IDENTIFIKASI PERSOLAN DOMINAN PENYEDIA BARANG/JASA ...konteks.id/p/05-095.pdf · adalah tentang...
Click here to load reader
Transcript of IDENTIFIKASI PERSOLAN DOMINAN PENYEDIA BARANG/JASA ...konteks.id/p/05-095.pdf · adalah tentang...
SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 MK-107 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011
IDENTIFIKASI PERSOLAN DOMINAN PENYEDIA BARANG/JASA KONSTRUKSI
BERDASARKAN DOKUMEN PENAWARANNYA
Albani Musyafa1
1Program Studi Teknik Sipil, Universitas Islam Indonesia, Jl Kaliurang Km 14,4 Yogyakarta 55584
Email: [email protected] atau [email protected]
ABSTRAK
Dunia jasa konstruksi Indonesia banyak mengalami perubahan sejak berlakunya Undang-undang no.
18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi 1999. Sejak itu banyak peraturan telah diberlakukan mulai
dari Peraturan Pemerintah (PP) hingga peraturan dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi
(LPJK). Salah satu bagian penting dari peraturan-peraturan tersebut adalah tentang pengadaan
barang dan jasa milik Pemerintah. Mengingat peraturan tersebut sangat penting bagi peningkatan
pelayanan publik, maka penegakan peraturan tersebut perlu didukung oleh semua pihak. Salah satu
usaha penegakan aturan tersebut adalah dengan mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang
timbul dalam pelaksanaannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengindentifikasi persoalan
dominan penyedia jasa pada lelang proyek jasa konstruksi. Data dikumpulkan dengan kuisioner set
dari responden yang adalah personil yang pernah telibat dalam sebagai anggota panitia lelang
pekerjaan pemborongan di Dinas Pekerjaan Umum Kimpraswil Daerah Kabupaten Kampar, Riau.
Analisa data dilakukan dengan metode Mean Rank yang divalidasi dengan Kendall W. Dari hasil analisis, diketahui bahwa persoalan pada aspek administrasi merupakan persoalan paling serius bagi
penyedia jasa konstruksi dibanding aspek teknis dan biaya. Dalam setiap aspek, dua persoalan utama
adalah sebagai berikut. Pada aspek administrasi, persoalan yang dominan adalah perihal pembuatan
jaminan penawaran dan kelengkapan dokumen kualifikasi. Pada aspek teknis persoalan yang
dominan adalah perihal metode pelaksanaan dan jadual pelaksanaan. Pada aspek biaya, persoalan
yang dominan adalah analisis harga satuan pekerjaan dan syarat pembayaran.
Kata kunci: lelang proyek konstruksi, penyedia jasa, pengadaan barang/jasa,
1. LATAR BELAKANG
Dunia jasa konstruksi Indonesia banyak mengalami perubahan sejak berlakunya Undang-undang no. 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi 1999. Sejak itu banyak peraturan telah diberlakukan mulai dari Peraturan Pemerintah (PP),
Peraturan Peresiden (Perpres), Keputusan Presiden (Kepres), Keputusan Mentri (Kepmen) hingga peraturan dari
Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK). Salah satu bagian penting dari peraturan-peraturan tersebut
adalah tentang pengadaan barang dan jasa milik pemerintah. Pada dasarnya, peraturan-peraturan tersebut dibuat agar
pengadaan barang/jasa dapat terlaksana dengan efisien, terbuka, kompetitif dan akuntabel sehingga pelayanan
publik dapat ditingkatkan (UU no 18, 1999 & Perpres no 54, 2010).
Penyedia jasa konstruksi, di lain pihak, juga sedang dalam tahap penyesuaian dengan aturan-aturan yang baru
tersebut. Dengan kondisi yang ada sekarang ini, kesiapan penyedia jasa untuk mengikuti aturan baru ini perlu
mendapat perhatian yang serius (Kartasasmita, 2006). Tanpa kesiapan calon penyedia jasa, peraturan tersebut tidak
banyak berarti bagi peningkatan kualitas pengadaan barang/jasa.
Pada dasarnya, kesiapan penyedia jasa konstruksi ini dapat diukur sejak penyedia jasa yang bersangkutan menyerahkan dokumen penawaran untuk mendapatkan suatu pekerjaan. Kelengkapan administrasi dan kualitas
proposal teknis maupun biaya dapat dijadikan acuan untuk mengidentifikasi kesiapan jasa konstruksi dalam
peraturan yang baru tersebut.
2. TUJUAN, MANFAAT DAN BATASAN PENELITIAN
Sesuai dengan latar belakang diatas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengindentifikasi persoalan dominan
penyedia jasa pada lelang proyek jasa konstruksi.
Manfaat yang akan didapat dari penelitian ini adalah bahwa hasil penelitian ini dapat digunakan untuk:
1. Bahan pertimbangan bagi para penyedia jasa yang akan mengikuti pelelangan pada proyek-proyek pemerintah.
2. Menambah referensi untuk penelitian yang berhubungan dengan pelelangan.
Manajemen Konstruksi
MK-108 SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5
Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011
Dalam pelaksanaannya, penelitian dibatasi bahwa data penelitian didapat dari Dinas Pekerjaan Umum Kimpraswil
Kabupaten Kampar, Riau yang mengacu pada pelelangan secara terbuka untuk pekerjaan pemborongan pada tahun
2008.
3. LANDASAN TEORI
Landasan teori ini adalah pandangan teoritis sebagai dasar pelaksanaan penelitian. Dengan landasan ini penelitian
diharapkan mempunyai dasar dan arah yang jelas sehingga kontribusi penelitian terhadap persoalan yang lebih besar
dapat dijelaskan. Landasan teori dari penelitian ini diawali dari asumsi bahwa bahwa regulasi di bidang jasa
konstruksi yang diundangkan pemerintah harus ditaati untuk membangun masyarakat jasa konstruksi yang lebih
baik.
Regulasi di bidang pengadaan jasa konstruksi, pada dasarnya, untuk menunjang terwujudnya tujuan Pembangunan
Nasional di bidang ekonomi, sosial, dan budaya (UU no 18, 1999). Dengan regulasi ini diharapkan jasa konstruksi
dapat tumbuh dan berkembang sehingga terwujud struktur usaha yang kokoh, andal, berdaya saing tinggi, dan hasil
pekerjaan konstruksi yang berkualitas. (UU no 18 ps 3, 1999)
Untuk itu regulasi di bidang jasa konstruksi tersebut perlu disosialisasikan untuk meningkatkan kepatuhan masyarakat pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sosialisasi dan peningkatan
kepatuahan terhadap peraturan yang efektif memerlukan identifikasi permasalahan di lapangan.
Identifikasi persoalan yang dihadapai penyedia jasa konstruksi dapat dilakukan melalui penilaian terhadap proposal
yang mereka buat saat mengajukan penawaran. Proposal tersebut berisi tentang kelengkapan administrasi
perusahaan, proposal teknik pelaksanaan pekerjaan dan rencana biaya pekerjaan.
Kelengkapan administrasi ini dapat mencerminkan ketaatan perusahaan terhadap peraturan. Peraturan tersebut
mengatur tentang klasifikasi dan kualifikasi perusahaan, metode lelang dan lain sebagainya.Kemampuan membuat
rencana pelaksanaan juga mencerminkan kemampuan perusahaan dalam merencanakan pelaksanaan pekerjaan,
seperti metode pelaksanaan bangunan dan lain sebagainya. Disamping itu proposal juga mencantumkan rencana
biaya yang mencerminkan kemampuan dalam manajemen biaya (Soeharto, 1995; Barrie, 1995).
Penilaian dokemen lelang tersebut dilakukan oleh pemilik atau pemberi tugas, atau panitia/orang yang ditunjuk
(Soeharto, 1995; Barrie, 1995). Oleh karena itu informasi dari penilai tersebu sangat penting untuk mengetahui
persoalan-persoalan yang dihadapi oleh penyedia jasa konstruksi.
4. STUDI PUSTAKA
Studi pustaka ini diarahkan untuk mengidentifikasikan aspek-aspek dan variabel yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi persoalan penyedia jasa pada lelang proyek jasa konstruksi berdasarkan dokumen penawaran yang
diajukannya pada lelang jasa konstruksi. Untuk itu perlu dimengerti definisi-definisi istilah penting yang terkait
dengan pelelangan.
Definisi
Definisi istilah disini banyak merujuk pada peraturan-peraturan yang terkait dengan pengadaan barang/jasa
pemerintah mengingat batasan penelitian tersebut.
Pelelangan adalah metode pemilihan penyedia jasa yang telah memenuhi syarat. Menurut Perpres no 54 (2010) ada
beberapa jenis pelelangan, yaitu pelelangan umum, pelelangan terbatas, dan pelelangan sederhana. Namun dalam
penelitian ini jenis pelelangannya adalah pelelangan umum. Pelelangan Umum adalah metode pemilihan Penyedia
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua Penyedia
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang memenuhi syarat (Perpres no 54, 2010).
Penyedia jasa adalah badan usaha atau orang perseorangan yang kegiatan usahanya menyediakan barang/layanan
jasa konstruksi. (Kepres 80, 2003 dan Perpres 54, 2010). Jenis usaha dari penyedia jasa ini ada tiga yaitu jasa perencanaan, jasa pelaksanaan dan jasa pengawasan (PP no 28, 2000). Dalam penelitian ini jenis usaha yang diteliti
adalah jenis usaha pelaksanaan.
Pengguna jasa adalah pihak yang member tugas atau yang memiliki pekerjaan yang bertanggung jawab atas
pelaksanaan pengadaan jasa (Kepres 80, 2003). Dalam penelitian ini pengguna jasa adalah Dinas Pekerjaan Umum
Kimpraswil Daerah Kabupaten Kampar, Riau. Dalam melakukan pemilihan penyedia jasa, pengguna jasa
membentuk panitia pengadaan (Kepres 80, 2003). Orang-orang yang pernah telibat dalam panitia pengadaan ini
yagn mengjadi nara sumber atau responden dari penelitian ini.
Pemilihan penyedia jasa adalah kegiatan untuk menetapkan penyedia barang/jasa yang akan ditunjuk untuk
melaksanakan pekerjaan (Kepres 80, 2003). Dalam rangka pemilihan ini, penyedia jasa mengajukan dokumen
Manajemen Konstruksi
SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 MK-109 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011
penaaran yaitu proposal penawaran yang memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu. Dokumen penawaran ini lah
yang dijadikan dasar dalam menilai persoalan yang dihadapi penyedia jasa konstruksi.
Kriteria pemilihan penyedia jasa
Kriteria pemilihan penyedia jasa merupakan hal-hal yang akan dinilai untuk menentukan pemenang lelang. Criteria tersebut diturunkan dari persyaratan penyedia barang/jasa dalam pelaksanaan pengadaan menurut Keppres No. 80
pasal 11 ayat 1 (2003), yaitu:
1. Memenuhi peraturan ketentuan perundang- undangan untuk menjalankan usaha / kegiatan sebagai penyedia
barang dan jasa,
2. Memiliki keahlian, pengalaman, kemampuan teknis dan manajerial untuk menyediakan barang dan jasa,
3. Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usanya tidak sedang dihentikan dan atau direksi
yang bertindak untuk dan atas nama perusahaan tidak sedang dalam menjalankan sanksi pidana,
4. Secara umum mempunyai kapasitas menandatangani kontrak,
5. Sudah memenuhi kewajiban perpajakan terakhir, dibuktikan dengan melampirkan surat pajak tahunan (SPT),
PPh, terakhir dan fotocopy surat storan pajak,
6. Dalam waktu 4 (empat) tahun terakhir pernah memperoleh pekerjaan menyediakan barang/jasa dilingkungan
pemerintah maupun swasta termasuk pengalaman subkontrak, kecuali penyedia barang/jasa yang baru berumur 3 (tiga) tahun,
7. Memiliki sumber daya manusia, modal, peralatan dan fasilitas lain yang diperlukan dalam pengadaan
barang/jasa,
8. Tidak masuk daftar hitam,
9. Memiliki alamat tetap dan jelas serta dapat dijangkau dengan pos,
10. Khusus untuk penyedia barang/jasa orang/perseorangan sama dengan diatas kecuali butir 6.
Variabel penelitian
Variabel penelitian ini diturunkan dari aspek-aspek utama yang dinilai dari proposal penawaran penyedia jasa
konstruksi. Secara umum, aspek yang dinilai dari sebuah proposal penawaran dapat dibagi menjadi tiga, yaitu aspek administrasi, aspek teknis dan aspek biaya (Kepres 80, 2003 dan Soeharto, 1995). Sehingga dalam penelitian ini,
aspek-aspek tersebut diturunkan menjadi faktor penelitian.
Aspek administrasi ini dapat mencerminkan persoalan yang dihadapi penyedia jasa dari sisi kualitas dan pemahaman
penyedia jasa akan peraturan-peraturan dibidang jasa konstruksi terutama aturan pelelangan. Aspek administrasi ini
merupakan aspek yang perlu diperhatikan untuk menilai perusahaan dan proses penawaran untuk mendukung
telaksananya kontrak kerja yang baik. Aspek ini meliputi syarat-syarat dan kelengkapan administrasi dari
perusahaan peserta lelang.
Aspek teknis ini dapat mencerminkan persoalan dalam pemahaman dan kemampuan teknis penyedia jasa dalam
melaksanakan pekerjaan. Aspek teknis ini adalah aspek yang perlu dilihat untuk mengetahui hal-hal yang bersifat
teknis untuk pelaksanaan dari pekerjaan yang akan dikerjakan.
Apek biaya ini ini dapat mencerminkan persoalan penyedia jasa dalam merencakan dan mengendalikan biaya. Aspek ini adalah aspek komersial yang penting bagi terelenggaranya suatu pekerjaan konstruksi.
Variabel dari faktor/aspek tersebut adalah sebagai berikut ini. Persoalan penyedia jasa dalam aspek administrasi
mempunyai variabel sebagai berikut:
1. Pembuatan Jaminan;
2. Dokumen Kualifikasi;
3. Dokumen Keuangan;
4. Dokumen perpajakan; dan
5. Surat Penawaran/ metode penyampaiannya.
Persoalan penyedia jasa dalam aspek teknis mempunyai variabel sebagai berikut:
1. Metode Pelaksanaan;
2. Jadual Pelaksanaan;
3. Spesifikasi Teknik; 4. Teknologi/ Peralatan; dan
5. Personil inti.
Persoalan penyedia jasa dalam aspek perencanaan biaya mempunyai variabel sebagai berikut:
1. Daftar harga;
2. Breakdown pekerjaan;
Manajemen Konstruksi
MK-110 SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5
Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011
3. Analisis Harga Satuan Pekerjaan;
4. Volume pekerjaan dan validitas hitungan
5. Syarat pembayaran.
5. METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian ini difokuskan untuk menjelaskan tentang cara pengumpulan data dan cara analisis data.
Pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menyebarkan kuisioner. Metode pengumpulan data yang
digunakan adalah dengan survey menyebarkan kuisioner. Kuisioner dibuat dengan mengacu pada variabel-variabel
yang ada pada studi pustaka. Setelah kuisioner berhasil disusun maka diadakan pengecekan untuk mengetahui
validitas kuisioner tersebut. Setelah dianggap layak, kuisioner disebarkan calon responden. Responden pada
penelitian ini adalah orang-rang yang pernah terlibat dalam panitia pengadaan barang/jasa Dinas Pekerjaan Umum
Kimpraswil Daerah Kabupaten Kampar, Riau yang dianggap memiliki kualifikasi dalam memberikan informasi
untuk pengisian kuisioner. Setelah calon responden terdata, maka langkah selanjutnya adalah menyebarkan kuisioner kepada calon responden secara langsung satu persatu. Dengan demikian jika dalam kuisioner tersebut ada
hal yang kurang difahami responden, maka surveyor dapat menjelaskannya.
Dalam kuisioner ini responden diberi pertanyaan-pertanyaan inti sesuai variabel penelitian dengan 5 pilihan jawaban
ordinal. Lima pilihan tersebut mulai dari sangat dominan sampai dengan sangat tidak dominan. Adapun bobot dari
pilihan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Sangat dominan = 5
2. dominan = 4
3. Biasa = 3
4. Tidak dominan = 2
5. Sangat Tidak dominan = 1
Data kuisioner tersebut diolah berdasarkan bobot nilai ini.
Pengolahan data
Analisis data di sini adalah proses penyederhanaan data sehingga bisa menghasilkan informasi sesuai tujuan
penelitian. Metode yang digunakan untuk analisis data tersebut adalah metode rangking dari nilai rata-rata variabel.
Perhitungan nilai rata-rata dilakukan dengan menggunakan persamaan 1.
N
x
x
N
i
i 1
(1)
Keterangan: _
x = nilai rata-rata tiap variabel
ix = jumlah total nilai dari seluruh responden
N = jumlah responden
Agar ranking tersebut diketahui validitasnya, maka ranking tersebut diuji dengan metode statistik Kendall-W
rumusnya disajikan dalam persamaan 2 (Santoso, 2001). Kemudian dihitung nilai Chi square sesuai persamaan 3.
Uji Konkordansi Kendall W ini pada prinsipnya ingin mengetahui apakah ada keselarasan dari dari responden dalam
menilai obyek tertentu.
)1(
)1(31222
222
kkn
kknRiW
(2)
Wkn )1(2 (3)
Keterangan: W =Kendall W
k = jumlah variabel
n = jumlah responden
Ri =jumlah nilai masing-masing variabel
Χ2 =Chi Square
Manajemen Konstruksi
SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 MK-111 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011
6. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Jumlah responden adalah 30 orang. Angka partisipasi ini dapat dikatakan wajar berdasarkan pengalaman survai
sebelumnya (Musyafa, 2009), karena ajakan ini bersifat sukarela. Data yang terkumpul untuk analisa ini dipandang
sebagai sampel yang bersifat random (Musyafa, 2009). Analisis data dilakukan untuk mengidentifikasi urutan persoalan dominan dengan hasil akhir berupa tabel rangking.
Dari penggabungan variabelnya, aspek yang paling dominan menjadi persoalan adalah aspek administrasi (Lihat
Tabel 1). Hal ini bias jadi disebabkan aspek administrasi ini merupakan hal-hal yang relativ baru sebagaimanan
dituntut dalam peraturan-peraturan yang mutakhir. Pemenuhan aspek ini memerlukan informasi, pengetahuan,
kesadaran dari pihak penyedia jasa ataupun pihak lainnya.
Tabel 1. Rangking persoalan penyedia jasa konstruksi pada aspek administrasi, teknis dan biaya
Apsek Sampel Mean Median Mode Rank Keterangan
Administrasi 150 4.45 5.00 5 1 Aspek utama yang jadi permasalahan
Teknik 150 4.27 4.00 4 2 -
Biaya 150 3.59 4.00 4 3 -
Aspek administrasi
Dalam aspek administrasi, persoalan utama adalah pada pembuatan jaminan dan dokumen kualifikasi perusahaan
(Lihat Tabel 2). Hal ini bisa dimengerti karena pembuatan jaminan memerlukan persyaratan yang cukup berat untuk
perusahaan kualifikasi menengah ke bawah. Sementara itu, dokumen kualifikasi ini dibuktikan dengan sertifikat dari Lembaga Pengembangan Jasa konstruksi (LPJK) yang persyaratannya tidak dapat diperoleh dengan cepat.
Tabel 2. Rangking persoalan penyedia jasa konstruksi pada aspek administrasi
Aspek Administrasi Sampel Mean Median Mode Rank Keterangan
Pembuatan Jaminan 30 4.87 5.00 5 1 Persoalan utama dalam aspek administrasi
Dokumen Kualifikasi 30 4.67 5.00 5 2 Persoalan utama dalam aspek administrasi
Dokumen Keuangan 30 4.50 5.00 5 3 -
Dokumen perpajakan 30 3.80 4.00 4 5 -
Surat Penawaran/ metode
penyampaiannya.
30 4.43 4.00 4 4 -
Aspek teknis
Dalam aspek teknis, persoalan utama adalah pada pembuatan metode pelaksanaan dan jadual pelaksanaan
(LihatTabel 3). Hal ini bisa jadi karena pembuatan metode pelaksanaan memerlukan inovasi dan pengkajian yang
mendalam sehingga memerlukan kualifikasi sumberdaya manusia yang cukup berat untuk perusahaan kualifikasi
menengah ke bawah. Sementara pembuatan jadual pelaksanan yang tepat tergantung dari ketepatan metode,
peralatan dan sumber dayanya. Pembinaan dalam hal teknis ini juga masih diperlukan oleh penyedia jasa konstruksi.
Tabel 3. Rangking persoalan penyedia jasa konstruksi pada aspek teknis
Aspek Teknis Sampel Mean Median Mode Rank Keterangan
Metode Pelaksanaan 30 4.43 4.00 4 1 Persoalan utama dalam aspek teknis
Jadual Pelaksanaan 30 4.40 4.00 4 2 Persoalan utama dalam aspek teknis
Spesifikasi Teknik 30 4.33 4.00 4 3 -
Teknologi/ Peralatan 30 4.23 4.00 4 4 -
Personil inti 30 3.97 4.00 4 5 -
Aspek biaya
Dalam aspek biaya, persoalan utama adalah pada pembuatan analisis harga satuan pekerjaan dan syarat pembayaran
(Lihat
Tabel 4). Hal ini bisa dimengerti karena pembuatan analisis harga satuan pekerjaan memerlukan pemahaman dan
data yang akurat baik index yang berstandar nasional atau daftar upah dan harga yang berlaku. Sementara itu,
kebanyakan penyedia jasa membuat persyaratan pembayaran yang cukup banyak pada awal pekerjaan. Hal ini
banyak dilakukan oleh penyedia jasa yang modal finansialnya tidak terlalu kuat. Oleh karena itu, penyedia jasa
masih memerlukan pembinaan sesuai PP no 29 (2000) yang meliputi permodalan.
Manajemen Konstruksi
MK-112 SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5
Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011
Tabel 4. Rangking persoalan penyedia jasa konstruksi pada aspek biaya
Aspek biaya Sampel Mean Median Mode Rank Keterangan
Daftar harga 30 3.03 3.00 3 5 -
Breakdown pekerjaan 30 3.10 3.00 2 4 -
Volume pekerjaan dan validitas
hitungan
30 3.17 3.00 4 3 -
Analisis Harga Satuan Pekerjaan 30 4.47 4.00 4 1 Persoalan utama dalam aspek biaya
Syarat pembayaran 30 4.20 4.00 4 2 Persoalan utama dalam aspek biaya
Hasil temuan ketiga rangking terakhir ini adalah valid karena setelah berdasarkan perhitungan keselarasan Kendall’s
didapat bahwa signifikasi untuk rangking tersebut adalah 0 (Lihat Tabel 5). Ini dapat berarti bahwa responden
mempunyai kecenderungan sesuai hail perhitungan ranking tersebut.
Tabel 5. Uji Keandalan ranking persoalan penyedia jasa konstruksi pada aspek administrasi, teknis dan biaya
Item\aspek Administrasi Teknis Biaya
Jumlah Sampel (N) 30 30 30
Kendall's W (Coefficient of Concordance) .343 .161 .535
Chi-Square 41.171 19.361 64.154
Jumlah Rangking 5 5 5
Derajat Kebebasan 4 4 4
Signifikansi .000 0.00 0.000
Kesimpulan Ranking valid Ranking valid Ranking valid
Sumber: Analisis Kendall's W
7. KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan analis dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan dan disampaikan saran sebagai berikut ini.
Kesimpulan
Kesipulan dari penelitian ini adalah bahwa penyedia jasa konstruksi masih menghadapi persoalan:
1. Legal/administrasi, meliputi kelengkapan dokumen sertifikat klasifikasi/kualifikasi;
2. Teknis, meliputi penyususunan analisis harga satuan pekerjaan, penyususnan metode pelaksanan bangunan
dan pembuatan jadual pekerjaan.
3. Permodalan, meliputi modal awal untuk pelaksanaan pekerjaan dan pembuatan surat jaminan.
Saran
Saran untuk perbaikan kondisi penyedia jasa konstruksi adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengatasi persoalan legal/administrasi diperlukan usaha lebih untuk telaksananya sertifikasi badan
usaha;
2. untuk mengatasi persoalan teknis, perlu dilakukan pelatihan/workshop untuk metode pelaksanaan bangunan
penjadualan dan pembatan analisis harga satuan pekerjaan;
3. untuk mengatasi persolan permodalan, penyedia jasa memerlukan bantuan finansial dari pihak yang terkait;
4. Untuk validasi lebih lanjut dari hasil penelitian ini, penelitian lanjutan yang melibatkan responden yang
lebih banyak dan lebih tersebar perlu dilakukan.
8. UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih kepada kepada semua pihak yang telah membantu proses penelitian ini terutama saudara Ade Arfandi, mahasiswa Teknik Sipil UII, yang telah membantu dalam pengumpulan data penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Kartasasmita, G. A. (2006). "Pengadaan Barang dan Jasa Menurut Pelaku Usaha dalam Upaya Perbaikan Sistim
Penyelenggaraan Barang / Jasa Pemerintah, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) dan Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta
Keputusan Presiden No. 80 (2003) Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan barang / Jasa Pemerintah
Musyafa, A. (2009). Stakeholders’ Satisfaction with Civil Engineering Graduates, Civil Engineering, Thesis, Curtin
University of Technology, Perth
Manajemen Konstruksi
SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 MK-113 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011
Peraturan Pemerintah No 4 (2010) Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 Tentang
Usaha Dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi
Peraturan Pemerintah No 28 (1999) tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi
Peraturan Pemerintah No 29 (1999) Tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
Peraturan Pemerintah No 30 (1999) Tentang Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi
Peraturan Presiden No 54 (2010) Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Santoso, S. (2001). "Buku Latihan SPSS Statistik Non Parametrik, Elex Media Komputindo.Jakarta Soeharto, I., (1995), Manajemen Proyek: dari Konseptual sampai Operasional, Erlangga, Jakarta.
Undang-Undang No 18 (2003) Tentang Jasa Konstruksi
Manajemen Konstruksi
MK-114 SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5
Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011