identitas & konflik

14
identitas & konflik

description

identitas & konflik. mengapa konflik komunal terjadi?. apa yang bisa dilakukan guna mencegah konflik komunal?. cross cut vs clear cut. masyarakat terbagi berdasarkan parameter gradual dan parameter nominal jika garis-garis pembagi tersebut berhimpit, masyarakatnya clear cut - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of identitas & konflik

Page 1: identitas & konflik

identitas & konflik

Page 2: identitas & konflik

mengapa konflik komunal terjadi?

Provokasi Salah paham/ komunikasi

Kesenjangan Beda kepentingan

Tidak puas/kecewa

Mempertahankan ideologi/cr pandang

Perebutan kekuasaan

Sudah tradisi

ketidakadilan takdir

Page 3: identitas & konflik

apa yang bisa dilakukan guna mencegah konflik komunal?

Komunikasi Akulturasi

Dialog, negosiasi Pemerataan distribusi

Toleransi Gotong royong

Pendidikan Penegakan hukum

Pernikahan antarkelompok

Saling percaya

Page 4: identitas & konflik

cross cut vs clear cut• masyarakat terbagi

berdasarkan parameter gradual dan parameter nominal

• jika garis-garis pembagi tersebut berhimpit, masyarakatnya clear cut

• jika garis-garis pembagi tersebut tidak berhimpit, masyarakatnya cross cut

Page 5: identitas & konflik

cross cut vs clear cut

mana yang lebih rentan konflik?

cross cut clear cut

Page 6: identitas & konflik

4 cara pandang• primordialis: konflik terjadi karena

orang berbeda identitas secara alami pasti bermusuhan

• instrumentalis: konflik terjadi karena ada yang menggerakkan sentimen identitas

• konstruktivis: identitas bisa diciptakan, dihilangkan, dan atau dibuat salient untuk tujuan konflik maupun damai

• institusionalis: konflik terjadi karena pengaturan kelembagaan gagal mengakomodasi interaksi antarkelompok

Page 7: identitas & konflik

4 cara pandang konflik ambon

• primordialis: konflik terjadi karena Muslim dan Kristen Ambon memang ‘dari sononya’ saling membenci

• instrumentalis: konflik terjadi bukan karena mereka ‘dari sononya’ saling membenci, tapi karena persoalan lain (ekonomi, politik, dll) – agama hanya sentimen yang digunakan untuk menggerakkan massa

• konstruktivis: perselisihan2 sebelumnya terjadi antara pendatang (BBM) dan asli Ambon, belakangan baru Muslim vs Kristen

• institusionalis: konflik terjadi budaya pela gandong sudah tidak mampu menjawab persoalan sosial di Ambon

Page 8: identitas & konflik

mengelola keragaman(di tingkat personal)• mendekonstruksi stereotip dan prasangka

terhadap identitas lain• mengenal dan berteman dengan sebanyak

mungkin orang dari identitas yang berbeda – bukan sebatas kenal nama dan wajah, tetapi mengenali latar belakang, karakter, ekspektasi, dll, makan bersama, saling berkunjung, dll

• mengembangkan ikatan-ikatan (pertemanan, bisnis, organisasi, asosiasi, dll) yang bersifat inklusif dan lintas identitas, bukan yang bersifat eksklusif

• mempelajari ritual dan falsafah identitas lain

• mengembangkan empati terhadap identitas yang berbeda

• menolak berpartisipasi dalam prilaku-prilaku yang diskriminatif

Page 9: identitas & konflik

mengelola keragaman(jika identitas dilihat sebagai hal yang

primordial)• segregasi atau memisahkan identitas

yang berbedacontoh: penganut Protestan dan Katholik di Irlandia Utara saling mengisolasi diri karena menganggap interaksi antar mereka hanya akan menimbulkan konflik

• menekan sentimen dan ekspresi identitas – hal ini biasanya hanya berhasil jika ada pemimpin yang kuat dan runtuh ketika pemimpin jatuhcontoh: Indonesia masa Soeharto dan Yugoslavia masa Tito

Page 10: identitas & konflik

mengelola keragaman(jika identitas dilihat sebagai instrumen konflik)• melarang kampanye negatif tentang identitas

lain• mendorong komunitas-komunitas untuk

membuka diricontoh: imam-imam di London membuka diri terhadap (bahkan mengundang) warga nonMuslim Inggris untuk mengikuti acara-acara di masjid – ini dilakukan guna menghilangkan kecurigaan masyarakat akan tumbuhnya militansi Muslim pasca bom London, serta untuk menutup kemungkinan dijadikannya masjid mereka sebagai basis propaganda jaringan teroris; di beberapa sekolah di Afrika Selatan, pelajaran agama diberikan sejara inklusif untuk semua siswa, artinya pelajaran agama Islam tidak hanya ditujukan bagi yang beragama Islam, tetapi untuk semua, begitu pula dengan pengajaran agama lain

Page 11: identitas & konflik

mengelola keragaman• mendorong terbentuknya ikatan-

ikatan (pertemanan, bisnis, organisasi, asosiasi, dll) yang bersifat inklusif dan lintas identitas, bukan yang bersifat eksklusif

• mendorong interaksi dan mencegah segregasi antar identitascontoh: menjadikan Pecinan atau kawasan etnis lain (Little India, Little Italy, dll) sebagai kawasan wisata guna memajukan interaksi dan mencegah segregasi antar identitas; menjadikan ritual agama/etnis sebagai acara nasional yang dapat dimeriahkan oleh identitas lain

Page 12: identitas & konflik

mengelola keragaman• membangunkan silent majority – mayoritas

anggota kelompok biasanya relatif moderat dan berpikiran terbuka, namun kalah suara dan pengaruh dibandingkan segelintir yang keras/militancontoh: pasca tragedi WTC, ada banyak usaha menyebarkan citra masyarakat Muslim kebanyakan (terutama asal Yordania, Indonesia, serta yang bermukim di Eropa dan Amerika Serikat) guna mengimbangi pencitraan Islam yang dilekatkan pada terorisme, kekerasan, dan patriarki; masyarakat nonMuslim Eropa dan Australia turun ke jalan memprotes kartun Nabi Muhammad guna menunjukkan bahwa yang anti penghinaan agama jauh lebih besar dari yang menyetujuinya

• membuat sistem yang identity blindcontoh: Prancis dan Turki menempatkan agama sebagai urusan pribadi yang tidak boleh dibawa ke ranah publik; banyak negara di dunia tidak mencantumkan agama seseorang dalam KTP

Page 13: identitas & konflik

mengelola keragaman(jika identitas dilihat sebagai hasil konstruksi)• mengelola salient-tidaknya sebuah identitas

contoh: ketika isu antiCina menjadi salient di Jakarta dan Surakarta (akhir Orde Baru), warga Yogyakarta dan kota lain berusaha membuatnya tidak salient

• memunculkan identitas dominan yang dapat diterima semua pihakcontoh: memunculkan identitas “keEropaan” guna menaungi identitas Jerman, Prancis, Italia, dll; mengkampanyekan label tunggal WNI, tanpa pembedaan WNI dan WNI keturunan

• eufimisme label identitascontoh: penyandang cacat disebut diffable, bukan disable ; orang kulit hitam di Amerika Serikat disebut Afro-Americans, bukan Nigger, Negro, Black, atau coloured

Page 14: identitas & konflik

mengelola keragaman(jika identitas diyakini perlu diatur secara

institusional)• menciptakan sistem pengambilan keputusan

dan perwakilan yang tidak didasarkan pada suara mayoritas belaka serta mendorong koalisi antar identitascontoh: sistem konsosiasional di Malaysia yang mensyaratkan kerjasama antara politisi Melayu, Cina, dan India jika ingin sukses; mendorong supaya pertemuan desa dihadiri pula oleh perempuan dan pemuda

• diskriminasi positif atau aksi afirmatif – memberikan kuota, kursi pasti (reserved seat), atau kemudahan bagi minoritas atau kaum lemahcontoh: penetapan kuota 30% wanita di DPR; meloloskan kredit tanpa agunan bagi buruh tani; pasca politik Apartheid di Afrika Selatan, setiap perusahaan harus mempekerjakan sejumlah tertentu orang kulit hitam