IDENTIFIKASI PROSPEKSI MINERAL LOGAM (EMAS) MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNETIK DI GUNONG UJEUEN, ACEH...

11
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Emas merupakan salah satu bahan galian logam bernilai tinggi yang mulai ditambang sejak ribuan tahun yang lalu. Hal tersebut dikarenakan emas mudah ditambang menggunakan alat-alat sederhana, mudah dikelola, dan menghasilkan keuntungan besar, sehingga diperlukan identifikasi prospeksi wilayah yang mengandung emas untuk mengetahui kelayakan eksplorasi baik skala kecil maupun eksplorasi dalam skala besar. Berdasarkan informasi dari masyarakat, Gunong ujeuen yang terletak di Dusun Geuni, Desa Panggong, Kecamatan Krueng Sabe, Kabupaten Aceh Jaya merupakan salah satu gunung di Aceh yang berpotensi mengandung emas. Masyarakat setempat telah melakukan penambangan emas skala kecil dengan menggunakan alat-alat sederhana dengan kedalaman 10 m- 15 m yang dalam satu lubang di buat 3-5 terowongan. Peninjauan prospeksi mineral logam (emas) dapat menggunakan metode geomagnet. Pengukuran dilapangan yang diukur berupa besaran fisis yaitu kuat medan magnet dan densitas medan magnet, sehingga di dapat intensitas medan

description

mendeteksi mineral logam emas menggunakan metode magnetik

Transcript of IDENTIFIKASI PROSPEKSI MINERAL LOGAM (EMAS) MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNETIK DI GUNONG UJEUEN, ACEH...

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANGEmas merupakan salah satu bahan galian logam bernilai tinggi yang mulai ditambang sejak ribuan tahun yang lalu. Hal tersebut dikarenakan emas mudah ditambang menggunakan alat-alat sederhana, mudah dikelola, dan menghasilkan keuntungan besar, sehingga diperlukan identifikasi prospeksi wilayah yang mengandung emas untuk mengetahui kelayakan eksplorasi baik skala kecil maupun eksplorasi dalam skala besar.Berdasarkan informasi dari masyarakat, Gunong ujeuen yang terletak di Dusun Geuni, Desa Panggong, Kecamatan Krueng Sabe, Kabupaten Aceh Jaya merupakan salah satu gunung di Aceh yang berpotensi mengandung emas. Masyarakat setempat telah melakukan penambangan emas skala kecil dengan menggunakan alat-alat sederhana dengan kedalaman 10 m- 15 m yang dalam satu lubang di buat 3-5 terowongan.Peninjauan prospeksi mineral logam (emas) dapat menggunakan metode geomagnet. Pengukuran dilapangan yang diukur berupa besaran fisis yaitu kuat medan magnet dan densitas medan magnet, sehingga di dapat intensitas medan magnetic total. Analisis anomaly medan magnet digunakan untuk mengintepretasikan susceptibilitas struktur geologi yang menonjol pada daerah tersebut.

1.2 RUMUSAN MASALAH1. Bagaimana cara mengetahui struktur bawah permukaan bumi dengan menggunakan metode geomagnetic.2. Bagaimana cara menggunakan software geomodel dalam interpretasi data.3. Bagaimana mendeteksi letak dan batas litologi dari analisis anomaly medan magnet.

1.3 Tujuan1. Mengetahui unsur-unsur penyusun struktur geologi yang berada dibawah permukaan Gunong Ujeun, Aceh Jaya.2. Mengetahui cara penggunaan software geomodel dalam menginterpretasikan data secara lancar.3. Menentukan nilai anomaly magnetic maksimum dan minimum di Gunong Ujeun, Aceh Jaya untuk menentukan kelayakan dilakukan eksplorasi.

1.4 MANFAAT1. Mahasiswa dapat menggunakan alat yang berhubungan dengan metode geomagnetic dan pengolahan data menggunakan software geomodel.2. Mahasiswa dapat menginterpretaasikan hasil penelitian dan menjelaskan proses pengolahan data secara umum.3. Mahasiswa dapat mengetahui unsur-unsur penyusun struktur geologi dan nilai anomaly yang berada dibawah permukaan Gunong Ujeun, Aceh jaya.

1.5 HIPOTESISBerdasarkan informasi yang diperoleh, maka dapat diasumsikan bahwa prospeksi mineral logam (emas) di gunong ujeuen terbentuk pada kedalaman 1 km yang termasuk endapan epithermal.

BAB II DASAR TEORI

A. Gambaran Umum Metode GeomagnetikMetode geomagnetic mengukur intensitas medan magnetic total di suatu tempat yang menganggap bumi sebagai batang magnet raksasa dan menghasilkan medan magnet utama. Medan magnet yang teramati disebut anomaly magnetik yang digunakan untuk mengintepretasi susceptibilitas struktur geologi yang menonjol. Pendugaan sebaran batuan sebagai anomaly magnetic dapat dipetakan secara lateral maupun vertical.Tahapan eksplorasi metode magnetik yaitu akuisisi, processing, dan interpretasi. Pada tahap akuisisi, dilakukan penentuan titik pengamatan dan pengukuran dengan alat. Koreksi data pengukuran dilakukan pada tahap processing yang terdiri atas koreksi harian (diurnal), koreksi topografi (terrain), dan koreksi lainnya. Interpretasi hasil pengolahan data dapat mengggunakan software yang menghasilkan peta anomali magnetik.B. Medan Magnet BumiMedan magnet bumi terkarakterisasi oleh parameter fisis atau elemen medan magnet bumi (gambar I) yang dapat diukur meliputi arah dan intensitas kemagnetannya. Parameter fisis tersebut meliputi :a. Deklinasi (D), yaitu sudut antara utara magnetik dengan komponen horizontal yang dihitung dari utara menuju timur.b. Inklinasi(I), yaitu sudut antara medan magnetik total dengan bidang horizontal yang dihitung dari bidang horizontal menuju bidang vertikal ke bawah.c. Intensitas Horizontal (H), yaitu besar dari medan magnetik total pada bidang horizontal.d. Medan magnetik total (F), yaitu besar dari vektor medan magnetik total.

Gambar I. Tiga Elemen medan magnet bumiMedan magnet utama bumi berubah terhadap waktu, sehingga di seragamkan berdasarkan standar nilai International Geomagnetics Reference Field (IGRF) yang diperbaharui setiap 5 tahun sekali. Nilai-nilai IGRF diperoleh dari hasil pengukuran rata-rata pada daerah luasan sekitar 1 juta km2 yang dilakukan dalam waktu satu tahun. Medan magnet bumi terdiri dari 3 bagian :1. Medan magnet utama (main field)Medan magnet utama didefinisikan sebagai medan rata-rata hasil pengukuran dalam jangka waktu yang lama mencakup daerah dengan luas lebih dari 106 km2.2. Medan magnet luar (external field)Medan magnet luar berasal dari pengaruh luar bumi yang merupakan hasil ionisasi di atmosfer yang ditimbulkan oleh sinar ultraviolet dari matahari. Karena sumber medan luar ini berhubungan dengan arus listrik yang mengalir dalam lapisan terionisasi di atmosfer, maka perubahan medan ini terhadap waktu jauh lebih cepat. 3. Medan magnet anomaly

Medan magnet anomaly (crustal field) dihasilkan oleh batuan yang mengandung mineral bermagnet seperti magnetite (), titanomagnetite () dan lain-lain yang berada di kerak bumi.Anomali yang diperoleh dari survei merupakan hasil gabungan medan magnetik remanen dan induksi, bila arah medan magnet remanen sama dengan arah medan magnet induksi maka anomalinya bertambah besar, demikian pula sebaliknya. Dalam survei magnetik, efek medan remanen akan diabaikan apabila anomali medan magnetik kurang dari 25 % medan magnet utama bumi (Telford, 1976), sehingga berlaku :

dengan : : medan magnet total bumi

: medan magnet utama bumi

: medan magnet luar

: medan magnet anomaliBAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode dan Perlengkapan PenelitianPeralatan paling utama dalam melakukan pengukuran geomagnetik adalah magnetometer yang digunakan untuk mengukur kuat medan magnetik di lokasi survei. Salah satu jenisnya yaitu Proton Precission Magnetometer (PPM) yang digunakan untuk mengukur nilai kuat medan magnetik total. Peralatan pendukung lain dalam survei magnetik adalah Global Positioning System (GPS) yang digunaka untuk mengukur posisi titik pengukuran, meliputi bujur, lintang, ketinggian, dan waktu. Beberapa peralatan penunjang lain yang sering digunakan di dalam survei magnetik, antara lain (Sehan, 2001) :a. Kompas geologi, untuk mengetahui arah utara dan selatan dari medan magnet bumi.b. Peta topografi, untuk menentukan rute perjalanan dan letak titik pengukuran pada saat survei magnetik di lokasic. Sarana transportasid. Buku kerja, untuk mencatat data-data selama pengambilan datae. PC atau laptop dengan software seperti Surfer, Matlab, Mag2DC, dan lain-lain.Pengukuran data medan magnetik di lapangan dilakukan menggunakan peralatan PPM sebagai portable magnetometer. Data yang dicatat selama proses pengukuran adalah hari, tanggal, waktu, kuat medan magnetik, kondisi cuaca dan lingkungan. Tabel 1. Form untuk mencatat data hasil pengukuranNoStasiun PengukuranWaktuPosisi GeografisKuat MedanKeadaan Lokasi

Tgl.JamBujurLintangTinggi

1

2

Dalam melakukan akuisisi data magnetic, dilakukan penentuan base station dan membuat station pengukuran yang membentuk grid. Ukuran gridnya disesuaikan dengan luasnya lokasi pengukuran, kemudian dilakukan pengukuran medan magnet di station - station pengukuran di setiap lintasan, pada saat yang bersamaan pula dilakukan pengukuran variasi harian di base station.3.2 Jadwal PenelitianPenelitian dengan menggunakan metode geomagnetic untuk mengidentifikasi prospeksi mineral logam (emas) dilakukan di gunong ujeuen yang terletak di desa Panggong, kecamatan Krueng Sabe, kabupaten Aceh Jaya. Pelaksanaan penelitina dilakukan pada tanggal 7 Juli 2013. Kabupaten Aceh Jaya merupakan wilayah pesisir Barat pantai Sumatera dengan panjang garis pantai lebih kurang 160 kilometer. Curah hujan rata-rata sepanjang tahun sebesar 318,5 mm dengan jumlah hari hujan rata-rata 19 hari. Suhu udara dan kelembaban udara sepanjang tahun tidak terlalu berfluktuasi, dengan suhu udara minimum rata-rata berkisar antara 21,0-23,2C dan suhu udara maksimum rata-rata berkisar antara 29,9-31,4C.Batas wilayah administratifnya meliputi disebelah Utara berbatasan dengan kabupaten Aceh Besar dan kabupaten Pidie, sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia dan kabupaten Aceh Barat, sebelah barat berbatasan dengan Samudera Indonesia, dan sebelah timur berbatasan dengan kabupaten Aceh Barat.

BAB IV DAFTAR PUSTAKA

http://goldminediscuss.wordpress.com/http://www.mineraltambang.com/tambang-emas.htmlhttp://minning-rusli.blogspot.com/2012/11/mineralemas-dan-prosesterbentuknya.htmlhttp://www.kotibnadsu.com/index.php?option=com_content&view=article&id=28:gunung-ujeun-aceh-jaya-menjanjikan-atau-meragukan&catid=1:berita&Itemid=2http://lingkunganaceh.blogspot.com/2009/07/tambang-emas-gunung-ujeun-aceh-jaya-dan.html#http://warmada.blogspot.com/2007/08/emas-diburu-dan-memburu.htmlhttp://geoexplore-energy.blogspot.com/2009/11/metode-geolistrikresistivity-dalam.htmlhttp://lpsipa.wordpress.com/page/4/http://lpsipa.wordpress.com/2010/11/08/penambangan-emas-rakyat-di-aceh-jaya/http://lpsipa.wordpress.com/2011/03/07/penambang-gunung-ujeun-di-tertibkan/http://groups.yahoo.com/group/IACSF/message/21998http://www.gobookee.net/tahapan-eksplorasi-emas/http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/197712082001122-MIMIN_IRYANTI/GEOMAGNETIK_%5BCompatibility_Mode%5D.pdfgeomagnetik.docx&ei=uGirUae7NIKYrgeNk4DoBA&usg=AFQjCNHwhJnJ0Cbg1xABfQZU6DtW4h804Q&sig2=iuXitPbBTssPtPa9tcWpHg