IDENTIFIKASI KAYU DAN PERANANNYA

5
IDENTIFIKASI KAYU DAN PERANANNYA TERHADAP PELESTARIAN BENDA CAGAR BUDAYa (.)lch Ir, Yusiinus Suranto, M.P Doscn Fakultas Kehutanan Univcrsiias Gadjah Mada, Yogyakarta Tulisan ilmiah ini disusun untuk memenuhi pcrmintaan yang datang dari Dewan Rcdaksi suatu jurnal yang ditcrbitkan oleh Balai Konservasi Pcninggalan Borobudur yang berkantor di Jalan Badrawati Borobudur Magclang. Dewan Rcdaksi mcrencanakan untuk menitikbcratkan penerbitan jurnal edisi ini dengan bcrorientasi pada topik Bcnda Cagar Budaya yangberbahan baku kayu. judul tulisan ilmiah scbagaimana tcrsaji di atas, mcrupakan judul yang dikehcndaki oleh Dewan Rcdaksi, setclah dua orang anggota Dewan Rcdaksi pada awal September 2008 datang berkunjung di ruang kcrja penulis di Fakultas Ivchutanan UGM dan bcrbincang dengan penulis. Diharapkan agar tulisan ini dapat memberi sumbangan ilmiah bagi para arkeolog dan pcjabat di lingkungan Balai Pclestarian Pcninggalan Purbakala (BP3) di seluruh Indonesia yang mcmiliki tugas pokok dan kompetensi untuk memelihara benda cagar budaya. Di samping itu, tulisan ini juga dima'ksudkan untuk memberi sumbangan bagi para pcjabat pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata pada pemerintah dacrah provinsi, kabupatcn dan pemerintah kota madya di seluruh wilayan Indonesia mengingat bahwa dinas ini mcndapat amanat' dari ncgara (pemeringah dan dewan perwakilan rakyat) untuk memelihara, merawat dan mcmanfaatkan bcnda cagar budaya yang ada di wilayah administratif kerjanya, untuk kepentingan pcngembangan buda\'a dan pariwisata. Tulisan ilmiah ini akan disajikan di dalam sistematika tertentu, yaitu terdiri atas sub-sub judul: arti penting bcnda cagar buda\'a, kcragaman benda cagar budaya, bcnda cagar budava yang terbuat dari kayu, kcrusakan benda cagar budaya yang berbahan kayu, upaya pclestarian benda cagar budaya, sumbangan ilnui identihkasi k'avu di dalam pcmugaran benda cagar budaya vang berbahan kayu, llmu identifikasi kayu. Diharapkan, dengan sistematika penulisan yang dcmikian mi dapat membantu dan mempermudah bagi para pcmiiaca untuk memaliami ist dan misivangdikandungdidalamnya, Arti Penting Benda Cagar Budaya dan Nihii Budaya Cnggul. Bangsa Indonesia memiliki banyak benda cagar budaya yang tersebar di seluruh wilayah negara kesatuan Republik Indonesia, baik yang ada di wilayah perairan maupun di wilayah daratan Pada masing-masing Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Pulau Bali, Pulau- pulau di Kcpulauan Nusa Tenggara, Pulau Kaliinanatan, Pulau Sulawesi, Kepulauan Maluku dan Pupua, terdapat banyak benda cagat budaya. Setiap benda cagar budaya yang ada di masing-masing pulau tersebut merr.iliki keunikan, kekhasan dan kekhususan. Hal ini berkait dengan bahan, WLijud, bentuk, periodc waktu pembuatan serta latar belakang etnik dan budaya leluh jr pcmbuat benda yang sckarang ini berstatus sebagai bcnda cagar budaya. Setiap benda cagar budaya merupakan sumber daya budaya bagi etnik dan suku bangsa pembuatnya. Mengingat bahwa bangsa Indonesia merupakan kesatuan dari bcrbagai etnik dan suku bangsa yang berdomisili di suatu wilayah yang terbentang dari Kota Sabang sampai dengm Kota Mcrauke, maka setiap benda cagar budaya tersebut juga mcnjadi sumber budav'a bagi bangsa Indonesia. Di samping arguinentasi itu, ada argumentasi lain yang menclukung pernyataan tersebut, yaitu bahwa budaya Indonesia merupakan wujud dari puncak-puncak budaya setiap etnik dan suku bangsa yang tcrcakup di dalam terminologi bangsa Indonesia. Kcberadaan benda cagar budava merupakan bukti nyata atas sikap hidup dan mentalitas tertentu yang dimiliki oleh para <omunitas leluhur pembangun bcnda cagar budaya tersebut. Dengan kata lain, benda cagar budaya mengandung sikap hidup dan mentalitas unggul yang dimiliki oleh para komunitas leluhur pendirinya, Sikap hidup dan mentalitas itu berupa sikap hidup yang pcnuh dengan nilai-nilai ketekunan, kerjasama, kegigihan, kcrajinan, scmangat kcrja, pengorbanan^ dan nilai-nilai luhur budaya lainnya. Oleh karena itu, bcnda cagar budaya diharapkan menjatii sumberdaya mental vang dapat memberi inspirasi dan sumber pembeiajaran bagi setiap anak bangsa pada gencrasi penerus bangsa Indonesia. Dengan kata lain, setiap orang vang hidup sebagai gencrasi baru penerus bangsa Indonesia diharapkan dapat belajar mengenai mentalitas dan sikap hidup yang diwarnai dengan ketekunan, kerjasama, kegigihan, kcrajinan, semangat, pengorbanan, dan nilai-nilai luhur budaya lainnya melalui benda cagar budaya yang ada. Berdasarkan argumentasi scbagaimana dipaparkan di atas, keberadaan benda cagar budaya perlu dilestarikan. Keberadaan benda cagar budaya diharapkan dapat mendukung pewarisan nilai-nilai unggul budaya yang terkandung dalam benda cagar budava tersebut, yakni pewarisan nilai-nilai budava dan keunggulan dari generasi terdahulu kepada generasi penerus bangsa Indonesia. Uraian di atas dapat digunakan untuk mengantar pemahaman atas Benda cagar budaya dalam kemasan secara definidf dalam batasan tertentu. Menurut Rokhmani (2007), Benda cagar budaya didefinisikan sebagai bcnda ringgalan masa lalu yang bernilai pendng ardnya bagi pcngembangan ilmu pengetahuan, sejarah dan kebudayaan, sehingga perlu dilindungi dan dilestarikan demi memupuk jad diri bangsa dan kependngan nasional. Keragaman Benda Cagar Budaya Benda cagar budaya hadir di dalam keberagaman. Scbagaimana disebutkan, benda cagar budaya sangat beragam dilihat dari aspek bahan, wujud, desain, bentuk, fungsi, periodisasi kurun waktu pembuatan serta latar belakang etnik dan budaya leluhur pembuatnya. Dari aspek bahan untuk membuatnya, keragaman benda cagar budava terlihat dari adanya bcrbagai jenis bahan baku atau bahan dasar pembuat benda cagar budava. Dengan dcmikian, Benda cagar budaya vang ditemukan saat ini ada vang terbuat dari bahan utama berupa batu, batu merah, keramik, perunggu, tembaga, dan kayu. Candi Dieng, C.andi Prambanan dan Candi Borobudur di Provinsi )awa Tengah merupakan tiga buah contoh benda cagar budaya yang terbuat dari bahan utama batu. Candi Muara Takus di Provinsi Riau mcrupakan scbuah contoh benda cagar budava vang terbuat dari bahan utama batu merah (bata) (Pemda Kair. Kampar, 201)7), Masjid-masjid dan Surau-surau serta rumah-rumah gadang di Provinsi Sumatera Barat (BP.3 A

Transcript of IDENTIFIKASI KAYU DAN PERANANNYA

Page 1: IDENTIFIKASI KAYU DAN PERANANNYA

IDENTIFIKASI KAYU DAN PERANANNYA

TERHADAP PELESTARIAN BENDA CAGAR BUDAYa

(.)lch

Ir, Yusiinus Suranto, M.P

Doscn Fakultas Kehutanan Univcrsiias Gadjah Mada, Yogyakarta

Tulisan ilmiah ini disusun untuk memenuhi

pcrmintaan yang datang dari DewanRcdaksi suatu jurnal yang ditcrbitkan olehBalai Konservasi Pcninggalan Borobuduryang berkantor di Jalan BadrawatiBorobudur Magclang. Dewan Rcdaksimcrencanakan untuk menitikbcratkanpenerbitan jurnal edisi ini denganbcrorientasi pada topik Bcnda CagarBudaya yangberbahan baku kayu.

judul tulisan ilmiah scbagaimanatcrsaji di atas, mcrupakan judul yangdikehcndaki oleh Dewan Rcdaksi, setclahdua orang anggota Dewan Rcdaksi padaawal September 2008 datang berkunjung diruang kcrja penulis di Fakultas IvchutananUGM dan bcrbincang dengan penulis.Diharapkan agar tulisan ini dapat memberisumbangan ilmiah bagi para arkeolog danpcjabat di lingkungan Balai PclestarianPcninggalan Purbakala (BP3) di seluruhIndonesia yang mcmiliki tugas pokok dankompetensi untuk memelihara benda cagarbudaya. Di samping itu, tulisan ini jugadima'ksudkan untuk memberi sumbanganbagi para pcjabat pada Dinas Kebudayaandan Pariwisata pada pemerintah dacrahprovinsi, kabupatcn dan pemerintah kotamadya di seluruh wilayan Indonesiamengingat bahwa dinas ini mcndapatamanat' dari ncgara (pemeringah dandewan perwakilan rakyat) untukmemelihara, merawat dan mcmanfaatkanbcnda cagar budaya yang ada di wilayahadministratif kerjanya, untuk kepentinganpcngembangan buda\'a dan pariwisata.

Tulisan ilmiah ini akan disajikan

di dalam sistematika tertentu, yaitu terdiriatas sub-sub judul: arti penting bcnda cagarbuda\'a, kcragaman benda cagar budaya,bcnda cagar budava yang terbuat dari kayu,kcrusakan benda cagar budaya yangberbahan kayu, upaya pclestarian bendacagar budaya, sumbangan ilnui identihkasik'avu di dalam pcmugaran benda cagarbudaya vang berbahan kayu, llmuidentifikasi kayu. Diharapkan, dengansistematika penulisan yang dcmikian midapat membantu dan mempermudah bagipara pcmiiaca untuk memaliami ist danmisivangdikandungdidalamnya,

Arti Penting Benda Cagar Budaya danNihii Budaya Cnggul.

Bangsa Indonesia memiliki banyak

benda cagar budaya yang tersebardi seluruh wilayah negara kesatuanRepublik Indonesia, baik yang ada diwilayah perairan maupun di wilayahdaratan Pada masing-masing PulauSumatera, Pulau Jawa, Pulau Bali, Pulau-pulau di Kcpulauan Nusa Tenggara, PulauKaliinanatan, Pulau Sulawesi, KepulauanMaluku dan Pupua, terdapat banyak bendacagat budaya. Setiap benda cagar budayayang ada di masing-masing pulau tersebutmerr.iliki keunikan, kekhasan dankekhususan. Hal ini berkait dengan bahan,WLijud, bentuk, periodc waktu pembuatanserta latar belakang etnik dan budayaleluh jr pcmbuat benda yang sckarang iniberstatus sebagai bcnda cagar budaya.

Setiap benda cagar budayamerupakan sumber daya budaya bagi etnikdan suku bangsa pembuatnya. Mengingatbahwa bangsa Indonesia merupakankesatuan dari bcrbagai etnik dan sukubangsa yang berdomisili di suatu wilayahyang terbentang dari Kota Sabang sampaidengm Kota Mcrauke, maka setiap bendacagar budaya tersebut juga mcnjadi sumberbudav'a bagi bangsa Indonesia. Di sampingarguinentasi itu, ada argumentasi lain yangmenclukung pernyataan tersebut, yaitubahwa budaya Indonesia merupakanwujud dari puncak-puncak budaya setiapetnik dan suku bangsa yang tcrcakup didalam terminologi bangsa Indonesia.

Kcberadaan benda cagar budavamerupakan bukti nyata atas sikap hidupdan mentalitas tertentu yang dimiliki olehpara <omunitas leluhur pembangun bcndacagar budaya tersebut. Dengan kata lain,benda cagar budaya mengandung sikaphidup dan mentalitas unggul yang dimilikioleh para komunitas leluhur pendirinya,Sikap hidup dan mentalitas itu berupasikap hidup yang pcnuh dengan nilai-nilaiketekunan, kerjasama, kegigihan,kcrajinan, scmangat kcrja, pengorbanan^dan nilai-nilai luhur budaya lainnya. Olehkarena itu, bcnda cagar budaya diharapkanmenjatii sumberdaya mental vang dapatmemberi inspirasi dan sumberpembeiajaran bagi setiap anak bangsa padagencrasi penerus bangsa Indonesia.Dengan kata lain, setiap orang vang hidupsebagai gencrasi baru penerus bangsaIndonesia diharapkan dapat belajarmengenai mentalitas dan sikap hidup yang

diwarnai dengan ketekunan,kerjasama, kegigihan, kcrajinan, semangat,pengorbanan, dan nilai-nilai luhur budayalainnya melalui benda cagar budaya yangada.

Berdasarkan argumentasiscbagaimana dipaparkan di atas,keberadaan benda cagar budaya perludilestarikan. Keberadaan benda cagarbudaya diharapkan dapat mendukungpewarisan nilai-nilai unggul budaya yangterkandung dalam benda cagar budavatersebut, yakni pewarisan nilai-nilai budavadan keunggulan dari generasi terdahulukepada generasi penerus bangsa Indonesia.

Uraian di atas dapat digunakanuntuk mengantar pemahaman atas Bendacagar budaya dalam kemasan secaradefinidf dalam batasan tertentu. Menurut

Rokhmani (2007), Benda cagar budayadidefinisikan sebagai bcnda ringgalan masalalu yang bernilai pendng ardnya bagipcngembangan ilmu pengetahuan, sejarahdan kebudayaan, sehingga perlu dilindungidan dilestarikan demi memupuk jad diribangsa dan kependngan nasional.

Keragaman Benda Cagar Budaya

Benda cagar budaya hadir di dalamkeberagaman. Scbagaimana disebutkan,benda cagar budaya sangat beragam dilihatdari aspek bahan, wujud, desain, bentuk,fungsi, periodisasi kurun waktupembuatan serta latar belakang etnik danbudaya leluhur pembuatnya. Dari aspekbahan untuk membuatnya, keragamanbenda cagar budava terlihat dari adanyabcrbagai jenis bahan baku atau bahan dasarpembuat benda cagar budava. Dengandcmikian, Benda cagar budaya vangditemukan saat ini ada vang terbuat daribahan utama berupa batu, batu merah,keramik, perunggu, tembaga, dan kayu.

Candi Dieng, C.andi Prambanandan Candi Borobudur di Provinsi )awaTengah merupakan tiga buah contohbenda cagar budaya yang terbuat daribahan utama batu. Candi Muara Takus di

Provinsi Riau mcrupakan scbuah contohbenda cagar budava vang terbuat daribahan utama batu merah (bata) (PemdaKair. Kampar, 201)7), Masjid-masjid danSurau-surau serta rumah-rumah gadang diProvinsi Sumatera Barat (BP.3

A

Page 2: IDENTIFIKASI KAYU DAN PERANANNYA

Batusangkar, 2005), banyak Pura diProvinsi Bali, Masjid Demak, KeratonNgayogyakarta, Keraton Solo dan KeratonCirebon di Provinsi Jawa Tengah, sertabeberapa perahu basil pengangkatan darilaut dan beberapa karya seni ukir patungasmat, terutama berupa Tongkat Utama diBajun, merupakan contoh-contoh bendacagar budaya yang berbahan utama ka^ni(Schneebaum, 1985).

Dari aspek fungsi, keberadaanbenda cagar budaya ada yang berfungsisebagai sarana tempat ibadah (masjid,candi, pura, gereja, klenthen^, ada yangbangunan gedung sebagai pusatpemerintahan (keraton), ada pula sebagaibangunan rumah tempat tinggal (rumahadat Kudus di Kudus, Rumah adat Joglo diJogya dan Solo, Rumah Gadang diPadang). Di samping itu, ada pula bendacagar budaya yang berfungsi sebagai saranatransportasi, antara lain berupa keretakencana, kapal dan perahu.

Benda Cagar Budaya Terbuat DariKayxi

Benda cagar budaya terbuat darika\na sering juga diterminologikan sebagaiBenda Cagar Budaya yang Berbahan Kajai.Dengan mengikuti terminologi yangterakhir ini, kemudian muncul kependekanBCBBK, untuk menggantikan frasa BendaCagar Budaya yang Berbahan Ka\ai.

Sebagaimana disajikan pada sub-bab di atas, BCBBK memiliki keragamandalam hal wujud, desain, bentuk, ukuran,fungsi dan latar belakang budayamasyarakat pendukung keberadaanBCBBK tersebut. Oleh karena itu,BCBBK tertentu yang difungsikan sebagaisarana untuk mencapai tujuan yang sama,akan memiliki wujud, desain, bentuk danukuran yang berbeda, seirama denganperbedaan lokasi tempat keberadaanBf^BBK tersebut. Perbedaan dalam hal

wujud, desain, bentuk dan ukuran padaBC3BK yang berfungsi sama, disebabkanoleh adanya keragaman latar belakangbudaya dan lingkungan alam tempat hidupetnik pendukung dan pembangun BCBBKtersebut.

Sebagai contoh, masjid-masjidyang berfungsi sebagai rumah ibadah danpada saat ini berstatus sebagai BC^BBK,akan memiliki desain, bentuk, ukuran

serta wujud arsitektur yang berbeda satuterhadap yang lain seirama dengankeberadaan Bf^BBK itu pada lingkunganhidup dan kebudayaan yang berbeda.Secara jelas dapat disaksikan, bahwaBC^BBK yang berfungsi sebagai masjidyang berada di Padang Pariaman akan

memiliki desain, bentuk, ukuranserta wujud arsitektur yang berbedaterhadap BCBBK yang berfungsi sebagaimasjid yang berada di Demak atau diMataram Pulau Lombok.

Demikian pula BCBBK berfungsisebagai rumah adat. Rumah-rumah adatyang berfungsi sebagai rumah tinggal danpada saat ini berstatus sebagai BCBBK,akan memiliki desain, bentuk, ukuranserta wujud arsitektur yang berbeda satuterhadap yang lain seirama dengankeberadaan BCBBK itu pada lingkunganhidup dan kebudayaan yang berbeda.Secara jelas pula dapat disaksikan, bahwaBCBBK yang berfungsi sebagai rumahgadang yang berada di Sumatera Barat akanmemiliki desain, bentuk, ukuran sertawujud arsitektur yang berbeda terhadapBCBBK yang berfungsi sebagai rumahadat di Kudus, atau rumah adat Joglo diYogya dan Solo atau juga rumah adat diPalangka Raya atau rumah adat di TanaToraja.

BCBBK yang sudah jelas darinamanya sebagai bangunan terbuat darika\ai itu, ternyata bahwa jenis kajoi yangdigunakan sebagai bahan baku dalammembangun BCB itu juga berbeda-beda.Sudah tentu terbedakannya jenis-jenis kajaitersebut dapat diketahui apabila adaaktivitas pencermatan lebih lanjut terhadapberbagai jenis kayu sebagai bahanpembangun BCBBK. Sebagai contohkonkrit, rumah adat yang berstatus sebagaiBCB yang ada di Sumatra Barat, dibangundari jenis kayu yang berbeda terhadap jeniskzyu yang digunakan untuk membangunrumah adat di Jawa Tengah, atau rumahadat di Palangka Raya atau rumah adat diSulawesi Tengah.

Perbedaan jenis kayu sebagaipembangun rumah adat BCBBK yangberada di wilayah tertentu (misalnyaPadang Pariaman) terhadap jenis kayupembangun rumah adat BCBBK yangberada di wilayah yang lain (misalnya JawaTengah) itu merupakan suatu keniscayaan.Dapat dipahami, bahwa komunitasmasyarakat pembangun rumah adatBCBBK hanya akan menggunakan jeniskayu tertentu yang tumbuh di hutan yangberada di wilayah lokal atau regi<mal sekitartempat domisili mereka. Mengingat bahwatempat domisili mereka itu berada di dalamlingkungan ge(jgrafi tertentu dan kondisigeografi tertentu ini berimplikasi padakondisi ekosistem tertentu yang ditandaidengan tingkat kesuburan tanah tertentudan kondisi iklim tertentu, maka hutandengan tipe tertentu pulalah yang tumbuhpada ekosistem tertentu tadi. Hutan tipetertentu hanya akan menjadi tempat

tumbuh bagi pohon-pohon jenistertentu, dan dari pohon-pohon tertentuinilah yang akan menghasilkan jenis-jeniskayu tertentu. Meskipun demikian,komunitas masyarakat telah memilikikemampuan yang hebat berdasarkanpengalaman hidup yang mengkristalmenjadi kearifan lokal untuk memilih jeniskajoi tertentu yang paling berkualitas diantara berbagai jenis kajoi yang dihasilkandari berbagai pohon yang tumbuh di hutansebagai lingkungan hidup mereka. Kayuyang paling berkualitas yang disediakanoleh hutan alam di sekitar lingkunganhidup mereka inilah yang mereka pilihsebagai bahan bangunan yang kiniberstatus sebagai BCBBK.

Berdasarkan atas dasar teori inilah,maka dapat dipahami bahwa kayu jenistertentu yang berkualitas terbaik yangtumbuh pada lingkungan hutan alam diPulau Sumatera saja yang digunakan untukmembangun rumah adat di PadangPariaman atau Sumetera Barat padaumumnya. Jenis kayu yang dimaksudadalah kayu dipterokarpa. Demikian pula,dapat dipahami bahwa kayu jenis tertentuyang berkualitas terbaik yang tumbuh padalingkungan hutan alam di Pulau Jawa sajayang digunakan untuk membangun rumahadat di Kudus atau Jawa Tengah padaumumnya. Jenis ka>aa yang dimaksudterakhir ini pada umumnya adalah kajoi jati.

Berdasarkan pengalaman hidupyang mengkristal menjadi kearifan lokal,komunitas masyarakat telah memilikikemampuan yang hebat untuk memilihjenis kayu tertentu yang paling berkualitasdi antara berbagai jenis kayu yangtersediakan oleh alam. Beberapa parameteryang mereka gunakan sebagai dasar untukmemilih dan menentukan kualitas kajoi adalima katagori. Kelima katagori ini meliputikeawetan alami, kekuatan, kestabilan, dantingkah kemudahannya untuk dikerjakandengan alat pertukangan tradisional yangmereka miliki, serta keindahan alami kayu.

Kerusakan Benda Cagar Budaya YangBerbahan Kayu

Meskipun BCBBK dibuat dari kayuyang paling awet dan paling berkualitas,BCBBK ini akan mengalami kerusakan.Kerusakan ini pada umumnya berlangsungsecara perlahan-lahan selama kurun waktutertentu yang sangat panjang. Ada pulaBCBBK yang mengalami kerusakan secaramendadak, yang disebabkan oleh bencanaalam semisal oleh gempa bumi, atau anginputing beliung atau kebakaran. IstanaPagar Ruyoing di Batusangkar merupakansatu contoh yang paling mutakhir tentang

A

Page 3: IDENTIFIKASI KAYU DAN PERANANNYA

BCBBK yang mengalamikerusakan secara mendadak, yaitu olehbencana kebakaran. Mengingat bahwaBCBBK pasd mengalami kerusakan baiksecara perlahan-lahan maupun secaramendadak, maka BCBBK pada suatu saattertentu perlu mengalami pemugaran.

Kayu merupakan komponenpenyusun BCBBK. Oleh karena itu,kerusakan pada komponen kajai akanberakibat pada kerusakan BCBBK secarakeseluruhan. Kerusakan kajoi penyusunBCBBK sering juga disebut degradasikualitas kayu atau kemunduran kualitaskayu. Sebutan ini berkait )dengankebersamaan antara proses penurunan

mutu kayu dan proses kerusakan kayu.Kerusakan ka\ai dapat disebabkan olehberbagai agen penyebab kerusakan. Kajoidisadari sebagai bahan yang mudahmengalami kerusakan karena kayumerupakan bahan organik yang dapatmengalami dekomposisi.

Agen penyebab degradasi kajoi adayang berupa makhluk hidup, yang meliputdbanyak jenis serangga (j'aitu mencakuprayap dan kumbang penggerek sertapenggerek laut) dan berbagai jenis jamur(meliputi jamur penoda, jamur pembusukdan jamur pelapuk). Di samping itu, adapula yang berupa faktor nir-biotis, yangmeliputi (1) cuaca dengan anasir sinarmatahari dan air hujan, (2) bahan kimiabaik yang bersifat asam maupun bersifatbasa, (3) beban mekanis, serta (4) panasdan api.

Jamur atau cendawan akanmenginfeksi kajaj bila kajaa dalam kondisibasah atau berada dalam lingkungan yangberkelembatan tinggi yangcukup lama atauberhubungan langsung dengan tanahlembab. Jamur akan mcngakibatkan kayumenjadi lapuk atau melunak dan busuk.Rayap-tanah yang berasal dari dalam tanahatau rayap-kayu-kering yang berasal dariudara dapat memakan kajoi karena rayaptersebut menggunakan kayu denganselulosanya sebagai sumber makanan danhabitat hidupnya. Kumbang bubuk jugademikian, karena mencari pati yangdikandung di dalam kayu sebagai sumbermakanannya dan menyebabkan banyaklubang dan Hang gerekan pada kayu,sehingga mcnurunkan kekuatan kayu. Bagikayu yang berada di laut, penggerek kayu dilaut juga akan menyebabkan lubang-lubang gerekan di dalam dan di permukaankavu vang juga akan menurunkan kekuatankavu.

Cuaca dan Iklim berkomponen

sinar matahari dan air hujan. Sinarmaathari, terutama sinar ultra violet yangterkandungdi dalamnya, menerpa BC^BBK

dan akan merusak kayoi melaluiproses depoHmerisasi dan dekomposisiunsur-unsur penyusun kimia kayu,khususnya selulosa, hemiselulosa danHgnin. Bahan kimia, baik yang bersifatasam maupun bersifat basa, akan merusakkayoi bila bahan ini mengenai kayu. Proseskerusakannya juga melalui proses reaksidepoHmerisasi. Beban mekanis, baik bebanstatis maupun beban dinamis, yangmembebani kayna lambat laun juga merusakkayu melalui proses kelelahan kayu.Sementara itu, panas merusak kayna jugamelalui depoHmerisasi kayoi, sedangkan apimerusak kayoi melalui proses pengubahankayoi menjadi gas, cairan tar dan arang yangberproduk akhir berupa abu.

Upaya Pelestarian Benda CagarBudaya secara Otentik

Dari uraian di atas, menjadi jelaslahbahwa sebagai salah satu jenis bahan dasarpenyusun utama BCBBK, kayumerupakan bahan organik hasil pohonyang rentan terhadap kerusakan dandekomposisi, baik yang disebabkan olehunsur biotis maupun non-biotis. Olehkarena itu, upaya untuk mempertahankankeberadaan benda cagar budaya berbahankayu perlu dilakukan. Upaya inidmoijudkan dalam aktivitas pelestarianbenda cagar budaya. Pelestarian inidilakukan dalam berbagai bentuk aktivitas.Aktivitas yang tercakup di dalamnyameliputi pemeHharaan, perawatan, danpemugaran. Aktivitas pemeHharaandilakukan antara lain denganmembersihkan BCBBK dari kotorari debudan sampah. Aktivitas perawatandilakukan antara lain denganmengusahakan agar komponen penyusunBCBBK berada pada posisi yangseharusnya, sehingga fungsi komponentersebut dapat diaktuaHsasikan secarapenuh. Aktivitas pemugaran dilakukandengan membangun kembali BCBBKsesuai dengan kondisinya yang asH. Olehkarena itu, aktivitas pemugaran dilakukanbila BCBBK itu mengalami kerusakanyang cukup parah. Di dalam aktivitaspemugaran, ada kcmungkinan yang sangatbesar untuk mengganti komponentertentu atas BCBBK dan komponen iniberbahan kayoi.

Penggantian kayu sebagaikomponen BCBBK dilakukan denganbeipedoman ketat terhadap persyaratandan aturan-aturan tertentu. Hal inidimaksLidkan agar BCBBK hasilpemugaran tersebut tetap terjagaotentisitasnya atau keasliannya. Untukmewujudkan otentisitas itu, penggantian ti

kayoi bagi pemugaran BCBBKmemerlukan persyaratan berupa keaslianjenis kayoi, keaslian asal kayoi, kesesuaianumur pohon^penghasil kayoi. Di sampingitu, penggantian kayoi komponen BCBBKjuga memenuhi beberapa aturan, yaknikesesuian sortimen kaym, kesesuaianbentuk dan ukuran kayoi, serta kesesuaianproses pengolahan. Dengan kata lain,apabila kayoi sebagai komponen penyoisunbangunan BCBBK itu harus diganti karenamengalami kerusakan, maka kayoi barusebagai pengganti komponen penyoisunbangunan BCBBK harus memiHki jenisyang sama, berasal dari wilayah yang sama,pohon penghasil kayoi tersebut memilikiumur yang sama, sortimen kayoi penggantimemiHki bentuk dan ukuran yang sama,serta kayoi itu harus dikerjakan dengan alatyang sama dan metode yang sama denganjenis kayoi yang digantikannya.

Oleh karena penggantian kayoisebagai komponen BCBBK memerlukanotentisitas, maka aktivitas pemugaranharus dikelola secara seksama dan rapi. Didalam konteks ini, pengelolaan terhadapaktivitas pemugaran selalu dilakukandengan beberapa langkah secaraberurutan. Pertama, proses pemugaranselalu. diawaH dengan aktivitas observasidalam rangka mengamati dan mencatatsegala hal yang berkait dengan aktivitaspemugaran. Kedua, proses identifikasi dananaHsis. Langkah kedua ini dimaksudkanuntuk mengidentifikasi segala sesuatu,kemu'lian menganalisisnya agarpemugaran dapat dilakukan denganmenjaga otentisitas. Di dalam konteks ini,identifikasi dan anaHsis kayoi yang akandiganti merupakan hal yang sangat penting.Ketiga, adalah perencanaan penanganan.Di dalam perencanaan penanganan ini,seluruh sumber daya pemugarandidiskripsikan dan direncanakan.Keempat, pelaksanaan aktivitaspemugaran tersebut.

Sumbangan Ilmu Identifikasi Kayu didalam Pemugaran BCBBK

Dari uraian pada alinea di atas,sumbangan dan peran ilmu identifikasikayu di dalam pemugaran BCIBBK mulaidapat dijelaskan. Pemugaran Bf'BBKberorientasi pada otentisitas BCBBK v angdipugar. Otentisitas ini mencakup segalahal, termasLik pula mengenai keaslian ka\ u,baik mencakup jenis kavu, asal ka\u.sortimen kavu, bentuk kavu, ukuran ka\oi.

keberadaan pohon penghasil ka\u, sertaalar dan cara pengerjaan kavu tersebut. Didalam konteks mengusahakan otentisitaskayu komponen bangunan B(iBBK, maka

A

Page 4: IDENTIFIKASI KAYU DAN PERANANNYA

aktivitas idendfikasi dan analisis

kayu sangat berperan penting. Artipenting akti\-itas ini bahkan ternyatakan didalam langkab kedua dari empat langkahproses pemugaran BCBBK.

Idencifikasi ka\-u merupakan suatuaktivitas ilmiah vang berusaha untukmengenal jenis dan nama ilmiah kavu.Dengan mengamati contoh uji berupasepotong kecU ka\ai berukuran panjang 3cm lebar 1 cm dan tebal 1 cm, aktivitas

identifikasi ka\'u akan dapat mengenal danmenetapkan jenis dan nama ilmiah suatusortimen kavu, vakni sortimen kavu

sebagai asal-muasal sepotong kecil ka\Tayang diamati tadi. Sebagaimana diketahui,bahwa ka^oj sebagai komponen penxusunbangunan BCBBK akan berbeda-bedadalam hal jenisnya, apalagi bila BCBBK ituberada pada iingkungan geografis yangberbeda pula. Di dalam pemugaranBCBBK, pemahaman mengenai ka\-umenjadi sangat penting. Ilmu IdentifikasiKatii menjadi sarana untuk memahamikayu. Oleh karena itu, Ilmu identifikasikayu akan dapat membantu mengusahakanotentisitas katnj yang akan diganti di dalamaktivitas pemugaran BCBBK.

Ilmu Identifikasi KayuKayu merupakan produk

polimerisasi monomer gula sebagai hasilfotosintesis yang berlangsung pada daunsebagai organ tetumbuhan, yang denganbantuan sinar matahari memadukan antarakarbon dioksida dari udara dengan air dangaram mineral yang berasal dari tanah.Kayu terbentuk secara intensif padatetumbuhan, terutama yangdiklasifikasikan sebagai pohon. Prosespolimerisasi ini membentuk unsur-unsurkimia berupa selulosa, hemisclulosa, ligninserta zat ekstraktif dan zat silika. Tigaunsur kimia yang pcrtama, yaitu selulosa,hemisclulosa dan iignin, membentukikatan kimiawi secara integral danrenvujLidlah dinding sel kavu. Di dalam selkayu terdapat ruang yang disebut sebagairongga sci, Scl kavu yang jumlahnyaberjuta-juta itu akhirnya membentukhentla padat yang kemudian disebut kayu.Dengan demikian, ketiga unsur itu secaraIt e r s a m a - s a m a membentuk kavu.Sementara itu, zac ekstraktif \-ang berada ditialam rongga se! kayu dan di dalam ruanginierseluler kayu. dapat diekstraksi dandikcluarkan dan benda padat kayu tanpamerusak kondisi fisik kavu.

Secara leiiih detii, unsur-unsur

kimia terseiiui membentuk sel-sel dan sei-

sei inilah vang menjadi unsur sitologis bagikayu. Dengan demikian. kawi tersusunberjuta sel. Sel sel ini secara tungsional

mengclompok ke dalam empatmacam jaringan, yaitu serat, pembuluh,parenkim dan jari-jari. Bagi kayu tertentu,di samping emat macam jaringan itu, masihada tambahan satu jenis jaringan, yaitujaringan saluran damar.

Serat merupakan jaringan sel ka\aiyang berfungsi untuk menghadirkankekuatan dan konduksi pada kayu.Pembuluh merupakan jaringan sel vangberfungsi untuk konduksi (pengaliran) airdi dalam kavu. Perenkim dan jari-jarimerupakan jaringan sel vng berfungsisebagai tempat menvimpan karbohidrat didalam kavu. iMasing-masing jenis sel akantampil dalam posisi yang khas di dalamka\ai. Konfigurasi penampilan masing-masing jenis sel kavu ini akan membentukpola atau struktur tertentu }'ang unik ataukhas bagi jenis ka\'u tertentu. jenis kayuyang berbeda akan menampilkan pola danstruktur yang berbeda pula.

Untuk memahami konfigurasi katoiyang terbentuk dari penampilan masing-masing sel ini di dalam kavu, berikut akandisajikan berbagai kemungkinan tentangpenampilan masing-masing sel ini di dalamkavTJ. Penjajian mengenai penampilan sel-sel kavu akan diurutkan dengan urutan jari-jari ka\'u, pembuluh katot, parenkim kavu,serat kavu dan saluran damar.

Mengenai jari-jari kayu, adaberbagai kemungkinan penampilannva didalam kavu. Penampilan itu berkait dengandimensi jari-jari, keragaman ukuran jari-jaridan susunan jari-jari. Berdasarkan dimensijari-jari, dikenal ada jari-jari berukuranbesar, atau jari-jari berukuran sedang, ataujari-jari berukuran kecil. Berdasarkankeragaman ukuran jari-jari, dikenal ada jari-jari berukuran seragam, atau jari-jariberukuran bcragam. Penampilan jari-jaridikatakan beragam bila pada kavu ituterdapat jari-jari berdimensi besar yanghadir bersama dengan kehadiran jari-jariberukuran kecil. Berdasarkan susunan jari-jari, dikenal ada jari-jarivang tersusunsecara bertingkat dan jari-jari vang tersusunsecara acak. Penampilan jari-jari dikatakanbertingkat bila pada jari-jari yang satuhadir pada posisi yang persis di bawah jari-jari yang lain, schingga posisi jari-jari itusecara keseluruhan memiaentuk baris vangteratur, baik ke arah \'crtikal maupun kcarah horizontal.

L'raian ili avas disajikan mengenaiunsur jari-jari kayu. I'raian berikutnyadisajikan mengenai unsur pembuluh kayu.

Mengenai unsur pembuluh kayu,ada berbagai kemungkinan penampilannvadi dalam kayu. Penampilan ini dibetlakanberdasarkan katagori penyebaran dansusunan pembuluh. Berdasarkan h

penyebaran pembuluh, pembuluhdapat dibedakan polanya menjadi tiga

yaitu pembuluh yangmacam

berpenvebaran tunggal, atau pembuluhyangberpenyebaran ganda, atau pembuluhyang berpenyebaran baris. Dalam kontckspenvebaran baris ini, dibedakan lebihlanjut menjadi dua macam, yaitu pembuluhyang berpenyebaran baris lurus danpembuluh yang berpenyebaran barismiring. Sementara itu, berdasarkansusunannva, pembuluh dibedakan menjaditiga macam penampilan, yaitu pembuluhbersusunan baur, atau pembuluhbersusunan tata lingkar semu danpembuluh bersusunan tata lingkar sejati.

Uraian di atas dipaparkanmengenai unsur pembuluh kayu. Uraianberikutnya disajikan mengenai unsurparenkim kayu.

Mengenai unsur parenkim kayu,ada berbagai kemungkinan penampilanparenldn ini di dalam kayu. Penampilan inidibedakan berdasarkan dua katagori, yaituparenkim yang bersentuhan denganpembuluh dan parenkim yang tidakbersentuhan dengan pembuluh. Parenkimvang bersentuhan dengan pembuluhdisebut sebagai parenkim paratrakheal,sedangkan parenkim yang tidakbersentuhan dengan pembuluh disebutparenkim apotrakheal.

Parenkim paratrakheal dibedakanlebih lanjut menjadi empat macamberdasarkan cara bersentuhannya denganpembuluh. Kc empat penampilanparenkim paratrakheal ini adalah parenkimabaksial, parenkim vasisentrik, parenkimaliform dan parenkim konfluen. Parenkimdikatakan bcrpcnampilan sebagaiparenkim abaksial, bila jaringan parenkimini hanva bersentuhan secara tidak pcnuhmen\'climuti seluruh lingkaran pembuluh.Parenkim dikatakan berpenampilansebagai parenkim vasisentrik, bila jaiinganparenkim ini bersentuhan secara penuhmenyelimuti seluruh lingkaran pcmbu ui.Parenkim dikatakan berpenampilansebagai parenkim aliform, bila jatitaganparenkim mi tidak hanya bersentuhansecara penuh menyelimutilingkaran pembuluh, tctapi juga memi i "isavap \'ang melebar pada kct ua si.'itangensialnya. Parenkim dikatakanberpenampilan sebagai parcn urnkonfluen, Idia jaringan parenkim mi ridakhanya bersentuhan secaiamenyclimuti seluruii lingkaran pembu u i,dan memiliki sayap yang melebar pat akedua sisi tangensialnya, tetapi jnga sa\ap\'ang melebar itu bcrgandengan denganparekim aliform lainnya.

Lh-aian di atas mengenai parenkim

A

Page 5: IDENTIFIKASI KAYU DAN PERANANNYA

paratrakheal. Uraian berikutnyamengenai parenkim apotrakheal.

Parenkim apotrakheal jugadibedakan lebih lanjut menjadi dga macampenampilan berdasarkan kecenderungankeagregatannya. Ketiga macampenampilan parenkim apotrakheal inimcliputi parenkim difus, parenkin difusbcrkeiompok, parenkin berbentuk pita.Parenkim berbentuk pita ini masihdibedakan lebih lanjut berdasarkan ukuranlebarnya menjadi tiga macam penampilanlagi, vaitu parenkim berbentuk pita sempit,parenkim berbentuk pita sedang danparenkim berbentuk pita lebar.

Setelah penjelasan mengenaipenampilan jari-jari, paembuluh danparenkim sebagaimana disajikan di atas,berikut mi disajikan uraian mengenai scratkayu. Serat ka\ai juga merupakan hal yangpcnting di dalam idenfitikasi kayu.

Di dalam konteks serat kayu,penampilan serat kayu dibedakan menjadiempat macam berdasarkan orientasisumbu panjangnya terhadap sumbuvertikal pohoh. Keempat penampilan seratkayu ini adalah serat berpenampilan lurus,serat berpenampilan miring, seratberpenampilan bergelombang, seratberpenampilan berpadu. Serat dinyatakanberpenampilan lurus bila sumbu panjangsel serat itu sejajar dengan sumbulongitudinal pohon. Serat dinyatakanberpenampilan miring bila sumbu panjangsel serat itu membantuk sudut tertcntuterhadap sumbu longitudinal pohon. Seratdinyatakan berpenampilan bergelombangbila sumbu panjang sel scrat itu memberikcsan bcrombah terhadap sumbulongitudinal pohon. Serat dinyatakanberpenampilan berpadu bila di dalam kayuitu terdapat perpaduan antara serat yangberpenampilan lurus dan scrat yangberpenampilan miring secara berselingatau bergantian.

Ada lagi unsur ka^oi yang penting\'aitu saluran damar. Saluran ini hanyaterdapat pada kayu yang tergolong kedalam kavu daun jarum. Golongan kayujarum ini mencakup antara lain kayu pinus.Pada golongan kayu daun lebar, kehadiransaluran damar sangat jarang. Bila di dalamkavu daun lebar itu terdapat saluran damar,maka dapat dipastikan bahwa kayutersebut adalah ka\'u yang tergolong didalam keluarga dipterocarpaceae.

Seluruh uraian tli atas diarahkan

Lintuk mengemas pcmahaman mengenailumfi'mrasi poia penampilan unsur-unsurkayu,"^ baik dari unsur jari-jari, unsurpembuluh, unsur parenkim maupun serat.K<3nfigurasi pola penampilan unsur-unsurkavu ini kemudian disebut struktur kavu.

Dari struktur tersebut, dikenallingkaran tahun, kajoi awal dan katoi akhirserta katna gubal dan katoi teras.

Di samping pola penampilanstruktur kayu, identifikasi kayu jugamemperhadkan ukuran dimensi unsur-unsur ka^ai itu secara keseluruhan. Didalam konteks dimensi unsur kajat ini,dikenal ada isdlah yang disebut teksturkayu.

Dalam konteks tekstur kayu,dikenal ada dga macam tekstur katoi.Kedga macam tekstur kayu ini melipudka}Tj bertekstur halus, ka\-u bertekstursedang dan katai bertekstur kasar. Katoidikatakan bertekstur halus bila ukurandiameter pembuluh adalah kurang dari 100mikron. Katai dikatakan bertekstur sedangbila ukuran diameter pembuluh adalahtoo s.d 300 mikron. Kayu dikatakanbertekstur kasar bila ukuran diameterpembuluh adalah lebih dari 300 mikron.

Penampilan masing-masing sel didalam kayu akan membentuk pola ataustruktur tertentu yang unik. Bersamadengan teksmr ka\-u yang tertentu, strukturyang unik pada ka\-u merupakan penciriatau penanda yang khas bagi kayu.Kombinasi berbagai penampilan masing-masing unsur kayu akan menghasiikanbanyak kemungkinan struktur kayu.Berdasarkan struktur dan tekstur ka\-utersebut, telah diidentifikasi kebcradaankayu di Indonesia yang terdiri atas 4000jenis ka\Ta.

Hal itu disebabkan karena jeniskayu yangberbeda akan mcnampilkan poladan struktur yang berbcda pul^a. Dengandemikian, posisi masing-masing jenis seldan pola keberadaannva akanmenghasiikan wajah tertcntu bagi kayutertentu puia, yang berbeda antara kavujenis yang satu terhadap jenis kayu vanglain. Dengan demikian, pola dan strukturkayu menjadi dasar bagi idendfikasi kayu.Pembedaan jenis kayu ditcntukanberdasarkan wajah kayu yang ditampilanoleh posisi dan pola struktur ka\-u,

Oleh karena itu, analisis mengenaijenis kayu yang menjadi bahan dasarBCBBK dapat dilakukan denganmengamati struktur dan anatomi kayupada contoh uji yang diambil dari BCBBKyang sedang dipugar. Struktur dan anatc >mikayu tersebut kemudian dijadikan dasaruntuk identifikasi jenis kayu. Identibkasidilakukan dengan membandingkan antarastruktur dan anatomi kayu BCBBK di satupihak dengan struktur dan anatomi kavuyang ada di katalog jenis ka\'u di pihak lain.Kcsesuaian di antara keduanva akandigtinakan sebagai dasar untuk mengenalidan ntenentukan )enis ka\'u vang rtimen

digunakan sebagai komponenbangunan yang berstatus sebagai BCBKKyang sedang dipugar. Dengan demikian,sordmen katm baru sebagai penggand katiayang rusak dapat ditentukan jenisnva. [El

Daftar Pustaka.

Balai Pelestarian Peninggalan PurbakalaBatusangkar, 2005. Masjid-masjidkuno di Provinsi Sumatera Barat,

Riau, dan Kepulauan Riau. PenerbitBP3 Batusangkar. Pagarutung.

Pemda Kab. Kampar, 2007. Muara Takus,Situs Sejarah dan Budava. DinasPerhubungan, Pariwisata dan SeniBudava. Bangkinang.

Rokhmani, S.K., 2008. PeningkatanKapasitas SDM BidangKepurbakalaan. IVIakalah RapatKerja Tahun 2008 BP3Batusangkar. Pckanbaru.

Schneebaum, T, 1985. .-Vsmat Images.From the collecdon of the Asmat

Moseum of Culture and Progress.Crosier Mission. Pcndragon Press.Menncalpolis. New \'ork.

Bangunan kayu di Sumbawa

45:

A