IDENTIFIKASI UNSUR-UNSUR STRUKTUR RUANG...

22
IDENTIFIKASI UNSUR-UNSUR STRUKTUR RUANG KOTA YOGYAKARTAYANG MENDUKUNG FUNGSI PASAR TRADISIONAL BERINGHARJO Aurelia Maria Octavia 1 , Emmelia Tricia Herliana 2 Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl. Babarsari 44 Yogyakarta e-mail : [email protected] Abstract: Yogyakarta has several traditional markets, one of which is Beringharjo. This market has been long established in conjunction with the construction of the Sultan Palace and became the economic center in the city of Yogyakarta. Beringharjo located on Jenderal Ahmad Yani street which is the trade area. The purpose of this study is to investigate and understand the elements of the spatial structure of Yogyakarta which support functions as well as to understand and decipher the links between these elements in creating an environment that supports the function of Beringharjo market. Object of observation is a function of the mass and shape of the building is to be around Beringharjo, pedestrian and vehicle lanes to be around Beringharjo Traditional Market, and the types of public transportation are located around Beringharjo Traditional Market. The method used is the observation, and literature. Figure ground theory is used to analyze the function and mass building around Beringharjo. Linkage theory is used to classify characters based on the function and activity, whereas the comparison between theory building height and street width to analyze the convenience of road space for pedestrians. The results of this study are character functions and activities along Jendral Ahmad Yani street can be divided into three segments, that is opening, core and cover. Based on the distribution of the three segments, figure ground analysis that shows the shape and composition of mass transportation lines shows that the public transportation network, namely the Trans Jogja stop there on the third segment. The existence of Trans Jogja buses as public transportation support functions and activities that take place on Jendral Ahmad Yani street, who also supports the sustainability of activities in Beringharjo. Keywords: market, function, form, pedestrian, vehicle, transportation Abstrak: Kota Yogyakarta memiliki beberapa pasar tradisional, salah satunya adalah Pasar Beringharjo. Kegiatan di pasar ini sudah berlangsung tak lama setelah pembangunan Keraton Yogyakarta.Pasar Beringharjo terletak di Jalan Jendral Ahmad Yani yang merupakan kawasan perdagangan. Dalam perkembangan selanjutnya, pasar ini menjadi pusat perekonomian di Kota Yogyakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami unsur-unsur struktur ruang Kota Yogyakarta yang mendukung fungsi Pasar Beringharjo serta untuk memahami dan menguraikan keterkaitan antara unsur-unsur tersebut dalam menciptakan lingkungan Kota Yogyakarta yang mendukung fungsi Pasar Beringharjo. Obyek pengamatan adalah fungsi dan bentuk massa bangunan yang berada di sekitar Pasar Beringharjo, jalur pedestrian dan kendaraan yang berada di sekitar Pasar Tradisional Beringharjo, dan jenis sarana transportasi umum yang terletak di sekitar Pasar Tradisional Beringharjo. Metode yang digunakan adalah pengamatan dan studi pustaka. Figure ground theory digunakan untuk menganalisis fungsi dan bentuk massa bangunan di sekitar Pasar Beringharjo. Linkage theory digunakan untuk mengelompokkan karakter berdasarkan fungsi dan aktivitas, sedangkan teori perbandingan antara tinggi bangunan dan lebar jalan untuk menganalisis kenyamanan ruang jalan bagi pedestrian. Hasil dari penelitian ini adalah karakter fungsi dan aktivitas di sepanjang Jalan Jenderal Ahmad Yani dapat dibagi dalam tiga segmen, yaitu segmen pembuka, inti dan penutup. Berdasarkan pembagian ketiga segmen tersebut, analisis figure ground yang menunjukkan bentuk gubahan massa dan jalur transportasi memperlihatkan bahwa jaringan alat transportasi umum, yaitu Halte Trans Jogja terdapat pada ketiga segmen tersebut. Adanya bus Trans Jogja sebagai alat transportasi umum mendukung fungsi dan kegiatan yang berlangsung di Jalan Jenderal Ahmad Yani, yang juga mendukung keberlangsungan kegiatan di Pasar Beringharjo. Kata kunci: pasar, fungsi, bentuk, pedestrian, kendaraan, transportasi 1 Aurelia Maria Octavia adalah mahasiswi Program Studi Arsitektur Universitas Atma Jaya Yogyakarta. 2 Emmelia Tricia Herliana adalah staf pengajar Program Studi Arsitektur Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Transcript of IDENTIFIKASI UNSUR-UNSUR STRUKTUR RUANG...

Octavia, A.M. & Herliana, E.T., Identifikasi Unsur-unsur Struktur Ruang Kota Yogyakartayang Mendukung Fungsi Pasar Tradisional Beringharjo

327

IDENTIFIKASI UNSUR-UNSUR STRUKTUR RUANG KOTAYOGYAKARTA YANG MENDUKUNG FUNGSI PASAR

TRADISIONAL BERINGHARJO

Aurelia Maria Octavia1, Emmelia Tricia Herliana2

Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl. Babarsari 44 Yogyakartae-mail : [email protected]

Abstract: Yogyakarta has several traditional markets, one of which is Beringharjo. This markethas been long established in conjunction with the construction of the Sultan Palace and becamethe economic center in the city of Yogyakarta. Beringharjo located on Jenderal Ahmad Yani streetwhich is the trade area. The purpose of this study is to investigate and understand the elements of thespatial structure of Yogyakarta which support functions as well as to understand and decipher thelinks between these elements in creating an environment that supports the function of Beringharjomarket. Object of observation is a function of the mass and shape of the building is to be aroundBeringharjo, pedestrian and vehicle lanes to be around Beringharjo Traditional Market, and thetypes of public transportation are located around Beringharjo Traditional Market. The methodused is the observation, and literature. Figure ground theory is used to analyze the function andmass building around Beringharjo. Linkage theory is used to classify characters based on thefunction and activity, whereas the comparison between theory building height and street widthto analyze the convenience of road space for pedestrians. The results of this study are characterfunctions and activities along Jendral Ahmad Yani street can be divided into three segments,that is opening, core and cover. Based on the distribution of the three segments, figure groundanalysis that shows the shape and composition of mass transportation lines shows that the publictransportation network, namely the Trans Jogja stop there on the third segment. The existenceof Trans Jogja buses as public transportation support functions and activities that take place onJendral Ahmad Yani street, who also supports the sustainability of activities in Beringharjo.

Keywords: market, function, form, pedestrian, vehicle, transportation

Abstrak: Kota Yogyakarta memiliki beberapa pasar tradisional, salah satunya adalah PasarBeringharjo. Kegiatan di pasar ini sudah berlangsung tak lama setelah pembangunan KeratonYogyakarta.Pasar Beringharjo terletak di Jalan Jendral Ahmad Yani yang merupakan kawasanperdagangan. Dalam perkembangan selanjutnya, pasar ini menjadi pusat perekonomian di KotaYogyakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami unsur-unsur strukturruang Kota Yogyakarta yang mendukung fungsi Pasar Beringharjo serta untuk memahami danmenguraikan keterkaitan antara unsur-unsur tersebut dalam menciptakan lingkungan Kota Yogyakartayang mendukung fungsi Pasar Beringharjo. Obyek pengamatan adalah fungsi dan bentuk massabangunan yang berada di sekitar Pasar Beringharjo, jalur pedestrian dan kendaraan yang berada disekitar Pasar Tradisional Beringharjo, dan jenis sarana transportasi umum yang terletak di sekitarPasar Tradisional Beringharjo. Metode yang digunakan adalah pengamatan dan studi pustaka. Figureground theory digunakan untuk menganalisis fungsi dan bentuk massa bangunan di sekitar PasarBeringharjo. Linkage theory digunakan untuk mengelompokkan karakter berdasarkan fungsi danaktivitas, sedangkan teori perbandingan antara tinggi bangunan dan lebar jalan untuk menganalisiskenyamanan ruang jalan bagi pedestrian. Hasil dari penelitian ini adalah karakter fungsi dan aktivitasdi sepanjang Jalan Jenderal Ahmad Yani dapat dibagi dalam tiga segmen, yaitu segmen pembuka, intidan penutup. Berdasarkan pembagian ketiga segmen tersebut, analisis figure ground yang menunjukkanbentuk gubahan massa dan jalur transportasi memperlihatkan bahwa jaringan alat transportasi umum,yaitu Halte Trans Jogja terdapat pada ketiga segmen tersebut. Adanya bus Trans Jogja sebagai alattransportasi umum mendukung fungsi dan kegiatan yang berlangsung di Jalan Jenderal Ahmad Yani,yang juga mendukung keberlangsungan kegiatan di Pasar Beringharjo.

Kata kunci: pasar, fungsi, bentuk, pedestrian, kendaraan, transportasi

1Aurelia Maria Octavia adalah mahasiswi Program Studi Arsitektur Universitas Atma Jaya Yogyakarta.2Emmelia Tricia Herliana adalah staf pengajar Program Studi Arsitektur Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Octavia, A.M. & Herliana, E.T., Identifikasi Unsur-unsur Struktur Ruang Kota Yogyakartayang Mendukung Fungsi Pasar Tradisional Beringharjo

328

PENDAHULUAN

Pasar Beringharjo merupakan salahsatu tujuan utama bagi wisatawan yangberkunjung ke Yogyakarta. Selain merupakanpasar tradisional terbesar dan pusat perkulakandi Yogyakarta, pasar ini juga memiliki nilaisejarah yang tinggi.Kegiatan Pasar Beringharjotelah dimulai tak lama setelah pembangunanKeraton Yogyakarta. Menurut Jo Santoso(2008) poros utama dari sebuah Kota Jawaialah poros Utara-Selatan, dimulai dari keraton,melewati alun-alun di antara dua pohonwaringin, menyusur jalan utama kota, sampaike titik akhir di sebelah utara kota yangberupa sebuah tugu. Hal ini terlihat jelasdalam pembentukan struktur ruang kota diYogyakarta, Keraton dan tugu merupakan titikawal dan titik akhir dari poros utama tersebut.Keraton sebagai pusat pemerintahan yangdiapit oleh dua alun-alun sebagai perantaraantara pusat pemerintahan dan kota, MasjidAgung sebagai pusat peribadatan, dan PasarBeringharjo sebagai pusat ekonomi dari kotaYogyakarta.

Dalam perkembangannya, pasar inimengalami peningkatan dalam hal perdagangankarena selalu menjadi pusat perbelanjaanyang selalu ramai dikunjungi oleh mayarakatsetempat dan wisatawan. Salah satu yangpaling terlihat adalah banyaknya jumlahkendaraan yang parkir di area pasar. Padaperencanaannya lokasi parkir terletak di atasbangunan dan terdapat didepan bangunan, saatini lokasi parkir sudah tersebar diarea sekitarpasar dan selalu padat oleh pengunjung. Hal inimenjadikan Pasar Beringharjo menjadi salahsatu pasar tradisional terbesar di Yogyakarta danmerupakan salah satu sarana untuk memperolehpendapatan bagi masyarakat sekitar.

Masalah utama dalam penelitian iniadalah Unsur-unsur apakah dari strukturruang Kota Yogyakarta yang mendukungkeberlangsungan fungsi Pasar TradisionalBeringharjo dan bagaimana keterkaitan antaraunsur-unsur tersebut ?

Tujuan dari penelitian ini adalah untukmengetahui dan menguraikan unsur-unsurstrukturruangKotaYogyakartayangmendukung

fungsi Pasar Tradisional Beringharjo dan untukMemahami dan menguraikan keterkaitanantara unsur-unsur tersebut dalam menciptakanlingkungan Kota Yogyakarta yang mendukungfungsi Pasar Tradisional Beringharjo.

Untuk menjawab hasil permasalahanutama, penulis akan membandingkan antarahasil pengamatan dengan hasil studi pustaka.Studi pustaka yang digunakan adalah Trancik(1968 : 97-124) di dalam Teori Urban SpasialDesign membagi teori urban spatial dalamurban design menjadi tiga bagian yaitu Figure-ground theory, Linkage theory, dan Place theoryserta teori dari Institude of TransportationEngineers, 2014 mengenai beberapa aspekdesain bangunan yang digunakan dalammenentukan konteks perkotaan

Hasil dari penelitian ini adalah karakterfungsi dan aktivitas di sepanjang JalanJenderal Ahmad Yani dapat dibagi dalamtiga segmen, yaitu segmen pembuka, intidan penutup. Berdasarkan pembagian ketigasegmen tersebut, analisis figure ground yangmenunjukkan bentuk gubahan massa dan jalurtransportasi memperlihatkan bahwa jaringanalat transportasi umum, yaitu Halte Trans Jogjaterdapat pada ketiga segmen tersebut. Adanyabus Trans Jogja sebagai alat transportasiumum mendukung fungsi dan kegiatan yangberlangsung di Jalan Jenderal Ahmad Yani,yang juga mendukung keberlangsungankegiatan di Pasar Beringharjo.

METODE PENELITIAN

Pendekatan dan strategi PenelitianP e n e l i t i a n d i l a k u k a n d e n g a n

menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatankualitatif dipilih untuk mendapatkan identifikasiunsur-unsur ruang Kota Yogyakarta yangmendukung fungsi Pasar Beringharjo. Dataini akan digunakan untuk membandingkanantara data primer yang didapat dari instansiterkait dengan kondisi yang ada di sekitar PasarBeringharjo.

Jenis dan Pengambilan DataJenis data yang di butuhkan dalam

penelitian ini adalah teori yang terkait dengankota dan pasar, sejarah dan kondisi fisik

Octavia, A.M. & Herliana, E.T., Identifikasi Unsur-unsur Struktur Ruang Kota Yogyakartayang Mendukung Fungsi Pasar Tradisional Beringharjo

329

Pasar Beringharjo saat ini, bentuk dan fungsibangunan di sekitar Pasar Beringharjo, sirkulasimanusia dan kendaraan di sekitar PasarBeringharjo, sarana transportasi yang melaluiPasar Beringharjo

Data yang digunakan dalam penelitianini bersumber dari data primer dan datasekunder. Data primer merupakan data yangdidapat secara langsung oleh penulis sepertimemotret keadaan sekitar Pasar Beringharjo,sedangkan data sekunder merupakan data yangdiperoleh dari instansi terkait dan juga dapatdiperoleh dengan studi pustaka.

PERAN PASAR DALAM TATANANKOTA

U n s u r P e m b e n t u k K o t a J a w a d iYogyakarta

Konsep tata ruang dan tata bangunankota-kota Jawa berhubungan erat denganprinsip-prinsip filsafat serta religius-budayayang dipahami oleh masyarakat Jawa sebagaisebuah kesatuan kolektif pada waktu itu.Landasan pengembangan struktur keruangandan bangunan dari sebuah Kota Jawaialah sebuah sistem klasifikasi Jawa yangdikembangkan berdasarkan sebuah kosmologiJawa. Kosmologi juga mengatur hakikathubungan antara manusia dan benda, termasukhubungan manusia dengan bangunan. Dalamsistem itu, berbagai kegiatan pemerintahanmaupun kegiatan religius-budaya sepertipawai, pementasan musik, dan kegiatan-kegiatan lainnya bukanlah sekedar merupakanupacara yang mempunyai nilai religius, tetapisekaligus mendemonstrasikan berlakunyahubungan sosial tertentu antara kelompok-kelompok masyarakat satu sama lain dalamrangka menciptakan kesatuan kehidupankemasyarakatan yang sesuai dengan hukummakrokosmos.

Pola pembentukan Kota Yogyakarta tidakterlepas dari pola pembentukan Kota Jawa padazaman Mataram. Menurut Selo Soemardjan,konsep tata ruang negara Jawa Mataramberbentuk suatu sistem lingkaran dengan empatradius berbeda yang disusun secara hierarkis.Radius satu merupakan wilayah di dalambenteng, radius dua merupakan wilayah negara

atau pusat pemerintahan, radius tiga merupakannegara agung dan radius empat merupakanmancanegara. Di dalam negara, terdapat duabagian keruangan yang berbeda, yaitu bagianinti yang sakral dan bagian pinggiran yangprofan. Yang termasuk bagian yang pertamadi Yogyakarta adalah bagian yang dikelilingioleh pagar-keliling (benteng), yaitu Keratonberserta bangunan penunjangnya sepertialun-alun dan masjid. Sedangkan pada bagianlainnya, yang bersifat duniawi dan berada diluar benteng, terdapat kepatihan, pasar, sertadaerah permukiman pegawai negeri, prajurit,dan penduduk kota lain (Soemardjan, 1962:23-26).

Poros utama dari sebuah Kota Jawa ialahporos Utara-Selatan, dimulai dari Keraton,melawati alun-alun di antara dua pohonwaringin, menyusur jalan utama kota, sampai ketitik akhir di sebelah Utara kota berupa sebuahTugu. Poros ini digunakan sebagai orientasiutama untuk menetapkan semua area yangnantinya akan dibangun, yaitu yang terletak dikiri-kanan poros Utara-Selatan antara Keratondan Tugu. Secara umum, terdapat dua macamvarian penggunaan poros sakral pada strukturKota Jawa. Yang pertama mempunyai satuporos utama yang memanjang dari Selatan keUtara. Dimulai dari residen penguasa setempatdi ujung Selatan kota, melewati alun-alun, jalanutama kota sampai ke utara kota. Yang keduamempunyai poros ganda yang mengapit alun-alun di tengahnya (Santoso, 2008:136-139).

Suatu permukiman kota dibentuk olehstruktur-struktur yang tetap, yaitu pusat kegiatanperdagangan (pasar), pusat pemerintahan,dan pusat peribadatan. Dengan sentra-sentrasemacam ini organisasi sosial permukimanakan berkembang. Perpindahan sentra-sentradi atas, selain pasar, tidak akan mengubahpemukiman urban secara drastis. Bisa jadipasar yang permanen adalah struktur utamayang dapat mendorong perubahan strukturdan besarnya pemukiman (Wiryomartono,1995:13).

Ruang Kota Yang IdealRuang kota sebagai tempat untuk

melakukan kegiatan haruslah memiliki keadaanyang baik dan ideal agar pengguna dapat

Octavia, A.M. & Herliana, E.T., Identifikasi Unsur-unsur Struktur Ruang Kota Yogyakartayang Mendukung Fungsi Pasar Tradisional Beringharjo

330

merasa nyaman dan aman bila berada dikawasan tersebut. Trancik (1968: 97-124) didalam Teori Urban Spasial Design membagiteori urban spatial dalam urban design menjaditiga bagian yaitu : [1] figure-ground theory, [2]lingkage theory, dan [3] place theory.

Figure-ground theory, digunakan untukmenganalisis bentuk kawasan, dilihat dariketerkaitan antara building mass dan open spaces(solid-void). Bagian kota yang termasuk dalamurban solid adalah monumen, institusi publik,blok area dan elemen-elemen utama dalamkomposisi, serta memiliki tepian bangunanyang mengarahkan konfigurasi. Bagian kotayang termasuk dalam urban voids adalah ruangtransisi, void di dalam blok, jaringan utama dariruang jalan dan ruang penerima, public parks andgardens dalam komposisi lansekap serta sistemruang terbuka linier.

Linkage theory, yaitu jalan sebagaielemen utama. Ada tiga tipe dalam spatiallinkage, yaitu: [1] compositional form,merupak-an bangunan-bangunan individuyang di-komposisikan pada bidang duadimensi; [2] mega form, merupakan strukturyang dihubungkan ke dalam kerangka liniersecara hirarkis; [3] group form, terbentuk dariakumulasi struktur sepanjang ruang terbukakomunal dan berkembang secara alami.

Place theory , d igunakan untukmemahami kultur dan karakteristik manusiadalam ruang fisik. Suatu tempat adalah ruangyang mempunyai karakter tegas, berbedadari yang lain, untuk memperbaiki identitaslingkungan dan sense of place. Tempat yangmerespon konteks historis, kebutuhan manusiadan kualitas dari tempat tersebut.

Menurut Institude of TransportationEngineers (2014), terdapat beberapa aspek desainbangunan yang digunakan dalam menentukankonteks perkotaan, antara lain: [1] tinggi bangunandan jalan raya, [2] lebar bangunan, [3] skalabangunan dan variasi, dan [4] bangunan.

Bangunan adalah fitur utama dari konteksperkotaan. Elemen desain perkotaan pentingdalam membantu menciptakan pengalamanberada di kota dan di tempat yang nyaman

bagi pejalan kaki. Untuk perbandingan tinggibangunan dan lebar jalan raya, penetapanambang batas perbandingan tinggi bangunandan lebar jalan saat pejalan kaki pertama kalimelihat adalah rasio 1:4 dari tinggi bangunandan lebar jalan raya dengan tipe kepadatan yangrendah. Dalam konteks perkotaan padat, rasioideal dari tinggi dan lebar bangunan adalah 1:3dan 1:2. Perbandingan ini membuat kondisijalan raya yang nyaman. Pohon di pinggir jalandapat digunakan untuk memberikan rasa yangsama dalam konteks ketinggian atau rendahdari sebuah bangunan.

Perbandingan lebar bangunan dan tinggibangunan memberikan kontribusi terhadap rasadari jalan raya tersebut. Ada tiga unsur dari lebarbangunan, yaitu: persentase lebar bangunanterhadap lebar jalan, berkisar sekitar 70 persendaripada pinggiran kota, sedangkan hampir100 persen pada lingkungan perkotaan; jarakantara bangunan atau pemisahan bangunan,berkisar dari 0 sampai 9 meter; dan artikulasibangunan (istilah arsitektur yang mengacupada pembagian facade bangunan menjadibagian-bagian yang berbeda untuk mengurangimunculnya massa bangunan yang berdekatandengan trotoar) mengidentifikasi pintu masukbangunan dan meminimalkan dinding kosongyang tidak menarik dapat menghasilkanskala bangunan yang nyaman untuk orangyang berjalan berdekatan dan menambahkankeragaman arsitektur dan ketertarikan.

Skala bangunan dan variasi digunakanuntuk membantu menentukan konteks dankarakter sebuah jalan raya dan mendukungpejalankaki dengan memberikan ketertarikan secaravisual untuk jalan raya tersebut. Skala danvariasi bangunan harus membantu menentukanskala lingkungan pejalan kaki. Skala bangunanmemaksimalkan akses fisik dan visual untukpara pengemudi dan penumpang mobil.

Bangunan merupakan bagian yang pentingdalam membuat akses dan menarik pejalankaki. Untuk mempertahankan atau menciptakankarakter perkotaan, bangunan harus memilikikedekatan dengan jalan raya untuk meningkatkankonektivitas dan untuk memecahkan skalabangunan. Pintu masuk dari tempat parkir danjalan sekunder harus disediakan.

Octavia, A.M. & Herliana, E.T., Identifikasi Unsur-unsur Struktur Ruang Kota Yogyakartayang Mendukung Fungsi Pasar Tradisional Beringharjo

331

Pasar Sebagai Ruang PublikDefinisi Pasar menurut Peraturan Daerah

Kota Madya Dati II Yogyakarta No 3 Tahun1992 diartikan sebagai suatu lahan pada lokasiyang ditentukan oleh Kepala Daerah tanpa ataudengan bangunan-bangunan dalam batas-batastertentu dan dipergunakan para penjual danpembeli untuk tempat berjual beli dan ataumelakukan pekerjaan jasa secara langsung atautidak langsung dalam suatu sistem pengelolaanbaik oleh Pemerintah Daerah oleh pihak ketigadan atau kerjasama antara keduanya.

Menurut Peraturan Presiden No 112Tahun 2007, pasar adalah area tempat jual belibarang dengan jumlah penjual lebih dari satu,baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan,pasar tradisional, pertokoan, mall, plaza,pusat perdagangan maupun sebutan lainnya.Sementara itu, pasar menurut Peraturan DaerahKota Yogyakarta No 2 Tahun 2009 merupakansalah satu pendukung kegiatan ekonomi yangmenyangkut hajat hidup orang banyak. Olehkarena itu, sudah semestinya kewenanganurusan pasar sepenuhnya menjadi wewenangdan tanggung jawab Pemerintah Daerah.

Pasar ditinjau dari kegiatannya dibagimenjadi dua, yaitu pasar tradisional danpasar modern. Pasar tradisional adalah pasaryang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah,Pemerintah Daerah, Swasta, Badan UsahaMilik Negara dan Badan Usaha Milik Daerahtermasuk kerja sama dengan swasta dengantempat usaha berupa toko, kios, los, dan tendayang dimiliki atau dikelola oleh pedagang kecil,menengah, swadaya masyarakat atau koperasidengan usaha skala kecil, modal kecil, dandengan proses jual beli barang dengan melaluitawar-menawar.

Pasar modern adalah pasar yangdibangun oleh Pemerintah, Swasta atauKoperasi yang dalam bentuknya berupa Mall,Supermarket, Departement Store, dan ShoppingCenter yang pengelolaannya dilaksanakansecara modern dan mengutamakan pelayanankenyamanan berbelanja dengan manajemenberada di satu tangan, bermodal relatif kuat,dan dilengkapi tabel harga pasti (KeputusanMenteri Perindustrian dan Perdagangan No.23/MPP/ Kep/1/1998).

Menurut Sinaga (2004), perbedaan PasarTradisional dan Pasar Modern dapat dilihatberdasarkan bentuknya. Pasar Tradisionaldapat berupa toko, los, kios, tenda, gerai dandengan dasar terbuka. dengan kondisi pasaryang cenderung kotor dan kumuh, sistempengelolaan secara tradisional yang artinyasetiap pedagang bebas untuk menentukan sistembisnisnya masing-masing, transaksi dilakukansecara langsung dengan sistem tawar-menawar,jam operasional yang cenderung singkat,memiliki konsumen dari kalangan menengahke bawah, memiliki lokasi di daerah pedesaandan perkotaan serta pada umumnya hanyamenjual barang-barang lokal. Pasar modernmemiliki bentuk berupa Mall, Supermarket,Departement Store, dan Shopping Center,waralaba, toko, mini swalayan, pasar serba ada,dan toko serba ada memiliki kondisi yang bersihdan nyaman, menggunakan sistem modern danprofesional dengan pendekatan bisnis yangdiatur oleh pengelola induk. Penjual denganpembeli tidak bertansaksi secara langsung,melainkan pembeli melihat label harga yangtercantum dalam barang (barcode), memilikijam operasional lebih panjang, konsumenadalah golongan menengah ke atas, umumyaterletak di daerah perkotaan dan menjualbarang-barang produksi impor dan lokal.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Kota Yogyakarta sebagai kota yangmemiliki pola tatanan ruang Kota Jawa,memiliki Alun-alun sebagai area berkumpulmasyarakat dan sebagai area upacara. Keratonsebagai pusat pemerintahan, Masjid Agungsebagai area peribadatan, dan Pasar Beringharjosebagai pusat perkonomian. Pasar Beringharjomerupakan salah satu komponen penting dalamperkembangan perekonomian masyarakat diYogyakarta karena selain masyarakat mudahuntuk melakukan kegiatan perdagangan, pasartradisional mampu menyerap lebih banyaktenaga kerja dan tidak harus memiliki tingkatpendidikan yang tinggi.

Pasar ini termasuk dalam kegiatan wisatabelanja yang terdapat di daerah Malioboro,sehingga para konsumen tidak hanya datangdari daerah Yogyakarta tetapi dari berbagaimacam daerah dan juga dari berbagai macam

Octavia, A.M. & Herliana, E.T., Identifikasi Unsur-unsur Struktur Ruang Kota Yogyakartayang Mendukung Fungsi Pasar Tradisional Beringharjo

332

negara. Lokasi yang juga sangat strategis karenaterletak di pusat kota yang juga tidak jauh dariKeraton dan Tugu yang merupakan lokasi yangjuga sering dikunjungi oleh wisatawan.

Bentuk dan Fungsi Massa Bangunan DiSekitar Pasar Beringharjo

Pasar Tradisional Beringharjo terletakdi daerah yang memiliki fungsi perdagangan.Berdasarkan data jumlah pedagang (DinasPengelola Pasar Yogyakarta, 2012) dapatdiketahui bahwa Pasar Beringharjo memiliki100 kios, 6238 los, dan 606 lapak. Barang-barang yang dijual di dalam Pasar TradisionalBeringharjo, antara lain: batik, kerajinan, sayur-sayuran, dan kebutuhan penunjang sehari-hari.Lokasi Pasar Beringharjo merupakan areayang strategis karena selain terletak di pusatkota, pasar ini juga didukung oleh bangunandi sekitar pasar yang juga merupakan areaperdagangan.

Penulis membagi analisis daerah disekitar Pasar Beringharjo berdasarkan karakterdan fungsi bangunan dalam tiga segmen.Gambar 1 menunjukkan area pembagiansegmen yang akan digunakan dalam analisis.Segmen tersebut terbagi atas segmen A,segmen B dan segmen C. Batas dari segmen Aadalah Hotel Ina Garuda hingga area kulinerdi samping Gedung DPRD Yogyakarta. Batassegmen B adalah Mall Malioboro hingga PasarBeringharjo dan batas segmen C adalah PasarKlitikan hingga titik 0 km.

Berikut ini merupakan analisis danpembahasan mengenai bentuk dan fungsi disekitar Pasar Beringharjo pada segmen A.Segmen A di bagi menjadi segmen A Timurdan A Barat.

Gambar 2 merupakan peta kunci darisegmen A yang menggambaran figure grounddan peta blok penggunaan lahan bangunan padasegmen A. Bangunan yang terdapat pada sisiTimur dari segmen A berjumlah 7 bangunanyang terdiri dari 2 bangunan perkantoran dan5 bangunan yang bergerak pada bidang jasa,sedangkan pada sisi Barat dari segmen Aberjumlah 38 bangunan yang bergerak dalambidang jasa dan perdagangan. Total bangunanpada segmen A adalah 44 bangunan dengan

Alun-alunUtara

Keraton

Alun-alunSelatan

Gambar 1. Figure-groundSumber: Analisis penulis, 2013

didominasi oleh bangunan yang bergerak dalambidang perdagangan yang menjual pakaianbatik. Gambar 3 merupakan gambaran streetscape bangunan yang terdapat di sepanjangjalan segmen A di sisi Barat.

Octavia, A.M. & Herliana, E.T., Identifikasi Unsur-unsur Struktur Ruang Kota Yogyakartayang Mendukung Fungsi Pasar Tradisional Beringharjo

333

Gambar 2. Segmen ASumber: Analisis penulis, 2013

Gambar 4. Segmen A TimurSumber: Dokumen penulis, 2014

Gambar 3. Segmen A BaratSumber: Dokumen penulis, 2014

Bangunan pada segmen ini merupakanbangunan pertokoan yang memiliki bentukdasar balok, atap miring dengan materialgenteng dengan gaya arsitektur tropis dankolonial serta terbangun di atas kavling yangtidak dimanfaatkan secara penuh, sehinggapara pedagang kaki lima memanfaatkanlokasi tersebut sebagai area untuk berjualan.Bangunan pada area ini didominasi olehpertokoan yang dominan menjual batik,terdapat Indomaret serta Perpustakan ArsipDaerah Istimewa Yogyakarta, dan pedagangkaki lima yang menjual pakaian, aksesoris,tato, pakaian dan tas dan batik. Gambar 4menggambarkan street scape yang terdapatdi sepanjang jalan segmen A di sisi Timur,terdapat empat bangunan utama, yaitu HotelIna Garuda, Kantor Dinas Pariwisata untukinformasi pariwisata di Yogyakarta, KantorDewan Perwakilan Rakyat Daerah IstimewaYogyakarta dan ruko.

Bangunan yang terletak di sisi palingUtara Pasar Beringharjo merupakan bangunanbank dan hotel yang memiliki bentuk dasar balokdengan gaya arsitektur tropis modern, bangunanpenyedia fasilitas wisata di Daerah IstimewaYogyakarta, memiliki unsur-unsur arsitektur

tropis, bangunan kantor Dinas Pariwisata danDewan Perwakilan Rakyat Daerah IstimewaYogyakarta, memiliki bentuk balok panjangdengan langgam arsitektur kolonial sertaterdapat ruko berlanggam arsitektur kolonialdengan bentuk dasar balok.

Gambar 5. Sketsa jalanSumber: Analisis penulis, 2014

Gambar 5 merupakan sketsa potongandari segmen A yang memiliki jarak terdekatantar bangunan sisi Timur dan sisi Baratdibandingkandengan bangunan segmen Alainnya. Potongan ini terdapat pada bangunanpertokoan pada sisi Barat dan bangunan wisatakuliner pada sisi Timur, kedua bangunan memilikiketinggian bangunan delapan meter atau memilikibangunan dua lantai. Luas jalan yang terdapatdi depan kedua bangunan berjarak 16,5 meter.Bila sisi jalan dan bangunan dibandingkanmaka perbandingan yang tampak adalah 1:2,bangunan pada segmen A masih memiliki standarperbandingan yang sesuai dengan teori yangdigunakan. Perbandingan untuk jalan raya danbangunan adalah 1:2 untuk tingkat kepadatanseperti pada Jalan Jendral Ahmad Yani. Tinggibangunan delapan meter masih membuat pejalankaki nyaman untuk berjalan di segmen A.

Octavia, A.M. & Herliana, E.T., Identifikasi Unsur-unsur Struktur Ruang Kota Yogyakartayang Mendukung Fungsi Pasar Tradisional Beringharjo

334

Berikut ini merupakan analisis danpembahasan mengenai bentuk dan fungsi disekitar Pasar Beringharjo pada segmen B.Segmen B dibagi menjadi segmen B Timur danB Barat.Gambar 6 merupakan gambaran figureground segmen B. Untuk mempermudah pem-bahasan dan analisis, penulis membagi segmenB menjadi tiga bagian, yaitu B1, B2 dan B3.

Gambar 6. Segmen B Sumber:Analisis penulis, 2013

Berikut ini merupakan analisis fungsidan aktivitas kegiatan yang terdapat padasegmen B1.

Gambar 7. Segmen B1Sumber: Analisis penulis, 2013

Gambar 7 merupakan peta kunci darisegmen B1, merupakan gambaran figureground dan merupakan peta blok penggunaanlahan bangunan. Bangunan yang terdapatpada sisi Timur dari segmen B1 berjumlah 25

bangunan yang bergerak dalam bidang jasadan perdagangan.Sedangkan, pada sisi Baratdari segmen B1 berjumlah 58 bangunan yangbergerak dalam bidang perdagangan. Totalbangunan yang terdapat pada segmen B1 adalah69 bangunan yang didominasi oleh bangunanyang bergerak dalam bidang perdagangan.Bangunan atau toko yang tutup berjumlah4 bangunan, sehingga para pedagang kakilima dapat dengan leluasa memperdagangkanbarang yang akan dijual.

Gambar 8. Segmen B1 BaratSumber: Dokumen penulis, 2014

Bangunan pada gambar 8 merupakanbangunan pertokoan yang terletak di sisi BaratPasar Beringharjo. Toko-toko yang terdapatdi sisi ini memiliki bentuk dasar bangunanbervariasi, yaitu kubus dan balok. Bangunanpada segmen ini memiliki unsur-unsur arsitekturtropis, modern, dan juga terdapat bangunan yangmemiliki langgam arsitektur kolonial Belanda.Fungsi dari bangunan pada segmen B sisi baratmerupakan bangunan pertokoan yang bergerakdalam bidang perdagangan. Barang-barangyang dijual bervariasi, seperti kain, obat, batik,sepatu, baju, kosmetik dan toko elektronik.Ketinggian bangunan pada segmen B1 Baratbervariasi, yaitu satu hingga tiga lantai. Padaumumnya, lantai ketiga tidak digunakan secaramaksimal sebagai area penjualan, melainkandigunakan untuk memajang barang dagangan.Gambar 9 merupakan gambar bangunan yangterdapat di segmen B1 sisi Timur.

Octavia, A.M. & Herliana, E.T., Identifikasi Unsur-unsur Struktur Ruang Kota Yogyakartayang Mendukung Fungsi Pasar Tradisional Beringharjo

335

Gambar 9. Segmen B1 TimurSumber: Dokumen penulis, 2014

Gambar 9 merupakan gambaranmengenai kondisi bangunan yang terdapatpada segmen B1 Timur yang didominasi olehbangunan Mall Malioboro. Bangunan MallMalioboro merupakan bangunan yang memilikibentuk dasar balok yang memiliki langgampost modern. Bangunan yang terletak padasisi Selatan Mall Malioboro memiliki bentukdasar balok dengan penggunaan kavling yangmaksimal. Bangunan pada segmen B1 timurmemiliki ketinggian antara dua hingga tigalantai. Hotel yang terdapat pada segmen inimerupakan hotel yang memiliki ketinggiandelapan lantai yang dibangun di kavling denganpemanfaatan yang tidak maksimal, yaitu hotelterletak lebih menjorok dari bangunan yanglainnya dan terdapat pepohonan yang tinggiyang dapat digunakan sebagai peneduh.

Gambar 10. Sketsa PotonganSumber: Analisis Penulis, 2014

Gambar 10 merupakan sketsa potonganantara bangunan Toko Mebel dengan MallMalioboro. Toko Mebel memiliki ketinggiansatu lantai, sedangkan bangunan Mall Malioboro

memiliki ketinggian tiga lantai. Perbandinganantara bangunan dari sisi Barat dan Timur adalah1:3, sedangkan perbandingan antara bangunandan jalan pada sisi Barat adalah 1:2. Sementaraitu, perbandingan antara tinggi bangunan danlebar jalan di sisi Timur adalah 3:2. Pada segmenB1 ini pengunjung akan lebih merasa nyamanjika berjalan pada sisi Barat karena jarak pandangantara bangunan dan jalan tidak terlalu jauh,sedangkan pada bangunan di sisi Timur parapejalan kaki ataupun pengunjung akan merasakurang nyaman karena bangunan Mall Malioboroterasa terlalu tinggi. Upaya untuk menghilangkankesan bangunan terlalu tinggi sudah ada denganadanya pohon tinggi dan tanaman rambat yangdijadikan kanopi, sehingga para pejalan kakilebih merasa nyaman. Saat ini area tersebutdigunakan sebagai lahan parkir bagi pengunjungMall Malioboro dan pengunjung wisata belanjayang terdapat di sekitar area Mall Malioboro yangmenjadikan area terebut kurang nyaman untukberjalan kaki.

j

Gambar 11. Segmen B2Sumber: Analisis penulis, 2014

Gambar 11 merupakan gambar mengenaisegmen B2 sebagai peta kunci atau figureground dan sebagai peta fungsi bangunanpada segemen B2. Pada segmen ini terdapat12 bangunan pada sisi Barat, sedangkansisi sisi Timur terdapat bangunan berupapertokoan. Bangunan pada area ini memilikiketinggian yang serupa, yaitu dua lantai atausetinggi delapan meter, dengan sisi Timurmemiliki pepohonan yang menutupi mukabangunan yang juga dapat berfungsi sebagaipenghalang polusi udara dan peneduh. Gambar12 merupakan gambaran mengenai bangunanyang terdapat pada sisi Barat segmen B2.

Pada Gambar 12 B2a memperlihatkanbentuk massa bangunan pada segmen B2 di sisiBarat yang memiliki bentuk dasar balok, denganpembangunan kavling tidak secara penuh,sehingga terdapat pedagang kaki lima di arealuar toko, memiliki atap miring dengan material

Octavia, A.M. & Herliana, E.T., Identifikasi Unsur-unsur Struktur Ruang Kota Yogyakartayang Mendukung Fungsi Pasar Tradisional Beringharjo

336

B2a. Sisi Barat

B2b. Sisi Timur

Gambar 12. Segmen B2Timur dan BaratSumber: Dokumen penulis, 2014

genting serta memiliki gaya arsitektur tropis.Pada gambar 13 B2b merupakan gambaranbangunan pada segmen B2 sisi Timur yangmemiliki bentuk dasar balok dengan unsur-unsur arsitektur tropis dengan pemanfaatankavling secara tidak penuh, sehingga dapatdipergunakan oleh para pedagang kaki limaberjualan. Bangunan pada segmen ini hanyamemiliki dua lantai atau setinggi delapan meter,bila dibandingkan dengan lebar jalan adalah 1:2yang berarti pada segmen ini pengunjung masihdapat dengan nyaman bila berjalan kaki untukmenikmati wisata belanja pada segmen ini.

Berikut ini merupakan analisis danpembahasan mengenai bentuk dan fungsi disekitar Pasar Beringharjo pada segmen B3.Segmen B3 dibagi menjadi segmen B3 Timurdan B3 Barat. Gambar 14 merupakan gambaranfigure grounddan tata guna lahan yang terdapatpada segmen B3.

Gambar 13. Segmen B3Sumber : Analisis penulis, 2014

Pada segmen B3 sisi Barat terdapat22 bangunan yang bergerak dalam bidangjasa dan perdagangan. Bangunan pada sisiTimur berjumlah 13 bangunan merupakanbangunan yang bergerak dalam bidang jasadan perdagangan. Bangunan yang terdapatpadasegmen B3 memiliki ketinggian bangunanantara dua hingga tiga lantai dan didominasioleh toko yang menjual barang-barang modern.Gambar 16 merupakan gambaran kondisisegmen B3 sisi Barat.

Gambar 14. Segmen B3 BaratSumber : Dokumen penulis, 2014

Gambar 15. Segmen B3 TimurSumber : Dokumen penulis, 2014

Gambar 14 merupakan gambaranstreet scape pada segmen ini yang memilikibentuk dasar balok, terdapat bangunan yangmenggunakan atap miring dan atap datardengan pemanfaatan kavling secara tidakpenuh, sehingga terdapat banyak pedagang kakilima yang terdapat di depan toko. Bangunanpada sisi barat memiliki unsur-unsur arsitekturmodern dan tropis. Fungsi bangunan padasegmen B3 sisi Barat memiliki fungsi sebagaikawasan perdagangan yang didominasi olehpedagang batik. Pada gambar 15 merupakanmassa bangunan yang terdapat di segmenB3 sisi Timur. Pusat Perbelanjaan Ramayanamemiliki bentuk dasar balok dengan unsur-unsur arsitektur modern, sedangkan bangunanyang tepat berada di sisi sebelah Utara PasarBeringharjo adalah bangunan toko dan bank,memiliki bentuk dasar balok dengan unsur-unsur arsitektur tropis, modern dan kolonial.Akhir dari segmen ini juga merupakan akhir

Octavia, A.M. & Herliana, E.T., Identifikasi Unsur-unsur Struktur Ruang Kota Yogyakartayang Mendukung Fungsi Pasar Tradisional Beringharjo

337

dari wisata belanja karena Pasar Beringharjomerupakan bangunan perdagangan terakhiryang terletak di sepanjang Jalan Jendral AhmadYani. Bangunan pada segmen ini memilikiketinggian antara dua hingga tiga lantaidan terdapat pepohonan tinggi di sepanjangbangunan yang memiliki bangunan berlantaitiga. Pepohonan ini dapat difungsikan sebagaibagian dari upaya menjaga kenyamananpengunjung atau pejalan kaki yang sedangmelakukan transaksi jual beli pada area ini.Tingkat kenyamanan pada sisi Timur kurangterjaga karena lahan pedestrian digunakansebagai lahan parkir, sedangkan pada sisi Baratpara pejalan kaki akan merasa lebih nyamankarena tingkat kepadatan tidak terlalu tinggi.

Bangunan yang terletak pada segmenB merupakan bangunan dengan fungsiperdagangan dan jasa, sekaligus merupakanpuncak dari wisata belanja yang terdapat diJalan Jenderal Ahmad Yani. Pada segmenini didominasi oleh pedagang batik mulaidari pedagang kaki lima, pertokoan, PasarBeringharjo dan Mall Malioboro. Pada segmenini juga terdapat bangunan penginapan atauhotel yang dapat dimanfaatkan oleh pengunjungdari luar kota. Bangunan penyedia jasa berupabank dan ATM juga terdapat pada area ini,sehingga dapat memudahkan para pengunjunguntuk melakukan pembayaran. Bangunanpada segmen B memiliki ketinggian antaradua hingga tiga lantai dengan pemanfaatanlahan kavling yang penuh dan memiliki unsur-unsur arsitektur kontemporer dan kolonial.Perbandingan antara badan jalan denganbangunan secara keseluruhan memiliki rata-rata 1:2 yang berarti pengunjung dapat tetapnyaman untuk berjalan pada sepanjang jalansegmen B. Setelah membahas segmen B,berikut ini merupakan pembahasan mengenaisegmen C atau segmen terakhir yang terdapatpada Jalan Jenderal Ahmad Yani.

Gambar 16. Segmen CSumber : Analisis penulis, 2014

Gambar 16. merupakan gambaran figureground dan fungsi bangunan yang terdapat padasegmen C. Pada segmen ini terdapat toko batik,pedagang kaki lima yang berjualan makanan,lapangan parkir, dan dua bangunan utama,yaitu Benteng Vredeburg pada sisi Timurdan Gedung Agung pada sisi Barat. BentengVredeburg dan Gedung Agung merupakankawasan yang dilindungi dan memiliki bentukarsitektur kolonial Belanda. Pada bagiandepan dari Benteng Vredeburg dan GedungAgung berfungsi sebagai area berkumpulnyamasyarakat,

Pada gambar 17 terdapat Mirota Batikyang memiliki bentuk balok dengan langgamarsitektur kolonial dan Gedung Agung yangmenyesuaikan dengan iklim tropis dan dibangundi atas kavling yang luas dengan bangunanberada di belakang kavling. Pada sisi bagianBarat dari Pasar Beringharjo terdapat pertokoanyang mendominasi area ini. Bentuk bangunanyang memiliki bentuk dasar kubus diolahdengan menggunakan langgam arsitekturkolonial, modern, dan tropis. Bentuk arsitekturyang terdapat di area ini memiliki irama darikolonial-tropis-kolonial yang diselingi denganbangunan arsitektur modern. Fungsi bangunandari Mirota Batik sebagai kawasan perdagangandan Gedung Agung memiliki fungsi sosial.

Gambar 17. Segmen C BaratSumber : Dokumen penulis, 2014

Pada gambar 18 yang terletak pada sisiSelatan dari Pasar Beringharjo merupakan areakawasan lindung berupa Benteng Vredeburgdan Taman Budaya. Benteng Vredeburg yangmerupakan kawasan lindung ini terdiri daribeberapa massa bangunan yang terpisah denganmemiliki halaman yang luas. Bangunan inimemiliki bentuk dasar balok dengan langgamarsitektur kolonial Belanda. Selain Benteng

Octavia, A.M. & Herliana, E.T., Identifikasi Unsur-unsur Struktur Ruang Kota Yogyakartayang Mendukung Fungsi Pasar Tradisional Beringharjo

338

Vredeburg terdapat Taman Budaya sepertiyang terdapat pada gambar 19, memiliki bentukdasar persegi dengan menyesuaikan denganiklim tropis yang letaknya di sisi Selatan dariPasar Beringharjo. Taman Budaya ini dibangundi atas kavling yang luas dengan memiliki duamassa bangunan dengan memiliki satu lantai.Perpaduan langgam dan kondisi iklim ini terlihatdengan adanya atap bangunan yang mewakiliarsitektur tropis, tetapi ketinggian bangunanyang tinggi seperti bangunan kolonial Belandapada umumnya. Pada area ini terdapat tempatduduk dan lapangan parkir untuk masyarakatmelakukan kegiatan di area tersebut.

Gambar 18. Segmen C TimurSumber : Dokumen penulis, 2014

Gambar 19. Tampak Samping Taman BudayaYogyakarta

Sumber : Dokumen penulis, 2013

Di antara Museum Vredeburg danTaman Budaya terdapat Pasar Klitikan yangramai dikunjungi oleh para wisatawan danpengunjung lokal pada malam hari. Gambar20 merupakan kondisi Pasar Klitikan yangterdapat di sisi Selatan dari Pasar Beringharjo.Pada siang hari, lokasi ini dimanfaatkansebagai area parkir, sedangkan pada malamhari dimanfaatkan sebagai area berjualan. PasarKlitikan menjual berbagai macam barang,seperti aksesoris, sayur mayur, dan peralatanelektronik.

Sisi sebelah Timur dari Pasar Beringharjomenurut tata guna lahannya berupa kawasan

budidaya penuh dalam bidang ekonomi,sosial, dan budaya. Pada sisi ini terdapat duabangunan, yaitu ruko dan Progo. Ruko danProgo yang terletak di sisi sebelah Timur dariPasar Beringharjo memiliki bentuk dasar balokdengan perpaduan langgam arsitektur kolonialdan modern.

Gambar 20. Kondisi Pasar KlitikanSumber: Dokumen penulis, 2013

Gambar 21. Ruko dan ProgoSumber : Dokumen penulis, 2013

Bentuk bangunan yang terdapat disekitar Pasar Beringharjo didominasi denganbentuk bangunan berbentuk dasar balok denganunsur-unsur arsitektur tropis dan langgamarsitektur kolonial. Arsitektur yang tanggapterhadap iklim tropis digunakan pada bangunanpertokoan yang ada di sekitar pasar karenaletaknya di daerah yang memiliki cuaca panas,sedangkan arsitektur kolonial digunakan padakawasan ini karena area ini memiliki pencitraanyang kuat mengenai bangunan KolonialBelanda. Bentuk bangunan Pasar Beringharjobila dilihat bersamaan dengan bangunanlainnya akan terlihat lebih menonjol denganwarna bangunan yang berwarna hijau di antarabangunan yang memiliki warna bangunan putihdan jingga.

Jalur Sirkulasi Pedestrian dan Kendaraandi Sekitar Pasar Beringharjo

Pasar Tradisional Beringharjo merupakanlokasi kegiatan perdagangan yang diminati dandikunjungi oleh masyarakat. Untuk menunjangkegiatan yang terdapat di Pasar TradisionalBeringharjo, maka diperlukan sirkulasipedestrian dan kendaraan yang terdapat disekitar Pasar Tradisional Beringharjo.

Octavia, A.M. & Herliana, E.T., Identifikasi Unsur-unsur Struktur Ruang Kota Yogyakartayang Mendukung Fungsi Pasar Tradisional Beringharjo

339

Jalur Sirkulasi Pedestrian di Sekitar PasarBeringharjo

Jalur sirkulasi pedestrian merupakan halyang penting untuk dianalisis karena berkaitandengan akses masuk ke dalam Pasar TradisionalBeringharjo yang dapat dilalui tanpa harusmenggunakan kendaraan bermotor.

Gambar 22. Lokasi Pasar BeringharjoSumber : Dokumen penulis, 2013

Berdasarkan gambar 22 dapat diketahuibahwa Pasar Tradisional Beringharjo dapatdijangkau oleh para pejalan kaki melalui jalurpedestrian yang terdapat di dua jalan, yaitu JalanJendral Ahmad Yani dan serta Jalan Mozar danterdapat dua gang kecil yang terdapat di sisiUtara Pasar Tradisional Beringharjo.

Pedestrian yang terdapat di sekitar PasarTradisional Beringharjo dapat dilihat dari duaarah jalan antara lain: [1] Jalur pedestrian diJalan Jenderal Ahmad Yani; [2] Jalur pedestriandi Jalan Pabringan; dan [3] jalur pedestrianyang terdapat pada jalan lokal.

Jalur Pedestrian di Jalan Jenderal AhmadYani.

Pada gambar 23 dapat dilihat bahwa untukmenjangkau Pasar Tradisional Beringharjo padasektor Barat dapat melalui Jalan Jendral AhmadYani. Pengunjung dapat berjalan kaki dari arahMall Malioboro melalui area pedestrian yangsudah ada di sekitar Jalan Jenderal AhmadYani. Pedestrian yang terdapat di Jalan JendralAhmad Yani merupakan akses pedestrian utamauntuk sampai ke Pasar Tradisional Beringharjo,jalan ini merupakan jalan kolektor sekunder.Jalan kolektor sekunder adalah jalan yangmenghubungkan kawasan sekunder pertamadengan perumahan, kawasan sekunder keduadengan perumahan, kawasan sekunder ketiga,

dan seterusnya sampai perumahan. Terdapat duajalur pedestrian untuk menjangkau pasar bilamelalui sektor Barat Jalur pedestrian pertamamemiliki lebar 1,5 meter dan terletak di areapintu masuk Pasar Tradisional Beringharjo.Berdasarkan pengamatan secara langsung, dapatdiketahui bahwa pedestrian ini sudah tertutupoleh para pedagang kaki lima yang berjualandi depan pasar, sehingga area pedestrian hanyamemiliki lebar 75 cm yang menandakan bilaterdapat dua orang yang berlawanan arahakan sangat sempit dan berdesakan. Jalurpedestrian kedua memiliki jarak yang lebih luasdibandingkan dengan area pedestrian pertama,tetapi pada kenyataanyaarea pedestrian inijuga sudah tertutup oleh parkir kendaraanbermotor, sehingga pengunjung tidak bisaleluasa melewati jalur pedestrian yang terdapatdi depan atau sektor Barat Pasar TradisionalBeringharjo.

Gambar 23. Peta letak jalur pedestrian di JalanJendral Ahmad Yani

Sumber : Analisis Penulis, 2013

Pedestrian di Jalan Pabringan.Gambar 24 menggambarkan lokasi jalur

pedestrian yang dapat digunakan oleh pengunjunguntuk masuk ke dalam area Pasar Beringharjo.Jalur pedestrian yang dapat digunakan terletakdi Jalan Pabringan yang terdapat di sebelahSelatan dari Pasar Tradisional Beringharjodan merupakan area jalan alternatif bila inginmenjangkau Pasar Tradisional Beringharjo.Pada area ini jalur pedestrian hanya selebar60 cm dan tidak terhalang oleh pedagang kakilima ataupun tertutup oleh kendaraan bermotorkarena jalur pedestrian ini memiliki ketinggian20 cm dari badan jalan utama, sehingga tidakmemungkinkan adanya kendaraan ataupunpedagang kaki lima yang berjualan di area ini.

Octavia, A.M. & Herliana, E.T., Identifikasi Unsur-unsur Struktur Ruang Kota Yogyakartayang Mendukung Fungsi Pasar Tradisional Beringharjo

340

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan,kondisi jalur pedestrian yang terdapat padaJalan Pabringan sepi dari pengguna jalan.Walaupun jalur pedestrian ini tidak terhalangoleh para pedagang kaki lima dan kendaraanbermotor, tetap saja tidak ada pengguna jalanyang melewati jalur pedestrian ini. Hal ini dapatterjadi karena area ini berdekatan langsungdengan parkir kendaraan bermotor dan becakyang terparkir tidak pada tempatnya, karenaseharusnya area ini bukanlah area untuk parkirkendaraan.

Gambar 24. Peta letak pedestrian di JalanPabringan

Sumber : Analisis penulis, 2013

Jalur Pedestrian pada Jalan LokalSelain dapat dijangkau melalui jalur

pedestrian yang sudah disediakan, para pejalankaki juga melewati jalan kecil atau jalan lokalyang terletak pada sisi Utara Pasar TradisionalBeringharjo. Gambar 25 merupakan gambaranskematik letak jalan lokal yang dapat dilaluioleh pengguna jalan. Jalan lokal ini dapatdijadikan jalan alternatif bila pengunjung inginmenjangkau Pasar Beringharjo dan toko-tokoyang ada di sekitarnya.

Lebar jalan lokal ini hanya berukuran 1meter dan merupakan area yang padat karena areaini berdekatan dengan toko-toko dan pedagangkaki lima yang berjualan di sepanjang jalan ini.Pada sepanjang jalan ini terdapat toko-toko yangmenjual berbagai macam bahan untuk membuataksesoris, toko elektronik dan perabotan, sertapedagang kaki lima yang berjualan emas danuang kuno. Selain jalan lokal yang terdapat padasisi Utara Pasar Beringharjo, terdapat pula jalanlokal lainnya, yaitu Jalan Ketandan seperti yangtampak pada gambar 26.

Gambar 25. Peta letak jalan lokal di sekitar PasarBeringharjo

Sumber : Analisis penulis, 2013

Gambar 26. Peta letak jalan lokal sekitar di PasarBeringharjo

Sumber : Dokumen penulis, 2013

Jalan Ketandan merupakan jalan yangmemiliki lebar 1,5 meter dan tidak terdapat areayang tertutupi oleh para pedagang kaki limaataupun parkir kendaraan bermotor. Jalan inibiasanya akan digunakan oleh para pengunjungyang memiliki rumah tinggal di daerah tersebut.Pengunjung akan merasa kurang nyaman bilamelewati jalan ini, karena tidak ada perbedaanantara jalur kendaraan dan jalur pedestrian.Area ini tidak memiliki banyak pertokoanyang dapat dikunjungi oleh pengujung PasarBeringharjo dan hanya ada pedagang kaki limayang berada di area persimpangan jalan.

Jalur Sirkulasi Kendaraan di Sekitar PasarBeringharjo

Gambar 27 merupakan gambaranmengenai lokasi Pasar Beringharjo yangdapat di tempuh melalui lima jalur. Lima jalurkendaraan yang dapat dilalui adalah Jalan [1]

Octavia, A.M. & Herliana, E.T., Identifikasi Unsur-unsur Struktur Ruang Kota Yogyakartayang Mendukung Fungsi Pasar Tradisional Beringharjo

341

Jendral Ahmad Yani, [2] Jalan Pabringan, [3]Jalan Ketandan, [4] Jalan Mozar, dan [5] JalanMayor Suryotomo. Jalan Jenderal AhmadYani dan Jalan Mayor Suryotomo merupakanjalan kolektor atau jalan utama yang dapatdengan mudah menjangkau Pasar Beringharjo,sedangkan Jalan Pabringan, Jalan Ketandan,dan Jalan Mozar merupakan jalan alternatifyang dapat digunakan untuk menuju pasarini.

Gambar 28. Sirkulasi kendaraan pada JalanJendral Ahmad Yani

Sumber : Analisis penulis, 2013

sekolah tiba, karena banyaknya pengunjung yangdatang baik dari penduduk setempat, wisatawandomestik, dan wisatawan mancanegara.

Gambar 27. Lokasi Pasar BeringharjoSumber : Dokumen penulis, 2013

Jalur sirkulasi kendaraan pada JalanJendral Ahmad Yani merupakan jalan kolektorsekunder yang berarti jalan ini merupakanjalan umum yang berfungsi melayani angkutanpengumpul atau pembagi dengan ciri perjalananjarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, danjumlah jalan masuk dibatasi. Gambar 28menunjukkan bahwa jalan ini merupakan jalansatu arah dari arah Jalan Malioboro menujuJalan Senopati. Jalan ini terletak di sebelahBarat dari Pasar Beringharjo.

Jalur sirkulasi kendaraan yang terdapat diJalan Jendral Ahmad Yani merupakan jalan satuarah dari arah Utara menuju ke arah Selatan.Akses masuk untuk menuju Jalan Jendral AhmadYani hanya melalui Jalan Malioboro. Jalan inibanyak dilalui oleh para pengguna kendaraanbermobil dan kendaraan bermotor. Tingkatpengguna jalan ini memiliki intensitas yangtinggi, karena jalan ini merupakan jalan utamauntuk memasuki area perdagangan pada kawasanini. Jalan ini juga akan mengalami kemacetanpada Hari Sabtu dan Minggu serta saat liburan

Jalur sirkulasi kendaraan pada JalanPabringan termasuk dalam fungsi jalan lokal.Jalan lokal sekunder menurut Peraturan MenteriPekerjaan Umum No. 03/PRT/M/2012 adalahjalan yang menghubungkan kawasan sekunderkesatuan dengan perumahan, kawasan sekunderkedua dengan perumahan, kawasan sekunderketiga dan seterusnya sampai ke perumahan.Gambar 29 menunjukkan bahwa jalan ini terletakpada sisi Selatan dari Pasar Beringharjo.

Jalan Pabringan merupakan jalan yangdapat diakses dari Jalan Jendral Ahmad Yani,Jalan Ketandan, dan Jalan Mozar. Jalan inimerupakan jalan dua arah dengan intensitaspenggunaan rendah, karena tidak terlalu banyakkendaraan yang melintasi jalan ini. Pada areaini tidak terdapat kemacetan, karena jalan ini

G b 29 Si k l i k d d J lGambar 29. Sirkulasi kendaraan pada Jalan

PabringanSumber : Analisis penulis, 2013

Octavia, A.M. & Herliana, E.T., Identifikasi Unsur-unsur Struktur Ruang Kota Yogyakartayang Mendukung Fungsi Pasar Tradisional Beringharjo

342

bukan merupakan akses utama menuju areaperdagangan. Jalan Pabringan merupakan jaluralternatif untuk keluar dari kemacetan yangterjadi di Jalan Jendral Ahmad Yani menujuJalan Mayor Suryotomo.

Lokasi jalur sirkulasi kendaraan padaJalan Ketandan ditunjukkan pada gambar 30yang memperlihatkan bahwa Jalan Ketandanmerupakan jalur dua arah. Jalan Ketandanmerupakan bagian dari jalan lokal yang terdapatdi sisi Utara dari Pasar Tradisional Beringharjo.Jalan ini berukuran 1,5 meter yang tidak memilikiperbedaan jalur antara jalur pejalan kaki denganjalur kendaraan.

Gambar 30. Sirkulasi kendaraan pada JalanKetandan

Sumber : Analisis penulis, 2013

Akses utama untuk menuju jalanini adalah dari Jalan Malioboro dan JalanPabringan, tetapi tetap dapat dijangkau melaluiJalan Mayor Suryotomo. Walaupun jalan inimemiliki jalan dua arah, akan tetapi jalan initidak banyak digunakan oleh para penggunakarena jalan ini merupakan jalan kecil danhanya dapat diakses oleh kendaraan bermotor.Jalan ini merupakan jalan pintas untuk menujutempat parkir dalam dari Pasar Beringharjo dandapat keluar menuju Jalan Pabringan.

Gambar 31 memperlihatkan jalursirkulasi kendaraan pada Jalan Mozar yangterdapat di sisi Tenggara dari Pasar Beringharjo.Jalan Mozar termasuk dalam bagian dari fungsijalan lokal yang terdapat di sekitar area PasarTradisional Beringharjo. Jalan ini merupakanjalan alternatif dari arah Jalan Senopati menujuPasar Tradisional Beringharjo dan merupakanjalan alternatif bila pengunjung ingin keluar

Gambar 31. Jalur sirkulasi kendaraan pada JalanMozar

Sumber : Dokumen penulis, 2013

dari kawasan Pasar Tradisional Beringharjomenuju Jalan Senopati.

Jalan ini merupakan jalan dua arahyang dapat digunakan oleh pengunjung untukmasuk dan keluar dari area Pasar Beringharjo.Pada umumnya, jalan ini tidak terlalu ramaidigunakan oleh pengguna kendaraan. Jalanini akan memiliki intensitas yang tinggi bilaterdapat acara kesenian atau pameran kesenianyang terdapat di Taman Budaya Yogyakarta.Pengunjung yang datang dari arah Jalan Mozardapat memarkirkan kendaraannya pada areatimur dari Pasar Tradisional Beringharjo.

Gambar 32 menunjukkan jalur sirkulasikendaraan pada Jalan Mayor Suryotomo yangmerupakan jalur dua arah. Jalan ini merupakanbagian dari fungsi jalan kolektor sekunder. Untukmemasuki kawasan Pasar Tradisional Beringharjomelalui Jalan Mayor Suryotomo, pengunjungharus menyeberang jalan karena pasar terletak

b 32 J l Si k l i k d d J lGambar 32. Jalur Sirkulasi kendaraan pada JalanMayor Suryotomo

Sumber : Dokumen penulis, 2013

Octavia, A.M. & Herliana, E.T., Identifikasi Unsur-unsur Struktur Ruang Kota Yogyakartayang Mendukung Fungsi Pasar Tradisional Beringharjo

343

di sisi Barat jalan. Pengunjung yang datang dariarah Selatan dapat dengan mudah mencapai PasarTradisional Beringharjo, karena jalan ini searahdengan jalur masuk menuju Pasar Beringharjo.Intensitas pengguna jalan ini tinggi dan seringmengalami kemacetan, terutama pada siang harihingga malam hari.

Pengunjung yang datang ke area PasarTradisional Beringharjo yang datang melaluiJalan Mayor Suryotomo dapat memarkirkendaraannya di area parkir Timur danarea parkir yang terletak di Utara PasarBeringharjo. Area parkir di sebelah Utaradigunakan oleh pengunjung yang ingin datangberkunjung untuk membeli batik ataupunbarang-barang kecantikan yang terdapat padaPasar Beringharjo I dan area depan padaPasar Beringharjo II dari Pasar TradisionalBeringharjo. Jika pengunjung lebih memilihuntuk memarkirkan kendaraannya pada bagianTimur, maka pengunjung dapat dengan mudahmembeli barang-barang untuk memenuhikebutuhan sehari-hari karena terletak di PasarBeringharjo II atau gedung Timur dari PasarTradisional Beringharjo.

Jenis Transportasi Umum di Sekitar PasarBeringharjo

Untuk menjaga keberlangsunganaktivitas pada Pasar Tradisional Beringharjo,maka diperlukan sarana transportasi umumbagi pengunjung dapat menjangkau pasar.Kemudahan dalam menjangkau pasar akanmenambah daya tarik pengunjung berbelanjaatau datang ke area tersebut. Berdasarkanpengamatan yang dilakukan oleh penulis,sarana transportasi umum dapat dengan mudahditemui di sekitar Pasar Tradisional Beringharjoadalah [1] bus Trans Jogja, [2] taksi, [3] becak,dan [4] delman. Berikut ini akan dijelaskansecara rinci mengenai tata letak dari saranatransportasi yang dapat dengan mudah ditemuidi Pasar Tradisional Beringharjo.

Sarana transportasi umum bus TransJogja merupakan sarana transportasi yang seringdimanfaatkan oleh masyarakat Yogyakartauntuk berpergian ke suatu tempat, tidakterkecuali untuk datang dan pergi dari PasarBeringharjo. Selain karena Halte Trans Jogjamudah untuk ditemui di sekitar pasar, tarif

untuk satu orang penumpang sangat terjangkauuntuk satu kali perjalanan. Satu kali perjalananpengunjung hanya perlu membayar tiga riburupiah. Pengunjung Pasar Beringharjo yangdatang dari lokasi yang jauh akan menjadikanTrans Jogja sebagai alternatif utama untukdatang ke pasar.

Gambar 33a memperlihatkan padaJalan Jendral Ahmad Yani terdapat tiga lokasiHalte Trans Jogja, yaitu halte yang berdekatandengan Mall Malioboro dan halte yang terletakdi dekat Pasar Beringhajo. Bagi penggunasarana transportasi umum berupa TransJogja, pengunjung dapat turun dan naik dariHalte Malioboro 2 agar dapat dengan mudahmenjangkau Pasar Tradisional Beringharjo.Jarak dari Pasar Tradisional Beringharjomenuju Halte Malioboro 2, kurang lebih sekitar80 meter dari pintu utama pasar.

Gambar 33 b menunjukkan lokasi halteTrans Jogja terdekat yang dapat digunakanoleh pengunjung Pasar Beringharjo yangtidak membawa kendaraan pribadi. Bagipengunjung pasar yang ingin menggunakansarana transportasi Trans Jogja harus menempuhjarak 80 meter. Jarak yang nyaman untukorang berjalan kaki ±400 m, sedangkanuntuk orang berjalan kaki dengan membawabarang belanjaan ±300 m (Kompas, 4 April1989; dikutip dari Chandra, 2014). Jarak 80meter bukanlah jarak yang terlalu jauh untukditempuh dan bagi para pengunjung yangbertempat tinggal jauh dari Pasar TradisionalBeringharjo,Trans Jogja merupakan alternatifpertama bila tidak memiliki kendaraan pribadi.Jarak 80 meter merupakan jarak yang masihnyaman untuk ditempuh oleh pengguna jalan.

Sarana transportasi umum taksi sangatmudah ditemui di sepanjang Jalan JendralAhmad Yani. Bagi pengunjung pasar, taksimerupakan salah satu alternatif yang dapatdigunakan untuk menuju ataupun pergi dariPasar Beringharjo. Pengunjung hanya perlumemberhentikan taksi yang lewat di depan PasarTradisional Beringharjo dengan melambaikantangan. Berdasarkan pengamatan, saranakendaraan umum seperti taksi tidak ada yangmemarkirkan kendaraannya untuk menunggupenumpang, karena terbatasnya lahan dan

Octavia, A.M. & Herliana, E.T., Identifikasi Unsur-unsur Struktur Ruang Kota Yogyakartayang Mendukung Fungsi Pasar Tradisional Beringharjo

344

a. Letak Halte di sepanjang Jln. Jenderal Ahmad Yani

b. Halte terdekat dari Pasar Beringharjo

Gambar 33.Letak Halte Trans JogjaSumber : Analisis penulis, 2013

intensitas pengguna yang tinggi dari JalanJendral Ahmad Yani.

Sarana umum seperti taksi, pada umumnyaakan digunakan oleh para wisatawan danpengunjung yang datang dari lokasi yang tidakterlalu jauh dari area Pasar Beringharjo. Untuksekali perjalan para pengunjung harus melakukanminimal pembayaran sebesar Rp 20.000,00.Pengunjung yang datang dari lokasi yang jauhdari Pasar Beringharjo harus membayar tarif yangtinggi bila menggunakan kendaraan umum sepertitaksi. Taksi adalah sarana transportasi utama yangdapat digunakan oleh para pengunjung PasarBeringharjo yang berlokasi di daerah yang jauhdari Pasar Beringharjo, seperti daerah Slemandan sekitarnya.

Sarana transportasi umum becakmerupakan sarana transportasi umum yangmudah untuk ditemui di sekitar area PasarTradisional Beringharjo. Berdasarkanpengamatan yang dilakukan, sarana transportasibecak banyak digunakan oleh para wisatawanuntuk berpindah lokasi yang ingin dikunjungidan juga digunakan oleh beberapa pedagangbila ingin kembali ke rumah dengan membawabarang dagangannya. Becak juga menjadisalah satu sarana transportasi yang jugadapat dimanfaatkan oleh pengunjung pasaruntuk kembali ke dan dari Pasar TradisionalBeringharjo. Untuk menggunakan saranatransportasi becak, pengunjung PasarTradisional Beringharjo hanya perlu keluarmelalui salah satu pintu dari tiga area yaitu

area Timur, Barat dan Selatan. Para pengunjungyang keluar dari Pasar Beringharjo akan denganmudah menemui para tukang becak yang akanmenawari tumpangan untuk menjangkau lokasilainnya. Sistem yang digunakan oleh paratukang becak adalah sistem antri, sehinggapara tukang becak akan menunggu gilarannyauntuk mendapatkan pengguna becak. Biayasekali jalan pengunjung akan dikenakan biayaminimal Rp5.000,00, harga minimal ini biasayahanya akan ditawarkan bagi para pengunjungyang hanya ingin berpindah tempat belanja,seperti ke daerah Patuk.

Gambar 34. Letak dan kondisi pangkalan becaksisi Barat

Sumber: Dokumen penulis, 2013

Gambar 34 menunjukkan lokasi areapangkalan becak yang terletak pada sisi Barat dariPasar Beringharjo. Pada sisi Barat para tukangbecak akan memarkir becaknya pada jalan yangberdekatan dengan Mirota Batik dan toko-tokodi sekitar Jalan Jenderal Ahmad Yani sisi Barat.

Octavia, A.M. & Herliana, E.T., Identifikasi Unsur-unsur Struktur Ruang Kota Yogyakartayang Mendukung Fungsi Pasar Tradisional Beringharjo

345

Tukang becak yang menunggu di area ini lebihbanyak dibandingkan dengan dua titik pangkalanbecak lainnya, karena area ini merupakan areautama perdagangan di kawasan tersebut. Tukangbecak yang berada di area ini biasanya akanmenawarkan jasa kepada para pengunjung yangmelakukan wisata belanja di daerah Mirota Batikdan penjual kaki lima yang berada di sepanjangjalan tersebut. Selain di sisi Barat, becak jugaterdapat di sisi Selatan dari Pasar Beringharjoseperti yang tertera pada gambar 35.

Gambar 36. Letak dan kondisi pangkalan becaksisi Timur

Sumber : Dokumen penulis, 2013

Gambar 35. Letak dan kondisi pangkalan becaksisi Selatan

Sumber : Dokumen penulis, 2013

Pada sisi Selatan jumlah becakmemiliki jumlah yang sedang, tidak lebihbanyak dibandingkan dengan becak yangterdapat di sisi Barat Pasar TradisionalBeringharjo. Area yang digunakan untuk paratukang becak ini parkir adalah dekat pintusamping untuk keluar dari Pasar TradisionalBeringharjo menuju Jalan Pabringan. Becakyang memarkirkan kendaraannya di area inidigunakan oleh para pedagang pasar dan jugapengunjung Pasar Beringharjo. Pedagangpasar yang menggunakan alat transportasibecak biasanya akan menggunakan duabecak untuk mengangkut penumpang danbarang dagangannya. Pengunjung pasar yangmenggunakan alat transportasi becak di area inijuga tidak sedikit yang langsung menggunakandua becak untuk mengangkut barang yang telahdibeli oleh pengguna. Selain di sisi Selatan,terdapat pangkalan becak yang juga terparkirpada area sisi Timur dari Pasar Beringharjoseperti yang terlihat pada gambar 36.

Pada sisi Timur dari Pasar Beringharjo,tukang becak yang memarkirkan becaknya

di area lebih sedikit dibandingkan dengandua titik lainnya. Jumlah becak yang terdapatpada area ini hanya berkisar satu hingga limabecak saja. Kondisi becak yang terparkir punterkadang tidak ada pemiliknya, jadi hanya adaterparkir di depan Progo. Hal ini dimungkinkankarena para pengunjung pasar adalah ibu rumahtangga yang membawa kendaraan pribadiataupun tukang sayur akan memasarkan barangdagangannya dengan membawa gerobakataupun dengan membawa motor.

Sarana transportasi umum delman,biasanya digunakan oleh sekelompok pengunjungyang datang dari area ini. Pengunjung yangmenggunakan delman menurut pengamatanpeneliti adalah para wisatawan, baik wisatawandomestik maupun wisatawan mancanegara.Sebuah delman yang ditarik oleh satu sampaidua ekor kuda hanya memiliki jarak tempuh yangterbatas, walaupun dapat memuat penumpanghingga tujuh penumpang.

Gambar 37. Letak dan kondisi pangkalan delmansisi Barat

Sumber : Dokumen penulis, 2013

Octavia, A.M. & Herliana, E.T., Identifikasi Unsur-unsur Struktur Ruang Kota Yogyakartayang Mendukung Fungsi Pasar Tradisional Beringharjo

346

Pada area Barat terdapat pangkalandelman yang berbaris di sepanjang JalanJenderal Ahmad Yani. Di daerah ini tidakterdapat sistem antri seperti yang terjadi padatukang becak, biasanya pengunjung yangakan menggunakan delman akan langsungmendatangi kusir yang sedang duduk di dalamdelman yang menawar harga yang harusdibayar oleh pengguna delman. Untuk menarikpara pengunjung, kuda dan kereta dihiasidengan pernak-pernik.

Delman tidak dapat menjangkau lokasiyang jauh, sehingga para pengguna biasanyaadalah wisatawan domestik dan mancanegarayang hanya menempuh lokasi yang dekat. Parapedagang dari Pasar Beringharjo dan pengunjungPasar Beringharjo tidak menggunakan delmansebagai sarana transportasi yang utama karenajarak tempuh yang terbatas. Selain di sisiBarat dari Pasar Beringharjo, lokasi pangkalandelman lainnya terdapat di sisi timur dari PasarBeringharjo seperti yang tampak pada gambar38.

Gambar 38. Letak dan kondisi pangkalan delmansisi Timur

Sumber: Dokumen penulis, 2013

Delman yang berada di sisi Timurdari Pasar Beringharjo hanya berjumlahsatu delman saja. Area Timur tidak sepertipangkalan delman yang terletak pada area Baratyang memiliki jumlah delman yang berbarismemanjang di sepanjang jalan sisi Barat dariPasar Beringharjo. Hal ini dimungkinkankarena para pengujung sudah membawakendaraan pribadi berupa motor dan kurangnyalahan yang dapat digunakan untuk para kusirmemarkirkan delmannya di area ini.

KESIMPULAN

Pasar merupakan bagian yang pentingdalam suatu kawasan. Sebuah kawasan dapatmengembangkan potensi sumber daya alamdan sumber daya manusia dengan berbagaicara. Pasar merupakan salah satu cara untukmenggali potensi dari sumber daya manusiayang juga berguna sebagai salah satu cara untukmeningkatkan kualitas hidup masyarakat. Pasarmerupakan sarana fasilitas umum yang dapatdijangkau tidak hanya dari satu sisi.

Lokasi Pasar Tradisional Beringharjosudah sesuai dengan daerah peruntukan yangterdapat di dalam rencana tata ruang daerahyang telah ditetapkan oleh BAPPEDA. Pasarini terletak pada kawasan perdagangan yangjuga didukung dengan fungsi bangunan disekitarnya. Pasar Tradisional Beringharjomerupakan fasilitas umum yang bergerakdalam bidang perdagangan, jasa, dan ekonomi.Pasar ini terbagi atas tiga lantai. Lantai Pertamamenjual pakaian, batik/lurik, konveksi, tas,sepatu, perlengkapan pernikahan, souvenir,aksesoris, pedagang kelontong, dan sukucadang motor. Pada Lantai II dari PasarBeringharjo terdapat sayur mayur dan palawija,sedangkan pada lantai III terdapat pedagangyang menjual kerajinan, anyaman, barangbekas, karung/goni, majalah/koran, elektronik,dan terdapat warung makan.

Pasar Beringharjo memiliki langgamarsitektur kolonial Belanda yang memilikiunsur-unsur arsitektur tropis. Pasar ini memilikibukaan pada setiap sisi bangunan pasar yangmemiliki fungsi sebagai tempat pergantianudara agar para penjual dan para pembelimerasa nyaman ketika melakukan aktivitasjual-beli. Pada bagian depan Pasar Beringharjo,pencahayaan alami dimanfaatkan denganmemberi material kaca di titik-titik tertentupada bagian atap bangunan.

Fungsi yang terdapat di Pasar TradisionalBeringharjo adalah sebagai area jual beli untukmemenuhi kebutuhan hidup masing-masingpengguna, baik sebagai pedagang maupunsebagai pembeli. Pasar ini memiliki perandalam bidang ekonomi guna meningkatkankualitas hidup masyarakat dan juga bergerak

Octavia, A.M. & Herliana, E.T., Identifikasi Unsur-unsur Struktur Ruang Kota Yogyakartayang Mendukung Fungsi Pasar Tradisional Beringharjo

347

dalam pelestarian budaya dengan menjualpakaian batik dan souvenir khas Yogya, yangmerupakan salah satu peninggalan kebudayaanYogyakarta. Fungsi bangunan disekitar PasarTradisional Beringharjo memiliki fungsi serupa,yaitu sebagai area perdagangan. Bangunanyang memiliki fungsi serupa dapat mendukungkeberlangsungan area tersebut sebagai areaperdagangan dan dapat mendukung kegiatanyang terjadi di antara bangunan satu denganbangunan yang lainnya.

Jalur sirkulasi yang terdapat di PasarBeringharjo sudah baik, hal ini dibuktikan denganadanya lokasi khusus untuk barang pengangkutatau loading dock yang akan membawa muatanmelalui Pasar Beringharjo III, sehingga tidakmengganggu aktivitas yang terdapat di PasarTradisional Beringharjo. Pasar ini sudah memilikijalur sirkulasi yang baik, sehingga para pengunjungpun merasa tertarik dan nyaman untuk datang kePasar Beringharjo. Para pengunjung dapat keluarmasuk pada sirkulasi utama yang terletak padasebelah Barat pasar. Sirkulasi pendukung atausirkulasi lainnya yang dapat dilalui oleh parapengunjung ataupun pedagang adalah melewatitujuh pintu yang terletak pada sisi utara danselatan serta satu pintu yang terletak pada sisitimur dari Pasar Tradisional Beringharjo. Jalurpedestrian yang terletak di Pasar Beringharjomemiliki perbedaan tekstur dan ketinggian untukpara pejalan kaki dengan pengguna kendaraan,tetapi seiring dengan berkembangnya danbertambahnya waktu para pedagang kaki limamulai masuk dan memadati area pedestrian yangseharusnya dapat digunakan secara nyaman olehpara pengguna jalan. Pasar Beringharjo memilikidaya tarik tersendiri bagi para pengunjung untukberbelanja di pasar ini. Pengunjung yang datang kepasar ini pada umumnya menggunakan kendaraanpribadi, berupa motor, sehingga area pedestrianyang terletak pada sisi Barat terpotong untukdijadikan lokasi parkir kendaraan bermotor.

Analisis jalur sirkulasi kendaraanmemperlihatkan bahwa Jalan Jenderal AhmadYani merupakan sirkulasi utama bagi pengunjungmenuju ke Pasar Beringharjo. Jalan lainnyayang terdapat di sekitar area Pasar Beringharjoyang dapat dijangkau oleh pengunjung adalahJalan Pabringan, Jalan Mayor Suryotomo, JalanMozar, dan Jalan Ketandan. Jalan alternatif

yang lebih sering digunakan untuk menujupasar ini adalah Jalan Mayor Suryotomo.Jalan-jalan alternatif ini merupakan jalan duaarah, sedangkan jalan utama merupakan jalansatu arah. Jalan Jenderal Ahmad Yani akanmemiliki intensitas penggunaan yang tinggi,terutama pada sore hari, akhir pekan, dan saatliburan sekolah berlangsung, sehingga seringterjadi kemacetan.

Berdasarkan analisis figure ground padabangunan di sepanjang Jalan Jendral AhmadYani dapat ditarik kesimpulan bahwa sepanjangjalan ini merupakan jalur wisata belanja. Area initerbagi menjadi tiga segmen, segmen pertamamerupakan area pembuka yang bersifat formaldan merupakan bangunan pendukung dariwisata belanja berupa hotel, informasi pariwisatadan kantor DPRD Provinsi Daerah IstimewaYogyakarta. Segmen kedua merupakan areawisata belanja di sepanjang Jalan JenderalAhmad Yani dan Pasar Beringharjo merupakanklimaks dari rangkaian wisata belanja yangterdapat pada area ini. Segmen ketiga merupakanrangkaian penutup dari wisata belanja berupabangunan formal yang memiliki fungsi khusus,yaitu Benteng Vredeburg dan Gedung Agung.Benteng Vredeburg dapat dijadikan sebagai areawisata kebudayaan peninggalan Belanda yangdidalamnya terdapat beberapa gedung dan areaini terkadang dijadikan sebagai area pamerankesenian.

Bangunan di sepanjang Jalan JenderalAhmad Yani didominasi oleh bangunan dualantai yang bergerak dalam bidang perdagangan.Di sepanjang jalan ini terdapat arcade danpepohonan yang terletak pada bagian depanbangunan. Dengan kata lain, bangunan yangmemiliki ketinggian lebih dari dua lantaitidak terlihat terlalu tinggi dan masih dapatmemberikan rasa nyaman bagi pedestrian.Secara umum, Jalan JenderalAhmad Yani masihmerupakan kawasan yang dapat memberikankenyamaan pengunjung untuk berjalan kakimenikmati wisata belanja.

Untuk menjangkau lokasi wisata belanjayang terdapat di Jalan Jenderal Ahmad Yani,sarana transportasi berupa bus Trans Jogja,becak, delman, dan taksi merupakan fasilitasyang mudah untuk ditemui di sekitar area ini.

Octavia, A.M. & Herliana, E.T., Identifikasi Unsur-unsur Struktur Ruang Kota Yogyakartayang Mendukung Fungsi Pasar Tradisional Beringharjo

348

Sarana transportasi umum seperti taksi danTrans Jogja merupakan transportasi umum yangdapat menjangkau lokasi yang jauh dari PasarBeringharjo. Halte Trans Jogja terletak di depanHotel Inna Garuda, Goverment Tourist Centredan di depan Museum Benteng Vredeburg,yang berarti letak halte ini juga sesuai denganpembagian segmen yang dilakukan dalammengelompokkan karakter fungsi dan aktivitas.Sarana transportasi umum seperti becak dandelman merupakan transportasi umum yanghanya dapat menjangkau lokasi tertentukarena terbatasnya tenaga yang digunakanuntuk menjalankan becak dan delman tersebut.Sarana transportasi delman lebih dimanfaatkanoleh para wisatawan yang menginap di hotelsekitar Malioboro.

Keseluruhan analisis yang telahdilakukan menghasilkan kesimpulan bahwaunsur-unsur struktur kota di Yogyakarta masihdapat mendukung fungsi dari Pasar TradisionalBeringharjo. Pola struktur ruang kota yangmendukung fungsi pasar ini dapat menjadikanpasar ini terus berkembang dengan baik darisegi sosial, budaya, dan ekonomi serta dapatberjalan dengan optimal. Terkait dengankeberlanjutan pasar ini, pengelola pasar dapatlebih memperhatikan mengenai jalur pedestrianyang terdapat di sekitar Pasar TradisionalBeringharjo, sehingga pengunjung lebih merasanyaman bila berada di area tersebut.

DAFTAR RUJUKAN

BAPPEDA. 2012. Peta Peruntukan Blok KotaYogyakarta. Yogyakarta: BAPPEDA

BAPPEDA. 2012. Peta Peruntukan Blok diWilayah Gondomanan. Yogyakarta:BAPPEDA

Chandra, S. M.Y. 2014. Studi KualitasFisik Ruang Pejalan Kaki di JalanPenembahan Senopati Kota Yogyakarta.S2 Thesis tidak di terbitkan. Yogyakarta:Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Dinas Pengelola Pasar Yogyakarta. 2012. Datajumlah pedagang. Yogyakarta: DinasPengelola Pasar Yogyakarta

Dinas Pengelola Pasar. 2008. Pembuatan LegerPasar Tersebar Se-Kota Yogyakarta.Yogyakarta: Dinas Pengelola PasarYogyakarta.

Hifzhillah, T. 2010. Pasar Beringharjo.[Online], Tersedia: http://www.jogjatrip.com. [Diunduh 25 Februari 2014]

Institude of transportation Engineers. 2014.A Framework for Walkable UrbanThoroughfare Design. [Online]. Tersedia :http://www.ite.org/css/online/DWUT04.html [Diunduh 6 April 2014]

Menteri Perindustrian dan Perdagangan. 1998.Keputusan Menteri Perindustrian danPerdagangan No 23/MPP/Kep/1998Tentang lembaga-lembaga usahaperdagangan. Jakarta: Menteri Perindustriandan Perdagangan Republik Indonesia.

Pemerintah Kota Yogyakarta. 2009. PeraturanDaerah Kota Yogyakarta No. 2 TentangPasar. Yogyakarta: Pemerintah KotaYogyakarta

Pemerintah Kota Yogyakarta. 1992. PeraturanDaerah Kodya Dati II Yogyakarta No. 3Tentang Pengelolaan Pasar. Yogyakarta:Pemerintah Kota Yogyakarta.

Menteri Pekerjaan Umum. 2012. PeraturanMenteri Pekerjaan Umum No. 3/PRT/M/2012 Tentang Pedoman Penetapanfungsi Jalan dan Status Jalan. Jakarta:Mentri Pekerjaan Umum.

Presiden Republik Indonesia. 2007. PeraturanPresiden Republik Indonesia No122Tentang Penataan dan PembinaanPasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan,dan Toko Modern. Jakarta: PresidenRepublik Indonesia.

Santoso, J. 2008. Arsitektur-Kota Jawa:Kosmos Kultur dan Kuasa. JakartaCentropolis. Universitas Tarumanegara

Sari, Y. 2009. Kajian Karakteristik KegiatanPerdagangan di Pasar Beringharjo;Skripsi sarjana tidak diterbitkan.Yogyakarta: Program Studi PembangunanWilayah, Fakultas Geografi, UniversitasGajah Mada.

Sinaga, P. 2004. Makalah Pasar Modern VSPasar Tradisional. Kementrian Kopreasidan UKM. Jakarta.

Soemardjan, S. 1962. Social Change inDjokjakarta. Ithaca, New York.

Trancik, R. 1968. Finding Lost Space. NewYork: Van Nostrad Reinhold.

Wiryomartono, B. 1995. Seni Bangunan danSeni Binakota di Indonesia. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.