IDX Newsletteridx.co.id/Portals/0/StaticData/Publication/Newsletter/FileDownload/... · Pengawasan...

8
PT Bank Yudha Bhakti Tbk Tancap Gas Setelah IPO [Lot.6] [Lot.7] Menangkap Peluang Baru Produk Derivatif INDEKS APRIL 2015 IDX Newsletter MEMACU PERAN PASAR MODAL UNTUK PERTUMBUHAN EKONOMI ASEAN Setelah IHSG Menembus Level 5.500 Belanja investor asing yang meningkat ikut memicu kenaikan IHSG menembus level 5.500. Rekor yang tercipta merepresentasikan bahwa pasar saham Indonesia sedang dalam tren positif untuk melanjutkan penguatan. [Lot.6] Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK bersama CEO Bursa Malaysia, Deputy CEO Hanoi Stock Exchange, Direktur Utama BEI, Direksi SRO, dan Pejabat OJK pada ASEAN Broker Conference & Networking 2015. HEADLINE Bursa Efek Indonesia menggelar ajang ASEAN Broker Conference & Networking 2015 di Bali. Ratusan broker dari enam negara ASEAN berpatisipasi dalam kegiatan yang bertujuan untuk memacu likuiditas pasar modal ASEAN tersebut. eran negara-negara kawasan Asia Tenggara dalam memompa per- tumbuhan ekonomi dunia semakin diperhitungkan. Terlihat dari angka pertumbuhan ekonomi negara-negara yang tergabung dalam Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) dalam 14 tahun terakhir. Sepanjang tahun 2000 hingga 2013 pertumbuhan ekonomi di ASEAN menca- pai 5,1%. Sedangkan pada tahun 2014 angka tersebut telah meningkat menjadi 6%. Capaian tadi dikatakan Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Ito Warsito telah menempatkan ASEAN sebagai blok ekonomi terbesar ke-5 di dunia. Lebih jauh, Ito meyakini dengan bekal segudang po- tensi yang dimiliki, negara-negara ASEAN akan mampu mempertahankan pertumbuh- an ekonomi yang tinggi pada satu dekade ke depan. “Secara agregat, ASEAN berpo- tensi menghasilkan produk domestik bruto (PDB) sekitar US$7 triliun pada 2030 men- datang,” ujar Ito pada acara ‘ASEAN Bro- ker Conference & Networking 2015,’ di Bali, Sabtu, (14/3). Potensi yang dimaksud di antaranya fak- tor pendukung demografi, penduduk muda, pasokan tenaga kerja terampil, upah kom- petitif, serta posisi geografis yang strategis. Tidak kalah penting, ASEAN memiliki pasar modal yang berpotensi sebagai sum- ber pendanaan untuk pembiayaan faktor- faktor pendukung percepatan pertumbuhan ekonomi ASEAN. Untuk tujuan itu, Ito ber- harap para pelaku pasar modal khususnya perusahaan efek se-ASEAN dapat mem- promosikan ekonomi ASEAN sebagai satu asset class, yang akan memacu peningkatan kapitalisasi dan likuiditas perdagangan di pasar modal anggota ASEAN. Atas maksud dan tujuan tersebut, BEI menggelar kegiatan ‘ASEAN Broker Confe- P AN. Dengan begitu, pertumbuhan ekonomi negara-negara ASEAN diyakini dapat berkembang menyusul semakin terbukanya kesempatan berinvestasi bagi para investor di pasar modal ASEAN. Hingga akhir tahun 2014, BEI mencatat total kapitalisasi pasar modal di tujuh nega- ra ASEAN mencapai US$2,3 triliun dengan jumlah perusahaan mencapai 3.723 perusa- haan. Sementara pada tahun 2011 jumlah perusahaan yang tercatat hanya mencapai 3.600 perusahaan dengan nilai kapitalisasi US$1,8 triliun. Pada masa datang, pasar modal ASE- AN diyakini akan terus berkembang seba- gaimana diungkapkan Kepala Eksekutif Pengawasan Pasar Modal OJK Nurhaida yang ikut hadir dalam acara tersebut. “Asia Tenggara merupakan salah satu pasar yang besar yang ada di dunia. Jadi pasar modal- nya sangat potensial dengan pertumbuhan PDB yang tinggi di US$2,4 triliun serta dengan banyaknya jumlah penduduk yang mencapai 600 juta orang,” ujarnya. STANDAR PERATURAN ASEAN Selain membangun komitmen untuk mempromosikan ekonomi kasawan ASE- AN, ajang ASEAN Broker Conference & Networking 2015 juga dimanfaatkan seba- gai upaya persiapan menjelang penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Kita tahu persiapan penting sebelum meng- hadapi MEA tidak lain adalah terkait stan- dar peraturan yang harus disepakati oleh para regulator pasar modal se-ASEAN, ter- masuk Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dalam kesempatan itu Kepala Ek- sekutif Pengawasan Pasar Modal OJK Nurhaida mengatakan, saat ini pihaknya masih membahasnya dengan regulator lain. Saat ini menurutnya terdapat enam pasar modal yang berkembang di ASEAN. Tiga di antaranya sudah tergabung dalam Ex- change Linkage, yakni Singapura, Malaysia, dan Thailand. Indonesia belum bergabung lantaran rence & Networking 2015’ yang di gelar pada tanggal 14 Maret 2015 di Jimbaran, Bali. Ini bukan yang pertama, acara serupa pernah digelar di Phuket, Thailand pada 28-29 Juli 2011. Dikatakan Ito kegiatan tersebut merupakan upaya BEI dalam memfasilitasi perusahaan efek agar dapat bekerja sama meningkatkan peran pasar modal di Asia Tenggara serta mempersiapkan diri menje- lang pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). “Harapannya, dari sini mereka bertemu dan saling memahami ser- ta bekerja sama,” jelas Ito. Kegiatan tersebut diikuti oleh 111 pe- rusahaan efek yang terdaftar di tujuh bur- sa efek pada enam negara ASEAN, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI), Bursa Malay- sia, Philippine Stock Exchange, Singapore Exchange, Stock Exchange of Thailand, serta dua bursa dari Vietnam yakni Hanoi Stock Exchange dan Ho Chi Minh Stock Exchange. Untuk meningkatkan peran pasar mo- dal dalam mempertahankan pertumbuhan ekonomi, dikatakan Ito, bursa efek ASEAN harus meningkatkan kapitalisasi dan likuidi- tasnya. “Kita harus bisa membangun para- digma baru mengenai ASEAN beserta mar- ket-nya agar bisa menarik investasi. Karena sampai dengan akhir 2014 total kapitalisa- si pasar modal di tujuh bursa meningkat menjadi US$2,3 triliun. Padahal sejak acara ASEAN Broker pertama di Thailand tahun 2011, total kapitalisasi saat itu hanya US$1,8 triliun,” papar Ito. Lebih lanjut Ito mengatakan, dalam rangka meningkatkan nilai kapitalisasi pasar modal tersebut, bursa-bursa ASEAN harus mampu menciptakan produk inves- tasi dan meningkatkan implementasi atas target yang telah ditetapkan, serta memper- mudah akses investasi ke pasar modal ASE- Kinerja Indeks Syariah di BEI Jakarta Islamic Index (JII) dan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) menjadi alternatif acuan investasi bagi investor yang mengedepankan prinsip syariah dalam berinvestasi. Performa kedua indeks setahun terakhir cukup menarik. [Lot.2] Belajar Mengelola Keuangan Sejak SMP Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mulai memperkenalkan pengelolaan keuangan pada murid-murid SMP dengan meluncurkan buku literasi keuangan berjudul “Mengenal Otoritas Jasa Keuangan dan Industri Jasa Keuangan”. [Lot.3] Sekolah Pasar Modal dan Sekolah Pasar Modal Syariah [Lot.5] Sukuk Negara Ritel SR-007 Sukuk Terbesar yang Diterbitkan Pemerintah [Lot.4] ASEAN Broker Conference & Networking 2015 ... Bersambung ke halaman 2.

Transcript of IDX Newsletteridx.co.id/Portals/0/StaticData/Publication/Newsletter/FileDownload/... · Pengawasan...

PT Bank Yudha Bhakti Tbk

Tancap Gas Setelah IPO[Lot.6]

[Lot.7]

Menangkap Peluang BaruProduk Derivatif

INDEKS

aprIl 2015IDXNewsletter

MeMacu Peran PaSar MODal unTukPerTuMBuhan ekOnOMI aSean

Setelah IhSG Menembus level 5.500

Belanja investor asing yang meningkat ikut memicu kenaikan IHSG menembus

level 5.500. Rekor yang tercipta merepresentasikan bahwa pasar saham

Indonesia sedang dalam tren positif untuk melanjutkan penguatan.

[Lot.6]

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK bersama CEO Bursa Malaysia, Deputy CEO Hanoi Stock Exchange, Direktur Utama BEI, Direksi SRO, dan Pejabat OJK pada ASEAN Broker Conference & Networking 2015.

hEaDlINE

Bursa Efek Indonesia menggelar ajang ASEAN Broker Conference & Networking 2015 di Bali. Ratusan broker dari enam negara ASEAN berpatisipasi dalam kegiatan yang bertujuan untuk memacu likuiditas pasar modal ASEAN tersebut.

eran negara-negara kawasan Asia Tenggara dalam memompa per-tumbuhan ekonomi dunia semakin diperhitungkan. Terlihat dari angka

pertumbuhan ekonomi negara-negara yang tergabung dalam Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) dalam 14 tahun terakhir. Sepanjang tahun 2000 hingga 2013 pertumbuhan ekonomi di ASEAN menca-pai 5,1%. Sedangkan pada tahun 2014 angka tersebut telah meningkat menjadi 6%.

Capaian tadi dikatakan Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Ito Warsito telah menempatkan ASEAN sebagai blok ekonomi terbesar ke-5 di dunia. Lebih jauh, Ito meyakini dengan bekal segudang po-tensi yang dimiliki, negara-negara ASEAN akan mampu mempertahankan pertumbuh-an ekonomi yang tinggi pada satu dekade ke depan. “Secara agregat, ASEAN berpo-tensi menghasilkan produk domestik bruto (PDB) sekitar US$7 triliun pada 2030 men-datang,” ujar Ito pada acara ‘ASEAN Bro-ker Conference & Networking 2015,’ di Bali, Sabtu, (14/3).

Potensi yang dimaksud di antaranya fak-tor pendukung demografi, penduduk muda, pasokan tenaga kerja terampil, upah kom-petitif, serta posisi geografis yang strate gis. Tidak kalah penting, ASEAN memiliki pasar modal yang berpotensi sebagai sum-ber pendanaan untuk pembiayaan faktor-faktor pendukung percepatan pertumbuhan ekonomi ASEAN. Untuk tujuan itu, Ito ber-harap para pelaku pasar modal khususnya perusahaan efek se-ASEAN dapat mem-promosikan ekonomi ASEAN sebagai satu asset class, yang akan memacu peningkatan kapitalisasi dan likuiditas perdagangan di pasar modal anggota ASEAN.

Atas maksud dan tujuan tersebut, BEI menggelar kegiatan ‘ASEAN Broker Confe-

P

AN. Dengan begitu, pertumbuhan ekonomi negara-ne gara ASEAN diyakini dapat berkembang menyusul semakin terbukanya kesem pat an berinvestasi bagi para investor di pasar modal ASEAN.

Hingga akhir tahun 2014, BEI mencatat total kapitalisasi pasar modal di tujuh nega-ra ASEAN mencapai US$2,3 triliun dengan jumlah perusahaan mencapai 3.723 perusa-haan. Sementara pada tahun 2011 jumlah perusahaan yang tercatat hanya mencapai 3.600 perusahaan dengan nilai kapitalisasi US$1,8 triliun.

Pada masa datang, pasar modal ASE-AN diyakini akan terus berkembang seba-gaimana diungkapkan Kepala Eksekutif Pengawasan Pasar Modal OJK Nurhaida yang ikut hadir dalam acara tersebut. “Asia Tenggara merupakan salah satu pasar yang besar yang ada di dunia. Jadi pasar modal-nya sangat potensial dengan pertumbuhan PDB yang tinggi di US$2,4 triliun serta dengan banyaknya jumlah penduduk yang mencapai 600 juta orang,” ujarnya.

Standar Peraturan aSeanSelain membangun komitmen untuk

mempromosikan ekonomi kasawan ASE-AN, ajang ASEAN Broker Conference & Networking 2015 juga dimanfaatkan seba-gai upaya persiapan menjelang penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Kita tahu persiapan penting sebelum meng-hadapi MEA tidak lain adalah terkait stan-dar peraturan yang harus disepakati oleh para regulator pasar modal se-ASEAN, ter-masuk Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Dalam kesempatan itu Kepala Ek-sekutif Pengawasan Pasar Modal OJK Nurhaida mengatakan, saat ini pihaknya masih membahasnya dengan regulator lain. Saat ini menurutnya terdapat enam pasar modal yang berkembang di ASEAN. Tiga di antaranya sudah tergabung dalam Ex-change Linkage, yakni Singapura, Malaysia, dan Thailand.

Indonesia belum bergabung lantaran

rence & Networking 2015’ yang di gelar pada tanggal 14 Maret 2015 di Jimbaran, Bali. Ini bukan yang pertama, aca ra serupa pernah digelar di Phuket, Thailand pada 28-29 Juli 2011. Dikatakan Ito ke giatan tersebut merupakan upaya BEI dalam memfasilitasi perusahaan efek agar dapat bekerja sama meningkatkan peran pasar modal di Asia Tenggara serta mempersiapkan diri menje-lang pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). “Harapannya, dari sini mereka bertemu dan saling memahami ser-ta bekerja sama,” jelas Ito.

Kegiatan tersebut diikuti oleh 111 pe-rusahaan efek yang terdaftar di tujuh bur-sa efek pada enam negara ASEAN, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI), Bursa Malay-sia, Philippine Stock Exchange, Singapore Exchange, Stock Exchange of Thailand, serta dua bursa dari Vietnam yakni Hanoi Stock Exchange dan Ho Chi Minh Stock Exchange.

Untuk meningkatkan peran pasar mo-dal dalam mempertahankan pertumbuhan ekonomi, dikatakan Ito, bursa efek ASEAN harus meningkatkan kapitalisasi dan likuidi-tasnya. “Kita harus bisa membangun para-digma baru mengenai ASEAN beserta mar­ket-nya agar bisa menarik investasi. Karena sampai dengan akhir 2014 total kapitalisa-si pasar modal di tujuh bursa meningkat menjadi US$2,3 triliun. Padahal sejak acara ASEAN Broker pertama di Thailand tahun 2011, total kapitalisasi saat itu hanya US$1,8 triliun,” papar Ito.

Lebih lanjut Ito mengatakan, dalam rangka meningkatkan nilai kapitalisasi pasar modal tersebut, bursa-bursa ASEAN harus mampu menciptakan produk inves-tasi dan meningkatkan implementasi atas target yang telah ditetapkan, serta memper-mudah akses investasi ke pasar modal ASE-

kinerja Indeks Syariah di BeI

Jakarta Islamic Index (JII) dan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) menjadi alternatif acuan investasi bagi investor

yang mengedepankan prinsip syariah dalam berinvestasi. Performa kedua indeks

setahun terakhir cukup menarik.[Lot.2]

Belajar Mengelola keuangan Sejak SMP

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mulai memperkenalkan pengelolaan keuangan

pada murid-murid SMP dengan meluncurkan buku literasi keuangan berjudul “Mengenal Otoritas Jasa Keuangan dan Industri Jasa

Keuangan”.[Lot.3]

Sekolah Pasar Modal dan Sekolah Pasar Modal

Syariah[Lot.5]

Sukuk Negara Ritel SR-007

Sukuk Terbesar yang Diterbitkan Pemerintah

[Lot.4]

ASEAN Broker Conference & Networking 2015

... Bersambung ke halaman 2.

- POjOk reDakSI:

aprIl 2015

2

hEaDlINE

IDXNewsletter

IDX Newsletter PeneRbit:

PT Bursa Efek Indonesia (BEI)

Penanggung jawab: Ito Warsito

KooRdinatoR: Irmawati Amran

tim editoR: Hani Ahadiyani, Ibnu Anshary,

Eko Susanto, dan Awan Wahyu K.

alamat RedaKsi & siRKulasi:Gedung Bursa Efek Indonesia Tower I Lt.6, Jl Jend. Sudirman

Kav. 52-53, Jakarta 12190. Telp. 5150515, Fax. 5150330.

e-mail: [email protected]

ASEAN kini dinilai sebagai salah satu blok ekonomi terbesar dan terpenting di dunia. Bahkan diper-kirakan blok ekonomi ASEAN berpotensi menghasilkan Produk Domestik Bruto (PDB) sekitar US$7 triliun di tahun 2030 menda-tang. Dengan perkiraan pertumbuh-an ekonomi tersebut, maka pasar modal diyakini dapat berperan sebagai sumber pendanaan untuk pembiayaan faktor-faktor pendu-kung. Oleh ka rena itu, pada edisi kali ini kami akan mengangkat liputan penyelenggaraan ASEAN Broker Conference & Networking 2015 di Bali sebagai Headline.

Sejalan dengan dicanangkan-nya tahun 2015 sebagai Tahun Pasar Modal Syariah oleh OJK, kami me-nampilkan ulasan menarik tentang kinerja indeks saham syariah dan sukuk SR-007 pada rubrik Investor Corner. Edisi kedua di tahun 2015 ini juga menyajikan bagaimana OJK menggiatkan literasi keuangan de-ngan meluncurkan “Buku Mengenal OJK dan Industri Jasa Keuangan”

Market Update kami tampilkan untuk memberi gambar an historis sebulan terakhir. Profil PT Bank Yu-dha Bakti Tbk (BBYB) kami tampil-kan pada rubrik Company Visit pada edisi kali ini, ka rena BBYB adalah perusahaan yang melakukan IPO pertama pada tahun 2015 ini. Ter-akhir, perkembangan dan rencana BEI dalam mengaktifkan kembali perdagangan derivatif dapat Anda baca dalam rubrik IDX Corner.

Selamat MembacaRedaksi

ndeks Harga Saham Ga-bung an (IHSG) meng akhiri perdagangan tahun 2014 pada posisi 5.226,947. Saat

yang sama, JII ditutup pada po-sisi 691,039 poin. Sedangkan ISSI ditutup pada level 168,638 poin. Pada hari pertama perdagangan BEI tahun 2014, tepatnya pada 2 Januari, IHSG berada pada level 4.327,265, sedangkan JII berada pada posisi 596,148 dan ISSI pada posisi 145,607.

Dengan demikian dalam ren-tang setahun, selama 2014, IHSG melesat 20,79%, JII naik 15,92%, dan ISSI naik 15,82%. Berlanjut, ketika IHSG mencapai rekor tertinggi pada 6 Maret 2015 pada posisi 5.514,787 (naik 5,19% sejak awal 2015), JII ikut terkerek ke posisi 734,847 (naik 5,81% sejak awal 2015). Sedangkan ISSI menuju level 175,741 (naik 3,85% sejak awal 2015).

Melihat fakta tersebut, pergerak-an indeks syariah berjalan seiring de-ngan perkembangan IHSG. Hal ini juga menunjukkan, bahwa saham-saham yang direkomendasikan secara resmi oleh De-wan Ekonomi Syariah ini cukup menda-pat res pons dari para investor.

Seperti diketahui, terdapat dua indeks syariah di BEI, masing-masing Jakarta Islamic Index (JII) yang diluncurkan pada tanggal 3 Juli 2000 dan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) diluncurkan pada 12 Mei 2011. Berdasarkan rekomendasi Dewan Syariah Nasional (DSN), ada lebih dari 300 emiten dari total 506 saham BEI yang saat ini masuk Daftar Efek Syariah (DES).

Kedua indeks menjadi acuan perge-rakan harga saham-saham syariah yang direkomendasikan DSN, yang lazimnya dievaluasi setiap enam bulan. Saham-sa-ham yang direkomendasikan DSN dinilai layak memenuhi prinsip syariah dari sisi jenis usaha, prinsip, dan praktik bisnis. Se-suai dengan Ketentuan OJK No. IX.A.13,

dan Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, efek syariah adalah efek yang akad, cara, dan kegiatan usaha-nya tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah di pasar modal.

Seiring dengan perkembangan pasar modal syariah, respons investor atas pe-luang investasi pada instrumen berbasis syariah semakin meningkat. Jika melihat tren pergerakan indeks syariah, indeks JII memperlihatkan performa cukup meya-kinkan. Kehadirannya yang sudah sekian lama, semakin meyakinkan investor un-tuk menjadikannya sebagai indeks acuan. Seiring berjalannya waktu, performa ISSI tentu saja akan ikut tumbuh positif.

dukungan OJkMelihat potensi tersebut, Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) pun berupaya mendo-rong agar investasi dengan prinsip syariah makin banyak dipilih para investor lokal. Langkah terbaru OJK adalah mengada-kan kegiatan lomba logo & tagline Pasar Modal Syariah. Kegiatan ini menandai penetapan tahun 2015 sebagai Tahun Pasar Modal Syariah.

Seiring dengan pencanangan tersebut, OJK berkomitmen mendorong penguat-an regulasi yang mendukung percepat-an pengembangan pasar modal syariah. Langkah yang ditempuh seperti penyem-purnaan beberapa peraturan penerbitan efek syariah maupun perumusan pera-

turan baru di bidang pasar mo-dal syariah. Sedangkan bebera-pa peraturan lama yang kurang mendukung percepatan pem-bangunan pasar modal syariah akan direvisi.

Langkah yang lebih strate-gis adalah rencana penyusunan Roadmap Pasar Modal Syariah. Hal ini penting agar bisa men-jadi pedoman bagi regulator dan stakeholders dalam menentukan arah perkembangan pasar mod-al syariah di Indonesia. Peny-usunan roadmap, menurut OJK akan fokus pada isu pen ting seperti penguatan regulasi, pe-ningkatan supply and demand, pengembangan SDM, promosi dan edukasi, serta si nergitas.

Harus diakui, penetrasi produk syariah pasar modal syariah perlu didorong untuk

terus berkembang agar makin kompetitif dibanding pasar modal konvensional. Karena itu kegiatan untuk mening katkan awareness dan hasil pencapaian akan mendapat perhatian otoritas.

Jika melihat potensi pasar Indonesia, tentu kontribusi produk syariah di pasar modal terhadap industri pasar modal masih sangat potensial untuk terus di-tingkatkan. Sejak pertama kali diterbitkan hingga awal Februari 2015, total nilai penerbitan sukuk korporasi telah menca-pai Rp12,9 triliun yang berasal dari 32 perusahaan. Sedangkan nilai outstanding sukuk korporasi mencapai Rp7,1 triliun dengan market share 3,2% dan outstand­ing sukuk negara mencapai Rp121 triliun dengan market share 9,54%.

Sementara itu, outstanding reksa dana syariah pada periode yang sama menca-pai Rp11,25 triliun dengan market share 4,63%. Jumlah emiten yang direkomen-dasikan masuk saham syariah seba nyak 332 emiten dengan nilai kapitalisasi Rp3.011 triliun, setara dengan 56,4% dari total nilai kapitalisasi seluruh saham yang tercatat di BEI. e (Tim BEI)

kinerja Indeks Syariah di BeIJakarta Islamic Index (JII) dan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) menjadi alternatif acuan investasi bagi investor yang mengedepankan prinsip syariah dalam berinvestasi. Performa kedua indeks setahun terakhir cukup menarik.

I

sejumlah peraturan pasar modal dalam negeri belum sesuai dengan standar. “Tiga negara yang saya singgung itu sudah me-nyepakati nation disclosure standard untuk mekanisme penawaran umum perdana. Jadi mereka sudah linked,” ujarnya saat tatap muka dengan awak media usai pembukaan ASEAN Broker Conference & Network-ing 2015, di Bali, Sabtu, (14/3/2015).

Meski begitu Indonesia dikatakannya, memiliki kelebihan dari standar minimum yang disepakati tiga negara itu. Misalnya kata Nurhaida, peraturan pasar modal In-donesia mewajibkan emiten untuk mema-parkan penggunaan dana hasil penawaran umum, sementara tiga negara tadi tidak mewajibkan. “Jadi, Indonesia sudah me-

lebihi standar terkait disclosure,” imbuhnya. Namun yang jadi masalah ketika Indonesia bekerja sama dengan tiga negara yang telah ikut MoU, standar Indonesia diturunkan, atau mereka yang menaikkan standarnya agar sejajar dengan pasar modal.

Adapun Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia Ito Warsito menilai bah-wa ASEAN Link pada tiga negara yakni Thailand, Malaysia, dan Singapura terjadi karena didukung faktor sejarah dan hu-kum yang sama-sama diadopsi dari Inggris. “Nah, kita harus bisa menyinergikan aturan hukum yang ada di Indonesia dengan yang mereka punya. Ini untuk mencari titik te-ngah jika terjadi dispute, baik mengenai ga-gal bayar dalam transaksi atau gagal serap

dalam penawaaran umum,” ujarnya.Ito juga mengungkap berbagai kelebih-

an pasar modal Indonesia yang tidak dimi-liki tiga negara tersebut di antaranya aturan tentang penyelesaian transaksi yang wajib diselesaikan pada hari bursa ke-3 (T+3). Pasar modal Indonesia juga memiliki lem-baga kliring dan penjaminan yakni PT Kliring Penjamin Efek Indonesia (KPEI). Adapun terkait rencana sinergi BEI de-ngan bursa-bursa lain ASEAN belum bisa diperkirakan, sebab kembali lagi harus ada kerja sama antar regulator pasar modal masing-masing anggota ASEAN.e

(Tim BEI)

Sambungan dari halaman 1 ...

IDx upDatE

IDx upDatE

aprIl 2015

3 IDXNewsletter

uasana meriah terlihat di SMP Lab School Kebayoran Baru Jakarta, akhir Februari lalu. Murid-murid kelas 7 hingga kelas 9 sekolah ini

tampak antusias menghadiri peluncuran buku yang diadakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Buku berjudul “Mengenal Otoritas Jasa Keuangan dan Industri Jasa Keuang-an” ini khusus dibuat untuk para pela-jar Sekolah Menengah Pertama (SMP). Setelah kegiatan pertama yang diadakan awal Februari di SMPN 8 Malang, Jawa Timur, kini SMP Lab School yang terpilih sebagai tempat peluncuran buku literasi keuangan yang kedua. Sontak rasa ingin tahu para siswa mengenai apa itu literasi keuangan mewarnai suasana hari itu. Lite-rasi keuang an atau yang diartikan sebagai tahu, yakin, dan terampil pada produk keuangan ini memang istilah baru yang belakangan ba nyak disebut OJK. Tak hanya ditujukan untuk masyarakat umum, literasi keuangan juga ditujukan pada mu-rid-murid sekolah.

Peluncuran buku ini dihadiri Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendik-bud) Anies Baswedan dan Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad, serta anggota Dewan Komisioner OJK Kusumaningtuti S. Soetiono yang menyam-paikan laporan penerbitan buku Menge-nal Otoritas Jasa Keuangan dan Industri Jasa Keuangan. Menurut Kusumaningtuti, edukasi pengenalan OJK terhadap semua lini sangat penting, khususnya tingkat pen-didikan dasar dan menengah. “Oleh ka-renanya, penerbitan buku pengenalan OJK ini pertama kali diujicobakan pada tingkat pendidikan menengah kepada 1.270 SMA pada Juli tahun lalu,” ujarnya. Setelah se-lesai membagikan buku kepada murid-murid SMA, program edukasi berlanjut ke tingkat SMP dan nantinya akan berlanjut ke pendidikan dasar. Menurutnya, OJK akan menyiapkan bahan materi maupun alat peraga pengenalan literasi keuang an untuk tingkat Sekolah Dasar (SD). Hal ini karena murid-murid SD dianggap lebih mudah memahami pendidikan keuangan dengan alat peraga disamping buku.

Mendikbud Anies Baswedan dalam sambutannya menyampaikan apresiasi-nya pada penerbitan buku ini, baik ke-pada pihak Kemendikbud, OJK, maupun instansi lainnya yang turut bekerja sama. Menurutnya, pendidikan mengenai dunia keuangan sudah sepatutnya diajarkan dan dikenalkan kepada para siswa saat ini. Mengingat pemahaman dan pengelolaan dunia keuangan sudah sangat mendasar dalam kehidupan di era sekarang, berbe-da dengan era sebelumnya. “Edukasi ini membantu mempersiapkan para gene rasi penerus untuk mengatasi masalah ke-uangan, bukan pada saat ini saja, tetapi yang terutama permasalahan di masa de-pan. Para siswa perlu memahami pula per-soalan pengelolaan keuangan baik dalam tingkat nasional maupun internasional,” jelasnya.

Buku ini berisi pengenalan perenca-naan keuangan sejak dini untuk mening-

terampilan, dan sikap. “Buku ini sangat aplikatif karena dalam proses penyusun-annya melibatkan pelaku usaha di sektor jasa keuangan. Sehingga, materi-materi yang terdapat dalam buku ini merupakan pengetahuan dasar yang mengacu pada praktik dan kondisi riil di lapangan,” kata Kusumaningtuti. Buku Mengenal Otoritas Jasa Keuangan dan Industri Jasa Keuang-an ini rencananya akan diujicobakan peng gunaannya pada 1.521 SMP yang tersebar di seluruh Indonesia.

Ketua Dewan Komisioner OJK Mulia-man D. Hadad menjelaskan, OJK sejak ta-hun 2014 sudah bekerjasama dengan Ke-menterian Pendidikan dan Kebudayaan serta pelaku Industri Jasa Keuangan un-tuk menyusun materi literasi keuangan untuk jenjang pendidikan formal tingkat SMA dan SMP dalam bentuk buku. Di tingkat SMA, buku tersebut merupakan pengayaan dari mata pelajaran Ekonomi dan telah diluncurkan pada 14 Juli tahun 2014.

Menurut Muliaman, program ini merupakan implementasi dari salah satu pilar Strategi Nasional Literasi Keuangan yaitu menyusun materi literasi keuangan mencakup seluruh sektor jasa keuangan untuk setiap jenjang pendidikan formal. Pada awal Februari 2015, OJK telah ter-lebih dahulu menggelar Training of Train­ers yang diikuti 66 guru mata pelajaran IPS dan merupakan perwakilan dari se-luruh Indonesia di Hotel Sari Pan Pa-cific, Jakarta. Kegiatan ini digelar untuk membekali materi OJK dan Industri Jasa Keuangan kepada para guru yang akan menjadi perpanjangan tangan OJK dalam menyampaikan materi kepada para siswa di seluruh Indonesia.e

(Tim BEI)

katkan pengetahuan dan keterampilan para siswa mengenai produk dan jasa keuangan yang dapat meningkatkan kese-jahteraan masyarakat. Kusumaningtuti menjelaskan, materi yang disampaikan dalam buku untuk SMP tersebut adalah mengenai pengenalan tentang OJK yang meliputi perbankan, asuransi, pembiaya-

an, pasar modal, dana pensiun, dan pe-gadaian. Penyusunan materi buku di-lakukan dengan meminta masukan dari perwakilan pelaku usaha jasa keuangan sehingga materi yang ada dapat meng-gambarkan industri jasa keuangan secara nyata, dan menekankan aspek peningkat-an pengetahuan atau pemahaman, ke-

Belajar Mengelola keuangan Sejak SMPS Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mulai memperkenalkan pengelolaan keuangan pada

murid-murid SMP dengan meluncurkan buku literasi keuangan berjudul “Mengenal Otoritas Jasa Keuangan dan Industri Jasa Keuangan”.

aprIl 2015

4

INvEStor corNEr

IDXNewsletter

ukuk Negara adalah Surat Ber-harga Negara yang diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indo-nesia berdasarkan prinsip syari-

ah. Pemerintah, melalui Kementerian Keuangan, hingga saat ini sudah tujuh kali menerbitkan Sukuk Negara yang dijual untuk investor ritel (investor individu), atau disebut Sukuk Negara Ritel. Su-kuk Negara Ritel seri SR-007 yang baru saja diterbitkan pemerintah, dicatatkan di Bursa Efek Indonesia sejak 12 Maret 2015.

Sukuk Negara Ritel SR-007 diterbit-kan sesuai dengan kebutuhan pembiaya -an Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2015 dan strategi pe-ngelolaan utang pemerintah tahun ini. Menariknya, penerbitan Sukuk Negara Ritel ini diserap oleh investor dengan nilai tertinggi dibandingkan Sukuk Negara Ri-tel seri-seri sebelumnya, yakni sebesar Rp21,97 triliun dengan jumlah investor sebanyak 29.706 orang. “Jumlah inves-tor menurun, tapi total penyerapan da-nanya meningkat dibanding tahun lalu,” ujar Robert Pakpahan, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko di kantor Kementerian Keuangan, Senin, 9 Maret 2015.

Menurut Robert, pada penerbitan tahun lalu jumlah investor yang mem-beli Sukuk Negara Ritel sebanyak 34.692 orang dengan total dana Rp19,3 triliun. Ia menyatakan penurunan jumlah investor itu tak bermasalah asalkan dana yang di-

hasilkan meningkat dan dapat membiayai APBN-P 2015. Selain itu, total penerbitan Sukuk Negara Ritel seri SR-007 merupa-kan penerbitan Sukuk Negara terbesar selama ini. “Ini menunjukkan besarnya minat beli investor,” tandasnya. Direk-tur Pembiayaan Syariah Kementerian Keuangan Suminto mengatakan, under­lying asset penerbitan SR-007 terdiri atas proyek-proyek pemerintah yang telah mendapatkan alokasi dalam APBN-P 2015. “Khususnya yang berfokus pada pembangunan infrastruktur, sesuai de-ngan target pemerintah,” ujarnya.

Kementerian yang akan memanfaat-kan dana hasil penerbitan SR-007 adalah Kementerian Perhubungan untuk proyek pembangunan pelabuhan, landasan pacu, stasiun, jalan umum, dan jembatan. Ke-menterian lain yang mendapatkan dana dari SR-007 adalah Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi untuk proyek rehabilitasi gedung perguruan tinggi dan Kementerian Agama untuk proyek pengadaan tanah, gedung, bangu-nan rumah ibadah, dan rehabilitasi gedung Perguruan Tinggi Islam Negeri.

Penawaran SR-007 dilakukan melalui 22 agen penjualan yang terdiri atas 17 bank dan 5 perusahaan efek pada 23 Februari-6 Maret 2015. Settlement SR-007 dilakukan pada 11 Maret 2015 atau sehari sebelum dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada 12 Maret 2015. Ke-17 bank tersebut ada-lah Bank ANZ Indonesia, Bank Central Asia, Bank CIMB Niaga, Bank Danamon

Sukuk Terbesar yang Diterbitkan PemerintahSukuk Negara Ritel ke-7 yang diterbitkan pemerintah senilai Rp21,97 triliun pada bulan Maret 2015 menjadi sukuk negara terbesar yang diterbitkan hingga saat ini. Siapa saja yang membeli Surat Berharga Negara berbasis syariah ini?

Sukuk Negara Ritel SR-007

S Terms and Conditions Sukuk Negara Ritel seri SR-007No Keterangan Jumlah

1 Nominal Penerbitan Rp21.965.035.000.000,00

2 Tingkat Imbalan 8,25% per tahun (fixed rate)

3 Tanggal Penerbitan 11 Maret 2015

4 Tanggal Jatuh Tempo 11 Maret 2018

5 Pembayaran Imbalan tanggal 11 setiap bulan

6 Tradability Tradable, dengan Holding Period selama 1 bulan

7 Akad Ijarah Asset to be Leased

8 Underlying asset Proyek APBN 2015

Indonesia, Bank Internasional Indonesia, Bank Mandiri, Bank Syariah Mandiri, Bank Mega, Bank Muamalat Indonesia, Bank Tabungan Negara (BTN), Bank Negara Indonesia (BNI), Bank OCBC NISP, Bank Permata, Bank Rakyat Indo-nesia (BRI), Bank BRI Syariah, Standard Chartered Bank, dan The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited (HSBC). Sementara lima perusahaan efek yang menjadi agen penjual Sukuk Negara Ritel SR-007 adalah Bahana Securities, Danareksa Sekuritas, Reliance Securities, Sucorinvest Central Gani, dan Trimegah Securities.

Pemesan Sukuk Negara Ritel seri SR-007, menurut Robert Pakpahan, ter-banyak berasal dari Sumatera dan Jawa. “Kami pisahkan antara DKI Jakarta dan Indonesia bagian barat, seperti Sumatera dan Jawa,” katanya. Pemesan dari Jawa dan Sumatera mencapai 50,8 persen, di-ikuti DKI Jakarta 38,8 persen, Indonesia bagian tengah 10 persen, dan Indonesia bagian timur 0,4 persen. Adapun jumlah investor dari wilayah Indonesia bagian ba-rat menyumbang 57,9 persen, DKI Jakarta 32,92 persen, Indonesia bagian tengah 8,7 persen, dan Indonesia bagian timur 0,5 persen. Berdasarkan jenis profesi, kelom-pok masyarakat yang berprofesi sebagai wiraswasta tergolong sebagai kelompok terbesar dalam transaksi sukuk. Adapun berdasarkan usia, masyarakat usia 41-55 tahun paling banyak berinvestasi. Namun, volume investasi terbesar didominasi oleh kelompok usia di atas 55 tahun.e

(Tim BEI)

Sebaran Investor Sukuk Negara Ritel seri SR-007 Berdasarkan Kelompok Profesi

No Profesi Volume Pembelian (%)

Jumlah Investor (%)

1 PNS 2,67 7,06

2 Pegawai Swasta 24,17 25,68

3 Ibu Rumah Tangga 15,60 16,18

4 Wiraswasta 40,51 30,23

5 TNI/Polri 0,55 0,72

6 Lainnya 16,50 20,13

DKI JakartaPenjatahan: Rp8.541,780 Miliar (38,8%)Jumlah Investor: 9.787 Orang (32,92%)

Indonesia Bagian TimurPenjatahan: Rp88,545 Miliar (0,40%)Jumlah Investor: 159 Orang (0,53%)

Indonesia Bagian Barat(Kecuali DKI Jakarta)

Penjatahan: Rp11.148,145 Miliar (50,8%)Jumlah Investor: 17.168 Orang (57,9%)

Indonesia Bagian Tengah

Penjatahan: Rp2.186,565 Miliar (9,95%)Jumlah Investor: 2.592 Orang (8,73%)

PENyEBARAN INVESTOR SUKUK NEgARA RITEl SeRI SR-007

TotalPenjatahan

Rp21.965,035 Miliar

TotalJumlah Investor29.706 Orang

alah satu kegiatan Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk mening-katkan pemahaman masyarakat tentang investasi di pasar modal

Indonesia adalah dengan menyeleng-garakan Sekolah Pasar Modal (SPM) dan Sekolah Pasar Modal Syariah (SPMS) baik di Jakarta maupun di kantor per-wakilan BEI. SPM dan SPMS adalah pro-gram edukasi dan sosialisasi pasar modal kepada masyarakat yang diselenggarakan oleh BEI secara berkala dan gratis. SPM dan SPMS terdiri dari dua (2) level yaitu level 1 untuk masyarakat umum dan level 2 khusus untuk investor. SPM dan SPMS diselenggarakan atas kerja sama Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Kliring Penja-minan Efek Indonesia (KPEI), PT Kusto-dian Sentral Efek Indonesia (KSEI), dan Anggota Bursa (AB) yang menjadi mitra kerja sama.

Kegiatan SPM sangat diminati oleh masyarakat, terlihat dari banyaknya jum-lah pendaftar. Sepanjang tahun 2014, BEI telah menyelenggarakan SPM di Jakarta sebanyak 36 gelombang yang terdiri dari 18 gelombang SPM Level 1 dan 18 gelom-bang SPM Level 2 dengan jumlah total peserta sebanyak 2.777 peserta. SPM di Surabaya telah dilaksanakan sebanyak 28 gelombang yang terdiri dari 14 gelom-bang SPM Level 1 dan 14 Gelombang SPM Le vel 2 dengan jumlah peserta seba-nyak 1.013 peserta.

Program SPM juga diselenggarakan di 17 wilayah kantor perwakilan BEI, hal ini karena format Sekolah Pasar Modal

S

Sekolah Pasar Modal dan Sekolah Pasar Modal Syariah

memberikan ruang yang sangat memadai untuk belajar dan menggali pemahaman mengenai investasi di pasar modal secara komprehensif. Di luar itu, tidak jarang BEI menyelenggarakan kerja sama de-ngan berbagai kampus untuk menyeleng-garakan SPM di mana pesertanya fokus pada akademisi sehingga diharapkan efek domino yang ditimbulkan dari ke-san positif mempelajari investasi di pasar modal menjadi lebih luas.

Pada SPM Level 1, masyarakat akan mulai belajar dari hal yang paling men-dasar yaitu mengenai pemahaman inves-tasi dan pengenalan pasar modal Indone-sia. Di sesi terakhir Level 1 para peserta akan mendapatkan materi pengantar ana-lisis saham yang sangat bermanfaat untuk menjadi seorang investor. Di level ini juga peserta diajarkan bahwa peran Otoritas Jasa Keuangan (OJK), terutama seba-gai perlindungan investor menjadi jelas sehingga diharapkan para peserta tidak mengalami penipuan yang berkedok in-vestasi atau transaksi yang bukan tergo-long investasi. Barulah di Level 2 peserta akan mendapat materi yang lebih kom-pleks terutama pengenalan efek serta cara melakukan analisis teknikal saham.

Di sisi lain, pasar modal syariah Indo-nesia juga terus mengalami perkembang-an yang signifikan, hal ini tidak lepas dari upaya BEI dalam melakukan kegiatan edukasi yang sudah rutin dilakukan sejak akhir tahun 2010, salah satunya adalah Sekolah Pasar Modal Syariah (SPMS). SPMS secara reguler dilaksanakan di Ja-

karta, yang terdiri terdiri dari SPMS Le-vel 1 sebanyak 8 gelombang dengan total 1.650 peserta dan SPMS Level 2 sebanyak 8 gelombang dengan total 400 peserta pada tahun 2014.

Perbedaan utama antara SPM dan SPMS terletak pada materi yang disam-paikan. Materi SPMS fokus pada pene-rapan prinsip-prinsip syariah dalam in-vestasi di pasar modal sehingga terdapat materi tentang landasan fikih pasar modal yang disampaikan langsung oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia. Pada Level 1 peserta SPMS akan mendapatkan materi mengenai pe-mahaman investasi di pasar modal secara umum yang kemudian diikuti dengan sesi pasar modal syariah baik secara bisnis, landasan fikih, dan regulasinya. Di level 2, peserta akan mendalami lebih lanjut mengenai mekanisme transaksi dalam pandangan syariah serta pembahasan me-ngenai 14 transaksi yang dilarang secara syariah. Selain itu, SPMS juga mempunyai sesi khusus tentang penggunaan Sharia Online Trading System (SOTS) dan ma-teri reksa dana syariah.

Selama ini, kegiatan SPMS membe-rikan dampak positif pada industri pasar modal, khususnya peningkatan jumlah investor baru. Sampai dengan Desember 2014, jumlah investor syariah baru, baik saham syariah maupun reksa dana syariah, meningkat sebesar 190,7% dibandingkan dengan akhir tahun 2012, dari 803 menjadi 2.334 investor. Hal ini menunjukkan Seko-lah Pasar Modal Syariah menjadi format edukasi yang efektif dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat.

Peserta yang ingin mengikuti kegiat-an SPM dan SPMS cukup melakukan pendaftaran secara online melalui web site pendaftaran http://sekolahpasarmodal.idx.co.id atau melalui http://investar.idx.

Dapatkan souvenir menarik dari BEI bagi pembaca yang berpartisipasi dengan mengirimkan pertanyaan dan dimuat dalam rubrik Q&A. Kirimkan pertanyaan ke e-mail: [email protected] dengan subjek IDX Newsletter

Di menu manakah pada website jika ingin mengetahui daftar Perusahaan Tercatat berdasarkan sektornya?

Informasi tersebut dapat dilihat di website BEI, www.idx.co.id pada menu Publikasi – Statistik, pilih tab ”Monthly”, kemudian unduh dokumen IDX Monthly Statistic yang paling terbaru. Daftar Perusahaan Tercatat berdasarkan sektornya dapat dilihat pada tabel Trading by Industry.

What’S comINg

Q&a

Sekolah PaSar Modal Jadwal Sekolah pasar modal (Spm) reguler bulan april 2015: GeloMbanG 2• Level1:Rabu8April2015• Level2:Kamis9April2015GeloMbanG 3• Level1:Rabu29April2015• Level2:Kamis30April2015

IdX InveStor Club GatherInG1.IDXInvestorClubGathering,25April20152.IDXInvestorClubGathering,23Mei2015

laIn – laIn• 22–23April2015:InstitutionalInvestor Day 2015

compaNy vISIt

aprIl 2015

5 IDXNewsletter

EDuKaSI

Divisi Edukasi PT Bursa Efek Indonesia

Contact Person SPM Reguler:

Jakarta Telp. : (021) 515-0515 ext. : 7705 (Ira); 7717 (Deri); 7725 (Doddy) Fax : (021) 515-3565 email : [email protected], [email protected], [email protected]

Surabaya Telp. : (031) 534.0888 ext. : 300 (Inggit), 306 (Cita) Fax : (031) 534-2888 email : [email protected], [email protected]

Contact Person SPM Syariah:

Jakarta Telp. : (021) 515-0515 ext. : 7705 (Ira); 7717 (Deri); 7725 (Doddy) Fax : (021) 515-3565 email : [email protected], [email protected], [email protected]

Atau langsung mendaftar melalui Portal Social Media Investar http://investar.idx.co.id

co.id. Bagi peserta yang masih awam dan belum memahami investasi di pasar modal bisa memilih Level 1 terlebih da-hulu untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif mengenai investasi di pasar modal. Apabila peserta sudah menjadi in-vestor maka peserta bisa langsung meng-ikuti SPM atau SPMS Level 2.

Saat ini, SPM dan SPMS masih ter-pusat di Jakarta, Surabaya, dan di 17 wilayah kantor perwakilan lainnya. Se-i ring dengan meningkatnya antusiasme masyarakat yang sangat besar untuk men-dalami investasi di pasar modal Indonesia dan dalam rangka mendukung Gerakan Nasional Cinta (GeNTa) Pasar Modal, BEI akan semakin memperluas cakupan wilayah sosialisasi dan edukasi dengan format Sekolah Pasar Modal dan Sekolah Pasar Modal Syariah.

Salah satu upaya yang dilakukan Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk meningkatkan jumlah pemodal lokal adalah dengan mengadakan sosialisasi dan edukasi pasar modal kepada masyarakat, mengingat pemahaman masyarakat tentang pasar modal saat ini masih belum merata dan masih banyak yang belum memahami bagaimana cara berinvestasi di pasar modal.

Belanja investor asing yang meningkat ikut memicu kenaikan IHSG menembus level 5.500. Rekor yang tercipta merepresentasikan bahwa pasar saham Indonesia sedang dalam tren positif untuk melanjutkan penguatan.

aprIl 2015

6IDXNewsletter

Setelah IhSG Menembus level 5.500udah sekian kali rekor kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercipta di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak awal tahun

ini. Sampai pertengahan Maret, rekor ter-tinggi dibukukan pada 6 Maret 2015, keti-ka IHSG ditutup pada level 5.514,787. Ada sejumlah fakta menarik yang mengiringi terciptanya rekor kenaik an indeks, ter-utama pada periode perdagangan antara 13 Februari 2014 hingga 13 Maret 2015.

Sejak menembus level 5.400 pada 20 Februari, IHSG terus merangkak naik hingga menembus posisi 5.500. Selama kurun waktu tersebut, frekuensi transaksi terus bertahan di atas kisaran 200 ribu kali transaksi. Berbeda dengan kondisi sebe-lumnya yang masih di bawah angka terse-but. Sedangkan nilai transaksi berkisar Rp6,5 triliun hingga Rp7,7 triliun. Tran-saksi investor asing yang sempat kurang menonjol pada awal Januari hingga awal Februari, berbalik mengalami peningkatan memasuki pertengahan Februari 2015. Itu sebabnya, dalam periode sebulan, antara 13 Februari 2015 hingga 4 Maret 2015, in-vestor asing secara konsisten mencatat po-sisi net buying yang menonjol.

Seolah berbalik arah, sejak tanggal 5 hingga 13 Maret, bergantian investor lokal membukukan net buying. Hanya pada tanggal 6 Maret, ketika IHSG bertengger pada posisi 5.514,78, pemodal asing kem-bali membukukan net buying meski relatif

Stipis nilainya. Meski investor lokal sempat mendominasi sejak pekan kedua bulan Maret, secara kumulatif nilai transaksi pe-modal asing tetap lebih menonjol. Alha sil, dalam kurun waktu sebulan, posisi net buy­ing pemodal asing sebesar Rp4,46 triliun.

Sejak Bank Indonesia menurunkan BI Rate 25 basis poin ke level 7,5%, likuiditas perdagangan tampak meningkat. Menu-rut para analis pasar, hal itu terjadi ka-rena investor punya persepsi positif akan makin terkendalinya laju inflasi, yang akan diikuti penurunan suku bunga bank. Asumsinya, perekonomian Indonesia te-ngah dalam tren positif untuk melanjut-kan pemulihan.

Jika kondisi perekonomian terus kon-dusif, maka akan menjadi sinyal positif bagi investor. Pada sisi lain, melemahnya kurs rupiah terhadap dolar, membuat ha r-ga saham pasar Indonesia semakin murah bagi investor asing. Tak berlebihan jika belanja investor asing di pasar me ningkat signifikan.

Belum lama ini Bank Indonesia juga mengumumkan kenaikan cadangan de visa sebesar US$1,3 miliar menjadi US$115,5 miliar pada akhir Februari 2015. Pasar saham Asia yang rata-rata menguat me-ningkatkan optimisme pelaku pasar untuk terlibat lebih aktif di pasar saham.e

(Tim BEI)

*) Data per 13 Maret 2015

marKEt upDatE

compaNy profIlE

ama PT Bank Yudha Bhakti Tbk layak dicatat sebagai perintis IPO (Initial Public Offering) untuk tahun 2015. Sebab, bank dengan

kode BBYB ini merupakan emiten per-tama yang listing awal tahun ini, sekaligus menjadi emiten ke-507 di Bursa Efek In-donesia (BEI). Emiten ini menawarkan 300 juta lembar saham atau setara 11,39% dengan nilai nominal Rp100 per lem-bar saham. Sedangkan harga penawaran sebesar Rp115 per lembar saham. Total dana hasil emisi sebesar Rp34,5 miliar.

Manajemen memastikan, sebesar 72,14% dana hasil emisi atau setara Rp25,53 miliar digunakan untuk mendu-kung kredit perseroan. Sedangkan sisa-nya sebesar Rp9,61 miliar atau setara 27,86% dialokasikan untuk pengembang-an teknologi perbankan untuk mening-katkan pelayanan bagi nasabah.

Bank yang berdiri pada 19 Septem-

get tersebut pihaknya akan melakukan beberapa terobosan. Misalnya dengan merelokasi jaringan kantor dan melun-curkan produk berbasis teknologi infor-masi, termasuk memperbanyak jaringan ATM. “Selama 2015 bank akan mene-rapkan strategi upgrade core banking, penyaluran kredit produktif, dan kredit pensiun,” tandas Michael.

Saat ini mayoritas saham BBYB atau 53,82 % dimiliki oleh PT Gozco Capital. Sisanya 25,49% adalah milik 8 Inkop dan Puskop TNI/Polri, 5,24 % milik Kop-kar BYB, dan 3,52 % milik individu/per orangan, serta 11,93 % milik publik. Selain beberapa langkah pengembangan bisnis yang telah dicanangkan manaje-men, BBYB juga berencana right issue pada paruh kedua tahun 2015 ini. Dana yang ditargetkan sekitar Rp150 miliar.

Direktur Kepatuhan merangkap Cor­porate Secretary Bank Yudha Bhakti Iim Wardiman mengatakan, right issue ber-tujuan memperkuat permo da l an. “Modal kami masih kurang sekitar Rp200 miliar, opsinya right issue dan laba ditahan. Tar-get right issue Rp150 miliar,” tegas Iim Wardiman. Hingga pertengahan 2016 nanti, Bank Yudha Bhakti ditarget-kan bisa mencapai permodalan sebesar Rp494 miliar.e

(Tim BEI)

ber 1989 ini resmi beroperasi sebagai bank komersial pada 9 Januari 1990. Operasional Bank Yudha Bhakti saat ini ditopang 6 kantor cabang, 20 kantor ca-bang pembantu, serta 5 kantor kas. Mela-lui kantor-kantor operasionalnya, mana-jemen BBYB menargetkan bisa meraup laba bersih Rp48,34 miliar tahun ini, atau 170% dibanding tahun lalu. Sedang-

kan kredit yang disalurkan ditargetkan tumbuh 33% tahun ini menjadi Rp2,665 triliun.

Berbagai target tersebut menunjuk-kan bahwa manajemen bank ini langsung tancap gas untuk meningkatkan kinerja perusahaan setelah IPO. Direktur Utama Bank Yudha Bhakti Michael Hoetabarat mengatakan, bahwa untuk mencapai tar-

Tancap Gas Setelah IPO

N

Manajemen PT Bank Yudha Bhakti Tbk (BBYB) telah menyiapkan sejumlah langkah bisnis strategis setelah IPO awal tahun ini. Selain memperluas jaringan pelayanan, BBYB juga akan memperkuat modal.

PT Bank Yudha Bhakti Tbk

�������������������������������������������������������������������

���������

���������

�������������

���������

���������

���������

���������

�������

���������

��������

��������

��������

��������

��������

��������

��������

�������������

��������

�� �� �� �� �� �� �� �� ��������������

���� ���� �� �� �� �� �� �� ��

��������

��������

��������

��������

��������

���������

���������

���������

���������

������������������

����

����

��

IDx corNEr

aprIl 2015

7 IDXNewsletter

ejatinya, produk derivatif di pasar modal Indonesia telah ada sejak 14 tahun lalu. Perta-ma kali diperkenalkan pada ta-

hun 2001 oleh Bursa Efek Surabaya (BES) dengan menerbitkan Kontrak Berjangka Indeks Efek, dan 3 tahun berikutnya Bur-sa Efek Jakarta (BEJ) meluncurkan Kon-trak Opsi Saham. Sejak diluncurkan, dua produk tersebut memang kurang digan-drungi pemodal, sampai benar-benar tidak lagi ditransaksikan.

Direktur Teknologi dan Manajemen Risiko Bursa Efek Indonesia (BEI) Adikin Basirun mengatakan, produk derivatif kurang diminati terutama di-sebabkan oleh size pasar yang kala itu ha nya memiliki rata-rata transaksi harian sebesar Rp300 miliar. Selain itu platform sistem perdagangan yang masih terpisah antar bursa. Futures Automated Trad-ing System (FATS) untuk produk LQ45 Futures milik BES, lalu BEJ memiliki Jakarta Options Trading System (JOTS) yang juga terpisah dengan sistem perda-gangan saham yaitu Jakarta Automated Trading System (JATS) membuat penye-diaan data dan informasi perdagangan sulit dilakukan dengan cepat dan akurat. Begitu pula dengan effort dalam penye-diaan transaksi menjadi lebih lamban. “Kendala lainnya yaitu indeks LQ45 yang kala itu masih di level 87, banding-kan dengan saat ini yang sudah menca-pai 950 atau sudah naik kurang lebih 10 kali lipat,” ujarnya.

Seiring berjalannya waktu, ditopang tingkat kepercayaan investor yang makin tinggi terhadap pasar modal, terlihat dari nilai rata-rata transaksi harian yang mencapai Rp6,6 triliun, BEI berencana mereaktivasi produk derivatif. Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Samsul Hidayat mengatakan,

S

Bursa Efek Indonesia mereaktivasi produk derivatif di pasar modal dengan sejumlah penyempurnaan. Selain mendatangkan peluang keuntungan baru, investor bisa memanfaatkan produk derivatif sebagai sarana lindung nilai aset.

settlement, termasuk terhubung dengan sistem bank-bank pembayar. “JTPM ada-lah standar dalam arti semua broker mem-punyai infrastruktur yang sama sehingga dalam hal keandalannya, ketersediaannya, maupun performance-nya tentunya se-makin baik,” ujarnya.

Untuk mekanisme perdagangannya, BEI telah menyiapkan business pack yang lebih menarik bagi investor. Di antaranya terkait spesifikasi kontrak untuk IDX LQ45 Futures di mana auto-rejection-nya diperlebar dari sebelumnya 6 poin indeks menjadi 10%. Lalu dalam konteks IDX Stock Options juga sudah disempurnakan terutama terkait mekanisme penyerahan, di mana untuk exercise dilakukan secara physical tidak lagi menggunakan cash set­tlement. Aturan masa kontrak ditetapkan selama 1, 2, dan 3 bulan dengan meng-anut mekanisme American Style, artinya transaksi bisa dilakukan kapan saja di hari bursa sebelum kontrak jatuh tempo.

Sarana Lindung niLai Reaktivasi produk derivatif merupa kan

bagian dari program pendalaman pasar modal. Sebab semakin banyak produk yang tersedia dianggap akan makin meng-gairahkan transaksi perdagangan. Khusus bagi Anggota Bursa yang bertindak seba-gai liquidity provider tentu saja memberi-kan peluang bisnis baru untuk meningkat-kan pendapatan dan basis investor. Apalagi produk derivatif diklaim minim biaya dan bisa dijual kapan pun baik dalam kondisi

Menangkap Peluang Baru Produk Derivatif

dua produk derivatif yang akan diaktif-kan kembali adalah Kontrak Berjangka Indeks Efek LQ45 (IDX LQ45 Futures) dan Kontrak Opsi Saham (IDX Stock Op-tions). BEI berharap dua produk itu dapat diluncurkan sebelum semester pertama 2015 berlalu.

Samsul yakin produk derivatif dengan wajah baru akan diminati pemodal ka rena telah dilakukan sejumlah penyempurnaan baik yang terkait dengan infrastruktur per-dagangan maupun mekanisme transaksi-nya. Terkait infrastruktur perdagangan, BEI telah melakukan upgrade pada sistem Jakarta Automated Trading System (JATS) menjadi JATS Next Generation (JATS Next­G) pada tahun 2009. Berbeda de-ngan sistem JATS yang hanya menangani perdagangan saham, JATS Next­G telah meng usung single platform yang bisa me-layani transaksi berbagai produk investasi baik saham, derivatif, maupun obligasi.

Dengan single platform trading system, transaksi perdagangan derivatif diklaim akan makin efisien dan efektif. Hal ini karena data dan informasi perdagangan saham dan derivatif memungkinkan untuk didistribusi secara bersamaan dan real time. Pengembangan infrastruktur pasar modal untuk menopang transaksi derivatif juga dilakukan dengan membangun Ja ringan Terpadu Pasar Modal (JTPM). Adikin mengatakan untuk di Asia, baru indus-tri pasar modal Indonesia yang memiliki infrastruktur ini, yang digunakan untuk transaksi mulai dari order sampai dengan

pasar sedang bullish, bearish, bahkan saat sideways.

Sementara bagi investor, manfaatnya tidak kalah banyak. Selain untuk menda-patkan keuntungan transaksi, para inves-tor khususnya kalangan institusional bisa menggunakan produk ini sebagai strategi hedging atau lindung nilai. Hanya de ngan mengandalkan spot market, investor tidak punya sarana melakukan perlindung-an nilai terhadap posisi. Contohnya saat pasar diprediksi akan naik, satu-satunya cara memperoleh keuntungan melakukan pembelian secara penuh, misalnya Rp100 juta. Begitu pula saat pasar diprediksi akan turun, satu-satunya cara adalah men-jual saham senilai Rp100 juta. “Konsep ada uang ada barang, atau ada barang ada uang ini berbiaya mahal,” ujar Adikin.

Dengan ketersediaan produk deri-va tif, misalnya di konteks IDX LQ45 Futu res, investor bisa mengalihkan risiko tadi kepada pihak lain. Contohnya bila diprediksi terjadi penurunan harga atas aktiva, maka investor melakukan pen-jualan IDX LQ45 Futures di harga ter-tentu. Sehingga kalaupun harganya turun sampai level tertentu, investor tadi tetap bisa mendapatkan keuntungan dari posisi kontraknya di perdagangan IDX LQ45 Futures. Sebaliknya saat harga diprediksi akan naik, investor tentu akan mendapat-kan keuntungan.

Lantas bagaimana bila pasar side­ways? Peluang untung tetap terbuka. Da-lam konteks IDX Stock Options, inves-tor pemilik saham bisa bertindak sebagai penjual kontrak (writer). Caranya dengan meminjamkan saham yang tersimpan di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Ketimbang terkena biaya penyimpanan di KSEI, investor bisa menjadi writer di mana pembeli kontrak akan membayar premi sebesar 5% dan saham tetap menjadi milik investor. Tidak perlu khawatir terjadi exer­cise sebab dikatakan Adikin pada praktik transaksi derivatif single stock option di dunia, 90% saham tidak ditebus pembeli.

Dengan begitu, investor sudah menda-patkan untung 5%. Kalaupun terjadi exer­cise, writer tentu tetap untung dalam kon-teks harga saham naik sebab saat menjual kontrak, writer akan menulis harga saham di atas harga saat kontrak dibuat. “Misal-nya harga saham Rp1.000,-, dia tulis strike price Rp1.100,- dengan premium 5%. Jadi kalau sahamnya tidak di-exercise dia dapat Rp50. Kalau pun di-exercise tetap sudah untung 100 karena modalnya Rp1.000,- ditulisnya Rp1.100,-,” ujar Samsul.

Keunggulan penting lain yang melekat pada produk derivatif adalah transaksi atau pembelian satu bundel aset lebih ce-pat dilakukan di pasar derivatif dibanding di spot market dan impact­nya terhadap pasar juga lebih kecil dari spot market. Pas-ti ini menciptakan efisiensi dari sisi biaya transaksi yang ditanggung investor. Meli-hat berbagai keunggulan yang ditawarkan, produk derivatif tidak hanya ditujukan pada investor institusi. Dikatakan Samsul, investor individual juga punya kesempat-an yang sama memanfaatkan produk ini untuk mendapatkan keuntungan.e

(Tim BEI)

“Jaringan Terpadu pasar Modal adalah sTandar dalaM arTi seMua broker MeM punyai infrasTrukTur yang saMa sehingga dalaM hal keandalannya, ke­Ter sediaannya, Mau pun perfor man ce -nya TenTu nya seMa kin baik.”

SemINar WelcomINg aSeaN ecoNomIc commuNIty 2015 WIth etF.Pada 4 Februari 2015, BEI mengadakan seminar “Welcoming ASEAN Economic Community 2015 with ETF” dengan pembicara Poltak Hotradero (Kepala Divisi Riset BEI), Budi Hikmat (Chief Economist PT. Bahana TCW Investment Management), Yoriyuki Sugiyama (General Manager & Chief Representative Japan Stock Exchange Group), dan Ernawan Salimsyah (Chief Investment Officer PT. Indo Premier Investment Management).

KIlaS

PereSmIaN galerI INveStaSI BeI - StIe WIdya WIWaha yogyakarta. Pada 26 Januari 2015, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) meresmikan Galeri Investasi BEI di STIE Widya Wiwaha Yogyakarta yang merupakan kerja sama antara STIE Widya Wiwaha Yogyakarta, PT Bursa Efek Indonesia, dan PT Phintraco Securities.

PeNaNdataNgaNaN PerPaNjaNgaN PerjaNjIaN kerja Sama aNtara djPPr daN BeI. Pada 16 Februari 2015, Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) melakukan Penandatanganan Perpanjangan Perjanjian Kerja Sama di Bursa Efek Indonesia, Jakarta.

SemINar PeluaNg daN taNtaNgaN PeruSahaaN tamBaNg: maju daN BerkemBaNg melaluI PaSar modal. Pada 26 Februari 2015 PT Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) bekerjasama dengan Majalah Warta Ekonomi menyelenggarakan Seminar Initial Public Offering (IPO) untuk Perusahaan Tambang di Indonesia dengan tema Peluang dan Tantangan Perusahaan Tambang: Maju dan Berkembang melalui Pasar Modal, bertempat di Main Hall BEI.

kuNjuNgaN PreSIdeN NaSdaq omX ke BurSa eFek INdoNeSIa. Pada 18 Maret 2015, Bursa Efek Indonesia (BEI) menerima kunjungan delegasi Nasdaq OMX. Kunjungan ini bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari lebih dalam tentang Bursa Efek Indonesia serta perkembangan pasar modal di Indonesia saat ini.

re-Launching PemINataN maNajemeN PaSar modal Program StudI magISter maNajemeN FakultaS ekoNomI daN BISNIS uNIverSItaS INdoNeSIa. Pada 20 Maret 2015, Magister Manajemen FEB UI bekerja sama dengan Melbourne Business School (MBS), didukung oleh OJK, BEI, KPEI, dan KSEI melalui P3MI mengembangkan Peminatan Manajamen Pasar Modal Program Studi Magister Manajemen.

SeremoNI PeNcatataN PerdaNa Saham Pt mItra keluarga karyaSehat tBk taNggal 24 maret 2015. Pada 24 Maret 2015, saham PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) dicatatkan pada Papan Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai emiten kedua di tahun 2015.

PeNyerahaN hadIah utama gemIlaNg INveSta BurSa II PerIode 3. Pada 12 Maret 2015, Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan penyerahan hadiah utama undian Gemilang Investa Bursa II Periode 3. Penyerahan hadiah dilakukan oleh Direktur PT Bursa Efek Indonesia bersama Direktur Utama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), dan Direktur Utama PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) kepada pemenang atas nama Rendy Candra.

aSeaN Broker coNFereNce & NetWorkINg 2015 Pada 14 Maret 2015 bertempat di Bali, Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama bursa-bursa yang tergabung dalam ASEAN Exchanges, yaitu Bursa Malay-sia, Philippine Stock Exchange, Singapore Exchange, Stock Exchange of Thailand, dan dua bursa dari Vietnam: Hanoi Stock Exchange dan Ho Chi Minh Stock Exchange, menyelenggarakan ASEAN Broker Conference & Networking 2015.

aprIl 2015

8

KIlaS

IDXNewsletter

dIalog terBuka PaSar modal SyarIah dI PeNgadIlaN tINggI agama jakarta. Pada 9 Maret 2015, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama dengan Pengadilan Tinggi Agama Jakarta dan Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) menyelenggarakan Dialog Terbuka Pasar Modal Syariah di Aula Pengadilan Tinggi Agama Jakarta.

SeremoNI PeNcatataN PerdaNa Saham Pt BaNk yudha BhaktI tBk (BByB). Pada Selasa, 13 Januari 2015, saham PT Bank Yudha Bhakti Tbk (BBYB) dicatatkan pada Papan Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai emiten pertama di tahun 2015.

PereSmIaN galerI INveStaSI BeI uNIverSItaS tuNaS PemBaNguNaN (utP) - Surakarta. Pada 23 Februari 2015, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) meresmikan Galeri Investasi BEI di Universitas Tunas Pembangunan Surakarta yang merupakan kerja sama antara Universitas Tunas Pem ba -ngunan Surakarta, PT Bursa Efek Indonesia, dan PT Phintraco Securities.