i STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM DAERAH (K PUD) D ALAM …repo.apmd.ac.id/1035/1/STRATEGI KOMISI...
Transcript of i STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM DAERAH (K PUD) D ALAM …repo.apmd.ac.id/1035/1/STRATEGI KOMISI...
i
i
STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM DAERAH (KPUD) DALAM
MENINGKATKAN PARTISIPASI POLITIK PADA PEMILIHAN UMUM
KEPALA DAERAH KABUPATEN TAMBRAUW TAHUN 2017
(Penelitian Deskriptif Kualitataif Pada Pemilukada Kabupaten Tambrauw Provinsi
Papua Barat Tahun 2017)
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai DerajatMagister Pada Program Studi Ilmu Pemerintahan
Konsentrasi Pemerintahan Daerah
Disusun Oleh:EMILLIANUS BARU
17610063
PROGRAM MAGISTER (S-2)SEKOLAH TIGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”
YOGYAKARTA2019
iv
iv
Halaman Persembahan
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Tesis ini saya
persembahkan kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa atas napas kehidupan yang diberikan.
2. Ayahku tercinta Alm. Tedius Baru dan Ibuku Yuliana Yesnath yang tak
henti-hentinya memanjatkan doa kepada Tuhan sehingga tesis ini
dapat saya selesaikan tepat pada waktunya
3. Istriku Tercinta Irene Beatrix Syufi dan anakku tersayang Emily
Maseliyn Gabriela Cataleya Baru
4. Orang tuaku tercinta, Anselma Snek Baru, Alm. Yohana Baru, Afra
Baru, Andarias Irun, Petrus Yumte, Agustinus Wuonnomos Baru,
Oktovianus Yeum, Yonas Baru, Yoseph Fos Baru dan Ignasisus Baru
5. Adik-adikku dan keponakanku, Alm. Ema Martina Baru, Marselino Baru,
Fransiska Baru, Ana Maria Linda Vandiepen Baru, Anastasia Titit,
Yuliana Titit, Anselma Titit, Natalia Titit, Afra Titit, Grecela Irun dan
Tedius Krenak
6. Adik-adikku Felix, Yoseph, Yunus, Jhoni, Mario, Ahmori, Yaro,Gidex
v
v
MOTTO
MENJETU, MENJEDIK, MEMBEN SUKSNO
(KAMI BERSAUDARA, BERSATU HATI, MEMBANGUN KABUPATEN
TAMBRAUW)
(Kabupaten Tambrauw)
“JADILAH YANG PERTAMA UNTUK MEMBAWA PERUBAHAN”
(Emilianus Baru)
“ JANGAN MEMIKIRKAN KEHIDUPAN TETAPI MENIKMATI KEHIDUPAN
DAN SELALU BERSYUKUR KEPADA TUHAN”
(Emilianus Baru)
vi
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
karunia-NYA terutama napas kehidupan yang Tuhan berikan sehingga penulis dapat
melakukan penulisan tesis yang berjudul “Strategi Komisi Pemilihan Umum Daerah
(KPUD) Dalam Meningkatkan Partisipasi Politik Pada Pemilihan Umum Kepala Daerah
Kabupaten Tambrauw Tahun 2017” denga tepat waktu.
Penelitian ini dilaksanakan dalam rangka memenuhi syarat untuk mencapai gelar
Magister Ilmu Pemerintahan pada Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa
“APMD” Yogyakarta.
Dalam menyelesaikan tesis ini, penulis banyak memperoleh bantuan baik berupa
pengajaran dari para dosen, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak sehingga penulis
menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada yang
terhormat Bapak Direktur Program Magister Ilmu Pemerintahan Dr.Supardal, M.Si, Bapak
Sekretaris Dr.R.Widodo Triputro, Dosen Pembimbing Bapak Alm. Widyo Hari dan
Dr.R.Widodo Triputro serta dosen Penguji Bapak Dr. Supardal, M.Si dan Bapak Habib
Muhsin, S.Sos.M.Si yang ditengah kesibukannya dapat meluangkan waktu untuk
membimbing dan menguji penulis pada ujian tesis.
Perkenankanlah penulis menghanturkan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang dapat membantu dan mendukung penulis sehingga penulis bisa
menyelesaikan tesis ini dengan baik dan tepat waktu. Ucapan terima kasih penulis ucapkan
kepada:
1. Bapak Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Tambrauw Gabriel Assem, SE, M.Si dan
Mesak Metusalak Yekwam, SH atas kebijakannya sehingga penulis dapat
vii
vii
melanjutkan pendidikan S2 pada Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa
“APMD” Yogyakarta.
2. Bapak Sekretaris Daerah (SEKDA) Kabupaten Tambrauw Bapak Engelbertus Kocu,
S.Hut. M.Si selaku pimpinan penulis dilingkungan Pemerintahan Kabupaten
Tambrauw, dan Bapak Tunggul Panjaitan SE, M.Si selaku pimpinan OPD ditempat
penulis bekerja yang sudah memberikan waktu dan mengijinkan penulis untuk tetap
menyelesaikan pendidikan S2 hingga selesai.
3. Bapak Yohanes Manyambouw,SE dan Bapak Andarias Daniel Kambu, S.IP dari
Bawaslu Kabupaten Tambrauw yang sudah memberikan informasi dan data yang
membantu penulisan tesis ini.
4. Bapak Simon Petrus Baru, Bapak Carlos Awabiti, Bapak Silas Yembise, Bapak
Barce Siraro, Bapak Maklon Mainolo, dan Rusdy dari KPUD Kabupaten Tambrauw
yang telah memberikan penulis data dan informasi yang akurat tentang
penyelenggaraan dan juga sebagai tempat penulis melakukan penelitian.
5. Bapak Gabino Irun, Bapak Lukas Yekwam, yang telah meluangkan waktu untuk
penulis melakukan wawancara dan teman-teman ASN Kaupaten Tambrauw
6. Bapak Kepala Kampung Atafmafat kepala kampung Ifatfkan dan jajarannya serta
seluruh masyarakat Atafmafat dan Ifatfkan yang selalu memberikan dukungan dan
motifasi.
7. Teman-teman senasib Bapak Kepala Distrik Asses Fransiskus Tawer, Kepala Distrik
Sausapor Bapak Ferdinad Mofu, Kepala Distrik Syujak Bapak Joppy Yesnath,
Kepala Distrik Abun Bapak Methoyudas Yesnath, Bapak, Distrik Tinggouw Bapak
Yohanes Yesnath, Bapak Corneles Baru, Ibu Yolanda Yesnath dan semua teman-
viii
viii
teman yang sempat penulis tidak sebutkan yang telah memberikan dukungan dan
motivasi bagi penulis.
Semoga Tuhan memberikan yang terbaik bagi mereka yang membantu penulis dalam
semua hal sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik dan tepat waktu.
Oleh sebab itu penulis menyadarai dalam penulisan tesis ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan baik dari segi isi, penggunaan konsep, sistematikan maupun data penelitian.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan masukan dan kritik yang yang membangun
dari berbagai pihak.
Yogyakarta, 29 Agustus 2019
Penulis
ix
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................ ii
HALAMAN PERNYATAAN........................................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................................... iv
MOTTO.......................................................................................................................... v
KATA PENGANTAR.................................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. xiv
DAFTAR SINGKATAN................................................................................................ xv
INTISARI ....................................................................................................................... xvi
ABSTRACT ................................................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN. .................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG MASALAH ............................................................ 1
1. Keaslian Penelitian............................................................................. 9
B. FOKUS PENELITIAN................................................................................ 13
C. RUMUSAN MASALAH ............................................................................ 14
D. TUJUAN PENELITIAN ............................................................................. 14
E. KERANGKA KONSEPTUAL.................................................................... 14
1. Strategi .............................................................................................. 14
2. Partisipasi Politik ............................................................................... 20
3. Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) ............................................. 33
F. METODE PENELITIAN ............................................................................ 39
1. Jenis Penelitian .................................................................................. 40
2. Obyek Penelitian ............................................................................... 41
3. Lokasi Penelitian. ............................................................................... 41
4. Teknik Pemilihan subyek peneltian ................................................... 42
5. Teknik Pengumpulan data ................................................................. 44
6. Teknik Analisis Data.. ........................................................................ 45
x
x
BAB II PROFIL KABUPATEN TAMBRAUW DAN KPUD. ........................... 47
A. Gambaran Umum Kabupaten Tambrauw.................................................... 47
1. Kondisi Geografis Daerah.................................................................. 47
2. Kondisi Demografis ........................................................................... 48
3. Kondisi Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan...................................... 50
4. Kondisi Ekonomi. .............................................................................. 51
B. Gambaran Umum KPUD Kabupaten Tambrauw ........................................ 51
C. Profil Singkat KPUD Kabupaten Tambrauw .............................................. 52
1. Komisioner KPUD Kabupaten Tambrauw ........................................ 54
2. Tugas Pokok dan Fungsi Pegawai Sekretariat dan Non Sekretariat KPUD
Kabupaten Tambrauw ........................................................................ 58
3. Faktor Penunjang Kinerja KPUD Kabupaten Tambrauw.................. 60
D. Daftar dan Data Nominatif Pegawai KPUD Kabupaten Tambrauw ........... 61
1. Daftar Nominatif Komisioner KPUD Kabupaten Tambrauw............ 61
2. Daftar Nominatif Tenaga Non PNS ................................................. 62
3. Daftar Nominatif Tenaga PNS .......................................................... 63
E. Proses Dan Hasil Pilkada Kabupaten Tambrauw Tahun 2017.................... 65
1. Daftar Pemilih Tetap (DPT)............................................................... 65
2. Hasil Rekapitulasi Penghitungan Suara ............................................. 67
3. Suara Sah Kotak Kosong. .................................................................. 68
BAB III HASIL PENELITIAN ............................................................................ 70
A. Strategi KPUD Dalam Meningkatkan Partisipasi Politik Pada Pemilukada
Kabupaten Tambrauw Tahun 2017 ............................................................. 70
1. Strategi KPUD Dalam Meningkatkan Partisipasi Politik .................. 70
2. Target Yang Dicapai Oleh KPUD Dalam Meningkatkan Partisipasi
Politik Pada Pilkada Tambrauw Tahun 2017..................................... 83
3. Harapan Dan Tujuan KPUD Dalam Meningkatkan Partisipasi Politik
Pada Pilkada Tambrauw Tahun 2017 ................................................ 88
4. Tujuan KPUD Dalam Pelaksanaan Partisipasi Politik Pada Pemilukada
Kabupaten Tambrauw Tahun 2017.................................................... 92
B. Pelaksanaan Program Kerja KPUD Dalam Meningkatkan Partisipasi
Politik Pada Pemilukada Kabupaten Tambrauw Tahun 2017 ..................... 98
xi
xi
1. Tahapan Persiapan ............................................................................. 99
2. Tahapan Penyelenggaraan/Pelaksanaan............................................. 104
3. Tahapan Pelaporan Dan Evaluasi....................................................... 108
C. Faktor Pendukung Dan Penghambat Pelaksanaan Strategi KPUD Dalam
Meningkatkan Partisipasi Politik Pada Pemilukada Kabupaten Tambrauw
Tahun 2017. ................................................................................................. 110
1. Faktor Pendukung Pelaksanaan Program Kerja KPUD Dalam
Meningkatkan Partisipasi Politik Pada Pemilukada Kabupaten Tambrauw
Tahun 2017......................................................................................... 110
2. Faktor Penghambat Pelaksanaan Program Kerja KPUD Dalam
Meningkatkan Partisipasi Politik Pada Pemilukada Kabupaten Tambrauw
Tahun 2017......................................................................................... 121
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. ............................................................. 127
A. Kesimpulan. ................................................................................................. 127
B. Saran ........................................................................................................... 128
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 130
xii
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Nama-Nama Informan....................................................................................... 43
Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin............................................... 48
Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan.......................................................... 50
Tabel 2.3 Nama Anggota KPUD Kabupaten Tambrauw ............................................... 53
Tabel 2.4 Daftar Pemilu Yang Dilaksanakan KPUD Tambrauw................................... 53
Tabel 2.5 Nama Anggota Komisioner KPUD Kabupaten Tambrauw ........................... 54
Tabel 2.6 Daftar Nominatif Komisioner KPUD Kabupaten Tambrauw ........................ 61
Tabel 2.7 Daftar Nominatif Pegawai Non PNS KPUD Kabupaten Tambrauw ............ 62
Tabel 2.8 Daftar Nominatif Pegawai PNS KPUD Kabupaten Tambrauw ..................... 63
Tabel 2.9 Daftar Pemilih Tetap (DPT).. ......................................................................... 66
Tabel 2.10 Hasil Rekapitulasi Penghitungan Suara ....................................................... 67
Tabel 2.11 Hasil Rekaputulasi Perhitungan Suara Sah Kotak Kosong .......................... 68
xiii
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Peta Administrasi Wilayah Pemerintahan Kabupaten Tambrauw............... 47
Gambar 2 Peta Distribusi Logistik ............................................................................... 51
Gambar 3 Struktur KPUD Kabupaten Tambrauw........................................................ 52
xiv
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Permohonan Ijin Penelitian Pendahuluan Dari Sekolah Tinggi Pembangunan
Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta
2. Surat Keterangan Penelitian Dari KESBANGPOL Daerah Istimewa Yogyakarta
3. Surat Keterangan Penelitian Dari KESBANGPOL Provinsi Papua Barat
4. Surat Keterangan Penelitian Dari KESBANGPOL Kabupaten Tambrauw
5. Surat Telah Melakukan Penelitian
6. Surat Permintaan Data dari Peneliti Kepada KPUD Kabupaten Tambrauw
7. Gambar kegiatan Sosialisasi Dari Pemerintah Daerah dan KPUD Kabupaten
Tambrauw
8. Gambar Peta Wilayah Administari Pemerintahan Kabupaten Tambrauw
9. Gambar Peta Distribusi Logistik
10. Gambar Sketsa Kondisi Geografis Menurut Wilayah Distrik
11. PKPU Nomor 7 Tahun 2016
12. Jadwal Penelitian
xv
xv
DAFTAR ISTILAH/SINGKATAN
UUD : Undang-Undang Dasar
PEMILU : Pemilihan Umum
PEMILUKADA : Pemilihan Umum Kepala Daerah
KPU : Komisi Pemilihan Umum
KPUD : Komisi Pemilihan Umum Daerah
PARPOL : Partai Politik
PPD : Panitia Pemilihan Distrik
PPS : Panitia Pemungutan Suara
KPPS : Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara
PANTARLIH : Panitia Pemutakhiran Data Pemilih
BAWASLU : Badan Pengawas Pemilu
PANWASLU : Panitia Pengawas Pemilihan Umum
KORWIL : Kordinator Wilayah
CAPIL : Catatan Sipil
DPS : Daftar Pemilih Sementara
DPT : Daftar Pemilih Tetap
DPSHP : Daftar Pemilih Sementara Hasil Perbaikan
SDM : Sumber Daya Manusia
ADMINDUK : Administrasi Kependudukan
xvi
xvi
INTISARI
Pemilihan umum kepala Daerah secara langsung oleh rakyat merupakan saranaperwujudan kedaulatan rakyat guna menghasilkan pemerintahan daerah yang demokratisberdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahunn1945. Partisipasi masyarakat dalam proses penyelenggaran pemilihan umum kepala daerahsangat penting, keterlibatan aktif masyarakat dalam mengawasi proses tahapanpenyelenggaran pemilihan umum dapat mewujudkan pemilu yang berkualitas. Pemilukadadi Kabupaten Tambrauw menarik untuk diteliti mengingat Kabupaten Tambrauw barudimekarkan pada tahun 2008 dengan luas wilayah 11.529,18 km2 dengan jumlahpenduduk 32.549 jiwa. Ada beberapa faktor penghambat dan pendukung pada tingkatpartisipasi politik masyarakat yang menggunakan hak pilihnya serta beberapa hal yangmenghambat pelaksanaan program KPUD Kabupaten Tambrauw seperti kondisi geografis,tingkat pendidikan masyarakat yang rendah serta dukungan anggaran yang kurang dalampenyelenggaraan. Strategi pendukung meningkatkan partisipasi politik masyarakat yaitustrategi membentuk kordinator wilyah (Korwil), strategi melakukan sosialisasi dan strategimelakukan pendekatan bahasa dengan tokoh masyarakat adat.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. dimana penulis melakukanpenelitian selama tiga bulan terhitung sejak bulan Desember hingga Februari. Objekpenelitian dalam penelitian ini adalah Strategi Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD)Dalam Meningkatkan Partisipasi Politik Pada Pemilihan Umum Kepala Daerah KabupatenTambrauw Tahun 2017. Teknik penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah teknikpurposif. Informan penelitian sebanyak 13 orang sebagai nara sumber dan sebagaipertimbangan bahwa informan yang dipilih memenuhi kriteria sesuai dengan tujuanpenelitian.
Strategi KPUD dalam meningkatkan partisipasi politik pada pemilu yang akandatang harus membentuk kordinator wilayah, meningkatkan sosialisasi, memberikanpelatihan atau peningkatan kapasitas dan wajib memberikan pendidikan politik kepadamasyarakat. Selain itu untuk melaksanakan program kerja KPUD ada tiga tahapan pentingyang dilakukan KPUD yaitu, tahapan persiapan, pelaksanaan dan evaluasi dan laporan.Dan untuk untuk memastikan semuanya berjalan dengan baik maka peran dari pemerintah,KPUD maupun steakholder yang lain harus di tingkatkan. Untuk meningkatkan partisipasipolitik pada Pilkada Tambrauw Tahun 2017 ada beberapa hambatan atau kendala yangmenghambat berjalannya kegiatan sosialisasi bagi KPUD dan jajarannya yaitu, pertamakurang adanya dukungan finansial dari pemerintah daerah untuk kegiatan sosialisasi.Kedua, kurang responnya masyarakat dalam mengikuti kegiatan sosialisasi dari KPUD.Ketiga, keterbatasan sumber daya berupa jumlah pegawai KPUD. Strategi KPUDKabupaten Tambrauw dalam meningkatkan partisipasi politik pada pemilihan umumkepala daerah Kabupaten Tambrauw Tahun 2017 dilihat dari tiga indikator pelaksanastrategi yaitu Pertama, tahap formulasi dan sasaran jangka panjang, Kedua, tahappemilihan tindakan, dan Ketiga, tahap peningkatan kapasitas.
Kata kunci: Strategi Pemilihan Umum Kepala Daerah.
xvii
xvii
ABSTARCT
The direct election of regional heads by the people is a means of realizing people'ssovereignty in order to produce democratic regional governments based on the Pancasilaand the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia. Community participation in theprocess of holding regional head elections is very important, the active involvement of thecommunity in overseeing the process stages of holding elections can create qualityelections. The post-conflict local election in Tambrauw Regency is interesting to studysince Tambrauw Regency was just opened in 2008 with an area of 11,529.18 km2 with apopulation of 32,549 inhabitants. There are several inhibiting and supporting factors in thelevel of political participation of the people who use their voting rights as well as severalthings that hamper the implementation of the Tambrauw District Election Commissionprogram such as geographical conditions, low levels of public education and lack of budgetsupport in the administration. Supporting strategies to increase community politicalparticipation are strategies to form a regional coordinator (Korwil), a strategy todisseminate information and a strategy to approach language with indigenous communityleaders.
This study used descriptive qualitative method. where the authors conducted researchfor three months from December to February. The object of research in this study is theStrategy of the Regional Election Commission (KPUD) in Increasing PoliticalParticipation in the Regional Election of the Regional Head of Tambrauw in 2017. Theresearch technique used by researchers is a purposive technique. There are 13 researchinformants as resource persons and as consideration that selected informants meet thecriteria in accordance with the research objectives.
The KPUD's strategy in increasing political participation in the coming electionsmust form a regional coordinator, increase socialization, provide training or increasecapacity and must provide political education to the public. In addition to carrying out thework program of the Election Commission there are three important stages carried out bythe Election Commission namely, the stages of preparation, implementation and evaluationand reports. And to ensure that everything goes well, the role of the government, theElection Commission and other steak holders must be increased. To increase politicalparticipation in the Tambrauw Regional Election in 2017 there are several obstacles orobstacles that hamper the running of socialization activities for the Election Commissionand its staff, namely, firstly there is a lack of financial support from the local governmentfor socialization activities. Second, the community's lack of response in participating in thesocialization activities of the Election Commission. Third, limited resources in the form ofthe number of KPUD employees. The strategy of the Tambrauw Regency ElectionCommission in increasing political participation in the regional elections of the TambrauwRegency in 2017 is seen from the three indicators of implementing the strategy, namelyFirst, the formulation stage and long-term goals, Second, the stage of selecting actions, andThird, the stage of capacity building.Keywords: Regional Head Election Strategies.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Partisipasi masyarakat dalam Pemilu, sama pentingnya dengan upaya
memperdalam proses demokrasi ditingkat akar rumput. Jika prasyarat standar
demokrasi adalah terlaksananya Pemilu, maka partisipasi adalah salah satu indikator
kualitas demokrasi. Adagium yang terkenal dalam demokrasi adalah dari rakyat,
oleh rakyat dan untuk rakyat. Dan partisipasi merupakan pengejawantahan pikiran
demokratis tersebut. Persoalan partisipasi politik rakyat pada Pemilu menjadi
problem ketika dihadapkan dengan tantangan memperdalam makna demokrasi.
Bagaimana posisi partisipasi rakyat pada Pemilu menjadi bernilai demokratis.
Mengingat semua pihak sejatinya telah bersepakat tentang pentingnya partisipasi
politik rakyat pada Pemilu. Namun implementasi peran tersebut tereduksi secara
signifikan hanya menjadi persoalan di tingkat elit politik dan penyelenggara Pemilu.
Kasus yang paling nyata terkait tidak terjaminnya partisipasi politik rakyat adalah
kegagalan elit negara pada Pemilu untuk melindungi hak pilih politik rakyat. Bisa
dirujuk pada kekacauan daftar pemilih tetap (DPT) pada Pilkada dan Pemilu.
Sehingga menjadi lebih berat untuk memotret ruang partisipasi politik rakyat yang
lainnya. Dimanakah peran partisipasi politik rakyat yang lebih implementatif dan
problem apa saja yang menjadi hambatan membangun partisipasi politik rakyat
pada Pemilu.
Secara fungsional stakeholder yang berpengaruh pada Pemilu terbagi
kedalam kelompok pelaksana, kelompok pengawas, kelompok politik dan kelompok
pemerintah. Kelompok pelaksana yang terdiri KPU, KPU Propinsi, KPU
2
Kabupaten/Kota, PPK, PPS, dan KPPS berangkat dari basis rekrutmen terbuka yang
harus memenuhi persyaratan UU. Kelompok pengawas terdiri dari Bawaslu, Bawaslu
Propinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota, Panwas kecamatan, Pengawas Pemilu Lapangan
(PPL) juga dihasilkan melalui proses seleksi berdasarkan perintah UU. Untuk
kelompok politik bisa disini disebutkan kepada parpol yang melakukan pencalonan,
calon Kepala Daerah, dan tim kampanye. Mereka adalah pihak yang aktif untuk
melakukan pemenangan pilkada, mengingat statusnya sebagai peserta parpol yang
berhak melakukan pencalonan hasil seleksi Pemilu sedangkan kelompok pemerintah
adalah bagian sekertariatan yang merupakan PNS untuk ikut mendukung
kesekertariatan dalam pelaksanaan pemilu. Calon Kepala Daerah yang berhak ikut
dalam Pilkada adalah personal yang terseleksi secara politik ditingkat parpol dan
administratif di tingkat KPUD. Sementara tim kampanye, merupakan kelompok
terpilih dari masyarakat untuk berjuang memenangkan kandidatnya. Kelompok
pemerintah merujuk kepada tim kesekertariatan yang mendukung kinerja baik
pelaksana Pilkada atau pengawas Pilkada. Mereka merupakan PNS hasil seleksi dari
pemerintah untuk mengabdi kepada Negara sebagai wakil dari pemerintah. Bisa
dikatakan, dengan komposisi stakeholder yang berpengaruh pada pemilu adalah
kelompok sosial yang secara selektif merupakan puncak dari struktur masyarakat.
Merekalah yang sejatinya melayani masyarakat pemilih untuk terjamin memberikan
hak suaranya secara komplit dan menyeluruh, maksudnya adalah kelompok sosial
peduli pemilu yang ada ditengah masyarakat yang ikut menyuarakan dan menjamin
masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya. Dari gambaran yang demikian itu
maka masih terdapat mayoritas masyarakat yang perlu menemukan ruang ekpresinya
3
untuk merespon Pemilu. Salah satunya dengan mendorong fungsi pemantauan oleh
masyarakat (Materi Rakornas Pileg 2014).
Pemilihan Umum Kepala Daerah atau yang biasa disingkat dengan
Pemilukada merupakan pemilihan umum kepala daerah, untuk memilih Kepala
Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara langsung di Indonesia oleh penduduk
daerah setempat yang memenuhi syarat. Undang-Undang Dasar 1945, dalam Bab
VIIB tentang Pemilu memang tidak pernah menyebut mengenai pemilukada pada
pasal 22E ayat 2 yang berbunyi “ Pemilihan Umum diselenggarakan untuk memilih
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil
Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Namun demikian pengaturan
pemilukada seharusnya didasarkan atas pemahaman adanya kaitan sistematis antara
pasal-pasal dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Selain itu secara materil, pemilu memang tidak berbeda dengan pemilukada baik dari
segi substansi maupun penyelenggaraannya. Pemilihan umum kepala Daerah secara
langsung oleh rakyat merupakan sarana perwujudan kedaulatan rakyat guna
menghasilkan pemerintahan daerah yang demokratis berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahunn 1945.
Perbincangan pemilukada secara langusng telah dimulai dari Undang-Undang
No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagai pengganti Undang-Undang
No. 22 Tahun 1999. Pemilukada langsung sebetulnya merupakan alternatif untuk
menjawab hiruk- pikuk, gaduh, kisruh, dan jeleknya proses maupun hasil pemilukada
secara tidak langsung lewat DPRD dibawah Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999
tentang Pemerintah daerah. Pemilukada langsung jadi kebutuhan mendesak guna
mengoreksi sesegera mungkin segala kelemahan dalam pemilukada pada masa lalu.
4
Pemilukada akan bermanfat untuk menegakan kedaulatan rakyat (demokrasi)
ditingkat lokal baik pada lingkungan pemerintahan (governance) maupun lingkungan
kemasyarakatan (civil society) (Cakra Arbas, 2012:43-46).
Praktik Pilkada secara langsung di Indonesia mulai dilakukan pada tahun 2005
di Kutai Kartanegara dengan menggunakan sistem pemilihan langsung yang
walaupun belum sempurna namun memberikan harapan bagi perbaikan di daerah.
Pilkada langsung di daerah sejatinya dapat mempercepat proses pertumbuhan dan
kemajuan di daerah. Putra daerah atau kader partai di daerah yang mengetahui
permasalahan di daerah sejatinya didorong dan dapat berkompetisi dengan adil dan
berwibawa, meskipun ternyata tidak semudah teorinya. Sering kali mengenai
keputusan calon kontestan yang akan berkompetisi di daerah harus ditentukan oleh
pimpinan partai dipusat. Pilkada langsung di Indonesia memang merupakan bagian
dari demokrasi, namun menyisakan permasalahan yang kompleks. Berbagai
permasalahan Pilkada yang harus terus dievaluasi sering menimbulkan keinginan
untuk menyisakan permasalahan yang kompleks. Berbagai permasalah Pilkada yang
harus, terus dievaluasi sering kali menimbulkan keinginan untuk mengembalikan
pemilihan kepala daerah kepada sistem perwakilan (dipilih melalui DPRD/legislatif.
Keinginan ini sudah disampaikan banyak tokoh dan pemerhati pemerintah daerah.
Pilkada tahun 2017 adalah pilkada transisi gelombang kedua, sebelum
dilaksanaknnya Pilkada serentak secara nasional pada tahun 2024. Sebelumnya, pada
Desember 2015 sudah dilaksanakan pilkada untuk 269 daerah. Pada bulan juni tahun
2018 akan dilaksanakan pilkada transisi gelombang ketiga, yang akan dilaksanakan
di 171 daerah. Pada pilkada tahun 2017 calon independen maupun calon tunggal
mengalami peningkatan dibeberapa daerah yang menyelenggarakan pilkada
5
dibandingkan dengan pilkada tahun 2015. Fenomena pasangan calon tunggal yang di
ijinkan dalam regulasi pilkada 2015 dan 2017 disebabkan karena sejak awal
pendaftaran hanya ada satu pasangan calon dan setelah dilakukan perpanjangan tetap
hanya ada satu pasangan calon, setelah penetapan pasangan calon hanya ada satu
pasangan dan setelah dibuka pendaftaran kembali tetap saja tidak ada yang mendaftar
atau jika mendaftar dinyatakan tidak memenuhi syarat dan sampai kurang dari 30
hari sebelum pelaksanaan pemungutan suara terdapat pasangan calon yang
berhalangan atau dinyatakan tidak memenuhi syarat yang menyebabkan hanya ada
satu pasangan calon (Stepi Anriani,2018:103).
Pilkada serentak telah dilaksanakan tahap pertama pada tahun 2015 akhir
keberhasilan dan kualitas pelaksanaan pilkada ditentukan oleh persiapan tahapan
pilkada serentak dilaksanakan secara konsisten sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. Beberapa persoalan yang mengganggu dan merisaukan pelaksanaan
pilkada serentak tahap pertama ialah rendahnya partisipasi publik (partisipasi
pemilih). Prediksi banyak kalangan terhadap dua kabupaten di Propinsi Papua Barat
khususnya Kabupaten Tambrauw terkait dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam
memilih pada pemilihan umum Kepala Daerah (pilkada) serentak tahun 2017 akan
menurun karena hanya ada satu pasangan calon tunggal di Kabupaten Tambrauw.
Prediksi tersebut berhasil ditepis dengan jumlah partisipasi pemilih yang
menggunakan hak pilih sekitar 70%, rata-rata dari dari 2016 kampung masyarakat
menuju ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk menggunakan hak pilihnya,
bahkan masyarakat yang tidak terdaftar dalam daftar pemilih tetap (DPT) dan tidak
memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) ikut menggunakan hak pilihnya dengan
6
menunjukkan kartu keluaraga sebagai bukti sebagaimana yang diatur dalam undang-
undang pilkada (https://www.wartaekspres.com).
Menurut Penjabat Karateker Bupati Tambrauw, Sroyer Elissa bahwa dengan
adanya tingkat partisipasi masyarakat yang tinggi dalam menggunakan hak pilih
pada pemilihan umum kepala daerah kabupaten Tambrauw sudah secara langsung
menepis seluruh prasangka dari sejumlah kalangan bahwa tingkat partisipasi dalam
pilkada kabupaten Tambrauw akan menurun tingkat partisipasi dalam pilkada
kabupaten Tambrauw tahun 2017. Selain pihak yang mempunyai prediksi negatif
terhadap tingkat partisipasi pemilih pada pilkada Kabupaten Tambrauw namun ada
pihak yang memberikan hal positif untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
menggunakan hak pilih, seperti Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda)
Provinsi Papua Barat yang telah memberikan pemahaman dan pencerahan kepada
seluruh masyarakat Kabupaten Tambrauw, sehingga pola pikir masyarakat yang
selama ini tidak akan menggunakan hak pilih mereka atau golput akhirnya berubah
dan mereka menggunakan hak pilih mereka pada hari pencoblosan sehingga kurang
lebih 85% partisipasi masyarakat dalam pilkada Kabupaten Tambrauw tahun 2017.
Pada pilkada tahun 2017 hanya terdapat satu pasangan calon tidak sama
dengan pilkada perdana Kabupaten Tambrauw tahun 2011 yang di ikuti oleh tiga
pasanagan calon, yang akhirnya harus bertarung dengan kotak kosong yaitu Gabriel
Assem, SE,M.Si dan Mesak Metusalak Yekwam, SH, Gabriel Assem, SE,M.Si
merupakan mantan Bupati periode pertama yang ingin melanjutkan masa
kepemimpinannya di periode kedua. Sedangkan Mesak Metusalak Yekwam,SH
adalah mantan Kepala Distrik Kwoor Kabupaten Tambrauw.
7
Kabupaten Tambrauw memiliki jumlah pemilih sebesar 24.998.000 yang
tersebar pada 29 distrik dan 216 kampung (KPU Tambrauw). Mayoritas mata
pencaharian penduduk Kabupaten Tambrauw adalah petani dan nelayan, maka
daerah kabupaten Tambrauw masih sangat kental dengan kultur masyarakat setempat
dan memiliki kearifan lokal yang masih terjaga dan terbina dengan baik. Dengan
demikian maka Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Tambrauw dalam melakukan
upaya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menggunakan hak pilih
tentu harus menentukan strategi yang jelas disesuaikan dengan karateristik
masyarakat setempat, sehingga dapat terbina sinergitas antara penyelenggara pemilu
dengan masyarakat. Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Tambrauw selalu
membangun kordinasi yang baik dengan pemerintah daerah untuk mewujudkan
pemilu yang jujur,adil dan berkualitas.
Partisipasi masyarakat dalam proses penyelenggaran pemilihan umum kepala
daerah sangat penting, keterlibatan aktif masyarakat dalam mengawasi proses
tahapan penyelenggaran pemilihan umum dapat mewujudkan pemilu yang
berkualitas. Dalam pengamatan penulis bahwa, sejak Kabupaten Tambrauw
dimekarkan menjadi daerah devinitif pada tahun 2008 dengan usia kabupaten yang
masih muda 10 tahun tetapi, sudah melaksanakan pemilihan umum sebanyak tiga
kali yaitu, pemilihan umum kepala daerah tahun 2011, pemilihan umum Presiden dan
Wakil Presiden, DPD, DPR, DPRD Propinsi dan DPRD Kabupten/Kota tahun 2014
dan pemilihan umum kepala daerah 2017 yang baru selesai, dalam proses
penyelenggaraan tiga kali pemilihan umum, peneliti melihat ada terjadi beberapa
masalah mendasar yang menganggu tahapan penyelenggaran pemilihan umum
dikabupaten Tambrauw. Persoalan mendasar yang penulis ketahui adalah sebagai
8
berikut: pertama, tingkat partisipasi masyarakat dalam proses tahapan
penyelenggaraan pemilihan umum sangat menurun, kedua, proses perekrutan
penyelenggara pemilu yang bersifat tertutup sehingga menimbulkan indikasi yang
bersifat kepentingan, ketiga, pembentukan pengawas pemilihan umum yang
terlambat sehinggga mengakibatkan keterlambatan dalam pengawasan, keempat,
adanya DPT yang melebihi jumlah penduduk, dalam DPT banyak terdapat orang
meninggal maupun terdapat nama dan nik ganda, kelima, kurangnya laporan
pelanggaran pemilu kepada panitia pengawas pemilihan umum Kabupaten
Tambrauw, keenam, baliho dan spanduk yang dipasang tidak pada tempatnya,
ketujuh, masyarakat tidak mengenal calon kepala daerah maupun calon anggota
legislative yang akan dipilih, kedelapan, tidak semua masyarakat ikut ambil bagian
dalam tahapan penyelenggaraan pilkada dan kesembilan, masih ada intervensi
politik pada sat pencblosan surat suara.
Dengan beberapa persoalan mendasar diatas maka penulis merasa sangat
penting untuk melakukan penelitian tentang strategi komisi pemilihan umum
Kabupaten Tambrauw dalam meningkatkan partsipasi politik dalam tahapan
penyelenggaran pemilihan umum kepala daerah kabupaten Tambrauw tahun 2017,
maka dalam penulisan ini penulis mengambil judul” Strategi Komisi Pemilihan
Umum Kepala Daerah (KPUD) Dalam Meningkatkan Partisipasi Politik Pada
Pemilihan Umum Kepala Daerah kabupaten Tambrauw Tahun2017’’.
Dalam judul tersebut peneliti berharap agar komisi pemilihan umum daerah
(KPUD) Kabupaten Tambrauw dapat mewujudkan misi bersama yaitu
meningkatkan kesadaran politik masyarakat untuk berpartisipasi dalam pemilukada
demi terwujudnya cita-cita masyarakat kabupaten Tambrauw yang demokratis.
9
Dari latar belakang inilah sangat penting untuk diketahaui bagaimanakah strategi
yang dilakukan oleh KPUD Kabupaten Tambrauw dalam meningkatkan partisipasi
politik masyarakat, serta kendala utama dalam strategi KPUD Kabupaten
Tambrauw dalam upaya meningkatkan partisipasi politik masyarakat pada
pemilukada kabupaten Tambrauw Tahun 2017.
1. Keaslian Penelitian
Berikut ini ada beberapa keaslian penelitian yang telah diteliti
sebelumnya tentang strategi KPUD dalam meningkatkan partisipasi politik
pada PILKADA. Penelitian tentang Strategi KPUD Kabupaten Tambrauw
telah beberapa dilakukan penelitian sebelumnya, tetapi dalam penulisan tesis
ini peneliti menegaskan bahwa, sumber data yang didapatkan maupun
informan yang dijadikan sebagai pusat informasi tidak sama. Beberapa
penelitian yang telah diteliti terdahulu adalah sebagai berikut;
a. Strategi Pemilu Kada Kabupaten Purworejo (Djoko Isprawoto:2012)
metode yang digunakan penulis terdahulu adalah metode penelitian
deskriptif kualitatif. Dalam penelitian terdahulu di Kabupaten
Purworejo, peneliti menemukan beberapa strategi dan pendekatan yang
dilakukan untuk kemenangan pasangan calon incumbent yaitu pertama,
masih memanfatkan birokrasi (OPD) untuk mendukung pasangan calon
incumbent, kedua, mengarahkan semua kader partai pengusung dan
menginstruksikan semua bekerja maximal untuk memenangkan
pasangan calon incumbent, ketiga, dukungan dari para ulama karena
pasangan calon tersebut mempunyai latar belakang pendidikan yang
berasal dari pesantren dan kelima, adanya isu money polotic. Sedangkan
10
di Kabupaten Tambrauw incumbent adalah calon tunggal dan melawan
kotak kosong. Pendekatan yang dilakukan oleh pasangan calon
incumbent yaitu pertama, pendekatan pada kelompok muslim, kedua,
pendekatan pada sisi budaya serta ada dukungan dari pimpinan gereja
yang berada diwilayah Kabupaten Tambrauw. Menurut peneliti untuk
mencapai sebuah kemenangan besar maka harus dilakukan strategi-
strategi dan pendekatan-pendekatan secara khusus untung
memenangkannya. Semua pendekatan dapat dilakukan baik itu
pendekatan budaya, pendekatan ekonomi maupun dengan OPD ini
semua merupakan strategi dan pendekatan menuju kemenangan.
b. Komunikasi Politik Dalam PILKADA (Muhamad Rosit:2011) Dalam
penelitian yang dilakukan oleh Muhamad Rosit, peneliti menemukan
beberapa perbedan strategi dalam komunikasi yang digunakan pasangan
calon dan tim suksesnya untuk meraih kemenangan yaitu:
1. Strategi Positioning (strategi pemasaran)
Strategi yang sering dilakukan dalam dunia pemasaran yang
menarik pembeli dapat digunakan juga dalam strategi politik.
Strategi yang dilakukan pasangan Calon Gubernur Banten Ratu
Atut Chosiyah dan Rano Karno adalah pertama, strategi
penguatan,(Reinforcement strategy) strategi ini dapat digunakan
untuk sebuah kontestan yang telah dipilih karena mempunyai citra
tertentu dan citra tersebut dibuktikan oleh kinerja politik selama
mengembangkan jabatan publik tertentu. Kedua, strategi
rasionalisasi (Rationalization strategy strategi ini untuk
11
mengubah sikap pemilih yang awalnya memilih kandidat lain agar
kembali memilih calon pasangan lain. Ketiga, strategi bujukan
(Inducement strategy) strategi ini dapat diterapkan oleh kandidat
yang dipersepsikan memiliki citra tertentu tapi juga memiliki
kinerja atau atribut-atribut yang cocok dengan citra lainnya. dan ke
empat,
2. strategi konfrontasi (Confirmation strategy).
Strategi ini diterapkan kepada yang telah memilih kontestan
dengan citra tertentu yang dianggap tidak cocok oleh pemilih dan
kemudian dan kontestan tersebut tidak menghasilkan kinerja yang
memuaskan pemilih.
3. Strategi Komunikasi.
Strategi komunikasi yang dilakukan oleh pasangan tersebut
sebagaimana strategi komunikasi dari mulai mengamati
permasalahan, perencanaan dan pembuatan program mengambil
tindakan berkomunikasi dan evaluasi program kerja. Selain itu
strategi yang dijalankan oleh pasangan Ratu Atut Chosiyah dan
Rano Karno adalah banyak mencakup jaringan organisasi yang
membawahi jaringan oragnisasi kepemudaan dan badan sosial.
Sedangkan untuk Pilkada kabupaten Tambrauw 2017 strategi yang
digunakan oleh pasangan Gabriel Assem, SE, Msi dan Metusalak
Yekwam, SH adalah strategi pendekatan wilayah, dimana pasangan
tersebut turun ke lapangan dan melakukan komunikasi politik
dengan masyarakat serta menyampaikan visi,misi dan program
12
kerja yang akan dilaksanakan. selain itu strategi pendekatan budaya
karena masyarakat Kabupaten Tambrauw masih memiliki
kesamaan budaya dengan pasangan calon tersebut sehingga mudah
untuk merangkul pemilih yang ada, selain itu strategi dalam hal
komunikasi menggunakan bahasa daerah strategi ini digunakan
untuk menarik para pemilih teruatama masyarakat yang tidak
paham bahasa indonesia.
Selain itu ada strategi lain yang dilakukan oleh tim sukses
pasangan tersebut yaitu, dengan menempatkan setiap kordinator
tim pemenang di tingkat distrik dan tingkat kampung yang ada
sehingga mempermudah komunikasi serta mencegah adanya
hasutan dari pihak lain untuk memilih kotak kosong. Menurut
peneliti komunikasi politik yang dilakukan oleh pasngan calon
dengan pihak lain sangat penting untuk menarik simpati pemilih.
Dengan komunikasi politik pemilih memahami visi,misi dan
strategi pembangunan yang akan dilakukan jika terpilih sebagai
pemenang.
c. Partisipasi Politik Masyarakat Kabupaten Temanggung Dalam
Pelaksanaan PILKADA Tahun 2008 (Marlini Tarigan:2009) metode
penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif.
Dalam penelitian terdahulu di Kabupaten Temanggung peneliti
menemukan beberapa hal yaitu keterlibatan ulama dan kiyai dalam
mendukung salah satu pasangan calon karena latar belakang keluarga
dan pendidikannya dari pesantren dan kondisi masyarakat Temanggung
13
yang agamis juga membawa pengaruh terhadap pilihan masyarakat.
Pendekatan yang dilakukan oleh pasangan calon incumbent di Kabupaten
Temanggung sangat berbeda dengan pendekatan yang dilakukan oleh
pasangan calon incumbent di Kabupaten Tambrauw untuk menarik
simpati masyarakat.
Di Kabupaten Tambrauw lebih cenderung pada pendekatan sosial
budaya dan mendaptkan dukungan penuh dari kepala suku selaku
pemimpin tertinggi dalam suku tersebut. Menurut peneliti, tingkat
partisipasi merupakan puncak suksesnya suatu proses kemenangan dalam
pilkada, karena masyarakat ikut berpartisipasi menggunakan hak pilihnya
untuk mementukan siapa yang layak dan pantas sebagai pemenang.
B. Fokus Penelitian
Dalam penelitian tentang strategi Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD)
dalam meningkatkan partisipasi politik pada pemilihan umum kepala daerah
Kabupaten Tambrauw tahun 2017, maka penulis fokus melakukan penelitian pada:
1. Strategi KPUD, dalam meningkatkan partisipasi politik pada Pemilukada
Kabupaten Tambrauw Tahun 2017.
2. Pelaksanaan program kerja KPUD untuk meningkatkan partisipasi politik pada
Pemilukada Kabupaten Tambrauw Tahun 2017.
3. Faktor penghambat dan pendukung dalam melaksanakan strategi KPUD, dalam
meningkatkan partisipasi politik pada Pemilukada Kabupaten Tambrauw tahun
2017.
14
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang penulis gunakan untuk melakukan penelitian adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana strategi KPUD dalam meningkatkan partisipasi politik pada
Pemilukada kabupaten Tambrauw tahun 2017 ?
2. Bagaimana pelaksanaan program kerja KPUD dalam meningkatkan partisipasi
politik pada Pemilukada Kabupaten Tambrauw Tahun 2017?
3. Faktor-faktor penghambat dan pendukung dalam melaksanakan strategi KPUD
dalam meningkatkan partisipasi politik pada Pemilukada kabupaten Tambrauw
tahun 2017 ?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mendiskripsikan strategi KPUD dalam meningktkan partisipasi politik dalam
Pemilukada kabupaten Tambrauw tahun 2017.
2. Untuk mendiskripsikan pelaksanaan program kerja KPUD Kabupaten
Tambrauw dalam meningkatkan partisipasi politik pada Pemilukada
Kabupaten Tambrauw Tahun 2017.
3. Untuk mendiskripsikan faktor-faktor penghambat dan pendukung dalam
melaksanakan strategi KPUD dalam meningkatkan partisipasi politik pada
Pemilukada Kabupaten Tambrauw Tahun 2017.
E. Kerangka Konseptual
1. Strategi
Kata strategi berasal dari bahasa Yunani klasik yaitu ‘’streatos’’ yang
artinya tentara dan kata ‘’agein’’ yang berarti memimpin. Dengan demikian,
15
strategi dimaksudkan adalah memimpin tentara. Lalu muncul kata strategos
yang artinya pemimpin tentara pada tingkat atas. Jadi strategi adalah konsep
militer yang bisa diartikan sebagai seni perang para jenderal atau suatu
rancangan yang terbaik untuk memenangkan peperangan. Dalam strategi ada
prinsip yang harus dicamkan, yakni ‘’tidak ada sesuatu yang berarti dari
segalanya kecuali mengetahui apa yang akan dikerjakan oleh musuh, sebelum
mereka mengerjakannya (Hafied dan Cangara, 2017:7).
Karl Von Clausewitz (dalam Cangara dan Hafied, 2017:1780-1831)
seorang pensiunan jenderal Prusia dalam bukunya On War merumuskan
strategi adalah suatu seni menggunakan sarana pertempuran untuk mencapai
tujuan perang. Marthin-Anderson (dalam Hafield Cangara, 1968: 10-11) juga
merumuskan strategi adalah seni dimana melibatkan kemampuan
inteligensi/pikiran untuk membawa semua sumber daya yang tersedia dalam
mencapai tujuan dengan memperoleh keuntungan yang maksimal dan efisien.
Strategi menghasilkan gagasan dan konsepsi yang dikembangkanoleh
para praktisi. Karena itu para pakar strategi tidak saja lahir dari kalangan yang
memiliki latar belakang militer, tetapi juga dari profesi lain, misalnya pakar
strategi Henry Kissinger berlatar belakang sejarah, Thomas Schelling berlatar
belakang ekonomi, dan Albert Wohlsteer berlatar belakang mate-matika
(Hafied dan Cangara, 2017). Ada beberapa strategi lainnya misalnya dari:
a. Gerry Johnson dan Kevans Scholes dalam bukunya Exploring corporate
strategy, menyebutkan strategi adalah arah dan cakupan jangka panjang
organisasi untuk mendapatkan keunggulan melalui konfigurasi sumber
daya dalam lingkungan yang senantiasa berubah untuk mencapai
16
kebutuhan pasar dan memenuhi harapan pemangku kepentingan
(stakeholder).
b. Henry Mintzberg mendefenisikan strategi dengan istilah 5P, yaitu; (1)
strategi sebagai perspektif, posisi, perencanaan, pola kegiatan, dan
penipuan (ploy) atau siasat; (2) Sebagai perspektif, strategi berada dalam
konteks membangun missi yang menggambarkan perspektif massa
depan; (3) Sebagai posisi, strategi berkaitan dengan mencari pilihan
tempat awal untuk bersaing; (4) Sebagai bagian dari perencanaan strategi
menentukan tujuan performa suatu kelompok; (5) Sebagai pola kegiatan,
strategi membentuk suatu pola yang terdiri dari umpanbalik dan
penyesuaian. Akhirnya strategi sebagai ploy (siasat). Jika diibaratkan
dengan ilmu fisika, maka strategi merupakan vektor, yang mempunyai
besaran dan arah. Strategi memuat visi dan misi partai politik sebagai
arah, sementara kordinat lingkungan eksternal dan internal pada posisi
sekarang dan posisi yang akan dituju merupakan besaran. Secara umum,
strategi terdiri dari sebelas elemen yaitu:
1. Strategi diawali dengan penentuan suatu sasaran yang akan dicapai;
2. Adanya garis komando yaitu arahan yang jelas dan pemimpin yang
jelas dalam langkah-langkah kerja;
3. Adanya serangan, dalam artian suatu kelompok atau organisasi
perlu melakukan langkah-langkah ofensif terhadap pesaing;
4. Mengerahkan massa artinya melibatkan sumber daya yang dimiliki;
17
5. Mempunyai kekuatan ekonomi (economy of force)
mempertimbangkan aspek finansial terkait dengan terbatasnya
sumber daya yang dimiliki;
6. Melakukan manuver-manuver sebagai bentuk pelaksanaan strategi;
7. Ada kejutan artinya bahwa strategi tersebut digunakan pada sat
tertentu dan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada pesaing;
8. Memerlukan keamanan, artinya sebuah strategi perlu dijaga dari
serangan balik pihak lawan sehingga perlu mempertimbagkan
reaksi lawan;
9. Memerlukan simplisitas yakni lebih disederhanakan agar dapat
dilaksanakan;
10. Memerlukan perawatan moral (maintenance of morale), artinya
bahwa strategi memerlukan perawatan atau perbaikan terhadap
sumber daya yang ada termasuk motivasi;
11. Memerlukan administrasi artinya diperlukan administrasi dan
dokumentasi untuk menjalankan strategi termasuk sebelum dan
sesudah strategi dilaksanakan.
Sedangkan Menurut peneliti strategi adalah cara yang direncanakan
sebaik mungkin dengan mempertimbangkan berbagai hal sehingga dapat
mencapai tujuan tertentu untuk kepentingan individu maupun kepentingan
bersama.
Perbedaan antara strategi dan taktik perlu diulas mengingat sering
terjadi kerancuan pada penggunaan dua istilah tersebut. Secara sederhana
dapat dikatakan bahwa strategi adalah melakukan suatu kebenaran (doing the
18
right things) sementara kata taktik bermakna melakukan sesuatu dengan benar
(doing things right). Strategi merupakan keputusan awal tentang keunggulan
yang harus diciptakan (terjadi sebelum pelaksanaan kegiatan), sedangkan
taktik merupakan penjabaran dari strategi dalam rencana aktivitas yang
bertujuan memenagkan persaingan (terjadi selama kegiatan berlangsung).
Strategi adalah ide, konsep dan rencana tentang cara terbaik mencapai tujuan
sedangkan taktik adalah pilihan aktivitas dalam implementasi untuk
melaksanakan strategi, dengan memanftakan sumber daya yang ada menurut
petunjuk strategi. Kemudian strategi berkepentingan akan hasil
(mengutamakan efektivitas), sedangkan taktik digunakan untuk memilih
alternatif cara termurah namun tetap konsisten dengan strategi
(mengutamakan efisiensi) dan strategi mempunyai sasaran luas, sedangkan
taktik mempunyai sasaran terbatas (Senja Nilasari, 2014:18)
Menurut Scruton, (dalam, Sitaresmi S, Soekanto:2016) strategi disusun
dengan maksud bukan hanya untuk mendapatkan kemenangan melainkan juga
untuk memastikan bahwa kemenangan tersebut dapat dipertahankan. Selain
itu strategi lebih menekankan aspek penggalian kekuatan-kekuatan potensial
secara optimal dibandingkan penggunaan kekuatan secara efisien.
Sebagaimana telah disinggung diatas, secara etimologis, strategi berasal dari
kata Yunani strategia atau strategos, yang diartikan sebagai art and science
of directing military forces, seni atau ilmu tentang mengatur dan mengarahkan
kekuatan militer. Dengan kata lain, strategia atau strategos berarti seni
menjadi pemenang. Dalam konteks pemilu, strategi dimaknai sebagai cara
untuk mendapatkan kemenangan atau mencapai tujuan dimenangkannya
19
dalam pemilu. Jadi partai yang ingin menang ataupun hanya sekedar ingin
mencapai target lolos pt (parliamentary treshold) sama-sama membutuhkan
strategi untuk mencapainya. Didalam strategi, inilah tercakup taktik (langkah-
langkah) dan logistik (berbagai dukungan sumber daya).
Salah satu contoh strategi politik yang lebih spesifik adalah strategi
vernacular political yang dikemukakan oleh Jenny B. White. Strategi
vernacular politic (politik lokal atau kedaerahan) digambarkan oleh White
sebagai bentuk kerja sama jejaring masyarakat lokal dengan partai politik,
pemerintah lokal dan lembaga-lembaga civil society dalam sebuah gerakan
sosial politik yang berkesinambungan. Vernacular politic adalah sebuah
proses politik akar rumput yang otonom dan menggabungkan beragam pelaku
yang memiliki beragam ideologi. Dengan kata lain, istilah vernacular politic
mengacu pada metode mobilisasi yang didasari oleh jejaring personal yang
longgar dan bekerja sama dengan organisasi-organisasi baik lokal maupun
nasional. Partai politik kemudian mendapatkan kepercayaan berdasarkan
penguasaan pada jejaring sosial yang relatif independen (Sitaresmi S.
Soekanto, 2016:7-8).
Perbedaan-perbedaan yang potensial memecah belah di dalam gerakan
tersebut tidak muncul karena beberapa hal: pertama, retorika, isu dan simbol-
simbol kepedulian pada masyarakat menjadi konteks bersama. Kedua,
hubungan-hubungan politik yang bersifat personal. Ketiga, pesan-pesan
ideologis disampaikan dengan bahasa nilai dan kepentingan lokal komunal
yang mudah docerna. Politik lokal mencerminkan adanya koalisi dan
perbedaan yang ada di dalamnya merefleksikan pluralitas yang bersifat lokal
20
maupun nasional. Strategi ini memadukan dan membangun sinergi antara
organisasi akar rumput, pemerintah di tingkat daerah dan partai politik
(Sitaresmi Soekanto, 2016).
Strategi merupakan cara untuk mendapatkan kemenangan dalam suatu
kompetisi. Dalam strategi tersebut sangat dibutuhkan sebuah perencanaan
strategi yang tepat dan cepat untuk memperoleh kemenangan. Strategi tidak
hanya dipakai dalam memimpin perang tetapi digunakan juga dalam
kemenangan pada bidang-bidang tertentu seperti: strategi pembangunan
nasional, strategi memajukan ekonomi, strategi politik, strategi untuk
memajukan kawasan wisata dan bidang lainnya sehingga pencapaian target
sebuah keberhasilan atau sebuah kemenangan dapat dicapai dengan cepat dan
tepat. Selain itu jika strategi yang tidak tepat maka hasilnya pun tidak tidak
tepat atau tidak memuaskan.
2. Partisipasi Politik
Cohen dan Uphoff (dalam buku Dwiningrum:2011) membedakan
partisipasi menjadi empat bagian jenis yaitu pertama, partisipasi dalam
pengambilan keputusan. Kedua, partisipasi dalam pelaksanan. Ketiga,
partisipasi dalam pengambilan pemanfatan dan keempat, partisipasi dalam
evaluasi. Ke empat jenis partisipasi tersebut bila dilakukan bersama-sama akan
memunculkan aktivitas pembangunan yang terintegrasi secara potensial yang
sebagaimana dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Partisipasi dalam pengambilan keputusan. partisipasi masyarakat daam
pengambilan keputusan ini terutama berkaitan dengan penentuan
alternative dengan masyarakat untuk menujun kata sepakat tentang
21
berbagai gagasan yang menyangkut kepentingan bersama. Wujud dari
partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan ini bermacam-
macam, seperti kehadiran rapat, diskusi, sumbangan pemikiran,
tanggapan atau penolakan terhadap program yang ditawarkan. Dengan
demikian partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan ini
merupakan suatu proses pemilihan alternative berdasrkan pertimbangan
yang menyeluruh dan rasional.
b. Partisipasi dalam pelaksanaan. Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan
program merupakan lanjutan dari rencana yang telah disepakati
sebelumnya, baik yang berkaitan dengan pernecanaan, pelaksanaan
maupun tujuan. Menurut Cohen dan Uphoff, ruanglingkup partisipasi
dalam suatu kegiatan itu meliputi: pertama, menggerakan sumber daya
dan dana. Kedua, kegiatan administrasi dan koordinasi dan ketiga,
penjabaran program. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
partisipasi masyarakat dalam pelaksanan suatu program merupakan satu
unsur penentu keberhasilan.
c. partisipasi dalam pengambilan manfat, partisipasi ini tidak terlepas dari
kualitas maupun kuantitas dari hasil pelaksanaan program yang bisa
dicapai. Dari segi kualitas, keberhasilan suatu program akan ditandai
dengan adanya peningkatan output, sedangkan dari segi kuantitas, dapat
dilihat seberapa besar prosentase keberhasilan program yang
dilaksanakan, apakah sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
22
d. Partisipasi dalam evaluasi. Partisipasi masyarakat dalam evaluasi ini
berkaitan dengan masalah pelaksanan program telah sesuai dengan
rencana yang ditetapkan atau ada penyimpangan (Dwiningrum, 2011:63).
Dalam hal pembangunan masyarakat yang demokratis, konsep
partisipasi dibagi menjadi tiga konsep partisipasi yaitu, partisipasi politik,
partisipasi sosial dan partisipasi masyarakt ( Dwiningrum, 2011:51).
a. Partisipasi Politik
Partisipasi politik sering kali dihubungkan dengan proses politik
yang demokratik, yang melibatkan interaksi perseorangan dan organisasi,
biasanya partai politik dengan Negara. Partisipasi dihubungkan dengan
demokrasi politik yang mengedepankan prinsip perwakilan dan
partisipasi tidak langsung. Partisipasi politik diungkapakan dalam
tindakan seseorang individu atau kelompok terorganisir untuk melakukan
pemungutan suara, kampanye, protes atau memenaruhi wakil-wakil
pemerintah.
b. Partisipasi Sosial
Partisipasi sosial lebih berorientasi pada perencanaan dan
implementasi pembangunan. Partisipasi ini ditempatkan sebagai
keterlibatan masyarakat terutama yang terkait dengan proses
pembangunan dalam konsultasi data pengambilan keputusan pada semua
tahapan siklus proyek pembangunan dari evaluasi hingga penilaian,
implementasi, pemantauan dan evaluasi. Beberapa asumsi yang dipakai
untuk mendorong partisipasi sosial yaitu:
23
1. Rakyatlah yang paling mengetahui kebutuhannya, karena rakyat
mempunyai hak untuk mengidentifikasikan dan menentukan
kebutuhan pembangunan
2. Partisipasi sosial dapat menjamin kepentingan dan suara-suara
kelompok yang selama ini termarjinalkan dalam berbagai aspek
pembangunan
3. Partisipasi sosial dalam pengawasan terhadap proses pembangunan
dapat menjamin tidak terjadinya berbagai penyimpangan,
penurunan kualitas dan kuantitas pembangunan.
c. Partisipasi Masyarakat
Partisipasi masyarakat menekankan pada partisipasi langsung
warga dalam pengambilan keputusan pada lembaga dan proses
kepemerintahan. Guaventa dan Valderma (dalam Dwiningrum,2011:54-
55) menegaskan bahwa partisipasi masyarakat telah mengalihkan konsep
partisipasi menuju suatu kepedulian dengan berbagai bentuk
keikutsertaan warga dalam pembuatan kebijaksanaan dan pengambilan
keputusan diberbagai bidang yang mempengaruhi kehidupan warga
masyarakat. Dari beberapa konsep partisipasi diatas maka konsep
partisipasi menurut penulis yaitu partisipasi bertujuan membangun
hubungan antara individu dari berbagai latar belakang sosial yang berada
dalam suatu tempat untuk mencapai tujuan tertentu atau tujuan bersama.
Teori politik adalah bahasan dan generalisasi dari fenomena yang
bersifat politik. Dengan perkatan lain, teori politik adalah bahasan dan
renungan atas:
24
1. Tujuan dan kegiatan politik
2. Cara-cara mencapai tujuan itu
3. Kemungkinan-kemungkinan dan kebutuhan-kebutuhan yang
ditimbulkan oleh situasi politik tertentu
4. Kewajiban-kewajiban (obligations) yang diakibatkan oleh tujuan
politik itu.
Konsep-konsep yang dibahas dalam teori politik mencakup;
masyarakat, kelas sosial, Negara, kekuasan, kedaulatan, hak dan
kewajiban, kemerdekan, lembaga-lembaga Negara, perubahan sosial,
pembangunan politik, modernisasi dan sebagainya. Makna politik secara
umum adalah proses untuk membentuk atau membangun proses-proses
untuk membentuk atau membangun posisi-posisi kekuasaan didalam
masyarakat yang berguna sebagai wahana pengambil keputusan yang
terkait dengan kondisi masyarakat. Kata politik berasal dari bahasa
Yunani, yaitu polis dan teta. Arti dari kata polis sendiri yaitu kota/Negara
sedangkan untuk kata teta yaitu urusan. Oleh karena itu,hakekat politik
adalah usaha untuk mengelola dan menata sisitem pemerintahan dalam
rangka mewujudkan kepentingan warga atau masyarakat dalam suatu
Negara. Berbicara politik tidak akan terlepas dari pengaruh pandangan
para filsup, ahli, dan pakar yang berbicara tentang politik. Dari masa ke
masa berbagai pandangan tentang politik muncul diberbagai daerah dan
masa;
1. Aristoteles mengatakan bahwa politik adalah upaya yang ditempuh
oleh warga Negara untuk mewujudkan kebaikan bersama
25
2. Joice Mitchel mengatakan politik adalah pengambilan keputusan
kolektif atau pembuatan kebijaksanaan umum untuk masyarakat
seluruhnya; sedangkan
3. Hans Kelsen mengklasifikasikan politik dengan dua arti yaitu,
pertama, Politik sebagai etik yang berkenan dengan tujuan manusia
atau individu untuk hidup secara sempurna; kedua politik sebagai
teknik yaitu berkenan dengan cara atau teknik manusia atau
individu untuk mencapai tujuan. Kemudian kata politik juga
memiliki korelasi dengan kata-kata seperti polisi dan kebijakan.
Tatkala politik dimaknai sebagai kebijakan maka politik akan
berhubungan erat dengan perilaku yang terkait dengan unsure yang
membuat kebijaka tersebut. Oleh karena itu, dalam konteks ini politisi
adalah orang yang mempelajari, menekuni, mempraktekkan perilaku-
perilaku didalam politik tersebut. Politik sejatinya berada pada garis
kebijakan untuk kesejahteraan bersamadan bukan hanya untuk
menggapai kekuasaan, bahkan sebaliknya bukan untuk merebut
kekuasaan semata demi kepentingan dan kesenangan pribadi, kelompok,
dan golongan. Bila orientasi berpolitik hanya untuk merebut kekuasaan,
maka kecenderungannyaakan melakukan praktek menghalalkan segala
cara untuk menggapai tujuan dititik ini masyarakat lokal harus mengenal,
mengerti dan memahami budaya politik, agar perpolitikan yang
dijalankanya tidak melenceng daru tujuan berpolitik itu sendiri.
Berdasarkan sikap, nilai, informasi dan kecakapan politik yang
dimiliki Almond dan Verba (dalam Stepanus Malak, 2017;19-24)
26
menyatakan, bahwa orientasi masyarakat terhadap budaya politik dapat
digolongkan menjadi tiga tipe, yaitu buadaya politik parochial, budaya
politik kaula dan partisipan.
a. Budaya politik parokial
Biasanya, budaya politik parochial berada pada sistim politik
tradisional dan sederhana dengan cirri khas spesialis masih sangat
kecil. Dengan demikian pelaku-pelaku politik belum memiliki
pengkhususan tugas. Masyarakat dengan budaya parokial tidak
mengharapkan apapun dari sistim politik termasuk melakukan
perubahan-perubahan. Cirri-ciri buadaya politik parochial adalah
sebagai berikut:
1. Budaya politik ini berlangsung dalam masyarakat yang masih
tradisional dan sederhana.
2. Belum terlihat peran politik yang khusus; peran politik
dilakukan serempak bersamaan dengan peran ekonomi,
keagamaan, dan lainnya.
3. Kesadaran anggota masyarakat akan adanya pusat
kewenangan atau kekuasan dalam masyarakatnya cenderung
rendah
4. Warga cenderung tidak menaruh minat terhadap objek-objek
politik yang luas kecuali yang ada disekitarnya.
5. Warga tidak banyak berharap atau tidak memiliki harapan-
harapan tertentu dari sistem politik tempat ia berada.
27
b. Budaya politik kaula
Menurut Mochtar Mosoed dan Colin Mac Andrews (dalam
Stepanus Malak,2017;21) budaya polotik kaula/subjek menunjuk
pada orang-orang yang secara pasif patuh pada pejabat-pejabat
pemerintahan dan undang-undang, tetapi tidak melibatkan diri
dalam politik atau pun memberikan suara dalam pemilihan. Cirri-
ciri budaya politik kaula/subjek adalah sebagai berikut:
1. Warga menyadari sepenuhnya akan otoritasi pemerintah
2. Tidak banyak warga yang member masukan dan tuntutan
kepada pemerintah, tetapi mereka cukup puas untuk
menerima apa yang berasal dari pemerintah.
3. Warga bersikap menerima saja putusan yang dianggapnya
sebagai sesuatu yang tidak boleh dikoreksi, apa lagi
ditentang.
4. Sikap warga sebagai actor politik adalah pasif; artinya warga
tidak mampu berbuat banyak untuk berpartisipasi dalam
kehidupan politik
5. Warga menaruh kesadaran, minat dan perhatian terhadap
sistem politik pada umumnya dan terutama terhadap objek
politik output, sedangkan kesadarannya terhadap input dan
kesadarannya sebagai actor politik masih rendah.
c. Budaya politik partisipan
Menurut pendapat Almond dan Verba (didalam Stepanus
Malak, 2017;23), buadaya politik partisipan adalah bentuk budaya
28
yang berprinsip bahwa anggota masyarakat diorientasikan secara
eksplisit terhadap sistem sebagai keseluruhan dan terhadap struktur
dan proses politik serta administrative. Ciri-ciri buadaya politik
partisipan adalah sebagai berikut:
1. Warga menyadari akan hak dan tanggung jawabnya dan
mampu mempergunakan hak itu serta menanggung
kewajibannya.
2. Warga tidak menerima begitu saja keadan, berdisiplin tetapi
dapat menilai dengan penuh kesadaran semua onjek politik,
baik keseluruhan, input, output maupun posisi dirinya sendiri.
3. Anggota masyarakat sangat partisipatif terhadap semua objek
politik, baik menerima maupun menolak suatu objek politik.
4. Masyarakat menyadari bahwa ia adalah warga Negara yang
aktif dan berperan sebagai aktifis.
Menurut Thomas P. Jenkin dalam The Study of Politicalpolitik
Theory, dapat dibedakan dua macam teori politik, sekalipun perbedaan
antara kedua kelompok tidak bersifat mutlak.
a. Teori yang mempunyai dasar moral atau bersifat akhlak dan yang
menentukan norma-norma untuk perilaku politik (norms for
political behaviour). Dengan adanya unsur norma- norma dan nilai
(values) ini maka teori-teori ini boleh dinamakan yang
mengandung nilai (valuational). Termasuk golongan ini adalah
filsafat politik, teori politik sistematis, ideologi dan sebagainya.
29
b. Teori yang menggambarkan dan membahas fenomena dan fakta-
fakta politik dengan tidak mempersoalkan norma-norma atau nilai.
Teori-teori ini dapat dinamakan non-valutional (value-free)
biasanya bersifat deskriptif (menggambarkan) dan komparatif atau
membandingkan. Teori ini berusaha untuk membahas fakta-fakta
kehidupan politik sedemikian rupa sehingga dapat disistematisir
dan disimpulkan dalam generalisasi-generalisasi. Teori-teori politik
yang mempunyai dasar moral fungsinya terutama untuk
menentukan pedoman dan patokan moral yang sesuai dengan
akhlak. Semua fenomena politik ditafsirkan dalam rangka tujuan
dan pedoman moral ini, karena dianggap bahwa dalam kehidupan
politik yang sehat diperlukan pedoman dan patokan. Teori-teori
semacam ini mencoba mengatur hubungan dan interaksi antara
anggota masyarakat politik yang stabil tetapi dinamis. Atas dasar
itu teori politik menetapkan suatu kode etik atau tata cara yang
harus dijadikan pegangan dalam kehidupan politik.
Keterlibatan masyarakat dalam proses berpolitik sangat
penting untuk di laksanakan terutama dalam mengontrol setiap
aktivitas politik yang dilakukan. Oleh sebab itu, keterlibatan
partisipasi politik dapat terjadi dengan berbaagai tujuan diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Memberikan kesempatan kepada warga Negara untuk
mempengaruhi proses pembuatan kebijakan
30
2. Partisipasi politik dapat dilakukan untuk mengontrol
pemerintah yang akan terpilih dan partisipasi politik juga
menjadi alat untuk memilih pemimpin dan mengekspresikan
eksistensi individu atau group yang mempengaruhi
pemerintah melalui jalan terlibat dalam politik.
3. Partisipasi politik digunakan untuk melegitimasi resim dan
kebijakan rezim tersebut.
c. Factor yang berpengaruh terhadap besar kecilnya partisipasi politik
meliputi:
1. Factor personal seperti: (a). Watak masing-masing pribadi
serta anggapan mereka terhadap aktifitas sosial, (b). Perasaan
seberapa efektif langkah keterlbitan individu untuk
mempengaruhi keputusan pemerintah, (c). Intensitas perilaku
politik, (d). Persepsi individu terhadap tugas-tugas sosial dan
masyarakat. Setting politik kepentingan serta keterlibatan
masyarakat pada proses politik juga dapat dipengaruhi oleh
hal-hal sebagai berikut: (1). Ekspos media, (2). Kontak
personal, (3), Usaha pemerintah untuk membatasi partisipasi,
(4). Akses ke institusi politik.
2. Factor Sosial Ekonomi seperti; (a). Kelas sosial, (b).
Pekerjaan, (c). Kekayaan/kesejahteraan, (d). Gender, (e).
Etnis.
3. Factor penghambat partisipasi politik
31
4. Masyarakat yang tidak berpartisipasi dalam politik,
disebabkan oleh beberapa hal antara lain:
a. Apatis (masa bodoh) dapat diartikan sebagai tidak
punya minat atau tidakpunya perhatian terhadap orang
lain, situasi,atau gejala-gejala.
b. Sinisme menurut Angger diartikan sebagai kecurigaan
yang busuk dari manusia, dalam hal ini dia melihat
bahwa politik adalah urusan yang kotor, tidak dapat
dipercaya, dan menganggap partisipasi politik dalam
benyuk apapun sia-sia dan tidak ada hasilnya
c. Alienasi menurut Lane sebagai persaan keterasingan
seseorang dari politik dan pemerintahan masyarakat
dan kecenderunganberpikir mengenai pemerintah dan
politik bangsa yang dilakukan oleh orang lain untuk
orang lain tidak adil
d. Anomie, yang oleh Lane diungkapkan sebagai suatu
perasaan kehidupan nilai dan ketiadaan awal dengan
kondisi seseorang individu mengalami perasaan
ketidakefektifan dan bahwa para penguasa bersikap
tidak peduliyang mengakibatkan devaluasi dari tujuan-
tujuan dan hilangnya urgensi untuk bertindak.
Partisipasi politik memiliki beberapa fungsi , Robert Lane (Rush
dan Althoff, 2005) dalam studynya tentang keterlibatan politik,
menemukan empat fungsi partisipasi politik bagi individu-individu:
32
1. Sebagai sarana untuk mengejar kebutuhan ekonomis
2. Sebagai sarana untuk memuaskan suatu kebutuhan bagi penyesuain
sosial
3. Sebagai saran untuk mengejar nilai-nilai khusus
4. Sebagai sarana untuk memenuhi keutuhan alam bawah sadar dan
kebutuhan psikologis tertentu.
Untuk kepentingan pemerintah partisipasi politik mempunyai
fungsi sebagai berikut:
1. Untuk mendorong program-program pemerintah. Hal ini berarti
bahwa peran serta masyarakat diwujudkan untuk mendukung
program politik dan program pemerintah
2. Sebagai institusi yang menyuarakan kepentingan masyarakat untuk
masukan sebagai pemerintah dalam mengarahkan dan
meningkatkan pembangunan.
3. Sebagai sarana untuk memberikan masukan, saran dan kritik
terhadap pemerintah dalam perencanaan dan pelaksanaan program-
program pembangunan.
Dalam perspektif politik partisipasi politik masyarakat merupakan
ciri khas modernisasi politik. Disini, kemajuan demokrasi dapar dilihat
sampai seberapa besar partisipasi politik masyarakat disertakan. Dalam
ilmu politik dikenal konsep partisipasi politik untuk mengabstraksikan
fenomena-fenomena politik. Dalam perkembangannya, masalah
partisipasi politik menjadi begitu penting, terutama sat mengemukanya
33
tradisi pendekatan behavioral (perilaku) dan past behavioral (pasca
tingkah laku). Kegiatan warga negara pada dasarnya dibagi dua, yaitu:
1. Mempengaruhi isi kebijakan umum
2. Ikut menentukan pembuat dan pelaksana keputusan politik.
Dengan kata lain, partisipasi politik merupakan perilaku politik,
tetapi perilaku politik tidak selalu berupa partisipasi politik. Partisipasi
merupakan keterlibatan dan keikutsertan semua orang atau semua pihak
dalam sebuah kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu atau tujuan
bersama yang diinginkan baik itu partisipasi dalam menyampaikan ide
dan gagasan serta partisipasi dalam bentuk tindakan fisik yaitu ikut
terlibat lansung dalam kegiatan-kegiatan tertentu. Partisipasi digunakan
dalam semua hal terutama partisipasi masyarakat dalam mengawal proses
demokrasi dan proses politik. Partisiapsi masyarakat dalam proses politik
secara langsung sangat penting, karena masyarkat ikut mengambil bagian
dan ikut terlibat mengawal dan mengawasi proses kebijakan pemerintah,
yang sangat penting adalah partisipasi masyarakat dalam mengawasi
proses pemilu yang jujur dan adil.
3. Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA)
Pemilukada adalah pemilihan umum untuk memilih Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah secara langsung di Indonesia oleh penduduk daerah
setempat yang memenuhi syarat. Undang-Undang Dasar 1945, dalam Bab
VIIB tentang Pemilu, memang tidak pernah menyebutkan mengenai
pemilukada. Pada pasal 22E ayat 2 yang berbunyi “ Pemilihan Umum
diselenggarakan untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
34
Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah”. Namun demikian pengaturan Pemilukada seharusnya
didasarkan atas pemahaman adanya kaitan sistematis antara pasal-pasal dalam
Undang-Undang Dasar 1945. Selain itu secara materil, pemilu memang tidak
berbeda dengan pemilukada baik dari segi substansi maupun
penyelenggaraannya.
1. Pilkada Langsung
Pemilihan Umum Kepala Daerah secara langsung oleh rakyat
merupakan sarana perwujudan kedaulatan rakyat guna menghasilkan
pemerintahan daerah yang demokratis berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1045.
Menurut Philip Mawhood dan J. A Chandler dalam buku Jalan Terjal
Calon Independen Pada Pemilukada di Provinsi Aceh (Cakra
Arbas:2012) pemerintah lokal memiliki potensi dalam mewujudkan
demokratis karena proses desentralisasi mensyaratkan adanya tingkat
responsivitas, keterwakilan dan akuntabilitas yang lebih besar.
Pentingnya pemilukada secara langsung, dapat dilihat dari sejumlah
argumentasi dan asumsi yang dibangun diantaranya:
1. Pemilukada diperlukan untuk meningkatkan kualitas akuntabilitas
para elite politik lokal, termasuk para Kepala Daerah
2. Pemilukada diperlukan untuk menciptakan stabilitas politik dan
efektivitas pemerintahan ditingkat lokal
3. Pemilukada akan memperkuat dan meningkatkan kualitas seleksi
kepemimpinan nasional karena makin terbuka peluang munculnya
35
pemimping-pemimpin nasional yang berasal daari bawah (grass
root). Hal ini sejalan dengan salah satu tujuan desentralisasi dan
otonomi daerah yaitu dalam rangka pelatihan dan kepemimpinan
nasional. Dalam rangka mewujudkan penguatan dan
pemberdayaan demokrasi ditingkat lokal maka beberapa hal yang
perlu diperhatikan berkaitan dengan pelaksanaan pemilukada
langsung ini diantaranya:
a. Pemilukada lansung memungkinkan terwujudnya penguatan
demokratisasi ditingkat lokal, khususnya pembangunan
legitimasi politik. Ini didasarkan pada asumsi bahwa Kepala
Daerah terpilih memiliki mandat dan legitimasi yang kuat,
karena didukung oleh suara pemilih nyata (real voters) yang
merefleksikan konfigurasi kekuatan politik dan kepentingan
konstituen pemilih.
b. Pemilukada langsung diharapkan mampu membangun serta
mewujudkan local accountability. Hal ini sangat mungkin
dilakukan, karena obligasi moral dan penanaman modal
politik menjadi kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai
wujud pembangunan legitimasi politik.
c. Pemilukada langsung diharapkan mampu terciptanya
optimalisasi mekanisme chek and balance antara lembaga-
lembaga pemerintahan yang dapat meningkatkan
pemberdayaan masyarakat dan penguatan demokrasi pada
level lokal.
36
d. Pemilukada langsung juga diharapkan akan mampu
meningkatkan kualitas kesadaran politik dan kualitas
partisipasi masyarakat.
Penyelenggaraan pemilukada secara langsung juga dipandang
dapat memberikan dampak positif terhadap penguatan demokrasi di
Indonesia, alasan mengenai hal ini yaitu:
a. Partisipasi politik. Dalam pemilukada langsung rakyat akan terlibat
secara langsung dalam menentukan siapa yang layak menjadi
pelayan (pejabat publik) mereka.
b. Kompetisi politik lokal. Pemilukada langsung membuka ruang
untuk berkompetisi (seharusnya) secara fair dan adil diantara para
kontestan yang ada.
c. Legitimasi politik. Berbeda dengan cara pemilukada yang tidak
langsung (melalui DPRD), pemilukada langsung akan memberikan
legitimasi yang kuat bagi kepemimpinan Kepala Daerah yang
terpilih.
d. Minamalisi manipulasi dan kecurangan. Salah satu unsur yang
mendorong penyelenggara pemilukada secara langsung adalah
maraknya berbagai kasus money politics dan berbagai bentuk
kecurangan lainnya.
e. Akuntabilitas. Dalam pemilukada langsung, akuntabilitas Kepala
Daerah menjadi sangat penting, karena apabila rakyat sebagai
pemilih menilai bahwa Kepala Daerah yang terpilih ternyata tidak
dapat melaksanakan tugas-tugasnya secara baik dan bertanggung
37
jawab, maka rakyat akan memberikan sanksi pada pemilukada
berikutnya (berupa tidak memilih kembali). Pemilukada merupakan
sarana penyaluran hak suara demi memperbaiki kehidupan
bermasayarakat yang lebih baik dengan cara
memilih/menggunakan hak pilih pada Pemilukada. Banyak strategi
dan pendekatan yang diterapkan untuk meraih kemenangan
terutama pendekatan kepada kelompok-kelompok sosial maupun
masyarakat akar rumput.
2. Konsep dan Tujuan Pemilukada
Mengutip pendapat Prof. Solly Lubis (dalam Cakra Arbas:2012)
bahwa memandang pemilihan umum dari segi ketatanegaraan merupakan
salah satu jalan penting buat mengakhiri situasi temporair dalam
ketatanegaraan, termasuka bidang perlengkapan negara. Konsekuensi
logisnya, dengan berhasilnya pemilihan umum, diharapkan badan-badan
perlengkapan negara yang lama diganti dengan badan-badan negara
sebagai produk pemilihan umum.
Menurut Arbi Sanit (dalam Cakra Arbas: 2012) menyimpulkan
bahwa pemilihan umum pada dasarnya memiliki empat fungsi utama
yaitu:
a. Pembentukan legitimasi penguasa dan pemerintah
b. Pembentukan perwakilan politik rakyat
c. Sirkulasi elite politik rakyat
d. Pendidikan politik.
38
Sebagai sarana pelaksanaan asas kedaulatan rakyat yang
berdasarkan Pancasila dalam Negara Republik Indonesia, maka
pemilihan umum bertujuan, antara lain:
1. Memungkinkan terjadinya peralihan pemerintahan secara aman dan
tertib
2. Untuk melaksanakan kedaulatan rakyat
3. Dalam rangka melakukan hak-hak asasi warga negara.
3. Asas dan Ciri Pemilukada
Asas berdasarkan pemaknaan hukum memiliki arti:
a. Dasar sesuatu yang menjadi tumpuan berpikir atau berpendapat
b. Dasar cita-cita (perkumpulan atau organisasi
c. Hukum dasar.
Secara konseptual, terdapat dua mekanisme yang dapat dilakukan
untuk menciptakan pemilihaan umum yang bersifat demokratis secara
bebas dan adil, yaitu:
a. Menciptakan seperangkat metode untuk mentransfer suara pemilih
kedalam suatu lembaga perwakilan rakyat secara adil
b. Menjalankan pemilihan umum sesuai dengan aturan main dan
prinsip-prinsip demokrasi.
Pemilihan umum yang bersifat demokratis, memiliki ciri-ciri
diantaranya:
a. Diselengggarakan secara reguler
b. Pilihan yang benar-benar berarti
c. Kebebasan menempatkan calon
39
d. Kebebasan mengetahui dan mendiskusikan pilihan-pilihan
e. Hak pilih orang dewasa yang universal
f. Perlakuan yang sama dalam pemberian suara
g. Pendaftaran pemilih yang bebas
h. Penghitungan dan pelaporan hasil yang tepat.
Pemilukada merupakan sebuah proses demokrasi dimana
masyarkat secara langsung dapat memilih memilih pimpinan yang
benar-benar membawakan isi hati nurani rakyat dalam melanjutkan
perjuangan mempertahankan dan mengembangkan semua proses
pembangunan disegala bidang untuk kesejahteraan masyarakat. Menurut
penulis bahwa proses demokrasi yang baik yaitu dimana terlihat
keterlibatan masyarakat secara langsung dan selalu aktif mengambil
bagian dalam proses demokrasi terutama dalam proses Pemilukada dan
menghindar dari money politik, berita hoaks ataupun isu-isu yang tidak
sehat dalam proses demokrasi yaitu Pemilukada.
F. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu Sugiyono (2013:2). Berdasarkan hal tersebut
terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu cara ilmiah, data, tujuan dan
kegunaan. Menurut Darmadi (2013:153), Metode penelitian adalah suatu cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti
kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan
sistematis. Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa metode
penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan dan
40
kegunaan tertentu.Adapun yang termasuk dalam metode penelitian adalah sebagai
berikut:
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif
kualitatif tentang “Strategi Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Dalam
Meningkatkan Partisipasi Politik Pada Pemilihan Umum Kepala Daerah
Kabupaten Tambrauw Tahun 2017”. Penelitian deskriptif kualitatif yaitu
menguraikan secara intensif,terinci teratur dan mendalam. Penelitian
deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah
maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk,
aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan dan perbedaan antara
fenomena yang satu dengan fenomena yang lainnya (Sukmadinata, 2006:72).
Dalam penelitian ini peneliti akan mendeskripsikan obyek penelitian dengan
menggambrkan, melukiskan keadan subyek atau obyek penelitian pada sat
sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana mestinya.
Penelitian seperti ini biasanya dilakukan tanpa hipotesa yang telah
dirumuskan secara ketat. Berdasarkan jenis penelitian deskriptif tersebut,
maka peneliti hanya mengembangkan konsep dan menghimpun fakta tetapi
tidak melakukan pengujian hipotesa. Peneliti tidak membangun suatu teori
besar untuk dibuktikan dalam penelitian. Penelitian ini hanya sebagai upaya
untuk mendeskripsikan obyek penelitian sebagaimana adanya.
Berdasrkan pendapat-pendapat tersebut, penelitian ini dilakukan dengan
deskriptif kualitatif dengan maksud untuk mendeskripsikan strategi komisi
41
pemilihan umum daerah dalam meningkatkan partisipasi politik pada
pemilihan umum kepala daerah kabupaten Tambrauw tahun 2017.
2. Obyek Penelitian
Deskripsi tentang Strategi Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD)
Dalam Meningkatkan Partisipasi Politik Pada Pemilihan Umum Kepala
Daerah Kabupaten Tambrauw Tahun 2017. Penelitian deskriptif kualitatif
tentang strategi dan peran KPUD dalam meningkatkan partisipasi politik di
Kabupaten Tambrauw.
Fokus penelitian ini adalah strategi komisi pemilihan umum daerah
dalam meningkatkan partisipasi politik pada pemilihan umum kepala daerah
kabupaten Tambrauw tahun 2017. Adapun unit analisisnya adalah Komisi
Pemilihan Umum Daerah (KPUD), tokoh masyarakat, LSM dan Kesbangpol.
Berkaitan dengan teknik pemilihan informan, maka teknik yang
dikembangkan adalah teknik purposive. Teknik purposive adalah menetapkan
pihak-pihak yang dijadikan informan sesuai dengan tujuan penelitian yang
telah ditetapkan.
Lokasi penelitian atas strategi komisi KPUD dalam meningkatkan
partisipasi politik pada Pemilukada kabupaten Tambrauw tahun 2017 adalah
kantor Komisi Pemilihan Umum Daerah Kabupaten Tambrauw, lembaga
tokoh masyarakat, LSM dan kantor KESBANGPOL yang semuanya berlokasi
di kabupaten Tambrauw.
3. Lokasi Penelitian
Peneliti melakukan penelitian deskriptif kualitatif tentang Strategi
KPUD Dalam Meningkatkan Partisipasi Politik Pada Pemilukada Kabupaten
Tambrauw Tahun 2017 pada kantor KPUD Kabupaten Tambrauw di Fef.
42
4. Teknik Pemilihan Subyek Penelitian
Penelitian menggunakan teknik Purposif yaitu peneliti menentukan
pengambilan sampel dengan cara menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai
dengan tujuan penelitian sehingga diharapkan dapat menjawab permasalahan
penelitian. Adapun nara sumber sebagai pemberi informasi adalah sebagai
berikut:
a. Komisioner KPUD Kabupaten Tambrauw 3 Orang
b. Staf PNS KPUD 1 orang
c. Komisioner Bawaslu Kabupaten Tambrauw 2 Orang
d. Pimpinan Partai Politik 1 Orang
e. Kepala Distrik 1 Orang
f. Tokoh Masyarakat 1 Orang
g. PNS 2 orang
h. Anggota PPD 2 orang
43
Tabel INama-Nama Informan
No NamaInforman
Usia PendidikanTerakhir
Pekerjaan/Jabatan Instansi
1. Simon PetrusBaru
39 Thn S1 Anggota KPUD/Divisi Teknis dan
PenyelenggaraPemilu
KPUD Kab.Tambrauw
2. CarlosAwabiti
40 Thn S2 Angota KPUD KPUD Kab.Tambrauw
3. Silas Yembise 56 Thn S1 Anggota KPUD KPUD Kab.Tambrauw
4. Barce Siraro 43 Thn D3 PNS KPUD KPUDTambrauw
5. YohanesManyambouw
46 Thn S1 Ketua Bawaslu/Divisi PenangananPelanggaran Pemilu
BawasluKab.
Tambrauw6. Andarias
DanielKambu
38 Thn S1 Anggota Bawaslu/Divisi Pengawasan
BawasluKab.
Tambrauw
7. LukasYekwam
49 Thn S1 Ketua Parpol/KetuaParpol PKB
Partai PKB
8. FransiskusTawer
52 Thn S1 PNS/Kepala DistrikAsses
DistrikAsses
9. Adin Kastela 40 Thn S1 PNS BPKADKab.
Tambrauw10. Evoni Thersia
Semunya40 Thn S1 Guru SMU SMU
NegeriSausapor
11. Gabino Irun 52 Thn SMU TokohMasyarakat/Kepala
Kampung
KampungAyapokiar
12. YohanesEsyah
30 Thn SMU Ketua PPD DistrikWilhem
Roumbouts13. Felix Yesnath 28 Thn SMU Anggota PPD Distrik
WilhemRoumbouts
44
5. Tenik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2013:224) teknik pengumpulan data merupakan
langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari
penelitian adalah mendapatkan data. Berkaitan dengan hal itu maka untuk
memperoleh data yang berhubungan dengan penelitian ini, Peneliti akan
menggunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut:
a. Observasi/Pengamatan
Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2013:145) mengemukakan bahwa,
observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara
yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.
b. Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2013:240) dokumen merupakan catatan
peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar,
atau karya-karya monumental dari seorang. Dokumen yang berbentuk
tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories),
ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar
misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang
berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung,
film dan lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan
metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Selan itu
untuk melengkapi data yang diperoleh melalui wawancara dan
pengamatan, peneliti juga akan mengambil data dari dokumentasi dengan
permasalahan penelitian.
45
c. Wawancara
Menurut Esterberg dalam Sugiyono (2013:231) wawancara
merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu
topik tertentu.Wawancara juga dilakukan terhadap informan yang dapat
memberikan informasi yang sesui dengan focus penelitian ini.
6. Teknik Analisis Data
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan tujuan memberikan gambaran
mengenai situasi yang terjadi dengan menggunakan analisis kualitatif. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif adalah suatu bentuk
menerangkan hasil penelitian yang bersifat memaparkan sejelas-jelasnya
tentang apa yang diperoleh dilapangan, dengan cara peneliti melukiskan,
memaparkan dan menyusun suatu keadan secara sistematis sesuai dengan teori
yang ada untuk menarik kesimpulan dalam upaya pemecahan masalah. Sebagai
peneliti deskriptif kualitatif menggunakan teknik analisa data mengikuti model
Miles dan Huberman dengan tiga komponen utama yaitu:
a. Reduksi data (menyusun klaster-klaster)
Reduksi data adalah data yang diperoleh dari lapangan atau obyek
penelitian yang cukup banyak untuk itu perlu dicatat secara teliti dalam
bentuk klaster-klaster sesuai wujud permasalahan karena jumlah data
yang diperoleh peneliti semakin banyak dan kompleks dan rumit perlu
segera dilakukan analisis melalui reduksi data. Mereduksi data berarti
merangkum memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal
yang penting untuk mereduksi. Data yang direduksi dapat menjadi
46
gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data dan selanjutnya reduksi data dapat dibantu dengan
peralatan elektronik.
b. Menyususn Sajian Data (dalam bentuk konsep dan proposal)
Data dijelaskan, didefinisikan dalam bentuk konsep-konsep yang
dapat dijadikan dalam penelitian deskriptif kualitatif dengan teks yang
bersifat naratif dapat memudahkan orang lain untuk memahami apa yang
terjadi.
c. Interprestasi Data dan Kesimpulan
Berdasarkan data yang terkumpul setelah dianalisa selanjutnya
dikategorikan bahwa penyebab utama yang berpengaruh terhadap benda
kerja yang dihasilkan oleh pekerja menjadi rusak (reject) maka tidak
diterima, dan dapat dikelompokan menjadi empat kesalahan langsung
dari pekerja, kesalahan luar biasa, dari operator tidak langsung. Data
disimpulkan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak
ditemukan bukti-bukti yang kuat dan mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya. Kesimpulan dalam penelitian deskriptif
kualitatif mingkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan
sejak awal tetapi mungkin juga tidak karena seperti telah dikemukakan
bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif bersifat
sementara. Kesimpulan penelitian deskriptif kualitatif adalah temuan
baru yang belum pernah ada dan dapat dideskripsikan atau gambaran
suatu obyek yang sebelumnya masih samar-samar, setelah diteliti
menjadi jelas dapat berupa hubungan causal, interaktif, hipotesis atau
bersifat teori (Sugiyono, 2017:132-142).
47
BAB II
PROFIL KABUPATEN TAMBRAUW DAN KPUD
A. Gambaran Umum Kabupaten Tambrauw
1. Kondisi Geografis Daerah
Kabupaten Tambrauw mempunyai luas wilayah 11.529.18 Km2 sesuai
dengan hasil perhitungan BIG dengan Nomor Surat B/BIG/PBW/SV/11/2012
Tanggal 5 November 2012, luas wilayah tersebut berasal dari pemisahan
sebagian Wilayah Kabupaten Sorong dan sebagian Wilayah Kabupaten
Manokwari. Hal ini sesuai dengan Keputusan Mahkamah Konstitusi Nomor
127/PUU-VII/2009 Tanggal 25 Januari 2010 dan ditetapkan dengan Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 2013 Tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 56 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Kabupaten Tambrauw di
Propinsi Papua Barat dan mempunyai bata-batas wilayah sebagai berikut:
- Sebelah Utara berbatasan dengan Samudra
Pasifik
- Sebelah Timur berbatsan dengan Kampung
Wariki, Kampung Kasi Distrik Sidey Kabupaten
Manokwari dan Kampung Mefowoska Distrik
Testega Kabupaten Pegunungan Arfak
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kampung
Aifam Distrik Aifat Timur, Kampung Yarat
Distrik Aifat Utara, Kampung Seya Distrik Mare
Gambar 1. Peta Administrasi WilayahPemerintahan Kabupaten Tambrauw
48
Kabupaten Maybrat dan Kampung Inofina Distrik
Moskona Utara Kabupaten Teluk Bintuni; dan
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kampung
Asbaken Distrik Makbon dan Kampung Sailala
Distrik Sayosa Kabupaten Sorong.
2. Kondisi Demografis
a. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Jumlah Penduduk Kabupaten Tambrauw Berdasarkan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2013
tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan adalah
Sebagai berikut:
Tabel 2.1
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut DistrikPer 31 Desember 2017
No Distrik Laki-Laki Perempuan Total
1. Fef 578 485 1.063
2. Miyah 427 380 807
3. Yembun 535 407 942
4. Kwoor 444 393 837
5. Sausapor 3.373 2.889 6.262
6. Abun 585 457 1.042
7. Syujak 479 426 905
8. Moraid 1.051 843 1.894
9. Kebar 505 467 972
10. Amberbaken 868 813 708
11. Senopi 361 347 859
12. Mubrani 970 874 1.844
49
13. Bikar 1.039 932 1.971
14. Bamusbama 401 304 705
15. Ases 138 115 253
16. Miyah Selatan 400 367 767
17. Ireres 315 225 540
18. Tubouw 255 223 478
19. Wilhem
Roumbouts
184 154 338
20. Tinggouw 207 202 409
21. Kwesefo 339 309 648
22. Mawabuan 283 262 545
23. Kebar Timur 754 707 1.461
24. Kebar Selatan 718 637 1.355
25. Manekar 547 548 1.095
26. Mpur 422 368 790
27. Amberbaken
Barat
425 399 824
28. Kasi 487 436 923
29. Selemkai 249 241 490
17.339 15.210 32.549
Sumber Data: Dinas Kependudukan, Pencatatan Sipil, Tenaga Kerja danTransmigrasi Kabupaten Tambrauw Tahun 2019
Tabel 2.1 adalah jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin menurut
Distrik yang penulis ambil pada Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
Kabupaten Tambrauw Tahun 2017.
50
b. Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan
Tabel 2.2
Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan Per 31 Desember 2017
No Pendidikan Laki-Laki Perempuan Total1. SD 1.796 1.693 3.4892. SLTP 1.491 1.173 2.6643. SLTA 3.402 2.156 5.5584. D1 131 141 2725. D3 375 346 7216. S1, S2, dan S3 1.125 890 2.0157. Lain-Lain - - -
Total 8.320 6.399 14.719Sumber Data: Dinas Kependudukan, Pencatatan Sipil, Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Tambrauw Tahun 2019
Berdasarkan tabel diatas maka dapat dismpulkan bahwa jumlah
penduduk berdasarkan tingkat pendidikan maka dapat dikatakan bahwa yang
menamatkan tingkat pendidikan SLTA sangat tinggi di Kabupaten Tambrauw.
3. Kondisi Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan
Pada umumnya penduduk masih bekerja disektor pertanian dalam arti
luas, perikanan/nelayan disamping sebagai perdagangan dan jasa. Untuk
penduduk yang berada dipedalaman atau digunung-gunung dan lembah pada
umumnya mata pencaharian adalah hasil hutan/kayu serta tenaga kasar pada
proyek-proyek yang dikerjakan oleh berbagai kontraktor pembukaan jalan dan
bangunan-bangunan sekolah dan pustu maupun puskesmas yang ada. Untuk
penduduk yang selama ini berada di Distrik yang berdekatan dengan
Manokwari mereka menggantungkan hidupnya dari berdagang antar kampung
maupun antar Distrik.
51
4. Kondisi Ekonomi
Pada hakekatnya pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha dan
kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat,
memperluas lapangan kerja, memeratakan pembagian pendapat masyarakat,
meningkatkan pertumbuhan ekonomi regional dan mengusahakan pergeseran
kegiatan ekonomi dari sektor primer ke sekunder dan tersier.
B. Gambaran Umum KPUD Kabupaten Tambrauw
Kantor KPUD Kabupaten Tambrauw berada di Distrik Fef Ibu Kota Kabupaten
Tambrauw yang berbatasan dengan:
Bagian Barat : Berbatasan dengan jalan Distrik Syujak
Bagian Timur : Berbatasan dengan Kantor Bupati Kabupaten Tambrauw
Bagian Selatan : Berbatasan dengan jalan utama Propinsi
Bagian Utara : Berbatasan dengan Kantor Pencatatan Sipil dan Transmigrasi
Kabupaten Tambrauw
Peta Distribusi Logistik KPUD Kabupaten Tambrauw Tahun 2017
Gambar 2. Peta Distribusi Logistik Pemilukada Kabupaten Tambrauw Tahun 2017
52
C. Profil Singkat KPUD Tambrauw
Kelembagaan KPUD Kabupaten Tambrauw pada awalnya dibentuk pada tahun
2003 berdasarkan keputusan KPU No. 68 Tahun 2003 Tentang Tata Cara Seleksi dan
Penetapan Keanggotaan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi dan KPU
Kabupaten/Kota. Untuk membentuk dan menetapkan keanggotaan KPU Kabupaten
Tambrauw maka terlebih dahulu Gubernur Papua Barat melantik sekertaris KPUD
dan dua (2) Ka Sub yaitu Kepala Sub Bagian Umum dan Kepala Sub Bagian Teknis
Penyelenggara Pemilu berdasarkan Kepres Nomor 67 Tahun 2002.
Gambar 3. Struktur Organisasi KPUD Kabupaten Tambrauw
KETUA KPUDDominggus Saimar
ANGGOTASimon Petrus Baru
ANGGOTAEndang Wulan Sari
ANGGOTASilas Yembise
ANGGOTACarlos Awabiti
SEKRETARIS KPUDMaklon Mainolo
Kepala Sub.Bagian Umum
Kepala Sub.Bagian Program
dan Data
Kepala Sub.Bagian Teknis
dan Humas
Kepala Sub.Bagian Hukum
STAF STAF STAF STAF
53
Berdasarkan Surat Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor
01/Kpts/Kpu.Prov-032/I/2014 Tanggal 21 Januari 2014 Tentang Pengangkatan
Anggota Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Tambrauw.
Tabel. 2.3
Nama Anggota KPUD Tambrauw berdasarkan Surat Keputusan KPU Nomor01/Kpts/Kpu.Prov-032/I/2014
No Nama Anggota KPUD Jabatan
1. Dominggus Saimar Ketua
2. Simon Petrus Baru, S. Pt Anggota
3. Karlos Awabiti, S. Th, M. TH Anggota
4. Endang Wulansari, St, MM Anggota
5. Silas Yembise Anggota
Sumber: KPUD Kabupaten Tambrauw 2019
Pemilihan Umum di Kabupaten Tambrauw sudah dapat berjalan sebanyak
enam (6) kali pemilu, yaitu mulai pada Pilkada pertama Kabupaten Tambrauw tahun
2012.
Tabel 2.4Daftar Pemilu yang sukses dilakukan oleh KPUD Tambrauw sejak di mekarkan
pada tahun 2008
No Pemilu Tahun
1. Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah Kabupaten Tambrauw
2012
2. Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur
Papua Barat
2012
3. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, DPR, DPD,
DPRD Propinsi dan DPRD Kabupaten/ Kota
2014
4. Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Tambrauw 2017
5. Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur 2017
6. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, DPR, DPD,
DPRD Propinsi dan DPRD Kabupaten/Kota
2019
Sumber: KPUD Tambrauw 2019
54
Sejak terbentuknya Kabupaten Tambrauw tahun 2008 hingga tahun 2019
masyarakat Kabupaten Tambrauw bersama penyelenggara pemilu dan pemerintah
daerah mensukseskan pemilu di Kabupaten Tambrauw. Hal ini terlihat dari
keterlibatan masyarakat dalam mengawal dan mengawasi setiap tahapan pemilu yang
dilakukan oleh KPUD Kabupaten Tambrauw.
1. Komisioner KPUD kabupaten Tambrauw
Komisioner KPUD Kabupaten Tambrauw berjumlah lima orang yang
terdiri dari satu orang ketua dan empat orang anggota. Selain komisioner ada
tenaga sekertariat yang ikut membantu komisioner mengurus hal administarsi.
Tabel. 2.5Nama Anggota KPUD Tambrauw berdasarkan Surat Keputusan KPU Nomor
01/Kpts/Kpu.Prov-032/I/2014
No Nama Anggota KPUD Jabatan
1. Dominggus Saimar Ketua
2. Simon Petrus Baru, S. Pt Anggota
3. Karlos Awabiti, S. Th, M. TH Anggota
4. Endang Wulansari, St, MM Anggota
5. Silas Yembise Anggota
Sumber: KPUD Kabupaten Tambrauw 2019
a. Tugas dan Wewenang KPUD Kabupaten Tambrauw Dalam
Penyelenggaraan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten
Tambrauw
1. Merencanakan program dan anggaran serta menetapkan jadwal
pemilihan Bupati;
55
2. Menyusun dan menetapkan tata kerja KPUD Kabupaten Tambrauw,
PPD, PPS, dan KPPS dalam pemilihan Bupati dengan
memperhatikan pedoman dari KPU dan atau KPU Propinsi;
3. Menyusun dan menetapkan pedoman teknis untuk setiap tahapan
penyelenggaraan pemilihan Bupati berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
4. Membentuk PPD, PPS, dan KPPS dalam pemilihan Gubernur serta
dalam pemilihan Bupati dalam wilayah kerjanya;
5. Mengkoordinasikan, menyelenggarakan dan mengendalikan semua
tahapan penyelenggaran pemilihan Bupati berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan dengan memperhatikan pedoman
dari KPU dan atau KPU Propinsi;
6. Menerima daftar pemilih dari PPD dalam penyelenggaran
pemilihan Bupati;
7. Memutakhirkan data pemilih berdasarkan data kependudukan yang
disiapkan dan diserahkan oleh pemerintah dengan memperhatikan
data pemilu dan atau pemilihan Gubernur, Bupati dan Wali Kota
terakhir dan menetapkan sebagai daftar pemilih;
8. Menerima daftar pemilih dari PPD dalam penyelenggaran
pemilihan Bupati dan menyampaikan kepada KPU Propinsi;
9. Menetapkan calon Bupati yang memenuhi persyaratan;
10. Menetapkan dan mengumumkan hasil rekapitulasi hasil
penghitungan suara pemilihan Bupati berdasarkan rekapitulasi hasil
56
penghitungan suara dari seluruh PPD di wilayah Kabupaten yang
bersangkutan;
11. Membuat berita acara penghitungan suara serta membuat sertifikat
penghitungan suara dan wajib menyerahkan kepada saksi peserta
pemilu, Bawaslu Kabupaten dan KPU Propinsi;
12. Menerbitkan keputusan KPU Kabupaten untuk mengesahkan hasil
pemilihan Bupati dan mengumumkannya;
13. Megumumkan calon Bupati kepada KPU melalui KPU Propinsi
14. Menindaklanjuti dengan segera rekomendasi Bawaslu Kabupaten
atas temuan dan laporan adanya dugaan pelanggaran pemilu;
15. Mengenakan sanksi administrasi dan atau menonaktifkan sementara
anggota PPD, anggota PPS, Sekertaris KPU Kabupaten dan
pegawai sekertariat KPU Kabupaten yang terbukti melakukan
tindakan yang mengakibatkan terganggunya tahapan
penyelenggaraan pemilu berdasarkan rekomendasi dari Bawaslu
Kabupaten dan atau ketentuan perundang-undangan;
16. Melaksanakan sosialisasi penyelenggaran pemilihan Gubernur,
Bupati dan Wali Kota dan atau yang berkaitan dengan tugas KPU
Kabupaten kepada masyarakat
17. Melakukan evaluasi dan membuat laporan penyelenggaraan
pemilihan Bupati;
18. Menyampaikan hasil pemilihan Bupati kepada Dewan Rakyat
Daerah Propinsi, Menteri Dalam Negeri dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Kabupaten;
57
19. Melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diberikan oleh KPU,
KPU Propinsi dan atau yang sesui dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
b. Kewajiban KPU Kabupaten Tambrauw Dalam Penyelenggaraan Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden, DPR, DPD, DPRD Propinsi, DPRD
Kabupaten/Kota, Pemilihan Gubernur dan Bupati/Wali Kota.
1. Menyelenggarakan semua tahapan penyelenggaraan pemilu dengan
tepat waktu;
2. Memperlakukan peserta pemilu pasangan calon presiden dan wakil
presiden, calon gubernur, calon bupati dan calon wali kota dengan
adil dan setara;
3. Menyampaikan semua informasi penyelenggaraan pemilu kepada
masyarakat
4. Melaporkan pertanggungjawaban penggunaan anggaran sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
5. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban semua kegiatan
penyelenggaraan pemilu kepada KPU melalui KPU Propinsi;
6. Mengelola, memelihara dan merawat arsip/dokumen serta
melaksanakan pengurutannya berdasarkan jadwal retensi arsip yang
disusun oleh KPU Kabupaten/Kota dan lembaga kearsipan
Kabupaten/Kota berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh KPU
dan ANRI;
7. Mengelola barang inventaris KPU Kabupaten/Kota berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
58
8. Menyampaikan laporan periodik mengenai tahapan
penyelenggaraan pemilu kepada KPU dan KPU Propinsi serta
menyampaikan tembusannya kepada Bawaslu;
9. Membuat berita acara pada setiap rapat pleno KPU Kabupaten/Kota
dan ditandatangani oleh ketua dan anggota KPU Kabupaten/Kota;
10. Menyampaikan data hasil pemilu dari setiap TPS pada tingkat
Kabupaten/Kota kepada peserta pemilu paling lambat 7 (tujuh) hari
setelah rekapitulasi di Kabupaten/Kota;
11. Melaksanakan keputusan DKPP; dan
12. Melaksanakan kewajiban lain yang diberikan KPU, KPU Propinsi
dan atau peraturan perundang-undangan.
Kewajiban KPU Kabupaten/Kota ini disusun berdasarkan Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 2017 Tenatang Penyelenggara Pemilu. KPUD
Kabupaten Tambrauw bekerja mengacu pada tahapan penyelenggaran
pemilukada.
2. Tugas Pokok dan Fungsi Pegawai Sekertariat dan Non Sekertariat KPUD
Kabupaten Tambrauw
a. Mengumpulkan dan mengolah bahan penyusunan rencana anggaran
pemilu;
b. Menyusun dan mengelola perencanaan anggaran pemilu;
c. Mengelola dan menyusun data pemilih;
d. Mengumpulkan dan menyiapkan bahan penyusunan kerja sama dengan
lembaga pemerintah yang terkait;
59
e. Mengumpulkan dan mengolah bahan penyusunan kerja sama dengan
lembaga non pemerintah;
f. Melakukan survey untuk mendapatkan bahan keputusan pemilu;
g. Mengumpulkan dan mengolah bahan kebutuhan pemilu;
h. Mengumpulkan dan mengolah bahan hasil monitoring penyelenggara
pemilu;
i. Mengumpulkan dan mengolah bahan hasil supervisi penyelenggara
pemilu
j. Menyusun dan mengelola laporan pelaksanaan kegiatan sub bagian
program dan data;
k. Memberikan dan mengelola bahan pertimbangan kepada sekretaris
KPUD Kabupaten Tambrauw;
l. Melaporkan hasil penyusunan dan pengelolaan pelaksanaan tugas kepada
sekertaris KPUD Kabupaten Tambrauw;
m. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh sekertaris KPUD
Kabupaten Tambrauw
n. Menyusun dan merencanakan kebutuhan anggaran proses rekrutmen
anggota KPUD Kabupaten Tambrauw;
o. Menyusun dan merencanakan anggaran proses pergantian antar waktu
anggota KPUD Kabupaten Tambrauw;
p. Menjalankan tugas lain yang diperintahkan pimpinan.
60
3. Faktor Penunjang Kinerja KPUD Kabupaten Tambrauw Dalam Proses
Penyelenggaraan Sistem Pemilihan umum
Salah satu upaya untuk mewujudkan tujuan pembangunan dan
pemerintah dalam kerangka pelasanaan sistem penyelenggaraan pemilihan
umum adalah meningkatkan kemampuan profesionalisme sumber daya
manusia dan kinerja lembaga, termasuk kinerja lembaga KPUD Kabupaten.
KPUD Kabupaten Tambrauw merupakan motor penggerak demokrasi yang
menjadi proses pelaksanaan tahapan penyelenggaraan pemilu. Oleh karena itu,
peran aktif lembaga KPU sangat ditentukan oleh peran aktif KPUD dalam
melaksanakan fungsinya terutama dalam pelaksanaan berbagai tahapan
penyelenggaran pemilu.
Untuk menunjang upaya KPUD Kabupaten Tambrauw dalam penyelenggaraan
pemilihan umum maka anggota KPUD perlu didukung oleh:
a. Pengalaman Kerja
Optimalisasi kinerja KPUD sangat didukung oleh tingkat
pengalaman anggota KPUD karena dengan pengalaman yang banyak
mendorong pada peningkatan produktifitas anggota KPUD dalam
merealisasikan pelaksanaan Pemilu.
b. Integritas, netralitas dan independesi
Integritas, netralitas dan independesi merupakan bagian yang tak
dapat dipisahkan dan saling terkait satu sama lain yang menjadi faktor
utama penunjang dalaam mensukseskan setiap tahapan pemilihan umum.
Adapun yang dimaksud dengan integritas, netralitas dan independesi
adalah sebagai berikut:
61
1) Integritas
Integritas merupakan suatu konsep yang menunjukkan konsistensi
antara tindakan dengan nilai dan prinsip
2) Netralitas
Netralitas merupakan suatu konsep yang menunjukkan sikap dan
menunjukkan suatu legal dari satu badan atau perseorangan, yang
mencakup hak dan kewajiban dalam menjalankan tugas dan
kewenangan tersebut.
3) Independesi
Independesi merupakan suatu keadan atau posisi dimana sebuah
badan atau perseorangan tidak terikat dengan pihak manapun,
artinya keberadaan sebuah badan atau perseorangan tersebut
bersifat mandiri dalam menjalankan tugas dan kewenangannya
D. Daftar dan Data Nominatif Pegawai KPUD Kabupaten Tambrauw
1. Daftar Nominatif Komisioner KPUD Kabupaten Tambrauw
Tabel 2.6Daftar Nominatif Komisioner KPUD Kabupaten Tambrauw pada Sekretariat
KPUD Kabupaten Tambrauw Keadan Januari 2017-Desember 2018
No Nama Pendidikan TerakhirPekerjaanSebelum di
KPUD1. Dominggus Saimar SMA Swasta2. Simon Petrus Baru, S.Pt Strata 1/ peternakan Swasta3. Endang Wulansari,
S.T,MMStrata 2/ Magister
ManajemenBawaslu
4. Silas Yembise SMA Pensiunan PNS5. Karlos Awabiti, S.Th,
M.ThStrata 2/ Magister
TheologiSwasta
Sumber: KPUD Kabupaten Tambrauw Tahun 2019
62
Berdasarkan tabel 2.6 diatas adalah daftar nominatif komisioner KPUD
Kabupaten Tambrauw 2014-2019 periode kedua sejak Kabupaten Tambrauw
dimekarkan pada Tahun 2008. Dari daftar nama-nama komisioner terdapat 4
orang anggota wajah baru di tubuh KPUD Kabupaten Tambrauw dan 1 orang
komisioner KPUD Tambrauw Endang Wulan Sari S.T,MM adalah komisioner
yang mempunyai pengalaman dipenyelenggaraan pemilu. Pekerjaannya
sebelum terlibat di KPUD Kabupaten Tambrauw adalah menjabat anggota
Bawaslu Kabupaten Tambrauw pada Pilkada Tambrauw periode pertama 2012-
2017.
Dengan adanya pengalaman tersebut secara langsung dapat membantu 4
anggota komisioner untuk melaksanakan tahapan pilkada Tambrauw dan
secara bersama-sama mensukseskan penyelenggaraan pemilukada di
Kabupaten Tambrauw.
2. Daftar Nominatif Non Pegawai Negeri Sipil (Non PNS)
Tabel 2.7Daftar Nominatif Non PNS pada Sekretariat KPUD Kabupaten Tambrauw
Keadan Januari 2017-Desember 2018
No Nama Pendidikan TerakhirPekerjaan sebelum
di KPUD
1. Erna Novita Haurisa Strata 1/Sarjana
Kehutanan
-
2. Siti Harbyantun Arfan SMA Honor di KPUD
Raja Ampat
3. Elisabeth Numberi Diploma 1 Swasta (alusius)
4. Andri Ahmad Nakul Strata 1/Sarjana
Administrasi Negara
-
5. Agus Rumbiak SMU -
Sumber: KPUD Kabupaten Tambrauw Tahun 2019
63
Dalam kesekertariatan penyelenggara pemilu baik KPUD maupun
Bawaslu perlu ada tenaga Non PNS yang ikut membantu dan mendukung
komisioner dalam mengurus hal administari pada sekertariat KPUD di bawah
pimpinan sekertaris KPUD.
3. Daftar Nominatif Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Tabel 2.8PNS pada Sekretariat KPUD Kabupaten Tambrauw Keadan
Januari 2017- Desember 2018
No NamaPendidikanTerakhir
PekerjaanSebelum di
KPUD1. Maklon Mainolo, Sos., M.Si Strata 2/Magister
SainsPegawai Pemda
2. Mohamad Rudianto, SH Strata 1/SarjanaHukum
-
3. Robert Antonius Patty, S.Sos Strata 1/SarjanaSosial
Pegawai Pemda
4. Sally Sun Masnar Sedubun, S. AP Strata 1/SarjanaAdministrasi
Publik
-
5. Alfian Hendro Nugroho, SH Strata 1/SarjanaHukum
-
6 Nita Dwijayanti, SE Strata 1/SarjanaEkonomi
-
7. Agustinus Wlobie, S.Hut Strata 1/SarjanaKehutanan
Pegawai Pemda
8. Arkilaus Snanfi Diploma 3/AhliMadya
Pegawai Pemda
9. Barce Siraro Diploma 3/AhliMadya
-
10. Suryani SMA Pegawai Pemda
11. Qurdin Rusdy Fesanlaut SMA -
12. Manny Mahu SMA Pegawai Pemda
13. Gideon Mambrasar SMA Pegawai Pemda
14. Lukas Yesnath SMP Pegawai Pemda
Sumber: KPUD Kabupaten Tambrauw Tahun 2019
64
Berdasarkan tabel data nominatif diatas terdapat 14 orang tenaga PNS yang
ikut mendukung komisiner dalam mempersiapkan semua proses tahapan pemilukada.
Nama-nama tersebut sangat didominasi oleh SMA yang rata-rata mempunyai
segudang pengalaman dalam penyelenggaraan pemilu di Kabupaten Tambrauw.
Kinerja KPUD Kabupaten Tambrauw dapat dilihat dari faktor penunjang dan
faktor penghambat pada strategi KPUD dalam meningkatkan partisipasi politik pada
Pilkada Tambrauw Tahun 2017 dari kinerja KPUD Kabupaten Tambrauw dinilai
berdasarkan tiga faktor yaitu sumber daya manusia, struktur organisasi dan sistem
kepemimpinan KPUD dalam proses penyelenggaraan pemilihan umum di Kabupaten
Tambrauw.
Ketiga faktor tersebut menjadi bahan kajian peneliti dimana faktor yang satu
dengan faktor yang lainnya memiliki korelasi. Pertama, sumber daya manusia (SDM)
yaitu unsur manusia seperti keberadaan pegawai PNS maupun Non PNS di KPUD
Kabupaten Tambrauw. Pegawai KPUD terdiri dari Komisioner yaitu seluruh anggota
KPU yang berkewajiban merealisasikan hasil rapat pleno kedalam tugas-tugas suatu
kelompok kerja atau divisi. Sekertariat yaitu aparatur yang memiliki jabatan sebagai
Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang ditugaskan di KPUD Kabupaten Tambrauw yang
kewajiban utamanya yaitu memberi dukungan terhadap komisioner dalam bentuk
dukungan teknis dan administrasi.
Komisioner dan sekretariat dalam melaksanakan tugas-tugasnya mengacu pada
aturan yang dituangkan kedalam petunjuk pelaksana (juklak) dan petunjuk teknis
(juknis). Aturan tersebut yaitu berupa peraturan yang dibuat oleh KPU pusat yang
berlaku secara hierarkis bagi KPUD Kabupaten Tambrauw. Terdapat pula aturan
yang berasal dari pemerintah pusat berupa peraturan perundang-undangan. Kedua,
65
Struktur organisasi dimana struktur organisasi ini secara hierarkis mengatur setiap
kegiatan atau pekerjaan yang akan dilakukan aparatur secara sistematis, faktor kedua
ini berkaitan dengan yang lainnya. Karena apabila suatu organisasi atau lembaga
negara seperti KPUD Kabupaten Tambrauw tidak memiliki struktur organisasi maka
KPUD tidak dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diembannya secara sistematis
dan teratur sesuai dengan fungsinya masing-masing. Struktur organisasi merupakan
gambaran tentang tugas dan fungsi PNS yang bekerja pada sekretariat KPUD.
Ketiga, yaitu kepemimpinan dimana dalam suatu organisasi faktor kepemimpinan ini
sering diabaikan padahal pengaruhnya juga sangat menentukan sebuah kinerja yang
dihasilkan KPUD Kabupaten Tambrauw dalam penyelenggaraan pemilihan umum.
Kepemimipinan itu sendiri yang menentukan keberhasilan suatu program yang akan
ditetapkan atau dilaksanakan. Unsur pemimpin yang terdapat dalam kepemimpinan
itulah yang menggerakkan setiap bawahan yang ada dalam suatu lembaga negara
seperti KPUD Kabupaten Tambrauw dan didalam kepemipinan terdapat unsur
pemimpin yang akan memutuskan sebuah keputusan yang akan diambil.
E. Proses dan Hasil Pilkada Kabupaten Tambrauw Tahun 2017
1. Daftar Pemilih Tetap (DPT)
Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap (DPT) Kabupaten Tambrauw Dalam
Pelaksanaan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Tambrauw Tahun 2017.
66
Tabel 2.9Daftar Pemilih Tetap (DPT) pada Pilkada Tambrauw Tahun 2017
No Nama Distrik Jumlah Pemilih Jumlah TPS
Lk Pr Lk+Pr1. Fef 678 540 1218 102. Miyah 335 445 800 83. Yembun 525 414 939 64. Kwor 319 271 590 65. Sausapor 1.310 1.098 2.406 116. Abun 396 347 743 77. Syujak 394 303 697 48. Moraid 801 649 1.450 99. Kebar 520 486 1.006 1010. Amberbaken 421 449 870 1011. Senopi 376 389 762 812. Mubrani 512 393 905 1113. Bikar 463 449 912 1014. Bamusbama 560 438 998 615. Asses 191 191 382 416. Miyah Selatan 427 380 807 717. Ireres 601 479 1.080 618. Tubouw 268 228 496 519. Wilhem Roumbouts 202 178 380 420. Tinggouw 264 245 509 521. Kwesefo 364 369 733 722. Mawabuan 250 258 508 723. Kebar Timur 768 595 1.363 1324. Kebar Selatan 527 472 999 1025. Manekar 739 546 1.285 1026. Mpur 212 201 412 627. Amberbaken Barat 201 210 411 528. Kasi 310 280 590 729. Selemkai 403 343 746 5
Jumlah Total 13.357 11.641 24.998 217Sumber: KPUD Tambrauw Tahun 2019
Jumlah DPT pada Pilkada Kabupaten Tambrauw Tahun 2017 adalah
24.998 (Dua Puluh Empat Ribu Sembilan Ratus Sembilan Puluh Delapan).
Jumlah DPT perempuan sangat tinggi dibandingkan dengan DPT laki-laki.
Dari 29 Distrik DPT terbanyak terdapat pada Distrik Sausapor 2.406 (Dua Ribu
Empat Ratus Enam) yang merupakan Ibu Kota semenatara Kabupaten
67
Tambrauw. Namun pada jumlah TPS Distrik Kebar Timur memiliki jumlah
TPS terbanyak yaitu 13 TPS.
2. Hasil Rekapitulasi penghitungan suara
Tabel 2.10Hasil penghitungan suara pada Pilkada Tambrauw Tahun 2017
No Nama Distrik Jumlah SuaraSah
Jumlah SuaraTidak Sah
1. Fef 1.218 02. Miyah 798 23. Yembun 932 724. Kwoor 560 25. Sausapor 2.116 556. Abun 640 87. Syujak 697 08. Moraid 1.441 99. Kebar 984 1510. Amberbaken 861 1011. Senopi 761 112. Mubrani 752 313. Bikar 881 814. Bamusbama 995 315. Asses 379 316. Miyah Selatan 808 017. Ireres 1.094 018. Tubouw 408 2119. Wilhem Roumbouts 371 520. Tinggouw 509 021. Kwesefo 733 022. Mawabuan 508 023. Kebar Timur 1.363 224. Kebar Selatan 990 025. Manekar 1.285 026. Mpur 410 327. Amberbaken Barat 412 028. Kasi 590 029. Selemkai 747 0
Jumlah Total 24.241 157Sumber: KPUD Tambrauw Tahun 2019
Hasil rekapitulasi penghitungan suara dalam Pilkada Tambrauw Tahun
2017 diperoleh jumlah suara sah sebanyak 24.241 (Dua Puluh Empat Ribu Dua
68
Ratus Empat Puluh Satu) dan suara tidak sah sebanyak 157 (Seratus Lima
Puluh Tujuh). dari tabel diatas tingkat partisipasi masyarakat yang
menggunakan hak pilihnya pada tanggal 15 Februari 2017 sangat meningkat
hal ini terlihat pada jumlah suara sah yang mencapai 24. 241.
3. Suara Sah Kotak Kosong
Tabel 2.11Hasil Rekapitulasi Penghitungan Suara Sah Kotak Kosong
No Nama Distrik Jumlah SuaraKotak Kosong
1. Fef 12. Miyah 113. Yembun 2724. Kwoor 625. Sausapor 8676. Abun 1527. Syujak 08. Moraid 859. Kebar 12710. Amberbaken 38311. Senopi 512. Mubrani 8613. Bikar 31814. Bamusbama 12215. Asses 016. Miyah Selatan 117. Ireres 018. Tubouw 1519. Wilhem Roumbouts 1920. Tinggouw 021. Kwesefo 022. Mawabuan 023. Kebar Timur 024. Kebar Selatan 025. Manekar 326. Mpur 1527. Amberbaken Barat 1728. Kasi 029. Selemkai 0
Jumlah Total 2.601Sumber: KPUD Kabupaten Tambrauw Tahun 2019
69
Hasil Pilkada Tmbrauw Tahun 2017 seluruh masyarakat Tambrauw
dapat menggunakan hak pilihnya pada tanggal 15 Februari 2017. Dari hasil
rekapitulasi penghitungan suara sah kotak kosong terdapat masyarakat yang
menjatuhkan pilihannya pada kotak kosong. Kotak kosong merupakan sebuah
pilihan politik bagi masyarakat yang memang beda pilihan.
130
DAFTAR PUSTAKA
Agustino, Leo. 2009. Pilkada dan Dinamika Politik Lokal: Jakarta, Pustaka Pelajar.
Anriani Stepi. 2018. Intelijen Dan Pilkada, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama
Budiardjo Miriam. 2017. Dasar-Dasar Ilmu Politik: Jakarta, Prima Grafika.
Cangara, Hafield. 2017. Perencanaan dan Strategi Komukiasi: Jakarta, Raja GrafindoPersada.
Cakra Arbas. 2012. Jalan Terjal Calon Independen Pada Pemilukada di Provinsi Aceh,Jakarta, Sofmedia.
Dwiningrum. 2011. Desentralisasi Dan Partisipasi Masyarakat Dalam Pendidikan,Yogyakarta, Pustaka Pelajar
Isprawoto Djoko. 2012. Tesis Strategi Pemilukada Kabupaten Purworejo
Malak Stepanus. 2017. Geliat Politik Suku Moi: Sorong, Nani Bili Nusantara Publishing
Ranjabar Jacobus. 2016. Pengantar Ilmu Politik: Bandung, Alfabeta
Rosit Muhamad. 2011. Tesis Strategi Komunikasi Politik Dalam Pilkadafile:///C:/Users/Windows%2010%20Pro/Downloads/digital_20301204-T30610-Muhamad%20Rosit(1).pdf
Sahdan Gregorius. 2009. Evaluasi Kritis Penyelenggara Pilkada di Indonesia: Yogyakarta,The Indonesia Power For Democracy (IPD)
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R dan D: Jakarta, Alfabeta.
Senja Nilasari. 2014. Manajemen Strategi: Jakarta, Dunia Cerdas
Sita Resmi S. Soekanto. 2016. Strategi Pemenangan Pemilu, Jakarta, UniversitasIndonesia
Tarigan Marlini. 2009. Tesis Partisipasi Politik Mayarakat Kabupaten TemanggungDalam Pelaksanaan Pilkada Tahun 2008.
http://eprints.undip.ac.id/18117/1/MARLINI_TARIGAN.pdf
131
Sumber-Sumber Lain
https://www.wartaekspres.com/partisipasi-masyarakat-tambrauw-pilkada-2017-meningkat/. Diunduh, 23 Juli 2018 ).
http://riefirmansyah.blogspot.co.id/2016/03/ pengertian strategi menurut para ahli.html.29 September 2018).
(https://www.wartaekspres.com).
Materi Rakornas Pileg 2014
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur,
Bupati Dan Wali Kota
Peraturan KPU Nomor Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Tahapan, Program dan Jadwal
Penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil
Bupati dan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tahun 2017.