I
-
Upload
mrirfan -
Category
Technology
-
view
4 -
download
0
description
Transcript of I
Pembahasan
1. Faktor Penyebab Pelanggaran Kode Etik Profesi IT2. Kesadaran Hukum3. Kebutuhan Undang-Undang
Faktor utama meningkatnya Pelanggaran Kode Etik Profesi IT adalah makin merebaknya penggunaan Internet. Jaringan luas komputer tanpa disadari para pemiliknya disewakan kepada spammer (penyebar e-mail komersial), fraudster (pencipta situs tipuan), dan penyabot digital. Terminal – terminal jaringan telah terinfeksi virus komputer, yang mengubah komputer menjadi “zombi”. Contohnya di Bandung banyak warnet yang menjadi sarang kejahatan komputer.
Faktor lain yang menjadi pemicu adalah makin banyaknya para
“Intelektual yang tidak BER ETIKA”.
10.1. Faktor Penyebab Pelanggaran Kode
Etik Profesi IT
Faktor penyebab Pelanggaran kode etik profesi TI
1. Tidak berjalannya kontrol dan pengawasan dari masyarakat.
2. Organisasi profesi tidak dilengkapi dengan sarana dan mekanisme bagi masyarakat untuk menyampaikan keluhan.
3. Rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai substansi kode etik profesi, karena buruknya upaya sosialisasi dari pihak profesi sendiri.
4. Belum terbentuknya kultur dan kesadaran dari para pengemban profesi TI untuk menjaga martabat luhur profesinya.
5. Tidak adanya kesadaran etis dan moralitas di antara para pengemban profesi TI
Faktor Penyebab Pelanggaran Kode Etik Profesi IT (Cont)
Soerjono Sokanto (1988) menyebutkan lima unsur penegakan
hukum. Artinya untuk mengimplementasikan penegakan hukum di
Indonesia sangat dipengaruhi 5(lima) faktor yaitu :
10.2. Kesadaran hukum
1. Undang – undang.
2. Mentalitas aparat penegak hukum
3. Perilaku masyarakat
4. Sarana.
5. Kultur.
Apa yang dilakukan masyarakat akan berpengaruh besar terhadap
potret penegakan hukum. Ketika ada seseorang yang melanggar
hukum, sama artinya dengan memaksa aparat untuk
mengimplementasikan law in books menjadi law in action.
Dalam implementasi ini akan banyak ragam prilaku masyarakat,
diantaranya ada yang mencoba mempengaruhi aparat agar tidak
bekerja sesuai dengan kode etik profesinya, kalau sudah begitu,
maka prospek law enforcement menjadi berat.
Kesadaran hukum (cont)
Undang – undang yang digunakan untuk menjerat para pelaku
Kejahatan komputer belum mengatur secara spesifik sesuai
dengan tindak kejahatan yang mereka lakukan. KUHP masih
dijadikan dasar hukum untuk menjaring kejahatan komputer,
ketika produk ini dinilai belum cukup memadai untuk menjaring
beberapa jenis kejahatan komputer.Contoh pasal 406 ayat (1) KUHP :“Barang siapa dengan sengaja dan dengan melawan hukum menghancurkan, merusakkan, membikin tak dapat dipakai atau menghilangkan barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain, diancm dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau denda paling banyak tiga ratus rupiah.”
10.3. Kebutuhan Undang - Undang
Dasar hukum tersebut ditujukan misalnya kepada hacker, karena
aktivitasnya merusak website.
Dan hal yang paling menggemaskan adalah sulitnya untuk
mencari barang bukti yang akhirnya bisa menjerat pelaku cyber
crime dengan hukum yang ada.
Contoh nyata pelaku typosite klikbca.com Steven Haryanto
berhasil merekam 130 user id dan PIN milik nasabah BCA, ia
hanya menyampaikan pernyataan maaf kepada pihak BCA, ia
tidak dijerat hukum karena belum ada undang – undang cyber
crime.
Kebutuhan Undang – Undang (Cont)