Identifikasi Bahan Bakar
-
Upload
yongky-pratama-restoe-boemi -
Category
Documents
-
view
17 -
download
7
description
Transcript of Identifikasi Bahan Bakar
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BAKAR DAN PROSES
PEMBAKARAN
IDENTIFIKASI DAN KLASIFIKASI BAHAN BAKAR
Disusun Oleh :
Nabella Doris Tyas Putri (B42120036)
Edwin Dwi Hariono (B42120097)
Asrorin Safira Zata Lini (B42120143)
Akhmad Firdaus Andre Vahlefi (B42120303)
Yongki Adi Pratama Putra (B42120491)
Dwi Pinaring Huda (B42120626)
Dosen Pembimbing :
Yuana Susmiati, STP, M.Si.
Golongan A / Kelompok II
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK ENERGI TERBARUKAN
JURUSAN TEKNIK
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
MARET 2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak beberapa tahun terakhir Indonesia mengalami penurunan produksi
minyak nasional yang disebabkan menurunnya secara alamiah cadangan minyak
serta pertambahan jumlah penduduk, meningkatnya penggunaan transportasi dan
aktivitas industri yang berakibat pada peningkatan kebutuhan konsumsi Bahan
Bakar Minyak (BBM).
Pengetahuan mengenai pengertian dan jenis-jenis bahan bakar serta cara
pemanfaatannya sangat penting diketahui agar kedepan dalam menghadapi krisis
BBM yang akan semakin parah terjadi dapat diketahui solusi dan jalan terbaiknya
untuk mengatasi permasalahan tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimanakah karakteristik macam-macam jenis bahan bakar padat, cair
maupun gas?
b. Bagaimanakah aplikasinya atau pemanfaatan macam-macam jenis bahan
bakar padat, cair maupun gas?
1.3 Maksud dan Tujuan
Mahasiswa dapat mengetahui gambaran macam-macam bahan bakar dan
karakteristiknya, serta aplikasi atau pemanfaatannya.
BAB II
DASAR TEORI
Setiap kegiatan manusia membutuhkan energi yang sumber utamanya
adalah matahari. Salah satu cara untuk mendapatkan energi adalah dengan
membakar sesuatu sehingga dapat menimbulkan panas/kalor. Misalnya membakar
kayu, membakar minyak bumi, dan membakar bahan bakar lainnya. Dikatakan
sebagai bahan bakar jika material/bahan tersebut mudah terbakar dan dapat
menghasilkan kalor. Dengan kata lain bahan bakar merupakan bahan yang apabila
dibakar dapat meneruskan proses pembakaran dengan sendirinya, disertai dengan
pengeluaran kalor. Bahan bakar dapat terbakar dengan sendirinya karena kalor
dari sumber kalor lebih kecil dari kalor yang dihasilkan dari proses pembakaran.
Pada dasarnya bahan bakar tersusun atas zat/komponen utama dan
komponen pendukung(impurities). Komponen utama bahan bakar terdiri dari
karbon, hydrogen dan sulfur(C, H dan S) yang disebut sebagai bahan yang mudah
terbakar(combustible mater). Sedangkan komponen pendukung/tambahan terdiri
dari oksigen, nitrogen, posfor (O, N dan P) yang dikategorikan juga sebagai bahan
yang tidak mudah terbakar(non combustible mater).
Berdasarkan wujudnya bahan bakar diklasifikasikan sebagai bahan bakar
padat, bahan bakar cair dan bahan bakar gas. Menurut komponen dan proses
pembentukannya bahan bakar diklasifikasikan sebagai bahan bakar organik dan
anorganik. Bahan bakar organik terdiri dari sisa tumbuhan, minyak nabati dan
hewani, sedangkan anorganik terdiri dari bahan bakar fosil dan bahan bakar
nuklir. Berdasarkan ketersediaannya bahan bakar dibedakan atas bahan bakar
terbarukan dan non terbarukan. Sedangkan menurut proses pembentukannya
bahan bakar dibagi menjadi bahan bakar alamiah dan non alamiah.
Aplikasi bahan bakar secara umum dapat dibedakan menjadi dua macam
yaitu aplikasi secara langsung dan tidak langsung. Contohnya kayu dapat
digunakan sebagai bahan bakar dengan diaplikasikan secara langsung yaitu
dengan proses pebakaran langsung, akan tetapi kayu juga dapat diaplikasikan
secara tidak langsung yaitu dalam bentuk briket biomassa.
Proses pembakaran bahan bakar dapat dilakukan di dalam ruang bakar
khusus, atau tungku biasa, tergantung dari pemanfaatannya. Proses
pembakarannya sendiri dapat berlangsung secara spontan, sempurna dan parsial.
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIANAlat dan Bahan
3.1.1 Alat
Alat yang diperlukan atau dipergunakan untuk praktikum kali ini adalah:
a. Laptop
b. Buku
c. Bolpoin
3.1.2 Bahan
Pada praktikum kali ini bahan yang digunakan adalah berupa pencarian
data melalui situs internet mengenai klasifikasi dan pemanfaatan macam-macam
bahan bakar.
3.2 Langkah Kerja
a. Siapkanlah alat dan bahan yang dibutuhkan dalam praktikum.
b. Carilah materi, makalah, jurnal atau artikel yang terkait dengan jenis-jenis
bahan bakar di internet.
c. Sebutkan macam-macam bahan bakar dan identifikasikan seperti pada lembar
kerja.
d. Kerjakan pekerjaan anda secara berkelompok.
e. Buatlah laporan praktikum yang isinya menguraikan tentang jenis-jenis bahan
bakar, karakteristik dan aplikasi atau pemanfaatannya.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Analisa Data
No. Nama
Bahan
Jenis/
kategori
Karakteristik fisik Aplikasi/
Pemanfaatan
Proses
Pembakaran
1 Batubara Padat
Anorganik
Tidak
Terbarukan
Berwarna hitam
sangat mengkilat
Nilai kalor sangat
tinggi(6692
Kkal/kg)
Kadar air sangat
sedikit(0,668%)
Kandungan abu dan
sulful sangat sedikit
Bahan bakar
kereta uap,
idustri skala
besar
Bahan bakar
pembangkit
listrik tenaga
uap
Pembakaran secara
langsung:
Batubara
dihaluskan terlebih
dahulu menjadi
bentuk serbuk
kemudian
dimasukkan
kedalam ruang
pembakaran
2 Uranium Padat
Anorganik
Tidak
Terbarukan
Memiliki radiasi
elektromagnetik
Berat jenis: 189,9
gr/cm3
Titik leleh: 1135° C
Titik didih: 4130° C
Digunakan
sebagai bahan
bakar
pembangkit
listrik tenaga
nuklir
Pembakaran secara
konversi: Uranium
digiling untuk
konsentrat
uranium,
selanjutnya
dimurnikan untuk
dikonversi dengan
pengakayaan/
peningkatan kadar
U-235 dalam
uranium dan
pabrikasi
perangkat bahan
bakar nuklir sesuai
dengan reaktornya.
3 Premium Cair
Anorganik
Berwarna kuning
jernih keemasan
Bahan bakar
kendaraan
Pembakaran secara
langsung: Terjadi
Tidak
Terbarukan
Titik nyala: -10 s/d -
15° C
Titik embun: < 140°
C
Titik beku: -50° C
bermotor didalam silinder
dengan 4 ataupun
2 langkah
pergerakan piston
sebuah motor
bakar yang
dicampur dengan
udara dan dibakar
oleh percikan
bunga api dari
busi.
4 Spiritus Cair
Organik
Terbarukan
Berwarna biru
keunguan
Merupakan zat
alkohol
Autoignition
Temperature: 385°
C
Bahan bakar
kompor
pemanas skala
laboratorium
(bunsen)
Pembakaran secara
langsung: Spiritus
dituangkan
kedalam bunsen
yang memiliki
sumbu, tunggu
sampai cairan
spiritus naik lalu
nyalakan.
5 Avgas Cair
Anorganik
Tidak
Terbarukan
Berwarna ungu
Titik beku: 58° C
Kekentalan: 6,02
lb/US galon pada
15° C
Digunakan
untuk bahan
bakar pesawat
terbang dengan
sedikit timbal
anti knocking
Pembakaran secara
langsung: Oktan
avgas yang tinggi
menyebabkan
avgas hanya perlu
dilakukan
kompresi yang
tinggi pada ruang
bakar untuk dapat
memercikan api.
4.2 Pembahasan
Pertanyaan evaluasi:
a. Apa yang dimaksud dengan bahan bakar?
b. Sebutkan bahan penyusun bahan bakar!
c. Sebutkan jenis-jenis bahan bakar, menurut jenis zatnya, kemudahan
terurainya/bahan penyusunnya, serta ketersediaanya!
d. Menurut anda bagaimana aplikasi atau penggunaan bahan bakar di Indonesia
saat ini ditinjau dari effisiensi dan efektifitasnya? Bagaimana seharusnya?
e. Sebagai seorang mahasiswa Teknik Energi Terbarukan apa yang seharusnya
dilakukan terkait dengan kelangkaan BBM?
Jawaban:
a. Bahan bakar merupakan bahan yang apabila dibakar dapat meneruskan proses
pembakaran dengan sendirinya, disertai dengan pengeluaran kalor. Bahan
bakar dapat terbakar dengan sendirinya karena kalor dari sumber kalor lebih
kecil dari kalor yang dihasilkan dari proses pembakaran.
b. Komponen utama bahan bakar terdiri dari karbon, hydrogen dan sulfur(C, H
dan S) yang diseut sebagai bahan yang mudah terbakar(combustible mater).
Sedangkan komponen pendukung/tambahan terdiri dari oksigen, nitrogen,
posfor (O, N dan P) yang dikategorikan juga sebagai bahan yang tidak mudah
terbakar(non combustible mater).
c. Jenis-jenis bahan bakar berdasarkan wujud bahan bakar atau jenis zatnya terdiri
dari bahan bakar padat, cair dan gas. Menurut bahan penyusunnya, kemudahan
terurai dan proses pembentukannya bahan bakar diklasifikasikan sebagai bahan
bakar organik dan anorganik serta bahan bakar alamiah dan non alamiah.
Sedangkan berdasarkan ketersediaannya bahan bakar dibedakan atas bahan
bakar terbarukan dan non terbarukan.
d. Penggunaan bahan bakar di Indonesia saat ini jika ditinjau dari efektifitasnya
memang efektif dan benar digunakan pada kendaraan yang sesui dengan bahan
bakar yang digunakan kendaraan tersebut. Namun, jika ditinjau dari effisiennya
penggunaan bahan bakar di Indonesia masih sangat tidak effisien karena setiap
kendaraan yang dijual dan dipasarkan di Indonesia rata-rata tidak menampilkan
spesifikasi bahan bakar secara spesifik atau nilai oktan bahan bakar untuk
masing-masing kendaraan yang effisien digunakan pada kendaraan tersebut
menurut spesifikasi kompresi, A/F dan spesifikasi mesin lainnya pada
kendaraan tersebut. Sehingga penggunaan bahan bakar yang digunakan pada
kendaraan menjadi boros dan sangat tidak effisien karena spesifikasi mesin
yang telah terspesifikasikan menurut bahan bakar dan nilai oktannya masing-
masing tidak terpenuhi persyaratannya. Sehingga muncul istilah kendaraan A
sangat boros sangat menggunakan premium namun, sedikit lebih irit ketika
menggunakan petamax. Penggunaan bahan bakar menjadi tidak efektif dan
effisien saat kendaraan yang memakai bahan bakar terlalu berlebihan tanpa
mempertimbangkan kebutuhan pemakaian dan kapasitas angkut kendaraan
yang ketika memakai masih banyak tersisa tempat duduk dalam satu
kendaraan. Seperti seseorang yang ingin berangkat ke kota X tanpa mengajak
teman seseorangpun. Keberangkatan tersebut seharusnya lebih effisien jika
seseorang tersebut menggunakan sepeda motor namun, seseorang tersebut
memilih menggunakan mobil. Sehingga perjalanan seseorang tersebut dapat
dikatakan sangat tidak effisien dan memboroskan bahan bakar. Jadi,
seharusnya mulai dari tinggkatan produsen kendaraan, kesadaran masyarakat
dan peraturan pemerintah yang sangat berhak mengatur tentang produksi dari
hulu ke hilir bahan bakar serta cara penggunaan dan pemanfaatannya haruslah
sesuai dengan kaidah efektifitas dan effisiensi penggunaan bahan bakar, yaitu
digunakan sesuai dengan kebutuhan, dimanfaatkan dengan seharusnya tanpa
berlebihan dan digunakan sesuai dengan benar dan tepat sesuai dengan
spesifikasi bahan bakar dan mesin yang akan digunakan.
e. Menghadapi krisis BBM, sebagai mahasiswa Teknik Energi Terbarukan lahkah
terbaik adalah memilih mempesiapkan kebutuhan energi kedepan melalui
berbagai macam penelitian yang berorientasi kepada peralihan bahan bakar
fosil yang sekarang ini dipakai dan sedang mengalami krisis untuk digantikan
dengan bahan bakar yang terbarukan. Selain mempersiapkan kebutuhan bahan
bakar yang terbarukan, langkah selanjutnya adalah mempersiapkan mesin
konverter yang tepat untuk digunakan pada mesin-mesin kendaraan yang
sekarang dipakai agar kesesuaian penggantian bahan bakar dari bahan bakar
fosil menuju bahan bakar terbarukan dapat efektif dan effisien ketika
digunakan.
BAB V
PENUTUP
4.3 Kesimpulan
Bahan bakar merupakan bahan yang apabila dibakar dapat meneruskan
proses pembakaran dengan sendirinya, disertai dengan pengeluaran kalor. Bahan
penyusun bahan bakar terdiri dari bahan mudah terbakar(C, H dan S) dan bahan
tidak mudah terbakar(O, N dan P). Secara umum bahan bakar dapat
diklasfikasikan menurut jenis zatnya(padat, cair dan gas), kemudahan
terurainya/bahan penyusunnya(organik, anorganik dan alamiah, non alamiah),
serta ketersediaanya(terbarukan dan non terbarukan).
Pemanfaatan masing-masing bahan bakar memiliki cara pengaplikasian
yang berbeda-beda berdasarkan jenis dan klasifikasi bahan bakarnya. Seperti
contoh dari kelima bahan bakar yang telah diamati cara pemanfaatannya sebagai
berikut:
No. Nama Bahan Aplikasi/Pemanfaatan
1 Batubara Bahan bakar kereta uap, idustri skala besar
Bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap
2 Uranium Digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik
tenaga nuklir
3 Premium Bahan bakar kendaraan bermotor
4 Spiritus Bahan bakar kompor pemanas skala laboratorium
(bunsen)
5 Avgas Digunakan untuk bahan bakar pesawat terbang dengan
sedikit timbal anti knocking
4.4 Saran
Bahan praktikum kali ini terambil dari bahan yang ada di internet untuk
mengetahui jenis, klasifikasi dan pemanfaatan bahan bakar, sebaiknya untuk lebih
jelas dan agar lebih mengerti, beberapa bahan praktikum seharusnya sebagian ada
di laboratorium.