIa
aEA
-c(rlIa
bx
od(t!U)
J1-tt)(l)GI
rctcl
-!4ctt€
.H
F
GI
-54cl!F
GI
J4G'€F
ca
ca-c
C€t)Iu)
clg((!€Fio)
J4
ocoE
ooI
J4cl€I
JE
db0
0)
GI
(tlt{Pvt
b{)dv)
A
(lI
-vGI
13F
d.Vcl€F
Ecq
CSaa
m
ocla5a
)cl
JIcl€F
GI
ct'('F
ooGIU)
(t)
b{HocEu)
J4-(l)(I)
d€Cg
-54GI
F
Ee-cclIa
ct
cl€F.
o[troEclu)
J1_c)
c)c$€cl
J4cl€F
o(
gHGI.A
.l1-c)o)(€
EI6d
J1GI€F
cl
(d€F
(t&GI€F
Fq
oCBct)
a
EaKI(n
a
rq 4 m rn 4 Fq FA o FA @ @ c0 4
ca;lat +(r) ,a;rn
\or.) t-ra oo
ra1o\rr| o\o \o c.l\o co\o +\o ar;
\o \o\o t--\o od\o oi\o or r=c.iF-
cot\ $r\ rrtr- \oc- c-c- €r- o\
t-*
/{
m ca o o e rq EA o ca m o o o FA o a n o a FA E
GI
i/G'€F
clI.Vcl.oF
cl+)vcB€F
EFA
cla-o
Gt9
c!€t<
m
EA
crtEA
v)
o{
otrclct)
&.ood€GI
J1((ltF
clJ4(l€F
clk(DCht{(l).ob[c(lcclccl
.l4Cdtr
GI
-x
oFqscc(h)a
oca
GIa)a
clI
at€F
GI
.vC\,€F
hltronHv)
.(Do)clrl(€
-v(6
F
ot
oHvt
J4.()(l)d€cd
)1Gl€F
b{HIHza
.V-c)(t)clEIGI
J4CI.dF
clI
.\lfrl€F
1..(l
tr
=tr&G'
cidI
cq
(rlU)
a
b{troH.A
J4.og(l)(€€(€
.\4cl€F
clI
,v((l
F
bI
oH(t
J4.(Do)cl€cl
JZ<tlEF
d
-51ct€F
rq o m m 4 ca 4 4 @ o ca o m
ooo € ol
oocnoo '+oo
l.a)oo
\ooo
r-a oo6
o\6 oo\ -'o\ oio\ do\ +o\
ar;o\ \o
o\ t'-o\
odo\ oio\ o
.!
Lampiran 7. Interpretasi Data Kerasionalan Berdasarkan 5 Kriteria
Responden
No
Tepat
Pasien
Tepat
Indikasi
Tepat
Obat
Tepat Pemberian, Dosis, dan
Lama Pemberian
Waspada Efek
Samping Kesimpulan
1. + + + + + Rasional
2. + + + + + Rasional
3. + + + + + Rasional
4. + + + + + Rasional
5. + + + + - Tidak rasional
6. + - + - - Tidak rasional
7. + + + - - Tidak rasional
8. + + + + + Rasional
9. + + + - - Tidak Rasional
10. + + + + + Rasional
11. + + + - - Tidak Rasional
12. + - + + + Tidak Rasional
13. + + + - - Tidak Rasional
14. + + + + + Rasional
15. + + + + + Rasional
16. + + + - - Tidak Rasional
17. + + + + + Rasional
18. + + + + + Rasional
19. + - + - - Tidak Rasional
20. + + + - - Tidak Rasional
21. + + + + + Rasional
22. + - + - - Tidak Rasional
23. + + + - - Tidak Rasional
24. + + + + + Rasional
25. + + + + + Rasional
26. + + + + + Rasional
27. + + + + + Rasional
28. + - + + - Tidak Rasional
29. + + + - - Tidak Rasional
30. + + + - - Tidak Rasional
31. + + + + + Rasional
32. + + + + + Rasional
33. + + + + + Rasional
34. + + + + + Rasional
35. + + + - - Tidak Rasional
36. + + + + + Rasional
37. + + + + + Rasional
38. + - + - - Tidak Rasional
39. + + + + + Rasional
40. + + + + + Rasional
41. + + + + + Rasional
42. + + + + + Rasional
43. + + + + - Tidak Rasional
44. + + + + + Rasional
45. + + + + + Rasional
46. + + + + + Rasional
47. + + + - - Tidak Rasional
48. + + + - - Tidak Rasional
49. + + + + + Rasional
50. + + + + + Rasional
51. + + + + + Rasional
52. + + + + + Rasional
53. + + + + + Rasional
54. + + + - - Tidak Rasional
55. + + + + + Rasional
56. + + + + + Rasional
57. + + + + + Rasional
58. + + + + + Rasional
59. + + + - - Tidak Rasional
60. + + + - - Tidak Rasional
61. + + + + + Rasional
62. + + + - - Tidak Rasional
63. + + + + + Rasional
64. + + + - - Tidak Rasional
65. + + + + - Tidak Rasional
66. + + + + + Rasional
67. + + + + + Rasional
68. + + + + - Tidak Rasional
69. + - + - - Tidak Rasional
70. + + + + + Rasional
71. + + + + + Rasional
72. + + + + + Rasional
73. + + + - - Tidak Rasional
74. + + + + + Rasional
75. + + + + + Rasional
76. + + + - - Tidak Rasional
77. + + + - - Tidak Rasional
78. + + + + + Rasional
79. + + + + + Rasional
80. + + + - - Tidak rasional
81. + + + - - Tidak rasional
82. + + + - - Tidak Rasional
83. + + + + + Rasional
84. + + + - - Tidak Rasional
85. + + + + + Rasional
86. + + + + + Rasional
87. + + + - - Tidak Rasional
88. + + + + + Rasional
89. + + + + + Rasional
90. + + + + - Tidak Rasional
91. + - + - - Tidak Rasional
92. + + + + + Rasional
93. + + + + + Rasional
94. + + + + + Rasional
95. + + + - - Tidak Rasional
96. + + + + + Rasional
97. + + + + + Rasional
98. + + + - - Tidak Rasional
99. + + + + + Rasional
100. + + + + - Tidak Rasional
Lampiran 8. Pengkodean Data Hasil Penelitian
NO PENDIDIKAN PENGHASILAN KERASIONALAN
1. 2 2 2
2. 2 2 2
3. 2 2 2
4. 2 1 2
5. 2 1 1
6. 2 1 1
7. 2 2 1
8. 2 2 2
9. 2 2 1
10. 2 2 2
11. 2 2 1
12. 2 2 1
13. 2 2 1
14. 2 1 2
15. 2 2 2
16. 1 1 1
17. 2 1 2
18. 2 1 2
19. 1 2 1
20. 2 2 1
21. 2 2 2
22. 1 1 1
23. 2 2 1
24. 2 2 2
25. 2 2 2
26. 2 1 2
27. 2 1 2
28. 2 1 1
29. 2 2 1
30. 1 2 1
31. 2 2 2
32. 2 1 2
33. 2 2 2
34. 2 1 2
35. 2 2 1
36. 2 2 2
37. 2 1 2
38. 1 2 1
39. 2 1 2
40. 2 1 2
41. 2 2 2
42. 2 2 2
43. 2 1 1
44. 2 1 2
45. 2 2 2
46. 2 1 2
47. 2 1 1
48. 1 2 1
49. 2 1 2
50. 2 2 2
51. 2 2 2
52. 2 1 2
53. 2 2 2
54. 1 2 1
55. 2 1 2
56. 2 1 2
57. 2 1 2
58. 2 2 2
59. 2 2 1
60. 1 2 1
61. 2 1 2
62. 2 1 1
63. 2 2 2
64. 2 1 1
65. 2 1 1
66. 2 2 2
67. 2 1 2
68. 2 1 1
69. 1 2 1
70. 2 1 2
71. 2 1 2
72. 2 1 2
73. 1 2 1
74. 2 1 2
75. 2 1 2
76. 2 2 1
77. 1 2 1
78. 2 2 2
79. 2 2 2
80. 2 2 1
81. 2 2 1
82. 1 2 1
83. 2 1 2
84. 2 1 1
85. 2 1 2
86. 2 1 2
87. 1 2 1
88. 2 1 2
89. 2 1 2
90. 2 2 1
91. 1 2 1
92. 2 1 2
93. 2 2 2
94. 2 1 2
95. 1 2 1
96. 2 1 2
97. 2 2 2
98. 2 2 1
99. 2 1 2
100. 2 1 1
4.
EREQUENCIES VARIABLES:PENDIDIKAN PENGHASILAN KERASIONALAN/ORDER:ANALYSIS .
Frequencies
Statistics
KERASIONALAPENDIDIKAN PENGHASILAN N
N Valid
Missing
100 100 100
Frequency Table
Frequency
PENDIDIKAN
CumulativePercent Valid Percent Percent
Valid rendah 15 15.0 15.0 15.0
100.0tinggi
Total
85.085
100 100.0 100.0
PEilGHASII.AIiI
FrequencyCumulative
Percent Valid Percent Percent
Valid rendah
tinSSi
- Total 100
47
tt:l
47.O
53.0
47.O
53.0
100.0
47.O
100.o
100.0
KERASIONAI.AN
FrequencyCumulative
Percent Valid Percent Percent
Valid tidak rasional 41 41.0 41.O 41.O
rasional
Total
59
100
59.0
100.0
5S.O
100.0
1m.0
t
Page 1
F --
GET
ErLE:'E:\skripsiii\proposal skripsi\Frx\Frx DoNG\Frx BTSMTLLAH\Erxxxxxxx\SPSS \SEMHASSSSSSSSSSS WOEYYYYY. savr .
DATASET NAME Datasetl WfNDOW=FRONT.
CROSSTABS
/taglgs:PENDIDIKAN BY KERASToNAI,AN
/TORUAI:AvaLUE TABLES
/STAT1STTCS:CIIISQ RTSK
/CNILS:COUNT ExPEcTED Row
/COUt'tt ROUND CELL.
Grosstabs
lDataSetll F:\skripsiii\proposal skripsi\FIX\FIX DONG\FfXXX \ S PSS \ SEMITASSSSSSSSSSS WOEYYYYY. SAV
BISMILLAH\FIXXXXX
Gase Processing Summaly
Valid
Cases
Missing
Percent
Total
N PerceniPercent
FENDIDIKAN *
KERASIONAIAN100 100.(r,6 o.M 100 1m.0%
PENDIDIKAN * KERASIONAI-AN Crosstabulation
KERASIONALAN
tidak rasional rasional Total
PENDIDIKAN rendah Count 15
Expected Count 8_96-2
15
15.0
7o within PENDIDIKAN 100.0% 0.0% 100.0%
tinggi Count
Expected Count
7o wfthin PENDIDIKAN
co-!!t
Expected Count
7a within PENDIDIKAN
m34-9
30-6%
41
41_O
41-ATo
59 85
50.2 85.0
69-4oh 1AA-Oo/o
59 100
59.0 100.0
59.0olo 100.0%
Total
t'
Page 1
#
Chi€qmro Teete
AsymptoticSignificance (2- Exact Sig. (2-
df sided) sided)Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-$quare
Continuity Conectionb n.8ffiLiketilrood Ratio
Fishels Er<aclTest .(m .(no
Linear-$r-LinearAssociation
25-141 .m0
N of Valid Cases
a- O elb (,096) hare ereed cqrnt lessftffi 5. Tle minimum eryetted ount is 6,15-
b- Cornputed onlyfora 2fl.8M
Risk Estim#
' Value
95% Confidence lnterval
Lower Upper
For cohortKEfiAS{.ONAIAN =tidak'
2-373 4.503
rasitvral
N of V,alid Caees r00
I
Page 2
r-.3
EROSSTABS
/TASIES=pENGHASILAN BY KER,ASIoNAI,AN
/rOnuAt:AvAIuE TABLES
/STATTSTICS=CHTSQ RrSK
/cnIIS:coUNT EXPECTED ROw
/COUNT ROUND CELL.
Grosstabs
Valid
Case Processing Summary
Go:.es
Missing
N Percent Percent
100 100.006 0.0%
PENGHASI LAN * KERASIONALAN Grosstabulation
KERASIONAI.AN
tidak rasional rasional
13
Total
N Percent
1(x) 100.0olo
Total
34 47
19.3 27.7 47.O
27.7o/o 72.3o/o 100.0%
28 53
21.7 : 31.3 53.0
52-Ao/o 47.2o/o 1(X).0olo
41 59 100
41.0 59.0
41.Oo/o 59,07o 1m.0%
25
Value
Ghi€quare Tests
Asymptotic '
, Significance (2-df sided)
Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-sided) sided)
6.5244 .011
s.525 .019
6.635 .010
.011
100
a. 0 cells (,0%) have epected count less than 5. The minimum epecied count is 19,27.
b. Computed only for a2fl.table
I
I
PagE 1
*
1.534: I.O€T 2-145
Page2