IDENTIFIKASI PEMISAHAN PIGMEN DALAM DAUN filedua fase yaitu fase diam dan fase gerak untuk...

28
LAPORAN PRAKTIKUM IDENTIFIKASI PEMISAHAN PIGMEN DALAM DAUN Oleh : Golongan A/Kelompok 6A 1. Henita Nur Kumala Sari (161510501156) 2. Feri Dwi Putra Suhartono (161510501251) 3. Hisyam Hardiansyah (161510501258). LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER 2017

Transcript of IDENTIFIKASI PEMISAHAN PIGMEN DALAM DAUN filedua fase yaitu fase diam dan fase gerak untuk...

LAPORAN PRAKTIKUM

IDENTIFIKASI PEMISAHAN PIGMEN DALAM DAUN

Oleh :

Golongan A/Kelompok 6A

1. Henita Nur Kumala Sari (161510501156)

2. Feri Dwi Putra Suhartono (161510501251)

3. Hisyam Hardiansyah (161510501258).

LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER

2017

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tumbuhan memiliki warna yang berbeda-beda seperti daun, batang,

bunga, biji. Perbedaan warna pada tanaman disebabkan oleh pigmen yang

dikandungnya, terdapat beberapa pigmen tanaman diantaranya klorophyl,

flavonoid, karotenoida yang terdiri dari karoten dan xantofili. Salah satu

tumbuhan yang mengandung bermacam variasi pigmen ialah tanaman puring.

Daun pada tanaman puring memiliki pigmen daun yang beragam diantaranya

daun puring hijau, daun puring merah, dan daun puring kuning. Pigmen pusat

reaksi fotosintesis berlangsung didalam klorofil, karena dapat menangkap energi

cahaya yang diserap oleh pigmen klorofil atau pigmen lainnya.

Klorofil terbagi menjadi dua macam yaitu klorophyl a dengan berwarna

hijau kebiruan serta memiliki rumus kimia C55H72O5N4Mg dan klorophyl b

berwama hijau kekuningan, rumus kimia klorophy b yaitu C55H72O6N4Mg.

Rangkaian pada klorofil disebut fitil yang terlepas menjadi fitol C20H39OH, jika

dipengaruhi enzim klorofilas dan air. Klorofil memiliki sifat diantaranya

fluorescen, yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik yang

polar. Teknik kromatografi sebagai suatu teknik pemisahan dengan melakukan

dua fase yaitu fase diam dan fase gerak untuk memisahkan klorofil a dan klorofil

b serta pigmen lain.

Pigmen warna pada daun tumbuhan tidak hanya berwarna hijau, akan

tetapi terdapat beberapa daun memiliki warna selain hijau seperti ungu,

kekuningan, merah. Kondisi ini disebabkan pada saat daun terkena sinar matahari

pigmen pada daun mengikat warna pada matahari, sehingga terjadi perbedaan

warna. Kloroplas memiliki pigmen warna selain klorofil diantaranya karatenoida

dan anthosianin. Karotenoida terdapat dua jenis yaitu karoten dan karotenoida

atau xantophyl. Karoten pada daun tanaman dapat menimbulkan warna jingga

dan bersifat provitamin A, sedangkan karotenoida atau xantophyl umumnya

berwarna kuning. Perubahan pigmen warna dapat dilihat pada proses pematangan

buah jumlah karoten meningkat dan xantophyl menurun.

2

Anthosianin merupakan pigmen warna pada daun yang perubahan

warnanya bergantung pada faktor lingkungan. Pada saat kondisi lingkungan asam

akan berwama merah, bewama biru di lingkungan basa dan ungu pada lingkungan

netral. Pigmen warna pada anthosianin hanya dapat dilarutkan dengan

menggunakan aseton. Aseton berfungsi untuk melarutkan semua pigmen.

Penambahan CaCO3 pada daun bertujuan untuk membuka jaringan dalam daun

serta mereduksi semua pigmen yang ada dalam daun.

Kandungan klorofil pada tanaman tiap spesies berbeda, bahkan setiap daun

dalam satu tumbuhan. Kondisi ini diakibatkan oleh kandungan pigmen daun yang

berbeda. Pemisahan pigmen adalah suatu proses pemecahan atau pemisahan

dalam daun untuk mengetahui kandungan pigmen kloroplas yang berbeda-beda

Berdasarkan latar belakang tersebut praktikan ingin membahas mengenai

identifikasi pemisahan pigmen dalam daun dan mempelajari sifat-sifat yang

terkandung didalamnya.

1.2 Tujuan

Mengatahui berbagaimacam pigmen warna pada daun serta mempelajari sifat

sifatnya

3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Fotosintesis merupakan proses produksi senyawa organik oleh makluk

hidup yang memiliki klorofil dengan menangkap energi cahaya di lingkungan

sekitar. Faktor lingkungan disekitar tanaman dapat memberikan pengaruh

terhadap jumlah klorofil yang terdapat pada tanaman. Intensitas cahaya menjadi

faktor terbesar yang menentukan terhadap jumlah krolofil pada tanaman.

Perbedaan jumlah klorofil dapat diketahui pada daun yang terpapar sinar matahari

sepanjang hari dan pada daun yang terhalang oleh daun lain (Sevik et al., 2013).

Klorofil yang terdapat pada tanaman pada umumnya terdiri dari klorofil a

dan klorofil b. Klorofil a memiliki rumus kimia C55H72O5N4Mg dengan warna

hijau kebiruan, sedang untuk klorofil b memiliki rumus kimia C55H72O6N4Mg dan

berwarna hijau kekuningan. Klorofil dapat menjadi indikator kesegaran tanaman

buah atau sayuran hijau karena kondisi kandungan klorofil yang terkandung

didalamnya. Kandungan pigmen klorofil cukup bervariansi diantaranya

karotenoida, anthosianin, karoten. Pigmen klorofil dapat larut atau di ekstraksi

dalam metanol, dietil eter, dan aseton yang dipengaruhi oleh panjang gelombang.

Pelarut ekstraksi terbaik untuk melarutkan klorofil dengan menggunakan aseton

dan metanol. Penggunaan aseton lebih disukai, karena aseton lebih mudah dicari

dan hasil yang diperoleh cukup baik. Penggunaan aseton dalam melarutkan

klorofil harus dalam waktu yang tidak terlalu lama, dikarenakan aseton cepat

menguap diudara (Costache et al., 2012).

Antosianin merupakan pewarna alami yang berperan dalam pembentukan

berbagai macam warna pada tanaman mulai dari merah, ungu, biru, dan kuning

bergantung pada nilai Ph di lingkungannya. Konsentrasi warna antosianin juga

dipengaruhi oleh faktor suhu dan cahaya disamping dari nilai PH lingkungan

(Mahmudatussa’adah dkk., 2014). Tingginya suhu lingkungan pada antosianin

dapat menyebabkan meningkatnya kerusakan antosianin, sedangkan penyimpanan

pada lingkungan dengan suhu rendah tidak berpengaruh berarti terhadap

kestabilan kadar antosianin (suhartatik dkk., 2013). Antosianin selain sebagai

pigmen alami pada tanaman juga memilikimanfaat di bidang kesehatan sehingga

4

berpotensi untuk dimanfaatkan di industri farmasi. Antosianin yang dikandung

buah dan sayuran terbukti bermanfaat bagi kesehatan dikarenakan aktivitas

antioksidannya (Chaudhary dan Makhopadhyay, 2012).

Karoten sebagai senyawa organik yang memiliki rantai karbon panjang

dan bersifat non polar yang termasuk dalam pigmen karotenoida. Karoten adalah

persenyawaan hidrokarbon yang memiliki rumus kimia C40H56 dan dapat di

temukan pada kloroplas. Karoten merupakan pemberi pigmen warna orange pada

tanaman, selain itu karoten juga bertindak sebagai provitamin A. Karoten sebagai

bagian dari pigmen warna karotenoida, dimana karotenoida terbagi menjadi

golongan karoten dan xantofil. Pigmen warna xantofil pada tanaman memberikan

warna kuning dengan rumus C40H56(OH)2 (Satriyanto dkk., 2012).

Menurut Rubiyanto (2017) teknik pemisahan pigmen warna dengan

menggunakan kromatografi berdasarkan kepada fase diam dan fase gerak. Fase

diam dapat berupa padat atau cairan pelarut yang diletakkan pada permukaan

kertas. Pada fase gerak dalam teknik kromatografi berupa suatu cairan atau gas.

Pemisahaan pigmen dengan menggunakan teknik kromatografi bertujuan untuk

memisahkan antara klorofil a dan klorofil b.

5

BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Agrobiosains acara “Pemisahan Pigmen dalam Daun dan

Penetapan Kandungan Klorofil” dilaksanakan pada hari Senin, 2 Oktober 2017

pukul 06.30-08.00 WIB. Bertempat di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas

Pertanian Universitas Jember.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

1. Mortir dan stamper

2. Neraca Analitis

3. Kuvet

4. Corong Pemisah dan Statif

5. Gelas Ukur

6. Labu Ukur

3.2.2 Bahan

1. Daun tanaman berwarna kuning, hijau dan merah

2. CaCO3

3. Aseton

4. Aquadest

5. Petroleum eter

3.3 Pelaksanaan Praktikum

1. Menimbang 1 g daun tanaman yang telah ditentukan.

2. Menumbuk/menghaluskan daun dengan mortar dan stamper, serta

menambahkan 1 g caco3.

3. Menambahkan 10 ml aseton. Menyaring larutan aseton yang berwarna hijau

gelap dengan kertas filter untuk menghilangkan sisa-sisa saringan.

6

4. Menunggu hingga terjadi perubahan warna pada kertas saring, mengamati

gradasi warna yang terjadi pada kertas saring.

3.4 Variabel Pengamatan

1. Warna pigmen daun puring hijau

2. Warna pigmen daun puring merah

3. Warna pigmen daun puring kuning

3.5 Analisis Data

Data yang diperoleh selanjutnya diolah dengan analisis statistik deskriptif.

7

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Gambar 1. Diagram Penampang Kandungan Klorofil Pada Daun

Organ daun mengandung suatu kloroplas yang memiliki beberapa pigmen

warna. Pigmen warna pada kloroplas diantaranya klorofil, anthosianin, dan

karotenoida. Pada daun puring hijau umumnya hanya mengandung pigmen

klorofil, sedangkan pada daun puring kuning memiliki pigmen klorofil dan

karotenoid. Pigmen daun puring merah mengandung klorofil, anthosianin,

karotenoida. Pada umumnya semua daun mengandung klorofil yang bermanfaat

untuk proses fotosintesis.

Gambar 2. Kandungan Pigmen Pada Daun Puring Hijau

Pigmen pada daun puring hijau mengandung pigmen warna klorofil.

Klorofil pada daun terbagi menjadi klorofil a dan klorofil b. Jumlah kandungan

klorofil pada daun merupakan jumlah keselurahan antara klorofil a dan klorofil b.

pigmen yang terbentuk antara klorofil a dan klorofil b cukup berbeda.

3 2

1

KETERANGAN

1 = Klorofil

1 & 2 = Karotenoid

1, 2, 3 = Antosianin

8

Gambar 3. Kandungan Pigmen Pada Daun Puring Kuning

Pigmen pada daun puring kuning mengandung klorofil dan karotenoid.

Karotenoid pada daun memberikan pigmen kuning. Kombinasi warna ini

menimbulkan warna kuning pada daun yang dominan.

Gambar 4. Kandungan Pigmen Pada Daun Puring Merah

Daun puring merah mengandung pigmen klorofil, antosianin, dan

karotenoid. Kombinasi antara semua pigmen warna pada daun membentuk suatu

pigmen merah.

4.2 PEMBAHASAN

Tanaman puring atau croton (Codiaeum varigatum L.) merupakan salah

satu tanaman hias. Tanaman puring memiliki daun yang cukup bervariasi dalam

satu pohonnya diantaranya terdapat daun puring hijau, daun puring merah, dan

daun puring kuning. Perbedaan warna daun yang terjadi disebabkan oleh senyawa

pigmen yang terkandung didalamnya. Selain itu, perbedaan warna daun dalam

satu pohon disebabkan oleh pengaruh intesitas cahaya yang diserap dalam proses

9

fotosintesis. Sel kloroplas sebagai organ pada daun yang berguna untuk proses

fotosintesis. Kloroplas terbagi atas tiga jenis pigmen warna diantaranya, klorofil

(klorofil a dan klorofil b), karotenoid (xantofil dan karoten), dan antosianin.

Penyebab terjadinya perbedaan pigmen daun disebabkan karena keberagaman

pigmen klorofil (Gogahu dkk., 2016).

Daun puring hijau memiliki kandungan klorofil a dan klorofil b

didalamnya, karena klorofil memiliki fungsi sebagai tempat berlangsungnya

fotosintesis. Selain itu, kombinasi antara klorofil a dan klorifil b merupakan

jumlah total dari klorofil daun (Ndukwe et al., 2016). Klorofil adalah kumpulan

senyawa kimia yang terdapat di dalam daun. Klorofil memiliki tempat di bagian

sel daun yaitu pada kloroplas. Fungsi dari adanya klorofil pada daun adalah

sebagai bahan fotosintesis yang nantinya akan menghasilkan produk berupa

glukosa dan oksigen. Glukosa yang dihasilkan berguna sebagai asupan sumber

energi pada makhluk hidup lainnya. Selain itu, dari produk lainnya yaitu oksigen

juga tidak kalah penting mengingat makhluk hidup membutuhkan oksigen untuk

bernafas.

Daun puring kuning memiliki dua pigmen diantaranya klorofil (klorofil a

dan klorofil b) dan karotenoid. Karotenoid merupakan suatu pigmen pada tanaman

yang menjadikan ciri khas tersendiri. Karotenoid terbagi atas dua pigmen yaitu

xantofil dan karoten. Berdasarkan data praktikum, dapat dibuktikan bahwa daun

puring kuning mengandung xantofil (kuning) dan karoten (orange). Kandungan

yang terdapat pada karoten berfungsi sebagai provitamin A yang bermanfaat

untuk kesehatan mata pada manusia. Xantofil termasuk dalam karotenoid dikarena

pigmen yang terkandung berwarna kuning, sedangkan karotenoid memiliki warna

kuning kecoklatan.

Pigmen daun yang terdapat pada daun puring merah memiliki tiga

kombinasi pigmen yang berada didalamnya. Pigmen yang dihasilkan yaitu klorofil

(klorofil a dan klorofil b) karotenoid, dan antosianin. Pigmen antosianin pada

daun memiliki pigmen yang terbentuk yang sesuai dengan kondisi

lingkungannnya. Pada saat kondisi lingkungan asam, maka antosianin yang

terbentuk berwarna merah (pH < 6,5), sedangkan pada kondisi basa warna yang

10

terbentuk biru (pH > 7,5). Perbedaan pigmen pada daun puring merah cukup

terlihat jelas, jika dibandingkan dengan pigmen warna pada daun puring hijau..

kondisi ini terjadi, dikarenakan pada daun puring hijau hanya mengandung

pigmen kliorofil.

Pengidentifikasian pigmen pada daun puring menggunakan prinsip kerja

kromatografi. Prinsip kerja pada kromatografi yaitu untuk memisahkan pigmen

pada daun. Cara kerja kromatografi, 1) Penambahan CaCO3 untuk merusak

jaringan pada daun serta mereduksi pigmen pada daun, 2) Pemberian cairan

aseton pada saat daun mulai halus, bertujuan untuk melarutkan pigmen daun serta

dalam penggunaan aseton tidak dianjurkan dalam waktu yang lama dikarenakan

aseton bersifat menguap. Menurut Sjursnes et al., (2016) pencampuran aseton

pada daun, maka akan terbentuk ekstrak pigmen yang membentuk rantai n-

heksana yang berfungsi untuk mempercepat pelarutan, 3) penggunaan kertas

saring digunakan untuk menyaring daun yang telah halus dan mengamati ekstrak

daun yang terbentuk. Menurut Eli et all., (2016) Gradasi warna yang terbentuk

pada kertas saring menunjukkan adanya kandungan klorofil yang memiliki gradasi

yang berbeda. Gradasi warna yang terbentuk diakibatkan oleh berat molekul pada

pigmen daun berbeda.

11

BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum yang kami lakukan, maka dapat disimpulkan

bahwa:

1. Daun puring hijau mengandung warna pigmen klorofil yang terdiri dari

klorofil a dan klorofil b.

2. Daun puring kuning mengandung warna pigmen klorofil (klorofil a dan b) dan

karotenoid yang dominan pada pigmen xantofil (berwarna kuning).

3. Daun puring merah mengandung tiga kombinasi pigmen yaitu pigmen klorofil

(klorofil a dan b), karotenoid, dan antosianin.

5.2 Saran

Kegiatan praktikum identifikasi pigmen pada daun, seharusnya pada saat

proses pelaksanaan uji coba setiap praktikan dapat mempraktek cara kerja

identifikasi pada daun puring hijau, daun puring kuning, dan daun puring merah.

Setiap kelompok dapat mengamati perbedaan kandungan pigmen pada daun.

DAFTAR PUSTAKA

Chaudhrary, B., and K. Makhopadhyay. 2012. Induction of Anthocyanin Pigment

in Callus Cultures of Solanum melongena L. in Response to Plant Growth

Regulators and Light, Pharmacy, 2 (1): 76 - 80.

Costache, M. A., G. Campeanu, and G. Neata. 2012. Studies Concerning The

Extraction of Chlorophyll and Total Carotenoids from Vegetables.

Romanian Biotechnological Letters, 17 (5): 7702 - 7708.

Eli, D., G. P. Musa., and D. Ezra. 2016. Chlorophyll and Betalain as Light-

Harvesting Pigments for Nanostructured TiO2 Based Dye-Sensitized Solar

Cells. Energy and Natural Resources, 5 (5): 53-58.

Gogahu, Y., N. Song Ai., dan P. Siahaan. 2016. Konsentrasi Klorofil pada

Beberapa Varietas Tanaman Puring (Codiaeum varigatum L.) MIPA

UNSRAT, 5(2): 76 – 80.

Mahmudatussa’adah, A., D. Fardiaz, N. Andarwulan, dan F. Kusnandar. 2014.

Karakteristik Warna dan Aktivitas Antioksidan Antosianin Ubi Jalar

Ungu. Teknologi dan Industri Pangan, 25(2): 177-184.

Ndukwe, O., H. Edeoga., I. Okwulehie., dan G. Omosun. 2016. Variability In The

Chlorophyll and Carotene Composition of Ten Maize (Zea Mays)

Varieties. Physical and Agricultural Sciences, 4 (1): 1 -6.

Rubiyanto, D. 2017. Metode Kromatografi. Yogyakarta: CV Budi Utama.

Satriyanto, B., S. B. Widjanarko, dan Yunianta. 2012. Stabilitas Warna Ekstrak

Buah Naga Merah (Pandanus conoideus) Terhadap Pemanasan Sebagai

Sumber Potensial Pigmen Alami. Teknologi Pertanian, 13(3): 157-168.

Sevik, H., D. Guney, H. Karakas, and G. Aktar. 2012. Change to Amount of

Chlorophyll and Leaves Depend on Insolation in Some Landscape Plants.

International Journal of Environmental Sciences, 3(3): 0976-4402.

Sjursnes, B. J., L. Kvittingen., and R. Schmid. 2016. Thin-Layer Chromatography

of Green Leaves Extracts: Zinc Migrates into Pheophytin on TLC Silica

Plates with Fluorescence Indicator (F254). Planar Chromatography, 29

(6): 480–483.

Suhartatik, N., M. Karyantina, A. Mustofa, M. N. Cahyanto, dan S. Raharjo, E. S.

Rahayu. 2013. Stabilitas Ekstrak Antosianin Beras Ketan (Oryza sativa

var. glutinosa) Hitam Selama Proses Pemanasan dan Penyimpanan.

Agritch, 33(4): 358-390.

LAMPIRAN

1. Data

Tabel 1. Lembar Kerja Praktikum Identifikasi Pigmen dalam Daun

Pigmen

Sampel Klorofil Antosianin Karotenoid

Daun puring

hijau

Daun puring

kuning

Daun puring

merah

Keterangan :

= ADA = TIDAK ADA

2. Dokumentasi Foto

a. Daun puring merah

Gambar 1. Daun Puring Merah di Timbang Sebanyak 10g

Gambar 2. Potongan Daun Puring Merah

Gambar 3. Tumbuk Daun Puring dengan Mortar dan Stamper

Gambar 4. Penambahan 1g CaCO3

Gambar 5. Penambahan 10ml Larutan Aseton

Gambar 6. Proses Penuangan Daun Puring ke Kertas Saring

Gambar 7. Proses Penyaringan Bahan

Gambar 8. Hasil Pengamatan Gradasi Warna Daun Puring Merah

b. Daun puring kuning

Gambar 1. Daun Puring kuning di Timbang Sebanyak 10g

Gambar 2. Alat Dan Bahan Pada Daunpuring Kuning

Gambar 3. Tumbuk Daun Puring dengan Mortar dan Stamper

Gambar 4. Pengukuran10ml Larutan Aseton

Gambar 5. Proses Penuangan Daun Puring ke Kertas Saring

Gambar 6. Proses Penyaringan Bahan

Gambar 7. Hasil Pengamatan Gradasi Warna Daun Puring Kuning

c. Daun puring hijau

Gambar 1. Potongan Daun Puring Hijau

d.

Gambar 2. Proses Penimbangan Puring Hijau 10g

Gambar 3. Proses Penumbukan Daun dengan Mortar dan Stamper

Gambar 4. Penambahan 1g CaCO3

Gambar 5. Penambahan 10ml Larutan Aseton

e.

f.

Gambar 6. Proses Penuangan Bahan untuk disaring

Gambar 7. Proses Penyaringan Bahan

Gambar 8. Hasil Pengamatan Gradasi Warna pada Kertas Saring

3. Lampiran jurnal dan buku

Lampiran 1. Chaudhrary, B., and K. Makhopadhyay. 2012. Induction of

Anthocyanin Pigment in Callus Cultures of Solanum melongena L. in

Response to Plant Growth Regulators and Light. Journal of Pharmacy,

2(1):76-80.

Lampiran 2. Costache, M. A., G. Campeanu, and G. Neata. 2012. Studies

Concerning The Extraction of Chlorophyll and Total Carotenoids from

Vegetables. Romanian Biotechnological Letters, 17(5):7702-7708.

Lampiran 3. Mahmudatussa’adah, A., and D. Fardiaz, N. Andarwulan, dan F.

Kusnandar. 2014. Karakteristik Warna dan Aktivitas Antioksidan

Antosianin Ubi Jalar Ungu. Teknologi dan Industri Pangan, 25(2):177-

184.

Lampiran 4. Satriyanto, B., S. B. Widjanarko, dan Yunianta. 2012. Stabilitas

Warna Ekstrak Buah Naga Merah (Pandanus conoideus) terhadap

Pemanasan Sebagai Sumber Potensial Pigmen Alami. Teknologi

Pertanian, 13(3):157-168.

Lampiran 5. Sevik, H., D. Guney, H. Karakas, and G. Aktar. 2012. Change to

Amount of Chlorophyll n Leaves Depend on Insolation in Some

Landscape Plants. International Journal of Environmental Sciences,

3(3):0976-4402.

Lampiran 6. Suhartatik, N., M. Karyantina, A. Mustofa, M. N. Cahyanto, dan S.

Raharjo, E. S. Rahayu. 2013. Stabilitas Ekstrak Antosianin Beras Ketan

(Oryza sativa var. glutinosa) Hitam Selama Proses Pemanasan dan

Penyimpanan. Agritch, 33(4):358-390.

Lampiran 7.Rubiyanto, D. 2017. Metode Kromatografi. Yogyakarta : CV Budi

Utama.

Lampiran 8. Eli, D., G. P. Musa., D. Ezra. 2016. Chlorophyll and Betalain as

Light-Harvesting Pigments for Nanostructured TiO2 Based Dye-

Sensitized Solar Cells. Energy and Natural Resources, 5 (5) : 53-58.

Lampiran 9. Gogahu, Y., N. Song Ai., dan P. Siahaan. 2016. Konsentrasi Klorofil

pada Beberapa Varietas Tanaman Puring (Codiaeum varigatum L.) MIPA

UNSRAT ONLINE, 5(2) : 76 – 80.

Lampiran 10. Ndukwe, O., H. Edeoga., I. Okwulehie., dan G. Omosun. 2016.

Variability In The Chlorophyll and Carotene Composition of Ten Maize

(Zea Mays) Varieties. Physical and Agricultural Sciences, 4 (1) : 1 -6.

Lampiran 11. Sjursnes, B. J., L. Kvittingen., and R. Schmid. 2016. Thin-Layer

Chromatography of Green Leaves Extracts: Zinc Migrates into

Pheophytin on TLC Silica Plates with Fluorescence Indicator (F254).

Planar Chromatography, 29 (6) : 480–483.

4. Flowchart

5. Lembar kerja