II-2009-Cover, Daftar Isi, Sambutan.pdf

18
PROSIDING SEMINAR DAN LOKAKARYA NASIONAL INOVASI SUMBERDAYA LAHAN Bogor, 24-25 November 2009 BUKU II Teknologi Konservasi, Pemupukan, dan Biologi Tanah BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN

Transcript of II-2009-Cover, Daftar Isi, Sambutan.pdf

Page 1: II-2009-Cover, Daftar Isi, Sambutan.pdf

PROSIDING

SEMINAR DAN LOKAKARYA NASIONAL INOVASI SUMBERDAYA LAHAN

Bogor, 24-25 November 2009

BUKU II

Teknologi Konservasi, Pemupukan, dan Biologi Tanah

BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

Page 2: II-2009-Cover, Daftar Isi, Sambutan.pdf

PROSIDING

SEMINAR DAN LOKAKARYA NASIONAL INOVASI SUMBERDAYA LAHAN

Bogor, 24-25 November 2009

BUKU II

PENANGGUNGJAWAB Irsal Las

PENYUNTING Markus Anda

Prihasto Setyanto I G.M. Subiksa

Kusumo Nugroho Edi Husen

Aris Pramudya Neneng L. Nurida

Khairil Anwar

PENYUNTING PELAKSANA Karmini Gandasasmita

Widhya Adhy Emo Tarma

Sukmara

Diterbitkan tahun 2010, oleh : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian

Jl. Ir. H. Juanda 98, Bogor 16123 Telp (0251) 8323012 Fax (0251) 8311256

e-mail : [email protected] http://bbsdlp.litbang.deptan.go.id

ISBN 978-602-8977-00-5

Page 3: II-2009-Cover, Daftar Isi, Sambutan.pdf

i

KATA PENGANTAR

Seminar dan Lokakarya Nasional Inovasi Sumberdaya Lahan dengan tema ”Inovasi Teknologi Sumberdaya Lahan Mendukung Sistem Pertanian Industrial” telah dilaksanakan di Auditorium II Badan Litbang Pertanian Bogor pada tanggal 24-25 November 2009. Tujuan Seminar Nasional tersebut adalah untuk: 1) menghimpun dan merumuskan masukan dari para pemangku kebijakan, pakar dan praktisi untuk menentukan arah dan strategi dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya lahan untuk mendukung ketahanan pangan dan pengembangan bio-energi dalam adaptasi perubahan iklim 2) Menghimpun dan merumuskan masukan dari para pemangku kebijakan, pakar dan praktisi dalam rangka menyusun arah dan strategi penelitian dan pengembangan dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya lahan pertanian di masa yang akan datang, dan 3) Mengkomunikasikan dan menyebarluaskan IPTEK hasil penelitian sumberdaya lahan yang relevan dengan upaya mendukung ketahanan pangan, peningkatan daya saing produk pertanian, serta antisipasi perubahan iklim kepada stakeholder.

Dalam usaha menyebarluaskan hasil penelitian sumberdaya lahan pertanian, BBSDLP menerbitkan Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Inovasi Sumberdaya Lahan dalam 3 jilid yakni Buku I sampai Buku III.

Buku II berisi 26 makalah penunjang yang merupakan hasil-hasil penelitian bidang teknologi konservasi, pemupukan, dan biologi tanah.

Pada kesempatan ini saya sampaikan penghargaan serta ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi dan berpartisipasi dalam penyelenggaraan seminar ini. Secara khusus ucapan terima kasih saya sampaikan kepada tim penyusun buku prosiding ini, semoga buku ini bermanfaat bagi kita semua.

Bogor, Agustus 2010

Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian

Prof. Dr. Ir. Irsal Las, MS NIP. 19500806 197903 1 002

Page 4: II-2009-Cover, Daftar Isi, Sambutan.pdf
Page 5: II-2009-Cover, Daftar Isi, Sambutan.pdf

iii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .................................................................................. i

DAFTAR ISI .............................................................................................. iii

SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN ....................................................... vii

HASIL PERUMUSAN ................................................................................ xi

Aktivitas Beberapa Isolat Bakteri Pelarut Fosfat pada Berbagai Kadar C-Organik di Tanah Ultisols E. Santosa ................................................................................................. 1

Neraca Hara N, P, K pada Beberapa Pola Tumpangsari Sayuran Organik D. Setyorini dan W. Hartatik ...................................................................... 17

Diagnosis Keseimbangan Hara pada Tanaman Kelapa Sawit di Main Nursery Melalui Analisis Daun Menggunakan Metode DRIS Nurjaya ...................................................................................................... 25

Aplikasi “GeoSPLaSH” untuk Perencanaan Konservasi Tanah : Studi Kasus di DAS Kali Babon, Sub-DAS Kali Garang Hulu T. Vadari, A. Dariah, dan, A. Rachman ..................................................... 45

Teknologi Pengelolaan Hara Terpadu Terhadap Neraca Hara N, P, dan K pada Vaietas Padi VUTB Lahan Sawah Bermineral Dominan Liat 2:1 (Monsmorilonitik) D.A. Suriadikarta, dan A. Kasno ................................................................ 57

Uji Efektivitas Pupuk Amagro-S Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Padi (Oryza sativa L.) pada Tanah Sawah Mineral Masam Lampung Timur Y. Soelaeman, D. Setyorini, dan A. Rachman .......................................... 73

Uji Efektivitas Pupuk NPK Majemuk Berkah Padi Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi Sawah M. Al-Jabri .................................................................................................. 87

Telaah Efektivitas Pupuk Hayati Komersial dalam Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman E. Husen ..................................................................................................... 105

Analisis Erapan P Tanah pada Berbagai Konsentrasi CaCl2 L. Anggria, A. Kasno, dan S. Rochayati .................................................... 119

Page 6: II-2009-Cover, Daftar Isi, Sambutan.pdf

iv

Halaman

Dinamika Hara N pada Lahan Sawah Intensifikasi Bermineral Liat Dominan 2:1 I. Adamy Sipahutar dan A. Kasno ............................................................. 129

Optimasi Produksi dan Ketahanan dalam Bahan Pembawa Gambut Inokulan Pseudomonas spp. E. Yuniarti, E. Husen, dan Nurhamida ....................................................... 145

Ketersediaan Silika (Si) pada Tanah Sawah dan Metode Penetapan Si Tersedia di dalam Tanah serta Perbandingan Beberapa Metode Ekstraksinya Husnain ...................................................................................................... 155

Kecepatan Dekomposisi Biomassa dan Akumulasi Karbon pada Konversi Lahan Gambut Menjadi Perkebunan Kelapa Sawit Maswar ...................................................................................................... 165

Tingkat Salinitas Tanah pada Lahan Sawah Intensif di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat S. Marwanto, A. Rachman, D. Erfandi, dan I G.M. Subiksa ...................... 175

Teknologi Rehabilitasi Lahan Gambut Bongkor untuk Budidaya Padi A. Supriyo dan E. Maftu’ah ........................................................................ 191

Neraca Hara N, P, dan K pada Pengelolaan Hara Terpadu Lahan Sawah Bermineral Liat Campuran dan 1:1 A. Kasno, Nurjaya, dan D.A. Suriadikarta ................................................. 205

Pengaruh Pengelolaan Hara Terhadap Sifat Tanah dan Hasil Padi (Oriza sativa L.) Varietas IR-42 pada Sawah Bukaan Baru Sukristiyonubowo, L.R. Widowati, Ea Kosman, dan Suwandi ................... 221

Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah Lahan Pasang Surut Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah Masganti .................................................................................................... 233

Pengaruh Imbangan Pupuk Organik dan Anorganik Terhadap Emisi Gas Metana (CH4) di Lahan Sawah Palur, Sukoharjo, Jawa Tengah Sumani, D.P. Ariyanto, J. Syamsiyah, dan Mujiyo .................................... 247

Keragaan Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Galur Harapan Padi Gogo di Lahan Tadah Hujan di Bali I B. Aribawa dan A.A.N.B. Kamandalu ...................................................... 255

Page 7: II-2009-Cover, Daftar Isi, Sambutan.pdf

v

Halaman

Kajian Penerapan Pupuk Organik dalam Mendukung Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) di Subak Mangku, Tabanan, Bali I K. Kariada dan I B. Aribawa .................................................................... 265

Pemupukan P-Alam Terhadap Tanaman Jagung pada Inceptisols E. Tuherkih dan Ai Dariah ......................................................................... 277

Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair MM-17 Terhadap Sifat Kimia Tanah, Pertumbuhan, dan Hasil Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ciherang Suwatril H.M.R. dan Sukristiyonubowo ..................................................... 289

Pemberian Dolomit dan Unsur Cu, Zn pada Cabe Merah (Capsicum annum L.) di Lahan Gambut Y. Lestari, M. Noor, dan E.B. Pangaribuan ............................................... 303

Pemupukan Fosfat untuk Meningkatkan Hasil Kedelai di Lahan Rawa K. Anwar .................................................................................................... 319

Dinamika pH, Fe, dan Mn serta P Tanah Sawah Bukaan Baru Berkadar Bahan Organik Tinggi Terhadap Pertumbuhan Tanaman Padi L.R. Widowati dan Sukristiyonubowo ......................................................... 329

DAFTAR PESERTA ................................................................................... 343

JADUAL ACARA ....................................................................................... 353

Page 8: II-2009-Cover, Daftar Isi, Sambutan.pdf
Page 9: II-2009-Cover, Daftar Isi, Sambutan.pdf

vii

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN

PADA PEMBUKAAN SEMINAR DAN LOKAKARYA NASIONAL INOVASI SUMBERDAYA LAHAN

24-25 November 2005

Assalaamu‘alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

Selamat Pagi dan Salam Sejahtera Bagi Kita Semua

• Yth Saudara Kepala Badan Litbang Pertanian

• Para Pejabat Eselon I Lingkungan Departemen Pertanian

• Saudara Nara Sumber dan Peneliti

• Para peserta seminar, dan undangan yang saya hormati

Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT karena atas rahmat dan ridho-Nya, pada hari ini kita semua dapat hadir pada acara Seminar dan Lokakarya Nasional atau SEMILOKA NASIONAL INOVASI SUBERDAYA LAHAN.

Saya menilai SEMILOKA NASIONAL ini sangat strategis. karena tema yang dipilih yaitu : “Inovasi Teknologi Sumberdaya Lahan Mendukung Sistem Pertanian Industrial”, yang menurut saya sangat relevan dan sejalan dengan Visi Departemen Pertanian 2010-2014 yang akan segera kita luncur dan dengungkan, yaitu: ”Pertanian Industrial Unggul Berkelanjutan, yang Berbasis Sumberdaya Lokal, untuk Meningkatkan Kemandirian Pangan, Nilai Tambah, Ekspor, dan Kesejahteraan Petani”.

Page 10: II-2009-Cover, Daftar Isi, Sambutan.pdf

viii

Saudara-saudara Peserta SEMILOKA

Sektor Pertanian mempunyai peran yang sangat penting dan strategis dalam perekonomian nasional, karena berkontribusi langsung dalam penyediaan pangan dan bahan baku industri, lapangan kerja, pengentasan kemiskinan, pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), perolehan devisa, dan pelestarian lingkungan.

Namun demikian pada kesempatan ini saya juga ingin mengingatkan, bahwa sektor Pertanian masih menghadapi beberapa persoalan mendasar terkait dengan sumberdaya lahan, antara lain adalah (1) masih tingginya proporsi masyarakat miskin di pedesaan, (2) terbatasnya ketersediaan infrastruktur, sarana dan prasarana, serta lahan dan air, (3) status dan luas kepemilikan lahan oleh petani relatif sempit, dan (4) dampak perubahan iklim global terhadap produksi pertanian.

Untuk memecahkan permasalahan tersebut pemerintah telah menetapkan lima target sukses pertanian yaitu: (1) Peningkatan Produksi dan Swasembada Berkelanjutan, (2) Ketahanan Pangan dan Gizi, (3) Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing dan Ekspor, (4) Peningkatan Pendapatan Petani, dan (5) Adaptasi Perubahan Iklim dan Kelestarian Lingkungan.

Untuk mencapai target di atas Pemerintah telah merancang strategi berupa Tujuh Gema Revitalisasi, yang salah satunya adalah “Revitalisasi Sumberdaya Lahan”. Tujuh kegiatan dalam program 100 hari Deptan, 3 diantaranya terkait dengan masalah lahan dalam arti luas, yaitu lahan, pupuk, dan iklim. Bahkan dari 10 Program Prioritas Departemen Pertanian 2009-2014, 4 program diantaranya terkait langsung dengan masalah sumberdaya lahan, yaitu (a) Audit dan Sertifikasi Lahan, (b) Pencetekan Lahan Baru, (c) Pengembangan Infrastruktur dan Jaringan Irigasi, dan (d) Pengembangan Pupuk Anorganik dan Pupuk Organik.

Saudara-saudara sekalian,

Dalam rangka mendukung sistem pertanian berbasis industri, tentu saja dibutuhkan dukungan sumberdaya lahan, kesiapan dan ketersediaan teknologi perbaikan dan optimalisiiasi sumberdaya lahan. Demikian juga sumber daya air juga memiliki peranan penting dalam menunjang pembangunan sektor pertanian. Apalagi dengan semakin mengemukanya isu pemanasan dan perubahan iklim global, ancaman tehadap sumberdaya air juga semakin meningkat.

Page 11: II-2009-Cover, Daftar Isi, Sambutan.pdf

ix

Berbagai kemajuan di bidang teknologi perbaikan kualitas tanaman dapat dicapai antara lain dengan perakitan varietas penggalakan pertanian organik, pengembangan produk pupuk organik yang bertumpu pada pemanfaatan sumberdaya lokal, terutama limbah dan bahan organik.

Teknologi tinggi seperti pengembangan teknologi nano yang mulai berkembang baru-baru ini, termasuk pengembangan produk bioteknologi menjadi tumpuan dalam pembangunan pertanian masa depan.

Saya harapkan seminar dan lokakarya akan menghasilkan rumusan yang komprehensip namun dapat segera dilaksanakan yang terkait dengan inovasi teknologi sumberdaya lahan, terutama dalam mendukung terwujudnya sistem pertanian industrial. Untuk itu kepada para peneliti dan para nara sumber, saya ucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya. Saya berharap agar seminar ini dapat berjalan lancar.

Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, Seminar dan Lokakarya Nasional Inovasi Sumberdaya Lahan dengan tema “Inovasi Teknologi Sumberdaya Lahan Mendukung Sistem Pertanian Industrial” secara resmi saya buka.

Selamat berdiskusi. Wassalaamu‘alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Bogor, 24 November 2009 Menteri Pertanian, Ir. H. Suswono, MMA

Page 12: II-2009-Cover, Daftar Isi, Sambutan.pdf

x

Page 13: II-2009-Cover, Daftar Isi, Sambutan.pdf

xi

HASIL PERUMUSAN

Seminar dan Lokakarya Nasional sumberdya Lahan dengan Tema: Innovasi Teknologi Sumberdaya Lahan Mendukung Pertanian Industrial bertujuan: (i) menghimpun dan merumuskan masukan dari para pemangku kebijakan, pakar dan praktisi untuk menentukan arah dan strategi dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya lahan untuk mendukung sistem pertanian industrial, dan (ii) mengkomunikasikan dan menyebarkan IPTEK hasil penelitian sumberdaya lahan pertnian. Seminar dan Lokakarya Nasional dilaksanakan di Bogor pada tanggal 24-25 November 2009 yang dibuka secara resmi oleh menteri Pertanian yang diwakili oleh Kepala Badan Litbang Pertanian. Seminar dan lokakarya diikuti sekitar 303 peserta dari Balai-Balai Penelitian lingkup Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian, Badan Litbang Pertanian (Puslitbang Horti, Balitas, BPATP, Balitro, PSE-KP, BBP2TP, BB Padi, BPTP), Badan Ketahanan Pangan, Ditjen Hortikultura, Ditjen PLA, Ditjenbun, BPPT, LAPAN, Perguruan tinggi (IPB, USU, UNS), PTPN VIII, PT Pusri, PT Sampurna Agro, Petrokimia Gresik, PT Pertani, PT Pupuk Kujang, Badan Pertanahan Nasional, P2JT, Perusahaan Pupuk, Pemda Babel, Pemda Bogor, BMG, dan Bakosutanal. Selama seminar dan lokakarya nasional telah dibahas 5 makalah utama, 103 makalah penunjang, dan pemaparan teknologi unggulan lingkup BBSDLP.

Hasil rumusan adalah sebagai berikut :

A. Kebijakan

1. Kebijakan Badan Pertanahan Nasional untuk Menunjang Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (UU-PLPPB No .41/2009) adalah melalui (i) melaksanakan reforma agraria dengan melakukan restrukturisasi dan redistribusi penguasaan dan penggunaan tanah, (ii) manajemen pertanahan dan tata ruang untuk mendorong pemanfaatan lahan yang belum optimal, mengurangi laju alih fungsi tanah pertanian, dan penegakan hukum tata ruang, dan (iii) manajemen sistim informasi lahan pertanian pangan berkelanjutan dan dukungan SIG pertanahan. Langkah paling strategis yang perlu dilakukan adalah percepatan penyusunan peraturan pemerintah dan peraturan daerah untuk mendukung operasional perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan (LPPB) serta revisi rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota.

Page 14: II-2009-Cover, Daftar Isi, Sambutan.pdf

xii

2. Salah satu upaya untuk mengurangi dampak perubahan iklim, turbulensi ekonomi, dan fenomena katastropik di sektor petanian adalah pengembangan asuransi pertanian. Pengembangan pertanian di masa mendatang perlu diimbangi dengan pengurangan resiko usaha dalam bentuk asuransi pertanian yaitu (i) crop yield Insurance, asuransi kerugian akibat bencana alam (kekeringan, banjir, curah hujan tinggi yang berpengaruh terhadap kualitas hasil panen) dan (ii) crop revenue Insurance, asuransi kerugian akibat penurunan harga komoditi. Agar asuransi pertanian terjangkau oleh petani maka perlu peningkatan peran pemerintah pusat dan daerah dalam memberikan subsidi premi dan sarana pendukung.

3. Kebijakan dan optimasi penggunaan lahan pasca tambang timah pemerintah provinsi Bangka Belitung mencakup pemulihkan daya dukung dan fungsi lahan sesuai dengan peruntukannya berdasarkan rencana tata ruang yang ditetapkan; menerapkan program penambangan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan; dan mendorong kesadaran masyarakat dan pengusaha tambang terhadap pentingnya melestarikan lingkungan. Dalam hal ini dukungan teknologi dari Badan Litbang Pertanian sangat diperlukan untuk reklamasi dan rehabilitasi lahan pasca tambang.

4. Dukungan BUMN yang diperlukan dalam menyongsong pertanian industrial adalah (i) memenuhi ketersediaan pupuk anorganik, (ii) menyediakan single fertilizer berinovasi compound fertilizer yang sesui spesifikasi unsur di Indonesia, dan (iii) menyediakan pupuk organik dan pupuk hayati. Kebijakan BUMN berpedoman kepada semua peraturan yang ada, mulai dari Perpres, Permendag, Permentan, SK Gubernur hingga SK Bupati, adalah mengutamakan produksi pupuk, dengan prioritas pupuk bersubsidi; melakukan pengawasan sistem distribusi dan sistem pemasaran (menggunakan RDKK); serta melakukan pengawasan kualitas pupuk organik dan hayati.

5. Tantangan yang perlu dijawab BBSDLP untuk mendukung pertanian industrial adalah (i) ketersediaan data SDL spasial yang akurat, (ii) pemanfaatan SDL sub-optimal dengan dukungan penyediaan dan penyampaian informasi ultra cepat, (iii) kerancuan kawasan hutan, lahan terlantar, lahan terdegradasi, lahan tidur, (iv) Persaingan pemanfaatan lahan untuk berbagai penggunaan yang semakin meningkat, (v) Permintaan terhadap produk yang ramah pada lingkungan dan aman bagi kesehatan, serta (vi) Kesempatan melakukan lompatan inovasi melalui penggunaan bio-teknologi dan nano-teknologi. Untuk menjawab tantangan tersebut, BBSDLP

Page 15: II-2009-Cover, Daftar Isi, Sambutan.pdf

xiii

perlu melakukan percepatan dalam hal: (i) Pemutakhiran data spasial lahan pertanian potensial, (ii) Identifikasi dan pemetaan lahan pertanian pangan berkelanjutan dan lahan sub optimal seluruh Indonesia, (iii) merakit/menghasilkan dan mengembangkan inovasi teknologi SDL (pupuk, teknologi optimasi pengelolaan SDL, tool/formula/kits/soft ware, (iv) penyiapan strategi dan teknologi menghadapi/antisipasi variabilitas dan perubahan iklim (pemanasan global), (v) eksplorasi/menggali dan mengindentifikasi potensi SDL Pertanian.

6. Dalam rangka mendukung Program 100 hari Departemen Pertanian, BBSDLP perlu segera melakukan (i) antisipasi dampak penurunan subsidi pupuk dari 16,5 t menjadi 11,3 t, (ii) antisipasi dampak mitigasi dan el-nino, dan (iii) analisis kebutuhan pupuk padi sawah berdasarkan kesuburan tanah yang berbasis jenis tanah dan bahan induk tanah untuk mendukung PTT/SRI, sehingga terdapat peluang potensi penghematan pupuk 40%, dan (iv) penyusunan peta potensi penghematan pupuk anorganik dan organik untuk menentukan lokasi pengembangan pertanian organik jika terjadi pengurangan subsidi pupuk.

B. Teknologi

1. Potensi, ketersediaan lahan, dan aspek lingkungan

1. Hasil pemetaan dan evalusasi kesesuan lahan di kawasan perbatasan Kalimantan Timur dengan negara tetangga Malaysia menunjukkan lahan tersedia untuk pengembangan pertanian mencakup luas sekitar 2,68 juta ha dan sesuai untuk lahan sawah, tanaman pangan lahan kering, tahunan/perkebunan dan tambak udang. Di Kalimantan Barat, lahan potensial untuk pengembangan kelapa sawit terdapat di Kabupaten Ketapang sekitar 2.2 juta ha dan di Kabupaten Kayong Utara 326 ribu ha. Optimasi penggunaan lahan kedepan diarahkan pada lahan semakbelukar, lahan tidur terlantar, hutan produksi konversi.

2. Pada tahun 2050 kebutuhan beras dapat mencapai 48 juta ton atau meningkat 145% dari tingkat produksi saat ini. Konsekuensinya perlu penambahan luas baku lahan sawah dari 7,89 juta ha sekarang menjadi 13, 89 juta tahun 2050 atau diperlukan cetak sawah baru sekitar 150.000 ha/tahun untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional. Lahan potential untuk pengembangan lahan sawah di Indonesia terdapat sekitar 8,28 juta ha, sebagian besar terdapat di Papua, Sumatera, dan Kalimantan.

Page 16: II-2009-Cover, Daftar Isi, Sambutan.pdf

xiv

3. Dua permasalahan kunci yang dihadapi pertanian dalam mengatasi perubahan iklim yaitu adaptasi dan mitigasi. Teknologi adaptasi yang sudah dan dapat diterapkan diantaranya penyesuaian waktu tanam, pengelolaan air dan irigasi, pemilihan varitas genjah, tahan kering, tahan genangan, tahan kemasaman, dan lain-lain. Teknologi mitigasi berupa irigasi berselang (intermittent) mampu mengurangi emisi CH4 sampai 47%. Selain itu, varietas padi punya peran signifikan menekan emisi CH4 karena memiliki root oxidizing power, pelepasan eksudat akar, anakan dan periode tumbuh yang berbeda antar varietas apa yang berpengaruh terhadap reduksi CH4. Pemberian jerami pada pengelolaan padi di lahan gambut ternyata mampu mengurangi emisi N2O secara signifikan dibandingkan tanpa pemberian jerami dengan tidak mengurangi produksi padi. Padi IR-64 adalah varietas penghasil emisi GRK yang paling rendah diantara berbagai varietas padi yang diteliti.

4. Pertanian Indonesia menghadapi kerusakan lingkungan akibat maraknya industri dengan kontrol instalasi pengolahan air limba (IPAL) yang kurang baik yang mengakibatkan banyak lahan pertanian disekitar aliran sungai (dari hulu dampai ke hilir) mengandung logam berat (Pb, Cd, dan Cr) pada kisaran rendah sampai tinggi. Pemahaman yang kurang baik dari petani dalam aplikasi pestisida menambah beban kerusakan lingkungan akibat residunya dalam tanah. Beberapa teknologi remediasi, seperti penggunaan arang aktif dan teknologi fitoremediasi disinyalir dapat menurunkan pencemaran logam berat dan residu pestisida pada tanah. Kajian intensif didukung oleh analisis dampak (cost and benefit) dari teknologi remediasi ini perlu dilakukan untuk aplikasinya dalam skala luas.

5. Lahan pasca tambang timah di Babel menunjukkan bahwa lahan tersebut secara aktual tidak sesuai untuk pertanian karena faktor pembatas yang sangat berat (umumnya tekstur pasir lepas dengan mineral utama kuarsa) untuk diatasi dengan teknologi rendah. Reklamasi dengan input tinggi untuk mengatasi faktor pembatas memungkinkan lahan dikembangakan untuk pertanian.

2. Teknologi pengelolaan hara, pupuk, dan biologi tanah

1. Peningkatan ketahanan pangan nasional khususnnya swasembada pangan beras memerlukan optimalisasi pemanfaatan lahan gambut, lahan pasangsurut, sulfat masam, sawah bukaan baru, lahan rawa lebak, lahan sawah tadah hujan dan lahan sawah (bersalinitas) melalui rehabilitasi dan pengelolaan hara yang tepat serta pemilihan varietas yang tepat.

Page 17: II-2009-Cover, Daftar Isi, Sambutan.pdf

xv

Rekomendasi pupuk dan pemupukan perlu disusun sesuai dengan kualitas lahan eksisting dan kebutuhan hara tanaman sehingga lebih efisien dan keseimbangan hara dalam tanah tetap terjaga.

2. Pencapaian Pertanian industrial perlu didukung dengan ketersediaan inovasi teknologi penggunaan pupuk anorganik yang efisien, pemupukan berimbang, optimalisasi penggunaan pupuk organik dan teknik rehabilitasi baik di lahan tanaman semusim (pangan dan sayuran) maupun lahan perkebunan melalui : (1) penentuan neraca hara, (2) diagnosis keseimbangan hara pada tanah dan tanaman, (3) teknik pengomposan cepat, (4) tersedianya pupuk organik alternatif berkualitas, (5) tersedianya baku mutu tanah terdegradasi, dan (6) tersedianya software pengelolaan lahan yang tepat.

3. Tantangan pengadaan pangan ke depan, khususnya beras adalah selain terus terjadinya penyusutan luas lahan sawah produktif, juga penurunan secara gradual produktivitas lahan sawah terkait dengan penurunan kadar silika dan pengurasan hara mikro yang terangkut hasil panen dan belum termanfaatkannya sisa tanaman secara optimal. Dengan demikian, upaya pengembalian jerami dalam bentuk kompos perlu terus diupayakan melalui inovasi teknologi pengomposan cepat dan diseminasi pentingnya kompos bagi produktivitas lahan berkelanjutan.

4. Teknologi rehabilitasi lahan gambut bongkor dapat dilakukan dengan penggenangan dengan air pasang sehari/semalam dan pemberian dolomit dan pupuk kandang masing-masing 4,8 dan 5,9 t/ha dapat meningkatkan produksi padi 3,8 t/ha (20%) dan 4,7 t/ha bila diberi ameliorant dan pupuk aras NPK pada gambut saprist.

3. Teknologi Iklim, air, dan lahan rawa

1. Model prediksi curah hujan menggunakan teknik downscaling dari model GCM yang dipadukan dengan metode statistik PCR (principle component regression), PSL (partial least square), dan MARS (multivariate adaptive regression spline) dapat menjadi alternatif untuk menduga kondisi curah hujan lokal di beberapa stasiun di Indonesia. Namun teknik ini masih perlu pendalaman lebih jauh lagi untuk mendapatkan hasil pemodelan yang baik.

2. Melalui analisis peluang kejadian iklim ekstrim, dapat ditentukan besaran dan peluang kejadian hujan kritis yang dapat menimbulkan kekeringan di beberapa sentra produksi padi. Besaran dan peluang tersebut kemudian dapat dijadikan sebagai informasi spasial sebaran nilai curah hujan krits dan peluang kejadiannya di Pulau Jawa.

Page 18: II-2009-Cover, Daftar Isi, Sambutan.pdf

xvi

3. Lahan rawa cukup potensial untuk pengembangan tanaman padi, palawija dan hortikultura. Peningkatan produktivitas dapat dilakukan dengan cara pendekatan sistem usahatani terpadu melalui penataan lahan, penerapan pola tanam, penentuan waktu tanam, pemilihan jenis dan varietas tanaman yang tepat serta menerapkan teknologi budidaya yang spesifik lokasi sesuai karakteristik. Untuk pengembangan kawasan dibutuhkan studi karakteristik wilayah. Teknologi yang berorientasi pada permasalahan petani di lapangan dan yang mampu meningkatkan pendapatan petani secara signifikan akan cepat diadopsi.

Lokakarya

Pada lokakarya telah ditampilkan berbagai teknologi unggulan pada ekosistem lahan kering, lahan sawah non rawa dan lahan rawa yang dapat meningkatkan produktivitas lahan dan menjaga kelestarian lingkungan. Teknologi yang dihasilkan ada yang sudah mempunyai merek dagang dan ada yang masih dalam tahap pengujian tetapi sudah menunjukkan prospek yang sangat menjanjikan manfaat besar untuk perbaikan sifat tanah dan peningkatan produktivitas. Unggulan teknologi terdiri dari 5 yaitu: (i) teknologi pengelolaan air dan iklim, (ii) teknologi pupuk, perangkat uji tanah (test kit), teknik konservasi tanah dan penggunaan mikroba, (iii) teknologi remediasi logam berat, herbisida, insektisida dan pengurangan emisi gas rumah kaca lahan; dan (iv) teknologi spesifik lahan rawah. Para pengguna memberikan tanggapan posititif terhadap informasi dan teknologi unggulan lingkup BBSDLP. Kendala yang dihadapi pengguna berupa ketersediaan, akses, pembimbingan, dan permodalan.