ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

76
IDEOLOGI FASISME (PEMIKIRAN ADOLF HITLER ATAS KONSEP FASISME DI JERMAN) Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh : Ario Rahmana Putra 106033201162 PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

Transcript of ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

Page 1: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

IDEOLOGI FASISME

(PEMIKIRAN ADOLF HITLER ATAS KONSEP FASISME DI

JERMAN)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh :

Ario Rahmana Putra

106033201162

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014

Page 2: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...
Page 3: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...
Page 4: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...
Page 5: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

v

ABSTRAKSI

Skripsi ini menganalisa dampak permasalahan tentang historis kekuasaan di Jerman

yang dipegang oleh Adolf Hitler yang menerapkan ideologi Fasisme sebagai dasar negara di

Jerman yang terjadi pada periode 1933-1945.tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa

dampak positif dan negatif dari diterapkannya ideologi Fasisme yang diberlakukan oleh

Adolf Hitler sebagai dasar negara Jerman. Penelitian ini dilakukan melalui studi pustaka dari

berbagai literatur yang berkaitan dengan ideologi Fasisme Hitler di Jerman. Peneliti

menemukan, bahwa persoalan tentang diberlakukannya ideologi Fasisme di Jerman oleh

Adolf Hitler merupakan hasil dari sintesisnya warga Jerman yang kala itu sudah mencapai

titik klimaks dari perseturuan anatara suku asli Jerman (bangsa Arya) dengan suku Yahudi

sebagai penakluk. Sehingga timbullah kesadaran dalam diri rakyat Jerman untuk terlepas dari

belenggu dominasi bangsa Yahudi. Dan Adolf Hitler adalah salah satu rakyat Jerman yang

sadar akan hal itu. Sehingga dari proses terjadinya konflik ini timbullah ide dalam dirinya

untuk menerapkan ideologi Fasisme di Jerman. Dan kehadiran akan ideologi ini menjadikan

Jerman negara yang dalam kurun waktu singkat menjadi negara yang kuat, selain itu

kehidupan negara pun menjadi lebih sejahtera dibandingkan dengan pemerintahan sebelum

Hitler. Tetapi disisi lain justru dengan lahirnya ideologi Fasis di Jerman, Jerman melakukan

penjajahan terhadap negara-negara lain. Sehingga pada akhirnya hal ini lah yang menjadikan

timbullnya Perang Dunia II dan selanjutnya dianalisa dengan menggunakan kerangka teori.

Kerangka teori yang digunakan dalam skripsi ini adalah bagaimana Hitler muncul

kepanggung kekuasaan di Jerman dengan ideologi Fasismenya sehingga memicu terjadinya

perang dunia II dan bagaimana Hitler menawarkan solusi bagi krisis ekonomi, politik, dan

sosial di Jerman dengan ideologi Fasismenya. Dari hasil analisa dengan menggunakan

landasan teori diatas, maka dapat disimpulakan bahwa Ideologi Fasisme lahir di Jerman

terjadi melalui 2 dimensi, yaitu adanya penindasan secara ekonomi, politik, dan kehidupan

sosial terhadap rakyat Jerman oleh bangsa Yahudi, terjadinya perang dunia II adalah hasil

dari prinsip dasar bahwa dengan lahirnya fasisme membuahkan pemikiran bahwa rakyat

Jerman adalah suku bangsa Arya yang luhur dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain di

dunia.

Page 6: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

vi

Kata Pengantar

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan nikmat Islam dan Iman.

Shalawat dan salam semoga senantiasa dicurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, Rasul

pembawa misi pembebasan dari pemujaan berhala, Rasul dengan misi suci untuk menyempurnakan

akhlak yang mulia. Semoga kesejahteraan senantiasa menyelimuti keluarga dan sahabat Nabi beserta

seluruh ummat Islam.

Dengan tetap mengharapkan pertolongan, karunia dan hidayah-Nya, Alhamdulillah penulis mampu

menyelesaikan penulisan skripsi ini untuk melengkapi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana

dalam Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta, dengan judul: Ideologi Fasisme ( Pemikiran Adolf Hitler Atas Konsep Fasisme Di Jerman )

Penulis menyadari, penyusunan skripsi ini tentunya tidak bisa lepas dari kelemahan dan kekurangan

serta menjadi pekerjaan yang berat bagi penulis yang jauh dari kesempurnaan intelektual. Namun,

berkat pertolongan Allah SWT dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat

diselesaikan. Karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih sedalam-

dalamnya kepada:

Bapak Prof. DR. Bahtiar Effendy, MA. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Bapak Ali Munhanif, Ph. D. sebagai

kepala Jurusan Ilmu Politik yang selalu murah senyum dengan mahasiswanya ketika bertemu. Bapak

M. Zaki Mubarak, M.Si. sebagai Sekretaris Jurusan Ilmu Politik, tanpa arah dan masukan Bapak

mungkin skripsi ini belum tentu dapat selesai, dan terima kasih juga kepada Bapak yang telah

meminjamkan buku-buku kepada penulis untuk memperkaya literatur dalam menyusun skripsi ini.

Ibunda Suryani, M.Si.selaku dosen pembimbing skripsi, yang dengan sabar dan bijak terus

membimbing, menasehati, dan mengarahkan penulis untuk menghasilkan karya terbaik yang penulis

miliki. Kepada dosen-dosen Jurusan Ilmu Politik yaitu Bapak A.Bakir Ihsan, Bapak Sirojudin, Ibu

Haniah Hanafi, Ibu Ghefarina Djohan, dan dosen-dosen Ilmu Politik lainnya yang tidak dapat saya

sebutkan satu persatu namanya.

Ayahanda H. Rachman Saleh (alm) dan Ibunda Mariana Sudirman, terima kasih atas kasih sayang,

bimbingan dan motivasi yang tidak kenal henti dari mereka berdua sehingga penulis mampu

mengenyam pendidikan yang layak untuk bekal masa depan. Sebagai wujud terima kasih, penulis

persembahkan skripsi ini untuk mereka berdua. Doa ayahanda dan ibunda khususnya, senantiasa

penulis harapakan dalam mengarungi bahtera kehidupan ini. Terima kasih untuk kk ku Diani Indah

Rahmitasari yang telah memberikan semangat kepada penulis, untuk terus berjuang sampai skripsi ini

terselesaikan.

Terima kasih penulis ucapkan kepada orang-orang yang pernah mewarnai kehidupan dan Cinta

selama menjadi mahasiswa baik di dalam maupun di luar kampus, Nurul, Niqy, Arum, Yunie, Ria,

Erna, Mita, Nia, Novi, Ratna, Wulan, Mega, Citra, Bebby, Nadia, Fifi, Nella, Iehat, Nane, Zii,

Brenda, Eky, Vivi, Megy, Rina, Shinta, Mila, Hilda, Kiky, Nick, Della, Aprilia, Tika, Yanti, dan

Iyong, maaf untuk yg tidak bisa di sebutkan dikarenakan sudah dilupakan. Semua wanita ini

berpengaruh dalam mewarnai kehidupanku menghiasi hari-hari perkuliahan maupun waktu senggang

dengan senyum yang menawan dan indahnya paras kalian, bagiku mendapatkan kalian adalah prestasi

Page 7: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

vi

yang tidak semua orang bisa dapatkan. Meski semua hanya tinggal kenangan indah dan pahit yang

harus terjadi seperti ini. tapi paling tidak skripsi ini lahir atas inspirasi kalian semua.

Terima kasih kepada sahabat-sahabat seperjuangan penulis di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2006/2007 yaitu Dedi, Hakim,

Lukman, Rahmat, Thoriq, Ihwan, Haikal, Yana, Fiki dan kawan-kawan yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu namanya.

Terima kasih juga kepada kawan-kawan HSC (Humanis Social Community) yaitu Eko, Ridho,

Anwar, Rifat, Hawasi, Fikri, Yebi, Bara, dan Rikih. Yang selalu memberikan semangat kepada

penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih juga kepada adik angkatanku Santi dan spupu

ku Marsya yang selalu memberikan semangat kepada penulis dalam membuat skripsi. Dan buat sobat

Haikal yang telah mengajarkan dan membimbing untuk mempermudah penulis dalam menyusun

skripsi sewaktu di kosan maupun di waktu senggang.

Terima kasih kepada Sobat Republik Ngablu Jhone, Ijal, Ucok, dan Oky dll, yg udah ngajarin Ilmu-

ilmu diplomasi Ngablu nya, dan juga buat para sobat pasukan angin yg udah ngajarin dan memberi

pengetahuan baru, Mas Yanto & Bang Olih.

Akhirnya penulis ucapkan terima kasih banyak kepada seluruh komponen yang telah berjasa

memberikan kontribusinya, semoga Allah SWT membalas segala kebaikan amal budi baik mereka

dengan sebaik-baiknya balasan. Dan skripsi ini walaupun masih banyak kekurangan semoga dapat

bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Jakarta, 14 September 2013

Penulis

Page 8: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................. i

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ............................................................. ii

LEMBAR PERNYATAAN .......................................................................................... iii

ABSTRAK ..................................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................................. v

DAFTAR ISI ................................................................................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1

B. Pembatasan Perumusan Masalah ................................................................... 6

C. Tujuan Dan Mamfaat Penelitian ..................................................................... 7

D. Tinjauan Pustaka ............................................................................................. 8

E. Metode Penelitian ............................................................................................ 9

F. Sistemmatika Penulisan ................................................................................... 10

BAB II KERANGKA TEORI

A. Fasisme Sebagai Ideologi .............................................................................. 11

B. Prinsip-Prinsip Fasisme .................................................................................. 20

C. Fasisme dan Totalitarianisme ........................................................................ 22

BAB III BIOGRAFI ADOLF HITlER

A. Riwayat Hidup ............................................................................................... 34

1. Riwayat Pendidikan ..................................................................................... 37

2. Kondisi Lingkungan .................................................................................... 38

B. Karir Politik Adolf Hitler ............................................................................... 39

Page 9: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

BAB IV PENGARUH ADOLF HITlER PERKEMBANGAN SOSIAL,

POLITIK, DAN EKONOMI DI JERMAN PADA TAHUN 1933- 1939

A. Naiknya Adolf Hilter Kepanggung Kekuasaan Jerman ............................ 46

B. Startegi Kekuasaan Adolf Hitler Di Jerman .............................................. 48

1. Intervensi Kebijakan Politik Adolf Hitler .............................................. 50

2. Pembenahan Ekonomi Di Jerman .......................................................... 55

3. Tujuan Fasisme Hilter ........................................................................... 57

C. Politik Jermana Pasca Runtunya Fasisme Adolf Hitler ............................ 59

BAB V KESIMPULAN .......................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. vii

Page 10: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menjelang Perang Dunia II, muncul beberapa rezim pemerintahan di

Eropa yang bisa dibedakan berdasarkan menurut ideologi-ideologi besar dunia.

Seperti Demokrasi Liberal di Amerika, Prancis, dan Belanda, Komunisme di

Rusia, Cekoslowakia dan Cina, dan Fasisme di Jerman dan Italia. Dari sekian

Ideologi yang ada di dunia itu, ideologi fasisme lah yang memiliki akar historis

yang menjadi benih terjadinya Perang Dunia II, dimana hal ini dimotori oleh

Adolf Hitler.

Adolf Hitler adalah seorang tokoh politik yang telah berhasil menguasi

Jerman dengan fasismenya. Tokoh ini sangat dikenal oleh dunia dengan

perjuangannya menarik perhatian masyarakat Jerman untuk menerapkan ideologi

fasis dalam sebuah tatanan negara yaitu di Jerman. Tokoh ini dianggap sebagai

orang yang bertanggung-jawab atas kematian puluhan juta jiwa semasa Perang

Dunia II, keberaniannya ini sesuai dengan apa yang dikatakannya dalam Mein

Kamf: ―satu cara termudah mencapai kemenangan melawan akal budi adalah

kekuatan dan teror‖.1 Sehingga ini menyebabkan Adolf Hitler akan tetap dicatat

sebagai tokoh revolusi di Eropa khususnya Jerman Raya dari belenggu sektarian

di Eropa khususnya Jerman dari kaum Yahudi.

Dalam salah satu literatur disebutkan bahwa Hitler awalnya adalah seorang

tentara biasa yang tidak memiliki kecerdasan, bahkan dalam lingkungan

1 Jules Archer, Kisah Para Diktator: Biografi Politik Para Penguasa Fasis, Komunis,

Despotis dan Tiran, (Yogyakarta: Narasi, 2004), 21.

Page 11: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

2

keluarganya dia termasuk anak yang bodoh diantara saudara-saudaranya.2 Akan

tetapi setelah Hitler bermain di panggung politik, namanya menjadi besar karena

kecerdasannya dalam berorasi, yang memikat seluruh penduduk Jerman, dan dia

pun membuat tentara menjadi semangat.3 Hitler adalah satu dari segelintir tentara

rendahan yang sanggup tampil dalam sejarah politik dunia, membawa Jerman

keluar dari ancaman negara sekutu dan bangkit menjadi penguasa Eropa.

Situasi dan kondisi politik, ekonomi, dan sosial yang selalu di monopoli

oleh pihak Yahudi terhadap rakyat Jerman, menimbulkan berbagai penderitaan

yang dialami oleh rakyat Jerman. Belum lagi penyerangan-penyerangan yang

dilakukan pihak luar negeri terhadap Jerman, karena Jerman saat itu adalah negara

yang lemah yang selalu menjadi negara boneka negara-negara lain.

Pengalaman hidup selama di Vienna dijadikan pelajaran oleh Adolf Hitler.

Bahkan dalam literaturnya Mein Kampf tokoh ini menyebut kehidupan di Vienna

sebagai ―Tahun-tahun belajar dan kesengsaraan di Vienna‖.4 Dia menulis jeritan

akan kondisi Vienna itu sebagai titik jenuh sehingga menimbulkan kebencian dan

dendam terhadap Yahudi, seperti apa yang diungkapkannya:

―Vienna adalah pusat Monarki Danubi tua, tetapi secara ekonomi

juga. Tuan rumah pejabat-pejabat tinggi, pejabat-pejabat pemerintah, para

seniman, dan para cendikiawan berhadapan dengan kekuatan ketentaraan

pekerja yang lebih besar, dan berdampingan dengan kesejahtraan

aristokratikdan komersial yang tersisa bersama dengan kemiskinan yang

menyedihkan. Di luar Istana ring berkeliaran ribuan pengangguran, dan di

bawahnya Via Triumphalis Austria tua ini berdampingan dengan para

tunawisma dalam kesuraman dan Lumpur sungai-sungai kecil.

Hampir tidak ada kota di Jerman dimana masalah social dapat

dipelajari dengan lebih baik dari pada di Vienna. Dimana didalamnya

2 Theodore Russel, Hitler: Seri Orang Termasyhur, (Jakarta: MM Corp, 2005), 22.

3 Rusel, Hitler: Seri Orang Termasyhur, 5

4 Adolf Hitler, Mein Kampf: Edisi Lengkap Volume I dan II, (Jakarta: PT Suka

Buku,2010), 30.

Page 12: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

3

terdapat ketinggian-ketinggian kota yang didasarkan pada keangkuhan

kaum Yahudi‖.5

Dari banyak kejadian yang dirasakan oleh Hitler, maka timbullah rasa

nasionalisme yang tinggi dalam dirinya, bahkan karena amat tinggi cintanya

terhadap Jerman mengakibatkan dia mengatakan bahwa semua kejadian buruk

yang menimpa Jerman adalah karena Yahudi.6 Selain dari itu, tokoh ini pun

menulis karyanya yang menguak bagaimana Fasisme di Jerman menjadi sebuah

ideologi politik, yang pada awalnya adalah bukanlah sebuah ideologi, akan tetapi

dianggap sebagai solusi politik dalam menghadapi situasi Jerman yang cheos.

Dalam situasi dan kondisi yang krisis multidimensional inilah sehingga

timbul rasa nasionalisme Hitler untuk memperjuangkan dan membebaskan

negaranya dari penindasan, bahkan dia bercita-cita untuk mengusai negara, dan

menjadikan bangsa Jerman sebagai bangsa yang tinggi atau bisa disebut sebagai

bangsa Arya (suku bangsa yang paling mulia).7 Ada beberapa hal yang

melatarbelakangi lahirnya ideologi Fasisme yaitu:

Pertama, Hitler melahirkan ide Fasismenya atas situasi dan kondisi yang

mencengkram saat di Jerman yaitu daerah dimana ketika Hitler singgah di Wina.8

Wina merupakan daerah yang sangat didominasi oleh suku Yahudi yang telah

menindas rakyat, sehingga rakyat Jerman mengalami penderitaan, banyak

pengangguran, tidak adanya keadilan sosial. Tetapi Hitler melihat sedikit harapan

yang tumbuh ditengah-tengah masyarakat Jerman bahwa dalam tubuh mereka

5 Hitler, Mein Kampf, 35.

6 Russel, Hitler: Seri Orang Termasyhur, 15.

7 Hitler, Mein Kampf, 321.

8 Russel, Hitler: Seri Orang Termasyhur, 11.

Page 13: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

4

masih ada sifat Nasionalisme.9 Sehingga itu semua dimanfaatkan oleh Hitler

untuk menggerakan rakyat Jeman demi sebuah cita-cita untuk membebaskan

Jerman dari belenggu Yahudi.

Kedua, Nazi, partai berpengaruh yang dia pimpin, serta The Third Reich,

visi masa depan Jerman yang dia perjuangkan, memang merupakan fenomena

tersendiri. Begitu pula dengan angkatan perang Jerman yang sanggup menguasai

begitu cepat ke negara-egara sekitar Jerman. Namun, Hitler adalah sosok central

yang jauh lebih fenomenal.

Ketiga, pemikiran politik Hitler dan ideologi Fasisme merupakan sebuah

kerangka politik yang dia gunakan untuk mengatur Jerman. Karena menurutnya

hanya dengan diimplementasikannya Fasisme, Jerman dapat kembali pada

kejayaan dan tidak ditindas oleh kaum Yahudi. Demi terciptanya sebuah tatanan

politik Jerman di bawah kekuasaanya, Hitler memiliki kerangka politik yang

dikemasnya melalui Fasisme yang telah dia jelaskan lewat karyanya Mein Kampf.

Hitler menulis dengan sebuah perhitungan politik yang cerdik, yang

kemudian diteruskan dengan gerakan Nasionalis- Sosialis sehingga terbangunlah

Fasisme dengan kerangka politik Hitler yaitu:

1. Strateginya dimulai dengan melakukan propaganda dengan

menyadarkan rakyat Jerman akan krisis yang melanda Jerman adalah

dikarenakan orang-orang Yahudi. Sehingga hal ini menimbulkan

perlawanan dari rakyat Jerman, bahkan untuk melakukan

peperangan.10

9 Russel, Hitler: Seri Orang Termasyhur, 15.

10 Hitler, Mein Kampf: Edisi Lengkap Volume I dan II, 189.

Page 14: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

5

2. Propaganda dilakukan kepada kaum buruh agar mereka menjadi

seorang Nasionalis- Sosialis Jerman sehingga mereka ingin melakukan

gerakan untuk Negara. Dan ini harus dilakukan oleh seorang

proklamator yang berani memimpin jutaan kaum buruh yang dapat

memberikan dorongan baru untuk kemajuan Jerman.11

3. Revolusi, hal ini bisa disebut titik klimaks kerangka yang disuguhkan

oleh Adolf Hitler. Diamana Revolusi yang disebutnya itu adalah

sebuah gerakan heroic yang harus timbul dari rasa nasionalis warga

negaranya, dan revolusi akan gagal bila hal ini lahir bukan oleh rasa

pembelaan tanah air di dalam negara itu.12

Dari beberapa hal diatas maka jelaslah bahwa keinginan Hitler untuk

meguasai dunia lahir dari arah dimana fasis yang awalnya bagi Hitletr merupakan

solusi bagi negaranya, berubah menjadi sebuah ideologi yang tidak hanya dikenal

oleh masyarakat Jerman, tetapi oleh masyarakat dunia. Sehingga hal ini menjadi

menarik untuk dibahas secara mendalam, dengan membuka kembali literatur Mein

Kampnya.

Atas dorongan itulah penulis mencoba menggali kembali proses transisi

politik menuju kebangkitan Fasisme-Hitler di Jerman. Melalui literaturnya Mein

Kamp dan karya-karya lain yang membicarakan masalah ideology Fasisme di

Jerman.

11 Russel, Hitler: Seri Orang Termasyhur, 354.

12 Russel, Hitler: Seri Orang Termasyhur, 200.

Page 15: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

6

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Proses transisi di Jerman yang dimotori oleh Adolf Hitler, merupakan

taktik politik yang begitu cepat dan mendapat kesuksesan. Hal ini tidak terlepas

dari faktor-faktor luar yang menyebabkan ideologi fasis yang dikenalkan Hitler ini

begitu dekat dengan hati rakyatnya, sehingga pada waktu partai yang dipimpin

Hitler memenangkan pemilu.

Perjuangan yang dilakukan Hitler ini mendapat tanggapan baik dari pihak

rakyat dan militer. Sehingga pantas bila Hitler hanya dengan kurun waktu yang

singkat dapat menguasai Jerman, bahkan hampir setengah dari Eropa telah

dikuasainya. Selain itu, disela-sela kesibukannya sebagai pemimpin di Jerman,

Hitler telah berhasil membuat sebuah literatur, yang isinya merupakan pemikiran

politik, dan programnya dalam mengorganisir Jerman agar terbebas dari

kungkungn Yahudi dan Komunis yang telah menghancurkan kehidupan social,

ekonomi, dan politik di Jerman.13

Agar pembahasan skripsi ini tidak melebar, maka dari itu penulisannya

akan di fokuskan oleh Adolf Hitler pada perkembangan ekonomi, sosial, dan

politik di Jerman pada tahun 1933-1939.

Maka dari itu pertanyaan yang akan digali dalam skripsi ini adalah:

1. Bagaimana Hitler dengan ideologi Fasisme muncul ke panggung

kekuasaan pada Perang Dunia II?

2. Bagaimana Hitler menawarkan solusi bagi krisis ekonomi, sosial, dan

politik di Jerman pada masa itu?

13 http://4.bp.blogspot.com/_NH; Internet; diunduh pada tanggal 28 april 2012

Page 16: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan mendalami proses transisi politik di Jerman dengan

menerapkan ideologi Fasis sebagai dasar negara di bawah Adolf Hitler

2. Serta menggali konsep-konsep politik dalam karya Mein Kampf yang telah

berhasil menjadikan Jerman negara yang kuat

3. Untuk menyelesaikan tugas akhir perkuliahan penulis.

Adapun manfaat dari penelitian yakni :

A. Manfaat Akademis

Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam meraih gelar kesarjanaan

strata satu (S1) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Jurusan Ilmu Politik pada

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

B. Manfaat Praktis

1. Menambah Wawasan mahasiswa pada umumnya, dan bagi penulis pribadi

pada khususnya bahwa transisi yang terjadi di Jerman adalah merupakan

sebuah usaha Hitler dan rakyat Jerman untuk terbebas dari krisis

multidimensional dan politik sektarian yang dilakukan oleh Yahudi. Meskipun

itu semua menjadikan Hitler berasumsi bahwa Jerman adalah bangsa Aria.

Akan tetapi yang patut kita ambil hikmah dari sejarah Jerman itu yaitu usaha

antara pemerintah dan rakyat yang saling bekerjasama itu menjadikan negara

itu terbebas dari krisis.

2. Bagi Fakultas, diharapkan memberi sumbangan kepustakaan dalam

pengembangan wacana civitas akademika di Jurusan Ilmu Politik.

Page 17: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

8

D. Tinjauan Pustaka

Banyak terdapat studi atau tulisan mengenai sejarah dari seorang Hitler.

Mulai dari bagaimana seorang Hitler kecil hidup dengan begitu banyak kejadian

yang mengenaskan, hingga ia tumbuh dewasa dan dapat menjadi seorang

pemimpin yang disegani. Diantara studi-studi sebelumnya terdapat banyak

menggunakan pendekatan-pendekatan historis. Oleh karena itu, untuk

mempertajam studi sebelumnya, maka studi ini pun meninjau mengenai biografi

Adolf Hitler. Akan tetapi dalam studi ini yang akan dipertajam adalah mengenai

Fasisme yang dijadikan ideologi oleh Hitler, dan dari sinilah dapat diketahui

bagaimana Hitler dapat menjadi penguasa bagi Bangsanya.

D. Metode Penelitian

Adapun metode yang digunakan oleh penulis dalam menyusun skripsi ini

adalah library research yaitu metode penelitian yang menggunakan teknik

pengumpulan datanya dengan memanfaatkan berbagai sumber pustaka yang

berkaitan dengan permasalahan penelitian baik dari buku-buku teks, media masa,

ataupun jurnal, yang membicarakan tentang subjek yang di tuju. Namun yang

tetap perlu diperhatikan adalah unsur selektif yaitu tidak semua unsur bacaan yang

ditemukan lalu ditelaah dan dipakai begitu saja, agar didapatkan hasil penelitian

yang relevan dan tidak meluas kemana-mana. Kajian inipun sering juga disebut

kajian literatur.14

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang berangkat dari

generalisasi empiris atau realitas-realitas sosial sejarahnya. Realitas-realitas

tersebut dideskripsikan dan di analisis secara kompherenshif, holistic, dan

14 Mohamad Kasiram, Metodologi Penelitian: Refleksi Pengembangan Pemahaman dan

Penguasaan Metodologi Penelitian, (Malang: UIN Press, 2008), 111.

Page 18: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

9

komparatif. Aspek yang bersifat fenomenal dan historis juga dideskripsikan dan

ditelaah secara kritis hingga melahirkan satu generalisasi yang bersifat ideografis.

Menurut Bogdan dan Taylor (1973).15

penelitian kualitatif adalah prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif, ucapan atau tulisan, dan prilaku

yang dapat diamati dari subyek itu sendiri. Pendekatan ini menunjukan langsung

dari setting itu secara keseluruhan. Subjek studi baik berupa organisasi, lembaga,

atau individu tidak dipersempit menjadi variable yang terpisah atau menjadi

hipotesis, tetapi dipandang sebagai bagian dari suatu keseluruhan (holistic).

Strategi penelitian menggunakan studi tokoh kritis yang merupakan salah

satu jenis penelitian kualitatif. Dalam studi tokoh kritis, metode yang digunakan

untuk meneliti subjek penelitian akan mempengaruhi cara pandang subjek

tersebut. Sehingga studi tokoh kritis terletak pada kapasitas untuk menganalisa

dan menginterpretasi tokoh Hitler secara kritis. Melalui metode ini juga, dapat

dikenali secara mendalam bagaimana sang tokoh secara pribadi dengan melihat

konsep dia, sesuai dengan cara pandangnya terhadap dunia dengan pemikiran,

karya, dan prilaku politiknya. Penelitian kualitatif ini mencoba

menggeneralisasikan tokoh Adolf Hitler, dari sisi pemikiran politiknya khususnya

Ideologi Fasisme sebagai solusi dalam memperbaiki kondisi Jerman.

Oleh karena itu, kajian literatur kritis yang baik menjadi prasyarat wajib

bagi setiap penelitian, baik untuk penjabaran atau mempertajam permasalahan,

merumuskan hipotesis, merumuskan konsep-konsep, menentukan dasar-dasar

teori yang dipergunakan dalam mengumpulkan data, maupun dalam menafsirkan

data. Penelitian kepustakaan ini diperoleh dengan melakukan penalaran dedukatif

15 Burhan Bungin, metedologi Penelitian Kualitatif, Aktualisasi Metedologis Ke Arah

Ragam Farian Kontemporer. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001), 31.

Page 19: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

10

secara simultan dari sumber-sumber bacaan yang di peroleh. Jadi, penelaahan ini

tidaklah hanya memindahkan buah pemikiran orang lain secara dogmatis tetapi,

memerlukan proses berpikir seorang peneliti agar terhindar dari unsur menjiplak.

E. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penulisan, maka penulis menggunakan sistematika

penulisan dengan menggunakan pedoman penulisan karya ilmiah UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, serta agar penulisan ini menjadi lebih sistematis, maka

skripsi ini akan dibagi menjadi lima bab, yakni masing-masing terdiri dari sub-sub

yang terdiri sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Penulisan ini dimulai bab pertama, yang menjelaskan latar belakang

masalah. Dimana didalamnya berbicara tentang awal mula terjadinya

proses transisi di Jerman yang dikepalai oleh Adolf Hitler dengan

menawarkan fasis sebagai solusi politik bagi kekacauan di Jerman, yang

mana awal kemunculannya itu dikarenakan kebenciannya terhadap bangsa

Yahudi, yang dianggap olehnya sebagai biang terjadinya kekacauan dalam

semua bidang di Jerman. Hal inilah yang kemudian penulis jadikan

sebagai batasan dan rumusan masalah dalam penulisan skripsi ini.

Selanjutnya isi dari bab ini adalah mengenai tujuan dan manfaat penelitian,

metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

BAB II BIOGRAFI ADOLF HITLER

Selanjutnya dalam bab kedua, berisi mengenai ruang lingkup kehidupan

Adolf Hitler mulai dari kondisi lingkungan, latar pendidikannya, sampai

kepada keikutsertaannya dalam kancah politik. Dimana itu semua

Page 20: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

11

mempengaruhi terhadap karya Mein Kampf yang telah ditulisnya. Pada

bab ini juga ditulis sedikit tentang substansi dari Mein Kampf, juga

karakter Adolf Hitler dalam memandang kondisi politik di negaranya yang

mengalami krisis sosial, politik, dan ekonomi dan sarat dengan konflik

sektarian antara bangsa Yahudi dengan rakyat Jerman yang tertindas,

sehingga mempengaruhi kondisi Adolf Hitler yang membuatnya berpikir

untuk tetap mempertahankan kekuasaan dengan konsep fasismenya.

BAB III ASAL USUL FASISME DAN PERKEMBANGANNYA

Selanjutnya pada bab ketiga, menjelaskan sejarah asal usul dan definisi

dari fasisme, yang kemudian diterapkan menjadi ideologi negara di

Jerman. Karena fasisme tidak hanya dipakai Adolf Hitler, akan tetapi kala

itu Benito Musolini sebagai pemimpin di Italia pun menerapkan ideologi

tersebut. Sehingga perlulah untuk membahas ini agar dapat dibedakan

antara konsep fasismenya Hitler dan Musolini. Agar dalam

pembahasannya tidak kabur dan salah paham dalam menanggapi

konsepnya.

BAB IV FASISME SEBAGI SOLUSI DAN IDEOLOGI POLITIK DI

JERMAN

Pada bab keempat, masuk pada bab pembahasan masalah, dimana

didalamnya penulis menjelaskan tentang bagaimana fasisme menjadi

ideologi dan solusi politik di Jerman. Untuk memprjelas itu semua

ditambahkan beberapa poin yang menjelaskan dan menguatkan kenapa

Adolf Hitler menjadikan Fasisme sebagai solusi dan ideologi di Jerman.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Page 21: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

12

Selanjutnya dalam bab ke lima adalah bab penutup, dimana dalam bab ini

penulis mencoba menyimpulkan apa yang jadi tema skripsi ini, serta tidak

lupa menambah saran, agar penulisan skripsi ini lebih bermakna

khususnya bagi penulis dan umumnya untuk para pembaca.

Page 22: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

13

BAB II

KERANGKA TEORI

Kelahiran sebuah negara tidaklah terlepas dari sebuah ideologi yang

menjadi dasar kehidupan politik, ekonomi, sosial yang sesuai dengan ideologi itu

sendiri. Di mana hal itu tergantung akan cita-cita rakyat dan tokoh center yang

dipercaya oleh rakyat dalam memperjuangkan kemerdekaan Jerman. Selain itu

ideologi sebuah negara biasanya diarahkan atau disesuaikan oleh para tokohnya

sesuai dengan situasi dan kondisi rakyat, seperti yang terjadi di Uni Soviet yang

memilih Komunisme, Indonesia memilih Demokrasi Pancasila, Amerika memilih

Demokrasi Liberal, kemudian Jerman pada jaman Hitler yang memilih ideologi

Fasisme sebagai dasar negara.

Kondisi rakyatlah yang mendorong sebuah negara untuk merdeka, terlepas

dari ketertindasan dan penjajahan serta monopoli yang menyebabkan rakyat

sengsara. Sehingga dari ketertindasan itulah lahir sebuah kesadaran akan sebuah

kemerdekaan. Dan kesadaran akan kemerdekaan ini lahir selaras dengan situasi

politik, hukum, dan ekonomi yang ada dalam negara, hal ini biasanya dilihat dari

sebab ketertindasan dan kesengsaran yang menimpa rakyat. Seperti kondisi buruh

di Uni Soviet yang ditindas oleh kapitalisme sehingga mereka menuduh

kapitalisme yang menjadi biang keladi kesengsaran mereka, maka perjuangan

yang mereka lakukan adalah melalui ideologi Komunisme. Lalu kemudian

revolusi Prancis lahir karena kondisi rakyatnya yang ditindas dan situasi politik

yang di monopoli dan di dominasi oleh sistem kerajaan, di mana di dalamnya

rakyat tidak merasakan kesejahteraan, kemerdekaan, dan kebahagian. Sehingga

timbullah perjuangan perlawanaan rakyat yang menginginkan sebuah sistem yang

Page 23: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

14

menjadikan rakyatnya sejahtera dan memiliki kebebasan dalam kehidupan

bernegara. Begitu pula kelahiran ideologi fasisme di Jerman yang dipimpin oleh

Adolf Hitler.

Dengan meneliti secara keseluruhan atas kelahiran fasisme yang didirikan

Hitler ini tidak terlepas dari situasi dan kondisi, serta kebencian dari tokoh fasis

itu sendiri yaitu Adolf Hitler terhadap Yahudi, serta ambisinya yang menyatakan

bahwa bangsa Arya adalah bangsa yang luhur diatas bangsa-bangsa lain di dunia.

Atas dasar itulah maka lahirlah fasisme sebagai prinsip perjuangan dan

realitas yang paripurna bagi Jerman menurut Hitler di mana paham politik yang

menggunakan kekuasaan absolut tanpa demokrasi. Dalam paham ini,

nasionalisme yang sangat fanatik dan juga otoriter sangat kentara. Kata fasisme

diambil dari bahasa Italia, fascio, sendirinya dari bahasa Latin, fascis, yang berarti

seikat tangkai-tangkai kayu. Ikatan kayu ini lalu tengahnya ada kapaknya dan

pada zaman Kekaisaran Romawi dibawa di depan pejabat tinggi. Fasis ini

merupakan simbol dari kekuasaan pejabat pemerintah. Pada abad ke-20, fasisme

muncul di Italia dalam bentuk Benito Mussolini.16

Sementara itu di Jerman, juga

muncul sebuah paham yang masih bisa dihubungkan dengan fasisme, yaitu

Nazisme pimpinan Adolf Hitler. Nazisme berbeda dengan fasisme Italia karena

yang ditekankan tidak hanya nasionalisme saja, tetapi bahkan rasialisme dan

rasisme yang sangat sangat kuat. Karena kuatnya nasionalisme sampai mereka

membantai bangsa-bangsa lain yang dianggap lebih rendah.17

16 Vincent Bero, Musolini diantara Bayang-Bayang Hitler dan Romantika Clara Petacci,

(Jakarta: Transmedia Pustaka, 2007), 13.

Page 24: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

15

Mein Kampf karya Hitler sendiri menjelaskan bahwa karakter dari fasisme

yang dibangun olehnya adalah sebuah ideologi dan panutan atau kitab sucinya

rakyat Jerman untuk membebaskan diri dari kekuasaan Yahudi. Salah satu

karakter ideologi fasisme Nazi adalah nasionalisme yang kuat, ini sangat patut di

contoh bangsa Indonesia. Hitler mendirikan negara Nazi atas nama kesukuan dan

rasial yang menjunjung tinggi ras bangsa Jerman. Hal ini tentu saja berarti upaya

untuk mendapatkan keunggulan tanpa batas. Artinya nasionalisme yang

berlebihan atau hyper-nationalism memang digunakan sebagai motor utama

penyemangat rakyat yang akan digunakan untuk mengisi dominasi dunia dengan

ras bangsa Jerman.

Hitler menuangkan pemikirannya di dalam buku yang ditulis di dalam

tahanan yang Juga disimbolkan dengan semboyan 'ein volk, ein reich, ein fuhrer'

atau yang dalam bahasa Indonesia di artikan ―satu rakyat, satu kekaisaran, satu

pemimpin‖. Hubungan Nazi dengan volk atau rakyat dengan negara disebut

volkgemeinschaft atau komunitas rakyat.

Fasisme dalam pengertian Hitler, tidaklah cukup sampai di sini akan tetapi

mein Kampf yang telah diciptakannya menjadi sebuah doktrin agar ideologi Fasis

ini mengakar dalam hati setiap rakyat Jerman. Sehingga Fasis ini bukan hanya

sekedar ideologi tetapi menjadi sebuah jalan perjuangan rkyat Jerman khususnya

ras Arya dalam memerangi bangsa lain yang dianggap rendah olehnya.18

17 Ruper Butler, Hitler Young Tigers (Sepak Terjang Remaja NAZI Pemuja Hitler dalam

Perang Dunia II), (Jakarta: Planet Buku, 2008), 15.

18 Theodore Russel, Seri Orang Termasyhur (Hitler), 22.

Page 25: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

16

A. Fasisme Sebagai Ideologi

Sebuah negara fasis tidak akan lahir sebelum negara itu merasakan akan

kehidupan demokrasi, selain itu fasis juga lahir dalam sebuah negara industri

dimana ketegangan-ketegangan ekonomi dan sosial dan sistem ini hanya dapat

diatasi dengan dua cara secara liberal atau totaliter.19

Fasisme menolak liberal

karena konsep didalamnya menganugrahi kebebasan dan penyeragaman, hal ini

seperti yang terjadi di Jerman. Fasisme dengan taktik lihainya menggunakan

segala kecemburuan dan ketakutan golongan penerima gaji dan pada waktu yang

bersamaan meluncurkan propaganda terhadap elit ekonomi dan elit politiknya.20

Fasisme merupakan sebuah paham politik kekuasaan absolut tanpa

demokrasi, paham yang mengedepankan bangsa sendiri dan memandang rendah

bangsa lain. Dengan kata lain, fasisme adalah suatu sikap nasionalisme yang

berlebihan. Fasisme adalah, gerakan radikal ideologi nasionalis otoriter politik.

Fasis berusaha untuk mengatur bangsa menurut perspektif korporatis, nilai, dan

sistem, termasuk sistem politik dan ekonomi.21

Mereka menganjurkan

pembentukan partai tunggal negara totaliter yang berusaha mobilisasi massa suatu

bangsa dan terciptanya negara yang ideal untuk membentuk suatu elit

pemerintahan melalui indoktrinasi, pendidikan fisik, dan eugenika kebijakan

keluarga. Fasis percaya bahwa bangsa memerlukan kepemimpinan yang kuat,

19 Wiliam Ebenstain, Isme-Isme yang Mengguncang Dunia, (Yogyakarta: Narasi, 2006),

106.

20Adolf Hitler, Mein Kampf, (Jakarta: PT Suka Buku, 2010), 251.

21 Wiliam Ebenstain, Isme-Isme yang Mengguncang Dunia, 103.

Page 26: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

17

identitas kolektif tunggal, dan akan dan kemampuan untuk melakukan kekerasan

dan berperang untuk menjaga bangsa yang kuat.

Fasisme adalah anti-komunisme, anti-demokratis, anti-individualis, anti-

liberal, anti-parlemen, anti-konservatif, anti-borjuis dan anti-proletar, dan dalam

banyak kasus anti-kapitalis Fasisme. menolak konsep-konsep egalitarianisme,

materialisme, dan rasionalisme yang mendukung tindakan, disiplin, hirarki, dan

semangat. Dalam ilmu ekonomi, fasis menentang liberalisme sebagai gerakan

borjuis dan Marxisme sebagai sebuah gerakan proletar untuk menjadi eksklusif

ekonomi berbasis kelas gerakan Fasis.22

Ideologi mereka seperti yang dilakukan

oleh gerakan ekonomi trans-kelas yang mempromosikan untuk menyelesaikan

konflik kelas ekonomi dan mengamankan solidaritas nasional dengan cara mereka

mendukung, diatur multi-kelas, sistem ekonomi nasional yang terintegrasi.

Pemerintah Fasis melarang dan menekan oposisi terhadap negara. Fasisme

didirikan oleh sindikalis nasional Italia dalam Perang Dunia I yang

menggabungkan sayap kiri dan sayap kanan pandangan politik, tapi condong ke

kanan di awal 1920-an. Para sarjana umumnya menganggap fasisme berada di

paling kanan. Fasis meninggikan kekerasan, perang, dan militerisme sebagai

memberikan perubahan positif dalam masyarakat, dalam memberikan renovasi

spiritual, pendidikan, menanamkan sebuah keinginan untuk mendominasi dalam

karakter orang, dan menciptakan persaudaraan nasional melalui dinas militer.

Fasis melihat kekerasan dan perang sebagai tindakan yang menciptakan regenerasi

semangat, nasional dan vitalitas.

22 Wiliam Ebenstain, Isme-Isme yang Mengguncang Dunia, 104.

Page 27: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

18

Adolf Hitler sebagai pemimpin NAZI di Jerman melihat bahwa kondisi

negara dan penduduk asli Jerman berada dalam penindasan, dan juga ditambah

tidak adanya sifat patriotisme didalam tubuh bangsa arya23

. Padahal asumsi Hitler

bahwa bangsa Arya itu adalah bangsa yang tinggi diatas bangsa-bangsa lain di

dunia. Akan tetapi dengan kenyataan yang justru sebaliknya itu membuat Hitler

benci terhadap kaum Yahudi yang mendominasi Jerman.24

Maka Hitler pun

berusaha menyadarkan kembali akan tingginya bangsa Arya terhadap penduduk

Jerman dengan cara melahirkan sifat patriotis di dalam tubuh bangsa Jerman agar

terbebas dari penjajahan dan menjadi bangsa yang tinggi di dunia maka lahirlah

ideologi Fasisme.

Fasisme berasal dari kata fascio dari kata fasces yang berarti seikat tongkat

dan kapak. Menurut para ahli sejarah bangsa Italia, fasisme adalah fascio di

combattimento, yang artinya kurang lebih ―persatuan perjuangan‖. Fasisme adalah

pengaturan pemerintahan dan masyarakat secara totaliter oleh suatu kediktatoran

partai tunggal yang sangat nasionalis, rasialis, militeris, dan agresif imperialis.

Paham fasisme hampir bersamaan dianut oleh tiga negara, yaitu Italia, Jerman dan

Jepang.

Paham Fasisme di Jerman disebut Nazisme. Nazi adalah suatu partai di

bawah pimpinan Adolf Hitler. Seusai Perang Dunia I, Jerman berubah menjadi

Republik yang semula adalah kerajaan. Pemimpin pertama adalah Ebert, Berkuasa

antara tahun 1919–1925, pemimpin selanjutnya adalah Presiden Hindenburg

23 Adolf Hitler, Mein Kampf, 32.

24 Adolf Hitler, Mein Kampf, 51.

Page 28: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

19

(1925–1934). Dalam pemerintahan republik ini, Jerman mengalami berbagai

macam kesulitan, Baik dalam keuangan (Inflasi) maupun kekacauan ekonomi.

Dalam keadaan Negara yang kacau tersebut rakyat Jerman mengharapkan orang

yang kuat untuk memperbaiki keadaan. Dalam suasana yang kacau ini muncullah

Adolf Hitler dengan partai Extrim yaitu NAZI.25

Adolf Hitler selalu menekankan kepada pemuda Jerman bahwa bangsa

Jerman adalah bangsa yang besar yang ditakdirkan untuk memerintah dunia

karena bangsa Jerman adalah bangsa berdarah Arya, yang merupakan pangkal

kekuatan jerman. Namun kekuatan itu sedang terbelenggu oleh kekuatan asing,

yaitu bangsa Yahudi dan Komunis.26

Orang Yahudi sebagai penyebab semua itu

harus dimusnahkan. Selanjutnya, kata Adolf Hitler untuk melepaskian diri dari

penderitaan dan meluaskan ruang hidup, Jerman harus membentuk angkatan

perang yang sangat kuat yang dipimpin oleh seorang Fuhrer (pemimpin besar).

Seperti apa yang ditulisnya dalam Mein Kamf ―Alasan anti semitisme (anti

Yahudi) harus mendorong ke arah oposisi legalyang direncanakan dan

menghapuskan perlakuan khusus terhadap bangsa yahudi, itu adalah tujuan

terakhirnya, bagaimanapun harus sungguh-sungguh memindahkan bangsa Yahudi

secara keseluruhan‖.27

Setelah Perang Dunia I Negara Jerman yang semula berbentuk Kerajaan

berubah menjadi Republik. Akan tetapi, masa pemerintahan republic ini tidak

25 Agustinus Pambudi, The Death of Adolf Hitler (Kematian Adolf Hitler), (Jakarta:

Agromedia Pustaka), 25.

26 Russel, Seri Orang Termasyhur: Adolf Hitler, (Jakarta: MM Corp, 2005), 22.

27 Russel, Seri Orang Termasyhur, 23.

Page 29: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

20

berhasil mengatasi kekacauan ekonomi sebagai akibat Perang Dunia I, lebih lagi

Jerman berada di pihak yang kalah. Dengan adanya hal tersebut, timbullah

ketidakpuasan rakyat yang menimbulkan kekacauan-kekacauan, bahkan

pemberontakan-pemberontakan. Sementara itu Partai Nasionalis Jerman atau

National Sozialistische Deutsche Arbeiter. (NSDAP) yang disingkat dengan Nazi

berkembang menjadi partai yang kuat dipimpin oleh Adolf Hitler. Nazi berusaha

merebut kekuasaan tetapi gagal.28

Dipenjara itulah Hitler menulis buku Mein

Kamf (Perjuanganku) isinya mengenai paham-paham Nazi. Jiwa

B. Prinsip-prinsip Fasisme

Para pelopor fasisme meninggalkan jejak ajaran mereka perihal fasisme.

Hitler menulis Mein Kampft, sedangkan Mussolini menulis Doktrine of Fascism.

Ajaran fasis model Italia-lah yang kemudian menjadi pegangan kaum fasis

didunia, karena wawasannya yang bersifat moderat. Menurut Ebenstein, unsur-

unsur pokok fasisme terdiri dari tujuh unsur29

:

Pertama, ketidak percayaan pada kemampuan nalar. Bagi fasisme,

keyakinan yang bersifat fanatik dan dogmatic adalah sesuatu yang sudah pasti

benar dan tidak boleh lagi didiskusikan. Terutama pemusnahan nalar digunakan

dalam rangka ―tabu‖ terhadap masalah ras, kerajaan atau pemimpin.

Kedua, pengingkaran derajat kemanusiaan. Bagi fasisme manusia tidaklah

sama, justru pertidaksamaanlah yang mendorong munculnya idealisme mereka.

Bagi fasisme, pria melampaui wanita, militer melampaui sipil, anggota partai

28 Rupert Butler, Sepak Terjang Remaja Nazi Pemuja Hitler dalam Perang Dunia II,

(Jakarta: Planet Buku, 2008), 10.

29 Wiliam Ebeinsten, Isme-isme yang Mengguncang Dunia, 126.

Page 30: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

21

melampaui bukan anggota partai, bangsa yang satu melampaui bangsa yang lain

dan yang kuat harus melampaui yang lemah. Jadi fasisme menolak konsep

persamaan tradisi yahudi-kristen (dan juga Islam) yang berdasarkan aspek

kemanusiaan, dan menggantikan dengan ideology yang mengedepankan kekuatan.

Ketiga, kode prilaku yang didasarkan pada kekerasan dan kebohongan.

Dalam pandangan fasisme, negara adalah satu sehingga tidak dikenal istilah

―oposan‖. Jika ada yang bertentangan dengan kehendak negara, maka mereka

adalah musuh yang harus dimusnahkan. Dalam pendidikan mental, mereka

mengenal adanya indoktrinasi pada kamp-kamp konsentrasi. Setiap orang akan

dipaksa dengan jalan apapun untuk mengakui kebenaran doktrin pemerintah.

Hitler konon pernah mengatakan, bahwa ―kebenaran terletak pada perkataan yang

berulang-ulang‖. Jadi, bukan terletak pada nilai obyektif kebenarannya.

Keempat, pemerintahan oleh kelompok elit. Dalam prinsip fasis,

pemerintahan harus dipimpin oleh segelintir elit yang lebih tahu keinginan seluruh

anggota masyarakat. Jika ada pertentangan pendapat, maka yang berlaku adalah

keinginan si-elit.

Kelima, totaliterisme. Untuk mencapai tujuannya, fasisme bersifat total

dalam meminggirkan sesuatu yang dianggap ―kaum pinggiran‖. Hal inilah yang

dialami kaum wanita, dimana mereka hanya ditempatkan pada wilayah 3 K yaitu:

kinder (anak-anak), kuche (dapur) dan kirche (gereja). Bagi anggota masyarakat,

kaum fasis menerapkan pola pengawasan yang sangat ketat. Sedangkan bagi kaum

penentang, maka totaliterisme dimunculkan dengan aksi kekerasan seperti

pembunuhan dan penganiayaan.

Page 31: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

22

Keenam, Rasialisme dan imperialisme. Menurut doktrin fasis, dalam suatu

negara kaum elit lebih unggul dari dukungan massa dan karenanya dapat

memaksakan kekerasan kepada rakyatnya. Dalam pergaulan antar negara maka

mereka melihat bahwa bangsa elit, yaitu mereka lebih berhak memerintah atas

bangsa lainnya. Fasisme juga merambah jalur keabsahan secara rasialis, bahwa ras

mereka lebih unggul dari pada lainnya, sehingga yang lain harus tunduk atau

dikuasai. Dengan demikian hal ini memunculkan semangat imperialisme.

Ketujuh, fasisime memiliki unsur menentang hukum dan ketertiban

internasional. Konsensus internasional adalah menciptakan pola hubungan antar

negara yang sejajar dan cinta damai. Sedangkan fasis dengan jelas menolak

adanya persamaan tersebut. Dengan demikian fasisme mengangkat perang sebagai

derajat tertinggi bagi peradaban manusia. Sehingga dengan kata lain bertindak

menentang hukum dan ketertiban internasional.

C. Fasisme dan Totalitarianisme

Sebelum membahas masalah hubungan yang terbentuk antara fasisme dan

totalisme yang menghasilkan suatu ideologi politik fasisme totaliter akan

dijabarkan sekelumit mengenai pengertian sistem totalitarian, karakteristik, contoh

kasus tentang perkembangan konsep totalitarian di masa sekarang. Sebagai lawan

dari sistem demokrasi, sistem totalitarian adalah bentuk pemerintahan dari suatu

negara yang bukan hanya selalu berusaha menguasai segala aspek ekonomi dan

politik masyarakat, tetapi juga selalu berusaha menentukan nilai-nilai 'baik' dan

'buruk' dari prilaku, kepercayaan dan paham dari masyarakat. Sebagai akibatnya,

tak ada lagi batas pemisah antara hak dan kewajiban oleh negara dan oleh

masyarakat.

Page 32: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

23

Di dalam sistem totalitarian, bukan negara yang melayani masyarakat,

tetapi sebaliknya sebanyak mungkin anggota masyarakat, khususnya mereka yang

bekerja di lembaga-lembaga pemerintah, diwajibkan melaksanakan berbagai tugas

untuk membantu penguasa membangun negara ke arah bentuk ideal. Misalnya

diwajibkan menjadi anggota satu-satunya partai politik atau satu-satunya serikat

buruh bentukan pemerintah. Apabila nilai-nilai komunis (atau nilai-nilai suatu

agama) dianggap oleh penguasa sebagai bentuk ideal, maka nilai tersebut akan

didoktrinkan ke dalam pola pikir masyarakat.

Berbagai bentuk sistem totalitarian dalam suatu pemerintahan berpijak

pada ideologi-ideologi yang berbeda. Walaupun demikian, semuanya memiliki

ciri-ciri bersama. Dua ciri utama totalitarian yang terpenting adalah adanya

ideologi yang disebarkan dan dimasukkan ke dalam berbagai aspek kehidupan

sehari-hari masyarakat dan keberadaan partai politik tunggal agar seluruh

komponen masyarakat bisa dimobilisir melalui partai tunggal tersebut. Pimpinan

partai tunggal ini mengontrol sistem negara, termasuk lembaga-lembaga

pengadilan dan parlemen (jika ada), lembaga-lembaga pendidikan, mengontrol

komunikasi melalui radio, televisi, dan berbagai alat komunikasi (pada masa

modern termasuk internet, seperti yang masih dilakukan pemerintah Republik

Rakyat Cina sampai kini), bahkan bila perlu dengan mengerahkan polisi rahasia.30

Contoh sistem pemerintahan yang paling sering disebut sebagai

pemerintah totalitarian adalah bekas pemerintah Uni Soviet di bawah Stalin,

Jerman pada masa Nazi dan Republik Rakyat Tiongkok pada masa Mao. Regim

30PengertianTotalitarian,<http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Totalitarian&oldid=5

094138>, diunduh 10 Januari 2012.

Page 33: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

24

komunis di Uni Soviet dan Tiongkok berusaha mencapai 'nilai-nilai manusiawi

yang universal' dengan menciptakan berbagai kelas masyarakat. Negara Sosial

Nasionalis Jerman berusaha mewujudkan 'keunggulan dan kelebihan positif'

bangsa Arya. Negara Singapura saat ini juga dapat dikategorikan ke dalam negara

Totalitarian mengingat kebijakan-kebijakan yang terdapat di negara Singapura.

Dengan kemajuan teknologi (misalnya teknologi internet), perwujudan

suatu pemerintah totalitarian modern mungkin berbeda dan lebih tersamar.

Misalnya totalitarian pada masa sekarang tidak lagi tergantung pada keberadaan

secara fisik aparat rahasia atau aparat militer yang langsung melakukan operasi

pengontrolan dan pemaksaan nilai-nilai, tetapi lebih tergantung pada teknologi.

Totaliterisme menggambarkan diktator partai-negara yang tersentralisir dan jalin-

menjalin, yang menggunakan teror, organisasi yang mendetail, dan indoktrinasi

ideologis untuk mengendalikan secara terang-terangan segenap aspek kehidupan

sosial. Pada prakteknya, hal ini berarti kontrol dijalankan tidak hanya terhadap

seleksi elit politik dan agenda politik, tapi juga terhadap masyarakat dan

perekonomian lewat kontrol pada media, elaborasi sosialisasi publik, pencegahan

mandirinya suatu organisasi dari struktur partai negara dan terakhir kepemilikan

dan perencanaan ekonomi. Jadi, dalam totaliterisme, batas-batas yang populer

memisahkan politik, ekonomi, dan masyarakat menjadi lenyap. Ini

memungkinkan penetrasi dan despotisme yang menjadi ciri khas dalam

kediktatoran modern itu.31

31<http://www.pangisyarwi.com/index.php?option=com_content&view=article&id=90:si

mposium-kapitalisme-sosialisme-demokrasi&catid=7&Itemid=102>; Internet; diunduh 10 Januari

2012.

Page 34: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

25

Era kekejaman rezim fasis, NAZI dan komunis Soviet sudah berlalu secara

historis. Namun, jejak-jejak karakter totaliter masih membekas dalam rezim dan

masyarakat sekarang. Hal ini nampak misalnya dalam logika dominasi dan

rasionalitas teknologis sekaligus mentalitas konsumeristis dalam masyarakat

industri maju yang berideologikan pasar bebas, akumulasi modal (kapitalisme),

dan liberalisme. Herbert Marcuse menyebut masyarakat industri maju (advanced

industrial society) sebagai masyarakat satu-dimensi (one-dimensional society).

Pemberdayaan warga negara, konsumen yang kritis dan pembiasaan cara berpikir

yang dialektis menjadi prasyarat untuk mencegah berulangnya totalitarianisme

dalam peradaban umat manusia.32

Totalitarianisme, rezim totaliter, adalah kosa kata politik khas abad ke-20.

Menurut Eugene Kamenka dalam esainya ‗Totalitarianism‘,33

istilah totaliter dan

totalitarianisme menggambarkan negara, ideologi, para pemimpin politik dan

partai politik yang mengupayakan perubahan dan kontrol total (total

transformation & control) atas masyarakat sebagai tujuan politisnya. Paradigma

yang melatarbelakangi tujuan ini adalah konsep hidup yang total menyeluruh dan

negara serta komunitas yang organis-kohesif. Istilah ini pertama kali muncul di

panggung politik ketika digunakan oleh pemimpin rezim fasis di Italia, yaitu

Mussolini, dalam pidato kenegaraan yang menyerang sisa-sisa anggota kelompok

32Hendar Putranto, Masyarakat satu-dimensi: Wajah Baru TOTALITARIANISME?,

http://hendar2006.multiply.com/journal/item/3/Konsumerisme_sebagai_totalitarianisme_wajah_ba

ru_?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem, diunduh 10 Januari 2012.

33Kamenka, Eugene, ‗Totalitarianism‘ dalam Robert E. Goodin and Philip Pettit (eds.),

Blackwell Companions to Philosophy: A Companion to Contemporary Political Philosophy, UK:

Blackwell Reference, 1995, hlm. 629-631.

Page 35: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

26

oposan dalam Parlemen pada 22 Juni 1925, dengan istilah ‗la nostra feroce

voluntà totalitaria.‘ (kehendak totaliter kita—kaum Fasis yang dipimpinnya--

yang kokoh). Berasal dari kata Italia totalitario, yang artinya komplit, mutlak,

istilah totaliter dengan cepat dipakai sebagai ideologi resmi negara Italia

sebagaimana dirumuskan oleh pemikir rezim fasis, Giovanni Gentile. Beberapa

tahun setelahnya, Mussolini mengadopsi sistem pemikiran totaliter ini dan

menginkorporasikannya ke dalam ideologi negara sebagai ‗lo stato totalitario‘

(negara totaliter).

Di Jerman, penggunaan istilah total atau totalitär oleh rezim National

Socialists (NAZI) tidak bertahan lama. Pertama kali digunakan oleh Ernst Juenger

pada 1930, konsep ini identik dengan ‗mobilisasi total‘ dalam pengertian militer.

Pada tahun-tahun berikutnya, Carl Schmitt, seorang pengacara yang kelak menjadi

salah seorang ideolog terpenting dari NAZI, mendiskusikan ide ‗negara totaliter‘.

Namun karena konsep ini jarang digunakan oleh Der Führer, Adolf Hitler,

mungkin karena ia tidak mau dianggap berhutang budi secara ideologis pada

Mussolini, maka istilah ‗totalitär‘ menjadi usang dan tidak lagi dipakai para

petinggi NAZI.34

Sebagai konsep politis, totalitarianisme adalah konsep yang dinamis,

artinya dalam rentang ruang-waktu sejarah ia mengalami sejumlah perubahan atau

pergeseran makna. Konsep totaliter seperti sudah disinggung di atas merupakan

fase I dari 5 fase perkembangan pemahaman atas konsep totaliter.35

Fase

35Bdk. Hardiman, F. Budi, ―Totalitarianisme,‖ Catatan Seminar Kuliah bagi mahasiswa

program Magister Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, tidak diterbitkan, 2005, 1.

Page 36: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

27

berikutnya (fase II) terjadi setelah Perang Dunia II (pasca 1945), di mana konsep

totaliter cenderung diasosiasikan sebagai deskripsi negatif dan peyoratif dari

fenomena baru yang berbahaya, kuat, berbasiskan ideologi dan amat bertentangan

dengan kebebasan, kreativitas serta independensi, yang mengerahkan,

menggerakkan, dan mengatur massa dengan tujuan-tujuan jahat. Pemikir seperti

Borkenau menulis bukunya The Totalitarian Enemy pada 1940 dan Aldous

Huxley, pada 1944, menuduh para pemikir sayap-kiri dan Partai Pekerja di Inggris

sebagai ‗kaum totaliter yang bersemangat‘.

Fase III dari perkembangan konsep totaliter merupakan fase debat ilmiah

yang sarat nuansa akademis dan bukan lagi melulu manifestasi politik yang real.

Seorang Profesor politik hukum negara (Staatsrechtsprofessor) kenamaan dari

Harvard University, Carl Joachim Friedrich (1901-1984), bersama Z.K.

Brzezinski pada 1956 menerbitkan buku Totalitarian Dictatorship and Autocracy

yang memainkan peranan penting mengintroduksi konsep totaliter dalam wacana

akademis, khususnya ilmu politik. Menurut Friedrich, totalitarianisme adalah

bentuk pemerintahan yang unik dan baru dan mempunyai 6 karakteristik pokok

yang umum dijumpai baik dalam rezim fasis Italia, Nasional Sosialis (NAZI)

maupun komunis Rusia di bawah Stalin, sebagai berikut:36

1. Mempunyai ideologi resmi negara yang memperjuangkan kondisi sempurna-

final dari umat manusia, dan semua orang yang berada di wilayah negara

tersebut harus memeluk ideologi ini.

36Hendar Putranto, Masyarakat satu-dimensi: Internet: diunduh pada 10 Januari 2012

Page 37: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

28

2. Mempunyai satu partai tunggal yang biasanya disimbolkan atau dikebawahkan

pada satu sosok pemimpin. Partai ini terorganisasi secara hirarkis dan

kekuasaannya melampaui atau erat terkait dengan birokrat negara.

3. Mempunyai tingkat penguasaan teknologi yang canggih serta monopoli atas

persenjataan dan pasukan militer.

4. Monopoli yang mendekati total-komplet atas sarana-sarana komunikasi massa.

5. Mempunyai seperangkat sistem kontrol fisik atau psikologis lewat teror.

6. Penguasaan dan pengarahan keseluruhan ranah ekonomi secara terpusat.

Leonard Schapiro dalam Totalitarianism37

menganalisa kontur dan fitur

dari totalitarianisme dengan pertama-tama mengiyakan pentingnya enam poin

karakteristik rezim totaliter seperti yang ditawarkan oleh Friedrich di atas

(Schapiro menyebut enam poin versi Friedrich sebagai ―the six-point syndrome,‖

karena betapapun dikritik dari berbagai penjuru, keenam poin ini masih

mendominasi wacana seputar totalitarianisme hingga sekarang). Berikutnya,

Schapiro menguraikan dua arus besar yang mengkritik konsepsi Friedrich di

atas.38

Menurutnya, (1) ada sejumlah pemikir yang mengkritik detil dari the six-

point syndrome. Mereka berupaya menambahkan atau mengurangi isi dari the six-

point syndrome, misalnya dengan menyepakati dua faktor lain yang sama

pentingnya dengan keenam poin versi Friedrich, yaitu (a) adanya teori dominasi

dunia yang tersirat dalam ideologi resmi rezim, dan (b) adanya kebutuhan rezim

untuk memobilisasi massa secara terus menerus. Dari sisi lain, ada yang

37Schapiro dan Leonard, Totalitarianism, (London: Macmillan, 1972), 13-71.

38 Schapiro dan Leonard, Totalitarianism, 19-20.

Page 38: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

29

mengkritik argumen Friedrich menyangkut monopoli kontrol atas persenjataan

dan militer sebab penguasaan persenjataan dan militer adalah faktor esensial bagi

setiap bentuk pemerintahan agar tetap mempunyai otoritas atas warganya, dan hal

ini berarti bukan kekhasan bentuk pemerintahan totaliter. Arus kritik kedua (2)

menerima enam poin yang diajukan Friedrich dengan atau tanpa modifikasi,

namun mereka berargumen bahwa keunikan dan kebaruan yang disimpulkan

Friedrich menyangkut hakikat rezim totaliter tidak lagi bisa dipertahankan. Semua

fitur ini (the six-point syndrome) sudah ada dan bisa ditemukan dalam rezim-

rezim lain, baik di masa lampau maupun di masa sekarang.39

Kehadiran teknologi

modern dalam rezim totaliter, salah satu poin penting yang ditekankan Friedrich,

hanya membedakan rezim ini dengan rezim-rezim lain dalam skala tingkat / level

(degree), dan bukan jenis (kind).

Sementara itu, Hannah Arendt dalam karya monumentalnya The Origins

of Totalitarianism (1951) berupaya memetakan asal-usul rezim totaliter secara

fenomenologis dengan menganalisa fenomena psikologis massa dan individu.40

Menurutnya, totalitarianisme adalah rezim gerakan massa41

yang berkarakter

39Dalam wikipedia, the free encyclopedia (http://en.wikipedia.org/wiki/Totalitarianism

yang terakhir dimodifikasi isinya pada 6 Juli 2005, 02:33 WIB), selain NAZI Jerman, fasis Italia,

dan Uni Soviet, yang termasuk rezim-rezim totaliter adalah komunis Cina, Ba‘athist Irak, Ba‘athist

Siria, Libia di bawah Muammar al-Qadaffi, rezim Khmer Merah di Kamboja, the Laotian Pathet

Lao (Laos), Republik Sosialis Vietnam, dan Republik Demokratis Rakyat Korea

40Arendt, Hannah, The Origins of Totalitarianism, New York: Meridian Books, 1951, bab

X, ―A Classless Society‖, & bab XI ―The Totalitarian Movement‖, hlm. 305-388.

41 Arendt, Hannah, The Origins of Totalitarianism, 311. Arendt memberikan cukup

banyak porsi analisa untuk menguraikan fenomena massa yang dianggapnya sebagai fenomena

khas modernitas abad ke-20, menggantikan fenomena kelas, yang dominan dalam realpolitik di

abad ke-19. Fenomena massa ini pada gilirannya menjadi prakondisi dari lahirnya totalitarianisme

seperti dituliskannya berikut ini, ―Totalitarian movements are possible wherever there are masses

Page 39: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

30

impermanensi, yang memegang kekuasaan sejauh dan selama mereka membuat

segala sesuatu di sekelilingnya bergerak dan rezim ini mempunyai kemampuan

menyesuaikan diri yang luar biasa sekaligus tidak mempunyai kesinambungan

(absence of continuity). Sementara itu, secara ontologis-antropologis, karakter

individu dalam rezim totaliter adalah manusia massa yang teratomisasi secara

sosial, mengalami individualisasi yang ekstrem, apolitis dan mudah di-

depolitisasi, tercerabut dari keberakarannya (kelas, keluarga, ruang privat, jati-

diri, self-interest) yang merupakan mangsa empuk untuk dimanipulasi, dijadikan

target propaganda dan bulan-bulanan teror42

, untuk kemudian dicampakkan dalam

kamp konsentrasi di Auswitzsch oleh rezim NAZI atau dibuang ke Siberia (Gulag

Archipelago) oleh rezim Bolshevik Rusia.43

Cita-cita dan karakteristik rezim

totaliter yang bertemu dengan karakter manusia massa seperti disinggung atas bisa

who for one reason or another have acquired the appetite for political organization. Masses are

not held together by a consciousness of common interest and they lack that specific class

articulateness which is expressed in determined, limited, and obtainable goals. ,The term masses

applies only where we deal with people who either because of sheer numbers, or indifference, or a

combination of both, cannot be integrated into any organization based on common interest, into

political parties or municipal governments or professional organizations or trade unions.

Potentially, they exist in every country and form the majority of those large numbers of neutral,

politically indifferent people who never join a party and hardly ever go to the polls.‖

42Arendt, Hannah ,341- 344. Arendt menulis ―Propaganda and terror present two sides of

the same coin…Propaganda is indeed part and parcel of „psychological warfare‟; but terror is

more. Terror continues to be used by totalitarian regimes even when its psychological aims are

achieved… Where the rule of terror is brought to perfection, as in concentration camps,

propaganda disappears entirely… propaganda .. is one, and possibly the most important,

instrument of totalitarianism for dealing with the nontotalitarian world; terror…is the very esence

of of its form of government.‖ Di lembar lain (ibid., hlm. 354), Arendt menulis bahwa ―propaganda

NAZI yang paling efektif adalah cerita konspirasi orang-orang Yahudi untuk menguasai dunia

(dan bahwa) isu Yahudi adalah simbol kemunafikan dan ketidakjujuran dari seluruh sistem.‖

43 Arendt, Hannah, The Origins of Totalitarianism, 316.

Page 40: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

31

menghasilkan definisi gerakan totaliter sebagai berikut: gerakan totaliter adalah

organisasi massa dari gugus individu yang teratomisasi, terisolasi.44

Secara khusus, Paul M. Hayes dalam Fascism45

menyoroti karakteristik

rezim fasis di Italia dan Jerman yang menurutnya mempunyai beberapa ciri pokok

berikut ini:

Konsep superioritas rasial, yang termanifestasi dalam kampanye

pembasmian kaum Yahudi (anti-Semitisme) dan Slav. Meskipun konsep

superioritas rasial ini tidak begitu digelorakan oleh rezim fasis Italia, dan lebih

nampak dalam rezim NAZI (dengan konsep ‗Volk‟—yang menandai superioritas

ras mereka di atas ras-ras lain secara alamiah, sekaligus erat diasosiasikan dengan

karakteristik bangsa Jerman seperti perjuangan, ganjaran (reward) dan dominasi),

namun tokoh-tokoh pemikir fasis Italia seperti Farinacci dan D‘Annunzio adalah

orang-orang berpikiran rasis. Di belakang ide superioritas ras Jerman, kita bisa

menyebutkan pengaruh filsuf Fichte (yang mengatakan bahwa Jerman adalah

rakyat yang paling sejati / Urvolk dan hanya orang Jermanlah yang benar-benar

mempunyai Volk dan mempunyai kecintaan yang real dan rasional terhadap

bangsanya), Jahn (yang menggabungkan atribut fisik dan mental dari orang

Jerman menjadi sebuah filsafat ras yang inkoheren), Arndt (yang percaya pada

keunggulan ras Nordic), von der Marwitz (penggiat awal dari kampanye melawan

kaum Yahudi), Görres (yang lewat karyanya Das Wachstum der Historie berhasil

mempropagandakan konsep mitos rakyat unggul, yaitu kemurnian dan kekuatan

dari ras Jerman), Arthur Gobineau (yang menekankan pentingnya ras sebagai

44 Arendt, Hannah, The Origins of Totalitarianism, 323.

45Hayes, Paul M., Fascism, London: George Allen & Unwin Ltd., 1973, 1-76.

Page 41: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

32

faktor esensial dalam proses peradaban, dan menggariskan struktur hirarkis dari

ras-ras, di mana ras Teutons menempati tempat paling unggul di antara ras-ras lain

di muka bumi ini), Schemann, Wagner, Dühring dan Lagarde.

Kombinasi yang aneh dari konsep Darwinisme-Sosial dengan

Imperialisme Sosial, kemakmuran nasional, penyebaran peradaban Barat yang

‗maju‘, mistisisme religius, dan teori racial destiny yang kesemuanya mau

menggarisbawahi kompleksitas faktor yang mempengaruhi muncul dan

berkembangnya rezim totaliter.

Sementara Slavoz Žižek dalam bagian Introduksi buku yang dieditnya,

Mapping Ideology46

, menarik perhatian kita akan pentingnya ideologi dan

sekaligus kritik atas ideologi dalam sebuah rezim yang berkuasa (existing order).

Namun, menurut Žižek, ada juga kekeliruan sejarah yang menganggap bahwa

Fasisme adalah sebuah ideologi. Adorno, misalnya, menolak memperlakukan

Fasisme sebagai ideologi (dalam pengertian ‗legitimasi rasional atas tatanan atau

rezim yang sedang berkuasa‘), sebab ‗ideologi Fasis‘ tidak mempunyai koherensi

sebuah konstruksi rasional yang selalu mensyaratkan analisa konseptual dan

refutasi ideologis-kritis. Dengan kata lain, ‗ideologi Fasis‘ bukan ‗kebohongan

yang dialami sebagai kebenaran‘ (tanda pengenal dari ideologi yang sejati).

‗Ideologi Fasis‘ bahkan tidak dianggap serius oleh orang-orang yang

mempromosikannya; status ideologi Fasis adalah melulu instrumental, dan pada

46Žižek, Slavoz , The Spectre of Ideology” dalam Žižek, Slavoz (ed.) Mapping Ideology,

London-New York: Verso, 1994, hlm. 1-33.

Page 42: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

33

akhirnya amat tergantung dari pemaksaan yang datang dari luar (external

coercion).47

Fase IV dari perkembangan pemahaman konsep ‗totalitarianisme‘ dipakai

pada era Perang Dingin (Cold War), terutama untuk mencirikan ‗teror konsumsi‘

dalam masyarakat kapitalistis, seperti dibahas oleh Herbert Marcuse dalam One

Dimensional Man (1964). Kita akan segera membahas ciri totaliter dalam

masyarakat industri maju dalam bagian selanjutnya dari paper ini. Fase kelima

berlangsung setelah runtuhnya Sosialisme Soviet (1989). Konsep totaliter

mengalami renaisans dan dipakai sebagai konsep ilmiah. Namun dalam

realpolitik, seorang presiden USA George W. Bush belum lama ini pun masih

memakai istilah ‗totalitarian‘ ketika menyebut Korea Utara, Iran dan (Ba‘athist)

Iraq sebagai ―Poros Setan‖ (Axis of Evil). Melihat arus sejarah dan perkembangan

politik seratus tahun terakhir, secara tentatif kita bisa mengatakan bahwa ada

kemungkinan fase-fase berikutnya dari ‗totalitarianism‘, aplikabilitas konsep ini

dalam realpolitik dan flexibilitasnya dalam wacana akademis juga kemungkinan

besar masih akan terus berlanjut.

47Žižek, Slavoz , The Spectre of Ideology, 13.

Page 43: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

34

BAB III

BIOGRAFI ADOLF HITLER

A. Riwayat Hidup

Adolf Hitler dilahirkan Tanggal 20 April 1889 di Brunau Austria.

Ayahnya seorang pegawai Pabean yang bernama Schikl bruber. Masa kanak-

kanaknya dijalani dengan sering sakit-sakitan, pemalu dan bermuka pucat. Dan

kadang kala Hitler tiba-tiba marah pada siapapun yang tidak sependapat

dengannya termasuk pada ibunya sendiri. Hitler keluar dari sekolah pada usia

enam belas tahun.48

Hitler memiliki cita-cita untuk menjadi seorang seniman, sehingga

setelah dia menyeleseikan studinya, dia mencoba untuk melanjutkan

pendidikannya ke akademi seni rupa di Wina. Akan tetapi dua kali dia di tolak

oleh akademi itu. Selama beberapa tahun Hitler bertahan hidup di Wina karena

cita-cita yang ada dalam benaknya. Dalam kehidupannya yang sulit itu, Hitler

melakukan pekerjaan serabutan seperti mencetak postcard, membersihkan karpet,

dan menjadi seorang kondektur. Tinggal di rumah sewaan, dengan hanya makan

sayur kaldu tanpa daging. Semua itu dia curahkan dalam benaknya bahwa

kegagalan yang dialaminya adalah disebabkan orang-orang Yahudi49

.

Yahudi telah melakukan dominasi ekonomi terhadap Jerman, hal ini

telah dimulai sejak bahkan sebelum perang media, di mana yang dibahas di

dalamnya adalah masalah saham. Sehingga efek dari dominasi ini mengakibatkan

48 Jules Archer, Kisah Para Diktator (Biografi Politik Para Penguasa Fasis, Komunis,

Despotis, dan Tiran), Yogyakarta: NARASI, 2004, h. 142.

49 Jules Archer, Kisah Para Diktator, 143.

Page 44: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

35

industri-industri di Jerman mengalami kebangkrutan akibat dari serangan

sistematis kapitalisasi keuangan yang tamak.50

Pada tahun 1919, ketika usianya 30 tahun Hitler bergabung dengan

partai buruh Jerman, visi politiknya begitu jelas yaitu menjadikan bangsa Arya

menjadi bangsa yang tinggi yang tidak diinjak-injak oleh bangsa manapun,

bahkan bangsa Arya harus menjadi bangsa penguasa dunia.51

Dari kondisi dan situasi inilah Hitler memiliki kebencian yang amat

sangat terhadap perilaku Yahudi terhadap Jerman. Ketika Hitler muda, ia

mencoba masuk menjadi militer, akan tetapi pada akhirnya dia masuk kedalam

lingkungan politik. Dan disinilah awal mula terbentuknya SS dan Waffen-SS.

Awal mulanya Waffen-SS tidak terlepas dari terbentuknya Stosstruppe

Adolf Hitler (SAH) pada Maret 1923. Stosstruppe Adolf Hitler atau yang biasa

dsingkat dengan SAH adalah sebagai pelindung pribadi Hitler selama perjalanan

dinas untuk keperluan partai. Anggota awal SAH berjumlah 12 orang dan

seluruhnya adalah mantan serdadu Stosstruppe (pasukan elit penyerang di PD I)

dengan Julius Schreck sebagai penggagas sekaligus pimpinannya. Selain itu SAH

dibentuk atas kekhawatiran Hitler terhadap berkembang pesatnya Sturmabteilung

(SA) di bawah komando Ernst Rohm. Mereka berisikan selain mantan serdadu

reguler PD I dan Freikorps, juga preman, pemabuk dan bandit jalanan.52

50 Adolf Hitler, Mein Kamp ,251.

51 Agustinus Pambudi, Kematian Adolf Hitler, , 29.

52 Brune Quarrie, Waffen-SS : Pasukan Elite Nazi (1940-1945) , (Jakarta: GRAMEDIA,

2008), 81.

Page 45: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

36

November 1923, karena kudeta dengan unjuk kekuatan yang gagal,

SAH dibubarkan. Rohm melarikan diri ke Argentina dan SA dipimpin sementara

oleh Heinrich Himmler. Setelah Hitler ke luar dari penjara, sebagai pengganti

SAH dibentuklah Schutz Staffel (SS) yakni kesatuan pelindung yang di bawah

administrasi SA pada 1925 dengan Julius Schreck sebagai Standartenfuhrer

(setara kolonel) yang pertama. Nama SS (kesatuan pelindung) sendiri adalah

pemberian Hermann Goring dari nama sebuah format skadron udara untuk

pelindung intai udara dalam PD I.53

SS sendiri adalah pengulangan sejarah dari Praetorian Guard yang

dibentuk Kaisar Octavianus Augustus pada 35 SM sebelum ia menjadi kaisar

pertama Romawi. Praetorian dibentuk Octavianus untuk melindungi dirinya dari

serangan saingan utamanya Marcus Antonius serta Senat dan para Noble

pendukungnya. Bentuk kesamaan yang sangat jelas setelah Octavianus menjadi

Kaisar tahun 27 SM, Praetorian berkembang menjadi kekuatan politik dan

birokrasi.54

Organisasi ini menguasai Kekaisaran dan ikut menentukan jalannya

pemerintahan serta menentukan siapa yang berhak menjadi Kaisar Romawi. Ini

berlaku selama kurang lebih 300 tahun. Perbedaannya, SS hanya menguasai

politik dan birokrasi Jerman selama 12 tahun.55

Bentuk pengabdian kepada

pemimpin dan negara, hormat ala Romawi, parade kemenangan atau lautan obor

53 Brune Quarrie, Waffen-SS : Pasukan Elite Nazi, 90.

54 Robert Gelatery, Lenin, Stalin dan Hitler: Era Bencana Sosial, Jakarta: Gramedia,

2011, 215.

55 Quarrie, Waffen-SS : Pasukan Elite Nazi, 81

Page 46: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

37

dikeheningan malam adalah banyak faktor yang ditiru Nazi dan SS dari

Kekaisaran Romawi dan Praetorian. Terlebih Himmler adalah pengagum berat

Kekaisaran Romawi dan Jerman. Seperti risalah Napoleon Bonaparte: l‘Histoire la

repetee (sejarah akan berulang atau sengaja diulang).

Dari SS inilah Hitler bisa menguasai Jerman hingga pada akhirnya

terjadilah perang dunia II. Karena dengan terbentuknya SS, Hitler bisa menaiki

tahta kepresidenan di Jerman.56

1. Riwayat Pendidikan

Hitler kecil merupakan pelajar yang baik pada waktu bersekolah pada

sekolah menengah pertama (elementary school). Namun pada kelas enam, tahun

pertamanya di Sekolah Menengah Atas (high school), ia gagal dan harus

mengulang kelas.

Hitler menyatakan bahwa kegagalan itu disebabkan pemberontakan atas

ayahnya, yang menginginkan Adolf Hitler mengikutinya berkarier sebagai

pegawai bea cukai. Hitler berkeinginan menjadi seorang pelukis dibandingkan

mengikuti jejak ayahnya. Setelah Alois meninggal pada 3 Januari 1903, tidak ada

perkembangan berarti dalam pendidikannya di sekolah. Pada usia 16 tahun, ia

keluar dari sekolah tanpa gelar apapun.57

Ketika beranjak usia dewasa, Hitler memiliki keinginan untk

melanjutkan sekolah. Pada tahun 1905, ia menjalani kehidupan baru di Wina

dengan dukungan dari ibunya . Ia ditolak dua kali oleh Akademi Seni Wina

(1907–1908). Pada 21 Desember 1907, ibu Hitler meninggal karena kanker

56 Quarrie, Waffen-SS : Pasukan Elite Nazi, 55

57 Thedore Rusel, Seri Orang Termasyhur: Adolf Hitler, 17.

Page 47: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

38

payudara pada usia 47 tahun. Diperintahkan oleh pengadilan Linz, Hitler

memberikan bagiannya atas pensiun ayahnya sebagai anak yatim kepada saudara

perempuannya Paula.58

Ketika dia berumur 21 tahun, ia memperoleh warisan dari seorang

bibinya, tetapi setelah itu Hitler pergi untuk melanjutkan studinya di Wina. Hitler

berjuang sebagai pelukis di Wina, menyalin gambar dari kartu pos dan menjual

lukisannya pada turis59

. Setelah ditolak untuk kedua kalinya pada sekolah seni,

Hitler kehabisan uang. Pada 1909, ia hidup di penampungan untuk tunawisma.

Hitler menerima bagian terakhir dari kekayaan ayahnya pada bulan Mei 1913 dan

pindah ke Munich.

Pindahnya Hitler ke Munich juga membantunya menghindar dari wajib

militer di Austria tetapi tentara Austria akhirnya berhasil menangkapnya. Setelah

pemeriksaan fisik, Hitler dinyatakan tidak memenuhi syarat untuk menjalani

wajib militer dan diizinkan kembali ke Munich. Tetapi, ketika Jerman memasuki

kancah Perang Dunia I pada Agustus 1914, Hitler mengajukan petisi kepada Raja

Ludwig III Bavaria untuk mengizinkannya bertugas dalam resimen Bavaria. Petisi

ini dikabulkan, dan Adolf Hitler tercatat dalam ketentaraan Bavaria

2. Kondisi Lingkungan

Ketika Perang Dunia I meletus, Hitler turut serta pada usia 25 tahun

sebagai pengantar pesan dalam pasukan Infantri Resimen Bavaria ke-16, dan ia

merupakan salah satu orang yang paling beruntung di medan pertempuran. Pernah

58 Rupert Butler, Hitler‟s Young Tigers: Sepak Terjang Remaja NAZI Pemuja Hitler

dalam Perang Dunia II, Jakarta: Planet Buku, 2008, h. 9.

59 Butler, Hitler‟s Young Tigers, 7.

Page 48: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

39

suatu kali resimennya bertemu pasukan Inggris dan Belgia di dekat Ypres,

resimennya kehilangan 2.500 dari 3.000 orang, tewas, luka-luka atau hilang dan

Adolf Hitler lolos tanpa luka sedikitpun dan beberapa kali ia berdiri di satu tempat

dan kemudian berpindah ke tempat lain yang beberapa detik kemudian tempat dia

sebelumnya berdiri kejatuhan bom. Luka pertamanya didapatnya pada tanggal 7

Oktober 1916 tepat 2 tahun setelah ia terjun kedalam perang, akibat pecahan

mortir di perang di Kota Somme. Ketika gencatan senjata ditanda tangani pada

tanggal 11 November 1918, Hitler sedang dirawat di rumah sakit akibat terkena

serangan gas klorin dari inggris yang mengakibatkan buta sementara. Ketika itu

Hitler menjabat sebagai kopral.

B. Karir Politik Adolf Hitler

Pada juli 1921, Hitler kemudian berkecimpung secara langsung dalam

politik dan menjadi pengurus Partai Buruh Jerman (bahasa Jerman: Deutsche

Arbeiterpartei/DAP) pada bulan Juli 1921. Hitler menggunakan kebolehan

berpidatonya untuk menjadi ketua partai. Dia kemudian menukar nama DAP

menjadi Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei (NSDAP) atau partai

Nazi.

Pada tahun 1929 NSDAP menjadi pemenang mayoritas dalam pemilihan

umum di kota Coburg, dan kemudian memenangi pemilu daerah Thringen.60

Presiden Jerman masa itu, Paul Von Hindenburg akhirnya melantik Hitler sebagai

Kanselir. Adolf Hitler (1889-1945) memimpin Jerman sebagai seorang diktator

sejak 1933 sampai dengan 1945. Ia mengubah Negara Jerman menjadi sebuah

mesin perang yang tangguh dan menyebabkan meletusnya Perang Dunia ke II

60 Adolf Hitler, Mein Kampf, 435.

Page 49: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

40

pada tahun 1939. Pasukan Hitler sudah menguasai hampir seluruh daratan Eropa

sebelum mereka dikalahkan pada tahun 1945.

Selain itu pada tahun 1918 Hitler turut serta dalam pasukan Infantari

Regimen Bavaria ke 16. Hitler turut terlibat dalam 48 pertempuran dan pernah

tercedera dan juga terkena gas beracun. Ketika perletakan senjata 'Armistice'

ditandatangani pada 11 November 1918, Hitler sedang dirawat di rumah sakit.

Ketika itu Hitler memangku jabatan sebagai lance-koperal.

Hitler pernah menjadi seorang anggota tentara di Munich dan

terlibat dengan pemikiran tentang aktivitis Partai Pekerja German.Disitu

Hitler mula berkecimpung dalam politik secara tidak langsung. Hitler

kemudiannya berkecimpung secara langsung dalam politik dan menjadi

pengurus Partai Pekerja German pada bulan Julai 1921. Hitler kemudian

menukar nama Partai Pekerja German kepada Nationalist Socialist German

Workers Party (NSDAP) ataupun partai Nazi.61

Perlahan-lahan partai Nazi terbentuk dengan logo swastika, membentuk

pasukan penguat kuasa yang dikenal sebagai 'storm troopers' dan anti Yahudi.

Hitler mengecam secara mutlak Perjanjian Perdamaian Versailles dan mereka

yang terlibat dengannya. Pada bulan November 1923, Hitler melancarkan 'putsch'

perubahan kuasa di Munich tetapi gagal. Akibat dari itu, Hitler telah di penjara

Landesburg dan apabila Hitler sudah keluar dari penjara, Hitler menjadi lebih

mengerti dalam seluk beluk politik. Hitler masih mengamalkan taktik kekerasan

tetapi pada masa yang sama Hitler menjalin hubungan erat dengan pihak

61 Adolf Hitler, Mein Kampf, 541..

Page 50: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

41

konservatif yang ingin menggunakannya sebagai alat menentang ancaman

komunis.62

Hitler kemudian menggunakan kebolehan berpidatonya untuk menjadi

ketua partai, dan menukar nama partai kepada partai Nazi 'National Socialist

German Labour Partai. Hitler membentuk gerakan anti yahudi, anti demokrasi dan

kepercayaan kepada yang berkuasa. Hitler menjalankan dasar memberi

sedikit keistimewaan kepada mereka yang mendukung, mengancam mereka yang

menentang dan propaganda bersifat patriotik kepada orang awam.

Hanya pada tahun 1929 partai Nazi memenangkan undian

bandar Coburg, dan kemudiannya memenangkan undian daerah Thuringia.

Bagaimanapun semenjak 1928, Nazi memenangi daerah demi daerah secara

berterusan. Dalam pengundian parlimen Reichstag 1928, partai Nazi memenangi

809,000 undian. Pada tahun 1930, partai Nazi memenangi 6,401,016 undi untuk

perwakilan Nazi, sementara tahun 1932 sebanyak 13,732,779.63

Ini merupakan suatu bukti pengaruh masa kedudukan Hitler. Selain itu,

dukungan kepada Hitler disebabkan banyak perkara lain termasuk keselamatan

ekonomi yang penat akibat pembayaran pampasan perang, penghinaan oleh

Perjanjian Perdamaian Versailles, dan keinginan oleh rakyat Jerman untuk

mempunyai seorang pemimpin yang dapat membawa mereka mencapai kembali

kegemilangan yang lampau.

Ekonomi Jerman yang musnah akibat inflasi 1929 - 1934 dan kadar

pengangguran sehingga 7,000,000 menyebabkan seluruh industri berhadapan

62 Ebenstein, Isme-Isme yang Mengguncang Dunia, 124.

63Sabrina Maharani, Hitler Tidak Mati di Bunuh, (Jakarta: Buku Kita, 2010), 45.

Page 51: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

42

dengan kegagalan. Sepanjang 1930 dan sehingga 30 Januari 1933, undian partai

Nazi meningkat secara berterusan dan Presiden Paul von Hindenburg akhirnya

melantik Hitler sebagai Perdana Menteri 'Chancellor'.

Hitler menggunakan kedudukannya sebagai Chancellor untuk

menghapuskan penentang-penentangnya. Pada malam yang dikenal sebagai

Malam Pisau Panjang"The Night of the Long Knives" Hitler membunuh semua

penentangnya dalam partai Nazi. Hitler juga menyalahkan Komunis dan Yahudi

atas kelembapan ekonomi dan berjaya meraih dukungan angkatan tentara dengan

anggota polisi bekerja sama dalam melengkapkan peralatan senjata jerman.64

Dalam menyelesaikan pengangguran dengan melancarkan projek

pembangunan umum dan perlengkapan senjata yang pesat, termasuk pembentukan

tentara tetap yang baru. Sehinggah membentuk Jabatan Buruh Negara Jerman

'German Labour Corps'dan memaksa musuh politik, Yahudi, Komunis, dan

Sosialis untuk bekerja keras di kemah tahanan sehingga mati. Hitler berjaya

mengobarkan semangat rakyat Jerman yang selama ini muram akibat kalah

perang. Hitler kini mendapat sokong penuh semangat oleh kebanyakan rakyat

Jerman.65

Di bawah pemerintahan Hitler dan partai Nazi, rakyat Jerman bersatu.

Hitler membakarsemangat rakyat Jerman dengan pencapaian hebatnya. Partai

Nazi terus menerima dukungan umum walaupun Komunis menolak dakwaan

partai Nazi bahwa ia merupakan partai yang mementingkan orang ramai 'sosialis'.

Parti Nazi telah menjanjikan rancangan kereta murah untuk rakyat, kemudahan

64 Adolf Hitler, Mein Kampf: Edisi Lengkap, 323.

65 Adolf Hitler, Mein Kampf: Edisi Lengkap, 358.

Page 52: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

43

untuk pekerja, termasuk rancangan pembangunan bandar Jerman yang hebat66

.

Setelah mengalami masalah pengangguran dan kesempitan ekonomi, pencapaian

dan janji Hitler menyebabkan rakyat biasa Jerman menjadi bangga dan

menguatkan lagi sokongan kepada Hitler. Hitler memukau rakyat Jerman dan

negara asing. Dengan memperlihat kekuatan ketentaraan Jerman, Hitler merampas

daerah Saar, Rhineland, Austria Sudetenland, Memel. Hitler berajak untuk

mendirikan Reich Ketiga Persekutuan Ketiga seperti yang pernah didirikan

oleh Reich Pertama Empire Roman Suci 962 - 1806, Reich Kedua 1817 – 1918.67

Dengan itu, dalam satu pertemuan Pada Tanggal 29 September 1938 di

Fuhrerhaus, Munich, Jerman, dengan Perdana Menteri Neville Chamberlain dari

GreatBritain;Premier Edouard Daladier dari France; and Diktator Benito

Mussolini dari Italy, Hitler memansuhkan Perjanjian Versailles.

Hitler kemudiannya menakluk Austria dan pada musim panas dan awal

musim, Hitler bertindak mengancam Czechoslovakia, memaksa Czechoslovakia

untuk menyerah tanpa pertumpahan darah dan menjadikan bekas presiden

Czechoslovakia, Eduoard Bones sebagai orangan buangan daripada negara

yang pernah dibentuk olehnya sendiri.68

Czechoslovakia menjadi negara yang

tunduk kepada Jerman. Hitler Berjaya dan dapat berbuat sesuka hatinya di Eropa

Barat disebabkan oleh keakuran British dan kemudian Perancis untuk memenuhi

keinginannya dengan harapan Hitler akan berhenti setelah mencapai segala

maksudnya. Ini disebabkan pihak British dan Perancis sudah sering dengan

66 Adolf Hitler, Mein Kampf: Edisi Lengkap, 358.

67Adolf Hitler, Mein Kampf: Edisi Lengkap, 192.

68 Ruper Butler, Hitler Young Tigers (Sepak Terjang Remaja NAZI Pemuja Hitler dalam

Perang Dunia II), (Jakarta: Planet Buku, 2008), h. 73.

Page 53: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

44

peperangan Dunia Pertama dan ingin mengelakkan peperangan sekali lagi.

Pada akhir 1938, ternyata polisi keamanan dengan seruannya yakn "peace

with honor" yang diamalkan oleh Perdana Menteri Neville Chamberlain dari

Great Britain gagal. Seluruh rakyat British, diketuai oleh Churchill

mempersoalkan dan marah akibat buruknya perlakuan polisi untuk memuaskan

hati Hitler. Dikalangan rakyat Perancis juga timbul perasaan bahwa Premier

Edouard Daladier telah menjadikan Perancis sebagai kuasa kelas kedua dengan

hanya menandatangani perjanjian Munich.

Adolf Hitler mengancam seluruh Eropah dengan kekuatan ketenteraan

Jerman dan pada akhir tahun 1938, Hitler telah menguasai tambahan sepuluh juta

orang dibawah pemerintahannya69

, menjadikannya sebagai pemerintah mutlak

yang paling berbahaya diseluruh dunia pada masa itu. Pengaruh Hitler melampaui

sempa dan Jerman dan negara-negara jiran yang kecil seperti Denmark, Norway,

Czechoslovakia,Lithuania, Negara-negara Balkan, Luxembourg, Belanda

'Netherland'bimbanguntuk membantah perbuatannya.

Partai Nazi terlibat terang-terangan di Spanyol, memulai pemberontakan di

Brazil, dan membantu kebangkitan di Romania, Hungary, Poland dan Lithuania.

Aktivitas Hitler mendapat tentangan hebat oleh pencinta kebebasan dan partai

Nazi mulai merasakan ada sesuatu yang membhayakan keselamatan mereka.

Menteri propoganda Hitler, Paul Joseph Goebbels melancarkan peperangan

69 Vincent Bero, Musolini diantara Bayang-Bayang Hitler dan Romantika Clara Petacci,

(Jakarta: Transmedia Pustaka, 2007), h. 15.

Page 54: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

45

terhadap kebebasan bersuara dengan menuduh mereka sebagai komunis dan

melancarkan propaganda hancurkan komunis "Down with Communism".70

Pendidikan di Jerman hanyalah pelajaran wajib tentang parti Nazi.

Kesemua tekanan ini menjadikan semakin ramai yang tidak tahan dengan tindak-

tanduk Nazi bertindak meninggalkan Jerman. Mereka termasuk puak Yahudi,

liberal, konservatif, Khatolik,danProtestan.Jerman menjadi negara ketenteraan di

mana kanak-kanak belajar melontar bom tangan,wanita dianggap hanya sebagai

alat untuk beranak.71

70 Ruper Butler, Hitler Young Tigers (Sepak Terjang Remaja NAZI Pemuja Hitler dalam

Perang Dunia II), (Jakarta: Planet Buku, 2008), h. 23.

71 Vincent Bero, Musolini diantara Bayang-Bayang Hitler dan Romantika Clara Petacci,

h. 15.

Page 55: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

46

BAB IV

PENGARUH ADOLF HITLER PADA PERKEMBANGAN SOSIAL,

EKONOMI, DAN POLITIK DI JERMAN PADA TAHUN 1933-1939

A. Naiknya Adolf Hitler ke Panggung Kekuasaan Jerman

Terlepas dari semua teori tentang fasisme, Hitler pernah mengatakan

kepada rakyat Jerman bahwa, jika kamu semua menginginkan atau

memerintahkan saya, saya akan bekerjasama di mana setiap rakyat akan

mendapatkan bagiannya. Para petani akan mendapat perlindungan untuk

pertaniannya, industrialis akan mendapatkan perlindungan produknya, konsumen

akan mendapatkan perlindungan untuk barang yang dibelinya, gaji guru akan

dinaikan, pensiun pegawai negeri akan diperbaiki, para janda dan yatim piatu

diasuh oleh negara, perdagangan dikembangkan, tarif diturunkan.72

Perkatannya ini mengindikasikan begitu kerasnya Hitler terhadap konsep

yang dikenalkannya bahwa motifasinya untuk membangun Jerman adalah untuk

membangkitkan Jerman dari kehancurannya, berada dibawah genggaman penjajah

yang ia sebut konsepnya dengan nama Folkish.73

Pra kekuasaannya di Jerman Hitler mengawali bergabung dengan partai

buruh Jerman. Visi politiknya begitu jelas, yaitu mengembalikan harkat dan

martabat bangsa dan negara Jerman yang terinjak-injak oleh penjajah. Dan

mengangkat ras Arya sebagai superioritas, dan menghancurkan bangsa-bangsa

yang dianggapnya ras rendah.74

72 Adolf Hitler, Mein Kamp. 409.

73 Adolf Hitler, Mein Kamp 418.

74 Wiliam Ebeinsten, Isme-isme yang Mengguncang Dunia,103.

Page 56: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

47

Kemampuannya dalam berpidato menjadi magnetis tersendiri terhadap

orang-orang yang mendengarnya, sehingga dalam kurun waktu dua tahun, yaitu

pada 1921 Hitler naik menjadi pemimpin partai (Fuehrer), dan dirubahnyalah

nama partai menjadi NAZI. Dalam partai inilah Hitelr mengembangkan suasana

berbau militerisme, kedisiplinan, dan loalitas penuh, Hitelr juga untuk pertama

kalinya seorang pemimpin partai yang mengembangkan tradisi yang ekslusif

seperti salam penghormatan khas NAZI, yang kelak dipakai secara menyeluruh di

Jerman dan negara-negara jajahannya.75

Pada tahun 1923 NAZI yang dipimpin Hitler melakukan kudeta terhadap

pemerintahan yang sah, dengan menyandera kepala pemerintahan propinsi

Bavaria Gustaf von Kahr, dan mendeklarasikan susunan pemerintahan nasional

“The Munich Beer Hal Putsch”, namun Hitler dapat ditangkap dan dipenjarakan,

ketika dalam penjara inilah Hitler menyusun ―Mein Kampf‖ yang nantinya bakal

menjadi buku wajib rakyat Jerman.

Agresivitas Hitler dan kawan-kawan dalam berkampanye membuat partai

NAZI semakin diperhitungkan dalam kancah polik nasional, sehingga pasca

kebebasannya, justru Hitler diajak oleh pemerintah untuk beroposisi. Namun

Hitler menolak kecuali ia dijadikan sebagai Kanselir Jerman. Akhirnya presiden

Hindenburg memberikan jabatan kanselir pada tanggal 30 januari 1933.76

Setelah Hitler menguasai Jerman yang di mulai pada tahun 1933 memegang

jabatan sebagai kanselir, maka pada waktu itulah Hitler mulai merealisasikan

75 Agustinus Pambudi, The Death of Adolf Hitler (Kematian Adolf Hitler), 30.

76 Agustinus Pambudi, The Death of Adolf Hitler, 40.

Page 57: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

48

konsep Folkish.77

Akan tetapi setelah berjalannya roda pemerintahan di bawah

genggamannya, justru konsep folkish yang Hitler jalankan, dengan sistem

Fasismenya menjadikan dia seorang diktator.78

Dengan tidak segan-segan dia

melakukan pembantaian dan pembunuhan terhadap orang-orang yang berbeda

pendapat dengannya.

Sebulan setelah Hitler menjabat sebagai kanselir, presiden Hindenburg

meninggal, maka para jendral setuju untuk menaikan Hitler sebagai presiden,

sekaligus panglima tertinggi militer Jerman. Setelah itu rakyat Jerman diminta

untuk menyatakan pendapat berkaitan dengan kediktatoran dan kekuasaan mutlak

Hitler, setelah itu dilakukanlah pemilihan umum dan Hitler mendapat 90% suara

dari rakyat Jerman.79

B. Strategi Kekuasaan Adolf Hitler di Jerman

Setelah jatuhnya kekuasaan despotik Jerman dengan sekutu, maka Hitler

mempersiapkan program-program kerjanya untuk negara Jerman yang ia tulis dan

ia tuangkan dalam sebuah literatur yang bernama Mein Kampf. Karena Hitler

menganggap bangsa Arya adalah bangsa yang luhur, maka Hitler pertama kali

melakukan80

:

Menarik hati rakyat Jerman yang termarjinalkan dan keterpurukan

ekonomi melalui propaganda partai NAZI. Hal ini seperti apa yang Hitler katakan

dalam Mein Kampf bahwa propaganda harus berjalan lancar di depan organisasi

77 Adolf Hitler, Mein Kamp , 419

78 Agustinus Pambudi, The Death of Adolf Hitler (Kematian Adolf Hitler), 42.

79 Darma Aji, Menantang Diktator (Konspirasi Rahasia Anti Hitler), Jakarta: Kompas,

2006, h. 75.

80 Agustinus Pambudi, The Death of Adolf Hitler (Kematian Adolf Hitler), 44.

Page 58: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

49

dan bersatu dengan karakter manusia untuk berkembang. Dengan kondisi rakyat

sedang dalam ketertindasaan, maka hal untuk menarik hati rakyat Jerman dengan

dalih menuju perkembangan dan demi kemajuan Jerman.81

Demi perjuangannya itu juga, Hitler harus Mendiskriminasi bangsa

Yahudi dari perekonomian Jerman, karena menurutnya bangsa Yahudilah yang

menyebabkan rakyat Jerman (ras arya) menjadi warga dunia yang rendah.82

Sehingga hal ini sangat penting agar rakyat Jerman bisa bebas melakukan

kemajuan ekonomi tanpa hegemoni bangsa Yahudi. Selain bangsa Yahudi Hitler

pun menanamkan rakyat Jerman untuk membenci bangsa Salavia, yaitu dengan

memperlakukan seperti halnya bangsa Yahudi dengan mendiskriminasi bangsa

Salavia yang sering ia sebut-sebut di mein Kampf bahwa selain Yahudi, bangsa

Salavia jugalah yang telah menyebabkan bangsa Jerman hancur83

.

Dalam bukunya main kamp, Hitler menyatakan bahwa di dalam berpolitik

haruslah sang fuehrer memiliki kharisma yang tidak hanya untuk menarik hati

rakyatnya, akan tetapi memiliki wibawa di hadapan militer sehingga dapat

mengusai militer dalam negara itu. Karena tanpa dukungan dari militer sulit sekali

bagi seseorang untuk menguasai negara itu secara cepat, dan selain itu militer

digunakan untuk membersihkan para pemberontak, dan menjadi perisai keamanan

suatu negara84

. Hal ini dibuktikan oleh hitler, dimana pada tahun 1934 sebelum

81 Agustinus Pambudi, The Death of Adolf Hitler (Kematian Adolf Hitler), 54.

82 Jules Archer, Kisah Para Diktator ,142.

83 Jules Archer, Kisah Para Diktator, 151.

84 Adolf Hitler, Mein Kamp , 613.

Page 59: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

50

dia mengirim pasukan militernya untuk menguasai daerah Rhein yang bertujuan

melecehkan keberadaan Liga Bangsa-Bangsa dengan merobek perjanjian

versailes, dia melakukan sentuhan langsung dengan berkumpul serta tidak segan-

segan untuk makan bersama-sama militernya. Hal ini adalah salah satu cara yang

dilakukan Hitler agar dia bisa dekat dengan militer dan menguasai militer Jerman

sepenuhnya.85

Selain itu dengan naiknya hitler dengan menyatakan dia adalah penguasa

yang absolut, Hitler juga melakukan penunggalan partai, yaitu hanya partai NAZI

agar menurutnya negara ini tetap menjadi satu untuk sebuah perjuangan yang akan

dilakukan oleh sebuah massa sejati dari konsepsi-konsepsi dan terbabas dari

opini-opini tradisional lama. Dan dengan penunggalan partai hal ini berarti negara

berada dibawah kekuasaannya.86

1. Intervensi Kebijakan Politik Adolf Hitler

Pada masa kekuasannya, Hitler menerapkan sistem totaliter di Jerman.

Karena ini terlihat dari aktifitas politik masa kekuasaanya dimana Hitler

menunggalkan partai NAZI, dan menjadi penguasa yang tidak bisa digantikan

oleh manusia dan partai apapun (penguasa diktator). Oleh karena itu, pengaturan

pemerintah secara totaliter oleh suatu kediktatoran partai tunggal yang sangat

nasionalis, militeris dan imprealis adalah sebuah sistem yang hanya berlaku pada

ideologi fasisme.87

85 Agustinus Pambudi, The Death of Adolf Hitler (Kematian Adolf Hitler), 49.

86 Adolf Hitler, Mein Kamp, 407.

87 Wiliam Ebeinsten, Isme-isme yang Mengguncang Dunia ,103.

Page 60: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

51

Untuk membentuk Negara totaliter pemerintahan harus dipimpin oleh satu

pemimpin yang bertanggung jawab atas segala-galanya artinya pemerintahan

harus disusun secara diktaktor.Adolf Hitler selalu menekankan kepada pemuda

Jerman bahwa bangsa Jerman adalah bangsa yang besar yang ditakdirkan untuk

memerintah dunia karena bangsa Jerman adalah bangsa berdarah Arya, yang

merupakan pangkal kekuatan jerman. Namun kekuatan itu sedang terbelenggu

oleh kekuatan asing, yaitu bangsa Yahudi dan Komunis. Orang Yahudi sebagai

penyebab semua itu harus dimusnahkan. Selanjutnya, kata Adolf Hitler untuk

melepaskian diri dari penderitaan dan meluaskan ruang hidup, Jerman harus

membentuk angkatan perang yang sangat kuat yang dipimpin oleh seorang Fuhrer

( pemimpin besar ).88

Dipentas kekuasaannya, Hitler menerapkan ideologi fasisme di Jerman.

Karena Hitler juga termasuk orang yang tertarik terhadap ideologi fasis yang

diterapkan Benito Musolini di Italia. Dalam Main Kampf, Hitler menyebut

Musolini sebagai sebagai seorang manusia agung (a great man) berkelas dunia.89

Ideologi fasisme dianggap yang paling kejam, akan tetapi juga yang paling

populer, hal ini disebabkan oleh semakin mengganasnya gerakan-gerakan Fasis

melalui berbagai sokongan yang semakin bertambah.90

Sebagai pemimpin Nazi

Hitler beranggapan bahwa sesungguhnya bangsa Arya merupakan bangsa

tertinggi di atas bangsa lain yang ada di dunia, oleh karenanya Hitler

88 Adolf Hitler, Main Kamp, h.547

89 Adolf Hitler, Main Kamp, h. 512.

90 William Ebenstein. Isme-isme yang Mengguncang Dunia ,105.

Page 61: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

52

menginginkan agar bangsa Arya dapat disegani oleh bangsa-bangsa yang lainnya

termasuk Yahudi yang mendominasi Jerman.

Hal penting yang pertama dilakukan oleh Hitler adalah menyadarkan

kembali bangsa Arya agar dapat terbebas dari belenggu Yahudi kerap

menimbulkan penyiksaan-penyiksaan terhadap suku Arya sendiri, maka sejak

saat itu berkembanglah ideology Fasisme yang sengaja ditanam oleh Hitler dihati

bangsa Arya.91

Sesuai dengan pengertiannya, Fasisme adalah peraturan pemerintah dan

masyarakat yang secara totaliter oleh kediktatoran partai tunggal yang sangat

nasionalis, rasialis, militer dan agresif impearialis, oleh karenanya Fasisme yang

dianut oleh Jerman disebut Nazisme karena partai tunggal yang berkuasa pada

saat itu adalah Nazi yang dipimpin oleh Hitler pasca Perang Dunia I.92

Munculnya Fasisme yang dicanangkan oleh Adolf Hitler seiring dengan

tekanan Hitler kepada pemuda Jerman yang menegaskan bahwa Jerman harus

menjadi bangsa yang besar dan dapat memimpin dunia, Hitler meyakinkan bahwa

bangsa Arya harus segera melepaskan diri dan harus memusnahkan Yahudi.93

Fasisme yang ditanamkan oleh Hitler tampaknya berhasil menggaungi hati

pemuda yang sengaja dibentuk oleh Hitler untuk menjadi bagian dari bangsa yang

kuat. Fasisme lahir dari sebuah sistem politik yang penganutnya memiliki

kesamaan pokok dalam dunia politik, begitupun Nazisme yang diciptakan di

Jerman yang dapat dikategorikan memiliki kesamaan pengertian dan tujuan

91 Jules Archer, Kisah Para Diktator ,132.

92 Jules Archer, Kisah Para Diktator, 124.

93 Jules Archer, Kisah Para Diktator, 143.

Page 62: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

53

dengan Fasisme. Akan tetapi Nazisme di sini lebih menekankan persoalan

nasionalisme dan rasialisme.94

Peristiwa-peristiwa Depresi Besar menghasilkan gelombang internasional

fasisme dan penciptaan rezim fasis berganda dan rezim yang mengadopsi

kebijakan fasis. Rezim yang paling penting fasis baru Nazi Jerman, di bawah

kepemimpinan Adolf Hitler. Dengan bangkitnya Hitler dan Nazi berkuasa pada

1933, demokrasi liberal dibubarkan di Jerman, dan Nazi dimobilisasi negara untuk

perang, dengan tujuan ekspansionis teritorial terhadap negara-negara ganda. Pada

tahun 1930 dilaksanakan Nazi hukum rasial yang sengaja didiskriminasi, dan

menganiaya orang-orang Yahudi, homoseksual, dan kelompok-kelompok ras dan

minoritas lainnya.

Fasis Hungaria Gyula Gombos naik ke tampuk kekuasaan sebagai Perdana

Menteri Hongaria pada 1932 dan mengunjungi Fasis Italia dan Nazi Jerman untuk

mengkonsolidasikan hubungan baik dengan dua rezim.

Gerakan Besi fasis Guard di Rumania melonjak dalam dukungan politik

setelah tahun 1933, mendapatkan perwakilan dalam pemerintahan Rumania, dan

seorang anggota Garda Besi Rumania dibunuh perdana menteri Ion Duca.

Berbagai pemerintah para-fasis yang dipinjam unsur-unsur dari fasisme

terbentuk selama Depresi Besar termasuk Jerman , Italia, Yunani, Lithuania,

Polandia, dan Yugoslavia International gelombang fasisme dan Perang Dunia II

(1929-1945).

Kondisi politik pasca kemenangan Hitler di Jerman, setelah Naiknya Hitler

ketangga kekuasaan, tidaklah hanya berhenti sampai kemenangannya di pemilu

94 Jules Archer, Kisah Para Diktator,149.

Page 63: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

54

yang mencapai suara rakyat hampir 90%. Justru sejak saat itu, Hitler menjadi

homogen, dimana Hitler meyakinkan rakyat Jerman bahwa apa yang ia benci,

maka rakyat pun harus benci. Dan apa yang ia senangi, maka rakyatpun harus

suka. Bahkan mentri propaganda Hitler, Goebbels melakukan revisi terhadap mein

kampf Hitler agar semua isi dari literatur itu bisa dicerna oleh kalangan orang

banyak. Dan hal ini disetujui oleh Hitler, yang menjadikan Mein Kampf menjadi

buku pedoman rakyat Jerman.95

Selain itu untuk mengusai medan politik dalam negri, Hitler menetapkan

posisi-posisi penting dalam negri hanya di jabat oleh orang-orang yang loyal

kepada NAZI. Dan partai-partai politik selain NAZI pun diberanguskan. Sehingga

wadah aspirasi rakyat Jerman, hanyalah satu yaitu partai NAZI.96

Diktator ini benar-benar melakukan politik refresif terhadap segala hal

yang berbau penghianatan dan pemberontakan. Partai NAZI melakukan

pengawasan secara langsung terhadap media masa dan radio. Serta buku-buku

yang terindikasi berbahaya pada kekuasaan Hitler dibakar, selain itu melakukan

filterisasi terhadap guru-guru disekolah, sekaligus menjadikan propaganda cinta

NAZI menjadi mata pelajaran yang wajib.97

Genap sepuluh tahun Hitler memerintah tepatnya 20 juli 1944, yang kala itu

dalam kondisi perang tentu mempengaruhi kondisi politik didalam negri, begitu

juga yang terjadi di Jerman. Politik saat itu masih bisa terkendalikan oleh Hitler

sang furher, meski banyak terjadi pemberontakan seperti pada tubuh militer yang

95 Agustinus Pambudi, The Death of Adolf Hitler (Kematian Adolf Hitler), 44.

96 Agustinus Pambudi, The Death of Adolf Hitler (Kematian Adolf Hitler), 45.

97 Agustinus Pambudi, The Death of Adolf Hitler (Kematian Adolf Hitler), 46.

Page 64: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

55

anti Hitler sempat melakukan oprasi pembunuhan terhadap Hitler, namun rencana

itu gagal dan diketahui Hitler. Sebagai balasan atas perbuatan itu, Hitler menyeret

komplotan jaringan stauffenberg yang anggotanya adalah para jendral yang pada

akhirnya Hitler menggantung mereka hidup-hidup pada kail-kail dimuka umum .98

2. Pembenahan Ekonomi di Jerman

Dalam pemerintahan republik ini, Jerman mengalami berbagai macam

kesulitan, Baik dalam keuangan ( Inflasi ) maupun kekacauan ekonomi (Malaise).

Dalam keadaan Negara yang kacau tersebut rakyat Jerman mengharapkan orang

yang kuat untuk memperbaiki keadaan. Dalam suasana yang kacau ini muncullah

Adolf Hitler dengan partai Extrim yaitu NAZI.

Tetapi setelah kenaikanya, walaupun Hitler melakukan kejahatan teramat

keji terhadap rakyat negara-negara lain, tetapi juga berjasa bagi rakyat Jerman,

jika tidak, mustahil dia mendapatkan dukungan fanatisme dari orang Jerman (kala

itu). Hitler dengan gerakan cepat melakukan revolusi industri dengan melakukan

pembangunan industri besar-besaran atau dikenal dengan jaman renaissance di

Jerman untuk mengembalikan kehidupan ekonomi di jerman, khususnya untuk ras

arya agar dalam kehidupan ekonomi negara lebih baik. Sehingga pendapatan

perkapita tahun 1940 di Jerman naik melonjak.99

Meskipun disisi lain, seiring

dengan bertumbuhnya perekonomian di Jerman, Hitlerpun berencana

memabngun meningkatkan tekhnologi untuk keperluan perang.100

98 Agustinus Pambudi, The Death of Adolf Hitler (Kematian Adolf Hitler), 69.

99 Rupert Butler, Hitler‟s Young Tigers,138.

100 Rupert Butler, Hitler‟s Young Tigers, 53.

Page 65: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

56

Hitler sering sekali melakukan kunjungan-kunjungan ke pabrik-pabrik

melihat perkembangan industri di Jerman, ia juga sesekali menyempatkan waktu

melihat kondisi pertanian di Jerman saat itu. Sehingga dalam kurun waktu yang

tidak lama Hitler berhasil melajukan kondisi perekonomian Jerman yang tadinya

terpuruk, menjadi negara yang kaya selain itu pendapatan perkapita negara pada

jaman Hitler naik melonjak dua kali lipat dibandingkan sebelum Hitler.101

Data menunjukkan, empat tahun setelah Hitler berkuasa, PDB Jerman

tumbuh sebesar 102%, pendapatan nasional meningkat dua kali lipat, pendapatan

per kapita hanya di bawah Inggris dan Amerika Serikat, pengangguran dari

semula 6 juta berkurang menjadi hanya 40.000, dan tingkat pengangguran dari

30% anjlok menjadi 1,3%; bersamaan itu menyelesaikan pembangunan jaringan

jalan raya bebas hambatan nasional, mereformasi sistem basis industri berat, juga

melengkapi negaranya dengan sebuah tentara modern.102

Jerman yang awalnya memiliki defisit dan tingkat pengangguran tertinggi

dan telah benar-benar di ambang kebangkrutan, naik menjadi peringkat kedua

negara ekonomi kuat dunia dan telah menciptakan keajaiban kebangkitan

ekonomi.

Hitler memenuhi janji kampanyenya untuk membuat rakyat Jerman

mencapai kesejahteraan umum bukan hanya membiarkan beberapa orang yang

menjadi kaya lebih dahulu, melainkan memberikan mayoritas kelas buruh dan

kelas karyawan bersama-sama menjadi sejahtera.103

101 Thedore Rusel, Seri Orang Termasyhur (Adolf Hitler), 55.

102 http;//www.the pouch time; Interet; diunduh hari kamis tgl 20 februari 2013

103 http;//www.the pouch time; Interet; dunduh pada jum‘at tanggal 21 februari 2013

Page 66: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

57

Sebagai contoh perusahaan mobil Jerman Volkswagen yang didirikan pada

1938, tujuannya adalah agar rakyat biasa mampu membeli mobil. Selain itu, selain

lingkungan kerja para pekerja telah ditingkatkan, juga setiap tahun dapat pergi

berlibur ke luar negeri, hal seperti ini di Inggris dan Amerika Serikat belum

pernah terjadi. Dikatakan bahwa pada saat itu hampir semua barang yang mampu

dibeli oleh kelas buruh.

Peningkatan cepat kekuatan nasional, sangat meningkatkan martabat

nasional, rasa bangga diri dan konsep atribusi, sehingga mereka berkumpul di

bawah komando Hitler. Hitler, seorang yang yakin baha ia harus memimpin, tak

boleh ragu, tampil ke mimbar dan menciptakan sebuah pemerintah yang aktif

mengatur perekonomian. Jual beli mata uang asing dikontrol. Pemakaian barang

impor diusahakan dibatasi. Jerman, dengan itu semua muncul sebagai suatu

prestasi yang unik pada zaman resesi tahun 30-an: tak ada orang yang

menganggur, dan harga-harga stabil.104

3. Tujuan Fasisme Hitler

Depresi Jerman ditahun 1930-an memberikan kesempatan yang ditunggu

Hitler. Dengan pabrik-pabrik Jerman yang tutup dan enam juta orang tanpa

pekerjaan, NAZI barhasil menyusun barisan orang-orang yang tidak puas ini.105

Krisis ekonomi dan politik di Jerman yang berlarut-larut sehingga

menimbulkan kesengsaraan terhadap rakyat Jerman, yang mana rakyat inilah yang

dianggap oleh Adolf Hitler sebagai bangsa Arya, yaitu bangsa yang sangat luhur

dibandingkan dengan ras-ras yang lain.

104 http;//www.kompas.com; Internet; diakses pada tanggal 21 februari 2013.

105 Rupert Butler, Hitler‟s Young Tigers, 145.

Page 67: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

58

Tujuan umum Fasisme adalah untuk membuat individu dan masyarakat

berfikir dan bertindak secara seragam, sehingga untuk mencapai sebuah tujuan

tersebut para Fasis harus menggunakan kekuatan dan kekerasan secara bersama

dalam segala hal. Fasisme sendiri menyatakan bahwa semua harus tunduk kepada

aturan mereka, jika ada salah seorang saja yang tidak tunduk maka akan

selamanya menjadi musuh bagi kaum Fasis.106

Begitu pun yang terjadi di Jerman, tujuan dari Fasisme Hitler adalah tidak

jauh berbeda dengan tujuan Fasisme secara umum. Hitler menggemborkan

Fasisme agar penduduk khususnya pemuda Jerman memiliki kesamaan dalam

berfikir dan bertindak, sehingga kekuatan yang dimiliki akan semakin bertambah.

Lebih khususnya lagi Hitler mencanangkan Fasisme di Jerman agar bangsa

Arya dapat merebut kembali kekuasaan Jerman dari dominasi Yahudi, kemudian

meluas untuk menguasai dunia melalui kekuatan dan keberanian dalam membela

bangsa dan tanah air dengan cara menanamkan doktrin bahwa bangsa Arya adalah

nomor satu di bagian dunia mana pun. Fasisme yang dicetuskan Hitler ini lebih

memfokuskan terhadap kesejahteraan dan kemerdekaan Jerman yang selama ini

tertindas terutama kaum Yahudi yang dianggapnya telah semena-mena

memperlakukannya.107

106 http://matapasopati.blogspot.com/2011/08/sistem-politik-fasisme.html diakses pada

Oktober 2012.

107 Thedore Rusel, Seri Orang Termasyhur (Adolf Hitler), 50.

Page 68: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

59

C. Politik Jerman Pasca Runtuhnya Fasisme Adolf Hitler

Jerman sebagai negara fasis yang sangat diperhitungkan kekuatannya oleh

percaturan politik dunia. Karena selain Italia, Jerman adalah negara yang melatar

belakangi terjadinya perang dunia II. Sehingga dengan keadaan tersebut pada

akhirnya membuat negara-negara Eropa yang lain, termasuk Amerika yang anti

fasis sangat geram terhadap Jerman, dan melakukan penyerangan terhadap Jerman

dan sekutu, yang menimbulkan terjadinya perang dunia II. Pada titik klimaksnya,

Jerman mengalami kekalahan yang menimbulkan keterpurukan kancah politik

didalam negaranya.

Hal ini ditandai dengan kematian Hitler yang dalam sejarah sangat

mengenaskan, yaitu didalam bunker yang isinya adalah keluarga dan mentri luar

negrinya Goebles, serta istri dan anak-anak mereka.108

Setelah kematian Hitler,

Jerman menyerah pada sekutu. Dan yang tersisa dari akhir peperangan oleh sang

Furher itu adalah kematian lebih dari 50 juta jiwa.109

Setelah kematian Hitler berakhirlah perang dunia II, setelah third reich

kolaps jalanan di Jerman tidak lagi dipenuhi derap kaki para perajurit yang

menyuarakan yel-yel penuh semangat atau teriakan sang fuehrer dari pengeras

suara melantangkan serangan. Tetapi dibalik kesunyian yang menandakan

berakhirnya kegelapan masa perang itu, yaitu sekitar 12 tahun perang itu berhenti.

Ironisnya, era kegelapan itu menjadi masa dimana konflik politik berkecemuk.

Dimana perebutan kekuasaan di Jerman terjadi yang mengakibatkan Berlin di

108 Agustinus Pambudi, The Death of Adolf Hitler (Kematian Adolf Hitler), 90.

109 Thedore Rusel, Seri Orang Termasyhur (Adolf Hitler), 98.

Page 69: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

60

belah dua oleh tembok, tanah Jerman dibagi menjadi dua, dan sebagian rakyat

Jerman meneruskan kehidupannya dalam wilayah anti-demokrasi.110

Perubahan bingkai politik Jerman setelah kejatuhan Hitler tidaklah 100%

berhasil mengubah negara fasis itu menjadi negara yang demokratis. Tetapi

banyak faktor yang mempengaruhi kebijakan politik dalam negri, dimana

kebijakan itu di satu pihak disepakati, akan tetapi di pihak lain justru kebijakan itu

menjadi froblem baru sehingga percaturan politik Jerman saat itu sungguh dalam

keadaan chaos.

Dinamika partai politik yang saling bersaing memperebutkan pengaruh

dalam pemerintahan dan parlemen sangat menentukan arah kebijakan luar negeri

Jerman merespon isu perubahan iklim.

Tidak terlepas dari pengalaman buruk masa lalu yakni kegagalan sistem

politik zaman Republik Weimar dan masa kediktatoran Hitler yang menorehkan

luka mendalam rakyat Jerman. Atas dasar itu kemudian disusunlah Basic Law

1949 yang mengatur kehidupan demokrasi dan bernegara bangsa Jerman agar

tidak terulang kembali peristiwa buruk masa lampau. Dalam konstitusi yang

berlaku sejak tahun 1949 ini, Jerman adalah negara hukum yang menganut

pembagian kekuasaan trias politika dengan memisahkan kekuasaan

penyelenggaraan pemerintahan pada eksekutif, legislatif dan yudikatif.

Penyebaran kekuasaan ini menghasilkan sistem demokrasi parlementer yang

membutuhkan partisipasi dari banyak pihak serta mendorong adanya pengambilan

keputusan secara konsensus.111

110 Agustinus Pambudi, The Death of Adolf Hitler (Kematian Adolf Hitler), 187.

111 http;//www.kompas.com, diakses pada tanggal 21 februari 2013.

Page 70: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

61

Pemerintahan koalisi yang terbentuk hampir dalam setiap pergantian

pemerintahan memungkinkan partai politik kecil didengar suaranya. Aturan

parliament treshold sebesar 5 persen membuat partai politik sekurangnya

memiliki wakil lebih dari 30 orang dari seluruh anggota parlemen yang berjumlah

614 orang. Kurang dari itu partai politik tidak berhak menempatkan wakilnya di

parlemen. Jumlah tersebut cukup bagi partai politik untuk memainkan peranannya

dalam parlemen yang menganut sistem demokrasi. Partai-partai politik kecil

seringkali menjadi bagian dari koalisi pemerintahan ataupun menjadi kelompok

oposisi di parlemen. Hal ini membuat partai kecil punya peluang untuk membawa

agenda perjuangannya ke dalam pembahasan resmi di parlemen baik sebagai

oposisi maupun rekan koalisi di pemerintahan. Hal ini terjadi dengan Partai Hijau

yang berhasil mengangkat isu lingkungan ke dalam agenda pembahasan politik di

parlemen. Gambaran sistem politik domestik Jerman ini akan menjadi landasan

dalam menguraikan dinamika politik domestik yang berlangsung sehubungan

dengan isu perubahan iklim global.112

Dan sampai saat ini Jerman selalu dalam kondisi dimana perbaikan-

perbaikan politik dilakukan dalam negaranya. Sehingga dari pemerintahan

diktator Hitler ini menjadikan pelajaran bagi Jerman untuk menjadi negara yang

demokratis.

112 http;//www.the pouch time. Diakses hari kamis tgl 20 februari 2013

Page 71: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

62

BAB V

KESIMPULAN

Munculnya Adolf Hitler sebagai fuehrer yang mendalangi terjadinya

perang dunia II adalah sebagai anti thesis dari pergolakan politik, ekonomi, serta

kehidupan sosial rakyat Jerman. Sehingga pada akhirnya menimbulkan hasrat

Hitler untuk menunjukan pada dunia bahwa bangsa Arya tidaklah pantas untuk

ditindas, sehingga pada akhirnya timbullah keinginan untuk menguasi dunia

dengan ideologi fasismenya.

Fasisme adalah gerakan radikal ideologi nasionalis otoriter politik. Fasis

berusaha untuk mengatur bangsa menurut perspektif korporatis, nilai, dan sistem,

termasuk sistem politik dan ekonomi. Mereka menganjurkan pembentukan partai

tunggal negara totaliter yang berusaha mobilisasi massa suatu bangsa dan

terciptanya negara yang ideal untuk membentuk suatu elit pemerintahan melalui

indoktrinasi, pendidikan fisik, dan eugenika kebijakan keluarga. Fasis percaya

bahwa bangsa memerlukan kepemimpinan yang kuat, identitas kolektif tunggal,

dan akan dan kemampuan untuk melakukan kekerasan dan berperang untuk

menjaga bangsa yang kuat. pemerintah Fasis melarang dan menekan oposisi

terhadap negara.

Fasisme didirikan oleh sindikalis nasional Italia dalam Perang Dunia I

yang menggabungkan sayap kiri dan sayap kanan pandangan politik, tapi condong

ke kanan di awal 1920-an. Para sarjana umumnya menganggap fasisme berada di

paling kanan. Fasis meninggikan kekerasan, perang, dan militerisme sebagai

memberikan perubahan positif dalam masyarakat, dalam memberikan renovasi

spiritual, pendidikan, menanamkan sebuah keinginan untuk mendominasi dalam

Page 72: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

63

karakter orang, dan menciptakan persaudaraan nasional melalui dinas militer.

Fasis melihat kekerasan dan perang sebagai tindakan yang menciptakan regenerasi

semangat, nasional dan vitalitas.

Fasisme adalah anti-komunisme, anti-demokratis, anti-individualis, anti-

liberal, anti-parlemen, anti-konservatif, anti-borjuis dan anti-proletar, dan dalam

banyak kasus anti-kapitalis Fasisme. menolak konsep-konsep egalitarianisme,

materialisme, dan rasionalisme yang mendukung tindakan, disiplin, hirarki,

semangat, dan keinginan. Dalam ilmu ekonomi, fasis menentang liberalisme

sebagai gerakan borjuis dan Marxisme sebagai sebuah gerakan proletar untuk

menjadi eksklusif ekonomi berbasis kelas gerakan Fasis. ideologi mereka seperti

yang dilakukan oleh gerakan ekonomi trans-kelas yang mempromosikan

menyelesaikan konflik kelas ekonomi untuk mengamankan solidaritas nasional

Mereka mendukung, diatur multi-kelas, sistem ekonomi nasional yang

terintegrasi. Sistem inilah yang menarik perhatian Hitler, sehingga menjadikan

ideologi fasis sebagai solusi dari ketidakberesan di Jerman. Dan pada perjuangan

inilah dia memulai fasisme melalui partainya NAZI.

Apapun stetmen tentang NAZI, Adolf Hitler, dan Fasisme, hal yang

sebetulnya dituliskan oleh sang Furher ini adalah seperti apa yang tertuang

didalam Mein Kampf yang ditulisnya. Meskipun pada akhirnya banyak sekali

yang mengutuk Hitler dan meminta pertanggungjawabnnya atas terjadinya perang

dunia II. Akan tetapi, hal ini bila ditilik secara seksama, memang setelah tampuk

kekusaan di pegang oleh Adolf Hitler Jerman mengalami perubahan yang drastis

baik dalam bidang ekonomi, politik, sosial, dan perkembangan tekhnologi yang

pesat. Hal ini selaras dengan cita-citanya bahwa suku bangsa ras Arya haruslah

Page 73: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

64

lepas dari ketertindasan bangsa Yahudi dan Salavia. Karena hanya ras Aryalah

yang paling luhur.

Kurang lebih dalam pemerintahannya dia menyatakan bhwa, hanya cinta

dan kesetian kepada rakyat sajalah yang telah memandu pikiran, tindakan, dan

kehidupannya. Selain itu Hitler mengatakan, bahwa aku atau siapapun orang

Jerman tidak menginginkan perang terjadi pada tahun 1939, yaitu perang yang

memicu terjadinya perang dunia II. Menurutnya perang itu sebenarnya

diprovokasi oleh negarawan-negarawan dunia yang berasal dari keturunan

Yahudi, maupun yang bekerja untuk kaum Yahudi.

Dan dalam salah satu literatur dituliskan bahwa sebenarnya Hitler pernah

menawarkan gencatan senjata atas pertanggungjawabannya terhadap terjadinya

perang dunia II. Akan tetapi, solusi yang ditawarkan Hitler ini ditolak oleh

Amerika, inggris, dan sekutunya. Dan Hitler pun menuliskan bahwa perang dunia

II seharusnya adalah tanggungjawab orang-orang Yahudi dan antek-anteknya.

Dari apa yang dituturakan Hitler, terlepas dari apakah benar atau hanya

pemutar balikan fakta sejarah. Tetapi pada intinya naskah atau dokumen

politiknya yang terakhir dia catat, yaitu political testament menyatakan Hitler

tidak menginginkan terjadinya preang dunia II. Dan munculnya Hitler ke

panggung kekuasaan hanyalah sintesis dari akibat perlakuan Yahudi, serta

dominasi kekuatan dari Amerika dan sekutunya, untuk menjadikan Jerman

sebagai negar boneka. dan ketidak becusan pemerintah Jerman sebelumnya yang

mengakibatkan rakyat menjadi korban penindasan.

Tetapi perang telah terjadi dan sejarahpun mencatat bahwa Hitler telah

kalah dan mati bunuh diri karena cita-citanya untuk menguasai dunia tidak

Page 74: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

65

tercapai, akhirnya dia prustasi dan meninggalkan tapak tilas perang dunia II,

dengan korban hampir 50 juta jiwa atas tindakannya.

Dan keruntuhan Jerman setelah kematiannya adalah hasil dari hasratnya

yang tidak tercapai. Sehingga pada akhirnya Jerman dan berjuta-juta rakyatnyalah

yang harus menanggung penderitaan dari kediktatorannya.

Page 75: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

63

DAFTAR PUSTAKA

Aji, Darma. Menantang Diktator (Konspirasi Rahasia Anti Hitler). Jakarta: Kompas,

2006.

Archer, Jules. Kisah Para Diktator: Biografi Politik Para Penguasa Fasis, Komunis,

Despotis dan Tiran. Yogyakarta: Narasi, 2004.

Bungin, Burhan. metedologi Penelitian Kualitatif, Aktualisasi Metedologis Ke Arah

Ragam Farian Kontemporer. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001.

Butler, Rupert .Hitler’s Young Tigers: Sepak Terjang Remaja NAZI Pemuja Hitler

dalam Perang Dunia II. Jakarta: Planet Buku, 2008.

Bero, Vincent. Musolini diantara Bayang-Bayang Hitler dan Romantika Clara

Petacci. Jakarta: Transmedia Pustaka, 2007.

Eugene, Kamenka. “Totalitarianisme” dalam Robert E. Goodin and Philip Pettit

(eds.), Blackwell Companions to Philosophy: A Companion to Contemporary

Political Philosophy, UK: Blackwell Reference, 1995.

Ebenstein, Wiliam. Isme-Isme yang Mengguncang Dunia, Yogyakarta: NARASI,

2006.

F. Budi, Bdk. Hardiman. “Totalitarianisme,” catatan seminar kuliah bagi mahasiswa

Program Magister Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara. Tidak Diterbitkan,

2005.

Gelatery, Robert. Lenin, Stalin dan Hitler: Era Bencana Sosial. Jakarta: Gramedia,

2011.

Hitler, Adolf. Mein Kampf: Edisi Lengkap Volume I dan II. Jakarta: PT Suka

Buku,2010.

-----------------. Mein Kamp Edisi Lengkap Volume I – 2. Yogyakarta: NARASI, 2010.

Hannah, Arendt. The Origins of Totalitarianism in bab X, “A Classless Society”, &

bab XI “The Totalitarian Movement”. New York: Meridian Books, 1951.

http;//www.the pouch time. Diakses hari kamis tgl 20 februari 2013

http;//www.kompas.com, diakses pada tanggal 21 februari 2013.

Page 76: ideologi fasisme (pemikiran adolf hitler atas konsep fasisme di ...

64

http://matapasopati.blogspot.com/2011/08/sistem-politik-fasisme.html diakses pada

Oktober 2012.

http;//www.kompas.com, diakses pada tanggal 21 februari 2013.

http;//www.the pouch time. Diakses pada tanggal 20 februari 2013.

Kasiram, Mohamad. Metodologi Penelitian: Refleksi Pengembangan Pemahaman

dan Penguasaan Metodologi Penelitian. Malang: UIN Press, 2008.

Leonard, Schapiro. Totalitarianism. London: Macmillan, 1972.

Maharani, Sabrina. Hitler Tidak Mati di Bunuh. Jakarta: Buku Kita, 2010.

Pambudi, Agustinus. The Death of Adolf Hitler (Kematian Adolf Hitler). Jakarta:

Agromedia Pustaka, 1999.

Pambudi, Agustinus. Kematian Adolf Hitler. Yogyakarta: NARASI, 2002.

Putranto, Hendar. Masyarakat satu-dimensi: Wajah Baru

Totalitarianisme?.http://hendar2006.multiply.com/journal/item/3/Konsumeris

me_sebagai_totalitarianisme_wajah_baru_?&show_interstitial=1&u=%2Fjour

nal%2Fitem . Internet; diunduh 10 Januari 2012.

Paul M., Hayes. Fascism, London: George Allen & Unwin Ltd., 1973.

Pangisyarwi. Simposium, Kapitalisme, Sosialisme, Demokrasi.

http://www.pangisyarwi.com/index.php?option=com_content&view=article&

id=90:simposium-kapitalisme-sosialisme-demokrasi&catid=7&Itemid=102.

Internet; diunduh 10 Januari 2012.

PengertianTotalitarian.http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Totalitarian&oldid=

5094138. Internet; diunduh 10 Januari 2012.

Quarrie, Brune, Waffen-SS : Pasukan Elite Nazi (1940-1945). Jakarta: Gramedia,

2008.

Russel, Theodore. Hitler: Seri Orang Termasyhur, Jakarta: MM Corp, 2005.

Slavoz, Žižek. “The Spectre of Ideology” dalam Žižek, Slavoz (ed.) Mapping

Ideology. London-New York: Verso, 1994.