IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI...

103
IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Jurusan Diploma III Keperawatan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH HARTONO P00320014015 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN KEPERAWATAN TAHUN 2017

Transcript of IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI...

Page 1: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA

DI KELURAHAN RAHANDOUNA

KOTA KENDARI

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan

Jurusan Diploma III Keperawatan Politeknik Kesehatan Kendari

OLEH

HARTONO P00320014015

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN KEPERAWATAN TAHUN 2017

Page 2: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

IIALAMAN PERSETUJUAN

IDENTIT'IKASI POLA HIDI}P SEHAT PADA LANSIA DIKELURAEAN RAHANDOI]NA KOTA KENDARI

TAIIT}N2OI7

Disusur dan Diaiukan Oleh:

HARTONONIM Pm32001$15

Telah Mendrpatkan Perretuiuan l)ari Tim Pembimbing

Menyetujui:

Pembimbing I

Mengetahui,

Ketua Jumsrn Keperawahn

Pembimbing II

II19EilKl001

1r198rffi1001

Page 3: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

IIALAMAN PENGESAHAN

IDENTItrIKASI POLA HIDT]P SEHAT PADA LAI\SIA DIKELTJRAHAN RAIIANDOT]NA KOTA KENDARI

TAHT]N 2017

I)isusun dan diajuken oleh :

HARTONOI\[IM P003200140r5

4..

Telah Dipertahankan Dihadapan l)ewan Penguji Pada Tanggal3l Juli 2Ol7 dmDinyatakan Telah Memenuhi Syarat

Menyetujui:

1. H. Taamun A. Kep., S.Pd.JVI.Kes

2. Muslimin L, A.Kep.rS.Pd.M.Si

3. Hj. Sitti Rachmi Misbah, S.Kp.JVI.Kes

4. Hi. Nuriannah, B.Sc.,S.Pd.,I{.Kes

5. Ruth Mongan, B.ScrS.Pd.rll{.Pd

.................)

Mengetahui:

Ketua Jurusan Keperawatan

1.........)

\....7

(.....

(...

19E1061001

Page 4: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

iv

MOTTO

Hidup ini bukan hanya mencari yang terbaik, namun

lebih kepada menerima kenyataan bahwa saya adalah

saya bukan dia, dia maupun dia. Jadilah dirimu sendiri.

Kupersembahkan karya tulis ini untuk,

Ayahanda dan ibunda tercinta,

Saudara dan keluarga besarku,

Sahabat tersayang,

Serta almamaterku

Sebagai tanda terima kasih

Page 5: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

v

RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS

a. Nama : Hartono

b. Tempat/Tanggal Lahir : Ronta, 7 Juni 1997

c. Jenis Kelamin : Laki-laki

d. Suku/Bangsa : Buton/ Indonesia

e. Agama : Islam

f. Alamat : Desa Ronta, Kec. Bonegunu, Kab. Buton

Utara

II. JENJANG PENDIDIKAN

a. SD Negeri 7 Bonegunu tamat tahun 2008

b. SMP Negeri 4 Bonegunu tamat tahun 2011

c. SMA Negeri 1 Kulisusu tamat tahun 2014

d. Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan sejak tahun 2014.

Page 6: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

vi

ABSTRAK

Hartono (P00320014015) Identifikasi Pola Hidup Sehat pada Lansia di Kelurahan Rahandouna Kota Kendari Tahun 2017. Yang dibimbing oleh Muslimin L. dan Ruth Mongan (xiii + VI BAB + 74 halaman + 9 lampiran + 11

tabel). Konferensi United National World Assembly on Ageing di Vienna tahun1989 dan Bab I Pasal 1 ayat (2) Undang – Undang No. 13 Tahun 1998

tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, lansia adalah seseorang atau individu yang berusia mencapai 60 tahun ke atas. Indonesia saat ini sedang menuju ke arah ageing population. Proses penuan yang terjadi pada lansia berpengaruh terhadap

seluruh aspek kehidupannya termasuk kesehatan dan pola hidup lansia. Pola hidup sehat adalah segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam

menciptakan hidup yang sehat dan menghindari kebiasaan yang buruk yang dapat mengganggu kesehatan. Indikator pola hidup sehat antara lain: perilaku tidak merokok, pola makan sehat dan seimbang dan aktivitas fisik yang teratur.

Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola hidup sehat pada lansia di Kelurahan Rahandouna Kota Kendari. Variabel penelitian ini yaitu pola

makan sehat dan seimbang serta aktivitas fisik yang teratur. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain deskriptif survey. Penelitian ini dilakukan sejak 14 – 20 Juli 2017. Populasi dalam penelitian ini adalah lanjut usia

di Kelurahan Rahandouna. Sampel penelitian berjumlah 40 orang yang diambil secara proportional stratified random sampling. Data diperoleh dari data sekunder dan primer dengan intrumen penelitin adalah lembar kuesioner. Data disajikan

dengan secara deskriptif dalam bentuk distribusi frekuensi dan dinarasikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kategori pola makan sehat dan seimbang,

didapatkan pola makan sehat sebanyak 38 orang (95,00 %) dan pola makan yang tidak sehat sebanyak 2 orang (5,00 %); pada kategori aktivitas fisik yang teratur didapatkan aktivitas fisik yang tidak teratur sebanyak 27 orang (67,50 %) dan

aktivitas fisik yang teratur sebanyak 13 orang (32,50 %). Kesimpulan pada penelitian ini adalah terdapat 29 lansia (72,50 %) yang dikategorikan melakukan

pola hidup sehat dan 11 lansia (27,50 %) yang dikategorikan melakukan pola hidup tidak sehat.. Adapun saran yang dapat diberikan peneliti yaitu bagi lansia di Kelurahan Rahandouna harus meningkatkan pola hidup sehat terutama aktivitas

fisik yang teratur.

Kata Kunci : Pola Hidup Sehat, Pola Makan Yang Sehat dan Seimbang,

Aktivitas Fisik Yang Teratur, dan Lanjut Usia (Lansia)

Daftar Pustaka : 22 buku (2006 - 2016) + 13 internet

Page 7: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas

rahmat, magrifah dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

dan penyusunan karya tulis ilmiah ini dengan judul “Identifikasi Pola Hidup Sehat

Pada Lansia di Kelurahan Rahandouna Kota Kendari Tahun 2017”. Karya tulis

ilmiah ini disusun dalam rangka melengkapi salah satu syarat untuk menyelesaikan

pendidikan program Diploma III (D III) Keperawatan di Politeknik Kesehatan

Kemenkes Kendari.

Terselesainya karya tulis ilmiah ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan

berbagai pihak, terutama Bapak Muslimin L, A.Kep.,S.Pd.,M.Si selaku pembimbing I

dan Ibu Ruth Mongan, B. Sc.,S. Pd.,M. Pd selaku pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan serta arahan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

Tak lupa pula penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang

terhormat:

1. Bapak Petrus, SKM.,M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari

2. Kepala Kantor Badan Riset Sultra yang telah memberikan izin penelitian kepada

penulis dalam penelitian ini.

3. Bapak Muslimin L, A.Kep.,S.Pd.,M.Si selaku Ketua Jurusan Keperawatan

Poltekkes Kemenkes Kendari yang telah memberi kesempatan serta fasilitas

untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Diploma III Keperawatan.

Page 8: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

viii

4. Bapak H. Muhammad Kasim, S.Sos selaku Pelaksana tugas Lurah Rahandona

yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di

wilayah Kelurahan Rahandouna.

5. Bapak H. Taamu, A.Kep.,S.Pd.,M.Kes selaku Pembimbing Akademik penulis

yang telah memberikan semangat, nasehat dan membimbing dalam menempuh

pendidikan di Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari.

6. Tim penguji (Bapak H. Taamu, A.Kep.,S.Pd.,M.Kes; Ibu Hj. Sitti Rachmi

Misbah, S.Kp.,M.Kes dan Ibu Hj. Nurjannah, B.Sc.,S.Pd.,M.Kes) yang telah

memberikan masukan, kritik dan saran dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan serta

seluruh staf dan karyawan atas segala fasilitas dan pelayanan akademik yang

diberikan selama penulis menuntut ilmu di Jurusan Keperawatan Poltekkes

Kemenkes Kendari.

8. Teristimewa dan tak terhingga penulis ucapkan terima kasih kepada Ayahanda

Zukuri dan Ibunda Wasita yang selama ini telah banyak berkorban baik materi

maupun non materi demi kesuksesan penulis serta terima kasih kepada keluarga

besar saya yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

9. Kakakku tercinta (Ahmad Mudafid, S.Kep.; Septi Setio Sari, AMG; Rina

Sumiarta, S.Pt.; Muhammad Botek, S.P.,M.P.; Ade Manan, S.Kep.), Adikku

tercinta (Goge Kosman dan Muhammad Kafrah), serta keluarga besarku yang

telah memberikan semangat dan dorongan kepada penulis dalam menempuh

pendidikan di Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari.

Page 9: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

ix

10. Seluruh teman-teman (khususnya Wayan Swarniti, Nurwiah, Ratnan Saana,

Marwiyah, Marno, Rahimin, I Wayan Sudiarta, Nur Ramadhani Hidayat, Wa

Ode Titin dan Friskyanti Tizar) di Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan

Keperawatan Angkatan 2014, terima kasih atas persahabatan yang tulus,

pengalaman berharga, dan kenangan yang tak terlupakan selama penulis

menuntut ilmu.

Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah memberikan

kesempatan, dukungan dan bantuan kepada penulis sehingga karya tulis ilmiah ini

dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dengan segala keterbatasan yang ada

pada penulis sehingga bentuk, isi, dan pembuatan karya tulis ini masih jauh dari

kesempurnaan.Oleh karena itu, penulis dengan segala kerendahan hati adanya kritik

dan saran yang sifatnya membangun dari segala pihak yang bertujuan untuk

menyempurnakan karya tulis ini. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat

bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian selanjutnya.

Kendari, Juli 2017

Penulis

Page 10: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

MOTTO ......................................................................................................... iv

RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... v

ABSTRAK ..................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................. x

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 7

A. Tinjauan Tentang Lanjut Usia (Lansia) ....................................... 7

B. Tinjauan Tentang Pola Hidup Sehat ............................................. 9

BAB III KERANGKA KONSEP ............................................................. 31

A. Kerangka Pikir .............................................................................. 31

B. Kerangka Konsep ......................................................................... 32

C. Variabel Penelitian ....................................................................... 32

D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif .................................. 33

BAB IV METODE PENELITIAN........................................................... 36

A. Jenis Penelitian ............................................................................. 36

B. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 36

C. Populasi dan Sampel .................................................................... 36

D. Cara Pengumpulan Data ............................................................... 39

Page 11: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

xi

E. Instrumen Penelitian ..................................................................... 39

F. Pengolahan dan Analisa Data ....................................................... 40

G. Etika Penelitian ............................................................................ 42

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................ 43

B. Hasil Penelitian ……................................................................... 43

C. Pembahasan .................................................................................. 53

BAB VI PENUTUP ................................................................................... 73

A. Kesimpulan ................................................................................... 73

B. Saran ............................................................................................. 73

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1

Distribusi Jenis Kelamin Responden di Kelurahan Rahandouna

Tahun 2017

47

Tabel 5.2

Distribusi Umur Responden di Kelurahan Rahandouna Tahun

2017

47

Tabel 5.3

Distribusi Pendidikan Responden di Kelurahan Rahandouna

Tahun 2017

48

Tabel 5.4

Distribusi Pekerjaan Responden di Kelurahan Rahandouna

Tahun 2017

49

Tabel 5.5

Distribusi Suku Responden di Kelurahan Rahandouna Tahun

2017

50

Tabel 5.6

Distribusi Agama Responden di Kelurahan Rahandouna Tahun

2017

50

Tabel 5.7

Distribusi Pola Makan Sehat dan Seimbang Pada Lansia di

Kelurahan Rahandouna Tahun 2017

51

Tabel 5.8

Distribusi Nilai Rata – Rata Jenis Pertanyaan Pola Makan Sehat

dan Seimbang Pada Lansia di Kelurahan Rahandouna Tahun

2017

52

Tabel 5.9

Distribusi Aktivitas Fisik Yang Teratur Pada Lansia di Kelurahan

Rahandouna Tahun 2017

53

Tabel 5.10

Distribusi Nilai Rata – Rata Jenis Pertanyaan Akvitas Fisik Yang

Teratur Pada Lansia di Kelurahan Rahandouna Tahun 2017

54

Tabel 5.11

Distribusi Pola Hidup Sehat Pada Lansia di Kelurahan

Rahandouna Tahun 2017

55

Page 13: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Permohonan Kesediaan Menjadi Responden

Lampiran 2 Lembar Persetujuan Responden

Lampiran 3 Lembar Kuesioner Penelitian

Lampiran 4 Data Lansia Kelurahan Rahandouna Kota Kendari Tahun 2017

Lampiran 5

Surat Pengantar Izin Penelitian dari Poltekkes Kemenkes

Kendari

Lampiran 6

Surat Izin Penelitian dari Badan Penelitian dan Pengembangan

Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara

Lampiran 7 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Lampiran 8

Tabulasi Data Hasil Penelitian Identifikasi Pola Hidup Sehat

pada Lansia di Kelurahan Rahandouna Kota Kendari Tahun 2017

Lampiran 9

Master Tabel Hasil Penelitian Identifikasi Pola Hidup Sehat pada

Lansia di Kelurahan Rahandouna Kota Kendari Tahun 2017

Page 14: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peningkatan status ekonomi, perbaikan lingkungan hidup serta

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang demikian maju

termasuk juga dalam ilmu kesehatan, bertambah baiknya pelayanan kesehatan,

pola hidup dan aktivitas fisik, maka terjadi kecenderungan peningkatan usia

harapan hidup di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Tingginya usia harapan

hidup merupakan salah satu indikator keberhasilan pencapaian pembangunan

nasional terutama di bidang kesehatan. Sejak tahun 2004 - 2015 memperlihatkan

adanya peningkatan usia harapan hidup di Indonesia dari 68,6 tahun menjadi 70,8

tahun dan proyeksi tahun 2030-2035 mencapai 72,2 tahun (Infodatin, 2016).

Peningkatan usia harapan hidup tersebut berdampak pada peningkatan

jumlah lansia yang signifikan diseluruh dunia termaksuk di Indonesia. Sehingga,

dibalik keberhasilan Indonesia peningkatan usia harapan hidup tersebut terselip

tantangan yang harus dihadapi yaitu, Indonesia akan menghadapi beban tiga

(triple burden) yaitu disamping meningkatnya angka kelahiran dan beban

penyakit (menular dan tidak menular), juga akan terjadi peningkatan angka beban

tanggungan penduduk kelompok usia produktif terhadap kelompok usia tidak

produktif.

Page 15: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

2

Hasil konferensi United National World Assembly on Ageing di Vienna

tahun1989 dan Bab I Pasal 1 ayat (2) Undang – Undang No. 13 Tahun 1998

tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, lansia adalah seseorang atau individu yang

berusia mencapai 60 tahun ke atas.

Tahun 2000, lansia di dunia diperkirakan berjumlah 600 juta jiwa dengan

usia rata – rata 60 tahun. Diperkirakan angka tersebut akan terus bertambah.

Dimana pada tahun 2025 diperkirakan jumlah lansia diseluruh dunia akan

mencapai 1,2 milyar. Di beberapa negara yang telah maju, umur harapan hidup

(life expentancy) bertambah panjang, dengan demikian jumlah penduduk yang

berumur lebh dari 60 tahun akan bertambah pula (Heriawan, 2000 dalam

Pratikwo, 2006).

Indonesia saat ini sedang menuju ke arah ageing population.Pada tahun

2015, jumlah lanjut usia di Indonesia mencapai 10.227.281 jiwa (8,36 % dari

total penduduk). Angka tersebut menunjukkan peningkatan dari tahun 2014

dimana jumlah lansia di Indonesia mencapai 10.155.457 jiwa (8,33 %) atau

terjadi kenaikan sebesar 0,71 %.

Tahun 2020 akan ada peningkatan lansia mencapai sekitar 30,1 juta orang

dengan angka pertumbuhan 6,9 % pertahun dan pertumbuhan ini akan lebih

banyak daripada Balita (Pangkahila, 2002 dalam Pangkahila, 2013). Pada tahun

2020 diperkirakan piramida penduduk indonesia berubah dari bentuk fertilitas

tinggi menjadi fertilitas dan mortalitas rendah. Pergeseran tersebut menuntut

perubahan strategi pelayanan kesehatan, yaitu perhatian diprioritaskan untuk

masalah kesehatan usia lansia dan dewasa tanpa meninggalkan perhatian pada

Page 16: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

3

bayi dan balita yng menjadi masalah yang belum terselesaikan (Darmojo, 1998

dalam Pratikwo, 2006).

Jumlah ini diproyeksikan meningkat menjadi 33,7 juta (11,8 %) pada

tahun 2025 dan mencapai 48,2 juta orang(15,8 %) pada 2035. Populasi lansia di

Indonesia diprediksi meningkat lebih tinggi dari pada populasi lansia di wilayah

Asia dan global setelah tahun 2050 dengan jumlah lansia mencapai 28,86 % dari

total penduduk Indonesia saat itu.

Di Provinsi Sulawesi Tenggara jumlah lansia terus menunjukkan

peningkatan dari tahun ke tahun. Dimana pada tahun 2014, jumlah lansia di

sultra sudah mencapai 150.043 jiwa (6,12 %) dan pada tahun 2015, telah

mencapai 157.493 jiwa (6,30 %). Dengan demikian pada tahun 2015, jumlah

lansia di Provinsi Sulawesi Tenggara mengalami kenaikan 4,97 % dari tahun

2014.

Di Kota Kendari, tahun 2015 jumlah lansianya telah mencapai 12.894

jiwa (3,71 % dari total penduduk Kota Kendari). Angka tersebut menunjukkan

peningkatan dari tahun sebelumnya. Dimana pada tahun 2014 jumlah lansia

mencapai 12.134 jiwa (3,61 %). Sehingga, pada tahun 2015 jumlah lansia di

Kota Kendari mengalami peningkatan sebesar 5,89 % dari tahun 2014.

Peningkatan jumlah lansia tertinggi di Kota Kendari terjadi di Kecamatan Poasia

sebesar 6,39 %, dan yang terendah di Kecamatan Mandonga sebesar 5,30 %.

Jumlah lansia di Kecamatan Poasia mencapai 725 jiwa per Januari 2017

(2,42 % dari total penduduk wilayah Kecamatan Poasia) yang tersebar di 4

kelurahan yang merupakan wilayah kerja Puskesmas Poasia dengan persentase

Page 17: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

4

jumlah lansia tertinggi di Kelurahan Rahandouna sebanyak 289 jiwa (40 %) dan

terendah di Kelurahan Matabubu sebanyak 44 jiwa (6 %).

Peningkatan jumlah lansia yang signifikan mengakibatkan permasalahan

kesehatan yang dihadapi pemerintah indonesia bertambah dengan masalah lansia.

Berbicara tentang permasalahan kesehatan pada lansia tidak lepas dari proses

penuaan (ageing process).

Proses menua merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam

menghadapi rangsangan dari dalam mauun dari luar tubuh. Pada masa ini sedikit

demi sedikit seseorang akan mengalami kemunduran psikologis, fisiologis dan

sosial. Perubahan – perubahan tersebut menyebabkan lansia mengalami

gangguan (impairment), ketidakmampuan (disability), meningkat menjadi tidak

dapat menjadi tidak dapat menjalankan fungsi (disfunction), dan timbulnya

rintangan (handicap). Apabila perubahan – perubahan tersebut berjalan terus –

menerus seiring bertambahnya umur, akibatnya dapat mengarah pada suatu

penyakit (disease).

Perubahan tersebut akan berpengaruh terhadap seluruh aspek

kehidupannya termasuk kesehatan lansia dan pola hidup lansia. Pola hidup sehat

adalah segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan

hidup yang sehat dan menghindari kebiasaan yang buruk yang dapat

mengganggu kesehatan (Depkes RI, 1997). Indikator pola hidup sehat antara

lain: perilaku tidak merokok, pola makan sehat dan seimbang dan aktivitas fisik

yang teratur.

Page 18: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

5

Survey awal yang dilakukan peneliti di Kelurahan rahandouna,

diperoloeh jumlah lansia di kelurahan tersebut sebanyak 114 orang per Mei 2017

dengan klasifikasi umur terlampir di lampiran 5. Dari wawancara pada 9 orang

lansia, diperoleh data bahwa 4 orang lansia selalu mengonsumsi makanan

berlemak, asin dan manis, 3 orang jarang mengonsumsi makanan tersebut dan 2

orang sering mengonsumsi makanan tersebut. Selain itu, dari 9 lansia tersebut

hanya 3 orang yang melakukan aktivitas yang teratur sedangkan sisanya tidak

melakukannya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah saya pada

penelitian ini adalah bagaimanakah identifikasi pola hidup sehat pada lansia di

Kelurahan Rahandouna Kota Kendari tahun 2017?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pola hidup sehat pada lansia di Kelurahan

Rahandouna Kota Kendari tahun 2017

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui pola makan sehat dan seimbang pada lansia di Kelurahan

Rahandouna Kota Kendari tahun 2017

b. Mengetahui aktivitas fisik yang teratur pada lansia di Kelurahan

Rahandouna Kota Kendari tahun 2017

Page 19: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

6

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

a. Bagi institusi puskesmas

Dapat menjadi masukan bagi institusi puskesmas dalam rangka

mempromosikan pola hidup sehat pada masyarakat.

b. Bagi masyarakat

Dapat memperoleh pengetahuan tentang pola hidup sehat dan

pengaruh pengaplikasian pola hidup sehat.

2. Manfaat Teoritis

a. Bagi Peneliti

1) Sebagai sumber pengembangan pengetahuan tentang pola hidup sehat

pada lansia

2) Sebagai salah satu acuan atau salah satu referensi dalam

mengaplikasikan ilmu keperawatan yang diperoleh dari proses

perkuliahan.

b. Bagi institusi pendidikan

1) Sebagai sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan yang dapat

menambah pengetahuan mengenai hubungan pola hidup sehat pada

lansia

2) Dapat dijadikan sebagai dokumentasi ilmiah sebagai salah satu bukti

pelaksanaan kegiatan ilmiah yang dilakukan oleh mahasiswa dalam

rangka menyelesaikan studi D-III Keperawatan.

Page 20: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Lanjut Usia (Lansia)

Undang – Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia

pada Bab I Pasal 1 ayat (2), yang dimaksud dengan lansia adalah seseorang yang

mencapai usia 60 tahun ke atas.

Dra. Ny. Jos Masdani, lansia merupakan kelanjutan dari usia dewasa.

Kedewasaan dapat dibagi menjadi 4 bagian: pertama fase iufentus (antara umur

25 dan 40 tahun); kedua fase verilitas (antara umur 40 dan 50 tahun); ketiga fase

prasenium (antara umur 55 dan 65 tahun) dan keempat fase senium (antara 65

tahun hingga tutup usia) (Azizah, 2011)

Pengertian lansia beragam tergantung dari kerangka konsep individu. Orang

tua yang berusia 35 tahun dapat dianggap tua bagi anaknya dan tidak muda lagi.

Orang sehat aktif berusia 65 tahun mungkin menganggap usia 75 tahun sebagai

permulaan lanjut usia (Brunner dan Suddart, 2011). Menurut Surini dan Utomo

(2003), lansia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu

proses kehidupan yang akan dijalani semua individu, ditandai dengan penurunan

kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stress lingkungan.

Glascock dan Feinman; Stanley and Beare (2007), menganalisis kriteria

kelanjutan usia dari 57 negara di dunia dan menemukan bahwa bahwa kriteria

lansia yang paling umum adalah gabungan antara usia kronologis dengan

Page 21: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

8

perubahan dalam peran sosial dan di ikuti oleh perubahan status fungsional

seseorang.

Lansia menurut Hawari (2001) adalah keadaan yang ditandai dengan oleh

kegagalan seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi

stres fisiologis. Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan daya kemampuan

untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara individual.

Hurlock (1979), perbedaan lanjut usia terbagi dalam dua tahap yaitu: early

old age (usia 60 – 70 tahun) dan advanced old age (usia 70 tahun keatas).

Menurut Burnside (1979), ada empat tahap lanjut usia, yakni:

a. Young old (usia 60 – 69 tahun)

b. Middle age (usia 70 – 79 tahun)

c. Old-old (usia 80 – 90 tahun)

d. Very old-old (usia 90 tahun ke atas)

Lansia menurut BKKBN (1995), lansia adalah individu yang berusia diatas

60 tahun, pada umumnya memiliki tanda – tanda terjadinya penurunan fungsi –

fungsi biologis, psikologis, sosial dan ekonomi.

Menurut World Health Organization (WHO), lanjut usia meliputi:

a. Usia pertengahan (middle age) adalah kelopok usia 45-59 tahun.

b. Usia lanjut (elderly) adalah kelompok usia antara 60-74 tahun.

c. Usia lanjut tua (old) adalah kelompok usia antara 75-90 tahun.

d. Usia sangat tua (very old) adalah kelompok usia di atas 90 tahun.

Dari berbagai pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa lansia adalah

seseorang yang berusia diatas 60 tahun dan telah mengalami perubahan

Page 22: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

9

fungsional baik secara fisik, psikis, sosial maupun spiritual. Lansia terbagi atas 4

tahap yaitu young old (usia 60 – 69 tahun), middle age (usia 70 – 79 tahun), old-

old (usia 80 – 90 tahun) dan very old-old (usia 90 tahun ke atas)

B. Tinjauan Tentang Pola Hidup Sehat

1. Pengertian Pola Hidup Sehat

Pola hidup sehat adalah gambaran dari aktivitas atau kegiatan

seseorang yang di dukung oleh keinginan dan minat, serta bagaimana pikiran

seseorang dalam menjalaninya dan berinteraksi dengan linkungannya (Kotler,

2002). Pola hidup sehat dikenal juga sebagai gaya hidup sehat. Health

Promotion Glossary (WHO 1998) mengatakan Lifestyle is a way of living

based on identifiable patterns of behaviour which are determined by the

interplay between an individual’s personal characteristics, social

interactions, and socioeconomicand environmental living condition.

Gaya hidup sehat adalah pilihan sederhana yang sangat tepat untuk

dijalankan. Hidup dengan pola makan, pikiran, kebiasaan dan lingkungan

yang sehat. Sehat dalam arti kata mendasar adalah segala hal yang kita

kerjakan memberikan hasil yang baik dan positif. Hidup sehat adalah hidup

dengan fisik, psikologi, lingkungan dan finansial yang sehat, cukup dan

baik. Menurut Depkes RI (1997), pola hidup sehat adalah segala upaya

untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat

dan menghindari kebiasaan yang buruk yang dapat mengganggu

kesehatan.

Page 23: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

10

2. Indikator Pola Hidup Sehat

Menurut Depkes RI (2002) indikator pola hidup sehat antara lain:

perilaku tidak merokok, pola makan sehat dan seimbang dan aktivitas fisik

yang teratur.

a. Pola makan sehat dan seimbang

1) Pola Konsumsi Makanan

Pola makan seimbang adalah pangan yang dikonsumsi harus

memenuhi kualitas maupun kuantitas dan terdiri dari sumber

karbohidrat, sumber protein hewani dan nabati, lemak serta sumber

vitamin dan mineral. Pola makan yang sehat dan seimbang dapat

menunjang kesehatan seseorang secara optimal sehingga dapat

terhindar dari berbagai macam penyakit. Gaya hidup modern yang

tidak sehat, dan diikuti dengan tidak teraturnya pola makan,

mengakibatkan tingkat kesehatan manusia semakin merosot.

Menjamurnya masakan siap saji hingga penambahan bahan

pengawet, pewarna dan perasa buatan pada makanan, juga kerap

menjadi pemicu berkembangnya penyakit degeneratif, seperti tekanan

darah tinggi, gangguan jantung, stroke, kanker, diabetes mellitus dan

penyakit lainnya (Yuliarti, 2009).

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun

2007, terdapat 93,6 % masyarakat kurang dalam mengkonsumsi sayur

dan buah yang dapat mengurangi resiko penyakit kardiovaskuler.

Page 24: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

11

Pola makan seimbang didapat dari nutrisi dengan 7

komponen; protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, air dan

zat. Pola makan seimbang yaitu 60% biji-bijian, 30% sayur dan

buah-buahan untuk mendapatkan vitamin, mineral, air, dan serat, 10%

daging untuk mendapatkan lemak. Ragam pangan yang dikonsumsi

harus dapat memenuhi tiga fungsi makanan yaitu zat tenaga

(karbohidrat), zat pembangun (protein), dan zat pengatur (vitamin dan

mineral). Untuk dapat mencukupinya, pangan yang dikonsumsi sehari-

hari harus beranekaragam karena konsumsi pangan yang

beranekaragam dapat melengkapi kekurangan zat gizi pada pangan

lain sehingga diperoleh masukan zat gizi yang seimbang (Almatsier,

2004).

Pola konsumsi adalah susunan jenis dan jumlah pangan

yang dikonsumsi seseorang atau kelompok orang pada waktu

tertentu (Mudanijah, 2004). Pola konsumsi juga dikatakan

sebagai suatu cara yang ditempuh seseorang atau sekelompok

orang untuk memilih makanan dan mengonsumsinya sebagai reaksi

terhadap pengaruh-pengaruh fisiologis, psikologis, budaya dan

sosial (Suhardjo, 2003).

Makanan yang dimakan sehari-hari dinilai sehat untuk

mencukupi kebutuhan tubuh, apabila makanan tersebut terdiri dari

bahan makanan yang mempunyai tiga kegunaan yang sering disebut

Tri Guna Makanan, yaitu (Suhardjo,2002):

Page 25: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

12

a) Mengandung zat tenaga. Bahan makanan sumber zat tenaga

adalah beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi jalar, kentang,

sagu, roti, mie, yang mengandung karbohidrat serta yang

mengandung lemak.

b) Mengandung zat pembangun. Bahan makanan sumber zat

pembangun yang berasal dari hewan mengandung protein

hewani adalah telur, ikan, ayam, daging, susu serta hasil

olahannya. Sedangkan jenis bahan makanan yang berasal dari

tumbuh-tumbuhan mengandung protein nabati adalah kacang

tanah, kacang merah, kacang hijau, kacang kedelai.

c) Mengandung zat pengatur berguna untuk mengatur semua

fungsi tubuh dan melindungi tubuh dari penyakit.

Setiap makanan mengandung unsur yang berbeda-beda. Ada

yang merupakan bahan makanan sumber karbohidrat, protein atau

lemak, ada pula yang mengandung tinggi serat. Ada kelompok

makanan yang mengandung tinggi vitamin C, atau vitamin yang

lain. Tidak ada satu jenis makanan pun yang dapat menyediakan

semua zat gizi yang diperlukan tubuh. Mengonsumsi berbagai

jenis bahan makanan sekaligus dapat memaksimalkan manfaat dari

suatu makanan (Sutanto, 2007).

Sebagian besar rumah tangga di Indonesia lebih banyak

belanja sayur dibandingkan buah-buahan. Proporsi konsumsi bulanan

untuk sayuran dan buah terhadap total konsumsi makanan, maka

Page 26: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

13

proporsi konsumsi sayur 6.6% dan buah 3% terhadap total konsumsi

makanan bulanan.

2) Menu Sehat Seimbang

Menu adalah susunan makanan yang dimakan oleh seseorang

untuk sekali makan atau untuk sehari. Menu seimbang adalah menu

yang terdiri dari beranekaragam makanan dalam jumlah dan proporsi

yang sesuai, sehingga memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna

pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh dan proses kehidupan serta

pertumbuhan dan perkembangan (Almatsier, 2004).

Oleh karena tidak ada satupun jenis makanan yang

mengandung lengkap semua zat gizi yang mampu membuat

seseorang untuk hidup sehat dan produktif, maka kita harus

mengonsumsi makanan beranekaragam, kekurangan zat gizi pada

jenis makanan yang satu akan dilengkapi oleh zat gizi dari makanan

lainnya.

Makanan merupakan salah satu faktor penentu kesehatan kita,

karena tidak sedikit penyakit yang disebabkan oleh makanan

yang kita makan. Semakin berkualitas makanan yang kita makan

(dalam hal ini kandungan zat-zat gizi yang ada dalam makanan)

semakin rendah resiko kita terkena suatu penyakit. Kualitas

makanan sangat tergantung dari bahan makanan yang digunakan.

Makanan sehat berasal dari bahan makanan sehat pula. Di bawah ini

merupakan beberapa bahan makanan sehat (Leo, 2009):

Page 27: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

14

a) Sumber antioksidan dan sumber karoten : ubi jalar, wortel, labu

kuning, mangga, bayam dan kailan

b) Sumber vitamin E : asparagus, tauge, minyak sayur dan kacang-

kacangan

c) Sumber vitamin C : daun singkong, mangga, jeruk, brokoli, sawi

dan jambu biji

d) Sumber asam lemak omega 3 : aneka jenis ikan laut (teri,

sarden, tengiri, dan tembang) serta minyak ikan

e) Sumber asam folat : kacang-kacangan (kacang hijau, kacang

merah, dan kacang polong) ari jeruk asli, bayam dan hati ayam

f) Sumber vitamin B6 : pisang, daging ayam tanpa lemak, beras

merah, oatmeal, dan tuna putih dalam kaleng

g) Sumber flanovoid : melon, anggur, jeruk, pepaya, mangga,

kesemek dan jambu biji

Departemen Kesehatan RI (2002) menganjurkan agar

seseorang perlu mengonsumsi aneka ragam makanan. Adapun yang

dimaksud dengan keanekaragaman makanan adalah hidangan yang

paling tidak terdiri dari 4 kelompok bahan makanan yaitu (Sayogo,

2006) :

a) Satu jenis atau lebih makanan pokok sumber karbohidrat misalnya

beras, jagung, gandum, ubi kayu, kentang, sagu dan lainnya yang

pada umumnya disebut makanan pokok.

Page 28: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

15

b) Satu jenis atau lebih makanan lauk pauk sebagai sumber

protein misalnya kacang-kacangan, tempe, tahu, telur, ikan,

daging dan sebagainya yang pada umumnya disebut lauk pauk.

c) Satu jenis atau lebih makanan kelompok jenis sayuran sebagai

sumber vitamin dan mineral misalnya wortel, bayam, kangkung,

labu siam dan sebagainya.

d) Satu jenis atau lebih makanan kelompok buah-buahan sebagai

sumber vitamin dan mineral misalnya pisang, nenas, pepaya, jeruk

dan sebagainya.

3) Zat Gizi Seimbang dan PUGS (Pedoman Umum Gizi Seimbang)

Dalam rangka memasyarakatkan gizi seimbang, pada tahun

1995 Direktorat Gizi Depkes telah mengeluarkan Pedoman Umum

Gizi Seimbang (PUGS). PUGS merupakan penjabaran dari pedoman

4 sehat 5 sempurna.Piramida makanan adalah sebagai gambaran atau

ilustrasi dari pedoman gizi seimbang. Ilustrasi ini didesain untuk

menggambarkan variasi, proporsi dan seimbang, ukuran dari tiap

bagian menunjukkan jumlah porsi per hari yang dianjurkan. Piramida

makanan membantu dalam menyusun hidangan untuk makanan

sehari-hari dengan kebutuhan dari setiap kelompok makanan (Depkes,

2003).

Pedoman pola makan untuk masyarakat secara umum yang

sering digunakan adalah pedoman Empat Sehat Lima Sempurna, dan

pedoman yang paling terakhir diperkenalkan adalah 13 Pesan Dasar

Page 29: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

16

Gizi Seimbang. 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang menyampaikan pesan-

pesan untuk mencegah masalah gizi ganda dan mencapai gizi

seimbang guna menghasilkan kualitas sumber daya manusia yang ada.

Garis besar pesan tersebut antara lain (Depkes RI, 1995) :

a) Makanlah makanan yang beraneka ragam. Makanan yang

beraneka ragam harus mengandung karbohidrat, lemak, protein,

vitamin, mineral, dan bahkan serat makanan dalam jumlah dan

proporsi yang seimbang menurut kebutuhan masing - masing

kelompok (bayi, balita, anak, remaja, ibu hamil dan menyusui,

orang dewasa dan lansia).

b) Makanlah makanan untuk memenuhi kebutuhan energi. Energi

dan tenaga dapat diperoleh dari makanan sumber karbohidrat,

lemak serta protein. Energi dibutuhkan untuk metabolisme dasar

(seperti untuk menghasilkan panas tubuh serta kerja organ-organ

tubuh) dan untuk aktivitas sehari-hari. Kelebihan energi akan

menghasilkan obesitas, sementara kekurangan energi dapat

menyebabkan kekurangan gizi seperti marasmus.

c) Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari

kebutuhan energi. Karbohidrat sederhana, seperti gula dan

makanan manis sebaiknya dikonsumsi dengan memperhatikan

azas tepat waktu, tepat indikasi dan tepat jumlah. Makanan ini

sebaiknya dimakan pada siang hari ketika kita akan atau sedang

melakukan aktivitas dan jumlahnya tidak melebihi 3-4 sendok

Page 30: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

17

makan gula/hari. Karbohidrat kompleks sebaiknya dikonsumsi

bersama makanan yang merupakan sumber unsur gizi lain seperti

protein, lemak/minyak, vitamin dan mineral. Seyogyanya 50-60%

dari kebutuhan energi diperoleh dari karbohidrat kompleks.

d) Batasi konsumsi lemak dan minyak paling sedikit 10% dari

kebutuhan energi. Konsumsi lemak dan minyak berlebihan,

khususnya lemak/minyak jenuh dari hewan, dapat berisiko

kegemukan pada orang-orang yang mempunyai kecenderungan ke

arah tersebut.

Adapun zat gizi seimbang itu antara lain (Almatsier, 2004) :

a) Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi manusia

untuk melakukan aktivitas fisik. Karbohidrat akan disimpan

dalam bentuk glikogen otot yang diperlukan untuk melakukan

aktivitas fisik, dan bentuk glikogen hati diperlukan untuk

memelihara kadar gula darah. Bahan makanan yang mengandung

karbohidrat adalah nasi, mie, sagu, gandum, ubi, dan singkong.

Untuk melakukan aktivitas fisik secara teratur, secara umum

manusia membutuhkan konsumsi karbohidrat sebesar 275

gram/hari

b) Protein

Protein merupakan zat gizi yang sangat penting, karena paling

erat hubungannya dengan proses-proses kehidupan. Fungsi

Page 31: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

18

protein untuk tubuh adalah sebagai zat pembangun,

pertumbuhan,pemeliharaan jaringan, menggantikan sel mati,

pertahanan tubuh, salah satu sumber utama energi. Bahan

makanan yang mengandung protein adalah daging, ayam, telur,

ikan, udang, kerang dan susu. Untuk melakukan aktivitas fisik

secara teratur, secara umum manusia membutuhkan konsumsi

protein sebesar 150 gram/hari.

c) Lemak

Lemak merupakan sekelompok ikatan organik yang terdiri

atas unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. Fungsi lemak dalam

tubuh adalah sebagai cadangan energi dalam bentuk jaringan

lemak yang ditimbun di tempat-tempat tertentu, bantalan organ-

organ tertentu, melarutkan vitamin dan melindungi tubuh dari

hawa dingin. Untuk melakukan aktivitas fisik secara teratur,

secara umum manusia membutuhkan konsumsi lemak sebesar 25

gram/hari.

d) Vitamin

Vitamin merupakan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh dalam

jumlah kecil dan harus didatangkan dari luar, karena tidak

dapat disintesa dalam tubuh. Terdapat dua jenis vitamin yaitu

vitamin yang larut dalam lemak (A, D, E, K) dan vitamin yang

larut dalam air (C, B1, B2, Asam nicotinat, Pyridoxin, Biotin, B5,

Folacin, Cyanocobalamine). Bahan makanan yang mengandung

Page 32: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

19

vitamin adalah sayur-sayuran dan buah-buahan.Untuk melakukan

aktivitas fisik secara teratur sebesar 250 gram/hari.

e) Mineral

Mineral merupakan zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk

memperlancar zat gizi, mengatur keseimbangan, dan mengatur

suhu tubuh. Untuk memenuhi fungsi diatas, manusia

membutuhkan sekurang-kurangnya 2 liter atau 8 gelas setiap hari.

b. Aktivitas fisik yang teratur

Aktivitas fisik adalah pergerakan tubuh yang menyebabkan

pengeluaran tenaga (pembakaran kalori), yang meliputi aktivitas sehari-

hari dan berolahraga. Aktivitas fisik yang ideal adalah aktivitas yang

dapat meningkatkan ketahanan jantung respirasi, disamping juga

melatih ketahanan dan kekuatan otot (Bustan, 2007). Hasil Riset

Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007 menyatakan bahwa 48,2%

penduduk Indonesia tidak melakukan aktivitas fisik yang teratur.

Menurut WHO yang dimaksud dengan aktivitas fisik adalah kegiatan

yang dilakukan paling sedikit 10 menit tanpa henti. Aktivitas fisik dibagi

atas 3 tingkatan yakni aktivitas fisik ringan, sedang, dan berat. Aktivitas

fisik ringan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan

menggerakkan tubuh, aktivitas fisik sedang adalah pergerakan tubuh

yang menyebabkan pengeluaran tenaga cukup besar, dengan kata lain

adalah bergerak yang menyebabkan nafas sedikit lebih cepat dari

Page 33: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

20

biasanya, sedangkan aktivitas fisik berat adalah pergerakan tubuh yang

menyebabkan pengeluaran tenaga cukup banyak (pembakaran kalori)

sehingga nafas jauh lebih cepat dari biasanya.

Melakukan aktivitas fisik secara teratur mempunyai efek perlindungan

yang signifikan terhadap kemungkinan terjangkit beberapa macam

penyakit. Sebaliknya, gaya hidup tanpa gerak/ sedentary lifestyle

diketahui berisiko terhadap terjadinya hal-hal tersebut.

Keuntungan dalam melakukan aktivitas fisik secara teratur adalah

perbaikan fungsi jantung dan paru, berkurangnya faktor risiko penyakit

jantung koroner, berkurangnya rasa depresi, dan menurunkan risiko

osteoporosis. Selain membawa keuntungan, olahraga juga memiliki

beberapa risiko, yaitu : patah tulang, luka, terjatuh dan keseleo.

Namun, risiko dalam melakukan aktivitas fisik dapat

diminimalisasi apabila melakuka n kegiatan fisik tersebut sesuai

dengan yang dianjurkan (Devi, 2009).

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan

olahraga atau aktivitas fisik:

1) Frekuensi, artinya berapa kali melakukan latihan selama waktu

tertentu.

2) Menurut berbagai penelitian, di samping intensitas olahraga,

frekuensi olahraga mempengaruhi efektifitas hasil latihan secara

keseluruhan. Bila dilakukan terlalu sering, misalnya setiap hari, otot

tidak mempunyai kesempatan untuk istirahat, sedangkan bila

Page 34: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

21

terlalu jarang, hasilnya tidak efektif. Hasil penelitian menganjurkan

Dalam seminggu melakukan olahraga secara teratur 3-5 kali

seminggu dengan jarak 1-2 hari.

3) Intensitas, adalah ukuran berat ringannya atau beban suatu latihan.

Bila ingin melakukan olahraga atau latihan, perlu diketahui terlebih

dahulu berapa jauh intensitas yang ingin dicapai.

4) Tempo, atau waktu artinya berapa lama (durasi) waktu latihan

berlangsung.

Sirkulasi atau aliran darah dalam tubuh akan meningkat sesuai dengan

bertambahnya denyut nadi. Bila dipertahankan denyut nadi pada zona

latihan, kemampuan kerja dan daya tahan jantunng serta otot-otot yang

bersangkutan akan meningkat dan sistem kardiovaskuler akan semakin

tanggguh. Untuk memulai latihan olahraga maka dilakukan sesuai

dengan kemampuan, kemudian ditambah secara perlahan/bertahap selama

30 menit

Intensitas dalam beraktivitas fisik merupakan faktor

terpenting, untuk mendapatkan hasil yang maksimal, aktivitas fisik

harus dilakukan dalam porsi yang tepat. Untuk mengetahui ketepatan

porsi intensitas aktivitas fisik diukur dengan menghitung detak nadi

pada saat beraktivitas. Rumus yang digunakan : Denyut Nadi maksimum

= 220 - Usia (dalam tahun). Setiap melakukan aktivitas fisik harus

mencapai 72% - 87% dari denyut nadi maksimum. Denyut nadi

maksimum disebut zona sasaran. Bila melakukan kegiatan aktivitas

Page 35: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

22

fisik dengan intensitas kurang dari 70% dari denyut nadi maksimum,

maka manfaatnya akan terasa kurang maksimal. Namun, bila melakukan

kegiatan fisik dengan intensitas melebihi 85% maka dapat menimbulkan

kerugian pada tubuh (Heri, 2010).

Setiap melakukan aktivitas fisik hendaknya zona sasaran

dipertahankan selama paling sedikit 25 menit. Karena semakin lama

berada di zona sasaran akan memberikan efek yang lebih baik.

Frekuensi aktivitas fisik sedang yang dianjurkan minimal tiga kali dalam

satu minggu. Bila memungkinkan, dapat dilakukan lebih dari tiga kali

seminggu. Namun, perlu diingat bahwa memaksakan diri dalam

melakukan aktivitas fisik dapat berdampak tidak baik bagi kesehatan

karena dapat membuat tubuh menjadi lelah (Wira, 2011).

Olah raga merupakan gaya hidup sehat yang harus di biasakan sejak

kecil agar di masa mendatang tubuh kita menjadi sehat dan tidak

gampang terkena penyakit. Karena semakin tua tubuh kita secara

otomatis daya tahannya akan semakin menurun. Dengan olah raga akan

menghambat penurunan daya tahan tersebut (Rio, 2009).

Beberapa manfaat olah raga bagi kesehatan :

1) Meningkatkan kemampuan otak

Olah raga dapat meningkatkan kadar oksigen di dalam darah

dan mempercepat sirkulasi darah dalam tubuh terutama ke otak. Hal

tersebut dipercaya bisa meningkatkan kemampuan otak.

2) Menunda proses penuaan

Page 36: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

23

Proses penuaan merupakan hal yang alami dan pasti terjadi,

akan tetapi dengan olah raga proses tersebut bisa dikurangi lajunya.

3) Mengurangi stress

Dalam kehidupan manusia sekarang ini stress adalah penyakit

yang sering terjadi karena tekanan hidup, tekanan pekerjaan,

tekanan ekonomi dan masalah-masalah kehidupan yang lain.

Dengan olah raga dapat mengurangi kadar stress dalam kehidupan.

4) Meningkatkan daya tahan tubuh

Aktivitas olahraga dapat meningkatkan hormon-hormon

dalam otak seperti adrenalin, serotonin, dopamin dan endorfin,

dimana hormon-hormon tersebut berfungsi untuk meningkatkan

daya tahan tubuh.

5) Menambah rasa percaya diri

Dengan olah raga yang teratur dapat mengontrol berat

badan, sehingga dapat mencapai berat badan ideal dan memperoleh

postur tubuh yang proporsional yang secara langsung dapat menambah

rasa percaya diri.

Banyak orang sudah mengetahui bahwa salah satu cara untuk menjaga

kesehatan adalah dengan berolah raga. Dengan berolah raga selain

kesehatan terjaga, postur tubuh pun bisa terjaga dengan proporsional.

Sayangnya banyak sekali orang yang mengabaikan masalah olah raga

ini. Tidak sempat, capek atau tidak ada teman lah ini lah alasan orang

tidak melakuka n olahraga.

Page 37: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

24

Beberapa ciri-ciri fisik yang terdapat pada orang-orang yang tidak

pernah melakukan olah raga (Anne, 2010) :

1) Bentuk tubuh yang tidak proposional, hal ini terjadi karena

penumpukan lemak yang berlebihan pada bagian tubuh tertentu

seperti bagian lengan, paha dan perut.

2) Berat badan yang berlebihan (kegemukan).

3) Sering terkena penyakit akibat kebugaran tubuh kurang terjaga

atau lemahnya daya tahan tubuh.

4) Wajah yang terlihat tidak cerah (terlihat lesu) dan terlihat tidak

bersemangat.

5) Sering mengantuk terutama pada pagi hari.

6) Mudah sekali lelah, nafas tersengal sengal pada saat jalan

kaki jauh atau menaiki tangga.

7) Sering mengalami gangguan otot seperti mudah kram atau

otot-otot kaku karena otot elastisitas dan kelenturannya

berkurang.

8) Semua orang pasti sadar bahwa olah raga adalah aktivitas untuk

melatih tubuh tidak secara jasmani saja tetapi juga rohani.

Dengan berolah raga tubuh akan menjadi terlatih dan hasil yang

dicapai tubuh menjadi sehat karena metabolisme di dalam tubuh

berjalan secara optimal dan tubuh tidak akan gampang terkena

penyakit.

Page 38: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

25

Berdasarkan fungsinya olah raga dapat dibagi menjadi 2 kelompok

(Sutini, 2008):

1) Olah raga endurance

Olah raga yang ditujukan untuk melatih ketahanan jantung

dan paru-paru. Latihan-latihan pada kategori ini bermanfaat

membakar kalori yang disertai dengan peningkatan aktivitas kerja

jantung memompa darah, dan meningkatkan aktivitas paru-paru

dalam menyuplai oksigen. Olah raga yang termasuk kategori ini

antara lain: senam aerobic, joging, dan jalan kaki.

2) Strength training

Olah raga yang ditujukan untuk melatih otot-otot bagian tubuh

tertentu sehingga bagian tubuh yang dilatih akan menjadi kuat.

Yang termasuk kategori olah raga ini latihan mengangkat dumbel.

Otot yang dilatih adalah otot-otot lengan.

c. Perilaku tidak merokok

1) Perilaku Merokok

Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang lazim

ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Dari segi kesehatan, tidak ada

satu titik yang menyetujui atau melihat manfaat yang dikandungnya.

Merokok adalah salah satu kebiasaan atau pola hidup tidak sehat.

Bahkan jumlah perokok meningkat dari tahun ke tahun (Sari,2006).

Namun tidak mudah untuk menurunkan terlebih menghilangkannya.

Page 39: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

26

Karena itu gaya hidup ini dianggap sebagai faktor risiko dari berbagai

macam penyakit. (Edi, 2006).

Topik mengenai bahaya rokok sudah sering dibicarakan baik di

forum-forum resmi maupun obrolan sehari-hari, namun jumlah

perokok yang ada di Indonesia maupun di dunia semakin

meningkat. Meskipun sebenarnya para perokok sudah mengetahui

bahaya rokok tetapi tetap saja merokok demi memenuhi kepuasan

batinnya. Berbagai alas an digunakan untuk melancarkan aksinya, ada

yang bilang untuk mengurangi stress, sudah kecanduan, sebagai teman

atau bahkan sebagai penyumbang pendapatan negara. Untuk alasan

yang terakhir memang industri rokok khususnya di Indonesia

menjadi penyumbang pendapatan negara yang besar.

Bahkan pola hidup tidak sehat ini sudah dimulai oleh kalangan

di bawah umur(Ari, 2011). Situasi lain yang lebih memprihatinkan

adalah bahwa ada 85,4 persen perokok aktif merokok di dalam

rumah bersama anggota keluarga, sehingga dapat berakibat buruk

terhadap kesehatan anggota keluarga lain khususnya anak-anak.

Pengaruh rokok terhadap kesehatan tidak hanya bagi perokok

aktif namun juga orang-orang yang berada disekitar perokok, yang

dinamakan perokok pasif. Bagi perokok aktif pengaruh rokok

terhadap kesehatannya tergantung pada jumlah dan lama seseorang

mengkonsumsi rokok. Semakin lama dan banyak seseorang

mengkonsumsi rokok maka semakin banyak pengaruh kesehatan yang

Page 40: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

27

akan ditimbulkan. Seseorang dikatakan sebagai perokok ringan bila

rokok yang dihisap kurang dari 10 batang/hari, perokok sedang

bila rokok yang dihisap 11-20 batang/hari, dan sebagai perokok

berat bila mengkonsumsi rokok lebih dari 21 batang/hari.

2) Kandungan Rokok

Dalam sebatang rokok mengandung lebih dari 4000 zat dan

2000 diantaranya mempunyai dampak yang tidak baik bagi kesehatan

tubuh, diantaranya adalah bahan radioaktif (polonium-201) dan

bahan-bahan yang digunakan di dalam cat (acetone), pencuci lantai

(ammonia), ubat gegat (naphthalene), racun serangga (DDT), racun

anai-anai (arsenic), gas beracun (hydrogen cyanide) dan banyak lagi

lainnya (Sari,2006).

Zat pada rokok yang paling berbahaya adalah Tar, Nikotin dan

Karbon Monoksida. Tar mengandung kurang lebih empat puluh tiga

bahan yang menjadi penyebab kanker atau yang disebut dengan

karsinogen. Nikotin mempunyai zat dalam rokok yang dapat

menyebabkan ketagihan, inilah mengapa perokok sulit menghentikan

kebiasaan buruknya. Nikotin merupakan zat pada rokok yang beresiko

menyebabkan penyakit jantung, 25 persen dari para pengidap

penyakit jantung disebabkan oleh kegiatan merokok (Ari, 2007).

Beberapa zat kandungan rokok lainnya dikenal mempunyai

efek yang merugikan tulang dan kulit. Beberapa bahan kimia dalam

asap rokok di antaranya adalah sebagai berikut:

Page 41: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

28

a) Sianida adalah senyawa kimia yang mengandung kelompok cyano.

b) Benzene juga dikenal sebagai bensol merupakan senyawa kimia

organik yang mudah terbakar dan cairan tidak berwarna.

c) Cadmium sebuah logam yang sangat beracun dan radioaktif

yang ditemukan baterai.

d) Metanol (alkohol kayu) adalah alkohol yang paling sederhana yang

juga dikenal sebagai metil alkohol.

e) Asetilena (bahan bakar yang digunakan dalam obor las)

merupakan senyawa kimia tak jenuh yang juga merupakan

hidrokarbon alkuna yang paling sederhana.

f) Amonia ditemukan di mana-mana di lingkungan tetapi sangat

beracun dalam kombinasi dengan unsur-unsur tertentu.

g) Formaldehida cairan yang sangat beracun yang digunakan untuk

mengawetkan mayat.

h) Hidrogen sianida adalah racun yang digunakan sebagai

fumigan untuk membunuh semut. Zat ini juga digunakan sebagai

zat pembuat plastik dan pestisida.

i) Arsenik adalah bahan yang terdapat dalam racun tikus.

3) Bahaya Rokok

Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung,

impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin. Peringatan bahaya

rokok yang tercantum di bungkus rokok hanya sebagian kecil

bahaya dari rokok, sebagian lain diantaranya bermacam-macam

Page 42: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

29

kanker (kanker mulut, kanker esofagus, kanker tekak, kanker

pankreas, kanker payudara, kanker paru-paru, penyakit saluran

pernafasan kronik, stroke, penyakit jantung, kemandulan, melahirkan

bayi yang cacat, keguguran bayi, bronkitis, batuk, dan lain sebagainya

(Devi, 2009).

Menurut WHO (2008) lebih dari satu miliar perokok yang

hidup saat ini, 500 juta akan terbunuh oleh tembakau dengan

kecenderungan antara 2005 dan 2030, 175 orang akan terbunuh.

Berbagai hasil penelitian baik dalam maupun luar negeri

menunjukkan bahwa perilaku merokok terbukti dapat berdampak

buruk terhadap kesehatan dan ekonomi keluarga. Badan Kesehatan

Dunia (WHO) memperkirakan jumlah kematian di dunia akibat

konsumsi rokok pada tahun 2030 akan mencapai 10 juta orang setiap

tahunnya dan sekitar 70% diantaranya terjadi di Negara berkembang

termasuk Indonesia (Bambang, 2008).

Menghisap asap rokok orang lain lebih berbahaya daripada

bagi si perokok itu sendiri. Asap Utama adalah asap rokok yang

terhisap langsung masuk ke paru-paru perokok lalu di hembuskan

kembali. Asap Sampingan adalah asap rokok yang dihasilkan oleh

ujung rokok yang terbakar. Udara yang mengandung asap rokok akan

mengganggu kesehatan, karena asap rokok mengandung banyak zat-

zat berbahaya, diantaranya :

Page 43: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

30

a) Tar, mengandung bahan kimia yang beracun, sebagainya merusak

sel paru-paru dan meyebabkan kanker.

b) KarbonMonoksida (CO), gas beracun yang dapat mengakibatkan

berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen.

c) Nikotin, salah satu jenis obat perangsang yang dapat merusak

jantung dan sirkulasi darah, nikotin membuat pemakainya

kecanduan.

Selama beberapa tahun terakhir, para ilmuwan telah

membuktikan bahwa zat- zat kimia yang dikandung asap rokok

dapat mempengaruhi orang-orang tidak merokok di sekitarnya.

Perokok pasif dapat meningkatkan risiko penyakit kanker paru –

paru dan jantung koroner. Lebih dari itu menghisap asap rokok orang

lain dapat memperburuk kondisi pengidap penyakit antara lain:

a) Angina, nyeri dada akibat penyempitan pembuluh darah pada

jantung.

b) Asma, mengalami kesulitan bernafas.

c) Alergi, iritasi akibat asap rokok.

Page 44: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

31

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Pikir

Hasil konferensi United National World Assembly on Ageing tahun 1989 dan

UU Nomor 13 Tahun 1998 menyebutkan bahwa lansia adalah individu yang

berusia mencapai 60 tahun keatas. Permasalahan kesehatan yang terjadi pada

lansia tidak lepas dari proses penuaan (ageing process). Menua bukanlah suatu

penyakit tetapi merupakan proses yang berangsur – angsur mengakibatkan

perubahan yang kumulatif, merupakan proses penurunan daya tahan tubuh dalam

menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh yang berakhir dengan

kemataian. Perubahan tersebut menyebabkan perubahan perilaku pada lansia tidak

terkecuali pola hidup lansia tersebut.

Menurut Depkes RI (1997), pola hidup sehat adalah segala upaya untuk

menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan

menghindari kebiasaan yang buruk yang dapat mengganggu kesehatan.

Indikator pola hidup sehat antara lain: perilaku tidak merokok, pola makan sehat

dan seimbang dan aktivitas fisik yang teratur.

Page 45: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

32

B. Kerangka Konsep

Berdasarkan pemikiran tersebut diatas, maka kerangka konsep dalam

penelitian ini adalah:

Gambar 1.Kerangka konsep penelitian

Ket :

= variabel independen yang diteliti

= variabel independen yang tidak diteliti

= variabel dependen

= hubungan antara variabel

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian terdiri dari variabel independen dan variabel dependen.

1. Variabel independen (bebas) yaitu pola makan sehat dan seimbang serta

aktivitas fisik yang teratur

2. Variabel dependen (terikat) yaitu pola hidup sehat pada lansia

Pola makan sehat dan seimbang

Aktivitas fisik yang teratur

Perilaku Tidak Merokok

Pola hidup sehat

pada lansia

Page 46: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

33

D. Definisi Operasional dan Kriteria obyektif

Defenisi operasinal adalah proses perumusan atau pemberian arti/makna

pada masing-masing untuk kepentingan akurasi komunikasi dan replikasi agar

memberikan pemahaman yang sama pada setiap orang mengenai variabel –

variabelyang diangkat dalam suatu penelitian. (Nursalam, 2008).

1. Lansia

Lansia dalam penelitian ini adalah seseorang yang berusia di atas 60

tahun yang berdomisili di Kelurahan Rahandouna Kota Kendari

2. Pola hidup sehat

Pola hidup sehat dalam penelitian ini adalah cara hidup seseorang

untuk mempertahankan status kesehatan sehingga ia mampu menjalani

kehidupan sehari – hari dengan performa terbaiknya. Pola hidup sehat ini

menggunakan intrumen penelitian HPLP II (health promotion life style) yang

dikembangkan oleh Susan Noble Walker (1995). Pertanyaan untuk pola hidup

sehat terdiri dari 17 pertanyaan dimana 9 pertanyaan pola makan sehat dan

seimbang serta 8 pertanyaan untuk aktivitas fisik yang teratur yang dinilai

berdasarkan skala Likert skor 1 sampai 4, dimana:

a. skor 4 = selalu c. skor 2 = kadang – kadang

b. skor 3 = sering d. skor 1 = tidak pernah

Persentase skor tinggi = 17 x 4 = 68 x

Persentase skor rendah = 17 x 1 = 17 y

Sehingga : Range (R) = x - y = 68 – 17 = 51

Page 47: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

34

Interval (I) = R/K(kategori sehat dan tidak terjadi sehat)

= 51 / 2= 25,5 , Maka I = 25,5

Kriteria objektif:

a. Skor 17 – 42,5 : tidak sehat

b. Skor 42,6 – 68 : sehat

3. Pola Makan sehat dan seimbang

Pola makan sehat dan seimbang adalah pola konsumsi pangan

seseorang untuk memenuhi kebutuhan nutrisi sehingga ia tetap sehat meliputi

jenis (terdiri dari sumber karbohidrat, sumber protein hewani dan nabati,

lemak serta sumber vitamin dan mineral), kuantitas, cara pengolahan

makanan. Pola makan ini diukur menggunakan intrumen penelitian HPLP II

(health promotion life style) yang dikembangkan oleh Susan Noble Walker

(1995). Pertanyaan untuk pola makan sehat dan seimbang terdiri dari 9

pertanyaan yang dinilai berdasarkan skala Likert skor 1 sampai 4, dimana:

a. skor 4 = selalu c. skor 2 = kadang – kadang

b. skor 3 = sering d. skor 1 = tidak pernah

Persentase skor tinggi = 9 x 4 = 36 x

Persentase skor rendah = 9 x 1 = 9 y

Sehingga : Range (R) = x - y = 36 – 9 = 27

Interval (I) = R/K(kategori sehat dan tidak terjadi sehat)

= 27 / 2= 13,5 , Maka I = 13,5

Kriteria objektif:

a. Skor 9 – 22,5 : tidak sehat

Page 48: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

35

b. Skor 22,6 – 36 : sehat

4. Aktivitas fisik yang teratur

Aktivitas fisik yang teratur adalah pergerakan tubuh yang

menyebabkan pengeluaran energi, meliputi aktivitas sehari – hari, olahraga

dan istirahat. Aktivitas fisik ini diukur menggunakan intrumen penelitian

HPLP II (health promotion life style) yang dikembangkan oleh Susan Noble

Walker (1995). Pertanyaan untuk aktivitas yang teratur terdiri dari 8

pertanyaan yang dinilai berdasarkan skala Likert skor 1 sampai 4, dimana:

a. skor 4 = selalu c. skor 2 = kadang – kadang

b. skor 3 = sering d. skor 1 = tidak pernah

Persentase skor tinggi = 8 x 4 = 32 x

Persentase skor rendah = 8 x 1 = 8 y

Sehingga : Range (R) = x - y = 32 – 8 = 24

Interval (I) = R/K(kategori sehat dan tidak terjadi sehat)

= 24 / 2= 12 , Maka I = 12

Kriteria objektif:

a. Skor 8 – 20 : tidak teratur

b. Skor 21 – 32 : teratur

Page 49: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

36

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain deskriptif survey.

Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang di lakukan dengan

tujuan utama untuk membuka gambaran atau diskriptif tentang suatu keadaan secara

objebtif. Metode penelitian diskriptif di gunakan untuk memecahkan dan menjawab

permasalahan yang sedang dihadapi stuasi sekarang (Notoatmodjo, 2002). Penelitian ini

bertujuan untuk mendapatkan gambaran pola hidup sehat pada lansia di Kelurahan

Rahandouna Kota Kendari Tahun 2017.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di salah satu wilayah kerja Puskemas

Poasia yaitu: Kelurahan Rahandouna yang memiliki 6 RT yaitu RT 24, RT 25, RT

26, RT 27, RT 28 dan RT 29

2. Waktu penelitian

Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 14 – 20 Juli 2017.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang akan diteliti

(Notoatmodjo, 2002). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah lansia di

salah satu wilayah kerja Puskesmas Poasia yaitu Kelurahan Rahandouna yang

Page 50: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

37

berusia diatas 60 tahun sebanyak 114 orang dengan persebaran di RT 24 sebanyak

15 orang (13 %) , RT 25 sebanyak 33 orang (29 %), RT 26 sebanyak 15 orang (13

%), RT 27 sebanyak 28 orang (25 %), RT 28 sebanyak 15 orang (13 %) dan RT 29

sebanyak 8 orang ( 7 %).

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian dari

karakteristik yang dimilki oleh populasi (Hidayat, 2007). Sampel terdiri dari bagian

populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai

Dalam pengambilan sampel, peneliti berpedoman pada Suharsimi Arikunto

yang menyatakan bahwa: Apabila subyek kurang dari 100, lebih baik diambil

semua sehingga penelitiannya adalah penelitian populasi. Tetapi jika subyeknya

besar (lebih dari 100), dapat diambil 15 %, 25 %, 35 %, atau lebih tergantung

setidak-tidaknya dari:

a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu

b. Sempit luasnya lahan wilayah pengamatan dari setiap subyek karena hal ini

menyangkut banyak sedikitnya dana

c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang

resikonya besar, tentu saja jika sampelnya besar hasilnya lebih baik

Sehubungan dengan keterbatasan waktu dan biaya, sehingga tidak mungkin

mengambil sampel dari semua populasi yang ada. Maka dari itu peneliti mengambil

sampel yang dianggap representatif. Sehingga besar sampel yang diambil dalam

penelitian ini adalah sebanyak 35 % dari 114 orang atau 40 orang lansia yang ada di

Kelurahan Rahandouna

Page 51: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

38

Pengambilan jumlah sampel dengan mengikuti teknik sampling. Teknik

sampling adalah teknik pengambilan sampel (Sugiyono, 2012). Adapun teknik

pengambilan sampel, dengan menggunakan teknik proportionate stratified

random sampling. Alasan menggunakan teknik ini karena yang menjadi populasi

dalam penelitian ini hanya lansia yang berada di Kelurahan Rahandouna yang

terbagi atas 6 RT. Agar semua RT dapat terwakili, maka sampel diambil dari

masing-masing RT dengan proporsi sama. Prosedur pengambilan sampel adalah

dengan cara undian. Alasan menggunakan undian adalah bagi peneliti cukup

sederhana dan memungkinkan ketidakadilan dapat dihindari.

Adapun penjabarannya dalam pengambilan sampel pada setiap RT adalah:

a. RT 24 = 35 % × 15 = 5 orang

b. RT 25 = 35 % × 33 = 12 orang

c. RT 26 = 35 % × 15 = 5 orang

d. RT 27 = 35 % × 28 = 10 orang

e. RT 28 = 35 % × 15 = 5 orang

f. RT 29 = 35 % × 8 = 3 orang

Adapun kriteria sampel pada penelitian ini adalah:

a. Kriteria Inklusi

1) Seorang lansia yang berusia diatas 60 tahun

2) Lansia yang berdomisili di Kelurahan Rahandouna, Kecamatan Poasia

3) Lansia yang mampu membaca, menulis, serta berkomunikasi menggunakan

Bahasa Indonesia

4) Lansia yang bersedia menandatangani surat pernyataan persetujuan menjadi

Page 52: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

39

responden (Inform Concent)

b. Kriteria Eksklusi

1) Seorang lansia yang berusia dibawah 60 tahun

2) Lansia yang tidak berdomisili di Kelurahan Rahandouna, Kecamatan Poasia

3) Lansia yang tidak mampu membaca, menulis serta berkomunikasi

menggunakan Bahasa Indonesia

4) Lansia yang tidak bersedia menandatangani surat pernyataan persetujuan

menjadi responden (Inform Concent)

D. Cara Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer diperoleh langsung dari responden mengenai pola hidup sehat

lansia. Untuk memeproleh data atau informasi dari responden, peneliti menggunakan

intrumen penelitian berupa kuesioner.

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh melalui hasil pencatatan dan pelaporan (dokumentasi)

pada pelayanan kesehatan lanjut usia di Puskesmas Poasia Kota Kendari.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini merupakan data primer yang diambil dari kuesioner:

1. Intrumen pertama berupa pertanyaan menegenai data demografi responden yang

terdiri dari nama, jenis kelamin, umur, status pernikahan, tingkat pendidikan,

alamat, pekerjaan, suku, agama, serta tanggal wawancara.

2. Health promotion life style (HPLP – II) adalah instrumen yang digunakan untuk

menilai pola hidup sehat seseorang. HPLP – II dikembangkan oleh Susan Noble

Page 53: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

40

Walker (1995) dan berisi 52 pertanyaan dengan skala Likert untuk mengkaji pola

hidup sehat responden. HPLP-II terdiri dari enam sub-skala yang mengukur

pola hidup responden terkait tanggung jawab pemeliharaan kesehatan (9 item),

aktivitas fisik (8 item), status nutrisi (9 item), perkembangan spiritual (9 item),

hubungan interpersonal (9 item) dan managemen stress (8 item). Peneliti

memodifikasi instrumen tersebut menyesuaikan dengan variabel yang diteliti yaitu

aktifitas fisik (8 item) dan pola makan (10 item). Instrumen ini menggunakan 4

titik skala Likert, dimana angka 1 mencerminkan jawaban tidak pernah, 2 berarti

kadang-kadang, 3 mewakili jawaban sering dan 4 berarti selalu.

F. Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

a. Coding

Merupakan proses memberikan kode pada masing-masing jawaban untuk

memudahkan pengolahan data dan pengisian kode berdasarkan ketentuan sesuai

yang ada didefinisi operasional.

b. Editing

Merupakan proses untuk meneliti kelengkapan data yang diperoleh melalui

wawancara, sehingga validitas, kesempurnaan dan kesinanambungan data dapat

terjamin.

c. Processing

Setelah semua isian terisi dan benar, langkah selanjutnya adalah memproses

data agar dapat dianalisa. Proses data dilakukan dengan cara mengentri data hasil

kuisioner ke komputer.

Page 54: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

41

d. Cleaning

Yaitu kegiatan pengecekan kembali data-data yang sudah dientri, apakah ada

kesalahan atau tidak.

2. Analisa Data

Analisa data dilakukan terhadap tiap-tiap variabel penelitian yang seluruh

teknik pengolahan data dilakukan secara komputerisasi dengan menggunakan

Microsoft Office Excel 2016.

Rumus analisa univariat :

f

P = × 100%

n

Ket :

f = Frekuensi yang sedang dicari presentasenya

n = Total sampel

P = Angka presentasi ( Sugioyono, 2010 )

3. Penyajian Data

Penyajian data pada penelitian ini yaitu dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi yang kemudian dinarasikan secara deskriptif variabel yang diteliti.

G. Etika Penelitian

Pada penelitian ini peneliti perlu mendapatkan adanya suatu rekomendasi dari

institusi atas pihak lain dengan mengajukan permohonan izin pada institusi tempat

penelitian yang dalam hal ini adalah pihak Kelurahan Rahandouna Kota Kendari. Setelah

Page 55: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

42

mendapat persetujuan, maka peneliti baru dapat melakukan penelitian dengan

menekankan masalah etika yang meliputi:

1 Informed Consent

Lembar persetujuan ini diberikan pada subyek yang akan diteliti,

tujuannya adalah subyek mengetahui maksud dan tujuan peneliti serta

dampak yang diteliti selama pengumpulan data. Jika subyek bersedia

diteliti maka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika menolak

maka peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati hak-hak subyek

2 Anonimity

Untuk menjaga kerahasiaan identitas subyek, peneliti tidak akan

mencantumkan nama subyek pada lembar pengumpulan data yang diisi

oleh subyek, lembar tersebut hanya diberi kode yang diketahui oleh peneliti

saja.

3 Confidentiality

Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti. Hanya

kelompok data tertentu saja yang akan dilapor sebagai hasil penelitian.

Page 56: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

43

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

a. Sejarah Singkat Kelurahan Rahandouna

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1987, maka

wilayah Kecamatan Poasia Terdiri Dari Desa Lapulu, Desa Talia, Desa

Anggoeya, Desa Nambo, Desa Abeli, Desa Bungkutoko, Desa Sambuli

Dan Desa Anduonohu.

Pada tahun 1981 status Desa berubah menjadi Kelurahan yakni

Kelurahan Anduonohu, Kelurahan Anggoeya, Kelurahan Kambu,

Kelurahan Lapulu, Kelurahan Talia, Kelurahan Abeli, Kelurahan Sambuli,

Kelurahan Bungkutoko. Lalu pada tahun 1993 terjadi pemekaran menjadi

10 kelurahan yaitu Kelurahan Anduonohu, Kelurahan Anggoeya,

Kelurahan Kambu, Kelurahan Lapulu, Kelurahan Talia, Kelurahan Abeli,

Kelurahan Sambuli, Kelurahan Bungkutoko, Kelurahan Tobimeita dan

Kelurahan Nambo.

Pada tahun 1997 akibat perkembangan penduduk terjadi pemekaran

dari 10 kelurahan menjadi 18 kelurahan yaitu: Kelurahan Mokoau,

Kelurahan Kambu, Kelurahan Anduonohu, Kelurahan

Rahandouna,Kelurahan Anggoya, Kelurahan Matabubu,Kelurahan

Lapulu, Kelurahan Puday, Kelurahan Abeli, Kelurahan Benuanirai,

Page 57: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

44

Kelurahan Tobimeita, Kelurahan Anggalomalai, Kelurahan Nambo,

Kelurahan Petoaha, Kelurahan Talia, Kelurahan Poasia, Kelurahan

Sambuli, dan Kelurahan Tondonggeu.

Dengan keluarnya undang-undang nomor 22 tahun 1999 tentang

pemerintahan daerah, kota madya daerah tingkat II kendari menjadi kota

kendari berdasarkan peraturan daerah nomor 1 tahun 2003. Paada tahun

2003 itu akibat perkembangan penduduk Kecamatan Poasia dimekarkan

menjadi dua kecamatan yaitu Kecamatan Abeli dan Kecamatan Poasia.

Kecamatan poasia setalah pemekaran tinggal 8 kelurahan yaitu Kelurahan

Kambu, Kelurahan Mokoau, Kelurahan Rahandouna, Kelurahan

Anggoeya, Kelurahan Matabubu, Kelurahan Padaleu, Kelurahan

Anduonohu dan Kelurahan Lalolara.

Kecamatan poasia pada tahun 2006 dimekarkan kembali untuk kedua

kalinya yaitu terdiri dari Kecamatan Poasia dan Kecamatan Kambu.

Kecamatan Poasia terdiri dari 4 kelurahan yaitu Kelurahan Rahandouna,

Kelurahan Anggoeya, Kelurahan Anduonohu.

b. Keadaan Geografis Kelurahan Rahandouna

Kelurahan Rahandouna merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan

Poasia Kota Kendari, terletak sekitar 2 km dari Ibukota Provinsi Sulawesi

Tenggara, 5 km dari Jarak ke Ibukota Kendari dan 0,3 km ke Ibukota

Kecamatan Poasia. Kelurahan Rahandouna terletak 3085’59” – 401’01”

lintang selatan dan 122032’31” – 122035’46” bujur timur. Sebagian besar

wilayah Kelurahan Rahandouna merupakan dataran rendah dan sebagian

Page 58: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

45

merupakan perbukitan sehingga sangat ideal untuk pemukiman. semua

batas wilayah Kelurahan Rahandouna dapat dilihat pada penjelasan

dibawah ini:

1) Sebelah utara berbatasan dengan Teluk Kendari

2) Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Anggoeya

3) Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Konda

4) Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Anduonohu

Luas wilayah Kelurahan Rahandouna sekitar 12.750 km2 atau 29,85 %

dari luas daratan Kota Kendari dengan jumlah penduduk tahun 2015

sebanyak 12.204 jiwa atau 40 % dari jumlah penduduk Kecamatan Poasia

serta tingkat kepadatan penduduk 938,75 orang/km 2 .

c. Keadaan Sosiodemografi Kelurahan Rahandouna

Penduduk adalah orang atau sejumlah orang yang menempati suatu

wilayah tertentu dalam jangka waktu tertentu. Data tentang kependudukan

sangat penting artinya di dalam menghitung sebaran jumlah penduduk,

usia penduduk, pekerjaan, pendapatan dan pendidikan. Data ini bisa

diperoleh dari laporan penduduk, sensus penduduk dan survei penduduk.

Jumlah penduduk di wilayah Kelurahan Rahandouna tahun 2015

sebanyak 12.204 jiwa (40,10 % total penduduk Kecamatan Poasia) yang

sebagian besar adalah suku Muna (52 %). Penduduku Kelurahan

Rahandouna didominasi oleh laki – laki dengan jumlah 6.168 jiwa

Page 59: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

46

dibandingkan perempuan hanya 5.836 dengan rasio jenis kelamin sebesar

105,69.

Agama yang dianut penduduk di wilayah Kelurahan Rahandouna

adalah agama Islam (93,90 %), Kristen (3,15 %), Katolik (1,60 %), Hindu

(0,85 %) dan Budha (0,5 %). Sarana ibadah berupa mesjid dan mushala 13

unit. Bahasa pengantar sehari-hari yang dipergunakan masyarakat

Kelurahan Rahandouna adalah Bahasa Indonesia.

Seluruh dusun dalam wilayah kerja Kelurahan Rahandouna dapat

dijangkau dengan kendaraan roda dua maupun roda empat. Wilayah

Kelurahan Rahandouna merupakan daerah pengembangan yang ditandai

dengan pesatnya pertambahan pemukiman ataupun perumahan.

Perkembangan ini diikuti dengan pertambahan sarana prasarana sosial

kemasyarakatan.

2. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di RT 24, RT 25, RT 26, RT 27, RT 28 dan

RT 29 Kelurahan Rahandouna Kota Kendari selama 5 hari, yaitu dari tanggal

14 Juli 2017 sampai 18 Juli 2017 dengan jumlah sampel sebanyak 40

responden terhadap lansia yang berada di Kelurahan Rahandouna Kota

Kendari. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Hasil penelitian ini

di bagi atas karakteristik umum responden serta distribusi frekuensi dan

persentase variabel penelitian. Untuk lebih jelasnya diuraikan sebagai berikut:

a. Karakteristik Umum Responden

Page 60: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

47

Analisis ini dilakukan untuk melihat secara umum karakterisik

responden dan karakteristik objek penelitian dengan mendeskripsikan

berdasarkan ciri-ciri setiap sampel yang diteliti sebagai berikut :

1) Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Adapun karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

sebagaimana diuraikan pada tabel 5.1 di bawah ini:

Tabel 5.1

Distribusi Jenis Kelamin Responden di Kelurahan Rahandouna

Kota Kendari Tahun 2017

No Jenis Kelamin Frekuensi (f) Persentase (%)

1 Laki - Laki 28 70.00%

2 Perempuan 12 30.00%

Total (n) 40 100,00%

Sumber: Data Primer 2017

Tabel 5.1 distribusi jenis kelamin responden di Kelurahan

Rahandouna Kota Kendari tahun 2017 menunjukkan bahwa dari 40

responden yang paling banyak adalah berjenis laki – laki sebanyak 28

orang (70,00%) sedangkan perempuan sebanyak 12 orang (30,00%).

2) Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Adapun karakteristik responden berdasarkan umur

sebagaimana diuraikan pada tabel 5.2 di bawah ini:

Tabel 5.2

Distribusi Umur Responden di Kelurahan Rahandouna

Kota Kendari Tahun 2017

No Umur Frekuensi (f) Persentase (%)

1 60 - 69 Tahun 21 52.50%

2 70 - 79 Tahun 13 32.50%

Page 61: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

48

3 80 - 90 Tahun 4 10.00%

4 > 90 Tahun 2 5.00%

Total (n) 40 100,00%

Sumber: Data Primer 2017

Tabel 5.2 distribusi umur responden di Kelurahan Rahandouna

Kota Kendari tahun 2017 menunjukkan bahwa dari 40 responden yang

paling banyak adalah yang berumur 60 – 69 tahun sebanyak 21 orang

(52,50%) dan yang paling sedikit adalah umur > 90 tahun sebanyak 2

orang (5,00%).

3) Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir

Adapun karakteritik responden berdasarkan tingkat pendidikan

terakhir sebagaimana diuraikan pada tabel 5.3 di bawah ini:

Tabel 5.3

Distribusi Tingkat Pendidikan Terakhir Responden di

Kelurahan Rahandouna Kota Kendari Tahun 2017

No Tingkat Pendidikan Terakhir Frekuensi (f) Persentase (%)

1 SD/ SR 14 35.00%

2 SMP 6 15.00%

3 SMA 11 27.50%

4 Perguruan Tinggi 3 7.50%

5 Tidak Sekolah 6 15.00%

Total (n) 40 100,00%

Sumber: Data Primer 2017

Tabel 5.3 distribusi tingat pendidikan terakhir responden di

Kelurahan Rahandouna Kota Kendari tahun 2017menunjukkan bahwa

dari 40 responden yang paling banyak adalah tingkat pendidikan

SD/SR sebanyak 14 orang (35,00%) dan yang paling sedikit adalah

tingkat pendidikan perguruan tinggi sebanyak 3 orang (7,50%).

Page 62: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

49

4) Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Adapun karakteritik responden berdasarkan pekerjaan

sebagaimana diuraikan pada tabel 5.4 di bawah ini:

Tabel 5.4

Distribusi Pekerjaan Responden di Kelurahan Rahandouna

Kota Kendari Tahun 2017

No Pekerjaan Frekuensi (f) Persentase (%)

1 Buruh 1 2.50%

2 Ibu Rumah Tangga 5 12.50%

3 Pedagang 6 15.00%

4 Pensiunan 1 2.50%

5 PNS 3 7.50%

6 Tukang Ojek 2 5.00%

7 Tani 3 7.50%

8 Wiraswasta 7 17.50%

9 Tidak Bekerja 12 30.00%

Total (n) 40 100,00%

Sumber: Data Primer 2017

Tabel 5.4 distribusi pekerjaan responden di Kelurahan

Rahandouna Kota Kendari tahun 2017 menunjukkan bahwa dari 40

responden yang paling banyak adalah yang tidak bekerja s sebanyak

12 orang (30,00%) dan yang paling sedikit adalah yang bekerja

sebagai buruh dan pensiunan yang masing – masing sebanyak 1 orang

(2,50%).

5) Karakteristik Responden Berdasarkan Suku

Adapun karakteritik responden berdasarkan umur sebagaimana

diuraikan pada tabel 5.5 di bawah ini:

Page 63: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

50

Tabel 5.5

Distribusi Suku Responden di Kelurahan Rahandouna

Kota Kendari Tahun 2017

T

a

b

e

l

5

.5 distribusi suku responden di Kelurahan Rahandouna Kota Kendari

tahun 2017 menunjukkan bahwa dari 40 responden yang paling banyak

adalah suku muna sebanyak 13 orang (32,50%) serta yang paling sedikit

adalah suku jawa dan tator yang masing – masing sebanyak 1 orang

(2,50%).

6) Karakteristik Responden Berdasarkan Agama

Adapun karakteritik responden berdasarkan umur sebagaimana

diuraikan pada tabel 5.6 di bawah ini:

Tabel 5.6

Distribusi Agama Responden di Kelurahan Rahandouna

No Suku Frekuensi (f) Persentase (%)

1 Bugis 12 30.00%

2 Buton 2 5.00%

3 Jawa 1 2.50%

4 Muna 13 32.50%

5 Makassar 3 7.50%

6 Tolaki 8 20.00%

7 Tator 1 2.50%

Total (n) 40 100,00%

Sumber: Data Primer 2017

Page 64: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

51

Kota Kendari Tahun 2017

No Agama Frekuensi (f) Persentase (%)

1 Islam 39 97.50%

2 Kristen 1 2.50%

Total (n) 40 100,00%

Sumber: Data Primer 2017

Tabel 5.6 distribusi agama responden di Kelurahan

Rahandouna Kota Kendari tahun 2017 menunjukkan bahwa dari 40

responden yang paling banyak adalah yang beragama islam sebanyak

39 orang (97,50%) dan yang paling sedikit adalah yang beragama

Kristen sebanyak 1 orang (2,50%).

b. Distribusi Frekuensi dan Persentase Variabel Penelitian

Analisis ini dilakukan untuk melihat secara umum karakterisik

responden dan karakteristik objek penelitian dengan mendeskripsikan

berdasarkan variabel yang diteliti sebagai berikut :

1) Pola Makan Sehat dan Seimbang

Adapun distribusi responden berdasarkan pola makan sehat

dan seimbang sebagaimana diuraikan pada tabel 5.7 di bawah ini:

Tabel 5.7

Distribusi Pola Makan Sehat dan Seimbang pada Lansia di

Kelurahan Rahandouna Kota Kendari Tahun 2017

No Pola Makan Sehat dan Seimbang Frekuensi (f) Persentase (%)

1 Sehat 38 95,00%

2 Tidak Sehat 2 5,00%

Total (n) 40 100,00%

Sumber: Data Primer 2017

Page 65: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

52

Tabel 5.7 distribusi pola makan sehat dan seimbang pada lansia

di Kelurahan Rahandouna Kota Kendari tahun 2017 diatas

menunjukkan bahwa dari 40 responden yang paling banyak adalah

pola makan sehat dan seimbang yang sehat sebanyak 38 orang (95,00

%) dan yang paling sedikit adalah pola makan sehat dan seimbang

yang tidak sehat sebanyak 2 orang (5,00 %).

Adapun nilai rata – rata jenis pertanyaan pola makan sehat dan

seimbang sebagaimana diuraikan pada table 5.8 di bawah ini:

Tabel 5.8

Distribusi Nilai Rata – Rata Jenis Pertanyaan Pola Makan Sehat

dan Seimbang pada Lansia di Kelurahan Rahandouna

Kota Kendari Tahun 2017

No Pertanyaan Rata - Rata

a. Mengurangi konsumsi ikan asin dan daging yang digoreng

2.55

b. Membatasi penggunaan gula dan konsumsi pemanis

buatan 2.13

c. Mengonsumsi nasi, singkong, jagung, atau sagu setiap hari

4.00

d. Mengonsumsi buah setiap hari 2.95

e. Mengonsumsi sayuran setiap hari 3.50

f. Mengonsumsi susu dan berbagai jenis olahannya setiap hari

1.90

g. Mengonsumsi daging, unggas, ikan, telur atau kelompok

kacang setiap hari 2.85

h. Sarapan setiap hari 3.58

i. Mengonsumsi 1500 ml air putih setiap hari 3.03

Sumber: Data Primer 2017

Tabel 5.8 distribusi rata – rata jenis pertanyaan pola makan

sehat dan seimbang pada lansia di Kelurahan Rahandouna Kota

Kendari tahun 2017 diatas menunjukkan dari sembilan pertanyaan

Page 66: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

53

tentang pola makan sehat dan seimbang, dua pertanyaan dengan nilai

rata – rata tertinggi adalah pertanyaan (c) tentang kebiasaan

mengonsumsi nasi maupun sumber karbohidrat lainnya dan

pertanyaan (h) tentang kebiasaan sarapan setiap hari yang masing nilai

rata – ratanya adalah 4 dan 3,58 sedangkan dua pertanyaan dengan

nilai rata – rata terendah adalah pertanyaan (f) mengenai konsumsi

susu dan berbagai jenis olahannya dan pertanyaan (b) mengenai

pembatasan penggunaan gula dan mengonsumsi pemanis buatan yang

masing – masing nilai rata – ratanya adalah 1,90 dan 2,13.

2) Aktivitas Fisik Yang Teratur

Adapun distribusi responden berdasarkan aktivitas fisik yang

teratur sebagaimana diuraikan pada tabel 5.9 di bawah ini:

Tabel 5.9

Distribusi Aktivitas Fisik yang Teratur pada Lansia di Kelurahan

Rahandouna Kota Kendari Tahun 2017

No Aktivitas Fisik Yang Teratur Frekuensi (f) Persentase (%)

1 Teratur 13 32.50%

2 Tidak Teratur 27 67.50%

Total (n) 40 100,00%

Sumber: Data Primer 2017

Tabel 5.9 distribusi aktivitas fisik yang teratur pada lansia di

Kelurahan Rahandouna Kota Kendari tahun 2017 menunjukkan

bahwa dari 40 responden yang paling banyak adalah aktivitas fisik

yang tidak teratur sebanyak 27 orang (67,50%) dan yang paling sedikit

adalah aktivitas fisik yang teratur sebanyak 13 orang (32,50%).

Page 67: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

54

Adapun nilai rata – rata jenis aktivitas fisik yang teratur

sebagaimana diuraikan pada table 5.10 di bawah ini:

Tabel 5.10

Distribusi Nilai Rata – Rata Jenis Pertanyaan Aktivitas Fisik Yang

Teratur pada Lansia di Kelurahan Rahandouna

Kota Kendari Tahun 2017

No Pertanyaan Rata - Rata

a. Melakukan olahraga secara teratur 2.08

b. Melakukan olahraga berat setidaknya 3 kali seminggu selama 20 menit atau lebih

1.30

c. Melakukan olahraga ringan selama 30 – 40 menit setidaknya 5 kali seminggu.

2.38

d. Melakukan kegiatan fisik saat rekreasi 2.30

e. Melakukan senam minimal 3 kali seminggu 1.78

f. Melakukan aktivitas fisik sehari – hari 3.68

g. Menyeimbangkan waktu bekerja dan istirahat 3.28

h. Tidur setidaknya 8 jam setiap hari 2.78

Sumber: Data Primer 2017

Tabel 5.10 distribusi rata – rata jenis pertanyaan aktivitas fisik

yang teratur pada lansia di Kelurahan Rahandouna Kota Kendari tahun

2017 diatas menunjukkan dari sembilan pertanyaan tentang aktivitas

yang tertur, dua pertanyaan dengan nilai rata – rata tertinggi adalah

pertanyaan (f) mengenai aktivitas fisik sehari – hari.dan pertanyaan (g)

mengenai menyeimbangkan waktu bekerja dan istirahat yang masing –

masing nilai rata – ratanya adalah 3,68 dan 3,28 sedangkan dua

pertanyaan dengan nilai rata – rata terendah adalah pertanyaan (b)

mengenai rutinitas melakukan olahraga berat setidaknya 3 kali

Page 68: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

55

seminggu selama 20 menit dan pertanyaan (e) mengenai rutinitas

melakukan senam minimal 3 kali seminggu yang masing – masing

nilai rata – ratanya adalah 1,30 dan 1,78.

3) Pola Hidup Sehat

Adapun distribusi responden berdasarkan pola hidup sehat

sebagaimana diuraikan pada tabel 5.11 di bawah ini:

Tabel 5.11

Distribusi Pola Hidup Sehat pada Lansia di Kelurahan Rahandouna

Kota Kendari Tahun 2017

No Pola Hidup Sehat Frekuensi (f) Persentase (%)

1 Sehat 29 72.50%

2 Tidak Sehat 11 27.50%

Total (n) 40 100,00%

Sumber: Data Primer 2017

Tabel 5.11 distribusi pola hidup sehat pada lansia di Kelurahan

Rahandouna Kota Kendari tahun 2017 menunjukkan bahwa dari 40

responden yang paling banyak adalah pola hidup yang sehat sebanyak

29 orang (72,50 %) dan yang paling sedikit adalah pola makan pola

hidup yang tidak sehat sebanyak 11 orang (27,50 %).

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis distribusi frekuensi dan persentase variabel

penelitian tentang identifikasi pola hidup sehat pada lansia di Kelurahan

rahandouna Kota Kendari tahun 2017, maka dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pola Makan Sehat dan Seimbang

Page 69: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

56

Tabel 5.7 distribusi pola makan sehat dan seimbang pada lansia di

Kelurahan Rahandouna Kota Kendari tahun 2017 menunjukkan bahwa dari 40

responden dalam penelitian ini, sebagian besar lansia melakukan pola makan

sehat dan seimbang yang sehat sebanyak 38 orang (95,00 %). Sedangkan

sebagian kecil lainnya melakukan pola makan sehat dan seimbang yang tidak

sehat sebanyak orang (5,00 %).

Hasil penelitian yang dilakukan pada 40 responden berdasarkan pola

makan sehat dan seimbang pada lansia di Kelurahan Rahandouna Kota

Kendari menunjukkan bahwa lansia yang dikategorikan melakukan pola

makan sehat yaitu sebanyak 38 orang (95,00 %)

Dilihat dari karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin terdapat

26 laki – laki (65,00 %) dan 12 perempuan (30,00 %). Berdasarkan kelompok

umur, yang tebanyak kelompok 60 – 69 tahun terdapat 21 orang (52,50 %)

dan yang terendah kelompok > 90 tahun terdapat 2 orang (5,00 %).

Berdasarkan tingkat pendidikan terakhir yang terbanyak SD/SR terdapat 13

orang (32,50 %) dan yang terendah perguruan tinggi terdapat 3 orang (7,50

%). Berdasarkan pekerjaan yang terbanyak tidak bekerja terdapat 11 orang

(27,50 %) serta yang terendah buruh dan pensiunan terdapat masing – masing

1 orang (2,50 %). Berdasarkan suku yang tebanyak suku Muna terdapat 12

orang (30,00 %) serta yang terendah suku Buton, Jawa dan Tator masing –

masing 1 orang (2,50 %). Berdasarkan agama terdapat 37 orang yang

beragama Islam (92,50 %) dan 1 orang yang beragama Kristen (2,50 %).

Page 70: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

57

Dari sembilan pertanyaan tentang pola makan sehat dan seimbang dua

pertanyaan dengan nilai rata – rata tertinggi adalah pertanyann (c) tentang

kebiasaan mengonsumsi nasi maupun sumber karbohidrat lainnya dan

pertanyaan (h) tentang kebiasaan sarapan setiap hari yang masing nilai rata –

ratanya adalah 4 dan 3,58.

Hasil penelitian yang dilakukan pada 40 responden berdasarkan pola

makan sehat dan seimbang pada lansia di Kelurahan Rahandouna Kota

Kendari menunjukkan bahwa lansia yang dikategorikan melakukan pola

makan tidak sehat yaitu sebanyak 2 orang (5 %).

Dilihat dari karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin terdapat

2 laki – laki (5,00 %). Berdasarkan kelompok umur, terdapat kelompok umur

70 – 79 tahun dan umur 80 – 90 tahun yang masing – masing sebanyak 1

orang (2,50 %). Berdasarkan tingkat pendidikan terakhir, terdapat SMP dan

SD/SR yang masing – masing sebanyak 1 orang (2,50 %). Berdasarkan

pekerjaan terdapat pedagang dan tidak bekerja yang masing – masing terdapat

1 orang (2,50 %). Berdasarkan agama terdapat 2 orang beragama Islam (5,00

%). Berdasarkan suku, suku Bugis dan Muna terdapat 1 orang (2,50 %).

Dari sembilan pertanyaan tentang pola makan sehat dan seimbang, dua

pertanyaan dengan nilai rata – rata terendah adalah pertanyaan (f) mengenai

konsumsi susu dan berbagai jenis olahannya dan pertanyaan (b) mengenai

pembatasan penggunaan gula dan mengonsumsi pemanis buatan yang masing

– masing nilai rata – ratanya adalah 1,90 dan 2,13.

Page 71: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

58

Hal ini dapat disebabkan karena berbagai factor, salah satunya

mudahnya akses informasi tentang pola makan sehat dan seimbang bagi

lansia. Stanley, Blair & Beare (2005, dalam Zulfitri, 2010)mengatakan bahwa

terdapat beberapa factor yang mempengaruhi kepatuhan maupun

ketidakpatuhan lansia dalam menjaga dan mematuhi segala yang dianjurkan

oleh tenaga kesehatan, diantaranya: interaksi nilai, pengetahuan dan

pengalaman hidup lansia, dukungan keluarga, kemampuan tenaga professional

dalam mengajarkan dan menganjurkan sesuatu serta kompleksitas cara dan

aturan hidup yang diterapkan oleh lansia. Penelitian Seeman-Lewis dan

penelitian Seeman-budros menyimpulkan bahwa orang yang tahu lebih

banyak tentang kesehatan, lebih dapat memulai perilaku pencegahan

(Freunderberg N, 2007 dalam Pradono & Sulistyowaty, 2014).

Pengetahuan tentang pola makan sehat dan seimbang dapat diperoleh

melalui pendidikan formal maupun informal. Informasi tersebut dapat

diperoleh melalui penyuluhan pada kegiatan posyandu lansia. Selain itu,

informasi juga dapat diperoleh melalui media massa seperti TV, radio, surat

kabar, media online dan lain – lain.

Fred dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa kurangnya

pengetahuan dan akses informasi menyebabkan seseorang memiliki

keterbatasan pengetahuan tentang bahaya perilaku tidak sehat sehingga

kurang motivasi untuk mengadopsi perilaku sehat (Fred C. Pampel, 2010

dalam Pradono & Sulistyowaty, 2014). Misalnya mereka yang tidak terpapar

terhadap peringatan tentang merokok, pola makan yang buruk dan kurang

Page 72: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

59

berolahraga ada kemungkinan jangka panjang yang potensial dari perilaku

tidak sehat (Smith David H, 1978 dalam Pradono & Sulistyowaty, 2014).

Sehingga peneliti mengasumsikan bahwa mudahnya akses informasi

dan baiknya pengetahuan lansia tentang pola makan sehat dan seimbang

berimplikasi pada tingginya persentase responden yang melakukan pola

makan yang sehat.

Selain itu, menurut peneliti factor yang mempengaruhi pola makan

lansia adalah dukungan keluarga. Handro (2009) dalam Zuraida, dkk (2014)

yang meneliti pengaruh factor psikososial seperti motivasi diri, persepsi,

kepercayaan diri dan dukungan keluarga terhadap pola makan pada penderita

diabetes mellitus didapati bahwa factor psikososial berpengaruh signifikan

pada pola makan penderita diabetes mellitus rawat jalan di RSUD Deli

Serdang.

Peneliti mengasumsikan hal tersebut, karena penelitian ini dilakukan

pada lansia yang masih tinggal di rumah sendiri bukan yang tinggal di panti

jompo. Sehingga, peneliti mengasumsikan adanya dukungan keluarga yang

baik pada lansia yang melakukan pola makan sehat.

Pola makan sehat meliputi pola konsumsi makanan, menu sehat

seimbang dan zat gizi seimbang. Pola konsumsi makanan jenis dan frekuensi

beragam makanan yang biasa dikonsumsi, biasanya berkembang dari pangan

setempat atau dari pangan yang telah ditanam ditempat tersebut untuk jangka

waktu yang panjang. Susanto (1993) dalam Marjan (2013), menyebutkan

bahwa kebiasaan makan yang baik adalah sebanyak dua kali atau tiga kali

Page 73: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

60

setiap hari dengan makanan yang lengkap. Sarapan merupakan kegiatan awal

yag sebaiknya dilakukan secara rutin sebelum memulai aktivitas sehari – hari.

Sarapan sangat dianjurkan untuk semua kelompok umur, baik anak – anak,

remaja, dewasa dan lansia. Sarapan dilakukan paling tidak satu jam sebelum

melakukan aktivitas karena organ pencernaan memelukan waktu agar

makanan dapat dicerna dengan sempurna (Hartoyo, 2006 dalam Marjan

2014). Menurut WKNPG (2004), kebutuhan air bagi lansia adalah 1500 ml

atau berkisar 6 gelas.

Fatimah (2010) mengatakan makanan yang kurang seimbang akan

memperburuk kondisi lansia yang memperburuk kondisi lansia yang secara

alami memang sudah menurun dibandingkan usia dewasa, kebutuhan gizi

pada lansia umumnya mengalami penurunan lebih rendah karena adanya

penurunan metabolisme basal.

Diungkapkan oleh pakar gizi Fakultas Kedokteran Universitas

Diponegoro (FK UNDIP), Prof. Muhammad Sulchan, sekitar 90 % penyakit,

baik fisik maupun mental disebabkan oleh pola dan jenis makanan (Siaputra,

dkk, 2014). hal ini telah dibuktikan dalam berbagai penelitian salah satunya

penelitian yang dilakukan oleh Ridwan dan Nurwanti (2013) pada lanjut usia

di Kecamatan Kasihan Bantul Yogyakarta yang menunjukkan hubungan yang

sangat erat antara konsumsi junk food dengan kejadian hipertensi dimana nilai

p value = 0,002 dan odds ratio (OR) = 4,083 yang menunjukkan bahwa lansia

yang mengonsumsi junk food 4 kali beresiko terkena hipertensi dibandingkan

yang tidak

Page 74: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

61

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Zuraida, dkk (2014) dengan judul “deskriptif gaya hidup lansia yang tinggal

bersama keluarga dan di PSTW Khusnul Khotimah”, yang diperoleh sebanyak

56 responden yang tinggal bersama keluarga (50,5 %) memiliki pola makan

yang sehat.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Dewi & Afridah (2012) dengan judul “pola makan lansia penderita asam

urat di Posyandu Lansia Kelurahan Wonokromo Surabaya”, yang diperoleh

sebanyak 8 responden (57 %) memiliki pola makan yang kurang baik.

2. Aktivitas Fisik Yang Teratur

Tabel 5.9 distribusi aktivitas fisik yang teratur pada lansia di

Kelurahan Rahandouna Kota Kendari tahun 2017 menunjukkan bahwa dari

40 responden dalam penelitian ini, sebagian besar lansia melakukan aktivitas

fisik yang tidak teratur sebanyak 27 orang (67,50 %). Sedangkan sebagian

kecil lainnya melaukan aktivitas fisik yang teratur sebanyak 13 orang (32,50

%).

Hasil penelitian yang dilakukan pada 40 responden berdasarkan

aktivitas fisik yang teratur pada lansia di Kelurahan Rahandouna Kota

Kendari menunjukkan bahwa lansia yang dikategorikan melakukan aktivitas

fisik yang teratur yaitu sebanyak 13 orang ( 32,50 %).

Dilihat dari karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin terdapat

9 laki – laki (22,50 %) dan 4 perempuan (10 %). Berdasarkan kelompok

umur, terdapat 9 orang yang berumur 60 – 69 tahun dan 4 orang yang

Page 75: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

62

berumur 70 – 79 tahun. Berdasarkan tingkat pendidikan terakhir yang

terbanyak SMA terdapat 6 orang (15 %) dan yang terendah SD/SR terdapat 1

orang (2,50 %). Berdasarkan pekerjaan yang terbanyak ibu rumah tangga

terdapat 4 orang (10 %) serta yang terendah buruh dan tukang ojek yang

masing – masing sebanyak 0 %. Berdasarkan agama terdapat 12 orang yang

beragama Islam (30 %) dan 1 orang yang beragama Kristen (2,50 %).

Berdasarkan suku yang tebanyak suku Bugis terdapat 5 orang (12,50 %) dan

yang terendah suku Buton terdapat 0 %.

Dari delapan pertanyaan tentang aktivitas fisik yang teratur , dua

pertanyaan dengan nilai rata – rata tertinggi adalah pertanyaan (f) mengenai

aktivitas fisik sehari – hari.dan pertanyaan (g) mengenai menyeimbangkan

waktu bekerja dan istirahat yang masing – masing nilai rata – ratanya adalah

3,68 dan 3,28.

Hasil penelitian yang dilakukan pada 40 responden berdasarkan

aktivitas fisik yang teratur pada lansia di Kelurahan Rahandouna Kota

Kendari menunjukkan bahwa lansia yang dikategorikan melakukan aktivitas

fisik yang tidak teratur yaitu sebanyak 27 orang (67,50 %).

Dilihat dari karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin terdapat

19 laki – laki (47,50 %) dan 8 perempuan (20 %). Berdasarkan kelompok

umur, terdapat 12 orang yang berumur 60 – 69 tahun (30 %) dan 2 orang

yang berumur > 90 tahun (5 %). Berdasarkan tingkat pendidikan terakhir yang

terbanyak SD/SR terdapat 13 orang (32,50 %) dan yang terendah perguruan

tinggi terdapat 1 orang (2,50 %). Berdasarkan pekerjaan yang terbanyak tidak

Page 76: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

63

bekerja terdapat 11 orang (27,50 %) serta yang terendah pensiunan terdapat

0%. Berdasarkan agama terdapat 27 orang yang beragama Islam (67,50 %).

Berdasarkan suku yang tebanyak suku Muna terdapat 11 orang (27,50 %) dan

yang terendah suku Tator terdapat 0 orang (0 %).

Dari delapan pertanyaan tentang aktivitas fisik yang teratur , dua

pertanyaan dengan nilai rata – rata terendah adalah pertanyaan (b) mengenai

rutinitas melakukan olahraga berat setidaknya 3 kali seminggu selama 20

menit dan pertanyaan (e) mengenai rutinitas melakukan senam minimal 3 kali

seminggu yang masing – masing nilai rata – ratanya adalah 1,30 dan 1,78.

Hal ini menurut peneliti terjadi karena lansia telah mengalami

kemunduran fungsi fisik karena proses penuaan. Proses penuaan terjadi pada

semua manusia secara berangsur – angsur. Proses penuaan ini (ageing

process) menyebabkan terjadinya kemunduran fisik, psikis, maupun

psikososial. Bertmbahnya umur seseorang menyebabkan terjadinya

kemunduran fisik yang cukup signifikan dan terkadang disertai berbagai

penyakit yang mengancam jiwa. Sehingga terkadang karena kemunduran fisik

tersebut, lansia jarang melakukan aktivitas fisik.

Selain itu,, menurut peneliti factor lain yang mempengaruhi kepatuhan

lansia dalam melakukan aktivitas fisik yang teratur adalah factor pengetahuan

lansia tentang aktivitas fisik yang teratur. Stanley, Blair & Beare (2005, dalam

Zulfitri, 2010)mengatakan bahwa terdapat beberapa factor yang

mempengaruhi kepatuhan maupun ketidakpatuhan lansia dalam menjaga dan

mematuhi segala yang dianjurkan oleh tenaga kesehatan, diantaranya:

Page 77: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

64

interaksi nilai, pengetahuan dan pengalaman hidup lansia, dukungan keluarga,

kemampuan tenaga professional dalam mengajarkan dan menganjurkan

sesuatu serta kompleksitas cara dan aturan hidup yang diterapkan oleh lansia.

Penelitian Seeman-Lewis dan penelitian Seeman-budros menyimpulkan

bahwa orang yang tahu lebih banyak tentang kesehatan, lebih dapat memulai

perilaku pencegahan (Freunderberg N, 2007 dalam Pradono & Sulistyowaty,

2014).

Pengetahuan tentang aktivitas fisik yang teratur dapat diperoleh

melalui pendidikan formal maupun informal. Fred dalam penelitiannya

menyimpulkan bahwa kurangnya pengetahuan dan akses informasi

menyebabkan seseorang memiliki keterbatasan pengetahuan tentang bahaya

perilaku tidak sehat sehingga kurang motivasi untuk mengadopsi perilaku

sehat (Fred C. Pampel, 2010 dalam Pradono & Sulistyowaty, 2014). Misalnya

mereka yang tidak terpapar terhadap peringatan tentang merokok, pola makan

yang buruk dan kurang berolahraga ada kemungkinan jangka panjang yang

potensial dari perilaku tidak sehat (Smith David H, 1978 dalam Pradono &

Sulistyowaty, 2014). Sehingga dapat disimpulkan secara gamblang,

rendahnya persentase lansia yang melakukan aktivitas fisik yang teratur

disebabkan karena rendahnya pengetahuan mereka tentang hal tersebut.

Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot

rangka yang memerlukan energi yang sangat penting bagi pemeliharaan

kesehatan fisik dan mental. Kemampuan lansia melakukan aktivitas fisik

merupakan salah satu indicator kesehatan lansia karena lansia mampu

Page 78: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

65

melakukan aktivitas seperti berdiri, berjalan dan bekerja. Kemampuan untuk

beraktivitas tidak lepas dari keadekuatan system persyarafan dan

musculoskeletal.

Secara fisiologis para lansia itu mengalami penurunan fungsi-fungsi

organ tubuh yang berakibat pada menurunnya jumlah aktivitas jasmani yang

dilakukan. Menurunnya aktivitas jasmani ini justru akan menimbulkan

berbagai gangguan fungsional karena ketidakseimbangan gaya atau pola

hidup. Pola makan yang tidak teratur tanpa diimbangi aktivitas jasmani

yang sesuai akan mengakibatkan resiko kegemukan. Kegemukan tersebut

akan memberikan kesempatan berkembangnya berbagai penyakit seperti

Diabetes mellitus. Keadaan ini berbeda jika aktivitas jasmani yang sesuai

dilakukan, maka akan terjadi penurunan resiko terbesar ditemukan pada pria

yang kelebihan berat badan (overweight), walaupun pria tadi tidak

mengalami penurunan berat badan, laju kemungkinan untuk timbulnya

diabetes menurun sekitar 60 % dibanding pria gemuk lain yang inaktif

(Yayasan Jantung Sehat, 2003: 16). Diungkapkan juga bahwa kemungkinan

ketergantungan fungsional pada lanjut usia yang inaktif akan meningkat

sebanyak 40 – 60 % dibanding lansia yang bugar dan aktif secara fisik.

Aktivitas jasmani dapat mengembangkan fungsi jasmani, dengan

jalan: (1) mengurangi dan membantu regulasi tekanan darah tinggi,

kolesterol tinggi, dan gula darah tinggi, (2) mengembangkan keseimbangan

dan membantu pencegahan jatuh, (3) mencegah atau menurunkan sakit

persendian dari arthtitis, (4) mengembangkan kelentukan dan mobilitas

Page 79: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

66

persendian (keleluasaan gerak), (5) menjaga kekuatan tulang dan membantu

pencegaharan pengeroposan karena osteoporosis, (6) membantu pencegahan

dan mengontrol penyakit kronis, (7) menjaga kekuatan otot-otot sehingga

dapat mengangkat, meraih, mendorong, menarik, berdiri dan berjalan, (8)

mengembangkan kesegaran kardivaskuler, (9) membantu pemeliharaan

berat badan sehat.

Aktivitas jasmani juga dapat mengembangkan fungsi

psikis/mental, seperti: (1) meningkatkan suasana hati (mood), menciptakan

perasaan nyaman, (2) menyediakan istirahat, mengurangi kecemasan, dan

menurungkan tingkat stress, (3) membantu pemeliharaan fungsi kognitif dan

kewaspadaan, meningkatkan konsentrasi, (4) membantu penurunan depresi,

(5) dapat mengembangkan harga diri, (6) membantu peningkatan tidur.

Fungsi sosial juga dapat dikembangakan melalui aktivitas jasmani, seperti:

(1) meningkatkan perasaan bebas dan mengembangkan pemberdayaan, (2)

meningkatkan interaksi sosial ketika bekerja dengan orang lain, (3)

memperluas jaringan-jaringan sosial, (4) meningkatkan partisipasi sosial, (5)

membantu terciptanya stimulasi lingkungan untuk meningkatkan masyarakat

madani, (6) menyediakan kesempatan untuk hubungan antar generasi.

Secara umum aktivitas jasmani dapat bermanfaat bagi lansia dalam: (1)

membantu pemeliharaan kebebasan, (2) membantu semua perasaan yang

lebih baik, (3) meningkatkan kualitas hidup, (4) memberikan energi, (5)

mengembangkan kesehatan umum, (6) berhubungan dengan sedikit hal-hal

yang berbau rumah sakit, mengunjungi dokter, pengobatan, dan sedikit

Page 80: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

67

pembiayaan medis, (6) membantu pencegaharan kematian sebelum

waktunya.

Tentang manfaat olahraga, penelitian Kane et al (Martono dan

Darmoyo, 2005: 16) mencatat beberapa hal penting, yaitu: (1) Latihan /

olahraga dengan intensitas sedang dapat memberikan keuntungan bagi para

lansia melalui berbagai hal, antara lain status kardiovaskuler, risiko fraktur,

abilitas fungsional dan proses mental, (2) Peningkatan aktivitas tersebut

hanya akan sedikit sekali menimbulkan komplikasi, (3) Latihan dan

olahraga pada usia lanjut harus disesuaikan secara individual, dan sesuai

tujuan individu tersebut. Perhatian khusus harus diberikan pada jenis dan

intensitas latihan, antara lain jenis aerobik, kekuatan, fleksibilitas, serta

kondisi peserta saat latihan diberikan, (4) Latihan menahan beban (weight

bearing exercise) yang intensif misalnya berjalan, adalah yang paling

aman, murah dan paling mudah serta sangat bermanfaat bagi sebagian besar

lansia, (5) Lansia yang sedenter harus diransang untuk melakukan latihan

secara tetap. Whitehead menyatakan bahwa sebagian besar penelitian

menunjukkan bahwa sedikit sekali perubahan kebugaran fisik yang terjadi

bila latihan dilakukan kurang dari 3 kali perminggu. Akan tetapi tidak

terdapat tambahan keuntungan yang berarti bila latihan dijalankan lebih

dari 5 kali perminggu.

Kurangnya aktvitas fisik meningkatkan risiko menderita hipertensi

karena meningkatkan risiko kelebihan berat badan. Orang yang tidak aktif

juga cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi

Page 81: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

68

sehingga otot jantungnya harus bekerja lebih keras pada setiap kontraksi.

Makin keras dan sering otot jantung harus memompa, semakin besar makin

besar tekanan yang dibebankan pada arteri (Anggara & Prayitno, 2012).

Penelitian yang dilakukan oleh Ridwan & Nurwanti (2013) pada lansia di

Kecamatan Kasihan Bantul Yogyakarta, menunjukkan hubungan yang

signifikan antara aktifitas fisik dan kejadian hipertensi dengan nilai p value

sebesar 0,004.

Aktivitas fisik yang dilakukan dengan baik dan teratur dapat

mempertahankan nilai densitas tulang pada lansia. Penelitian yang dilakukan

oleh Marjan (2013) pada lansia di Panti Werda Bogor, menunjukkan korelasi

positif yang signifikan (p value = 0,021) antara aktivitas fisik dengan kejadian

osteoporosis dengan nilai odds ratio (OR) = 8,7. Hal ini menunjukkan pada

kategori aktivitas yang kurang berpeluang mengalami osteoporosis 8 kali

lebih tinggi dibandingkan dengan yang memiliki aktivitas fisik yang sedang.

Selain itu aktivitas fisik yang teratur dapat bermanfaat terhadap fungsi

kognitif lanjut usia (Ravaglia, 2008). Sehingga, perlu upaya untuk

meningkatkan aktivitas fisik para lansa. Aktivitas fisik bisa ditingkatkan tanpa

membutuhkan banyak tambahan tenaga maupun sarana, namun membutuhkan

penjadwalan yang konsisten dan perhatian dari anggota keluarga lansia.

Sarana berupa televisi umumnya telah tersedia di rumah lansia, yang perlu

ditingkatkan adalah merangsang minat dan mendiskusikan apa yang ditonton.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Zuraida, dkk (2014) dengan judul “deskriptif gaya hidup lansia yang tinggal

Page 82: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

69

bersama keluarga dan di PSTW Khusnul khotimah”, yang diperoleh sebanyak

49 responden yang tinggal bersama keluarga (50,5 %) kurang aktif secara

fisik.

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh

Nafidah (2014) dengan judul “hubungan antara aktivitas fisik dengan tingkat

kognitif lanjut usia di Panti Sosial Tresna Whedha Budi Mulia 4 Margaguna

Jakarta Selatan”, yang diperoleh sebanyak 62 orang (53,4 %) yang memiliki

aktivitas yang baik.

3. Pola Hidup Sehat

Tabel 5.11 distribusi pola hidup sehat pada lansia di Kelurahan

Rahandouna Kota Kendari tahun 2017 menunjukkan bahwa dari 40

responden yang paling banyak adalah pola hidup yang sehat sebanyak 29

orang (72,50 %) dan yang paling sedikit adalah pola hidup yang tidak sehat

sebanyak 11 orang (27,50 %).

Hasil penelitian yang dilakukan pada 40 responden berdasarkan

aktivitas fisik yang teratur pada lansia di Kelurahan Rahandouna Kota

Kendari menunjukkan bahwa lansia yang dikategorikan melakukan pola hidup

yang sehat sebanyak 29 orang (72,50 %)

Dilihat dari karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin terdapat

22 laki – laki (55,00 %) dan 7 perempuan (17,25 %). Berdasarkan kelompok

umur, yang terrbanyak berumur 60 – 69 tahun terdapat 19 orang (47,25 %)

dan yang terendah berumur > 90 tahun sebanyak 0 orang (0,00 %).

Berdasarkan tingkat pendidikan terakhir yang terbanyak SMA terdapat 11

Page 83: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

70

orang (27,50 %) dan yang terendah perguruan tinggi dan tidak sekolah yang

masing – masing terdapat 3 orang (7,50 %). Berdasarkan pekerjaan yang

terbanyak wiraswasta terdapat 7 orang (17,50 %) serta yang terendah

pensiunan dan buruh yang masing – masing terdapat 1 orang (2,50 %).

Berdasarkan agama terdapat 27 orang yang beragama Islam (67,50 %).

Berdasarkan suku yang tebanyak suku Bugis terdapat 10 orang (25,00 %) dan

yang terendah suku Buton terdapat 0 orang (0 %).

Hasil penelitian yang dilakukan pada 40 responden berdasarkan

aktivitas fisik yang teratur pada lansia di Kelurahan Rahandouna Kota

Kendari menunjukkan bahwa lansia yang dikategorikan melakukan pola hidup

yang tidak sehat sebanyak 11 orang (27,50 %).

Dilihat dari karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin terdapat

6 laki – laki (15,00 %) dan 5 perempuan (12,50 %). Berdasarkan kelompok

umur, yang terbanyak berumur 70 – 79 tahun terdapat 4 orang (10,00 %) dan

yang terendah berumur 60 – 69 tahun dan > 90 tahun yang masing – masing

terdapat 2 orang (5,00 %). Berdasarkan tingkat pendidikan terakhir yang

terbanyak SD/SR terdapat 6 orang (15,00 %) dan yang terendah SMA dan

perguruan tinggi yang masing – masing terdapat 0 orang (0,00 %).

Berdasarkan pekerjaan yang terbanyak tidak bekerja terdapat 7 orang (17,50

%) serta yang terendah buruh, pensiunan, PNS, tukang ojek, tani dan

wiraswasta yang masing – masing terdapat 0 orang (0,00%). Berdasarkan

agama terdapat 11 orang yang beragama Islam (27,50 %). Berdasarkan suku

Page 84: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

71

yang tebanyak suku Muna terdapat 6 orang (15,00 %) dan yang terendah suku

Jawa, Makassar dan Tator yang masing – masing terdapat 0 orang (0 %).

Hal ini dapat disebabkan karena berbagai factor, salah satunya

mudahnya akses informasi tentang pola hidup sehat. Stanley, Blair & Beare

(2005, dalam Zulfitri, 2010)mengatakan bahwa terdapat beberapa factor yang

mempengaruhi kepatuhan maupun ketidakpatuhan lansia dalam menjaga dan

mematuhi segala yang dianjurkan oleh tenaga kesehatan, diantaranya:

interaksi nilai, pengetahuan dan pengalaman hidup lansia, dukungan keluarga,

kemampuan tenaga professional dalam mengajarkan dan menganjurkan

sesuatu serta kompleksitas cara dan aturan hidup yang diterapkan oleh lansia.

Penelitian Seeman-Lewis dan penelitian Seeman-budros menyimpulkan

bahwa orang yang tahu lebih banyak tentang kesehatan, lebih dapat memulai

perilaku pencegahan (Freunderberg N, 2007 dalam Pradono & Sulistyowaty,

2014).

Pengetahuan tentang pola hidup sehat dapat diperoleh melalui

pendidikan formal maupun informal. Informasi tersebut dapat diperoleh

melalui penyuluhan pada kegiatan posyandu lansia. Selain itu, informasi juga

dapat diperoleh melalui media massa seperti TV, radio, surat kabar, media

online dan lain – lain.

Fred dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa kurangnya

pengetahuan dan akses informasi menyebabkan seseorang memiliki

keterbatasan pengetahuan tentang bahaya perilaku tidak sehat sehingga

kurang motivasi untuk mengadopsi perilaku sehat (Fred C. Pampel, 2010

Page 85: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

72

dalam Pradono & Sulistyowaty, 2014). Misalnya mereka yang tidak terpapar

terhadap peringatan tentang merokok, pola makan yang buruk dan kurang

berolahraga ada kemungkinan jangka panjang yang potensial dari perilaku

tidak sehat (Smith David H, 1978 dalam Pradono & Sulistyowaty, 2014).

Sehingga peneliti mengasumsikan bahwa mudahnya akses informasi

dan baiknya pengetahuan lansia tentang pola hidup sehat berimplikasi pada

tingginya persentase responden yang melakukan pola makan yang sehat.

Selain itu, menurut peneliti factor yang mempengaruhi pola hidup

lansia adalah dukungan keluarga. Handro (2009) dalam Zuraida, dkk (2014)

yang meneliti pengaruh factor psikososial seperti motivasi diri, persepsi,

kepercayaan diri dan dukungan keluarga terhadap pola makan pada penderita

diabetes mellitus didapati bahwa factor psikososial berpengaruh signifikan

pada pola makan penderita diabetes mellitus rawat jalan di RSUD Deli

Serdang.

Peneliti mengasumsikan hal tersebut, karena penelitian ini dilakukan

pada lansia yang masih tinggal di rumah sendiri bukan yang tinggal di panti

jompo. Sehingga, peneliti mengasumsikan adanya dukungan keluarga yang

baik pada lansia yang melakukan pola hidup sehat.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Reni

Zulfiteri (2010) dengan judul “konsep diri dan gaya hidup lansia yang

mengalami penyakit kronis di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Khusnus

Khotimah” yang diperoleh sebanyak 19 responden (63,3 %) melakukan gaya

hidup yang sehat.

Page 86: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

73

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tanggal 14 Juli 2017

sampai 20 Juli 2017 pada 40 responden di Kelurahan Rahandouna Kota Kendari

tentang pola hidup sehat pada lansia di Kelurahan Rahandouna Kota Kendari

maka peneliti dapat menarik bahwa dari 40 responden yang menjadi sampel

penelitian, terdapat 29 lansia (72,50 %) yang dikategorikan melakukan pola hidup

sehat dan 11 lansia (27,50 %) yang dikategorikan melakukan pola hidup sehat.

Adapun uraianya adalah sebagai berikut:

1. Dari 40 responden yang dikategorikan melakukan pola makan sehat sebanyak

39 lansia (97,50 %), sedangkan yang dikategorikan melakukan pola makan

tidak sehat sebanyak 1 lansia (2,50 %)

2. Dari 40 responden yang dikategorikan melakukan aktivitas fisik yang teratur

sebanyak 13 lansia (32,50 %), sedangkan yang dikategorikan melakukan

aktivitas fisik yang tidak teratur sebanyak 27 lansia (67,50 %)

B. Saran

1. Perlu adanya peningkatan upaya promotif oleh pihak Puskesmas Poasia

sebagai fasilitas layanan kesehatan primer di Kelurahan Rahandouna dalam

mempromosikanpola hidup yang sehat bagi masyarakat teruma lansia untuk

meningkatkan derajat kesehatan di wilayah tersebut.

Page 87: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

74

2. Bagi lansia di Kelurahan Rahandouna harus meningkatkan pola hidup sehat

terutama aktivitas fisik yang teratur.

3. Bagi peneliti selanjutnya di harapkan dapat mengembangkan variabel yang

terkait dengan peneitian ini.

4. Karya tulis ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi peneliti lain di

lingkungan Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan.

5. Bagi penulis sebagai pemula, menyadari bahwa karya tulis ini masih lebih

jauh dari kesempurnaan baik dari segi tulisan maupun isi, oleh karena itu

saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan dari berbagai

pihak demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.

Page 88: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Azizah, Lilik Marifatul. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu

Adioetomo, Sri Moertiningsih. Ghazy Mujahid. 2014. Indonesia On The Threshold of Population Ageing. Jakarta: UNFPA

Badan Pusat Statistik. 2015. Kota Kendari Dalam Angka 2015. Kendari: BPS Kota Kendari

. 2015. Statistik Penduduk Lanjut Usia. http://www.bappenas.go.id/ diakses 10 Maret 2017

. 2015. Statistik Indonesia 2015. Kendari: BPS

. 2015. Provinsi Sulawesi Tenggara Dalam Angka 2015. Kendari: BPS Sultra

.. 2016. Kecamatan Poasia Dalam Angka 2016. Kendari: BPS Kota Kendari

. 2016. Kota Kendari Dalam Angka 2016. Kendari: BPS Kota Kendari

. 2016. Statistik Indonesia 2016. Kendari: BPS

. 2016. Provinsi Sulawesi Tenggara Dalam Angka 2016. Kendari: BPS Sultra

Bariyah, Khoridatul, dkk. Juli 2012. Kualitas Hidup Lanjut Usia (Quality of Life Elderly). 3 (2), 120 – 132

Dewi, Sofia Rhosma. 2014. Buku Ajar Keperawatan Gerontik Edisi 1. Yogyakarta:

Deepublish

Dewi, Fitri Ayuning dan Wiwik Afidah. 2014. “Pola Makan Lansia Penderita Asam Urat di Posyandu Lansia Kelurahan Wonokromo Surabaya”. 7 (12) 69 – 74

Ismiyah, dkk. 2013. Gaya Hidup, Status Gizi dan Kualitas Hidup Manusia Lanjut Usia Yang Masih Bekerja di Rumah Sakit Stella Maris Makassar 2013”

Page 89: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

Karin, Putu Ayu Emmy Savitri . Made Rini Damayanti S. 2016. Gambaran Pola

Perilaku Hidup Sehat Pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Jurnal Keperawatan Community of Publishing in Nursing (COPING) NERS

Kemenkes RI. 2013. Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia. Jakarta: Pusat

Data dan Informasi Kemenkes RI. http://www.depkes.go.id/ diakses 10 maret 2017

. 2014. Situasi dan Analisis Lanjut Usia (Lansia) di Indonesia. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI

. 2016. Situasi Lanjut Usia (Lansia) di Indonesia. Jakarta: Pusat Data dan

Informasi Kemenkes RI

Marjan, Avlia Quratul. 2013. Hubungan Antara Pola Konsumsi Pangan dan Aktivitas

Dengan Kejadian Osteoporosis Pada Lansia di Panti Werdha Bogor. Bogor: Intitut Pertanian Bogor

Muhith, Abdul. Sandu Siyoto. 2016. Pendidikan Keperawatan Gerontik . Yogyakarta:

Penerbit Andi

Nafidah, Nur. 2014. Hubungan Antara Aktivitas Fisik Dengan Tingkat Kognitif

Lanjut Usia Di Panti Tresna Werdha Budi Mulia 4 Margaguna Jakarta Selatan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayattullah: Skripsi dipublikasikan.

Nopemberi, Soni. . Meningkatkan Gaya Hidup Aktif Para Lansia Melalui Aktivitas Jasmani dan Olahraga.

Novitaningtyas, Tri. 2014. Hubungan Karakteristik (Umur, Jenis Kelamin, Tingkat

Pendidikan) dan Aktivitas Fisik Dengan Tekanan Darah Pada Lansia di Kelurahan Makamhaji Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo”.

Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta

Nugroho, Wahjudi. 2008. Keperawatan Gerontik dan Geriatrik . Jakarta: EGC

Pangkahila, J.Alex. 2013. “Pengaturan Pola Hidup Dan Aktivitas Fisik

Meningkatkan Umur Harapan Hidup”. 1 (1), 1 – 7

Page 90: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

Pradono, Julianty dan Ning Sulistyowaty. 2014. “Hubungan Antara Tingkat

Pendidikan, Pengetahuan Tentang Kesehatan Lingkungan, Perilaku Hidup Sehat Dengan Status Kesehatan”. 17 (1) 89 – 95

Pratikwo, Suryo, dkk. 2006. “Analisis Pengaruh Faktor Nilai Hidup, Kemandirian, Dan Dukungan Keluarga Terhadap Perilaku Sehat Lansia Di Kelurahan Medono Kota Pekalongan”. 1 (2), 72 – 81. http://ejournal.undip.ac.id/ diakses

10 maret 2017

Ramli, Amir Hasan, dkk. .Hubungan Sikap Terhadap Proses Penuaan Dengan

Tingkat Kebermaknaan Hidup Pada Lansia Di Kota Malang. Https://Dl.Dropboxusercontent.Com/ diakses 10 maret 2017

Ridwan, Edi Sampurno dan Esti Nurwanti. 2013. “Gaya Hidup dan Hipertensi Pada

Lanjut Usia di Kecamatan Kasihan Bantul Yogyakarta“. 2 (2), 67 - 70

Siaputra, Hanjaya, dkk. 2014. Pola Perilaku Hidup Sehat Pra Lansia Dalam

Mengonsumsi Makanan Sehari – hari di Maureen Studio

Siswanto, dkk. 2014. Metode Penelitian Kesehatan Dan Kedokteran. Yogyakarta: Bursa Ilmu

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta

Sunaryo, dkk. 2015. Asuhan Keperawatan Gerontik . Yogyakarta: Penerbit Andi

Zuraida, Siti, dkk. 2014. ”Deskripsi Gaya Hidup Lansia Yang Tinggal Bersama Keluarga dan di PSTW Khusnul Khotimah”. 1 (2) 1-9

Zulfitri, Reni. 2011. “Konsep Diri dan Gaya Hidup Lansia Yang Mengalami Penyakit Kronis di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Khusnul Khotimah Pekanbaru”.

1 (2) 21-30

Page 91: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

Lampiran 1

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth.

Bapak/ Ibu Responden

di-

Tempat

Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan, maka saya:

Nama : HARTONO

NIM : P00320014015

Sebagai mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan

Keperawatan, bermaksud akan melaksanakan penelitian berjudul “Identifikasi Pola

Hidup Sehat Pada Lansia Di Kelurahan Rahandouna Kota Kendari Tahun

2017”.

Sehubungan dengan hal itu, mohon kesediaan bapak/ibu untuk meluangkan

waktu menjadi responden dalam penelitian ini, anda berhak untuk menyetujui atau

menolak menjadi responden. Apabila setuju, maka bapak/ ibu dipersilahkan untuk

menandatangani surat persetujuan responden ini.

Atas kesediaan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, sebelumnya

diucapkan terima kasih.

Peneliti,

HARTONO

Page 92: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

Lampiran 2

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(INFORMED CONCENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini tidak keberatan untuk menjadi

responden dalam penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Politeknik Kesehatan

Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatanan. HARTONO (NIM. P00320014015)

dengan judul “Identifikasi Pola Hidup Sehat Pada Lansia Di Kelurahan

Rahandouna Kota Kendari Tahun 2017”. Dan saya memahami bahwa data ini

bersifat rahasia.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sukarela tanpa paksaan dari pihak

manapun, semoga dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Kendari, ....................................... 2017

Responden,

(Nama Lengkap dan Tanda Tangan)

Page 93: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

Lampiran 3

KUESIONER PENELITIAN

IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN

RAHANDOUNA KOTA KENDARI TAHUN 2017

A. Identitas Responden

1. Inisial :

2. Jenis Kelamin :

3. Umur :

4. Status Pernikahan :

5. Tingkat Pendidikan :

6. Alamat :

7. Pekerjaan :

8. Suku :

9. Agama :

10. Tanggal Wawancara :

B. Pola hidup Sehat

1. Pola makan sehat dan seimbang

a. Mengurangi konsumsi ikan asin dan daging yang digoreng

(1) Tidak pernah

(2) Kadang – kadang

(3) Sering

(4) Selalu

b. Membatasi penggunaan gula dan konsumsi pemanis buatan

(1) Tidak pernah

(2) Kadang – kadang

(3) Sering

(4) Selalu

c. Mengonsumsi nasi, singkong, jagung, atau sagu setiap hari

(1) Tidak pernah

(2) Kadang – kadang

(3) Sering

(4) Selalu

d. Mengonsumsi buah setiap hari

(1) Tidak pernah

(2) Kadang – kadang

(3) Sering

(4) Selalu

Page 94: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

e. Mengonsumsi sayuran setiap hari

(1) Tidak pernah

(2) Kadang – kadang

(3) Sering

(4) Selalu

f. Mengonsumsi susu dan berbagai jenis olahannya setiap hari

(1) Tidak pernah

(2) Kadang – kadang

(3) Sering

(4) Selalu

g. Mengonsumsi daging, unggas, ikan, telur atau kelompok kacang setiap

hari

(1) Tidak pernah

(2) Kadang – kadang

(3) Sering

(4) Selalu

h. Sarapan setiap hari

(1) Tidak pernah

(2) Kadang – kadang

(3) Sering

(4) Selalu

i. Mengonsumsi 1500 ml air putih setiap hari

(1) Tidak pernah

(2) Kadang – kadang

(3) Sering

(4) Selalu

2. Aktivitas

a. Melakukan olahraga secara teratur

(1) Tidak pernah

(2) Kadang – kadang

(3) Sering

(4) Selalu

b. Melakukan olahraga berat setidaknya 3 kali seminggu selama 20 menit

atau lebih

(1) Tidak pernah

(2) Kadang – kadang

(3) Sering

(4) Selalu

c. Melakukan olahraga ringan selama 30 – 40 menit setidaknya 5 kali

seminggu.

(1) Tidak pernah

(2) Kadang – kadang

(3) Sering

(4) Selalu

d. Melakukan kegiatan fisik saat rekreasi

(1) Tidak pernah

(2) Kadang – kadang

(3) Sering

(4) Selalu

Page 95: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

e. Melakukan senam minimal 3 kali seminggu

(1) Tidak pernah

(2) Kadang – kadang

(3) Sering

(4) Selalu

f. Melakukan aktivitas fisik sehari – hari

(1) Tidak pernah

(2) Kadang – kadang

(3) Sering

(4) Selalu

g. Menyeimbangkan waktu bekerja dan istirahat

(1) Tidak pernah

(2) Kadang – kadang

(3) Sering

(4) Selalu

h. Tidur setidaknya 8 jam setiap hari

(1) Tidak pernah

(2) Kadang – kadang

(3) Sering

(4) Selalu

Page 96: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

Lampiran 4

DATA LANSIA KELURAHAN RAHANDOUNA TAHUN 2017

UMUR (TAHUN)

RT

24

RT

25

RT

26

RT

27

RT

28

RT

29 TOTAL

60 1 0 2 3 4 1 11

61 0 2 0 3 4 1 10

62 0 2 0 1 2 0 5

63 1 1 0 3 0 2 7

64 1 2 2 1 0 0 6

65 4 1 4 4 0 0 13

66 0 2 1 1 0 0 4

67 2 1 1 2 1 0 7

68 1 0 2 2 1 0 6

69 1 0 1 0 0 2 4

70 1 0 0 1 0 0 2

71 0 5 0 0 1 1 7

72 1 5 1 0 0 0 7

74 0 0 0 1 0 0 1

75 1 0 0 2 0 0 3

76 0 1 0 1 0 0 2

77 0 2 0 1 0 0 3

78 0 0 1 1 0 0 2

79 1 0 0 0 0 0 1

81 0 1 0 0 0 0 1

82 0 1 0 0 0 1 2

83 0 1 0 0 0 0 1

84 0 0 0 0 2 0 2

85 0 3 0 0 0 0 3

87 0 0 0 1 0 0 1

88 0 1 0 0 0 0 1

91 0 1 0 0 0 0 1

97 0 1 0 0 0 0 1

TOTAL 15 33 15 28 15 8 114

Page 97: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

.$&KEMENTEEIAN KESEIIATAN E I

BADA}I PEHGEUBA}IGAil DAN PEi'BERDAYMNSil,NNBEIII,AYA TITAT{I,SIA KESEHATAN

POLTTEKTTI IK KESEHATAN KE]II DARIJl- Jetd-*H. Nasutiqt Na- C+l4A&u&KdaXefui

Telp. paO I) 3 I W92 Fu. @40 I ) i I 93 3 i9 e-mail: potte k kes [email protected]

NomorLampiranPerihal

: DL.11.oau lALb nolr

: liln Perruambilan Data Awal Penelitian

Yang Terhormat,Lurah Kelurahan Rahandounadi-

Temoat

Dengan hormat, .

Sehubungan dengan akan dilaksanakannya penelitian mahasiswaJurusan Keperaruatan Poftelftes Kenrenkes Kendari :

Nama

NIM

Jurusan/Prodi

: Hartono: P00320014015

: D-lll Keperawatan

JudulPenelitian : Hubungan pola Hidup dengan proses penuaan(Ageing Process) pada Lansia di Wlayah KedaPrskesr.nas .P€6ia Koe (endari Tahun ZAfi

untuk diberikan izin pengambilan data ,awal penetitian diPuskesmas Poasia Provinsi Sulawesi Tenggara.

Demikian penyampaian kami, atas perhatian dan keriasamanyadiucapkan terima kasih.

2 Juni 2017*A.n. Direktur

200112 2 001

t

Page 98: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

KEMENTERIAN KESEHATAN RIBADAN P EN GEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN

SU MBERDAYA MANUSIA KESEHATANPOLITEKNIK KESEHATAN KENDARI.ll..lt'trd. .4.H. NosutiotzNo. G.l4 Anduonohu, Kota Kendari

Telp. Paal3190192 Fax. fia|t) 3t93339 e-nnil: pqltekkes kendari{@vahoo

NomorLampiranPerihal

: Dt.t 1.02111 t7og. zAfi: 1 (satu) eks. ': Permohonan lzin Penetitian

Yang Terhornrat,Kepa la Bad a n Pe n el itia n da n .pengembanganproyinsi sultradi-

Kendari

Dengan hormat, .

Sehubungan dengan akan dilaksanakannya penelitian .mahasiswaJurusa nKe pe rawatan poltekkes Kemenkes Kendari:

Nama

NIM

: Hartono

: P00320014015

JurusanlProdi : D-llt Keperawatan

Judul Penelitian : ldentifikasi Pola Hidup Sehat pada Lansia di KelurahanRahandouna Kota Kendari Tahun 2A1l

Untuk diberikan izin penelitian oreh Badan penelitian danPengembangan Provinsi Sulawesi Tenggara... Demikian penyampaian kami, atas perhatian dan keriasamanya

diucapkan terima kasih.

12 Jufi 2A17A.n. DirekturKepala UnitPenelitian dan

JI,lI

R}JryG,c,240112 2 001

Page 99: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARABADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGANKompleks Bumi Praja Anduonohu Telp. (0&113136256 Kendari g3,2g2

NomorLampiranPerihal

07 0/3069/8 alitbang I 20 1 7

lzin Penelitian

Berdasarka SuratDL.1 1 .AU1n703nO17 tanggalbawah ini :

NamaNIMProg. StudiPekerjaan

Kendari, 14 Juli2o17

KepadaYth. Walikota Kendari

di - KENDART

Direktur POLTEKKES Kendari Nomor :

12 Juli 2017 perihal tersebut di atas, Mahasiswa di

: HARTONO: P0032001401s: Dlll Keperawatan: Mahasiswa

Lokasi Penelitian : Kelurahan Rahandouna Kota Kendari

Bermaksud untuk Me lakukan Penelitian/Pengambilan Data di DaerahlKantorSaudara, dalam rangka penyusunan KTl, Skripsi, Tesis, Diserthsidengan judul :

*IDENTIFIT<AS' rcT.A HIDUP SEHAT PADA IANSIA DI KELURAHANRAHANDOUNA KOTA KENDARI TAHUN 2AI7'.

Yang akan dilaksanakan dari tangga I : 14 Juli 2017 sampai selesai.

Sehubungan dengan haltersebut diatas, pada prinsipnya kami menyetujui kegiatan

1. Senantiasa menjaga keamanan dan ketertiban serta mentaati perundang-undanganyang berlaku.

2. Tidak mengadakan kegiatan lain yang bertentangan dengan rencana semula.3. Dalam setlap kegiatan dilapangan agar pihak Peneliti senantiasa koordinasi dengan

pemerintah setempat.4. Wajib menghormatiAdat lstiadat yang berlaku didaerah setempat.5. Menyerahkan 1 (satu) examplar copy hasil penelitian kepada Gubemur Sultra

Cq.Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sulawesi Tenggara.6. Surat izin akan dicabut kembali dan dinyatakan tidak berlaku apabila temyata

pemegang surat izin initidak mentaatiketentuan tersebut diatas.Demikian Surat tzin Peretitian diberikan unttrk digr.umkan sebagairnana nrestinya.

a.n. GUBERNUR SULAWESI TENGGARAKEPAI.A BADAN PENELINAN DAN

PENGEMBANGAN PROVI NSI,UB, KABID

Tembusan:1. Gubemur SulawesiTenggara (sebagai laponan) di Kendari;2. Direktur Poltekkes Kendaridi Kendari;3. Ketua Jurusan Keperawatan Poltekkes Kendari diKendari;4. Kepala Badan Kesbang Kota Kendaridi Kendari;5. Kepala Dinas Kesehatan Kota Kendaridi Kendari;6- tGpata l(eturahan Rahandouna da Tempat7. Mahasiswa yang bersangkutan.

Page 100: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Skor

Kriteria 1 2 3 4 5 6 7 8

Skor

Kriteria

1 Tn. LA L 69 SMA Wiraswasta Muna Islam 3 4 4 2 4 2 2 4 3 28 Sehat 2 1 2 3 1 4 4 3 20 Tidak Teratur 48 Sehat

2 Tn. ZM L 64 S1 PNS Bugis Islam 3 4 4 4 2 3 4 4 4 32 Sehat 4 3 3 3 3 4 4 3 27 Teratur 59 Sehat

3 Ny. WN P 65 SMP IRT Muna Islam 2 3 4 3 3 2 3 3 3 26 Sehat 2 2 2 3 1 4 4 4 22 Teratur 48 Sehat

4 Tn. TL L 60 SMA Pedagang Bugis Islam 2 3 4 3 4 1 3 4 3 27 Sehat 3 2 3 3 1 4 3 4 23 Teratur 50 Sehat

5 Ny. A P 75 SMP IRT Buton Islam 4 2 4 2 3 1 3 3 2 24 Sehat 1 1 1 1 1 3 3 3 14 Tidak Teratur 38 Tidak Sehat

6 Ny. WM P 85 TS TB Muna Islam 4 1 4 2 4 2 2 3 2 24 Sehat 1 1 1 2 2 3 4 2 16 Tidak Teratur 40 Tidak Sehat

7 Ny. WI P 76 SR TB Muna Islam 3 2 4 3 3 1 2 3 3 24 Sehat 2 1 2 2 2 3 3 3 18 Tidak Teratur 42 Tidak Sehat

8 Ny. WD P 72 SR TB Muna Islam 2 1 4 2 4 2 2 4 3 24 Sehat 1 1 2 3 1 4 3 2 17 Tidak Teratur 41 Tidak Sehat

9 Ny. W P 85 SR TB Muna Islam 3 2 4 3 4 1 3 3 2 25 Sehat 1 1 2 2 1 3 2 2 14 Tidak Teratur 39 Tidak Sehat

10 Tn. MZ L 62 SMA Pedagang Bugis Islam 1 1 4 3 4 2 4 4 3 26 Sehat 1 2 2 3 1 4 3 3 19 Tidak Teratur 45 Sehat

11 Ny. SN P 71 SR TB Tolaki Islam 4 4 4 3 3 2 2 3 3 28 Sehat 3 1 2 2 3 3 4 2 20 Tidak Teratur 48 Sehat

12 Ny. WN P 71 TS IRT Muna Islam 4 4 4 4 4 2 2 3 4 31 Sehat 1 1 2 3 2 4 4 4 21 Teratur 52 Sehat

13 Ny. WR P 72 SR Tani Muna Islam 3 3 4 3 4 3 2 3 2 27 Sehat 2 1 2 2 2 3 4 2 18 Tidak Teratur 45 Sehat

14 Tn. LR L 97 SR TB Muna Islam 4 4 4 2 4 1 1 4 2 26 Sehat 1 1 2 2 1 2 4 3 16 Tidak Teratur 42 Tidak Sehat

15 Tn R L 91 TS TB Buton Islam 2 4 4 2 3 1 3 2 2 23 Sehat 1 1 2 1 1 4 4 2 16 Tidak Teratur 39 Tidak Sehat

16 Tn. S L 71 SR Tani Jawa Islam 1 2 4 3 4 2 4 4 4 28 Sehat 1 1 3 2 2 4 4 4 21 Teratur 49 Sehat

17 Ny. JP P 61 SMA IRT Bugis Islam 1 4 4 4 4 4 4 4 4 33 Sehat 4 1 3 3 3 4 3 3 24 Teratur 57 Sehat

18 Tn. AL L 67 SD Pedagang Tolaki Islam 4 4 4 2 3 1 2 4 2 26 Sehat 1 1 2 1 1 4 4 2 16 Tidak Teratur 42 Tidak Sehat

19 Tn. A L 65 SMA Wiraswasta Tolaki Islam 4 1 4 4 4 2 2 4 3 28 Sehat 4 1 3 2 2 4 3 3 22 Teratur 50 Sehat

20 Ny. NAM P 64 SMA IRT Tolaki Islam 1 1 4 4 4 4 4 4 4 30 Sehat 4 2 3 2 3 4 4 4 26 Teratur 56 Sehat

21 Tn. MN L 65 SMP Pedagang Bugis Islam 1 1 4 3 3 1 4 3 3 23 Sehat 1 1 2 1 1 4 3 3 16 Tidak Teratur 39 Tidak Sehat

22 Tn. LG L 72 SMP Pensiunan TNI Tator Kristen 4 1 4 4 4 3 4 4 4 32 Sehat 4 4 4 4 3 4 4 4 31 Teratur 63 Sehat

InisialJ

K

Pen

did

ikan

Pekerjaan Suku

Agam

a

Ala

mat

AKTIVITAS FISIK YANG TERATURPOLA MAKAN SEHAT DAN SEIMBANG

Um

ur

14/0

7/2

017

15

/07

/20

14

16/0

7/2

017

RT

26

RT

24

TABULASI DATA HASIL PENELITIAN

IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI TAHUN 2017

Kri

teri

a

SkorN

O

PE

NE

LIT

IAN

TA

NG

GA

L

IDENTITAS RESPONDEN POLA HIDUP SEHAT

RT

25

Page 101: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

23 Tn. S L 77 SMP TB Bugis Islam 4 3 4 3 3 2 2 4 3 28 Sehat 1 1 2 2 3 1 4 3 17 Tidak Teratur 45 Sehat

24 Tn. S L 75 TB Pedagang Bugis Islam 2 1 4 2 4 1 2 3 2 21 Tidak Sehat 2 1 2 2 1 3 2 2 15 Tidak Teratur 36 Tidak Sehat

25 Tn. H L 70 SD Pedagang Bugis Islam 2 1 4 3 3 2 3 4 3 25 Sehat 2 1 2 3 1 4 3 3 19 Tidak Teratur 44 Sehat

26 Tn. AR L 60 S1 PNS Bugis Islam 1 1 4 4 4 4 4 4 4 30 Sehat 4 3 4 4 2 4 2 3 26 Teratur 56 Sehat

27 Tn. H L 63 SD Wiraswasta Tolaki Islam 2 1 4 3 3 2 3 4 3 25 Sehat 2 1 2 3 1 4 3 3 19 Tidak Teratur 44 Sehat

28 Tn. D L 60 SMA Wiraswasta Tolaki Islam 1 1 4 3 3 2 3 3 3 23 Sehat 2 1 3 2 2 4 3 4 21 Teratur 44 Sehat

29 Tn. AWA L 61 S1 PNS Bugis Islam 1 2 4 4 4 2 4 4 4 29 Sehat 1 1 2 2 2 4 3 3 18 Tidak Teratur 47 Sehat

30 Tn. NA L 65 SMP T. Ojek Tolaki Islam 3 2 4 3 4 2 2 3 4 27 Sehat 2 1 2 3 1 4 3 2 18 Tidak Teratur 45 Sehat

31 Tn. MA L 64 SMA T. Ojek Tolaki Islam 3 1 4 3 3 2 3 4 4 27 Sehat 2 1 2 3 1 4 3 3 19 Tidak Teratur 46 Sehat

32 Tn. S L 76 TS TB Bugis Islam 4 1 4 3 3 2 3 3 2 25 Sehat 3 1 3 2 3 4 3 2 21 Teratur 46 Sehat

33 Tn. LH L 64 SD Buruh Muna Islam 3 2 4 2 3 1 3 3 3 24 Sehat 2 1 3 2 2 4 3 2 19 Tidak Teratur 43 Sehat

34 Tn. AS L 67 SMA Wiraswasta Makassar Islam 1 2 4 3 4 1 3 4 3 25 Sehat 2 1 2 1 2 4 3 3 18 Tidak Teratur 43 Sehat

35 Tn. S L 84 SR TB Muna Islam 1 1 4 3 2 1 3 4 3 22 Tidak Sehat 2 1 2 3 2 3 3 2 18 Tidak Teratur 40 Tidak Sehat

36 Tn. IT L 61 SMA Wiraswasta Makassar Islam 2 1 4 3 4 1 3 3 2 23 Sehat 2 2 3 2 2 4 3 2 20 Tidak Teratur 43 Sehat

37 Tn. ARJ L 61 SMA Wiraswasta Makassar Islam 3 2 4 3 3 2 3 4 3 27 Sehat 3 1 3 2 2 4 3 3 21 Teratur 48 Sehat

38 Tn. LB L 71 SR TB Muna Islam 4 3 4 2 3 2 2 4 3 27 Sehat 2 1 3 2 2 4 3 2 19 Tidak Teratur 46 Sehat

39 Ny. WG L 69 SD Tani Muna Islam 1 1 4 3 4 2 3 4 3 25 Sehat 2 1 3 2 2 4 3 2 19 Tidak Teratur 44 Sehat

40 Tn. H L 81 TS TB Bugis Islam 4 3 4 3 4 2 3 4 4 31 Sehat 2 1 2 2 2 4 3 2 18 Tidak Teratur 49 Sehat

Sumber: Data Primer 2017

IRT : Ibu Rumah Tangga

TB : Tidak Bekerja

Kriteria Pola Makan Sehat dan Seimbang : Tidak Sehat jika skor 9 - 23

Sehat jika skor 24 - 36

: Tidak Teratur Teratur jika skor 8 - 20

Teratur jika skor 21 - 32

: Tidak Sehat jika skor 17 - 42,5

Sehat jika skor 43 - 68 NIM. P00320014015

Mengetahui,

NIP. 196510021989031019

Kriteria Pola Hidup

Peneliti

Kendari, Juli 2017

HartonoH. Muhammad Kasim, S.Sos

17/0

7/2

017

16

/07

/20

17

18/0

7/2

017

Kriteria Aktivitas Fisik Yang Teratur

RT

29

RT

28

RT

27

Sekretaris Lurah Rahandouna

Keterangan:

Page 102: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

L P

60

- 6

9

70

- 7

9

80

- 9

0

> 9

0

SD

/SR

SM

P

SM

A

S1

Tid

ak S

eko

lah

Bu

ruh

Ibu

Ru

mah

Tan

gg

a

Ped

agan

g

Pen

siu

nan

PN

S

T.

Oje

k

Tan

i

Wir

asw

asta

Tid

ak B

eker

ja

Bu

gis

Bu

ton

Jaw

a

Mu

na

Mak

assa

r

To

lak

i

Tat

or

Isla

m

Kri

sten

Seh

at

Tid

ak S

ehat

Ter

atu

r

Tid

ak T

erat

ur

SukuUmur (Tahun)JK Pendidikan

N

O

Inisial

PATIDENTITAS RESPONDEN

MASTER TABEL HASIL PENELITIAN

IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI TAHUN 2017

Pola Hidup Sehat

Sk

or

Seh

at

Tid

ak S

ehat

Agama Kriteria

PMSS

Sk

or

Sk

or

Kriteria

Pekerjaan Kriteria

1 Tn. LA √ √ √ √ √ √ 28 √ 20 √ 48 √

2 Tn. ZM √ √ √ √ √ √ 32 √ 27 √ 59 √

3 Ny. WN √ √ √ √ √ √ 26 √ 22 √ 48 √

4 Tn. TL √ √ √ √ √ √ 27 √ 23 √ 50 √

5 Ny. A √ √ √ √ √ √ 24 √ 14 √ 38 √

6 Ny. WM √ √ √ √ √ √ 24 √ 16 √ 40 √

7 Ny. WI √ √ √ √ √ √ 24 √ 18 √ 42 √

8 Ny. WD √ √ √ √ √ √ 24 √ 17 √ 41 √

9 Ny. W √ √ √ √ √ √ 25 √ 14 √ 39 √

10 Tn. MZ √ √ √ √ √ √ 26 √ 19 √ 45 √

11 Ny. SN √ √ √ √ √ √ 28 √ 20 √ 48 √

12 Ny. WN √ √ √ √ √ √ 31 √ 21 √ 52 √

13 Ny. WR √ √ √ √ √ √ 27 √ 18 √ 45 √

14 Tn. LR √ √ √ √ √ √ 26 √ 16 √ 42 √

15 Tn R √ √ √ √ √ √ 23 √ 16 √ 39 √

16 Tn. S √ √ √ √ √ √ 28 √ 21 √ 49 √

17 Ny. JP √ √ √ √ √ √ 33 √ 24 √ 57 √

18 Tn. AL √ √ √ √ √ √ 26 √ 16 √ 42 √

19 Tn. A √ √ √ √ √ √ 28 √ 22 √ 50 √

20 Ny. NAM √ √ √ √ √ √ 30 √ 26 √ 56 √

21 Tn. MN √ √ √ √ √ √ 23 √ 16 √ 39 √

Page 103: IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/342/1/HARTONO...IDENTIFIKASI POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN RAHANDOUNA KOTA KENDARI KARYA

22 Tn. LG √ √ √ √ √ √ 32 √ 31 √ 63 √

23 Tn. S √ √ √ √ √ √ 28 √ 17 √ 45 √

24 Tn. S √ √ √ √ √ √ 21 √ 15 √ 36 √

25 Tn. H √ √ √ √ √ √ 25 √ 19 √ 44 √

26 Tn. ARS √ √ √ √ √ √ 30 √ 26 √ 56 √

27 Tn. H √ √ √ √ √ √ 25 √ 19 √ 44 √

28 Tn. D √ √ √ √ √ √ 23 √ 21 √ 44 √

29 Tn. AWA √ √ √ √ √ √ 29 √ 18 √ 47 √

30 Tn. NA √ √ √ √ √ √ 27 √ 18 √ 45 √

31 Tn. MA √ √ √ √ √ √ 27 √ 19 √ 46 √

32 Tn. S √ √ √ √ √ √ 25 √ 21 √ 46 √

33 Tn. LH √ √ √ √ √ √ 24 √ 19 √ 43 √

34 Tn. AS √ √ √ √ √ √ 25 √ 18 √ 43 √

35 Tn. S √ √ √ √ √ √ 22 √ 18 √ 40 √

36 Tn. IT √ √ √ √ √ √ 23 √ 20 √ 43 √

37 Tn. ARJ √ √ √ √ √ √ 27 √ 21 √ 48 √

38 Tn. LB √ √ √ √ √ √ 27 √ 19 √ 46 √

39 Ny. WG √ √ √ √ √ √ 25 √ 19 √ 44 √

40 Tn. H √ √ √ √ √ √ 31 √ 18 √ 49 √

28 12 21 13 4 2 14 6 11 3 6 1 5 6 1 3 2 3 7 12 12 2 1 13 3 8 1 39 1 38 2 13 27 29 11Jumlah

70%

30%

52.5

0%

32.5

0%

10%

5%

35%

15%

27.5

0%

7.5

0%

15%

2.5

0%

12.5

0%

15%

2.5

0%

7.5

0%

5%

7.5

0%

17.5

0%

30%

30%

5%

2.5

0%

32.5

0%

7.5

0%

20%

2.5

0%

97.5

0%

2.5

0%

95.0

0%

5.0

0%

32.5

0%

67.5

0%

72.5

0%

27.5

0%

PMSS : Pola Makan Sehat dan Seimbang

Kriteria Pola Makan Sehat dan Seimbang : Sehat jika skor 24 - 36 Sekretaris Lurah Rahandouna

Tidak Sehat jika skor 9 - 23

Kriteria Aktivitas Fisik Yang Teratur : Teratur jika skor 21 - 32

Tidak TeraturTeratur jika skor 8 - 20

Keterangan:

AFYT : Aktivitas Fisik Yang Teratur

Persentase

NIM. P00320014015

Peneliti

H. Muhammad Kasim, S.Sos

NIP. 196510021989031019

Hartono

Kendari, Juli 2017

Mengetahui,