IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf

download IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf

of 52

Transcript of IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf

  • 7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf

    1/52

    1

    PERAN SPI DALAM MENDUKUNG PENERAPAN

    GOOD CORPORATE GOVERNANCEDI PT INDOFARMA

    TBK

    MAKALAH,

    Disusun sebagai salah satu persyaratan

    Untuk memperoleh sertifikasi

    Qualified Internal Auditor(QIA)

    O l e h:

    BAMBANG WIDODO

    Tingkat Manajerial Angkatan 107

    YAYASAN PENDIDIKAN INTERNAL AUDIT (YPIA)

    DEWAN SERTIFIKASI QUALIFIED INTERNAL AUDITOR(DS-QIA)

    GRAHA SUCOFINDO LT.3 JALAN RAYA PASAR MINGGU KAV.34

    J A K A R T A

    2009

  • 7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf

    2/52

    2

    KATA PENGANTAR

    Dengan mengucapkan puji syukur kepada Alloh SWT atas segala kesehatan

    dan kesempatan akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Menulis

    makalah merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh sertifikasi Qualified

    Internal Auditor (QIA) dari Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (DS-QIA)

    di Yayasan Pendidikan Internal Auditor (YPIA) Jakarta.

    Menulis makalah merupakan cara pembelajaran yang efektif karena penulis

    didorong untuk membaca serta memahami akan suatu hal atau teori. Kemudian

    penulis dicoba untuk mengidentifikasi dan menganalisis hubungan teori tersebut

    dengan pelaksanaannya yang perlu diberi kesimpulan yang akhirnya menghasilkan

    saran yang konstruktif untuk perbaikan.

    Dengan bekal pengetahuan dan keterampilan yang penulis dapatkan

    selama mengikuti pelatihan di Yayasan Pendidikan Internal Audit (YPIA) Jakarta,

    kemudian melakukan penelaahan terhadap kepustakaan yang ada dan terbatas serta

    pengalaman pelaksanaan audit dan pengamatan kondisi di perusahaan selama ini,

    penulis tertarik dan mencoba mengangkat judul Peran SPI Dalam Mendukung

    Penerapan Good Corporate Governancedi PT Indofarma Tbk .

    Penulis berkeyakinan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh

    dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari

    pembaca guna perbaikan dalam penyelesaian tugas-tugas sejenis di masa yang akan

    datang.

    Penulis merasa banyak pihak yang membantu dan mendukung dalam

    peyelesaian tugas makalah ini, kiranya tak berlebihan pada kesempatan ini penulis

    menghaturkan terima kasih banyak kepada:

    1. Bp.Prof.Dr. Hiro Tugiman, Ketua Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor,

    Atas segala bimbingan selama penulis mengikuti pelatihan di YPIA

    2.

    Pimpinan, staf pengajar dan karyawan YPIA atas segala bimbingan danlayanannya.

    3. Rekan-rekanseangkatan sejak dari dasar I,dasar II, lanjutan I dan lanjutan II.

    4. Kepala SPI (Satuan Pengawas Intern) dan rekan-rekan di SPI PT Indofarma

    Tbk atas segala dukungan dan bantuan.

  • 7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf

    3/52

    3

    5. Istriku; Sry, anak-anakku; Mitha dan Satrio yang senantiasa menjadi pendorong

    semangat dan kelancaran belajar.

    6. Semua pihak yang tak dapat penulis sebutkan di sini dan telah membantu

    dalam penulisan makalah ini

    Semogamakalah ini dapat bermanfaat bagi yang membaca dan berharap Alloh SWT

    membalas kebaikan Bapak dan Ibu sekalian

    Penulis,

    Bambang Widodo

  • 7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf

    4/52

    4

    DAFTAR ISI

    Hlm.

    KATA PENGANTAR i-ii

    DAFTAR ISI iii-iv

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang 1-2

    1.2

    Sistematika Pembahasan 3

    BAB II RUJUKAN TEORI

    2.1 Pengertian Good Corporate Governance(GCG) 4-5

    2.2 Prinsip-Prinsip Dasar Good Corporate Governance 6-8

    2.3 Tujuan Penerapan GCG 8-10

    2.4 Penilaian Penerapan GCG 10-11

    2.5 Sistem Pengendalian Intern 11-14

    2.6 Peran Internal Audit Dalam Mendukung Good Corporate

    Governance 14-16

    BAB III PEMBAHASAN

    3.1 Gambaran Umum PT Indofarma Tbk 17-20

    3.2 Kebijakan Umum Pengendalian Internal Dan Audit Internal

    PT Indofarma Tbk 20

    3.3 Kedudukan Satuan Pengawasan Intern PT Indofarma Tbk 21

    3.4 Visi Dan Misi SPI PT Indofarma Tbk 21-22

    3.5 Peran SPI PT Indofarma Tbk 22-24

    3.6 Tugas Dan Tanggung Jawab SPI PT Indofarma Tbk 24-26

    3.7 Wewenang SPI 26-27

    3.8 Pelaporan SPI 27

    3.9 Hubungan SPI Dengan Mitra Strategis 28-29

    3.10 Jaminan Mutu ( Quality Assurance) 293.11 Rencana Kerja Jangka Pendek 29-30

    3.12 Sosialisasi Peran Internal Auditor /SPI PT Indofarma Tbk 30-31

    3.13 Sosialisasi GCG Di PT Indofarma Tbk 31-33

    3.14 Penerapan GCG Di PT Indofarma Tbk 33-39

    3.15 Hasil Assesmen Penerapan GCG oleh Tim Konsultan BPKP 39-42

  • 7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf

    5/52

    5

    BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

    4.1 Kesimpulan 43 -44

    4.2 Saran 45

    DAFTAR PUSTAKA

    BIODATA

  • 7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf

    6/52

    6

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Krisis ekonomi yang melanda negara-negara di Asia seperti Thailand,

    Korea, Jepang dan sebagainya yang terjadi pada pertengahan tahun 1997, juga

    berdampak pada perekonomian Indonesia saat itu. Banyak investor asing yang

    menghentikan bisnisnya di Indonesia. Hal ini mengakibatkan meningkatnya

    jumlah pengangguran. Selain itu terbongkarnya korporasi antara lain oleh Enron

    dan World Com yaitu perusahaan besar di Amerika Serikat yang bangkrut

    karena melakukan fraud dengan modus windows dressing. Kejadian global

    tersebut sangat memicu akan pentingnya penerapan good corporate governance

    (GCG) pada seluruh perusahaan yang sahamnya terutama dimiliki publik karena

    semakin menurunnya kepercayaan publik atas pasar modal dan profesi akuntan

    (KAP) dan adanya tekanan publik kepada otoritas dan regulator untuk segera

    mengambil tindakan.

    Dari isu tersebut di atas menjadi alasan munculnya Sarbanes Oxley Act

    (SOA) dan ASX rules di Amerika Serikat yang bertujuan meningkatkan

    corporate governance, mengembalikan kepercayaan investor, menekan

    terjadinya fraud dengan ditingkatkannya internal kontrol, meningkatkan

    efisiensi melalui identifikasi kelemahan proses yang ada dan menciptakan

    budaya untuk terciptanya perusahaan yang memuaskan.

    Sementara di Indonesia khususnya untuk perusahaan BUMN dan

    BUMD telah terbit KEPMEN BUMN no. 117/M-MBU/2002 tanggal 31 Juli

    2002 tentang penerapan praktek GCG disamping itu untuk perusahaan yang

    sudah terbuka (go public) oleh BAPEPAM yang mensyaratkan penerapan

    praktek GCG yaitu di peraturan VIII.G.2 yang merinci hal-hal apa saja yang

    harus diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan terbuka.

    Oleh karena itu, PT Indofarma Tbk sebagai perusahaan BUMN danperusahaan terbuka pasti dituntut untuk melaksanakan praktek GCG dengan

    menciptakan sistem yang menciptakan kesinambungan dan keseimbangan

    antara kepengurusan dengan stakeholders dalam berbagai bentuk monitoring

    serta penciptaan pengendalian intern yang menggariskan hubungan antara

    dewan komisaris, direksi, manajemen operasi.

  • 7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf

    7/52

    7

    Dengan penerapan GCG diharapkan dapat menjaga keseimbangan

    dalam pengendalian perusahaan untuk mengurangi peluang terjadinya kesalahan

    pengelolaan (missmanagement) dan menciptakan nilai tambah perusahaan yang

    optimal kepada para stakeholdernya. Hal terpenting adalah memberi keyakinan

    kepada para stakeholder bahwa manajemen bertindak yang terbaik bagi

    kepentingan perusahaan, dan proses bisnis dilaksanakan sesuai dengan konsep

    good corporate governance untuk mencapai pertumbuhan dan keuntungan

    dalam jangka panjang serta memenangkan persaingan bisnis global.

    Keberhasilan penerapan good corporate governancesangat dipengaruhi

    oleh prinsip-prinsip yang mendasarinya. Prinsip-prinsip tersebut meliputi

    transparansi (transparency), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban

    (responsibility), kemandirian (independency), dan kewajaran (fairness).

    Keberhasilan penerapan GCG juga tidak terlepas dari peran audit

    internalyang penting dan mampu memenuhi kebutuhan stakeholdersantara lain

    meningkatnya tanggung jawab dewan direksi dan dewan komisarisatas laporan

    keuangan dengan ditandatanganinya statementpertanggungjawaban atas sistem

    internal kontrol pada laporan keuangan, meningkatnya kebutuhan untuk

    dilakukan audit atas pelaksanaan internal kontrol dalam perusahaan dan sebagai

    kepanjangan tangan komite audit dalam menjalankan fungsi pengawasan.

    Audit internal atau SPI harus melakukan perubahan mindset dan

    melakukan peningkatan yang lebih besar dalam penegakan good corporate

    governance,seiring perubahan paradigma yang dulu sebagai pencari kesalahan

    (watch dog)menjadi konsultan intern sehingga keberadaannya lebih diapresiasi

    secara positif sebagai problem solver dan agent of change serta katalisator

    untuk mempercepat pelaksanaan praktik-pratik GCG di perusahaan yang pada

    akhirnya keyakinan stakeholders terhadap pengelolaan perusahaan juga akan

    meningkat.

    Berdasarkan hal tersebut di atas maka penulis tertarik untuk mengambil

    tema PeranSatuan Pengawasan Internal (SPI) Dalam Mendukung PenerapanGood Corporate GovernancediPT Indofarma Tbk . Tujuannya untuk melihat

    peran audit internal atau SPI sebagai bagian dari organisasi yang melakukan

    pengujian dan memberikan assurance atas kontrol aktifitas perusahaan untuk

    mendukung penerapan good corporate governance dan sebagai mitra bisnis

  • 7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf

    8/52

    8

    strategis sehingga harapan stakeholders tercapai serta memberikan beberapa

    gambaran tentang penerapan GCG di PT Indofarma Tbk

    1.2 Sistematika Pembahasan

    Untuk mempermudah pemahaman makalah ini penulis mencoba

    menggunakan sistematika penyajian sebagai berikut :

    BAB I PENDAHULUAN:

    Membahas latar belakang disusunnya dan pemilihan tema serta sistimatika

    pembahasan yang digunakan.

    BAB II RUJUKAN TEORI:

    Membahas tentang pengertian, prinsip-prinsip dasar, tujuan dan penilaian

    penerapan GCG, sistem pengendalian intern, peran audit internal dalam

    mendukung GCG.

    BAB III PERAN SATUAN PENGAWASAN INTERNAL (SPI) DALAM

    MENDUKUNG PENERAPAN GOOD COORPORATE GOVERNANCEDI

    PT INDOFARMA, Tbk.:

    Memberi gambaran mengenai aplikasi peran SPI(kedudukan, fungsi, tugas

    dan tanggungjawab, wewenang dan hubungan kerja SPI) sehingga dapat

    sebagai mitra bisnis strategis stakeholdersdalam menuju penerapan praktik

    praktik GCG di PT Indofarma Tbk serta memberi beberapa contoh

    pelaksanaannya.BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN :

    Merupakan hasil kesimpulan serta saran penulis tentang peranaudit internal

    dalam mendukung penerapan GCG dan sebagai mitra strategis stakeholders.

  • 7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf

    9/52

    9

    BAB II

    RUJUKAN TEORI

    2.1 Pengertian Good Corporate Governance (GCG)

    Corporate governance adalah rangkaian proses terstruktur yang

    digunakan untuk mengelola serta mengarahkan / memimpin bisnis dan usaha-

    usaha korporasi dengan tujuan untuk meningkatkan nilai-nilai perusahaan serta

    kontinuitas usaha. Terdapat beberapa pemahaman tentang pengertian corporate

    governanceyang dikeluarkan beberapa pihak baik dalam perspektif yang sempit

    (shareholders)dan perspektif yang luas (stakeholders) namun pada umumnya

    menuju suatu maksud dan pengertian yang sama.

    Cadburry Report c.1992-CACG Guidline mendefinisikan Corporate

    governanceis the system by which organizations are directed and controlled.

    (Suatu sistem yang berfungsi untuk mengarahkan dan mengendalikan

    organisasi).

    Prof. Wahyudi Prakarsa dalam tulisannya berjudul : Corporate

    governance : suatu keniscayaan , memberi pengertian corporate governance

    dalam perspektifsempit (manajemen ekonomi mikro) yaitu sebagai mekanisme

    administratif yang mengatur hubungan-hubungan antara manajemen perusahaan,

    komisaris, direksi, pemegang saham dan kelompok-kelompok kepentingan

    (stakeholders) dan dalam perspektif luas (manajemen ekonomi makro) di

    difinisikan dalam pengertian sejauh mana perusahaan telah dijalankan dengan

    cara yang terbuka dan jujur demi untuk mempertebal kepercayaan masyarakat

    luas terhadap mekanisme pasar, meningkatkan efisiensi dalam alokasi sumber

    daya langka baik dalam skala domestik maupun internasional, memperkuat

    struktur industri, dan akhirnya meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan

    masyarakat luas.

    Forum for Corporate Governance in Indonesia(FCGI)mendefinisikan:

    seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegangsaham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan,

    serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan

    dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang

    mengendalikan perusahaan. Tujuan corporate governance ialah untuk

  • 7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf

    10/52

    10

    menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan

    (stakeholders) .

    Menurut KEPMEN BUMN No. KEP-117/M-MBU/2002 tgl 31 Juli

    2002 pada pasal 1a, corporate governance adalah suatu proses dan struktur

    yang digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan

    akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam

    jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya,

    berlandaskanperaturan perundangan dan nilai nilai etika. Serta pada pasal 1d,

    stakeholder adalah pihak-pihak yang memiliki kepentingan dengan BUMN,

    baik langsung maupun tidak langsung yaitu pemegang saham/pemilik modal,

    komisaris/dewan pengawas, direksi dan karyawan serta pemerintah, kreditur

    dan pihak berkepentingan lainnya.

    Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa corporate

    governance pada intinya adalah mengenai suatu sistem, proses, dan seperangkat

    peraturan yang mengatur hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan

    (stakeholders) terutama dalam arti sempit hubungan antara pemegang saham,

    dewan komisaris, dan dewan direksi demi tercapainya tujuan organisasi.

    Corporate governance dimaksudkan untuk mengatur hubungan-hubungan ini

    dan mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan (mistakes) signifikan dalam

    strategi korporasi dan untuk memastikan bahwa kesalahan-kesalahan yang

    terjadi dapat diperbaiki segera. Hal tersebut dapat tergambar dalam bagan

    berikut:

    Pemerintah (Regulator) Kreditur

    Pemasok Pelanggan

    Masyarakat Kelompok lainnya

    D. DIREKSI

    RUPS D. KOMISARIS

    Mana er Mana er Mana er Mana er

    Karyawan

    CG dalam

    arti luas

    CG dalam

    arti sempit

    Coorporate

    Manageme

    nt

  • 7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf

    11/52

    11

    2.2

    Prinsip-Prinsip Dasar Good Corporate Governance

    Berbagai aturan main dan sistem yang mengatur keseimbangan dalam

    pengelolaan perusahaan perlu dituangkan dalam bentuk prinsip-prinsip yang

    harus dipatuhi untuk menuju tata kelola perusahaan yang baik. Secara umum

    ada 5 (lima) prinsip dasar, yaitu: transparency, accountability, responsibility,

    independency dan fairness. Prinsip-prinsip tersebut dijabarkan sebagai berikut:

    1. Transparency(Keterbukaan Informasi)

    Transparencybisa diartikan sebagai keterbukaan informasi, baik dalam

    pengambilan keputusan maupun dalam mengungkapkan informasi material dan

    relevan mengenai perusahaan. Menurut peraturan pasar modal di Indonesia,

    yang dimaksud informasi material dan relevan adalah informasi yang dapat

    mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut, atau yang mempengaruhi

    secara signifikan risiko serta prospek usaha perusahaan yang bersangkutan.

    Perusahaan harus dapat menyediakan informasi yang cukup lengkap,

    akurat dan tepat waktu kepada pihak-pihak yang berkepentingan/berkaitan

    dengan perusahaan sehingga mengetahui risiko yang mungkin terjadi dan

    keuntungan yang dapat diperoleh dalam melaksanakan transaksi dengan

    perusahaan sekaligus ikut serta dalam mekanisme pengawasan terhadap

    perusahaan.

    2.Accountability(Akuntabilitas)

    Akuntabilitas adalah kejelasan fungsi, struktur, sistem dan

    pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan

    terlaksana secara efektif.

    Akuntabilitas dapat dicapai dengan baik melalui pengawasan yang

    efektif yang mendasarkan pada keseimbangan kekuasaan antara pemegang

    saham, komisaris, direksi dan auditor, termasuk didalamnya pembatasan

    kekuasaan antara direksi yang bertanggung jawab dalam pengelolaan

    perusahaan dan komisaris sebagai wakil pemegang saham yang bertugas

    mengawasi direksi. Satu bentuk implementasi prinsip accountability adalah:Praktek audit internal yang efektif, serta

    Kejelasan fungsi, hak, kewajiban, wewenang dan tanggung jawab dalam

    anggaran dasar perusahaan dan target pencapaian perusahaan di masa depan.

  • 7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf

    12/52

    12

    3.Responsibilities(Pertanggungjawaban)

    Pertanggungjawaban perusahaan adalah kesesuaian (kepatuhan) di

    dalam pengelolaan perusahaan terhadap prinsip korporasi yang sehat serta

    peraturan perundangan yang berlaku. Peraturan yang berlaku termasuk yang

    berkaitan dengan masalah pajak, hubungan industrial, perlindungan lingkungan

    hidup, kesehatan/keselamatan kerja, standar penggajian, dan persaingan yang

    sehat.

    Penerapan prinsip ini diharapkan membuat perusahaan menyadari

    bahwa dalam kegiatan operasionalnya seringkali menghasilkan eksternalitas

    (dampak luar kegiatan perusahaan) negatif yang harus ditanggung oleh

    masyarakat.

    4.Independency(Kemandirian)

    Independensi adalah suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara

    profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak

    manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

    dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. Pelaksana utama dalam perusahaan

    seperti direksi dan dewan komisaris harus mampu menolak intervensi dari luar

    yang dapat membelokkan arah, kebijakan dan operasional perusahaan dalam

    mencapai tujuan perusahaan yaitu kemakmuran pemegang saham

    (shareholders) dan kesejahteraan stakeholders.

    5.Fairness(Kesetaraan dan Kewajaran)

    Secara sederhana kesetaraan dan kewajaran (fairness) didefinisikan

    sebagai perlakuan yang adil dan setara dalam memenuhi hak-hak stakeholders

    yang timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan perundangan yang berlaku.

    Fairness juga mencakup adanya kejelasan hak-hak pemodal, sistem

    hukum dan penegakkan peraturan yang melindungi hak-hak investor khususnya

    pemegang saham minoritas dari berbagai bentuk kecurangan. Fairness

    diharapkan membuat seluruh asset perusahaan dikelola secara baik danprudent

    (hati-hati), sehingga muncul perlindungan kepentingan pemegang saham secarafair (jujur dan adil). Juga diharapkan dapat memberi perlindungan kepada

    perusahaan terhadap praktek korporasi yang merugikan serta keadilan juga

    harus dirasakan oleh para karyawan dan masyarakat lingkungannya.

  • 7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf

    13/52

    13

    Fairness memerlukan syarat agar bisa diberlakukan secara efektif, yaitu

    adanya peraturan perundang-undangan yang jelas, tegas dan konsisten dan dapat

    ditegakkan secara efektif.

    Sedangkan menurutKEPMEN BUMN No. KEP-117/M-MBU/2002 tgl

    1 Agustus 2002pada pasal 3, prinsip-prinsip Good Corporate Governanceyang

    dimaksud dalam keputusan ini meliputi :

    a. Transparansi, yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan

    keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan

    relevan mengenai perusahaan;

    b. Kemandirian, yaitu suatu keadaan di mana perusahaan di kelola secara

    profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak

    manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundangan perundangan

    yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat;

    c. Akuntabilitas yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban

    organ sehingga pengeloalaan perusahaan terlaksana secara efektif;

    d. Pertanggungjawaban, yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan

    terhadap peraturan perundangan-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip

    korporasi yang sehat;

    e. Kewajaran (fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi

    hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan

    perundang-undangan yang berlaku.

    2.3 Tujuan Penerapan GCG

    Penerapan GCG dilingkungan BUMN dan BUMD mempunyai tujuan

    sesuai KEPMEN BUMN No. KEP-117/M-MBU/2002 tgl 1 Agustus 2002 pada

    pasal 4, yaitu :

    a. Memaksimalkan nilai BUMN dengan cara meningkatkan prinsip

    keterbukaan, akuntabilitas, dapat dipercaya, bertanggungjawab, dan adil

    agar perusahaan memiliki daya saing yang kuat, baik secara nasionalmaupun internasional;

    b. Mendorong pengelolaan BUMN secara profesional, transparan dan efisiensi,

    serta memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian organ;

    c. Mendorong agar organ dalam membuat keputusan dan menjalankan

    tindakan dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan

  • 7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf

    14/52

    14

    perundang-undang yang berlaku, serta kesadaran akan adanya

    tanggungjawab sosial BUMN terhadap stakeholders maupun kelestarian

    lingkungan di sekitar BUMN;

    d. Meningkatkan kontribusi BUMN dalam perekonomian nasional;

    e. Meningkatkan iklim investasi nasional;

    f.

    Mensukseskan program privatisasi

    Sedangkan menurut H.J. Wierman Pamuntjak seperti di tulis dalam

    buletin Audit internal edisi No. 020/2003, manfaat dari penerapan GCG antara

    lain ;

    a. Meningkatkan kinerja perusahaan,

    Praktek GCG sangat menentukan terhadap kinerja perusahaan, proses

    pengambilan keputusan yang lebih baik akan lebih meningkatkan efisiensi

    operasional serta akan meningkatkan pelayanan kepada pemegang saham.

    b. Memudahkan perolehan dana yang lebih murah,

    GCG memungkinkan diperolehnya kepercayaan pada pemodal, baik

    investor dalam negeri maupun investor asing, sehingga kebutuhan

    perusahan akan sumber-sumber investasi yang murah akan lebih mudah di

    dapat dari pasar modal

    c. Menciptakan kesejahteraan masyarakat.

    Praktek GCG akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas sehingga dengan

    demikian juga akan mendorong terciptanya dinamika ekonomi. Sejalan

    dengan meningkatnya kepercayaan para investor, maka praktek GCG

    akhirnya akan mendorong terjadinya arus investasi serta menciptakan

    investasi baru, sehingga dengan demikian akan meningkatkan lapangan

    kerja serta pendapatan masyarakat.

    d.

    Peningkatan pendapatan bagi pemegang saham.

    e. Menjadi katalisator bagi perubahan /pertumbuhan kesejahteraan masyarakat

    terutama melalui self policing .

    f.

    Meningkatkan peran shareholders dalam kemajuan perusahaan, karenamasing-masing shareholders menjadi semakin aktif mengamati serta

    memberi masukan-masukan bagi kemajuan operasional.

    Secaraumum manfaat penerapan GCGdapat dilihat dari 2 cara pandang,

    yaitu secara mikro dan secara makro. Manfaat secara mikro tersebut antara lain :

    1. Menurunkan risiko

  • 7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf

    15/52

    15

    2. Meningkatkan nilai saham

    3. Menjamin kepatuhan

    4. Memiliki daya tahan (sustainability)

    5. Memacu kinerja

    6. Meningkatkan akuntansi publik

    7.

    Membantu penerimaan negara

    Sedangkan manfaat secara makro yaitu terjadinya pemulihan ekonomi

    yang akan dirasakan oleh seluruh masyarakat secara nasionalantara lain :

    1.

    Pertumbuhan ekonomi meningkat wajar,

    2. Kesempatan kerja semakin besar dan

    3. Daya saing lokal maupun internasional meningkat.

    2.4

    Penilaian Penerapan GCG

    Untuk mengetahui atau mengukur bahwa GCG telah diterapkan dengan

    baik atau tidak di suatu perusahaan atau institusi, dapat menggunakan 2

    pendekatan metode yaitu :

    a. Penilaian sendiri (self assessment)

    b. Penilaian independen ( indepedent assessment)

    Self assessmentdilakukan sendiri oleh perusahaan dengan menggunakan

    seperangkat kuisioner yang dapat diisi sendiri oleh perusahaan dengan

    memberikan penilaian dan skor secara obyektif terhadap jawabannya.

    Indepedent assessment dilakukan dengan bantuan pihak independen

    berupa lembaga pemeringkat, akuntan publik atau pihak lain yang mempunyai

    kompetensi di bidang Cooporate Governancedan objektif dengan tujuan untuk

    memberikan keyakinan kepada stakeholders tentang kondisi penerapan

    Cooporate Governance dengan menggunakan seperangkat kuisioner yang

    diberikan kepada responden di lingkungan perusahaan.

    Berdasarkan metode yang dikembangkan oleh FCGI (Forum for

    Corporate Governance in Indonesia) terdapat 5 hal yang perlu untuk diberikanpenilaian atau pembobotan secara objektif yaitu:

    1. Hak-hak pemegang saham (20%)

    2. Kebijakan Corporate Governance(15%)

    3. Praktik-praktik Corporate Governance(30%)

    4. Pengungkapan (20%)

  • 7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf

    16/52

    16

    5. Fungsi audit (15%)

    Hasil assesmentdikelompokan ke dalam lima peringkat menurut BPKP

    yaitu sangat baik (90 skor 100) , baik (75 skor 90), cukup (60 skor

    75), kurang (50 skor 60) dan sangat kurang ( skor 50).

    2.5

    Sistem Pengendalian Intern

    Definisi pengendalian intern yang dikembangkan oleh COSO

    (Committee of Sponsoring Organization of the Treadway Commission) tahun

    1992, secara luas sebagai as a process, effected by an entity s board of directors,

    management and other personnel designed to provide reasonable assurance

    regarding the achievement of objective in the following categories:

    Effectiveness and efficiency of operations

    Reliability of financial reporting, and

    Compliance with applicable lows and regulations

    Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan tujuan utama proses

    pengendalian intern adalah:

    1. Operations/performance objectives, yaitu adanya aktivitas yang efisien dan

    efektif dalam hubungannya dengan misi dasar dan kegiatan usaha organisasi,

    termasuk standard kinerja dan pengamanan sumber daya.

    2. Information/financial reporting objectives, yaitu adanya informasi mengenai

    keuangan dan informasi untuk manajemen yang bebas dan dapat dipercaya,lengkap dan tepat waktu, termasuk penyiapan laporan keuangan yang handal

    serta mencegah penggelapan informasi kepada publik.

    3. Compliance objectives, yaitu adanya kepatuhan kepada hukum dan

    peraturan yang berlaku. Tujuan ini memastikan bahwa kegiatan usaha

    perusahaan patuh kepada hukum, peraturan, rekomendasi dari regulator,

    kebijakan dan prosedur perusahaan.

    Keberhasilan pengendalian intern ditentukan oleh lima komponen yang

    dikembangkan oleh COSO ( Committee of Sponsoring Organizations of theTreadway Commission) yaitu :

    1. Lingkungan pengendalian (control environment), meliputi integritas

    pegawai, nilai etika dan kompetensi dari pegawai yang ada, filosofi

    manajemen, cara manajemen menetapkan wewenang dan tanggung jawab,

  • 7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf

    17/52

    17

    mengorganisasikan dan mengembangkan pegawai, serta melaksanakan

    arahan yang diberikan oleh dewan komisaris dan direksi.

    2. Pemahaman dan penilaian /pengukuran risiko (risk assessment), merupakan

    proses pengidentifikasian dan analisa risiko yang ada hubungannya dengan

    pencapaian tujuan, pembentukan dasar penetapan bagaimana risiko harus

    dikelola.

    3. Kegiatan kontrol dan pemisahan tugas (control activities), merupakan

    pengambilan berbagai tindakan yang diperlukan untuk mengelola risiko

    terhadap pencapaian tujuan perusahaan, yang mencakup pengesahan,

    kewenangan, verifikasi, pengkajian ulang kinerja usaha, pengamanan aktiva

    dan pemisahan tugas.

    4. Informasi dan komunikasi (information and communications), informasi

    yang dapat diidentifikasi, direkam dan dikomunikasikan dalam bentuk

    rentang waktu dan memungkinkan semua pihak yang terkait untuk

    melaksanakan tanggungjawabnya.

    5. Kegiatan pemantauan dan perbaikan kontrol yang lemah (monitoring), yaitu

    sebuah proses penaksiran atau penilaian kualitas kinerja sistem dari waktu

    ke waktu, meliputi pemantauan kegiatan manajemen sehari-hari dan

    kegiatan pegawai dalam melaksanakan tugasnya.

    Sistem pengendalian internalyang dimaksud dalam KEPMEN BUMN

    No. KEP-117/M-MBU/2002 tgl 1 Agustus 2002 pada pasal 22 ayat 2 ,

    mencakup hal-hal sebagai berikut :

    a. Lingkungan pengendalian internal dalam perusahaan yang disiplin dan

    terstruktur yang terdiri :

    1. Integritas, nilai etika dan kompetensi karyawan

    2.

    Filosofi dan gaya manajemen.

    3. Cara yang ditempuh manajemen dalam melaksanakan kewenangan dan

    tanggungjawabnya.

    4.

    Pengorganisasian dan pengembangan sumber daya manusia.5. Perhatian dan arahan yang dilakukan oleh direksi.

    6. Pengkajian dan pengelolaan risiko usaha yaitu suatu proses untuk

    mengidentifikasi, menganalisis, menilai dan mengelola risiko usaha

    relevan

  • 7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf

    18/52

    18

    b. Pengkajian dan pengelolaan risiko usaha yaitu suatu proses untuk

    mengidentifikasi, menganalisis menilai dan mengelola risiko usaha relevan.

    c. Aktivitas pengendalian yaitu tindakan-tindakan yang dilakukan dalam suatu

    proses pengendalian terhadap kegiatan perusahaan pada setiap tingkat dan

    unit dalam struktur organisasi BUMN antara lain megenai kewenangan,

    otorisasi, verifikasi, rekonsiliasi, penilaian atas prestasi kerja, pembagian

    tugas dan keamanan terhadapaset perusahaan.

    d. Sistem informasi dan komunikasi yaitu suatu proses penyajian laporan

    mengenai kegiatan operasional, finansial dan ketatan atas ketentuan dan

    peraturan yang berlaku pada BUMN.

    e. Monitoring yaitu proses penilaian terhadap kualitas sistem pengendalian

    internal termasuk fungsi audit internal pada setiap tingkat dan unit struktur

    organisasi BUMN, sehingga dapat dilaksanakan secara optimal dengan

    ketetentuan bahwa penyimpangan yang terjadi dilaporkan kepada direksi

    dan tembusannya disampaikan kepada komite audit.

    Internal control yang berjalan perlu dievaluasi untuk meningkatkan

    mutu internal control tersebut. Performance Standard nomor 2100-1 yang

    dikeluarkan oleh the IIA, mengenai sifat tugas Audit Intern:

    The audit internal audit activity evaluates and contributes to the improvement

    of risk management, control and government system

    Sistem pengendalian yang dibangun dalam suatu organisasi mempunyai

    5fungsi yaitu :

    1. Preventiveyaitu pengendalian untuk mencegah kesalahan-kesalahan baik itu

    berupa kekeliruan ataupun ketidakberesan yang sering terjadi dalam operasi

    suatu kegiatan.

    2.

    Detectiveyaitu untuk mendeteksi kesalahan, kekeliruan dan penyimpangan

    yang terjadi.

    3. Corrective yaitu untuk memperbaiki kelemahan, kesalahan dan

    penyimpangan yang terdeteksi4. Directive yaitu untuk mengarahkan agar pelaksanaan dilakukan dengan

    tepat dan benar.

    5. Compensative yaitu untuk menetralisasi kelemahan pada aspek kontrol yang

    lain.

  • 7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf

    19/52

    19

    Keberhasilan suatu audit sangat tergantung pada pemahaman auditor

    secara mendalam terhadap sistem pengendalian intern / pengendalian

    manajemen dan operasi perusahaan.

    2.6 Peran Audit internal Dalam Mendukung Good Corporate

    Governance

    Pengawasan memegang peranan penting dalam GCG sebagai bagian

    conformance roles (pertanggungjawaban mengenai kegiatan yang telah

    dilakukan dan hasil-hasilnya, pemantauan serta pengawasan) yang ditugaskan

    kepada komisaris maupun tugas direksi yang memegang fungsi kontrol dalam

    manajemen perusahaan.

    Kebijakan dan strategi yang telah digariskan dan dijabarkan dalam

    rencana-rencana, perlu diawasi dan dimonitor pelaksanaannya agar tetap sejalan

    dengan apa yang telah ditentukan. Dalam kaitan ini, peran auditor dan hasil-

    hasil pengawasannya sangat penting artinya bagi komisaris maupun direksi /

    manajemen perusahaan.

    Menurut Sawyer audit internal adalah sebuah penilaian objektif yang

    sistematis oleh auditor internal terhadap berbagai operasi dan pengendalian di

    dalam organisasi, untuk menentukan apakah :

    1. Informasi keuangan dan operasi akurat serta handal,

    2. Risiko perusahaan diidentifikasi dan diminimalisir,

    3. Peraturan perundangan ekternal serta kebijakan dan prosedur internal yang

    baik telah diikuti,

    4. Kriteria operasi yang baik telah dipenuhi,

    5. Sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis sertamembantu

    anggota organisasi dalammelaksanakan tanggungjawabnya secara efektif .

    Difinisi audit internal menurut Sawyer sangat sesuai dan membantu dalam

    proses penerapan GCG yang tentunya tetap membutuhkan dukungan dari

    manajemen puncak.Peran auditor antara lain melakukan audit keuangan, audit operasional

    dan audit investigasi yang sasaran dan luas cakupannya tergantung dari

    kebijakan audit dan dijabarkan di dalam program kerja pemeriksa. Audit

    keuangan dengan opini akuntan yang didasarkan pada Standar Akuntansi

    Keuangan (SAK), wajib dilakukan untuk setiap tahun buku sebagai bahan

  • 7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf

    20/52

    20

    pertanggungjawaban kepada dan pengesahan RUPS. Audit operasional

    diperlukan untuk melihat sejauh mana hasil-hasil kegiatan telah sesuai dengan

    tujuannya. Sedangkan audit investigasi dilakukan jika diperoleh indikasi adanya

    penyimpangan yang memerlukan perhatian khusus karena pengaruhnya yang

    besar terhadap perusahaan.

    Selain peranan di atas fokus kerja audit internal telah diperluas dari

    mendeteksi efektivitas sistem pengendalian intern, sekaligus memberi solusi

    bagi penyempurnaan sistem pengendalian intern tersebut. Manajemen juga

    beralih pada fungsi audit internal untuk membantu memastikan bahwa proses

    manajemen risiko, lingkup pengendalian secara keseluruhan dan efektivitas

    kinerja dari proses usaha telah konsisten dengan ekspektasi manajemen.

    Audit internal juga dituntut mampu berperan sebagai strategic business

    partnerdengan komite audit sehingga dapat mendukung aktivitas komite audit

    secara lebih efektif. Mekanisme hubungan kerja antara komite audit dan audit

    internal:

    Mereview dan menyetujuiAudit internalCharter.

    Menilai dan memberikan rekomendasi (dapat juga menyetujui)

    pengangkatan dan pemberhentian pimpinan audit internal.

    Mereview dan menyetujui rencana kerja dan anggaran sebelum diajukan dan

    disetujui direktur utama.

    Mereview dan memberikan saran perbaikan atas hasil kerja audit internal.Meminta Audit internal untuk melakukan special audit.

    Meminta dilakukannya proses quality assurance.

    Manjalin komunikasi dengan external auditor bersama-sama dengan auditor

    internal.

    Melaporkan hasilnya kepada komisaris secara periodik.

    Untuk dapat menjadi strategic business partnerbaik kepada manajemen

    dan komite audit untuk menciptakan good corporate governance dalam

    perusahaan, audit internal mempunyai kewajiban:

    1. Wajib mempelajari ketrampilan atau teknis audit yang baru, mengelola staff

    audit yang lebih besar dan semakin tersebar.

  • 7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf

    21/52

    21

    2. Secara berkala mengkaji ulang program audit yang ada untuk memastikan

    bahwa sumber daya yang ada difokuskan ke area-area yang berisiko tinggi,

    khususnya dengan adanya perkembangan usaha dan perubahan proses.

    3. Auditor tetap melakukan pengujian secukupnya atas area berisiko rendah,

    khususnya yang memiliki kemungkinan terjadi (likehood) tinggi, tetapi

    dampaknya rendah.

    4. Turut dalam memberikan assurancebahwa sebelum perusahaan membuka

    usaha baru berisiko tinggi diharapkan semua kebijakan, prosedur dan sistem

    pengendalian telah tersedia.

    5. Turut memastikan bahwa proses risk assessment dan kontrol yang ada,

    termasuk firewall dan progam mitigasi risiko telah memadai, dinamis dan

    tersedia sebelum perusahaan memulai aktivitas baru.

    6. Audit internal harus sangat peka dalam hal mengidentifikasi risiko karena

    adanya perubahan produk baru yang diluncurkan ke pasar.

    7. Audit internal wajib mewaspadai dan secara berkala mengevaluasi adanya

    gapatau benturan kepentingan dalam kerangka kerja pengendalian.

    8. Audit internalwajib memiliki quality assuranceyang efektif, secara internal

    maupun eksternal untuk melaksanakan evaluasi pelaksanaan audit apakah

    telah sesuai dengan standar pelaksanaan fungsi audit yang berlaku secara

    lokal maupun internasional.

  • 7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf

    22/52

    22

    BAB III

    PERAN SPIDALAM MENDUKUNG PENERAPAN GOOD CORPORATE

    GOVERNANCE DI PT INDOFARMATbk

    3.6 Gambaran Umum PTIndofarmaTbk

    A. Sejarah singkat PT Indofarma Tbk

    Cikal bakal PT Indofarma dimulai pada saat didirikannya yaitu pada

    tahun 1918, dimulai dari pabrik kecil dengan fasilitas terbatas yang hanya

    memproduksi beberapa jenis salep dan kasa pembalut, untuk memenuhi

    kebutuhan Rumah Sakit Pusat Pemerintah Belanda yang sekarang di kenal

    dengan RSCM. Seiring dengan bertambahnya fasilitas produksi untuk tablet dan

    injeksi, pabrik kecil ini mulai dikenal dengan nama Pabrik Obat Manggarai.

    Selama perang dunia ke dua, Takeda Jepang memegang kendali manajemen

    pabrik. Berikut kejadian penting bagi perkembangan menuju PT Indofarma

    Tbk :

    Pada tahun 1950, status kepemilikan diambil alih oleh Pemerintah Indonesia

    dan hak pengelolaan diberikan kepada Departemen KesehatanRI.

    Pada tahun 1979 status berubah menjadi Pusat Produksi Farmasi

    Departemen Kesehatan RI.

    Pada tahun 1981, statusnya berubah menjadi Perusahaan Umum Indonesia

    Farma (Perum Indofarma).

    Tahun 1988 1991, pembangunan pabrik modern berkapasitas besar yang

    memenuhi persyaratan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) di atas

    lahan seluas hampir 20 hektar di Kawasan Cibitung.

    Pada tahun 1996 status badan hukum Indofarma berubah menjadi Perseroan

    Terbatas (Persero) dan juga telah membangun jaringan distribusi dalam

    bentuk cabang di kota-kota utama.

    Pada tahun 2000, Indofarma melakukan spin off terhadap cabang-cabang

    distribusi untuk membentuk anak perusahaan PT Indofarma Global Medika(IGM) yang bergerak di bidang industri farmasi serta alat kesehatan dan

    sampai saat ini telah memiliki 31kantor cabang di seluruh Indonesia.

    Pada tahun 2001 perusahaan berubah status menjadi PT Indofarma Tbk

    dengan melepas sekitar 20 % saham kepada publik dan mendaftarkan saham

  • 7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf

    23/52

    23

    perseroan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya yang saat ini

    menjadi Bursa Efek Indonesia.

    B. Visi, misi dan nilai inti PT Indofarma Tbk

    PT Indofarma Tbk memiliki visi dan misi yang berkembang dinamis

    sertadisesuaikan dengan kebijakan pemerintah, kondisi sosial, budaya, ekonomi

    secaraglobal. Adapun misi, visi dan nilai inti perusahaan sebagai berikut :

    Visi perusahaan :

    Menjadi perusahaan yang berperan secara signifikan pada perbaikan kualitas

    hidup manusia dengan memberi solusi terhadap masalah kesehatan dan

    kesejahteraan masyarakat.

    Misi perusahaan :

    Menyediakan produk dan layanan berkualitas dengan harga terjangkau

    untuk masyarakat.

    Melakukan penelitian dan pengembangan produk yang inovatif dengan

    prioritas untuk mengobati penderita penyakit.

    Mengembangkan kompetensi SDM sehingga memiliki kepedulian,

    profesional dan kewirausahaan yang tinggi.

    Nilai inti PT Indofarma Tbk :

    Untuk mewujudkan visi dan misi perseroan, insan Indofarma memiliki

    nilai-nilai inti yang telah disepakati bersama dan dianut serta mencerminkan

    budaya korporat, dalam hal ini adalah budaya PT. Indofarma (Persero) Tbk.

    Nilai-nilai inti ini membentuk filosofi bisnis dan budaya kerja Compassionate,

    Profesional, Entrepreneurship, .

    Berikut penjabaran nilai inti PT Indofarma Tbk :

    Compassionatediaplikasikan dalam hal :

    Respect for people yaitu mengakui kemampuan untuk berprestasi.

    Menghargai nilai-nilai integritas, pengetahuan, inovasi, ketrampilan,

    keragaman serta kerjasama tim antar karyawan. Memperhatikan danmenganalisa sebelum bertindak, secara aktif mencari dan menghargai

    kelebihan orang lain, menyediakan peluang untuk tumbuh dan berkembang

    serta membantu karyawan yang berada dalam kesulitan.

    Cooperativeyaitu memahami bahwa keberhasilan perusahaan tercipta dari

    kerjasama, selalu berkomunikasi dan berbagi pengetahuan serta membangun

  • 7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf

    24/52

    24

    semangat dan budaya tim. Mengabaikan kepentingan dan batasan pribadi

    atau departemen demi memenuhi kebutuhan konsumen dengan lebih baik.

    Fairness yaitu memutuskan dan bertindak berdasarkan kepentingan yang

    lebih luas dan visi perusahaan. Menyediakan kesempatan yang sama bagi

    karyawan dan memberikan penghargaan berdasarkan nilai/kontribusi yang

    diberikan kepada perusahaan.

    Profesionaldiaplikasikan dalam hal :

    Integrity yaitu menetapkan nilai etika dan standar profesional yang tinggi

    dalam rangka menciptakan proses dan menghasilkan produk dengan kualitas

    terbaik

    Commitment yaitu menetapkan secara jelas atas tujuan, tekad, sasaran,

    rencana dan lainnya kepada seluruh karyawan ditujukan untuk kepentingan

    konsumen. Bertanggungjawab atas kesuksesan dan kegagalan dan

    senantiasa memperbaiki kesalahan tanpa saling menyalahkan dan mencari-

    mencari alasan.

    Strive for excellence yaitu mengusahakan perbaikan kinerja dan

    perkembangan perusahaan yang terus menerus dan meningkatkan

    kompetensi karyawan dalam bidangnya. Menciptakan dan mengembangkan

    nilai tambah dalam semua kegiatan. Mengukur hasil secara cermat dan

    memastikan tercapainya tujuan jangka panjang dengan selalu berpedoman

    pada nilai-nilai perusahaan.

    Entrepreneurialdiaplikasikan dalam hal :

    Visionary yaitu menjadi pemimpin yang visioner serta mengantisipasi

    adanya perubahan dan hal-hal baru. Menetapkan tujuan yang menantang

    serta mempunyai keyakinan dan keberanian dalam bertindak meskipun

    dalam situasi ketidakpastian. Memotivasi melalui keteladanan dan

    mendorong yang lain untuk berani mengambil inisiatif.

    Innovation yaitu inovasi sangat diperlukan untuk mewujudkan visi,

    mempertahankan pertumbuhan dan profitabilitas Indofarma. Oleh sebab itukita menciptakan dan menerapkan proses-proses baru yang efektif,

    kemitraan dan selalu berorientasi pada solusi yang inovatif. Menerima ide

    atas dasar prinsip keterbukaan.

    Customer focusyaitu berorientasi terhadap kesejateraan konsumen melalui

    komitmen untuk mengidentifikasi, memahami dan melayani kebutuhan

  • 7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf

    25/52

    25

    konsumen dengan menyediakan produk dan layanan yang inovatif,

    berkualitas dan harga terjangkau.

    3.2 Kebijakan Umum Pengendalian Internal dan Audit Internal PT

    Indofarma Tbk

    Pengendalian internal meliputi lima komponen yaitu lingkungan

    pengendalian, penaksiran risiko, aktivitas pengendalian, pemrosesan informasi

    dan komunikasi serta pemantauan.

    Kegiatan audit internal adalah bagian dari fungsi pengendalian internal

    yang mengidentifikasi dan mengukur secara objektif dan independen mengenai

    keselarasan antara pelaksanaan aktivitas dengan rencana, kebijakan, berbagai

    peraturan dan ketentuan, sistem pencatatan dan pelaporan, serta sistem

    pembinaan sumber daya manusia yang telah ditetapkan. Satuan Pengawasan

    Intern (SPI) adalah unit organisasi di PT Indofarma Tbk yang melaksanakan

    fungsi audit internal dimaksud.

    Kebijakan umum pengendalian internal adalah :

    a. Pimpinan setiap unit kerja bertanggungjawab untuk menciptakan dan

    memelihara kinerja pengendalian internal di dalam lingkungan kerjanya

    masing-masing.

    b. Pimpinan beserta seluruh tingkatan manajemen perseroan sepenuhnya

    mendukung berfungsinya pengendalian internal dan audit internal dengan

    baik dalam rangka penegakan good corporate governance.

    Sedangkan kebijakan pengendalian internal secara khusus yang perlu

    ditekankan dan direkomendasikan oleh Dewan Komisaris PT Indofarma Tbk

    kepada Dewan Direksi PT Indofarma Tbk seperti tertuang dalam Rencana Kerja

    dan Anggaran Perusahaan (RKAP)tahun 2009 adalah sebagai berikut :

    1. Anggaran pendapatan perusahaan merupakan target minimal yang

    semaksimal mungkin harus dapat dicapai oleh perusahan, sedangkan

    anggaran biaya merupakan jumlah maksimal dan harus dapat ditekanseminimal mungkin.

    2. Direksi agar mengupayakan peningkatan kinerja perusahaan serta

    memprioritaskan pencapaian net profit dibandingkan peningkatan omset,

    untuk itu Direksi agar melakukan lengkah-langkah :

    a. Menekan jumlah piutang

  • 7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf

    26/52

    26

    b. Mengupayakan percepatan penagihan piutang

    c. Mempercepat penjualan aset-aset hasil konversi piutang dan

    tidak produktif, agar tidak membebani perusahaan.

    3. Mengingat beban bunga bank yang cukup tinggi, Direksi diminta

    mengupayakan pengurangan beban bunga, dengan mencari alternative

    sumber pendanaan yang murah.

    4. Sehubungan dengan krisis keuangan global, Direksi diminta mengelola

    keuangan perusahaan dengan penuh kehatia-hatian.

    5. Dalam melaksanakan investasi, Direksi diminta agar lebih selektif dengan

    tetap memperhatikan skala prioritas, aspek keenomian dan kewajaran harga

    serta koordinasikan antar unit kerja, sehingga pelaksanaan belanja modal

    dapat efektif menunjang operasional perusahaan. Disamping itu, apabila ada

    rencana investasi yang dilakukan melalui kerjasama dengan pihak ketiga,

    meskipun telah dimasukan ke dalam RKAP, dalam pelaksanaannya agar

    mengacu kepada prosedur dan ketentuan yang berlaku

    3.3 Kedudukan Satuan Pengawasan Intern PT Indofarma Tbk.

    Satuan Pengawasan Intern (SPI) PT Indofarma Tbk bertanggung jawab

    kepada Direktur Utama, hal ini membuat kedudukan dan peran SPI di struktur

    organisasi kuat karena dari segi akses audit lingkupnya lebih luas, lebih

    independen dan lebih objektif.

    Untuk menjaga indepedensi dan objektif peran SPI, pengangkatan dan

    pemberhentian Manajer SPI PT Indofarma Tbk dilakukan berdasarkan

    rekomendasi dari Komisaris (Komite Audit) PT Indofarma Tbk.

    Personil SPI saat ini berjumlah 8 orang yang terdiri dari 1 orang manajer,

    1 orang assisten manajer, 5 orang supervisor dan 1 orang administrasi dan baru

    2 orang yang saat ini telah mempunyai sertifikasi audit yaitu CFE (Manajer SPI)

    dan QIA (Assisten Manajer) sementara yang lain road to QIA. Para Auditor diSPI PT Indofarma Tbk memiliki latar belakang pendidikan yang relatif

    bervariasi seperti Akuntansi, Ekonomi Manajemen, Farmasi, Kimia dan Teknik

    Industri hal tersebut diharapkan nanti akan mampu memberikan rekomendasi

    yang bernilai tambah dan dapat berfungsi konsultantif dan katalis.

    Struktur organisasi tersebut dapat terlihat pada bagan berikut :

  • 7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf

    27/52

    27

    3.4

    Visi Dan Misi SPI PT Indofarma Tbk.

    Visi SPI PT Indofarma Tbk adalah :

    Menjadi unit jasa yang profesional, independen dan objektif membantu

    manajemenPT Indofarma Tbk menjadi perusahaan farmasi yang berdaya saing

    tinggi dengan terciptanya good coorporate governance.

    Misi SPI PT Indofarma Tbk adalah :

    a. Mengamankan misi perusahaan dengan berperan sebagai unit jasa (servicing

    unit) yang efisien dan efektif dalam membantu manajemen sehingga

    pelaksanaan aktivitas pada setiap tingkatan manajemen senantiasa selaras

    dengan misi, tujuan dan strategi yang telah ditetapkan Direktur Utama

    Perseroan serta memperhatikan prinsip-prinsip akuntabilitas, transparansi

    dan obyektifitas.

    b. Memberi nilai tambah kepada perusahaan dengan berperan sebagai mitra

    strategis bagi manajemen melalui aktivitas konsultasi dan assurance

    obyektif indepeden.

    Misi SPI tersebut didasari oleh kesadaran bahwa para stakeholder

    Perseroan, yakni pemerintah dan pemegang saham, serta masyarakat umum,

    kreditur dan calon mitra strategis akan menilai Perseroan, tidak saja dari hasil

    yang dicapai namun juga terhadap proses pencapaian hasil tersebut.

    3.5

    Peran SPI PT Indofarma Tbk.

    Seiring dengantantangan industri farmasi yang meningkat dimana bahan

    baku yang sebagian besar masih impor, perubahan teknologi yang cepat, harga

    Dewan Komisaris

    Komite Audit

    Direktur Utama

    Direktur produksi Direktur Pemasaran

    dan Umum

    Direktur Keuangan

    dan SDM

    SPISekretaris

    Perusahaan

  • 7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf

    28/52

    28

    obat khususnya generik yang semakin turun, peraturan semakin ketat dan

    persaingan pasar bebas dunia, auditor internal yang berada di bawahorganisasi

    SPI PT Indofarma Tbk dibutuhkan dan diharapkan oleh stakeholders sebagai

    mitra bisnis strategis. Hal tersebut juga telah tertuang dalam visi dan misi di

    CharterSPI, adapun harapan tersebut adalah :

    a.

    Memberikan nilai tambah dan manfaat terhadap bisnis perusahaan dengan

    menjalankan fungsi menyampaikan rekomendasi tindakan perbaikan

    (corrective action) kepada Direktur Utama PT Indofarma Tbk dalam rangka

    menyelaraskan aktivitas manajemen dengan misi dan tujuan Perseroan.

    b. Membantu meningkatkan efektivitas internal control serta praktik

    manajemen risiko dan GCG dengan menjalankan fungsi mengevaluasi

    keefektifan pelaksanaan kebijakan Direktur Utama PT Indofarma Tbk pada

    seluruh tingkatan manajemen.

    c. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasi dengan menjalankan fungsi

    assurancedan konsultatif guna menyelaraskan aktivitas manajemen dengan

    misi dan tujuan perseroaan.

    Untuk tahun 2009 ini SPI telah menyusun program kerja audit yang

    dikenal dengan PKPT (Program Kerja Pemeriksaan Tahunan ) yang telah

    disetujui Direktur Utama sebelum tahun audit berjalan. PKPT tersebut terdiri

    dari audit rutin direncanakan 16 bidang / cabang juga telah mengalokasikan

    waktudan tenaga untuk audit khusus yang biasanya permintaan dari direksi dan

    komisaris (komite audit), area pelaksanaan audit ada di induk maupun di anak

    perusahaantermasuk cabang-cabang. Selain itu juga direncanakan menjadi tim

    pendamping ( counterpart ) eksternal auditor seperti dari Kantor Akuntan

    Publik dan Auditor Pemerintah (BPKP dan BPK), adapun tugasnya untuk

    menfasilitasi antara auditee dengan auditor.

    Adapun objek audit dalam PKPT 2009 untuk PT Indofarma Tbk (induk

    perusahaan) sebanyak 5 bidang yaitu Bidang Produksi II, Bidang Teknik

    Pemeliharaan, Bidang Akuntansi, Bidang Pengadaan dan Bidang Office Support.Serta untuk PT IGM (anak perusahaan) sebanyak 11 cabang yaitu cabang

    Jakarta I, Jakarta II, Surabaya ( kantor cabang kelas I ), Purwokerto, Bogor

    ( kantor cabang kelas II), Batam, Mataram, Denpasar, Bengkulu, Jambi, dan

    Bekasi ( kantor cabang kelas III).

  • 7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf

    29/52

    29

    Penentuan PKPT belum berdasarkan Risk Based Audit tapi masih

    pendekatan konvensional yaitu untuk PT Indofarma Tbk (induk perusahaan)

    yang memiliki 3 direktorat dan 21 bidang/departemen hanya melihat bidang

    atau departemen saja yaitu berdasarkan historis audit kecuali Bidang Pengadaan

    dan Bidang Keuangan yang menjadi prioritas untuk di audit setiap tahunnya.

    Sementara untuk audit PT IGM (anak perusahaan) yang memiliki 7 kantor

    cabang kelas I menjadi prioritas untuk setiap tahun di audit sedangkan untuk 9

    kantor cabang kelas II dan untuk 14 kantor cabang kelas III kemungkinan akan

    di audit 2 sampai 3 tahun sekali karena dipengaruhinya besarnya kegiatan

    operasional dan omset penjualan.

    Sepanjang tahun 2009 ini direncanakan minimal satu kali pelatihan bagi

    auditor dalam rangka meningkatkan keahlian dan kemampuan auditor tapi tidak

    menutup kemungkinan beberapa staf SPI PT Indofarma Tbk diikutkan seminar/

    workshop tentang audit serta kegiatan penunjang audit lain antara lain sebagai

    counterpart (pendamping) kantor akuntan publik dan Komite Audit PT

    Indofarma Tbk, anggota Tim Stok Opname Persediaan per semester dan

    anggota Tim Inventarisasi Aktiva Tetap PT Indofarma Tbk.

    Selain kegiatan audit di lapangan juga dilaksanakan monitoring tindak

    lanjut atas temuan-temuan audit tahun sebelumnya dimana kegiatan tersebut

    dimaksudkan untuk memastikan bahwa rekomendasi yang diberikan oleh SPI

    telah dilaksanakan dan atau dapat dijalankan oleh auditee sehingga jika ada

    audit berikutnya temuan tersebut diharapkan tidak terulang.

    Monitoring tindaklanjut pada tahun audit berjalan di kantor cabang PT

    IGM (anak perusahaan) dilaksanakan dengan media surat dimana auditee

    menyampaikan apa yang telah ditindaklanjuti dengan melampirkan dokumen

    atau bukti lain yang relevan mengingat keterbatasan dana dan waktu tapi tidak

    menutup kemungkinan dengan datang langsung ke kantor cabang. Sedangkan di

    PT Indofarma Tbk, monitoring tindaklanjut dilaksanakan melalui surat dengan

    bukti dokumen pendukung juga datang langsung ke lapangan untuk prosesverifikasi.

    Untuk teknik audit berbatuan komputer, sejak tahun 2005 SPI sudah

    dilengkapi dengan software audit IDEA. Pengunaan software audit ini belum

    optimal karena minimnya pelatihan / tutorial dari konsultan mengingat 4 orang

  • 7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf

    30/52

    30

    auditor direkrut dari internal perusahaan dan relatif baru bergabung 2 tahun

    kurang.

    Dalam pelaksanaan audit di lapangan dan menjamin mutu, auditor SPI

    PT Indofarma Tbk sudah dibekali dengan audit program berupa manual audit

    yang disusun dan disesuaikan dengan bisnis proses objek audit. Dari kegiatan

    tersebut dan keterbatasan auditor (segi jumlah, keahlian serta pengetahuan ) di

    atas diharapkan peranan SPI dapat memenuhi kebutuhan stakeholders sebagai

    mitra bisnis strategis. Peran itu dengan memberikan rekomendasi yang bernilai

    tambah dan dengan menempatkan diri tidak hanya sebagai watch dog( detective

    dan corective control) tapi dapat berperan sebagai konsultan yang melakukan

    preventive controldi dalam audit aktivitas operasional juga sebagai katalisator

    yang melakukan directive controldalam pencapaian tujuan perusahaan secara

    keseluruhan.

    3.6

    Tugas Dan Tanggung Jawab SPI PT Indofarma Tbk.

    Dalam menjalankan peranannya sebagai mitra bisnis strategis, perlu

    dijabarkan lagi tugas dan tanggung jawab SPI secara lebih konkrit seperti telah

    tertuang dalam Charter SPI yang ditandatangani oleh Ketua Komite Audit,

    Direktur Utama dan Manajer SPI PT Indofarma Tbk tanggal 26 Februari 2007

    dan sebagai program pelaksanaan audit di gunakan PKPT yang telah disetujui

    oleh Direktur Utama setiap tahunnya.

    Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya serta memberikan jaminan

    mutu (Quality Assurance), auditor internal SPI PT Indofarma Tbk berusaha

    untuk senantiasa mematuhi ketentuan standar dan kode etik profesional audit

    intern yang tertuang dalam Standar Profesional Audit Internal (SPAI) serta

    manual audit PT Indofarma Tbk

    Adapun tugas dan tanggungjawab tersebut sebagai berikut :

    a. Menyusun strategi dan rencana kerja audit serta rencana pengembangan

    kemampuan dan ketrampilan auditor berdasarkan hasil analisis risiko (riskbased audit) yang dihadapi manajemen dalam pencapaian misi, visi, strategi

    perseroan dan strategi bisnis.

    b. Mempersiapkan dan melaksanakan audit ketaatan (compliance audit)

    terhadap berbagai ketentuan dan peraturan termasuk anggaran.

  • 7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf

    31/52

    31

    c. Mempersiapkan dan melaksanakan audit keuangan (financial audit) atas

    pos-pos tertentu untuk mendukung audit laporan keuangan oleh auditor

    eksternal.

    d. Mempersiapkan dan melaksanakan audit operasional (management audit)

    untuk mengukur tingkat efisiensi, keefektifan (operational and cost

    effectiveness), pelaksanaan kegiatan manajemen dalam mencapai misi,

    tujuan dan strategi yang telah ditetapkan serta tingkat operational exellency

    yang diharapkan.

    e.

    Mempersiapkan dan melaksanakan audit terhadap sistem informasi

    manajemen (IS audit) di lingkungan perseroan.

    f. Mempersiapkan dan melaksanakan audit khusus (investigative audit),

    terutama atas instruksi Direktur Utama dan atau Komisaris Perseroan, dan

    permintaan manajemen atas persetujuan Direktur Utama Perseroan.

    g. Mempersiapkan dan melaksanakan audit pasif (desk audit) terhadap laporan

    aktivitas manajemen.

    h. Melakukan pemantauan dan pengecekan atas pelaksanaan tindak lanjut

    ( corrective action) atas hasil audit internal maupun eksternal.

    i. Memberikan bantuan berupa masukan dalam penyempurnaan sistem,

    prosedur, anggaran dan kebijakan yang diperlukan bagi tercapainya tujuan

    perusahaan.

    j. Melakukan dan memberikan kontribusi untuk peningkatan pengendalian

    yang efektif dengan melakukan review dan evaluasi terhadap pengendalian

    internal pada semua unit kegiatan di lingkungan perseroan.

    k. Melakukan evaluasi dan memberikan kontribusi pada peningkatan proses

    governance.

    l.

    Menilai dan membuat rekomendasi untuk peningkatan proses governance.

    m. Mengevaluasi kecukupan dari indikator pengukuran kinerja yang digunakan.

    n. Menyusun dan menyempurnakan standar kerja audit intern dan panduan

    audit intern perseroan.o. Melakukan koordinasi kegiatan SPI dengan kegiatan unit-unit manajemen

    lain di lingkungan perseroan.

    p. Menyampaikan laporan hasil audit, rekomendasi perbaikan dan tindaklanjut

    yang telah, sedang dan atau belum dilaksanakan manajemen kepada direktur

    utama dengan tembusan kepada komisaris (komite audit).

  • 7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf

    32/52

    32

    q. Menyampaikan laporan kemajuan pelaksanaan tugas dan fungsi audit

    kepada direktur utama, berkoordinasi dengan pihak eksternal berdasarkan

    penugasan dari direktur utama dalam kaitan dengan tugas pengawasan dan

    menyelenggarakan administrasi (back office) untuk mendukung tertib

    administrasi dan pelaporan hasil audit SPI.

    Namun pelaksanaan atas tugas dan tanggungjawab yang diemban SPI

    tersebut belum optimal disebabkan antara lain keterbatasan SDM SPI (kualitas

    dan kuantitas), kurang sosialisasi aktif atas peran SPI ke seluruh level

    manajemen dan kurang monitoring aktif direktur utama.

    3.7

    Wewenang SPI

    Agar tugas dan tanggungjawab yang diemban oleh SPI PT Indofarma

    Tbk dapat berjalan dengan optimal, berikut wewenang yang dijalankan :

    a. Menentukan strategi, ruang lingkup, metode dan frekeunsi audit internal

    secara independen dan menyusun anggaran, kerangka acuan kerja (term

    of reference) dan menyeleksi bantuan tenaga audit (outsourching) serta

    mereviewkertas kerja dan laporan hasil audit dari bantuan tenaga audit.

    b. Memiliki akses yang tak terbatas atas seluruh informasi perusahaan dan

    atau melakukan peninjauan fisik atas seluruh aset milik perseroan.

    c. Memperoleh penjelasan dari semua level manajemen berkenan dengan

    pelaksanaan tugas SPI.

    d. Menyampaikan laporan hasil audit termasuk hambatan dan tindak lanjut

    yang telah, sedang dan atau belum dilakukan manajemen kepada

    direktur utama dan komisaris (komite audit).

    e. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan SDM SPI.

    3.8 Pelaporan SPI

    SPI berkewajiban menyusun dan menyampaikan laporan sebagai berikut :

    a. Laporan kegiatan yang meliputi rencana kerja tahunan, iktisar kemajuan

    hasil audit, hasil review, pelaksanaan outsourching, pengembangan keahlian

    dan ketrampilan audit, dan tugas-tugas lain per triwulan yang disampaikankepada direktur utama selambat-lambatnya satu bulan periode pelaporan.

    b. LHAuntuk setiap jenis penugasan audit yang disampaikan kepada direktur

    utama selambat-lambatnya dua minggu setelah tanggal akhir pelaksanaan

    audit dengan tembusan kepada direktur unit manajemen terkait.

  • 7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf

    33/52

    33

    c. Laporan hasil review yang disampaikan kepada manajer bagian terkait

    berkenan dengan hasil review sistem pengendalian internal yang

    memerlukan perhatian serta perbaikan sistem dan prosedur pengendalian

    internal. Laporan ini dapat disampaikan secara terpisah atau menjadi bagian

    dari laporan hasil audit.

    d.

    Laporan tentang informasi penting lainnya dari temuan hasil audit yang

    bersifat urgent dan secara signifikan dapat berpengaruh negatif terhadap

    pencapaian misi, tujuan dan strategi perseroan yang memerlukan perhatian

    khusus dari direktur utama dan tindakan perbaikan segera dari manajemen.

    e. Laporan kegiatan lain yang terkait dengan fungsi dan tugas SPI, antara lain

    namun tidak terbatas pada laporan kegiatan yang mewakili manajemen

    perseroan seperti kegiatan untuk memantau, menjawab dan mendampingi

    auditor eksternal (KAP, BPKP dan BPK), pemeriksa pajak, departemen

    keuangan dan lain-lain berdasarkan penugasan dari direktur utama.

    Setiap laporan yang dikeluarkan oleh SPI PT Indofarma Tbk telah diringkas dan

    ditembuskan kepada Komisaris PT Indofarma Tbk melalui komite audit.

    3.9 Hubungan SPI Dengan Mitra Strategis

    Dalam menjalankan tugas dan kewajibanya SPI tidak terlepas dari

    auditan, auditor eksternal, komite audit dan dengan anak perusahaan (PT IGM)

    untuk melakukan komunikasi dan koordinasi sebagai mitra strategis. Adapun

    bentuk hubungan tersebut sebagai berikut :

    a. Hubungan dengan auditee

    SPI melakukan komunikasi dengan pihak yang bertanggungjawab terhadap

    aktivitas atau unit kerja yang diaudit untuk membahas tujuan dan ruang

    lingkup audit dan membahas serta mengklarifikasi temuan dan usulan

    rekomendasi yang diajukan.

    b. Hubungan dengan eksternalauditor

    SPI berkordinasi dengan eksternal auditor ( KAP, BPK / BPKP ) dalamkaitannya dengan tugas-tugas pengawasan di Perseroan. Koordinasi audit

    harus direncanakan dan didefinisikan sebagai bagian dari lingkup usulan

    (proposal) audit, sehingga seluruh pekerjaan audit saling mendukung dan

    tersaji komprehensif dengan biaya yang efektif. SPI berperan juga dalam

    mendampingi eskternal auditor pada saat audit ke beberapa kantor cabang.

  • 7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf

    34/52

    34

    Adapun fungsi pendamping tersebut antara lain untuk memperkenalkan

    auditor dengan auditeee, menunjukan arah kemana yang auditor ingin pergi,

    membantu komunikasi jawaban atas pertanyaan auditor yang kurang

    dimengerti oleh auditee, mempercepat proses pengumpulan data / fakta dan

    untuk membantu memahami proses-proses atas istilah istilah di lapangan.

    Oleh karena fungsi pendampingan itu diharapkan pendamping SPI memiliki

    karakteristik sebagai berikut :

    1. Memiliki kemampuan analitis mengenai fakta dan obyektif.

    2.

    Memiliki kemampuan inter personel yang baik.

    3. Mengenal bisnis proses atas area yang akan diaudit /diverifikasi.

    c. Hubungan dengan komite audit

    SPI berkoordinasi dengan Komite Audit PT Indofarma dengan cara :

    1. Menyampaikanrencana audit tahunan ( PKPT ).

    2. Menyampaikan tembusan laporan tentang kecukupan pengendalian

    internal.

    3. Membahas current issue yang berkembang, trend dan praktik-praktik

    dalam audit internal.

    4. Menyampaikan tembusan laporan mengenai dugaan kecurangan dan

    memberikan informasi tentang status kasus yang sedang diinvestigasi.

    5. Melakukan rapat koordinasi dengan manajer SPI sekurang-kurangnya1

    (satu) kali dalam sebulan.

    Berdasarkan rapat rutin bulanan dewan direksi dan dewan komisaris, jika

    terdapat permasalahan yang dianggap penting dan untuk mengetahui lebih

    lanjut penyebab masalahnya, dewan komisaris memerintahkan komite audit

    untuk melakukan audit. Kemudian komite audit meminta SPI melalui

    direktur utama untuk melakukan pemeriksaan khusus. Dalam proses audit

    khusus berlangsung, komite audit melakukan koordinasi dan monitoring

    atas pelaksanaan audit. Setelah pemeriksaan selesai, Manager SPI

    melaporkan ke direktur utama dengan tembusan ke komite audit.d. Hubungan dengan anak perusahaan

    Pada prinsipnya, hubungan SPI dengan anak perusahaan adalah sebagai

    tenaga ahli komisaris anak perusahaan (PT Indofarma Global Medika), atas

    persetujuan Direktur Utama PT Indofarma Tbk dalam hal sebagai berikut :

    1. Melakukan pembinaan terhadap SPI anak perusahaan

  • 7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf

    35/52

    35

    2. Melakukan audit terhadap anak perusahaan.

    Untuk beberapa kasus, SPI PT Indofarma Tbk (induk perusahaan)

    melakukan audit bersama(co audit)dengan SPI PT IGM (anak perusahaan).

    Hal tersebut bermanfaat untuk mempermudah koordinasi dan untuk

    mempercepat pemahaman bisnis proses unit/kegiatan yang akan diaudit

    namun untuk pelaporan tetap tanggungjawab Manajer / Tim SPI.

    3.10 Jaminan Mutu ( Quality Assurance)

    Dalam melaksanakan tugas-tugasnya, SPI mengacu pada Manual Audit

    PT Indofarma Tbk dan Standar Profesional Audit Internal (SPAI). Penyusunan

    manual audit tersebut telah disesuaikan dengan bisnis proses yang ada dan jika

    terjadi perubahan bisnis proses dapat segera diadaptasi dan dibuatkan manual /

    program audit baru.

    3.11

    Rencana Kerja Jangka Pendek

    Dewan Direksi PT Indofarma Tbk mengusulkanRencana Kerja Jangka

    Pendek (RKJP) atau Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) yang

    disahkan oleh Dewan Komisaris setiap tahunnya, di dalam RKJP atau RKAP

    tersebut SPI telah membuat rencana yang sejalan dengan perkembangan kinerja

    Perseroan. SPI akan lebih mengoptimalkan kegiatan operasional audit dan

    memformulasikan alat deteksi dini terhadap berbagai indikasi yang mengarah

    pada potensi terjadinya berbagai penyimpangan(fraud) sebagai berikut :

    a. Program Kerja :

    1. Melaksanakan audit operasional dan audit khusus jika diperlukan di

    lingkungan induk dan anak perusahaan sebanyak 16 bidang / cabang.

    2.

    Memastikan tindaklanjut temuan dengan melakukan monitoring

    (correction action plan).

    3. Memastikan administrasi tindaklanjut dengan membuat software

    administrasinya.4. Melakukan evaluasi terhadap prosedur operasi perusahaan.

    5. Melakukan pendidikan dan pelatihan audit internalberkelanjutan.

    6. Memulai penyusunan perencanaan audit tahunan berdasarkan risiko

    (risk based audit).

    b. Sasaran :

  • 7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf

    36/52

    36

    1. Mendorong terciptanya efektivitas dan efisiensi operasional disetiap unit

    atau fungsi.

    2. Dipatuhinya peraturan perundang-undangan intern maupun ekstern oleh

    setiap unit maupun seluruh fungsi yang ada di lingkungan perusahaan.

    3. Meningkatkan mutu audit internal untuk mendukung hasil audit yang

    berkualitas.

    4. Memperbaiki pengendalian internal secara berkelanjutan guna

    mendukung keandalan laporan keuangan.

    3.12

    Sosialisasi Peran AuditorInternal/SPI PT Indofarma Tbk

    Peran Auditor Internal atau SPI di PT Indofarma Tbk sebagian besar

    sudah dipahami oleh seluruh jajaran di cabang dan departemen. Pada saat ini

    bahkan beberapa auditee ada yang meminta untuk dilakukan proses audit,

    karena dengan adanya audit mereka mengetahui kekurangan mereka dan ingin

    mendapatkan solusi terbaik atas masalah mereka.

    Auditor internal juga dijadikan oleh para auditee sebagai perantara ke

    pihak manajemen, karena beberapa usulan-usulan yang mereka ajukan ke

    direksi kadang tidak dilakukan tindak lanjut sedangkan mereka sangat

    berkepentingan. Dengan adanya laporan audit ke manajemen mereka berharap

    adanya tanggapan dari manajemen untuk melakukan apa yang mereka inginkan

    untuk kelancaran operasi mereka.

    Namun demikian SPIPT Indofarma Tbk sampai saat ini belum pernah

    melakukan sosialisasi dalam bentuk formal berupa pemaparan dan diskusi di

    ruang rapat, kunjungan ke tempat auditeedengan mengundang para auditeeatau

    perwakilan seluruh karyawan berbagai jenjang / level manajemen untuk

    mengenalkan peran auditor internal.Tapi arah untuk usaha sosialisasisudah ada

    antara lain SPI pernah menulis beberapa artikel peranan auditor internal di

    media komunikasi intern perusahaan yaitu Majalah OASIS dan website di

    www.indofarma.co.id untuk materi CharterSPI.Namum tanpa bisa dihindari sebagian dari level bawah dan yang tidak

    terkena proses audit, memang masih banyak yang belum tahu mengenai peran

    SPI. Sehingga tidak salah jika sampai saat ini masih berkembang bahwa audit

    bersifat mencari kesalahan dan ada beberapa auditee yang resistence terhadap

    http://www.indofarma.co.id/
  • 7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf

    37/52

    37

    proses audit terutama bagi yang mempunyai masalah terhadap operasional

    mereka.

    Audit internal diminta untuk melakukan proses audit oleh cabang atau

    bidang jika ada pergantian karyawan kunci setingkat manajer atau kepala

    cabang untuk menempati posisi yang baru. Managemen ingin adanya keyakinan

    (assurance) bahwa orang meninggalkan tempat tersebut clear dan tanggung

    jawab pejabat baru adalah sejak dia menggantikan posisi tersebut.

    3.13 Sosialisasi GCG Di PT Indofarma Tbk

    Bagi sebagian karyawan PT Indofarma Good Corporate Governance

    (GCG) adalah suatu hal yang baru dan agar dapat diketahui dan difahami secara

    lebih mendalam diperlukan sosialisasi. Oleh karena itu, Pada awal tahun 2007

    Dewan Direksi membentuk Tim Sosialisasi GCG yang bertugas melakukan

    sosialisasi ke seluruh karyawan Indofarma Group. Setelah melakukan proses

    sosialisasi beberapa bulan kemudian Tim Sosialisasi melakukan survei dengan

    model kuesioner sebanyak 6 pertanyaan yang bertujuan untuk mencari

    gambaran terhadap persepsi dan sikap karyawan Indofarma terhadap penerapan

    GCG dan code of conduct( kode perilaku).

    Dengan menyebar kuesioner ke 600 orang responden dan sebanyak 363

    orang responden yang mengembalikan kuesioner atau sebesar 60,5 % diperoleh

    hasil sebagai berikut :

    Secara total 39,12 % karyawan merasa paham terhadap GCG dan code of

    conduct, sedangkan yang merasa tidak paham lebih besar lagi yaitu 60,88 %

    dan nilai rata-rata sebesar 0,253 masuk kategori cukup.

    Sebesar 88,15 % responden menyatakan penting dan hanya 11,85% yang

    menyatakan tidak penting dan nilai rata-rata sebesar 0,97 masuk kategori

    kuat.

    Sebesar 93,11% responden mendukung penerapan GCG di Indofarma dan

    hanya 6,89% yang menyatakan tidak mendukung dan nilai rata-rata sebesar1,044 masuk kategori kuat.

    Sebesar 89,81% responden menyatakan penting bagi Indofarma memiliki

    Code of Conduct (kode perilaku) yang mengikat seluruh insan Indofarma

    dan hanya 10,19 % responden yang menyatakan tidak penting dan nilai rata-

    rata sebesar 0,994 masuk kategori kuat.

  • 7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf

    38/52

    38

    Mayoritas responden sebesar 90,63% menyatakan keinginan untuk

    menerapkan Code of Conduct (kode perilaku) dalam kesehariannya, dan

    9,37% diantaranya memberikan respon tidak ingin menerapkan dan nilai

    rata-rata sebesar 0,928 masuk kategori kuat

    Hambatan terbesar yang dirasakan responden adalah kurangnya sosialisasi.

    Tetapi hal-hal lain seperti komitmen manajemen, kurangnya keteladanan,

    reward and punishment system, dan bahasa yang sulit dicerna juga

    dirasakan oleh responden yang lain.

    Kesimpulan dari kuesioner tersebut di atas yaitu bahwa karyawan

    memberikan respon positif terhadap penerapan GCG dan Code of Conduct

    (kode perilaku).Mereka menilai hal tersebut adalah penting dan ada dorongan

    untuk mendukung atau menerapkan dalam keseharian mereka dan hal tersebut

    adalah potensi besar yang dimiliki oleh PT Indofarma Tbk.

    Untuk kedepannya yang perlu diperhatikan oleh Tim Sosialisasi GCG

    adalah dukungan yang diterima masih belum 100% (belum sepenuhnya

    karyawan mendukung) dan tingkat pemahaman masih dalam kategori cukup

    serta hambatan-hambatan yang masih dirasakan oleh karyawan harus disikapi

    dengan positif dan nyata. Kunci pokok untuk suksesnya penerapan GCG di PT

    Indofarma Tbk adalah komitmen bersama seluruh karyawan di segala jenjang.

    3.14 Penerapan GCG Di PT Indofarma Tbk

    Tata kelola perusahaan yang baik atau lebih dikenal dengan Good

    Corporate Governance (GCG) merupakan kaidah, norma ataupun pedoman

    korporasi yang digunakan dalam pengelolaan perusahaan yang sehat.

    PT Indofarma Tbk bertekad menerapkan GCG di lingkungannya sebaik

    mungkin hal tersebut ditandai dengan penandatanganan pernyataan komitmen

    oleh Komisaris Utama dan Direktur Utama PT Indofarma Tbk atas nama

    seluruh insan Indofarma tanggal 22 Februari 2007 yang menyatakan Insan

    Indofarma berkomitmen untuk menerapkan prinsip-prinsip Good CorporateGovernance (GCG) guna mencapai visi, misi dan tujuan Perseroan sehingga

    dapat memaksimalkan nilai Perseroan bagi stakeholdersPerseroan .

    PT Indofarma Tbk telah memiliki seluruh perangkat normatif yang

    diperlukan untuk menerapkan prinsip-prinsip GCG yang ditentukan oleh tiga

    kontributor utama yaitu SDM, sistem dan lingkungan. Adapun perangkat

  • 7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf

    39/52

    39

    tersebut yaitu Code of Corporate Governance (mengatur lingkungan) , Code of

    Conduct (mengatur SDM),Board Manual, Charter SPI, CharterKomite Audit

    dan Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan (mengatur sistem).

    Penyusunan perangkat tersebut mengacu pada KEPMEN BUMN No.

    KEP-117/M-MBU/2002 tanggal 1 Agustus 2002 tentang penerapan GCG pada

    BUMN serta memperhatikan ketentuan dan norma yang berlaku seperti

    peraturan BAPEPAM, Anggaran Dasar Perseroan PT Indofarma Tbk dan best

    practisedi perusahaan yang sudah menerapkan GCG.

    Berikut adalah beberapa contoh penerapan GCG di lingkungan PT

    Indofarma Tbk yang dapat disampaikan penulis dan mengacu pada KEPMEN

    BUMN No. KEP-117/M-MBU/2002 tanggal 1 Agustus 2002 :

    a. Pasal 28 tentang keterbukaan informasi ayat 1 dan 2 :

    Dalam buku laporan keuangan yang dibuat setiap tahunnya menjelang di

    laksanakan RUPS telah diungkapkan antara lain :

    1. Informasi penting ( seperti Neraca, Laba Rugi dan LaporanPerubahan

    Modal ) sesuai peraturan perundangan yang berlaku secara tepat waktu,

    akurat, jelas dan objektif.

    2. Tujuan, sasaran usaha dan strategi perusahaan.

    3. Status dan hak pemegang saham utama.

    4. Penilaian terhadap perusahaan oleh eksternal audit (Laporan Auditor

    Independen ).

    5. Riwayat hidup anggota Komisaris, Direksi dan Eksekutif kunci PT

    Indofarma Tbk beserta gaji dan tunjangannya.

    6. Informasi material mengenai karyawan Indofarma Group dan

    stakeholders.

    7.

    Sistem pemberian honararium untuk eksternal auditor.

    8. Faktor risiko material yang dapat diantisipasi termasuk penilaian

    manajemen atas iklim berusaha dan faktor risiko.

    9.

    Pelaksanaan pedoman good corporate governance.b. Pasal 17 ayat 1 dan 2 dan pasal 18 tentang Rencana Jangka Panjang dan

    Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan :

    1. Rencana Jangka Panjang (RJP) untuk lima tahun kedepan (2008-2011)

    telah disusun dan disahkan Direksi dan Komisaris PT Indofarma Tbk

    2. Rencana Jangka Panjang (RJP) yang disusun telah memuat :

  • 7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf

    40/52

    40

    a. Posisi PT Indofarma Tbk saat ini.

    b. Asumsi-asumsi yang dipakai dalam penyusunan rencana.

    c. Penetapan sasaran sasaran, strategi, kebijakan dan program kerja

    beserta keterkaitan antara unsur-unsur tersebut.

    c. Pasal 18 ayat 1 dan 2 tentang Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan :

    1.

    Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2009 yang

    merupakan penjabaran tahunan dari RJP telah disusun dan disahkan

    Direksi dan Komisaris PT Indofarma Tbk.

    2.

    Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2009 yang

    telah disahkan memuat :

    a. Rencana kerja yang dirinci atas misi PT Indofarma Tbk, sasaran

    usaha, strategi usaha, kebijakan perusahaan dan program

    kerja/kegiatan.

    b. Anggaran perusahaan yang dirinci atas setiap anggaran program

    kegiatan.

    c. Proyeksi keuangan PT Indofarma Tbk dan PT IGM.

    d. Pasal 11 ayat 1 tentang Rapat Komisaris :

    Selama tahun 2007 Dewan Komisaris PT Indofarma Tbk telah

    melaksanakan rapat secara berkala sekurang-kurangnya sekali dalam

    sebulan. Tercatat Dewan Komisaris PT Indofarma Tbk telah rapat sebanyak

    12 kali dan rapat koordinasi dengan Dewan Direksi PT Indofarma Tbk

    sebanyak 20 kali, hal tersebut sudah tertuang dalam Laporan Tahunan PT

    Indofarma Tbk 2007.

    e. Pasal 10 ayat 2 tentang komposisi komisaris :

    Anggota Dewan Komisaris PT Indofarma Tbk telah memenuhi komposisi

    paling sedikit 20 % berasal dari kalangan diluar BUMN yang bersangkutan

    yang bebasdengan ketentuan sebagai berikut :

    1. Tidak menjabat sebagai direksi di perusahaan terafiliasi

    2.

    Tidak bekerja pada Pemerintah termasuk di departemen, lembaga dankemiliteran serta di BUMN yang bersangkutan dalam kurun waktu tiga

    tahun terakhir.

    3. Tidak mempunyai keterkaitan finansial baik langsung maupun tidak

    langsung dengan BUMN yang bersangkutan atau perusahaan yang

  • 7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf

    41/52

    41

    menyediakan jasa dan produk kepada BUMN yang bersangkutan dan

    afiliasinya.

    4. Bebas dari kepentingan dan aktivitas bisnis atau hubungan lain yang

    dapat menghalangi atau menganggu kemampuan komisaris yang berasal

    dari kalangan di luar BUMN yang bersangkutan untuk bertindak atau

    berfikir secara bebas dilingkup BUMN.

    f. Pasal 16 ayat 2 tentang komposisi Direksi :

    Anggota Direksi PT Indofarma Tbk telah memenuhi komposisi paling

    sedikit 20 % berasal dari kalangan di luar BUMN yang bersangkutan yang

    bebas dari pengaruh anggota komisaris dan anggota direksi lainnya serta

    pemegang saham pengendali / pemilik modal.

    g. Pasal 21 ayat 1 tentang Rapat Direksi :

    Selama tahun 2007 Dewan Direksi PT Indofarma Tbk telah melaksanakan

    rapat secara berkala sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan. Tercatat

    Dewan Direksi PT Indofarma Tbk telah rapat sebanyak 43 kali dan rapat

    koordinasi dengan Dewan Komisaris PT Indofarma Tbk sebanyak 20 kali,

    hal tersebut sudah tertuang dalam Laporan Tahunan PT Indofarma Tbk 2007.

    h. Pasal 14 tentang komite-komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris :

    1. Sejak September 2006 telah terbentuk Komite Audit PT Indofarma Tbk

    yang berjumlah 5 orang, salah satu anggotanya adalah komisaris

    independen yang merangkap sebagai ketua komite. Komite audit

    bertugas dan bertanggungjawab untuk memberikan pendapat profesional

    yang independen kepada Dewan Komisaris PT Indofarma Tbk mengenai

    laporan dan atau hal-hal yang memerlukan perhatian dan melaksanakan

    tugas-tugas lain yang diberikan. Adapun hasil kegiatan yang telah

    dicapai antara lain :

    a. Merekomendasikan penunjukan eksternal auditor / Kantor Akuntan

    Publik.

    b.

    Melakukan pertemuan secara berkala dengan eksternal auditortentang masalah audit yang sedang berjalan.

    c. Melakukan penelaahan atas laporan keuangan interim.

    d. Melakukan pemantauan atas pelaksanaan tindak lanjut atas hasil

    pemeriksaan eksternal auditor.

  • 7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf

    42/52

    42

    e. Melakukan pertemuan secara berkala dengan SPI tentang masalah

    audit yang sedang berjalan dan tindaklanjut audit.

    f. Melakukan pemantauan atas penerapan manjemen risiko.

    g. Melakukan tugas tugas lain yang diberikan antara lain tugas audit

    bersama dengan SPI, penelaahan atas RKAP dan evaluasi pedoman

    pengadaan barang dan jasa.

    2. Sejak September 2006 telah terbentuk Komite GCG, Remunerasi dan

    Nominasi PT Indofarma Tbk yang berjumlah 4 orang, salah satu

    anggotanya adalah komisaris utama yang merangkap sebagai ketua

    komite. Komite tersebut bertugas sabagai alat bantu komisaris dalam

    menjalankan tugasnya. Komite ini mengadakan pertemuan sebulan

    sekali yang selalu dihadiri oleh seluruh anggotanya. Adapun hasil

    kegiatan yang telah dicapai antara lain :

    a. Merevisi dokumen-dokumen GCG,

    b. Menelaah penerapan dan sosialisasi GCG,

    c. Menelaah tindak lanjut area for Improvementyang ditemukan dalam

    assessmentGCG,

    d. Merumuskan usulan remunerasi dewan direksi dan dewan komisaris,

    e. Menyusun sistem nominasi kandidat direksi perusahaan dan anak

    perusahaan.

    i. Pasal 24 tentang Sekretaris Perusahaan :

    PT Indofarma telah mengangkat seorang sekretaris perusahaan (coorporate

    secretary) yang bukan berasal dari direksi sejak PT Indofarma telah menjadi

    perusahaan terbuka tahun 2001 dan terdaftar di BEJ dan BES (sekarang

    BEI).

    Hal tersebut mengacu juga pada peraturan BAPEPAM No. IX.1.4, adapun

    fungsinya sebagai penghubung perusahaan dengan para pemegang saham,

    lembaga otoritas pasar modal dan keuangan serta pihak-pihak lain yang

    berkepentingan seperti media massa (komunikasi korporat), legal dan relasibisnis perusahaan. Sekretaris Perusahaan PT Indofarma Tbk menyampaikan

    informasi yang bersifat material kepada otoritas pasar modal Indonesia

    secara tepat waktu, akurat, bertanggungjawab serta menjunjung asas

    keterbukaan serta sebagai pembina/penanggungjawab media Majalah

    OASIS dan web site www.indofarma.co.id.

    http://www.indofarma.co.id/
  • 7/26/2019 IA - Raw (Peranan Internal Audit Dalam Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Indofarma).pdf

    43/52

    43

    j. Pasal 25 tentang Eksternal Auditor :

    Untuk keperluan audit laporan keuangan tahunan, setiap tahun PT

    Indofarma Tbk membentuk panitia penyeleksi eksternal auditor (Kantor

    Akuntan Publik / KAP) yang anggotanya antara lain terdiri dari manajer

    akuntansi, manajer SPI dan komite audit. Hasil seleksi disampaikan ke

    dewan komisaris untuk disampaikan dan meminta persetujuan ke

    pemegang saham di dalam RUPS Tahunan. Adapun eskternal auditor

    yang terpilih untuk audit Laporan Keuangan Tahun Buku 2006 dan

    Tahun Buku 2007 adalah KAP HLB dan rekan dengan biaya audit sebesar

    Rp 455 juta dan Rp 435,16 juta. External auditor telah disediakan semua

    catatan akuntansi dan data penunjang yang diperlukan bahkan telah

    diberikanpassword khusus untuk auditor untuk mengakses secara langsung

    sistem informasi operasional perusahaan ERP Azectsoft . Hal tersebut

    memungkinkan external auditor memberikan pendapatnya tentang

    kewajiban, ketaatazasan dan kesesuaian laporan keuangan BUMN

    dengan standar akuntansi keuangan Indonesia.

    k. Pasal 29 tentang Keselamatan Kerja dan Pelestarian Lingkungan :

    Untuk memastikan bahwa aset-aset dan lokasi usaha serta fasilitas

    perusahaan lainny