Identifikasi dan Determinasi Bakteri

44
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI IDENTIFIKASI DAN DETERMINASI BAKTERI : PENGECATAN GRAM DAN UJI BIOKIMIAWI Disusun Oleh : Agatha Nensida Venary 148114091 Akhlaqul Karimah W.S.H. 148114092 Erica Kusuma Rahayu S. 148114093 Dian Pertiwi 148114094 Kelompok Praktikum/Kelas : C1.1 Nilai Laporan Tanggal dan Paraf Asisten LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

description

Laporan Praktikum Mikrobiologi : Identifikasi dan Determinasi Bakteri

Transcript of Identifikasi dan Determinasi Bakteri

Page 1: Identifikasi dan Determinasi Bakteri

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI

IDENTIFIKASI DAN DETERMINASI BAKTERI :

PENGECATAN GRAM DAN UJI BIOKIMIAWI

Disusun Oleh :

Agatha Nensida Venary 148114091

Akhlaqul Karimah W.S.H. 148114092

Erica Kusuma Rahayu S. 148114093

Dian Pertiwi 148114094

Kelompok Praktikum/Kelas : C1.1

Nilai Laporan Tanggal dan Paraf Asisten

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

Page 2: Identifikasi dan Determinasi Bakteri

ACARA IV

IDENTIFIKASI DAN DETERMINASI BAKTERI :

PENGECATAN GRAM DAN UJI BIOKIMIAWI

A. TUJUAN

1. Pengecatan gram : melihat bentuk sel, rangkaian sel, sifat gram (gram negatif dan gram

positif).

2. Uji biokimiawi : mengidentifikasi dan mendeterminasi bakteri berdasarkan sifat-sifat

biokimiawinya

B. TINJAUAN PUSTAKA

Bakteri memiliki dinding sel yang tebal dan kaku yang mengatur kekerasan sel dan

membedakan karakter bentuknya. Penyusun utama dinding sel yang mengatur kekakuannya

adalah sebuah substansi unik yang disebut peptidoglikan (murein). Ini merupakan polimer yang

memiliki massa molekul yang besar yang tersusun dari tiga bagian yakni N-asetilglukosamin,

asam N-asetilmuramat dan rantai peptida pendek (Hogg, 2005).

Pengecatan yang membedakan jenis sel dengan memberikan warna yang berbeda

disebut dengan pengecatan diferensial. Prosedur pengecatan diferensial yang penting dalam

mikrobiologi adalah pengecatan gram. Berdasar reaksi pengecatan gram ini, baktei dapat

dibedakan menjadi 2 kelompok besar : gram positif dan gram negatif. Setelah pengecatan gram,

bakteri gram positif akan berwarna ungu dan gram negatif akan berwarna pink. Perbedaan

warna pengecatan gram ini disebabkan oleh perbedaan struktur dinding sel dari bakteri gram

positif dan gram negatif. Setelah pewarnaan dengan pewarna utama, biasanya crystal violet,

perlakuan dengan etanol menyebabkan terjadinya dekolorisasi pada gram negatif tetapi tidak

pada gram positif. Berikutnya pengecatan lawan dengan cat dengan warna berbeda, biasanya

safranin, dua tipe sel dapat dibedakan secara mikroskopis dengan adanya perbedaan warna

(Madigan, 2012).

Pada kebanyakan bakteri gram positif, dinding sel tersusun dari beberapa lapisan

peptidoglikan, membentuk struktur yang tebal dan kaku. Sangat berbeda dengan bakteri gram

negatif yang hanya mengandung lapisan peptidoglikan yang tipis. Dinding sel bakteri gram

positif mengandung asam teikoat yang banyak mengandung alkohol (seperti gliserol atau

robitol) dan fosfat. Ada dua macam asam teikoat yakni asam lipoteikoat yang merentang

lapisan peptidoglikan dan dihubungkan dengan membran plasma, dan wallteichoic acid yang

dihubungkan dengan lapisan peptidoglikan. Karena muatan negatifnya (dari gugus fosfat),

asam teikoat dapat mengikat dan mengatur pergerakan keluar masuknya kation (ion positif).

Page 3: Identifikasi dan Determinasi Bakteri

Asam teikoat juga mengambil bagian dalam pertumbuhan sel, mencegah kerusakan dinding sel

dan kemungkinan pecahnya sel (Tortora, Funke, and Case, 2010).

Dinding sel bakteri gram negatif terdiri dari satu atau sedikit lapisan peptidoglikan dan

membran luar. Peptidoglikan terikat dengan lipoprotein (lipid yang berikatan secara kovalen

dengan protein) di luar membran dan di dalam periplasma, cairan seperti gel antara membran

luar dan plasma membran. Periplasma mengandung konsentrasi enzim degradasi yang tinggi

dan protein transport. Dinding sel bakteri gram negatif tidak mengandung asam teikoat. Karena

dinding sel bakteri gram negatif hanya mengandung sedikit peptidoglikan, dinding sel bakteri

ini lebih rentan mengalami kerusakan mekanik. Membran luar sel gram-negatif terdiri dari

lipopolisakarida (LPS), lipoprotein, dan fosfolipid. Muatan negatif yang kuat merupakan faktor

penting dalam menghindari fagositosis dan tindakan komplemen (melisiskan sel dan

mendorong fagositosis), dua komponen pertahanan inang. Membran luar juga menghalangi

antibiotik tertentu (misalnya, penisilin), enzim pencernaan seperti lisosom, deterjen, logam

berat, garam empedu, dan pewarna tertentu. Membran luar tidak menghalangi semua zat karena

nutrisi harus dapat menembus membran luar untuk mempertahankan metabolisme sel. Bagian

dari permeabilitas dari membran luar karena protein dalam membran disebut porin, berbentuk

seperti saluran. Porin mengizinkan masuknya molekul seperti nukleotida, disakarida, peptida,

asam amino, vitamin B12, dan zat besi (Tortora, Funke, and Case, 2010).

Mengetahui apakah bakteri merupakan gram positif atau gram negatif adalah penting

untuk ahli mikrobiologi dan teknisi klinis yang menggunakan hasil dari teknik pewarnaan gram

untuk mengklasifikasikan dengan Bergey’s Manual atau dalam identifikasi spesies bakteri yang

tidak diketahui. Ketahanan sel-sel bakteri gram positif dan gram negatif juga berbeda terhadap

bahan kimia seperti antibiotik (sel-sel gram positif lebih rentan terhadap penisilin, sel gram

negatif terhadap tetrasiklin). Selain itu, sel-sel gram negatif memiliki dinding sel yang lebih

kompleks. Bakteri gram positif dan spesies bakteri gram negatif dapat menghasilkan jenis

racun yang berbeda (Pommerville, 2011).

Test biokimia digunakan untuk lebih memahami fisiologi bakteri, ahli mikrobiologi

menemukan ada sifat metabolik yang hanya ada dalam kelompok-kelompok tertentu. Test yang

umum adalah: fermentasi karbohidrat, penggunaan substrat tertentu, dan produksi produk

tertentu atau produk-produk limbah. Sama seperti karakteristik fisik, beberapa test biokimia

seringkali diperlukan untuk membedakan antar spesies (Pommerville, 2011).

Beberapa test biokimia :

1. Hidrolisis Gelatin

Meskipun kandungan nutrisi gelatin masih dipertanyakan (gelatin

merupakan protein yang tidak lengkap, tidak punya asam amino

Page 4: Identifikasi dan Determinasi Bakteri

esensial triptofan), gelatin penting dalam identifikasi spesies bakteri. Di

bawah termperatur 25oC, gelatin umumnya berbentuk padat; pada

temperatur di atas 25oC, gelatin mencair.

Pencairan dipengaruhi oleh beberapa bakteri yang mampu

memproduksi proteolitik enzim ekstraseluler yang disebut gelatinase,

yang berfungsi untuk menghidrolisis protein menjadi asam amino.

Ketika degradasi ini terjadi, meski gelatin dalam temperatur 4oC tidak

akan mengembalikan karakter gelnya.

2. Fermentasi Karbohidrat

Organisme menggunakan karbohidrat secara berbeda tergantung pada enzim

komplemennya. Beberapa organisme mampu memfermentasi gula seperti glukosa secara

anaerob, ketika yang lainnya menggunakan jalur aerob. Sedang yang lain, fakultatif

anaerob secara enzimatik dapat menggunakan jalur aerob dan anaerob, sedang yang

lainnya tidak mampu mengoksidasi glukosa secara keduanya.

Dalam fermentasi, substrat seperti karbohidrat dan alkohol mengalami disimilasi

anaerob dan menghasilkan asam organik (contohnya laktat, formiat atau asam asetat) dan

mungkin juga dihasilkan gas seperti H2 dan CO2.

3. Test H2S dan Fermentasi Gula-Gula

Tes fermentasi gula- gula (TSI) dirancang untuk membedaan kelompok genus dari

Enterobacteriaceae, dimana semua bakteri gram negatif mampu melakukan fermentasi

glukosa dengan memproduksi asam, dan untuk membedakan gram negatif genus

Enterobacteriaceae dari bakteri intestinal. Agar TSI terdiri dari laktosa, sukrosa dalam 1%

konsentrasi, dan glukosa dalam konsentrasi 0,1%, yang hanya bermanfaat untuk

mendeteksi substrat. Indikator asam basa phenol red juga dapat digunakan mendeteksi

fermentasi karbohidrat dilihat dengan cara perubahan warna medium dari jingga-merah

menjadi kuning dikarenakan adanya basa.

Setelah melalui inkubasi, kita dapat mendeteksi aktivitas fermentasi dari organisme

yang dapat didiskripsikan dibawah ini :

a. Basa slant (merah) dan asam butt (kuning) dengan atau tanpa memproduksi gas.

Maka dengan hal ini hanya fermentasi glukosa yang terjadi.

b. Asam slant (kuning) dan asam butt (kuning) dengan atau tanpa produksi gas.

Hal ini menandakan hanya fermentasi laktosa dan glukosa yang terjadi.

c. Basa slant (merah) dan basa butt (merah) atau butt tidak berubah (jingga-butt)

Hal ini menandakan tidak adanya fermentasi karbohidrat yang terjadi.

Page 5: Identifikasi dan Determinasi Bakteri

Media TSIA juga mengandung natrium tiosulfat, sebuah substrat untuk

memproduksi H2S, dan ferro sulfat untuk deteksi warna produk akhir. Inkubasi lebih

lanjut, hanya organisme kultur yang mampu memproduksi H2S yang menunjukkan

endapan hitam pada butt karena penurunan kelarutan ferro sulfat.

4. Test Indol

Triptofan merupakan asam amino esensial yang dapat mengalami oksidasi karena

aktivitas enzim beberapa bakteri. Perubahan triptofan menjadi produk metabolisme

diperantarai dengan enzim triptofanase. Kemampuan untuk menghidrolisis triptofan

dengan membentuk indol bukan merupakan karakter seluruh mikroorganisme dan

karenanya digunakan sebagai penanda biokimia.

5. Test MR

Pada test pH, indikator methyl red mendeteksi adanya asam dalam konsentrasi

besar sebagai produk akhir. Banyak mikroorganisme enterik (yang berada dalam saluran

cerna) memfermentasi glukosa dengan memproduksi asam organik, test ini berguna dalam

pemisahan E. coli dan E. aerogenes.

6. Test VP

Test Voges Proskauer membedakan kemampuan beberapa mikroorganisme untuk

memproduksi produk akhir yang bersifat tidak asam / netral, seperti asetilmetil-karbinol

dari asam organik yang dihasilkan dari metabolisme glukosa.

7. Test Penggunaan Sitrat

Beberapa mikroorganisme mampu menggunakan sitrat sebagai sumber karbon

untuk energi. Sitrat dipecah dengan enzim sitrase menjadi asam oksaloasetat dan asetat.

8. Test Urease

Urease yang diproduksi oleh beberapa mikroorganisme, sebuah enzim yang

khusunya membantu identifikasi Proteus vulgaris. Urease merupakan enzim hidrolitik

yang menyerang ikatan antara nitrogen dan karbon pada amida seperti urea dan

membentuk produk akhir bersifat basa (ammonia).

9. Test Katalase

Selama respirasi aerob, mikroorganisme memproduksi hidrogen peroksida dan

dalam beberapa kasus, suatu superoksida yang merupakan zat toksik berbahaya.

Akumulasi dari substansi ini akan menyebabkan kematian dari organisme kecuali jika

substansi ini dapat didegradasi secara enzimatis. Substansi ini diproduksi ketika digunakan

jalan respirasi aerob dimana oksigen menjadi akseptor elektron terakhir, selama degradasi

karbohidrat untuk produksi energi. Organisme yang mampu memproduksi katalase secara

cepat mendegradasi hidrogen peroksida.

Page 6: Identifikasi dan Determinasi Bakteri
Page 7: Identifikasi dan Determinasi Bakteri

C. LANDASAN TEORI

Bakteri memiliki dinding sel yang tebal dan kaku yang terdiri dari peptidoglikan yakni

sebuah substansi yang terdiri dari N-asetilglukosamin, asam N-asetilmuramat dan rantai

peptida pendek.

Pengecatan gram termasuk dalam pengecatan differensial, yakni pengecatan untuk

membedakan jenis bakteri. Berdasarkan pada hasil pengecatan gram, secara umum, bakteri

dibedakan menjadi 2 jenis yakni bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Bakteri gram

positif akan memberikan warna ungu sedang bakteri gram negatif memberikan warna pink

setelah mengecatan gram. Perbedaan ini disebabkan karena adanya perbedaan struktur dinding

sel.

Bakteri gram positif memiliki struktur dinding sel yang tebal dengan adanya banyak

lapisan peptidoglikan. Bakteri ini juga memiliki asam teikoat yang banyak mengandung

alkohol dan fosfat. Karena adanya gugus fosfat ini, asam teikoat dapat mengikat dan mengatur

keluar masuknya kation serta mencegah adanya kerusakan pada dinding sel dan kemungkinan

lisisnya sel.

Bakteri gram negatif memiliki struktur dinding sel yang terdiri dari sedikit

peptidoglikan dan membran luar, dimana peptidoglikan terikat pada lipoprotein. Karena

sedikitnya kandungan peptidoglikan yang ada pada dinding sel bakteri gram negatif, maka

dinding sel akan lebih mudah mengalami kerusakan mekanik. Selain itu, pada membran luar

yang terdiri dari pipopolisakarida, lipoprotein dan fosfolipid, terdapat porin sebagai saluran

yang berfungsi mengatur keluar masuknya molekul seperti nukleotida, disakarida, peptida,

asam amino, vitamin B12, dan zat besi.

Uji biokimia digunakan untuk memahami fisiologi dan beberapa test dilakukan untuk

membedakan antar spesies bakteri karena adanya sifat metabolik yang hanya dimiliki oleh

spesies tertentu. Beberapa uji biokimiawi yang dilakukan diantaranya : test hidrolisis gelatin,

test fermentasi karbohidrat, test H2S dan fermentasi gula-gula, test indol, test MR-VP, test

penggunaan sitrat, test urease dan test katalase.

Page 8: Identifikasi dan Determinasi Bakteri

D. SKEMA KERJA

I. Pengecatan Gram

Alat dan Bahan :

Mikroskop cahaya

Crystal violet (Gram A)

Larutan iodine (Gram B)

Alkohol 96% (Gram C)

Safranin (Gram D)

Minyak immersi

Isolat murni bakteri tanah (hasil percobaan Acara III)

Gelas benda

Jarum ose

Skema Kerja :

Pulasan bakteri dibuat di atas objek gelas, dikeringkan dan difiksasi dengan api.

Cat crystal violet (Gram A) diteteskan dan didiamkan 30-60 detik.

Sisa cat dibuang dan sisanya dicuci dengan air mengalir.

Larutan iodine (Gram B) diteteskan dan didiamkan selama 1-2 menit.

Dicuci dengan air mengalir, kemudian didekolorisasi (diberi larutan peluntur) dengan

alkohol (Gram C) (kira-kira 20 detik, hati-hati jangan sampai berlebihan yang

mengakibatkan kesalahan hasil).

Dicuci dengan air mengalir, ditambahkan larutan safranin (Gram D) selama 10-20 detik.

Dicuci kembali dengan air mengalir, diangin-anginkan dan diamati di bawah mikroskop

dengan perbesaran kuat (1000x) menggunakan minyak immersi.

Hasil-hasil pengecatan bakteri digambar dengan diberi keterangan mengenai warna sel

bakteri yang menunjukkan sifat gram dan bentuk sel.

Page 9: Identifikasi dan Determinasi Bakteri

II. Uji Biokimia

Alat dan Bahan :

Isolat murni bakteri tanah (hasil percobaan Acara III) dalam NA miring dan NB (nutrien

cair)

Reagen untuk test oksidase : tetramethyl-paraphenyldiamine

Reagen untuk test katalase : 10% atau 30% H2O2

Bahan untuk test O-F : media O-F yang mengandung 0,5-1% karbohidrat, paraffin cair

Bahan untuk test sitrat : Simmons Citrate Agar yang mengandung indikator Brom

Thymol Blue-BTB

Bahan untuk test dekarboksilase lysin : media Lysin Iron Agar (LIA) yang mengandung

Lysin dan indikator Brom Cresol Purple-BCP

Media Nutrient Agar (NA)

Gelatin

Media TSIA (Triple Sugar Iron Agar)

Bahan untuk test pembentukan indol : media Tryptone Water, reagen Kovacs

Bahan untuk test MR-VP : media MR-VP, larutan 40% KOH, larutan 5% alpha-napthol

Bahan untuk test urease : media Urea Broth, indikator Phenol Red

Buku Panduan Determinasi Bakteri : Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology

(Holt et al., 2000)

Jarom ose

Pipet volume steril

Skema Kerja :

1. Test Oksidase

2-3 tetes larutan tetramethyl-paraphenyldiamine diletakkan pada kertas saring.

Suspensi isolat murni dalam nutrien cair diambil dan diinokulasikan pada kertas saring

yang telah ditetesi reagen.

Diamati dan hasil pengujian dilaporkan.

2. Test Katalase

1-2 tetes 10 atau 30% H2O2 diletakkan pada gelas benda.

Ditambahkan 1 ose atau 2-3 tetes suspensi isolat murni bakteri.

Page 10: Identifikasi dan Determinasi Bakteri

Diamati dan dibandingkan dengan kontrol.

3. Test O-F (Oksidasi-Fermentasi)

Isolat murni bakteri diinokulasikan secara hati-hati ke dalam 4 tabung berisi media O-F

yang mengandung 0,5-1% karbohidrat (glukosa, laktosa, manitol, maltosa atau sukrosa)

secara tusukan.

Tabung I ditutup dengan paraffin lunak, tabung II tidak ditutup paraffin, tabung III dan

IV sebagai kontrol (ditutup paraffin dan tidak ditutup paraffin tanpa inokulasi bakteri).

Diamati setelah 24 jam dalam suhu kamar.

Perlakuan dibandingkan dengan kontrol.

4. Test Penggunaan Sitrat

Isolat murni bakteri diinokulasikan secara goresan zig-zag menggunakan ose dan

dengan tusukan menggunakan jarum inokulasi pada media Cimmons Sitrat Agar miring.

Diinkubasikan pada suhu kamar selama 24 jam.

Perubahan warna diperhatikan dengan melihat perubahan warna dari hijau menjadi biru.

Dibandingkan dengan kontrol.

5. Test Dekarboksilase Lysin

Pada medium yang mengandung lysin dan kontrol (media tanpa lysin) diinokulasi

secara tusukan dengan isolat murni bakteri.

Diinkubasikan pada suhu kamar selama 24 jam.

Dibandingkan dengan kontrol (positif jika berubah warna dari ungu menjadi kuning lalu

menjadi ungu lagi).

6. Test Hidrolisis Gelatin

Page 11: Identifikasi dan Determinasi Bakteri

Dengan cara tusukan, isolat murni bakteri diinokulasikan pada media yang mengandung

gelatin sedalam ¾ bagian dari lapisan permukaan.

Diinkubasikan pada suhu kamar selama 24 jam.

Pada saat pengamatan, tabung perlakuan dan kontrol (media tanpa inokulasi bakteri)

dimasukkan dalam lemari es selama 30 menit (positif berarti terjadi pencairan).

7. Test H2S dan Fermentasi Gula-Gula

Dengan menggunakan media TSIA, isolat murni bakteri diinokulasikan secara goresan

dengan jarum ose dan secara tusukan dengan jarum inokulasi.

Diinkubasikan selama 24 jam.

Dibandingkan dengan kontrol.

8. Test Indol

1 tabung media Tryptone Water diinokulasi dengan2 tetes isolat murni bakteri dan 1

tabung media untuk kontrol.

Diinkubasikan pada suhu kamar selama 24 jam.

Setelah diinkubasi, tiap tabung ditambah 10 tetes reagen kovacs.

Dibandingkan dengan kontrol.

9. Test MR (Methyl Red)

Isolat murni bakteri diinokulasikan pada media MR-VP (Methyl Red-Voger Proskauer).

Diinkubasikan pada suhu kamar selama 24 jam.

Ditambahkan 5 tetes reagen Methyl Red ke dalam tabung berisi media MR-VP.

Dikocok hati-hati dan dibandingkan dengan kontrol.

Page 12: Identifikasi dan Determinasi Bakteri

10. Test VP (Voges Proskauer)

Isolat murni bakteri diinokulasikan pada media MR-VP.

Diinkubasikan pada suhu kamar selama 24 jam.

Ditambahkan 0,6 mL larutan alpha-naphtol 5% dilanjutkan 0,2 mL KOH 40%.

Dikocok hati-hati, dilonggarkan tutupnya, dikocok kembali, diulang setiap 5 menit,

dibaca perubahan warnanya setelah 30 menit.

Dibandingkan dengan kontrol.

11. Test Urease

Media Urea Broth yang mengandung indikator fenol merah diinokulasikan dengan 1

tetes kultur murni bakteri.

Diamati perubahan warna menjadi merah (phenol red) setelah 24 jam pada suhu kamar.

Dibandingkan dengan kontrol.

III. Determinasi

Hasil pengujian dimasukkan dalam daftar pengamatan.

Masing-masing digambar dan ditabulasikan.

Dicocokkan dengan buku panduan determinasi bakteri (Bergey’s Manual).

Page 13: Identifikasi dan Determinasi Bakteri

E. HASIL PENGAMATAN

Tabel I. Hasil Pengamatan Morfologi Sel Isolat Murni Bakteri Tanah :

Uji Morfologi Sel

BakteriHasil Pengamatan Kesimpulan Gambar Teoritis

Pengecatan Gram

Praktikan tidak

mendapatkan hasil

dari pengecatan

gram yang

dilakukan.

Menurut teori

bakteri Escherichia

coli termasuk

bakteri gram negatif.

Tabel II. Hasil Pengamatan Uji Biokimiawi Isolat Murni Bakteri Tanah :

Uji Biokimiawi

Bakteri

Hasil Pengamatan

dan

Kesimpulan

Gambar

Kontrol Perlakuan

Test Oksidase (Tidak dilakukan) - -

Test Katalase

Dari hasil perakuan E-coli

dengan H2O2, ditemukan buih-

buih O2 pada preparat

sedangkan pada kontrol hanya

berupa cairan jernih.

Kesimpulan : Bakteri mampu

memecahkan H2O2 menjadi H2O

dan O2 (Hasilnya positif)

Ket :1. Larutan H2O2

Ket: 1. Larutan H2O2, 2.

Buih- buih.

Test O-F

(Oksidasi-

Fermentasi)

Dari hasil perlakuan media OF

tanpa parafin, media berubah

dari warna hijau menjadi warna

kuning jingga.

Kesimpulan : Hasilnya positif

bakteri mampu mengoksidasi

karbohidrat.

Ket : 1.Media OF. Ket : 1.Media OF.

Page 14: Identifikasi dan Determinasi Bakteri

Dari hasil perlakuan media OF

menggunakan parafin, media

berubah dari warna hijau

menjadi kuning.

Kesimpulan : Hasilnya positif

bakteri mampu mengoksidasi

dalam keadaan tanpa udara.

Dari kedua hasil menunjukkan

bakteri bersifat fakultatif

anaerob.

Ket :1.Media OF,

2.Parafin.

Ket: 1. Media OF,

2.Parafin.

Test Penggunaan

Sitrat

Tidak ditemukan perbedaan

antara hasil media sinamons

sitrat kontrol dengan perlakuan,

keduanya berwarna hijau.

Kesimpulan : Hasilnya negatif

artinya bakteri tidak

menggunakan sitrat sebagai

sumber energi. Ket : 1.Media

Sinamons sitrat.

Ket : 1. Bakteri E-coli,

2. Media Sinamons sitrat

Test

Dekarboksilase

Lisin

Hasil dari perlakuan media

berubah warna awalnya

berwarna ungu kemudian

kuning dan berubah kembali

menjadi ungu.

Kesimpulan : Hasilnya positif

bakteri E-coli mampu

mendekarboksilasi lisin.Ket : 1. Media Lisin.

Ket : 1. Bakteri E-coli,

2. Media Lisin.

Page 15: Identifikasi dan Determinasi Bakteri

Test Hidrolisis

Gelatin

Hasil pada perlakuan sama

dengan kontrol media,

warnanya kuning dan medianya

masih padat.

Kesimpulan : Hasilnya negatif

bakteri tidak menghasilkan

enzim gelatine.

Ket : 1. Media Gelatin. Ket : 1. Media Gelatin

Test H2O dan

Fermentasi Gula-

Gula

Hasil dari perlakuan media

berubah dari warna merah

menjadi warna kuning. Warna

kuning terdapat pada bagian

slant dan butt. Tidak ditemukan

adanya endapan hitam H2S.

Kesimpulan : Hasil

fermentasinya positif sehinnga

bakteri dapat memfermentasi

glukosa, sukrosa, laktosa. Hasil

test H2S nya negatif karena

asam amino sistein tidak dapat

mensulfurasi.

Ket : 1. Media TSIA Ket : 1. Bakteri E-coli

dan Media TSIA, 2. Gas.

Test Indol

Hasil dari perlakuan, terbentuk

cincin berwarna merah

sedangkan cincin pada kontrol

berwarna jingga.

Keterangan : Hasilnya positif

sehingga bakteri bisa

memproduksi gugus Indol

dengan terbentuknya cincin

merah.

Ket : 1. Cincin jingga,

2. Media Triptone

Water

Ket : 1. Cincin merah, 2.

Media Triptone Water

Page 16: Identifikasi dan Determinasi Bakteri

Test MR

(Methyl Red)

Hasil perlakuan sama dengan

media kontrol, keduanya

berwarna kuning. Namun pada

teori seharusnya pada perlakuan

media berwarna merah.

Kesimpulan : Seharusnya

hasilnya positif sehingga bakteri

E-coli mampu memfermentasi

asam (Butadiol). Ket : 1. Media Ket : 1. Media

Test VP (Voges

Proskauer)

Hasil media perlakuan berwarna

lebih pudar kuningnya dari pada

media kontrol.

Kesimpulan : Hasilnya negatif

sehingga bakteri E-coli tidak

mampu memfermentasi asetil

metil karbinol.Ket : 1. Media Ket : 1.Media

Test Urease

Hasil media perlakuan dengan

kontrol sama- sama berwarna

ungu.

Kesimpulan : Hasilnya negatif

sehingga bakteri E-coli tidak

dapat mengubah Urea menjadi

NH3.Ket : 1. Media Urea

Broth

Ket : 1. Media Urea

Broth

Page 17: Identifikasi dan Determinasi Bakteri

F. PEMBAHASAN

PENGECATAN GRAM

Tujuan pengecatan gram adalah untuk melihat bentuk sel , rangkaian sel , dan sifat

gram (gram positif dan gram negatif). Dengan metode pewarnaan Gram, bakteri dapat

dikelompokkan menjadi dua, yaitu bakteri Gram positif dan Gram negatif berdasarkan reaksi

atau sifat bakteri terhadap cat tersebut. Reaksi atau sifat bakteritersebut ditentukan oleh

komposisi dinding selnya. Oleh karena itu, pengecatan Gram tidak bisa dilakukan pada

mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel seperti Mycoplasma ( Dwidjoseputro,

1994). Pengenalan bentuk mikroba harus dilakukan pewarnaan terlebih dahulu agar dapat

diamati dengan jelas. (Hadiutomo , 1990). Teknik pewarnaan warna pada bakteri dapat

dibedakan menjadi tiga macam yaitu pengecatan sederhana, pengecatan diferensial dan

pengecatan struktural. Pemberian warna pada bakteri atau jasad- jasad renik lain dengan

menggunakan larutan tunggal suatu pewarna pada lapisan tipis, atau olesan, yang sudah

difiksasi dinamakan pewarnaan sederhana. Prosedur pewarnaan yang menampilkan perbedaan

di antara sel-sel microba atau bagian-bagian sel mikroba dan menggunakan lebih dari 1 macam

zat warna disebut teknik pewarnaan diferensial. Sedangkan pengecatan struktural hanya

mewarnai satu bagian dari sel sehingga dapat membedakan bagian-bagian dari sel , termasuk

dalam pengecatan ini adalah pengecatan endospora, flagella dan pengecatan kapsul.

(Waluyo,2010) .Dalam praktikum ini , praktikan menggunakan pengecetan differensial yaitu

menggunakan cat utama (crystal violet) dan safranin sebagai cat lawan.

Dalam pewarnaan gram diperlukan empat reagen yaitu :

1. Gram A /Zat warna utama (violet kristal)

2. Gram B /Mordan (larutan Iodin) yaitu senyawa yang digunakan untuk mengintensifkan

warna utama.

3. Gram C /Pencuci / peluntur zat warna (alkohol / aseton) yaitu solven  organic yang

digunakan untuk melunturkan zat warna utama.

4. Gram D / cat penutup (safranin) digunakan untuk mewarnai kembali sel-sel yang telah

kehilangan cat utama setelah perlakuan denga alkohol.

Teknik aseptis dilakukan untuk menghindari terjadinya kontaminasi mikroba. Teknik

aseptis yang dilakukan pada kegiatan ini pada saat awal membersihkan kaca benda dan pada

saat membuat olesan pada kaca benda dari biakan bakteri.

Sebelum dilakukan pewarnaan, praktikan membuat ulasan bakteri diatas kaca object

yang steril kemudian dikeringkan. Lalu ulasan ini kemudian difiksasi. Fiksasi dapat dilakukan

dengan cara melewatkan preparat diatas api. Tujuan fiksasi ini untuk melekatkan bakteri pada

Page 18: Identifikasi dan Determinasi Bakteri

kaca objek tanpa mengubah dan merusak struktur bakteri serta bisa meningkatkan daya afinitas

bakteri. Setelah di fiksasi, diteteskan cat crystal violet. Crystal violet adalah sebagai cat utama.

Lalu diteteskan larutan iodine, fungsi dari larutan iodine ini adalah untuk memperkuat cat

utama, kemudian didecolorisasi menggunakan alkohol sehingga dapat meluntukan cat utama,

dan dapat diwarnai dengan cat lawan (safranin). Setiap akhir pemberian reagen atau pewarna,

selalu dilakukan pembilasan terhadap kaca objek dengan menggunakan air. Pembilasan ini

bertujuan untuk mengurangi kelebihan setiap zat warna yang sedang diberikan. Setiap akhir

pembilasan pada masing-masing reagen, perlu dilakukan penyerapan air bilasan dari air dengan

menggunakan kertas tissu agar aquades tidak tercampur dengan reagen atau pewarna baru yang

akan diberikan. Setelah itu baru dilakukan pengamatan dibawah mikroskop, apakah bakteri

tersebut gram positif atau gram negatif. Sebelum dilakukan pengamatan dibawah mikroskop,

ditambahkan minyak immerse. Minyak immerse digunakan untuk memperbesar indeks bias,

memperbesar fokus dan memisahkan koloni bakteri sehingga mendapatkan sel tunggal yang

terpisah.

Jika gram positif maka warnanya ungu. Dinding sel bakteri gram positif memiliki

peptidoglikan yang tebal dan lipid yang tipis sehingga memiliki afinitas kuat terhadap crystal

violet maka dapat mengikat kuat crystal violet. Oleh sebab itu ketika ditetesi oleh alkohol

warnanya tidak akan luntur karna dinding sel mengalami dehidrasi dan pori pori menyempit

sehingga kompleks kristal tetap terikat didalam dinding sel. Bakteri gram positif sulit untuk

diwarnai oleh cat lawan(safranin), karna ukuran partikel safranin lebih kecil dari pada

kompleks kristal violet yodium. Sehingga warnanya akan tetap ungu.

Sedangkan bakteri gram negatif karna dia memiliki lipid yang tebal sehingga jika

ditetesi dengan alkohol dia akan melarutkan outer membran dan peptidoglikan. Hal ini

membuat pori pori menjadi besar dan kompleks kristal violet yodium dapat luntur(tercuci) dan

bakteri menjadi tidak berwarna .Sehingga ketika diberi safranin dapat terwarnai dan berubah

warnanya menjadi pink.

Dalam praktikum, praktikan tidak menemukan bakteri baik gram positif ataupun gram

negatif. Hal ini bisa disebabkan karna fiksasi yang tidak optimal sehingga bakteri uji kurang

melekat, saat memanaskan ke bunsen terlalu dekat, memulas bakteri ke kaca objek terlalu

sedikit, pemberian alkohol terlalu banyak, saat dicuci terlalu bersih sehingga bakterinya ikut

tercuci. Akibatnya tidak ditemukannya bakteri.

Kelebihan metode pengecetan :

1. Pengecatan Gram penting sebagai pedoman awal untuk memutuskan terapi antibiotik,

sebelum tersedia bukti definitif bakteri penyebab infeksi (kultur dan tes kepekaan bakteri

Page 19: Identifikasi dan Determinasi Bakteri

terhadap antibiotik).  Hal ini karena bakteri Gram positif dan negatif mempunyai

kepetkaan yang berbeda terhadap berbagai jenis antibiotika.

2. Kadang-kadang morfologi bakteri yang telah dicat Gram mempunyai makna diagnostik.

Misalnya pada pemeriksaan Gram ditemukan Gram negatif diplococci intraseluler dari

spesimen pus (nana) uretral, maka memberikan presumptive diagnosis untuk penyakit

infeksi gonore.

Kekurangan metode pengecetan :

1. Pengecatan Gram memerlukan mikroorganisme dalam jumlah banyak yakni lebih dari 104

per ml.  Sampel yang cair dengan jumlah kecil mikroorganisme misalnya cairan

serebrospinal, memerlukan prosedur sentrifuge dulu untuk mengkonsentrasikan

mikroorganisme tersebut.  Pellet (endapan hasil sentrifuge) kemudian dilakukan

pengecatan untuk diperiksa secara mikroskopis.

2. Tidak bisa membedakan secara spesifik mana bakteri yang positif atau negatif

PEMBAHASAN UJI BIOKIMIAWI :

Tujuan uji biokimiawi adalah untuk mengidentifikasi dan mendeterminasi bakteri

berdasarkan sifat sifat biokimiawinya. Ada beberapa test yang dilakukan.

Test oksidase

Tujuan dari test oksidase ini adalah untuk mengetahui apakah bakteri uji dapat

menghasilkan enzim oksidase sitokorm atau tidak . Dalam praktikum kali ini test oksidase tidak

dilakukan dikarenakan tidak adanya reagen yang tersedia di laboratorium yaitu tetramethyl

paraphenyldiamine. Enzim oksidase sitokorm ini digunakan bakteri untuk respirasi sehingga

dapat mengetahui sifat bakteri tersebut anaerob atau aerob. Hasil positif ditunjukan apabila

timbul warna ungu kehitaman setelah didiamkan beberapa saat.

Reaksi yang terjadi

H3C N C3H H3C N+ C3H

Oksidasi sitokrom

H3C N CH3 H3C N+ CH3

Test katalase

Tujuan dari test katalase ini adalah untuk mengetahui kemampuan mikroba yang dapat

menghasilkan enzim katalase . Media yang digunakan adalah H2O2. Katalase merupakan enzim

Page 20: Identifikasi dan Determinasi Bakteri

yang mampu menguraikan H2O2 menjadi H2O + O2 . H2O2 bersifat toksik sehingga perlu

diuraikan agar tidak berbahaya. Hasil positif ditunjukan apabila timbul buih setelah bakteri uji

diteteskan pada kaca objek yang bersisi tetesan H2O2 . Buih ini berasal dari O2 hasil peruraian .

Dalam praktikum , hasil yang didapat adalah positif yaitu terbentuknya buih buih artinya

bakteri dapat menghasilkan enzim katalase.

Reaksi yang terjadi

2 O2-* + 2H+ H2O2 + O2(g)

H2O2 H2O + ½ O2 (g)

H2O2 + senyawa organik senyawa organik teroksidasi + H2O

Test Indol

Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah bakteri mengahasilkan gugus indol atau

tidak. Media yang digunakan adalah tryptone water yang mengandung asam amino tryptofan.

Reagen yang digunakan adalah reagen kovacs yang mengandung paradimetil amino

benzaldehid. Reagen ini bereaksi dengan indol dan menghasilkan senyawa tidak larut air. Uji

Indol dikatakan positif ditandai dengan terbentuknya cincin merah pada permukaan media

yang menunjukkan bakteri memiliki enzim triptonase yang dapat menghidrolisis asam amino

jenis triptofan yang memiliki gugus samping indol sehingga indol akan bereaksi dengan reagen

uji dan membentuk indol (cincin berwarna merah). Dalam praktikum , hasil yang didapat

adalah positif , berarti bakteri dapat menghasilkan gugus indol.

Reaksi yang terjadi :

Page 21: Identifikasi dan Determinasi Bakteri

Gambar 9. Hidrolisis triptofan dan uji indol (Lay, 1994)

Test Hidrolisis Gelatin

Tujuannya adalah untuk mengetahui kemampuan bakteri apakah dapat menghasilkan

gelatinase proteolitik atau tidak. Test hidrolisis gelatin menggunakan media semi padat yaitu

gelatin. Uji gelatin di laboratorium digunakan dengan cara menusukkan mikroorganisme yang

diuji ke dalam media semi padat yang mengandung kaldu nutrien dan gelatin. Media ini

diinkubasi selama 24 jam dan diinkubasikan pada lemari es selama 30 menit. Indikator

pengamatan reaksi positif jika medium tetap menjadi cair setelah dikeluarkan dari kulkas, dan

negatif apabila medium berubah menjadi padat. Hidrolisis gelatin terjadi karena bakteri

menghasilkan gelatinase untuk menghidrolisis polimer protein, gelatin, asam amino. Prinsip uji

Gelatin yaitu untuk melihat kepemilikian enzim  proteolitik pada bakteri untuk menguraikan

gelatin. Gelatin yang telah teruraikan oleh bakteri tidak akan membeku pada suhu dingin.

Sebaliknya gelatin yang tidak teruraikan oleh bakteri akan membeku pada suhu dingin. Jadi uji

positif ditandai dengan gelatin yang cair pada suhu dingin (Lehninger 1982). Berdasarkan hasil

percobaan bakteri uji tetap cair meskipun pada suhu dingin sehingga menghasilkan hasil positif

pada uji gelatin. Sehingga bakteri dapat menghasilkan enzim gelatinase proteoltik.

Reaksi yang terjadi :

enzim proteolitik peptidase

Gelatinase

Test Dekarboksilasi Lisin

Gelatin Polipeptida a

Asam amino

Page 22: Identifikasi dan Determinasi Bakteri

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui apakah bakteri uji dapat

mendekarboksilasi lisin atau tidak. Lisin merupakan protein jenis asam amino. Dekarboksilase

adalah proses penguraian gugus gugus karbonil atau gugus gugus asam dari asam amino

sehingga menjadi produk aminonya . Media yang digunakan adalah Lisin lron Agar yang

mengandung lisin dan indikator brom cresol purple – BCP dan media tanpa lisin. BCP

bertindak sebagai indikator pH. Dalam suasana asam BCP berwarna kuning sedangkan suasana

basa berwarna ungu . Pada mulanya terjadi fermentasi gula menjadi alkohol sehingga pH turun

akibatnya suasananya asam ditunjukan dengan warna kuning . Jika bakteri dapat

mendekarboksilasi lisin yang menghasilkan amina maka akan terjadi perubahan warna dari

kuning menjadi ungu kembali. Dari hasil percobaan menunjukan hasil positif artinya bakteri

dapat mendekarboksilasi lisin.

Reaksi yang terjadi

NH2-(CH2)4-COOH NH2-(CH2)5-NH2 + CO2

Lisin Ladaverin

Test O-F (Oksidasi-Fermentasi)

Menggunakan media O-F, perlakuan dilakukan di media yang diberi parafin dan tidak

diberi parafin.Uji ini bertujuan untuk menguji kemampuan bakteri dalam melakukan

metabolisme karbohidrat secara oksidatif atau fermentasi. Bakteri memakai karbohidrat sebagai

nutrisi dan akan terbentuk produk akhir berupa gas dan asam. Bakteri memetabolisme

karbohidrat (glukosa/laktosa) dan menghasilkan substrat. Hasil positif pada uji ini

menghasilkan warna kuning.

Hasil percobaan : positif (berwarna kuning) pada tabung perlakuan yang diberi parafin

dan tidak. Bakteri bersifat bakteri fakultatif, yaitu bakteri bersifat aerob (butuh oksigen) dan

anaerob (tidak butuh oksigen).

Reaksi yang terjadi

Oksidasi :

C6H12O6 asam glukonat asam piruvat

Fermentasi :

Glukosa glukosa – 6 - phosphart

Dekarboksilasi lisin

Page 23: Identifikasi dan Determinasi Bakteri

Asam – 6 – phospoglukonik

Pentosa Shunt ertner duodraft parthway embden – meyerhot

parthway

asam piruvat

Test Metil Red dan Voges Proskauer

a. Metil Red

Uji ini bertujuan untuk mendeteksi bakteri yang menggunakan jalur asam campur dengan

media MR-VP. Hasil test jika terjadi pembentukan warna merah dalam waktu 30 menit dan

warna kuning jika negatif.

Hasil percobaan : kuning (negatif), bakteri tidak memfermentasi asam.

Reaksi yang terjadi :

Glukosa Piruvat

b. Voges Proskauer

Dengan media MR-VP, uji ini bertujuan untuk mendeteksi bakteri yang menggunakan jalur

fermentasi butilena glikol. Hasil positif pada uji ini akan menghasilkan warna merah dan

warna coklat jika hasil negatif.

Hasil percobaan : coklat (negatif), bakteri tidak memfermentasi asetil metil karbinol.

Reaksi yag terjadi :

C6H12O6 fermentasi C3H7O2

Glukosa Asetil metil karbinol

C4H10O2 + C4H8O2 C4H6o2

Butanadiol asetilmetilkarbinol diasetilkarbinol

O2

KOH

Laktat

Asetil ko A

Format

oksaloasetat

Page 24: Identifikasi dan Determinasi Bakteri

C4H6O2 + C3H8O2N kompleks berwarna merah bata

Test Penggunaan Sitrat

Tujuan dari uji ini adalah menguji kemampuan bakteri memfermentasikan sitrat sebagai

sumber energi pada media Simmon Citrat. Pengisolasian bakteri dilakukan dengan cara tusukan

dan zigzag (goresan), tujuannya pemanfaatan media. Hasil positif dari uji ini adalah media

menghasilkan warna biru dan tidak terjadi perubahan warna apabila hasil negatif (media

berwarna hijau).

Hasil percobaan : hijau (negatif), bakteri tidak memfermentasikan sitrat sebagai sumber

energi.

Reaksi yang terjadi :

C3H4OH (COONa)3 . H2O Na2CO3

Sodium nitrat natrium bikarbonat

Test Urease

Fungsi uji ini adalah mendeteksi bakteri yang dapat mendegradasi degan cepat. Uji ini

menggunakan media Urea Broth yang mengandung indikator fenol merah. Apabila fenol merah

menghasilkan warna kuning, maka lingkungan adalah asam. Apabila berubah menjadi fuchsia

maka lingkungan berarti basa. Hasil positif pada uji urease adalah merah.

Hasil percobaan : merah (positif), bakteri dapat mendegradasi dengan cepat.

CO(NH2)2 + H2O CO2 + 2NH3

urea amonia

Test H2S dan Fermentasi Gula-Gula

Uji ini menggunakan media TSIA dan pengisolasian bakteri dilakukan dengan cara

tusukan dan goresan untuk memanfaatkan media. Pada media TSIA terdapat 2 bagian yaitu

slunt dan butt. Apabila slunt berwarna merah dan butt berwarna kuning maka terjadi fermentasi

glukosa. Apabila slunt dan butt berwarna kuning maka terjadi fermentasi sukrosa dan laktosa.

Jika slunt dan butt berwarna merah maka tidak terjadi proses fermentasi 3 gula (glukosa,

sukrosa, laktosa) Hasil positif adalah perubahan warna dari merah menjadi kuning.

Hasil percobaan H2S : negatif karena tidak ada endapan. Asam amino sistein tidak dapat

mensulfurasi bakteri sehingga tidak terbentuk endapan H2S.

urease

Page 25: Identifikasi dan Determinasi Bakteri

Hasil percobaan fermentasi gula : positif (butt dan slunt berwarna kuning), bakteri

mampu memfermentasi gula sukrosa dan laktosa.

Reaksi yang terjadi :

C3H7O2SN H2S + C2H3O4 + NH

Sistein asam piruvat

H2S (l) + FeSO4 (l) FeS + H2SO4 (l)

Hidrogen + perrosulfat perrosulfat (hitam)

Sulfida

DETERMINASI

Genus Escherichia

Berbentuk tabung, 1.1 – 1.5 µm x 2.0 – 6.0 µm, terdapati single atau berpasangan.

Kapsul dan mikrokapsul dijumpai di berbagai jaringan. Gram negatif. Berkembang biak dengan

flagel dan ada yang tidak berkembang biak. Fakultatif anaerob. Kemoorganotropi, memiliki

dua tipe metabolisme yaitu respirasi dan fermentasi. Temperatur optimal adalah 370C. D-

Glukosa dan karbohidrat yang lain dikatabolisme degan pembentukan asam dan gas. Oksidasi

negatif, katalase positif, methyl red positif, Voges-Proskauer negatif, dan terkadang sitrat

negatif. H2S, urease, dan lipase adalah negatif. Spesies Escherichia mereduksi nitrat. Semua

atau sebagian menyaring fermen L-arabinose, maltose, D-mannitol, D-mannose, L-rhamnose,

trehalose, D-xylose. O-Nitrofenil-β-D-galaktopiranoside positif. Terjadi secara normal di

bagian terbawah pada usus besar hewan berdarah panas, dan, pada kasus E. Blattae, pada

kecoa. E.coli menyaring kandungan enterotoxin dan/atau unsur yang berbahaya, termasuk

penyerbuan dan unsur colonisasi, penyebab penyakit diare. E.Coli juga menjadi penyebab

utama dari infeksi saluran kencing dan infeksi nosocomial termasuk septicemia dan meningitis.

Spesies lain selain E.blattae, jarang dijumpai berpeluang sebagai patogen, sering kali

berhubungan dengan infeksi luka.

Tipe spesies : Escherichia coli

desulfase

sistein

Page 26: Identifikasi dan Determinasi Bakteri

G. KESIMPULAN

1. Dari praktikum yang dilakukan, praktikan tidak dapat menemukan bentuk bakteri

Escherichia coli dan hasil dari pengecatan gram. Namun dalam data teoritis bentuk sel

Escherichia coli adalah tabung dan berukuran 1.1 – 1.5 µm x 2.0 – 6.0 µm. Rangkaian sel

dari bakteri Escherichia coli terdapat bentuk single atau berpasangan. Bakteri Escherichia

coli termasuk dalam gram negatif.

2. Hasil dari uji biokimiawi bakteri Escherichia coli adalah Oksidasi negatif, katalase positif,

methyl red positif, Voges-Proskauer negatif, dan terkadang sitrat negatif. H2S, urease, dan

lipase adalah negatif.

Page 27: Identifikasi dan Determinasi Bakteri

H. DAFTAR PUSTAKA

Cappuccino, J.G. and Sherman, Natalie., 2011, Microbiology : A Laboratory Manual, 9th ed.,

Pearson Benjamin Cummings, San Francisco, pp. 150, 155, 161, 162, 165-169, 175,

179.

Hogg, S., 2005, Essential Microbiology, Wiley, England, p. 59.

Holt, J.G., Krieg, N.R., Sneath, P.H.A., Staley, J.T., Williams, S.T., 1993, Bergey’s Manual of

Determinative Bacteriology, 9th ed., Lippinscot Williams & Wilkins, Philadelphia, p.

179.

Madigan, M.T., Martinko, J.M., Stahl, D.A., and Clark, D.P., 2012, Brock Biology of

Microorganisms, 13th ed., Pearson Benjamin Cummings, San Francisco, p. 26.

Pommerville, Jeffrey C., 2011, Alcamo’s Fundamentals of Microbiology, 9th ed., Jones and

Bartlett Publishers, LLC., Canada, pp. 80, 88.

Tortora, G.J., Funke, B.R. and Case, C.L., 2010, Microbiology An Introduction, 10th ed.,

Pearson Benjamin Cummings, San Francisco, pp. 85, 87.

Pembahasan :

Dwidjoseputro, D, 1994, Ekologi Manusia dan Perkembangannya, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Hadiutomo , 1990, Mikrobiologi Dasar , Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Waluyo,lud, 2010, Buku Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Umum, UMM. Malang, hal 21.

Yogyakarta, 25 Maret 2015

Praktikan I Praktikan II

Agatha Nensida Venary Akhlaqul Karimah W.S.H.

Praktikan III Praktikan IV

Erica Kusuma Rahayu S. Dian Pertiwi

Page 28: Identifikasi dan Determinasi Bakteri

I. JAWABAN PERTANYAAN DAN LAMPIRAN

1. Identifikasi bakteri pengecetan gram perlu dilakukan karena melalui pengecetan dapat

memperjelas sel bakteri seperti bentuk sel, rangkaian sel, serta dapat mengetahui sifat

bakteri apakah gram positif atau gram negatif. Sehingga dapat mempermudah identifikasi

selanjutnya.

2. Pengamatan yang bisa digunakan sebagai parameter untuk mengidentifikasi dan

mendeterminasi bakteri yang tak dikenal :

Test oksidase

Test katalase

Test indol

Test O-F

Test MR-Vp

Test penggunaaan sitrat

Test hidrolisis gelatin

Test urease

Test H2S dan fermentasi gula

Pengecetan gram

Uji morfologi koloni

Pengecetan spora

3. Mekanisme reaksi biokimiawi yang diuji :

Test dekarboksilase lisin

Reaksi yang terjadi

NH2-(CH2)4-COOH NH2-(CH2)5-NH2 + CO2

Lisin Ladaverin

Test penggunaan sitrat

Reaksi yang terjadi :

C3H4OH (COONa)3 . H2O Na2CO3

Sodium nitrat natrium bikarbonat

Test urease

Reaksi yang terjadi

CO(NH2)2 + H2O CO2 + 2NH3

urea amonia

Dekarboksilasi lisin

Page 29: Identifikasi dan Determinasi Bakteri

Test H2S dan fermentasi gula gula

Reaksi yang terjadi :

C3H7O2SN H2S + C2H3O4 + NH

Sistein asam piruvat

H2S (l) + FeSO4 (l) FeS + H2SO4 (l)

Hidrogen + perrosulfat perrosulfat asam sulfat

sulfida (hitam)

Test Hidrolisis gelatin

Reaksi yang terjadi :

enzim proteolitik peptidase

Gelatinase

Test Indol

Test katalase

Reaksi yang terjadi

2 O2-* + 2H+ H2O2 + O2(g)

H2O2 H2O + ½ O2 (g)

desulfase

sistein

Gelatin Polipeptida a

Asam amino

Page 30: Identifikasi dan Determinasi Bakteri

H2O2 + senyawa organik senyawa organik teroksidasi + H2O

Test MR

Reaksi yang terjadi :

Glukosa Piruvat

Test VP

Reaksi yag terjadi :

C6H12O6 fermentasi C3H7O2

Glukosa Asetil metil karbinol

C4H10O2 + C4H8O2 C4H6o2

Butanadiol asetilmetilkarbinol diasetilkarbinol

C4H6O2 + C3H8O2N kompleks berwarna merah bata

Test O-F

Oksidasi :

C6H12O6 asam glukonat asam piruvat

Fermentasi :

Glukosa glukosa – 6 - phosphart

Asam – 6 – phospoglukonik

Pentosa Shunt ertner duodraft parthway embden – meyerhot

parthway

asam piruvat

Laktat

Asetil ko AFormat

oksaloasetat

O2

KOH

Page 31: Identifikasi dan Determinasi Bakteri