Identifikasi Dan Analisa Data (Swot)

31
IDENTIFIKASI DAN ANALISA DATA (SWOT) PRAKTIK KLINIK MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG KARDIOLOGI OLEH KELOMPOK III I. PENGUMPULAN DATA Lingkungan untuk mencapai proses manajerial keperawatan dan kegiatan pembelajaran manajemen keperawatan mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan adalah ruang kadiologi kelas I, II dan III denngan kapasitas tempat tidur 9 buah (kelas I = 5 tempat tidur dan kelas II = 4 tempat tidur, kelas II wanita = 12 tempat tidur, kelas II laki-laki = 17 tempat tidur). Kasus penyakit terbanyak pada ruangan kardiologi antara lain : penyakit jantung koroner, kongenental dan hypertensi dengan dekompensasi kordis. A. FASILITAS 1. Fasilitas untuk klien Ruangan kelas I ada 5 tempat tidur, 5 buah meja pasien dan 5 buah kipas angin, 5 buah kursi dan 5 tempat jemuran pakaian (masing-masing kamar 1 buah) Ruang kelas II wanita ada 4 tempat tidur, 5 buah meja dan 4 buah kursi (masing-masing tempat pasien 1 buah) Ruang kelas III masing-masing punya 1 meja dan kursi untuk penunggu. Kamar mandi dan WC untuk kelas I, II dan III terletak samping dibelakang masing-masing ruangan. 1

description

ds

Transcript of Identifikasi Dan Analisa Data (Swot)

Page 1: Identifikasi Dan Analisa Data (Swot)

IDENTIFIKASI DAN ANALISA DATA (SWOT)

PRAKTIK KLINIK MANAJEMEN KEPERAWATAN

DI RUANG KARDIOLOGI OLEH KELOMPOK III

I. PENGUMPULAN DATA

Lingkungan untuk mencapai proses manajerial keperawatan dan

kegiatan pembelajaran manajemen keperawatan mahasiswa Program Studi S1

Ilmu Keperawatan adalah ruang kadiologi kelas I, II dan III denngan kapasitas

tempat tidur 9 buah (kelas I = 5 tempat tidur dan kelas II = 4 tempat tidur, kelas

II wanita = 12 tempat tidur, kelas II laki-laki = 17 tempat tidur). Kasus penyakit

terbanyak pada ruangan kardiologi antara lain : penyakit jantung koroner,

kongenental dan hypertensi dengan dekompensasi kordis.

A. FASILITAS

1. Fasilitas untuk klien

Ruangan kelas I ada 5 tempat tidur, 5 buah meja pasien dan 5 buah kipas

angin, 5 buah kursi dan 5 tempat jemuran pakaian (masing-masing kamar

1 buah)

Ruang kelas II wanita ada 4 tempat tidur, 5 buah meja dan 4 buah kursi

(masing-masing tempat pasien 1 buah)

Ruang kelas III masing-masing punya 1 meja dan kursi untuk penunggu.

Kamar mandi dan WC untuk kelas I, II dan III terletak samping

dibelakang masing-masing ruangan.

Wastafel 2 buah yang terdapat di ruangan III wanita & pria, masing-

masing 1 buah.

2. Fasilitas petugas kesehatan

Fasilitas untuk petugas terdiri dari : ruang kantor/ nurse station, ruang

administrasi,/inventaris, ruang ganti pakaian, kamar kecil dan kamar mandi,

ruang kepala ruangan masing-masing 1 buah.

3. Alat-alat kesehatan

Ruang kardiologi mempunyai persediaan obat-obatan

emergensi, ECG 2 unit.

DC shock 2 unit, beberapa unit alat monitor.

Generator face maker 2 unit.

Infusion pump 2 buah dan syringe

1

Page 2: Identifikasi Dan Analisa Data (Swot)

PSA (unuk analisis jantung)

Emergency kid 1 unit

Tensio meter, stetoskop 2 buah

Bak ijeksi 4 buah

B. KETENAGAAN

1. Jumlah tenaga yang diruangan kardiologi 16 orang terdiri : 1

orang Sarjana Kesehatan Masyarakat, 9 orang lulusan D 3/AKPER, 5 orang

lulusan SPK dan 1 orang lulusan SPR, sedangkan perawat yang bertanggung

jawab di ruangan kelas I dan II, untuk dinas pagi adalah 1 orang dengan

jumlah pasien saat ini (2 April 2002) dan untuk dinas sore dan malam perawat

yang bertanggung jawab khusus tidak ada tetapi digabung dengan perawat

ruangan kelas III yang rata-rata perawat yang bertugas untuk shif tersebut

berjumlah 2 orang perawat dan dibantu oleh 2 orang pekarya kesehatan.

2. Dengan adanya mahasiswa Program Studi S1 Ilmu

Keperawatan yang menggunakan ruang kardiologi sebagai lahan praktik,

terutama untuk ruangnan kelas I dan II untuk diterapkan model praktik

keperawatan primer dengnan jumlah mahasiswa Program Studi S1 Ilmu

Keperawatan yang praktik 8 orang orang dan 1 dari D 3 dan 1 orang SPK.

Berdasarkan hasil analisa situasi ruangan kardiologi yang diadakan dari tanggal 1

– 2 April 2002 yang berdasarkan tingkat ketergantungan klien dan kapasitas

tempat tidur yang ada maka sangat memungkinkan untuk dilaksanakan model

praktik keperawatan profesional dengan metode primery nursing.

TINGKAT KETERGATUNGAN PASIEN DAN KEBUTUHAN TENAGA

PERAWAT

a. Ketergantungan Pasien

1. Gambaran umum pasien ruangan kardiologiologi berdasarkan tingkat

ketergantungan (dari tanggal 1 – 2 April 2002) :

Total care : 9 orang

Partial care : 18 orang

Minimal care : 5 orang

2

Page 3: Identifikasi Dan Analisa Data (Swot)

2. Gambaran ketergantungan pasien ruangan kardiologi kelas I dan II. ( dari

1 –2 April 2002) :

Total care : 0 orang

Partial care : 6 orang

Minimal : 2 orang

3. Gambaran umum jumlah tempat tidur diruangan kardiologi :

Tanggal 1 April 2002

Kelas I : 5 tt (0 bed kosong )

Kelas II wanita : 4 tt (1 bed kosong)

Kelas II pria : 2 tt (0 bed kosong)

Kelas III wanita : 12 tt ( 3 bed kosong)

Kelas III pria : 17 tt ( 7 bed kosong)

BOR : 29/40 x 100 % = 72,5 %

Tanggal 2 April 2002

Kelas I : 5 tt (1 bed kosong )

Kelas II wanita : 4 tt (1 bed kosong)

Kelas II pria : 2 tt (0 bed kosong)

Kelas III wanita : 12 tt ( 5 bed kosong)

Kelas III pria : 17 tt ( 10 bed kosong)

BOR : 23/40 x 100 % = 57,5 %

4. Gambaran jumlah tempat tidur di rungan kardiologi kelas I dan II

Tanggal 1 April 2002

Kelas I : 5 tt (0 bed kosong )

Kelas II wanita : 4 tt (1 bed kosong)

BOR : 8/9 x 100 % = 88,89 %

Tanggal 1 April 2002

Kelas I : 5 tt (1 bed kosong )

Kelas II wanita : 4 tt (1 bed kosong)

BOR : 7/9 x 100 % = 77,78 %

3

Page 4: Identifikasi Dan Analisa Data (Swot)

b. Kebutuhan Tenaga Perawat (dari tanggal 1 – 2 April 2002)

1. Ruang Kardiologi secara umum

Klasifikasi

Pasien

Kebutuhan Tenaga Perawat

Pagi Sore Malam

Total Care 9 x 0,36 = 3,24 9 x 0,30 = 2,7 9 x 0,20 = 1,8

Partial Care 18 x 0,27 = 4,46 18 x 0,15 = 2,7 18 x 0,07 = 0,26

Minimal Care 5 x 0,17 = 0,85 5 x 0,14 = 0,7 5 x 0,10 = 0,5

Jumlah 8,55 6,1 3

Kesimpulan Jumlah tenaga perawat

Pagi : 9 orang

Sore : 6 orang

Malan : 3 orang

Jadi perawat yang dibutuhkan untuk per hari bertugas di ruang kardiologi

berjumlah 18 orang

2. Ruang Kardiologi Kelas I dan II

Klasifikasi

Pasien

Kebutuhan Tenaga Perawat

Pagi Sore Malam

Total Care - - -

Partial Care 5 x 0,27 = 1,35 5 x 0,15 = 0,75 5 x 0,07 = 0,35

Minimal Care 2 x 0,17 = 0,34 2 x 0,14 = 0,28 2 x 0,10 = 0,2

Jumlah 1,69 1,03 0,55

Kesimpulan Jumlah tenaga perawat yang berugas :

Pagi : 2 orang

Sore : 1 orang

Malan : 1 orang

Jadi perawat yang dibutuhkan per hari yang bertanggung jawab di

ruang kardiologi kelas I dan II berjumlah 4 orang

4

Page 5: Identifikasi Dan Analisa Data (Swot)

C. ANALISA SWOT

Model praktik keperawatan profesional .

1. Strength ( Kekutan )

Memiliki visi dan misi

SDM : 1 orang SKM, D 3 Keperawatan 9 orang, SPK = 5

orang, SPR = 1 orang.

Tempat PBK D III dan S 1 keperawatan

Punya protaf khusus perawatan kardiologi

Punya sarana dan prasarana penunjang untuk kasus kardiologi

Punya ruang pertemuan perawat/dokter

2. Weakness ( Kelamahan )

1. Kuantitas & kualitas SDM masih belum memadai

2. MPKP belum pernah dilaksanakan dengan sistem penugasan

primer

3. Tanggung jawab perawat & model penugasan yang dipakai

masih belum jelas.

3. Oppurtunity ( Kesempatan )

Program D 3 khusus, D IV dan S1 keperawatan

Sosialisasi, belajar bersama

Pelatihan dan seminar

4. Thretened ( Ancaman )

Persaingan antara rumah sakit

D. PERMASALAHAN

Dari hasil analisa SWOT tersebut, diambil kesimpulan bahwa

terdapat beberapa permasalahan yang belum adanya metode

penugasan yang jelas dalam praktik keperawatan profesional di

ruangan kardiologi.

E. RENCANA STRATEGIS

Melakukan penerapan model praktik keperawatan profesional

dengan metode penugasan Primer.

Metode Primer

Metode penugasan primer adalah dimana perawat bertanggung jawab panuh selama

1

Page 6: Identifikasi Dan Analisa Data (Swot)

24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien dimulai dari pasien tersebut masuk

sampai dengan keluar rumah askit. Metode ini mendorong praktik kemandirian

perawat, ada kejelasan antara si pembuat rencana asuhan keperawatan dan pelaksana

asuhan keperawatan selama pasien di rawat. Konsep dasar tanggung jawab dan

tanggung gugat model praktik keperawatan primer sebagai berikut :

Keuntungan / Kelebihannya :

Kelebihan dari “primery Nursing adalah :

1. Sifatnya kontinyu dan komrehensif

2. Perawat primer mendapat akontabilitas tinggi terhadap hasil

dan kesempatan besar untuk mengembangkan diri.

3. Tercapainya pelayanan kesehatan yang efektif terhadap

pengobatan

4. Tim kesehatan lain senantiasa akan mendapat informasi

tentang kondisi pasien yang selalu diperbaharui dan komprehensif.

5. Bagi pasien merasa dimanusiakan karena terpenenuhinya

kebtuhan secara individu (Gillis, 1989)

Kelemahan :

Proses keperawatan dilakukan oleh perawat-perawat yang memilki pengalaman dan

pengetahuan memadai dengan kriteria asertif, self direction, kemampuan mengambil

PAPAPA

Tenaga Kesehatan lain Kepala Ruang Sarana & Prasarana

PP. 1 PP.2 PP.3

Klien Klien Klien

2

Page 7: Identifikasi Dan Analisa Data (Swot)

keputusan yang tepat, menguasai keperaweatan klinik, akontable serta mampu

berkolaborasi dengan berbagai disiplin profesi.

Tugas Perawat Primer :

1. Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara

komprehensif

2. Membuat tujuan dan rencana keperawatan

3. Melaksanakan rencana yang telah dibuat

4. Mengkomunikasikan dan koordinasikan pelayanan yang

diberikan oleh disiplin lain/perawat lain.

5. Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai

6. Menerima dan menyelesaikan rencana

7. Melakukan rujukan

8. Membuat perjanjian klinik

9. Mengadakan kunjungan rumah

Peran Kepala Ruangan :

1. Sebagai konsultan dan pengendalian mutu perawatan primer

2. Orientasi dan merencanakan karyawan baru

3. Menyusun jadwal dinas dan memberi penugasan pada perawat asisten

4. Evaluasi kerja

5. Merencanakan/ menyelenggarakan pengembangan staf

6. Membuat 1 – 2 pasien untuk model agar dapat mengenal masalah hambatan

yang terjadi

Ketenagaan :

Setiap perawat primer adalah perawat bed side

Beban kasus pasien 4 – 6 orang untuk satu perawat

Penugasan dilakukan oleh kepala bangsal

Perawat primer dibantu perawat profesional lain maupun non

profesional sebagai perawat asisten.

Tangung jawab utama perawat primer :

1. Memberikan dan menyiapkan informasi klinik yang

diperlukan dari kliennya, terutama saat perawat primer of duty

2. Perawat primer bertanggung jawab dalam menentukan

3

Page 8: Identifikasi Dan Analisa Data (Swot)

memutuskan pemberian intervensi keperawatan yang sesuai dengan klien dan

instruksi yang dinerikan dapat dilaksanakan oleh perawat associate

3. Membuat discharge planing

TIMBANG TERIMA

Analisa SWOT Timbang Terima

1. Strength ( Kekutan )

Timbang terima sudah menjadi agenda tetap dan terjadwal

Perawat terlibat langsung

SDM : 1 orang SKM, D 3 Keperawatan 9 orang, SPK = 5 orang,

SPR = 1 orang.

Adanya kemampuan perawat untuk melaksanakan timbang terima

Punya protaf khusus perawatan kardiologi

2. Weakness ( Kelamahan )

6. Bahasa yang digunakan bukan bahasa Indonesia

7. Isi materi laporan masih kurang terarah pada masalah

keperawatan.

3. Oppurtunity ( Kesempatan )

Kebijakan pemerintah tentang profesionalisasi

Tersedianya waktu untuk timbang terima

Adanya kesempatan pengembangnan tenaga keperawatan kejenjang yang

lebih tinggi dan pelatihan keperawatan baik di dalam dan luar negeri

4. Thretened ( Ancaman )

Masuknya perawat asing ke Indonesia.

Persaingan antar rumah sakit

PERMASALAHAN

Dari hasil analisa SWOT tersebut, diambil kesimpulan bahwa sistem timbang

terima masih belum dilaksanakan secara optimal, karena hal-hal yang disampaikan

dalam timbang terima belum mencakup secara keseluruhan, antara lain :

Masalah keperawatan yang masih muncul

Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan masih terlalu

umum.

4

Page 9: Identifikasi Dan Analisa Data (Swot)

Catatan yang ada pada buku timbang terima masih umum.

RENCANA STRATEGIS

Pelaksanaan timbang terima akan tetap dilaksanakan hanya saja perlu adanya

pembenahan agar dapat lebih optimal. Pembenahan kegiatan ini mulai pada minggu

kedua dengan menetapkan alur timbang terima serta format timbang terima yang

efektif dan efesien.

Timbang terima

Timbang terima merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima

sesuatu ( laporan ) yang berkaitan dengan keadaan pasien.

1. Persiapan

a) Kedua kelompok dinas sudah siap.

b) Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan.

2. Pelaksanaan

a) Di Nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang

terima dengan mengkaji secara penuh menhenai masalah keperawatan pasien

serta segenap tindakan yang telah dan belum dilaksanakan serta hal-hal

penting lainnya selama masa perawatan ( tanya jawab ).

b) Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang matang

sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian diserahterimakan kepada

petugas berikutnya.

c) Hal-hal yang perlu disampaikan dalam timbang terima :

Identitas klien dan diagnosa medis

Masalah keperawatan yang masih muncul.

Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan (secara

umum)

Intervensi kolaboratif.

Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam

kegiatan operatif, pemeriksaan laboratorium / pemeriksaan penunjang

lainnya, persiapan untuk konsultasi atau untuk prosedur yang tidak rutin

dilaksanakan.

Prosedur rutin yang biasa dijalankan tidak perlu dilaorkan.

d) Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi,

5

Page 10: Identifikasi Dan Analisa Data (Swot)

tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang telah ditimbang

terimakan dan berhak menanyakan mengenai hal-hal yang kurang jelas.

e) Sedapat dapatnya mengupayakan penyampaian yang jelas, singkat dan

padat.

f) Lama timbang terima untuk tiap pasien tidak lebih dari 5 menit kecuali

pada kondisi khusus dan memerlukan keterangan yang rumit.

g) Timbang terima dilaksanakan oleh mahasiswa langsung dengan

perawat ruangan yang dinas shift berikutnya, meskipun mahasiswa dinas pagi

semua.

h) Pelaporan untuk timbang terima dituliskan langsung pada buku

laporan ruangan oleh mahasiswa yang berperan sebagai PP.

6

Page 11: Identifikasi Dan Analisa Data (Swot)

Alur timbang terima adalah sebagai berikut :

PASIEN

DIAGNOSA MEDIS

MASALAH KOLABORATIF

DIAGNOSA

KEPERAWATAN

RENCANA TINDAKAN

YANG TELAH DILAKUKAN YANG AKAN DILAKUKAN

PERKEMBANGAN KEADAAN

PASIEN

MASALAH :1. TERATASI2. BELUM3. SEBAGIAN4. BARU

7

Page 12: Identifikasi Dan Analisa Data (Swot)

FORMAT TIMBANG TERIMA

Nama : ..................................... Dx. Medis : .....................

Umur : ..................................... No Reg : .....................

Dokter : .................................... Kamar/Ruangan: ...................

No Hari/Tgl/JamDiagnose

Keperawatan

Rencana Tindakan Keperawatan Tanda

tangan/nama

terang

KetSudah

dilaksanakan

Belum

dilaksanakan

8

Page 13: Identifikasi Dan Analisa Data (Swot)

Surabaya, ........................2002

Petugas Yang Menerima Petugas Yang Menyerahkan

........................................ ........................................

Mengetahui

Kepala Ruangan ...............

..........................................

NIP...................................

RONDE KEPERAWATAN

Strength Weakness Opportunity Threatened

Terdapat

pedoman

penerapan

ASKEP

Adanya

dukungan dari

kepala ruangan

SDM yang

tersedia :

D 3

Keperawatan 9

org (56,25 %)

Waktu

pelaksanaan

ronde

keperawatan yg

belum

terjadwal

Belum

diterapkannya

ronde

keperawatan

SDM, lulusan

SPK 5 org

(31,25 %)

Tersedianya

waktu/kesempa

tan untuk

melaksanakan

ronde

keperawatan

Banyaknya

mahasiswa

yang praktik

manajemen

keperawatan

Tuntutan

masyarakat

terhadap

pelayanan

Asuhan

Keperawatan

semakin

meningkat

9

Page 14: Identifikasi Dan Analisa Data (Swot)

Permasalahan :

Belum dilaksanakannya sistem ronde keperawatan

Perencanaan :

Menetapkan ronde keperawatan di ruangan kardiologi RSUD Dr. Soetomo Surabaya

Ronde Keperawatan.

adalah kegiatan dalam mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan

disamping pasien, membahas dan melaaksanakan asuhan keperawatan pada kasus

tertentu yang dilakukan oleh PP (perawat primer), kepala ruangan, PA (perawat

Assosiet) serta melibatkan seluruh anggota tim

Karakteristik Pelaksanaan Ronde Keperawatan

Klien dilibatkan secaralangsung

Klien merupakan fokus kegiatan

PP, PA dan konsuler melakukan diskusi

Konsuler memfasilitasi kreatifitas

Konsuler membantu menngembangkan kemampuan PA, PP meningkatkan

kemampuan mangatasi masalah.

Kriteria pasien yang akan dilakukan ronde , adalah:

1. Pasien dengan penyakit kronis.

2. Pasien dengan komplikasi.

3. Pasien dengan penyakit akut.

Tujuan Ronde Keperawatan :

1. Menumbuhkan cara berfikir kritis

2. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan

3. Meningkatkan validitas data klien

4. Menulai kemampuan justifikasi

5. Meningkatkan intervensikemampuan menilai hasil kerja

6. Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana keperawatan

Peran PP dan PA

Menjelaskan keadaan dan data demografi klien

10

Page 15: Identifikasi Dan Analisa Data (Swot)

Menjelaskan masalah keperawatan utama klien

Menjelaskan intervensi yang beum dan sudah dilakukan

Menjelaskan tindakan selanjutnya

Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang diambil

Peran PP lain / konsuler

Memberikan justifikasi

Memberikan reinforcement

Menilai kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan

Mengarahkan dan koreksi

Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari

Pelaksanaan dari ronde keperawatan meliputi :

1. Persiapan

Menetapkan pasien dan jenis kasus serta masalah keperawatan yang dialami

pesien.

Memberikan infomed consent pada klien/ keluarga

Pembuatan proposal

Mencari literatur atau referensi untuk memperjelas kasus yang akan diambil.

Mendiskusikan hasil proposal dengan pembimbing klinik dan kepala ruangan

IRNA Kardiologi

Mengkaji data yang telah dilakukan terhdp seluruh pasien, maka kelompok

mengadakan analisa data berdasakan peran masing-masing.

2. Pelaksanaan

a) Perawat primer melakukan presentasi di ruang perawatan pasien

mengenai pngkajian yang didapatkan pada paien, menentukan masalah

keperawatan yang masih ada pada pasien, menjelaskan implementasi yang

telah dilaksanakan.

b) Membuka acara diskusi, dimana kegiatan ini dilaksanakan di ruangan

perawatan.

c) Tim ronde bersama-sama melakukan validasi terhadap masalah –

masalah yang ditemukan di nurse station.

11

Page 16: Identifikasi Dan Analisa Data (Swot)

Alur pelaksanaan ronde keperawatan adalah sebagai berikut.

PP

PENETAPAN PASIEN PROPOSAL

PERSIAPAN PASIEN :

INFORM CONSENT

HASIL

PENYAJIAN MASALAH APA YANG MENJADI

MASALAH

CROSS CEK DATA YANG ADA

APA YANG MENYEBABKAN

MASALAH TERSEBUT

TAHAP RONDE PADA BED

VALIDASI DATA

DISKUSI KARU , PP, PERAWAT

KONSELOR

ANALISA DATA

PENETAPAN MASALAH &

RENCANA TINDAKAN

INTERVENSI

KEPERAWATANI

Tahap Ronde pada bed pasien

TAHAP PRA RONDE

JUSTIFIKASI & DISKUSI DGN

KARU, PP, PERAWAT KONSELOR

DISKUSI &

EVALUASI HASIL

RONDE

MASALAH TERATASI

TAHAP POST

12

Page 17: Identifikasi Dan Analisa Data (Swot)

DOKUMENTASI KEPERAWATAN

Analisa SWOT

STRENGTH WEAKNESS OPPORTUNITY TREATENED

Sudah

tersedianya

format dari

pengkajian

sampai

evaluasi

Adanya

kemauan

perawat untuk

melakukan

pendokumenta

sian

Pendokumentasian

Asuhan

Keperawatan

belum optimal

Tidak semua

status klien

terdapat format

dokumentasi yang

lengkap

Adanya

mahasiswa S1

keperawatan

yang praktik

klinik

manajemen

keperawatan di

ruangan

Kardiologi

Sosialisasi

proses belajar

antara

mahasiswa

dengan

perawat

ruangan.

Tuntutan

tanggung

jawab untuk

meningkatkan

profesionalis

me

keperawatan

Adanya

profesi lain

yang

berkepenting

an terhadap

dokumentasi

ASKEP

Persaingan

antar rumah

sakit

Adanya

akriditasi

rumah sakit

Masalah

Pendukomentasian proses keperawatan belum dilaksanakan secara optimal.

Rencana Strategis

1. Pembenahan format dokumentasi asuhan keperawatan

2. Perlu adanya supervisi yang berkesinambungan terhadap dokumentasi asuhan

keperawatan

3. Perlu adanya reward system terhadap dokumentasi keperawatan yang baik.

Manfaat Dokumentasi keperawatan :

1. Aspek legal

13

Page 18: Identifikasi Dan Analisa Data (Swot)

2. Sebagai jaminan mutu

3. Aspek komunikasi

4. Aspek finansial

5. Aspek pendidikan

6. Aspek penelitian

7. Aspek akriditasi

SENTRALISASI OBAT

Analisa SWOT

STRENGTH WEAKNESS OPPORTUNITY TREATENED

Pengobatan

dapat diberikan

secara tepat, :

o Tepat

klein

o Tepat

dosis

o Tepat

waktu

o Tepat

cara

Menghindari

penyalahguna

an obat, oleh :

o Pasien

o Orang

lain

Memudahkan

pengecekan

obat oleh

petugas

Adanya

dukungan dari

kepala ruangan

Adanya tugas

tambahan bagi

perawat

Adanya

tambahan

fasilitas

Perlu

pendekatan

khusus baik

kepada pasien

dan keluarga

sebelum

dilakukan

sentralisasi obat

Sentralisasi

obat pernah

dilakukan tetapi

tidak

berlangsung

lama

Tidak semua

petugasber

sikap jujur

Tidak semua

petugas

Sebagai

tanggunggugat

& tanggung

jawab perawat

dalam

melaksanakan

fungsi

kolaborasi dgn

medis

Melatih

perawat agar

lebih teliti dan

hati-hati dalam

segala tindakan

Melatih

perawat untuk

lebih

meningkatkan

perannya dalam

komunikasi

terapeutik

secara optimal

Tidak semua

bersedia

obatnya untuk

disentralisasi

14

Page 19: Identifikasi Dan Analisa Data (Swot)

komitmen

Masalah

Tidak ada sentralisasi obat

Perencanaan Strategis

Perlu pelaksanaan sentralisasi obat di ruangan kardiologi pada minggu ke –2

Sentralisasi ObatSentralisasi obat merupakansalah satu upaya untuk meningkatkan mutu

pelayanan, karena dengan sentalisasi obat diharapkan dapat diberikannya terapi

farmakologi ( pengobatan ) secara tepat pasien, tepat waktu, tepat dosis, tepat cara

pemberian sehingga akan memperpendek waktu rawat inap. Sentralisasi obat

dilaksanakan pada ruang kelas IRNA Brdah Mata dengan jumlah tempat tidur 16

buah.

1. Persiapan

a) Prasarana yang disiapkan untuk penyimpanan obat disiapkan, baik itu lemari

obat, tempat obat, surat persetujuan dan lembar obat

b) Mngadakan pendekatan kepada pasien dan keluarga dengan maksud dan

tujuan dari sentralisasi obat serta meminta persetujuan dari keluarga pasien

melalui informed concent.

2. Pelaksanaan

a) Sentralisasi obat dilaksanakan di ruang Bedah Mata kelas I dan II mulai

minggu I hari ke 4 sampai dengan minggu IV

b) Mahasiswa meminta persetujuan pada pasien dan keluarga dengan

menjelaskan terlebih dahulu tujuan dari pelaksanaan sentralisasi obat.

c) Mahasiswa yang menerima obat langsung mendokumentasikan pad lembar

daftar obat baik jumlah, dosis, cara dan waktu pemberian.

d) Pada akhir dinas mahasiswa mengadakan serah terima obat dengan mahasiswa

dan perawat ruangan dinas shift berikutnya.

15

Page 20: Identifikasi Dan Analisa Data (Swot)

e) Alur pelaksanaan sentralisasi obat adalah sebagai berikut

DOKTER

KELUARGA/ PASIEN

FARMASI/ APOTIK

KELUARGA/ PASIEN

PP / PERAWAT YANG

MENERIMA

PENGATURAN / PENGELOLAAN

OLEH PERAWAT

SURAT PERSETUJUAN

PENDEKATAN PERAWAT

16

Page 21: Identifikasi Dan Analisa Data (Swot)

SUPERVISI

Analisa SWOT

STRENGTH WEAKNESS OPPORTUNITY TREATENED

Kepala ruangan

sebagai

pelaksana

supervisor

Kepala ruangan

adalah

pimpinan

tertinggi di

ruangan

Kepala ruangan

bertanggung

jawab terhadap

fungsi

manajemen

ruangan

Fungsi

supervisor

belum

diuraikan

secara jelas

melalui

petunjuk

peraturan

Belum adanya

laporan tertulis

yang baku dari

supervisor

Perawat merasa

tertekan

Tidak semua

perawat

menerima

sengan senang

hati

Memantapkan

kemampuan

kemandirian

perawat

Mengurangi

kekeliruan

Menghindari

kesalahan yang

parah

Persaingan

antar rumah

sakit dalam

meningkatkan

mutu pelayanan

Masalah

Supervisor belum dilaksanakan secara optimal

Perencanaan Strategis

Menerapkan supervisor keperawatan yang lebih optimal (efesien dan efektif )

Supervisi Keperawatan

Supervisi Keperawatan adalah suatu proses pemberian sumber-sumber yang

dibutuhkan perawat untuk menyelesaikan tugas-tugas dalam rangka pencapaian

tujuan..

Dalam pelaksanaan supervisi keperawatan, kelompok melalui 3 tahap, yaitu :

1. Persiapan

17

Page 22: Identifikasi Dan Analisa Data (Swot)

Pada tahap persiapan, kelompok melakukan :

a) Penetapan hari dilakukan supervisi keperawatan.

b) Menetapkan siapa yang menjadi kepala ruang yang akan mensupervisi dan PP

yang akan disupervisi.

c) Menetapkan hal-hal apa saja yang akan disupervisi.

d) Membuat proposal supervisi keperawatan dan membuat format supervisi

harian

2. Pelaksanaan

a) Supervisi dimulai dengan pembukaan oleh kepala ruang dan penyampaian

tujuan dan manfaat supervisi.

b) Kepala ruang memanggil PP dan menyampaikan hal apa yang akan

disupervisi saat itu.

c) Kepala ruang meminta keterangan dan informasi seputar sistem

pendokumentasian yang dibuat PP.

d) Memberikan masukan bila didapati kekurangan dalam sistem

pendokumentasian dan memuji bila didapati hal-hal yang baik dan khusus

yang memberikan nilai lebih kepada PP

3. Evaluasi

a) Mencatat / menuliskan semua masukan dan hasil supervisi kedalam laporan

supevisi.

b) Melakukan evaluasi ulang setelah supervisi setelah waktu yang ditetapkan.

18