II 11114 111 -...

104
SKRIP SI PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA KONSEP KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah Parung) II 11114 111 Oleh: fJlti·1·iH:i-,., ''"' . : .. :·' !nciuk : '.Ct1\0 .. "'.Q::J ... .,, .. ,J.g.@ ... MARYATI hia:-;iflk:1·;i : ............................ ., .. NIM:503016029887 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430H/2009

Transcript of II 11114 111 -...

Page 1: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

SKRIP SI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN

PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA KONSEP

KONDUKTOR DAN ISOLATOR

(Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah Parung)

II 11114

111 Oleh:

fJlti·1·iH:i-,., ''"' • ..,_,w--"""-~-c~-.·-..---· .

~:~; : !'I.~:t:J~E:::·P.q ··~·: .. :·' ·~,,, !nciuk : '.Ct1\0 .. "'.Q::J ... .,, .. ,J.g.@ ...

MARYATI hia:-;iflk:1·;i : ............................ ., ..

NIM:503016029887

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDAY ATULLAH

JAKARTA

1430H/2009

Page 2: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

LEMBARPENGESAHAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN

PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA KONSEP

KONDUKTOR DAN ISOLATOR

(PenelitianTindakan Kelas di MI Sirajul Falah Parung-Bogor)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk memenuhi Syarat

Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S-1)

Oleh:

MARYA TI

NIM:503016029887

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I

Ir. Mahmud M. Siregar, M.Si NIP. 150,222 933

Tonih Feronilra, M.Pd NIP.150 368 738

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SY ARIF HIDA YA TULLAH

Page 3: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

Pf~RF'LJST:·,,,,,-,-''

UiN SY/'.HiD ,,

LEMBARPENGESAHAN

J\f\!!1!\ TA

Skripsi berjuduJ "PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN

MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

PADA KONSEP KONDUKTOR DAN ISOLATOR".(Penelitian Tindakan Kelas

di MI SIRAJUL FALAH PARUNG-BOGOR) telab diujikan dalam sidang

munaqasyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta pada tanggal 22 Januari 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar sarjana Program Strata I (S-I) pada jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Program Studi Biologi.

Jakarta, 22 Januari 2009

Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan Pendidikan IPA)

Ir. Mahmud M. Siregar, M.Si. NIP. 150 222 933

Sekretaris (Sekretaris Jurusan Pendidikan lP A)

Baig Hana Susanti, M.Sc NIP. 150 299 475

Penguji I Drs. Ahmad Sofyan, M.Pd NIP. 150231502

Penguji II Dr. Zulfiani, M.Pd NIP. 150 368 741

Mengetahui

Tanggal

. 'K'.: 9.~ :.?.OOfj

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

~~

Page 4: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

ABSTRAK

Maryati, Peningkatan Hasil Belajar IP A Dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Pada Konsep Konduktor dan IsolatorPenelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah Parung-Bogor. Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Program Studi Pendidikan Biologi, Faku:tas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarifhidayatullah Jakarta.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan 2 siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI berjumlah 28 orang, di Ml Sirajul Falah Parung. Pengumpulan data ini dengan cara (I) Observasi, (2) Tes.

Data hasil penelitian ini dianalisis dengan menggunakan, pre-test dan post-test one group desain (desain 2) untuk menginterpresentasikan kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran kontekstual. Hasil penelitian menunjukan bahwa; hasil be/ajar pada siklus I 49,25 pada saat pre-test meningkat menjadi 69,64 pada saat pos-test, proses pembelajaran siswa masih be/um terbiasa dengan kegiatan praktek, kerja kelompok dan diskusi. Masih ada siswa yang mengobrol ketika anggota kelompok yang lainnya sedang bekerja. Setelah dilakukan perbaikan pada proses be/ajar pada siklus II hasil be/ajar siswa 57,14 pada saat pre-test meningkat menjadi 75,00 pada saat post-test, aktivitas be/ajar siswa semakin meningkat, kelas menjadi hidup, siswa /ebih aktif dengan kegiatan diskusi, praktek, dan tanya jawab. Siswa menjadi lebih aktif terhadap pembelajaran kontekstua/ untuk menemukan dan membangun pengetahuan dan keterampilan pada pokok bahasan konduktor dan isolator Dari hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa pendekatan pembelajaran kontekstual memberikan dampak positif bagi siswa dalam proses belajar­mengajar.

Kata kunci: Hasil belajar,Kerja Kelompok, Pembelajaran kontekstua/.

Page 5: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

ABSTRACT

Maryati, Improving The Result of Science at Conduktor and Isolator Concept With Approach of Contextual Teaching and Learning. Classroom Research at MI Sirajul Falah Parung-Bogor. tviajors of IPA Program Study of Biological Education, Faculty of Science of Tarbiyah and Teachership of UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

This research focuses on action research with two cycles, Twenty eight students of sixth class of Madrasah Ibtidaiyah of Sirajul Falah Parung, were the subject research. Data were collected by (I) Observation, (2)Test.

The data is analyzed by pre-test and post-test one group design to interpret the quality of students in understanding the subject of learning and student activity during learning process with contextual learning approach, this result (cyclel} show at the result of sciense 49,25 pre-test improv 69,64, that students process learning is not cooperating with team work, practice and discussion. Some students still talking while the others working. After correcting at learning process at ( cycles two) the result of science at pre-test 57, 14 imvroping become 75,00, the students becomes more active. Study in class room becomes active, student become more active with discuss, practice and free to ask. Student becomes more active to the contectual learning to find and to develop the knowledge and skill of the object conductor and isolator. The result of this research proved that contectual learning approach can give positive impact for the student in teaching and learning process.

Key Word: Learning result, Team Work, Contextual Teaching and Learning.

Page 6: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

5. Yang tercinta Ayahanda Mista, suami dan ananda tercinta Zaydan

mediatma Putra yang telah melimpahkan segenap kasih sayang dorongan

semangat yang tiada henti demi terselesaikannya skripsi ini. Serta tak lupa

untuk kakanda tercinta, Fatimah dan saudara-saudaraku teima kasih atas

segala bantuan dan dukungannya.

6. Bapak ketua Yayasan sirajul Falah , H. Saarih Tohir, S.Ag, Bapak Marsan,

!bu suherti dan Bapak Fathurroman, Kepala Mts, dan MI Sirajul Falah

Parung. Yang telah memberikan dukungan moril kepada penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini. Seluruh siswa/siswi MI Sirajul falah khususnya

kelas VI A yang telah bersedia memberikan sedikit waktunya untuk

menjadi sampel..

7. Sahabatku yang terbaik, Badriyah dan Abang terima kasih atas semua

bantuan dan doanya.

8. Teman-teman senasib dan seperjuangan di MI Sirajul Falah dan semua

pihak yang banyak memberikan bantuannya dalam penyusunan skripsi ini.

Akhirnya penyusun hanya bisa berharap semoga skripsi ini dapat

bermanfa'at dan mempunyai nilai guna bagi yang memerlukannya.

g£Ltahi raufk wathfdayah

wassatmu'tltafkum Wr. wb.

Parung, September 2008

Penulis

Page 7: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

DAFTARISI

Halaman

ABSTRAK .................................................................. .

KATA PENGANTAR...................................................... m

DAFT AR ISL................................................................ v

DAFT ART ABEL........................................................... v111

DAFTAR LAMPIRAN..................................................... IX

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................... ..

B. ldentifikasi Masalah................................................ 4

C. Pembatasan Masalah............................................. ... 4

@~ Perumusan Masalah Penelitian................................ .... 4

E. Tujuan Penelitian................................................... 4

F. Manfaat Penelitian...... ... . . .... ... . .. .. .. ... .. . .. .. .. .. .. .. .. . .... 5

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

A. Pendekatan Kontekstual......................................... ... 6

J., Pengertian Pendekatan Kontekstual......................... 6

2. Strategi Pengajaran dan Pembelajaran Kontekstual...... . 7

3. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual... . . . . . . . . . . . . . . . . . . 18

4. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Kontekstual................... 25

5. Penilaian Pembelajaran Kontekstual..................... ... ... 27

Page 8: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

B. Hasil Belajar....... .. . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . .. 28

I. Pengertian Hasil Belajar........................................ 28

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar...... .... 30

3. Pengukuran Hasil 3elajar.......... .. . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .... 32

4. Hubungan Pendekatan Kontekstual Terhadap Hasil Belajar 34

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Subjek Penelitian ............................................ . 36

B. Pihak yang Terkait. ......................................... . 36

C. Waktu dan Tempat Penelitian ............................. . 36

D. Metode Penelitian ............................................ . 36

E. Rancangan Penelitian ...................................... . 37

11· 1~) Fokus Penelitian ......................................... . 37

2. Hasil yang diharapkan ................................. . 37

3. Solusi Masalah .......................................... . 37

4. Prosedur Tindakan ...................................... . 37

5. Metode Pengamatan .................................... . 39

F. Analisi Refleksi dan Analisis Data ........................ . 39

G. Teknik Analisis Data .......................................... . 40

H. Hipotesis Tindakan ......................................... . 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pembelajaran IP A Dengan Menggunakan Pendekatan

Page 9: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

Kontekstual di MI Sirajul Falah .............................. 41

B. Hasil Belajar IPA di MI Sirajul Falah ..................... 41

I. Hasil Belajar IPA Sebelum Menggunakan

Pendekato n Pembelaj aran kontekstual..... . ......... 46

2. Hasil Belajar IP A Dengan Menggunakan Pendekatan

Pembelajaran Kontekstual Pada Siklus I. ............. 48

3. Hasil Belajar IPA Sebelum Menggunakan Pendekatan

Pembelajaran Kontekstual Pada Siklus IL. ........... 52

4. Hasil Belajar IPA Dengan Menggunakan Pembelajaran

Pendekatan Kontekstual Pada siklus II. ............... 53

C. Pengaruh Pembelajaran Pendekatan kontekstual Terhadap

Hasil Bela jar. .................................................. 58

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.................................. .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 59

B. Saran................................................................. 60

DAFT AR PUST AKA

DAFTAR TABEL

LAMP IRAN

Page 10: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sintaks model pembelajaran koopertif........................ 22

Tabet 2.2 Sintaks model pembelajaran Berdasarkan masalah (PBI). 24

Tabel 4.1 Aktivitas siswa dalam kerja kelompok pada siklus I........ 42

Tabet 4.2 Aktivitas siswa dalam kerja kelompok pada siklus II....... 44

Tabel 4.3 Perbandingan aktivitas siswa pada siklus I dan II............. 45

Tabet 4.4 Hasil belajar IPA sebelum menggunakan pembelajaran.

pendekatan kontekstual Siklus I................................ 47

Tabel 4.5 Hasil belajar IP A dengan mengunakan pendekatan pembelajaran

Kontekstual pada siklus I............................................... 48

Tabel 4.6 Perbandingan hasil belajar IP A antara pretest dan posttest pada

Pada siklus I....................................................... 50

Tabel 4.7 Hasil belajar IPA sebelum menggunakan pendekatan pembelajaran

kontekstual pada siklus II..................... .. . .. . .. . . . . . . . . . . . . 52

Tabel 4.8 Hasil belajar IP A dengan menggunakan pendekatan kontekstual

pada siklus II............ . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 54

Tabel 4.9 Perbandingan hasil belajar siswa prest dan posttest pada

siklus I dan II...................................................... 57

Tabel 4.11 Perbandingan hasil uji-t, t-hitung dan t-tabel............... 58

Page 11: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

DAFT AR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)............... 63

Lampiran 2 Kisi-kisi soal instrument...................................... 67

Lampiran 3 Silabus dan penilaian.......................................... 69

Lampiran 4 Instrumen Penelitian...... ...... ... ................. .............. 71

Lampiran 5 Kunci jawaban instrumen penelitian........................ 74

Lampiran 6 Analisis Butir Soal Siklus I................................... 75

Lampiran 7 Analisis Butir Soal Siklus IL.................................. 77

Lampiran 8 Hasil belaj ar siswa dan rata-rata gain pada siklus I....... 79

Lampiran 9 Hasil belajar siswa dan rata-rata gain pada siklus II...... 81

Lampiran 10 Uji kesamaan rata-rata uji-t................................ ... 83

Lampi ran 11 Lembar kerja siswa.......................................... .. 84

Lampiran 12 Aktivitas siswa dalam kerja kelompok..................... 89

Lan1piran 13 Lembar penilaian kerja kelompok........................ ... 91

Page 12: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu penyebab menurunnya ku11Etas manusia Indonesia adalah

rendahnya mutu pendidikan. Rendahnya mutu pendidikan ini dapat diartikan

sebagai kurang efektifnya proses pembelajaran. Penyebabnya dapat berasal

dari siswa itu sendiri, guru maupun sarana dan prasarana. Minat dan motivasi

siswa yang rendah, kinerja guru yang rendah serta penggunaan model belajar

yang kurang tepat akan menyebabkan kurang efektifnya proses pembelajaran

yang berakibat pada rendahnya basil belajar siswa.

Menurut Xaviery, seorang pengan1at pendidikan, berpendapat bahwa

penyebabnya adalah karena pendidik kurang mampu menghubungkan

relevansi pelajaran dengan kenyataan praktis dan keterkaitannya dengan ilmu­

ilmu lain dalam mengeksplorasi bahan pelajaran. 1 Sehingga, siswa kemudian

mengalami kesulitan dalam memahami materi yang diberikan oleh seorang

guru.

Selama ini dikeluhkan pelajaran IP A bersifat hapalan, sehingga kurang

bermakna. Pengajaran IPA yang disampaikan selama ini lebih menekankan

pada penguasaan sejumlah fakta dan konsep dan kurang menekankan pada

penguasaan dasar. Pelajaran IPA dianggap sulit karena materi pelajaran yang

disampaikan banyak yang bersifat abstrak. Hal ini menyebabkan banyak siswa

mengalami kesulitan dalam mempelajarinya dan sering mengalami kebosanan

karena materi yang disampaikan melalui hapalan dan ceramah. Kondisi

tersebut berimplikasi pada rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap

materi pelajaran IP A. Sebagian besar siswa tidak dapat menghubungkan

antara apa yang telah mereka pelajari dengan aplikasinya dalam kehidupan

sehari-hari. Hal ini terjadi karena pembelajaran yang digunakan tidak

melibatkan dunia nyata siswa atau disebut dengan pembelajaran konvensional,

Page 13: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

2

yaitu pembelajaran yang bersifat teroritis dan tidak memperhatikan

pengalaman siswa. Akibatnya siswa merasa jenuh, malas dan pasif.

Sehubungan dengan itu para pendidik dihadapkan pada tantangan bagaimana

mencari cara yang terbaik untuk menyampaikan kosep-konsep yang mereka

ajarkan sedemikian rupa agar semua siswa dapat menggunakan dan

menyimpan informasi tersebut.

Piaget menyatakan, proses belajar-mengajar perlu dihubungkan

dengan kejadian sehari-hari yang akrab dengan siswa. Hal ini dilakukan

dengan cara memberikan pengalaman langsung kepada siswa atau cara lain

yang dapat memberikan efek pengkokritan fakta atau fenomena. Selain itu

dengan penyajian obyek nyata diharapkan dapat mendorong siswa

mereflesikan hasil kegiatan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.2

Ada kecenderungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa

anak akan belajar lebih baik jika lingkungan belajar diciptakan alamiah.

Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya,

bukan mengetahui-nya. Hal ini sesuai dengan pandangan Nurhadi, yang

mengatakan bahwa pengetahuan dan keterampilan datang dari "menemukan"

sendiri, bukan dari "apa kata guru"3.

Penguasaan yang berorientasi target materi terbukti berhasil dalam

jangka pendek, tetapi gaga! dalam membekali anak memecahkan masalah

dalam kehidupan jangka panjang seperti yang diungkapkan oleh Eline B.

Jhonson "Jika otak hanya belajar, mengutip dan berlatih, ngebut sebelum

ujian, maka dalam waktu 14 sampai 18 jam, otak akan melupakan sebagian

informasi baru tersebut. Kecuali jika informasi itu memiliki makna"4 Untuk

itu, diperlukan strategi belajar 'baru' yang lebih memberdayakan siswa.

2 Margareta, Seminar nasiona/ Pendidikan Matematika dan IPA, Desiminasi Hasil Kolaborasi Sekolah-Universitas untuk meningkatkan Kesiapan lmplementasi kurikulum MIPA 2004,h.3

3 Nurhadi, Pemeba/ajaran Kontekstua/ dan Penerapannya da/am KBK, Universitas NP.ol"ri Mah~no fM~l~no ?nn1.'\ h '\

Page 14: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

3

Sebuah strategi belajar yang mendorong siswa mengkonstruksikan

pengetahuan di benak mereka sendiri.

Dalam menjawab permasalahan tersebut, pendekatan pembelajaran

kontektrual atau Contextual teaching and Learning (CTL) memandang bahwa

proses be!ajar benar-benar berlangsung hanya jika s;swa mampu memproses

informasi atau pengetahuan tersebut menjadi bermakna sesuai dengan

kerangka berfikir mereka. Melalui landasan filosofi konstruktivisme,

pendekatan kontekstual atau contextual teaching and learning (CTL)

'dipromosikan' menjadi altematif strategi belajar yang baru. Melalui strategi

CTL, siswa diharapkan belajar me!alui 'mengalami' bukan 'menghapal'.

Pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu

guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata

siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang

dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, memotivasi

s1swa untuk membuat hubungan antara ilmu pengetahuan dan

mengaplikasikannnya dalam kehidupan sehari-hari sebagai anggota keluarga,

warga Negara maupun pekerja. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran

diharapkan lebih bermakna bagi siswa.

Penerapan pendekatan kontekstual akan membantu guru untuk

mengembangkan materi pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi

siswa untuk membentuk hubungan antara pengetahuan dan aplikasinya dengan

kehidupan mereka. Berdasarkan pemahaman tersebut, teori pembelajaran

kontekstual berfokus pada berbagai lingkungan belajar diantaranya ruang

kelas, lingkungan sekolah, rumah, maupun tempat-tempat umum lainnya.

Pembelajaran kontekstual mendorong guru untuk memilih dan mendesain

lingkungan belajar yang dimungkinkan untuk mengkaitkan berbagai bentuk

pengalaman sosial, budaya, fisik dan psikologi di dalam mencapai hasil

belajar.

Dalam penelitian ini dikembangkan kegiatan belajar yang berpusat

pada siswa yaitu melalui kegiatan kerja kelompok dengan berdasarkan pada ~-~...1-1---"---- - - - 1 1 •

Page 15: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

4

pembelajaran yang efesien dan efektif sehingga dapat meningkatkan hasil

belajar siswa.

B. ldentifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang i~lah diuraikan di atas, dapat

diidentifikasi masalahnya sebagai berikut:

l. Bagaimana usaha guru dalam memotivasi siswa untuk mencapai hasil

belajar yang optimal?

2. Apakah pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dapat

meningkatakan kualitas pembelajaran IP A di sekolah?

3. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar IPA menggunakan pendekatan

kontekstual pada konsep konduktor dan isolator?

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya ruang lingkup dan keterbatasan waktu, agar

pembahasan tidak menyimpang dari pokok permasalahan, maka penulis

membatasi masalah hanya pada peningkatan hasil belajar IP A menggunakan

pendekatan kontekstual pada konsep konduktor dan isolator.·

D. Perumusan Masalah Penelitian

Masalah dalam penelitian 1m dirumuskan sebagai berikut:

"Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa pada konsep konduktor dan

isolator setelah mengikuti pembelajaran kontekstual pada siswa kelas VI MI

Sirajul Falah?

E. Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan mengetahui Peningkatkan Hasil Belajar IP A

siswa pada konsep konduktor dan isolator dengan pembelajaran pendekatan

kontekstual

Page 16: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

5

F. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat :

I. Memotvasi dan membantu siswa dalam memahami mata pelajaran IPA

2. Memberikan gambaran tentang peningkatan hasil belajar IP A dengan

menggunakan pendekatan kontekstual.

3. Memberikan masukan bagi guru IPA dalam melaksanakan pembelajaran

dengan pendekatan kontekstual.

Page 17: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

BAB II

KAJIAN PUST AKA

A. Pendekatan Kontekstual (contekstual Teaching and Learning)

1. Pengertian Pendekatan Kontekstual

Pendekatan kontekstual (Contextual teaching and learning, CTL)

merupakan suatu proses pendidikan yang bertujuan membantu siswa

melihat makna dalam bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara

menghubungkannya dengan konteks kehidupan sehari-hari, yaitu dengan

konteks lingkungan pribadinya, sosialnya, dan budayanya. 1• Selanjutnya

Zaenuri Masturi mengatakan pendekatan kontekstual dirumuskan sebagai

"siswa aktif mengkonstruksi-guru membantu dengan memahami pikiran

anak untuk membantu anak belajar"2

Pengajaran kontekstual adalah pengajaran yang memungkinkan

s1Swa memperkuat, memperluas dan menerapkan pengetahuan dan

keterampilan akademisnya dalam berbagai latar sekolah dan di luar

sekolah untuk memecahkan seluruh persoalan yang ada di dunia nyata

(The Washington State Consortium For Contextual). TEACNET (Center

on Education and Work at the University of Wiconsin Madison)

menyatakan pendekatan dan pembelajaran kontekstual adalah suatu

konsepsi belajar mengajar yang membantu guru menghubungkan isi

pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat

hubungan-hubungan antara pengetahuan dan aplikasinya dalam

kehidupan siswa sebagai anggota masyarakat, dan pekerja serta meminta

ketekunan belajar. 3Dari beberapa pernyataan diatas tentang pengetian

pembelajaran pendekatan kontekstual dapat penulis simpulkan,

1 Elaine B. Jhonson, Contextual Teaching and Learning, (Jakarta:Mizan, 2005)h. 25 2 7,aenuri Masturi,Model Pembelajaran Lingkungan,WWW.Pikiran

Rakyat.corn!cetak/2005/1005/24/0803.htm-24k , januari 2006

3 Nurhadi, Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK, {1.,A.,.J.,,nn•I Jn;u,,....,..;,_,.., ")o,J,,.,.,.,,. .. ; .....,,,.J,...,.,.. "ll\f\~'\l... 1"1

Page 18: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

7

pendekatan kontekstual dapat penulis simpulkan, pembelajaran

kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar

dimana guru menghadirkan dunia nyata kedalam kelas dan mendorong

siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, sementara siswa

memperoleh pengetahuan dan keterampilan dari konteks yang terbatas,

sedikit-demi sedikit, dan dari proses mengkonstruksi sendiri, artinya

proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara lansung

sebagai bekal untuk memecahkan masa!ah dalam kehidupannya sebagai

anggota masyarakat. Siswa tidak hanya memahami materi yang

dipelaajrinya, akan tetapi bagaimana materi pelajaran itu dapat mewarnai

perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.

2. Strategi Pengajaran dan Pembelajaran Kontekstual

Pengajaran adalah susunan informasi dan lingkungan untuk

memfasilitasi pembelajaran. Pilihan strategi pengajaran menentukan

lingkungan (metode, media, peralatan, dan fasilitas) dan cara bagaimana

informasi dikemas dan digunakan. Pendekatan pengajaran dapat terentang

dari berpusat pada guru dan berpusat pada siswa. Peranan guru adalah

penting dalam proses perencanaan pengajaran. Bekerja dengan guru lain

dan spesialis media, seorang guru dapat memadukan media ke dalam

pengajaran mereka untuk mengoptimalkan dampaknya pada siswa.

Pembelajaran adalah pengembangan pengetahuan, keterampilan,

sikap, atau sikap baru pada saat seseorang individu berinteraksi dengan

informasi dan lingkungan pembelajaran terjadi disepanjang waktu.

Pengajaran kontekstual adalah pengajaran yang memungkinkan siswa­

siswa TK sampai dengan SMU untuk menguatkan, memperluas dan

Page 19: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

8

menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademik mereka dalam

berbagai macam tatanan dalam sekolah dan luar sekolah agar dapat

memecahkan masalah-masalah dunia nyata atau masalah-masalah yang

disimulasikan (University OF Washington, 2001).4 Pembelajaran

kontekstual adalah kom•ep belajar yang membantu g'.lru mengkaitkan

antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan

mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang

dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Pembelajaran kontekstual merupakan koordinasi antara content (materi

pelajaran) dengan keterampilan intelektual yang harus dimiliki oleh siswa

dalam kondisi yang erat dengan pengalaman sesungguhnya (Blancard,

2001). Pembelajaran kontekstual terjadi apabila siswa menerapkan dan

mengalami apa yang sedang diajarkan dan tanggungjawab mereka sebagai

anggota keluarga, warga negara, siswa, dan tenaga ke1ja (University

Washington, 2001)5

Menurut Nurhadi (2003) bahwa pengajaran kontekstual adalah

pengajaran yang memungkinkan para siswa mampu mengkaitkan,

memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademik

mereka dalam berbagai macam tatanan dalam sekolah dan luar sekolah

agar dapat memecahkan masalah di dunia nyata. 6

Pembelajaran dan pengajaran kontekstual merupakan sistem

pengajaran yang didasarkan kepada alasan bahwa makna akan muncul dari

hubungan antara materi pelajaran dan konteksnya. Pemanduan materi

pelajaran dengan konteksnya (konteks keseharian siswa-konteks pribadi,

sosial dan kultural) akan menghasilkan dasar-dasar pengetahuan dan

4 Landasan Teori Dalam Pengembangan Metode Pengajaran, Departemen Pendidikan Nasional, (Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, 2005),h.13

5 Landasan Teori da/am Pengembangan Metode pengajaran, Departemen Pendidikan Nasional, (Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah ,2005)h.13

6 Nurhadi, Pembe/ajaran kontekstua/ dan Penerapannya Dalam KBK, (Malang: .. . .

Page 20: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

9

keterampilan yang mendalam dimana siswa memahami masalah dan cara

penyelesaiannya. Pembelajaran kontekstual menekankan pada kemampuan

siswa untuk mentransfer pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang telah

dimiliki pada situasi lain. Dengan kata lain pengetahuan dan keterampilan

yang dimiliki bukan sekec!ar untuk menghapal tetapi dapat digunakan atau

dialihkan pada situasi dan kondisi lain.

Siswa belajar diawali dengan pengetahuan, pengalaman dan konteks

keseharian yang mereka miliki yang dilakukan dengan konsep mata

pelajaran yang dipelajarinya di kelas dan selanjutnya untuk

mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan teori pembelajaran kontekstual, guru berperan dalam

memilih strategi, menciptakan, dan menyelenggarakan pembelajaran yang

menggabungkan seberapa banyak bentuk pengamanan siswa termasuk

aspek sosial, fisikal, psilogikal untuk mencapai hasil pembelajaran yang

diinginkan. Dalam lingkungan sekitar, siswa menemukan hubungan yang

bermakna antara ide abstrak dan aplikasi pratikal dalam konteks nyata.

Siswa akan memproses informasi atau pengetahuan baru sedemikian rupa

sehingga dirasakan masuk aka! dengan kerangka berfikir yang dimilikinya

(ingatan, pengalaman, dan tanggapan). Pendekatan atau pembelajaran

yang berasosiasi dengan pembelajaran kontekstual memiliki kesamaan ciri

dalam ha!: (I) menekankan pada pemecahan masalah, (2) menyadari

kebutuhan akan pengajaran dan pembelajaran yang terjadi dalam berbagai

konteks seperti di rumah, masyarakat dan pekerjaan, (3) mengajar siswa

memonitor dan mengarahkan pembelajaran mereka sendiri sehingga

mereka menjadi pembelajar yang mandiri, (4) mengaitkan pengajaran pada

konteks kehidupan siswa yang berbeda-beda, (5) mendorong siswa untuk

belajar dari sesama teman dan belaajr bersama, (6) menerapkan penilaian

autentik, (7) menyenangkan.

Page 21: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

10

Strategi pembelajaran yang berasosiasi dengan pembelajaran

kontekstual ad al ah sebagai berikut: 7

a. Pengajaran Berbasis Masalah

Pengajaran berbasis masalah (Problem-Based Learning) adalah

suatu pendekatan pengaJaran yang menggunakan masalah dunia nyata

sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berfikir

kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh

pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran.

Pengaj aran berbasis masalah digunakan untuk merangsang berfikir

tingkat tinggi dalam situasi berorientasi masalah, termasuk didalamnya

belajar bagaimana belajar. Menurut Ibrahim dan Nur " Pengajaran

Berbasis Masalah dikenal dengan nama lain seperti (Project- based

teaching) Pembelajaran Proyek, (Experince-based education)

Pendidikan berdasarkan pengalaman, (Authentic learning)

Pembelaajran Autentik, dan (Anchored instruction) Pembelajaran

berdasarkan kehidupan nyata. Peran guru dalam pengajaran berbasis

masalah adalah menyajikan masalah mengajukan pertanyaan, dan

memfasilitasi penyelidikan dan dialog. Pengajaran berbasis masalah

tidak dapat dilaksanakan tanpa guru mengembangkan lingkungan kelas

yang memungkinkan terjadinya pertukaran ide secara terbuka. Secara

garis besar pengajaran berbasis masalah terdiri dari menyajikan kepada

siswa situasi masalah yag autentik dan bennakna yang dapat

memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan

dan inkuiri.

7 Nurhadi, Pembe/ajaran kontekstua/ dan Penerapannya Dal am KBK, (Malang: Universitas NeQeri Malang_ 2001)h_S")

Page 22: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

11

Model pembelajaran berdasarkan masalah menyajikan kepada

siswa situasi masalah yang otentik dan bermakna yang dapat

memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan

dan inkuiri. Kemudian siswa diminta untuk mencatat permasalahan­

per!llasalahan yang rnuncuJ. Tugas guru adalah m<>rangsan2 siswa unti•k

berfikir kritis dalam memecahkan masalah yang ada serta mengarahkan

siswa untuk bertanya, membuktikan asumsi, dan mendengarkan

persepektif yang berbeda dengan mereka.

Model pengajaran ini sangat efektif untuk mengajarkan poses­

proses berpikir tingkat tinggi, membantu siswa memproses informasi

yang telah dimilikinya, dan membantu siswa membangun sendiri

pengetahuannya tentang dunia sosial dan fisik di sekelilingm1ya. Model

pengajaran ini sesuai dengan yang dikehendaki oleh prinsip-prinsip

CTL, yaitu inkuiri, konstruktivisme, dan menekankan pada berfikir

tingkat lebih tinggi.

PBI biasanya terdiri dari lima (5) tahap utama yang dimulai

dengan guru memperkenalkan siswa dengan situasi masalah dan

diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa. Jika jangkauan

masalahnya tidak terlalu kompleks, maka kelima tahapan tersebut

mungkin dapat diselesaikan dalan1 waktu dua sampai tiga kali

pertemuan. Tapi jika permasalahamwa sangat kompleks maka akan

membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikannya. Kelima

tahapan tersebut terangkum pada sintaks model pembelajaran PB!.

Page 23: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

Tabel 2.2

SINTAKS MODEL PBI8

FASE-FASE

Pase I

Orientasi siswa kepada masa lah.

Pase 2

Mengorganisasikan siswa untuk

belajar.

Pase 3

Membimbing penyelidikan

individu maupun kelompok.

Pase 4

Mengembangkan dan menyajikan

basil karya.

Pase 5

Menganalisis dan mengevaluasi

proses pemecahan masalah.

TINGKAH LAKU

Guru

tujuanpembelajaran,

logistik yang

menjelaskan

menjelaskan

dibutuhkan,

memotivasi s1swa terlibat pada

aktivitas pemecahan masalah yang

dipilih.

Guru membantu SISWa

mendefinisikan dan

mengorganisasikan tugas belajar

yang berhubungan dengan

masalah tersebut.

Guru mendorong s1swa untuk

mengumpulkan informasi yang

sesuai, melaksanakan eksperimen,

untuk mendapatkan penjelasan

dan pemecahan masalah.

Guru membantu siswa dalam

merencanakan dan menyiapkan

karya yang sesuai seperti laporan,

video, dan model membantu

mereka untuk berbagi tugas

dengan temannya.

Guru membantu s1swa untuk

melakukan refleksi atau evaluasi

terhadap penyelidikan mereka dan

proses-proses

gunakan.

yang mereka

12

8 Model-Model Pengajaran Dalam Pembelajaran I/mu Pengetahuan Alam, Departemen PPnrlirlil·lln l\f,;i..,inn".'.11 fT<ll•<lrh1• n;,.;,,.n p,,. .. r1:r1a, ....... (',,.J,,,.,J,.,J., n .......... ,-1 ....... ~A ........... -~~t.. ....,(\(\.:'\ \_...., 1

Page 24: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

13

b. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

Kooperatif mengandung pengertian bekerja bersama dalam

mencapai tujuan bersama (Hamid Hasan, 1996)9 Pada dasarnya

Cooperatif Learning ;nengandung penge;tian sebagai suatu sikap atau

perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam

struktur ke1ja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua

orang atau lebih di mana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh

keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri. Pembelajaran

kooperatif merupakan suatu model pengajaran dimana siswa belajar

dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan

berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota sating

beke1ja sama dan membantu untuk memahami suatu bahan

pembelajaran. Belajar belum selesai jika salah satu teman dalam

kelompok belum menguasai bahan pembelajaran. Tujuan penting dari

pembelajaran kooperatif adalah untuk mengajarkan kepada siswa

keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan ini amat penting

untuk dimiliki di dalam masyarakat di mana banyak kerja orang dewasa

sebagian besar dilakukan dalam organisasi yang saling begantung satu

sama lain dan di mana masyarakat secara budaya semakin beragam.

Pembelajaran kooperatif tidak hanya mempelajari materi saja,

namun siswa juga harus mempelajari keterampilan-keterampilan khusus

yang disebut keterampilan kooperatif. Keterampilan kooperatif ini

berfungsi untuk melancarkan hubungan kerja dan tugas. Peranan

hubungan kerja dapat dibangun dengan mengembangkan komunikasi

9 Elin Solehatin, Raharjo, Coopertaif Learning Ana/isis Pembelajaran /PS, (Jakarta: Bumi Aksara. 2007) hn I 4

Page 25: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

14

antar anggota kelompok. Sedangkan peranan tugas dilakukan dengan

membagi tugas antar kelompok selama kegiatan.

Terdapat enam langkab utama atau tabapan di dalam pelajaran yang

menggunakan pembelajaran kooperatif. Pe!ajaran dimulai dengan guru

111enyampaikan tujuan p::mbelajarBn dan memo:ivasi siswa belajar. Fase

ini diikuti oleh penyajian informasi; seringkali dengan bahan bacaan

secara verbal. Selanjutnya siswa dikelompokan ke dalam tim-tim

belajar. Tahap ini diikuti bimbingan guru pada saat siswa bekerja

bersama untuk menyelesaikan tugas bersama mereka. Tabap

selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada masing-masing

kelompok untuk mempresentasikan basil kerja kelompoknya. Fase

terakhir pembelajaran kooperatif meliputi prestasi basil belajar akhir

kelompok, atau evaluasi tentang apa yang telab mereka pelajari dan

memberi pengbargaan terbadap usaba-usaba kelompok maupun

individu.

Enam tabap pembelajaran kooperatif itu dirangkum dalam sintaks

model pembelajaran kooperatif. Untuk melibat lebib jelas mengenai

tahapan-tahapan dalam pembelajaran kooperatif dapat dilihat pada tabel

model pembelajaran koopertifberikut ini:

Page 26: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

15

Tabel 2.1

SINTAKS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF10

FASE-FASE

Fase 1

Menyampaikan

memotivasi siswa.

Fase2

tujuan

Menyajikan informasi.

Fase 3

TINGKAH LAKU

Guru menyampaikan tujuan

dan pelajaran yang ingin dicapai pacia

pelajaran tersebut dan memotivasi

siswa belajar.

Guru menyajikan informasi kepada

siswa dengan jalan demonstrasi

atau !ewat bahan bacaan.

Guru menjelasakan kepada s1swa

bagaimana caranya membentuk Mengorganisasikan siswa kedalam

kelompok-kelompok belajar.

Fase4

Membimbing kelompok bekerja

dan belajar.

Fase 5

Evaluasi.

Fase 6

Memberikan penghargaan

kelompok belajar dan membantu

setiap kelompok agar melakukan

transisi secara efisien.

Guru membimbing kelompok-

kelompok belajar pada saat mereka

mengerjakan tugas mereka.

Guru mengevaluasi hasil belajar

tentang materi yang telah dipelajari

atau masing-masing kelompok

mempresentasikan hasil ke1janya.

Guru mencari cara-cara untuk

menghargai baik

hasil belajar

kelompok.

upaya maupun

individu dan

10 Model-Model Pengajaran Dalam Pembelajaran !111111 Pengetahuan Alam, Departemen Pendidikan Nasional,, (Jakarta: Dirjen Pendidikan Sekolah Dasar dan Menengah, 2005), h.13

Page 27: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

16

c. Pengajaran Autentik

Pengajaran autentik adalah pengajaran yang meperkenalkan siswa

untuk mempelajari konteks bermakna. Siswa mengembangkan

keterampilan berfikir dan pemecahan masalah yang terpenting dalam

konieks keI1idupan nyata. Siswa sering kali mengalami kesulitan dalam

menerapkan keterampilan yang telah mereka dapatkan disekolah

kedalam kehidupan nyata sehari-hari karena keterampilan-keterampilan

itu lebih diajarkan dalam konteks kehidupan nyata.

Tugas-tugas sekolah sering lemah dalam konteks (tidak autentik)

sehingga tidak bermakna bagi kebanyakan siswa karena siswa tidak

dapat menghubungkan tugas-tugas ini dengan apa yang telah mereka

ketahui. Guru dapat membantu siswa untuk belajar memecahkan

masalah dengan memberi tugas-tugas yang memiliki konteks kehidupan

nyata dan kaya dengan kandungan akademik serta keterampilan yang

terdapat dalam konteks kehidupan nyata. Untuk memecahkan masalah­

masalah tersebut, siswa harus mengidentifikasi kemungkinan

pemecahannya, memilih suatu pemecahan, melaksanakan atas masalah

tersebut, dan menganalisis serta melaporkan penemuan-penemuan

mereka. Dengan begitu, siswa akan belajar menerapkan keterampilan­

keterampilan akademik seperti pengumpulan informasi, menghitung,

menulis dan berbicara di dalam konteks kehidupan nyata.

d. Pengaj aran Berbasis Proyek/tugas

Pengajaran berbasis proyek/tugas terstruktur (Project-Based

Learning) mebutuhkan suatu konsep pendekatan pengajaran yang

komprehensif dimana lingkungan belaj ar siswa didesain agar siswa

dapat melakukan penyelidikan terhadap masalah-masalah autentik

termasuk pendalan1an materi dari suatu topik pelajaran, dan

melaksanakan tu gas bermakna lainnya. Pendekatan ini

memperkenalkan siswa untuk beke1ja secara mandiri dalam

Page 28: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

17

mengkonstruk (membentuk) pembelajarannya, dan

mengkulminasikannya dalam produk nyata.

Siswa diberikan tugas/proyek yang kompleks, sulit, lengkap, tetapi

realistis/autentik dan kemudian diberikan bantuan secukupnya agar

dapat menyelesaikan tugas mereka. Prinsip ini digunakan untuk

menunjang pemb<:rian tugas kompleks di kelas sepert1 proyek, simulasi,

penyelidikan masyarakat, menulis untuk disajikan kepada forum

pendengar yang sesungguhnya, dan tugas-tugas autentik lainnya.

e. Pengajaran Berbasis Kerja

Pengajaran berbasis kerja (Work-Based Learning) memerlukan

suatu pendekatan pengajaran yang memungkinkan siswa menggunakan

konteks tempat ke1ja untuk mempelajari materi pelajaran berbasis

sekolah dan bagaimana materi tersebut dipergunakan kembali di dalam

kerja. Pengajaran berbasis kerja menganjurkan pentransperan model

pengajaran dan pembelajaran yagn efektif kepada aktivitas sehari-hari

di kelas, baik dengan cara melibatkan siswa dalam tugas-tugas

kompleks maupun membantu mereka mengatasi tugas-tugas tersebut

dan melibatkan siswa dalam kelompok pembelajaran kooperatif

heterogen di mana siswa lebih pandai membantu siswa yang kurang

pandai dalam menyelesaikan tugas-tugas kompleks tersebut.

f. Pengajaran Berbasis J asa Layanan

Pengajaran berbasis jasa layanan (Serving Learning) memerlukan

penggunaan metodologi pengajaran yang mengkombinasikan jasa

layanan masyarakat dengan suatu struktur berbasis sekolah untuk

mereflesikan jasa layanan tersebut; jadi menekankan hubungan antara

pengalaman jasa layanan dan pembelajaran akademis.

Strategi pengajaran ini berpijak pada pemikiran bahwa semua

kegiatan kehidupan dijiwai oleh kemampuan melayani. Dalam industri

moderen, kata kunci yang digunakan adalah layanan yang baik. Untuk

itu, sejak usia dini siswa dibiasakan untuk melayani orang lian.

Page 29: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

18

3. Karaktcristik Pembelajaran Kontekstual

Karakteristik pembelajaran kontekstual menurut para ahli adalah

b . b 'k II se agai en ut:

a. Melakukan hubungan yang bermakna (making meaningful connection)

Siswa dapat mengat•tr diri sendiri sebagai orang yan;:; belajar secara aktif

dalam mengembangkan minatnya secara individual, orang yagn dapat

bekerja sendiri atau bekerja dalam kelompok, dan orang yang dapat

belajar sambil berbuat.

b. Melakukan kegiatan-kegiatan yang signifikan (doing significant work)

Siswa mebuat hubungan-hubungan antara sekolah dan berbagaikonteks

yang ada dalam kehidupan.

c. Belajar yang diatur sendiri (self-regulated learning)

Siswa melakukan pekerjaan yang signifikan: ada tujuannya, ada

urusannya dengan orang lain, ada hubungannyadengan penetuan pilihan,

dan ada produknya/hasilnya yang sifatnya nyata.

d. Beke1ja saina (collaborating)

Siswa dapat bekerja sama. Guru membantu siswa bekerja sama secara

efektif dalam kelompok, membantu mereka memahami bagaimana

mereka saling mempengaruhi dan saling berkomunikasi.

e. Berfikir kritis dan kreatif(critical and creatifthinking)

Siswa dapat menggunakan tingkat berfikir yang tinggi secara kritis dan

kreatif: dapat menganalisis, membuat sintesis, memecahkan masalah,

membuat keputusan, dan menggunakan logika dan bukti-bukti.

f. Mengasuh atau memelihara pribadi siswa (nurturing the individual)

Siswa memlihara pribadinya: mengetahui, memberi perhatian, memiliki

harapan-harapan tinggi, memotivasi dan memperkuat diri sendiri. Siswa

II Elaine .B. Jhonson .. Conlextual Teachinf7 and f.pnrnino rt~k~rt~·Mi7~n ')(l{)-';;:'\h '1A

Page 30: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

19

tidak dapat berhasil tanpa dukungan orang dewasa. Siswa menghormati

temannya danjuga orang dewasa.

g. Mencapai standar yang tinggi (reaching high standars)

Siswa mengenal dan mencapai standar yang tinggi: mengidentifikasi

tttjuan dan memotivasi siswa untuk mencapainya. Guru memperlihatkan

kepada S!SWa cara mencapai apa yang disebut

"excellence"

h. Menggunakan penilaian autentik (using authentic assesment)

Siswa menggunakan pengetahuan akademis dalam konteks dunia nyata

untuk suatu tujuan yang bermakna.

Menurut Nurhadi, kata-kata kunci pembelajaran kontekstual adalah

(I) real world learning, (2) mengutamakan pengalaman nyata, (3) berfikir

tingkat tinggi, (4) berpusat pada siswa, (5) siswa aktif, kritis, dan kreatif,

(6) pengetahuan bermakna dalam kehidupan, (7) dekat dengan kehidupan

nyata, (8) perubahan perilaku, (9) siswa praktek bukan menghapal, (10)

learning bukan teaching, (11) pendidikan (education) bukan pengajaran

(instruction), (12 pembentukan 'manusia', (13) memecahkan masalah, (14)

siswa 'aktif guru mengarahkan, (15) hasil belajar diukur dengan berbagai

cara bukan hanya dengan tes. 12

The Washington Consortium for Contextual Teaching and

Learning (2001) telah mengidentifikasi tujuh unsur kunci CTL seperti

berikut: 13

a. Inquiry (Inquiry)

Inkuiri pada dasarnya adalah suatu ide kompleks, yang berarti

banyak ha!, bagi banyak orang, dalam banyak konteks. Inkuiri adalah

bertanya. Bertanya yang baik, bukan asal bertanya. Pertanyaan hams

12 Nurhadi, Pendekatan Kontekstual dan Penerapannya da/am KBK (Malang: Universitas Negeri Malang: 2003), h.6 13 Landasan Teori Dalam Pengembangan Metode Pembelajaran, (Jakarta: Deodiknas.

Page 31: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

20

berhubungan dengan apa yang dibicacakan. Pertanyaan yang diajukan

hams dapat dijawab sebagian atau keseluruhannya. Pertanyaan harus

dapat diuji dan diselidiki secara bermakna.

Inkuiri (menemukan) merupakan bagian inti dari kegiatan

pembelajaran berbasis kontekstual. Pengetahuan dan keterampilan

yang diperoleh siswa diharapkan bukan basil mengingat seperangkat

fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru harus

merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan,

terhadap materi yang diajarkannya. Inkuiri dapat diterapkan pada

semua bidang studi. Kata kunci dari strategi inkuiri adalah 'siswa

menemukan sendiri'. Diawali dengan kegiatan pengamatan dalam

rangka untuk memahami suatu konsep. Siklus yang terdiri dari

kegiatan mengamati, bertanya, menganalisis, dan merumuskan teori,

baik secara individu maupun bersama-sama dengan teman lainnya.

Mengembangkan dan sekaligus menggunakan keterampilan berfikir

kritis.

b. Bertanya (Questioning)

Bertanya (Questioning) merupakan strategi utama pelajaran yang

berbasis kontekstual. Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai

kegiatan guru untuk mendorong ,(membimbing) , dan menilai

kemampuan berpikir siswa . Bagi siswa, kegiatan bertanya merupakan

bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran yang berbasis

inkuiri , yaitu menggali informasi , mengkonfirmasikan apa yang

sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum

diketahuinya.

Bertanya adalah suatu strategi yang digunakan secara aktif oleh

siswa untuk menganalisis dan mengeksplorasi gagasan-gagasan,

pertanyaan-pertanyaan spontan yang diajukan siswa dapat digunakan

untuk merangsang siswa berfikir, berdiskusi, dan berspekulasi. Guru

dapat menggunakan teknik bertanya dengan cara memodelkan keingin

Page 32: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

21

pertanyaan. Siswa belajar mengajukan pertanyaan tentang gejala-gejala

yang ada, belajar bagaimana merumuskan pertanyaan-pertanyaan

yang dapat diuji., dan belajar saling bertanya tentang bukti,

interpretasi, dan penjelasan-penjelasan yang ada. Dalam kelas guru

menggunkan pe1ianyaan untuk bercakap-cakap, merangsang siswa dan

mt:yakinkan apa yang diketahui siswa. Digunakan oleh guru untuk

mendorong, membimbing dan menilai kemampuan befikir siswa.

Digunakan oleh siswa selama melakukan kegiatan berbasis inkuiri.

c. Konstruktivisme (Constructivisme)

Konstruktivis menganggap bahwa pengetahuan adalah hasil

konstruksi makna secara aktif oleh individu. Pengetahuan dibangun

oleh siswa itu sendiri, guru hanya bertindak sebagi fasilitator,

motivator, perancang diagnosa dan dan perancang aktivitas belajar

(Horsley, 1990:68).14 Konstruktivis merupakan landasan berfikir

(filosofi) pembelajaran kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan

dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas

melalui konteks yang terbatas (sempit) dan tidak sekonyong-konyong.

Pengetahuan bukanlah merupakan seperangkat fakta-fakta, konsep atau

kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus

mengkonstruksi pengetahun itu dan memberi makna melalui

pengalaman nyata.

Siswa harus dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan

sesuatu yang berguna bagi dirinya dan bergelut dengan ide-ide. Guru

tidak akan mampu memberikan semua pengetahuan kepada siswa.

Siswa harus mengkonstrusikan pengetahuan dibenak mereka sendiri.

Esensi dari teori konstruktivisme adalah ide bahwa siswa harus

menemukan dan mentransformasikan suatu informasi kompleks ke

14 Margareta, Seminar nasional Pendidikan Matematika dan IPA, Desiminasi Hasil Kolaborasi Sekolah-Universitas untk meningkatkan Kesiapan lmplementasi kurikulum MIPA 2004,h.4

Page 33: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

22

situasi lain, dan apabila dikehendaki, informasi itu menjadi milik

mereka sendiri. Dengan dasar itu , pembelajaran hams dikemas

menjadi proses pembelajaran, siswa membangun sendiri pengetahuan

mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar dan mengajar.

Siswa menjadi pusat kegiatan bukan guru.

Hal yang pedu diperhatikan dalam pembelajaran konstruktivisme

adalah guru dapat membawa siswa ke dalam situasi belajar yang dapat

menghubungkan apa saja yang diperoleh siswa di sekolah atau kelas

dan dapat menghubungkan materi tersebut dengan kehidupan sehari­

hari mereka. Membangun pemahaman oleh diri sendiri dari

pengalaman-pengalaman baru berdasarkan pada pengalaman awal.

Pemahaman yang mendalam dikembangkan melalui pengalaman­

pengalaman belajar bermakna.

d. Masyarakat Belajar (Learning Community)

Dalam masyarakat-belajar hasil pembelajaran dapat diperoleh dari

kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar dapat diperoleh dari

sharing antara teman, antar kelompok, dan antara mereka yang tahu ke

mereka yang belum tahu.

Dalam kelas dengan pendekatan kontekstual, kegiatan

pembelajaran dilakukan dalam kelomp-kelompok belajar: siswa yang

pandai mengajari yang lemah dan yang tahu memberi tahu yang belum

tahu. Masyarakat-belajar bisa tercipta apabila ada proses komunikasi

dua arah. Dalam masyarakat-belajar, anggota kelompok yang terlibat

dalam komunikasi pembelajaran dapat saling belajar. Siswa yang

terlibat dalam kegiatan masyarakat-belajar memberi informasi yang

diperlukan oleh teman bicaranya dan juga meminta informasi yang

diperlukan dari teman bicaranya dan antar mereka yang tahu ke

mereka yang belum tahu.

Dalam kelas kontekstual, guru disarankan selalu melaksanakan

pembelajaran dalam kelompok-kelompok belajar. Siswa dibagi dalam

kelompok-kelompok yang anggotanva heterogen. Yarn~ nandai

Page 34: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

23

mengajari yang lemah yang tahu memberi tahu yang belum tahu, yang

cepat memberbantu yang lambat, yang mempunyai gagasan segera

memberi usu!, dan seterusnya. Kelompok siswa bisa sangat bervariasi

bentuknya, baik keanggotaan, jumlah, bahkan bisa melibatkan siswa di

kelas atasnya, atau melakukan kolaborasi dengan mendatangkan

seorang 'ahW ke kelas.

e. Penilaian Sebenarnya (Authentic Assessment)

Penilaian autentik adalah proses pengumpulan berbagai data yang

bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Data yang

dikumpulkan harus diperoleh kegiatan nyata yang dikerjakan siswa

pada saat melakukan proses pembelajaran. Hal-ha! yang dapat

diambil sebagai dasar prestasi siswa adalah kegiatan dan laporan,

pekerjaan rumah, demonstrasi, hasil tes tulis dan lain-lain. Kemajuan

belajar dinilai dari proses, bukan melalui hasil. Penilaian autentik

menilai pengetahuan dan keterampilan (performansi) yang diperoleh

siswa. Penilai tidak hanya guru, tetapi bisa juga teman atau orang lain.

f. Refleksi (Reflection)

Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari atau

berfikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan dimasa

yang lalu15• Refleksi merupakan gambaran kegiatan atau pengetahuan

yang baru saja diterima. Siswa mengedapkan apa yang baru

dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan yang baru, yang merupakan

pengayaan atau kejadian, aktivitas, atau pengetahuan yang baru

diterima.

Pengetahuan yang bermakna diperoleh dari proses. Pengetahuan

yang dimiliki oleh siswa diperluas melalui konteks pembelajaran yang

kemudian diperluas sedikit demi sedikit. Guru membantu siswa

membuat hubungan-hubungann antara pengetahuan yang dimiliki

" Nurhadi, Pembelajaran Kontekstua/ dan Penerapannya dalam KBK. (Malang, Universitas Negeri Malang, 2003),h.51

Page 35: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

24

sebelumnya dengan pengetahuan yang baru. Dengan begitu, siswa

merasa memperoleh sesuatu yang berguna bagi dirinya tentang apa

yang baru dipelajarinya.

Guru perlu melaksankan refleksi pada akhir program

pembelajaran. Pada akhir pembelajaran, guru menyisakan waktu

sejcnak agar siswa melakukan reflek:;i, realisasinya berupa:

1) Pernyataan langsung tentang apa-apa yang diperolehnya hari itu.

2) Catalan atau jurnal di buku siswa

3) Kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari itu

4) Diskusi

5) Hasil karya

6) Cara-cara lain yang ditempuh guru untuk mengarahkan s1swa

kepada pemaham an mereka tentang materi yang dipelajarinya.

g. Pemodelan (Modelling)

Pemodelan pada dasarnya membahaskan gagasan yang

difikirkan, mendemonstrasikan bagaimana guru menginginkan siswa­

siswanya untuk belajar, dan melakukan apa yang guru inginkan agar

siswa-siswanya melakukan. Pemodelan dapat berbentuk demonstrasi,

pemberian contoh tentang konsep atau aktivitas belajar. Dengan kata

lain, model itu bisa berupa cara mengoperasikan sesuatu, contoh karya

tulis, cara melafalkan bahasa inggris, dan sebagainya. Atau guru

memberi contoh cara mengerjakan sesuatu. Dengan begitu, guru

memberi model tentang "bagaimana cara belajar".

Dalam pembelajaran kontekstual, guru bukan satu-satunya

model. Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa. Seorang

siswa bisa ditunjuk untuk memberi contoh kepada temannya. Siswa

dapat mendemonstrasikan keahliannya. Siswa tersebut dapat disebut

sebagai model. Siswa lain dapat menggunakan model tersebut sebagai

standar kompetensi yang harus dicapainya. Model juga dapat

didatangkan dari luar. Model pembelajaran dapat dirancang sesuai

Page 36: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

25

harapan dan kualitas daya serap siswa dalam memahami materi

pelajaran dan yang lebih penting adalah model yang digunakan dalam

belajar dibuat dengan melibatkan siswa. Sehingga siswa dapat

mengikuti pelajaran secara optimal.

4. Prinsip Penerapan Pembellljaran Kontekstnal

Prinsip-prinsip pendekatan pembelajaran kontekstual adalah sebagai

berikut: 16

a. Keterkaitan, relevansi (Relating)

Proses pembelajaran hendaknya ada keterkaitan (relevance) dengan

bekal pengetahuan yang telah ada pada diri siswa, dengan konteks

pengalaman dalam kehidupan dunia sebenarnya seperti manfaat untuk

bekal bekerja di kemudian hari dalam kehidupan masyarakat.

b. Pengalaman langsung (Experiencing)

Dalam proses pembelajaran siswa perlu mendapatkan pengalaman

langsung melalui kegiatan eksplorasi, penemuan, investigasi, penelitian,

dan lain-lain. "Experiencing di pandang sebagai jantung pembelajaran

kontekstual". Proses pembelajaran akan berlangsung cepat jika siswa

diberi kesempatan untuk memanipulasi peralatan, memanfaatkan sumber

belajar, dan melakukan bentuk-bentuk kegiatan penelitian yang lain secara

aktif.

c. Aplikasi (Applying)

Menerapkan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang dipelajari

dalam situasi dan konteks yagn lain merupakan pembelajaran tingkat

tinggi, lebih dari sekedar menghapal.

d. Kerja San1a (Cooperating)

Kerja sama dalam konteks saling tukar pikiran, mengajukan dan

menjawab pertanyaan, komunikasi interaktif antar siswa, antar siswa

dengan guru, antar guru dengan siswa, dan siswa dengan nara sumber,

Page 37: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

26

memecahkan masalah dan mengerjakan tugas bersama merupakan strategi

pokok pembelajaran dalam pembelajaran kontekstual.

e. Alih Pengetahuan (Transferring)

Pembelajaran kontekstual menekankan pada kemampuan s1swa

unt•Jk metransfer pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang telah dimiliki

pada situasi Iain. Dengan kata lain pengetahuan dan keterampilan yag telah

dimiliki bukan sekedar untuk menghapal tetapi dapat digunakan atau

dialihkan pada situasi dan kondisi !ain.17

Setiap metode yang diajarkan tentu mempunyai kelebihan dan

kekurangan masing-masing dan mempunyai daya memori yang berbeda.

Menurut Secret of Ancient Chinese Art of Motivation tentang daya ingat

manusia terhadap materi yang mereka resap kedalam memori mereka

adalah sebagi berikut: 18

a) I 0% Apa yang kita baca.

b) 20% Apa yang kita dengar.

c) 30% Apa yang kita lihat.

d) 50% Apa yang kita dengar dan lihat.

e) 70% apa yang kita bincang dengan orang lain.

f) 80% apa yang kita alami sendiri.

g) 95% Apa yang kita ajar kepada orang lain kita belajar.

Berdasarkan data di atas bahwa daya serap siswa pada matei yang

tinggi terdapat pada pembelajaran yang menggunakan perlakuan

perbincangan, pengalaman dan be1iukar pikiran pada sesama siswa

maupun dengan guru. Ketiga perlakuan tersebut merupakan bagian dari

pendekatan pembelajaran kontekstual. Dengan demikian pembelajaran

17 Dewi Salma Prawiradilaga dan Evelina Siregar, Mozaik Tkno/ogi Pendidikan, (Jakarta: Kencana dan UNJ, 2004)h. 16-17

18 Pusat Perkembangan kurikulum Pendidikan Malaysia. Tersedia:

Page 38: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

27

kontekstual memiliki pengaruh tinggi untuk meningkatkan hasil belajar

siswa.

5. Penilaian Pembelajaran Kontekstual

Dalam pembelajaran kontekstual, penilaian autentik merupakan

bagian dari keseluruhan sistem CTL. Penilain autentik befokus pada

tujuan, melibatkan pembelajaran secara langsung, mengharuskan

membangun keterkaitan dan kerjasama, dan menanamkan tingkat berfikir

yang lebih tinggi. Menurut Elaine B. jhonson "penilain autentik

memberikan kesempatan luas bagi siswa untuk menuajukan apa yang telah

mereka pelajari selama proses belajar-mengajar" 19 Adapun bentuk-bentuk

penilaian yang dapat dipergunakan oleh guru adalah portofolio, tugas

kelompok, demonstrasi, dan laporan tertulis.

I) Portofolio

Merupakan kumpulan tugas yang dikerjakan siswa dalam konteks belajar

di kehidupan sehari-hari. Siswa diharapkan untuk menge1jakan tugas

tersebut supaya lebih kreatif. Mereka memperoleh kebebasan dalam

belajar. Selain itu, portofolio juga memberikan kesempatan yang lebih luas

untuk berkembang serta memotivasi siswa. Penilaian ini tidak perlu

mendapatkan penilaian angka, melainkan melihat pada proses siswa

sebagai pembelajar aktif.

2) Tugas Kelompok

Dalam pembelajaran kontekstual tugas kelompok berbentuk proyek.

Kegiatan ini merupakan tujuan akademik sambil mengakomodasi

perbedaan gaya belajar, minat, serta bakat dari masing-masing siswa. Isi

dari proyek akademik terkait dengan konteks kehidupan nyata, oleh karena

itu tugas ini dapat meningkatkan partisipasi siswa.

19 Elaine B. Jhonson, Con/exlua/ Teachinf{ and Learnim!. (Jakarta:Mizan. 2005lh I 6'i

Page 39: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

28

3) Demonstrasi

Dalam penilaian melalui demonstrasi, siswa diminta menampilkan hasil

penugasan kepada orang lain mengenai kompetensi yang telah mereka

kuasai.

4) Laporan Tertulis

Bentuk. laporan tertuEs dapat berupa su;·at, petunjuk pelatihan teknis,

brosur, essai penelitian, essai singkat.

B. Has ii Belaj ar

1. Pengertian Hasil Belajar

Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya

perubahan pad a diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belaj ar

dapat diunjukan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuanya,

pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilanya, dan lain-lain

aspek yang ada pada individu.20

Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar sesuatu adalah

adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku

tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif)

dan keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap

(afektif). Perubahan tersebut hendaknya te1jadi sebagai akibat interaksinya

dengan lingkungannya dan perubahan tersebut haruslah bersifat relatif

permanen, tahan lama dan menetap dan tidak berlangsung sesaat saja.

Menurut para ahli pendidikan yang telah mendefinisikan belajar

seabagai berikut:

a. Cronbach, dalam buku Educational Psyhcologi mengemukakan bahwa

belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami, dan dalam

mengalami itu si pelajar mempergunakan panca inderanya.21

20 Nana Sudjana , Dasar-Dasar Proses Be/ajar-Mengajar, (Bandung:Sinar Baru Algesind(), 2003), h.28

Page 40: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

29

b. Witherington (1982) mengemukakan bahwa Belajar adalah suatu

pernbahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu

pola barn daripada reaksi yang bernpa kecakapan, sikap, kebiasaan,

kepandaian, a tau suatu pengertian. 22

c. Slameto, dalam buku Belajar dan Faktor-F~ktor yang

memepengarnhinya, Beiajar adalah suatu µroses usaha yang dilakuk.an

individu untuk memperoleh suatu pernbahan tingkah laku yang barn

secara keselurnhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri

dalam berinteraksi23

Dari beberapa definisi tersebut, secara umum pengertian belajar

dapat dipahami sebagai tahapan pernbahan selurnh tingakah laku individu

yang relatif mantap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

Hasil belajar adalah kegiatan memahami, menghayati dan

menganalisis bahan-bahan pelajaran. Dalam hasil belajar terdapat faktor­

faktor yang mempengarnihi belajar siswa itu sendiri.

Menurut Gagne dan Gredller menyatakan bahwa hasil belajai

merupakan faktor yang luas yang dibentuk oleh pertumbuhan,

perkembangan tingkah laku itu mernpakan hasil dari efek kumulatif

belajar.24

Untuk mengetahui perubahan-pernbahan yang dialami oleh siswa

setelah proses belajar-mengajar dapat dilakukan evaluasi pada setiap

materi pelajaran yang diberikan. Adanya perubahan-pernbahan ini tampak

pada hasil belajar yang diperoleh siswa.

Proses belajar-mengajar siswa bukan hanya merupakan penguasaan

pengetahuan semata atau berbagai ha! yang pernah diajarkan atau dilatih,

tetapi juga meliputi pernbahan tingkah laku, seperti yang dinyatakan oleh

22 Syafaruddin, Manajemen pemebelajaran, Quantum Teachiung, (Jakarta:2005)h. 59 23Slameto, Be/ajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,

2003),h.2 24 Syafaruddin, Manajemen pemebelajaran, Quantum Teachiung, (Jakarta: PT Cioutat

Page 41: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

30

Gagne, 25 bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan indidvidu yang

belajar, perubahan itu tidak hanya mengenai pengetahuan, juga

membentuk kecakapan, kebiasaan diri pribadi individu yang belajar.

Menurut Nana Sudjana hasil belajar pada dasarnya merupakan

akibat dari suatu proses belajar. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh

kualitas pengajaran ai sekolah. Ini uera1ti bahwa proses pengajaran yang

optimal memungkinkan hasil belajar yang optimal pula.26

Dengan dernikian penulis dapat menjelaskan bahwa hasil belajar

adalah gan1baran dari hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa sebagai

akibat dari proses dari kegiatan belajar yang dialaminya. Bentuk

perubahan-perubahan pada diri siswa yang diharapkan te1jadi setelah

proses belajar yang meliputi tiga aspek, yaitu:

a. Aspek kognitif: meliputi perubahan dalam penguasaan pengetahuan

terhadap fakta, konsep, dan teori tertentu.

b. Aspek apektif: meliputi perubahan-perubahan dalam segi sikap mental,

perasaan, dan kesadaran.

c. Aspek psikomotorik: meliputi perubahan-perubahan kemampuan

motorik seseorang dalam bekerja ilmiah.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor

utama yaitu faktor kemampuan siswa dan factor lingkungan seperti yang

dikemukakan oleh Clark bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi oleh

kemampuan siswa disekolah 70% dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan.27

Sedangkan Slameto mengemukakan berhasil atau tidaknya belajar itu

tergantung pada beberapa faktor, adapun faktor- faktor tersebut dapat

dibedakan rnenjadi dua golongan yaitu faktor interen dan faktor eksteren 28

25 Slameto, Be/ajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 20030h.13

26Nana Sudjana , Dasar-Dasar Proses Belojar-Mengajar, (Bandung:Sinar Baru Algesindo, 2003), h.37

27 Ahmad Sabri,Strategi Be/ajar Mengajar,(Jakarta:PT Ciputat Presma, 2005)h.48 28 Slameto, Be/ajar dan Faktor-Faktor yan!( Memeoen£aruhinva. (Jakarta:Rineka Cint"

Page 42: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

31

a. Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang disebut faktor

individual, antara lain: faktor kematangan atau pertumbuhan,

kecerdasan latihan, motivasi dan faktor pribadi.

1) Kematangan atau pertumbuhan

Mengajar sesuatu baru dapat berhasil jika taraf pertumbuhan pribadi

telah memungkinkannya dalam aiii potensi-potensi jasmani dan

rohaninya telah matang untuk itu.

2) Kecerdasan dan inteligensi

Selain kematangan, dapat tidaknya seseorang mempelajari sesuatu

dengan baik ditentukan juga oleh taraf kecerdasan.

3) Latihan dan Ulangan

Karena terlatih sering kali mengulangi sesuatu, maka kecakapan dan

pengetahuan yang di milikinya dapat menjadi hilang atau berkurang.

4) Motivasi

Motivasi adalah keadaan internal organisme yang mendorong untuk

melakukan sesuatu. Motivasi belajar yang tinggi terutama motivasi

internal mendorong untuk mencari di dalam materi yang sedang

dipelajari dan membantu untuk menemukan makna seluruh usaha

belajar bagi pengembangan diri.

Dengan mengetahui adanya pengaruh dari dalam diri siswa

merupakan ha! yang logis dan wajar,sebab hakikat perbuatan belajar

adalah perbuatan tingkah laku individu yang diniati dan di sadarinya.

Siswa hams merasakan adanya suatu kebutuhan untuk belajar dan

berprestasi. Siswa hams berusaha mengarahkan segala daya dan upaya

untuk dapat mencapainya.

b. Faktor yang ada di luar individual yang di sebut sosial. Faktor yang

termaksud faktor sosial, antara lain: faktor keluarga atau keadaan

rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan

Page 43: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

32

dalam mengajar, lingkungan, dan kesempatan yang tersedia dan

motivasi sosial

I) Keadaan keluarga

Suasana dan keadaan keluarga yang bermacam-macam juga mau

ti,Jak mau turut menentukan baga;mana dan sampai di mana belajar

dialami dan dicapai oleh anak-anak.

2) Guru dan Cara Mengajar

Bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya

pengetahuan itu kepada anak-anak didiknya juga turut menentukan

bagaimana hasil belajar yang dapat dicapai.

3) Motivasi Sosial

Karena belajar itu suatu proses yang timbul dari dalam,maka

motivasi memegang peran penting.Jika guru atau orang tua dapat

memberikan motivasi yang baik pada anak-anak, maka timbullah

dorongan dan hasrat untuk belajar lebih baik.

4) Lingkungan dan Kesempatan

Pengaruh lingkungan dan kesempatan untuk belajar juga dapat

mempengaruhi belajamya. Salah satu lingkungan belajar yang

paling dominan mempengaruhi hasil belajar di sekolah, yakni

kualitas pengajaran. Yang dimaksud dengan kualitas pengajaran

adalah tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses belajar

mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran. Oleh sebab itu hasil

belajar siswa di sekolah di pengaruhi oleh kemampuan siswa dan

kualitas pengajaran.

3. Pengukuran Hasil Belajar

Pengukuran hasil belajar merupakan bagian penting dalam proses

belajar mengajar, karena dengan pengukuran tersebut dapat ditentukan

tingkat keberhasilan suatu program sekaligus juga dapat dinilai baik.

Untuk menilai hasil belajar yang beraneka ragam dapat diukur demmn

Page 44: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

33

menggmmkan alat atau teknik evaluasi, yang biasanya berupa tes yang

disusun berdasarkan tujuan instruksional yang hendak dicapai. Dalam

pembelajaran kontekstual, penilaian hasil belajar tidak hanya berupa tes

tetapi diukur dengan berbagai cara seperti penilaian kerja kelompok,

aktivitas belajar siswa dan penampilan seh11ri-hari ketika belajar.

Ditinjau dari sudut bahasa penilaian diartikan sebagai proses

penentuan kualitas suatu objek, untuk dapat menentukan proses tersebut

diperlukan adanya ukuran tertentu. Misalnya untuk dapat mengatakan

baik, sedang, dan kurang diperlukan adanya ketentuan atau ukuran yang

disepakati bersama dan dinamakan kriteria.

Pada umunmya untuk memeriksa basil belajar siswa dapat

diakukan dengan berbagai macam tes, sepeti menggunakan tes lisan,

tulisan, dan tindakan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan tes

tulisan mengenai hasil belajar siswa sebagai sumber untuk memperoleh

data.

Tes basil belajar adalah suatu tes yang digunakan untuk menilai

basil-basil pelajaran yang telah diberikan kepada siswa dalam jangka

waktu tertentu. Tes yang dilakukan harus benar-benar mengukur basil

belajar anak terhadap pelajaran yang telah diberikan, mengukur

kemampuan, dan keterampilan siswa setelah siswa tersebut menyelesaikan

suatu program pengajaran. Menurut Suharsimi,tes adalah alat atau

prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam

suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.29

Tes merupakan cara yang dilakukan untuk mengetahui tingkat

keberhasilan atau basil belajar siswa secara keseluruhan. Disamping itu

tujuan lain dari tes adalah untuk mengukur sejauh mana tujuan

pembelajaran khusus mencapai sasaran. Hal ini digunakan sebagai bahan

penyempurna pengajaran dimasa yang akan dating.

Page 45: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

34

Berikut ini pnns1p dasar yang perlu diperhatikan didalam

menyusun tes hasil belajar agar tes tersebut benar-benar dapat mengukur . b I . 30 • tujuan pem e a1aran, yaitu :

a. Tes tersebut hendaknya dapat mengukur secara jelas hasil belajar yang

telah ditetapkan sesuai dengan tujuan instruksional.

b. Mengukur sa111pei yang refresentatif dari hasil uelaja.- dan uahan

pelajaran yang telah diajarkan.

c. Mencakup bermacam-macam bentuk soal yang benar-benar cocok

untuk mengukur hasil belajar yang diinginkan sesuai dengan ttijuan.

d. Didesain sesuai dengan kegunaannya untuk memperoleh hasil yang

diinginkan.

e. Dibuat seandal (reliable) mungkin sehingga mudah diinterprestasikan

dengan baik.

f. Digunakan untuk memperbaiki cara belajar siswa dai1 cara mengajar

guru.

Dengan pengukuran terhadap hasil belajar dapat diketahui

keberhasilan yang dicapai oleh seorang siswa. Selain itu dapat

digolongkan juga para siswa kedalam kelompok-kelompok tertentu,

apakah baik, cukup, atau kurang dalam menguasai pelajaran yang telah

diberikan oleh guru. Dengan evaluasi (tes) seorang guru dapat mengetahui

apakah terdapat kekurangan dalam pelaksanaan bimbingan yang diberikan

selama proses belajar-mengajar. Bagi orang tua siswa tes sangat berguna

untuk mengetahui hasil belajar anak disekolah (saat sekolah orang tua

tidak dapat memantau anak), karena perkembangan anak secara

keseluruhan perlu diketahui oleh orang tua.

4. Hubungan Pendekatan Kontekstual Terhadap Hasil Belajar

Dalam kegiatan belajar mengajar pendekatan kontekstual dapat

digunakan sebagai salah satu strategi pengajaran dalan1 upaya untuk

30 Nana Sudjana, Dasar- dasar proses be/ajar mangqjar,(Bandung: PT. Sinar Baru Algensindo. 2000).h 116

Page 46: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

35

meningkatkan kualitas pengajaran dan juga untuk meningkatlrnn hasil

belajar siswa. Penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual akan

membantu siswa untuk menghubungkan materi pelajaran dengan situasi

dunia nyata dan memotivasi siswa untuk menghubungkan antara

pengetahuan dan aplikasinya dengan kehidupan mereka. Dalam kelas

CTL, si,wa boleh a1embangun keterkaitan t.;rsebut dengan berbagai cara.

Inti dari keterkaitan tersebut adalah untuk menarik minat dan menantang

siswa agar mereka melihat makna dalam pelajaran mereka dan oleh karena

itu termotivasi untuk mencapai hasil belajar yang tinggi.

Sistem CTL bisa berhasil karena beberapa alasan.

a. CTL dengan penekanan pada belajar melakukan dapat diikuti oleh

semua siswa.

b. CTL berhasil karena saat siswa menggunakan pengetahuan baru untuk

tujuan yang berarti, mereka memberi makna pada pengetahuan itu.

c. Proses belajar yang aktif dan langsung memungkinkan siswa

membangun keterkaitan yang benar-benar mengisi peke1jaan sekolah

mereka dengan makna. Karena melihat makna, maka siswa menguasai

apa yang mereka pelaj ari.

d. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan makna dan arti

diri dalam pelajaran akademis dengan benar-benar mengaitkan

peke1jaan sekolah dengan kehidupan sehari-hari mereka.

e. CTL sesuai dengan prinsip-prinsip yang berlaku pada alam, yaitu

saling ketergantungan, diferesiasi, dan pengaturan diri yang semuanya

ada dalam CTL.

f. Membuat tujuan-tujuan pembelajaran menjadi lebih jelas dan eksplisit,

menjadikan tujuan-tujuan tersebut bermakna, dan memasukannya ke

setiap tugas sekolah.

g. Membantu ·semua siswa untuk mencapai standar nilai akademik yang

tinggi.

h. Pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan aktivitas, dan hasil

belajar siswa.

Page 47: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

A. Subjek Penelitian

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam penelitian 1111 subjeknya adalah siswa-siswi kelas VIA MI

Sirajui Falah Fan111g, sebanyak 2S orang, yang terdi;i dari 9 orang siwa putri

dan 19 orang siswa laki-laki, berusia antara 10-13 tahun.

B. Pihak Yang Terkait

Pihak yang terkait dalam penelitian ini adalah guru IPA (sebagai

peneliti) dan siswa-siswi kelas VI sebanyak 28 orang sebagai subyek

peneli ti an.

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun aJaran

200612007 dan tempat penelitiannya di Madrasah lbtidaiyah Sirajul Falah

Parung.

D. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang difokuskan

pada kelas situasi, atau dikenal dengan classroom action research. Peneliti

berupaya menelaah secara seksama masalah yang menjadi fokus penelitian,

dan dalam waktu yang bersannan peneliti juga harus menganalisis dan

merefleksi permasalaahan yang ada sebagai dasar melakukan perbaikan

terhadap rancangan tindakan pada tahap selanjutnya. Langkah-langkah

kegiatan tersebut dilakukan secara terus menerus selama penelitian, dan

disesuaikan dengan prinsip daur ulang (kemmis;l 982). Dalam penelitian ini ,

peneliti menggunakan metode kaji tindak (PTK) dengan model skema Stephen

Kemmis. 1

1 l-Iera\vati Susilo,Pentingnya Pene/itian Tindakan Ke/as Ba5.!i Guru Masa Deoan. Jurnal

Page 48: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

37

E. Rancangan Penclitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan

menggunakan metode penelitian tindakan kelas (action research). Dalam hal

ini, peneliti sekaligus guru berupaya untuk mencari hasil yang terbaik untuk

meningkatkan hasil belajar IPA pada konsep konduktor dan isolator.

1. Fokus penelitian

Pembelajaran kontekstual adalah pembelaj aran yang

menghubungkan antara materi dengan kehidupan sehari-hari s1swa,

Sehingga memudahkan siswa untuk mencerna dan mengkonsep materi

yang diajarkan oleh guru. Dalam penelitian ini, fokus masalalmya adalah

peningkatan hasil belajar siswa pada konsep konduktor dan isolator

dengan menggunakan pendekatan kontekstual.

2. Hasil Yang Diharapkan

Hasil yang dibarapkan dari penelitian ini adalab peningkatan basil

be!ajar siswa pada konsep konduktor dan isolator dengan pendekatan

pembelajaran kontekstual.

3. Solusi Masalah

Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan

basil belajar siswa pada konsep konduktor dan isolator.

4. Prosedur Tindakan

a. Penelitian Awai

1) Observasi langsung kegiatan belajar mengajar di kelas

2) Tes awal, instrumen ini digunakan untuk mengetahui pengetabuan

yang dimiliki siswa pada konsep konduktor dan isolator.

b. Siklus I

1) Perencanaan Tindakan

Guru membuat desain pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam

penelitian yang disesuaikan dengan pendekatan kontekstual.

Page 49: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

38

2) Pelaksanaan Tindakan

a) Guru memberikan materi pelajaran.

b) Guru mengadakan kegiatan belajar-mengajar dengan

pendekatan pembelajaran kontekstual dengan metode tanya

jawah, praktek, diskusi dan kerja kelompok.

c) Guru memberikan tugas-tugas dan pemberian latihan soal

kepada siswa melalui Lembar Kegiatan Siswa (LKS).

d) Membagi siswa menjadi beberapa kelompok.

3) Monitoring dan Evaluasi

a) Observer mencatat kegiatan belajar-mengajar s1swa dalam

kelompok.

b) Mememberikan tes hasil belajar pada akhir siklus 1.

4) Tahap Analisis dan Refleksi

Revisi proses pembelajran pada siklus I dengan tahap-tahap

sebagai berikut:

a) Mengolah dan menganalisis data pada siklus I.

b) Menarik kesimpulan antara Iain apa saja yang sudah tercapai,

yang belum tercapai dan kekurangan pada siklus I.

c. Siklus II

Dengan memperhatikan hasil tindakan pada siklus I, maka peneliti

menindak lanjuti dengan berbagai tahapan berikut ini :

1) Perencanaan Tindakan

Membuat skenario pembelajaran dengan penekanan pada aspek

pengeloalaan kelas.

2) Pelaksanaan Tindakan Siklus II

a) Guru memberikan materi pelajaran

b) Guru mengadakan kegiatan belajar-mengajar dengan

pendekatan kontekstual dengan meode tanya jawab, diskusi,

praktek dan kerja kelompok melalui media LKS.

Page 50: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

39

c) Membagi siswa menjadi kelompok yang lebih kecil.

d) Pengaturan waktu belajar yang lebih epektif.

3) Monitor dan Evaluasi Siklus II

a) Observer mencatat kegiatan belaajr-mengajar s1swa dan

n.enilai tugas yang terdapat dalair lembar kegiatan siswa.

b) Memberikan tes hasil belajar pada akhir siklus II.

4) Refleksi Siklus II

a) Mengolah dan menganalisis data pada siklus II.

b) Menarik kesimpulan mengenai hasil yang dicapai dalam proses

belajar-mengajar selama penelitian baik kekurangan maupun

kelebihannya melalui metode dan media yang dipakai dalam

pembelajaran.

5. Metode Pengamatan

Penelitian diamati melalalui:

a) Observasi langsung pada saat mengajar di kelas, observasi ini berupa

catatan lapangan.

b) Penilaian lembar kegiatan siswa dan ke1ja kelompok.

c) Tes hasil belajar pada akhir siklus.

6. Instrumen Penelitian.

a) Test (pre test dan post test)

b) lnstrumen hasil belajar pada akhir siklus.

F. Analisis Rcfleksi dan Analisis Data

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I dijadikan acuan tindakan pada

siklus II. Hasil refleksi pada siklus II menjadi kesimpulan akhir terhadap

pengembangan pembelajaran pendekatan kontekstual.

Page 51: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

40

G. Teknik Analisis Data.

Pada penelitian ini populasi berdistribusi normal dan homogen.

Dengan demikian teknik analisis data menggunakan uji-t, pre-test dan post­

test one group desain ( desain 2)

md

t = /2,X2d N(N-1)

Md = Mean dari perbedaan pre test dengan post test

Xd = deviasi masing-masing subjek ( d-md)

L:X2d = Jumlah kuadrat deviasi

N = Subjek pada sampel

d.b =N-1

I-1. Hipotesis Tindakan

Adapun hipotesis tindakan yang akan di uji adalah:

Apakah terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada konsep konduktor dan

isolator dengan pembelajaran pendekatan kontekstual.

t 1i;tung > t tabel : Ho diterima

t 1i;tung < t tabcl : Ho diterima

Page 52: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pcmbclajaran IPA Dcngan Mcnggunakan Pcndckatan Kontckstual di

MI Sirajul Falah

Peneli:ian ini merupaka,1 peneiitian tindakan kelas yang terlebih

dahulu diawali dengan penelitian pendahuluan untuk mengetahui kondisi

kegiatan belajar mengajar pada kelas VI A di MI Sirajul Falah. Selain itu juga

untuk mengetahui rencana pengajaran yang dibuat oleb guru, proses belajar

mengajar dan evaluasi hasil belajar.

Penelitian diawali dengan observasi langsung terbadap kegiatan belajar

mengaJar kbususnya di kelas VIA MI Sirajul Falah Parung. Dari hasil

observasi tersebut didapat informasi sebagai berikut:

I. Guru langsung memberikan dan meajelaskan semua konsep pelajaran

yang hams dikuasai siswa. Proses pembelajaran lebih banyak berlangsung

satu arah dari arah guru ke siswa. Guru tidak mengkondisikan siswa untuk

menemukan dan menyimpulkan sendiri konsep yang telah dipelajari.

2. Kegiatan belajar mengajar banya berorientasi agar s1swa dapat

menyelesaikan berbagai jenis soal dan mendapat nilai yang tinggi dalam

ulangan tanpa melatih proses dan keablian siswa.

3. Guru lebib sering mengajar dengan metode ceramab. Siswa tidak

mempunyai pengalaman konkrit dalam proses belajar. Guru jarang

mengadakan kegiatan eksperimen

4. Guru jarang membuat rencana pembelajaran.

Berdasarkan keadaan awal (sebelum tindakan) pelaksanaan

kegiatan belajar mengajar dan kondisi awal subyek yang diteliti,

dilanjutkan Penelitian Tindakan Kelas yaitu dengan membuat rencana

pembelajaran yang disesuaikan dengan metode CTL yang berisi

kompetensi dasar, basil belajar, indikator pencapaian basil belajar, materi

pokok, skenario pembelajaran, penilaian autentik dan lembar kegiatan

siS\Va. Menyusun kegiata11 oratikum dan mP.n1h:ioi c.;:fc.;:U!~ mPni(;lrli hAhs:>t•<c> ..... n

Page 53: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

42

kelompok. Menerapkan beberapa metode pembelajaran sebagai metode

pendukung CTL yaitu metode kerja kelompok, tanya jawab, eksperimen

dan diskusi kelompok.

Dari hasil pengamatan pada siklus I, disimpulkan bahwa siswa

mengalami banyak peningkatan terutama di dalam kegiatan proses belajar

n:engajar setelah diterapkannya pembelajarau dengan menggunakan

pendekatan kontekstual.. Jika selama ini gnru yang lebih banyak berperan,

dengan adanya kegiatan pratikum, diskusi kelompok, dan penge1jaan LKS,

siswa menjadi Iebih aktif dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya.

Siswa mulai berani bertanya jika ada yang masih belum dimengerti dan

berani menjawab pertanyaan yang diajukan walaupun masih kurang

sitematis tetapi dapat dimengerti. lnteraksi antar siswa juga meningkat

dengan adanya ke1ja kelompok. Siswa mulai bekerja sama dalam

menyelesaikan tugas-tugas kelompoknya. Sikap siswa terlihat mulai

antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan pratikum seperti

yang terlihat pada tabel aktivitas siswa dalam ketja kelompok dibawah ini.

Tabel 4.1 Aktivitas Siswa dalam Kerja Kelompok pada Siklus I

Skor Kelompok (%) Rata-rata Aspek Yang D inilai

I II III IV (%)

1. Ketrerampilan 10 15 10 15 12,5

2. Ke1jasama 5 10 10 10 8,75

3. Keaktifan 10 10 10 15 11,25

4. Disiplin 10 10 5 10 8,75

5. Basil Kerja 10 10 5 15 10

Jumlah 45% 55% 40% 65% 42,25%

Page 54: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

43

Dari tabel tersebut terlihat aktivitas belajar siswa meningkat I

dengan adanya kegiatan kerja kelompok, kegiatan pratikum dan diskusi

kelompok. Kegiatan pratikum dalam kelas kontekstual ini supaya siswa

mempunyai pengalaman langsung (experiencing), aplikasi (Applying) dan

kerjasama (Cooperating). Siswa diberi kesempatan untuk melakukan

percobaan sendiri sehingga mendorong daya tarik dan memotivasi siswa

dalam belajar. Selain itu siswa belajar menerapkan fakta atau konsep yang

dipelajari dalam situasi dan konteks yang lain daripada sekedar

menghapal. Dalam kelas CTL siswa menghubungkan pelajaran dengan

kehidupan mereka, dan mereka tidak hanya mendapatkan informasi tetapi

juga belajar menggunakan keterampilan dan berfikir dalam tingkatan yang

lebih tinggi (Elaine. B. Jhonson).

Secara umum keterampilan masing-masing kelompok baru

mencapai 12,5% ke1ja sama siswa dalam kelompok baru mencapai 8,75%,

keaktifan siswa 11,25%, Disiplin dalam beke1ja 8,75%, dan hasil ke1ja

I 0%. Dari penilaian ke1ja kelompok terlihat kelompok IV memiliki nilai

rata-rata tertinggi 65% dibandingkan dengan tiga kelompok lainnya.

Sedangkan kelompok yang memperoleh nilai terkecil adalah kelompok III

40%. Kelompok IV memperoleh nilai tertinggi karena masing-masing

anggota kelompok sudah mulai dapat bekerja sama dengan baik

walaupun belum maksimal. Sedang kelompok III masih mengalami sedikit

masalah karena masing-masing anggota belum dapat beke1ja sama dengan

baik. Nilai yang diperoleh oleh masing-masing kelompok secara umum

baru mencapai 42,25% ini disebabkan karena siswa masih belum terbiasa

dengan kegiatan kerja kelompok dan diskusi. Siswa masih belum dapat

bekerjasama dalam kelompok karena masih ada siswa yang mengobrol dan

bercanda ketika anggota kelompok yang lainnya sedang beke1ja.

Dari hasil pengamatan pada siklus II, menunjukan bahwa terdapat

peningkatan aktivitas siswa yang sangat baik. Peningkatan tersebut

meliputi peningkatan kognitif, afektif dan psikomotor siswa. Siswa mulai

.L - _1_ • -

Page 55: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

44

pengetahuan siswa sangat baik siswa dapat menjawab pertanyan dengan

konsep yang benar dan sistematis. Sikap siswa terlihat antusias mengikuti

setiap kegiatan pembelajaran baik itu diskusi, pratikum ataupun kerja

kelompok. Kinerja s1swa dalam kelompok semakin meningkat.

Peningkatann _va dapat dilihat pada label 1.2

Tabel 4.2 Aktivitas Siswa dalam Kerja Kelompok.pada siklus II

Skor Kelompok (%) Aspek Yang Dinilai Rata-rata

I II III IV v

l .Ketrerampilan 15 15 15 15 15 15

2. Ke1jasama 15 10 10 15 15 13

3. Keaktifan 10 15 15 15 15 14

4. Disiplin 15 15 20 15 20 17

5. Hasil Kerja 15 10 15 20 20 10

Jumlah 70% 65% 75% 75% 85% 75%

Secara umum keterampilan masing-masing kelompok baru

mencapai 12,5% kerja sama siswa dalam kelompok baru mencapai 8,75%,

keaktifan siswa 11,25%, Disiplin dalam be/mja 8,75%, dan hasil kerja

l 0%. Dari penilaian ke1ja kelompok terlihat kelompok IV memiliki nilai

rata-rata te1iinggi 65% dibandingkan dengan tiga kelompok lainnya.

Sedangkan kelompok yang memperoleh nilai terkecil adalah kelompok III

40%. Kelompok IV memperoleh nilai tertinggi.

Page 56: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

45

Tabel 4.3 Aktivitas Siswa dalam Kerja Kelompok.pada siklus I dan II

Aspek Yang Dinilai Siklus I(%) Siklus II (%)

I .Ke!rerampilan 12,5 15

2. Kerjasama 8,75 13

3. Keaktifan 11,25 14

4. Disiplin 8,75 17

5. Hasil Ke1j a 10 10

Jumlah 42,25% 75%

Dari tabel di atas diperoleh data aktivitas belajar siswa mengalami

peningkatan setelah diadakan perbaikan pada peroses pembelajaran.

Secara 1111111111 keterarnpilan kelompok mengalami peningkatan dari 12,5%

menjadi 15%, ke1jasama kelompok 8,75% menjadi 13%, Keaktifan siswa

11,25% menjadi 14%, disiplin dalam beke1ja 8,75% rnenjadi 17%, dan

hasil ke1ja 10% menjadi 17%. Dari penilaian kerja kelompok kelompok

IV memiliki nilai tertinggi 85% dan kelompok dengan nilai terendah

adalah kelompok II. Rata-rata kelompok meningkat dari 65% menjadi

75%.

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa setiap kelompok dapat

melaksanakan tugasnya dengan baik. Sikap siswa terlihat lebih percaya

diri dalam menjawab pertanyaan ataupun mengemukakan pendapat. Siswa

mampu bekerjasama dan memberikan kontribusi kepada kelompoknya

masing-masing. Peningkatan dari masing-masing kelompok, ha! ini karena

siswa sudah mulai terrbiasa dengan kegiatan pratikum, ke1ja kelompok

dan diskusi kelompok dan metode tanya jawab yang diterapkan dalam

setiap kegiatan pembelajaran. Siswa merasa senang dengan metode dan

Page 57: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

46

pendekatan yang dipakai. Dengan pendekatan pembelajaran kontekstual

memberikan kesernpatan kepada siswa untuk bekerja sama, berinteraksi

dengan siswa lainnya, berfikir dan beraktifitas didalam setiap kegiatan

pembelajaran. Dalarn kelas kontekstual siswa bebas bertanya, berdiskusi

dan rnengeluarkan pendapat sehingga kelas menjadi hidup, siswa 1nenjadi

lebii1 aktif dalam mencerna makri dalmn upaya n,enen:ukan m..:rnbangun

makna (pengetahuan) dan keterampilan bernalar. Siswa mendapatkan

kesernpatan untuk menemukan dan mengalami, bukan mentransper

pengetahuan dari guru ke siswa.

Proses pembelajaran pada siklus II mengalami peningkatan yang

sangat baik. Yaitu meningkatnya pengetahuan, aktivitas, keterampilan,

ke1jasama , maupun disiplin dalam bekerja. Jika pada siklus I siswa masih

belum terbiasa beke1jasama di dalarn kelompok tetapi pada siklus II siswa

bisa beketja sama dengan baik. Siswa mulai terbiasa dengan kegiatan

pembelajaran diskusi, kerja kelompok. Mereka sudah mulai fokus dalam

kegiatan belajar sehingga kegiatan-kegiatan yang tidak ada hubungannya

dengan kegiatan belajar sudah tidak ada lagi. Siswa yang sebelumnya

malu untuk bertanya, dan kurang percaya diri dalam mengeluarkan

pendapat mulai aktif bertanya, dan aktif dalam mengeluarkan pendapat.

Siswa dapat menjawab dengan konsep yang benar dan sistematis.

B. Hasil Belajar IPA Di Ml Sirajul Falah

1. Hasil Belajar Siswa Sebelum MenggunakanPendekatan Pcmbclajaran

kontekstual

Untuk mengetahui kondisi awal mengenai kemampuan subyek

maka diberikan tes awal berupa soal pilihan ganda sebanyak 15 butir soal.

Hasil dari tes awal tersebut terlihat bahwa kompetensi hasil belajar siswa

masih rendah ini dapat dilihat dari tabel kompetensi hasil belajar siswa

berikut ini.:

Page 58: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

Tabel 4.4 Kompctcnsi Hasil Belajar Siswa Scbclum Menggunakan

Pcndclrntan Pembelajaran Kontekstual pada siklus I

No lndikator Skor (%)

Membedakan arti konduktor da1t l 18,94

isolator

Melakukan penyelidikan untuk

2 mengetahui benda yang bersifat 18,99

konduktor dan isolator

Menggolongkan benda-benda

3 yang besifat konduktor dan l l,32

isolator

Rata-rata 49,25% I

47

Dari data tabel di atas terlihat siswa yang mampu menjawab

pertanyaan yang terdapat pada indikator I, pada konsep membedakan arti

konduktor dan isolator baru mencapai 18,94%, atau masih dibawah rata­

rata. Sedangkan pada indikator II pada konsep membedakan mii konduktor

dan isolator siswa yang menjawab benar baru mencapai 18,99%. Nilai

yang paling rendah yaitu pada indikator III, pada konsep penggolongan

benda-benda konduktor dan isolator kompetensi

sebesar 11,32% (lampiran6).

yang dicapai siswa

Berdasarkan skor rata-rata kompetensi hasil belajar yang diperoleh

stswa yaitu sebesar 49,25%, pada tes pendahuluan (pretes) menunjukan

kemampum1 awal siswa kurang memuaskan, siswa mengalami kesulitan

didalam menjawab soal-soal yang diberikan. Dari 15 soal yang diberikan,

siswa rata-rata hanya mampu menjawab 7 buah soal ( 49,25%). Hal ini

disebabkan karena pertanyaan-pertanyaan yang diberikan banyak yang

mengarah kepada hasil dari penyelidikan yang terdapat pada indikator II

Page 59: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

48

dan III tentang pcnggolongan benda-benda konduktor dan isolator.

Sedangkan para siswa belum melakukan kegiatan praktek.

Dari data tersebut menunjukan kemampuan awal siswa kelas VIA

culrnp rcndah. Untuk meningkatkan hasil belajar dan kompetensi siswa

(pengetahuan dan pemahaman) siswa, maka dilakukan perubahan dalam

proses belajar mengajar dikelas yaitu denean menerapkan pendekatan

kontekstual pada proses belajar selanjutnya yang menekankan pada

aktivitas siswa melalui ke1ja kelompok, diskusi, pratikum dan tanya jawab.

Hal ini sesuai dengan prinsip CTL yaitu dalam kelas CTL ditekankan pada

siswa belajar dengan menemukan sendiri (belajar bermakna) bukan apa

kata guru dan siswa lebih berperan dalam proses belajar, guru hanya

be1iindak sebagai fasilitator.

2. Hasil Belajar IPA Dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran

Kontekstual Pada Siklus I

Setelah dilakukan perubahan dalam proses belajar mengajar dengan

menerapkan pendekatan kontekstual, terlihat adanya peningkatan hasil

belajar IP A siswa. Untuk melihat peningkatan hasil belajar pada siklus I

dapat dilihat dari tabel kompetensi hasil belajar IPA Berikut ini:

Tabel 4.5 Kompetensi Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan

PendekatanPembelajaran Kontekstual Pada Siklus I

No Indikator Skor (01.1)

Membedakan aiii konduktor dan I

isolator 24,65

Melakukan penyelidikan untuk

2 mengetahui benda yang bersifat 23,72

konduktor dan isolator

Menggolongkan benda-benda

3 yang besifat konduktor dan 21,27

isolator

Rata-Rata 69,64%

Page 60: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

49

Dari data tabel diatas terlihat adanya peningkatan kompetensi hasil

belajar yang cukup signifikan pada siklus I, setelah adanya perubahan

dalam proses belajar mengajar. Perubahan yang dilakukan yaitu

memherikan kesempatan kepada siswa untuk lebih banyak berperan dalam

proses belajar dengan menerapkan metode praktek, diskusi kelompok dan

tanyajawab.

Pada indikator I, yang berisi konsep membedakan arti konduktor

dan isolator siswa yang mampu menjawab soal 24,65%. Meningkatnya

kompetensi siswa terhadap materi yang terdapat pada indikator I setelah

s1swa melakukan penyelidikan, mengadakan diskusi dan tanya jawab

s1swa lebih memahami tentang arti konduktor dan isolator. Pada indikator

II kompetensi yang berhasil dicapai 23,72% setelah siswa melakukan

penyelidikan, dan kegiatan pratikum untuk menyelidiki benda-benda yang

bersifat konduktor dan isolator mengadakan diskusi dan tanya jawab.

Sedangkan pada indikator III kompetensi yang berhasil dicapai 21,27%.

Berdasarkan skor rata-rata indikator, 69,94% menunjukan bahwa

kemampuan s1swa dalam menjawab soal meningkat. dari sebelumnya

hanya mampu menjawab 7 buah menjadi 10 soal dari 15 soal yng

diberikan. Meningkatnya pemahaman siswa terhadap materi yang

diajarkan menunjukan bahwa pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan kontekstual mampu meningkatkan pemahaman dan

kompetensi hasil belajar siswa.

Untuk melihat peningkatan pemahaman dan kompetensi hasil

belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada label berikut ini.

Page 61: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

50

Tabcl 4.6 Kompctcnsi Hasil Bclajar Siswa Sebclum dan Scsudah

Mcnggunakan Pendckatan Pemebelajaran kontekstual pada siklus I

Nilai Pretes Nilai Postes No lndikator

Siklus I Siklus I

1 Membedakan arti

konduktor dan isolator 18,94 24,65

2 Melakukan

penyelidikan untuk

mengetahui benda yang 23,72 18,99

bersifat konduktor dan

isolator

3 Menggolongkan benda-

benda yang besifat 11,32 21,27

konduktor dan isolator

Jumlah 49,25% 69,64%

Dari data di atas dapat terlihat bahwa kompetensi rata-rata siswa

mengalami peningkatan setelah diadakannya perubahan pada proses

belajar mengajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual yang

menekankan pada keija kelompok, diskusi, praktek dan penggunaan LKS.

Kompetensi siswa pada indikator I meningkat dari 18,94 menjadi 24,65%,

Indikator II dari sebelumnya 18,99% meningkat menjadi 23,72% dan pada

indikator III dari 11,32% meningkat menjadi 21,27%, Dan untuk rata-rata

kelas meningkat dari 49,25% menjadi 69,64%. Peningkatan ini sesuai

dengan teori CT! bahwa pengetahuan dibangun sedikit demi sedikit yang

hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas. Manusia hams

mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman.

(Zaenuri masturi) 1 siswa aktif mengkonstruksi guru membantu dengan

Page 62: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

51

memahmni pikiran anak untuk membantu anak belajar. Dalam proses

pembelajaran siswa perlu mendapatkan pengalaman langsung melalui

kegiatan kerja kelompok, diskusi, pratikum, dan lain-lain. Dengan praktek

secara langsung , akan memperjelas konsep-konsep ipa yang selama ini

dianggap sulit dan kadang membosankan. Otak akan melupakan sebagian

besar informasi oaru, kecuali jika informasi tersebuc memiliki makna.0

Hasil belajar IP A pada siklus I mengalami peningkatan. Siswa

yang memperoleh nilai diatas 70 meningkat dari sebelumnya hanya 4

orang menjadi 21 Orang. Nilai rata-rata kelas meningkat dari 49,25

menjadi 69,64 Dan kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan

meningkat dari 7 buah soal ( 49,25%) 10 buah (69,64%). Peningkatan ini

te1jadi setelah diterapkannya pendekatan kontekstual dalam proses belajar

mengaj ar.

Dalam kelas kontekstual s1swa diberikan kesempatan untuk

berkreativitas, mengembangkan bakat dan minat mereka melalui kegiatan

praktek. Mereka memperoleh pengetahuan baru bukan apa kata guru tetapi

karena mereka menemukan sendiri sehingga mereka mampu memberi

makna pada pengetahuan tersebut. Siswa bebas membangun keterkaitan

antara materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari mereka. Inti dari

keterkaitan itu adalah agar siswa melihat makna dalam pelajaran mereka

dan oleh karena itu tennotivasi untuk mencapai tujuan akademik yang

tinggi.

Sebagaimana hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Zulkifli,

dengan pendekatan pembelajaran kontekstual siswa termotivasi untuk

belajar sehingga memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran. 3

2 Ekaine B Jhonson, Contextual Teaching and learning (Bandung: Mizan,2006) h. 302

3 Zulkifli, Pembelajaran Matematika Dengna Pendekatan Konlekstua/ Untukn1eningkatkan Keman1puan dan Pen1ahaman Matematika Sis\va SD, pages your favourite.com/pps/upi/abstrak.2004/pk.html

Page 63: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

52

3. Hasil Bclajar IPA P11da Siklus II Sebelum Menggunakan Pendckatan

Pembelajaran Kontekstual.

Dari hasil pretes pada siklus II dapat terlihat bahwa penguasaan

s1swa pada materi penggunaan benda konduktor dan isolator belum

maksimal. Kompetensi yang telah diperoleh oleh siswa masih rendah.

Untule melihal lebih jelas mengenai kompetens1 yang telah dicapai oleh

siswa dapat kita lihat pada tabel kompetensi hasil belajar dibawah ini.

Tabcl 4.7 Kompetensi Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II Sebelum

Mcnggunakan Pendekatan Kontekstual

No Indikator Skor (%)

Membedakan bend a yang

1 bersifat konduktor dan isolator 28,57

melalui pengamatan

Penerapan benda-benda

2 konduktor dan isolator dalam 28,57

kehidupan sehari-hari

Jumlah 57,14%

Kompetensi yang berhasil dikuasai oleh siswa dari hasil pretes pada

siklus II, masih cukup rendah. Pada indikator I yang berisi konsep

membedakan benda-benda yang bersifat konduktor dan isolator melalui

pengamatan, kompetensi yang berhasil dicapai 28,57%, Pada indikator II

yang berisi konsep penerapan benda-benda konduktor dan isolator dalam

kehidupan sehari-hari kompetensi yang berhasil dicapai siswa, masih

rendah. Kompetensi yang berhasil dicapai oleh siswa 28,57%. Kompetensi

rata-rata hasil belajar siswa barn mencapai 57,14%. Dengan demikian

kompetensi basil belajar siswa sebelum menggunakan pendekatan

kontekstual pada siklus II ini masih rendah, karena siswa hanya mampu

menjawab 5 pertanyaan (57,14%) dari 10 pertanyaan yang diberikan

(lampiran7). Rendahnya kompetensi yang dapat dicapai oleh siswa

v.,, •. ""'"'" ------~'--, ..

Page 64: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

53

pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Pengetahuan bukanlah

seperangkat fakta-fakta, konsep atau kaidah yang bisa untuk diambil atau

diingat. Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi

makna melalui pengalaman seperti yang diungkapkan oleh Tyler (1996:72)

pengalaman belajar sangat membantu siswa dalam memperoleh informasi

yang fungsional sehingga akan sangat i:Jermanfaat bagi siswa untuk

terampil memecahkan masalah.4 Filosofi itulah yang mendasari

pembelajaran dengan pendekatan kontekstual. Untuk meningkatkan

kompetensi dan hasil belajar pada siklus II ini sistem pembelajaran dirubah

dengan pembelajaran pendekatan kontekstual dengan metode kerja

kelompok, diskusi, tanya jawab dan penggunaan lembar LKS.

4. Hasil Belajar IPA Pada Siklus II Dengan Mcnggunakan Pendckatan

Pembclajaran Kontekstual.

Setelah dilakubm perubahan secara menyeluruh terhadap proses

belajar-mengajar pada siklus II terlihat adanya peningkatan yang cukup

signifikan. Peningkatan ini karena dalam pembelajaran kontekstual siswa

yang lebih banyak beraktivitas dalam proses belajar dan mereka mendapat

pengetahuan baru dengan cara menemukan sendiri pengetahuan, artinya

proses belaj ar berorientasikan pad a proses pengalaman secara langsung.

bukan hanya sekedar menerima informasi dari guru ataupun buku sehingga

mereka mampu -memberi makna pada apa yang mereka pelajari. Hal ini

sejalan dengan pembelajaran dan pengajaran kontekstual yang memandang

bahwa makna akan mun cul dari hubungan antara materi pelaj a ran dan

konteksnya (konteks keseharian siswa, konteks pribadi, sosial dan kultur)

akan menghasilkan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan yang

mendalam dimana siswa memahami masalah dan cara pemecahannya.

Dalam lingkungan sekitar siswa akan menemukan hubungan yang

bermakna antara ide abstrak dan aplikasi pratikal dalam konteks nyata.

4 Margareta, Se1ninar nasional Pendidikan Mate111atika dan IPA, Desiininasi Hasil Kolaborasi Sekolah-Universitas untuk meningkatkan Kesiapan lmplementasi kurikulum MIPA 2004,h.4

Page 65: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

54

Siswa akan memproses informasi atau pengetahuan sehingga dirasakan

masuk aka! dengan kerangka berfikir yang dimilikinya (ingatan,

pengalaman dan tanggapan)

Tabcl 4.8 Kompctcnsi Hasil Bclajar Siswa Pada Siklus II Setelah

menggunakan Pendckatan Kontckstnal

No lndiKator Skor (%)

Membedakan benda yang bersifat

1 konduktor dan isolator melalui 39,7

pengamatan

Penerapan benda-benda

2 konduktor dan isolator dalam 35,3

kehidupan sehari-hari

Rata-Rata 75,00%

, ·'"ii~'

Kompetensi basil belajar yang berhasil dicapai oleh s1swa setelah

menggunakan pendekatan kontekstual pada indikator I 3 9, 7% dan pad a

indikator II 35,3%. Dan rata-rata s1swa mampu menjawab 7

pertanyaan(75,00%) dari I 0 pertanyaan yang diberikan. hasil belajar pada

siklus I sebesar 75,00. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa

penerapan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual membawa

pengaruh yang sangat baik terhadap peningkatan kompetensi hasil belajar

siswa. Hasil belajar siswa pada Siklus II meningkat menjadi 75,00. Dan

untuk melihat peningkatan kompetensi hasil belajar yang berhasil dicapai

oleh siswa pada siklus I dan II dapat dilihat dari tabel berikut ini.

Page 66: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

55

Tabcl 4.9 Kompctcnsi Hasil Bclajar Siswa Pada Siklus I dan II Sctclah

mcnggunakan Pcndekatan Pembclajaran Kontckstual

lndikator Siklus I Siklus II

Skor (%) Skor {%)

I 28,57 39,7

II 28,57 35,3

III 21,27

Rata-rata 49,25% 75%

Pada sikus II, Kompetensi belajar siswa untuk masing-masing

indikator (indikator I dan II) cukup bagus jika dibandingkan hasil

kompetensi belajar sebelumnya. Pada indikator I pada konsep

membedakan benda-benda konduktor dan isolator hasilnya cukup baik.

kompetensi yang berhasil dicapai oleh siswa meningkat dari sebelumnya

28,57 menjadi 39,7%. Pada indikator II pada konsep Penerapan benda­

benda konduktor dan isolator dalam kehidupan sehari-hari kompetensi

yang berhasil dicapai pada saat pretes 28,57% meningkat menjadi 35,3%.

Dan rata-rata kompetensi hasil belajar dari sebelumnya 57,14 meningkat

menjadi 75,00.

Peningkatan ini dapat dicapai oleh siswa setelah dilakukan

perbaikan pada proses belajar-mengajar, dengan tetap menekankan pada

penggunaan pembelajaran pendekatan kontekstual. Kegiatan pratikum dan

kerja kelompok, diskusi dan pengerjaan LKS tetap dilakukan. Karena

dengan kerja kelompok dan pratikum siswa merasa senang, mereka

mendapat kesempatan untuk bekeija sama dan bebas beraktivitas,

mengeluarkan pendapat dan belajar nntuk memecahkan masalah, vang

Page 67: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

56

rnereka ternui didalam kegiatan praktek. Siswa juga bisa menemukan

hubungan antara materi yang mereka pelajari dengan kehiclupan sehari­

hari mereka setelah mereka mendapat tugas membuat daftar nama-nama

peralatan rumah tangga yang berasal dari bahan koncluktor clan isolator.

Penggunaan bahan-bahan pratek yang dekat dengan kehidup::m siswa,

membuat mereka mengetahui hubungan antara materi yang mereka

pelajari serta penerapannya didalam kehidupan sehari-hari. Sehingga

mereka mengetahui manfaat clan kegunaanya bagi mereka. Hal ini senacla

clengan yang clikemukakan oleh (Nurhacli ) Pembelajaran kontekstual

aclalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan materi pelajaran

yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan menclorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang climi!ikinya clengan

penerapannya dalam kehiclupan sehari-hari mereka. Siswa tidak hanya

clapat memahami materi yang dipelajarinya, tetapi bagaimana materi

pelajaran itu clapat mewarnai peri!akunya clalam kehiclupan sehari-hari. 5

C. Pengaruh Pembelajaran Pendekatan Kontekstual Terhadap Hasil Bclajar

Pengaruh penerapan pembelajaran clengan menggunakan penclekatan

kontekstual terhadap hasil belajar IP A siswa dapat dilihat dari tabel berikut ini

Tabel 4.10 Hasil belajar siswa Pretest dan Post test siklus I dan II

Siklus Nilai Pretest Nilai Postest Gain

I 49,25 69,64 20,39

II 57,14 75,00 17,86

5 Nurhadi, Pembelajaran kontekstual dan Penerapannya Dalam KBK, (Universitas negeri f.,f,,J,.."'' ')()(\'J\l~ 1 'J

Page 68: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

57

Berdasarkan perolehan skor pada siklus I dan II, kemudian dilakukan

tes signifikansi melalui format pre test dan post test one group ( 2 desain),

dengan persyaratan setiap siklus sebagai berikut:

Jika t hitung > t tabcJ, maka Ho diterima

Jika t hitung < t tabeb maka Ho diterima

Tabel 4.11 Hasil uji-t

Signifikansi 5% Siklus I

t-Hitung 8,12

t- Tabel 2,05

Siklus II

6,7

2,05

Dengan taraf signifikansi 5% diperoleh nilai t hitung 7,82 untuk siklus I

' dan 5,9! pada siklus II, dan t tabcl 2,05. dari data ini dapat disimpulkan bahwa t

hitung (siklus I dan II) lebih besar dari t tabel. Dengan demikian terdapat

peningkatan hasil belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual.

Dengan distribusi kelas normal, ha! ini dapat dilihat dari basil hipotesis yang

menolak Ho.

Berdasarkan nilai rata-rata antara pre test dan post test pada siklus I

dan II maka dapat disimpulkan bahwa nilai post test siswa meningkat dari pre

test. Sebagaimana hasil penelitan yang dilakukan oleh Suryo (2006)

menunjukan bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

kontekstual mampu meningkatakan hasil belajar siswa dengan peningkatan

yang berarti., baik dilihat dari proses, respon dan hasil belajar. 6

Penelitian ini juga memperlihatkan bahwa hasil belajar siswa secara

umum mengalami peningkatan. Suasana belajar membaik, siswa merasa

6 Suryo, Pen1be/ajaran Kontekstual Dala111 Upaya meningkatkan Ke11u1111puan Pemecahan Masa/ah Matematikai. http:/pps.upi.edu/org/abstrakthesis/abstrakpk/abstrakpk05 .htm I, hal. I ( 30 september 2006)

Page 69: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

58

senang dengan metode dan pendekatan pembelajaran yang dipakai. Hasil

penelitian menunjukan bahwa dengan pendekatan pembelajaran kontekstual

dapat meningkatkan hasil belajar siswa, penggunaan alat indera yang selama

ini hanya terbatas pada proses melihat atau mendengar bertambah banyak

dalam menggunakan aktivitas berfikir, kreativitas tangan dan kerjasama.

Keterampilan proses siswa pun meningkat dalam ha! menggunakan alat,

melalrnkan percobaan, bertanya, dan mengungkapkan pendapat. Menurut

Johari (2006) dalam pendekatan pembelajaran kontekstual siswa bebas

bertanya, dan berdiskusi, kelas menjadi hidup, siswa menjadi lebih aktif dalam

mencerna materi dalam upaya menemukan dan membangun pengetahuan dan

keterampilan bernalar. Selain itu pembelajaran dengan pendekatan kontekstual

mampu meningkatkan hasil belajar siswa. 7

Hasil penelitian juga menunjukan terdapat tanggapan positif pada

pendekatan kontekstual yang diterapkan. Siswa merasa senang untuk belajar

ipa sehingga materi pelajaran yang diberikan lebih dipahami setelah

pembelajaran berakhir. Tingginya motivasi belajar siswa merupakan salah satu

indikator efektifnya suatu pendekatan pembelajaran yang diterapkan

Adanya ke1ja kelompok yang diterapkan dalam proses pembelajaran

kontekstual membantu mengembangkan sikap kemandirian dan kerjasama

diantara siswa. Dengan kerja kelompok menjadikan suasana belajar dan rasa

kebersamaan yang tumbuh dan berkembang diantara sesama anggota

kelompok memungkinkan siswa untuk mengerti dan memahami materi

pelajaran lebih baik8. Siswa mudah bertukar pikiran dan beke1ja sama dalam

menyelesaikan peke1jaan yang dijalani oleh siswa dan dapat mengembangkan

sikap sosialnya.

7 Johari, , Pembelajaran Kontekstua/ Dafam Upaya meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Biologi, http:/pps.upi.edu/org/abstrakthesis/abstrakpk/abstrakpk05.html, hal.2 (30 september 2006)

8 Et in Solehatin, Rahaijo, Coopertaif learning Anal is is Pembelajaran JPS, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hal 4

Page 70: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

A. Kesimpulan

BABV

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada siswa MI Sirajul

Falah 01 kelas VI A diperoleh rata-rata pre test siswa sebesar 49,25 dan rnta-rata

post test siswa sebesar 69,64 dengan gain 20,39 pada siklus I. Dan pada siklus II

diperoleh rata-rata pre test sebesar 57,14 dan post test sebesar 75,00 dengan gain

17,86. Dan basil perhitungan uji-t dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05 '

diperoleh t-hitung = dan t·iabel . Karena t hitung >t tabcb dengan demikian pendekatan

pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan basil belajar siswa.

Pendekatan pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang

berpusat pada siswa, dan guru hanya betindak sebagai fasilitator saja. Sehingga

dalam pelaksanaan proses belajar mengajar pendekatan pembelajaran kontekstual

memberikan pengalaman belajar dan pengetahuan yang lebih baik kepada siswa

dalam menguasai suatu konsep karena siswa akan melakukan suatu pengamatan

( obsevasi), pratikum, diskusi, tanya jawab dan melaporkan basil pengamatannya

tersebut sesuai konsep yang diberikan guru. Dengan demikian para siswa akan

memahami pemberian materi secara mendalam.

Dalam implementasinya, pembelajaran kontekstual dapat dilakukan

dengan metode kerja kelompok, praktek, diskusi dan Tanya jawab yang memiliki

komponen-komponen pembelajaran kontekstual sehingga pembelajaran menjadi

aktif dan menyenangkan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, maka penulis memberikan

saran sebagi berikut: Guru dapat menggunakan pendekatan pembelajaran

kontekstual dalam pembelajaran IP A sebagai suatu metode altematif, sehingga

Page 71: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

60

tercipta suasana belajar yang menyenangkan dan siswa menjadi lebih aktif dan

kreatif dalam proses belajar-mengajar.

Bagi peneliti lain yang berminat mengadakan penelitian dengan masalah

yang sama harus memperhatikan dan menyesuaikan alokasi waktu yang sudah

ditentnkan dalam program semester ag?r pembelajaran secara keseluruhan

berjalan dengan efektif.

Page 72: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

DAFTAR PUSTAKA

_______ ,(2005). Model-Model Pengajaran Dalam Pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Sekolah dasar

________ , (2005). Landasan Teori Dalam Pengembangan Metode Pengajaran,

Departemen Pendidikan Nasional:Dirjen Pendidikan Sekolah Dasar, Jakarta

rikunto Suharsimi, (2003). Dasar-Dasar Evaluas1 Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara

______ , (2002). Prosedur Penelitian, Jakarta: PT Rineka Cipta

61

.Jhonson Elaine, (2006). Contextual and Teaching and Learning, Bandung: Mizan

:awiradilaga Dewi Salma dan Evelina Siregar, Mozaik Tknologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana

dan UNJ, 2004)h. 16-17

tin Solehatin, (2005). Cooperatif Learning Analisis Pembelajaran IPS, Jakmia:Bumi Aksara

>hari, (2006). Pembelajaran Kontekstual Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan

Masalah bilogi, http:/pps.upi.du/org/abstrakthesis/abstrakpk/abstrakpk05.html, (30

September 2006)

[argareta, (2004). Seminar Nasional Pendidikan Matematika dan IP A, Deseminasi Has ii

Kolaborasi Sekolah-Universitas untuk Meningkatkan Kesiapan Implementasi Kurikulum

MIPA

[asturi Zaenuri, (2006). Model Pembelajaran Lingkungan, WWW.Pikiran

Rakyat. com/ cetak/2005/100 5/24/0 803 .htm-24 k

urhadi, (2003). Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalarn KBK, Universitas Negeri

Malang

usat Perkembangan kurikulum Pendidikan Malaysia. Tersedia:

http://myschoolnet.ppk.kpm.my/bhnpnp/modul/kontekstual. ha!. 15 (30 september 2006

larneto, (2003). Be/ajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta

udjana Ahmad, (2005) Strategi Be/ajar Mengajar, Jakarta: PT Ciputat Press

udjana Nana, (2003) Dasar-Dasar Proses Be/ajar Mengajar, Bandung: Sinar Barn Algesindo

udjiono Annas, (2004). Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta

Page 73: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

62

ryabrata Sumadi, (2007), Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Grafindo Persada

ryo, (2006). Pembelajaran Kontekstual dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan

Masalah lvfatematika, http:/pps.upi.edu/org/abstrakthesis/abstrakpk/abstrakpk05 .htm (30

September 2006)

silo Herawati, (200 I). Pentingnya Penelilian Tindakan Ke las Bagi Guru Masa Depan, Jurnal

Genteng Kali Vol 3, No 9, 19

ifaruddin, (2005). A1anafimen P:m1belajarf'11 Qwmlum T':aching, Ja!carta: FT Ciput'.lt press

viery, (2006). Strategi Pengajaran Sosiologi Tingkal SMA, http://WWW.kompas

.com/kompas-cetak/0405/05/opini/l 002412.htm

Page 74: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

Lampiran I

Sekolah

Kelas/Semester

Mata Pelajaran

Rencana Pclaksanaan Pembelajaran (RPI')

: Mi Sirajul falah 0 I

: VI/II

: IP,\

A. Standar kompetensi

Siswa mampu memahami bahwa sifat-sifat perubahan dan kegunaan

benda dan saling berkaitan serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

B. Kompetensi dasar

63

Mengidentifikasi sifat-sifat benda bersifat sebagai konduktor dan isolator

C. Indikator

•!• Membedakan arti konduktor dan isolator.

•!• Melakukan penyelidikan untuk mengetahui benda yang bersifat

konduktor dan isolator.

•!• Menggolongkan benda yang bersifat konduktor dan isolator.

•!• Membuat daftar nama alat-alat rumah tangga yang bersifat konduktor

dan isolator.

•!• Membedakan bahan-bahan yang bersifat konduktor dan isolator melalui

pengamatan

D. Alokasi Waktu : 8 jam pelajaran (8X40 menit) (4 pertemuan)

E. Materi Pelajaran : Konduktor dan isolator

F. Metode Pembelajaran : Bertanya

Praktek

Diskusi

G. Pendekatan : Pendekatan Kontekstual

Page 75: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

11. Langkah langkah kcgi~1tan:

I. Pcrtcmuan pertanw

a. Pendahuluan

•!• Pembukmm mengcnai pembelajaran yang akan dipakai pada

penelitian ini.

•:• Menberil·.an pre,cst yaitu soa~ -soal rnengern1; konduk!or clan

isolator (hantaran panas pada benda).

b. Kegiatan Inti

64

•:• Siswa diminta untuk membaca materi konduktor dan isolator pada

sub pokok bahasan hantaran panas pada benda.

•:• Sis1va diminta bertanya mengenai materi yang kurang dipahami

clan menjelaskan materi yang mereka pahami.

•!• Melalui metocle bertanya guru menanyakan materi kepacla siswa

clan memberikan pertanyaan agar siswa berperan aktif dalam proses

belajar mengajar.

c. Kegiaan penutup

•!• Guru menyimpulkan materi yang telah clipelajari.

•!• Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.

•!• Guru Memberikan arahan mengenai praktek clan tugas-tugas yang

terdapat pada LKS yang akan clilaksanakan pacla pertemuan

selanjutnya.

2. Pertemuan Keclua

a. Pendahuluan

•!• Motivasi clan apersepsi

•!• Guru memberikan arahan cara kerja praktek untuk menen!ukan

bencla yang bersifat konduktor dan isolator

b. Kegiatan inti

•!• Guru memberikan contoh cara penggunaan a.lat dan bahan yang

digunakan dalam praktek

Page 76: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

~;,,. Si:-:\va din1inta n1cn1baca tata cara praktek sesuni petunjuk clalan1

11-:.s

65

<" Sis\Ya aktifdala1n n1clakukan praktek n1engenai benda-benda yagn

bcrsiat konduktor dan isolator

<• Guru memantau dan membimbing siswa dalam melaksanakan

prakLek

•:• Siswa diminta mengisi pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam

LKS

•!• Sis\\'a melaporkan basil prateknya untuk kemudian dipresentasikan

didepan kelas.

•:• Siswa menanggapi basil pratikum kelompok lain.

c. Kegiatan Penutup

•:• Guru menyimpulkan hasil presentasi hasil praktek siswa.

+:+ Evaluasi.

3. Pertemuan ketiga

a. Pendahuluan

•!• Motivasi dan apersepsi.

•!• Penjelasan mengenai pokok bahasan penggunaan benda-benda

konduktor dan isolator dalam kehidupan sehari-hari.

•!• Siswa melaporkan hasil prateknya untuk kemudian dipresentasikan

didepan kelas.

•!• Siswa menanggapi hasil pratikum kelompok lain.

•!• Guru menyimpulkan hasil presentasi hasil pratek siswa.

b. Kegiatan Inti

•!• Siswa membaca materi tentang pengguanan benda-benda

konduktor dan isolator dalam kehidupan sehari-hari.

•!• Siswa diminta memberikan contoh nama alat-alat rumah tangga

yagn berbahan dasar konduktor dan isolator.

•!• Siswa diminta bertanya mengenai materi yang belum dipahami dan

menjelaskan materi yang telah dipahami.

c. Pen11t11n

Page 77: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

•!• Cluru n1L'111hl'rik~11-1 lugas-tugas yang tc1·d~1pat dalan1 L,KS.

~- Pertemuan keempiil

a. Pendabuluan

•!• Motivasi dan apcrscpsi.

•!• I)enjelas;Jn 111en~cnai n1nteri pok.olc bahasan pcnggunaan benda -

benoa konuuktor da11 isolator oalam kchidupan sehari-han.

•:• Guru berlrmva lenlang lata cara praktek dalam menentukan bahan

yang baik unluk digunakan sebagai konduktor panas.

b. Kegiatan Inti

•:• Siswa mempersiapkan bahan-bahan yang akan cligunakan clalam

praktek

•!• Siswa melakukan uji coba/praktek untuk menentukan baban

yang baik digunakan untuk membuat koncluktor panas

•!• Guru memantau dan membimbing siswr, dalam melaksanakan

praktek

•!• Siswa climinta mengisi pertanyaan-pertanyaan yang terclapat dalam

LKS berkenaan clengan praktek yang mereka lakukan.

•!• Siswa membuat laporan hasil praktek dan mempresentasikannya di

clepan kelas

•!• Siswa lain menanggapi hasil presentasi clari kelompok lainnya

c. Penutup

•!• Guru menyimpulkan basil praktek yang telah dilaksanakan clan

menjelaskan kekurangan clan ketercapaian pembelajaran

•!• Evaluasi.

Page 78: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

1si Dasar Pokok Bahasan

ifikasi Konduktor dan Isolator

la yang

sebagai

clan

. -

K!SI-K!Sl SOAL INSTRUMEN

KONDUKTORDAN!SOLATOR

Materi lndikator ·1

I No Soal

A Hantaran Panas • Membed akan arti 5.6.l 0

Pada Benda kondukt<

-~--··--·----- .

r clan 2.7

isolator

• Mengide

benda-b(

yang

kondukt•

isolator

• Mcnggo

benda-b'

bersifat

konclukt1

isolator

a. Penggunaan • Mcmbw1

bencla-bencla nan1a

I ntifikasi I 1.3.8

Jcla I 9.11

bersifat

r clan

ongkan 12.i3.15

1H vanu 4.14 . "'

r dan

dal'tar 1 1.'2.7

alat-alat J --~--·-~ -~---- --· .

Cl

( '

! Cl

-·-~---~-

C.2

Ci

( .

('

'

\spck yang diukur

Page 79: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

konduktor dan rum ah tangga 10.6 I

C2

isolator cl al am yang bersifat

kehidupan schari- koncluktor clan

hari isolator

• Membedakan 8

bahan-bahm1 3,4

yang bersifat 5,9 C'

konduktor dan

isolator melalui

pengan1atan

I

_,_,,,__~- - ·-··-·- --- -

Page 80: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

th

etensi

rnsi

'enda

'agai

dan

: MI Sirajul Falah 0 I

: IPA

: VI

: II

SILABUS DAN PENILAIAN

: Siswa Mampu memahami bahwa sifat-sifat perubahan dan kcgunaan bcnda sating berkaitan serta pcncrapmmya clalarn kchidupan

.. Materi Indikator Pengalaman Belajar Penilaian Alokasi Snmber Be !ajar Mctode

Pokok Waktu Pembelajaran

• Membedakan arti • Siswa mencari Tes 4X40 Sudibyo. cl ;k. Tanya jawab.

Konduktor konduktor dan isolator informasi tentang mcnit Sains diskusi clan

dan aiti konduktor Mcngamat praktck

Isolator dan isolator I Alam semc sla.

• Melakukan penyelidikan • Siswa I (Bandung:

untuk mengetahui benda Mengidentifikasi Sineroi Pu "'

staka

yang bersifat konduktor benda-benda yang 1'1donesia.

dan isolator bersifat 2004)

konduktor dan I isolator I

I

I

• Menggolongkan bcnda • Ssiwa mclakukan i I --·----.. ----·-- --·-·-·---·- ---.. -·-··----···- ----- -----~-·--_J _______ - -------· - - ____________ ,_,,_,

Page 81: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

yang besifat konduktor l~ji coba/praktek

dan isolator • Siswa

menggolongkan i

benda-bencla

konduktor clan

isolator

• Membuat daftar nama- • Siswa men can I I

nama alat rumah tangga informasi

yang bersifat berbagai ma cam

konduktor/isolator peralatan rum ah

tangga yang

berbahan clasar

I konduktor dan '

I isolator

• Membedakan bahan- • Melakukan

bah an yang bersifat diskusi i

konduktor clan isolator • Merancang

dan isolator melalui penyeliclikan

pengamatan untuk

menentukan

konduktor panas ' yang baik melalui

uji coba/praktek I ~-------- __ j

Page 82: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

Lampiran 4

lNSTRlJMEN l'ENELITIAN

Mata pclajaran : IPA Materi Pokok: Konduktor dan isolator Waktu : 30 meu'.t

I. Kayu termasuk benda ...... a. isolator b. kertas

cl. lunak c. konduktor

2. Panas akan sulit dihantarkan pad a benda-benda ..... a. kertas,plastik,besi b. plastik,alumunium,karet c. baja,kayu,seng d. plas1ik,kayu.bca

3. Dilihat dari daya hantarnya besi termasuk benda ..... a.isolator b. keras c. konduktor d. lunak

4. Sendok yang terbuat dari alum uni um jika dimasukan kedalam air panas akan terasa ..... a. panas c. hangat

b. dingin d. tidak terasa panas

5. Bahan dibawah ini yang termasuk kedalam isolator adalah .... a. plastik b. baja c. besi d. logam

6. Benda-benda yang tidak dapat menghantarkan panas dengan baik disebut. .... a. isolator panas b. radiator panas c. kondnktor panas d. konektor panas

7. Balian a tau benda yang bersifat isolator adalah .... a. benda yang kurang baik menghantarkan panas b. benda yang dapat menghantarkan panas c. benda yang tidak tahan terhadap panas d. benda yang selalu dapat menghantarkan panas

:. Benda konduktor adalah benda yang dapat menghantarkan .... a.cahaya b.panas c. aliran d. listrik

'. Bahan atau benda yang bersifat konduktor adalah ..... a. benda yang kadang-kadang dapat menghantarkan panas

71

Page 83: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

72

d. hcnd~1 yang tidak dapat 111cnghantnrkan panas

10. !)cnd~i yang dapat n11.;11ghantarkan panas dengan baik discbut. ... a konektor b. radiator c. isolator d .. konduktor

11. Balian-bahan berikut ini yang sukar n1enghnntarkan paras ad~lah ... a. plastik,karet b. besi,kayu c. kaca,logam cl. alumunium.kertas

12. Benda yang kurang baik menghantarkan panas adalah .... a. kayu b. kuningan c. besi d. alumunium

13. Benda yang paling baik menghantarkan panas adalah .... a. ebonite b. plastik c. kayu d. besi

.4. Panas akan mudah dihantarkan pada benda-benda ..... a. baja,besi,logam b. kuningan,plastik,kaca c. alumunium,kayu,logam d. karet,kayu,plastik

5. Termos merupakan contoh penerapan sifat. ... a. isolator b. konektor panas c. rndiator panas d. konduktor panas

Page 84: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

!NSTRUMEN PENEUTL\'.\ Mata pclajarnn : 11' A Ma!eri Polrnk: Konduktor dan isolator '"Vaktu : 30 menit

Wajan, ceret merupakan benda-benda yang terbuat clari bahan ... ,i. konduktor b. radi 1tor c. konekldr d. is:;lator Agar ticlak ternsa panas pacla w·aktu menggoreng, tangkai sodet clibuat dari ... a. logam b. plastik c. besi d. alumunium

~ Peral a tan dapur untuk rnemasak terbuat dari bahan koncluktor adalah ..... a. pancr b. senclok kayu c. senclok plastik cl. gelas

..\. Logam yang ringan . lahan karat clan merupakan bah an konduktor adalah ..... a. tirnah b. tembaga c. seng cl. alurnunium

5. Benda yang ticlak dapat cligunakan untuk memasak aclalah .... a. m\jan b.panci c. ember cl. ceret

G. Bahan yang baik untuk memebuat panic aclalah ... a.ticlak muclah bocor b. tidak berkarat c. mudah menghantarkan panas cl. clapat mengikat panas

7. Benda konduktor lebih tahan terhaclap ..... a. suhu b. cuaca c. panas cl. api

8. Bahan yang digunakan sebagai pegangan setrikaan adalah bahan yang terbuat dari ..... a. alumunium b. ebonite c. besi d. kuningan

9. Benda yang berbahan dasar konduktor banyak digunakan sebagai alat untuk memasak ha! ini disebabkan ..... a. dapat menghemat BBM b. dapal mengikat panas dengan baik c. mudah menghantarkan panas dan tahan terhadap panas d. tidah mudah rusak

I 0. Agar air yang dimasak cepat mendicliih sebaiknya memasak air menggunakan bahan ..... . a. karet c. isolator

b. konduktor d. ebonit

Page 85: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

74

Lampiran ~

Kunci .Jawaban lnslrumcn

I. KPnci .Ja·.rnbal' !nstrmPen Siklus I

l. A 6. ,\ 11. A

2. D 7. A 12. D

3. c 8. B 13. D

4.A 9. c 14. A

5.A 10.D 15. D

II Kunci Jawaban Instrumcn Siklus II

LA 6. c

2. B 7. c

3. A 8. B

4. D 9. c

5. c 10. B

Page 86: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

iran 6 7 ?;:

Analisis Butir soal pre test siklus I

tor So NC Responden Rata-Rata Persen Rata-rata

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 L: (%) tase indikator

C1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 20 0,71 4,73

2 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 15 0,53 3,53

3 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 15 0,53 3,53 18,94

c: 4 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 11 0,39 2,62

5 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 19 0,67 4,53

6 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 14 0,5 3,33

7 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 20 J,71 4,73

C1 8 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 14 0,5 3,33 18.99

9 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 17 0,6 4,07

10 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 15 0.53 3,53

C1 11 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 14 0,5 3.33 ! 12 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 8 0,28 1,93

I 13 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 12 0,42 2,81 A~ 0 '"'>

i :.0L

C2 14 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 9 0,32 2, 131

15 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 5 0, 17 1 13 i

h 8 9 5 7 5 6 6 7 5 6 11 6 11 6 13 8 6 9 9 4 11 7 6 8 9 7 8 5 208 7,36 49,25 49,25

Page 87: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

Analisis butir soal post-test siklus I ~ 76,

1tor NO Responden Rata-1'.\ata Persen Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 I % tase lnd1kator

C1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26 0,92 6, 13

2 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 20 0,71 4,73

3 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 19 0,68 4,53 24,65

C2 4 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 18 0,64 4,261

5 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 21 0,75 5

6 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 19 0,68 4,53

7 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 22 0,78 5,2

C1 8 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 20 0,71 4,73 23,72

9 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 20 0,71 4,73

~ 10 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 19 0,68 4,53

C1 11 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 20 0,71 4,73

12 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 20 0,71 4,73

13 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 17 0,6 4 21,27

C2 14 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 20 0,71 4,74

15 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 13 0,46 3,07

1 10 11 9 11 11 8 11 12 11 11 12 11 13 8 15 10 11 9 10 8 10 13 10 8 10 11 11 9 294 10,45 69,64 69,64 ------

Page 88: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

Analisis butir soal pre-test siklus II l.;r an 7

Jr So N( Responden 2: Rata-rata Persen Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 % lase indikator

C1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 20 0,714 7, 14

2 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 15 0,536 5,36

3 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 15 0,536 5,36 28,57

C2 4 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 11 0,392 3,92

5 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 19 0,679 6,79

6 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 14 0,5 5

7 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 20 0.714 7, 14

C1 8 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 14 0,0 5 28,57

9 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 17 0,607 6,07

10 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 15 0,536 5,36

6 7 4 5 5 4 5 5 4 4 8 5 9 4 10 6 5 7 6 4 8 6 4 6 6 6 7 4 160 5,714 57,14 57,14

Page 89: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

74? Analisis butir soal Post-test siklus 11

tor So NC Responden l: Rata-rata Persen Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 % tase indikator

1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 24 0,87 8,7

C1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 25 0,89 8,9

3 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 23 0,82 8,2 39,7 '

C2 4 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 20 0,71 7, 1

5 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 19 0,68 6,8

6 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 21 0,75 7,5

C1 7 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 22 0,79 7,9

C2 8 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 21 0,75 7,5 35,3

9 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 17 0,6 6

10 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 18 0,64 6,4

h 7 8 5 6 9 7 7 9 8 7 8 7 10 8 10 7 6 8 7 5 8 8 7 6 8 9 7 8 210 7,5 75 75

Page 90: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

7J

Lampiran 8

Hasil Belajar siswa dan rata-rata Gain pada siklus l

I No Nilai Tes Awai Hasil Belaiar Gain (d)

Siklus I oosstest-pretes - f----

1 53 66 13

2 60 73 13

3 33 60 27

4 46 73 27

5 33 73 40

6 40 53 13

7 40 73 33

8 46 80 34

9 33 73 40

1G 40 73 33

11 73 80 I 7

12 40 73 33

13 73 86 13

14 40 53 13

15 86 100 14

16 53 66 13

17 40 73 33

18 60 60 0

19 60 66 6

20 26 53 27

21 73 66 -7

22 46 86 40

23 40 66 26

24 53 53 0

25 60 66 6

26 46 73 27

27 53 73 20

28 33 60 27

Page 91: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

80

Jumlah Nilai Kuadrat Deviasi Siklus I

F Gain (d) Xd (d-Mdl J-- X2

posstest-pretes --I

13 - 7 ,39 54,E'121 -- -

2 13 -7,39 54,6121

3 27 6,61 43,6921

' 4 27 6,61 43,6921

5 40 19,61 384,5521

6 13 -7,39 54,6121

7 33 12,61 159,0121

8 34 13,61 185,2321

9 40 19,61 384,5521 - I 10 33 12,61 159,0121

11 7 -13,39 179,2921

12 33 12,61 159,0121 ' I

13 13 -7,39 54,6121

14 13 -7,39 54,6121

15 14 -6,39 40,8321

16 13 -7,39 54,6121

17 33 12,61 159,0121

18 0 -20,39 415,7521

19 6 -14,39 207,0721

20 27 6,61 43,6921

21 -7 -27,39 750,2121

22 40 19,61 384,5521

23 26 5,61 31,4721

24 0 -20,39 415,7521

25 6 -14,39 207,0721

26 27 6,61 43,6921

27 20 -0,39 0, 1521

28 27 6,61 43,6921 Jumlah

571 0,08 4.768,62 D ... 4- ... _D""'f.""

Page 92: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

81

79

Lampiran l) Hasil Belajur dan Rata-Rata Gain Siklus II

i I

--·· -

1-~ No Nilai Tes Awai Hasil Belajar Gain (d) I ··-··-------, I Siklus II posstest-pretes ~----- ··-·--- -

1 60 70 10

2 70 80 10

3 40 50 10

I 4 I 50 60 10

I

5 j 50 90 40

6 40 70 30

7 50 70 20

8 50 90 40 ·- ·---

9 40 80 40

10 40 70 30

11 I 80 80 0

12 50 70 20

13 90 100 10 -I

14 I 40 80 40

15 100 100 0

16 60 70 10

17 50 60 10

18 70 80 10

19 60 70 10

20 40 50 10

21 80 80 0

22 60 80 20

23 40 40 30

24 60 60 0

25 60 80 20

26 60 90 30

27 70 70 0

28 40 80 40

Page 93: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

82

Jurnlah Nilai Kuadrat Deviasi Siklus II

- _QOSste~~:Pret~ ~1= ' i 1 -7,86 61,77 I

No Gain (d) Xci (d-Md)

! 2 10 -7,86 0,39

3 10 -7,86 61,77

4 10 -7,86 61,77

5 40 22,14 490, 17

6 30 12, 14 147,37 I

7 20

I 2,14 4,57

~ 8 40 22,14 490, 17

9 40 22,14 490,17

10 30 12, 14 147,37

11 0 -17,86 318,97

12 20 I 2,14 4,57

13 10 -7,86 61,77 I

14 40 22,14 490, 17

15 0 I -17,86 318,97

16 10 ! -7,86 61,77 -

17 10 -7,86 61,77

18 10 -7,86 61,77

19 10 -7,86 61,77

20 10 -7,86 61,77

I 21 0 -17,86 318,97

22 20 2,14 4,57

23 30 12,14 147,37

24 0 -17,86 318,97

25 20 2,14 4,57

26 30 12, 14 147,37

27 0 -17,86 318,97

28 40 22,14 490,17

.ll1ml:::ih Rnn A Q"l '1 A ..,...,,..., Arn ,.,....,

Page 94: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

Larnpiran I 0

Uji Kcsamaan Rata-Rata (Uji-t)

I. Ur Kc>sarnaan Rata-rata ( Uji-n Siklus I denga rum us:

md 20,39

t= )'f,X2d = )'f,4768,62

N(N -1) 28(28-1)

20,39

t= JI 4768,62 20,39 ---

---------- 2.51 756

= 8,12

2. Uji Kesamaan Rata-rata (Uji-t) Siklus II dengan rumus:

md

t= )°'f,X2d

N(N -1)

17,86

t = )I 5210,36

756

l = 6,7

3. K.riteria pengujian

17,86

)'[,5270,36

28(28-1)

17,86 ---

2,64

Dengan taraf signifikan 5% maka t 1obo1 = 2,05

Dari hasil analisis menunjukan data t tabel ( 2,05) dan t hitung (8, 12) siklus I, dan

83

Page 95: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

Lampiran 11

LEMBAR KEGIATAN SISWA

'hjuan : Meng;dentifikasi oahar.-bahae ko1,duktor dan isolaior

Alat dan Bahan

,.- Gelas berisi air panas

,.- Sendok kayu, sendok plastik, sendok besi/kuningan

> Kawa! baja/kuningan

Cara Ke1ja

Lakukan kegiatan berikut ini secara berkelompok.

1. Siapkan semua bahan yang diperlukan

2. Ambil segelas air panas

3. Celupkan satu persatu ujung sendok selamaa 2-5 men it

4. Cata! basil pengamatan kelompok mu dalam bentuk tabel berikut ini !

No NamaBenda Keadaan Ujung Jenis Benda

Panas Tidak Konduktor Isolator

Panas

1

2

3

4

84

Page 96: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

Nama

Kelompok

Mata Pelajaran

Ke las

Materi

Tugas

Tindakan Siklus

Kompetensi Dasar

: Konduktor dan Isolator

: 1<.elompok

: I

: Mengidentifikasi sifat benda-benda yang bersifat sebagai

konduktor dan isolator

LEMBAR KERJA SISW A

A. Hantaran Panas Benda

85

Panas merupakan salah satu bentuk energi. Agar dapat digunakan, energi panas

harus dipindahkan dari sumbernya. Perpindahan panas yang melalui suatu benda

disebut penghantar panas. Samakah sifat hantaran panas untuk setiap benda9

Benda disekitar kita terbuat dari berbagai macam bahan yang berbeda-beda.

Dengan demikian setiap benda memiliki hantaran panas yang berbeda-beda pula.

Berdasarkan ha! tesebut kita mengenal adanya konduktor dan isolator panas. Apaakh

perbedaan antara keduanya? Lakukanlah percobaan berikut ini untuk mengetahui

benda-benda yang berbahan konduktor dan isolator.

Page 97: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

LEMBAR KEGIATAN SISWA

Tujuan : Mengidentifikasi bahan-bahan konduktor dan isolator

Ala! dan Bahan

r Gelas berisi air panas

> Sendok kayu, sendok plastik, sendok besi/kuningan

> Kawat baja/kuningan

Cara Kerja

Lakukan kegiatan berikut ini secara berkelompok.

5. Siapkan semua bahan yang diperlukan

6. Ambil segelas air panas

7. Celupkan satu persatu ujung sendok selamaa 2-5 menit

8. Catat hasil pengamatan kelompok mu dalam bentuk tabel berikut ini !

No NamaBenda Keadaan Ujung Jenis Benda

Panas Tidak Konduktor Isolator

Panas

I

2

3

4

86

Page 98: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

Nama

Kelompok

Mata Pelajaran

Ke las

Materi

Tugas

Tindakan Siklus

Kompetensi Dasar

: Konduktor dan Isolator

: Kelompok

: I

: Mengidentifikasi sifat benda-benda yang bersifat sebagai

konduktor dan isolator

LEMBAR KERJA SISW A

B. Penggunaan Benda-Benda Konduktor dan Isolator dalam Kehidupan Sehari

Hari.

87

Dalam kehidupan sehari-hari prinsip konduktor dan isolator banyak

dimanfaatkan orang untuk memenuhi kebutuhan. Beberapa alat rumah tangga dibuat

dari bahan yuang bersifat konduktor panas. Alat-alat dapur sepe1ii wajan, ceret dan

panci terbuat dari logam yang dapat menghantarkan panas. Sifat panas sangat berguna

untuk membantu proses memasak makanan. Selain terbuat dari bahan konduktor

ternyata ada pula alat-alat rumah tanga yang terbuat dari bahan isolator. Pernahkah

kamu mengamati alat-alat rumah tangga yang fungsinya untu kmenahan panas salah

satunya adalah termos. Termos terbuat dari bahan yang memanfaatkan konduktor

panas. Untuk mengetahu iocarq kerja termos lakukan lah percobaan beriktu ini.

Page 99: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

LEMBAR KEGIATAN SISWA

Tujuan : Mengidentifikasi bahan-bahan koncluktor clan isolator

Alat clan Bahan

'r Topics bekas selai beserta penutupnya

> Toples besar beserta penutupnya

r Gabus, alumunium foil

r Gunting, selotip

Cara Kerja

Lakukan kegiatan berikut ini secara berkelompok.

Lapisi toples selai dengan kertas alumunium foil. Bungkuslah sampai rapat.

2 Toples bekas selai tadi isi dengan air panas. Kernudian tutup rapat.

88

3 Taruh gabus diclasar toples besar, lalu masukan toples selai yang berisi air panas

tadi lalu tutuplah toples rapat-rapat..

4 Setelah I 5 menit keluarkan toples selai tadi !

Jawablah pertanyaan Berikut ini!

!. Bagaimana keadaaan air yang ada cliclalam toples selai? .............................. .

2. Apakah air tersebut masih

panas? ..................................................................................................................... .

3. Me11gapa? ......................................................................................... .

Page 100: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

89

Lampiran i 2

LEMBAR PENILAIAN KERJA KELOMPOK

Kelompok

Anggota

Kelas

Aspek yang dinilai Kriteria Skor

I. Keterampilan A. Siswa dapat menggunakan a lat

dengan cepat dan benar

B. Siswa dapat menggunakan a lat

dengan benar tetapi lambat

C. Siswa dapat menggunakan a lat

dengan benar tetapi kurang betul

D. Siswa menggunakan alat dengan

lambat dan kurang betul

2. Kerj asama A. Kerjasama dengan siswa lain

baik dan penuh inisiatif

B. Kerjasama baik tetapi kurang

inisitaif

c. Kerjasama kurang baik tetapi

berinisiatif

D. Kerjasamaa kurang baik dan

kurang inisiatif

Page 101: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

90

·--~--·

l 3. Keaktifan A. Aktif clan terarah

B. Aktif tetapi kurang terarah

c. Kurang aktiftetapi terarah

D. Kurang aktif clan kuran terarah I

4. Disiplin A. Beke1:ja clengan te1iib clan ticlak

melakukan pelanggaran

B. Bekerja clenga tertib tetapi

kaclang-kaclang melakukan

pelanggaran

c. Bekerja ticlak tertib clan ticlak !

melakukan pelanggaran

D. I

Beke1ja ticlak tertib clan

5. 1-lasil ke1ja

~nd"1rn!Gm pd""gg~•• Sesuai clengan materi clan

lengkap

B. Sesuai dengan materi tetapi tidak

lengkap

C. Tidak sesum dengan materi

tetapi lengkap

D. Tidak sesuai clengan materi clan

ticlak lengkap

Page 102: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

91

Tabcl Aktivitas Siswa dalam kcrja Kclompok Pada Sildus I

Aspek Yang Dinilai Skor kelompok (%) I Rata-rata

I II III

-~ IV I(%)

-I. Keterampilan 10 15 10 15 12,5

2. Ke1:jasama 5 IO IO 10 8,75

-3. Keaktifan 10 10 10 15 11,25

4. Disiplin IO 10 5 10 8,75

5. Hasil ke1ja 10 10 5 15 10

' Jumlah 45% 55% 40% 65% 42,25%

Tabcl Aktivitas Siswa dalam kerja Kelompok Pada Siklus II

Aspek Yang Dinilai Skor kelompok (%) Rata-rata

I II III IV v (%)

1. Keterampilan 15 15 15 15 15 12,5

2. Ke1jasama 15 10 10 15 15 8,75

3. Keaktifan 10 15 15 15 15 11,25

4. Disiplin 15 15 20 15 20 8,75

5. Hasil ke1ja 15 10 15 20 20 10

Jumlah 70% 65% 75% 80% 85% 42,25%

Page 103: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

Nomor 95. Cipul.'.lt 15412. Indonesia

Telp. : (62-21) 7443328, 7401925. Fax (62-21) 744JJ::?1'

Email ; [email protected]

Nomor Lamp. !-! a I

: ET/TL.02.2/ 1/2007 : Outline/Proposal : J>crn1ohonan Izin J>enclitian

Ke1iada Ylli. Kepala ..... di-Tempat

[1ssalan111 'alaiku111 ll'r. irh.

Dengan honnat kan1i sarnpaikan ball\\<J.

Nam a

NIM

J urusan

Sen1ester

1\1aryati

503016029887

IPA - fliologi

VII ( tuj1il1)

Jakarta. 24 Januari 2007

Judul skripsi /\'lli!!,' .. !./iu!un ht:\il hclu;ur //'.·! n1en,!!..; .. u111uAun j){!l!(/e/,u;,:;;

ku11/('ktual I ( 'lLi sisn·u l('lus 1 ·1 .\If .\'irc'.iul l'o!ah /'urung ·

adalah benar mahasis\\a l·akultas /lmu Tarbiyah dan Kcguruan UIN Jakarta '"<lll~

sedang 1nenyusun skripsi. clan akan 111engadakan penelitian di instansi/sekol::h yang Saudara pimpin.

Untuk itu kan1i inohon Saudara dapat 111engizinkan 1nahasis\va tcrsebut melaksanakan pene I itian di maksud.

Atas perhaticn dan bantuan Saudara. kan1i ucapkan terin1a kasih.

Tf1assalan1u 'a/aikun11rr. irb

1e111hu.ran: I. Dekan FITK 2. f(etua Jurusnn ybs. 3. i\1fahasis\va yang bersangkutan.

Page 104: II 11114 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9141/1/MARYATI... · KONDUKTOR DAN ISOLATOR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Sirajul Falah

DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

Tclp (62-21) 74·133?0, 74(1!925. Fax. {62-2!) 7443J2k

1 Nornor 9:>, Cipuiat ! 54 ! 2, lndone.~ia Email : uinjkt<i~'.cab:_rv;~_1d

Nomor : ET/TL.02.2/ l/2006 La1np. : lnstrun1en Riset ll<tl :RISET/WAWANCARA

Te111h1rs(111

Kepada Ytll. Kepala. di-Tempat

.4ssalc11nu 'a/aik1011 l\ r. lrb.

Dengan horn1at kan1i sa111p:;1ikan bah\\·a.

Nania

NIM

Jurusan

Sen1estl!r

!\laryati

503016029887

IP.-\ - Biologi

Vll(tujuh)

.ludu! skripsi l'r.:ni11,'.!.klitU!l /;usil lh'lujor /J 1_·l iJll'l!,V,,f!.UJ/,:;_-uu /h'!f(/./J.u1u11 konll!A:!lta/ f C'Jf_J si.\·,1·a lie/us / 'j .\fl ,\·irt{/ul 1-~o!uh f\trun,'.! '"

adalah benar n1ahasiS\\·a Fakult<1s Iln1u Tarbiyah dan Keguruan L'!\- .!~1kan~1 yang sedang 111enyusun skripsi, dan akan n1engadakan pen-cl!tian (risct) di instansi/sekolah yang Saudara pimpin.

Untuk itu kan1i n1ohon bantuan Saudara terhadap n1ahasiS\\'i:I tcrscbut dalan1 melaksanakan penelitian dirnaksud.

Atas perhatian dan bantuan Saudara. kan1i ucapkan terin1a kasih.

IVassa/annt 'a/aikznn 1rr. irh.

a.n. !)ekan Pembantu Dekan Biel. J\kadcmik.

~~~ -~·. 1-1. . .\ziz ~irrozi. ~,1;\

'NII'. 150 202 343_ ;;-

I. Dckan I' ITK 1 Kctua .luru::an vbs. 3. lvlaha5is\\'a ya1;g bcrsangkulan.