I

25
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eceng gondok (Eichhornia crassipes (Mart.) Solm.) masuk ke Indonesia dari Brazilia. Tumbuhan ini mempunyai tinggi 0,3-0,5 m, terapung jika tumbuh di perairan dalam, sedangkan di perairan dangkal akarnya tumbuh di permukaan tanah. Eceng gondok memperbanyak diri secara vegetatif, membentuk kelompok mengapung di atas air. Perkembangannya sangat cepat dan "rakus" minum air. Eceng gondok mampu menyusutkan air waduk Saguling antara 3 sampai 4 kali lebih cepat dibanding jika tidak ada eceng gondoknya. Dari sifat inilah eceng gondok cepat menutupi daerah-daerah perairan air tawar, dan menjadi gulma yang sangat sulit dimusnahkan, menutupi seluruh permukaan air sehingga sinar matahari tidak bisa masuk ke dalam air, dan juga menyumbat saluran-saluran air. Eceng gondok berkembangbiak dengan sangat cepat, baik secara vegetatif maupun generatif. Perkembangbiakan dengan cara vegetatif dapat melipat ganda dua kali dalam waktu 7-10 hari. Hasil penelitian Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Sumatera Utara di Danau Toba (2003) melaporkan bahwa satu batang eceng gondok dalam waktu 52 hari mampu berkembang seluas 1 m2, atau dalam waktu 1 tahun mampu menutup area seluas 7 m 2 . Heyne (1987) menyatakan bahwa dalam waktu 6 bulan pertumbuhan eceng gondok pada areal 1 ha dapat mencapai bobot basah sebesar 125 ton. Danau Toba yang mempunyai panjang 100 Km dan lebar 30 Km, maka apabila pertumbhan eceng gondok tidak di atasi dengan cepat maka akan mengakibatkan seperampat dari danau toba akan tertutupi oleh eceng gondok. Danau Toba yang di kelilingi oleh 6 kabupaten di Sumatera Utara yaitu, Kabupaten Samosir, Karo, Simalungun,Dairi, Toba Samosir, dan Kabupaten Tapanuli Utara. Yang memiliki jumlah penduduk rata-rata ± 200 ribu jiwa, dimana penduduknya bermata pencaharian sebagian besar petani dan nelayan yang berpenghasilan rendah, ke-6 kabupaten di sekitar danau toba ini banyak di tumbuhi eceng gondok. Sehingga sangat berpotensi dikembangkan sebagai tempat pengolahan eceng gondok sebagai

description

ikan grasp / ikan koan

Transcript of I

I.PENDAHULUANA. Latar BelakangEceng gondok (Eichhornia crassipes(Mart.) Solm.) masuk keIndonesiadari Brazilia. Tumbuhan ini mempunyai tinggi 0,3-0,5 m, terapung jika tumbuh di perairan dalam, sedangkan di perairan dangkal akarnya tumbuh di permukaan tanah. Eceng gondok memperbanyak diri secara vegetatif, membentuk kelompok mengapung di atas air. Perkembangannya sangat cepat dan "rakus" minum air. Eceng gondok mampu menyusutkan air waduk Saguling antara 3 sampai 4 kali lebih cepat dibanding jika tidak ada eceng gondoknya. Dari sifat inilah eceng gondok cepat menutupi daerah-daerah perairan air tawar, dan menjadi gulma yang sangat sulit dimusnahkan, menutupi seluruh permukaan air sehingga sinar matahari tidak bisa masuk ke dalam air, dan juga menyumbat saluran-saluran air. Eceng gondok berkembangbiak dengan sangat cepat, baik secara vegetatif maupun generatif. Perkembangbiakan dengan cara vegetatif dapat melipat ganda dua kali dalam waktu 7-10 hari. Hasil penelitian Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Sumatera Utara di Danau Toba (2003) melaporkan bahwa satu batang eceng gondok dalam waktu 52 hari mampu berkembang seluas 1 m2, atau dalam waktu 1 tahun mampu menutup area seluas 7 m2. Heyne (1987) menyatakan bahwa dalam waktu 6 bulan pertumbuhan eceng gondok pada areal 1 ha dapat mencapai bobot basah sebesar 125 ton.Danau Toba yang mempunyai panjang 100 Km dan lebar 30 Km, maka apabila pertumbhan eceng gondok tidak di atasi dengan cepat maka akan mengakibatkan seperampat dari danau toba akan tertutupi oleh eceng gondok.Danau Toba yang di kelilingi oleh 6 kabupaten di Sumatera Utara yaitu, Kabupaten Samosir, Karo, Simalungun,Dairi, Toba Samosir, dan Kabupaten Tapanuli Utara. Yang memiliki jumlah penduduk rata-rata 200 ribu jiwa, dimana penduduknya bermata pencaharian sebagian besar petani dan nelayan yang berpenghasilanrendah, ke-6 kabupaten di sekitar danau toba ini banyak di tumbuhi eceng gondok. Sehingga sangat berpotensi dikembangkan sebagai tempat pengolahan eceng gondok sebagai kertas seni. Yang akan meningkatkan pendapatan perkapita penduduk, dan mengatasi masalah pengangguran.Perkembangbiakannya yang demikian cepat menyebabkan tanaman eceng gondok telah berubah menjadi tanaman gulma di beberapa wilayah perairan diIndonesia. Di kawasan perairan danau toba , eceng gondok tumbuh pada bibir-bibir pantai sampai sejauh 5-20 m. Perkembangbiakan ini juga dipicu oleh peningkatan kesuburan di wilayah perairan danau (eutrofikasi), sebagai akibat dari erosi dan sedimentasi lahan, berbagai aktivitas masyarakat (mandi, cuci, kakus/MCK), budidaya perikanan (keramba jaring apung), limbah transportasi air, dan limbah pertanian.Dari kandungan selulosa yang terkandung dalam eceng gondok, yang mencapai 18.2 % dari total berat kering, memungkinkan eceng gondok sebagai bahan baku yang potensial untuk pembuatan karton kasar, yang dapat dilakukan dengan teknologi sederhana berskala kecil dan karton ini dapat dipakai sebagai kertas pembungkus yang murah. Di samping itu, dengan kandungan selulosa tersebut, tumbuhan ini dapat digunakan untuk bahan kerajinan seperti tas, alas piring, sandal, tikar dan sebagainya seperti sudah dilakukan di Tegal, Jawa Tengah.Salah satu upaya yang cukup prospektif untuk menanggulangi gulma eceng gondok di kawasan perairan danau adalah dengan memanfaatkan tanaman eceng gondok untuk kerajinan kertas seni. Eceng gondok dapat dimanfaatkan sebagai bahanbakukertas karena mengandung serat/selulosa (Joedodibroto, 1983).Pulpeceng gondok yang dihasilkan berwarna coklat namun dapat diputihkan dengan proses pemutihan (bleaching).Pulpjuga dapat menyerap zat pewarna yang diberikan dengan cukup baik, sehingga berbagai variasi warna kertas dapat dihasilkan melalui proses ini. Kertas seni yang dihasilkan selanjutnya dapat digunakan untuk pembuatan berbagai barang kerajinan seperti kartu undangan, figura, tempattissuedan perhiasan.B. TujuanPertama, upaya tersebut merupakan alternatif yang sangat baik untuk mengontrol pertumbuhan gulma eceng gondok di kawasan perairan Danau. Apabila industri kerajinan eceng gondok tersebut berkembang, maka masyarakat pengrajin akan memanen gulma tersebut dari kawasan perairan danau sebagai sumber bahan bakunya.Kedua, pengembangan industri kerajinan tersebut juga akan menyediakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar sehingga akan meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.Ketiga, berkembangnya industri kerajinan di kawasan wisata Danau Toba akan memperkaya khasanah budaya masyarakat setempat dengan penyediaan berbagai cenderamata yang berdampak positif terhadap pengembangan sektor wisata di wilayah tersebut.C. ManfaatDi perkotaan bisnis ini banyak dilakukan oleh kaum muda, mahasiswa, dan kelompok pengrajin lainnya. Bisnis kertas seni berbahan eceng gondok dan kertas bekas ini sebenarnya suatu inovasi menggabungkan dua kepentingan. Di satu sisi produk berbahan eceng gondok ini menghasilkan kertas dengan nilai seni yang relatif lebih indah dan di sisi lain adalah upaya pengendalian gulma eceng gondok di perairan Danau Toba. Kata kunci dari bisnis ini adalah punya kemauan besar, kreatif, dan ingin maju.Eceng gondok jika diolah dapat digunakan sebagai bahanbakupupuk, mulsa, media semai, pakan ternak, danpulp/kertas. Di Jawa Tengah dan di Balige sendiri sudah dikembangkan sebagai bahanbakuanyaman. Peluang bisnis ini relative lebih potensial jika dikembangkan di perkotaan. Merupakan suatu tantangan berbagaistakeholderuntuk mencarikan sasaran target-target pemasarannya (Muladi, 2001).Dalam rangka mendukung kelestarian danau toba dan meningkatkan pendapatan masyarakat sekitarnya, Balai Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Sumatera telah melaksanakan kegiatanworkshoppemanfaatan eceng gondok sebagaibahanbakukertas seni. Kegiatan ini dilaksanakan bekerjasama dengan Pemda Kabupaten Tobasa pada tahun 2004. Dari kegiatan ini telahterbentuk kelompok kelompok pengrajin pemanfaatan eceng gondok di sekitar Danau Toba.II. GAGASANA. PELUANG PENGEMBANGAN KARYA SENI DARI ECENG GONDOKa.1. Eceng Gondok sebagai BahanBakuUtama Masih MelimpahSecara fisiologis, tumbuhan eceng gondok ini berkembang sangat cepat. Perkembangan dengan vegetatif sangat cepat yakni dapat melipat ganda dua kali dalam 7-10 hari. Eceng gondok pada pertumbuhan 6 bulan dapat mencapai 125 ton/ha dan dalam 1 ha diperkirakan dapat tumbuh sebanyak 500 kg/hari (Heyne, 1987). Memang hal ini terbukti, walupun tumbuhan ini sering dibersihkan dari danau, keberadaannya terus-menerus masih melimpah. Sebagai contoh, tumbuhan ini yang sangat subur tumbuh di belakang Kantor Dinas Kehutanan dan Pertanian Tobasa.Ketersediaan bahanbakumutlak diperlukan dalam mengembangkan suatu bidang usaha. Dari segi bahanbaku, dirasakan masih akan terus melimpah sampai waktu yang masih lama. Jadi belum dirasakan masalah akan pengadaan bahanbakueceng gondok ini. Untuk meningkatkan penampilan produk kertas seni yang dihasilkan perlu dicampur dengan kertas bekas. Sumber bahan limbah ini pun akan terus menerus tersedia semisal dari kantor-kantor, koran bekas, dan sebagainya.a.2. Sumberdaya ManusiaSalah satu permasalahan bangsa ini yang belum tuntas adalah masalah kurangnya ketersediaan lapangan pekerjaan. Karena usaha ini merupakan teknologi sederhana, dengan kemauan dan semangat, siapa pun dapat melakukannya. Di Kawasan Danau Toba masih memiliki banyak tenaga usia produktif yang belum mendapatkan kesempatan kerja. Potensi tenaga usia produktif ini menjadi salah satu modal pengembangan usaha ini.a.3. Danau Toba sebagai Daerah Tujuan WisataSalah satu kelengkapan Obyek Tujuan Wisata (OTW) adalah tersedianya berbagaisouvenirterutama dengan nuansa etnik. Potensi wisata ini dapat dimanfaatkan sebagai sasaran pemasaran dari produk kertas seni berbahan eceng gondok. Produk etnik dimaksud adalah produk-produk kerajinan dengan memasukkan unsur budaya Batak Toba seperti bentuk tulisan batak, gambar,relief, dan lain-lain.B. TEKNOLOGI PENGOLAHAN ECENG GONDOK SEBAGAI KERTAS SENITeknologi pengolahan eceng gondok sebagai bahanbakukertas seni sangat sederhana. Untuk meningkatkan mutu kertas yang diproduksi, kertas eceng gondok dicampur denganpulpkertas bekas. Prosedur pembuatan kertas daur ulang campuran eceng gondok dan kertas bekas ditunjukkan pada Gambar 1.b.1. Penyediaan Bahan BakuBahanbakueceng gondok diambil dari pinggiran Danau Toba. Bagian tumbuhan ini yang diambil adalah bagian batangnya saja, dengan asumsi di bagian batang inilah terdapat paling tinggi seratnya. Bagian pangkal dan daun sebenarnya dapat juga digunakan, akan tetapi dapat menimbulkan sedikit kesulitan dalam proses penggilingannya. Bagian daun relatif lebih susah digiling/di-blender.

Gambar 1. Proses pembuatan kertas eceng gondokb.2. ProsesPulpingEceng GondokEceng gondok yang sudah dalam keadaan kering udara dimasak dalam tong pemasak dengan perbandingan 1 kg eceng gondok : 4 lt air : 10 gr NaOH. Pemberian NaOH dimaksudkan untuk mempercepat proses pemisahan serat. Prosespulping/pemasakan dilakukan pada suhu air mendidih selama 3 jam. Pada masa 3 jam ini berakhir, akan didapat eceng gondok dalam bentuk bubur yang menyatu dengan air. Untuk menghilangkan NaOH ini dilakukan pencucian sampai bersih, agar tidak meninggalkan bau dari larutan pemasaknya. Sisa larutan pemasak dapat digunakan kembali dalam proses pemasakan berikutnya.b.3. Proses Penggilingan Kertas BekasProses penggilingan kertas bekas yang sudah direndam, dilakukan terpisah dengan proses penggilingan eceng gondok. Pada saat penggilingan kertas bekas, ditambahkan perekat PVAc kurang lebih 5% dari berat kertas. Proses penggilingan juga masih dilakukan padapulpeceng gondok, mengingat pada prosespulpingtidak dapat menghasilkan serat-serat lebih halus dan seragam. Dari segi teknis produksi, kertas koran bekas lebih mudah digiling, akan tetapi lebih susah dalam pewarnaan. Waktu pencetakan lembaran lebih lama karena pengaruh serat-serat pendek dari kertas koran yang menyulitkan air keluar. Kertas bekas berwarna putih seperti HVS lebih susah digiling akan tetapi lebih mudah dalam pewarnaan dan proses pencetakan lembaran.b.4. Pencetakan LembaranProses pencetakan lembaran dimulai dengan melakukan pengenceranpulpkertas bekas danpulpeceng gondok. Persentase dari campuran pada intinya dapat dilakukan pada tingkat yang berbeda-beda tergantung hasil kertas yang kita inginkan. Untuk lebih menonjolkan serat dari eceng gondok, dibuat persentase eceng gondoknya lebih besar. Pewarnaan dapat dilakukan sebelum proses pengenceran dan diupayakan dikondisikan beberapa jam agar warna yang diberikan dapat diserap dengan baik olehpulp. Pengenceran adonan campuranpulpini perlu dilakukan agar dapat diproduksi kertas yang tipis.b.5. Pengeringan KertasDengan menggunakanscreen, kertas dicetak dan dipres pada selembar kain yang ditempatkan pada bidang yang kaku. Proses pengeringan dilakukan dengan memanfaatkan sinar matahari. Dalam keadaan matahari terik, selama 1 jam kertas sudah dalam kondisi kering. Apabila kondisi mendung, dapat juga dilakukan pengeringan dalam ruangan dengan jalan diangin-anginkan, walaupun kelihatannya kualitas kertas di bawah sinar matahari lebih bagus. Untuk skala yang lebih besar perlu dipikirkan untuk membuat alat pengering misalnya dengan membuat ruang pengering dari plat/kaca atau dengan mengkombinasikan dengan tungku pembakaran.b.6. Kualitas KertasPemanfaatan kertas seni umumnya sebagai kertas seni, sehingga penilaian kualitas kertas didasarkan pada keindahan relatif dari kertas. Berbeda dengan penilaian kualitas kertas sebenarnya yang menilai kualitas dari kekuatan tarik, kekuatan sobek, gramatur, dan lain-lain. Kertas seni dengan campuran eceng gondok memiliki penampilan yang lebih indah karena menampilkan serat-serat yang muncul di permukaan kertas. Berbeda dengan kertas tanpa campuran eceng gondok, kurang memiliki nilai artistik yang tidak jauh beda dengan kertas-kertas biasa.C. STRATEGI PENGEMBANGAN KERAJINAN KERTAS SENIc.1. Pembentukan Kelompok-Kelompok PengrajinLangkah pertama yang perlu dilakukan adalah dengan membentuk kelompok kelompok pengrajin di sekitar Danau Toba seperti Pangururan, Tomok, Parapat, simanindo, dan sebagainya. Sasaran SDM yang dibutuhkan adalah kawula muda yang dianggap lebih kreatif dan inovatif. Kelompok pengrajin yang sudah ada dilakukan pelatihan-pelatihan mulai dari pembuatan kertas seni sampai pembuatan berbagaisouvenirberbahan kertas seni itu.Workshopadalah salah satu bagian dari program pelatihan dimaksud. Kontinuitas pelatihan ini perlu dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan dari kelompok pengrajin terutama dalam produksisouvenirdengan unsur etnik Batak Toba.c.2. Pemasaran dan PromosiDalam ilmu pemasaran, kegiatan promosi itu merupakan bagian dan tulang punggung dari tercapainya target pemasaran di samping kualitas produk, harga, dan tempat. Kegiatan promosi dapat dilakukan melalui pameran di berbagaieventskala lokal/kabupaten, provinsi, dan nasional. Hal ini sangat diperlukan mengingat produk ini yang khas dan perlu dikenalkan kepada masyarakat secara terusmenerus Promosi dapat juga disampaikan melaluiwebsitePemda Sumatera Utara. Promosi ini dapat dikombinasikan dengan kampanye penyelamatan lingkungan perairan dari gulma eceng gondok.c.3. Nilai Kertas SeniSemangat untuk memproduksi suatu barang sangat dipengaruhi oleh bayangan nilai jual produk itu sendiri. Sebagai contoh sederhana, untuk membuat figura foto ukuranpost card,kebutuhan bahanbakudan biaya produksinya sekitar Rp 1.000,-. Namun apabila figura tersebut telah jadi dan tampil menawan, ternyata bisa laku dengan harga Rp 5.000,- per buah. Dari hasil penelitian di BP2KS, diperoleh hasil bahwa dari 1 kg campuran eceng gondok dan kertas bekas, mampu menghasilkan lembaran kertas ukuran folio sekitar 262 lembar.c.4. Dukungan KelembagaanKelompok pengrajin yang sudah dibentuk merupakan prasyarat utama dari rencana bisnis ini. Unit bisnis kecil merupakan modal besar dalam pengembangan usaha ini. Dari berbagai unit kecil ini diharapkan dibentuk suatu wadah yang lebih besar semisal koperasi pengrajin. Koperasi ini nantinya berfungsi sebagai penampung segala hasil karya pengrajin, jadi koperasi dalam hal ini akan mencarikan jaringan pemasaran. Institusi lain yang bisa berperan dalam program ini antara lain Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Pariwisata dan Perhubungan, DEKRANAS/DA, KADIN, LSM, dan lain-lain. Bantuan ini dapat bermacam-macam seperti mencarikan prospek pemasaran, melakukan promosi ataupun mencarikan bapak angkat bagi kelompok-kelompok pengrajin.c.5. Sasaran BisnisTidak bisa dipungkiri bahwa mulai dari anak-anak, remaja, orang tua yang masih berjiwa muda maupun siapa saja yang suka melihat sentuhan seni akan menjadi pasar potensial produk ini. Produk yang dibuat diupayakan unik, menarik, dan lucu agar masyarakat yang melihatnya tertarik. Sasaran lain sesuai dengan hasil pengamatan diMedan, bahwa sekolah sekolah banyak memakai kertas seni ini untuk keperluan bahan prakarya siswasiswi SD/SMP/SMA. Potensi ini juga perlu dilirik. Kawasan Danau Toba sebagai salah satu daerah tujuan wisata merupakan pasar dari produk kertas dari eceng gondok ini yang bisa dimanfaatkan sebagai cenderamata untuk wisatawan.III. KESIMPULANA. Kesimpulan1.Secara teknis, pengolahan eceng gondok sebagai bahanbakukertas seni sangatmudah dilakukan.2.Pembelajaran masyarakat di sekitar Danau Toba dalam mengolah eceng gondok sebagai kertas seni yang berkualitas, harus dilaksanakan karena mengingat perairan danau toba sudah dicemari eceng gondok, sehingga perlu cara untuk memanfaatkan tumbuhan pengganggu/ gulma sebagai bahan yang berkualitas dan menghasilkan produk baru, sehingga menjadi penghasilan tambahan bagi masyarakat di sekitar Danau Toba .3.Industri kerajinan kertas seni dari eceng gondok prospektif dikembangkan disekitar Danau Toba sebagaisouveniretnik, dan juga untuk menjaga kebersiha danau toba sebagai tempat pariwisata, yang akan menarik wisatawan local maupun mancanegara.4.Pengembangan usaha kecil ini dapat meningkatkan ketersediaan lapangan kerja baru. Mengurangi pengangguran dan meningkatkan tarap hidup masyarakat di sekitar danau toba5.Dalam hal pemasaran termasuk promosi diperlukan dukungan berbagastakeholderseperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Koperasi dan UKM, Dinaspariwisata dan Perhubungan, DEKRANAS/DA, KADIN, LSM, dan lain-lain.IV. DAFTAR PUSTAKAHeyne, K. 1987.Tumbuhan BergunaIndonesiaJilid II. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Departemen Kehutanan.Bogor.Joedodibroto, R. 1983. ProspekPemanfaatan Eceng Gondok dalam IndustriPulPdan Kertas. Berita Selulosa. Edisi Maret 1983. Vol. XIX No. 1. Balai Besar Selulosa.Bandung.Muladi, S. 2001.Kajian Eceng Gondok sebagai BahanBakuIndustri dan Penyelamat Lingkungan Hidup di Perairan. Prosiding Seminar Nasional IV Masyarakat Peneliti KayuIndonesia(MAPEKI). Samarinda.http://www.dephut.go.id/files/Gunawan.pdfhttp://www.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetail&id=62584V. LAMPIRANA. Riwayat Hidup Ketua dan Anggota KelompokKetua KelompokNama lengkap: Benrianto MalauNim: 072244710050Tempat tanggal lahir: Samosir, 2 April 1988Jenis kelamin: Laki lakiAlamat: Jln.Belat No.125A MedanPekerjaan: MahasiswaJenjang pendidikan:Tabel 1 jenjang pendidikanNama SekolahTahun

SD Negeri no.22395, Raut Bosi1994 2000

SMP Negeri 2 Simanindo2000 2003

SMA Katolik Cinta Kasih Tebing Tinggi2003 2006

Universitas Negeri Medan2007 sekarang

Medan, 15 Februari 2010Ketua PelaksanaBenrianto Malau072244710050Anggota Pelaksana INama lengkap: Frengki SiagianNim: 072244710035Tempat tanggal lahir: Gompar Sidais, 15 September 1988Jenis kelamin: Laki lakiAlamat: Jln.Belat No.125A MedanPekerjaan: MahasiswaJenjang pendidikan:Tabel 2Nama SekolahTahun

SD Negeri no.177473, Banua huta1995 2001

SMP Negeri 2 Sigumpar2001 2004

SMA Negeri 1 Silaen2004 2007

Universitas Negeri Medan2007 sekarang

Medan, 15 Februari 2010Anggota Pelaksana IFrengki Siagian072244710035B. Lampiran GambarGambar 1. Peta Danau Toba

Gambar 2. Pertumbuhan Eceng Gondok didaerah Ajibata, Parapat, yang merupakan wilayah pariwisata di daerah Danau Toba.

Gambar 3 .Pertumbuhan Eceng Gondok yang tidak terkendalidi daerah Tuk-tuk, Samosir,yang merupakan wilayah pariwisata di Danau Toba.

Gambar 4. Pertumbuhan Eceng Gondok didaerah Pangururan, yang merupakan IbuKotaKabupaten Samosir,

Posted bybenrianto malauat23:35NO COMMENTS:POST A COMMENTNewer PostOlder PostHomeSubscribe to:Post Comments (Atom)FollowersBlog Archive 2010(7) May(7) radiokimia eceng gondok pkm-Gt zeolit alam zeolit zeolit,,,,,,,,,,,,, seminar kimia