iaya arya rro - wika.co.id · proper, prudent, and ethical corporate atmosphere. 3. Promote ethical...

184

Transcript of iaya arya rro - wika.co.id · proper, prudent, and ethical corporate atmosphere. 3. Promote ethical...

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual i

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

ii

DAFTAR ISITABLE OF CONTENTS

BAB I PENDAHULUANChapter I Introduction

A. Pengantar Foreword

B. Maksud dan TujuanAims and Objectives

C. Ruang LingkupScope of Work

D. ReferensiReference

E. Daftar IstilahGlossary

BAB II DEWAN KOMISARISChapter II Board Of Commissioners

A. Tugas Dewan KomisarisBoard of Commissioners’ Duties

B. Kewajiban Dewan KomisarisBoard of Commissioners’ Obligations

C. Wewenang Dewan KomisarisBoard of Commissioners’ Authorities

D. Hak Dewan KomisarisBoard of Commissioners’ Rights

E. Kriteria Dewan KomisarisBoard of Commissioners’ Criteria

F. Masa Jabatan Dewan Komisaris Board of Commissioners’ Term of Office

G. Program Pengenalan Dewan Komisaris Board of Commissioners’ Orientation Program

H. Komisaris Independen Independent Commissioner

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual iii

I. Etika Jabatan Dewan Komisaris Board of Commissioners’ Position Ethics

J. Rapat Dewan KomisarisBoard of Commissioners’ Meeting

K. Evaluasi Kinerja Dewan KomisarisBoard of Commissioners’ Performance Evaluation

L. Benturan Kepentingan Dewan Komisaris Board of Commissioners’ Conflict of Interest

M. Hubungan Kerja dengan DireksiWork Relations with the Board of Directors

N. Komite yang Membantu Dewan KomisarisCommittees Assist Board of Commissioners

O. Sekretaris Dewan KomisarisBoard of Commissioners’ Secretary

BAB III DIREKSIChapter III Board Of Directors

A. Tugas, Wewenang, dan Kewajiban DireksiBoard of Directors’ Duties, Authorities, and Obligations

B. Hak dan Kewajiban DireksiBoard of Directors’ Rights and Responsibilities

C. Komposisi dan Pembagian Tugas antar DireksiComposition and Task Division among Board of Directors

D. Penetapan Kebijakan Perusahaan oleh DireksiCompany’s Policy Determination by the Board of Directors

E. Pelimpahan Tugas dan KewenanganDelegation of Duties and Authorities

F. Kriteria Anggota DireksiBoard of Directors’ Criteria

G. Program Pengenalan Orientation Program

H. Etika Jabatan Position Ethics

I. Pengelolaan Keuangan PerusahaanCompany’s Financial Management

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

iv

J. Rapat Direksi Board of Directors’ Meeting

K. Kinerja DireksiBoard of Directors’ Performance

L. Benturan Kepentingan DireksiBoard of Directors’ Conflict of Interest

M. Hubungan Kerja dengan Dewan KomisarisWork Relations with Board of Commissioners

N. Sekretaris PerusahaanCorporate Secretary

O. Sistem Pengendalian InternalInternal Control System

BAB IV PENGGUNAAN WAKTU, SARANA, DAN FASILITAS PERUSAHAAN

Chapter IV Company’s Time, Infrastructure And Facility Management

A. Penggunaan WaktuTime Management

B. Penyediaan dan Penggunaan Tunjangan FasilitasProvision and Use of Allowances Facilities

C. Perjalanan DinasBusiness Travel

BAB V HUBUNGAN DENGAN ANAK PERUSAHAAN MAUPUN PIHAK LAIN

Chapter V Relations With Subsidiaries And Other Parties

A. Prinsip UmumGeneral Principle

B. Transaksi dengan Anak PerusahaanTransaction with Subsidiaries

C. Transaksi dengan Pihak LainTransaction with Other Parties

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual v

BAB VI PENUTUPChapter VI Closing

A. Pemberlakuan Board ManualBoard Manual Enforcement

B. Sosialisasi Board ManualBoard Manual Dissemination

C. Evaluasi Board Manual Board Manual Evaluation

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

vi

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 1

CHAPTER I PENDAHULUAN

I N T R O D U CT I O N

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

2

A. PENGANTAR

Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) merupakan manifestasi dari komitmen pihak yang diberi mandat untuk mengelola dan mengawasi perusahaan (“Agent”) sesuai dengan amanat dan ekspektasi pihak yang memberi mandat (“Prinsipal”). Tata Kelola Perusahaan Yang Baik menghendaki “Agent” untuk melaksanakan pengurusan dan pengawasan semata-mata untuk kepentingan terbaik perusahaan. Untuk itu, “Agent” harus menerapkan prinsip-prinsip tata kelola yang baik sedemikian sehingga mampu mencapai kinerja ekselen dan disertai dengan akuntabilitas sehingga mampu memenuhi ekspektasi (“Prinsipal”) dan para pemangku kepentingan.

Secara umum, prinsip tata kelola perusahaan yang baik untuk “Agent” antara lain:

1. Peletakan fondasi yang kuat bagi pengelolaan dan pengawasan lembaga (Lay solid foundations for management and oversight).1

Pengurusan dan pengawasan perusahaan harus didesain sedemikian rupa agar tercipta suatu mekanisme check and balances yang mampu mendorong

(1 #1 Principles of ASX Corporate Governance Principles & Recommendations

A. FOREWORD

Good Corporate Governance implementation is manifestation from mandated party’s commitment to manage and oversee the Company (“Agent”) in accordance with mandate and expectation from party who give the mandate (“Principal”). Good Corporate Governance requires “Agent” to execute management and supervision only for the sake of the Company. Therefore, “Agent” must implement good corporate governance principles to be able to achieve excellent performance with accountability and fulfill the expectation (“Principal”) and stakeholders.

In general, good corporate governance principles for “Agent” are:

1. Lay solid foundation for management and oversight.1

Company’s management and oversight must be well designed to create check and balance mechanism that is able to drive excellent Company’s performance with effective

(1 #1 Principles of ASX Corporate Governance Principles & Recommendations

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 3

kinerja perusahaan secara ekselen dan diikuti mekanisme akuntabilitas yang efektif.

2. Struktur Dewan (Board) yang memberi nilai tambah ( Structure the board to add value).2

Struktur Dewan sebagai organ yang diberi amanat untuk menjalankan fungsi pengelolaan dan pengawasan perusahaan diharapkan mampu menciptakan nilai tambah melalui hubungan anggota organ secara efektif, koordinasi dan komunikasi yang harmonis, terhindar dari konflik kepentingan dan penciptaan atmosfir perusahaan yang proper, prudent, dan beretika.

3. Mendorong pengambilan keputusan yang etis dan bertanggung jawab (Promote ethical and responsible decision making).3

Dalam rangka menjalan tugas dan fungsinya, Dewan melakukan serangkaian pengambilan keputusan yang berdampak strategis bagi kinerja, keberlangsungan dan kredibilitas Perusahaan. Oleh sebab itu, perlu dibangun suatu sistem, mekanisme dan proses pengambilan keputusan yang tidak hanya transparan dan

(2 #2 Principles of ASX Corporate Governance Principles & Recommendations

(3 #3 Principles of ASX Corporate Governance Principles & Recommendations

accountability mechanism.

2. The Board’s structure to add values.2

The Board’s structure as an organ that is mandated to run Company’s management and supervision’ function is expected to create added values through effective relations of organ’s members, harmonious coordinatin and communication, avoided from conflict of interest and create a proper, prudent, and ethical corporate atmosphere.

3. Promote ethical and reposible decision making.3

To execute its duties and functions, the Board conducts a series of decision making with strategic impact on performance, sustainability and credibility of the Company. Therefore, a system is required, decision making mechanism and process which is not only transparent and accountable, but more than that which emphasizing on ethical aspect and responsible

(2 #2 Principles of ASX Corporate Governance Principles & Recommendations

(3 #3 Principles of ASX Corporate Governance Principles & Recommendations

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

4

akuntabel, namun lebih dari itu berupa pengambilan keputusan yang mengedepankan aspek etika dan komitmen tanggung jawab semata-mata untuk kepentingan terbaik perusahaan.

Board Manual merupakan kelengkapan infrastruktur Good Corporate Governance dimana pedoman ini mengatur mekanisme kerja Direksi dan Dewan Komisaris sebagai organ perusahaan yang menjalankan fungsi pengelolaan dan pengawasan. Dengan adanya Board Manual, masing-masing organ dan anggota organ dapat memahami dan menjalankan interaksi sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta menjalankan praktik-praktik terbaik tata kelola Perusahaan.

B. DASAR TATA KELOLA DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk adalah Perusahaan Publik yang telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Sebagai Perusahaan Tercatat (Publicly Listed Company), yang patuh dengan regulasi yang berlaku, WIKA mendasarkan penarapan tata kelola perusahaan khususnya hubungan antara Direksi dengan Dewan Komisaris dengan mematuhi dan menerapkan peraturan tata kelola yang ditetapkan oleh otoritas pasar modal Indonesia yaitu Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

commitment only for the sake of Company.

Board Manual is the completeness of Good Corporate Governance infrastructure in which this manual regulates the work mechanism of the Board of Directors and Commissioners as corporate organ that run management and supervision functions. With Board Manual, each organ and organ’s member could understand and run interaction in accordance with prevailing provision and regulations as well as implement corporate governance best practices.

B. GOVERNANCE BASIS OF THE BOARD OF DIRECTORS AND COMMISSIONERS

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk is a Public Company that has listed its stock in Indonesia Stoc Exchange. As Publicly Listed Company, who complies to prevailing regulations, WIKA builds its corporate governance implemenation especially relations between the Board of Directors and Commissioners by complying and implementing governance regulation as set by Indonesia capital market authority which is Financial Services Authority (FSA).

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 5

Terkait dengan Board Manual, WIKA mendasarkan regulasi dan rekomendasi yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yaitu:

a. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32 /SEOJK.04/2015 tentang Pedoman Tata Kelola Perusahaan Terbuka, khususnya terkait dengan Fungsi dan Peran Dewan Komisaris yaitu:

1. Memperkuat Keanggotaan dan Komposisi Dewan Komisaris;4

• Penentuan jumlah anggota Dewan Komisaris mempertimbangkan kondisi Perusahaan Terbuka.

• Penentuan komposisi anggota Dewan Komisaris memperhatikan keberagaman keahlian, pengetahuan, dan pengalaman yang dibutuhkan.

2. Meningkatkan Kualitas Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris;5

• Dewan Komisaris mempunyai kebijakan penilaian sendiri (self assessment) untuk menilai kinerja Dewan Komisaris.

(4 Prinsip #3 Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32 /SEOJK.04/2015 tentang Pedoman Tata Kelola Perusahaan Terbuka.

(5 Prinsip #4 Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32 /SEOJK.04/2015 tentang Pedoman Tata Kelola Perusahaan Terbuka.

Related to Board Manual, WIKA bases the regulation and recommendation set by Financial Services Authority (FSA) which are:

a. Circular Letter of Financial Services Authority Number 32 /SEOJK.04/2015 on Publicly Listed Company’s Code of Good Corporate Governance, especially related to the Board of Commissioners’ Function and Roles, including:

1. Strengthening the Board of Commissioners’ Membership and Composition;4

• Determination of total members of the Board of Commissioners considering the condition of Public Company.

• Determination of members composition of the Board of Commissioners considering the variety of skills, knowledge, and experience needed.

2. Improving the Quality of Board of Commissioners’ Duties and Responsibilities Execution;5

• The Board of Commissioners has self assessment policy to assess the Board of Commissioners’ performance.

(4 Principle #3 Circular Letter of Financial Services Authority Number 32 /SEOJK.04/2015 on Public Company’s Code of Good Corporate Governance.

(5 Principle #4 Circular Letter of Financial Services Authority Number 32 /SEOJK.04/2015 on Public Company’s Code of Good Corporate Governance.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

6

• Kebijakan penilaian sendiri (self assessment) untuk menilai kinerja Dewan Komisaris, diungkapkan melalui Laporan Tahunan Perusahaan Terbuka.

• Dewan Komisaris mempunyai kebijakan terkait pengunduran diri anggota Dewan Komisaris apabila terlibat dalam kejahatan keuangan.

• Dewan Komisaris atau Komite yang menjalankan fungsi Nominasi dan Remunerasi menyusun kebijakan suksesi dalam proses Nominasi anggota Direksi.

3. Memperkuat Keanggotaan dan Komposisi Direksi;6

• Penentuan jumlah anggota Direksi mempertimbangkan kondisi Perusahaan Terbuka serta efektifitas dalam pengambilan keputusan.

• Penentuan komposisi anggota Direksi memperhatikan, keberagaman keahlian, pengetahuan, dan pengalaman yang dibutuhkan.

• Anggota Direksi yang membawahi bidang akuntansi atau keuangan memiliki keahlian dan/atau pengetahuan di bidang akuntansi.

(5 Prinsip #5 Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32 /SEOJK.04/2015 tentang Pedoman Tata Kelola Perusahaan Terbuka.

• Self assessment policy to assess the Board of Commissioners’ performance, is disclosed in Public Company’s Annual Report.

• The Board of Commissioners has policy related to resignment of the Board of Commissioners’ members if involved in financial fraud.

• The Board of Commissioners or Committee who run the Nomination and Remuneration function prepares succession policy in Nomination process of the Board of Directors’ members.

3. Strengthening the Board of Directors’ Membership and Composition;6

• Determination of total members of the Board of Directors considering the condition of Public Company and effectiveness in decision making.

• Determination of members composition of the Board of Directors considering the variety of skills, knowledge, and experience needed.

• The Board of Directors’ members who in charge in accounting or finance has skill and/or knowledge in accounting.

(6 Principle #5 Circular Letter of Financial Services Authority Number 32 /SEOJK.04/2015 on Public Company’s Code of Good Corporate Governance.

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 7

4. Meningkatkan Kualitas Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi;7

• Direksi mempunyai kebijakan penilaian sendiri (self assessment) untuk menilai kinerja Direksi.

• Kebijakan penilaian sendiri (self assessment) untuk menilai kinerja Direksi diungkapkan melalui laporan tahunan Perusahaan Terbuka.

• Direksi mempunyai kebijakan terkait pengunduran diri anggota Direksi apabila terlibat dalam kejahatan keuangan.

b. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33 /POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten Atau Perusahaan Publik, khususnya terkait hal-hal berikut:

1. Direksi;8

• Keanggotaan;

• Pengunduran Diri dan Pemberhentian Sementara;

• Tugas, Tanggung Jawab, dan Wewenang;

• Rapat Direksi

(7 Prinsip #6 Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32 /SEOJK.04/2015 tentang Pedoman Tata Kelola Perusahaan Terbuka.

(8 Bab II Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33//POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik

4. Improving the Quality of the Board of Directors’ Duties and Responsibilities Execution;7

• The Board of Directors has self assessment policy to assess the Board of Directors’ performance.

• Self assessment policy to assess the Board of Directors’ performance is disclosed in Public Company’s Annual Report.

• The Board of Directors has policy related to resignment of the Board of Directors’ members who involved in financial fraud.

b. Financial Services Authority Regulation Number 33 /POJK.04/2014 on the Board of Directors and Commissioners of Issuer or Public Company, especially related to matters as follows:

1. The Board of Directors;8

• Composition;

• Resignment and Temporary Dismissal;

• Duties, Responsibilities, and Authorities;

• The Board of Directors’ Meeting.

(7 Principle #6 Circular Letter of Financial Services Authority Number 32 /SEOJK.04/2015 on Public Company’s Code of Good Corporate Governance.

(8 Chapter II Financial Services Authority Regulation Number 33//POJK.04/2014 on Issuer of Public Company’s Board of Directors and Commissioners

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

8

2. Dewan Komisaris;9

• Keanggotaan;

• Tugas, Tanggung Jawab, dan Wewenang;

• Rapat Dewan Komisaris.

3. Pedoman Kode dan Etik;10

4. Larangan.11

Berdasarkan kedua regulasi dan rekomendasi tersebut, kesesuaian dengan peraturan Bursa Efek Indonesia, serta praktik-praktik terbaik dalam pengaturan Direksi dan Dewan Komisaris selanjutnya disusun Board Manual ini dengan tujuan mampu menjadi sarana peningkatan kualitas tata kerja dan komunikasi antara Direksi dan Dewan Komisaris.

C. MAKSUD DAN TUJUAN

Board Manual ini merupakan salah satu Pedoman Tata Kelola Perusahan (Code of Corporate Governance) yang mengacu pada Anggaran Dasar Perseroan, Undang Undang Perseroan Terbatas dan peraturan lain yang terkait.

Penyusunan Board Manual ini merupakan salah satu wujud dari komitmen dan

(9 Bab III Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33//POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik

(10 Bab IV Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33//POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik

(11 Bab V Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33//POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik.

2. The Board of Commissioners;9

• Composition;

• Duties, Responsibilities, and Authorities;

• The Board of Commissioners’ Meeting.

3. Code of Conduct;10

4. Prohibition.11

Based on both regulations and recommendations, in accordance with Indonesia Stock Exchange regulation, as best practices in regulating the Board of Directors and Commissioners then further this Board Manual is prepared with aim to become an infrastructure for working procedure and communication quality between the Board of Directos and Commissioners.

C. AIMS AND OBJECTIVES

This Board Manual is one of Code of Corporate Governance that refers to Company’s Articles of Associations, Limited Liability Company’s Law and other related regulations.

The preparation of this Board Manual is one of the commitment and Company’s

(9 Chapter III Financial Services Authority Regulation Number 33//POJK.04/2014 on Issuer of Public Company’s Board of Directors and Commissioners

(10 Chapter IV Financial Services Authority Regulation Number 33//POJK.04/2014 on Issuer of Public Company’s Board of Directors and Commissioners

(11 Chapter V Financial Services Authority Regulation Number 33//POJK.04/2014 on Issuer of Public Company’s Board of Directors and Commissioners

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 9

inisiatif pimpinan perusahaan untuk menjadi yang terdepan dalam penerapan dan penegakan tata kelola Perusahaan melalui pengaturan dan penerapan mekanisme kerja organ perusahaan sesuai dengan ketentuan dan regulasi yang ada serta menerapkan praktik-praktik terbaik yang diharapkan mampu meningkatkan kualitas koordinasi dan hubungan antar organ dan selanjutnya diharapkan pula mampu membangun atmosfir interaksi yang efektif di semua jenjang organisasi (tone from the top).

Board Manual merupakan naskah kesepakatan antara Direksi dan Dewan Komisaris yang bertujuan:

1. Menjadi rujukan/pedoman tentang tugas, wewenang dan tanggungjawab masingmasing organ;

2. Meningkatan kualitas dan efektivitas hubungan kerja antar organ;

3. Menerapkan asas-asas Good Corporate Governance - GCG yakni transparansi (transparency), akuntabilitas (accountability), responsibilitas (responsibility), independensi (independent), dan kewajaran (fairness).

4. Membangun kemandirian dalam membuat keputusan dan dapat menjalankan tugas dan tanggungjawab masing-masing sesuai dengan harapan pemegang saham dan stakeholders lainnya.

management initiative realization to become a leading Company in implementing and enforcing corporate governance through corporate organ work mechanism disposition and implementation in accordance with prevailing provision and regulation and implementing best practices that is expected to be able to improve coordination and relations quality among organ and further expected to be able to create effective interaction atmosphere in all organizational levels (tone from the top).

Board Manual is an agreement draft between the Board of Directors and Commissioners with aim to:

1. Become a reference/manual on duties, authorities and responsibilities of each organ;

2. Improve the quality and effectiveness of work relations among organ;

3. Implement Good Corporate Governance –GCG principles which consist of transparency, accountability, responsibility, independency, and fairness;

4. Build independency in making decision and can execute each duties and responsibilities in accordance with shareholders and other stakeholders’ expectations.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

10

D. RUANG LINGKUP

Board Manual ini menjadi pedoman pokok bagi pelaksanaan hubungan kerja antar organ Direksi, Dewan Komisaris dan Rapat Umum Pemegang Saham PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, yang meliputi tugas, tanggung jawab, wewenang, mekanisme rapat, pengambilan keputusan serta prinsip pengendalian dan pengawasan yang dilakukan oleh Direksi dan Dewan Komisaris serta Rapat Umum Pemegang Saham.

E. REFERENSI

1. Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas;

2. Anggaran Dasar Perseroan Tahun 2017;

3. Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-01/MBU.2011 tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

4. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No. 32/SEOJK.04/2015 tentang Tata Kelola Perusahaan Terbuka;

5. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32//POJK.04/2014 tentang Rencana dan Pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka;

6. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33//POJK.04/2014 tentang

D. SCOPE OF WORK

This Board Manual become the main reference for work relations execution among the organs of the Board of Directors, Commissioners and General Meeting of Shareholders of PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, that comprises of duties, responsibilities, authorities, meeting mechanism, decision making and controlling and supervision principles taken by the Board of Directors and Commissioners as well as General Meeting of Shareholders.

E. REFERENCE

1. Law No. 40 of 2007 on Limited Liability Company;

2. Company’s Articles of Associations of 2017;

3. Regulation of Minister of SOE Number PER-01/MBU.2011 on Good Corporate Governance Implementation in State-Owned Enterprises (SOEs);

4. Circular Letter of Financial Services Authority No. 32/SEOJK.04/2015 on Corporate Governance of Listed Companies;

5. Regulation of Financial Services Authority Number 32//POJK.04/2014 on General Meeting of Shareholders’ Planning and Implementation of Listed Companies;

6. Regulation of Financial Services Authority Number 33//

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 11

Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik;

7. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 34//POJK.04/2014 tentang Komite Nominasi dan Remunerasi Emiten atau Perusahaan Publik;

8. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 35//POJK.04/2014 tentang Sekretaris Perusahaan Emiten atau Perusahaan Publik;

9. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 8//POJK.04/2015 tentang Situs Web Emiten;

10. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 55//POJK.04/2015 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit;

11. Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia Nomor : Kep-00001/BEI/01-2014 tentang Peraturan Nomor I-A tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham Yang Diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat; dan

12. ASX Corporate Governance Principles and Recommendations.

F. DAFTAR ISTILAH

Istilah-istilah yang digunakan dalam Board Manual ini, kecuali disebutkan lain, mengandung pengertian sebagai

POJK.04/2014 on Board of Directors and Commissioners of Listed or Public Companies;

7. Regulation of Financial Services Authority Number 34//POJK.04/2014 on Nomination and remuneration Committee of Listed or Public Companies;

8. Regulation of Financial Services Authority Number 35//POJK.04/2014 on Corporate Secretary of Listed or Public Companies;

9. Regulation of Financial Services Authority Number 8//POJK.04/2015 on Website of Listed Companies;

10. Regulation of Financial Services Authority Number 55//POJK.04/2015 on Formation and Code of Audit Committee;

11. Board of Directors’ Decree of Indonesia Stock Exchange Number: Kep-00001/BEI/01-2014 on Regulation Number I-A on the Listing of Shares and Non-Share Equity Securities Issued by Listed Companies; and

12. ASX Corporate Governance Principles and Recommendations.

F. GLOSSARY

Glossaries used in this Board Manual, unless other stated, has the definition of:

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

12

berikut:

1. Board Manual adalah panduan bagi Direksi dan Dewan Komisaris dalam menjalankan tata kelola Perseroan sesuai dengan prinsip korporasi yang sehat serta mengacu pada seluruh peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan Perseroan.

2. Benturan kepentingan adalah perbedaan antara kepentingan ekonomis Perseroan dengan kepentingan ekonomis pribadi anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, atau pemegang saham utama yang dapat merugikan Perseroan.

3. Dewan Komisaris adalah organ Perseroan yang bertugas melakukan pengawasan dan memberikan nasehat kepada Direksi.

4. Komisaris Independen adalah anggota Dewan Komisaris yang berasal dari luar Emiten atau Perusahaan Publik dan memenuhi persyaratan sebagai Komisaris Independen;12

5. Direksi adalah organ Perseroan yang bertanggungjawab atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan dan tujuan Perseroan, serta mewakili Perseroan baik di

(12 Pasal 1 ayat (4) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33//POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik

1. Board Manual is reference for the Board of Directors and Commissioners in implementing corporate governance in accordance with healthy corporate principles and refers to all prevailing rules and regulations related with the Company.

2. Conflict of interest is difference between the Company’s economical interest with individual economical interest of the Board of Directorr’ members, Board of Commissioners’ members, or majority shareholder that can harm the Company.

3. The Board of Commissioners is Company’s organ that acts to conduct supervision and provide advice to the Board of Directors.

4. Independent Commissioner is the Board of Commissioners’ members that come from the Issuer or Public Company’s external party and fulfill the requirements as Independent Commissioner;12

5. The Board of Directors is Company’s organ who is responsible on the Company’s management for the Company’s interest and objectives, and represent the Company both

(12 Article 1 paragraph (4) Regulation of Financial Services Authority Number 33//POJK.04/2014 on Board of Directors and Commissioners of Listed or Public Companies

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 13

dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar.

6. Perseroan adalah PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

7. Pemangku Kepentingan (Stakeholders) adalah mereka yang memiliki kepentingan terhadap Perseroan dan mereka yang terpengaruh secara langsung oleh keputusan strategis dan operasional Perseroan yang antara lain terdiri dari Pemegang saham, karyawan, mitra bisnis dan masyarakat disekitar tempat Perseroan beroperasi.

8. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) adalah kekuasaan tertinggi dalam Perseroan dan memegang segala kewenangan yang tidak diserahkan kepada Direksi dan Dewan Komisaris.

9. RJPP (Rencana Jangka Panjang Perusahaan) adalah acuan bagi perusahaan dalam menjalankan Perseroan dalam kurun waktu 5 tahun mendatang.

10. RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan) adalah acuan bagi perusahaan dalam menjalankan Perseroan pada tahun berjalan.

11. Sekretaris Perusahaan adalah orang perseorangan atau penanggung jawab dari unit kerja

inside and outside the court in accordance with the Articles of Association’s provision.

6. The Company is PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

7. Stakeholders are those who own interest to the Company and they directly influenced by strategic decision and Company’s operations that comprise of Shareholders, employees, business partners and society around the Company’s operations area.

8. General Meeting of Shareholders (GMS) is the highest authority in the Company and holds all authorities that are not given to the Board of Directors and Commissioners.

9. Company’s Long Term Plan (RJPP) is reference for corporate in running the Company within the next 5 years.

10. Company’s Work Plan and Budget (RKAP) is reference for corporate in running the Company in the current year.

11. Corporate Secretary is an individual or a responsible work unit that executes the function of corporate secretary.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

14

yang menjalankan fungsi sekretaris perusahaan.

12. Situs Web adalah kumpulan halaman web yang memuat informasi atau data yang dapat diakses melalui suatu sistem jaringan internet.

12. Website is a compilation of webpages that contain information or data that can be accessed through an internet network system.

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 15

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

16

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 17

CHAPTER II DEWAN KOMISARIS

B OA R D O F C O M M I S S I O N E R S

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

18

A. TUGAS, WEWENANG DAN KEWAJIBAN DEWAN KOMISARIS13

1. Dewan Komisaris bertugas melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya baik mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan yang dilakukan oleh Direksi serta memberikan nasihat kepada Direksi termasuk pengawasan terhadap pelaksanaan Rencana Jangka Panjang Perseroan, Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan, serta ketentuan Anggaran Dasar dan Keputusan RUPS, serta peraturan perundang-undangan yang berlaku, untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan. maka

2. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana pada poin (1), maka:

a. Dewan Komisaris berwenang untuk:

1. Memeriksa buku, surat, serta dokumen lainnya, memeriksa kas untuk keperluan verifikasi dan lain-lain surat berharga dan memeriksa kekayaan Perseroan;

2. Memasuki pekarangan, gedung, dan kantor yang dipergunakan oleh Perseroan;

A. DUTIES, AUTHORITIES AND OBLIGATIONS OF THE BOARD OF COMMISSIONERS13

1. The Board of Commissioners acts to conduct supervision on management policy, the management in general both concerning the Company and Company’s business taken by the Board of Directors and provide advice to the Board of Directors including supervision on the execution of Company’s Long Term Plan, Company’s Work Plan and Budget, and Articles of Associations provision and GMS Decision, as well as prevailing rules and regulations, for the sake of the Company and in accordance with the Company’s aims and objectives.

2. In conducting duties as stated in point (1), then:

a. The Board of Commissioners is authorized to:

1. Investigate book, letter and other documents, investigate cash for verification purpose and other securities as well as investigate the Company’s assets;

2. Enter the yard, building, and offices used by the Company;

(13 Pasal 15 Anggaran Dasar Perseroan tanggal 7 April 2017 (13 Article 15 the Company’s Articles of Associations on April 7, 2017

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 19

3. Meminta penjelasan dari Direksi dan/atau pejabat lainnya mengenai segala persoalan yang menyangkut pengelolaan Perseroan;

4. Mengetahui segala kebijakan dan tindakan yang telah dan akan dijalankan oleh Direksi;

5. Meminta Direksi dan/atau pejabat lainnya di bawah Direksi dengan sepengetahuan Direksi untuk menghadiri rapat Dewan Komisaris;

6. Mengangkat dan memberhentikan seorang Sekretaris Dewan Komisaris;

7. Memberhentikan sementara anggota Direksi sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar;

8. Membentuk Komite Audit, Komite Remunerasi dan Nominasi, Komite Pemantau Risiko dan Komite lain, jika dianggap perlu dengan memperhatikan kemampuan perusahaan;

9. Menggunakan tenaga ahli untuk hal tertentu dan jangka waktu tertentu atas beban Perseroan, jika dianggap perlu.

10. Melakukan tindakan pengurusan Perseroan dalam keadaan

3. Ask for explanation from the Board of Directors and/or other officers on all matters concerning the Company’s management;

4. Acknowledge all policies and actions taken and will be taken by the Board of Directors;

5. Require the Board of Directors and/or other officers under the Board of Directors as acknowledged by the Board of Directors to attend the Board of Commissioners’ meeting;

6. Appoint and dismiss a Secretary of the Board of Commissioners;

7. Dimiss temporarily the Board of Directors’ members in accordance with the Articles of Associations’ provision;

8. Establish Audit Committee, Remuneration and Nomination Committee, Risk Management Committee and other Committees, if necessary by taking into account the Company’s ability;

9. Hire expert for particular matters and period on the Company’s expenses, if necessary;

10. Conduct the Company’s management in particular condition

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

20

tertentu untuk jangka waktu tertentu sesuai denga ketentuan Anggaran Dasar ini.

11. Menyetujui pengangkatan dan pemberhentian Sekretaris Perusahaan dan/atau Kepala Satuan Pengawas Intern.

12. Menghadiri Rapat Direksi dan memberikan pandangan terhadap hal yang dibicarakan;

13. Melaksanakan kewenangan pengawasan lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar ini dan/atau keputusan RUPS.

b. Dewan Komisaris berkewajiban untuk:

1. Memberikan nasihat kepada Direksi dalam melaksanakan pengurusan Perseroan;

2. Memberikan pendapat dan persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Perseroan serta rencana kerja lainnya yang disiapkan Direksi, sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar;

3. Mengikuti perkembangan kegiatan Perseroan, memberikan pendapat dan saran kepada RUPS mengenai setiap masalah yang dianggap penting bagi kepengurusan Perseroan;

4. Melaporkan kepada pemegang

for a certain period in accordance with the Articles of Associations’ provision.

11. Approve the appointment and dimissal of Corporate Secretart and/or Head of Internal Control Unit;

12. Attend the Board of Directors’ meeting and provide overview on matters discussed;

13. Conduct other supervision authorities as long as not contrdictory with the rules and regulations, Articles of Associations and/or GMS decision.

b. The Board of Commissioners is obliged to:

1. Provide advice to the Board of Directors in conducting the Company’s management;

2. Provide opinion and approval on Company’s Annual Work Plan and Budget as well as other work plan prepared by the Board of Directors, in accordance with the Articles of Associations’ provision;

3. Follow the Company’s activities update, provide opinion and advice to GMS on every issue that matters for the Company’s management;

4. Report to shareholders of Series A

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 21

saham Seri A Dwiwarna apabila terjadi gejala menurunnya kinerja Perseroan;

5. Mengusulkan kepada RUPS penunjukan Akuntan Publik yang akan melakukan pemeriksaan atas buku perseroan.

6. Meneliti dan menelaah laporan berkala dan Laporan Tahunan yang disiapkan Direksi serta menandatangani Laporan Tahunan;

7. Memberikan penjelasan, pendapat dan saran kepada RUPS mengenai Laporan Tahunan, apabila diminta;

8. Membuat risalah rapat Dewan Komisaris dan menyimpan salinannya;

9. Melaporkan kepada Perseroan mengenai kepemilikan sahamnya dan/atau keluarganya pada Perseroan tersebut dan perseroan lain;

10. Memberikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun buku yang baru lampau kepada RUPS.

11. Memberikan penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan atau yang diminta penegang saham Seri A Dwiwarna dengan

Dwiwarna if there is any tendency on Company’s performance slowdown;

5. Propose to GMS on Public Accountant appointment who will conduct investigation on the Company’s book;

6. Review and examine periodic report and Annual Report prepared by the Board of Directors and sign the Annual Report;

7. Provide explanation, opinion and advice to GMS on Annual Report, if asked;

8. Prepare Board of Commissioners’ minutes of meeting and keep the copy;

9. Report to the Company on its share ownership and/or families to the Company and other Company;

10. Provide report on supervision tasks taken throughout the ended year to GMS;

11. Provide explanation on all matters asked or required by shareholders of Series A Dwiwarna by taking into account the rules and regulations in

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

22

memperhatikan peraturan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.

12. Melaksanakan kewajiban lainnya dalam rangka tugas pengawasan dan pemberian nasihat, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar ini dan/atau keputusan RUPS.

3. Dalam melaksanakan tugasnya mtersebut setiap anggota Dewan Komisaris harus:

a. Mematuhi Anggaran Dasar ini dan peraturan perundang-undangan serta prinsip profesionalme, efisiensi, transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban, serta kewajaran;

b. Beritikad baik, penuh kehati-hatian dan bertanggung-jawab dalam menjalankan tugas pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan.

4. Dalam kondisi tertentu, Dewan Komisaris wajib menyelenggarakan RUPS tahunan dan RUPS lainnya sesuai dengan kewenangannya sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan dan Anggaran Dasar ini.

5. a. Setiap anggota Dewan Komisaris

Capital Market;

12. Conduct other obligations in order to conduct supervision duties and advice providence, as long as not contradictory to rules and regulations, Articles of Associations and/or GMS decision.

3. In executing its duties, each member of the Board of Commissioners must:

a. Comply the Articles of Associations and regulations as well as principles of professionalism, efficiency, transparency, independency, accountability, responsibility and fairness;

b. Good intention, full of prudent and responsibility in executing supervision duties and advice providence to the Board of Directors for the sake of the Company and in accordance with the Company’s aims and objectives.

4. In certain condition, the Board of Commissioners must hold Annual GMS and other GMS in accordance with its authorities as stipulated in rules and regulations and Articles of Associations.

5. a. Each member of the Board

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 23

bertanggung jawab secara langsung renteng atas kerugian Perseroan yang disebabkan oleh kesalahan atau kelalaian anggota Dewan Komisaris dalm menjalankan tugasnya.

b. Anggota Dewan Komisaris tidak dapat dipertanggungjawabkan atas kerugian Perseroan sebagaimana dimaksud pada huruf a, apabila dapat membuktikan:

1) kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya;

2) telah melakukan pengawasan dengan itikad baik, penuh tanggung jawab, dan kehati-hatian untuk kepentingan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan;

3) tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung maupun tidak langsung atas tindakan pengawasan yang mengakibatkan kerugian; dan

4) telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau berlanjutnya kerugian tersebut.

B. KEWAJIBAN DEWAN KOMISARIS

Dalam melaksanakan tugasnya Dewan Komisaris berkewajiban untuk :

1. memberikan nasihat kepada Direksi dalam melaksanakan pengurusan Perseroan;

of Commissioners is directly responsible on the Company’s loss caused by the mistakes and negiglence of the Board of Commissioners’ members in executing its duties.

b. The Board of Commissioners’ members can not be responsible on the Company’s loss as stated in point a, if he/she can prove:

1) Such loss is not caused by his/her mistake or negligence;

2) Has conducted supervision with good intention, full responsibility, and prudent for the sake of and in accordance with aims and objectives of the Company;

3) Does not have conflict of interest both directly or indirectly on the supervision action that caused the loss; and

4) Has taken action to prevent the rise or continue of such loss.

B. BOARD OF COMMISIONERS’ OBLIGATIONS

In executing its duties, the Board of Commissioners is obliged to:

1. Provide advice to the Board of Director in executing the Company’s management;

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

24

2. meneliti, menelaah dan menandatangani serta memberikan persetujuan atau pengesahan terhadap Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan yang disiapkan Direksi, selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari kalender sebelum dimulainya tahun anggaran;

3. mengikuti perkembangan kegiatan Perseroan, memberikan pendapat dan saran kepada RUPS mengenai setiap masalah yang dianggap penting bagi kepengurusan Perseroan;

4. melaporkan dengan segera kepada RUPS apabila terjadi gejala menurunnya kinerja Perseroan yang menimbulkan dampak material sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

5. meneliti dan menelaah laporan berkala dan laporan tahunan yang disiapkan Direksi serta menandatangani laporan tahunan;

6. membuat risalah rapat Dewan Komisaris dan menyimpan salinannya;

7. melaporkan kepada Perseroan mengenai kepemilikan sahamnya dan/atau keluarganya pada Perseroan tersebut dan Perseroan lain;

8. memberikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan

2. Review, examine and sign as well as provide agreement or ratification on the Company’s Work Plan and Budget prepared by the Board of Directors, latest by 6- (sixty) calendar days before the budget year started;

3. Follw the Company’s activities update, provide advice and input to GMS on every issue that matters for the Company’s management;

4. Immediately report to GMS in the case that the Company performance shows a downtrend which will cause material impact;

5. Examine and review the periodic and annual reports arranged by the Board of Directors and sign the annual report;

6. Make minutes of meeting of the Board of Commissioners and maintain the copies;

7. Give report to the Company concerning their shares ownership and/or their family’s in such Company and other Company;

8. Give report concerning the supervision activity performed

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 25

selama tahun buku sebelumnya kepada RUPS;

9. melaksanakan kewajiban lainnya dalam rangka tugas pengawasan dan pemberian nasihat, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar, dan/atau keputusan RUPS.

C. WEWENANG DEWAN KOMISARIS

Dalam melaksanakan tugasnya Dewan Komisaris berwenang untuk :

1. melihat buku-buku, surat-surat, serta dokumen-dokumen lainnya, memeriksa kas untuk keperluan verifikasi dan lain-lain surat berharga dan memeriksa kekayaan Perseroan;

2. memasuki pekarangan, gedung, dan kantor yang dipergunakan oleh Perseroan;

3. meminta penjelasan dari Direksi dan/atau pejabat lainnya mengenai segala persoalan yang menyangkut pengelolaan Perseroan;

4. mengetahui segala kebijakan dan tindakan yang telah dan akan dijalankan oleh Direksi;

5. meminta Direksi dan/atau pejabat lainnya di bawah Direksi dengan sepengetahuan Direksi untuk

during the previous book year to GMS;

9. Perform other duties related to the supervision and advice granting activities as long as they do not collide with the applicable laws and regulations, the Articles of Association, and/or GMS resolutions.

C. BOARD OF COMMISSIONERS’ AUTHORITIES

In executing its duties, the Board of Commissioners is authorized to:

1. Examine the books, letters, and other documents, to check the cash for verification and other commercial papers and to examine the Company’s assets;

2. Enter the premises, buildings and offices used by the Company;

3. Ask for clarifications from the Board of Directors and/or other officers concerning all matters related to the management of the Company;

4. Ackowledge all policies and actions that have been taken and to be taken by the Board of Directors;

5. Ask the Board of Directors and/or other officials under the Board of Directors at the Board of Directors’ knowledge

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

26

menghadiri rapat Dewan Komisaris;

6. mengangkat sekretaris Dewan Komisaris, jika dianggap perlu;

7. memberhentikan sementara anggota Direksi sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar ini;

8. membentuk Komite-komite lain selain Komite Audit, jika dianggap perlu dengan memperhatikan kemampuan Perseroan;

9. menggunakan tenaga ahli untuk hal tertentu dan dalam jangka waktu tertentu atas beban Perseroan, jika dianggap perlu;

10. melakukan tindakan pengurusan Perseroan dalam keadaan tertentu untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar ini;

11. menghadiri rapat Direksi dan memberikan pandangan-pandangan terhadap hal-hal yang dibicarakan;

12. melaksanakan kewenangan pengawasan lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar, dan/atau keputusan RUPS.

to attend a Board of Commissioners’ meeting;

6. Appoint and terminate the Board of Commissioners’ Secretary, if deemed necessary;

7. Suspend a Member of the Board of Directors in accordance with the provision of the Articles of Association;

8. Establish other committees other than audit committee, if deemed necessary, taking into account the Company’s capability;

9. Utilize expert staff for a certain task and for a certain period at the Company’s expense, if deemed necessary;

10. Manage the Company during certain condition for a certain period in accordance with the Articles of Association;

11. Attend the Board of Directors’ meeting and give opinions on matters being discussed;

12. Carry out other supervisory authority as long as not in contravention with the laws and regulations, Articles of Association and/or resolutions of RUPS.

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 27

D. HAK DEWAN KOMISARIS

Dalam melaksanakan tugas kewenangan dan kewajibannya Dewan Komisaris berhak untuk:

1. Menerima honorarium dan tunjangan/fasilitas termasuk santunan purna jabatan yang jenis dan jumlahnya ditetapkan oleh RUPS dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

2. Melakukan pembagian kerja di antara para anggota Dewan Komisaris yang diatur oleh mereka sendiri, dan untuk kelancaran tugasnya Dewan Komisaris dapat dibantu oleh Sekretaris Dewan Komisaris yang diangkat oleh Dewan Komisaris atas beban Perseroan. Untuk kelancaran tugasnya Dewan Komisaris dapat dibantu oleh seorang Sekretaris dan Komite-komite yang dianggap perlu, baik bersifat sementara maupun permanen, yang diangkat oleh Dewan Komisaris berdasarkan kebutuhan atas beban Perseroan;

3. Seorang anggota Dewan Komisaris berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan kewajiban memberitahukan secara tertulis mengenai maksudnya tersebut kepada Perseroan dengan tembusan kepada Dewan

D. BOARD OF COMMISSIONERS’ RIGHTS

In executing its duties, authorities, and responsibilities the Board of Commissioners has rights to:

1. Shall be provided with honorariums and allowances as well as facilities including post-service benefits which type and amount shall be determined by RUPS taking into account the provisions in the applicable laws and regulations;

2. Create working relationship among the members of the Board of Commissioners that is set by themselves, and to assist with the smooth performance of its duties, the Board of Comissioners shall be entitled to support from the Secretary of the Board of Commissioners at the Company’s expense. To assist with the smooth performance of its duties, the Board of Commissioners shall be entitled to support from a Secretary and Committees if deemed necessary, both temporary and permanent, that are appointed by the Board of Commissioners in accordance with the needs at the Company’s expense;

3. A member of the Board of Commissioners has the rights to resign from his position with the obligation to give written statement concerning the issue to the Company and the Board of Commisisoners, Directors and Shareholders who

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

28

Komisaris, Direksi dan Pemegang Saham yang mengusulkan pengangkatan anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan;

a. Perseroan wajib menyelenggarakan RUPS untuk memutuskan permohonan pengunduran diri anggota Dewan Komisaris dalam jangka waktu paling lambat 60 (enam puluh) hari kalender setelah diterimanya surat pengunduran diri;

b. Dalam hal Perseroan tidak menyelenggarakan RUPS dalam waktu 60 (enam puluh) hari kalender setelah diterimanya surat pengunduran diri, maka pengunduran diri dari anggota Dewan Komisaris tersebut menjadi sah tanpa memerlukan persetujuan RUPS, kecuali pengunduran diri tersebut menyebabkan jumlah anggota Dewan Komisaris kurang dari 2 (dua) orang;

c. kepada anggota Dewan Komisaris yang mengundurkan diri sebagaimana tersebut tetap dapat dimintakan p e r t a n g g u n g j a w a b a n n y a sejak pengangkatan yang bersangkutan sampai dengan tanggal pengunduran dirinya menjadi efektif;

d. Membebankan kepada Perseroan biaya yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan tugas kewenangan dan kewajiban Dewan Komisaris dan secara jelas biaya tersebut

nominate the appointment of the concerned members of the Board of Commissioners:

a. The Company shall organize RUPS to determine the request of resignation of the members of the Board of Commissioners no later than 60 (sixty) calendar days after the receival of resignation letter;

b. In the event that the Company does not organize RUPS within 60 (sixty) calendar days after the receival of the resignation letter, then the resignation from the members of the Board of Commissioners is valid without the approval of RUPS, unless the resignation caused the number of members of the Board of Commissioners is less than 2 (two) people;

c. To the members of the Board of Commissioners who resign as mentioned, still can be asked the responsibilities since the appointment of the member until the date of his resignation becomes effective;

d. Transfer the expenses needed to the Company in relation with the implementation of duties, authorities, and responsibilities of the Board of Commissioners and such expenses is clearly stated in the Company’s Work Plan and

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 29

dimuat dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan;

e. Memperoleh akses atas informasi Perusahaan secara tepat waktu dan lengkap.

E. KRITERIA ANGGOTA DEWAN KOMISARIS

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk menyadari sepenuhnya bahwa Pemegang Saham melalui RUPS memiliki kewenangan penuh untuk mengangkat Dewan Komisaris. Namun demikian, untuk menjamin Dewan maupun anggota Dewan Komisaris yang memiliki kinerja sesuai harapan Pemegang Saham dan kebutuhan Perseroan maka Perseroan perlu menetapkan kebijakan tentang kriteria anggota Dewan Komisaris yang sesuai kebutuhan.

Kriteria Dewan Komisaris Perseroan diantaranya meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Dewan Komisaris terdiri atas 2 (dua) orang anggota atau lebih yang jumlahnya ditetapkan oleh RUPS sesuai dengan kebutuhan.

2. Perseroan wajib memiliki Komisaris Independen sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.

3. Dewan Komisaris yang terdiri atas lebih dari 1 (satu) orang anggota

Budget;

e. To gain access of the Company’s information in time and complete.

E. BOARD OF COMMISSIONERS’ CRITERIA

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk fully awares that Shareholders through RUPS have full authorities to appoint the Board of Commissioners. But, to ensure that the Board or the member of the Board of Commissioners have performances as expected by the Shareholders and the Company’s needs, therefore the Company needs to determine policy concerning the criteria of the members of the Board of Commissioners as needed.

Criteria of the Company’s Board of Commissioners are as follows:

1. The Board of Commissioners shall be at least 2 (two) members or more in which the number is determined by RUPS and to be adjusted with the needs.

2. The Company shall has Independent Commissioners in accordance with the prevailing laws and regulation in Capital Market.

3. The Board of Commissioner that consists of more than 1 (one) member

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

30

merupakan majelis dan setiap anggota Dewan Komisaris tidak dapat bertindak sendiri-sendiri, melainkan berdasarkan keputusan Dewan Komisaris.

4. Dalam hal Dewan Komisaris terdiri lebih dari 1 (satu) orang anggota maka salah seorang anggota Dewan Komisaris diangkat sebagai Komisaris Utama.

5. Yang dapat diangkat sebagai anggota Dewan Komisaris adalah orang perseorangan yang cakap melakukan perbuatan hukum, kecuali dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatannya pernah :

a. dinyatakan pailit;

b. menjadi anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris atau anggota Dewan Pengawas yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu Perseroan atau Perum dinyatakan pailit; atau

c. dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara dan/atau BUMN dan/atau yang berkaitan dengan sektor keuangan.

6. Selain memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud pada butir 4 di atas, pengangkatan anggota Dewan Komisaris dilakukan dengan mempertimbangkan integritas, dedikasi, pemahaman mengenai masalah-masalah

is a board and each member of the Board of Commissioners shall not act by itself, but in accordance with the resolutions of the Board of Commissioners.

4. In the event the Board of Commissioners comprises of more than 1 (one) member, one of members of the Board of Commissioners may be appointed as the President Commissioner.

5. Those who are eligible to be appointed as members of the Board of Commissioners are individuals who are able to conduct legal actions, except that within 5 (five) years prior to their appointments:

a. Were declared bankrupt;

b. Became members of the Board of Commissioners who were declared guilty of causing the Company to be declared bankrupt; or

c. Were punished for committing a criminal act which inflicted a loss to the state’s finance and/or SOEs and/or related to the financial sector

6. In addition to the criteria above-mentioned in the point 4, the apointment of the members of the Board of Commissioners is conducted by taking into account the integrity, dedication, understand the company’s management issues related to one

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 31

manajemen perusahaan yang berkaitan dengan salah satu fungsi manajemen, memiliki pengetahuan yang memadai di bidang usaha Perseroan, dan dapat menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugasnya serta persyaratan lain berdasarkan peraturan perundang-undangan.

7. Pengangkatan anggota Dewan Komisaris, yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada butir 4 dan 5 di atas, batal karena hukum sejak saat anggota Dewan Komisaris lainnya atau Direksi mengetahui tidak terpenuhinya persyaratan tersebut.

8. Khusus untuk Anggota Komisaris Independen memiliki kriteria tambahan sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-01/MBU.2011 tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

9. Pengangkatan anggota Dewan Komisaris tidak bersamaan waktunya dengan pengangkatan anggota Direksi.

10. Para anggota Dewan Komisaris diangkat dan diberhentikan oleh RUPS dari calon yang diusulkan oleh Pemegang Saham Seri A Dwiwarna setelah melalui proses pencalonan sesuai dengan

of the management functions, have sufficient knowledge of the Company’s business, and dedicate adequate time to carry out their duties and responsibilities in accordance with the prevailing laws and regulations.

7. The appointment of the members of the Board of Commissioners, that does not fulfill the requirements as mentioned in the point 4 and 5, is invalid because of law since the other members of the Board of Commissioners or Directors aware the unfulfillment of such requirements.

8. Especially for the member of the Independent Commissioner has additional criteria as mentioned in the Decree of Minister of State Owned Enterprises Number Kep-117/MMBU/2002 concerning the Implementation of Good Corporate Governance Practices in the State Owned Enterprises (SOEs).

9. The appointment of members of the Board of Commissioners is not at the same time with the appointment of members of the Board of Directors.

10. The members of the Board of Commissioners are appointed and dismissed by RUPS from the candidates proposed by the Shareholders of Dwiwarna Series A after the nomination process in

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

32

peraturan perundang-undangan yang berlaku dan pencalonan tersebut mengikat bagi RUPS.

11. Antara para anggota Dewan Komisaris dan antara anggota Dewan Komisaris dengan anggota Direksi dilarang memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat ke tiga, baik menurut garis lurus maupun garis ke samping, termasuk hubungan yang timbul karena perkawinan. Dalam hal terjadi keadaan sebagaimana dimaksud di atas, maka RUPS berwenang memberhentikan salah seorang di antara mereka.

12. Anggota Dewan Komisaris dilarang memangku jabatan rangkap sebagai :

a. anggota Direksi pada Badan Usaha Milik Negara lain, Badan Usaha Milik Daerah, Badan Usaha Milik Swasta;

b. jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan p e r u n d a n g - u n d a n g a n , pengurus partai politik dan/atau calon/anggota legislatif; dan/atau

c. jabatan lain yang dapat menimbulkan benturan kepentingan.

F. MASA JABATAN DEWAN KOMISARIS

1. Masa jabatan anggota Dewan

accordance with the prevailing rules and regulations and the nomination is tied to RUPS.

11. Among the members of the Board of Commissioners and between the members of the Board of Commissioners with the members of the Board of Directors shall not have blood relations until the third generation, both vertically and horizontally or related by marriage. In the case that such situation occurred, then RUPS is authorized to dismiss one of them.

12. The members of the Board of Commissioners shall not have other positions as:

a. Members of the Board of Directors in another State-Owned Enterprise, Region-Owned Enterprise, Private-Owned Enterprise;

b. Other positions in accordance with the prevailing laws and regulations, member of management of any political party and/or candidate legislative member and/or legislative member;

c. Other positions that might potentially create a conflict of interest.

F. BOARD OF COMMISSIONERS’ TERM OF OFFICE

1. The term of office of the members of

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 33

Komisaris adalah untuk jangka waktu terhitung sejak tanggal yang ditetapkan oleh RUPS yang mengangkatnya dan berakhir pada penutupan RUPS Tahunan ke-5 (ke lima) setelah tanggal pengangkatannya, namun demikian dengan tidak mengurangi hak RUPS tersebut untuk memberhentikan anggota Dewan Komisaris tersebut sewaktu-waktu sebelum masa jabatannya berakhir jika para anggota Dewan Komisaris tersebut memenuhi salah satu atau lebih alasan namun tidak terbatas pada:

a. tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik;

b. tidak melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan dan/atau ketentuan Anggaran Dasar;

c. terlibat dalam tindakan yang merugikan Perseroan dan/atau Negara;

d. dinyatakan bersalah dengan putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap; atau

e. mengundurkan diri.

Setelah masa jabatan berakhir anggota Dewan Komisaris tersebut dapat diangkat kembali oleh RUPS untuk 1 (satu) kali masa jabatan.

2. Di samping alasan pemberhentian

the Board of Commissioners is for the period of time since the date of appointment determined by RUPS and end in the closing of the 5th (fifth) RUPS after the appointment date, but without losing the rights of RUPS to dismiss the members of the Board of Commissioners at any time before the term of office ends if the members of the Board of Commissioners can not fulfill one of or more reasons but not limited to:

a. Is unable to carry out his duties properly;

b. Fails to comply with the provision of laws and regualtions and/or Articles of Association;

c. Is involved in an act which damages the Company and/or the state;

d. Is declared guilty by a court ruling having permanent legal force; or

e. Resigns.

After the end of term of office, the members of the Board of Commissioners may be re-appointed by RUPS for 1 (one) more term.

2. In addition to the reason of dismissal

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

34

anggota Dewan Komisaris sebagaimana dimaksud pada butir 1 di atas, anggota Dewan Komisaris dapat diberhentikan oleh RUPS berdasarkan alasan lainnya yang dinilai tepat oleh RUPS demi kepentingan dan tujuan Perseroan.

3. Keputusan pemberhentian karena alasan sebagaimana dimaksud pada butir 1 a, b, dan c di atas, diambil setelah yang bersangkutan diberi kesempatan membela diri. Pemberhentian karena alasan sebagaimana dimaksud pada butir 1 huruf c dan d di atas merupakan pemberhentian dengan tidak hormat.

4. Apabila oleh suatu sebab jabatan anggota Dewan Komisaris lowong atau Perseroan tidak mempunyai seorangpun anggota Dewan Komisaris, maka RUPS harus diselenggarakan dalam waktu paling lambat 60 (enam puluh) hari kalender setelah terjadi lowongan, untuk mengisi lowongan tersebut;

5. Jabatan anggota Dewan Komisaris berakhir apabila :

a. Pengunduran dirinya efektif sebagaimana memenuhi ketentuan Anggaran Dasar;

b. meninggal dunia;

c. masa jabatannya berakhir;

d. diberhentikan berdasarkan RUPS; dan/atau

of the Board of Commissioners’ members as above-mentioned in point 1, the member of the Board of Commissioners is able to dismissed by RUPS based on another reasons that are deemed accurate by RUPS for the interest and objectives of the Company.

3. Dismissal reasons as above-mentioned in point 1 a, b, and c, shall be taken after the member concerned is given to state a defense. Dismissal because of reasons as above mentioned in poin 1 c and d is a dishonorable-discharge.

4. In the event a reason of a vacant position of the Board of Commissioners’ members or the Company does not have any member of the Board of Commissioners, RUPS shall be held no later than 60 (sixty) calendar days after the vacancy, to fill in the vacant position;

5. The position of a member of the Board of Commissioners shall end if he/she:

a. His/her resign is effective in accordance with the provisions of the Articles of Association;

b. Passes away;

c. His/her term of office has ended;

d. Is terminated based on decision of a General Meeting of Shareholders;

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 35

e. tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai anggota Dewan Komisaris berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

6. Dalam hal anggota Dewan Komisaris mengundurkan diri sehingga mengakibatkan jumlah anggota Dewan Komisaris menjadi kurang dari 2 (dua) orang, maka pengunduran diri tersebut sah apabila telah ditetapkan oleh RUPS dan telah diangkat anggota Dewan Komisaris yang baru sehingga Perseroan memenuhi persyaratan minimal jumlah anggota Dewan Komisaris.

7. Bagi anggota Dewan Komisaris yang berhenti sebelum maupun setelah masa jabatannya berakhir kecuali berhenti karena meninggal dunia, maka yang bersangkutan tetap bertanggung jawab atas tindakan-tindakannya yang belum diterima pertanggungjawabannya oleh RUPS.

G. PROGRAM PENGENALAN DEWAN KOMISARIS

Dalam rangka menjalankan fungsi dan tugas dengan efektif, maka anggota Dewan Komisaris harus mengenal dan memahami dengan baik profil perusahaan termasuk karakteristik dan

and/or

e. No longer meets the requirements as a member of the Board of Commissioners based on the prevailing laws and regulations.

6. In the event that the member of the Board of Commissioners resigns that causes the total number of members of the Board of Commissioners is less than 2 (two) people, therefore the resignation is valid after determined by RUPS and a new member of the Board of Commissioners has been appointed, so that the Company fulfills the minimum requirement of total number of members of the Board of Commissioners.

7. In the event that the concerned resigned member of the Board of Commissioners before or after the term of office is over unless because of passes away, therefore the concerned person shall be responsible of the actions taken that have not been accepted the accountability by RUPS.

G. BOARD OF COMMISSIONERS’ ORIENTATION PROGRAM

To make the Board of Commissioners can work harmoniously with the other Company’s organs, therefore for the new appointed member of the Board of Commissioners shall be given Orientation Program. The

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

36

proses bisnis Perseroan. Selain itu, agar Dewan Komisaris dapat bekerja selaras dengan organ Perseroan yang lain, maka bagi Anggota Dewan Komisaris yang baru diangkat akan diberikan Program Pengenalan. Program pengenalan yang diberikan dapat berupa presentasi, pertemuan, kunjungan ke fasilitas Perseroan, kunjungan ke Kantor Wilayah dan Kantor Cabang atau program lainnya. Tanggung jawab pengadaan program pengenalan ini berada pada Komisaris Utama atau jika Komisaris Utama berhalangan, maka tanggung jawab pelaksanaan program pengenalan berada pada Direktur Utama.

Program pengenalan yang diberikan kepada anggota Dewan Komisaris, antara lain akan meliputi hal-hal sebagai berikut :

1. Prinsip-prinsip dan implementasi good corporate governance;

2. Gambaran Perusahaan berkaitan dengan tujuan, sifat, lingkup kegiatan, kinerja keuangan dan operasi, strategi, rencana usaha jangka pendek dan jangka panjang, posisi kompetitif, risiko dan masalah-masalah strategis lainnya;

3. Keterangan berkaitan dengan kewenangan yang didelegasikan, audit internal dan eksternal, sistem dan kebijakan pengendalian internal serta komite audit;

orientation program given is in the form of presentation, meeting, visit to Company’s facilities, visit to Region and Branch Office or other programs. President Commissioner is responsible for this orientation program and in the event that President Commissioner is not present, then President Director is responsible for the implementation of the orientation program.

The orientation program given to the members of the Board of Commissioners, shall cover:

1. The implementation of the principles of Good Corporate Governance;

2. The picture of the Company with regards to the purpose, nature, scope of activities, financial and operational performance, strategies, short-term and long-term business plans, risks, internal control and other strategic issues;

3. Explanation regarding delegation of authority, internal and external audits, system and policy of internal control and audit committee;

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 37

4. Keterangan mengenai tugas dan tanggung jawab Komisaris dan Direksi;

5. Berbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku serta Kebijakan Perusahaan.

Perusahaan akan mengadakan program pengembangan diri bagi anggota Dewan Komisaris dengan agenda dan materi sesuai kebutuhan Komisaris dan kebutuhan Perusahaan.

H. KOMISARIS INDEPENDEN

Perusahaan menyadari pentingnya keberadaan Anggota Dewan Komisaris yang independen. Untuk mempersiapkan keberadaan Anggota Komisaris Independen, maka sejalan dengan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-01/MBU.2011 tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Perusahaan mendefinisikan Anggota Komisaris Independen sebagai berikut :

1. Tidak menjabat sebagai Direksi di perusahaan yang terafiliasi dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

2. Tidak bekerja pada Pemerintah termasuk departemen, lembaga dan kemiliteran dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.

4. Description of duties and responsibilities of the Board of Commissioners and Directors;

5. Several laws and regulations in force and the Company’s Policy.

The Company will organize self development program for members of the Board of Commissioners with agenda and contents adjusted with needs of the Commissioners and the Company’s needs.

H. INDEPENDENT COMMISSIONER

The Company is fully aware of the importance of independent members of the Board of Commissioners. Therefore to prepare the position of Independent Commissioner’s member, the Company defines the member of Independent Commissioner in accordance with the Decree of Minister of State-Owned Enterprises Number Kep117/M-MBU/202 concerning the implementation of Good Corporate Governance in State-Owned Enterprises, as follows:

1. Is not holding the position as the Board of Directors in an affiliated company with PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

2. Is not working for the Government including department, institution and military during the last three years.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

38

3. Tidak bekerja di PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau afiliasinya dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.

4. Tidak mempunyai keterkaitan finansial, baik langsung maupun tidak langsung dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau perusahaan yang menyediakan jasa dan produk kepada PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dan afiliasinya.

5. Bebas dari kepentingan dan aktivitas bisnis atau hubungan lain yang dapat menghalangi atau mengganggu kemampuan Anggota Komisaris Independen yang berasal dari kalangan di luar Perusahaan untuk bertindak atau berpikir secara bebas di lingkup PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan khususnya yang berlaku di bidang pasar modal yaitu Peraturan Bapepam-LK No. IX.I.5 serta peraturan No. I-A Bursa Efek Indonesia (cek), Komposisi jumlah Komisaris Independen sekurang-kurangnya 30% (tiga puluh perseratus) dari jumlah keseluruhan anggota Dewan Komisaris.

I. ETIKA JABATAN DEWAN KOMISARIS

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya maka Dewan Komisaris berpegang pada prinsip-prinsip berikut

3. Is not working in PT Wijaya Karya (Persero) Tbk or its affiliated companies during the last three years.

4. Has no financial relationship, either directly or indirectly with PT Wijaya Karya (Persero) Tbk or other companies which provide services and products to PT Wijaya Karya (Persero) Tbk and its affiliated companies.

5. Is free from any conflict of interest and business activities or other relationship that might hinder or hamper his position as a member of the Board of Commissioners to act or think freely in PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Fulfilling the provisions determined by the rules and regulations especially in the capital market which is Bapepam-LK No. IX.I.5 and also regulations of Indonesia Stock Exchange No. I-A, concerning the composition of number of Independent Commissioner that shall at least 30% (thirty percent) from the total members of the Board of Commissioners.

I. BOARD OF COMMISSIONERS’ POSITON ETHICS

In executing its duties and function, the Board of Commissioners holds principles as follows:

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 39

ini :

1. Anggota Dewan Komisaris harus mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku, Anggaran Dasar Perusahaan, dan Panduan Good Corporate Governance, Code of Conduct serta kebijakan Perusahaan yang telah ditetapkan.

2. Anggota Dewan Komisaris tidak boleh merangkap jabatan sebagai anggota Direksi pada BUMN, BUMD, Perusahaan Swasta dan jabatan lain yang dapat menimbulkan benturan kepentingan, dan/atau jabatan lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

3. Anggota Dewan Komisaris dilarang mengambil keuntungan pribadi dari kegiatan Perseroan selain gaji dan tunjangan serta fasilitas sebagai Anggota Dewan Komisaris yang ditentukan RUPS.

4. Anggota Dewan Komisaris dilarang untuk memberikan atau menawarkan, atau menerima baik langsung ataupun tidak langsung sesuatu yang berharga secara ekonomis kepada klien atau rekanan perusahaan maupun pejabat Pemerintah untuk mempengaruhi atau sebagai imbalan atas apa yang telah dilakukannya dan tindakan

1. Every member of the Board of Commissioners shall be required to comply with the prevailing laws and regulations, Articles of Association, and Codes of Good Corporate Governance, Code of Conduct as well as other Company policies.

2. Every member of the Board of Commissioners shall not hold any positions as the members of the Board of Directors in State-Owned Enterprises, Region-Owned Enterprises, Private Companies and other positions that might create conflict of interest, and/or other positions in accordance with the prevailing laws and regulations.

3. Every member of the Board of Commissioners shall not take personal advantage of the Company’s activities, other than the salary and facilities as the members of the Board of Commissioners as determined by RUPS.

4. Every member of the Board of Commissioners shall not be permitted to give or offer, or receive ether directly or indirectly, anything of value to customers or government officials in order to influence them or as gratifications for what they have done and other actions in accordance with the prevailing laws and regulations.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

40

lainnya dengan maksud yang sama sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

5. Anggota Dewan Komisaris menjauhi tindakan-tindakan yang dapat merusak hubungan kerja di antara Komisaris dengan Direksi.

6. Anggota Dewan Komisaris harus mampu menjadikan dirinya sebagai teladan yang baik bagi Direksi dan karyawan Perusahaan.

7. Anggota Dewan Komisaris wajib menjaga kerahasiaan informasi Perusahaan.

8. Informasi rahasia yang diperoleh sewaktu menjabat sebagai anggota Dewan Komisaris harus tetap dirahasiakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

J. RAPAT DEWAN KOMISARIS

1. Segala keputusan Dewan Komisaris diambil dalam rapat Dewan Komisaris.

2. Dewan Komisaris dapat mengadakan rapat sewaktu-waktu atas permintaan 1 (satu) atau beberapa anggota Dewan Komisaris, permintaan Direksi, atau atas permintaan tertulis dari 1 (satu)

5. Every member of the Board of Commissioners shall avoid any activities that can affect the working relationship between the Board of Commissioners and Directors.

6. Every member of the Board of Commissioners shall make himself as a good role model for the Board of Directors and all Company’s employees.

7. Every member of the Board of Commissioners shall maintain the confidentiality of the Company’s confidential information.

8. Confidential information entrusted during the term of office as members of the Board of Commissioner shall be maintained confidential in accordance with the prevailing laws and regulations.

J. BOARD OF COMMISSIONERS’ MEETING

1. All resolutions of the Board of Commissioners shall be adopted in the Board of Commissioners’ meeting.

2. The Board of Commissioners may hold a meeting at any time at the request of 1 (one) or more members of the Board of Commissioners, request of the Board of Directors, or at a written request of 1 (one) or several

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 41

atau beberapa Pemegang Saham yang mewakili sekurang-kurangnya 1/10 (satu persepuluh) dari jumlah saham dengan hak suara, dengan menyebutkan hal-hal yang akan dibicarakan.

3. Keputusan dapat pula diambil di luar rapat Dewan Komisaris sepanjang seluruh anggota Dewan Komisaris setuju tentang cara dan materi yang diputuskan.

4. Dalam setiap rapat Dewan Komisaris harus dibuat risalah rapat yang berisi hal-hal yang dibicarakan (termasuk pernyataan ketidaksetujuan/dissenting opinion anggota Dewan Komisaris, jika ada) dan hal-hal yang diputuskan.

5. Risalah rapat sebagaimana dimaksud pada butir 4 di atas ditandatangani oleh Ketua rapat dan seluruh anggota Dewan Komisaris yang hadir dalam rapat dilengkapi dengan daftar hadir yang ditandatangani oleh Ketua rapat dan seluruh anggota Dewan Komisaris yang hadir. Anggota Dewan Komisaris yang tidak hadir diwajibkan memberikan pendapat berupa persetujuan atau ketidaksetujuan terhadap keputusan rapat tersebut.

6. Asli Risalah Rapat Dewan Komisaris disampaikan kepada Direksi untuk disimpan dan dipelihara, sedangkan

Shareholders who represent at least 1/10 (one tenth) of the number of shares with voting rights, by mentioning the agenda to be discussed.

3. The resolutions of meeting may also be adopted outside a Board of Commissioners’ meeting as long as all members of the Board of Commissioners approve the method and materials being decided.

4. At every meeting of the Board of Commissioners, minutes of meeting shall be prepared which contain matters discussed (including dissenting opinions from the members of the Board of Commissioners, if any) and matters resolved.

5. The minutes of meeting as above-mentioned in point 4 shall be signed by the chairman of meeting and all members of the Board of Commissioners present at the meeting complete with the attendance signed by the chairman of meeting and all members of the Board of Commissioner present at the meeting. Members of the Board of Commissioner who are not present at the meeting shall provide statement of approval or objection against the resolutions of the meeting.

6. The original copy minutes of meeting of the Board of Commissioners shall be submitted to the Board of Directors

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

42

Dewan Komisaris menyimpan salinannya.

7. Rapat Dewan Komisaris dianggap sah apabila diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau di tempat kegiatan usaha Perseroan.

8. Dewan Komisaris mengadakan rapat paling sedikit setiap bulan sekali, dalam rapat tersebut Dewan Komisaris dapat mengundang Direksi.

9. Panggilan Rapat Dewan Komisaris disampaikan secara tertulis oleh Komisaris Utama atau oleh anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Komisaris Utama dan disampaikan dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) hari kerja sebelum rapat diadakan atau dalam waktu yang lebih singkat jika dalam keadaan mendesak, dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat.

10. Panggilan rapat sebagaimana dimaksud pada butir 9 di atas harus mencantumkan agenda rapat, tanggal, waktu dan tempat rapat.

11. Panggilan rapat tersebut tidak diperlukan apabila semua anggota Dewan Komisaris hadir dalam rapat.

12. Rapat Dewan Komisaris adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila dihadiri atau

to be kept and maintained, and a copy shall be kept by the Board of Commissioners.

7. The Board of Commissioners’ meeting shall be considered valid if held in the Company’s place of domicile or at the main business place of the Company.

8. The Board of Commissioners shall hold a meeting at least once a month and in that meeting the Board of Commissioners may invite the Board of Directors.

9. Summons to the Board of Commissioners’ meeting shall be served in writing by the President Commissioner or by a member of the Board of Commissioners appointed by the President Commissioner and shall be delivered within 3 (three) days prior to the meeting or a shorter period if in urgent condition, excluding the date of summons and date of meeting.

10. The summons to the meeting as above-mentioned in point 9 shall include the agenda, date, time and venue of the meeting.

11. Such summons to the meeting shall not be required if all members of the Board of Commissioners are present in the meeting.

12. The Board of Commissioners’ meeting shall be valid and entitled to adopt binding resolutions if attended or

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 43

diwakili oleh lebih dari 1/2 (satu per dua) jumlah anggota Dewan Komisaris.

13. Dalam hal penambahan agenda rapat, Rapat Dewan Komisaris tidak berhak mengambil keputusan kecuali semua anggota Dewan Komisaris atau wakilnya yang sah, hadir dan menyetujui penambahan agenda rapat tersebut;

14. Seorang anggota Dewan Komisaris dapat diwakili dalam rapat hanya oleh anggota Dewan Komisaris lainnya berdasarkan kuasa tertulis yang diberikan khusus untuk keperluan itu.

15. Semua rapat Dewan Komisaris dipimpin oleh Komisaris Utama.

16. Dalam hal Komisaris Utama tidak hadir atau berhalangan, Rapat Dewan Komisaris dipimpin oleh seorang anggota Dewan Komisaris lainnya yang ditunjuk oleh Komisaris Utama.

17. Dalam hal Komisaris Utama tidak melakukan penunjukan, maka anggota Dewan Komisaris yang paling lama menjabat sebagai anggota Dewan Komisaris bertindak sebagai pimpinan Rapat Dewan Komisaris.

18. Dalam hal anggota Dewan Komisaris yang paling lama

represented by more than ½ (a half) of the total members of the Board of Commissioners.

13. In the miscellaneous agenda, the Board of Commissioners’ meeting shall have no right to adopt any resolutions unless all members of the Board of Commissioners or their formal representatives are present and agree to the additional meeting agenda.

14. A member of the Board of Commissioners may only be represented by another member of the Board of Commissioners, by granting a power of attorney with sufficient duty stamp specially made for such purpose.

15. All meetings of the Board of Commissioners shall be chaired by the President Commissioners.

16. In the event the President Commissioner is unable to attend, the meeting shall be chaired by another member of the Board of Commissioners appointed by the President Commissioner.

17. In the event the President Commissioner does not make any appointment, the member with the longest services as a Commissioner shall act as chairman of the Board of Commissioners’ meeting.

18. In the event there are more than one longest-serving members of the Board

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

44

menjabat sebagai anggota Dewan Komisaris lebih dari satu orang, maka anggota Dewan Komisaris, sebagaimana dimaksud pada butir 17 di atas, yang tertua dalam usia bertindak sebagai pimpinan rapat.

19. Semua keputusan dalam Rapat Dewan Komisaris diambil dengan musyawarah untuk mufakat.

20. Apabila melalui musyawarah tidak tercapai mufakat, maka keputusan rapat Dewan Komisaris diambil dengan suara terbanyak.

• Apabila jumlah suara yang setuju dan tidak setuju sama banyaknya, jika mengenai diri orang akan dilakukan pemungutan suara kembali secara tertutup sampai mencapai suara terbanyak sedangkan mengenai hal-hal lain, maka akan dilakukan pemungutan suara kembali sampai dengan mencapai suara terbanyak.

21. Setiap anggota Dewan Komisaris berhak untuk mengeluarkan 1 (satu) suara ditambah 1 (satu) suara untuk anggota Dewan Komisaris yang diwakilinya.

22. Dalam hal usulan lebih dari dua alternatif dan hasil pemungutan suara belum mendapatkan satu alternatif dengan suara lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah

of Commissioners, the member of the Board of Commissioners, as above-mentioned in point 17, the oldest (in age) member shall act as the chairman of the meeting.

19. All resolutions in the Board of Commissioners’ meeting shall be adopted amicably for deliberation.

20. If no agreement is reached amicably, resolutions of the Board of Commissioners’ meeting shall be adopted by majority votes.

• - In the event of a tie vote, with regard to an individual, decision of the meeting shall be made through a closed voting until obtain the majority votes, meanwhile with regard to other matters, then the decision of the meeting shall be made through revoting until obtain the majority votes.

21. Each member of the Board of Commissioners shall be entitled to cast 1 (one) vote plus 1 (one) other vote for a member of the Board of Commissioners he represents.

22. In the event there are more than two alternatives proposed and the results of voting have not obtained any one alternative with votes of more than ½ (a half) portion of the total votes cast,

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 45

suara yang dikeluarkan, maka dilakukan pemilihan ulang terhadap dua usulan yang memperoleh suara terbanyak sehingga salah satu usulan memperoleh suara lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan.

23. Suara blanko (abstain) dianggap menyetujui usul yang diajukan dalam rapat. Suara yang tidak sah dianggap tidak ada dan tidak dihitung dalam menentukan jumlah suara yang dikeluarkan dalam rapat.

24. Rapat Dewan Komisaris dihadiri oleh Sekretaris Dewan Komisaris atau pejabat lain yang ditunjuk oleh Komisaris Utama sebagai Notulis, kecuali untuk rapat-rapat khusus yang hanya boleh dihadiri oleh anggota Dewan Komisaris. Sekretaris Dewan Komisaris atau pejabat yang ditunjuk tersebut bertugas untuk membuat, memperbaiki, mengadministrasikan serta mendistribusikan Risalah Rapat. Dalam hal rapat yang bersifat khusus yang tidak dihadiri oleh Sekretaris Dewan Komisaris, maka pembuatan, perbaikan, pengadministrasian serta pendistribusian Risalah Rapat dilakukan oleh salah seorang anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk.

25. Risalah ini merupakan bukti yang sah untuk para anggota Dewan

then the second voting may be held on the two alternatives which receive the majority votes so that one proposed alternatives receives more than ½ (a half) portion of the total votes cast.

23. Blank votes shall be deemed to agree with the proposal brought up in the meeting. Invalid votes shall be adopted null and uncounted in determining the total votes cast in the meeting.

24. The Board of Commissioners’ meeting shall be attended by the Secretary of the Board of Commissioners or other officials assigned by the President Commissioner as minutes of meeting taker, except for special meetings which may only be attended by members of the Board of Commissioners. The Board of Commissioners’ Secretary or other officials appointed shall be responsible to prepare, correct, administer and distribute the minutes of meeting. In the event that the special meeting is not attended by the Board of Commissioners’ Secretary, the minutes of meeting shall be prepared, corrected, adminitered and distributed by one member of the Board of Commissioners appointed.

25. This minutes of meeting is a valid proof for the members of the Board of

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

46

Komisaris dan untuk pihak ketiga mengenai keputusan yang diambil dalam Rapat yang bersangkutan.

26. Apabila Risalah dibuat oleh Notaris penandatanganan demikian tidak disyaratkan.

27. Dalam penyusunan Risalah Rapat Dewan Komisaris harus memenuhi hal-hal sebagai berikut :

a. Risalah Rapat haruslah dapat menggambarkan jalannya rapat. Untuk itu risalah rapat harus mencantumkan tempat dan tanggal rapat diadakan, agenda rapat yang dibahas, daftar hadir, lamanya rapat berlangsung, permasalahan yang dibahas, berbagai pendapat yang terdapat dalam rapat, siapa yang mengemukakan pendapat, proses pengambilan keputusan, kesimpulan yang diambil serta pernyataan keberatan (dissenting comments) terhadap kesimpulan rapat apabila tidak terjadi kebulatan pendapat.

b. Setiap anggota Dewan Komisaris berhak menerima salinan Risalah Rapat Dewan Komisaris, meskipun yang bersangkutan tidak hadir dalam rapat tersebut.

c. Salinan Risalah Rapat Dewan Komisaris harus disampaikan kepada seluruh Anggota Dewan Komisaris paling lambat 7 (tujuh) hari setelah Rapat Dewan Komisaris selesai. Perbaikan risalah rapat dimungkinkan

Commissioners and for the third party concerning the decisions taken in the meeting.

26. If the minutes of meeting is made by Notary, then the signature is not deemed necessary.

27. In preparing the minutes of the Board of Commissioners’ meeting shall fulfill the followings:

a. The minutes of meeting shall reflect the situation of meeting. Therefore, the minutes of meeting shall include the venue, date and time of meeting, agenda being discussed, attendance list, various opinions brough forward in the meeting, who gave the opinion, decision making process, resolutions adopted, and statement of objection (dissenting comments) against the resolutions of meeting if there is no unanimous decision.

b. Each member of the Board of Commissioners shall be entitled to receive a copy of the minutes of Board’s meeting, whether or not the member concerned was present at the meeting.

c. A copy of the minutes of Board of Commissioners’ meeting shall be delivered to all members of the Board of Commissioners within 7 (seven) days after the meeting of the Board of Commissioners. Revision of the minutes of meeting

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 47

dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal pengiriman. Setiap anggota Dewan Komisaris yang hadir dan/atau yang diwakili harus menyampaikan persetujuan atau keberatannya dan/atau usul perbaikannya, bila ada, atas apa yang tercantum dalam risalah rapat tersebut. Jika keberatan dan/atau usul perbaikan tidak diterima dalam jangka waktu tersebut, maka disimpulkan tidak ada keberatan dan/atau perbaikan terhadap Risalah Rapat yang bersangkutan.

d. Risalah Rapat diadministrasikan secara baik oleh Sekretaris Dewan Komisaris atau Pejabat lain yang ditunjuk untuk kepentingan dokumentasi dan akuntabilitas proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh Dewan Komisaris.

K. EVALUASI KINERJA DEWAN KOMISARIS

Kinerja Dewan Komisaris dan anggota Dewan Komisaris akan dievaluasi setiap tahun oleh Pemegang Saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham.

Secara umum, kinerja Dewan Komisaris ditentukan berdasarkan tugas kewajiban yang tercantum dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku

shall be made within 14 (fourteen) days of date after delivery of the minutes of meeting. Each member of the Board of Commissioners present and/or represented in the meeting shall give his approval or objection and/or recommendation for correction, if any, on what is contained in the minutes of meeting. If the objection and/or proposed correction is not received during that period, it shall be concluded that there is no objection and/or revision on the minutes of meeting.

d. The minutes of meeting shall be documented properly by the Board of Commissioners’ Secretary or other officials who is appointed for the documentation and accountability in the decision making process carried out by the Board of Commissioners.

K. BOARD OF COMMISSIONERS’ PERFORMANCE EVALUATION

The Board of Commissioners and its members’ performance will be evaluated each year by Shareholders in General Meeting of Shareholders.

In general, the Board of Commissioners’ performance shall be determined by the duties and responsibilities as stated in the prevailing rules and regulations as well as

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

48

dan Anggaran Dasar PT Wijaya Karya (Persero) Tbk maupun amanat Pemegang Saham. Kriteria evaluasi formal disampaikan secara terbuka kepada Dewan Komisaris sejak pengangkatannya.

Hasil evaluasi terhadap kinerja Dewan Komisaris secara keseluruhan dan kinerja masing-masing anggota Dewan Komisaris secara individual akan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam skema kompensasi dan pemberian insentif bagi Dewan Komisaris. Hasil evaluasi kinerja masing-masing anggota Dewan Komisaris secara individual merupakan salah satu dasar pertimbangan bagi Pemegang Saham untuk pemberhentian dan/atau menunjuk kembali anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan. Hasil evaluasi kinerja Dewan Komisaris baik selaku Dewan maupun individu merupakan sarana penilaian serta peningkatan efektivitas Dewan Komisaris.

Rapat Umum Pemegang Saham menetapkan kriteria kinerja Dewan Komisaris maupun individu anggota Dewan Komisaris. Kriteria evaluasi kinerja individu Dewan Komisaris antara lain meliputi :

1. Tingkat kehadirannya dalam Rapat Dewan Komisaris maupun rapat dengan komite-komite yang ada.

Articles of Associations of PT Wijaya Karya (Persero) Tbk or Shareholders’ mandate. Formal evaluation criteria are submitted publicly to the Board of Commissioners since its appointment date.

The result of evaluation on the Board of Commissioners’ performance as a whole and each member’s performance individually shall become an integral part in the compensation scheme and in the awarding of incentives for the Board of Commissioners. The result of performance appraisal of each member of the Board of Commissioners individually shall become the basis of consideration for the Shareholders to terminate and/or reappoint the member of the Board of Commissioners concerned. The results of performance appraisal shall become the basis for evaluation and improvement of the Board of Commissioners effectiveness.

General Meeting of Shareholder determined the criteria of the Board of Commissioners’ performance as a whole or each member’s performance individually. The evaluation criteria of the Board of Commissioners’ performance individually are as follows:

1. Rate of attendance at the Board of Commissioners’ meeting and meetings with other existing committees.

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 49

2. Kontribusinya dalam proses pengawasan Perseroan.

3. Keterlibatannya dalam penugasan tertentu.

4. Komitmennya dalam memajukan kepentingan Perusahaan.

5. Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku serta kebijakan Perusahaan.

Untuk meningkatkan efektivitas Dewan Komisaris, maka Dewan Komisaris secara rutin melakukan evaluasi terhadap kebutuhan jumlah dan komposisi anggotanya. Hasil evaluasi tersebut dijadikan bahan masukan kepada Pemegang Saham.

L. BENTURAN KEPENTINGAN DEWAN KOMISARIS

Benturan kepentingan Dewan Komisaris adalah suatu kondisi tertentu di mana kepentingan individual anggota Dewan Komisaris berpotensi untuk bertentangan dengan kepentingan Perusahaan untuk meraih laba, meningkatkan nilai Perusahaan, mencapai visi dan menjalankan misi Perusahaan serta melaksanakan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.

Dewan Komisaris PT Wijaya Karya (Persero) Tbk tunduk dan mematuhi Peraturan Bapepam Nomor IX.E.I tentang Benturan Kepentingan Transaksi

2. Contribution in the process of Company supervision.

3. Involvement in certain assignments.

4. Commitment in promoting Company’s interest.

5. Compliance with the prevailing laws and regulations and the Company policies.

To improve the effectiveness of the Board of Commissioners, then the Board of Commissioners regularly evaluates the needs of person and the member composition. The results of evaluation shall be an input reported to the Shareholders.

L. BOARD OF COMMISSIONERS’ CONFLICT OF INTEREST

Conflict of interest of the Board of Commissioners is a particular condition where the individual interest of the Board of Commissioners’ members might potentially create a conflict of interest with the Company’s interest to achieve profit, improve the Company’s value, achieve vision and the Company’s mission as well as carry out the resolutions of General Meeting of Shareholders.

The Board of Commissioners of PT Wijaya Karya (Persero) Tbk shall follow and comply with the regulation of Bapepam Number IX.E.I concerning Conflict of Interest on

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

50

Tertentu.

Beberapa prinsip yang dianut PT Wijaya Karya (Persero) Tbk untuk mencegah terjadinya benturan kepentingan dan implikasi lanjutan yang sering ditimbulkannya antara lain adalah sebagai berikut :

1. Dewan Komisaris selalu menghindari adanya benturan kepentingan di dalam melaksanakan tugasnya. Dewan Komisaris tidak akan memanfaatkan jabatan untuk kepentingan pribadi atau untuk kepentingan orang atau pihak lain yang terkait.

2. Dewan Komisaris harus menghindari setiap aktivitas yang dapat mempengaruhi independensinya dalam tugas pengawasan Perusahaan.

3. Dewan Komisaris berkewajiban mengisi Daftar Khusus yang berisikan kepemilikan sahamnya dan atau keluarganya pada perusahaan lain.

4. Apabila terjadi benturan kepentingan, maka harus diungkapkan, dan Dewan Komisaris yang bersangkutan tidak boleh melibatkan diri dalam proses pengambilan keputusan Perseroan.

5. Dewan Komisaris berkewajiban membuat pernyataan mengenai

Certain Transactions.

Some principles followed by PT Wijaya Karya (Persero) Tbk to avoid the occurance of conflict of interest and further implication that often raised among others are as follows:

1. The Board of Commissioners shall always avoid any conflict of interest in carrying out its tasks. The Board of Commissioners is not using its position for personal interest or for the interests of others or other related parties.

2. The Board of Commissioners shall avoid any activities that may influence its independency in carrying out his tasks.

3. The Board of Commissioners shall complete a special register containing information on its family or its own share ownership with another Company.

4. In the event of a conflict of interest, it shall be disclosed, and the Board of Commissioners concerned shall not get involved in the process of Company’s decision making related to that matter.

5. The Board of Commissioners shall makes statement concerning conflict

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 51

benturan kepentingan terhadap hal-hal yang termaktub dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan.

M. HUBUNGAN KERJA DENGAN DIREKSI

Secara umum, hubungan kerja antara Dewan Komisaris dengan Direksi diarahkan untuk dapat menjalankan tugas dan fungsi masing-masing sebagai organ Perusahaan. Direksi bertugas menjalan kegiatan operasional perusahaan dan Dewan Komisaris bertugas mengawasi pelaksanaan kegiatan yang dilakukan Direksi tersebut. Namun demikian, hubungan kerja antara Dewan Komisaris dan Direksi harus mengikuti prinsip-prinsip :

1. Dalam rangka menjaga independensi masing-masing organ Perusahaan, setiap hubungan Dewan Komisaris dengan Direksi dalam rangka tugas dan tanggung jawab masing-masing merupakan hubungan yang bersifat formal, dalam arti harus senantiasa dilandasi oleh suatu mekanisme atau korespondensi yang dapat dipertanggung-jawabkan. Hubungan yang bersifat informal dapat saja dilakukan oleh masing-masing Anggota Dewan Komisaris dan Direksi, namun tidak dapat dipakai sebagai kebijakan formal sebelum melalui mekanisme atau korespondensi yang dapat

of interest of matters stated in the Work Plan and Articles of Association.

M. WORK RELATIONS WITH THE BOARD OF DIRECTORS

Generaly, work relations between the Board of Commissioners and Directors is directed to carry out each tasks and functions as the Company’s organ. The Board of Directors is responsible for managing the Company’s operations and the Board of Commissioners is responsible to oversee the implementation of management carried out by the Board of Directors. However, the working relationship between the Board of Commissioners and Directors shall follow the following principles:

1. In accordance to maintain independency of each Company’s organ, for each working relationship between the Board of Commissioners and Directors in relations with each the task and function is a formal relationship, which means that it shall always be based on standard mechanism or accountable correspondence. The informal working relationship can be created by each member of the Board of Commissioners and Directors, but shall not be used as a formal policy before it passes through the mechanism or accountable correspondence.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

52

dipertanggung- jawabkan.

2. Dewan Komisaris harus menghormati fungsi dan peranan Direksi dalam mengelola Perusahaan sebagaimana telah diatur dalam Undang-undang Perseroan Terbatas dan Anggaran Dasar Perusahaan. Berbagai hal yang menyangkut hubungan kerja sehari-hari antara Dewan Komisaris dengan Direksi, yang belum diatur oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku, Anggaran Dasar Perusahaan, Panduan Good Corporate Governance, Code of Conduct serta dokumen ini akan diatur lebih lanjut sesuai kesepakatan antara Dewan Komisaris dengan Direksi dengan dilandasi prinsip-prinsip good corporate governance.

3. Anggota Dewan Komisaris baik secara sendiri-sendiri maupun kolegial dapat memperoleh akses informasi yang berhubungan dengan pengelolaan Perusahaan termasuk tetapi tidak terbatas pada informasi mengenai Anak Perusahaan.

4. Dalam hal permintaan informasi oleh Dewan Komisaris menyangkut Anak Perusahaan maka permintaan tersebut disalurkan melalui Direksi Perusahaan. Merupakan wewenang Direksi Perusahaan untuk meminta informasi tersebut dari Anak Perusahaan

2. The Board of Commissioners shall respect the function and role of the Board of Directors in managing the Company as has been stipulated in the laws and regulations and Articles of Association. Matters concerning the daily working relationship between the Board of Commissioners and Directors, that has not been stipulated in the prevailing laws and regulations, Articles of Association, Code of Good Corporate Gocernance, Code of Conduct and this document, will be further stipulated in accordance with the agreement between the Board of Commissioners and Directors based on good corporate governance principles.

3. Members of the Board of Commissioners both personally or collectively shall be entitled to obtain access of information concerning with the Company’s management including but not limited to information of Subsidiaries.

4. In the event of information request by the Board of Commissioners concerning the Subsidiary, then the request will be submitted to the Board of Directors. It is the authority of the Board if Directors to request information concerned form Subsidiary with its authority as the Shareholders.

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 53

dengan kewenangannya sebagai Pemegang Saham.

5. Dewan Komisaris bersama-sama Direksi Perusahaan secara periodik melakukan rapat koordinasi untuk membahas berbagai permasalahan yang menyangkut Perusahaan. Dalam rapat koordinasi tersebut, Komisaris Utama berperan sebagai pimpinan rapat. Dalam hal Komisaris Utama berhalangan hadir maka yang bersangkutan dapat menunjuk Anggota Dewan Komisaris lainnya sebagai orang yang mewakilinya.

6. Keputusan rapat Koordinasi antara Dewan Komisaris dan Direksi merupakan sesuatu yang mengikat bagi semua peserta rapat.

7. Setiap hubungan kerja antara Dewan Komisaris dengan Direksi merupakan hubungan kelembagaan dalam arti bahwa Dewan Komisaris merupakan jabatan kolektif yang merepresentasikan keseluruhan anggota Dewan Komisaris lainnya sehingga setiap hubungan kerja antara seorang anggota Dewan Komisaris dengan salah satu atau beberapa orang Direksi perlu diketahui oleh anggota Dewan Komisaris lainnya.

5. The Board of Commissioners together with the Board of Directors regularly shall conduct coordination meeting to discuss various problems concerning the Company. In the coordination meeting, President Commissioner acts as the Chairman of the meeting. In the event that President Commissioner is not present, then he/she shall appoints other member of the Board of Commissioners to represent him/her.

6. The resolutions of Coordination meeting between the Board of Commissioners and Directors shall bind all participants of the meeting.

7. Each working relationship between the Board of Commissioners and Directors is an institutional relationship which means that the Board of Commissioners and Board of Directors are collective positions which represent the entire members so for each relationship between a member of the Board of Commissioners with a member of the Board of Directors shall be known by other members of the Board of Commissioners.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

54

N. ORGAN PENDUKUNG DEWAN KOMISARIS

Dalam menjalankan tugasnya sehari-hari sesuai dengan prinsip-prinsip Good Corporate Governance, Dewan Komisaris dapat membentuk Komite-Komite yang berperan sebagai perangkat pendukung fungsi pengawasan Dewan Komisaris.

Komite-Komite tersebut berupa Komite Audit, Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha, Komite Nominasi dan Remunerasi, Komite Good Corporate Governance serta dapat dibentuk Komite-Komite lainnya. Pembentukan Komite-Komite tersebut disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan Perusahaan.

1. Komite Audit

Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dalam membantu melaksanakan tugas dan fungsi Dewan Komisaris.14

Dalam menjankan peran dan fungsi yang diamanatkan kepada komitenya, Komite Audit bekerja dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Anggota Komite Audit diangkat dan diberhentikan oleh Dewan

N. BOARD OF COMMISSIONERS’ SUPPORTING ORGAN

In carrying its daily tasks in accordance with the Good Corporate Governance principles, the Board of Commissioners can form Committees that act as supporting tools for the Board of Commissioners’ supervisory function.

Those committees are Audit Committee, Financial Plan and Business Risk Committee, Nomination and Remuneration Committee, Good Corporate Governance Committee, and other Committees can be formed. The formation of those Committees is adjusted with the Company’s condition and need.

1. Audit Committee

Audit Committee is committee established by and responsible to the Board of Commissioners in assisting duties and functions of the Board of Commissioners.14

In playing its roles and functions as mandated to its committee, Audit Committee works with provisions as follows:

1. Audit Committee’ members are appointed and dismissed by the

(14 Pasal 1 ayat (1) Peraturan OJK Nomor 55/OJK.04/2015 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit

(14 Article 1 paragraph (1) FSA Regulation Number 55/OJK.04/2015 on Establishment and Audit Committee Charter

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 55

Komisaris.15

2. Komite Audit paling sedikit terdiri dari 3 (tiga) orang anggota yang berasal dari Komisaris Independen dan Pihak dari luar Emiten atau Perusahaan Publik.16

3. Komite Audit diketuai oleh Komisaris Independen.17

Dalam menjalankan fungsinya, Komite Audit memiliki tugas dan tanggung jawab antara lain:18

1. Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan Perusahaan kepada publik dan/atau pihak otoritas, antara lain laporan keuangan, proyeksi dan laporan keuangan lainnya;

2. Melakukan penelahaan atas ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan kegiatan Perusahaan;

3. Memberikan pendapat independen dalam hal terjadi perbedaan pendapat antara Manajemen dan Akuntan atas

Board of Commissioners.15

2. Audit Committee at least comprises of 3 (three) members that come from Independent Commissioner and parties from Issuer or Public Company’s outside..16

3. Audit Committee is headed by Independent Commissioner.17

In executing its function, Audit Committee has duties and responsibilities as follows:18

1. Conduct review on financial information that will be published by the Company to public and.or authorities, among others are financial statement, projection and other financial report;

2. Conduct review on compliance to rules and regulations related to Company’s activities;

3. Provide independent opinion in the case of there is different opinion between the Company and Accountant on services given;

(15 Pasal 3 Peraturan OJK Nomor 55/OJK.04/2015 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit

(16 Pasal 4 Peraturan OJK Nomor 55/OJK.04/2015 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit

(17 Pasal 5 Peraturan OJK Nomor 55/OJK.04/2015 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit

(18 Pasal 10 Peraturan OJK Nomor 55/OJK.04/2015 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit

(15 Article 3 FSA Regulation Number 55/OJK.04/2015 on Establishment and Audit Committee Charter

(16 Article 4 FSA Regulation Number 55/OJK.04/2015 on Establishment and Audit Committee Charter

(17 Article 5 FSA Regulation Number 55/OJK.04/2015 on Establishment and Audit Committee Charter

(18 Article 10 FSA Regulation Number 55/OJK.04/2015 on Establishment and Audit Committee Charter

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

56

jasa yang diberikan;

4. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai penunjukkan Akuntan yang didasarkan pada independensi, ruang lingkup penugasan dan biaya jasa (fee);

5. Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor internal dan mengawasi pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas temuan auditor intenal;

6. Melakukan penelaahan terhadap aktivitas pelaksanaan manajemen risiko yang dilakukan oleh Direksi;

7. Menelaah pengaduan yang berkaitan dengan proses akuntansi dan pelaporan keuangan Perusahaan;

8. Menelaah dan memberikan saran kepada Dewan Komisaris terkait dengan potensi benturan kepentingan Perusahaan;

9. Menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi Perusahaan.

2. Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha

Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha berfungsi membantu Dewan Komisaris

4. Provide recommendation to the Board of Commissioners concerning Accountant appointment based on independency, duties scope of work and fee;

5. Conduct review on investigation implementation by internal auditor and supervise the follow up taken by the Board of Directors on internal auditor findings;

6. Conduct review on risk management implementation activities taken by the Board of Directors;

7. Review complaints related to accounting and Company’s financial reporting process;

8. Review and provide advice to the Board of Commissioners related to any tendency on Company’s conflict of interest;

9. Keep the Company’s document, data, and information confidentiality.

2. Financial Planning and Business Risk Committee

Financial Planning and Business Risk Committee is responsible to assist the Board of Commissioners in carrying

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 57

dalam melaksanakan tugasnya dan bertanggung jawab langsung kepada Dewan Komisaris Perusahaan Perseroan (Persero) PT Wijaya Karya Tbk.

Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha bekerja secara kolektif dan bersifat mandiri baik dalam pelaksanaan tugas maupun dalam pelaporan.

Tugas pokok Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha sebagai berikut :

1. Mengenali dan mewaspadai potensi risiko usaha dan mengusulkan perbaikan perencanaan keuangan untuk mengurangi risiko tersebut.

2. Ketua Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha bertindak sebagai pengarah anggota Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha mengenai setiap kendala yang dihadapi oleh Direksi dapat segera di bahas oleh Dewan Komisaris sebagai salah satu bentuk implementasi early warning system.

3. Pelaksanaan tugas sehari-hari dilakukan oleh anggota Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha.

Rincian tugas Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha adalah :

out its tasks and responsible directly to the Board of Commissioners of PT Wijaya (Persero) Tbk.

Financial Planning and Business Risk Committee works collectively and independent both in executing its tasks and in reporting.

The core duties of Financial Planning and Business Risk Committee are as follows:

1. Recognize and anticipate the potential of business risks and propose improvement on the financial plan to minimize the risks

2. Chairman of the Financial Planning and Business Risk Committee acts as advisor of the members of the Financial Planning and Business Risk Committee concerning each problems faced by the Board of Directors to be discussed immediately by the Board of Commisisoner as one of early warning system implementation.

3. Daily tasks implementation are carried out by the the members of Financial Planning and Business Risk Committee.

Details of the Financial Planning and Business Risk Committee’s tasks are:

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

58

1. Melakukan kajian atas usulan Direksi mengenai kebijakan dan sistem manajemen risiko Perusahaan.

2. Melakukan evaluasi rancangan perencanaan keuangan yang disusun oleh Direksi baik yang tercantum dalam rancangan RKAP maupun evaluasi setiap proyek dan program kegiatan yang diusulkan.

3. Melakukan evaluasi atas kemampuan leverage setiap proyek yang dijalankan dengan peningkatan kinerja saham dan keuangan Perusahaan.

4. Melakukan kajian atas efektifitas struktur organisasi manajemen Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha di Perusahaan.

5. Melakukan evaluasi dan analisis triwulanan atas risiko yang mungkin akan mempengaruhi analisis proyek yang diajukan Direksi sebagai bentuk pelaksanaan early warning system.

6. Bersama-sama Komite Audit melakukan kajian atas proses identifikasi risiko dan pelaksanaan manajemen risiko yang dilakukan oleh manajemen.

7. Melakukan pengawasan proses pelaksanaan manajemen risiko dan pengendaliannya.

1. Review the suggestion from the Board of Directors concerning policies and Company’s risk management system.

2. Evaluate the financial plan proposal prepared by the Board of Directors stated in the RKAP proposal and evaluate each proposed project and program activity.

3. Evaluate the leverage ability for each project run with share performance and Company’s financial improvement.

4. Review on the effectiveness of organization structure of Financial Planning and Business Risk Committee.

5. Evaluate and analyze quarterly on the risks that might affect the project analysis proposed by the Board of Directors as part of early warning system implementation.

6. Together with Audit Committee review on the risks identification process and risk management implementation conducted by the management.

7. Supervise the process of risks management and controlling implementation.

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 59

8. Meyakini bahwa manajemen telah melaksanakan pengendalian risiko sesuai dengan SOP yang ada maupun rekomendasi dari para auditor.

Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha mengadakan rapat sekurang-kurangnya 2 (dua) kali setiap bulan.

Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha wajib melaporkan segera hasil evaluasi yang telah dilakukan kepada Dewan Komisaris.

Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha wajib menyampaikan Laporan berkala kepada Dewan Komisaris mengenai pokok-pokok hasil kerja berdasarkan penugasan Dewan Komisaris. Laporan berkala ini disampaikan paling tidak setiap 2 (dua) bulan kecuali ditentukan lain oleh Dewan Komisaris.

Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha wajib menyampaikan Laporan khusus yang berisi ikhtisar analisis yang diperkirakan dapat mengganggu kegiatan Perusahaan. Laporan ini setalah ditandatangani oleh Ketua dan salah seorang anggota Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha lainnya wajib disampaikan kepada Dewan Komisaris selambat-lambatnya 10 (sepuluh)

8. Ensure that the management has conducted risk controlling in accordance with the prevailing SOP or recommendations from auditors.

Financial Planning and Business Risk Committee shall held meeting at least 2 (twice) a month.

Financial Planning and Business Risk Committee shall report immediately the evaluation result conducted to the Board of Commissioners.

Financial Planning and Business Risk Committee shall submit periodic report to the Board of Commissioners concerning the higlights of work result assigned by the Board of Commissioners. This periodic report is submitted at least every 2 (two) months unless determined different by the Board of Commissioners.

Financial Planning and Business Risk Committee shall submit special report consisting analysis highlights of expected matters that might affect the Company’s activities. This report is signed by the chairman and one of the members of Financial Planning and Business Risk Committee and shall be submitted to the Board of Commissioners no later than 10 (ten) working days after the analysis finding date.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

60

hari kerja sejak tanggal analisis diketahui.

Berkaitan dengan tanggung jawab pelaksanaan tugas Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha, Dewan Komisaris PT Wijaya Karya (Persero) Tbk memberikan wewenang kepada Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha untuk memperoleh informasi, dokumen, dan data terkait dari pihak internal maupun eksternal PT Wijaya Karya (Persero) Tbk yang di peroleh dalam rangka pelaksanaan tugas Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha.

Para anggota Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha diharuskan memiliki komitmen dalam melaksanakan tugasnya serta menjamin kerahasiaan informasi dan data-data tentang Perusahaan yang di terima atau di ketahui terhadap pihak-pihak yang tidak berkaitan dengan tugasnya.

Semua biaya yang dikeluarkan oleh Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha untuk melaksanakan tugasnya menjadi beban Perusahaan.

Anggota Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha yang bukan anggota Dewan Komisaris Perusahaan Perseroan

Concerning the responsibilities and tasks implementation of Financial Planning and Business Risk Committee, the Board of Commissioners of PT Wijaya Karya (Persero) Tbk gives authority to the Financial Planning and Business Risk Committee to obtain information, document, and related data from internal or external party of PT Wijaya Karya (Persero) Tbk to implement the tasks of Financial Planning and Business Risk Committee.

The members of Financial Planning and Business Risk Committee shall have commitment implementing their tasks and ensure the information confidentiality and data of Company received or known from parties that are not related with their tasks.

All expenses of Financial Planning and Business Risk Committee are charged to the Company.

The members of Financial Planning and Business Risk Committee shall not the members of the Board of Commissioners of PT Wijaya Karya

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 61

(Persero) PT Wijaya Karya Tbk, diberikan honorarium atas beban Perusahaan. Besar honorarium ditetapkan oleh Dewan Komisaris Perusahaan Perseroan (Persero) PT Wijaya Karya Tbk.

Masa kerja anggota Komite Perencanaan Keuangan dan Risiko Usaha berlangsung selama 1 (satu) tahun terhitung mulai tanggal ditetapkannya keputusan pengangkatan dengan tidak mengurangi hak Dewan Komisaris untuk dapat memberhentikannya sewaktu-waktu.

3. Komite Nominasi dan Remunerasi

Komite Nominasi dan Remunerasi adalah komite yang dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dalam membantu melaksanakan fungsi dan tugas Dewan Komisaris terkait Nominasi dan Remunerasi terhadap anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris.19

Nominasi adalah pengusulan seseorang untuk diangkat dalam jabatan sebagai anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris.20

Remunerasi adalah imbalan yang

(Persero) Tbk, and are given salary on the Company’s expenses. The salary given is determined by the Board of Commissioners of PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

The term of office of the Financial Planning and Business Risk Committee is 1 (one) year since the appointment decision by not losing the rights of the Board of Commissioners to terminate at any time.

3. Nomination and Remuneration Committee

Nomination and Remuneration Committee is committee established by and responsible to the Board of Commissioners in assisting the execution of Board of Commissioners’ functions and duties related to Nomination and Remuneration to the Board of Directors’ members and Board of Commissioners’ members.19

Nomination is recommendation of an individual to be appointed in position as the Board of Directors’ members and Board of Commissioners’ members.20 Remuneration is reward set and given

(19 Pasal 1 ayat (1) Peraturan OJK Nomor 34/OJK.04/2014 tentang Komite Nominasi Dan Remunerasi Emiten Atau Perusahaan Publik

(20 Pasal 1 ayat (2) Peraturan OJK Nomor 34/OJK.04/2014 tentang Komite Nominasi Dan Remunerasi Emiten Atau Perusahaan Publik

(19 Pasal 1 ayat (1) Peraturan OJK Nomor 34/OJK.04/2014 tentang Komite Nominasi Dan Remunerasi Emiten Atau Perusahaan Publik

(20 Pasal 1 ayat (2) Peraturan OJK Nomor 34/OJK.04/2014 tentang Komite Nominasi Dan Remunerasi Emiten Atau Perusahaan Publik

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

62

ditetapkan dan diberikan kepada anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris karena kedudukan dan peran yang diberikan sesuai dengan tugas, tanggung jawab, dan wewenang anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris.21

Keanggotaan Komite Nominasi dan Remunerasi mengacu kepada ketentuan berikut:22

1. Komite Nominasi dan Remunerasi paling kurang terdiri dari 3 (tiga) orang anggota, dengan ketentuan:

a. 1 (satu) orang ketua merangkap anggota, yang merupakan Komisaris Independen; dan

b. anggota lainnya yang dapat berasal dari:

i. anggota Dewan Komisaris;

ii. pihak yang berasal dari luar Emiten atau Perusahaan Publik yang bersangkutan; atau

iii. pihak yang menduduki jabatan manajerial di bawah Direksi yang membidangi sumber daya manusia.

2. Anggota Komite Nominasi dan Remunerasi lainnya

to the Board of Directors’ members and Board of Commissioners’ members for the position and role given in accordance with the duties, responsibilities, and authorities of the Board of Directors’ members and Board of Commissioners’ members.21

Composition of Nomination and Remuneration Committee referring to the provision as follows:22

1. Nomination and Remuneration Committee at least consists of 3 (three) members, with provision of:

a. 1 (one) member acts as Head and members, who is an Indedpen-dent Commissioner; and

b. Other members that can come from:

i. The Board of Commissioners’ members;

ii. External party of Issuer or Public Company; or

iii. Party who holds managerial position under the Board of Directors who is in charge in human resources.

2. Other members of Nomination and Remuneration Committee as stated

(21 Pasal 1 ayat (3) Peraturan OJK Nomor 34/OJK.04/2014 tentang Komite Nominasi Dan Remunerasi Emiten Atau Perusahaan Publik

(22 Pasal 3 Peraturan OJK Nomor 34/OJK.04/2014 tentang Komite Nominasi Dan Remunerasi Emiten Atau Perusahaan Publik

(21Pasal 1 ayat (3) Peraturan OJK Nomor 34/OJK.04/2014 tentang Komite Nominasi Dan Remunerasi Emiten Atau Perusahaan Publik

(22 Pasal 3 Peraturan OJK Nomor 34/OJK.04/2014 tentang Komite Nominasi Dan Remunerasi Emiten Atau Perusahaan Publik

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 63

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b sebagian besar tidak dapat berasal dari pihak yang menduduki jabatan manajerial di bawah Direksi yang membidangi sumber daya manusia.

3. Anggota Komite Nominasi dan Remunerasi yang berasal dari luar Emiten atau Perusahaan Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b angka 2 wajib memenuhi syarat:

a. tidak mempunyai hubungan Afiliasi dengan Emiten atau Perusahaan Publik, anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, atau Pemegang Saham Utama Emiten atau Perusahaan Publik tersebut;

b. memiliki pengalaman terkait Nominasi dan/atau Remunerasi; dan

c. tidak merangkap jabatan sebagai anggota komite lainnya yang dimiliki Emiten atau Perusahaan Publik tersebut.

4. Anggota Direksi Emiten atau Perusahaan Publik tidak dapat menjadi anggota Komite Nominasi dan Remunerasi.

in paragraph (1) point b are mostly from parties who hold managerial position under the Board of Directors that are in charge of human resources.

3. Nomination and Remuneration Committee’s members that are from external party of Issuer or Public Company as stated in paragraph (1) point b number 2 must fulfill the requirements of:

a. Does not have Affiliated relations with Issuer or Public Company, members of the Board of Directors, members of the Board of Commissioners, or Majority Shareholders of Issuer or Public Company;

b. Have experiences related to Nomination and/or Remuneration; and

c. Does not have double position as the member of other committees owned by the Issuer or Public Company.

4. The Board of Directors’ members of Issuer or Public Company can not be the member of Nomination and Remuneration Committee.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

64

4. Komite Good Corporate Governance

Bertugas membantu Dewan Komisaris dalam mengkaji kebijakan Corporate Governance secara menyeluruh yang disusun oleh Direksi serta konsistensi penerapannya termasuk yang bertalian dengan etika bisnis dan tanggungjawab sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility).

Dalam menjalankan tugas pokoknya, Komite Good Corporate Governance (GCG) mempunyai rincian tugas sebagai berikut :

1. Memastikan ketaatan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, terhadap regulasi yang berlaku dalam setiap pelaksanaan kegiatan Dewan Komisaris, operasional Direksi maupun lainnya.

2. Memastikan adanya suatu Standar Operasi Prosedur (SOP) yang berlaku dan kepatuhan terhadap Standar Operasi Prosedur (SOP) yang ditetapkan baik di tingkat jajaran Dewan Komisaris maupun dalam rangka hubungan Dewan Komisaris dengan Direksi.

3. Mengevaluasi penerapan sistem Good Corporate Governance di dalam Perusahaan.

4. Mengevaluasi kode etik GCG baik di internal Dewan Komisaris

4. Good Corporate Governance Committee

In charge to assits the Board of Commissioners in reviewing the Corporate Governance policies thoroughly as prepared by the Board of Directors and consistency of its implementation including matters that are related to business ethics and Corporate Social Responsibility.

In executing its main duties, Good Corporate Governance (GCG) Committee has details of duties as follows:

1. Ensuring the compliance of PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, to prevailing regulations in all activities execution of the Board of Commissioners, Board of Directors’ operations and so on.

2. Ensuring the existence of Standard Operation Procedure (SOP) that applied and compliance to determined Standard Operation Procedure both in the level of Board of Commissioners and relations between the Board of Commissioners and Directors.

3. Evaluating the implementation of Good Corporate Governance system within the Company.

4. Evaluating GCG code of ethics both in internal of the Board

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 65

maupun hubungan Direksi dan Dewan Komisaris, serta hubungan manajemen di tingkat di bawah Direksi berdasarkan usulan yang disampaikan Direksi.

Komite GCG mengadakan rapat sekurang-kurangnya 1 (satu) kali setiap bulan.

O. SEKRETARIS DEWAN KOMISARIS

1. Untuk membantu kelancaran pelaksanaan tugasnya, Dewan Komisaris dapat mengangkat seorang Sekretaris Dewan Komisaris atas beban Perusahaan.

2. Sekretaris Dewan Komisaris menjalankan tugas-tugas administrasi dan kesekretariatan yang berkaitan dengan seluruh kegiatan Dewan Komisaris di dalam menjalankan fungsi dan peranannya selaku Dewan Komisaris.

3. Seluruh Rapat Dewan Komisaris, baik rapat Internal Dewan Komisaris maupun Rapat Koordinasi Dewan Komisaris dengan Direksi dihadiri oleh Sekretaris Dewan Komisaris atau pejabat lain yang ditunjuk sebagai Notulis. Kecuali Rapat Khusus yang hanya boleh dihadiri oleh Dewan Komisaris dan/atau Direksi.

of Commissioners or relations between the Board of Directors and Commissioners, as well as relations of management under the Board of Directors based on the recommendation proposed by the Board of Directors.

GCG Committee holds meeting at least 1 (one) time in a month.

O. BOARD OF COMMISSIONERS’ SECRETARY

1. To assist the complete execution of its duties, the Board of Commissioners can appoint a Board of Commissioners’ Secretary on the Company’s expenses.

2. The Board of Commissioners’ Secretary executes administration and secretariat tasks related to all activities of the Board of Commissioners in playing its functions and roles as the Board of Commissioners.

3. All of the Board of Commissioners’ meetings, both for Board of Commissioners’ internal and Coordination Meeting of the Board of Commissioners with the Board of Directors are attended by the Board of Commissioners’ Secretary or other officers appointed as Minutes Meeting taker. Unless for Special Meeting that can only be attended by the Board of Commissioners and/or Directors.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

66

4. Sekretaris Dewan Komisaris bertanggung jawab atas terdistribusinya berbagai informasi yang terkait dengan agenda yang akan dibahas. Sekretaris Dewan Komisaris juga bertanggungjawab terhadap pembuatan, pengadministrasian, dan pendistribusian Risalah Rapat Dewan Komisaris.

5. Sekretaris Dewan Komisaris bersama-sama Sekretaris Perusahaan merencanakan teknis program Pengenalan dan Pelatihan bagi Anggota Dewan Komisaris yang baru diangkat.

4. The Board of Commissioners’ Secretary is responsible on the distribution of various information related to agenda that will be discussed. The Board of Commissioners’ Secretary is also responsible on the preparation, administration, and distribution of Board of Commissioners’ Minutes Meeting.

5. The Board of Commissioners’ Secreatry together with the Corporate Secretary plant technical program of Acknowledgement and Training for new appointed members of the Board of Commissioners.

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 67

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

68

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 69

CHAPTER III DIREKSI

B OA R D O F D I R E CTO R S

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

70

Direksi adalah organ Perusahaan yang bertanggung jawab atas pengurusan Perusahaan. Direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab demi sebesar-besar kepentingan Perusahaan, mengelola bisnis dan urusan Perusahaan dengan tetap memperhatikan keseimbangan kepentingan seluruh pihak yang berkepentingan dengan aktivitas Perusahaan. Direksi bertindak secara cermat, berhati-hati dan dengan mempertimbangkan berbagai aspek penting yang relevan dalam pelaksanaan tugasnya. Direksi menggunakan wewenang yang dimiliki untuk kepentingan Perusahaan semata-mata.

A. TUGAS, WEWENANG DAN KEWAJIBAN DIREKSI

1. Direksi bertugas menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan serta mewakili Perseroan baik di dalam maupun di luar Pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian dengan p e m b a t a s a n - p e m b a t a s a n sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar dan/atau Keputusan RUPS.

2. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada butir

The Board of Directors is a Company’s organ that is responsible on the Company’s management. The Board of Directors shall has good intention and fully responsible for the interest of the Company, manage the business and Company’s business by taking into account the balance of the interesest of stakeholders with the Company’s activities. The Board of Directors acts carefully, prudence and by taking into account several important aspects that are relevant in implementing its duties. The Board of Directors uses the authority owned only for the interest of the Company.

A. BOARD OF DIRECTORS’ DUTIES, AUTHORITIES AND OBLIGATIONS

1. The Board of Directors is in charge in all actions related to Company’s management for the Company’s interest in accordance with the Company’s aims and objectives as well as represents the Company both inside or outside the court on all matters and all events with limitations as stipulated in rules and regulations, Articles of Associations and/or GMS Decision.

2. In executing duties as stipulated in above point 1, then:

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 71

1 di atas, maka:

a. Direksi mempunyai hak dan wewenang untuk :

1. menetapkan kebijakan pengurusan Perseroan;

2. mengatur penyerahan kekuasaan Direksi untuk mewakili Perseroan di dalam dan di luar pengadilan kepada seorang atau beberapa orang anggota Direksi yang khusus ditunjuk untuk itu atau kepada seorang atau beberapa orang pegawai Perseroan baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama atau kepada orang lain;

3. mengatur ketentuan tentang pekerja Perseroan termasuk penetapan gaji, pensiun atau jaminan hari tua dan penghasilan lain bagi pegawai Perseroan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

4. mengangkat dan memberhentikan pekerja Perseroan berdasarkan peraturan kepegawaian Perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

5. mengangkat dan memberhentikan Sekretaris Perusahaan dan/atau Kepala

a. The Board of Directors has rights and authorities to:

1. Set out the Company’s management policy;

2. Arrange the special letter of attorney of the Board of Directors to represent the Company in and out of the Court to one or several Company’s employees both by himself or together or with other people;

3. Make the provisions on Company personnel including the setting out of salary, pension, or old age benefits and other income for the Company’s employees based on the prevailing laws and regulations;

4. Appoint and terminate Company’s employees based on the Company’s personnel regulation as well as the prevailing laws and regulations;

5. Appoint and terminate Corporate Secretary and/or Head of Internal Control Unit with approval of the

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

72

Satuan Pengawas Intern dengan persetujuan Dewan Komisaris;

6. menghapusbukukan piutang macet dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan selanjutnya dilaporkan kepada Dewan Komisaris serta selanjutrnya dilaporkan dan dipertanggungjawabkan dalam Laporan Tahunan;

7. tidak menagih lagi piutang bunga, denda, ongkos dan piutang lainnya di luar pokok yang dilakukan dalam rangka restrusturisasi dan/atau penyelesaian piutang serta melakukan perbuatan lain dalam rangka penyelesaian piutang Perseroan dengan kewajiban melaporkan kepada Dewan Komisaris yang ketentuan dan tata cara pelaporannya ditetapkan oleh Dewan Komisaris;

8. melakukan segala tindakan dan perbuatan lainnya mengenai pengurusan maupun pemilikan kekayaan Perseroan, mengikat Perseroan dengan pihak lain dan/atau pihak lain dengan Perseroan, serta mewakili Perseroan di dalam dan di luar pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian, dengan p e m b a t a s a n - p e m b a t a s a n sebagaimana diatur dalam

Board of Commissioners;

6. Write off non collectible debt with provision as stipulated in Articles of Association and further reported to the Board of Commissioners nad then reported and accounted for in Annual Report;

7. Do not re-collect interest debt, fine, other cost and debt apart from principal taken for restructuring and/or debt settlement and conduct other action to settle the Company’s debt with obligation in reporting to the Board of Commissioners which provision and procedures are set by the Board of Commissioners;

8. Conduct all actions and other deeds concerning Company’s management or assets ownership, bind the Company with other parties and/or other parties with the Company, and represent the Company both inside and outside the court concerning all matters and ll events, with limitation as stipulated in rules and regulation, Articles of Associations and/or GMS Decision.

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 73

peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar dan/atau Keputusan RUPS.

b. Dalam melaksanakan tugasnya, Direksi berkewajiban untuk:

1. Mengusahakan dan menajmin terlaksananya usaha dan kegiatan Perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan serta kegiatan usahanya.

2. Menyiapakan pada waktunya Rencana Jangka Panjang Perseroan,Renaca Kerja dan Anggaran Tahunan Perseroan dan rencana kerja lainnya sera perubahannya untuk disampaikan kepada Dewan Komisaris dan mendapatkan persetujuan Dewan Komisaris.

3. Membuat Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus, Risalah RUPS dan Risalah Rapat Direksi.

4. Membuat Laporan Tahunan yang antara lain berisi laporan keuangan, sebagai wujud pertanggungjawaban pengurusan Perseroan, serta dokumen keuangan Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang tentang Dokumen Perusahaan.

5. Menyusun Laporan Keuangan dalam poin (4).) di atas

b. In carrying out its duties, the Board of Directors must:

1. Operate and ensure the execution of Company’s business and activities in accordance with aims and objectives and its business activities.

2. Prepare on time the Company’s Long Term Plan, Company’s Annual Work Plan and Budget and other work plan as well as its revision to be submitted to the Board of Commissioner and gain approval from the Board of Commissioners.

3. Prepare Shareholder List, Special List, GMS’ Minutes of Meeting and Board of Directors’ Minutes of Meeting.

4. Prepare Annual Report that comprises of financial statement, as part of the Company’s management responsibility, and Company’s financial document as stated in Law on Corporate Document.

5. Prepare Financial Statement in above point (4) basec on Financial

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

74

berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan dan menyertakan kepada Akuntan Publik untuk diaudit.

6. Menyampaikan Laporan Tahunan setelah ditelaah oleh Dewan Komisaris dalam jangka waktu paling lambat 5 (lima) bulan setelah tahun buku Perseroan berakhir kepada RUPS untuk disetujui dan disahkan.

7. Memberi penjelasan kepada RUPS mengenai Laporan Tahunan

8. Menyampaikan Neraca dan Laporan Laba Rugi yang telah disahkan oleh RUPS kepada Menteri di bidang hukum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

9. Menyusun laporan lainnya yang diwajibkan oleh ketentuan peraturan perundang-undangan.

10. Memelihara Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus, Risalah RUPS, Risalah Rapat Dewan Komisaris dan Risalah Rapat Direksi, Laporan Tahunan dan dokumen keuangan Perseroan sebagaimana dimaksud dalam poin (4).) dan (5).) dan dokumen perseroan lainnya.

11. Menyimpan di tempat kdudukan Perseroan Daftar Pemegang

Accounting Standard and submit it to Public Accountant to be audited.

6. Submit Annual Report after reviewed by the Board of Commissioner latest by 5 (five) months after the Company’s book year ended to GMS to be approved and ratified.

7. Provide explanation to GMS on Annual Report.

8. Submit Balance Sheet and Profit and Loss Statement legalized by GMS to Minister of Law in accordance with prevailing rules and regulations.

9. Prepare other report required by rules and regulations provisions.

10. Keep the Shareholder list, Special list, GMS’ Minutes of Meeting, Board of Commissioners’ minutes of meeting, Board of Directors’ minutes of meeting, Annual Report and Company’s financial document as stated in point (4) and (5) and other Company’s documents.

11. Keep the Shareholder list, Special list, GMS’ Minutes of Meeting,

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 75

Saham, Daftar Khusus, Risalah RUPS, Risalah Rapat Dewan Komisaris dan Risalah Rapat Direksi, Laporan Tahunan dan dokuemen keuangan Perseroan serta dokumen perseroan lainnnya.

12. Mengadakan dan memelihara pembukuan dan administrasi Perseroan sesuai dengan kelaziman yang berlaku bagi suatu perseroan.

13. Menyusun sistem akuntansi sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dan berdasarkan prinsip pengendalian intern,terutama fungsi pengurusan, pencatatan, penyimpanan, dan pengawasan.

14. Memberikan laporan berkala menurut cara dan waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku, serta laporan lainnya setiap kali diminta oleh Dewan Komisaris dan/atau pemegang saham Seri A Dwiwarna, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan khususnya peraturan di bidang Pasar Modal.

15. Menyiapkan susunan organisasi Perseroan lengkap dengan perincian dan tugasnya.

16. Memberikan penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan atau

Board of Commissioners’ minutes of meeting, Board of Directors’ minutes of meeting, Annual Report and Company’s financial document as stated in point (4) and (5) and other Company’s documents in the domicile of the Company.

12. Prepare and keep the Company’s accounting and administration in accordance with prevailing norm for a company.

13. Prepare accounting system based on Financial Accounting Standard and based on internal control principles, especially management, recording, storing, and supervision functions.

14. Provide regular report with approach and time in accordance with prevailing provision, and other reports as requested by the Board of Commissioners and/or shareholders of Series A Dwiwarna, by taking into account rules and regulations especially regulations in Capital Market.

15. Prepare the Company’s complete organization structure with its details and duties.

16. Provide explanation on all matters asked or required by the Board

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

76

yang diminta anggota Dewan Komisaris dan pemegang saham Seri A Dwiwarna, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan khususnya peraturan di bidang pasar modal;

17. Menjalankan kewajiban-kewajiban lainnya sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Anggaran Dasar dan yang dutetapkan oleh RUPS.

3. Dalam melaksanakan tugasnya, Direksi wajib mencurahkan tenaga, pikiran, perhatian dan pengabdiannya secara penuh pada tugas, kewajiban dan pencapaian tujuan Perseroan.

4. Dalam melaksanakan tugasnya, anggota Direksi harus mematuhi Anggaran Dasar Peseroan, Panduan Good Corporate Governance, Code of Conduct dan peraturan perundang-undangan serta wajib melaksanakan prinsip-prinsip profesionalisme, efisiensi, transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi serta kewajaran.

5. Setiap anggota Direksi wajib melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan itikad baik, penuh tanggung jawab dan kehati-hatian, untuk kepentingan dan usaha Perseroan dengan mengindahkan perundang-undangan yang berlaku.

of Commissioners’ members and shareholders of Series A Dwiwarna, by taking into account rules and regulations especially regulations in Capital Market.

17. Execute other duties as stipulated in provisions of Articles of Associations and determined by GMS.

3. In carrying out its duties, the Board of Directors must contribute its full effort, mind, attention and commitment on duties, obligations and Company’s goals achievement.

4. In carrying out its duties, the Board of Directors’ members must comply the Company’s Articles of Associations, Code of Good Corporate Governance, Code of Conduct and rules and regulations as well as shall implement principles of professionalism, efficiency, transparency, accountability, responsibility, independency and fairness

5. Each member of the Board of Directors must carry out duties and responsibilities with good intention, full responsibility and prudent, for the sake of the Company by taking into account the prevailing rules and regulations.

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 77

6. a. Setiap anggota Direksi bertanggung jawab secara tanggung renteng atas kerugian Perseroan yang disebabkan oleh kesalahan atau kelalaian anggota Direksi dalam menjalankan tugasnya.

b. Anggota Direksi tidak dapat d i p e r t a n g g u n g j a w a b k a n atas kerugian Perseroan sebagaimana dimaksud pada huruf (a.), apabila dapat membuktikan:

1. Kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya;

2. Telah melakukan pengurusan dengan itikad baik, penuh tanggung jawab, dan kehati-hatian untuk kepentingan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan;

3. Tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan yang mengakibatkan kerugian; dan

4. Telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau berlanjutnya kerugian tersebut.

7. I. Perbuatan Direksi di bawah ini harus mendapat persetujuan tertulis dari Dewan Komisaris:

6. a.Each member of the Board of Directors is directly responsible on the Company’s loss caused by the mistakes and negiglence of the Board of Directors’ members in executing its duties.

b. The Board of Directors’ members can not be responsible on the Company’s loss as stated in point a, if he/she can prove:

1. Such loss is not caused by his/her mistake or negligence;

2. Has conducted supervision with good intention, full responsibility, and prudent for the sake of and in accordance with aims and objectives of the Company;

3. Does not have conflict of interest both directly or indirectly on the supervision action that caused the loss; and

4. Has taken action to prevent the rise or continue of such loss.

7. i. The Board of Directors’ actions below must gain written approval from the Board of Commissioners:

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

78

a. M e l e p a s k a n / memindahtangankan dan/ atau mengagunkan aset Perseroaan dengan nilai melebihi jumlah tertentu yang ditetapkan oleh Dewan Komisaris, kecuali aset yang dicatat sebagai persediaan, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal;

b. Mengadakan kerjasama dengan badan usaha atau pihak lain, dalam bentuk kerjasama operasi (KSO), kerjasama usaha (KSU), kerjasama lisensi, Bangun Guna Serah (Build, Operate and Transfer/ BOT), Bangun Serah Guna (Build, Transfer and Operate/ BTO), Bangun Guna Milik (Build, Operate and Own/ BOO) dan perjanjian lain yang mempunyai sifat yang sama yang jangka waktunya ataupun nilainya melebihi dari yang ditetapkan oleh Dewan Komisaris;

c. Menetapkan dan mengubah logo Perseroan;

d. Menetapkan struktur organisasi 1 (satu) tingkat di bawah Direksi;

e. Melakukan penyertaan modal dengan nilai tertentu yang ditetapkan Dewan Komisaris pada Perseroan lain, anak perusahaan, dan perusahaan

a. Release/transfer and/or transform the Company’s assets to collateral with values exceeded certain amount set by the Board of Commissioners, unless the assets noted as investories, by taking into account the rules and regulations in Capital Market;

b. Conduct cooperation with enterprises or other parties, in the form of Operations Cooperation (KSO), business cooperation (KSU), license cooperation, Build, Operate and Transfer/BOT), Build, Transfer and Operate/BTO, Build, Operate and Own/BOO and other cooperation that has the same nature with period or values that exceed the amount set by the Board of Commissioners;

c. Decide and change the Company’s logo;

d. Determine organizational structure that is 1 (one) layer below the Board of Directors;

e. Conduct capital investment with certain amount set by the Board of Commissioners with other Company, subsidiary, and joint venture that is not for account

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 79

patungan yang tidak dalam rangka penyelamatan piutang dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal;

f. Mendirikan anak perusahaan dan/ atau perusahaan patungan dengan nilai tertentu yang ditetapkan Dewan Komisaris dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal;

g. Mengusulkan wakil Perseroan untuk menjadi calon anggota Direksi dan Dewan Komisaris pada anak perusahaan yang memberikan kontribusi signifikan kepada Perseroan dan/ atau bernilai strategis yang ditetapkan oleh Dewan Komisaris;

h. Melepaskan penyertaan modal dengan nilai tertentu yang ditetapkan Dewan Komisaris, pada perseroan lain, anak perusahaan, dan perusahaan patungan dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal;

i. Melakukan penggabungan, peleburan, pengambilalihan, pemisahan, dan pembubaran anak perusahaan dan perusahaan patungan dengan nilai tertentu yang ditetapkan Dewan Komisaris dengan

receivable rescue by taking into account rules and regulaitons in Capital Market;

f. Establish subsidiary and/or joint venture with certain amount set by the Board of Commissioner by taking into account rules and regulations in Capital Market;

g. Propose the Company’s representative to become the potential member of the Board of Directors and Commissioners in subsidiaries that provide significant contribution to the Company and/or strategic values set by the Board of Commissioners;

h. Release capital investment with certain value set by the Board of Commissioners, in other company, subsidiary, and joint venture by taking into account rules and regulations in Capital Market;

i. Conduct merger, consolidation, acquisition, separation and dissolution of subsidiaries, joint ventures with certain values set by the Board of Commissioners by taking into account rules and regulations in Capital Market;

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

80

memperhatikan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal;

j. Mengikat Perseroan sebagai penjamin (borg atau avalist) dengan nilai tertentu yang ditetapkan Dewan Komisaris d e n g a n m e m p e r h a t i k a n peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal;

k. Menerima pinjaman jangka menengah/ panjang dan memberikan pinjaman jangka menengah/ panjang dengan nilai tertentu yang ditetapkan Dewan Komisaris dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal;

l. Memberikan pinjaman jangka pendek/ menengah/ panjang yang tidak bersifat operasional, kecuali pinjaman kepada anak perusahaan cukup dilaporkan kepada Dewan Komisaris;

m. Menghapuskan dari pembukuan terhadap piutang macet dan persediaan barang mati dalam nilai yang melebihi batas yang ditetapkan oleh Dewan Komisaris;

n. Melakukan tindakan yang termasuk dalam transaksi material sebagaimana ditetapkan oleh peraturan

j. Bind the Company as borg or avalist with certain value set by the Board of Commissioners by taking into account rules and regulations in Capital Market;

k. Receiva medium/long term loan and provide medium/long term loan with certain value set by the Board of Commissioners by taking into account rules and regulations in Capital Market;

l. Provide short/medium/long term loan that is not for operational, unless loan to subsidiaries is quite reported to the Board of Commissioners;

m. Write off from accounting on non collectible debt and inventory of fixed goods in values that exceed the limit set by the Board of Commissioners;

n. Conduct action that includes in material transaction as stipulated by rules and regulations in capital market with certain value set by the

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 81

perundang-undangan di bidang Pasar Modal dengan nilai tertentu yang ditetapkan Dewan Komisaris, kecuali tindakan tersebut termasuk dalam transaksi material yang dikecualikan oleh peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal;

o. Tindakan-tindakan yang belum ditetapkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan.

II. Penetapan batasan dan/atau kriteria oleh Dewan Komisaris untuk hal-hal sebagaimana di-maksud huruf (a), (b), (e), (f), (g), (h), (i), (j), (k), (l) dan (m) dilakukan oleh Dewan Komisaris setelah mendapat persetujuan peme-gang saham Seri A Dwiwarna.

III. Persetujuan Dewan Komisa-ris khusus berkenaan dengan huruf (a), (b), (e), (f), (g), (h), (i), (j), (k), (l), (m) dan (o) dilakukan oleh Dewan Komisaris setelah mendapat persetujuan peme-gang saham Seri A Dwiwarna.

IV. Tindakan Direksi sebagaima-na dimaksud pada huruf (b) sepanjang diperlukan dalam rangka pelaksanaan kegiatan usaha utama yang lazim dilaku-kan alam bidang usaha yang bersangkutan dengan mem-perhatikan ketentuan peratur-an perundang-undangan, tidak

Board of Commissioners, unless that action includes in material transaction that is excluded by rules and regulations in Capital Market;

o. Actions that is not determined yet in Company’s Work Plan and Budget.

II. Limit and/or criteria determination by the Board of Commissioners for matters as stated in point (a), (b), (e), (f), (g), (h), (i), (j), (k), (l) and (m) taken by the Board of Commis-sioenrs after gaining approval from shareholders of Series A Dwiwar-na.

III. Approval from the Board of Com-missioners especially related to point (a), (b), (e), (f), (g), (h), (i), (j), (k), (l), (m) and (o) taken by the Board of Commissioners after gaining approval from shareholders of Series A Dwiwarna.

IV. Board of Directors’ actions as stat-ed in point (b) as long as needed for main business activities execu-tion that are common taken in re-lated business field by taking into account rules and regulations, not necessarily gain approval from the Board of Commissioners and/or GMS.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

82

memerlukan persetujuan Dewan Komisaris dan/atau RUPS.

V. Tindakan Direksi sebagaimana dimaksud pada huruf (b), (e), (f), (g), (h), dan (i) sepanjang diperlukan dalam rangka mengikuti tender dan/atau untuk melaksanakan proyek-proyek dan/atau memenuhi persyaratan dan/atau pelaksanaan kegiatan usaha utama yang lazim dilakukan dalam bidang usaha yang bersangkutan dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan, tidak memerlukan persetujuan Dewan Komisaris dan/atau RUPS.

8. Dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya permohonan dan penjelasan dan dokumen secara lengkap dari Direksi, Dewan Komisaris harus memberikan keputusan sebagaimana dimaksud pada poin (7).

9. Direksi wajib meminta persetujuan RUPS untuk:

a. Mengalihkan kekayaan Perseroan; atau

b. Menjadikan jaminan utang kekayaan Perseroan, yang merupakan lebih dari 50% (lima puluh persen) jumah kekayaan bersih Perseroan dalam 1 (satu)

V. Board of Directors’ actions as stat-ed in point (b), (e), (f), (g), (h), and (i) as long as needed to participate in pitching and/or to execute proj-ects and/or fulfill requirement and/or main business activities execu-tion that is common to be taken in related business field by taking into account rules and regulations, not necessarily need approval from the Baord of Commissioners and/or GMS.

8. Within maximum of 30 (thirty) days since the acceptance of complete application and explanationa as well as document from the Board of Directors, the Board of Commissioners shall give decision as state in point (7).

9. The Board of Directors must gain approval from GMS to:

a. Transfer the Company’s assets; or

b. Transform the Company’s assets debt collateral, which is more than 50% (fifty percent) out of Company’s net assets in 1 (one) transaction or more, both related or unrelated

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 83

transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak, kecuali sebagai pelaksana kegiatan usaha Perseroan.

10. a. Perbuatan di bawah ini hanya dapat dilakukan oleh Direksi setelah mendapat tanggapan tertulis dari Dewan Komisaris dan mendapat persetujuan dari RUPS untuk:

1. Melakukan tindakan yang termasuk dalam transaksi material sebagaimana ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal dengan nilai diatas 50% (lima puluh persen) dari ekuitas Perseroan, kecuali tindakan tersebut termasuk dalam transaksi material yang dikecualikan oleh peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.

2. Melakukan transaksi yang mengandung benturan kepentingan sebagimana ditentukan dalam peraturan perundang-undangan di Bidang Pasar Modal.

3. Melakukan transaksi lain guna memenuhi peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.

b. Apabila dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya permohonan atau penjelasan

each other, unless as Company’s business activities executor.

10. a. Actions below can only be conducted by the Board of Directors after gaining written respond from the Board of Commissioners and gain approval from GMS to:

1. Conduct actions included in material transaction as determined by rules and regulations in capital market with value above 50% (fifty percent) from the Company’s equity, unless that action included in material transaction is excluded by the rules and regulations in Capital Market.

2. Conduct transaction that has conflict of interest as determined in rules and regulations in Capital Market.

3. Conduct other transaction to comply rules and regulations in Capital Market.

b. If within 30 (thirty) days since the acceptance of application or explanation and document from

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

84

dan dokumen dari Direksi, Dewan Komisaris tidak memberikan tanggapan tertulis, maka RUPS dapat memberikan keputusan tanpa adanya tanggapan tertulis dari Dewan Komisaris.

11. Perbuatan hukum sebagaimana dimaksud pada poin (9) dan (10) di atas yang dilakukan tanpa persetujuan RUPS, tetap mengikat Perseroan sepanjang pihak lain dalam perbuatan hukum tersebut beritikad baik.

12. RUPS dapat mengurangi pembatasan terhadap tindakan Dirksi yang diatur dalam Anggaran Dasar ini atau menentukan pembatasan lain kepada Direksi selain yang d iatur dalam Anggaran Dasar ini.

13. Kebijakan kepengurusan ditetapkan dalam Rapat Direksi.

14. Dalam rangka melaksanakan kepengurusan Perseroan, setiap anggota Direksi berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perseroan sesuai dengan kebijakan dan kewenangan kepengurusan Perseroan yang ditetapkan berdasarkan keputusan Direksi.

15. Apabila tidak ditetapkan lain dalam kebijakan kepengurusan Perseroan sebagaimana dimaksud dalam ayat

the Board of Directors, the Board of Commissioners does not give written consent, then GMS can give decision without written consent from the Board of Commissioners.

11. Legal actions as stated in above point (9) and (10) that are taken without the approval of GMS, still bind the Company as long as other parties in that legal actions have good intention.

12. GMS can lessen limitation to the Board of Directors’ action as stipulated in Articles of Associations or determine other limitation to the Board of Directors other than stated in the Articles of Associations.

13. Management policy is determined in the Board of Directors’ meeting.

14. To execute the Company’s management, each member of the Board of Directors has the rights and authorized to act on behalf of the Board of Directors and represent the Company in accordance with the Company’s management policy and authorities set based on the Board of Directors’ decision.

15. If not determined other in Company’s management policy as stated in paragraph (14), President Director has

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 85

(14), Direktur Utama berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perseroan baik di dalam maupun di luar Pengadilan.

16. a. Apabila Direktur Utama tidak ada atau berhalangan karena sebab apapun, hal mana tidak perlu dibuktikan pada pihak ketiga, maka Wakil Direktur Utama berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta melaksanakan tugas Direktur Utama atau Direktur Utama menunjuk secara tertulis salah satu anggota Direksi yang berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta melaksanakan tugas Direktur Utama dan/ atau Wakil Direktur Utama apabila pada saat bersamaan Wakil Direktur Utama tidak ada atau berhalangan.

b. Apabila Wakil Direktur Utama tidak ada atau berhalangan karena sebab apapun, hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka Wakil Direktur Utama menunjuk secara tertulis anggota Direksi yang berwenang melaksanakan tugas Wakil Direktur Utama, atau Wakil Direktur Utama menunjuk secara tertulis anggota Direksi yang berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta melaksanakan tugas Direktur Utama dan/ atau Wakil Direktur Utama apabila terlebih

the rights and is authorized to act for and on behalf of the Board of Directors and represents the Company both inside and outside the court.

16. a. If President Director is absent or unable to present due to any matter, which is not necessarily need to be proven to third party, then Vice of President Director is quthorized to act for and on behalf of the Board of Directors and carries out the President Director’s duties or President Director appoints in written one of the Board of Directors’ member who is authorized to act for and on behalf of the Board of Directors as well as carries out President Director’s duties and/or Vice of President Director if at the same time is absent or unable to attend.

b. If Vice of President Director is absent or unable to attend due to any matter, which is not necessarily need to be proven to third party, then Vice of President Director appoints in written the Board of Directors’ member who is authorized to carry out Vice of President Director’s duties, or Vice of President Director appoints in written the Board of Director’s member who is authorized to act for and on behalf of the Board of Directors and carry our President Director and/or Vice of President Director’s duties if President

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

86

dahulu Direktur Utama tidak ada atau berhalangan.

c. Apabila RUPS tidak mengangkat Wakil Direktur Utama, maka dalam hal Direktur Utama tidak ada atau beerhalangan karena sebab apapun, hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka Direktur Utama menunjuk secara tertulis anggota Direksi yang berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta melaksanakan tugas Direktur Utama.

17. Dalam hal Direktur Utama tidak melakukan penunjukan, maka anggota Direksi yang terlama dalam jabatan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta melaksanakan tugas Direktur Utama.

18. Direksi untuk perbuatan tertentu atas tanggung jawabnya sendiri, berhak pula mengangkat seorang atau lebih sebagai Wakil atau kuasanya, dengan memberikan kepadanya atau kepada mereka kekuasaan untuk perbuatan tertentu tersebut yang diatur dalam surat kuasa.

19. Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi ditetapkan oleh RUPS. Dalam hal RUPS tidak menetapkan pembagian tugas dan wewenang tersebut, maka pembagian tugas dan wewenang

Director is previously absent or unable to attend.

c. If GMS does not appoint Vice of President Director, then in the event that President Director is absent or unable to attend due to any matter, which is not necessarily need to be proven to third party, then President Director appoints in written the Board of Directors’ member who is authorized to act for and on behalf of the Board of Directors and carry our President Director’s duties.

17. In the event that President Director does not conduct appointment, then the Board of Directors’ member with longest term of office is authorized to act for and on behalf of the Board of Directors and carry out President Director’s duties.

18. The Board of Directors for certain actions on its responsibilities, is also authorized to appoint a person or more as Vice or its attorney, by providing to his or her or to them the power to conduct certain actions as stipulated in power of attorney.

19. Duties and authorities division for each Board of Directors’ member is determined by GMS. In the event that GMS does not determine that duties and authorities division, then duties and authorities division in between the

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 87

di antara Direksi ditetapkan berdasarkan keputusan Direksi.

20. Direksi dalam mengurus Perseroan melaksanakan petunjuk yang diberikan oleh RUPS sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan da/ atau Anggaran Dasar ini.

21. Anggota Direksi tidak berwenang mewakili Perseroan apabila:

a. Terdapat perkara di Pengadilan antara Perseroan denga anggota Direksi yang bersangkutan; atau

b. Anggota Direksi yang bersangkutan mempunyai kepentingan yang berbenturan dengan kepentingan Perseroan.

22. Dalam hal terdapat keadaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (21) yang berhak mewakili Perseroan adalah:

a. Anggota Direksi lainnya yang tidak mempunyai benturan kepentingan dengan Perseroan;

b. Dewan Komisaris dalam hal selruh anggota Direksi mempunyai benturan kepentingan dengan Perseroan; atau

Board of Directors is determined based on the Board of Directors’ Decree.

20. The Board of Directors in managing the Company, carries out the guidance given by GMS as long as it is not contradictory to rules and regulations and/or Articles of Associations.

21. The Board of Directors’ members are not authorized to represent the Company if:

a. There are legal matters in the Court between the Company and related member of the Board of Directors; or

b. Related member of the Board of Directors has conflict of interest with the Company’s interest.

22. In the event there are conditions as stated in paragraph (21) the party authorized to represent the Company is:

a. Other member of the Board of Directors who does not have conflict of interest with the Company;

b. The Board of Commissioners in the event that all members of the Board of Directors have conflict of interest with the Company; or

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

88

c. Pihak lain yang ditunjuk oleh RUPS dalam hal seluruh anggota Direksi atau Dewan Komisaris mempunyai benturan kepentingan dengan Perseroan.

B. HAK DAN KEWAJIBAN DIREKSI

Dalam menjalankan tugas-tugasnya dalam menjalan tugas-tugasnya, Direksi berhak untuk:

1. Menerima gaji dan tunjangan/fasilitas termasuk santunan purna jabatan yang jumlahnya ditentukan oleh RUPS dan wewenang tersebut oleh RUPS dapat dilimpahkan kepada Dewan Komisaris.

2. seorang anggota Direksi berhak mengundurkan diri dari jabatannya dan wajib memberitahukan secara tertulis mengenai maksudnya tersebut kepada Perseroan dengan tembusan kepada Dewan Komisaris, anggota Direksi Perseroan lainnya dan Pemegang Saham yang mengusulkan pengangkatan anggota Direksi yang bersangkutan;

a. Perseroan wajib menyelenggarakan RUPS untuk memutuskan permohonan pengunduran diri anggota Direksi dalam jangka waktu paling lambat 60 (enam puluh) hari kalender setelah diterimanya

c. Other party appointed by GMS in the event all members of the Board of Directors or Commissioners have conflict of interest with the Company.

B. BOARD OF DIRECTORS’ RIGHTS AND OBLIGATIONS

In carrying out its duties, the Board of Directors has the rights to:

1. Receive salaries and allowances/facilities including post-service benefits which amount shall be determined by the GMS and such authorities can be given by RUPS to the Board of Commissioners.

2. A member of the Board of Directors has the rights to resign from his position with the obligation to give written statement concerning the issue to the Company and the Board of Commissioners, other members of the Board of Directors and Shareholders who nominate the appointment of the concerned members of the Board of Directors;

a. The Company shall organize GMS to determine the request of resignation of the members of Board of Directors no later than 60 (sixty) calendar days after the receival of resignation letter.

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 89

surat pengunduran diri;

b. Dalam hal Perseroan tidak menyelenggarakan RUPS dalam waktu 60 (enam puluh) hari kalender setelah diterimanya surat pengunduran diri, maka pengunduran diri dari anggota Direksi tersebut menjadi sah tanpa memerlukan persetujuan RUPS, kecuali pengunduran diri tersebut menyebabkan jumlah anggota Direksi kurang dari 2 (dua) orang.

c. Kepada anggota Direksi yang mengundurkan diri sebagaimana tersebut tetap dapat dimintakan p e r t a n g g u n g j a w a b a n n y a sejak pengangkatan yang bersangkutan sampai dengan tanggal pengunduran dirinya menjadi efektif.

d. Dalam hal anggota Direksi mengundurkan diri sehingga mengakibatkan jumlah anggota Direksi menjadi kurang dari 2 (dua) orang, maka pengunduran diri tersebut sah apabila telah ditetapkan oleh RUPS dan telah diangkat anggota Direksi yang baru sehingga Perseroan memenuhi persyaratan minimal jumlah anggota Direksi.

Dalam menjalankan fungsi dan tugas-tugasnya Direksi berkewajiban untuk:

b. In the event that the Company does not organize GMS within 60 (sixty) calendar days after the receival of the resignation letter, then the resignation from the members of the Board of Directors is valid without the approval of GMS, unless the resignation caused the number of members of the Board of Directors is less than 2 (two) people.

c. To the members of the Board of Directors who resign as mentioned, still can be asked for the responsibilities since the appointment of the member until the date of his resignation becomes effective.

d. In the event that the member of the Board of Directors resigns that causes the total number of members of the Board of Directors is less than 2 (two) people, therefore the resignation is valid after determined by GMS and a new member of the Board of Commissioners has been appointed, so that the Company fulfills the minimum requirement of total number of members of the Board of Directors.

In performing its duties, the Board of Directors is responsible to:

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

90

1. Mengusahakan dan menjamin terlaksananya usaha dan kegiatan Perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan serta kegiatan usahanya;

2. Menyiapkan pada waktunya Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan, dan perubahannya kepada Dewan Komisaris untuk -mendapat persetujuan pada Rapat Dewan Komisaris selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari kalender sebelum tahun anggaran dimulai;

3. Membuat Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus, Risalah RUPS, dan Risalah Rapat Direksi;

4. Membuat Laporan Tahunan sebagai wujud pertanggungjawaban pengurusan Perseroan, serta dokumen keuangan Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang tentang Dokumen Perusahaan;

5. menyusun Laporan Keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan dan menyerahkan kepada Akuntan Publik untuk diaudit;

6. menyampaikan Laporan Tahunan termasuk Laporan Keuangan kepada RUPS untuk disetujui dan disahkan;

1. To make all efforts and ensure that the Company’s business and activities run in accordance with the Company’s aims and objectives;

2. To prepare, when the time comes, Company’s work plans and budget (RKAP) and its changes (if any) and deliver it to the Board of Commissioners to obtain approval from Board of Commissioners’ Meeting no later than 60 (sixty) calendar days prior to the budget year;

3. To make a Register of Shareholders, Special Register, Minutes of General Meeting of Shareholders (RUPS) and Minutes of Meeting of the Board of Directors;

4. To prepare an annual report as a form of accountability management of the Company and Company’s financial documents as set out in regulation of Company’s document;

5. To prepare financial reports based on financial accounting standards and submit them to a public accountant for audit;

6. To submit annual report including financial reports to the RUPS to obtain approval and validation

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 91

7. memberikan penjelasan kepada RUPS mengenai Laporan Tahunan;

8. menyampaikan Neraca dan Laporan Laba Rugi yang telah disahkan oleh RUPS kepada Menteri yang membidangi Hukum dan Hak Asasi Manusia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

9. memelihara dan menyimpan di tempat kedudukan Perseroan Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus, Risalah RUPS, Risalah Rapat Dewan Komisaris dan Risalah Rapat Direksi, Laporan Tahunan dan dokumen keuangan Perseroan sebagai-mana dimaksud pada huruf b butir 4) dan 5) butir ini, dan dokumen Perseroan lainnya.

10. memberikan laporan berkala menurut cara dan waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku, serta laporan lainnya setiap kali diminta oleh Dewan Komisaris;

11. menyiapkan susunan organisasi Perseroan lengkap dengan perincian dan tugasnya;

12. memberikan penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan atau yang diminta anggota Dewan Komisaris;

13. menjalankan kewajiban-kewajiban lainnya sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Anggaran Dasar

7. To give explanations to the RUPS regarding the annual report;

8. To submit Balance Sheet and Income Statement which was approved by RUPS to the Minister of Law and Human Right, in accordance with the prevailing of laws and regulation;

9. To keep in the Company’s domicile all such documents as Register of Shareholders, Special Register, Minutes of General Meeting of Shareholders (RUPS), Minutes of Meeting of the Board of Commissioners and Minutes of Meeting of the Board of Directors, Annual Reports and Company’s financial document as well as other documents as above-mentioned in article b point 4) and 5);

10. To provide periodic reports based on the method and time as set out in laws and regulations as well as other reports as requested by Board of Commissioners;

11. To prepare Company’s organizational structure complete with its specifications and duties;

12. To provide explanations of everything asked or requested by members of the Board of Commissioners

13. To carry out other obligations in accordance with the provisions set forth in the Articles of Association or

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

92

ini dan yang ditetapkan oleh RUPS berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Kewajiban lain yang dilaksanakan Direksi adalah:

1. Menyiapkan pada waktunya rencana pengembangan Perseroan, termasuk rencana-rencana lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan usaha dan kegiatan Perseroan dan menyampaikannya kepada Komisaris dan Pemegang Saham untuk selanjutnya disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang saham guna mendapatkan pengesahan.

2. Mengadakan dan memelihara pembukuan dan administrasi Perseroan sesuai dengan kelaziman yang berlaku bagi suatu Perseroan.

3. Menyusun sistem akuntansi sesuai dengan standar Akuntansi Keuangan dan berdasarkan prinsip-prinsip pengendalian intern, terutama fungsi pengurusan, pencatatan, penyimpanan, dan pengawasan.

4. Menjalankan kewajiban-kewajiban lainnya sesuai dengan kelaziman yang berlaku bagi suatu Perseroan serta berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

as determined by the RUPS and laws and regulations.

Other duties taken by the Board of Directors are:

1. To prepare, when the time comes, the Company’s development plan, including other plans related to the implementation of the Company’s business and activities and delivers it to the Commissioner and the Shareholders for further submitted to RUPS to obtain authorization.

2. To make available and maintain the bookkeeping and administration of the Company based on a common practice applicable in a Company.

3. To prepare accounting systems based on based on financial accounting standards and the principles of internal control, especially division of management, recording, storing, and supervision functions.

4. To carry out other obligations in accordance with common practice applicable in a Company and prevailing laws and regulation.

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 93

C. KOMPOSISI DAN PEMBAGIAN TUGAS ANTAR DIREKSI

Komposisi Direksi Perusahaan terdiri dari :

1. Direktur Utama

2. Direktur Operasi I

3. Direktur Operasi 2

4. Direktur Operasi 3

5. Direktur Keuangan

6. Direktur Human Capital dan Pengembangan

Pembagian tugas masing-masing Direksi adalah sebagai berikut :

1. Direktur Utama

Direktur Utama bertugas memimpin dan mengurus perseroan, sesuai dengan tujuan Perseroan, meliputi :

a. Peningkatan efisiensi dan efektivitas perseroan.

b. Penguasaan, pemeliharaan, dan pengumuman kekayaan perseroan.

c. Peningkatan daya saing perseroan.

d. Perincian tugas Direksi, termasuk

C. COMPOSITION AND TASK DIVISION AMONG BOARD OF DIRECTORS

Composition of the Company’s Board of Directors consists of:

1. President Director

2. Director of Operations 1

3. Director of Operations 2

4. Director of Operations 3

5. Director of Finance

6. Director of Human Capital and Development

Task division of each member of the Board of Directors as follows:

1. President Director

President Director is in charge of leading and managing the Company, in accordance with the Company’s objective, include:

a. Increase efficiency and effectiveness of the Company.

b. Acquisition, maintenance, and the announcement of the company’s wealth.

c. Increase the competitiveness of the Company.

d. Details of Director’s task, including

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

94

tugas mewakili perseroan di dalam dan di luar pengadilan, dengan pembatasan seperti yang tertera dalam Anggaran Dasar.

e. Penetapan wakil/kuasanya dengan menggunakan surat kuasa, atau surat penunjukan kepada Direktur lain.

f. Penetapan Visi, Misi, Rencana strategis perseroan.

g. Penetapan Kebijakan Perusahaan.

h. Penetapan Susunan Organisasi Perseroan.

i. Penetapan peraturan kepegawaian.

j. Penetapan pengangkatan dan pemberhentian Pegawai;

k. Laporan pertanggungjawaban kinerja perusahaan.

l. Penetapan pola pembinaan, pengembangan, koordinasi, konsolidasi, pengendalian terhadap fungsi yang bertanggung jawab secara langsung kepada Direktur Utama, meliputi:

• Kepala Satuan Pengawasan Intern yang membawahi Satuan

the task of representing the Company in and out of a Court, with some restrictions as provided for in the Articles of Association.

e. Appoint deputy or power with a Special Letter of Attorney, or appointment letter to other Directors.

f. Set out Company’s vision, mission and strategic plan.

g. Set out Company’s policy.

h. Set out Company’s organizational structure.

i. Set out employment regulations.

j. Appoint and terminate Employees.

k. Responsible for making a performance report of the Company.

l. Set out the formation pattern, development, coordination, consolidation, control of function that is directly responsible to President Director, including:

• Head of Internal Supervisory Unit (SPI) in charge of Internal

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 95

Pengawasan Intern, yang sesuai dengan fungsi utamanya mempunyai tanggung jawab atas:

1. Optimalisasi pelaksanaan proses pengawasan ke unit/organ perusahaan.

2. Optimalisasi realisasi tindak lanjut perbaikan atas hasil temuan Satuan Pengawasan Internal.

3. Optimalisasi pengawasan kegiatan usaha intern dan etika kerja.

4. Tersusunnya dan terlaksananya perumusan dan pengkonsolidasian Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP), kebijakan perusahaan, kebijakan pokok lingkup satuan pengawasan intern.

5. Tersusunnya Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) perusahaan yang berpedoman pada norma organisasi Satuan Pengawasan Intern yang berlaku. Terselenggaranya pelaksanaan, pengelolaan, dan pengendalian terhadap kegiatan pengawasan/pemeriksaan untuk menunjang tercapainya Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT).

6. Tersedianya Program Pokok Pemeriksaan (P3) sebagai

Supervisory Unit, in accordance with its main function has responsibility for:

1. Optimization of the implementation of control process in Company’s unit or organ.

2. Optimization to follow up the improvements on the finding of the Internal Supervisory Unit.

3. Optimization of the monitoring of internal business activity and work ethic.

4. The preparation and implementation of formulation and consolidation of Company’s work plans and budget (RKAP), Company’s policy, and internal supervisory unit’s policy.

5. Establishment of Annual Work Program Monitoring (PKPT) of the Company based on the prevailing organization norms Internal Supervisory Unit. The implementation of the activities, management, and control of the activities of supervision/inspection to support the achievement of the Annual Work Program Monitoring (PKPT).

6. Availability of Basic Audit Program (P3) as work guidelines Head

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

96

pedoman kerja Kepala Pemeriksa.

7. Tersusunnya laporan hasil pemeriksaan sesuai dengan jadual pelaksanaan Program Pokok Pemeriksaan (P3).

8. Terselenggaranya pengendalian terhadap anggaran biaya pemeriksaan secara efisien dan efektif.

9. Terbinanya tenaga-tenaga Pemeriksa untuk menghasilkan hasil pemeriksaan yang akurat sesuai dengan norma satuan pengawasan intern yang berlaku.

10. Terjaganya kerahasiaan dokumen-dokumen hasil pemeriksaan untuk kepentingan perusahaan.

11. Terintegrasinya pembinaan hubungan dengan pihak pemeriksa ekstern secara berkesinambungan.

12. Terselenggaranya norma organisasi Satuan Pengawasan Intern secara optimal.

13. Tersedianya informasi yang mutakhir mengenai hasil tindak lanjut atas hasil temuan dari satuan pengawasan intern di unit kerja/organ kerja terkait.

Auditor.

7. Establishment of audit report in accordance with the schedule of Basic Audit Program (P3).

8. The implementation of control for budget review efficiently and effectively.

9. The development of Audit personnel to produce accurate audit results in accordance with the norms prevailing internal control unit.

10. Maintaining confidentiality of documents audit for Company’s interest.

11. Integration of engagement with External Auditor continuously.

12. Establishing of organizational norm of Internal Supervisory Unit (SPI) optimally.

13. The availability of the latest information regarding the results of the follow-up on the findings of internal supervisory unit in related work or organ unit.

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 97

14. Terkendalinya pelaksanaan tindak lanjut oleh unit kerja/organ perusahaan terkait terhadap hasil pemeriksaan/hasil temuan satuan pengawasan intern.

15. Terintegrasinya pelayanan, bantuan, saran, dukungan, dan audit (SASAA) di seluruh unit kerja/organ perusahaan lingkup satuan pengawasan intern.

16. Terlaksananya tertib administrasi termasuk tapi tidak terbatas pada laporan bulanan, semesteran, tahunan sesuai dengan lingkup tanggung jawabnya.

17. Terlaksananya penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001 versi 2000 dan sistem manajemen mutu lainnya yang dikembangkan perusahaan.

18. Terlaksananya pembinaan fungsi di lingkungannya dan sumber daya manusia yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan arah perkembangan perusahaan.

19. Terlaksananya manajemen risiko dalam setiap aktivitas pekerjaan di lingkungan kerjanya.

2. Direktur Operasi 1, Direktur Operasi 2 dan Direktur Operasi 3

Direktur Operasi bertugas untuk

14. The controlled implementation of follow up by related Company’s work or organ unit to audit result or findings from internal supervisory unit.

15. Integration of service, help, advice, support, and audit (SASAA) in all Company’s work or organ unit in scope of internal supervisory unit.

16. Implementation of good administrative, but not limited to monthly, semi-annually, annually in accordance with the scope of its responsibilities.

17. Implementation of the quality management system ISO 9001 version 2000 and other quality management system developed by the Company.

18. Implementation of guidance functions in business environment and human resources under its responsibility in accordance with the direction of Company’s development.

19. Implementation of risk management in every activity in work environment.

2. Director of Operations 1, Director of Operations 2 and Director of Operations 3

Director of Operations is in charge

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

98

membina fungsi pengusahaan dibidang konstruksi yang menjadi tanggungjawabnya, meliputi:

a. Penetapan strategi dan pengendalian perolehan usaha konstruksi baik untuk pasar dalam negeri maupun luar negeri.

b. Penetapan sasaran pasar dan pengembangan pasar dini sesuai dengan lingkup tugasnya.

c. Penetapan pola pengendalian produksi, komersial, dan pengadaan.

d. Penetapan strategi pengembangan teknologi dan manajemen konstruksi.

e. Pengusahaan unit usaha strategis yang menjadi bidang usaha di bawah Direktorat Operasi 1 yaitu Departement Sipil Umum 1,Departemen Sipil Umum 2, Departemen Sipil Umum 3 dan Departemen Pemasaran . Departemen Industrial Plant dan Departemen Power Plant & Energi menjadi bidang usaha di bawah Direktorat Operasi 2. Direktorat 3 yaitu Departemen Luar Negeri, Departemen Bangunan Gedung dan Departemen Investasi.

of developing Company’s function in construction that becomes its responsibilities, include:

a. Establishment of strategy and control revenue of construction business both for domestic and international market

b. Determination of the target market and development of early market in accordance with the scope of its task.

c. Establishment of pattern of production control, commercial and procurement.

d. Establishment of strategy of technology development and construction management.

e. Undertaking of strategic business unit into business sector under the Directorate of Operations 1 that is Department of Civil Works, Department of Regional and Foreign Affairs and Department of Building, as well as strategic business units into business sector under the Directorate of Operations 2, namely the Department of Utilities and Department of Energy, including the functions of marketing, production, commercial, and procurement, engineering, and operation collaboration.

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 99

f. Penetapan pola pembinaan, pengembangan, koordinasi, konsolidasi, pengendalian terhadap fungsi yang ada di bawah Direktorat Operasi 1, Direktorat Operasi 2 dan Direktorat Operasi 3 mencakup fungsi-fungsi pemasaran, produksi, komersial dan pengadaan, engineering dan kerjasama operasi yang sesuai dengan fungsi utamanya mempunyai tanggung jawab atas:

1. Terlaksananya perumusan dan pengkonsolidasian Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) dan Rencana Strategis (Renstra) Perusahaan, strategi, kebijakan, program pokok dalam lingkup tanggung jawabnya.

2. Tersajinya informasi pasar dini, pelanggan dan pesaing.

3. Terlaksananya perolehan omset kontrak sesuai dengan RKAP.

4. Terlaksananya perolehan omset penjualan, produktivitas dan laba usaha sesuai dengan RKAP.

f. Determination of pattern formation, development, coordination, consolidation, control of function under the Directorate of Operations 1 and Directorate of Operations 2, including General Manager of the Department of Civil Works, Department of Regional and Foreign Affairs, Department of Building, Department of Utilities, and Department of Energy covers functions of marketing, production, commercial and procurement, engineering and operation collaboration in accordance with its main function has responsibility for:

1. Implementation of formulation and consolidation of Company’s work plans and budget (RKAP) and Company’s strategic plan (Renstra), strategy, policy, main program in the scope of its responsibility.

2. Availability of early market information, customer and competitors.

3. Implementation of acquisition of contract value in accordance with Company’s work plans and budget (RKAP).

4. Implementation of the acquisition of sales, productivity, and operating income in accordance with Company’s work plans and budget (RKAP)

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

100

5. Terlaksananya koordinasi di fungsi pemasaran antar “Strategic Bussiness Unit (SBU) di departemennya,

6. Terlaksananya prakualifikasi, tender, proposal sesuai dengan permintaan dan keinginan calon pelanggan.

7. Memastikan efektifitas pelaksanaan pelayanan pelanggan dan pelayanan purna jual.

8. Terlaksananya peningkatan “Brand Image” Perusahaan.

9. Terlaksananya standarisasi metode kerja, penerapan ”knowledge management system”, persetujuan metode kerja yang akan digunakan proyek, penerapan value analysis/value engineering, inovasi yang terkait dengan peningkatan nilai tambah serta menunjang produktivitas perusahaan.

10. Terselenggaranya pelaksanaan contract review, administrasi kontrak, claim dan eskalasi, asuransi serta aplikasi analisa risiko sesuai dengan lingkup tugasnya.

11. Terlaksananya fungsi financial enjiniring dalam rangka meningkatkan proyek-proyek investasi di departemennya

5. Implementation of coordination in marketing function inter-Strategic Business Unit (SBU) in the department.

6. Implementation of prequalification, bids, proposal in accordance with the demand and interest of prospective customers.

7. Ensuring the effectiveness of implementation of customer sevice and after-sales service.

8. Implementation of improvement ”Brand Image” Company.

9. Implementation of standarisation of work method, application of “knowledge management system”, approval of work method that will be used in in the project, application of value analysis/value engineering, innovation associated with the increase of added value as well as the productivity of the Company.

10. Implementation of contract review, contract administration, claim and escalation, insurance and application of risk analysis in accordance with the scope of its task.

11. Implementation of financial engineering function in order to increase the investment projects in the department.

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 101

12. Tersajinya informasi databased material, suplier, subkontraktor serta mitra kerja dalam pelaksanaan manajemen pengadaan yang modern, transparan dan terkendali dalam upaya peningkatan daya saing perusahaan.

13. Terlaksananya pendayagunaan sumberdaya peralatan/mesin, subkontraktor dan pemasok/penyedia jasa di tingkat perusahaan lingkup departemennya dalam upaya pencapaian sasaran produksi.

14. Terlaksananya evaluasi efektifitas kinerja PjPU dilingkup departemennya yang terkait dangan pencapaian omset penjualan, biaya usaha sampai laba usaha dan informasi ”early warning” atas pelaksanaan kegiatan PjPU/PPU dengan menggunakan aplikasi-aplikasi software modern

15. Terlaksananya sistem ”Project Management Body of Knowledge (PMBOK)” baik dalam aplikasi maupun perolehan sertifikasinya.

16. Terlaksananya pengendalian proyek-proyek strategis dalam hal : Biaya, Mutu, Waktu (BMW)

17. Terlaksananya pelayanan , bantuan, saran, dukungan,

12. Availability of information of material database, supplier, subcontractor and partner in the implementation of modern procurement management, transparent and controlled in order to increase the competitiveness of Company.

13. Implementation of the utilization of equipment/machinery equipment, , subcontractor and supplier/service provider at Company level in scope of its department in order to achieve production target.

14. Implementation of the evaluation of performance effectiveness PjPU in the scope of its department related to the achievement of sales turnover, work cost to operating income and “early warning” information of the implementation of PjPU/PPU using modern software application

15. Implementation of a system of “Project Management Body of Knowledge (PMBOK)” in both the application and acquisition of certification.

16. Implementation of control of strategic projects in terms of: Cost, Quality, Time (BMW)

17. Implementation of service, help, advice, support, and audit (SASAA)

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

102

dan audit (SASAA : Support, Assist, Supervise, Advice, Audit) di seluruh unit kerja/organ perusahaan lingkup operasi dalam rangka optimalisasi pengelolaan pengendalian produksi, pengendalian produktivitas perusahaan.

18. Terlaksananya tertib administrasi termasuk didalamnya laporan bulanan, semesteran, dan tahunan, evaluasi kinerja sesuai dengan lingkup tanggungjawabnya dalam rangka mendorong konsistensi dalam administrasi.

19. Terkelolanya sumber daya departemen yang menjadi tanggung jawabnya, dan penerapan sistem manajemen secara optimal khususnya fungsi perencanaan dan pengawasan.

20. Terlaksananya upaya peningkatan Mutu yang menjadi tanggung jawabnya, melalui penerapan Sistem Manajemen WIKA

21. Terlaksananya peningkatan dan pembinaan kompetensi human capital yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan arah perkembangan perusahaan

22. Terlaksananya penerapan manajemen risiko dalam setiap aktivitas pekerjaan di tingkat Departemennya.

in all Company’s work or organ unit in scope of operation in order to optimize management production control, control of the Company’s productivity.

18. Implementation of good administrative including monthly, semi-annual, and annual report, performance evaluation in accordance with the scope of its responsibility in order to promote consistency in administration.

19. Management of resources department that become its responsibility and implementation of management system optimally, particularly the function of planning and supervision.

20. Implementation of effort of quality improvement that become its responsibility, through the application of WIKA Management System.

21. Implementation of improvement and development of human capital competence that become its responsibility in accordance with the direction of Company’s development.

22. Implementation of risk management in every work activity at the level of its Department.

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 103

3. Direktur Keuangan

Direktur Keuangan mempunyai tugas untuk membina fungsi pengusahaan keuangan dan kesekretariatan perusahaan, meliputi:

a. Penetapan perencanaan dan pengendalian Hasil Usaha tingkat konsolidasi Departemen, Anak Perusahaan, dan Perusahaan Patungan.

b. Pengendalian terhadap pengelolaan Entitas Anak dan Entitas Asosiasi.

c. Penetapan perencanaan dan pengendalian dana, termasuk didalamnya optimalisasi pengusahaan, pengelolaan, dan pendayagunaan Sumber Daya Keuangan.

d. Penetapan strategi pengelolaan akuntansi dan perpajakan, termasuk didalamnya strategi pengendalian dalam rangka penyelenggaraan pembukuan perusahaan sesuai dengan sistem akuntansi yang berlaku dan pelaksanaan dan kewajiban perpajakan perusahaan secara optimal untuk kepentingan perusahaan.

e. Penetapan strategi dan pola pengelolaan fungsi umum, termasuk di dalamnya

3. Director of Finance

Director of Finance has a duty to develop financial enterprise and secretarial functions of the Company, include:

a. Determination of the plan and control of operating results Departremen in consolidation level of Department, Subsidiary Company, and Joint Venture.

b. Control of the management of its Subsidiary Company and Joint Venture.

c. Determination of the plan and fund control, including the optimization of enterprise, management, and utilization of financial resources.

d. Determination of accounting and tax management strategy, including the control strategy in order to implement Company’s bookkeeping in accordance with the prevailing accounting system and the implementation and Company’s tax obligation optimally for Company’s interest.

e. Determination of strategy and pattern of general function management, including the

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

104

penyediaan fasilitas umum/perkantoran, pengelolaan harta fisik perusahaan, pengendalian Kawasan Industri WIKA, pengelolaan kantor cabang, dan optimalisasi pengelolaan manajemen ‘service’ perkantoran.

f. Penetapan pola pembinaan, pengembangan, koordinasi, konsolidasi, pengendalian terhadap fungsi yang ada di bawah Direktorat Keuangan, meliputi :

1. General Manager Departemen Keuangan yang sesuai dengan fungsi utamanya mempunyai tanggung jawab atas :

a. Terlaksananya perumusan dan pengkonsolidasian Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) dan Rencana Strategis (Renstra), pelaporan kinerja, evaluasi hasil usaha, dan kebijakan keuangan perusahaan sebagai dasar evaluasi hasil usaha Perusahaan Induk, Perusahaan Anak dan Usaha Patungan.

b. Terlaksananya analisa investasi tingkat perusahaan, dan kelayakan usaha dalam bidang keuangan untuk dasar keputusan Direksi.

c. Terlaksananya perumusan

provision of public facilities/offices, Company’s physical property management, the control of WIKA Industrial Area, branch office management, and optimization of the ‘service’ office management.

f. Determination of pattern formation, development, coordination, consolidation, control of function under the Directorate of Finance, include:

1. General Manager of the Department of Finance in accordance with its main function has responsibility for:

a. Implementation of formulation and consolidation of Company’s work plans and budget (RKAP) and Company’s strategic plan (Renstra), performance report, evaluation of operating result, and Company’s financial policy as a basis for the evaluation of operating result of Holding Company, Subsidiary Company and Joint Venture.

b. Implementation of investment analysis in Company’s level, and feasibility in finance for Board’s decision basis.

c. Implementation of the budget

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 105

anggaran, pengusahaan dana, pengendalian biaya usaha, dan perpajakan tingkat perusahaan, akuntansi perusahaan sebagai dasar pengelolaan Manajemen Keuangan Perusahaan yang sehat.

d. Tersusunnya sistem lingkup perencanaan dan pengendalian hasil usaha, investasi, keuangan, perpajakan, akuntansi, dan laporan-laporan kinerja perusahaan dalam rangka menunjang program pengendalian sumber daya keuangan Perusahaan.

e. Terlaksananya pengelolaan dan pengendalian anggaran, pengusahaan dana, perpajakan, sistem & fungsi akuntansi, piutang & persediaan, untuk menunjang tercapainya sasaran perusahaan secara optimal.

f. Terkendalinya pengelolaan informasi keuangan, perpajakan, akuntansi untuk menunjang tercapainya sasaran perusahaan secara optimal.

g. Terlaksananya pengendalian terhadap pelaksanaan fungsi manajemen keuangan di seluruh unit kerja/organ perusahaan dan merumuskan tindakan prefentif dan korektif untuk merekomendasikan pada unit kerja/organ perusahaan yang

formulation, utilization of funds, cost control effort, and taxation in Company’s level, accounting firm as the basis for the health of Corporate Financial Management.

d. Establishment of system in the scope of planning and operating result control, investment, finance, taxation, accounting, and performance report in order to support the program of Company’s financial resource control.

e. Implementation of management and budget control, utilization of funds, taxation, systems and accounting function, accounts receivable and inventory, to support the achievement of Company’s objective optimally.

f. The controlled management of financial information, taxation, accounting to support the achievement of Company’s objective optimally.

g. Implementation of control over the implementation of the financial management function in all Company’s work/organ unit and formulate preventive and corrective actions to the Company’s work/organ unit concerned.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

106

bersangkutan.

h. Terlaksananya penerapan manajemen risiko tingkat perusahaan.

i. Terintegrasinya pembinaan fungsi perencanaan tahunan, evaluasi hasil usaha, manajemen keuangan, pengelolaan perpajakan, akuntansi perusahaan, di seluruh unit kerja/organ perusahaan.

j. Tersajinya laporan kinerja perusahaan konsolidasi dan laporan terkait lainnya untuk pemegang saham, komisaris dan/atau pihak-pihak terkait perusahaan.

k. Tersajinya informasi kinerja (performance) anak perusahaan dan usaha patungan beserta rekomendasi tindak lanjutnya.

l. Terintegrasinya pelayanan, bantuan, saran, dukungan dan audit (SASAA) di seluruh unit kerja/organ perusahaan lingkup keuangan dalam rangka optimalisasi pengelolaan sumber daya keuangan dan melaksanakan koordinasi dengan Perusahaan Anak sesuai dengan fungsinya.

m. Terlaksananya tertib administrasi termasuk tapi tidak terbatas pada laporan bulanan,

h. Implementation of corporate risk management.

i. Integration of coaching function annual planning, evaluation of operating result, financial management, tax management, accounting firm, in all Company’s work/organ unit.

j. Availability of consolidated Company performance reports and other related reports to Shareholders, Board of Commissioners and/or related parties of the Company.

k. Availability of performance information of Subsidiary Company and Joint Venture as well as follow-up recommendations.

l. Integration of service, help, advice, support, and audit (SASAA) in all Company’s work/organ unit in scope of finance in order to optimize the management of financial resources and coordinate with Subsidiary Company in accordance with its function.

m. Implementation of good administrative, including but not limited to monthly, semi-annual,

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 107

semesteran, dan tahunan sesuai dengan lingkup tanggung jawabnya.

n. Terlaksananya upaya peningkatan Mutu yang menjadi tanggung jawabnya, melalui peneraan konsep Sistem Manajemen Mutu Terpadu atau pengendalian Mutu Terpadu (PMT) dan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 versi 2000 dan/atau Sistem manajemen mutu lainnya yang ditetapkan.

o. Terlaksananya pembinaan fungsi di lingkungannya dan human capital yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan arah perkembangan perusahaan.

p. Terlaksananya manajemen risiko dalam setiap aktivitas pekerjaan di lingkungan kerjanya.

2. Sekretaris Perusahaan yang membawahi Sekretariat Perusahaan, yang sesuai dengan fungsi utamanya mempunyai tanggung jawab atas :

a. Terlaksananya perumusan dan pengkonsolidasian perencanaan jangka pendek dan jangka panjang, kebijakan perusahaan, kebijakan pokok, anggaran perusahaan lingkup Sekretariat Perusahaan.

and annual report in accordance with the scope of its responsibility.

n. Implementation of quality improvement effort which become its responsibility, through calibration concept of Integrated Quality Management System or Integrated Quality Control (PMT) and the Quality Management System ISO 9001 version 2000 and/or other determined quality management systems.

o. Implementation of guidance functions in its environment and human capital that become its responsibility in accordance with the direction of Company’s development.

p. Implementation of risk management in every work activity at the level of its Department.

2. Corporate Secretary in charge of the Company Secretariat, in accordance with its main function has responsibility for:

a. Implementation of the formulation and consolidation of short-term and long-term plans, Company’s policy, main policy, Company budget in scope of Company Secretariat.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

108

b. Terlaksananya efektifitas penerapan “Good Corporate Governance” (GCG), keterkaitan dengan peraturan-peraturan perusahaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, pengaturan dan pengarsipan rapat Direksi/Komisaris/ Pemegang Saham, pengaturan dan pengarsipan surat menyurat/dokumen perusahaan.

c. Terlaksananya publisitas perusahaan, komunikasi intern dan ekstern, protokoler, promosi serta penerapan standar pelayanan pelanggan.

d. Terlaksananya dan terbinanya hubungan serta komunikasi dengan para investor.

e. Terselenggaranya pelaksanaan, pengelolaan, dan pengendalian terhadap rencana/realisasi kegiatan umum antara lain: keanggotaan profesi, asosiasi, klub-klub, dokumen kepemilikan aset perusahaan, pengelolaan gedung, kendaraan, utilitas, kebersihan serta akomodasi Direksi/Komisaris.

f. Terselenggaranya kegiatan legalitas usaha serta hal yang terkait dengan litigasi, menyebarluaskan informasi

b. Implementation of the effectiveness of “Good Corporate Governance” (GCG) practices, linkages with Company regulations and the prevailing regulations, setting and meeting archiving of Board of Directors/Board of Commissioners/Shareholder, setting and filing correspondence/documents of the Company.

c. Implementation of Company publicity, internal and external communications, protocol, promotion and implementation of customer service standard.

d. Implementation of relationship building and communication with investors.

e. The implementation of practices, management, and control of the plan/realization of common activities include: professional membership, associations, clubs, document ownership of the Company’s assets, management of building, vehicles, utilities, sanitation and accommodation Board of Directors/Board of Commissioners.

f. The implementation of the legality of the business activities as well as matters related to litigation, disseminate information related to

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 109

terkait dengan legalitas perikatan dengan pihak lain.

g. Terselenggaranya program kemitraan dan bina lingkungan serta program tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility) di seluruh perusahaan.

h. Terintegrasinya pelayanan, bantuan, saran, dukungan, dan audit (SASAA) di seluruh unit kerja/organ perusahaan lingkup sekretariat perusahaan.

i. Terlaksananya tertib administrasi termasuk tapi tidak terbatas pada laporan bulanan, semesteran, dan tahunan sesuai dengan lingkup tanggung jawabnya.

j. Terlaksananya upaya peningkatan Mutu yang menjadi tanggung jawabnya melalui penerapan konsep Sistem Manajemen Mutu Terpadu atau Pengendalian Mutu Terpadu (PMT) dan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 versi 2000 dan/atau Sistem Manajemen mutu lain yang ditetapkan.

k. Terlaksananya pembinaan fungsi dilingkungannya dan human capital yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan arah perkembangan perusahaan.

the legality of the engagement with other parties.

g. The implementation of partnerships and community development program as well as program of Corporate Social Responsibility in the entire Company.

h. Integration of service, help, advice, support, and audit (SASAA) in all Company’s work/organ unit in scope of Company Secretariat.

i. Implementation of good administrative, including but not limited to monthly, semi-annual, and annual report in accordance with the scope of its responsibility.

j. Implementation of quality improvement effort which become its responsibility, through calibration concept of Integrated Quality Management System or Integrated Quality Control (PMT) and the Quality Management System ISO 9001 version 2000 and/or other determined quality management systems.

k. Implementation of guidance functions in its environment and human capital that become its responsibility in accordance with the direction of Company’s development.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

110

l. Terlaksananya manajemen risiko dalam setiap aktivitas pekerjaan di lingkungan kerjanya.

Departemen Legal :

a. JOB DESK : mendukung

4. Direktur Human Capital dan Pengembangan

Direktur Sumber Daya Manusia (Human Capital) dan Pengembangan bertugas membina fungsi pengusahaan Human capital dan pengembangan usaha, meliputi:

a. Penetapan strategi dan pola perencanaan dan pengembangan human capital, termasuk di dalamnya rekrut tingkat perusahaan, penetapan strategi dan pola perencanaan dan pembinaan kompetensi dan penempatan human capital, optimalisasi realisasi tindak lanjut pembinaan dan pengembangan human capital.

b. Penetapan strategi dan pola pengharkatan human capital, termasuk di dalamnya penetapan strategi dan pola pengembangan sistem pengharkatan human capital, strategi dan pola pengendalian pelaksanaan pengharkatan human capital, penetapan pola

l. Implementation of risk management in every work activity at the level of its Department.

Departemen Legal :

a. JOB DESK : mendukung

4. Director of Human Capital and Development

Director of Human Resources (Human Capital) and Development in charge of fostering human capital utilization functions and business development, including:

a. Determination of strategy and guideline of human capital planning and development, including recruitment, strategy establishment and pattern of planning and competency development and placement of human capital, optimization of the realization of follow up training and development of human capital.

b. Establishment of strategy and pattern of human capital appraisal, including the determination of strategies and patterns of development of human capital appraisal system, the determination of the pattern of conducive industrial relations, the determination of strategy and pattern of organizational development and

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 111

pengembangan hubungan industrial secara kondusif, penetapan strategi dan pola pengembangan organisasi dan optimalisasi penyelenggaraan administrasi di fungsi human capital secara komprehensif.

c. Penetapan pola pengembangan sistem manajemen, termasuk di dalamnya perencanaan, pengembangan dan penyelenggaraan sistem manajemen di tingkat perusahaan antara lain meliputi sistem manajemen mutu ISO 9000, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Pengembangan Sistem Manajemen, dan uji coba sistem manajemen lain yang akan dikembangkan perusahaan.

d. Penetapan strategi dan pola pengembangan sistem informasi, termasuk di dalamnya strategi dan pola pengembangan dan pengelolaan teknologi informasi, optimalisasi aplikasi perangkat lunak dan perangkat keras, optimalisasi jejaring teknologi informasi tingkat perusahaan.

e. Penetapan pengembangan usaha, termasuk didalamnya strategi implementasi dan evaluasi BEM WIKA, optimalisasi sinergi proses dan produk

optimization of the pattern of administration in the function of human capital comprehensively.

c. Determination of the pattern of management systems development, including planning, development and implementation of management systems at the Company level, consist of the quality management system ISO 9000, Occupational Health and Safety (K3), Development Management System, and the trials of other management systems that will be developed by the Company .

d. Determination of strategy and pattern of information system development, including strategy and pattern of development and information technology management, optimization of software and hardware applications, optimization of information technology networks at the Company level.

e. Determination of business development, including the strategy of implementation and evaluation BEM Wika, optimization of synergies process and Subsidiary

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

112

anak perusahaan, strategi pengembangan usaha baru.

f. Penetapan pola pembinaan, pengembangan, koordinasi, konsolidasi, pengendalian terhadap fungsi yang ada di bawah Direktorat Human capital dan Pengembangan, meliputi :

1. General Manager Departemen Human capital yang sesuai dengan fungsi utamanya mempunyai tanggung jawab atas :

a. Terlaksananya perumusan dan pengkonsolidasian Rencana Kerja Anggaran perusahaan (RKAP) dan Rencana Strategis (Renstra) lingkup organisasi dan human capital, kebijakan perusahaan untuk organisasi dan human capital, anggaran perusahaan lingkup human capital, portofolio human capital, kebijakan pokok untuk organisasi dan human capital, sebagai bahan pengambilan keputusan Direksi.

b. Tersusunnya sistem dalam lingkup penggalian kebutuhan human capital, perencanaan human capital, pemenuhan human capital, pembinaan dan pengembangan kompetensi, penempatan, pendidikan dan pelatihan, pola karir, audit human

Company’s product, new business development strategy.

f. Determination of pattern formation, development, coordination, consolidation, control of functions under the Directorate of Human Capital and Development, include:

1. General Manager of the Department of Human Capital in accordance with its main function has responsibility for:

a. Implementation of formulation and consolidation of Company’s work plans and budget (RKAP) and Company’s strategic plan (Renstra) in scope of the organization and human capital, the Company’s policy for the organization and human capital, the Company’s budget in scope of human capital, human capital portfolio, main policy for organization and human capital, as decision-making material for the Board of Directors.

b. Establishment of a system within the scope of the needs of human capital, human capital planning, fulfillment of human capital, training and competence development, placement, education and training, career path, audit of human capital, “corporate culture”, and

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 113

capital, ”corporate culture”, dan pengembangan organisasi perusahaan.

c. Terselenggaranya program pengharkatan, sistem manajemen penilaian karya, insentif hasil lebih, bonus, hubungan industrial, sistem informasi human capital, administrasi dan penggajian, asuransi serta program pensiun.

d. Tersedianya anggaran yang memadai sesuai dengan arah pengembangan perusahaan, pengharkatan human capital dan optimalisasi kepentingan perusahaan.

e. Terjaminnya pengharkatan setiap human capital sesuai dengan kontribusinya.

f. Terlaksananya pelayanan, bantuan, saran, dukungan dan audit (SASAA) di seluruh unit kerja/organ perusahaan lingkup organisasi dan human capital dalam rangka optimalisasi pengelolaan human capital tingkat perusahaan.

g. Terlaksananya pendayagunaan, pengendalian, pembinaan terhadap pelaksanaan fungsi manajemen human capital di seluruh unit kerja/organ perusahaan dan merumuskan tindakan prefentif dan korektif

organizational development company.

c. The implementation of the appraisal program, work assessment management system, more incentives, bonuses, industrial relations, human capital information systems, administration and payroll, insurance and pension programs.

d. Availability of adequate budget in accordance with the direction of the company development, appraisal of human capital and the optimization of company’s interests.

e. Ensuring the appraisal of human capit\al based on their contribution.

f. Implementation of service, help, advice, support, and audit (SASAA) in all Company’s work/organ unit in scope of organization and human capital in order to optimize human capital management at Company level.

g. Implementation of empowerment, control, guidance on the implementation of human capital management functions across the Company’s work/organ unit and formulate preventive and corrective actions to be recommended in

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

114

untuk direkomendasikan pada unit kerja/organ perusahaan yang bersangkutan dalam rangka optimalisasi pengelolaan human capital tingkat perusahaan.

h. Terlaksananya tertib administrasi termasuk tapi tidak terbatas pada laporan bulanan, semesteran, dan tahunan sesuai dengan lingkup tanggung jawabnya.

i. Terlaksananya penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001 dan sistem manajemen mutu lainnya yang dikembangkan perusahaan.

j. Terlaksananya pembinaan fungsi di lingkungannya dan human capital yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan arah perkembangan perusahaan.

k. Terlaksananya manajemen risiko dalam setiap aktivitas pekerjaan di lingkungan kerjanya.

1. General Manager Departemen Pengembangan Sistem dan Usaha yang sesuai dengan fungsi utamanya mempunyai tanggung jawab atas :

a. Terlaksananya perumusan dan pengkonsolidasian Rencana Kerja Anggaran perusahaan dan

the Company’s work/organ unit concerned in order to optimize the management of human capital at Company level.

h. Implementation of good administrative, including but not limited to monthly, semi-annual, and annual report in accordance with the scope of its responsibility.

i. Implementation of the quality management system ISO 9001 and other quality management system developed by the Company.

j. Implementation of guidance functions in its environment and human capital that become its responsibility in accordance with the direction of Company’s development.

k. Implementation of risk management in every work activity at the level of its Department.

1. General Manager of the Department of Development System and Business in accordance with its main function has responsibility for:

a. Implementation of formulation and consolidation of Company’s work plans and budget (RKAP) and

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 115

Rencana Strategis (Renstra), kebijakan perusahaan, dan kebijakan pokok lingkup sistem manajemen, sistem informasi, pengembangan usaha, sebagai bahan pengambilan keputusan Direksi.

b. Tersusunnya perencanaan strategis perusahaan yang terkait dengan BEM WIKA, rencana investasi perusahaan, serta penetapan Sistem Manajemen WIKA (SMW), Knowledge Management, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), menjamin penerapan Sistem Manajemen Mutu yang ditetapkan perusahaan.

c. Tersusun serta terkendalinya Sistem Informasi Manajemen terintegrasi yang meliputi antara lain : ”business IT architecture”, ”data based management sistem”, ”aplication sistem/software”, ”business integration”, ”business intelegent” ”quality assurance” ”IT audit”, ”knowledge management”, Portal WIKA” dan ”Nomenclature” serta tersedianya jaringan atau hardware sesuai keperluan perusahaan.

d. Tersajinya kajian strategic business baru yang terkait dengan perencanaan strategis WIKA.

Company’s strategic plan (Renstra), the Company’s policy, and main policy of management system, information system, business development, as decision-making material for the Board of Directors.

b. Establishment of Company’s strategic planning related to the BEM WIKA, the Company’s investment plan, as well as the determination of WIKA Management System (SMW), Knowledge Management, Occupational Health and Safety (K3), ensure the implementation of the Quality Management System established by the Company.

c. Establishment and control of integrated Management Information System that includes: “business IT architecture”, “data-based management system”, “application system/software”, “business integration”, “business intelligent” “quality assurance” “IT audit “,” knowledge management “, WIKA Portal” and “Nomenclature” and the availability of network or hardware as needed by Company.

d. Availability of new strategic business study related to strategic planning of WIKA.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

116

e. Tersajinya kajian investasi yang terkait dengan pengembangan usaha baru perusahaan.

f. Terlaksananya dan terintegrasinya knowledge management untuk tingkat perusahaan.

g. Terlaksananya pelayanan, bantuan, saran, dukungan, dan audit (SAASA) diseluruh unit kerja/organ perusahaan lingkup sistem manajemen, sistem informasi, dan pengembangan usaha baru dalam rangka peningkatan daya saing perusahaan.

h. Terlaksananya pendayagunaan, pengendalian, pembinaan terhadap pelaksanaan fungsi sistem manajemen, sistem informasi, pengembangan usaha di seluruh unit kerja/organ perusahaan dan merumuskan tindakan korektif untuk direkomendasikan pada unit/organ perusahaan yang bersangkutan dalam rangka optimalisasi pengelolaan pengembangan sistem dan usaha.

i. Terlaksananya tertib administrasi termasuk tapi tidak terbatas pada laporan bulanan, semesteran, dan tahunan sesuai dengan lingkup tanggung jawabnya.

e. Availability of investment study related to new business development of the Company.

f. Implementation and integration of knowledge management at Company level.

g. Implementation of service, help, advice, support, and audit (SASAA) in all Company’s work/organ unit in scope of management system, information system, and new business development in order to increase the competitiveness of Company.

h. Implementation of empowerment, control, guidance on the implementation of management system function, information system, business development across the Company’s work/organ unit and formulate corrective actions to be recommended in the Company’s work/organ unit concerned in order to optimize the management of system development at Company level.

i. Implementation of good administrative, including but not limited to monthly, semi-annual, and annual report in accordance with the scope of its responsibility.

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 117

j. Terlaksananya pembinaan fungsi dilingkungannya dan human capital yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan arah perkembangan perusahaan.

k. Terlaksananya manajemen risiko dalam setiap aktivitas pekerjaan dilingkungan kerjanya.

D. PENETAPAN KEBIJAKAN PERUSAHAAN OLEH DIREKSI

Kebijakan Perusahaan dalam hal ini adalah suatu keputusan atau tindakan yang diambil oleh Direksi dalam menjalankan, mengarahkan dan mengendalikan kegiatan kerja tertentu atau menyelesaikan suatu permasalahan tertentu, di mana substansi permasalahan atau kegiatan kerja dimaksud belum diatur dalam suatu aturan yang baku.

Kebijakan yang diambil oleh Direksi dapat berupa suatu kebijakan yang diambil melalui konsensus antara seluruh atau sebagian besar anggota Direksi berkaitan dengan masalah pengurusan dan pengelolaan Perusahaan, atau dapat pula merupakan kebijakan yang diambil secara individual tanpa adanya konsensus dimaksud.

Dalam rangka menggunakan dan menjalankan hak dan kewajiban tersebut

j. Implementation of guidance functions in its environment and human capital that become its responsibility in accordance with the direction of Company’s development.

k. Implementation of risk management in every work activity at the level of its Department.

D. COMPANY’S POLICY DETERMINATION BY THE BOARD OF DIRECTORS

Company’s policy in this case is a decision or action taken by the Board of Directors in performing, directing and controlling certain work activities or solves a particular problem, in which the referred subject matter or work activities have not been regulated in a standard rule.

Policy taken by the Board of Directors may be a policy taken by consensus among all or most of the members of the Board of Directors related to the Company’s organization issue and Company management, or can also be a policy taken by individual without any referred consensus.

In order to use and carry out the rights and duties in daily activities then the following

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

118

dalam kegiatan sehari-hari maka prinsip-prinsip berikut ini dipatuhi oleh Direksi:

1. Dalam hal suatu kebijakan yang diambil oleh Direksi merupakan sesuatu yang substansinya menyangkut citra perusahaan, risiko atau konsekuensi material maka kebijakan tersebut harus mendapat persetujuan Direksi secara kolegial. Penjabaran lebih lanjut mengenai citra perusahaan, risiko serta materialitas dijabarkan dalam kebijakan tersendiri.

2. Dalam hal kebijakan di atas dilakukan oleh individu anggota Direksi, maka individu anggota Direksi yang bersangkutan bertanggung jawab atas kebijakan tersebut sampai dengan kebijakan tersebut dapat disetujui Direksi secara kolegial.

3. Dalam hal kebijakan yang diambil oleh Direksi mempunyai substansi yang sama dan dilakukan secara terus menerus sehingga menjadi suatu kebutuhan Perusahaan sehari-hari maka individu anggota Direksi yang bersangkutan perlu mengusulkan kepada Direksi untuk menjadikan kebijakan yang dilakukannya sebagai suatu peraturan yang mengikat.

4. Dalam mengambil kebijakan atau keputusan atas suatu permasalahan yang timbul, setiap anggota

principles shall be obeyed by the Board of Directors:

1. In the case of a policy taken by the Board of Directors is something that concerns with the substance of the Company’s image, the risk or the material consequences of the policy must be approved by the Board of Directors as a collegial. Further elaboration of the Company’s image, risk and materiality is described in a separate policy.

2. In the case of the above policycarried out by individual members of the Board of Directors, the individual members of the Board of Directors shall be responsible for this policy until the policy is approved by the Board of Directors collegially.

3. In the case of policy taken by the Board of Directors has the same substance and conducted continuously so that it becomes a day-to-day needs of the concerned individual members of the Board of Directors need to propose to the Board of Directors to make this policy as a binding rule.

4. In taking a policy or decision on an issue that arises, each member of the Board of Directors shall consider some

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 119

Direksi wajib mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut :

a. Itikad baik

b. Pertimbangan rasional dan informasi yang cukup

c. Investigasi memadai terhadap permasalahan yang ada serta berbagai kemungkinan pemecahannya beserta dampak positif dan negatifnya bagi Perusahaan, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.

d. Dibuat berdasarkan pertimbangan independen

e. Koordinasi dengan anggota Direksi lainnya khususnya untuk suatu kebijakan yang akan berdampak langsung maupun tidak langsung kepada tugas dan kewenangan serta kebijakan anggota Direksi lainnya.

5. Dalam menjalankan kewajiban sehari-hari, Direksi senantiasa mempertimbangkan kesesuaian tindakannya dengan rencana dan tujuan Perusahaan.

6. Pendelegasian wewenang Direksi kepada pegawai atau pihak lain untuk melakukan perbuatan hukum atas nama Perusahaan wajib dinyatakan dalam bentuk dokumen tertulis dan disetujui oleh Direktur Utama.

of the following:

a. Good intention

b. Rational considerations and sufficient information

c. In-depth investigation on the existing problems and the various possible resolutions and their positive and negative impacts for the Company, both for short term and long term.

d. Shall be made based on independent considerations.

e. Coordination with other members of the Board of Directors, especially for a policy that will impact directly or indirectly to the duties and authorities as well as the policy of other members of the Board of Directors.

5. In carrying out day-to-day duties, the Board of Directors continues to consider the suitability of the action with the Company’s plans and objectives.

6. Delegation of authority of the Board of Directors to employees or other parties to take legal actions on behalf of the Company shall be expressed in terms of written documents and approved by President Director.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

120

E. PELIMPAHAN TUGAS DAN KEWENANGAN

Dalam hal Direktur Utama berhalangan untuk menjalankan tugasnya, maka salah seorang anggota Direksi ditunjuk untuk menjalankan Tugas dan Kewenangan Direktur Utama tersebut. Penunjukan anggota Direksi tersebut ditentukan secara bergilir untuk waktu tertentu. Apabila salah seorang anggota Direksi berhalangan untuk menjalankan tugasnya, maka Direktur Utama dan/atau salah seorang anggota Direksi yang ditunjuk akan menjalankan Tugas dan Kewenangan anggota Direksi yang berhalangan tersebut. Tata cara pelimpahan tugas dan wewenang tersebut akan diatur dengan Keputusan Direksi.

F. KRITERIA ANGGOTA DIREKSI23

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk menyadari sepenuhnya bahwa Pemegang Saham melalui RUPS memiliki kewenangan penuh untuk mengangkat Direksi. Namun demikian, untuk menjamin anggota Direksi memiliki kinerja sesuai harapan Pemegang Saham dan kebutuhan Perusahaan maka Perusahaan perlu menetapkan kebijakan tentang kriteria anggota Direksi sesuai kebutuhan.

Kriteria Direksi Perusahaan meliputi hal-hal sebagai berikut:

E. DELEGATION OF DUTIES AND AUTHORITIES

In the event that the President Director is unable to perform his duties, then a member of the Board of Directors appointed to carry out task and authorities of the President Director. The appointment of members of the Board of Directors determined in rotation for a certain time. If one member of the Board of Directors is unable to carry out their duties, the President Director and/or one appointed member of the Board of Directors will run Duties and Authorities of the absent members of the Board of Directors. The procedure for the delegation of task and authorities will be regulated by the Decree of the Board of Directors.

F. BOARD OF DIRECTORS’ CRITERIA23

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk is fully aware that the Shareholders through the RUPS have full authority to appoint the Board of Directors. However, to ensure the Board of Directors and members of the Board of Directors who have performed as expected by Shareholders and the need of the Company then the Company needs to establish a policy on the criteria for members of the Board of Directors as needed.

Criteria of the Board of Directors in the Company include as follows:

(23 Pasal 11 Anggaran Dasar Perseroan 7 April 2017 (23 Article 11 Company’s Articles of Associations April 7, 2017

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 121

1. Perseroan diurus dan dipimpin oleh Direksi yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan Perseroan, sekurang-kurangnya terdiri dari 2 (dua) orang, seorang diantaranya diangkat sebagai Direktur Utama, dan apabila diperlukan seorang diantaranya dapat diangkat sebagai Wakil Direktur Utama.

2. Persyaratan Anggota Direksi wajib mengikuti ketentuan:

a. UUPT;

b. peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal; dan

c. peraturan perundang-undangan lain yang berlaku bagi dan terkait dengan kegiatan usaha Perseroan.

3. Yang dapat diangkat sebagai anggota Direksi adalah orang perseorangan, yang memenuhi persyaratan pada saat diangkat dan selama menjabat:

a. mempunyai akhlak, moral, dan integritas yang baik;

b. cakap melakukan perbuatan hukum;

c. dalam lima 5 (lima) tahun sebelum pengangkatan dan selama menjabat:

1. The Company shall be managed and led by the Board of Directors whose number is adjusted to the needs of the Company with the provisions at least 2 (two) members of the Board of Directors, one of whom was appointed as President Director.

2. Requirement of the Board of Directors’ members shall comply with:

a. Law of Limited Liability Company;

b. Rules and regulations in Capital Market; and

c. Other prevailing rules and regulations for and related to Company’s business activities.

3. Person that can be assigned as Board of Directors’ member is an individual, who fulfill the requirement when being appointed and during term of office:

a. Has good attitude, moral and integrity;

b. Reliable in taking legal actions;

c. Within 5 (five) years prior to appointment and during term of office:

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

122

1. tidak pernah dinyatakan pailit;

2. tidak pernah menjadi anggota Direksi dan/ atau anggota Dewan Komisaris dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perusahaan dinyatakan pailit;

3. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara dan/ atau yang berkaitan dengan sektor keuangan;

4. tidak pernah menjadi anggota Direksi dan/ atau anggota Dewan Komisaris yang selama menjabat:

a. pernah tidak menyelenggarakan RUPS Tahunan;

b. p e r t a n g g u n g j a w a b a n n y a sebagai anggota Direksi dan/ atau anggota Dewan Komisaris pernah tidak diterima oleh RUPS atau pernah tidak memberikan pertangungjawaban sebagai anggota Direksi dan/ atau anggota Dewan Komisaris kapada RUPS; dan

c. pernah menyebabkan perusahaan yang memperoleh izin, persetujuan, atau pendaftaran dari OJK tidak memenuhi kewajiban menyampaikan Laporan Tahunan dan/ atau laporan keuangan kepada OJK.

1. Never be declared bankrupt;

2. Never become the Board of Directors’ members and/or Board of Commissioners’ members that are sentenced guilty in causing a company to bankrupt;

3. Never be punished due to criminal act that caused loss to state finances and/or related to financial sector;

4. Never become the Board of Directors’ members and/or Board of Commissioners’ members who during its term of office:

a. Never held Annual GMS;

b. Its responsibilities as Board of Directors’ members and/or Board of Commissioners’ members was ever not accepted by GMS or never provide responsibility report as Board of Directors’ members and/or Board of Commissioners’ members to GMS; and

c. Ever caused the Company who gained permit, approval, or registration from FSA not fulfilling its obligations in delivering Annual Report and/or financial statements to FSA.

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 123

d. memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan;

e. memiliki pengetahuan dan/ atau keahlian di bidang yang dibutuhkan Perseroan; dan

f. memenuhi persyaratan lainnya sebagaimana ditentukan ayat (2) Pasal ini.

4. Pemenuhan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Pasal ini wajib dimuat dalam surat pernyataan yang ditandatangani oleh calon anggota Direksi dan surat tersebut disampaikan kepada Perseroan. Surat pernyataan tersebut wajib diteliti dan didokumentasikan oleh Perseroan.

5. Perseroan wajib menyelenggarakan RUPS untuk melakukan penggantian anggota Direksi yang tidak memenuhi persyaratan.

6. Pengangkatan anggota Direksi yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimanan dimaksud pada ayat (2) Pasal ini batal karena hukumsejak saat anggota Direksi lainnya atau Dewan Komisaris mengetahui tidak terpenuhinya persyaratan tersebut, berdasarkan bukti yang sah, dan kepada anggota Direksi yang bersangkutan diberitahukan secara tertulis dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan.

d. Has commitment to comply rules and regulations;

e. Has experience and/or skills in the field needed by the Company; and

f. Fulfill other requirements as stipulated in paragraph (2) of this Article.

4. Requirement fulfillment as stated in paragraph (3) of this Article shall be disclosed in statement letter signed by Board of Directors’ members candidate and that letter is delivered to the Company. That statement letter shall be reviewed and documented by the Company.

5. The Company shall hold GMS to change the Board of Directors’ members who do not fulfill the requirements.

6. Appointment of Board of Directors’ members who do not fulfill requirements as stated in paragraph (2) of this Article is void to law since the other members of Board of Directors or Commissioners acknowledge the unfillment of that requirements, based on valid evidence, and informed in written letter to related Board of Directors’ members by taking into account rules and regulations.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

124

7. Dalam jangka waktu paling lambat 2 (dua) hari kerja terhitung sejak diketahui pengengkatan anggota Direksi tidak memenuhi persyaratan, anggota Direksi lainnya atau Dewan Komisaris harus mengumumkan batalnya pengangkatan anggota Direksi yang bersangkutan dalam media pengumuman dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan dmi bidang Pasar Modal, dan paling lambat 7 (tujuh) hari memberitahukannya kepada Menteri di bidang Hukum untuk dicatat sesuai peraturan perundang-undangan.

8. Perbuatan hukum yang telah dilakukan untuk dan atas nama Perseroan oleh anggota Direksi yang tidak memenuhi persyaratan sebelum batalnya pengangkatan anggota Direksi tetap mengikat dan menjadi tanggung jawab perseroan.

9. Perbuatan hukum yang dilakukan untuk dan atas nama Perseroan oleh anggota Direksi yang tidak memenuhi persyaratan setelah batalnya pengangkatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (6) Pasal ini adalah tidak sah dan menjadi tanggung jawab pribadi anggota Direksi yang bersangkutan.

10. Para anggota Direksi diangkat dan diberhentikan oleh RUPS, dimana dalam RUPS tersebut dihadiri oleh pemegang saham

7. Within 2 (two) working days since the appointment of Board of Directors’ members who do not fulfill the requirements, the other members of Board of Directors or Commissioners shall announce the void of appointment of related Board of Directors’ members in announcement media by taking into account rules and regulations in Capital Market, and latest by 7 (seven) days report to Ministry of Law to be recorded in accordance with prevailing rules and regulations.

8. Legal action taken for and on behalf of the Company by the Board of Directors’ members who do not fulfill the requirement prior to the appointment void of the Board of Directors’ members is still bind and becomes the Company’s responsibility.

9. Legal action taken for and on behalf of the Company by the Board of Directors’ members who do not fulfill the requirement after the appointment void as stated in paragraph (6) of this Article is not valid and becomes the responsibility of related Board of Directors’ members.

10. The Board of Directors’ members are appointed and terminated by GMS, in which GMS is attended by shareholders of Series A Dwiwarna and that meeting decisions must be approved by

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 125

Seri A Dwiwarna dan keputusan rapat tersebut harus disetujui oleh pemegang saham Seri A Dwiwarna dengan memperhatikan ketentuan dalam anggaran Dasar ini. Para anggota Direksi diangkat oleh RUPS dari calon yang diajukan oleh pemegang saham Seri A Dwiwarna, pencalonan mana mengikat bagi RUPS. Ketentuan ini berlaku juga untuk RUPS yang diadakan dalam rangka mencabut atau menguatkan keputusan pemberhentian sementara anggota Direksi.

11. Keputusan RUPS mmengenai pengangkatan dan pemberhentian anggota Direksi juga menetapkan saat mulai berlakunya pengangkatan dan pemberhentian anggota Direksi tersebut mulai berlaku sejak penutupan RUPS.

12. a.Para anggota Direksi diangkat untuk jangka waktu terhitung sejak ditutupnya atau tanggal yang ditetapkan oleh RUPS yang mengangkatnya dan berakhir pada penutupan RUPS Tahunan yang ke-5 (lima) setelah tanggal pengangkatannya, dengan syarat tidak boleh melebihi jangka waktu 5 (lima ) tahun, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal, namun dengan tidak mengurangi hak dari RUPS untuk sewaktu-waktu dapat memberhentikan para

shareholders of Series A Dwiwarna by taking into account provisions in the Articles of Associations. The Board of Directors’ members are appointed by GMS from candidates proposed by shareholders of Series A Dwiwarna, name candidates are binded for GMS. This provision is also applied for GMS that is held to take off or strengthen the temporary dismissal decision of the Board of Directors’ members.

11. GMS decision on appointment and terminaton of Board of Directors’ members also determines the starting period of that appointment and termination of Board of Directors’ members since the closing of GMS.

12. a. The Board of Directors’ members are appointed for a period since the closing or date determined by GMS that appointed and ended on the closing of 5th Annual GMS after the appointment date, with period requirement that can not exceed 5 (five) years, by taking into account rules and regulations in Capital Market, with no intention to lessen the rights from GMS that can terminate the Board of Directors’ members at any time before the term of office ended.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

126

anggota Direksi sebelum masa jabatannya berakhir.

b. Pemberhentian demikian berlaku sejak penutupan RUPS tersebut, kecuali apabila ditentukan lain oleh RUPS.

c. Setelah masa jabatannya berakhir, para anggota Direksi dapat diangkat kembali oleh RUPS untuk satu kali masa jabatan.

13. RUPS dapat memberhentikan para anggota Direksi sewaktu-waktu dengan menyebutkan alasannya.

14. Alasan pemberhentian anggota Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (13) dilakukan apabila berdasarkan kenyataan, anggota Direksi yang bersangkutan antara lain:

a. tidak/ kuranag dapat memenuhi kewajibannya yang telah disepakati dalam kontak manajemen;

b. tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik;

c. melanggar ketentuan Anggaran Dasar ini dan/ atau peraturan perundang-undangan;

d. terlibat dalam tindakan yang merugikan Perseroan dan/ atau negara;

b. Such termination is valie since the closing of GMS, unless stated others by GMS.

c. After the term of office ended, the Board of Directors’ members can be re-appointed by GMS for one period of term of office.

13. GMS can terminate the Board of Directors’ members at any time by statis the reasons.

14. The termination reasons of the Board of Directors’ members as stated in paragraph (13) is taken if based on reality, that Board of Directors’ members:

a. Do not/unadequate fulfilling its agreed duties in management contract;

b. Can not carry out its duties well;

c. Violate the provisions of this Articles of Associations and/or rules and regulations;

d. Involve in action that cause loss to the Company and/or state;

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 127

e. melakukan tindakan yang melanggar etika dan/ atau kepatutan yang seharusnya dihormati sebagai Direksi;

f. dinyatakan bersalah dengan putusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap;

g. mengundurkan diri;

h. alasan lainnya yang dinilai tepat oleh RUPS demi kepentingan dan tujuan Perseroan;

15. Keputusan pemberhentian karena alasan sebagaimana dimaksud pada ayat (14) Pasal ini diambil setelah yang bersangkutan diberi kesempatan untuk membela diri kecuali ayat 14 huruf f dan g.

16. Pemberhentian karena alasan sebagaimana dimaksud pada ayat (14) huruf d dan f Pasal ini merupakan pemberhentian dengan tidak hormat.

17. Antar para anggota Direksi dan antara anggota Direksi dengan anggota Dewan Komisaris tidak boleh ada hubungan keluarga sampai dengan derajat ketiga, baik menurut garis lurus maupun garis ke samping, termasuk hubungan yang timbul karena perkawinan.

18. Dalam hal terjadi keadaan sebagaimana dimaksuds pada

e. Conduct action that violates ethics and/or norms that shall be respected as the Board of Directors;

f. Stated guilty with the Court’s decision that has fixed legal force;

g. Resign;

h. Other reasons that are considered appropriate by GMS for the sake and aims of the Company.

15. Termination decision due to reasons as stated in paragraph (14) of this Article is taken after the person is given a chance to do defense unless for paragraph (14) point f and g.

16. Termination due to reasons as stated in paragraph (14) point d and f of this Articles of Association is disrespectful dismissal.

17. Among the Board of Directors’ members and between the Board of Directors’ members and Board of Commissioners’ members is stricted to have family relations up to third degree, both horizontally and vertically, including relations that might arise due to marriage.

18. In the event of conditions as stated inparagraph (17), GMS is authorized

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

128

ayat (17), RUPS berwenang memberhentikan salah seorang diantara mereka.

19. Para anggota Direksi dapat diberi gaji berikut fasilitas dan/ atau tunjangan lainnya termasuk santunan purna jabatan yang jumlahnya ditentukan oleh RUPS dan wewenang tersebut dapat dilimpahkan kepada Dewan Komisaris.

20. Apabila pada suatu waktu oleh sebab apapun terdapat satu jabatan atau lebih anggota Direksi lowong:

a. Dewan Komisaris menunjuk salah seorang anggota Direksi yang lain untuk menjalankan pekerjaan anggota Direksi yang lowong tersebut dengan kekuasaan dan wewenang yang sama.

b. Dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku, RUPS wajib diselenggarakan untuk mengisi jabatan yang lowong tersebut apabila menyebabkan anggota Direksi berjumlah kurang dari 2 (dua) salah satunya Direktur Utama atau jabatan yang lowong adalah Direktur Utama atau Direktur lainnya yang diwajibkan oleh ketentuan yang berlaku.

c. RUPS sebagaimana dimaksud huruf b diselenggarakan paling

to dismiss one of them.

19. The Board of Directors’ members can be given salary in the form of facilities and/or other allowances including retiree allowances which amount is determined by GMS and that authorities can be transferred to the Board of Commissioners.

20. If at one time due to any reason there is one or more vacant positions in the Board of Directors’ members:

a. The Board of Commissioners appoints one of the Board of Directors’ members to carry out the duties of vacant position in the Board of Directors with the same power and authorities.

b. By taking into account the prevailing provisions, GMS must be held to fill in the vacant position if that causes the total Board of Directors’ members is less than 2 (two) which one of them is President Director or vacant position is President Director or other Director that is required by prevailing provisions.

c. GMS as stated in point b is held latest by 90 (ninety) days since the

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 129

lambat 90 (sembilan puluh) hari sejak terjadinya lowongan jabatan sebagaimana dimaksud pada huruf b.

21. Dalam hal terdapat anggota Direksi yang berakhir masa jabatannya dan RUPS belum menetapkan penggantinya, maka anggota Direksi yang telah berakhir masa jabatannya tersebut dapat ditetapkan oleh RUPS untuk menjalankan pekerjaannya dengan kekuasaan dan wewenang yang sama dengan ketentuan anggota Direksi yang telah berakhir masa jabatannya tersebut baru menjalankan 1 (satu) periode masa jabatannya.

22. a.Apabila pada suatu waktu oleh sebab apapun seluruh jabatan anggota Direksi Perseroan lowong, maka dalam waktu paling lambat 90 (sembilan puluh) hari setelah terjadi lowongan, harus diselenggarakan RUPS untuk mengisi lowongan jabatan Direksi tersebut.

b. Selama jabatan itu lowong dan RUPS belum mengisi jabatan Direksi yang lowong sebagaimana dimaksud pada huruf a, maka untuk sementara Perseroan diurus oleh Dewan Komisaris, dengan kekuasaan dan wewenang yang sama.

23. a.Seorang anggota Direksi

vacant position as stated in point b.

21. In the event there is Board of Directors’ members who end their term of office and GMS has not decided its representative, then the Board of Directors’ members who have ended the term of office can be decided by GMS to carry out the duties with same power and authorities with provisions of the Board of Directors’ members who end their term of office only hold the position for 1 (one) period.

22. a.If at one time due to any reason all positions of Company’s Board of Directors’ members are vacant, then latest by 90 (ninety) days after the vacancy, GMS shall be held to fill in the vacant position in the Board of Directors.

b. During the vacant period and GMS has not filled in the vacant position as stated in point a, then temporary the Company is managed by the Board of Commissioners, with the same power and authorities.

23. a.A member of the Board of Directors can resign from his/her position prior to the end of term of office. In the

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

130

dapat mengundurkan diri dari jabatannya sebelum masa jabatannya berakhir. Dalam hal terdapat anggota Direksi yang mengundurkan diri, maka anghota Direksi yang bersangkutan wajib menyampaikan permohonan pengunduran diri secara tertulis mengenai maksudnya tersebut kepada Perseroan.

b. Perseroan wajib menyelenggarakan RUPS untuk memutuskan permohonan pengunduran diri anggota Direksi paling lambat 90 (sembilan puluh) hari setelah diterimanya surat pengunduran diri tersebut.

c. Perseroan wajib melakukan keterbukaan informasi kepada masyarakat dan menyampaikan kepada OJK paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah:

1. diterimanya permohonan pengunduran diri Direksi sebagaimana dimaksud dalam huruf a ayat ini.

2. dan hasil penyelenggaraan RUPS sebagaimana dimaksud dalam huruf b ayat ini.

d. Sebelum pengunduran diri berlaku efektif, anggota Direksi yang bersangkutan tetap berkewajiban menyelesaikan

event that there is Board of Directors’ member who resign, then that Board of Directors’ member must submit written resignment application with its reasons to the Company.

b. The Company must hold GMS to decide the resignment of Board of Directors’ member latest by 90 (ninety) days after the acceptance of resignment letter.

c. The Company must hold information disclosure to public and submit it to FSA latest by 2 (two) working days after:

1. The acceptance of resignment application from the Board of Directors’ member as stated in point a of this paragraph.

2. And GMS decisions as stated in point b of this paragraph.

d. Prior to effective resignment, the Board of Directors’ member still obliged to complete his/her duties and responsibilities in accordance

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 131

tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan Anggaran Dasar ini engunduran diri tersebut dan peraturan perundang-undangan.

e. Terhadap anggota Direksi yang mengundurkan diri sebagaimana tersebut di atas tetap dapat dimintakan p e r t a n g g u n g j a w a b a n n y a sebagai anggota Direksi sejak pengangkatan yang bersangkutan hingga tanggal disetujuinya pengunduran dirinya dalam RUPS.

f. Direksi yang mengundurkan diri baru bebas dari tanggung jawab setelah memperoleh pembebasan tanggung jawab dari RUPS Tahunan.

g. Dalam hal anggota Direksi mengundurkan diri sehingga mengakibatkan jumlah anggota Direksi menjadi kurang dari 2 (dua) orang, maka pengunduran diri tersebut sah apabila telah ditetapkan oleh RUPS dan telah diangkat anggota Direksi yang baru, sehingga memenuhi persyaratan minimal jumlah anggota Direksi.

24. Jabatan anggota Direksi berakhir apabila:

a. pengunduran dirinya telah efektif, sebagaimana dimaksud

with Articles of Associations on resignment and rules and regulations.

e. To the Board of Directors’ member who resigns as above-mentioned, accountability of his/her still can be obtained since the appointment date until the approval date of the resignment in GMS.

f. The Board of Directors’ member who resigns can be set free from his/her responsibilities after gaining a release of responsibility from Annual GMS.

g. In the event that Board of Directors’ member who resigns can cause total number of Board of Directors’ members become less than 2 (two) members, then the resignment is valid if already decided by GMS and new member of the Board of Directors already appointed, to fulfill the minimum number of Board of Directors’ members.

24. The Board of Directors’ member position is ended if:

a. His/her resignment is effective, as stated in paragraph (23) point b;

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

132

dalam ayat (23) huruf b;

b. meninggal dunia;

c. masa jabatannya berakhir;

d. diberhentikan berdasarkan keputusan RUPS;

e. dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap atau ditaruh di bawah pengampunan berdasarkan suatu keputusan Pengadilan; atau

f. tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai anggota Direksi berdasarkan ketentuan Anggaran Dasar ini dan peraturan perundang-undangan;

25. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (24) huruf f termasuk tetapi tidak terbatas pada rangkap jabatan yang dilarang.

26. Bagi anggota Direksi yang berhenti sebelum maupun setelah masa jabatannya berakhir, kecuali berhenti karena meninggal dunia, maka yang bersangkutan wajib menyampaikan pertanggungjawaban atas tindakan-tindakannya yang belum diterima pertanggungjawabannya oleh RUPS.

27. Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan untuk sementara oleh Dewan Komisaris

b. Passes away;

c. His/her term of office has ended;

d. Terminated based on GMS’ decision;

e. Stated to be bankrupt by Commercial Court that has fixed legal force or put under remission based on a Court’s decision; or

f. No longer meets the requirements as Board of Directors’ member based on prevailing Articles of Associations and rules and regulations;

25. Provision as stated in paragraph (24) point f including but not limited ot prohibited double position.

26. For Board of Directors’ members who resign before or after the term of office has ended, unless resign due to death, then that member must submit the accountability statement on actions that have not been accounted by GMS.

27. The Board of Directors’ members at any time can be terminated temporarily by the Board of Commissioners by stating

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 133

dengan menyebutkan alasannya apabila mereka bertindak bertentangan dengan Anggaran Dasar ini atau terdapat indikasi melakukan tindakan yang merugikan Perseroan atau melalaikan kewajibannya atau terdapat alasan yang mendesak bagi Perseroan, dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut :

a. Pemberhentian sementara dimaksud harus diberitahukan secara tertuliskepada anggota Direksi yang bersangkutan disertai alasan yang menyebabkan tindakan tersebut dengan tembusan kepada Direksi.

b. Pemberitahukan sebagaimana dimaksud dalam huruf a disampaikan dalam waktu paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah ditetapkannya pemberhentian sementara tersebut.

c. Anggota Direksi yang diberhentikan sementara tidak berwenang menjalankan pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan serta mewakili Perseroan baik di dalam maupun di luar Pengadilan.

d. Dalam jangka waktu paling lambat 90 (sembilan puluh) hari setelah pemberhentian

its reasons if they act contradictory to Articles of Associations or there is tendency to conduct action that can cause loss for the Company or neglect the duties or there is an urgen reason for the Company, by taking into account provisions as follows:

a. Such temporary dismissal must be announced in written to the Board of Directors’ member with reasons that cause such action with copy to the Board of Directors.

b. Announcement as stated in point (a) is submitted latest by 2 (two) working days after the temporary dismissal decision.

c. The dismissed Board of Directors’ member is not authorized to carry out the Company’s management for the sake of the Company in accordance with the Company’s aims and objectives and represent the Company both inside and outside the court.

d. Latest by 90 (ninety) days after the temporary dismissal the Board of Commissioners must hold GMS

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

134

sementara dimaksud Dewan Komisaris harus menyelenggarakan RUPS untuk mencabut atau menguatkan keputusan pemberhentian sementara tersebut.

e. Dengan lampaunya jangka waktu penyelenggaraan RUPS sebagaimana dimaksud pada huruf d atau RUPS tidak dapat mengambil keputusan, maka pemberhentian sementara tersebut menjadi batal.

f. Pembatasan kewenangan pada huruf c ayat ini berlaku sejak keputusan pemberhentian sementara oleh Dewan Komisaris sampai dengan:

1. terdapat keputusan RUPS yang menguatkan atau membatalkan Pemberhentian sementara pada huruf d ayat ini; atau

2. lampaunya jangka waktu pada huruf d ayat ini;

g. Dalam RUPS sebagaimana dimaksud pada huruf d ayat ini, anggota Direksi yang bersangkutan diberi kesempatan untuk membela diri.

h. Pemberhentian sementara tidak dapat diperpanjang atau ditetapkan kembali dengan alasan yang sama, apabila pemberhentian sementara dinyatakan batal sebagaimana

to withdraw or strengthen the temporary dismissal decision.

e. With the exceed period of GMS as stated in point (d) or GMS can not make decision, then such temporary dismissal is void.

f. Authorities limitation in point c of this paragraph is applied since the temporary dismissal decision by the Board of Commissioners until:

1. There is GMS decision that strengthens or cancel the temporary dismissal in point d of this paragraph; or

2. The exceeded period in point d of this paragraph.

g. In GMS as stated in point d of this paragraph, that Board of Directors’ member is given a chance to do defense.

h. Temporary dismissal can not be extended or restated with the same reason, if the temporary dismissal is void as stated in point e of this paragraph.

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 135

dimaksud pada huruf e ayat ini.

i. Apabila RUPS membatalkan pemberhentian sementara atau terjadi keadaan sebagaimana dimaksud pada huruf e ayat ini, maka anggota Direksi yang bersangkutan wajib melaksanakan tugasnya kembali sebagaimana mestinya.

j. Dalam hal RUPS menguatkan keputusan pemberhentian sementara, maka anggota Direksi yang bersangkutan diberhentikan untuk seterusnya.

k. Apabila anggota Direksi yang diberhentikan sementara tersebut tidak hadir dalam RUPS setelah dipanggil secara tertulis, maka anggota Direksi yang diberhentikan sementara tersebut dianggap tidak menggunakan haknya untuk membela dirinya dalam RUPS dan telah menerima keputusan RUPS.

l. Perseroan wajib melakukan keterbukaan informasi kepada masyarakat dan menyampaikan kepada OJK mengenai:

1. Keputusan pemberhentian sementara; dan

2. Hasil penyelenggaraan RUPS untuk mencabut atau menguatkan keputusan pemberhentian sementara

i. If GMS cancel temporary dismissal or there is an event as stated in point e of this paragraph, then that Board of Directors’ members must carry out their duties again as it was before.

j. In the case that GMS strengthens temporary dismissal decision, then that Board of Directors’ members are dismissed for further.

k. If the dismissed Board of Directors’ members can not present in GMS after written summoned, then the dismissed Board of Directors’ members are considered can not use their rights to defense in GMS and accept GMS decision.

l. The Company must provide information disclosure to public and submit it to FSA concerning:

1. Temporary dismissal decision; and

2. GMS result to withdraw or strengthen temporary dismissal decision as stated in point d of this paragraph, or information on the

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

136

tersebut sebagaimana tersebut pada huruf d ayat ini, atau informasi mengenai batalnya pemberhentian sementara oleh Dewan Komisaris karena tidak terselenggaranya RUPS sampai dengan lampaunya jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam huruf e ayat ini, paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah terjadinya peristiwa tersebut.

28. Anggota Direksi dilarang memangku jabatan rangkap sebagaimana tersebut di bawah ini, yaitu:

a. anggota Direksi pada Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, Badan Usaha Milik Swasta;

b. anggota Dewan Komisaris dan/ atau Dewan Pengawas pada Badan Usaha Milik Negara;

c. jabatan struktural dan fungsional lainnya pada instansi/ lembaga pemerintah pusat dan atau daerah;

d. pengurus partai politik, anggota DPR, DPD, DPRD Tingkat I, dan DPRD Tingkat II dan/ atau Kepala daerah;

e. menjadi calon/ anggota DPR, DPD, DPRD Tingkat I, dan DPRD Tingkat II atau calon Kepala Daerah/ wakil Kepala Daerah;

cancelled temporary dismissal by the Board of Commissioners due to GMS that is not held until the period exceeded as stated in point e of this paragraph, latest by 2 (two) working days after the event.

28. The Board of Directors’ members are prohibited to hold double position as stated below:

a. Board of Directors’ member in State Owned Enterprise, Regional Owned Enterprise, Private Owned Enterprise;

b. Board of Commissioners and/or Supervisory’s member in State Owned Enterprise;

c. Other structural and functional position in central or regional government institution/agency;

d. Political party board, member of DPR, DPD, DPRD Level I and DPRD Level II and/or Head of Regional;

e. Become candidate/member of DPT, DPD, DPRD Level I and DPRD Level II or candidate Head of Regional/Vice Head of Regional;

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 137

f. jabatan lain yang dapat menimbulkan benturan kepentingan; dan/ atau

g. jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan.

29. Untuk perangkapan jabatan Direksi yang tidak termasuk dalam ketentuan ayat (28) diperlukan persetujuan dari Rapat Dewan Komisaris.

G. PROGRAM PENGENALAN

Dalam rangka memperkenalkan karakteristik dan kondisi perusahaan, kepada semua Anggota Direksi diberikan program pengenalan sedemikian rupa sehingga setiap Anggota Direksi memiliki pemahaman sepenuhnya terkait dengan karakteristik dan kondisi perusahaan yang akan memberikan pemahaman dan kemudahan dalam menjalankan fungsi dan tugas nya dengan baik dan efektif.

Program Pengenalan yang diberikan dapat berupa presentasi, pertemuan, kunjungan ke fasilitas Perusahaan, kunjungan ke cabang-cabang atau program lainnya. Tanggung jawab untuk mengadakan program pengenalan tersebut berada pada Direktur Utama. Jika Direktur Utama berhalangan, maka tanggung jawab pelaksanaan program pengenalan berada pada Komisaris Utama atau anggota Direksi yang lain yang ditunjuk.

f. Other positions that can cause conflict of interest; and/or

g. Other positions in accordance with provisions in rules and regulations.

29. For double position of the Board of Directors that are not included in the provision in paragraph (28) needs approval from the Board of Commissioners’ Meeting.

G. ORIENTATION PROGRAM

To introduce characteristics and condition of the Company, to all members of the Board of Directors are given detail orientation program so that each member of the Board of Directors has full understanding related to Company’s characteristic and condition that will provide understanding and easiness in carrying out their functions and duties in a good and effective manner.

Orientation program given is in the form of presentation, meeting, visit to Company’s facilities, visit to branches or other programs. President Director has the responsibilities to hold that orientation program. If President Director is unable to present, then the one who is responsible to conduct orientation program is President Commissioner or other member of the Board of Directors who is appointed.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

138

Program Pengenalan yang diberikan kepada anggota Direksi baru, antara lain akan meliputi hal-hal sebagai berikut :

1. Prinsip-prinsip dan implementasi good corporate governance.

2. Gambaran Perusahaan berkaitan dengan tujuan, sifat, lingkup kegiatan, kinerja keuangan dan operasi, strategi, rencana usaha jangka pendek dan jangka panjang, posisi kompetitif, risiko dan masalah-masalah strategis lainnya.

3. Penjelasan berkaitan dengan kewenangan yang didelegasikan, audit internal dan eksternal, sistem dan kebijakan pengendalian internal serta Komite Audit.

4. Penjelasan mengenai tugas dan tanggung jawab Komisaris dan Direksi.

5. Berbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku serta Kebijakan Perusahaan.

Perusahaan akan secara berkala mengadakan program pengembangan diri bagi Direksi dengan agenda dan materi sesuai kebutuhan Direksi dan kebutuhan Perusahaan.

H. ETIKA JABATAN

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya maka Direksi berpegang pada prinsip-prinsip berikut ini :

Orientation program given to the new members of the Board of Directors, are including this matters as follows:

1. The principles and implementation of Good Corporate Governance.

2. The picture of the Company with regards to the purpose, nature, scope of activities, financial and operational performance, strategies, short-term and long-term business plans, risks, internal control and other strategic issues.

3. Explanation regarding delegation of authority, internal and external audits, system and policy of internal control and audit committee.

4. Description of duties and responsibilities of the Board of Commissioners and Directors.

5. Several laws and regulations in force and the Company’s Policy.

The Company will organize self development program regularly for members of the Board of Directors with agenda and contents adjusted with needs of the Directors and the Company’s needs.

H. POSITION ETHICS

In performing its duties and functions, the Board of Directors hold on the principles as follows:

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 139

1. Setiap anggota Direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas untuk kepentingan dan usaha Perusahaan.

2. Direksi harus mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku, Anggaran Dasar Perusahaan, dan Panduan Good Corporate Governance, Code of Conduct, serta kebijakan Perusahaan yang telah ditetapkan.

3. Direksi dilarang untuk memberikan atau menawarkan, atau menerima baik langsung ataupun tidak langsung sesuatu yang berharga kepada klien atau seorang pejabat Pemerintah untuk mempengaruhi atau sebagai imbalan atas apa yang telah dilakukannya dan tindakan lainnya yang bertentangan dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.

4. Direksi dilarang mengambil keuntungan pribadi dari kegiatan Perusahaan selain gaji, tunjangan dan kompensasi berbasis saham yang diterimanya sebagai anggota direksi berdasarkan keputusan RUPS.

5. Setiap Direksi wajib menghormati hak, tugas dan wewenang Direksi lainnya.

6. Direksi menjauhi tindakan-tindakan yang dapat merusak hubungan

1. Each member of the Board of Directors shall in good will and full responsibility carry out the duties for the interest of the Company.

2. Board of Directors shall be required to comply with the prevailing laws and regulations, Articles of Association, and Codes of Good Corporate Governance, Code of Conduct as well as other Company policies.

3. Board of Directors shall not be permitted to give or offer, or receive ether directly or indirectly, anything of value to customers or government officials in order to influence them or as gratifications for what they have done and other actions in accordance with the prevailing laws and regulations.

4. Board of Directors shall not take personal advantage of the Company’s activities, other than the salary and facilities as the members of the Board of Commissioners as determined by RUPS.

5. Each member of the Board of Directors shall respect the rights, duties and authorities of the other Directors.

6. Board of Directors shall avoid any activities that can affect the working

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

140

kerja di antara Direksi dan hubungan kerja dengan Komisaris.

7. Direksi harus mampu menjadikan dirinya sebagai teladan yang baik bagi karyawan Perusahaan, baik dari segi integritas moral maupun kecakapan.

8. Direksi bertanggungjawab kepada Perusahaan untuk menjaga kerahasiaan informasi Perusahaan.

9. Informasi rahasia yang diperoleh sewaktu menjabat sebagai anggota Direksi harus tetap dirahasiakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

I. PENGELOLAAN KEUANGAN PERUSAHAAN

Khusus berkaitan dengan pengelolaan keuangan Perusahaan, beberapa prinsip berikut ini perlu diperhatikan oleh Direksi :

1. Direktur Utama bersama-sama Direktur Keuangan bertanggung jawab atas semua masalah keuangan atau perbuatan hukum yang berkaitan dengan masalah pengelolaan keuangan Perusahaan.

2. Setiap anggota Direksi berkewajiban melakukan pengendalian keuangan yang berada di bawah tanggung jawab masing-masing dan melaksanakan

relationship between the Board of Directors and Commissioners.

7. Board of Directors shall make himself as a good role model for all Company’s employees, both in term of both in terms of moral integrity and capability.

8. Board of Directors shall maintain the confidentiality of the Company’s confidential information.

9. Confidential information entrusted during the term of office as members of the Board of Directors shall be maintained confidential in accordance with the prevailing laws and regulations.

I. COMPANY’S FINANCIAL MANAGEMENT

Specifically related to the financial management of the Company, the following principles need to be considered by the Board of Directors:

1. President Director cooperate with Director of Finance is responsible for all financial matters or legal actions related to the Company’s financial management problems

2. Each member of the Board of Directors shall carry out financial controls under his responsibility and implement the financial control with always hold prudence principal.

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 141

pengendalian keuangan tersebut dengan senantiasa memegang teguh prinsip kehati-hatian.

3. Setiap anggota Direksi berkewajiban menyusun bagian dari Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan yang berkaitan dengan organisasi yang berada di bawah pembinaannya. Anggaran Perusahaan dimaksud disusun sedemikian rupa sehingga cukup memadai untuk menjalankan Rencana Kerja organisasi di bawah pembinaan dan pengendaliannya.

4. Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan harus mendapat persetujuan Komisaris sebelum tahun buku dimulai.

5. Setiap anggota Direksi berhak atas akses informasi keuangan dalam bentuk apapun dan berhak mendapat penjelasan yang memadai dari anggota Direksi lainnya mengenai informasi keuangan berkenaan dengan Perusahaan.

6. Prosedur dan tata laksana pengeluaran dana yang berkaitan dengan mata anggaran diatur lebih lanjut dalam peraturan tersendiri termasuk batas-batas otorisasi dalam pengeluaran dana.

7. Direktur Keuangan bertanggung jawab atas pengelolaan sumber daya Perusahaan yang berkaitan langsung dengan bidang akuntasi

3. Each member of the Board of Directors shall set up Company’s work plans and budget (RKAP) related to the organization under his responsibility. Budget of the Company is set up so that it’s sufficient to carry out the organization Work Plans the guidance and control.

4. Company’s work plans and budget (RKAP) shall obtain approval from Board of Commissioners before the fiscal year begins.

5. Each member of the Board of Directors is entitled to access financial information in any form and is entitled to obtain adequate explanation from other member of Board of Directors regarding the Company’s financial information.

6. Procedures and governance of funds expenditure related to budget is set up in separate regulations including the limits of authorization in funds expenditure.

7. The Director of Finance is responsible for Company’s resources management that directly related to accounting and finance include: recording, reporting,

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

142

dan keuangan meliputi: pencatatan, pelaporan, sistem informasi keuangan, pengendalian keuangan, penerimaan, pengeluaran dan penempatan dana Perusahaan.

8. Direktur Keuangan bertanggung jawab atas terlaksananya sistem akuntansi dan administrasi keuangan Perusahaan berdasarkan standar akuntansi yang berlaku.

9. Demi menjalankan sistem pengelolaan keuangan secara mandiri dan berkesinambungan maka sistem pengelolaan keuangan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dijalankan dengan senantiasa menganut asas kehati-hatian (prudent) dan konsistensi dalam menjalankan segenap aturan yang diberlakukan berkenaan dengan masalah keuangan.

J. RAPAT DIREKSI24

Rapat Direksi adalah rapat yang diselenggarakan oleh Direksi untuk membuat berbagai keputusan bisnis, mengevaluasi kinerja Perusahaan dan menetapkan berbagai kebijakan dalam pengurusan Perusahaan.

Rapat Direksi dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut :

1. Direksi wajib mangadakan Rapat

financial information systems, financial control, revenues, expenditures and placement of funds in the Company.

8. The Director of Finance is responsible for the implementation of accounting systems and financial administration based on the prevailing accounting standard.

9. In order to run financial management system independently and continuously then financial management system of PT Wijaya Karya (Persero) Tbk is run based on prudent principal and consistency in carrying out all the prevailing rules that apply with respect to financial matters.

J. BOARD OF DIRECTORS’ MEETING24

The Board of Directors’ Meeting is meeting held by the Board of Directors to make business decisions, evaluate the Company’s performance and determina various policies in Company’s management.

The Board of Directors’ meeting is taken based on principles as follows:

1. The Board of Directors must hold the

(24 Pasal 13 Anggaran Dasar Perseroan tanggal 7 April 2017 (24 Article 13 Company’s Articles of Association on April 7, 2017

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 143

Direksi secara berkala paling kurang 1 (satu) kali dalam setiap bulan.

2. Direksi wajib mengadakan Rapat Direksi bersama Dewan Komisaris secara berkala paling kurang 1 (satu) kali dalam 4 (empat) bulan.

3. Penyelenggaraan Rapat Direksi dapat dilakukan setiap waktu apabila

a. Dipandang perlu oleh seorang atau lebih anggota Direksi.

b. Atas permintaan tertulis dari seoarang atau lebih anggota Dewan Komisaris.

4. Pemanggilan Rapat Direksi harus dilakukan oleh anggota Direksi yang berhak mewakili Direksi menurut ketentuan Pasal 12 Anggaran Dasar ini.

5. a. Pemanggilan Rapat Direksi haru dilakukan secara tertulis dan disampaikan atau diserahkan langsung kepada setiap anggota Direksi dengan tanda terima yang memadai, atau dengan pos tercatat atau dengan jasa kurir atau dengan teler, faksimili atau surat elektronik (email) paling lambat 5 (lima) hari sebelum rapat diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat atau dalam waktu yang lebih singkat jika dalam keadaaan mendesak.

Board of Directors’ meeting regularly at least 1 (once) a month.

2. The Board of Directors must hold the Board of Directors and Commissioners’ Meeting regularly at least 1 (once) in 4 (four) months.

3. The execution of Board of Directors’ meeting can be taken at any time if

a. Seen necessary by one or more members of the Board of Directors.

b. On behalf of written request by one or more members of the Board of Commissioners.

4. Summon of Board of Directors’ meeting must be conducted by the Board of Directors’ member who has the rights to represent the Board of Directors based on Article 12 of Articles of Associations.

5. a. Pemanggilan Rapat Direksi haru dilakukan secara tertulis dan disampaikan atau diserahkan langsung kepada setiap anggota Direksi dengan tanda terima yang memadai, atau dengan pos tercatat atau dengan jasa kurir atau dengan teler, faksimili atau surat elektronik (email) paling lambat 5 (lima) hari sebelum rapat diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat atau dalam waktu yang lebih singkat jika dalam keadaaan mendesak.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

144

b. Pemanggilan seperti tersebut di atas tidak diperlukan untuk rapat yang telah dijadwalkan berdasarkan keputusan Rapat Direksi yang diadakan sebelumnya atau apabila semua anggota Direksi hadir dalam rapat.

6. Panggilan Rapat Direksi harus mencantumkan acara,tanggal, waktu dan tempat rapat. Rapat Direksi diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau di tempat lain di dalam wilayah Republik Indonesia atau di tempat kegiatan usaha Perseroan.

7. Semua Rapat Direksi dipimpin oleh Direktur Utama, apabila Direktur Utama tidak hadir atau berhalangan, maka Wakil Direktur Utama yang memimpin Rapat Direksi, atau Direktur yang ditunjuk secara tertulis oleh Direktur Utama yang memimpin Rapat Direksi apabila pada saat yang bersamaan Wakil Direktur Utama tidak hadir atau berhalangan, atau Direktur yang ditunjuk oleh Wakil Direktur Utama yang memimpin Rapat Direksi apabila pada saat yang bersamaan Direktur Utama tidak haidr atau berhalangan dan tidak melakukan penunjukan.

8. Apabila RUPS tidak mengangkat Wakil Direktur Utama, maka dalam hal Direktur Utama tidak hadir atau berhalangan, maka salah seorang

b. Pemanggilan seperti tersebut di atas tidak diperlukan untuk rapat yang telah dijadwalkan berdasarkan keputusan Rapat Direksi yang diadakan sebelumnya atau apabila semua anggota Direksi hadir dalam rapat.

6. Panggilan Rapat Direksi harus mencantumkan acara,tanggal, waktu dan tempat rapat. Rapat Direksi diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau di tempat lain di dalam wilayah Republik Indonesia atau di tempat kegiatan usaha Perseroan.

7. Semua Rapat Direksi dipimpin oleh Direktur Utama, apabila Direktur Utama tidak hadir atau berhalangan, maka Wakil Direktur Utama yang memimpin Rapat Direksi, atau Direktur yang ditunjuk secara tertulis oleh Direktur Utama yang memimpin Rapat Direksi apabila pada saat yang bersamaan Wakil Direktur Utama tidak hadir atau berhalangan, atau Direktur yang ditunjuk oleh Wakil Direktur Utama yang memimpin Rapat Direksi apabila pada saat yang bersamaan Direktur Utama tidak haidr atau berhalangan dan tidak melakukan penunjukan.

8. Apabila RUPS tidak mengangkat Wakil Direktur Utama, maka dalam hal Direktur Utama tidak hadir atau berhalangan, maka salah seorang

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 145

Direktur yang ditunjuk secara tertulis oleh Direktur Utama yang memimpin Rapat Direksi.

9. Dalam Hal Direktur Utama tidak melakukan penunjukan, maka salah seorang Direktur yang terlama dalam jabatan sebagai anggota Direksi yang memimpin Rapat Direksi.

10. Dalam hal Direktur yang paling lama manjabat sebagai anggota Direksi Perseroan lebih dari 1 (satu) orang, maka Direktur sebagaimana dimaksud pada ayat (9) yang tertua dalam usia yang bertindak sebagai pimpinan rapat Direksi.

11. Seoarang anggota Direksi dapat diwakili dalam Rapat Direksi hanya oleh anggota Direksi lain berdasarkan surat kuasa. Seorang anggota Direksi hanya dapat mewakili seorang anggota Direksi lainnya.

12. Anggota Direksi yang berhalangan untuk menghadiri suatu Rapat Direksi dapat mengajukan pendapatnya secara tertulis dan ditandatangani, kemudian disampaikan kepada Direktur Utama atau Wakil Direktur Utama atau kepada anggota Direksi lainnya yang akan memimpin Rapat Direksi tersebut, mengenai apakah ia mendukung atau tidak mendukung terhadap hal yang akan dibicarakan dan pendapat ini akan dianggap

Direktur yang ditunjuk secara tertulis oleh Direktur Utama yang memimpin Rapat Direksi.

9. Dalam Hal Direktur Utama tidak melakukan penunjukan, maka salah seorang Direktur yang terlama dalam jabatan sebagai anggota Direksi yang memimpin Rapat Direksi.

10. Dalam hal Direktur yang paling lama manjabat sebagai anggota Direksi Perseroan lebih dari 1 (satu) orang, maka Direktur sebagaimana dimaksud pada ayat (9) yang tertua dalam usia yang bertindak sebagai pimpinan rapat Direksi.

11. Seoarang anggota Direksi dapat diwakili dalam Rapat Direksi hanya oleh anggota Direksi lain berdasarkan surat kuasa. Seorang anggota Direksi hanya dapat mewakili seorang anggota Direksi lainnya.

12. Anggota Direksi yang berhalangan untuk menghadiri suatu Rapat Direksi dapat mengajukan pendapatnya secara tertulis dan ditandatangani, kemudian disampaikan kepada Direktur Utama atau Wakil Direktur Utama atau kepada anggota Direksi lainnya yang akan memimpin Rapat Direksi tersebut, mengenai apakah ia mendukung atau tidak mendukung terhadap hal yang akan dibicarakan dan pendapat ini akan dianggap sebagai suara yang dikeluarkan

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

146

sebagai suara yang dikeluarkan dengan sah dalam Rapat Direksi.

13. Rapat Direksi adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila dihadirkan dan atau diwakili oleh lebih dari ½ (satu per dua) jumlah anggota Direksi.

14. Dalam hal lebih dari satu usulan, maka dilakukan pemilihan ulang sehingga salah satu usulan memperoleh suara lebih dari ½ ( satu per dua) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan.

15. Keputusan Rapat Direksi hartus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Jika keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka keputusan harus diambil dengan pemungutan suara berdasarkan suara setuju lebih dari ½ (satu per dua( bagian dari jumlah suara yang sah yang dikelaurkan dalam rapat yang bersangkutan.

16. Dalam Rapat Direksi, setiap anggota Direksi berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan tambahan 1 (satu) suara untuk setiap anggota Direksi lain yang diwakilinya dengan sah dalam rapat tersebut.

17. Suara blanko (abstain) dianggap menyetujui usul yang diajukan dalam rapat. Suara yang tidak sah dianggap tidak ada dan tidak

dengan sa\h dalam Rapat Direksi.

13. Rapat Direksi adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila dihadirkan dan atau diwakili oleh lebih dari ½ (satu per dua) jumlah anggota Direksi.

14. Dalam hal lebih dari satu usulan, maka dilakukan pemilihan ulang sehingga salah satu usulan memperoleh suara lebih dari ½ ( satu per dua) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan.

15. Keputusan Rapat Direksi hartus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Jika keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka keputusan harus diambil dengan pemungutan suara berdasarkan suara setuju lebih dari ½ (satu per dua( bagian dari jumlah suara yang sah yang dikelaurkan dalam rapat yang bersangkutan.

16. Dalam Rapat Direksi, setiap anggota Direksi berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan tambahan 1 (satu) suara untuk setiap anggota Direksi lain yang diwakilinya dengan sah dalam rapat tersebut.

17. Suara blanko (abstain) dianggap menyetujui usul yang diajukan dalam rapat. Suara yang tidak sah dianggap tidak ada dan tidak dihitung dalam

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 147

dihitung dalam menentukan jumlah suara yang dikeluarkan dalam rapat.

18. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa tanda tangan, sedangkan pemungutan suara mengenai hal lain dilakukan secara lisan, kecuali Ketua Rapat menentukan lain tanpa ada keberatan berdasarkan suara terbanyak dari yang hadir.

19. a. Hasil Rapat Direksi sebagaiman dimaksud dalam ayat (1) pasal ini wajib dituangkan dalam Risalah Rapat. Risalah Rapat harus dibuat oleh seoarang yang hadir dalam Rapat Direksi yang ditunjuk oleh Ketua Rapat serta kemudian ditandatangani oleh seluruh anggota Direksi yang hadir dan disampaikan kepada seluruh anggota Direksi.

b. Hasil Rapat Direksi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) Pasal ini wajib dituangkan dalam Risalah Rapat. Risalah Rapat harus dibuat oleh seorang yang haidr dalam Rapat Direksi yang ditunjuk oleh Ketua Rapat serta kemudian ditandatangani oleh seluruh anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris yang hadir dan disampaikan kepada seluruh anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris.

menentukan jumlah suara yang dikeluarkan dalam rapat.

18. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa tanda tangan, sedangkan pemungutan suara mengenai hal lain dilakukan secara lisan, kecuali Ketua Rapat menentukan lain tanpa ada keberatan berdasarkan suara terbanyak dari yang hadir.

19. a. Hasil Rapat Direksi sebagaiman dimaksud dalam ayat (1) pasal ini wajib dituangkan dalam Risalah Rapat. Risalah Rapat harus dibuat oleh seoarang yang hadir dalam Rapat Direksi yang ditunjuk oleh Ketua Rapat serta kemudian ditandatangani oleh seluruh anggota Direksi yang hadir dan disampaikan kepada seluruh anggota Direksi.

b. Hasil Rapat Direksi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) Pasal ini wajib dituangkan dalam Risalah Rapat. Risalah Rapat harus dibuat oleh seorang yang haidr dalam Rapat Direksi yang ditunjuk oleh Ketua Rapat serta kemudian ditandatangani oleh seluruh anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris yang hadir dan disampaikan kepada seluruh anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

148

c. Dalam Hal terdapat anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris yang tidak menandatangani hasil Rapat Direksi sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, yang bersangkutan wajib menyebutkan alasannya secara tertulis dalam surat tersendiri yang dilekatkan pada Risalah Rapat Direksi.

d. Risalah Rapat Direksi sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b wajib didokumentasikan oleh Perseroan.

e. Risalah Rapat Direksi merupakan bukti yang sah untuk para anggota Direksi dan untuk pihak ketiga mengenai keputusan yang diambil dalam Rapat Direksi yang bersangkutan.

20. a. Direksi dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan Rapat Direksi sengan ketentuan semua anggota Direksi telah diberitahu secara tertulis dan semua anggota Direksi memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis serta menandatangani persetujuan tersebut.

b. Keputusan yang diambil dengan cara demikian mempunyai kekuatan yang sama dengan

c. Dalam Hal terdapat anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris yang tidak menandatangani hasil Rapat Direksi sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, yang bersangkutan wajib menyebutkan alasannya secara tertulis dalam surat tersendiri yang dilekatkan pada Risalah Rapat Direksi.

d. Risalah Rapat Direksi sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b wajib didokumentasikan oleh Perseroan.

e. Risalah Rapat Direksi merupakan bukti yang sah untuk para anggota Direksi dan untuk pihak ketiga mengenai keputusan yang diambil dalam Rapat Direksi yang bersangkutan.

20. a. Direksi dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan Rapat Direksi sengan ketentuan semua anggota Direksi telah diberitahu secara tertulis dan semua anggota Direksi memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis serta menandatangani persetujuan tersebut.

b. Keputusan yang diambil dengan cara demikian mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 149

keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Direksi.

21. Dalam hal anggota Direksi tidak dapat menghadiri rapat secara fisik, maka anggota Direksi dapat menghadiri rapat dengan melalui media telekonferensi, video konferensi, atau sarana media elektronik lainnya sesuai dengan ketentuan yang berkala.

22. Setiap anggota Direksi yang secara pribadi dengan cara apapun, baik secara langsung maupun secara tidak langsung, mempunyai kepentingan dalam suatu transaksi, kontrak atau kontrak yang diusulkan dalam mana Perseroan menjadi salah satu pihaknya harus dinyatakan sifat kepentingannya dalam suatu Rapat Direksi dan karenanya tidak berhak untuk ikut dalam mengambil suara mengenai hal yang berhubungan dengan transaksi atau kontrak tersebut.

K. KINERJA DIREKSI

Kinerja Direksi dan anggota Direksi akan dievaluasi setiap tahun oleh Pemegang Saham dalam RUPS.

Secara umum, kinerja Direksi ditentukan berdasarkan target kinerja yang tercantum dalam Statement of Corporate Intent, tugas kewajiban yang tercantum dalam peraturan perundang-

yang diambil dengan sah dalam Rapat Direksi.

21. Dalam hal anggota Direksi tidak dapat menghadiri rapat secara fisik, maka anggota Direksi dapat menghadiri rapat dengan melalui media telekonferensi, video konferensi, atau sarana media elektronik lainnya sesuai dengan ketentuan yang berkala.

22. Setiap anggota Direksi yang secara pribadi dengan cara apapun, baik secara langsung maupun secara tidak langsung, mempunyai kepentingan dalam suatu transaksi, kontrak atau kontrak yang diusulkan dalam mana Perseroan menjadi salah satu pihaknya harus dinyatakan sifat kepentingannya dalam suatu Rapat Direksi dan karenanya tidak berhak untuk ikut dalam mengambil suara mengenai hal yang berhubungan dengan transaksi atau kontrak tersebut.

K. BOARD OF DIRECTORS’ PERFORMANCE

The Board of Directors and its members’ performance will be evaluated every year by Shareholders in RUPS.

In general, the Board of Directors’ performance shall be determined based on the duties contained in Statement of Corporate Intent, the prevailing laws and regulations and the Company’s Articles

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

150

undangan yang berlaku dan Anggaran Dasar Perusahaan serta amanat Pemegang Saham. Kriteria evaluasi formal disampaikan secara terbuka kepada Direksi sejak pengangkatannya.

Hasil evaluasi terhadap kinerja Direksi secara keseluruhan dan kinerja masing-masing anggota Direksi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam pemberian skema kompensasi bagi Direksi. Hasil evaluasi kinerja masing-masing anggota Direksi merupakan salah satu dasar pertimbangan bagi Pemegang Saham untuk pemberhentian dan/atau menunjuk kembali anggota Direksi yang bersangkutan. Hasil evaluasi kinerja Direksi baik selaku Dewan maupun individu juga merupakan sarana penilaian serta peningkatan efektivitas Direksi.

RUPS menetapkan kriteria kinerja Direksi maupun individu anggota Direksi. Kriteria evaluasi kinerja individu anggota Direksi antara lain meliputi :

1. Tingkat kehadiran dalam Rapat Direksi maupun Rapat Koordinasi Direksi dengan Komisaris.

2. Kesiapannya dengan materi yang akan dibahas dalam rapat.

3. Partisipasinya dalam pembahasan masalah maupun dalam pengambilan keputusan.

of Association as well as the mandate of Shareholders. The criteria of formal evaluation shall be given openly to the member of the Board of Directors concerned as of the date of his appointment

The results of evaluation on the Board of Directors’ performance as a whole and each Member’s performance individually shall become an integral part in the compensation scheme and in the awarding of incentives for the Board Members. The result of performance appraisal of each member of the Board of Directors individually shall become the basis of consideraton for the Shareholders to terminate and/or reappoint the member of the Board of Directors concerned. The results of performance appraisal shall become the basis for evaluation and improvement of the Board of Directors effectiveness.

RUPS determined the criteria of the Board of Directors’ performance as a whole or each member’s performance individually. The evaluation criteria of the Board of Directors’ performance individually are as follows:

1. Attendance rate in the Board of Directors’ Meeting as well as meetings with the Board of Commissioners.

2. The readiness with agenda discussed in the meeting.

3. Involvement in certain assignments and decision making.

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 151

4. Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan kebijakan perusahaan.

5. Komitmennya terhadap keputusan bersama yang telah dibuat.

L. BENTURAN KEPENTINGAN DIREKSI

Benturan kepentingan Direksi adalah suatu kondisi tertentu di mana kepentingan pribadi Direksi berpotensi bertentangan dengan kepentingan Perusahaan untuk meningkatkan nilai Perusahaan, meraih laba serta pencapaian visi dan misi Perusahaan sebagaimana diamanatkan oleh Pemegang Saham.

Beberapa prinsip yang dianut PT Wijaya Karya (Persero) Tbk untuk mencegah terjadinya benturan kepentingan dan implikasi lanjutan yang sering ditimbulkannya antara lain adalah sebagai berikut :

1. Direksi harus menghindari adanya potensi benturan kepentingan di dalam melaksanakan tugasnya. Untuk mencegah terjadinya hal tersebut Direksi perlu memenuhi beberapa prinsip yaitu :

a. Direksi wajib menyelenggarakan dan mengisi Daftar Khusus yang berisikan kepemilikan sahamnya dan atau keluarganya pada perusahaan lain secara benar

4. Compliance with the prevailing laws and regulations and Company policies.

5. Commitment to a decision has been made in the meeting.

L. BOARD OF DIRECTORS’ CONFLICT OF INTEREST

Board of Directors’ conflict of interest in a certain condition in which Board of Directors’ self interest is indicated to be conflicted with the Company’s interest to improve Corporate values, earn profit and achieve the Company’s vision and mission as mandated by Shareholders.

Some principles followed by PT Wijaya Karya (Persero) Tbk to avoid the occurance of conflict of interest and further implication that oftenly raised among others are as follows:

1. The Board of Directors shall always avoid any conflict of interest in carrying out its tasks. In order to avoid that, the Board of Directors shall meet several principles:

a. The Board of Directors shall complete a special register containing information on its family or its own share ownership with another Company correctly and

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

152

dan akurat.

b. Direksi harus menghindari setiap aktivitas yang dapat mempengaruhi independensinya dalam pengambilan keputusan.

c. tidak boleh berpartisipasi dalam setiap kegiatan pengadaan yang melibatkan suatu Perusahaan di mana yang bersangkutan atau keluarganya mempunyai kepemilikan saham yang signifikan atau mempunyai kepentingan finansial atas transaksi tersebut.

d. Direksi wajib membuat pernyataan mengenai benturan kepentingan terhadap hal-hal yang termaktub dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan.

2. Apabila terjadi sesuatu hal, dimana kepentingan Perseroan berbenturan dengan kepentingan salah seorang anggota Direksi, maka dengan persetujuan Komisaris, Perseroan akan diwakili oleh anggota Direksi lainnya. Apabila benturan kepentingan tersebut menyangkut semua anggota Direksi, maka Perseroan akan diwakili oleh Dewan Komisaris atau seorang yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris.

3. Dalam hal tidak ada Dewan Komisaris, maka Rapat Umum Pemegang Saham mengangkat

accurately.

b. The Board of Directors shall avoid any activities that may influence its independency in decision making.

c. The Board of Directors shall not participate in any activities involving the procurement of a company where concerned or his family has a significant stock interest or has a financial interest on such transactions.

d. The Board of Directors shall makes statement concerning conflict of interest of matters stated in the Work Plan and Articles of Association of the Company.

2. In the event which the the Company’s interests conflict with those of a member of the Board of Directors, with the approval of the Commissioner, the Company will be represented by members of the Board of Directors. If a conflict of interest concerns of all members of the Board of Directors, the Company will be represented by the Board of Commissioners or a person appointed by the Board of Commissioners.

3. In the event which the the Board of Commissioners is not present, RUPS shall appoint one or more to represent

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 153

seorang atau lebih untuk mewakili Perseroan dalam menjalankan tugas tersebut diatas.

M. HUBUNGAN KERJA DENGAN DEWAN KOMISARIS

Dalam melakukan hubungan kerja antara Direksi dengan Dewan Komisaris mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut :

1. Dalam rangka menjaga independensi masing-masing organ Perusahaan, setiap hubungan Direksi dengan Dewan Komisaris dalam rangka tugas dan tanggung jawab masing-masing di dalam pengelolaan Perusahaan merupakan hubungan yang bersifat formal dalam arti harus senantiasa dilandasi oleh suatu mekanisme atau korespondensi yang dapat dipertanggungjawabkan. Hubungan yang bersifat informal dapat saja dilakukan oleh masing-masing anggota Direksi dan Dewan Komisaris, namun tidak dapat dipakai sebagai kebijakan formal sebelum melalui mekanisme atau korespondensi yang dapat dipertanggungjawabkan.

2. Direksi menghormati fungsi dan peranan Dewan Komisaris dalam pengawasan Perusahaan sebagaimana telah diatur dalam

the Company in carrying out the above-mentioned tasks.

M. WORK RELATIONS WITH BOARD OF COMMISSIONERS

The working relationship between the Board of Directors and the Board of Commissioners shall follow the following principles:

1. In accordance to maintain independency of each Company’s organ, for each working relationship between the Board of Directors and the Board of Commissioners in relations with each the task and function is a formal relationship, which means that it shall always be based on standard mechanism or accountable correspondence. The informal working relationship can be created by each member of the Board of Directors and the Board of Commissioners, but shall not be used as a formal policy before it passes through the mechanism or accountable correspondence.

2. The Board of Directors shall respect the function and role of the Board of Commissioners in managing the Company as has been stipulated in the laws and regulations and Articles

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

154

Anggaran Dasar Perusahaan. Berbagai hal yang menyangkut hubungan kerja sehari-hari antara Direksi dengan Dewan Komisaris, yang belum diatur oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku, Anggaran Dasar Perusahaan, Panduan Good Corporate Governance, Code of Conduct, serta dokumen ini akan diatur lebih lanjut sesuai kesepakatan bersama antara Direksi dan Dewan Komisaris dengan dilandasi prinsip-prinsip Good Corporate Governance.

3. Direksi akan memberikan informasi secara lengkap kepada Dewan Komisaris sesuai kebutuhan Dewan Komisaris di dalam melaksanakan tugasnya.

N. SEKRETARIS PERUSAHAAN

Sekretaris Perusahaan memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga citra Perusahaan yang baik melalui pengelolaan program komunikasi yang efektif antara Perusahaan dengan para pemangku kepentingan. Sekretaris Perusahaan bertanggung jawab langsung kepada Presiden Direktur.

Tugas dan tanggung jawab yang dijalankan Sekretaris Perusahaan antara lain:25

a. mengikuti perkembangan Pasar

of Association. Matters concerning the daily working relationship between the Board of Directors and the Board of Commissioners, that has not been stipulated in the prevailing laws and regulations, Articles of Association, Code of Good Corporate Gocernance, Code of Conduct and this document, will be further stipulated in accordance with the agreement between the Board of Directors and the Board of Commissioners based on Good Corporate Governance principles.

3. The Board of Directors shall provide complete information to the Board of Commissioners according to the needs of the Board of Commissioners in performing his tasks.

N. CORPORATE SECRETARY

Corporate Secretary has important role in maintaining the Company’s image through effective communication between the Company with stakeholders. Corporate Secretary is directly responsible to President Director.

Duties and responsibilities carried out by Corporate Secretary are:25

a. Following the Capital Market updates

(25 Pasal 5 Peraturan OJK Nomor 35//POJK.04/2014 tentang Sekretaris Perusahaan Emiten atau Perusahaan Publik

(25 Pasal 5 Peraturan OJK Nomor 35//POJK.04/2014 tentang Sekretaris Perusahaan Emiten atau Perusahaan Publik

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 155

Modal khususnya peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal;

b. memberikan masukan kepada Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik untuk mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal;

c. membantu Direksi dan Dewan Komisaris dalam pelaksanaan tata kelola perusahaan yang meliputi:

1. keterbukaan informasi kepada masyarakat, termasuk ketersediaan informasi pada Situs Web Emiten atau Perusahaan Publik;

2. penyampaian laporan kepada Otoritas Jasa Keuangan tepat waktu;

3. penyelenggaraan dan dokumentasi Rapat Umum Pemegang Saham;

4. penyelenggaraan dan dokumentasi rapat Direksi dan/atau Dewan Komisaris; dan

5. pelaksanaan program orientasi terhadap perusahaan bagi Direksi dan/atau Dewan Komisaris.

d. sebagai penghubung antara Emiten atau Perusahaan Publik dengan pemegang saham Emiten

especially prevailing rules and regulations in Capital Market;

b. Providing inputs to the Issuer or Public Company’s Board of Directors and Commissioners to comply with rules and regulations in Capital Market;

c. Assisting the Board of Directors and Commissioners in implementing corporate governance as follows:

1. Information disclosure to public, including information disclosure on Issuer or Public Company’s website;

2. On time report submission to Financial Services Authority;

3. Execution and documentation of General Meeting of Shareholders;

4. Execution and documentation of the Board of Directors and/or Commissioners’ meeting; and

5. Orientation program implementation on the Company for the Board of Directors and/or Commissioners.

d. As a hub between the Issuer or Public Company with Issuer or Public Company’s Shareholders,

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

156

atau Perusahaan Publik, Otoritas Jasa Keuangan, dan pemangku kepentingan lainnya.

O. SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL

Direksi PT Wijaya Karya (Persero) Tbk harus menetapkan sistem Pengendalian Internal yang efektif untuk mengamankan investasi dan aset Perusahaan. Sistem Pengendalian Internal mencakup hal-hal sebagai berikut :

1. Lingkungan pengendalian internal dalam Perusahaan yang disiplin dan terstruktur, yang terdiri dari:

a. integritas, nilai etika dan kompetensi pegawai;

b. filosofi dan gaya manajemen;

c. cara yang ditempuh manajemen dalam melaksanakan kewenangan dan tanggung jawab;

d. pengorganisasian dan pengembangan sumber daya manusia; dan

e. perhatian dan arahan yang dilakukan oleh Direksi.

2. Pengkajian dan pengelolaan risiko usaha yaitu suatu proses untuk mengidentifikasi, menganalisis, menilai dan mengelola risiko usaha yang relevan.

Financial Services Authority, and other stakeholders.

O. INTERNAL CONTROL SYSTEM

The Board of Directors of PT Wijaya Karya (Persero) Tbk shall establish an effective internal control to secure investments and assets of the Company. Internal Control Systems include the following matters:

1. In the environment of Company’s internal control shall be discipline and structured, consist of:

a. integrity, ethical values and competence of the employees;

b. philosophy and management style;

c. the method taken by management in performing authorities and responsibilities;

d. organization and development of human resources; and

e. interest and direction carried out by the Board of Directors.

2. Evaluation and risk management of the business that is a process to identify, analyze, measure and mitigate of the relevant risks.

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 157

3. Aktivitas pengendalian yaitu tindakan-tindakan yang dilakukan dalam suatu proses pengendalian terhadap kegiatan Perusahaan pada setiap tingkat dan unit dalam struktur organisasi Perusahaan, antara lain mengenai kewenangan, otorisasi, verifikasi, rekonsiliasi, penilaian atas prestasi kerja, pembagian tugas dan keamanan terhadap aset Perusahaan.

4. Sistem informasi dan komunikasi yaitu suatu proses penyajian laporan mengenai kegiatan operasional, finansial, dan ketaatan atas ketentuan dan peraturan yang berlaku pada Perusahaan.

5. Monitoring yaitu proses penilaian terhadap kualitas sistem pengendalian internal termasuk fungsi internal audit pada setiap tingkat dan unit struktur organisasi Perusahaan, sehingga dapat dilaksanakan secara optimal, dengan ketentuan bahwa penyimpangan yang terjadi dilaporkan kepada Direksi dan tembusannya disampaikan kepada Komite Audit.

6. Untuk membantu Direksi dalam melakukan perencanaan, pengendalian, koordinasi dalam pengawasan, penilaian atas sistem pengendalian manajemen dan pelaksanaan seluruh kegiatan perusahaan serta memberikan

3. Control activities are the actions carried out in a process of controlling the activities of the Company at any level and units within the organizational structure of the Company include authority, authorization, verification, reconciliation, performance appraisal, the division of tasks and the security of the assets of the Company.

4. Information systems and communication is a process of preparing a report on the operational activities, financial, and observance of the prevailing rules and regulations in the Company.

5. Monitoring is the process of assessment of the quality of the internal control system including the internal audit function at all levels and units of the Company’s organizational structure, so that it can be implemented optimally, with the stipulation that the deviations shall be reported to the Board of Directors and a copy submitted to the Audit Committee.

6. To assist the Board of Directors in planning, control, coordination of supervision, assessment of management control systems and the implementation of all activities of the company as well as to provide suggestions for improvement formed Internal Supervisory Unit (SPI).

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

158

saran-saran perbaikan dibentuk fungsi Satuan Pengawasan Intern (SPI).

7. SPI dipimpin oleh Kepala Satuan Pengawasan Intern dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Direktur Utama. Penjabaran lebih lanjut tugas dan fungsi SPI diatur dengan Keputusan Direksi.

7. Internal Supervisory Unit (SPI) chaired by the Head of Internal Audit in carrying out its duties and responsible to President Director. Further duties and functions of SPI will be stipulated by Decree of the Board of Directors.

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 159

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

160

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 161

CHAPTER IV PENGGUNAAN WAKTU,

SARANA DAN FASILITAS PERUSAHAAN

C O M PA N Y ’ S T I M E , I N F R A ST R U CT U R E A N D FAC I L I T Y

M A N AG E M E N T

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

162

A. PENGGUNAAN WAKTU

Penggunaan waktu Direksi dan Dewan Komisaris diatur berdasarkan prinsip-prinsip :

1. Direksi harus menggunakan jam kerjanya, sarana dan fasilitas Perusahaan semata-semata untuk kegiatan yang berhubungan dengan kepentingan Perusahaan.

2. Aktifitas Direksi di luar perusahaan yang tidak secara langsung berhubungan dengan kepentingan Perusahaan seperti kegiatan mengajar, menjadi pengurus asosiasi bisnis dan sejenisnya diperkenankan dengan menggunakan waktu yang wajar dan sepengetahuan Direktur Utama atau Direksi lainnya.

B. PENYEDIAAN DAN PENGGUNAAN TUNJANGAN DAN FASILITAS

1. Dalam menyediakan tunjangan dan fasilitas bagi Dewan Komisaris dan Direksi di dasarkan prinsip-prinsip :

a. disesuaikan dengan kondisi keuangan dan kinerja perusahaan;

b. asas kepatutan dan kewajaran dibandingkan dengan industri sejenis;

A. TIME MANAGEMENT

Time management by the Board of Directors and Board of Commissioners is set by the following principles:

1. The Board of Directors shall use his working hours and facilities for the Company solely for activities related to the interests of the Company.

2. Activities of the Boards of Directors outside the company that are not directly related to the interests of the Company such as teaching, take charge of the business associations and its kind are allowed to use reasonable time and known by President Director or other the Board of Directors.

B. PROVISION AND USE OF ALLOWANCES FACILITIES

1. In providing allowances and facilities for the Board of Commissioners and Board of Directors on the basis of principles:

a. based on financial condition and performance of the company;

b. merit and fairness compared to similar industries;

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 163

c. in accordance with the prevailing law and regulations.

d. The type and amount of allowances and facilities for the Board of Directors and Board of Commissioners are generally determined by RUPS where details can be submitted to the Board of Commissioners.

2. The use of facilities owned by the Company for the benefit of government officials, corporate guests and other interests is possible with remain always of the prevailing rules for facilities and shall not contradict with the purpose and objectives of the provision of such facilities.

3. The use of facilities for the benefit of the government and political parties must comply with the prevailing law and regulations.

4. The Board of Directors is not allowed to give donation for any political party except to the extent justified by the law.

C. BUSINESS TRAVEL

The company provides accommodation

c. tidak bertentangan dengan peraturan perundangundangan yang ada.

d. Jenis dan besarnya tunjangan dan fasilitas bagi Direksi dan Dewan Komisaris umumnya ditetapkan oleh RUPS dimana rinciannya dapat diserahkan kepada Dewan Komisaris.

2. Penggunaan sarana dan fasilitas milik Perusahaan untuk kepentingan pejabat pemerintah, tamu perusahaan dan kepentingan lainnya dimungkinkan dengan tetap senantiasa berpatokan kepada aturan yang berlaku untuk sarana dan fasilitas tersebut serta sedapat mungkin tidak bertentangan dengan maksud dan tujuan penyediaan sarana dan fasilitas tersebut.

3. Penggunaan sarana dan fasilitas untuk kepentingan pemerintah dan Partai Politik harus mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4. Direksi tidak diperbolehkan memberikan sumbangan untuk partai politik manapun kecuali sepanjang dibenarkan oleh undang-undang.

C. PERJALANAN DINAS

Perusahaan memberikan sarana

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

164

akomodasi, transportasi dan tunjangan perjalanan dinas baik di dalam negeri maupun ke luar negeri kepada Direksi dan Dewan Komisaris. Pemberian sarana dan fasilitas mengenai hal ini di dasarkan pada prinsip-prinsip :

1. Perjalanan dinas semata-mata ditujukan untuk aktivitas dan kepentingan perusahaan.

2. Dalam menetapkan fasilitas transportasi dan akomodasi yang berhubungan dengan perjalanan dinas disesuaikan dengan kemampuan keuangan perusahaan dengan tetap memperhatikan aspek kepatutan, dukungan terhadap pelaksanaan pekerjaan dan menjaga citra (image) perusahaan.

3. Persetujuan pelaksanaan perjalanan dinas dalam negeri bagi anggota Direksi diberikan oleh Direktur Utama, sedangkan persetujuan perjalanan dinas ke luar Negeri diberikan oleh Komisaris Utama.

4. Perjalanan dinas di dalam dan luar negeri bagi anggota Dewan Komisaris dikaitkan dengan kebutuhan Perusahaan dan dengan kejelasan maksud dan tujuan dari perjalanan tersebut.

5. Jenis alat transportasi, penyediaan akomodasi dan besarnya tunjangan perjalanan dinas bagi Direksi dan Komisaris diatur lebih lanjut dengan

facilities, transportation and official travel allowances both domestically and abroad to the Board of Directors and Board of Commissioners. Provision of facilities on this matter based on the following principles:

1. Travelling solely for the activities and interests of the company.

2. In determining the transportation and accommodation facilities associated with official travel adapted to the financial capacity of the company with regard to aspects of appropriateness, support for the implementation of the work and maintain the image of the company.

3. Approval of official domestic travel for members of the Board of Directors is given by the President Director, while the official abroad travel is given by the President Commissioner.

4. Official domestic and abroad travel for members of the Board of Commissioners associated with the Company’s requirements and with clarity of purpose and objectives of the trip.

5. Type of transport, provision of accommodation and the amount of business travel allowances for the Board of Directors and the Board

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 165

Keputusan Direksi. of Commissioners shall be further stipulated by the Decree of the Board of Directors.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

166

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 167

CHAPTER V HUBUNGAN DENGAN ENTITAS

ANAK DAN ENTITAS ASOSIASI MAUPUN PIHAK LAIN

R E L AT I O N S W I T H S U B S I D I A R I E S A N D A S S O C I AT E S O R OT H E R PA RT I E S

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

168

A. PRINSIP UMUM

1. Anak Perusahaan merupakan badan hukum tersendiri yang memiliki organ Perusahaan yang berbeda. Dengan demikian mekanisme hubungan yang berlaku di antara PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dengan Anak Perusahaan harus dilakukan melalui mekanisme korporasi yang sehat.

2. Anggota Direksi baik sendiri-sendiri maupun bersama harus mampu memisahkan fungsi dan peranan jabatannya sebagai Direksi PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, Pemegang Saham Anak Perusahaan dan/atau Dewan Komisaris Anak Perusahaan.

3. Pihak Lain merupakan suatu badan usaha maupun lembaga pemerintahan yang melakukan kerjasama dengan Perseroan guna melaksanakan kegiatan usaha melalui korporasi yang sehat.

B. TRANSAKSI DENGAN ANAK PERUSAHAAN

1. Transaksi bisnis dengan Anak Perusahaan harus dilakukan atas dasar arm’s length relationship sebagaimana layaknya transaksi bisnis dengan pihak yang tidak terafiliasi.

A. GENERAL PRINCIPLE

1. Subsidiary is a separate legal entity that has a different company’s organs. Thus, the mechanism in the prevailing relationship between PT Wijaya Karya (Persero) Tbk with subsidiaries shall be carried out through the mechanism of a healthy corporate.

2. Members of the Board of Directors either individually or together shall be able to separate the role and functions of his position as Director of PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, Shareholders of Subsidiary and/or the Board of Commissioners of Subsidiary.

3. The Other Party is a business entity or government agencies to cooperate with the Company in order to conduct business through healthy corporate.

B. TRANSACTION WITH SUBSIDIARIES

1. Business transaction with Subsidiary shall be carried out on the basis of arm’s length relationship as business transaction with an unaffiliated party.

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 169

2. Pada prinsipnya Direksi tidak diperkenankan memberikan “perlakuan istimewa” kepada kepada anak perusahaan dan pihak-pihak terafiliasinya. Perlakuan istimewa dapat dimungkinkan dengan kondisi dan batas waktu tertentu sepanjang sesuai dengan kepentingan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dalam jangka panjang serta memperoleh persetujuan RUPS dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Apabila terdapat benturan kepentingan antara PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dengan Anak Perusahaan, maka kepentingan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk harus didahulukan.

4. Transaksi dengan Anak Perusahaan dilaksanakan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dilaksanakan dengan tunduk dan mematuhi Peraturan Bapepam Nomor IX.E.I tentang Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu, beserta peraturan perundang-undangan terkait.

C. TRANSAKSI DENGAN PIHAK LAIN

1. Transaksi bisnis dengan Pihak Lain harus memperhatikan prinsip-prinsip good corporate governance, yaitu transparansi, kemandirian,

2. Principally, the Directors are not allowed to give “special treatment” to the subsidiary and affiliated parties. Preferential treatment may be possible with the conditions and time limits specified in accordance with the interests of PT Wijaya Karya (Persero) Tbk in the long term as well as obtain the approval from RUPS and not contradict with the prevailing laws and regulations.

3. In the event of a conflict of interest between PT Wijaya Karya (Persero) Tbk with Subsidiary Company, then the interests of PT Wijaya Karya (Persero) Tbk should be prioritized.

4. Transaction with Subsidiary Company held by PT Wijaya Karya (Persero) Tbk implemented in accordance with Bapepam Regulation No. IX.EI concerning Conflict of Interest in Certain Transactions, and its related legislation.

C. TRANSACTION WITH OTHER PARTIES

1. Business transactions with Other Parties should pay attention to the principles of good corporate governance, that is transparency, independence, accountability,

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

170

akuntabilitas, pertanggung-jawaban, dan kewajaran.

2. Direksi dalam melaksanakan kerjasama dengan Pihak-pihak Lain wajib memberikan perlakuan yang sama kepada masing-masing pihak-pihak tanpa adanya perlakuan istimewa kepada salah satu pihak.

3. Apabila terjadi benturan kepentingan dengan Pihak Lain, maka kepentingan Perseroan harus didahulukan.

4. Transaksi dengan Pihak Lain dilaksanakan oleh Perseroan dengan tunduk dan mematuhi Undang-undang Perseroan Terbatas, Undang-undang Badan Usaha Milik Negara, Undang-undang Pasar Modal, dan peraturan perundang-undangan lain yang berlaku.

5. Dalam melaksanakan kerjasama dengan Pihak Lain, termasuk dengan Anak Perusahaan, Direksi wajib menaati batasan-batasan kewenangan yang diatur dalam Anggaran Dasar, Undang-undang Perseroan Terbatas, peraturan-peraturan pasar modal, prosedur yang berlaku di perusahaan serta batasan-batasan kewenangan sebagaimna yang terlampir bersama dengan Perubahan Board Manual ini.

responsibility, and fairness.

2. The Board of Directors in carrying out cooperation with Other Parties shall give equal treatment to each of the parties without any preferential treatment to one of the parties.

3. In the event of a conflict of interest with Other Parties, the Company’s interests should be prioritized.

4. Transactions with Other Parties carried out by the Company shall follow and comply with the Regulation of Limited Liability Company, Regulation of State Owned Enterprises, Regulation of Capital Market and other prevailing law and regulations.

5. In carrying out cooperation with Other Parties, including the Subsidiary Company, the Board of Directors shall comply with the limits of authority set up in the Articles of Association, Regulation of Limited Liability Company, regulation of capital market, procedure in Company as well as the limits of authority as attached along with this Board Manual changes.

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 171

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

172

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 173

CHAPTER VI PENUTUP

C LO S I N G

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

174

A. PEMBERLAKUKAN BOARD MANUAL

Board Manual disusun sebagai pedoman agar Dewan Komisaris dan Direksi, dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara efisien, efektif, transparan, kompeten, independen, dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga dapat diterima oleh semua pihak yang berkepentingan dan mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dewan Komisaris dan Direksi bertanggung jawab untuk menetapkan Board Manual.

B. SOSIALISASI BOARD MANUAL

Perseroan akan melakukan tahapan sosialisasi Board Manual secara berkesinambungan. Kegiatan sosialisasi secara berkesinambungan akan dilakukan kepada anggota Direksi dan Dewan Komisaris yang baru maupun yang sudah menjabat. Sosialisasi difokuskan pada adanya pemahaman, timbulnya kesadaran dan kebutuhan untuk menerapkan Good Corporate Governance secara konsisten melalui program induksi/pengenalan bagi anggota Direksi dan Dewan Komisaris baru, rapat-rapat maupun forum lainnya yang relevan.

A. BOARD MANUAL ENFORCEMENT

Board Manual is prepared as a manual for the Board of Commissioners and Directors, to be able to carry out their duties and responsibilities, efficiently, effectively, transparently, competently, independenly, and accountable so can be accepted by all interested parties and referring to prevailing rules and regulations. The Board of Commissioners and Directors are responsible to determine the Board Manual.

B. BOARD MANUAL DISSEMINATION

The Company will conduct Board Manual dissemination phase continuously. Continuous dissemination activities will be taken to new Board of Directors and Commissioners or existing members. Dissemination is focused on the understanding, rise of awareness and needs to implement Good Corporate Governance consistently through induction/orientation program for new members of the Board of Directors and Commissioners, meetings or other relevant forums.

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual 175

C. KETERBUKAAN BOARD MANUAL DI WEBSITE26

Perusahaan berkomitmen untuk melaksanakan keterbukaan Board Manual bagi seluruh pemangku kepentingan melalui sarana situs web perusahaan. Pelaksanaan keterbukaan ini merupakan bagian dari kepatuhan perusahaan sesuai dengan regulasi penarapan terbaik Good Corporate Governance.

D. EVALUASI BOARD MANUAL

Perseroan akan melakukan evaluasi secara berkala atau sesuai kebutuhan untuk mengetahui dan mengukur kesesuaian Board Manual dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku maupun dinamika bisnis yang terjadi.

C. BOARD MANUAL DISCLOSURE ON WEBSITE26

The Company is committed to conduct Board Manual disclosure for all stakeholders through corporate website facility. The disclosure implementation is part of the corporate compliance in accordance with Good Corporate Governance best practices regulations.

D. BOARD MANUAL EVALUATION

The Company will evaluate regularly or in accordance with needs to acknowledge and measure the conformity of Board Manual with prevailing rules and regulations or business dynamics occurred.

(26 Article 9 paragraph (a) Regulation of Financial Services Authority Number 8/POJK.04/2015 on Issuer or Public Company’s Website

(26 Pasal 9 ayat (a) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 8/POJK.04/2015 tentang Situs Web Emiten atau Perusahaan Publik

Pedoman Tata Kerja Direksi Dan Dewan KomisarisBoard Manual

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

176