IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN...

68
IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN Oleh : Herlin Oktaviyani NIM : 1113103000021 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438H/ 2016M LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Transcript of IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN...

Page 1: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN

DIABETES MELLITUS BERDASARKAN

PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT

TANGERANG SELATAN

Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar SARJANA KEDOKTERAN

Oleh :

Herlin Oktaviyani

NIM : 1113103000021

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1438H/ 2016M

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Page 2: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Page 3: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

iii

Page 4: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

iv

Page 5: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

v

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan

semesta alam yang atas ridho, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul “IDENTIFIKASI BAKTERI

PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN

PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG

SELATAN” sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan jenjang program

sarjana kedokteran di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini dapat terwujud karena adanya

dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis ingin

menyampaikan penghargaan, rasa hormat, dan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. dr. Achmad Zaki, M.Epid, SpOT, selaku Ketua Program Studi Kedokteran

dan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. dr. Intan Keumala Dewi,Sp.MK dan dr. Sri Dhuny Atas Asri,Sp.P selaku

dosen pembimbing riset yang telah banyak menyediakan waktu, tenaga,

dan pikiran untuk mengarahkan dan membimbing penelitian dari awal

hingga terselesaikannya penelitian ini.

4. Kepala Puskesmas, pak Iskandar, dr. Tuti, dan seluruh Jajaran Staf

Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan yang telah memberikan kesempatan

bagii peneliti untuk pengambilan data dan penelitian.

5. Kedua orangtua penulis, Muhamad Rohmain dan Rina Herlina, yang

selalu mendoakan, memberi semangat dan motivasi, serta memberikan

dukungan baik moral maupun material.

6. Kakak penulis, Yuliyana Rahmawati, yang selalu mendukung dan

memberi motivasi dalam menyelesaikan penelitian ini.

Page 6: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

vi

7. Para dosen dan staf Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Teman-teman seperjuangan riset, Lutfiana Ulfah Uswandi, Nur Zahara

Irwan, dan Azizah Hasanatul Fikriyah Lubis yang sejak awal hingga

selesai selalu membantu dalam melewati berbagai hal dalam penelitian ini.

9. Kak Novi, Kak Karima dan Mas Fio yang membantu kelancaran saya

melakukan penelitian di Laboratorium Mikrobiologi kapanpun waktunya.

10. Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter

angkatan 2013 yang ikut memberi dukungan dalam penelitian ini.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga penelitian ini dapat memberi

banyak manfaat bagi kita semua.

Jakarta, 20 Oktober 2016

Herlin Oktaviyani

Page 7: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

vii

ABSTRAK

Herlin Oktaviyani. Progran Studi Kedokteran dan Profesi Dokter.

Identifikasi Bakteri pada Saliva Pasien Diabetes Mellitus Berdasarkan

Pewarnaan Gram pada Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan.

Latar Belakang: Diabetes Mellitus merupakan penyakit gangguan metabolik

akibat pankreas yang tidak mampu memproduksi cukup insulin atau keadaan

dimana tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif.

Terdapat tiga keluhan khas dari penderita diabetes mellitus yaitu poliuria,

polidipsia, dan polifagia. Peningkatan kadar glukosa darah dalam tubuh

berpengaruh terhadap peningkatan kadar glukosa saliva yang memungkinkan

peningkatan pertumbuhan bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

bakteri dominan pada saliva pasien diabetes mellitus di puskesmas Ciputat

Tangerang Selatan. Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif

potong lintang. Sampel diinkubasi dalam agar darah selama 24-48 jam dalam suhu

370C dan dilakukan uji pewarnaan Gram. Hasil: Dari 35 sampel yang diuji

ditemukan 51 bakteri, ditemukan Gram positif coccus: Streptococcus 47% dan

Staphylococcus 19,6 %. Gram positif batang 31,4% dan Gram negatif batang 2%.

Kesimpulan: Bakteri dominan pada saliva pasien DM adalah Gram positif

Streptococcus.

Kata Kunci: Bakteri, pewarnaan Gram, saliva, diabetes mellitus

ABSTRACT

Herlin Oktaviyani. School of Medicine. Indentification Bacteria in Saliva of

Diabetes Mellitus Patient Based on Gram Staining in the Clinic Ciputat of

South Tangerang.

Background: Diabetes mellitus is a metabolic disorder due to the pancreas can

not produce enough insulin or the circumstances in which the body can not use the

insulin that is produced effectively. There are three typical symptom of people

with diabetes mellitus are polyuria, polydipsia, and polyphagia. Increased blood

glucose levels in the body, give affect of the increased glucose levels in saliva that

enables increased bacterial growth. This study aims to determine the dominant

bacteria in the saliva of patients with diabetes mellitus in the clinic Ciputat South

Tangerang. Methods: This study used descriptive cross sectional methods.

Samples incubated in blood agar for 24-48 hours in 370C and used Gram staining.

Result: From the 35 samples tested that find 51 bacteria. The bacteria are gram-

positive coccus, there are Streptococcus is 47% and Staphylococcus 19,6% , Gram

positive rods 31,4%, and Gram negative rods 2%. Conclutions: Dominant

bacteria in the saliva in diabetic patients is Gram positive Streptococcus.

Keywords: Bacteria, Gram staining, saliva, diabetes mellitus.

Page 8: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL .............................................................................................. i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN ................................................................. iv

KATA PENGANTAR ....................................................................................... v

ABSTRAK ....................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 2

1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 4

2.1 Landasan Teori .............................................................................................. 4

2.1.1 Diabetes Mellitus ................................................................................ 4

2.1.1.1 Definisi Diabetes Mellitus ...................................................... 4

2.1.1.2 Prevalensi Diabetes Mellitus .................................................. 4

2.1.1.3 Klasifikasi Diabetes Mellitus.................................................. 5

2.1.1.4 Patofisiologi Diabetes Mellitus .............................................. 6

2.1.1.5 Diagnosis Diebetes Mellitus ................................................... 7

2.1.2 Saliva ................................................................................................... 9

2.1.2.1 Definisi Saliva ........................................................................ 9

2.1.2.2 Anatomi dan Sekresi Kelenjar Saliva ..................................... 9

2.1.2.3 Komponen dan Fungsi Saliva ............................................... 10

2.1.3 Flora Normal Saliva .......................................................................... 11

2.1.3.1 Streptococcus viridans .......................................................... 11

2.1.3.2 Staphylococcus sp ................................................................. 12

2.1.3.3 Lactobacillus sp .................................................................... 14

2.1.4 Cara Identifikasi Bakteri ................................................................... 15

2.1.4.1 Pewarnaan Gram................................................................... 16

2.1.5 Agar Darah ........................................................................................ 18

2.1.6 Manifestasi Diabetes Mellitus dalam Rongga Mulut ........................ 19

2.2 Kerangka Teori............................................................................................ 20

2.3 Kerangka Konsep ........................................................................................ 20

2.4 Definisi Operasional.................................................................................... 21

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 23

3.1 Desain Penelitian ......................................................................................... 23

Page 9: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

ix

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................................... 23

3.3 Populasi Penelitian dan Sampel Penelitian ................................................. 23

3.3.1 Populasi Penelitian ............................................................................ 23

3.3.1.1 Populasi Target ..................................................................... 23

3.3.2 Sampel Penelitian .............................................................................. 23

3.3.3 Identifikasi Variabel .......................................................................... 24

3.3.3.1 Variabel Bebas ...................................................................... 24

3.3.3.2 Variabel Terikat .................................................................... 24

3.3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ............................................................ 24

3.3.4.1 Kriteria Inklusi ...................................................................... 24

3.3.4.2 Kriteria Eksklusi ................................................................... 24

3.4. Alat dan Bahan ........................................................................................... 24

3.4.1 Alat .................................................................................................... 24

3.4.2 Bahan ................................................................................................ 25

3.5 Cara kerja .................................................................................................... 25

3.5.1 Pengambilan Sampel ......................................................................... 25

3.5.1 Pemeriksaan Laboratorium ............................................................... 26

3.5.2.1 Kultur Bakteri ....................................................................... 26

3.5.2.2 Pembuatan Preparat .............................................................. 26

3.5.2.3 Pewarnaan Gram................................................................... 27

3.5.2.4 Penilaian Mikroskopis .......................................................... 28

3.6 Pemantapan Kualitas Mikrobiologi............................................................. 28

3.6.1 Pemantapan Kualitas Pewarnaan ...................................................... 28

3.6.2 Pemantapan Kualitas Media Kultur .................................................. 28

3.6.3 Pemantapan Kualitas dalam Mengidentifikasi Kuman ..................... 28

3.7 Alur Penelitian ............................................................................................ 29

3.8 Manajemen Data ......................................................................................... 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 31

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................................... 31

4.1.1.Gambaran Umum .............................................................................. 31

4.2 Hasil Penelitian ........................................................................................... 32

4.3 Pembahasan ................................................................................................. 41

4.4 Keterbatasan Penelitian ............................................................................... 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 45

5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 45

5.2 Saran ............................................................................................................ 45

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 46

LAMPIRAN ..................................................................................................... 50

Page 10: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Anatomi Kelenjar Saliva ................................................................. 9

Gambar 2.2 Streptococcus sp ............................................................................ 12

Gambar 2.3 Staphylococcus sp ......................................................................... 14

Gambar 2.4 Lactobacillus sp ............................................................................ 15

Gambar 2.5 Gambaran Observasi Mikroskopis pada Pewarnaan Gram ........... 18

Gambar 2.6 Hemolisis pada Agar Darah .......................................................... 19

Gambar 3.1 Koloni pada Agar Darah Setelah Diinkubasi Selama 24 Jam pada

Suhu 370C ....................................................................................... 26

Gambar 4.1 Gambaran Karakteristik Kelompok Usia dan Jenis Kelamin pada

Pasien DM di Puskesmas Ciputat pada Bulan September 2016 .... 32

Gambar 4.2 Gambaran Karakteristik Kadar Gula Darah Puasa Pasien DM di

Puskesmas Ciputat pada Bulan September 2016 ........................... 33

Gambar 4.3 Gambaran Karakteristik Kadar Gula Darah 2 Jam Setelah Makan

Pasien DM di Puskesmas Ciputat pada Bulan September 2016 .... 34

Gambar 4.4 Gambaran Distribusi Bakteri Berdasarkan Kadar Gula Darah Pasien

DM di Puskesmas Ciputat pada Bulan September 2016 ................ 36

Gambar 4.5 Gram Positif Streptococcus ........................................................... 37

Gambar 4.6 Gram Positif Staphylococcus ........................................................ 38

Gambar 4.7 Gram Positif Batang ...................................................................... 39

Gambar 4.8 Gram Negatif Batang .................................................................... 40

Page 11: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Diabetes Mellitus .............................................................. 6

Tabel 2.2 Kriteria Diagnostik Diabetes Mellitus ................................................ 8

Tabel 4.1 Karakteristik Subjek Penelitian Menurut Lama Menderita DM (tahun)

pada Pasien di Puskesmas Ciputat pada Bulan September 2016 ..... 34

Tabel 4.2 Gambaran Jenis Bakteri pada Saliva Pasien DM di Puskesmas Ciputat

pada Bulan September 2016 ............................................................. 35

Page 12: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

xii

DAFTAR SINGKATAN

ADA : American Diabetes Association

DM : Diabetes Mellitus

ESP : Ekstraseluler Polisakarida

GD : Gula Darah

Ig A : Immunoglobulin A

IMT : Indeks Masa Tubuh

PERKENI : Perkumpulan Endokrinologi Indonesia

PMN : Polimorfonuklear

PTRM : Pusat Terapi Rumatan Metadon

RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar

S. aureus : Staphylococcus aureus

S. epidermidis : Staphylococcus epidermidis

S. mutans : Streptococcus mutans

S. viridans : Streptococcus viridans

TTGO : Tes Toleransi Glukosa Oral

WHO : World Health Organization

Page 13: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Surat Izin Penelitian .............................................................................. 50

2. Form Inform Consent ............................................................................ 51

3. Alat dan Bahan Penelitian ..................................................................... 52

4. Pewarnaan Gram ................................................................................... 53

5. Tabel Data Identifikasi Bakteri ............................................................. 54

6. Riwayat Hidup Peneliti ......................................................................... 55

Page 14: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolik

menahun akibat pankreas yang tidak mampu memproduksi cukup insulin atau

keadaan dimana tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi

secara efektif. Insulin adalah hormon yang mengatur keseimbangan kadar gula

darah, akibatnya terjadi peningkatan konsentrasi glukosa di dalam darah atau

bisa disebut hiperglikemia. Diabetes sudah merupakan suatu ancaman utama

bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health Organization (WHO)

telah menetapkan Diabetes Mellitus (DM) sebagai global epidemic, yang

kebanyakan mempengaruhi sebagian negara dimana dapat menyebabkan 80%

kematian. 1,2

Di Indonesia, kejadian DM Tipe 2 pada wanita lebih tinggi daripada

laki-laki. Wanita lebih berisiko mengidap diabetes karena secara fisik wanita

memiliki peluang peningkatan indeks masa tubuh (IMT) yang lebih besar

dibanding laki-laki. Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada tahun

2013, menunjukan prevalensi DM di Indonesia mencapai 3,6% berdasarkan

diagnosis tenaga kesehatan dan gejalanya. Pada tahun 2000, angka kejadian

DM di dunia mencapai 171 juta jiwa dan meningkat hingga 382 juta jiwa pada

tahun 2013. Angka kejadian ini diperkirakan akan meningkat hingga 592 juta

jiwa pada tahun 2035. 1,3, 4

DM adalah kondisi yang telah dikaitkan dengan perubahan dari

respon kekebalan. Menurut penelitian Eirini dkk tahun 2013 menunjukkan

pasien diabetes dengan riwayat kontrol DM yang kurang optimal, berpotensi

memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami infeksi dibandingkan dengan

penderita DM dengan riwayat dengan baik DM terkontrol. 5

Berdasarkan penelitian Juli Handayani (2005) ditemukan peningkatan

kadar glukosa tubuh berefek pada peningkatan kadar glukosa pada saliva. Hal

Page 15: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

2

ini erat kaitannya dengan penderita DM dimana kadar gula darahnya

mengalami peningkatan. Pada penderita DM yang tidak terkontrol, proses

Self-Cleansing pada saliva terjadi penurunan di mana pada keadaan normal

berfungsi sebagai pembilas sisa-sisa makanan dan kotoran dari dalam mulut.

Hal tersebut dapat meningkatkan pertumbukan mikroorganisme pada mulut

sehingga oral hygiene pada penderita DM terbilang buruk. 6 , 7

Angka kejadian penderita DM yang terus meningkat dari tahun ke

tahun, dapat pula meningkatkan risiko infeksi pada rongga mulut akibat

peningkatan kadar glukosa pada saliva pasien DM. Berdasarkan uraian

tersebut, maka peneliti melakukan identifikasi bakteri pada saliva pasien

penderita DM di puskesmas Ciputat Tangerang Selatan melalui metode

pewarnaan Gram untuk melihat bakteri yang paling dominan pada saliva

pasien DM .

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana pola bakteri pada saliva pasien penderita DM di Puskesmas

Ciputat Tangerang Selatan berdasarkan metode pewarnaan Gram.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui bakteri dominan yang terdapat pada saliva

penderita DM

1.3.2 Tujuan Khusus

Untuk mengetahui jenis bakteri pada saliva pasien DM berdasarkan

pemeriksaan dengan pewarnaan Gram.

Page 16: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

3

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Bagi Peneliti

- Menambah pengetahuan dan informasi mengenai pola kuman pada

saliva pasien penderita DM berdasarkan sifat perwarnaan Gram.

- Menambah keterampilan dalam melakukan pemeriksaan mikrobiologi

klinik pada saliva.

- Sebagai syarat kelulusan untuk mendapatkan gelar sarjana kedokteran.

- Keterampilan penulisan hasil penelitian.

1.4.2 Manfaat Bagi Institusi

- Menambah literatur mengenai pola bakteri pada saliva pasien penderita

DM berdasarkan sifat perwarnaan Gram.

- Menambah publikasi ilmiah dalam bidang mikrobiologi klinik.

- Menambah sumber rujukan untuk penelitian selanjutnya.

1.4.3 Manfaat Bagi Tenaga Kesehatan

- Menambah pengetahuan dan informasi mengenai pola bakteri pada

saliva pasien penderita DM berdasarkan sifat pewarnaan Gram.

Page 17: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Diabetes Mellitus

2.1.1.1 Definisi Diabates Mellitus

Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolik

menahun akibat pankreas yang tidak mampu memproduksi cukup insulin atau

keadaan dimana tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi

secara efektif, akibatnya kadar glukosa dalam darah meningkat atau melebihi

batas normal. 1

Menurut American Diabetes Association (ADA), diabetes mellitus

merupakan kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia

yang terjadi karena gangguan pada sekresi insulin, kerja insulin, atau

keduanya.8

2.1.1.2 Prevalensi Diabetes Mellitus

Prevalensi DM di dunia cukup tinggi dengan perkiraan 8,3% pada

orang dewasa. Tahun 2000, angka kejadian DM di dunia mencapai 171 juta

jiwa dan meningkat hingga 382 juta jiwa pada tahun 2013. Angka kejadian ini

diperkirakan akan meningkat hingga 592 juta jiwa pada tahun 2035.

Berdasarkan angka kejadian sebesar 382 juta jiwa di tahun 2013, diperkirakan

175 diantaranya belum terdiagnosis. 1 , 9

Indonesia merupakan salah satu negara dengan prevalensi DM yang

tinggi dengan prevalensi sebesar 5,5% dan angka kejadian 8,5 juta

penduduknya. Menurut International Diabetes Federation (IDF), Indonesia

menempati peringkat ke-7 di dunia. Tahun 2035 mendatang diperkirakan

angka kejadian DM di Indonesia akan mencapai 14,1 juta jiwa. Berdasarkan

Page 18: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

5

hasil riskesdas tahun 2013 menunjukan terjadi peningkatan angka kejadian

DM dari 1,1 % pada tahun 2007 menjadi 2,4 % pada tahun 2013. 1, 4 , 10

Berdasarkan data statistik 2003, Indonesia diperkirakan jumlah

penduduk dengan usia diatas 20 tahun sebanyak 133 juta jiwa, dengan

prevalensi DM sebesar14,7% pada daerah urban dan 7,2%, pada daerah rural,

dimana diperkirakan terdapat sejumlah 8,2 juta penyandang DM di daerah

urban dan 5,5 juta di daerah rural. Berdasarkan pola pertambahan penduduk,

diperkirakan pada tahun 2030 nanti akan ada 194 juta penduduk yang berusia

di atas 20 tahun dan dengan asumsi prevalensi DM pada urban (14,7%) dan

rural (7,2%) maka diperkirakan terdapat 12 juta penyandang diabetes di

daerah urban dan 8,1 juta di daerah rural.11

2.1.1.3 Klasifikasi Diabetes Mellitus

DM diklasifikasikan berdasarkan proses patogenesis yang

mendasari terjadinya hiperglikemia. Diabetes tipe 1 disebabkan oleh

adanya kerusakan autoimun pada sel-β pankreas, sehingga pankreas tidak

dapat mensekresikan hormon insulin. Sedangkan diabetes tipe 2

disebabkan oleh resistensi hormon insulin, ketidakmampuan tubuh untuk

menggunakan hormon insulin dengan efektif. Diabetes tipe lain

merupakan defek genetik tertentu yang berakibat pada gangguan sekresi

maupun kerja insulin, gangguan metabolik yang berhubungan dengan

sekresi insulin, abnormalitas mitokondria, dan keadaan yang

berhubungan dengan toleransi glukosa terganggu. Diabetes gestational

terjadi akibat kondisi hiperglikemia pada wanita hamil, hal ini terjadi

akibat perubahan metabolik pada kehamilan dapat menyebabkan

resistensi insulin. 12 , 13

Page 19: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

6

Tabel 2.1 Klasifikasi Diabetes Mellitus

Sumber: Harrison’s, 2015

2.1.1.4 Patofisilogi Diabetes Mellitus

Hiperglikemia pada diabetes mellitus terjadi akibat penurunan

sekresi insulin yang berakibat pada penurunan pemakaian glukosa dan

peningkatan produksi glukosa dalam tubuh sehingga akhirnya

menyebabkan tidak dapat terjadinya homeostasis bahan bakar yang tidak

optimal. 13

DM tipe 1 maupun tipe 2 diawali dengan fase homeostasis glukosa

yang abnormal. Diabetes tipe 1 terjadi defisiensi insulin absolut yang

disebabkan oleh adanya destruksi autoimun pada sel β, yang dapat dipicu

oleh infeksi virus dan faktor lingkungan. Sedangkan pada DM tipe 2

terjadi penurunan sensitivitas jaringan terhadap efek metabolik insulin,

atau kondisi yang dikenal dengan resistensi insulin.14

Defisiensi insulin akan berdampak pada berkuranggnya

penyerapan glukosa di jaringan perifer yang mengakibatkan terjadinya

kadar gula dalam darah meningkat (hiperglikemia). Hal ini disertai juga

dengan peningkatan pengeluaran glukosa oleh hati melalui proses

glikogenolisis dan glukoneogenesis yang tidak terkendali akibat tidak

adanya insulin. Kadar glukosa yang tinggi di darah ini menyebabkan

reabsorpsi glukosa di ginjal mencapai ambang, sehingga urin jadi

mengandung glukosa, suatu kondisi yang disebut glukosuria. Glukosa di

Page 20: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

7

urin menimbulkan efek osmotik yang menarik H2O sehingga

menyebabkan diuresis osmotik yang ditandai oleh peningkatan frekuensi

dalam berkemih atau yang disebut poliuria. Berdasarkan hal tersebut,

kadar glukosa yang tinggi di plasma juga menyebabkan kondisi

hiperosmolaritas, sehingga terjadi penarikan cairan dari intraselular. Hal

ini menyebabkan tubuh kehilangan cairan. Besarnya cairan yang yang

keluar dari tubuh menyebabkan dehidrasi yang dimana tubuh akan

mengkompensasikannya dengan rasa haus yang berlebihan atau yang

disebut polidipsi. Penderita DM juga mengalami kondisi polifagi atau

peningkatan nafsu makan. Hal ini disebabkan akibat peningkatan

katabolisme protein dan lemak akibat efek defisiensi insulin. 14, 15

2.1.1.5 Diagnosis Diabetes Mellitus

Diagnosis pada DM ditentukan berdasarkan pemeriksaan kadar

glukosa darah. Pemeriksaan glukosa yang dianjurkan adalah pemeriksaan

glukosa secara enzimatik dengan bahan darah plasma vena dan angka

kriteria diagnostik ditentukan sesuai dengan pembakuan oleh WHO.

Pemeriksaan dapat dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan glukosa

darah kapiler dengan glucometer untuk pemantauan hasil pengobatan. 11

Perlu dicurigai adanya diabetes mellitus jika ditemukan keluhan

klasik pada DM seperti poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan

berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya, atau keluhan lain

seperti lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, disfungsi ereksi pada

pria, dan pruritus vulvae pada wanita. 11

Diagnosis DM dapat ditegakkan melalui tiga cara:

1. Jika keluhan klasik ditemukan, maka pemeriksaan glukosa

plasma sewaktu >200 mg/dL sudah cukup untuk menegakkan

diagnosis DM.

2. Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dL dengan adanya

keluhan klasik.

Page 21: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

8

3. Tes toleransi glukosa oral (TTGO). Meskipun TTGO dengan

beban 75 g glukosa lebih sensitif dan spesifik dibanding dengan

pemeriksaan glukosa plasma puasa, namun pemeriksaan ini

memiliki keterbatasan tersendiri. TTGO sulit untuk dilakukan

berulang-ulang dan dalam praktek sangat jarang dilakukan karena

membutuhkan persiapan khusus.

Tabel 2.2 Kriteria Diagnostik Diabetes Mellitus

Sumber: PERKENI, 2011

Page 22: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

9

2.1.2 Saliva

2.1.2.1 Definisi Saliva

Saliva atau liur adalah suatu cairan mulut yang kompleks, tidak

berwarna, dan disekresikan dari kelenjar saliva yang terletak di luar rongga

mulut dan mengeluarkan liur melalui duktus pendek ke dalam mulut untuk

mempertahankan homeostasis dalam rongga mulut.15, 16

2.1.2.2 Anatomi dan Sekresi Kelenjar Saliva

Saliva disekresikan oleh kelenjar saliva mayor dan minor. Kelenjar

saliva mayor terdiri dari tiga pasang kelnjar diantaranya kelenjar parotis,

submandibular, dan sublingual. Kelenjar saliva minor atau kelenjar saliva

aksesoris dapat ditemukan di bagian bawah bibir, lidah, palatum, buccal,

dan faring. Rata-rata saliva dapat di sekresikan sebanyak 1000-1500 mL

dalam sehari. Kelenjar saliva terdiri dari sel asinar, sel duktus, sel

myoepitel, sistem saraf, dan jaringan ikat.17, 18

Gambar 2.1 Anatomi Kelenjar Saliva

Sumber: Tortora, 2009

Page 23: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

10

Pengeluaran saliva stimulasi terhadap kelenjar saliva dapat berupa

rangsangan olfaktorius, melihat dan memikirkan makanan, rangsang

mekanis, kimiawi, neuronal, dan rasa sakit. Rangsangan mekanis terjadi saat

kegiatan mengunyah. Rangsangan kimiawi ditimbulkan dengan cara

mengecap makanan, rasa asam merupkan yang paling sering menstimulasi

sekresi saliva dan rasa manis paling rendah dalam menstimulasi sekresi

saliva. Rangsangan neuronal merupakan rangsang yang datang melalui saraf

simpatis dan parasimpatis. Stress dan kondisi psikis, rasa sakit,

mengonsumsi obat-batan tertentu, dan penyakit lokal maupun sistemik

lainnya juga dapat menstimulasi sekresi saliva.18

2.1.2.3 Komponen dan Fungsi Saliva

Saliva mengandung 99,5% air dan 0,5% elektrolit dan protein yang

meliputi ion-ion (sodium, potassium, chloride, bikarbonat, dan fosfat) serta

substansi organik lainnya meliputi urea dan asam urat, mukus,

immunoglobulin A (IgA), enzim lisozim, dan enzim amilase. Ion chlor

berfungsi menstimulasi enzim amilase yang berfungsi untuk memecah pati

dalam proses pencernaan. Bikarbonat dan fosfat berfungsi sebagai buffer

yang mengatur keasaman dalam mulut sehingga pH saliva cenderung asam

(pH 6,35 - 6,85). Mukus berfungsi melubrikasi makanan sehingga makanan

mudah dicerna. 15, 17

Mukoprotein pada saliva memberikan penghalang untuk desikasi,

penetrasi, ulserasi dan paparan dari epitel oral terhadap racun dan

karsinogen. Tingkat glikasi dari mukoprotein adalah kunci untuk

kemampuan protektif. Jumlah protein terikat gula dalam air liur yang

normal adalah di kisaran 300-400 mg/mL. Glikosaminoglikan pada saliva

memberikan visco-elastisitas, menghalangi terjadinya pengendapan,

proteolisis dan memiliki fungsi antigenik. IgA pada saliva berfungsi

mencegah penetrasi mikroba di epitel rogga mulut, dan enzim lisozim

berfungsi untuk menghancurkan bakteri dengan cara merusak dinding sel

bakteri dan membilas makanan yang mungkin berfungsi sebagai sumber

Page 24: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

11

makanan untuk bakteri. Kadar lisozim dan mukus yang redah dapat

meningkatkan kolonisasi bakteri dan jamur serta pembetukan plak. 15, 17, 19

2.1.3 Flora Normal Saliva

Flora normal adalah sekumpulan mikroorganisme yang hidup pada

kulit dan selaput lendir/mukosa manusia yang sehat maupun sakit.

Pertumbuhan flora normal pada bagian tubuh tertentu dipengaruhi oleh

suhu, kelembaban, nutrisi dan adanya zat penghambat. Keberadaan flora

normal pada bagian tubuh tertentu mempunyai peranan penting dalam

pertahanan tubuh karena menghasilkan suatu zat yang menghambat

pertumbuhan mikroorganisme lain. Keberadaan flora normal pada bagian

tubuh tidak selalu menguntungkan, dalam kondisi tertentu flora normal

dapat menimbulkan penyakit, misalnya bila terjadi perubahan substrat atau

berpindah dari habitat yang semestinya.20

Flora normal pada saliva diantaranya Streptococcus viridans,

Staphylococcus sp, dan Lactobacillus sp. Saliva pada orang dewasa

dikabarkan mengandung 6 miliar mikroorganisme per mililiter. Bakteri-

bakteri tersebut bisa berubah menjadi patogen jika jumlahnya melebihi

normal. Hal ini dapat terjadi jika keadaan lingkungan di dalam rongga mulut

mengalami perubahan salah satu faktor predisposisinya yaitu kebersihan

mulut. 21, 22

2.1.3.1 Streptococcus viridans

Streptococcus viridans meliputi Streptococcus mitis,

Streptococcus mutans, Streptococcus salivarius, Streptococcus sanguinis,

dan lain-lain. Morfologi sel: bentuk coccus, susunan berderet, tidak

berflagel, tidak berspora, tidak berkapsul, Gram positif. Morfologi koloni

Streptococcus pada umumnya di media Agar Darah : bentuk koloni bulat,

ukuran 1 - 2 mm, tidak berwarna/jernih, permukaan cembung, tepi rata,

membentuk hemolisa α (disekitar koloni terdapat zona hijau) tetapi dapat

Page 25: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

12

juga tidak terjadi hemolisis. Hal yang membedakan dengan

Streptococcus pneumoniae adalah dengan optokin dan kelarutannya

dalam empedu, S. viridans resisten terhadap optokin dan tidak larut

dalam empedu sedangkan S. pneumoniae sensitif terhadap optokin dan

larut dalam empedu. Sifat fisiologi : bersifat anaerob fakultatif, tumbuh

baik pada suasana CO2 5-10 % dan suhu 370C, resisten terhadap optokin,

koloni tidak larut dalam empedu, dan memilliki pola fermentasi

karbohidrat, contohnya S. mutans menyintesis polisakarida besar seperti

dekstran atau levans dari sukrosa dan berperan penting pada

pertumbuhan karies gigi. Contoh spesies Streptococcus yang lain adalah

Streptococcus β hemolyticus dan Streptococcus γ hemolyticus.20, 23

Gambar 2.2 Streptococcus sp

Sumber: Sherris Medical Microbiology, 2014

2.1.3.2 Staphylococcus sp

Genus Staphylococcus terdiri dari sekurangnya 30 spesies. Tiga

spesies utama yang penting secara klinik adalah Staphylococcus aureus,

Staphylococcus epidermidis, dan Staphylococcus saprophyticus.

Staphylococcus aureus (S. aureus) merupakan bentuk koagulasi positif,

hal ini membedakannya dengan spesies lain. Staphylococcus aureus

merupakan patogen utama bagi manusia. Hampir setiap orang akan

mengalami beberapa tipe infeksi S. aureus sepanjang hidupnya,

Page 26: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

13

bervariasi dalam beratnya mulai dari keracunan makanan atau infeksi

kulit ringan, sampai infeksi berat yang mengancam jiwa.20, 23

Sifat biakan Staphylococcus, sp.:

Staphylococcus mudah tumbuh pada kebanyakan pembenihan

bakteri pada keadaan aerobik atau mikroaerofilik. Bakteri ini tumbuh

paling cepat pada suhu 370C, tetapi membentuk pigmen paling baik pada

suhu kamar (20-250C). Koloni Staphylococcus terbentuk bulat, licin,

cembung, dan mengkilat pada lempeng Agar Darah. Koloni S. aureus

berwarna kuning keemasan dan bersifat hemolitik, sedangkan pada

staphylococcus non patogen seperti S. epidermidis cenderung

nonhemolitik. Pigmen dari Staphylococcus sp tidak terbentuk pada

keadaan anaerob atau bila tumbuh pada medium cair. Koloni S.

epidermidis biasanya berwarna abu-abu hingga putih pada isolasi

pertama tetapi kebanyakan koloni hanya menghasilkan pigmen setelah

inkubasi lama. Pigmen tidak dihasilkan pada keadaan anaerob atau pada

kaldu. 20, 23

Sifat pertumbuhan:

S. aureus menghasilkan katalase, yang membedakannya dengan

Streptococcus sp. Bakteri ini meragikan banyak karbohidrat dengan

lambat, menghasilkan asam laktat, tetapi tidak menghasikan gas. S.

epidermidis bersifat koagulase negatif.23

Mekanisme dari S. aureus dalam menyebabkan penyakit

merupakan multifaktor, melibatkan toksin, enzim, dan komponen seluler.

Patogenitasnya merupakan efek gabungan dari berbagai macam metabolit

yang dihasilkannya. Kuman patogen (S.aureus) bersifat invasif,

penyebab hemolisis, membentuk koagulase, mencairkan gelatin,

membentuk pigmen kuning emas dan meragi manitol. 24

Infeksi yang berasal dari rongga mulut lebih sering bersifat

campuran (polimikrobial), biasanya terdiri dari dua kelompok

mikroorganisme atau lebih. Karena flora normal dalam mulut terdiri dari

Page 27: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

14

kuman Gram-positif aerob dan anaerob Gram-negatif maka yang

menyebakan infeksi tentu saja kuman tersebut, apabila mikroba anaerob

terlibat dalam suatu infeksi polimikrobial atau campuran, pengaruh dari

organisme lain akan meningkat. Mikroba anaerob cenderung

menghambat fagositosis aerob, karena bakteri aerob mengkonsumsi

oksigen sehingga mendukung pertumbuhan mikroorganisme anaerob.

Infeksi mulut pada umumnya disebabkan oleh Streptococcus dan

Staphylococcus serta mikroorganisme Gram negatif yang terbentuk

batang dan bersifat anaerob.24

Gambar 2.3 Staphylococcus sp

Sumber: Sherris Medical Microbiology, 2014

2.1.3.3 Lactobacillus sp

Genus Lactobasillus merupakan kuman yang mampu memproduksi

sejumlah asam laktat dari karbohidrat sederhana, dengan demikian

menciptakan suasana asam yang mampu mematikan kuman lain yang

tidak berspora. Morfologi sel dari Lactobacillus berbentuk batang

pendek, tidak berspora, tidak berflagel, tidak berkapsul, Gram positif.

Morfologi koloni pada media Agar Darah berbentuk koloni bulat kecil,

warna putih susu, cembung, tepi rata, permukaan mengkilap. Sifat

Page 28: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

15

fisiologi dari lactobacilus bersifat anaerob fakultatif, dengan suhu

optimal 450C, mereduksi nitrat menjadi nitrit, memfermentasi glukosa,

laktosa dan sukrosa, dan tidak mempunyai enzim katalase. Lactobacillus

dapat dibagi menjadi dua golongan utama atas dasar produk peragian

glukosa yang dihasilkannya. Golongan homofermentatif mengubah hasil

peragian gula menjadi asam laktat, sedangkan golongan

heterofermentatif merupakan kelompok penghasil produk peragian

lainnya.22, 25, 26

Gambar 2.4 Lactobacillus sp

Sumber: Sherris Medical Microbiology, 2014

2.1.4 Cara Identifikasi Bakteri

1. Pemeriksaan Langsung

Pemeriksaan langsung digunakan untuk mengamati pergerakan dan

pembelahan secara biner, mengamati bentuk dan ukuran sel yang alami,

dimana bakteri ini pada saat mengalami fiksasi panas serta selama proses

pewarnaan mengakibatkan beberapa perubahan. Teknik pengamatan

mikroskop yang baik adalah dengan membuat sediaan tetesan gantung,

karena bakteri yang diamati dalam keadaan utuh.

Page 29: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

16

2. Pewarnaan

Pewarnaan mikroba dengan suatu cat yang mengutamakan struktur

tertentu saja, misalnya bagian-bagian sel. Mikroorganisme sulit dilihat

dengan mikroskop cahaya, karena tidak mengabsorbsi atau membiaskan

cahaya.

Dalam mikrobiologi, dikenal beberapa cara pewarnaan, yaitu:

a. Pewarnaan sederhana (simple staining)

Hanya menggunakan 1 macam zat warna untuk meningkatkan kontras

agar mikroorganisme dan sekelilingnya. Zat warna yang biasanya

digunakan yaitu zat warna basa seperti kristal violet, methylen blue,

karbol fuksin basa, safranin atau hijau malakit, kadang digunakan juga

zat warna negatif dan zat warna asam. Pewarnaan ini sering digunakan

untuk melihat bentuk, ukuran, penataan mikroorganisme.

b. Pewarnaan differensial (differential staining)

Pengamatan jelas tentang perbedaan antara sel bakteri / bagian sel

bakteri. Bertujuan untuk mengetahui bagian-bagian sel bakteri yang

tidak dapat diamati dengan pewarnaan sederhana. Contohnya adalah

pewarnaan Gram dan tahan asam seperti Ziehl Neelsen dan Kinyoun

Gabhet. 28

2.1.4.1 Pewarnaan Gram

Pewarnaan Gram merupakan prosedur yang sangat membantu

dalam mikrobiologi dan sering menjadi salah satu pemeriksaan uama

dalam mengidentifikasi bakteri. Metode pewarnaan Gram pertama kali

dijelaskan pada tahun 1844 oleh Denmark Hans Christian Gram.

Bakteri dibagi dalam golongan dalam pewarnaan Gram yaitu, Gram

positif dan Gram negatif berdasarkan reaksinya terhadap pewarnaan

Gram. Perbedaan antara bakteri Gram positif dan Gram negatif

diperlihatkan dari perbedaan dinding sel.23, 29

Page 30: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

17

Dinding sel pada bakteri Gram positif seperti Staphylococcus

aureus dan Streptococcus sp. sebagian besar terdiri atas beberapa

lapisan peptidoglikan yang akan membentuk suatu struktur tebal dan

kaku. Hal ini menyebabkan penyerapan iodin pada dinding bakteri

sehingga bakteteri ini dapat mempertahankan warna primer dari gentian

violet dan menghasilkan warna ungu atau biru tua. Bakteri Gram

negatif seperti Escherichia coli dan Pseudomonas sp. terdiri atas satu

atau sangat sedikit lapisan peptidoglikan pada dinding selnya. Bakteri

Gram negatif tidak dapat mempertahankan zat warna primer sehingga

bakteri ini menyerap zat warna sekunder yaitu safranin atau karbol

fuksin sehingga menghasilkan warna pink atau merah. Beberapa bakteri

Gram positif yang tidak hidup dapat berwarna seperti Gram negatif. 23,

29, 30

Pewarnaan Gram merupakan prosedur yang sangat membantu

dalam mikrobiologi diagnostik. Teknik pewarnaan Gram juga

digunakan untuk pewarnaan jamur tertentu seperti Candida dan

Cryptococcus yang diamati Gram ragi positif. Sejauh ini pewarnaan

Gram merupakan prosedur yang paling utama dalam mengidentifikasi

bakteri, namun tidak semua bakteri dapat diidentifikasi dan di

klasifikasikan dalam metode ini contohnya seperti pewarnaan tahan

asam. 23, 29

Page 31: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

18

Gambar 2.5 Gambaran Observasi Mikroskopis pada Pewarnaan Gram

Sumber: Capuccino Microbiology, 2014

2.1.5 Agar Darah

Agar merupakan media yang mendukung dalam pertumbuhan bakteri.

Sedangkan penambahan darah dan nutrisi lain pada agar berguna untuk

mendorong pertumbuhan sebagian besar bakteri. Agar Darah juga merupakan

media yang diperkaya atau yang disebut dengan enriched media. Media ini

juga disebut sebagai media differensial yang ditentukan berdasarkan

kemampuan bakteri melisiskan darah atau yang disebut dengan hemolisis. 26,

30

Agar Darah dibuat dengan komposisi agar Darah base sebanyak 40 gram

untuk 1 liter pembuatan media yang kemudian di destilasi dan di sterilkan

kedalam autoklav pada suhu 1210C selama 15 menit. Dinginkan hingga suhu

sekitar 500C kemudian ditambahkan darah domba steril dengan konsetrasi

7%. 1 liter base Agar Darah mengandung Lab-Lemco powder 25%, pepton

25%, sodium cloride 12,5%, dan agar 37,5%. 31

Page 32: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

19

Gambar 2.6 Hemolisis Pada Agar Darah

Sumber: Cappuccino Microbiology, 2014

2.1.6 Manifestasi Diabetes Mellitus dalam Rongga Mulut

DM menjadi salah satu penyakit yang berperan sebagai faktor

predisposisi terjadinya penyakit infeksi dalam rongga mulut. Penyakit-

penyakit yang dapat ditimbulkan seperti karies gigi, disfungsi saliva, penyakit

pada mukosa mulut, infeksi rongga mulut seperti kandidiasis, rasa, dan

gangguan neurosensorik lainnya seperti mulut terasa terbakar dan disfagia.32

Penderita DM dengan kontrol buruk dapat terjadi peningkatan

pembentukan karies gigi namun hal tersebut bukan juga sebagai indikator

mutlak karakteristik untuk penderita DM. Penurunan sistem imunitas tubuh

karena berkurangnya fungsi leukosit Polimorfonuklear (PMN) yang

berdampak penurunan kemotaksis dan melemahnya fagositosis, serta

kemungkinan peningkatan faktor risiko terjadinya infeksi yang mengarah

pada penyakit periodontal. 16

Pasien DM yang memiliki neuropati, menyebabkan berkurangnya aliran

saliva sehingga hal tersebut merupakan salah satu faktor dari terjadinya karies

gigi dan xerostomia atau mulut kering pada pasien DM. Kandidiasis oral juga

merupakan salah satu temuan dari akibat keadaan immunocompromised pada

pasien DM, dan penurunan aliran saliva juga merupakan salah satu faktor

risiko terjadinya kandidiasis oral. 32

Page 33: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

20

2.2. Kerangka Teori

2.3 Kerangka Konsep

Variabel Bebas Variabel Terikat

Kadar glukosa

darah meningkat

Peningkatan

kadar glukosa

saliva

Pertumbuhan

bakteri

meningkat

Peningkatan

risiko infeksi

Defek fungsi sel-

sel imun dan

pertahanan tubuh

Disfungsi

Saliva

Self Clearance

menurun

Perubahan bakteri

flora normal saliva

Identifikasi bakteri

Pewarnaan Gram

Pola bakteri

pada saliva

Diabetes

Mellitus

Pasien DM

Page 34: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

21

2.4 Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala

1. Diabetes

Mellitus

Pasien yang didiagnosis

DM berdasarkan

kriteria diagnosis

PERKENI

Buku rekam

medik pasien

di Puskesmas

Ciputat

Tangerang

Selatan pada

bulan

September

2016

- Kategorik

2. Saliva Air liur tanpa stimulasi

pada pasien DM yang

ditampung dalam pot.

- - Kategorik

3. Kadar

gula darah

Kadar gula darah pasien

DM (puasa dan post

prandial)

Hasil

pemeriksaan

laboratorium

di Puskesmas

Ciptat

Tangerang

Selatan

gram / dL Kategorik

4. Lama

mengidap

diabetes

mellitus

Lamanya pasien

mengidap DM sejak

terdiagnosis.

Buku rekam

medik pasien

di Puskesmas

Ciputat

Tangerang

Selatan pada

bulan

September

2016 dan

wawancara

dengan

Bulan / tahun Kategorik

Page 35: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

22

pasien.

5. Jenis

kelamin

Diklasifikasikan

berdasarkan laki-laki

dan perempuan

Data

administrasi

Puskesmas

Ciputat

Tangerang

Selatan

Laki-laki /

perempuan

Kategorik

6. Usia Usia pasien saat bulan

September 2016

Berdasarkan

buku rekam

medik pasien

di Puskesmas

Ciputat

Tangerang

Selatan pada

bulan

September

2016 dan

wawancara

dengan

pasien.

Tahun Kategorik

7. Pewarnaan

Gram

Pewarnaan diferensial

untuk menenetukan

sifat dan morfologi

bakteri

Pewarna

ungu kristal

karbol ungu,

lugol, alkohol

96%,

safranin,

mikroskop

olympus

Gram (-) atau

(+), coccus /

batang

kategorik

Page 36: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

23

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini bersifat Deskriptif dengan pendekatan studi potong lintang

berdasarkan morfologi pada pewarnaan Gram.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah

Jakarta dan bekerjasama dengan Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan.

Penelitian ini dilakukan selama bulan September 2016.

3.3 Populasi Penelitian dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah pasien penderita DM.

3.3.1.1 Populasi Target

Populasi target pada penelitian ini adalah pasien DM yang berobat

di puskesmas Ciputat Tangerang Selatan.

3.3.2 Sampel Penelitian

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

consecutive sampling. Sampel pada penelitian ini adalah pasien DM yang

berobat di puskesmas Ciputat Tangerang Selatan pada bulan September 2016.

Pasien diminta untuk mengeluarkan saliva yang kemudian ditampung dalam

pot yang disediakan peneliti.

Page 37: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

24

3.3.3 Identifikasi Variabel

3.3.3.1 Variabel Bebas

Pasien penderita DM yang berobat ke Puskesmas Ciputat Tangerang

Selatan pada bulan September 2016.

3.3.3.2 Variabel Terikat

Morfologi bakteri yang ditemukan pada saliva pasien tersebut yang sudah

di isolasi selama 24-48 jam menggunakan media Agar Darah yang dilanjutkan

dengan pewarnaan Gram.

3.3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

3.3.4.1 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah pasien DM di Puskesmas

Ciputat Tangerang Selatan yang bersedia mengikuti penelitian ini.

3.3.4.2 Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah pasien menolak atau tidak

bersedia untuk dilakukan pengambilan sampel.

3.4 Alat dan Bahan

3.4.1 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pot untuk

menampung saliva, glass objek, lampu spiritus/bunsen, ose, botol semprot

air, pinset, rak untuk meletakan objek glass ketika melakukan pewarnaan,

NaCl 0,9%, cawan petri, pipet tetes, mikroskop, minyak imersi, incubator,

handscoon, masker, korekapi, alcohol swab, tissue, alat tulis, spidol,

Page 38: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

25

kamera, pinset, spiritus, dan kapas kering.

3.4.2 Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah saliva pasien DM, Agar

Darah, larutan pewarnaan Gram (gentian violet 2%, lugol, alkohol 95%,

safranin 0,25%), dan aquades.

3.5 Cara Kerja

Sampel diambil dengan cara setiap pasien DM yang datang di

Puskesmas Ciputat pada saat penelitian dan memenuhi kriteria inklusi diambil

sebagai sampel penelitian. Sampel saliva diambil dengan cara meminta pasien

untuk meludah yang sebelumnya telah diberi inform consent terlebih dahulu.

3.5.1 Pengambilan Sampel

Cara pengambilan saliva dengan cara memberikan pot kepada pasien

DM, kemudian meminta pasien berkumur-kumur terlebih dahulu dan

meminta pasien untuk mengeluarkan air liurnya. Sampel segera di masukan

ke dalam ice box dan dibawa ke laboratorium segera untuk dilakukan kultur.

Ambil sedikit saliva menggunakan ose dan di oleskan di media Agar

Darah untuk di biakkan. Biakkan dibiarkan selama 24-48 jam di dalam

inkubator dengan suhu 370C, setelah itu baru di lakukan pewarnaan Gram.

Lihat hasil pewarnaan Gram di mikroskop dengan perbesaran 100x, lalu

identitifikasi bakteri yang terdapat pada saliva pasien yang menderita DM.

Page 39: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

26

3.5.2 Pemeriksaan Laboratorium

3.5.2.1 Kultur Bakteri

Pemeriksaan kultur bakteri terhadap saliva dari pasien DM

adalah untuk menumbuhkan bakteri atau mendapatkan bakteri yang

dapat tumbuh pada saliva pasien DM. Caranya adalah sebagai berikut

a) Sampel diambil dengan menggunakan ose ditanam pada media

padat Agar Darah kemudian dimasukkan kedalam inkubator 370

C selama 24 - 48 jam

b) Kemudian dibaca dan dilihat pertumbuhan dari bakterinya.

c) Jika tumbuh dibuat preparat dan dilakukan pewarnaan Gram

Gambar 3.1

Koloni pada Agar Darah Setelah Diinkubasi Selama 24 Jam pada Suhu 370C.

6.1.2.2 Pembuatan Preparat 33

a) Tandai objek glass menggunakan spidol untuk menandai luas

area preparat yang akan dibuat.

Page 40: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

27

b) Nyalakan api spiritus menggunakan korek api kemudian

lewatkan objek glass diatas api guna untuk menghilangkan

lemak yang menempel di objek glass.

c) Bakar Ose diatas api hingga menyala. Kemudian ambil NaCl

0,9% sebanyak 1 ose dan di letakkan di atas objek glass. Ulangi

hingga NaCl yang terambil sebanyak 1-2 tetes.

d) Bakar ose diatas api hingga menyala. Kemudian ambil sedikit

koloni menggunakan ose tersebut. Campurkan bersama NaCl

tadi pada objek glass dan ratakan. Diamkan hingga kering.

e) Bakar ose kembali hingga menyala. Letakkan ose kembali di

rak.

f) Lewatkan preparat diatas api sebanyak 2-3 kali guna untuk

fiksasi.

3.5.2.3 Pewarnaan Gram 23, 25

a) Teteskan larutan gentian violet 2% diatas sediaan. Diamkan

selama 5 menit kemudian bilas dengan air mengalir.

b) Teteskan larutan lugol, diamkan selama 45-60 detik kemudian

bilas dengan air mengalir.

c) Teteskan larutan alkohol 95% selama 10-30 detik. Kemudian

bilas dengan air mengalir.

d) Teteskan sediaan dengan larutan safranin 0,25% diamkan

selama 10-30 detik kemudian bilas dengan air mengalir.

e) Keringkan menggunakan tissue dengan cara ditekan, jangan di

usap.

f) Tetesi dengan 1 tetes minyak imersi dan lihat dibawah

mikroskop dengan menggunakan pembesaran 100x.

Page 41: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

28

3.5.2.4 Penilaian Mikroskopis

Pewarnaan Gram dilakukan penilaian bakteri berdasarkan

warna, bentuk dan susunan. Nilai bakteri yang paling dominan.

3.6 Pemantapan Kualitas Mikrobiologi

3.6.1 Pemantapan Kualitas Pewarnaan 23

Hasil pemeriksaan dilihat dalam mikroskop, jika ditemukan kuman dengan

hasil pewarnaan berwarna ungu, menandakan bahwa bakteri tersebut

memiliki sifat Gram positif, namun jika hasil pewarnaan kuman berwarna

merah, bakteri tersebut bersifat Gram negatif.

3.6.2 Pemantapan Kualitas Media Kultur 33

Setelah di inkubasi selama 24-48 jam, koloni akan tumbuh di Agar Darah.

Nilai koloni berdasarkan ukuran, warna, berlendir atau tidak, dan jenis

hemolisisnya apakah alfa (α), beta (β), atau gamma (γ), guna untuk menduga

tipe bakteri apa yang akan muncul saat di lihat di mikroskop.

3.6.3 Pemantapan Kualitas dalam Mengidentifikasi Kuman 23

Terdapat tiga kriteria dalam mengidentifikasi kuman yang di lihat di

mikroskop, yang di nilai yaitu warna, bentuk, dan susunan.

Warna yang mungkin dapat ditemukan adalah warna ungu atau biru

tua yang menunjukkan sifat bakteri Gram positif dan warna pink atau

merah yang menunjukkan sifat bakteri Gram negatif.

Bentuk yang mungkin dapat ditemukan adalah bulat (coccus), batang

(basil), spiral, atau batang pendek (coccobasil).

Page 42: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

29

Susunan yang mungkin ditemukan adalah berkelompok

(Staphylococcus), tersusun rapih seperti rantai (Streptococcus),

susunan tunggal, ataupun tersusun atas masing-masing dua bakteri

(diplococcus).

3.7 Alur Penelitian

Membuat surat izin

penelitian

Disetujui oleh Dinkes Tangerang Selatan

dan Puskesmas Ciputat

Pengambilan sampel saliva pada pasien DM di puskesmas

Ciputat yang ditampung dengan menggunakan pot.

Kultur bakteri dalam

Agar Darah

Nilai perubahan pada agar

darah setelah diinkubasi

selama 24-48 jam.

Pewarnaan Gram

Interpretasi Hasil

Page 43: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

30

1.8 Manajemen Data

Data hasil penelitian pola bakteri pada saliva pasie DM di

Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan pada bulan September 2016,

dijelaskan secara deskriptif berbentuk tabel dan diagram untuk

menjelaskan distributi data dan morfologi bakteri yang ditemukan

berdsarkan hasil biakan di media Agar Darah dan metode pewarnaan

Gram.

Page 44: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

31

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum

Puskesmas Ciputat terletak 6 Km sebelah Utara kota Tangerang Selatan.

Luas wilayah kecamatan Ciputat kira-kira 13.311 Ha dengan sebagain besar

berupa wilayah kecamatan tanah darat/kering (93,64%), sisanya adalah tanah

rawa/danau. Puskesmas Ciputat adalah satu dari tiga puskesmas yang ada di

wilayah kecamatan Ciputat. 34

Letaknya berbatasan dengan:

Sebelah Utara : Wilayah kerja Puseksmas Kampung Sawah

Sebelah Selatan : Wilayah kerja Puskesmas Pamulang

Sebelah Barat : Wilayah kerja Puskesmas Benda Baru

Sebelah Timur : Wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur

Puskesmas Ciputat terletak di jalan Ki Hajar Dewantara No.7 Kelurahan

Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Dibangun diatas tanah seluas

693 m2 dengan luas bangunan kurang lebih 1200 m

2 terdiri dari 2 (dua) lantai.

Kegiatan pelayanan puskesmas di lantai 1 (satu) sedangkan lantai 2 difungsikan

sebagai ruang pimpinan, staf, data dan ruang rapat. Di lantai dua juga terdapat

pelayanan pengobatan TB paru, klinik sanitasi, klinik PTRM (Pusat Terapi

Rumatan Metadon) dan laboratorium. 34

Wilayah kerja puskesmas Ciputat terdiri dari dua kelurahan yaitu

Kelurahan Ciputat dan Kelurahan Cipayung. 34

Page 45: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

32

4.2 Hasil Penelitian

Data hasil penelitian tentang identifikasi bakteri pola kuman pada saliva

berdasarkan pewarnaan Gram pada pasien penderita DM di puskesmas Ciputat

Tangerang Selatan pada bulan September 2016 disajikan dalam bentuk tabel

distribusi. Pengelompokan distribusi berdasarkan penelitian sebelumnya oleh

Wulan (2013). 35

Gambar 4.1 Gambaran Karakteristik Kelompok Usia dan Jenis Kelamin pada

Pasien DM di Puskesmas Ciputat pada Bulan September 2016

Gambar 4.1 menunjukkan bahwa dari 35 pasien DM yang berobat ke

puskesmas Ciputat pada bulan September 2016 terdiri dari 14 laki-laki dan 21

perempuan. Berdasarkan pengelompokan usia, paling banyak berusia antara 50-59

tahun yaitu sebanyak 14 orang yang terdiri dari 4 orang laki-laki (11,4%) dan

perempuan sebanyak 10 orang (28,6%). Jumlah terbanyak kedua yaitu yang

berusia ≥ 60 tahun sebanyak 13 orang yang terdiri dari 8 orang laki-laki (22,9%)

dan 5 orang perempuan (14,3%), dan yang paling sedikit adalah pasien yang

berusia antara 40-49 tahun sebanyak 8 orang yang terdiri dari 2 orang laki-laki

(5,7%) dan 6 orang perempuan (17,1%).

5,7%

2/35

11,4%

4/35

22,9%

8/35

17,1%

6/35

28,6%

10/35

14,3%

5/35

0

2

4

6

8

10

12

40-49 50-59 ≥60

Frek

uen

si (

n)

Usia (tahun)

Laki-laki

Perempuan

Page 46: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

33

Gambar 4.2 Gambaran Karakteristik Kadar Gula Darah Puasa Pasien DM di

Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan pada Bulan September 2016

Pada gambar 4.2 didapatkan pasien yang mempunyai kadar gula darah

puasa sedang (100-126mg/dL) ialah 11 penderita (31,4%), sedangkan yang

mempunyai kadar gula puasa buruk (>127 mg/dL) ialah 20 penderita (57,15%)

dan yang mempunyai kadar gula darah puasa baik (<100) ialah 4 penderita

(11,4%).

11,4%

4/35

31,4%

11/35

57,15 %

20/35

0

5

10

15

20

25

<100 mg/dL 100-126 mg/dL >127 mg/dL

Fre

ku

ensi

(n

)

Kadar Gula Darah

Jumlah dan Persentase

Page 47: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

34

Gambar 4.3 Gambaran Karakteristik Kadar Gula Darah 2 Jam Setelah Makan

Pasien DM di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan pada Bulan September 2016

Pada gambar 4.3 didapatkan pasien yang mempunyai kadar gula darah 2 jam

sesudah makan sedang (140-200 mg/dL) ialah 17 penderita (48,6%), sedangkan

yang mempunyai kadar gula darah 2 jam sesudah makan buruk (>200 mg/dL)

ialah 15 penderita (42,9%) dan yang mempunyai kadar gula darah 2 jam setelah

makan baik (<140) ialah 3 penderita (8,6%).

Tabel 4.1 Karakteristik Subjek Penelitian Menurut Lama Menderita DM

(tahun) pada Pasien di Puskesmas Ciputat pada Bulan September 2016

Variabel Minimal Maksimal Mean Median SD

Lama

Menderita

DM

< 1 20 6,57 5,00 6,055

Hasil analisa data untuk variabel lama menderita DM diperoleh nilai

median 5. Dalam melihat lama menderita diabetes ini peneliti tidak

8,6 %

3/35

48,6%

17/35 42,9%

15/35

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

<140 mg/dL 140-200 mg/dL >200 mg/dL

Fre

ku

ensi

(n

)

Kadar Gula darah

Jumlah dan Persentase

Page 48: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

35

menggolongkan dengan kategori apapun, tetapi menggunakan angka numerik

pertahun. Hasil yang didapatkan adalah rata-rata pasien lama menderita DM

adalah 6,57 tahun, dengan nilai minimal kurang dari 1 tahun dan maksimal 20

tahun.

Berdasarkan hasil pemeriksaan mikroskopis, pada penelitian ini penelitian

diperoleh empat jenis bakteri yaitu Streptococcus, Staphylococcus, Batang Gram

positif, dan Batang Gram negatif. Distribusi jenis bakteri tersebut tertera dalam

tabel seperti dibawah ini.

Tabel 4.2 Gambaran Jenis Bakteri Berdasarkan Pewarnaan Gram pada

Saliva Pasien DM di Puskesmas Ciputat pada Bulan September 2016 36

Sifat Gram Bentuk Susunan Frekuensi (n) Persentase (%)

Positif Coccus Streptococcus 24 47

Batang

16 31,4

Coccus Staphylococcus 10 19,6

Negatif Batang

1 2

Total 51* 100

*Jumlah bakteri hasil identifikasi dari 35 sampel

Berdasarkan tabel 4.2 dari 35 sampel saliva pasien DM terdapat 51 jenis

bakteri yang dapat diidentifikasi. Jenis bakteri yang paling banyak ditemukan

yaitu Gram positif Streptococcus pada saliva pasien DM sebanyak 24 bakteri

(47%). Jumlah terbanyak kedua yaitu ditemukannya bakteri batang Gram positif

pada saliva pasien DM sebanyak 16 bakteri (31,4%). Jumlah terbanyak ketiga

yang ditemukan pada saliva pasien DM yaitu bakteri Gram positif

Staphylococcuss sebanyak 10 bakteri (19,6%). Jumlah yang paling sedikit

ditemukannya bakteri Batang Gram Negatif pada saliva pasien DM sebanyak 1

bakteri (2%).

Page 49: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

36

Gambar 4.4 Gambaran Distribusi Bakteri Berdasarkan Kadar Gula Darah Pasien

DM di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan pada Bulan September 2016

Pada gambar 4.4 didapatkan dari 35 pasien, didapatkan jumlah pasien yang

mempunyai kadar gula darah (GD) terkontrol sebanyak 21 orang dan yang

memiliki kadar GD yang tidak terkontrol sebanyak 14 orang. Berdasarkan

distribusi bakteri didapatkan 51 bakteri hasil identifikasi 35 sampel didapatkan

paling banyak adalah Gram positif Streptococcus, pada GD terkontrol

didapatkkan sebanyak 15 bakteri (29,4%) dan pada GD tidak terkontrol sebanyak

9 bakteri (17,6%). Bakteri terbanyak kedua adalah Gram positif batang, pada GD

terkontrol didapatkan sebanyak 9 bakteri (17,6%) dan pada GD tidak terkontrol

sebanyak 7 bakteri (13,7%). Bakteri terbanyak ketiga yang di temukan adalah

Gram positif Staphylococcus, pada GD terkontrol dan tidak terkontrol ditemukan

sama banyak masing-maisng 5 bakteri (9,8%). Bakteri yang paling sedikit

ditemukan adalah Gram negatif batang yang ditemukan pada GD terkontrol

sebnyak 1 bakteri (2%).

Hasil pengamatan bentuk sel bakteri pada saliva pasien DM menunjukan

bahwa diperoleh bentuk bakteri Gram positif yaitu Streptococcus sp,

29,4%

15/51

17,6%

9/51

9,8%

5/51

2%

1/35

17,6% 9/51

13,7% 7/51

9,8% 5/51

0% 0

2

4

6

8

10

12

14

16

Gram positif

Streptococcus

Gram Positif

Batang

Gram Posotif

Staphylococcus

Gram Negatif

Batang

GD terkontrol GD tidak terkontrol

Page 50: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

37

Staphylococcus sp, dan batang. Ditemukan juga bakteri Gram Negatif yang

berbentuk batang. Bakteri tersebut dapat diidentifikasi melalui pewarnaan Gram

dan diamati dengan mikroskop binokuler dengan pembesaran 100x. Bakteri

tersebut dapat dilihat dari gambar berikut:

Gambar 4.5 Gram positif Streptococcus: berwarna ungu-kebiruan, bentuk

kokus/bulat, tersusun seperti rantai, pada penelitian Identifikasi Bakteri pada

Saliva Psien Diabetes Mellitus Berdasarkan Pewarnaan Gram pada Puskesmas

Ciputat Tangerang Selatan.

Page 51: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

38

Gambar 4.6 Gram positif Staphylococcus: berwarna ungu-kebiruan, bentuk

kokus/bulat kecil, susunan berkelompok menyerupai anggur, pada penelitian

Identifikasi Bakteri pada Saliva Psien Diabetes Mellitus Berdasarkan Pewarnaan

Gram pada Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan.

Page 52: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

39

Gambar 4.7 Gram Positif Batang: berwarna ungu-kebiruan, bentuk basil/batang

pendek, susunan tunggal hingga berkelompok, pada penelitian Identifikasi Bakteri

pada Saliva Psien Diabetes Mellitus Berdasarkan Pewarnaan Gram pada

Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan.

Page 53: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

40

Gambar 4.8 Gram Negatif Batang: berwarna merah, bentuk basil/batang pendek,

susunan tunggal hingga berkelompok, pada penelitian Identifikasi Bakteri pada

Saliva Psien Diabetes Mellitus Berdasarkan Pewarnaan Gram pada Puskesmas

Ciputat Tangerang Selatan.

Page 54: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

41

4.3 Pembahasan

Berdasarkan grafik 4.1 menunjukkan bahwa dari 35 pasien DM yang

berobat ke puskesmas Ciputat pada bulan September 2016 paling banyak berjenis

kelamin perempuan yaitu sebanyak 21 orang, sedangkan pasien yang berjenis

kelamin laki-laki adalah sebanyak 14 orang. Hal ini berbanding terbalik dengan

jumlah penduduk usia 40 tahun keatas di Kecamatan Ciputat pada tahun 2015

laki-laki lebih banyak dari perempuan dengan jumlah laki-laki 4.203 jiwa dan

perempuan 4.014. Berdasarkan hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang

mengatakan bahwa wanita lebih berisiko mengidap diabetes karena secara fisik

wanita memiliki peluang peningkatan indeks masa tubuh (IMT) yang lebih besar

dibanding laki-laki.3, 34

Berdasarkan gambar 4.1, pasien DM yang berkunjung paling banyak yang

berusia diatas 50 tahun. Hal ini dapat dikaitkan dengan dengan meningkatnya usia

maka terjadi proses aging. Terjadi perubahan dan kemunduran fungsi kelenjar

saliva, kelenjar parenkim hilang dan akan digantikan oleh jaringan ikat dan lemak.

Keadaan ini mengakibatkan pengurangan jumlah aliran saliva dan self clearance

menurun sehingga memungkinkan terjadinya peningkatan infeksi pada rongga

mulut.37

Setiap manusia memiliki berbagai macam organisme didalam lingkungan

mulutnya, salah satunya adalah yang berjenis bakteri aerob. Bakteri aerob adalah

bakteri yang memerlukan udara atau oksigen agar dapat hidup atau tumbuh.

Terdapat dalam dua kelompok yaitu bakteri gram positif aerob dan bakteri gram

negatif. Bakteri gram positif aerob meliputi bakteri coccus (Streptococcus,

Staphylococcus), bacillus (saprofit), spiral (Treponema dan Leptospira), batang

(Corinebacteria) dan lain-lain. 23

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan mikroskop

diperoleh data bahawa bakteri yang diisolasi adalah bakteri aerob diantaranya

Gram positif Streptococcus 47%, Gram positif batang 31,4%, Gram positif

Staphylococcus 19,6 %, dan Gram negatif batang 2 % (Gambar 4.2). Data tersebut

menunjukan bahwa bakteri yang paling banyak ditemukan pada saliva pasien DM

Page 55: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

42

adalah Gram positif Streptococcus dan bakteri yang paling sedikit ditemukan pada

saliva pasien DM adalah bakteri batang Gram negatif.

Penelitian yang dilakukan oleh Suha (2014) yang menemukan flora

normal pada ronngga mulut pada 45 pasien DM diantaranya Streptococcus mutans

(28%), Klebsielia pneumonia (25,7%) , Staphylococcus epidermidis (11,5%) dan

Streptococcus sangious (11,1%), sedangkan pada saliva 15 orang sehat ditemukan

bakteri paling dominan adalah Staphylococcus epidermidis (41%) dan

Streptococcus mutans (37,5%).38

Menurut penelitian Gufriani (2014) bakteri yang

paling banyak ditemukan pada pasien DM yang mengalami karies gigi adalah

Streptococcus mutans sebanyak 21,87% dari 30 sampel, karena S. mutans

memiliki sifat asidogenik yang dapat membentuk asam dari mengubah bentuk

ekstraseluler polisakarida (ESP) yang ada pada sukrosa, fruktosa dan glukosa.39

Hal ini sesusai dengan hasil yang peneliti lakukan dimana paling banyak

ditemukan bakteri Gram positif Streptococcus yaitu sebanyak 47 % dari 30

sampel yang menunjukkan jenis flora normal rongga mulut pasien DM masih

sama, namun ada kemungkinan pasien yang di teliti pada saat itu sudah mempuyai

karies gigi.

Menurut Debora (2002) Meningkatnya kadar glukosa dalam darah maupun

saliva penderita diabetes mellitus menyebabkan peningkatan substrat bakteri dan

pembentukan plak gigi. Pemeriksaan kadar glukosa dalam cairan gingival pada

penderita diabetes mellitus ternyata lebih tinggi bila dibandingkan penderita non

DM. Hal ini yang menyebabkan perubahan kualitatif mikroflora yang berakibat

buruk terhadap jaringan periodontal.40

Perubahan kualitas mikrof1ora subgingival

ini dibuktikan dengan penelitian Gufriani (2014) yang menemukan flora

subgingival pada periodontitis penderita diabetes mellitus mengandung terutama

S. mutans yang dimana paling banyak menyebabkan keluhan pada rongga mulut.39

Pemeriksaan kadar glukosa darah dilakukan dengan tujuan untuk

mengetahui apakah sasaran terapi telah dicapai dan untuk melakukan penyesuaian

dosis obat, bila belum tercapai sasaran terapi.11

Berdasarkan hasil penelitian ini,

pada grafik 4.2 dan grafik 4.3 memperlihatkan bahwa penderita DM di puskesmas

Ciputat mempunyai kadar gula darah di atas 126 mg/dL untuk kadar gula darah

puasa dan di atas 140 mg/dL untuk kadar gula darah 2 jam sesudah makan.

Page 56: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

43

Menurut Nasution (2008), pada penderita DM dengan kadar gula darah yang

tinggi (hiperglikemia) dapat menimbulkan kelainan pada rongga mulut.41

Berdasarkan gambar 4.4 didapatkan pada kadar gula darah terkontrol dan

tidak terkontrol terdapat bakteri yang paling banyak ditemukan adalah Gram

positif Streptococcus dan Gram positif batang. Berdasarkan penelitian Kampoo

dkk (2013) ditemukan bahwa pada pasien DM yang memiliki karies gigi, bakteri

yang paling banyak pada plak supragingival pasien tersebut adalah Streptococcus

sp dan Lactobacillus sp.42

Streptococcus sp merupakan Gram positif

Streptococcus dan Lactobacillus sp adalah Gram positif batang. Pasien DM

dengan keadaan gula darah yang tidak terkontrol dapat menimbulkan gangguan

pada rongga mulut diantaranya karies gigi, xerostomia, dan oral trush.7 Pasien

yang ditiliti kemungkinan memiliki gangguan rongga mulut tersebut.

Penelitian mengenai lama menderita DM didapatkan dari 30 penderita DM

di Puskesmas Ciputat rata-rata pasien lama menderita DM adalah 6,57 tahun,

dengan nilai minimal kurang dari 1 tahun dan maksimal 20 tahun. Penelitian

sebelumnya (Zahtamal, 2007) dikatakan, semakin lama pasien menderita DM

dengan kondisi hiperglikemia, maka semakin tinggi kemungkinan untuk

terjadinya komplikasi kronik.43

Hal ini dikaitkan dengan penelitian yang

dilakukan Tarigan (2003) mengemukakan, bahwa manifestasi penderita DM pada

mulut mempunyai bentuk yang bermacam-macam tergantung pada kebersihan

mulut, lamanya menderita DM dan beratnya DM tersebut.44

Hal ini didukung pula

oleh penelitian Wulan (2013) yang mengatakan rata-rata lamanya DM selama

6,45 tahun sudah mengalami keluhan xerostomia yang dimana terjadi penurunan

aliran saliva sehingga memungkinkan terjadinya peningkata risiko infeksi.35

Kemungkinan besar pasien DM di puskesmas Ciputat sudah mengalami

xerostomia karena rata-rata lama DM yang di derita selama 6,57 tahun.

Page 57: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

44

4.4 Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini ditemukan beberapa keterbatasan yaitu:

Biaya untuk membeli bahan dan alat yang cuckup mahal

Penyesuaian jadwal dalam pengambilan data karena jadwal

akademik.

Hanya mengidentifikasi bakteri aerob.

Identifikasi bakteri hanya sebatas sifat pewarnaan Gram dan tidak

di identikasi hingga spesiesnya.

Tidak menambahakan distribusi data berdasarkan penghitungan

jumlah koloni bakteri.

Page 58: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

45

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil penelitian ini yaitu:

1. Bakteri yang paling dominan ditemukan pada saliva pasien Diabetes

Mellitus adalah Gram positif Streptococcus, bakteri lain yang ditemukan

adalah Gram positif Staphylococcus, Gram Positif batang, dan Gram

negatif batang.

2. Bakteri yang paling dominan ditemukan pada saliva pasien Diabetes

Mellitus dengan kadar gula darah terkontrol adalah Gram positif

Streptococcus dan pada gula darah tidak terkontrol adalah Gram positif

Streptococcus.

3. Jenis kelamin wanita lebih banyak mengidap Diabetes Mellitus dibanding

laki-laki.

4. Rata-rata lamanya menderita Diabetes Mellitus adalah 6,57 tahun.

5.2 Saran

Saran-saran yang dapat diberikan dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui spesies bakteri agar

lebih spesifik.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan kadar gula

darah terhadap jumlah dan jenis bakteri pada pasien DM.

Page 59: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

46

DAFTAR PUSTAKA

1. Kementrian Kesehatan RI. Situasi dan Analisis Diabetes. Pusat Data

Informasi Kementrian Kesehatan RI; 2014

2. World Health Organization. Definition and Diagnosis of Diabetes Mellitus

and Intermediate Hyperglycaemia; 2006.

3. Fatimah, Restyana Noor. Diabetes Melitus Tipe 2. Medical Faculty,

Lampung University. J MAJORITY. 2015; 4 (5). Hal 93-101.

4. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kemenkes RI. Riset

Kesehatan Dasar; 2013.

5. Tsakiridoi, Erini et al. Clinical Study Diabetes and Hemoglobin A1c as

Risk Factors for Nosocomial Infections in Critically Ill Patients. Hindawi

Publishing Coorporation Critical Care Researches and Practice; 2013.

6. Handayani, Juli. Pemeriksaan Komposisi Saliva pada Pendeita Diabetes

Melitus. Medan: FKG Universitas Sumatera Utara; 2005.

7. Lubis, Irawati. Manifestasi Diabetes Melitus dalam Rongga Mulut.

Available from:

http://poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/74artikel_bu_irwati.pdf

Accessed on September 6, 2016

8. American Diabetic Association. Diagnosis and Classification of Diabetes

Mellitus. Diabetes Care. 2013; 35(1).

9. World Health Organization. IDF Diabetes Atlas 6th Edition; 2013.

10. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi ISK, Marcellus, Setiati S. Buku ajar ilmu

penyakit dalam. Jilid III ed IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu

Penyakit Dalam FKUI; 2009.

11. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Konsensus Pengelolaan dan

Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia; 2011.

12. Kumar V, Abbas AK, et al. Robbins and Cotran Pathologic Basis of

Disease 9th Edition. Philadelphia: Elsevier; 2014.

13. Longo DL, et al. Harrisons Principles of Intenal Medicine 18 th Edition.

USA: Mc.Graw-Hill; 2015.

Page 60: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

47

14. Guyton AC. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi-11. Jakarta; EGC 2009.

15. Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia: dari sel ke sistem. Edisi 7.

Jakarta: EGC; 2011.

16. Sukminingrum, Ninin, Masudi, Sam’an. Diabetes mellitus management in

dental practice (penatalaksanaan diabetes mellitus di praktek dokter gigi).

J Dent: Dentika. 2012; 17(1): 93-4.

17. Tortora, J Gerard. Principles of Anatomy and Physiology. 14th edition.

USA: John Wiley and Sons. Inc; 2014.

18. Sue PH & Russel TW. A review of saliva: Normal composition, flow, and

function. The Journal of Prosthetic Dentistry. 2001; 85 (2):162-16.

19. Pandey AK. Literature rivew: Physiologi of Saliva. Journal of Dentistry

Indonesia. 2014; 21(1): 32-3.

20. Michael TM, John MM, Jack P. Brock, Biology of Microorganisms Tenth

Edition. New Jersey: Pearson prentice Hall; 2006.

21. Majumdar S et al. Normal Microbial Flora of Oral Cavity. Journal of

Advanced Medical and Dental Sciences Research. 2014; 2 (4): 62-66.

22. Harvey RA, Champe PC, Fisher BD. Microbiology (2nd Ed.). USA:

Lippincot Williams & Wilkins; 2007.

23. Brooks, Geo F, Janet SB, Stephen AM. Mikrobiologi Kedokteran Jawetz,

Melnick, & Adelberg (Edisi. 23). Alih bahasa oleh: Huriawati Hartanto et

al. Jakarta: EGC; 2008.

24. Kayser FH, Bienz K, Eckert J. Color atlas of Medical Microbiology.

Stuttgart, New York: Thieme; 2005.

25. Staf Pengajar FK UI. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Edisi Revisi.

Jakarta: FKUI; 2002

26. Prescott LM, Harley JP, Aklein D. Microbiology, 9th edition. McGrawHill

Companies Inc. Boston; 2014.

27. Ryan JK. Sherris Medical Microbiology: An Introduction to Infectious

Diseases. 4th ed. New York: McGraw-Hill Companies; 2004.

28. Tarigan J. Pengantar Mikrobiologi. Jakarta: Depdiknas; 1988.

29. Public Health England. Bacteriology – Test Procedures. 2015; Issue no 2.

England: NHS

Page 61: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

48

30. Cappuccino, James G, Sherman, Natalie. Manual Laboratorium Biologi.

Jakarta: EGC; 2013.

31. Oxoid. CM005 Blood Agar Base - Product Detail. Available from:

http://www.oxoid.com/UK/blue/prod_detail/prod_detail.asp?pr=CM0055

Accessed on September 27, 2016.

32. Lamster IB, Lalla E, Borgnakke WS, Taylor, G.W. The Relationship

Between Oral Health and Diabetes Mellitus. JADA. 2008; 139 (10): 19-24

33. Staf Pengajar FK UI. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Kedokteran.

Jakarta: FK UI; 2012

34. Anonim. Profil Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan. 2015.

35. Wulan GW. Gambaran Xerostomia pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe

2 di Poliklinik Endokrin RSUP Prof. dr. R. D. Kandou Manado. Jurnal e-

Gigi: Universitas Sam Ratulangi. 2013; 1 (2).

36. Tompodung V, Rares F, Seoliongan S. Bakteri Aerob pada Spurum

Kelompok Geriatri dengan Infeksi Saluran Pernapasan di Puskesmas

Ranotana Weru. UNSRAT; 2014. Available from

http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ebiomedik/article/viewFile/3693/321

7 Accessed on November 16, 2016

37. Kidd EAM, Bechal SJ. Dasar-Dasar Karies. Jakarta; Penerbit Buku

Kedokteran EGC. 1992.

38. Sami, Suha M. Comparation Between Normal Oral Bacterial Flora in

Healthy and Diabetes Patiens. Journal of Kebala University. 2014; 12 (3):

257-263.

39. Gufriani, Nurul. Identifikasi Bakteri Pada Karies Gigi Penderita Diabetes

Mellitus. Makasar: Universitas Hasanuddin; 2014.

40. Tumilisar, Debora L. Komplikasi Diabtes Mellitus Pada Rongga Mulut.

Meditek Ukrida. 2002; 4 (9): 24-31

41. Nasution M. Kandidiasis Oral pada Diabetes Melitus. Majalah Kedokteran

Gigi. 2008; 41(3): 200-206

42. Kampoo K, Teanpaisan R, Ledder RG, McBain. AJ. Oral Bacterial

Communities in Individuals with Type 2 Diabetes Living in Southern

Page 62: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

49

Thailand. American Society for Microbiology. 2013. Available from

http://aem.asm.org/ Accessed on October 18, 2016

43. Zahtamal, et al. Faktor-Faktor Risiko Pasien Diabetes Melitus. Berita

Kedokteran Masyarakat. 2007; 23(3): 142-147

44. Tarigan, MU. Diabetes Melitus dan Hubungannya dengan Perawatan

Kedokteran Gigi Anak. Jurnal Kedokteran Gigi USU. 2003; 8(1): 17-22

Page 63: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

50

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Surat Izin Penelitian

Page 64: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

51

LAMPIRAN 2

Form Inform Consent

Page 65: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

52

LAMPIRAN 3

Alat dan Bahan Penelitian

Agar Darah Set pewarnaan Gram

Pot spesimen Inkubator Mikroskop

Lemari es Ice Box

Page 66: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

53

LAMPIRAN 4

Pewarnaan Gram

Page 67: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

54

LAMPIRAN 5

Tabel Data Identifikasi Bakteri

No

Gram Positif

Streptococcus

Gram Positif

Staphylococcus

Gram Positif

Batang

Gram Negatif

Batang

1 √

2

3

√ √

4

5

6

7 √

8

9

10 √

11 √

12 √

13 √

14 √

15 √

16 √

17 √

18

√ √

19 √

20

21 √

22 √ √

23 √

24 √ √

25 √

26

27 √

28 √

29 √

30 √

31 √ √

32 √

33

34 √

35 √

Page 68: IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES …€¦IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELLITUS BERDASARKAN PEWARNAAN GRAM PADA PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

55

LAMPIRAN 6

Riwayat Hidup Penulis

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Herlin Oktaviyani

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 26 Oktober 1995

Alamat : Jl. Pasir RT 09/01 No.20 Ciganjur, Jakarta Selatan

Email : [email protected]

No. Telepon : 085776738124

Riwayat Pendidikan

2001- 2007 : MI El-Syifa Ciganjur Jakarta Selatan

2007- 2010 : SMPN 85 Jakarta

2010- 2013 : SMAN 49 Jakarta

2013- sekarang : Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter,

FKIK Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.