identifikasi kesulitan belajar.docx
-
Upload
noeroel-jga-yuyun -
Category
Documents
-
view
11 -
download
0
description
Transcript of identifikasi kesulitan belajar.docx
Nama : Nurul Hidayati
NIM : K4313053
Kelas : A
Tugas Mata Kuliah Bimbingan Konseling
1. Identifikasi kesulitan – kesulitan belajar pada siswa SMA.
Untuk mengidentifikasi kesulitanbelajar siswa, kita perlu tahu faktor – faktor yang
menyebabkan timbulnya kesulitan belajar pada siswa. Pada garis besarnya sebab-sebab
timbulnya masalah belajar pada siswa dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu :
a. Faktor-faktor Internal ( faktor-faktor yang berada pada diri siswa itu sendiri ), antara lain:
Gangguan secara fisik, seperti kurang berfungsinya organ-organ perasaan, alat bicara,
gangguan panca indera, cacat tubuh, serta penyakit menahan ( alergi, asma, dan
sebagainya ).
Ketidakseimbangan mental ( adanya gangguan dalam fungsi mental ), seperti
menampakkan kurangnya kemampuan mental, taraf kecerdasannya cenderung kurang.
Kelemahan emosional, seperti merasa tidak aman, kurang bisa menyesuaikan diri
( maladjustment ), tercekam rasa takut, benci, dan antipati serta ketidakmatangan emosi.
Kelemahan yang disebabkan oleh kebiasaan dan sikap salah, seperti kurang perhatian dan
minat terhadap pelajaran sekolah, malas dalam belajar, dan sering bolos atau tidak
mengikuti pelajaran.
b. Faktor Eksternal ( faktor-faktor yang timbul dari luar diri individu ), yaitu berasal dari
1). Sekolah, antara lain :
Sifat kurikulum yang kurang fleksibel
Terlalu berat beban belajar (murid) dan atau mengajar (guru)
Metode mengajar yang kurang memadai
Kurangnya alat dan sumber untuk kegiatan belajar
2). Keluarga (rumah), antara lain :
Keluarga tidak utuh atau kurang harmonis
Sikap orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan anaknya
Keadaan ekonomi.
Murid yang mengalami masalah belajar, dapat diidentifikasi melalui tes hasil belajar, tes
kemampuan dasar, skala pengungkapan sikap dan kebiasaan belajar.
Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar adalah alat yang disusun untuk mengungkapkan sejauh mana
murid telah mencapai tujuan-tujuan pengajaran yang ditetapkan sebelumnya murid-murid
dikatakan telah mencapai tujuan pengajaran apabila dia telah menguasai sebagian besar
materi yang berhubungan dengan tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Ketentuan ini
merupakan penerapan dari belajar tuntas ( mastery learning ) yang didasarkan pada
asumsi bahwa setiap murid dapat mencapai hasil belajar sesuai yang diharapkan jika
diberi waktu yang cukup dan bimbingan yang memadai untuk mempelajari bahan yang
disajikan.
Ketentuan penguasaan bahan ditentukan dengan menetapkan patokan, yaitu
presentasi minimal yang harus dicapai oleh murid yang belum menguasai bahan pelajaran
sesuai dengan patokan yang ditetapkan, dikatakan belum menguasai tujuan pengajaran.
Murid yang seperti ini digolongkan sebagai murid yang mengalami masalah belajar dan
memerlukan bantuan khusus, sedangkan murid yang sudah menguasai secara tuntas
semua bahan-bahan yang disajikan sebelum batas waktu yang ditetapkan berakhir,
digolongkan sebagai murid yang sangat cepat dalam belajar. Mereka ini patut untuk
mendapatkan pelajaran tambahan.
Tes Kemampuan Dasar
Setiap murid mempunyai kemampuan dasar atau kecerdasan tertentu. Tingkat
kemampuan ini biasanya diukur atau diungkapkan dengan menggunakan tes kecerdasan
yang sudah baku.
Diasumsikan bahwa anak normal, memiliki tingkat kecerdasan (IQ) antara 90-
109. Hasil yang dicapai murid hendaknya dapat mencerminkan tingkat kemampuan yang
dimilikinya. Murid yang kemampuan dasarnya tinggi akan mencapai hasil belajar yang
tinggi pula. Bilamana seseorang murid mencapai hasil belajar yang lebih rendah dari
tingkat kecerdasan yang dimilikinya, maka murid yang bersangkutan digolongkan
sebagai yang mengalami masalah belajar. ( menurut Gagne 1967 ).
Skala Sikap dan Kebiasaan Belajar
Sikap dan kebiasaan belajar merupakan salah satu faktor yang penting dalam
belajar. Sebagian dari hasil belajar, ditentukan oleh sikap dan kebiasaan yang dilakukan
oleh murid dalam belajar. Kebiasaan belajar menunjuk pada bentuk dan pola perilaku
yang dilakukan terus menerus oleh murid dalam belajar.
Sebagian dari sikap kebiasaan belajar murid, dapat diketahui melalui pengamatan
yang dilakukan di dalam kelas. Misalnya, dalam hal mengerjakan tugas-tugas, membaca
buku, membuat catatan dan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan belajar
murid. Tetapi pengamatan biasanya terbatas pada sikap dan kebiasaan yang diterima oleh
alat indera. Untuk mengungkapkan sikap dan kebiasaan yang lebih luas telah
dikembangkan beberapa alat berupa “skala sikap dan kebiasaan belajar”. Alat ini akan
dapat mengungkapkan derajat cara murid mengerjakan tugas-tugas sekolah, sikap
terhadap guru, sikap dalam menerima pelajaran dan kebiasaan dalam melaksanakan
kegiatan belajar.
2. Mengenali tanda – tanda siswa mengalami masalah
Tanda anak yang mengalami masalah:
a. Perkembangan terlambat. Dari segi penampilannya anak yang jauh tertinggal dengan
temanseusianya menjadi indikator adanya kelainan perkembangan pada anak berkesulitan
belajar. Perkembangan ini menyangkut keterlambatan berbahasa, misal: sulit mengerti kata
-kata, sulitberbicara sesuai dengan anak sebayanya. Keterlambatan ini juga bisadilihat dari
proses pertumbuhanya, seperti terlambat berjalan atau terlambat berdiri. Hal lain,
ketertinggalan dalam memahami arah,mengenal bentuk huruf, pelafalan kata atau hitungan.
Hasil studi menunjukan anak yang terlambat perkembangannya juga mengalami
keterlambatan di sekolah.
b. Penampilan tak konsisten.Anak kesulitan belajar mampu mengerjakan soal matematikadari
guru saat ini, tapi jika mendapat soal itu pada pekan depan ia takmampu untuk
menyelesaikannya. Kesulitan ini diprediksi karenakemampuan mengingatnya. Anak
kesulitan belajarjuga bisa berupa tulisan yang jelek namun hasil lukisannya bagus, danbisa
juga, lebih bisa mengerjakan sesuatu dengan baik di rumahdaripada di sekolah.
3. Kehilangan minat belajar. Sebenarnya anak kesulitan belajar suka belajar,
namunantusiamenya kian berkurang begitu masuk sekolah karenamengalami gangguan
penyerapan informasi yang butuh daya ingatdan pengorganisasian informasi dalam jumlah
besar. Tanda-tandayang bisa dilihat dengan jelas: suka menunda-nunda pekerjaan,
sepertimengerjakan tugas belum selesai dan mengatakan akanmengerjakannya di sekolah.
c. Tak mencapai prestasi seperti yang diharapkan. Adanya kesenjangan antara potensi dan
prestasi yangditunjukan anak dapat menjadi ciri utama bagi yang mengalami kesulitan
belajar. Misal, siswa kelas X SMA, dengan IQ 139dengan kemampuanya bisa menguasai
materi kelas XI bahkan kelas XII.hambatan ini disebabkan ketidakmampuan belajar
mandiri.
d. Masalah tingkah laku yang menetap. Anak kesulitan belajar umumnya mempunyai
masalahperilaku. Masalah perilaku ini, seperti cepat mengambek dan marah.Anak yang
mengalami kesulitan persepsi visual dan bahasa akan sulitmemahami dan mengingat
informasi, sehingga sering terkesan sukardiatur dan kasar. Tingkah laku ini tentunya tidak
disadari oleh anak.Kesulitan muncul saat anak masuk sekolah, karena sekolah secaraintens
menuntutnya berperilaku baik. Di sekolah mungkin ia berhasilmengendalikan diri, namun
di rumah ada perubahan mood yangmencolok. Hal ini yang menyebabkan anak learning
disabilitiessering dianggap keras kepala, malas, tak peka, tak bertanggung jawab,dan tak
mau bekerja sama.