i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

173
i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ORGANISASI, TERHADAP KEUNGGULAN SUATU SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR KABUPATEN BLORA TESIS Untuk memperoleh gelar magister manajemen pendidikan pada Universitas Negeri Semarang OLEH : ISTYARINI NIM. 1103503021 PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TAHUN 2008

Transcript of i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

Page 1: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

i

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH

DAN BUDAYA ORGANISASI, TERHADAP KEUNGGULAN

SUATU SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR KABUPATEN BLORA

TESIS

Untuk memperoleh gelar magister manajemen pendidikan pada

Universitas Negeri Semarang

OLEH :

ISTYARINI

NIM. 1103503021

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

TAHUN 2008

Page 2: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Tesis ini telah disetujui oleh Dosen Pembimbing untuk diujikan dalam

sidang.

Pembimbing I,

Dr. Joko Widodo, M.Pd NIP.131961218

Semarang, 23 Juli 2008

Pembimbing II,

Dr. Ahmad Sopyan, M.Pd NIP.131404300

Page 3: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Tesis ini telah dipertahankan dihadapan Sidang Panitia Ujian Tesis

Program Studi Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas

Negeri Semarang pada :

Hari : Sabtu

Tanggal : 13 Agustus 2008

Panitia Ujian

Ketua

Prof.Dr.Maman Rahman,M.Sc NIP.130529514

Sekretaris

Dr.Samsudi,M.Pd NIP.131658241

Penguji II,

Dr.Ahmad Sopyan,M.Pd NIP.131404300

Penguji I,

Prof.Dr.DYP Sugiharto,M.Pd.Kons. NIP.131570049

Penguji III,

Dr.Joko Widodo,M.Pd NIP.131961218

Page 4: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam tesis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam tesis ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, 24 September 2008

Istyarini

Page 5: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Seorang intelek tidak pernah fanatik atau pendendam. Ia tidak akan mengejar

pengukuhan diri oleh orang lain. Ia berani berpendirian dan tidak takut

mengaku salah atau keliru kalau memang demikian dan berani meminta maaf

akan hal itu. Ia tidak pernah takut kehilangan gengsi dan wibawa (J. Drost).

PERSEMBAHAN Untuk : Kedua orangtuaku, Suamiku, Anak-anakku, Guruku, Sahabatku, Anak didikku, dan semua orang yang selalu mendukung setiap langkahku

Page 6: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

vi

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan

rakhmat dan hidayah-Nya serta kekuatan sehingga tesis yang berjudul “Pengaruh

Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Budaya Organisasi Terhadap Keunggulan Sekolah di

Sekolah Dasar Negeri Kabupeten Blora Tahun 2008”.Kami sadari sepenuhnya bahwa

selama penulisan tesis ini tidak sedikit tantangan dan hambatan yang harus dihadapi, tetapi

berkat dorongan, bimbingan dan kerjasama dengan berbagai pihak, semua itu dapat diatasi.

Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada

pihak-pihak yang telah memberikan dorongan dan bimbingan, yaitu :

1. Prof. Dr Retno Sriningsih Satmoko, sebagai Pembimbing I yang memberi kesempatan

dan motivasi penulis untuk segera menyelesaikan penyusunan tesis.

2. Dr.Ahmad Sofyan M.Pd, selaku pembimbing II yang selalu memotivasi dan

membimbing penulis untuk bangkit dan berbuat yang terbaik.

3. Prof. Dr. Maman Rahman M.Sc, Direktur Program Pascasarjana, Universitas Negeri

Semarang, yang telah memberi kesempatan dan fasilitas kepada penulis untuk mengikuti

Program Magister di lembaga yang dipimpinnya.

4. Dosen dan Staf Administrasi Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Semarang, yang

telah memberikan pelayanan terbaik selama penulis menempuh studi di lembaga ini.

5. Kepala Sekolah, guru Sekolah Dasar Negeri di Kabupeten Blora yang bersedia menjadi

responden penelitian ini.

6. Semua kolega yang banyak memberikan dorongan dan bantuan serta membuka

kesempatan untuk berdiskusi tentang hal-hal yang berhubungan dengan penyusunan tesis

ini.

7. Pihak-pihak lain yang telah memberikan bantuan dalam berbagai bentuk, namun tidak

memungkinkan untuk disebutkan satu persatu dalam lembaran ini.

Semoga segala bantuan, dorongan, bimbingan, simpati dan kerjasama yang telah

diberikan semua pihak, diterima oleh Tuhan sebagai amalan shalih. Amin

Semarang, 24 September 2008

Penulis

Page 7: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

vii

SARI

Istyarini 2008. Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan Budaya organisasi, Terhadap keunggulan suatu sekolah di Sekolah Dasar Kabupaten Blora Pembimbing I : Prof. DR. RS. Satmoko. Pembimbing II : DR. Ahmad Sofyan, M.Pd

Kata Kunci : Kepemimpinan,Budaya Organisasi Sekolah, Keunggulan Sekolah

Salah satu alat ukur peningkatan kualitas pendidikan yang diselenggarakan oleh suatu lembaga pendidikan adalah terletak pada keunggulan sekolah itu sendiri. Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa keunggulan suatu sekolah dapat dilihat dan diukur dari jumlah dan kualitas lulusan, semangat kerja guru, kepemimpinan kepala sekolah. Sedangkan komponen yang mempengaruhi keunggulan suatu sekolah yaitu kepala sekolah dan budaya organisasi sekolah terhadap keunggulan suatu sekolah

Populasi dalam penelitian ini adalah guru SD Negeri di Kabupeten Blora , Kecamatan Banjarejo yaitu dari 49 SD dengan jumlah guru yaitu 254 orang, sampel dalam penelitian ini 150 orang guru yang diambil dengan tabel Krecie. Penentuan sampel menggunakan sampling acak (random sampling) dengan teknik sampling acak sederhana ( simple random sampling ). Selanjutnya data diolah secara kuantitatif dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 12 for windows 2000 meliputi analisis deskriptif, korelatif dan regresi sederhana.

Dari hasil penelitian didapat bahwa keunggulan sekolah dasar negeri di kabupaten Blora baik. Hal ini ditunjukkan oleh skor sistem pendidikan dan pembelajaran yang dilakukan guru sangat baik 62,67%, prestasi siswa sangat baik dengan skor 72,67%, sarana dan pra sarana cukup 70,67%. Jumlah pendaftar sama dengan kapasitas kelas yang ada di sekolah dengan skor 42%.

Melalui analisis regresi sederhana ditemukan bahwa variabel kepenmimpinan kepala sekolah (X1) dan budaya organisasi (X2) berpengaruh sebesar 29,70% terhadap keunggulan sekolah, dan koefisien determinasinya sebesar 0,297.

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa keunggulan sekolah antara lain dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala sekolah, budaya organisasi sekolah. Meski demikian, diluar kedua variabel tersebut, masih banyak faktor lain yang mempengaruhi, Untuk itu disarankan kepala sekolah dasar di kabupaten Blora untuk melakukan peningkatan SDM dengan jalan studi lanjut bagi guru-guru, training-training, diklat kepemimpinan, memberikan motivasi pada siswa dan guru yang berprestasi, revitalisasi nilai-nilai budaya juga menyaring input anak-anak yang potensial.

Page 8: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

viii

ABSTRACT Istyarini 2008. The influence of school headmaster leadership and organization culture,

about the superiority of a school in Blora regency elementary school. First counselor : Prof. DR. RS. Satmoko Second counselor : DR. Ahmad Sofyan, M.Pd Key word : Leadership, School Organization Culture, School Superiority One of measuring instrumen of quality raising which hold by an education institution lay on the school superiority itself. From the explanation above, can be found out that school superiority can be seen and be measured from the quantity and the quality of the graduate, teacher working spirit, headmaster leadership. Whereas, component which influence a school superiority is headmaster and school organization culture toward a school superiority. Population in this research is elementary school teacher in Blora regency, Banjarejo subdistrict from 49 elementary school with total teacher 254 person, sample in this research 150 teacher which is taken by Krecie table. Determination of sample use random sampling by simple random sampling technique. Furthermore data be processed in a quantitative manner by using software SPSS versi 12 for windows 2000 include deskriptive analysis, corelative and simple regression. From research result be gotten that elementary school superiority in Blora regency is good. This matter be shown by education and learning system score which be done by teacher is very good 62,67%, very good student achievment with 72,67% score, good enough infrastructure 70,67%. Total registrant is equal to class capacity in school with 42% score. Through simple regression be found out that headmaster leadership (X1) and organization culture variable (X2) influential as big as 29,70% about school superiority, and the determinatin coefficient as big as 0,297. According to research result be concluded that school superiority be influenced by headmaster leadership, school organization culture. Still, out of both variable, many other factor influence. Based on that be suggested that elementary school headmaster in Blora regency do human resource improvement by continued study for teacher, training, leadership training and education program, giving motivation to student and teacher who get achievment, culture value revitalization also filter potential children input.

Page 9: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii

PERNYATAAN ................................................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ v

PRAKATA ............................................................................................................ vi

ABSTRAK ............................................................................................................ vii

ABSTRACT .......................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1 1.2 Permasalahan .................................................................................. 6 1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 6 1.4 Kegunaan Penelitian ...................................................................... 7

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Sekolah Unggul ................................................................................. 8 2.2 Kepemimpinan Kepala Sekolah ......................................................... 24 2.3 Budaya Organisasi .............................................................................. 34 2.4 Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Budaya Organisasi Terhadap

Keunggulan suatu Sekolah ................................................................. 42

Page 10: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

x

2.5 Hasil Hasil Penelitian Yang Relevan ................................................. 47 2.6 Kerangka Pikir ................................................................................. 49

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian ...................................................................... 52 3.2 Populasi Dan Sampel ...................................................................... 52 3.3 Variabel dan Definisi Operasional Variabel .................................. 53 3.4 Metode Pengumpulan Data dan Instrumen .................................. 57 3.5 Uji Validitas Dan Reliabilitas Instrumen .............................................. 61 3.6 Teknik Analisis Data ...................................................................... 64

3.6.1 Statistik Deskriptif ...................................................................... 64 3.6.2 Uji Prasyarat Analisis ...................................................................... 65 3.6.3 Uji Hipotesis .................................................................................. 67

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian ............................................................ 69 4.1.1 Kepemimpinan Kepala Sekolah .............................................. 69 4.1.2 Budaya Organisasi ...................................................................... 76 4.1.3 Keunggulan Sekolah ...................................................................... 83

4.2 Uji Prasyarat Analisis ..................................................................... 89 4.2.1 Uji Normalitas Data ...................................................................... 89 4.2.2 Uji Multikoliniearitas ...................................................................... 91 4.2.3 Uji Heterokedastisitas ...................................................................... 92 4.2.4 Uji Autokorelasi ...................................................................... 93

4.3 Hasil Uji Hipotesis ...................................................................... 94 4.4 Pembahasan .................................................................................. 104

4.4.1 Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Keunggulan Sekolah Dasar Negri di Kabupaten Blora .................................. 104

4.4.2 Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Keunggulan Sekolah Dasar Negri di Kabupaten Blora .......................................................... 108

4.4.3 Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan budaya Organisasi terhadap Keunggulan Sekolah Dasar Negri di Kabupaten Blora..... 110

BAB V PENUTUP

6.1 Simpulan .............................................................................................. 112 6.2 Saran .................................................................................................... 113

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 114

Page 11: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian ............................................. 53

Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah ......... 58

Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Budaya Organisasi ............................................. 59

Tabel 3.4 Kisi-kisi Angket Kepuasan Kerja ......................................................... 59

Tabel 3.5 Gradasi Jawaban Model Skala Likert ............................................. 60

Tabel 3.6 Rincian Jumlah Responden Uji Coba Instrumen Penelitian ......... 61

Tabel 3.7 Rangkuman Hasil Uji Validitas Instrumen (Angket) Penelitian ......... 62

Tabel 3.8 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen (Angket) Penelitian ....... 63

Tabel 4.1 Deskripsi Statistik Kepemimpinan Kepala Sekolah ................................ 69

Tabel 4.2 Persentase Kriteria Kepemimpinan Kepala Sekolah ............................... 69

Tabel 4.3 Deskripsi Statistik Kemampuan Konseptual ........................................... 71

Tabel. 4.4 Pendapat Responden Tentang Keterampilan Konsep .............................. 71

Tabel 4.5 Deskripsi Statistik Kemampuan Hubungan Manusia .............................. 72

Tabel. 4.6 Pendapat Responden Tentang Keterampilan Hubungan Manusia .......... 73

Tabel 4.7 Deskripsi Statistik Kemampuan Hubungan Manusia .............................. 74

Tabel. 4.8 Pendapat Responden Tentang Keterampilan Teknis ............................... 75

Tabel 4.9 Deskripsi Statistik Budaya Organisasi .................................................... 76

Tabel 4.10 Pendapat Responden tentang Budaya Organisasi ................................... 76

Tabel 4.11 Pendapat Responden Tentang Kemandirian Individu ............................ 77

Tabel.4.12 Pendapat Responden Tentang Structure ................................................. 78

Tabel. 4.13 Pendapat Responden Tentang Dorongan Untuk Maju .......................... 79

Tabel. 4.14 Pendapat Responden Tentang Identity ................................................... 80

Tabel. 4.15 Pendapat Responden Tentang Conflict Tolerance ................................. 81

Tabel. 4.16 Pendapat Responden Tentang Keberanian Mengambil Resiko ............. 82

Tabel 4.17 Deskripsi Statistik Keunggulan Sekolah ................................................ 84

Tabel 4.18 Pendapat responden tentang keunggulan sekolah ................................. 84

Tabel 4.19 Pendapat responden tentang sistem pendidikan ..................................... 86

Tabel 4.20 Pendapat responden tentang prestasi siswa ........................................... 87

Tabel 4.21 Pendapat responden tentang sarana dan prasarana ................................ 88

Page 12: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

xii

Tabel 4.22 Pendapat responden tentang jumlah pendaftar .......................................89

Tabel 4.23 Hasil Uji Normalitas Data .................................................................... 90

Tabel 4.24 Hasil Uji Multikolinearitas ................................................................... 92

Tabel 4.25 Hasil Uji Autokorelasi ......................................................................... 94

Tabel 4.26 Hasil Uji Pengaruh Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)

dengan Variabel Keunggulan Sekolah (Y) .............................................................. 95

Tabel 4.27 Hasil Uji Parsial X1 .............................................................................. 96

Tabel 4.28 Hasil Uji Sumbangan Efektif X1 .......................................................... 97

Tabel 4.29 Hasil Uji Pengaruh Variabel Budaya Organisasi (X2) Terhadap

Keunggulan Sekolah (Y) .......................................................................................... 98

Tabel 4.30 Hasil Uji Parsial X2 .............................................................................. 99

Tabel 4.31 Hasil Uji Sumbangan Efektif X2 .......................................................... 101

Tabel 4.32 Hasil Uji Pengaruh X1 dan X2 Terhadap Y .......................................... 102

Tabel 4.33 Hasil Uji Linier Berganda ..................................................................... 103

Tabel 4.34 Output Koefisien Determinasi .............................................................. 104

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir .................................................................... 51 Gambar 4.1 Persentase Kepemimpinan Kepala Sekolah ........................................ 71 Gambar 4.2 Persentase Kemampuan Konseptual .................................................. 73 Gambar 4.3 Persentase Kemampuan Hubungan Sosial ......................................... 74 Gambar 4.4 Persentase Kemampuan Teknis ......................................................... 76 Gambar 4.5 Persentase budaya Organisasi ............................................................. 78 Gambar 4.6 Persentase Kesempatan Mandiri ......................................................... 79 Gambar 4.7 Persentase Structure ............................................................................ 79 Gambar 4.8 Persentase Support .............................................................................. 80 Gambar 4.9 Persentase Identity .............................................................................. 81 Gambar 4.10 Persentase Conflict Tolerance............................................................ 82 Gambar 4.11 Persentase Keberanian Mengambil Resiko ....................................... 83 Gambar 4.12 Persentase Kunggulan Sekolah ......................................................... 85 Gambar 4.13 Persentase Sistem Pendidikan ........................................................... 86 Gambar 4.14 Persentase Prestasi Siswa .................................................................. 87 Gambar 4.15 Persentase Sarana dan Prasarana ....................................................... 88 Gambar 4.16 Persentase Sarana dan Prasarana ....................................................... 89 Gambar 4.17 Normalitas Data ................................................................................ 91 Gambar 4.18 Hasil Uji Heterokedastisitas ............................................................. 93

Page 13: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

xiii

Gambar 4.19 Tebaran Data Hubungan X1 dengan Y ............................................... 96 Gambar 4.20 Tebaran Data Hubungan X2 dengan Y ...............................................100

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen penelitian ...................................................................... 116

Lampiran 2 Deskripsi kepemimpinan kepala sekolah .................................. 127

Lampiran 3 Deskripsi Budaya organisasi .......................................................... 133

Lampiran 4 Deskripsi keunggulan sekolah .......................................................... 141

Lampiran 5 Analisis regresi .................................................................................. 148

Lampiran 6 Validitas, Reliabilitas ...................................................................... 156

Page 14: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

Peningkatan mutu pendidikan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses

pengembangan sumber daya manusia. Upaya tersebut harus dilakukan secara terencana,

terarah, dan intensif, sehingga mampu menyiapkan bangsa memasuki era globalisasi yang

sarat persaingan. Mutu pendidikan diarahkan oleh Undang-Undang tentang Sistem

Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003, yaitu berkembangnya potensi peserta didik

agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan berkualitas diyakini sebagai cara yang

tepat untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Namun, pendidikan di Indonesia

belum mampu menuju pada peningkatan kualitas, sebaliknya masih berkutat pada kuantitas

semata.

Potret tentang rendahnya mutu pendidikan di Indonesia dapat dilihat pada hasil

penelitian PISA (Programme for International Student Assessment, 2003) menunjukkan

bahwa siswa-siswa Indonesia lemah dalam tiga kemampuan utama. Dalam hal kemampuan

literasi membaca; 69% siswa berada pada level 1 yakni hanya mampu membaca tapi tidak

mampu menangkap makna tema bacaan; 31% berada pada level 2 yakni hanya bisa

membaca teks tapi tidak mampu menemukan tema inti bacaan, gagal menangkap informasi

implisit dalam teks; dan tidak mampu mengaitkan informasi dalam teks dengan

pengetahuan yang dimiliki. Hanya 3% siswa mampu mencapai level 3 yakni mampu

menemukan gagasan utama, mengintegrasikan dalam pengetahuan yang sudah dimiliki,

Page 15: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

2

mengkontraskan dan membandingkan. Tidak satupun siswa Indonesia mampu mencapai

level 4 dan 5. Dalam hal penguasaan kemampuan matematika, siswa Indonesia berada pada

peringkat 2 terbawah (ranking 39 dari 41 negara yang diteliti). Keterampilan matematik

yang dimiliki siswa hanya mampu menyelesaikan satu langkah persoalan matematik,

menerapkan keterampilan dasar matematik, mengenal informasi yang bersifat diagram atau

teks yang mudah dikenal dan tidak kompleks. Dalam bidang sains, kemampuan siswa

Indonesia berada pada level paling bawah. Siswa hanya mampu mengingat fakta,

terminologi dan hukum sains serta menggunakan pengetahuan sains yang bersifat umum.

Data hasil penelitian itu semakin menguatkan betapa buruknya kualitas pendidikan kita.

Walaupun di sisi lain, prestasi anak Indonesia cukup membanggakan. Ini dibuktikan

diraihnya juara olimpiade fisika tingkat Internasional.

Salah satu upaya meningkatkan kualitas pendidikan ditempuh dengan membuka

sekolah-sekolah unggulan. Sekolah unggulan dipandang sebagai salah satu alternatif yang

efektif untuk meningkatkan kualitas pendidikan sekaligus kualitas SDM. Sekolah unggulan

diharapkan melahirkan manusia-manusia unggul yang amat berguna untuk membangun

negeri yang kacau balau ini. Tak dapat dipungkiri setiap orang tua menginginkan anaknya

menjadi manusia unggul. Hal ini dapat dilihat dari animo masyarakat untuk mendaftarkan

anaknya ke sekolah-sekolah unggulan. Setiap tahun ajaran baru sekolah-sekolah unggulan

dibanjiri calon siswa, karena adanya keyakinan bisa melahirkan manusia-manusia unggul.

Di sekolah-sekolah ini, menuntut biaya pendidikan yang cukup tinggi. Namun

demikian, diiringi dengan penyediaan sarana dan prasarana yang sangat memadai. Dengan

pola manajemen sekolah yang matang, sekolah-sekolah unggulan ini mampu menghasilkan

produk pendidikan yang berkualitas. Sergiovanni (1995:75) menyebutkan sekolah unggulan

Page 16: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

3

dengan membandingkan antara sekolah efektif dan sekolah sukses. Kedua pengertian ini

sering digunakan secara bergantian, namun membingungkan. Efektivitas mempunyai

pengertian yang lazim dan secara teknis. Ini biasanya dipahami untuk mengartikan

kemampuan memperoleh akibat yang diinginkan. Kemudian, pada beberapa sekolah yang

memperoleh akibat yang diinginkan dengan beberapa kelompok akan mempertimbangkan

efektivitas kelompok tersebut. Tetapi, secara teknis, dalam lingkaran pendidikan, sekolah

efektif akan diperoleh dari pengertian secara spesifik dan khusus. Sekolah efektif dipahami

sebagai sekolah yang kemampuan siswanya pada keterampilan dasar yang diukur dengan

tes kemampuan. Dimensi manajemen, pengajaran, dan kepemimpinan termasuk dalam

model sekolah efektif. Sedang sekolah sukses mempunyai kesan lebih komprehensif,

ekspansif dan lebih konsisten dengan kualitas sekolah yang tinggi dimana kebanyakan

orang Amerika, kaya dan miskin, pedesaan dan perkotaan, muda dan tua, menginginkan

untuk anak-anak mereka (Goodlad, 1983 dalam Sergiovanni, 1995: 77).

Dengan adanya civitas akademika, pembenahan sistem pengolahan sekolah yang

inovatif, disertai disiplin, kreativitas dan kerja keras, telah membuahkan hasil dengan

berbagai prestasi yang telah diraih serta peringkat sekolah yang selalu masuk dalam jajaran

papan atas.

Kepala sekolah sebagai pemimpin juga harus memiliki sifat tersebut. Kepala

sekolah selaku pemimpin adalah orang yang mampu mempengaruhi perilaku personel

sekolah agar mau bekerja sama untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah.

Kepemimpinan kepala sekolah merupakan usaha kepala sekolah untuk

mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan dan menggerakkan guru, staf,

siswa, orang tua siswa dan pribadi lain yang terkait untuk bekerja sama dalam mencapai

Page 17: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

4

tujuan yang telah ditetapkan. Peran kepala sekolah sebagai pemimpin terutama ditekankan

pada bagaimana kepala sekolah mampu untuk membuat orang lain bekerja dalam rangka

mencapai tujuan yang ditetapkan sekolah.

Kepala sekolah yang baik adalah kepala sekolah yang mempunyai sifat dan perilaku

kepemimpinan yang baik dan dapat memberikan kompensasi yang berimbang kepada guru

sehingga menimbulkan motivasi untuk berprestasi di kalangan mereka. Kepala sekolah

hendaknya memiliki visi kelembagaan kemampuan konsepsional yang jelas, serta memiliki

ketrampilan dan seni dalam hubungan antara manusia, penguasaan aspek-aspek teknis dan

subtantif, memiliki semangat untuk maju serta semangat mengabdi dan karakter yang

diterima masyarakat lingkungannya (Mulyasa, 2004: 84).

Pola kepemimpinan kepala sekolah akan sangat berpengaruh bahkan sangat

menentukan kemajuan sekolah. Kepala sekolah sebagai pemimpin harus mampu

memotivasi bawahannya, karena keberhasilan seorang pemimpin dalam menggerakkan

orang dalam mencapai tujuan, sangat bergantung kepada kewibawaan yang dimilikinya.

Paradigma baru manajemen pendidikan memberikan kewenangan luas kepada kepala

sekolah dalam melakukan perencanaan, pengorgranisasian, pelaksanaan, pengawasan dan

pengendalian pendidikan di sekolah. Mulyasa (2004: 89) mengatakan bahwa, "Kepala

sekolah profesional dalam paradigma baru manajemen pendidikan akan memberikan

dampak positif dan perubahan yang cukup mendasar dalam pembaharuan sistem

pendidikan di sekolah".

Budaya organisasi merupakan faktor penting bagi kinerja organisasi. Gibson,

Ivancevich, dan DonneIly (1996: 77) mengatakan bahwa "Budaya organisasi diartikan

sebagai perpaduan nilai-nilai, kepercayaan, asumsi, persepsi, norma, kekhasan dan pola

Page 18: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

5

perilaku dalam suatu organisasi". Budaya organisasi muncul dalam dua dimensi, yaitu

dimensi yang tidak tampak (intangible) yang filosofi, ideologi, asumsi-asumsi dasar

keyakinan, dan nilai-nilai, dan dimensi yang nampak (tangible) yang meliputi manivestasi

konseptual, perilaku (behavioral) dan fisik material. Manifestasi konseptual merupakan

perwujudan filosofi, keyakinan dan nilai-nilai yang menjadi pedoman bagi warga sekolah

dalam bentuk organisasi , tujuan dan kurikulum, bahasa dan simbol serta kisah dan tokoh

yang berjasa terhadap kemajuan sekolah. Manivestasi perilaku meliputi kegiatan belajar

mengajar, ritual dan upacara, prosedur, peraturan, tata tertib dan sanksi yang mengatur

perilaku warga sekolah. Sedangkan manivestasi fisik material berbentuk fasilitas dan

perlengkapan, benda-benda, hiasan, lambang dan pakaian seragam.

Owens (1991: 81) menyatakan bahwa dimensi organisasi soft mencakup nilai-nilai

(values), keyakinan (beliefs), budaya , dan norma perilaku. Dimensi hard berupa wujud

atau susunan organisasi itu sendiri. Dimensi organisasi yang bersifat soft hakekatnya

merupakan landasan segala perwujudan yang berbentuk hard. Kedua dimensi tersebut

secara utuh disebut dengan budaya organisasi. Bila budaya organisasi tersebut diterapkan di

sekolah maka disebut dengan budaya organisasi sekolah.

Adanya perkembangan masyarakat dan tuntutan terhadap kinerja sekolah agar

memiliki keluaran (output) yang baik, maka sekolah perlu mengembangkan budaya

organisasi sekolah yang mendukung pencapaian tujuan sekolah. Dengan demikian sekolah

harus lebih profesional dan memiliki produktivitas yang tinggi dalam pengelolaan kegiatan-

kegiatannya.

Page 19: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

6

Berdasarkan latar belakang masalah inilah maka peneliti tertarik untuk meneliti

pengaruh kepemimpinan kepala sekolah,dan budaya organisasi terhadap keunggulan suatu

sekolah..

1.2. PERMASALAHAN

Berdasarkan latar belakang penelitian sebagaimana dikemukakan di atas, timbul

suatu permasalahan sebagai berikut:

1. Seberapa besar pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap keunggulan suatu

sekolah?

2. Seberapa besar pengaruh budaya organisasi sekolah terhadap keunggulan suatu sekolah?

3. Seberapa besar pengaruh kepemimpinan kepala sekolah,dan budaya organisasi secara

bersama-sama terhadap keunggulan suatu sekolah?

1.3. TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui besarnya pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap

keungggulan Sekolah Dasar di Kabupaten Blora.

2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh budaya organisasi terhadap keunggulan Sekolah

Dasar di Kabupaten Blora.

3. Untuk mengetahui besarnya pengaruh kepemimpinan kepala sekolah, budaya organisasi

sekolah terhadap keunggulan Sekolah Dasar di Kabupaten Blora.

1.4. KEGUNAAN PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan sebagai berikut :

1. Memberi gambaran tentang kepemimpinan kepala sekolah, budaya organisasi sekolah

yang baik serta pengaruhnya pada keunggulan suatu sekolah.

Page 20: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

7

2. Memberi masukan pada Dinas Pendidikan, Yayasan Pendidikan dan Organisasi

Keagamaan yang menyelenggarakan persekolahan dalam memajukan lembaga

pendidikan dalam kepemimpinan kepala sekolah, budaya organisasi sekolah yang baik

serta pengaruhnya terhadap keunggulan suatu sekolah.

3. Secara konseptual dapat memperkaya teori terutama yang berkaitan dengan

kepemimpinan kepala sekolah, budaya organisasi sekolah yang baik, serta keunggulan

suatu sekolah.

4. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi peneliti berikutnya/ peneliti lain yang

ingin mengkaji lebih mendalam dengan topik dan fokus serta setting yang lain untuk

memperoleh perbandingan sehingga memperkaya temuan-temuan penelitian ini.

Page 21: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

8

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Sekolah Unggul

Sekolah unggul adalah sekolah yang dikembangkan untuk mencapai keunggulan

dalam keluaran (output) pendidikannya (Depdikbud, 1994) untuk mencapai keunggulan

tersebut maka masukan (input) proses pendidikan, guru dan tenaga kependidikan,

manajemen, layanan pendidikan, serta sarana penunjangnya harus diarahkan untuk

menunjang tercapainya tujuan tersebut. Beberapa faktor yang berhubungan dengan fungsi

yang menjamin bahwa organisasi itu dapat mengadakan pembaharuan sendiri, dengan

berorientasi pada pemecahan masalah. Pertama, nilai-nilai budaya dan dukungan yang baik.

Administrator, supervisor dan guru-guru mempunyai harapan yang tinggi antara satu

dengan yang lain dan dengan siswa-siswanya. Orang tua murid dan pemimpin masyarakat

sama-sama mempunyai kebanggaan pada sistem persekolahan yang ada. Kedua, sekolah

mempunyai misi yang jelas, untuk mengembangkan siswa secara optimal. Ketiga, adanya

kebijakan sekolah yang memudahkan pencapaian tujuan. Keempat, adanya keseimbangan

yang optimal antara “tight” dan “loose”. Pimpinan mempunyai ketetapan secara sistematis

dimana keputusan dibuat sebaik mungkin.

Sedang Sergiovanni (1995:75) menyebutkan sekolah unggulan dengan

membandingkan antara sekolah efektif dan sekolah sukses. Kedua pengertian ini sering

digunakan secara bergantian, namun membingungkan. Efektivitas mempunyai pengertian

yang lazim dan secara teknis. Ini biasanya dipahami untuk mengartikan kemampuan

memperoleh akibat yang diinginkan. Kemudian, pada beberapa sekolah yang memperoleh

akibat yang diinginkan dengan beberapa kelompok akan mempertimbangkan efektivitas

Page 22: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

9

kelompok tersebut. Tetapi, secara teknis, dalam lingkaran pendidikan, sekolah efektif akan

diperoleh dari pengertian secara spesifik dan khusus. Sekolah efektif dipahami sebagai

sekolah yang kemampuan siswanya pada keterampilan dasar yang diukur dengan tes

kemampuan. Dimensi manajemen, pengajaran, dan kepemimpinan termasuk dalam model

sekolah efektif. Sekolah sukses mempunyai kesan lebih komprehensif, ekspansif dan lebih

konsisten dengan kualitas sekolah yang tinggi dimana kebanyakan orang Amerika, kaya

dan miskin, pedesaan dan perkotaan, muda dan tua, menginginkan untuk anak-anak mereka

(Goodlad, 1983 dalam Sergiovanni, 1995:77). Dengan demikian, sekolah unggulan

merupakan sekolah yang efektif dan sukses dalam penyelenggaraannya serta diakui oleh

masyarakat.

Menurut Nurkholis (2005, http//www.depdiknas), menyatakan sebutan sekolah

unggulan itu sendiri kurang tepat. Kata “unggul” menyiratkan adanya superioritas

dibanding dengan yang lain. Kata ini menunjukkan adanya “kesombongan” intelektual

yang sengaja ditanamkan di lingkungan sekolah. Di negara-negara maju, untuk

menunjukkan sekolah yang baik tidak menggunakan kata unggul (excellent) melainkan

effective, develop, accelerate, dan essential.

Dari sisi ukuran muatan keunggulan, sekolah unggulan di Indonesia juga tidak

memenuhi syarat. Sekolah unggulan di Indonesia hanya mengukur sebagian kemampuan

akademis. Dalam konsep yang sesungguhnya, sekolah unggul adalah sekolah yang secara

terus menerus meningkatkan kinerjanya dan menggunakan sumberdaya yang dimilikinya

secara optimal untuk menumbuh-kembangkan prestasi siswa secara menyeluruh. Berarti

bukan hanya prestasi akademis saja yang ditumbuh-kembangkan, melainkan potensi psikis,

fisik, etik, moral, religi, emosi, spirit, adversity dan intelegensi.

Page 23: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

10

Sekolah unggulan yang sebenarnya dibangun secara bersama-sama oleh seluruh

warga sekolah, bukan hanya oleh pemegang otoritas pendidikan. Dalam konsep sekolah

unggulan yang saat ini diterapkan, untuk menciptakan prestasi siswa yang tinggi maka

harus dirancang kurikulum yang baik yang diajarkan oleh guru-guru yang berkualitas

tinggi. Padahal sekolah unggulan yang sebenarnya, keunggulan akan dapat dicapai apabila

seluruh sumber daya sekolah dimanfaatkan secara optimal. Berati tenaga administrasi,

pengembang kurikulum di sekolah, kepala sekolah, dan penjaga sekolah pun harus

dilibatkan secara aktif. Karena semua sumber daya tersebut akan menciptakan iklim

sekolah yang mempu membentuk keunggulan sekolah.

Keunggulan sekolah terletak pada bagaimana cara sekolah merancang-bangun

sekolah sebagai organisasi. Maksudnya adalah bagaimana struktur organisasi pada sekolah

itu disusun, bagaimana warga sekolah berpartisipasi, bagaimana setiap orang memiliki

peran dan tanggung jawab yang sesuai dan bagaimana terjadinya pelimpahan dan

pendelegasian wewenang yang disertai tangung jawab. Semua itu bermuara kepada kunci

utama sekolah unggul adalah keunggulan dalam pelayanan kepada siswa dengan

memberikan kesempatan untuk mengembangkan potensinya. Menurut Profesor Suyanto

(Kompas, 29-4-2002, hal.4), program kelas (baca: sekolah) unggulan di Indonesia secara

pedagogis menyesatkan, bahkan ada yang telah memasuki wilayah malpraktik dan akan

merugikan pendidikan kita dalam jangka panjang. Kelas-kelas unggulan diciptakan dengan

cara mengelompokkan siswa menurut kemampuan akademisnya tanpa didasari filosofi

yang benar. Pengelompokan siswa ke dalam kelas-kelas menurut kemampuan akademis

tidak sesuai dengan hakikat kehidupan di masyarakat. Kehidupan di masyarakat tak ada

yang memiliki karakteristik homogen.

Page 24: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

11

Suyanto (kompas, 29-4-2002, hal 4) menyatakan, pelaksanaan sekolah unggulan di

Indonesia memiliki banyak kelemahan. Pertama, sekolah unggulan di sini membutuhkan

legitimasi dari pemerintah bukan atas inisiatif masyarakat atau pengakuan masyarakat.

Sehingga penetapan sekolah unggulan cenderung bermuatan politis dari pada muatan

edukatifnya. Apabila sekolah unggulan didasari atas pengakuan masyarakat maka

pemerintah tidak perlu mengucurkan dana lebih kepada sekolah unggulan, karena

masyarakat akan menanggung semua biaya atas keunggulan sekolah itu.

Kedua, sekolah unggulan hanya melayani golongan kaya, sementara itu golongan

miskin tidak mungkin mampu mengikuti sekolah unggulan walaupun secara akademis

memenuhi syarat. Untuk mengikuti kelas unggulan, selain harus memiliki kemampuan

akademis tinggi juga harus menyediakan uang jutaan rupiah. Artinya penyelenggaraan

sekolah unggulan bertentangan dengan prinsip equity yaitu terbukanya akses dan

kesempatan yang sama bagi setiap orang untuk menikmati pendidikan yang baik. Keadilan

dalam penyelenggaraan pendidikan ini amat penting agar kelak melahirkan manusia-

manusia unggul yang memiliki hati nurani yang berkeadilan.

Ketiga, profil sekolah unggulan kita hanya dilihat dari karakteristik prestasi yang

tinggi berupa NEM, input siswa yang memiliki NEM tinggi, ketenagaan berkualitas, sarana

prasarana yang lengkap, dana sekolah yang besar, kegiatan belajar mengajar dan

pengelolaan sekolah yang kesemuanya sudah unggul. Wajar saja bila bahan masukannya

bagus, diproses di tempat yang baik dan dengan cara yang baik pula maka keluarannya

otomatis bagus. Yang seharusnya disebut unggul adalah apabila masukan biasa-biasa saja

atau kurang baik tetapi diproses ditempat yang baik dengan cara yang baik pula sehingga

keluarannya bagus.

Page 25: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

12

Oleh karena itu penyelenggaraan sekolah unggulan harus segera direstrukturisasi

agar benar-benar bisa melahirkan manusia unggul yang bermanfaat bagi negeri ini. Bibit-

bibit manusia unggul di Indonesia cukup besar karena prefalensi anak berbakat sekitar 2 %,

artinya setiap 1.000 orang terdapat 20 anak berbakat. Berdasarkan prakiraan Lembaga

Demografi UI (1991) penduduk usia sekolah di Indonesia tahun 2000 diperkirakan sebesar

76.478.249, maka kita akan memiliki anak berbakat (baca: unggul) sebanyak 1.529.565

orang. Jumlah ini cukup untuk memenuhi kebutuhan pimpinan dari tingkat nasional,

propinsi, kabupaten/kota, dan kecamatan (Nurkholis, 2005, http//www.depdiknas.or.id).

Maka konsep sekolah unggulan yang tidak unggul ini harus segera direstrukturisasi.

Restrukrutisasi sekolah unggulan yang ditawarkan adalah sebagai berikut : pertama,

program sekolah unggulan tidak perlu memisahkan antara anak yang memiliki bakat

keunggulan dengan anak yang tidak memiliki bakat keunggulan. Kelas harus dibuat

heterogen sehingga anak yang memiliki bakat keunggulan bisa bergaul dan bersosialisasi

dengan semua orang dari tingkatan dan latar berlakang yang beraneka ragam. Pelaksanaan

pembelajaran harus menyatu dengan kelas biasa, hanya saja siswa yang memiliki bakat

keunggulan tertentu disalurkan dan dikembangkan bersama-sama dengan anak yang

memiliki bakat keunggulan serupa. Misalnya anak yang memiliki bakat keunggulan seni

tetap masuk dalam kelas reguler, namun diberi pengayaan pelajaran seni.

Kedua, dasar pemilihan keunggulan tidak hanya didasarkan pada kemampuan

inteligensi dalam lingkup sempit yang berupa kemampuan logika-matematika seperti yang

diwujudkan dalam test IQ. Keunggulan seseorang dapat dijaring melalui berbagai

keberbakatan seperti yang hingga kini dikenal adanya 8 macam kecerdasan.

Page 26: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

13

Ketiga, sekolah unggulan jangan hanya menjaring anak yang kaya saja tetapi

menjaring semua anak yang memiliki bakat keunggulan dari semua kalangan. Berbagai

sekolah unggulan yang dikembangkan di Amerika justru untuk membela kalangan miskin.

Misalnya Effectif School yang dikembangkan awal 1980-an oleh Ronald Edmonds di

Harvard University adalah untuk membela anak dari kalangan miskin karena prestasinya

tak kalah dengan anak kaya. Demikian pula dengan School Development Program yang

dikembangkan oleh James Comer ditujukan untuk meningkatkan pendidikan bagi siswa

yang berasal dari keluarga miskin. Accellerated School yang diciptakan oleh Henry Levin

dari Standford University juga memfokuskan untuk memacu prestasi yang tinggi pada

siswa kurang beruntung atau siswa beresiko. Essential school yang diciptakan oleh

Theodore Sizer dari Brown University, ditujukan untuk memenuhi kebutuhan siswa kurang

mampu.

Keempat, sekolah unggulan harus memiliki model manajemen sekolah yang unggul

yaitu yang melibatkan partisipasi semua stakeholder sekolah, memiliki kepemimpinan yang

kuat, memiliki budaya sekolah yang kuat, mengutamakan pelayanan pada siswa,

menghargasi prestasi setiap siswa berdasar kondisinya masing-masing, terpenuhinya

harapan siswa dan berbagai pihak terkait dengan memuaskan.

Itu semua akan tercapai apabila pengelolaan sekolah telah mandiri di atas pundak

sekolah sendiri bukan ditentukan oleh birokrasi yang lebih tinggi. Saat ini amat tepat untuk

mengembangkan sekolah unggulan karena terdapat dua suprastruktur yang mendukung.

Pertama, UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dimana pendidikan termasuk

salah satu bidang yang didesentralisasikan. Dengan adanya kedekatan birokrasi antara

Page 27: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

14

sekolah dengan Kabupaten/Kota diharapkan perhatian pemerintah daerah terhadap

pengembangan sekolah unggulan semakin serius.

Kedua, adanya UU No. 25 tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional

Tahun 2000-2004 yang didalamnya memuat bahwa salah satu program pendidikan pra-

sekolah, pendidikan dasar dan pendidikan menengah adalah terwujudnya pendidikan

berbasis masyarakat/sekolah. Melalui pendidikan berbasis masyarakat/sekolah inilah warga

sekolah akan memiliki kekuasaan penuh dalam mengelola sekolah. Setiap sekolah akan

menjadi sekolah unggulan apabila diberi wewenang untuk mengelola dirinya sendiri dan

diberi tanggung jawab penuh. Selama sekolah-sekolah hanya dijadikan alat oleh birokrasi

di atasnya (baca: dinas pendidikan) maka sekolah tidak akan pernah menjadi sekolah

unggulan. Bisa saja semua sekolah menjadi sekolah unggulan yang berbeda-beda

berdasarkan pontensi dan kebutuhan warganya. Apabila semua sekolah telah menjadi

sekolah unggulan maka tidak sulit bagi negeri ini untuk bangkit dari keterpurukannya.

a. Latar Belakang Perlunya Sekolah Unggul

Perlunya perhatian khusus kepada peserta didik yang memiliki kemampuan dan

kecerdasan luar biasa melalui sekolah-sekolah yang mengutamakan keunggulan adalah

selaras dengan fungsi utama pendidikan yaitu mengembangkan potensi peserta didik secara

utuh dan optimal. Pengembangan potensi tersebut memerlukan strategi yang sistematis dan

terarah. Salah satu strategi pendidikan yang ditempuh selama ini bersifat massal dengan

cara memberikan perlakuan dan pelayanan yang sama kepada semua peserta didik tanpa

memperhatikan perbedaan kecerdasan, minat dan bakatnya. Strategi ini hanya pas dalam

konteks pemerataan kesempatan, tetapi strategi tersebut kurang mampu menunjang usaha

mengoptimalkan pengembangan potensi sumber daya manusia yang cepat. Dengan strategi

Page 28: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

15

tersebut munculnya keunggulan terjadi secara acak dan sangat tergantung kepada motivasi

belajar setiap peserta didik serta lingkungan belajar dan mengajarnya.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sekitar sepertiga peserta didik yang dapat

digolongkan sebagai siswa berbakat mengalami gejala “prestasi kurang” dan salah satu

penyebabnya adalah lingkungan belajar kurang menantang untuk mewujudkan

kemampuannya secara optimal. Padahal strategi massal akan mempunyai konsekuensi

sumberdaya (dana, tenaga dan sarana) yang berat. Untuk itu perlu dikembangkan strategi

alternatif yang bertujuan menghasilkan peserta didik yang unggul, yaitu berupa pemberian

perhatian dan perlakuan khusus kepada peserta didik sesuai dengan bakat, minat dan

kemampuannya (Ekosusilo, 2003).

Namun perlu disadari, bahwa strategi kedua tersebut tidak berarti peningkatan

kualitas pendidikan untuk peserta didik secara massal diabaikan, karena pada hakikatnya

pengembangan sekolah unggul ini akan memberi peluang bagi semua peserta didik untuk

berprestasi secara optimal, justru strategi kedua tersebut untuk mengimbangi kekurangan

yang terdapat pada strategi masal-konvensional. Antara strategi pertama dan kedua

perbedaannya terletak pada intensitas dan eksistensitas perhatian yang diberikan kepada

peserta didik yang disesuaikan dengan kondisi mereka. Dikembangkannya strategi kedua

melalui sekolah unggul adalah untuk memacu pemerataan mutu pendidikan nasional.

Selama ini data menunjukkan bahwa mutu pendidikan nasional belum merata. Adanya

sekolah unggul dapat membekali mereka pengalaman belajar yang berkualitas, dengan

sendirinya mereka mempunyai peluang yang lebih besar untuk memasuki jenjang

pendidikan yang lebih tinggi sesuai dengan pilihannya.berdasarkan alasan-alasan tersebut,

maka perlu dikembangkan sekolah-sekolah unggul dengan manajemen yang tertata rapi.

Page 29: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

16

a. Ciri-ciri Sekolah Unggul

Dimensi-dimensi keunggulan sebagai ciri sekolah unggul sebagaimana ditegaskan

oleh Depdikbud (1994) adalah sebagai berikut :

1) Masukan (input) yaitu siswa diseleksi secara ketat dengan menggunakan kriteria tertentu

dan prosedur yang dapat dipertanggungjawabkan. Kriteria yang dimaksud adalah (1)

prestasi belajar superior dengan indikator angka rapor, Nilai Ebtanas Murni (NEM), dan

hasil ter prestasi akademik; (2) skor psikotes yang meliputi intelegensi dan kreativitas;

(3) tes fisik jika diperlukan.

2) Sarana dan prasarana yang menunjang untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa serta

menyalurkan minat dan bakatnya, baik dalam kegiatan kurikuler maupun

ekstrakurikuler.

3) Lingkungan belajar yang kondusif untuk berkembangnya potensi keunggulan menjadi

keunggulan yang nyata baik lingkungan fisik maupun sosial psikologis.

4) Guru dan tenaga kependidikan yang menangani harus unggul baik dari segi penguasaan

materi pelajaran, metode mengajar, maupun komitmen dalam melaksanakan tugas.

Untuk itu perlu disediakan insentif tambahan bagi guru berupa uang maupun fasilitas

lainnya seperti perumahan.

5) Kurikulumnya diperkaya dengan pengembangan dan improvisasi secara maksimal

sesuai dengan tuntutan belajar peserta didik yang memiliki kecepatan belajar serta

motivasi belajar yang lebih tinggi dari yang lain.

6) Kurun waktu belajar lebih lama dibanding sekolah lain. Karena itu perlu ada asrama

untuk memaksimalkan pembinaan dan menampung para siswa dari berbagai lokasi. Di

Page 30: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

17

kompleks asrama perlu ada sarana yang bisa menyalurkan minat dan bakat siswa seperti

perpustakaan, alat-alat olah raga, kesenian, dan lain-lain yang diperlukan.

7) Proses belajar mengajar harus berkualitas dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan

(accountable) baik kepada siswa, lembaga maupun masyarakat.

8) Sekolah unggul tidak hanya memberikan manfaat kepada peserta didik di sekolah

tersebut, tetapi harus memiliki resonansi sosial kepada lingkungan sekitarnya.

9) Nilai lebih sekolah unggul terletak pada perlakuan tambahan di luar kurikulum nasional

melalui pengembangan kurikulum, program pengayaan dan perluasan, pengajaran

remidial, pelayanan bimbingan dan konseling yang berkualitas, pembinaan kreativitas

dan disiplin.

Sejalan dengan dimensi-dimensi sebagai ciri sekolah unggul di atas Djoyonegoro

(1998 dalam Ekosusilo, 2003:41) berpendapat bahwa :

“Sekolah unggulan adalah sekolah yang mempunyai indikator : (1) prestasi akademik dan non akademik di atas rata-rata sekolah di daerahnya, (2) sarana dan prasarana serta layanan yang lebih lengkap, (3) sistem pembelajaran lebih baik dan waktu belajar lebih panjang, (4) melakukan seleksi yang cukup ketat terhadap pendaftar, (5) mendapat animo yang besar dari masyarakat yang dibuktikan dengan banyaknya jumlah pendaftar dibanding kapasitas kelas, dan (6) biaya sekolah lebih tinggi dari sekolah lain di sekitarnya”.

Lebih lanjut, Wayson (1988, dalam Ekosusilo, 2003:42)) menyebutkan bahwa

karakteristik sekolah unggulan adalah :

“(1) tidak kaku, fleksibel, dan tidak tegang, (2) tidak menggunakan pendekatan hukuman, menekankan pada yang positif, (3) tidak elitis, menerima dan memajukan semua siswa, (4) tidak membatasi kurikulum secara sempit pada yang dasar, memberikan kurikulum yang fleksibel dan disesuaikan dengan kebutuhan siswa, (5) tidak tertuju pada tes (latihan soal) semata, pencapaian prestasi lebih disebabkan karena mereka dilatih proses berpikir tingkat tinggi (higher order), (6) bekerja tidak terpaku pada program yang baku, bekerja atas dasar komitmen dan kreativitas pegawai, (7) kepala sekolah tidak otoritarian, tetapi memiliki visi mengenai bagaimana seharusnya sekolah, serta upaya untuk mewujudkan misi tersebut, (8)

Page 31: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

18

merekrut dan mempekerjakan staf atas dasar keahlian dan memiliki prosedur untuk mengeluarkan mereka yang tidak memiliki kontributisi terhadap sekolah, (9) memiliki pengembangan staff yang intensif, (10) memiliki tujuan yang jelas, penilaian yang baik, serta dapat memperbaiki kekurangan dan menghindari kesalahan, (11) staf dan siswa sama-sama memiliki rasa tanggungjawab dalam pembelajaran, (12) menempatkan kesejahteraan (kebaikan) siswa di atas yang lain, (13) memiliki struktur yang memungkinkan pengambilan keputusan dan pemecahan masalah dilakukan secara kelompok, bukan individual, (14) memiliki pimpinan yang menggugah semangat dan partisipasi staf serta menggalang dukungan dari pihak luar, (15) merayakan keberhasilan dan memberikan penghargaan kepada staf dan siswa yang berprestasi, dan (16) fleksibel dalam hal cara, namun berpegang teguh pada tujuan”.

c. Filosofi Sekolah Unggulan

Sekolah unggul di Indonesia didasari filosofi yang berkenaan dengan hakikat

manusia, hakikat pembangunan nasional, tujuan pendidikan dan usaha untuk mencapai

tujuan pendidikan tersebut.

Pertama, manusia sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa telah dilengkapi dengan

berbagai potensi dan kemampuan. Potensi itu pada dasarnya merupakan anugerah kepada

manusia yang semestinya dimanfaatkan dan dikembangkan, dan jangan disia-siakan. Di

samping memiliki persamaan dalam sifat dan karakteristiknya, potensi tersebut agar

menjadi aktual dalam kehidupan, sehingga berguna bagi orang yang bersangkutan,

masyarakat dan bangsanya, serta menjadi bekal untuk menghambakan diri kepada Tuhan.

Dengan demikian usaha untuk mewujudkan anugrah potensi tersebut secara penuh

merupakan konsekuensi dari amanah Tuhan.

Kedua, dalam pembangunan nasional, manusia merupakan sentral yaitu sebagai

subjek pembangunan. Untuk dapat memainkan perannya sebagai subjek, maka manusia

Indonesia dikembangkan untuk menjadi manusia yang utuh, yang berkembang segenap

dimensi potensinya secara wajar. Pendidikan nasional mengembang tugas dalam

Page 32: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

19

mengembangkan manusia Indonesia sehingga menjadi manusia yang utuh dan sekaligus

merupakan sumber daya pembangunan.

Ketiga, pendidikan nasional berusaha menciptakan keseimbangan antara

pemerataan kesempatan dan keadilan. Pemerataan kesempatan berarti membuka

kesempatan seluas-luasnya kepada semua peserta didik dari semua lapisan masyarakat

untuk mendapatkan pendidikan tanpa dihambat oleh perbedaan jenis kelamin, suku bangsa

dan agama. Akan tetapi memberikan kesempatan yang sama (equal opportunity) pada

akhirnya akan dibatasi oleh kondisi objektif peserta didik, yaitu kapasitasnya untuk

dikembangkan.

Keempat, dalam upaya mengembangkan kemampuan peserta didik, pendidikan

berpegang pada asas keseimbangan dan keselarasan yaitu keseimbangan antara kreativitas

dan disiplin, keseimbangan antara persaingan dan kerjasama, keseimbangan antara

pengembangan kemampuan berpikir holistik dengan kemampuan berpikir atomistik, dan

keseimbangan antara tuntutan dan prakarsa.

d. Visi dan Misi Sekolah Unggulan

1) Pengertian Visi dan Misi

Visi bukan sekedar penglihatan kasat mata, melainkan penglihatan dengan kekuatan

mental atau dengan kacamata batin dalam arti kognitif, afektif dan psikomotorik. Visi

dibentuk dengan kecerdasan umum, penghayatan nilai-nilai, pengetahuan dan pengalaman,

kemampuan-kemampuan dalam bidang khusus secara konseptual, pemecahan masalah, dan

daya-daya keperilakuan lain yang dijadikan unggulan. Dalam pengertian ini, visi

merupakan saripati endapan dari sistem nilai dan kaidah-kaidah. Sinamo (1998:4)

menegaskan bahwa “secara ringkas visi adalah apa yang didambakan organisasi untuk

Page 33: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

20

“dimiliki” atau diperoleh di masa depan (what do we want to have)”. Agar efektif dan

powerful, maka visi dan misi harus jelas, harmonis dan kompatibel.

Gaffar (1994) berpendapat bahwa visi adalah daya pandang yang jauh, mendalam

dan meluas, merupakan daya fikir abstrak yang memiliki kekuatan amat dasyat dapat

menerobos segala batas-batas fisik, waktu dan tempat. Visi adalah kunci energi manusia,

kunci atribut pemimpin dan pembuat kebijakan.

2) Ciri-ciri Visi yang Baik

Visi terbentuk dari perpaduan antara : aspirasi, imajinasi, insight, nilai-nilai

informasi, pengetahuan dan : “judgement”. Agar suatu misi dapat menumbuhkan semangat,

menyuburkan inspirasi, menciptakan makna bagi anggota organisasi, maka visi harus

disepakati dan dihayati bersama (shared vision). Karena itu proses perumusan visi

hendaknya dapat mendorong tumbuhnya kepemilikan (ownership) visi oleh anggota

organisasi sejak awal.

Visi menunjukkan arah pergerakan organisasi dari posisinya sekarang ke masa

depan. Visi merupakan jembatan antara masa kini dan masa depan. Visi yang baik

mempunyai ciri-ciri : (1) memperjelas arah dan tujuan, (2) mudah dimengerti dan

diartikulasikan dengan baik, (3) mencerminkan cita-cita yang tinggi dan menetapkan

standard of excellent, (4) menumbuhkan inspirasi, semangat, kegairahan dan komitmen, (5)

menciptakan makna bagi anggota organisasi, (6) merefleksikan keunikan atau

keistimewaan organisasi, (7) menyiratkan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh organisasi,

(8) kontekstual, dalam arti memperhatikan secara seksama hubungan organisasi dengan

lingkungan dan sejarah perkembangan organisasi yang bersangkutan.

Page 34: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

21

Terwujudnya visi bergantung kepada usaha yang dilakukan sendiri oleh organisasi

dan hal-hal yang terjadi di luar organisasi. Visi dan misi yang kuat sangat diperlukan demi

kelangsungan hidup organisasi. Karena itu, visi dan misi harus cocok dengan sejarah,

budaya, semangat dan nilai-nilai organisasi.

3) Peran Visi dan Misi

Peran nilai dalam proses perencanaan proses pendidikan sangat mutlak. Nilailah

yang menggerakkan motivasi seluruh anggota organisasi untuk menentukan tujuan dan

merumuskan kebijakan ke arah tercapainya tujuan. Tanpa pemahaman nilai-nilai yang

mendasarinya, maka konsistensi (ketaatan asas) tidak dapat dijamin. Karena nilai itu

berakar pada tatanan sosial, maka dengan merujuk pada nilai dapatlah dihindarkan

pertentangan yang mungkin timbul antara tujuan-tujuan individual dengan kehadiran

kebijakan serta wahana pelaksanaannya.

Nilai yang seringkali hanya bersifat tersirat (implicit) mungkin menjadi kabur, atau

bahkan terlupakan karena proses perjalanan waktu. Karenanya dengan menjadikan nilai-

nilai itu secara tersurat (explicit) maka nilai-nilai itu dapat menduduki tempat sebagai

landasan masyarakat, atau nilai-nilai itu ditolak karena masyarakatnya kacau, dangkal,

bahkan rusak. Dengan pemahaman akan nilai, maka kita dapat berada pada posisi yang

lebih baik untuk menciptakan keseimbangan yang seharusnya antara tujuan dengan

tampilnya tujuan yang salah, serta membatasi kelemahan dan kesengajaan antara tujuan kita

dengan sistem wahana pelaksanaan kebijakan.

4) Visi dan Misi Sekolah Unggul

Sekolah unggul di dasari visi bahwa upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan

mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang bermuara kepada tujuan pembangunan

Page 35: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

22

nasional, memerlukan usaha-usaha yang sistematis, terarah dan intensional dalam menggali

dan mengembangkan potensi manusia Indonesia secara maksimal sehingga dapat menjadi

bangsa yang maju, sejahtera, damai dengan dasar Pancasila, serta dihormati dan

diperhitungkan oleh bangsa-bangsa lain dalam percaturan global.

Berdasarkan visi tersebut, maka misi sekolah unggul adalah meningkatkan dan

mengembangkan potensi sumber daya manusia Indonesia sebagai subjek dan wahana untuk

mencapai tujuan pembangunan nasional. Visi dan misi sangat erat kaitannya dengan sistem

nilai. Visi merupakan sari pati endapan dari sistem nilai. Visi dapat memacu motivasi serta

sikap yang dapat menuntun perbuatan. Visi adalah kunci energi manusia, kunci atribut

pemimpin dan pembuat kebijakan. Sedangkan nilai membentuk landasan yang kokoh bagi

tujuan dan misi. Visi merupakan inti sekaligus sumber kekuatan organisasi. Jadi visi

memegang peran yang penting dalam keberhasilan tujuan organisasi.

5) Sasaran Sekolah Unggul

Pada jenjang pendidikan menengah (SMA), sasaran yang ingin dicapai adalah

menyiapkan para lulusan untuk memasuki jenjang pendidikan tinggi yang bermutu di

dalam negeri maupun luar negeri. Dengan bekal kemampuan yang diperolehnya, mereka

juga diproyeksikan untuk siap memasuki jalur karir yang lain maupun bekerja mandiri

apabila tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

6) Tujuan Sekolah Unggul

Acuan dasar dari tujuan umum sekolah unggul adalah tujuan pendidikan nasional

sebagaimana tercantum dalam GBHN dan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional

yaitu menghasilkan manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

Page 36: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

23

berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, tangguh, cerdas, kreatif, terampil,

berdisiplin, beretos kerja, profesional, bertanggungjawab, produktif, sehat jasmani dan

rohani, memiliki semangat kebangsaan, cinta tanah air, kesetiakawanan sosial, kesadaran

akan sejarah bangsa dan sikap menghargai pahlawan, serta berorientasi masa depan.

Secara khusus, sekolah unggul bertujuan untuk menghasilkan keluaran pendidikan

yang memiliki keunggulan dalam hal-hal berikut : (a) keimanan dan ketakwaan kepada

Tuhan Yang Maha Esa, (b) nasionalisme dan patriotisme yang tinggi, (c) wawasan IPTEK

yang mendalam dan luas, (d) motivasi dan komitmen yang tinggi untuk mencapai prestasi

dan keunggulan, (e) kepekaan sosial dan kepemimpinan, dan (f) disiplin tinggi ditunjang

oleh kondisi fisik yang prima.

2.2. Kepemimpinan Kepala Sekolah

Suatu organisasi dapat berjalan dengan baik dan lancar bila memiliki pemimpin

yang baik. Pemimpin dalam suatu orgnisasi memegang kendali utama dalam mengatur

jalannya organisasi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 174) disebutkan

bahwa pemimpin artinya orang yang memimpin atau cara memimpin. Pemimpin yang

baik, adalah pemimpin yang memiliki sifat-sifat kepemimpinan yang dapat diandalkan.

Kepemimpinan itu sendiri merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

mempengaruhi prestasi kerja dan merupakan aktivitas utama untuk pencapaian tujuan

organisasi. Mulyasa (2005: 107) mengatakan bahwa, kepemimpinan adalah kegiatan

untuk mempengaruhi orang-orang yang diarahkan terhadap pencapaian tujuan

organisasi. Dari hal tersebut maka dapat diketahui bahwa kepemimpinan merupakan

Page 37: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

24

suatu proses mempengaruhi aktivitas dari individu maupun kelompok untuk mencapai

tujuan dalam situasi tertentu.

Menurut pendapat Sondang P. Siagian (1994: 36) menjelaskan bahwa

kepemimpinan merupakan inti dari manajemen karena kepemimpinan merupakan motor

penggerak bagi sumber-sumber dan alat-alat (manusia dan alat-alat) dalam suatu

organisasi. Kepemimpinan merupakan salah satu penentu dalam pencapaian tujuan

organisasi. Sedangkan Menurut Hadari Nawawi dan Martini Hadari (1995: 9),

kepemimpinan dapat diartikan kemampuan atau kecerdasan mendorong sejumlah orang

agar bekerja sama dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang terarah pada tu.juan

bersama.

Soelardi dalam Mulyasa (2002: 107) mendefinisikan kepemimpinan sebagai kemampuan untuk mengggerakkan, mempengaruhi, memotivasi, mengajak, mengarahkan, menasehati, membimbing, menyuruh, memerintah, melarang dan bahkan menghukum (kalau perlu), serta membina agar maksud manusia sebagai media manajemen akan bekerja dalam rangka mencapai tujuan administrasi secara efektif dan efisien. Hal tersebut menunjukkan bahwa kepemimpinan sedikitnya mencakup tiga hal yang

saling berhubungan, yaitu adanya pemimpin dan karakterisiknya, adanya pengikut, serta

adanya situasi kelompok.

Sedangkan menurut Tannembaum, Weshler dan Massarik, dalam Wahjosumidjo

(2003; 17) "Leadership is interpersonal influence excerised in a situation and directed,

through the communication proccess, toward the attainment of a specified goal or goals.

Menurut Ngalim Purwanto,(1993: 26) kepemimpinan merupakan suatu bentuk persuasi,

suatu seni pembinaan kelompok orang-orang tertentu, biasanya melalui human relation dan

Page 38: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

25

motivasi sehingga mereka tanpa adanya rasa takut mau bekerja sama dan membanting

tulang untuk mencapai segala apa yang menjadi tujuan organisasi.

Dapat disimpulkan bahwa dalam setiap proses kepemimpinan terdapat sekurang-

kurangnya tiga unsur, yaitu ada seorang pemimpin yang memimpin, mempengaruhi dan

memberikan bimbingan; ada anggota (bawahan) yang dikendalikan; dan ada tujuan yang

diperjuangkan melalui serangkaian kegiatan. Pemimpin pada hakekatnya adalah

seseorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain

didalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. Kekuasaan di sini berarti

kemampuan mengarahkan dan mempengaruhi bawahan sehubungan dengan tugas-tugas

yang harus dilaksanakannya. Kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting

dalam mempengaruhi prestasi kerja organisasi. Kepemimpinan merupakan aktifitas

utama untuk mencapaian tujuan organisasi. Kepemimpinan merupakan inti manajemen,

sedangkan manajemen adalah inti administrasi. Secara umum kepemimpinan

didefinisikan sebagai suatu proses mempengaruhi aktifitas dari individu maupun

kelompok untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu.

Dalam hubungan dengan misi pendidikan, kepemimpinan dapat diartikan

sebagai usaha kepala sekolah dalam memimpin, mempengaruhi, dan memberikan

bimbingan kepada para personil pendidikan sebagai bawahan agar tujuan pendidikan

dan pengajaran dapat tercapai rnelalui serangkaian kegiatan yang telah direncanakan

(Anwar, 2003: 70 ).

Fungsi kepemimpinan pendidikan menunjuk kepada berbagai aktivitas atau

tindakan yang dilakukan oleh seorang kepala dalam upaya menggerakkan guru-guru,

Page 39: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

26

karyawan, siswa, dan anggota masyarakat agar mau berbuat sesuatu guna melaksanakan

program-program pendidikan di sekolah.

Lebih lanjut, Anwar (2003:70) mengatakan bahwa untuk memungkinkan tercapainya tujuan kepemimpinan pendidikan di sekolah, pada pokoknya kepemimpinan pendidikan memiliki tiga fungsi berikut: (1) Membantu kelompok merumuskan tujuan pendidikan yang akan dicapai yang akan menjadi pedoman untuk menentukan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan; (2) Fungsi dalam menggerakkan guru-guru, karyawan, siswa, dan anggota masyarakat untuk mensukseskan program pendidikan di sekolah; dan (3) Menciptakan sekolah sebagai suatu lingkungan kerja yang harmonis, sehat, dinamis dan nyaman, sehingga segenap anggota dapat bekerja dengan penuh produktivitas dan memperoleh kepuasan kerja guru tinggi. Artinya pemimpin harus menciptakan iklim organisasi yang mampu rnendorong produktivitas pendidikan yang tinggi dan kepuasan kerja yang rnaksimal. Kemampuan seorang pemimpin mempengaruhi orang lain didukung oleh kelebihan

yang dimilikinya, baik yang berkaitan dengan sifat kepribadian maupun yang berkaitan

dengan kekuasaan pengetahuan dan pengalamannya. Sekolah yang produktif tercipta

karena kepemimpinan yang diterapkan di sekolah diarahkan pada proses pemberdayaan

para guru sehingga kinerja guru lebih berdasarkan pada prinsip-prinsip dan konsep

bersama, bukan karena suatu instruksi dari pimpinan.

Peningkatan mutu sekolah memerlukan perubahan kultur organisasi, suatu

perubahan yang mendasar tentang bagaimana individu-individu dan kelompok rnemahami

pekerjaan dan perannya dalam organisasi sekolah. Kultur sekolah terutama dihasilkan oleh

kepemimpinan kepala sekolah. Kepala sekolah harus memahami bahwa sekolah sebagai

suatu sistem organik, sehingga mampu berperan sebagai pemimpin (leader), maka

seharusnya: a) lebih banyak mengarahkan, mendorong dari pada memaksa; b) lebih

berdasar pada kerjasama dalam menjalankan tugas dibandingkan bersandar pada

kekuasaan c) senantiasa menanamkan kepercayaan pada diri guru dan staf administrasi

Page 40: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

27

bukannya menciptakan rasa takut; d) senantiasa menunjukkan bagaimana cara

melakukan sesuatu dari pada menunjukkan bahwa ia tahu sesuatu; e) senantiasa

mengembangkan suasana antusias, bukannya mengembangkan suasana yang

menjemukan; dan f) senantiasa memperbaiki kesalahan yang ada dari pada

menyalahkan kesalahan pada seseorang, bekerja dengan penuh kesungguhan, bukan

ogah-ogahan karena serba kekurangan.

Wahjosumidjo (2003: 106) mengatakan bahwa kepala sekolah sebagai seorang pemimpin seharusnya dalam praktek sehari-hari selalu berusaha memperhatikan dan mempraktekkan delapan fungsi kepemimpinan di dalam kehidupan sekolah, yakni : 1) Dalam kehidupan sehari-hari kepala sekolah akan dihadapkan kepada sikap para

guru, staf, dan para siswa yang mempunyai latar belakang kehidupan, kepentingan serta tingkat sosial budaya yang berbeda sehingga tidak mustahil terjadi konflik antar individu bahkan antar kelompok.

2) Sugesti atau saran sangat diperlukan oleh para bawahan dalam melaksanakan tugas. Para guru, staf dan siswa suatu sekolah hendaknya selalu mendapatkan saran, anjuran dari kepala sekolah sehingga dengan saran tersebut selalu dapat memelihara bahkan meningkatkan semangat, rela berkorban, rasa kebersamaan dalam melaksanakan tugas masing-masing (suggesting)

3) Dalam mencapai tujuan setiap organisasi memerlukan dukungan, dana, sarana dan sebagainya.

4) Kepala sekolah berperan sebagai katalisator, dalam arti marnpu menimbulkan dan menggerakkan semangat para guru, staf dan siswa dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

5) Patah semangat, kehilangan kepercayaan harus dapat dibangkitkan kembali oleh para kepala sekolah (catalyzing).

6) Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan setiap orang, baik secara individu maupun kelompok.

7) Seorang kepala sekolah selaku pemimpin akan menjadi pusat perhatian, artinya semua pandangan akan diarahkan ke kepala sekolah sebagai orang yang mewakili kehidupau sekolah, di mana dan dalam kesempatan apapun.

8) Kepala sekolah pada hakekatnya adalah sumber semangat bagi para guru, staf dan siswa.

9) Setiap orang dalam kehidupan organisasi baik secara pribadi maupun kelompok, apabila kebutuhannya diperhatikan dan dipenuhi.

Kepempinan kepala sekolah harus dapat menggerakkan dan memotivasi kepada:

Page 41: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

28

a) guru, untuk menyusun program, menyajikan program dengan baik, melaksana-kan

evaluasi, melakukan analisis hasil belajar dan melaksanakan perbaikan dan

pengayaan secara tertib dan bertanggung jawab;

b) karyawan, untuk mengerjakan tugas administrasi dengan baik, melaksanakan

kebersihan lingkungan serutin melaksanakan tugas pemeliharaan gedung dan

perawatan barang-barang inventaris dengan baik dengan penuh kesadaran dan

bertanggung jawab;

c) siswa, untuk rajin belajar secara tertib, terarah dan teratur dengan penuh kesadaran

yang berorientasi masa depan;

d) orang tua dan masyarakat, agar mampu untuk menumbuhkan dan mengembangkan

kemitraan yang lebih baik agar partisipasi mereka terhadap usaha pengembangan

sekolah makin meningkat dan dirasakan sebagai suatu kewajiban, bukan sesuatu

yang membebani. Yang lebih penting lagi kepemimpinan kepala sekolah harus dapat

memberikan kesejahteraan lahir batin, mengembangkan kekeluargaan yang lebih baik,

meningkatkan rasa kebersamaan dalam mencapai tujuan dan menumbuhkan budaya

positif yang kuat di lingkungan sekolah.

Kegiatan kepala sekolah tidak hanya berkaitan dengan pimpinan pengajaran saja,

melainkan meliputi seluruh kegiatan sekolah, seperti pengaturan, pengelolaan sekolah, dan

supervisi terhadap staf guru dan staf administrasi. Kepala sekolah pada dasarnya melakukan

kegiatan yang beraneka macam dari kegiatan yang bersifat akademik, administratif,

kegiatan kemanusiaan, dan kegiatan sosial.

Page 42: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

29

Banyaknya faktor yang harus menjadi tanggung jawab kepala sekolah, sehingga

menuntut kepala sekolah untuk memiliki kemampuan yang prima dalam menjalankan

kepemimpinannya.

Mulyasa, (2004:115) menyatakan bahwa, kemampuan yang harus diwujudkan

kepala sekolah sebagai leader dapat dianalisis dari kepribadian, pengetahuan terhadap

tenaga kependidikan, visi dan misi sekolah, kemampuan mengambil keputusan dan

kemampuan berkomunikasi.

Kepribadian adalah sifat dasar yang dimiliki oleh setiap manusia dan merupakan

bawaan sejak lahir yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Namun demikian ada

beberapa hal mendasar sifat-sifat yang harus dimiliki oleh kepala sekolah sebagai

pemimpin sekolah. Adapun kepribadian kepala sekolah sebagai pemimpin akan tercermin

dalam sifat-sifat: jujur, percaya diri, tanggung jawab, berani mengambil resiko dan

keputusan, berjiwa besar, emosi yang stabil dan menjadi teladan.

Sebagai pemimpin, kepala sekolah harus memiliki pengelahuan terhadap tenaga

kependidikan. Adapun hal-hal yang menyangkut pemahaman tenaga kependidikan akan

terlihat pada kemampuan utuk memahami kondisi tenaga kependidikan, memahami

kondisi dan karakteristik peserta didik, menyusun progrm pengembangan tenaga

kependidikan, menerima masukan, saran dan kritik dari berbagai pihak untuk

meningkatkan kepemimpinannya.

Setiap sekolah pasti memiliki visi dan misi sekolah. Sebagai pemimpin, maka

kepala sekolah harus memiliki pemahaman terhadap visi dan misi sekolah yang

dipimpinnya. Pemahaman ini tercermin dari kemampuannya untuk mengembangkan

Page 43: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

30

visi dan misi sekolah serta melaksanakan program untuk mewujudkan visi dan misi

tersebut ke dalam tindakan nyata.

Kenapa sekolah harus mampu mengambil keputusan yang tepat untuk menyikapi

suatu permasalahan. Kemampuan mengambil keputusan ini dapat terlihat dari

kemampuan mengambil keputusan bersama tenaga kependidikan di sekolah dan

mengambil keputusan untuk kepentingan internal dan eksternal sekolah.

Kemampuan berkomunikasi yang baik harus dimiliki pula oleh kepala sekolah

selaku pemimpin di sekolah. Kemampuan berkomunikasi ini tercermin dari

kemampuannya untuk berkomunikasi secara lisan dengan tenaga kependidikan di

sekolah, menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan, berkomunikasi secara lisan dengan

peserta didik dan berkomunikasi secara lisan dengan orang tua dan masyarakat di

sekitar lingkungan sekolah.

Kepala sekolah sebagai pemimpin (leader) dalam lingkup sekolah harus memiliki

sikap-sikap positif yang meliputi keteladanan, mampu menumbuhkan kreativitas, mampu

memotivasi, mampu mengembangkan rasa tanggung jawab terhadap sekolah serta mawas

diri, berusaha mencapai misi, visi dan tujuan sekolah, konsisten pada pengucapan dan

perbuatan, memberikan dorongan dan meningkatkan semangat kerja staf, terbuka dan

bersedia menerima kritik, mampu mengambil keputusan dengan cepat dan tepat, mampu

memberi pujian bagi yang berhasil dan memberi sanksi bagi yang salah serta dapat

menumbuhkan rasa keakraban dan kekeluargaan di kalangan anggota yang dipimpinnya.

(Mulyasa, 2004: 98).

Page 44: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

31

Kepemimpinan kepala sekolah merupakan usaha kepala sekolah untuk

mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan dan menggerakkan guru, staf,

siswa, orang tua siswa dan pribadi lain yang terkait untuk bekerja sama dalam mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Peran kepala sekolah sebagai pemimpin terutama ditekankan

pada bagaimana kepala sekolah mampu untuk membuat orang lain bekerja dalam rangka

mencapai tujuan yang ditetapkan sekolah.

Kepala sekolah yang baik adalah kepala sekolah yang mempunyai sifat dan perilaku

kepemimpinan yang baik dan dapat memberikan kompensasi yang berimbang kepada guru

sehingga menimbulkan motivasi untuk berprestasi di kalangan mereka. Kepala sekolah

hendaknya memiliki visi kelembagaan kemampuan konsepsional yang jelas, serta memiliki

ketrampilan dan seni dalam hubungan antara manusia, penguasaan aspek-aspek teknis dan

subtantif, memiliki semangat untuk maju serta semangat mengabdi dan karakter yang

diterima masyarakat lingkungannya (Mulyasa, 2004: 84).

Pola kepemimpinan kepala sekolah akan sangat berpengaruh bahkan sangat

menentukan kemajuan sekolah. Kepala sekolah sebagai pemimpin harus mampu

memotivasi bawahannya, karena keberhasilan seorang pemimpin dalam menggerakkan

orang dalam mencapai tujuan, sangat bergantung kepada kewibawaan yang dimilikinya.

Paradigma baru manajemen pendidikan memberikan kewenangan luas kepada kepala

sekolah dalam melakukan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaaan, pengawasan dan

pengendalian pendidikan di sekolah. Mulyasa (2004: 89) mengatakan bahwa, "Kepala

sekolah profesional dalam paradigma baru manajemen pendidikan akan memberikan

dampak positif dan perubahan yang cukup mendasar dalam pembaruan sistem pendidikan

Page 45: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

32

di sekolah". Untuk itu pemimpin perlu untuk memiliki pengetahuan mengenai motif

bawahannya yang dapat mendorong untuk melakukan tindakan tertentu. Kepala sekolah

dituntut untuk memiliki kemampuan kepemimpinan yang mampu meningkatkan motivasi

berprestasi di kalangan guru, siswa, staf dan personil sekolah lainnya.

Motivasi sangat penting artinya bagi setiap orang yang ingin sukses dan selalu

ingin maju dalam usahanya. Banyak orang yang terdorong untuk bekerja keras karena

adanya keinginan untuk berprestasi, hal ini disebabkan karena adanya dorongan agar

tugas yang dilakukannya dapat berhasil, mempunyai nilai dan dihargai oleh orang lain.

Motivasi merupakan salah satu faktor yang turut menentukan keefektifan kerja.

Callahan and Clark dalam Mulyasa (2005: 120) mengemukakan bahwa motivasi adalah

tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah tujuan

tertentu. Teori lain dikemukakan oleh Sondang ( 2004: 138) yang mengatakan bahwa

"Motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seorang anggota organisasi mau

dan rela untuk mengerahkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau ketrampilan, tenaga

dan waktunya untuk kemajuan organisasi”.

Dengan banyaknya kemampuan yang dimilikinya, maka kepala sekolah diharapkan

mampu untuk membawa kemajuan dan peningkatan prestasi sekolah pada berbagai bidang.

Hanya pemimpin yang memiliki sifat-sifat kepemimpinan yang baik akan dapat membawa

organisasi sekolah mencapai tujuan yang diharapkan sesuai dengan visi dan misi sekolah

yang ditetapkan. Semakin baik kepemimpinannya kepala sekolah maka akan semakin baik

dan meningkat prestasi yang diraih oleh sekolah tersebut.

Page 46: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

33

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kepemimpinan kepala sekolah adalah

kemampuan kepala sekolah yang diwujudkan melalui kepribadian, pengetahuan, visi, misi,

pengambilan keputusan dan berkomunikasi. Penyelesaian tugas-tugas, menjunjung tinggi

kepercayaan, dan pelaksanaan tugas dengan kesadaran tanpa pengawasan. Aspek

keberanian mengambil resiko terdiri dari daya kreasi, sikap pantang menyerah dan arif

dalam pemberian saran, berusaha untuk mencapai tujuan organisasi. Kepala sekolah

sebagai pemimpin juga harus memiliki sifat tersebut. Kepala sekolah selaku pemimpin

adalah orang yang mampu mempengaruhi perilaku personel sekolah agar mau bekerjasama

untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah.

2.3. Budaya Organisasi

Pencapaian tujuan organisasi atau keberhasilan suatu organisasi dalam

meningkatkan kinerja dan produktivitas harus didukung oleh keberadaan budaya

organisasi yang sesuai dengan visi dan misi yang ditetapkan.

Menurut Aan Komariah (2006: 96) berdasarkan asal usul katanya (entimologis), bentuk jamak dari budaya adalah kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta "Budhayah" yang merupakan bentuk jamak dari budi, yang artinya akan atau segala sesuatu yang berhubungan dengan akal pikiran manusia. Demikian juga dengan istilah yang artinya sama, yaitu kultur berasal dari bahasa latin, colere yang berarti mengerjakan atau mengolah. Jadi budaya atau kultur disini dapat diartikan sebagai segala tindakan manusia untuk mengolah atau mengerjakan sesuatu. Gibson dalam Aan Komariah (2006: 96) mengartikan kultur sebagai berikut : kultur mengandung pola eksplisit maupun implisit dari dan untuk perilaku yang dibutuhkan dan diwujudkan dalam simbol, menunjuk hasil kelompok manusia secara berbeda, termasuk benda-benda hasil ciptaan manusia. Inti utama dari kultur terdiri dari ide tradisional (turun temurun dan terseleksi) dan terutama pada nilai yang menyejarah (historitas).

Page 47: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

34

Kamus besar bahasa Indonesia (1991: 149) mengidentifikasikan budaya dalam

dua pandangan, yaitu pertama, hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia

seperti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat; kedua, menggunakan pendekatan

antropologi yaitu seluruh keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial

yang digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya dan yang menjadi

pedoman tingkah lakunya. Senada dengan definisi tersebut pendapat Farid dan Philip

dalam Aan Komariah (2006: 96) yang menyatakan bahwa budaya sebagai norma dan

perilaku-perilaku yang disepakati oleh sekelompok orang untuk bertahan hidup dan

berada bersama.

Tylor dalam Ndraha (1997: 43) membahasakan sebagai culture or civilization

taken in its wide ethnographi sence, is that complex whole which includes knoledge, belief,

art, morals, law, custom, and any other capabilities and habits acquired by rnan as a

member of society atau sebagai suatu keseluruhan yang kompleks terdiri atas ilmu

pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan lainnya,

juga kebiasaan yang diperoleh seseorang sebagai anggota sosial/masyarakat.

Sedangkan organisasi menurut Malayu (2005: 24) adalah : suatu sistem

perserikatan formal,berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok orang yang yang

bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. Organisasi hanya merupakan alat dan

wadah saja.

Menurut Oliver sheldon dalam Sutario ( 2002: 22) "Organization is the process of so combining the work which individuals or group have to perform with the,faculties necessary,for it execution that the duties, .so,formed, provide the best channels fin, the efficient, systematic,po.sitive, and co-ordinated application of the available effort ". (Organisasi adalah proses penggabungan pekerjaan yang para individu atau kelompok-kelompok harus melakukan dengan bakat-bakat yang

Page 48: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

35

diperlukan untuk melakukan tugas-tugas, sedemikian rupa, memberikan saluran terbaik untuk pemakaian yang efisien, sistematis, positif dan terkoordinasi dari usaha yang tersedia).

Koontz & C'Donnel dalam Malayu (2005: 25) organisasi adalah : pembinaan

hubungan wewenang dan dimaksudkan untuk mencapai koordinasi yang struktural, baik

secara vertikal, maupun secara horizontal diantara posisiposisi yang telah diserahi

tugas-tagas khusus yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan perusahaan. Jadi organisasi

adalah hubungan struktural yang mengikat/ menyatukan perusahaan dan kerangka dasar

tempat individu-individu bersatu, dikoordinasi. Menurut Philip Selzniek dalana Malayu

(2005: 26) organisasi adalah sistern yang dinamis yang selalu berubah dan

rnenyesuaikan diri dengan tekanan internal dan eksternal dan selalu dalam proses

evolusi yang kontinu.

Menurut Manullang Organisasi dalam arti dinamis (pengorganisasian) adalah

suatu proses penetapan dan pembagian pekerjaan yang akan dilakukan, pembatalan

tugas-tugas atau tanggung jawab seuta wewenang dan penetapan hubungan-hubungan

atara antara unsur-unsur organisasi, sehingga memungkinkan untuk pencapaian tujuan.

Menurut Robbins PS (2003: 721) Budaya organisasi adalah : sistem makna bersama

yang dianut oleh anggota-anggota yang membedakan organisasi itu dari organisasi-

organisasi lain. Budaya organisasi (budaya yang dikernbangkan dalam suatu organisasi)

perlu diciptakan dan dibiasakan melalui belajar, diarahkan untuk mencapai tujuan

organisasi. Rousseau dalam Komariah (2006: 100) budaya organisasi meliputi dua atribut

yang berbeda, pertama adalah intensitas, yaitu batas-batas atau tahap-tahap ketika para

anggota organisasi (unit) sepakat atas norma-norma, nilai-nilai, atau isi budaya lain yang

berhubungan dengan organisasi atau unit tersebut. Yang kedua adalah integritas, yaitu

Page 49: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

36

batas-batas atau tahap-tahap ketika unit yang ada dalam suatu organisasi ikut sertia

memberikan budaya yang umum. Dua atribut tersebut cukup menjelaskan adanya budaya

yang diciptakan organisasi mempengaruhi perilaku karyawan dan pelaksanaan budaya

organisasi yang dipengaruhi oleh budaya yang dibawa pribadi-pribadi dalam organisasi.

Dikarenakan budaya organisasi berpengaruh kuat terhadap perilaku semua karyawan maka

sudah menjadi kewajiban organisasilah untuk membangun arah dan strategi yang

membentuk budaya yang kuat yang dipatuhi semua karyawan.

Keith Davis dan John W. Newstrom dalam Anwar PM (2005: 113), mengemukakan

bahwa "Organizational culture is the set of assumption, beliefs, values, andnorms that is

shared among its member"". Lebih lanjut John R. Schermerhorn dan James G. Hunt dalam

Anwar PM (2005: 113) mengemukakan bahwa "Organizational culture is the system qf

shared beliefs and values that develops within an organization and guides the behavior of

its member "

Sedangkan Edgar H. Scllein dalam Anwar 1'M (2005: 113) berpendapat bahwa : An organizations culture is a paaterrr of basic a.s.sumtionons invented, discovered or developed by agioen group as it learns to cope with its problems o/' external adaptation and internal integration that has worked tivell enough to be considered valid and to be taught to new members as the correct way to perceive, think and feel in relation to these problems. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahvra pengertian budaya

organisasi adalah seperangkat asumsi atau sistem keyakinan, nilai-nilai dan norma yang

dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan pedoman tingkah laku bagi anggota-

anggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan internal.

Budaya organisasi sangat diperlukan untuk diterapkan pada berbagai bidang

kegiatan maupun organisasi yang ada baik organisasi pemerintah, swasta, industri,

Page 50: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

37

perdagangan dan lain-lain. Melihat pentingnya budaya organisasi tersebut maka

institusi pendidikan yang mengeloia pendidikan persekolahan perlu menerapakan

budaya organisasi tersebut. Pada institusi yang mengelola pendidikan persekolahan

tersebut budaya organisasi lebih dikenal dengan istilah budaya sekolah.

Budaya organisasi merupakan faktor penting bagi kinerja organisasi. Gibson,

Ivancevich, dan DonneIly (1996: 77) mengatakan bahwa "Budaya organisasi diartikan

sebagai perpaduan nilai-nilai, kepercayaan, asumsi, persepsi, norma, kekhasan dan pola

perilaku dalam suatu organisasi". Budaya organisasi muncul dalam dua dimensi, yaitu

dimensi yang tidak tampak (intangible ) yang meliputi filosofi, ideologi, asumsi-asumsi

dasar keyakinan, dan nilai-nilai, dan dimensi yang nampak (tangble) yang meliputi

manivestasi konseptual, perilaku (behavioral) dan fisik material. Manifestasi konseptual

merupakan perwujudan filosofi, keyakinan dan nilai-nilai yang menjadi pedoman bagi

warga sekolah dalam bentuk organisasi, tujuan dan kurikulum, bahasa dan simbol serta

kisah dan tokoh yang berjasa terhadap kemajuan sekolah. Manivestasi perilaku meliputi

kegiatan belajar mengajar, ritual dan upacara, prosedur, peraturan, tata tertib dan sanksi

yang mengatur perilaku warga sekolah. Sedangkan manivestasi fisik material berbentuk

fasilitas dan perlengkapan, benda-benda, hiasan, lambang dan pakaian seragam.

Owens (1991: 81) menyatakan bahwa dimensi organisasi soft mencakup nilai-nilai

(values), keyakinan (beliefs ), budaya , dan norma perilaku. Dimensi hard berupa wujud

atau susunan organisasi itu sendiri. Dimensi organisasi yang bersifat soft hakekatnya

merupakan landasan segala perwujudan yang berbentuk hard. Kedua dimensi tersebut

secara utuh disebut dengan budaya organisasi. Bila budaya organisasi tersebut diterapkan di

sekolah maka disebut dengan budaya organisasi sekolah.

Page 51: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

38

Adanya perkembangan masyarakat dan tuntutan terhadap kinerja sekolah agar

memiliki keluaran (output) yang baik, maka sekolah perlu mengembangkan budaya

organisasi sekolah yang mendukung pencapaian tujuan sekolah. Dengan demikian

sekolah harus lebih profesional dan memiliki produktivitas yang tinggi dalam

pengelolaan kegiatan-kegiatannya.

Salah satu alat ukur yang menentukan tinggi rendahnya kualitas pendidikan yang

diselenggarakan oleh suatu lembaga adalah terletak pada produktivitas yang dihasilkan

oleh lembaga itu sendiri. Formulasi National Productivity Board dalam Sedarmayanti,

(2001: 56) menyatakan bahwa, " Produktivitas adalah sikap mental (attitude of mind)

yang mempunyai semangat untuk melakukan peningkatan dan perbaikan". Berdasarkan

pengertian tersebut maka produktivitas dapat diukur dengan dua standar utama

pengukuran yaitu produktivitas fisik dan produktivitas nilai. Secara fisik, produktivitas

diukur secara kuantitatif misalnya dari banyaknya keluaran (jumlah barang, banyaknya

kelulusan suatu sekolah atau jumlah layanan yang diberikan). Sedangkan berdasarkan

nilai, produktivitas diukur berdasarkan nilai-nilai kemampuan, sikap, perilaku, motivasi

dan komitmen terhadap tugas.

Whitmore dalam Sedaimayanti (2001: 58) mengutarakan bahwa: "Produktivitas

adalah ukuran atas penggunaan sumber daya dalam suatu organisasi yang biasanya

dinyatakan sebagai rasio dari keluaran yang dicapai dengan sumber daya yang

digunakan". Dengan demikian pengertian produktivitas terkait dengan efektivitas dan

efisiensi. Efektivitas berkaitan dengan pencapaian target yang berkaitan dengan

kualitas, kuantitas dan waktu. Sedangkan efisiensi

Page 52: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

39

Adanya perkembangan rnasyarakat dan tuntutan terhadap kinerja sekolah agar

memiliki keluaran (output) yang baik, maka sekolah perlu mengembangkan budaya

organisasi sekolah yang mendukung pencapaian tujuan sekolah. Dengan demikian sekolah

harus lebih profesional dan memiliki produktivitas yang tinggi dalam pengelolaan kegiatan-

kegiatannya.

Sekolah sebagai organisasi memiliki budaya tersendiri yang dibentuk dan

dipengaruhi oleh nilai-nilai, persepsi, kebiasaan-kebiasaan, kebijakan-kebijakan

pendidikan, dan perilaku arang-orang yang berada di dalamnya. Dengan demikian

budaya organisasi sekolah merupakan persepsi, pikiran-pikiran, ide-ide, perilaku,

kebiasaan dan norma-norma serta peraturan-peraturan yang diyakini dan dijadikan

pedoman bagi warga sekolah dalam menentukan arah dalam mencapai tujuan

pendidikan di sekolah. Sebagai suatu organisasi sekolah menunjukkan kekhasan sesuai

dengan core bisnis yang dijalankan, yaitu pembelajaran. Budaya sekolah semestinya

menunjukkan kapabilitas yang sesuai dengan tuntutan pembelajarau, yaitu

menumbuhkembangkan peserta didik sesuai dengan prinsip-prinsip kemanusiaaan.

Lodkowski dan Jaynes dalam Komariah (2006: 101) bahwa "An atmosphere or

environment that nortures the motivation to learn can be cultivated in the home, in the

classroom or at a broader level, throughout an entire .scholl ".

Budaya organisasi sekolah dirumuskan Phillips dalam Komariah (2006: 101)

sebagai "The helilief,s, attitudes, and behavior which characperize a scholl " Sedangkan

Deal dan Peterson dalam Komariah (2006: 101) mengartikannya sebagai "Deep patterns

of values, belief s, and traditions that have formed over the course of the scholl 's

Page 53: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

40

history". Pada definisi tersebut, nilai, kepercayaan, sikap, dan perilaku adalah

komponen-komponen essensial budaya yang membentuk karakter sekolah.

Budaya sekolah merupakan nilai-nilai yang dianut oleh warga sekolah, yang

meliputi kepala sekolah, guru, petugas sekolah dan siswa. Nilai-nilai dalam budaya

sekolah itu sendiri terdiri dari : kedisiplinan, persaingan dan motivasi. Norma-norma

yang diyakini dalam budaya sekolah antara lain : kejujuran, keadilan,sopan santun dan

keteladanan. Sikap yang dimiliki oleh warga sekolah adalah : menghargai walau,

bersikap obyektif, dan sikap ilmiah. Untuk kebiasaankebiasaan yang ditampilkan

personil sekolah meliputi : kerjasama dan tanggung jawab. Sedangkan untuk perilaku

yang ditunjukkan terdiri dari kerja keras dan komitmen pada tugas.

Dalam penelitian ini budaya organisasi adalah karakteristik khas sekolah yang

dapat diidentitikasi melalui nilai-nilai yang dianut, norma yang diyakini, sikap yang

dimiliki, kebiasaan-kebiasaaan yang ditampilkan dan tindakan yang ditujukan oleh

seluruh personil sekelah yang rnembentuk suatu kesatuan khusus dari sistem sekolah.

Dari sikap dan perilaku setiap anggota organisasi sekolah akan membentuk kebiasaan

dan merupakan cerminan tindakan dari seluruh warga sekolah dan menjadi suatu bentuk

budaya sekolah tersebut.

2.4. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, dan Budaya Organisasi terhadap

Keunggulan Suatu Sekolah

Dalam kajian teori sebagaimana telah dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa

ada keterkaitan antara kepemimpinan kepala sekolah, budaya organisasi sekolah terhadap

keunggulan suatu sekolah.

Page 54: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

41

Kepemimpinan kepala sekolah merupakan usaha kepala sekolah untuk

mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan dan menggerakkan guru, staf,

siswa, orang tua siswa dan pribadi lain yang terkait untuk bekerja sama dalam mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Peran kepala sekolah sebagai pemimpin terutama ditekankan

pada bagaimana kepala sekolah mampu untuk membuat orang lain bekerja dalam rangka

mencapai tujuan yang ditetapkan sekolah.

Kepala sekolah yang baik adalah kepala sekolah yang mempunyai sifat dan perilaku

kepemimpinan yang baik dan dapat memberikan kompensasi yang berimbang kepada guru

sehingga menimbulkan motivasi untuk berprestasi di kalangan mereka. Kepala sekolah

hendaknya memiliki visi kelembagaan kemampuan konsepsional yang jelas, serta memiliki

ketrampilan dan seni dalam hubungan antara manusia, penguasaan aspek-aspek teknis dan

subtantif, memiliki semangat untuk maju serta semangat mengabdi dan karakter yang

diterima masyarakat lingkungannya (Mulyasa, 2004: 84).

Pola kepemimpinan kepala sekolah akan sangat berpengaruh bahkan sangat

menentukan kemajuan sekolah. Kepala sekolah sebagai pemimpin harus mampu

memotivasi bawahannya, karena keberhasilan seorang pemimpin dalam menggerakkan

orang dalam mencapai tujuan, sangat bergantung kepada kewibawaan yang dimilikinya.

Paradigma baru manajemen pendidikan memberikan kewenangan luas kepada kepala

sekolah dalam melakukan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaaan, pengawasan dan

pengendalian pendidikan di sekolah. Mulyasa (2004: 89) mengatakan bahwa, "Kepala

sekolah profesional dalam paradigma baru manajemen pendidikan akan memberikan

dampak positif dan perubahan yang cukup mendasar dalam pembaruan sistem pendidikan

di sekolah". Untuk itu pemimpin perlu untuk memiliki pengetahuan mengenai motif

Page 55: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

42

bawahannya yang dapat mendorong untuk melakukan tindakan tertentu. Kepala sekolah

dituntut untuk memiliki kemampuan kepemimpinan yang mampu meningkatkan motivasi

berprestasi di kalangan guru, siswa, staf dan personil sekolah lainnya.

Kepemimpinan kepala sekolah merupakan usaha kepala sekolah untuk

mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan dan menggerakkan guru, staf,

siswa, orang tua siswa dan pribadi lain yang terkait untuk bekerja sama dalam mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Peran kepala sekolah sebagai pemimpin terutama ditekankan

pada bagaimana kepala sekolah mampu untuk membuat orang lain bekerja dalam rangka

mencapai tujuan yang ditetapkan sekolah.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian budaya

organisasi adalah seperangkat asumsi atau sistem keyakinan, nilai-nilai dan norma yang

dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan pedoman tingkah laku bagi anggota-

anggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan internal.

Budaya organisasi sangat diperlukan untuk diterapkan pada berbagai bidang

kegiatan maupun organisasi yang ada baik organisasi pemerintah, swasta, industri,

perdagangan dan lain-lain. Melihat pentingnya budaya organisasi tersebut maka

institusi pendidikan yang mengeloia pendidikan persekolahan perlu menerapakan

budaya organisasi tersebut. Pada institusi yang mengelola pendidikan persekolahan

tersebut budaya organisasi lebih dikenal dengan istilah budaya sekolah.

Budaya organisasi merupakan faktor penting bagi kinerja organisasi. Gibson,

Ivancevich, dan DonneIly (1996: 77) mengatakan bahwa "Budaya organisasi diartikan

sebagai perpaduan nilai-ni]ai, kepercayaan, asumsi, persepsi, norma, kekhasan dan pola

perilaku dalam suatu organisasi". Budaya organisasi muncul dalam dua dimensi, yaitu

Page 56: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

43

dimensi yang tidak tampak (intangible ) yang meliputi filosofi, ideologi, asumsi-asumsi

dasar keyakinan, dan nilai-nilai, dan dimensi yang nampak (tangble) yang meliputi

manivestasi konseptual, perilaku (behavioral) dan fisik material. Manifestasi konseptual

merupakan perwujudan filosofi, keyakinan dan nilai-nilai yang menjadi pedoman bagi

warga sekolah dalam bentuk organisasi, tujuan dan kurikulum, bahasa dan simbol serta

kisah dan tokoh yang berjasa terhadap kemajuan sekolah. Manivestasi perilaku meliputi

kegiatan belajar mengajar, ritual dan upacara, prosedur, peraturan, tata tertib dan sanksi

yang mengatur perilaku warga sekolah. Sedangkan manivestasi fisik material berbentuk

fasilitas dan perlengkapan, benda-benda, hiasan, lambang dan pakaian seragam.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahvra pengertian budaya

organisasi adalah seperangkat asumsi atau sistem keyakinan, nilai-nilai dan norma yang

dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan pedoman tingkah laku bagi anggota-

anggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan internal.

Budaya organisasi sangat diperlukan untuk diterapkan pada berbagai bidang

kegiatan maupun organisasi yang ada baik organisasi pemerintah, swasta, industri,

perdagangan dan lain-lain. Melihat pentingnya budaya organisasi tersebut maka

institusi pendidikan yang mengeloia pendidikan persekolahan perlu menerapakan

budaya organisasi tersebut. Pada institusi yang mengelola pendidikan persekolahan

tersebut budaya organisasi lebih dikenal dengan istilah budaya sekolah.

Budaya organisasi merupakan faktor penting bagi kinerja organisasi. Gibson,

Ivancevich, dan DonneIly (1996: 77) mengatakan bahwa "Budaya organisasi diartikan

sebagai perpaduan nilai-ni]ai, kepercayaan, asumsi, persepsi, norma, kekhasan dan pola

perilaku dalam suatu organisasi". Budaya organisasi muncul dalam dua dimensi, yaitu

Page 57: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

44

dimensi yang tidak tampak (intangible ) yang meliputi filosofi, ideologi, asumsi-asumsi

dasar keyakinan, dan nilai-nilai, dan dimensi yang nampak (tangble) yang meliputi

manivestasi konseptual, perilaku (behavioral) dan fisik material. Manifestasi konseptual

merupakan perwujudan filosofi, keyakinan dan nilai-nilai yang menjadi pedoman bagi

warga sekolah dalam bentuk organisasi, tujuan dan kurikulum, bahasa dan simbol serta

kisah dan tokoh yang berjasa terhadap kemajuan sekolah. Manivestasi perilaku meliputi

kegiatan belajar mengajar, ritual dan upacara, prosedur, peraturan, tata tertib dan sanksi

yang mengatur perilaku warga sekolah. Sedangkan manivestasi fisik material berbentuk

fasilitas dan perlengkapan, benda-benda, hiasan, lambang dan pakaian seragam.

Sekolah unggul adalah sekolah yang dikembangkan untuk mencapai keunggulan

dalam keluaran (output) pendidikannya. Untuk mencapai keunggulan tersebut maka

masukan (input) proses pendidikan, guru dan tenaga kependidikan, manajemen, layanan

pendidikan, serta sarana penunjangnya harus diarahkan untuk menunjang tercapainya

tujuan tersebut. Sekolah unggul di Indonesia didasari filosofi yang berkenaan dengan

hakikat manusia, hakikat pembangunan nasional, tujuan pendidikan dan usaha untuk

mencapai tujuan pendidikan tersebut.

Pada jenjang pendidikan dasar (SD), sasaran yang ingin dicapai adalah menyiapkan

para lulusan untuk memasuki jenjang pendidikan menengah pertama yang bermutu. Secara

khusus, sekolah unggul bertujuan untuk menghasilkan keluaran pendidikan yang memiliki

keunggulan dalam hal-hal berikut : (a) keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha

Esa, (b) nasionalisme dan patriotisme yang tinggi, (c) wawasan IPTEK yang mendalam dan

luas, (d) motivasi dan komitmen yang tinggi untuk mencapai prestasi dan keunggulan, (e)

kepekaan sosial dan kepemimpinan, dan (f) disiplin tinggi ditunjang oleh kondisi fisik yang

Page 58: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

45

prima. Dengan demikian, pola manajemen di sekolah unggulan akan sangat berpengaruh

terhadap peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan di sekolah tersebut.

2.5. Hasil- Hasil Penelitian Yang Relevan

Triyono, Moch (2004) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Kepemimpinan

Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Guru terhadap Kemampuan Profesional Guru di

Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri Kabupaten Pati menyatakan bahwa terdapat

hubungan yang positif dan significan antara Kepala Sekolah dengan kemampuan

profesional guru. Selain itu, ditunjukkan juga adanya hubungan yang cukup baik antara

kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja guru secara bersama-sama terhadap

kemampuan profesional guru, Dari persamaan regresi ganda didapat pengaruh antara

kepemimpinan Kepala Sekolah dan motivasi kerja guru secara bersama –sama terhadap

kemampuan profesional guru.

Hasil penelitian lain yaitu Sri Wiyanti (2005) “ Pengarung peranan komite sekolah

dan budaya organisasi sekolah terhadap produktifitas sekolah SMA Swasta Kota

Semarang” ditunjukkan bahwa berdasarkan hasil uji signifikansi uji ( R)2, ditemukan

bahwa komite sekolah dan budaya organisasi sekolah secara bersama-sama berpengaruh

terhadap produktivitas sekolah.

Sebagaimana telah uraian di atas, kebanyakan para ahli pendidikan menyebut

sekolah unggulan sebagai sekolah efektif atau sekolah sukses. Beberapa hasil penelitian

tentang sekolah efektif atau sekolah sukses antara lain :

Good dan Brophy (1989, dalam Glatthron, 1990:10) meneliti tentang sekolah efektif

yang memfokuskan pada beberapa macam batasan yang penting. Hal yang mereka

Page 59: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

46

temukan dalam penelitian itu pertama, tidak adanya penilaian dengan beberapa variabel

independen seperti perilaku individu guru, pekerjaan rumah yang banyak, dan pekerjaan

rumah yang digunakan guru. Kedua, mereka juga mengajukan pertanyaan tentang akibat

dari stabilitas dimana beberapa sekolah efektif pada tahun pertama, tetapi tidak untuk tahun

berikutnya. Ketiga, kebanyakan penelitian tentang sekolah efektif mempunyai efektivitas

yang sama dengan tingginya perilaku siswa dalam penilaian kemampuan, agak sama

dengan pemahaman dari “efektivitas”.

Joan Lipsitz (1984, dalam Sergiovanni, 1995:77) menemukan prinsip dari

kesuksesan sekolah. Dia mempelajari kesulitan dari artikulasi apa yang membuat sekolah

mereka spesial atau apa dimensi dari kesuksesan tersebut. Secara sederhana, kita tahu

sekolah sukses ketika kita mengalaminya, walaupun kita selalu tidak dapat menyebutkan

komponen-komponen yang ada. Dalam sekolah sukses, “saling tergantung”, perasaan yang

bertujuan untuk tetap eksis, pekerjaan yang berarti, kehidupan yang signifikan, guru dan

siswa bekerja bersama dan bersemangat, serta prestasi yang selalu diakui.

Austin (1974 dalam Sergiovanni, 1995:77) meneliti karakteristik dari sekolah

efektif seperti data outcome siswa yang penting sebagai skor tes. Sekolah mempunyai siswa

yang mempunyai performa tinggi secara signifikan daripada rata-rata statistik yang

dikomparasikan dengan sekolah yang mempunyai siswa dengan skor di dalam atau di

bawah range rata-rata.

Edmonds dan Brookover dan Lezotte (1979 dalam Sergiovanni, 1995:78) meneliti

tentang beberapa sekolah dasar efektif yang terutama melayani siswa-siswa dari kalangan

urban, penduduk miskin dan kaum minoritas. Efektivitas di sekolah ini diartikan dengan

kemampuan utama dalam tes standar yaitu membaca dan kemampuan matematika. Prestasi

Page 60: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

47

siswa dalam kemampuan dasar merupakan kriteria umum untuk mendefinisikan sekolah

efektif.

Dari beberapa penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa sekolah yang efektif

adalah sekolah yang mempunyai efektivitas yang sama dengan tingginya perilaku siswa

dalam penilaian kemampuan dan adanya artikulasi kurikulum dan organisasi, dengan

perencanaan pada program pelatihan yang bertujuan untuk menjadikan para lulusan lebih

bermanfaat daripada dengan pendekatan melalui mata pelajaran pilihan dan beberapa

persyaratan sehingga kurikulum harus memfokuskan pada keterampilan tersebut.

2.6. Kerangka Pikir

Keunggulan suatu sekolah dipengaruhi oleh banyak sekali faktor antara lain

kepemimpinan kepala sekolah dalam menentukan titik pusat atau irama sekolah. Kepala

sekolah berperan penting dalam menggerakkan kehidupan sekolah dalam rangka mencapai

tujuan yang diinginkan. Dari pengertian itu dapat diketahui bahwa keberhasilan suatu

sekolah antara lain tergantung dari keberhasilan kepemimpinan kepala sekolah, dan salah

satu alat ukur untuk mengetahui keberhasilan suatu sekolah adalah dengan mengukur

keunggulan sekolah.

Keunggulan suatu sekolah merupakan salah satu alat ukur tinggi rendahnya kualitas

oleh lembaga sekolah yang bersangkutan . Keunggulan sekolah sangat dipengaruhi oleh

berbagai faktor masukan,yang meliputi:Kepemimpinan kepala sekolah yang komponennya

meliputi: keterampilan konsep, keterampilan hubungan manusia dan keterampilan teknik.

Budaya organisasi sekolah merupakan salah satu faktor penentu keunggulan

sekolah. Budaya organisasi merupakan seperangkat asumsi atau sistem keyakinan, nilai-

Page 61: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

48

nilai dan norma yang dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan pedoman tingkah

laku bagi anggota-anggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi

internal. Selanjutnya variabel budaya organisasi pada masing-masing sekolah diukur

berdasarkan (1) individual autonomy dengan indikator mendorong kemandirian dan

kesempatan berinisiatif (2) structure dengan indikator supervisi dan pengendalian guru (3)

support dengan indikator memberikan motivasi dan mengadakan komunikasi aktif (4)

identity dengan indikator bangga terhadap organisasi dan bangga terhadap pekerjaan (5)

conflict tolerance dengan indikator terbuka terhadap konflik dan kritik ( 6 ) risk tolerance

dengan indikator inovatif dan berani mengambil resiko.

Pada penelitian ini akan dilihat seberapa jauh hubungan antara faktor-faktor

pendukung untuk keunggulan suatu sekolah yang berupa persepsi guru tentang

kepemimpinan kepala sekolah dan budaya organisasi sekolah dalam menjalankan kegiatan

sekolah. Keterkaitan hubungan antar faktor-faktor tersebut diperkirakan akan menghasilkan

hubungan yang kuat satu dengan yang lain.

Kepemimpinan kepala sekolah yang baik, akan menghasilkan keunggulan sekolah.

Demikian pula dengan tingginya budaya organisasi yang dimiliki oleh suatu sekolah maka

akan semakin tinggi pula keunggulan suatu sekolah tersebut. Hubungan antar faktor yang

saling mempengaruhi keunggulan sekolah dapat digambarkan pada kerangka berpikir

sebagai berikut:

Page 62: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

49

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir 2.7. Hipotesis

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir di atas dapat dikemukakan hipotesis

sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh yang positif antara kepemimpinan kepala sekolah terhadap

keunggulan suatu sekolah.

2. Terdapat pengaruh yang positif antara budaya organisasi sekolah dengan keunggulan

suatu sekolah.

3. Terdapat pengaruh yang positif antara kepemimpinan kepala sekolah, budaya organisasi

secara bersama-sama terhadap keunggulan suatu sekolah.

Keunggulan Sekolah

1. Persepsi guru tentang kualitas lulusan

2. Ketepatan pendayagunaan sarana prasarana

3. Semangat kerja kepala sekolah

4. Semangat kerja guru

Budaya Organisasi 1. Otonomi Individu 2. Struktur 3. Dukungan 4. Identitas 5. Toleransi adanya konflik 6. Toleransi akan adanya resiko

Kepemimpinan Kepala Sekolah 1. Keterampilan konsep 2. Keterampilan hubungan antar

manusia 3. Keterampilan teknis

Page 63: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

50

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang

berusaha membuktikan hipotesis dengan analisis statistik. Ditinjau dari jenisnya penelitian

ini adalah jenis penelitian korelasional yaitu, yaitu penelitian yang berusaha

menghubungkan dua variabel atau lebih berdasarkan fakta-fakta yang telah terjadi melalui

pengumpulan data, pengolahan data, kemudian menganalisis dan terakhir menjelaskan.

3.2. Populasi dan Sampel

Populasi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah guru Sekolah Dasar (SD)

se- Kabupaten Blora. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pendidikan Kabupaten

Blora, pada tahun 2007 jumlah guru sekolah dasar negeri sebanyak 318 orang yang tersebar

pada 53 sekolah dasar. Pengambilan sampel dengan menggunakan tabel Krejcie.

Berdasarkan tabel Krejcie dari 318 anggota populasi diperoleh sampel sebanyak 150 orang

(Sugiyono, 2003 : 63) Penentuan sampel menggunakan sampling acak (random sampling)

dengan teknik sampling acak sederhana (simple random sampling). Setiap anggota populasi

mempunyai hak yang sama untuk dijadikan anggota sampel. Pengambilan sampel dengan

teknik proportional random sampling yaitu pengambilan sampel yang didasarkan unit

sekolah secara proporsional atau seimbang dan pengambilannya dilakukan secara random

(tidak dipilih namun melalui undian).

Page 64: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

51

Tabel 3.1. Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian

3.3 Variabel dan Definisi Operasional Variabel

Variabel adalah gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati (Sugiyono:2).

Variabel dalam penelitian ini terdiri atas variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas

terdiri dari Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dan Budaya Organisasi Sekolah (X2) dan

sebagai variabel terikat adalah Keunggulan Sekolah (Y). Untuk menghindari salah

No Nama SDN/Madrasah Polulasi Sampel 1 SDN MojowetanI I 7 6 2 SDN Sembongin 7 6 3 SDN Sumberagung I 7 6 4 SDN Gedongsari I 8 4 5 SDN Klopoduwur I 7 6 6 SDN Buluroto I 6 5 7 SDN Bacem I 6 5 8 SDN Sidomulyo I 6 5 9 SDN Wonosemi I 6 5 10 SDN Banjarejo I 6 5 11 SDN Banjarejo III 6 5 12 SDN Mujowetan II 7 6 13 SDN Klopoduwur II 7 5 14 SDN Karangtalun I 8 6 15 SDN Wonosemi II 6 5 16 SDN Mojowetan II 7 5 17 SDN Bacem II 6 5 18 SDN Karangtalun I 6 4 19 SDN Buluroto IV 6 4 20 SDN Jatiklampok 6 4 21 SDN Sembongin II 6 5 22 SDN Kembang 6 5 23 SDN Sidomulyo III 7 5 24 SDN Kembang 6 5 25 SDN Jatisari 6 4 26 SDN Buluroto 6 4

Jumlah 162 150

Page 65: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

52

pengertian dan penafsiran tentang konsep-konsep variabel yang digunakan dalam penelitian

ini, maka istilah-istilah yang ada dalam penelitian ini perlu diberi batasan atau definisi

secara operasional.

Adapun definisi operasional untuk masing-masing variabel adalah :

1. Variabel kepemimpinan kepala sekolah (X1)

Kepemimpinan kepala sekolah adalah kemampuan-kemampuan dasar yang dimiliki

kepala sekolah dalam menjalankan kepemiminannya yang meliputi keterampilan konsep,

keterampilan hubungan manusia dan keterampilan teknik.

Keterampilan konsep kepala sekolah diukur berdasarkan indikator kemampuan

kepala sekolah dalam (1) merencanakan semua kegiatan sekolah, (2) mendiagnosa

permasalahan sekolah, (3) memecahkan masalah, (4) mengkoordinasi kegiatan sekolah, (5)

mengembangkan kurikulum, (6) mengembangkan staf untuk mencapai tujuan sekolah.

Keterampilan hubungan manusia adalah keterampilan untuk menempatkan diri di

dalam kelompok kerja dan keterampilan menjalin komunikasi yang mampu menciptakan

kepuasan kedua belah fihak. Indikator keterampilan hubungan manusia diwujudkan

keterampilan kepala sekolah dalam (1) menjalin hubungan kerjasama dengan para guru

maupun dengan para pengurus majelis sekolah, (2) menjalin komunikasi dengan para guru,

(3) mengikutsertakan para guru dalam merumuskan pengambilan keputusan, (4)

memberikan penghargaan kepada guru yang berprestasi, (5) menciptakan hubungan yang

positif dengan masyarakat, dan (6) memperhatikan kesejahteraan guru.

Keterampilan teknis adalah keterampilan menerapkan pengetahuan teoritis ke dalam

tindakan praktis, kemampuan memecahkan masalah melalui taktik yang baik dan

kemampuan menyelesaikan tugas secara sistematis .Indikator keterampilan teknis meliputi

Page 66: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

53

(1) membimbing guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, (2) mengkoordinasi

penggunaan peralatan pengajaran, (3) membantu guru dalam mendiagnosa kesulitan belajar

siswa serta bimbingan dan konseling pada siswa, (4) membimbing guru dalam

melaksanakan administrasi sekolah/kelas, dan (5) menyusun anggaran belanja

sekolah.

Indikator-indikator kepemimpinan kepala sekolah diungkap berdasarkan persepsi

guru. Untuk mendapatkan data digunakan teknik angket.

2. Variabel Budaya Organisasi ( X2 )

Budaya organisasi adalah seperangkat asumsi atau sistem keyakinan, nilai-nilai dan

norma yang dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan pedoman tingkah laku bagi

anggota-anggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal.

Selanjutnya variabel budaya organisasi pada masing-masing sekolah diukur berdasarkan (1)

individual autonomy dengan indikator mendorong kemandirian dan kesempatan

berinisiatif (2) structure dengan indikator supervisi dan pengendalian guru (3) support

dengan indikator memberikan motivasi dan mengadakan komunikasi aktif (4) identity

dengan indikator bangga terhadap organisasi dan bangga terhadap pekerjaan (5) conflict

tolerance dengan indikator terbuka terhadap konflik dan kritik ( 6 ) risk tolerance dengan

indikator inovatif dan berani mengambil resiko.

Indikator-indikator budaya organisasi diungkap berdasarkan persepsi guru tentang

budaya organisasi yang berlaku di sekolah masing-masing. Untuk mendapatkan data

digunakan teknik angket.

Page 67: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

54

3. Keunggulan suatu sekolah ( Y )

Sekolah unggul adalah sekolah yang dikembangkan untuk mencapai keunggulan

dalam keluaran pendidikannya. Selanjutnya, variabel keunggulan suatu sekolah diukur

berdasarkan ciri-ciri Sekolah Unggul.

Dimensi-dimensi keunggulan sebagai ciri sekolah unggul sebagaimana ditegaskan

oleh Depdikbud (1994) adalah sebagai berikut :

1) Masukan (input) yaitu siswa diseleksi secara ketat dengan menggunakan kriteria tertentu dan prosedur yang dapat dipertanggungjawabkan. Kriteria yang dimaksud adalah (1) prestasi belajar superior dengan indikator angka rapor, Nilai Ebtanas Murni (NEM), dan hasil prestasi akademik; (2) skor psikotes yang meliputi intelegensi dan kreativitas; (3) tes fisik jika diperlukan.

2) Sarana dan prasarana yang menunjang untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa serta menyalurkan minat dan bakatnya, baik dalam kegiatan kurikuler maupun ekstrakurikuler.

3) Lingkungan belajar yang kondusif untuk berkembangnya potensi keunggulan menjadi keunggulan yang nyata baik lingkungan fisik maupun sosial psikologis.

4) Guru dan tenaga kependidikan yang menangani harus unggul baik dari segi penguasaan materi pelajaran, metode mengajar, maupun komitmen dalam melaksanakan tugas. Untuk itu perlu disediakan insentif tambahan bagi guru berupa uang maupun fasilitas lainnya seperti perumahan.

5) Kurikulumnya diperkaya dengan pengembangan dan improvisasi secara maksimal sesuai dengan tuntutan belajar peserta didik yang memiliki kecepatan belajar serta motivasi belajar yang lebih tinggi dari yang lain.

6) Kurun waktu belajar lebih lama dibanding sekolah lain. Karena itu perlu ada asrama untuk memaksimalkan pembinaan dan menampung para siswa dari berbagai lokasi. Di kompleks asrama perlu ada sarana yang bisa menyalurkan minat dan bakat siswa seperti perpustakaan, alat-alat olah raga, kesenian, dan lain-lain yang diperlukan.

7) Proses belajar mengajar harus berkualitas dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan (accountable) baik kepada siswa, lembaga maupun masyarakat.

8) Sekolah unggul tidak hanya memberikan manfaat kepada peserta didik di sekolah tersebut, tetapi harus memiliki resonansi sosial kepada lingkungan sekitarnya.

9) Nilai lebih sekolah unggul terletak pada perlakuan tambahan di luar kurikulum nasional melalui pengembangan kurikulum, program pengayaan dan perluasan,

Page 68: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

55

pengajaran remidial, pelayanan bimbingan dan konseling yang berkualitas, pembinaan kreativitas dan disiplin.

10) Lingkungan belajar yang kondusif untuk berkembangnya potensi keunggulan menjadi keunggulan yang nyata baik lingkungan fisik maupun sosial psikologis.

3.4 Metode Pengumpulan Data dan Instrumen

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode angket.

Pertimbangan menggunakan metode tersebut karena penelitian tentang kepusan kerja

menggali informasi dari persepsi guru. Angket/kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan

atau pernyataan tertulis yang dibagikan kepada responden dengan harapan dapat diisi sesuai

dengan petunjuk yang diberikan (Arikunto 1999 : 58).

Jenis angket yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah angket

tertutup (berstruktur) yang terdiri atas pernyataan dengan sejumlah jawaban tertentu

sebagai pilihan, responden tinggal memilih jawaban yang paling sesuai dengan

pendiriannya. Alasan digunakannnya angket tertutup karena angket atau kuesioner tertutup

memiliki beberapa kelebihan yaitu : (1) data yang diperoleh menggunakan kuesioner

tertutup mudah dianalisis secara statistik, (2) responden tinggal memilih alternatif jawaban

yang tersedia sesuai dengan pendiriannya, (3) responden tidak perlu menulis atau

mengekspresikan pikirannya dalam bentuk tulisan, dan (4) waktu untuk mengisi angket

tertutup lebih singkat dibanding angket terbuka. Selain hal tersebut asumsi yang mendasari

digunakannya kuesioner tertutup adalah: (1) semua responden mengerti dan memahami

maksud pertanyaan sesuai dengan pemahaman peneliti, (2) pilihan jawaban yang diberikan

oleh responden dapat dipercaya, obyektif, dan jujur, dan (3) jawaban yang diberikan oleh

responden dapat dijadikan dasar untuk analisis statistik.

Page 69: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

56

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada 3 ( tiga ) yaitu instrumen untuk

variabel kepemimpinan kepala sekolah , budaya organisasi sekolah dan keunggulan suatu

sekolah. Instrumen tersebut berupa angket yang disusun sesuai dengan variabel-variabel di

atas. Alasan digunakannya angket sebagai pengumpul data karena angket mempunyai

kedudukan yang tinggi dan memiliki kemampuan mengungkap potensi yang dimiliki

responden serta dilengkapi petunjuk yang seragam bagi responden (Arikunto 1999:101).

Untuk memperoleh data, pembuatan instrumen terlebih dahulu dilakukan

inventarisasi indikator dari masing-masing variabel. Aspek-aspek yang akan diungkap

melalui instrumen kuesioner ini merupakan aspek-aspek yang berkaitan dengan

keterampilan manajerial kepala sekolah, budaya organisasi, dan kepuasan kerja berdasarkan

persepsi guru. Keterkaitan antara indikator, sumber data, dan butir pertanyaan dapat

dilihat pada tabel berikut.

Page 70: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

57

Tabel 3.2. Kisi-kisi Angket Kepemimpinan Kepala Sekolah

No Sub Variabel Indikator No Item 1. Conseptual

Skill

a. merencanakan semua kegiatan sekolah b. kemampuan mendoagnosa permasalahan di

sekolah c. kemampuan memecahkan masalah d. mengkoordinasi kegiatan sekolah e. mengembangkan kurikulum f. mengembangkan staf untukmencapai tujuan sekolah

1,2 3,4 5,6 7 8,9,10 11,12,13

2. Human Skill a. menjalin kerjasama dengan para guru maupun majelis sekolah

b. menjalin komunikasi dengan para guru c. mengikutsertakan para guru dalam

merumuskan pengambilan keputusan d. memberikan penghargaan kepada guru

berprestasi e. menciptakan hubungan yang positif dengan

masyarakat f. memperhatikan kesejahteraan guru

14, 15 16 17 18,19 20,21 22,23

3. Teknical Skill a. membimbing guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar

b. mengkoordinasi penggunaan peralatan pengajaran

c. membantu guru dalam mendiagnosa kesulitan belajar siswa serta bimbingan dan konseling pada siswa

d. membimbing guru dalam melaksanakan administrasi sekolah/kelas

e. menyusun anggaran belanja sekolah

24,25 26 27,28 29 30

Tabel 3.3. Kisi-kisi Angket Budaya Organisasi

No Sub Variabel Indikator No Item 1. Individual autonomy

a. mendorong kemandirian b. kesempatan berinisiatif

1,2,3 4

2. Structure

a. supervisi b. pengendalian

5,6 7,8,9,10

3. Support a. memberikan motivasi 11, 12 4. Identity

a. bangga terhadap organisasi b. bangga terhadap pekerjaan

13,14,15 16

5. Conflic tolerance

a. terbuka terhadap konflik b. terbuka terhadap kritik

17 18,19,20

6. Risk tolerance

a. inovatif b. berani mengambil resiko

21,22,23 24,25

Page 71: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

58

Tabel 3.4 Kisi-kisi Angket Keunggulan Sekolah

No Sub Variabel Indikator No Item 1. Persepsi Guru a. Definisi sekolah unggul 1,2 b. Ciri-ciri sekolah unggul 3,4,5,6

c. Kriteria guru di sekolah unggul 7,8,9

d. Pembinaan SDM 10,11

2. Siswa a. Seleksi siswa 12

b. Kriteria siswa sekolah unggul 13,14, 15

c. Pengelolaan siswa sekolah

unggul 16,17,18,19

d. Pembinaan prestasi siswa sekolah unggul

20,21,22,23

e. Tata tertib 24,25, 3.

Keadaan Sekolah

a. Sarana & prasarana pendukung b. Fasilitas pembelajaran yang

lengkap c. Lingkungan yang kondusif 26,27,28

4. Kepala Sekolah

a. Tipe kepemimpinan kepala sekolah 29

5.

Kualitas Pembelajaran

a. Kurikulum di sekolah unggul b. Pengelolaan PBM berkualitas c. Metode pembelajaran d. Media pembelajaran e. Evaluasi pembelajaran

30,31,32,33,34,35

Penyusunan angket selanjutnya menggunakan skala Likert. Sugiyono (2003:72)

menegaskan bahwa skala Likert dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan

persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Jawaban setiap item

instrumen mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Adapun sistem

penilaiannya menggunakan rentang antara 1 sampai dengan 5. Pengembangan semua

instrumen dilakukan sendiri oleh peneliti berdasarkan teori dan meteri.

Page 72: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

59

Tabel 3.5 Gradasi Jawaban Model Skala Likert No Jawaban Skor 1. Tidak baik 1 2. Kurang baik 2 3. Cukup baik 3 4. Baik 4 5. Sangat baik 5

3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini

sebelumnya telah diuji coba. Pelaksanaan uji coba dikenakan pada sumber data yang bukan

termasuk anggota dalam sampel yang telah dipilih. Uji coba dilakukan terhadap 20 guru di

luar populasi sampel penelitian. Hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan instrumen yang

valid dan reliabel. Hasil dari uji validitas dan reliabilitas selanjutnya dipakai sebagai

pedoman untuk mendapatkan data penelitian. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan dengan

bantuan komputer program SPSS 11.5 for Windows 2000. Adapun rincian jumlah

responden uji instrumen terlihat pada tabel berikut.

Tabel 3.6 Rincian Jumlah Responden Uji Coba Instrumen Penelitian No Nama SDN Jumlah Responden 1 SDN Balongsari I 1 2 SDN Banjarejo V 1 3 SDN Kembang 1 4 SDN Buluroto IV 4 5 SDN Sembongin II 1 6 SDN Jatiklampok 1 7 SDN Bacem IV 1 8 SDN Kebonrejo II 1 9 SDN Sidomulyo II 1 10 SDN Jatisari 1 11 SDN Sendanggayam 1 12 SDN Sendangwung II 1 13 SDN Karangtalun II 2 14 SDN Bacem III 2 15 SDN Banjarejo IV 1

Jumlah 20

Page 73: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

60

3.5.1 Uji Validitas

Uji validitas instrumen dimaksudkan untuk memperoleh instrumen yang valid.

Sesuai makna validitas yang disampaikan oleh Suharsimi ( 1996 : 58 ) ” satu ukuran yang

menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen ”. Dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan validitas internal. Hal ini karena peneliti ingin mengetahui valid dan

tidaknya instrumen atas dasar kevalidan soal setiap butir dengan mengembangkan teori-

teori yang ada. Untuk mencapai validitas ini, instrumen penelitian diujicobakan pada 20

orang guru di luar sampel penelitian. Untuk menetapkan apakah suatu item instrumen valid

atau tidak dengan jalan mengkorelasikan skor yang diperoleh dari setiap butir instrumen

(item) dengan skor keseluruhan (total). Korelasi skor butir dengan skor total harus

signifikan. Jika semua skor butir berkorelasi secara signifikan dengan skor total maka dapat

disimpulkan bahwa alat ukur itu mempunyai validitas (Sugiyono 2002:272).

Hasil uji validitas secara lengkap terlampir, sedangkan rangkuman hasil uji validitas

dengan komputer program SPSS versi 12 for Windows 2000 untuk masing-masing variabel

penelitian sebagai berikut.

Tabel 3.7 Rangkuman Hasil Uji Validitas Instrumen (Angket) Penelitian

No. Variabel Penelitian

Jumlah Item

Tidak Valid Valid Keterangan

1. Kepemimpinan Kepala Sekolah

35 5 item yaitu nomor : 7,8,18,20,21

30 Item yang tidak valid tidak dipakai

2. Budaya Organisasi 30 5 item yaitu nomor : 4,12,14,20,21

25 Item yang tidak valid tidak dipakai

3. Keunggulan Sekolah

36 9 item yaitu nomor : 5,10,11,15,17,18,22,24,32

27 Item yang tidak valid tidak dipakai

Page 74: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

61

3.5.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan sutu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah

baik ( Suharsimi 1996: 168 ). Suatu alat ukur dikatakan dipercaya apabila alat ukur tersebut

baik dan mantap dalam arti walaupun alat ukur tersebut digunakan berkali-kali hasilnya

tetap sama. Dalam penelitian ini, untuk mengetahui reliabilitas angket digunakan rumus

Alpha karena datanya ordinal.

Hasil uji reliabilitas secara lengkap terlampir, sedangkan rangkuman hasil uji

reliabilitas dengan komputer program SPSS versi 11,5 for Windows 2000 untuk masing-

masing variabel penelitian sebagai berikut.

Tabel 3.8 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen (Angket) Penelitian

No. Variabel Penelitian

Jumlah Item

Koefisien Korelasi Hasil

Analisis Keterangan

1. Kepemimpinan Kepala Sekolah

30 0.932 Reliabel

2. Budaya Organisasi 25 0.931 Reliabel 3. Keunggulan

Sekolah 27 0.929 Reliabel

Angka pada nilai alpha untuk semua variabel berada di atas angka 0,666 sehingga

semua instrumen releabel.

Berdasarkan hasil analisis uji validitas dan reliabilitas sebagaimana tersebut di atas

dapat disimpulkan bahwa seluruh item sudah teruji validitas dan reliabilitasnya sehingga

telah memenuhi syarat sebagai instrumen yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data

penelitian.

Page 75: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

62

3.6 Teknik Analisis Data

3.6.1 Statistik Diskriptif

Setelah semua data yang dibutuhkan terkumpul, langkah berikut yang dilakukan

adalah mengadakan analisis terhadap semua data yang telah terkumpul. Cara yang

ditempuh peneliti adalah memberikan skor untuk setiap jawaban per item soal dari angket

yang disebarkan kepada para responden. Kemudian seluruh skor dijumlahkan secara

keseluruhan, dan dianalisis secara statistik. Dari hasil penelitian kemudian dibuat lima

kategori yaitu sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik dan tidak baik. Teknik analisis

data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis korelasi sederhana dan korelasi

berganda ( multiple regression analysis ) dengan bantuan program SPSS 11.5.

3.6.2 Uji Prasyarat Analisis

Uji prasyarat analisis dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah data yang

dikumpulkan memenuhi persyaratan untuk dianalisis dengan teknik yang telah

direncanakan. Uji tersebut diantaranya :

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sebaran data yang akan

dianalisis berdistribusi normal begitu juga dengan semua variabel yang diteliti berdistribusi

normal. Uji normalitas data penelitian ini menggunakan uji normalitas Kolmogorov-

Smirnof (Ghozali:2006:114). Data dianalisis dengan bantuan komputer program SPSS versi

11.5 Windows 2000. Dasar pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas. Jika

probabilitas > 0,05 maka data penelitian berdistribusi normal. Di samping menggunakan uji

Kolmogorov Smirnov analisis kenormalan data ini juga didukung dari Plot of Regression

Page 76: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

63

Standardized Residual. Apabila grafik yang diperoleh dari output SPSS ternyata diperoleh

titik-titik yang mendekati garis diagonal, dapat disimpulkan bahwa model regresi

berdistribusi normal

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk menguji kesamaan varian populasi yang

berdistribusi normal. Jika ternyata tidak terdapat perbedaan variasi diantara kelompok

sampel mengandung arti bahwa kelompok-kelompok tersebut homogen ( Suharsimi : 2000

). Pengujian homogenitas menggunakan uji Lavene (Santoso 1999:263). Pengujian

homogenitas varians skor variabel terikat untuk setiap nilai skor variabel bebas tertentu

dengan uji Lavene tersebut dilakukan berdasarkan kelompok setiap variansi nilai dari skor

bebas. Uji Lavene untuk mengetahui homogenitas varians Y atas X1, Y atas X2, dilakukan

dengan bantuan komputer program SPSS versi 11.5 for Windows 2000. Dasar pengambilan

keputusannya berdasarkan pada nilai signifikansi. Apabila nilai signifikansi > 0,05 dapat

disimpulkan bahwa data-data bersifat homogen. Di samping melalui uji statistik, secara

grafis dapat dilihat dari Multivariate Standardized Scatterplot. Dasar pengambilannya

apabila sebaran nilai residual terstandar tidak membentuk pola tertentu namun tampak

random dapat dikatakan bahwa model regresi bersifat homogen atau tidak mengandung

heterokedastisitas.

c. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakulan untuk mengetahui apakah variabel bebas ( X1), dan variabel

bebas ( X2 ) sebagai prediktor mempunyai hubungan yang linear atau tidak dengan variabel

terikat (Y). Melalui program SPSS diketahui jika Freg > F tabel mempunyai arti hubungan

Page 77: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

64

antara masing-masing prediktor dengan kriteria linier sebaliknya jika Freg < F tabel maka

hubungan antara masing-masing prediktor dengan kriteria tidak linear.

d. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan

adanya korelasi antar variabel bebas (independen) ( Ghozali : 2006: 91 ). Model regresi

yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel

independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel

ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen

sama dengan nol. Pengujian multikolinieritas ini dapat dilihat dari nilai variance inflatio

factor (VIF). Antara variabel bebas dikatakan multikolinieiritas apabila toleransinya < 0,1

dan VIF > 10.

e. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi

antara kesalahan penganggu pada pereode t dengan kesalahan pengganggu pada pereode t-l

sebelumnya (Ghozali : 2006 : 95). Uji autokorelasi yang digunakan adalah uji Durbin –

Watson (DW test).

3.6.3 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini meliputi uji parsial dan uji simultan.

a. Uji Parsial

Pengujian secara parsial digunakan untuk menguji signifikansi koefisien regresi

maupun korelasi parsial atau hubungan masing-masing variabel bebas (X1, X2) dengan

variabel terikat (Y). Data dianalisis dengan bantuan komputer program SPSS versi 11.5 for

Windows 2000. Dasar pengambilan keputusan berdasarkan angka probabilitas. Jika angka

Page 78: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

65

probabilitas hasil analisis ≤ 0,05 maka terdapat hubungan yang signifikan antara variabel

X1 dengan Y dengan variabel X2 dikontrol, variabel X2 dengan Y dengan variabel X1

dikontrol.

b. Uji Simultan

Pengujian secara simultan digunakan untuk menguji signifkansi korelasi ganda

tentang hubungan antara dua variabel atau lebih variabel bebas (independent variable)

dengan satu variabel terikat (dependent variable). Dalam penelitian ini, analisis korelasi

untuk mengetahui hubungan antara keterampilan manajerial kepala sekolah (X1), budaya

organisasi (X2) dengan kepuasan kerja guru (Y).

Analisis regresi ganda bertujuan untuk meramalkan nilai pengaruh dua atau lebih

variabel bebas terhadap satu variabel terikat. Dasar pengambilan keputusan berdasarkan

angka probabilitas. Jika angka probabilitas hasil analisis ≤ 0,05 maka hipotesis nol (Ho)

ditolakdanhipotesiskerja(Hk)diterima.

Page 79: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

66

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilaksanakan terhadap guru-guru Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten

Blora dengan sampel sebanyak 150 orang. Data penelitian diambil menggunakan angket

yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya untuk setiap variabel, yaitu: Variabel

Kepemimpinan kelapa sekolah (X1), budaya organisasi (X2), dan keunggulan sekolah (Y),

dengan deskripsi data sebagai berikut.

4.1 Hasil Analisis Diskriptif

4.1.1. Kepemimpinan Kepala Sekolah

Jawaban responden tentang kepemimpinan kepala Sekolah Dasar Negeri di

Kabupaten Blora sebanyak 33 butir pertanyaan yang mencakup indikator conceptual skill,

human skill, dan technical skill didapatkan mean adalah 122,02; median adalah 124,00 ;

standar deviasi adalah 11,308 ; range adalah 50,00 ; skor minimum adalah 88,00 ; serta

skor maksimum adalah 138,00. Adapun lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Page 80: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

67

Tabel 4.1 Deskripsi Statistik Kepemimpinan Kepala Sekolah Statistics

Kepemimpinan Kepala Sekolah150

0122.0200

.92330124.0000

127.00a

11.30805127.87208

50.0088.00

138.0018303.00117.0000124.0000129.0000

ValidMissing

N

MeanStd. Error of MeanMedianModeStd. DeviationVarianceRangeMinimumMaximumSum

255075

Percentiles

Multiple modes exist. The smallest value is showna.

Deskripsi data Kepemimpinan Kepala Sekolah pada Sekolah Dasar Negeri di

Kabupaten Blora berdasarkan skor adalah seperti pada tabel 4.2 berikut :

Tabel 4.2 Persentase Kriteria Kepemimpinan Kepala Sekolah

No. Kriteria Interval Frekuensi Persentase1 Sangat jelek 1 - 332 Jelek 34 - 663 Cukup 67 - 99 12 8,004 Baik 100 - 132 117 78,005 Sangat baik 133 - 165 21 14,00

150 100,00Jumlah Tabel di atas memperlihatkan responden yang berpendapat bahwa kepemimpinan

kepala sekolah sangat baik sebanyak 14,00%, yang berpendapat baik sebanyak 78,00%,

yang berpendapat cukup baik sebanyak 8,00%. Hasil analisa statistik deskriptif diperoleh

rata-rata 122,02 yang terletak pada interval 100 - 132 dengan kriteria baik. Dengan

demikian dapat dinyatakan bahwa kepemimpinan yang dilakukan oleh kepala sekolah pada

Page 81: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

68

sekolah dasar negeri di Kabupaten Blora adalah baik. Hasil penelitian tersebut apabila

digambarkan dalam bentuk pie chart adalah seperti pada gambar berikut ini :

8,00%

78,00%

14,00%Sangat jelekJelekCukupBaikSangat baik

Gambar 4.1 Persentase Kepemimpinan Kepala Sekolah

Selanjutnya diskripsi hasil penelitian untuk masing-masing item berdasarkan

subvariabelnya adalah sebagai berikut :

a. Konseptual Skill

Kepala sekolah yang memiliki kepemimpinan baik salah satu indikatornya adalah

memiliki keterampilan konsep. Keterampilan konsep ini tersebut meliputi keterampilan

merencanakan semua kegiatan sekolah, mendiagnosa permasalahan sekolah, memecahkan

masalah, mengkoordinasi kegiatan sekolah, mengembangkan kurikulum, mengembangkan

staf untuk mencapai tujuan sekolah. Jawaban responden tentang kepemimpinan kepala

Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Blora dari 17 butir pertanyaan didapatkan mean

adalah 122,02; median adalah 124,00 ; standar deviasi adalah 11,308 ; range adalah 50,00 ;

skor minimum adalah 88,00 ; serta skor maksimum adalah 138,00. Adapun lebih jelasnya

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Page 82: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

69

Tabel 4.3 Deskripsi Statistik Kemampuan Konseptual

Statistics

Kemampuan konseptual150

062.7733

.5350564.0000

66.006.55298

42.9415732.0041.0073.00

9416.0060.750064.000067.0000

ValidMissing

N

MeanStd. Error of MeanMedianModeStd. DeviationVarianceRangeMinimumMaximumSum

255075

Percentiles

Berdasarkan hasil penelitian, persepsi guru tentang keterampilan konsep yang

dimiliki kepala sekolah menunjukkan bahwa sebagian besar kepala Sekolah Dasar di

Kabupaten Blora memiliki kemampuan konseptual yang baik dengan prosentase 77,33%,

seperti terlihat pada tabel berikut :

Tabel. 4.4 Pendapat Responden Tentang Keterampilan Konsep

No. Kriteria Interval Frekuensi Persentase1 Sangat jelek 1 - 172 Jelek 18 - 343 Cukup 35 - 51 10 6,674 Baik 52 - 68 116 77,335 Sangat baik 69 - 85 24 16,00

150 100,00Jumlah Data tersebut membuktikan bahwa kepala sekolah telah menjalankan tugas-tugas

yang berhubungan langsung dengan keterampilan konseptual dengan baik. Hasil penelitian

Page 83: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

70

tersebut apabila digambarkan dalam bentuk pie chart adalah seperti pada gambar berikut ini

:

6,67%

77,33%

16,00%Sangat jelekJelekCukupBaikSangat baik

Gambar 4.2 Persentase Kemampuan Konseptual

b. Human Skill

Jawaban responden tentang keterampilan hubungan manusia pada kepala Sekolah

Dasar Negeri di Kabupaten Blora dari 7 butir pertanyaan didapatkan mean adalah 26,593;

median adalah 27,50 ; standar deviasi adalah 3,145 ; range adalah 17,00 ; skor minimum

adalah 15,00 ; serta skor maksimum adalah 32,00. Adapun lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel berikut ini :

Page 84: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

71

Tabel 4.5 Deskripsi Statistik Kemampuan Hubungan Manusia

Statistics

Kemampuan sosial150

026.5933

.2568327.5000

28.003.145469.89391

17.0015.0032.00

3989.0025.000027.500029.0000

ValidMissing

N

MeanStd. Error of MeanMedianModeStd. DeviationVarianceRangeMinimumMaximumSum

255075

Percentiles

Hasil penelitian mendapatkan kesimpulan bahwa keterampilan hubungan manusia

yang dimiliki oleh kepala sekolah pada Sekolah Dasar di Kabupaten Blora berdasarkan

persepsi guru sebanyak 66,67% mengatakan baik. Pendapat yang menyatakan keterampilan

hubungan manusia sangat baik sebesar 25,33%. Hal ini berarti sebagian besar kepala

Sekolah Dasar di Kabupaten Blora memiliki keterampilan hubungan manusia di yang baik.

Tabel berikut adalah ringkasan hasil penelitian.

Tabel. 4.6 Pendapat Responden Tentang Keterampilan Hubungan Manusia

No. Kriteria Interval Frekuensi Persentase1 Sangat jelek 1 - 72 Jelek 8 - 143 Cukup 15 - 21 12 8,004 Baik 22 - 28 100 66,675 Sangat baik 29 - 35 38 25,33

150 100,00Jumlah

Page 85: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

72

Data tersebut memberi arti bahwa keterampilan hubungan sosial kepala sekolah

dalam bekerjasama dengan guru, komite dan lingkungan berjalan dengan baik. Hasil

penelitian tersebut apabila digambarkan dalam bentuk pie chart adalah seperti pada gambar

berikut ini :

8,00%

66,67%

25,33%Sangat jelekJelekCukupBaikSangat baik

Gambar 4.3 Persentase Kemampuan Hubungan Sosial

c. Teknical Skill

Jawaban responden tentang keterampilan teknik pada kepala Sekolah Dasar Negeri

di Kabupaten Blora dari 9 butir pertanyaan didapatkan mean adalah 32,653; median adalah

32,50 ; standar deviasi adalah 3,901 ; range adalah 13,00 ; skor minimum adalah 25,00 ;

serta skor maksimum adalah 38,00. Adapun lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut

ini :

Page 86: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

73

Tabel 4.7 Deskripsi Statistik Kemampuan Hubungan Manusia

Statistics

Kemampuan teknis150

032.6533

.3185532.5000

30.003.90145

15.2213013.0025.0038.00

4898.0030.000032.500036.0000

ValidMissing

N

MeanStd. Error of MeanMedianModeStd. DeviationVarianceRangeMinimumMaximumSum

255075

Percentiles

Hasil penelitian mendapatkan kesimpulan bahwa keterampilan teknik yang

dimiliki oleh kepala sekolah Sekolah Dasar di Kabupaten Blora berdasarkan persepsi guru

sebanyak 64,67% mengatakan baik. Tabel berikut adalah ringkasan hasil penelitian

tersebut.

Tabel. 4.8 Pendapat Responden Tentang Keterampilan Teknis

No. Kriteria Interval Frekuensi Persentase1 Sangat jelek 1 - 92 Jelek 10 - 183 Cukup 19 - 27 21 14,004 Baik 28 - 36 97 64,675 Sangat baik 37 - 45 32 21,33

150 100,00Jumlah

Data tersebut memberi arti bahwa kepala sekolah sebagian besar telah membimbing

dan membantu guru dalam proses belajar mengajar maupun administrasi. Hasil penelitian

Page 87: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

74

tersebut apabila digambarkan dalam bentuk pie chart adalah seperti pada gambar berikut ini

:

14,00%

64,67%

21,33%Sangat jelekJelekCukupBaikSangat baik

Gambar 4.4 Persentase Kemampuan Teknis

4.1.2. Budaya Organisasi

Angket tentang budaya organisasi Sekolah Dasar di Kabupaten Blora sebanyak 35

butir pertanyaan yang mencakup indikator budaya organisasi yaitu individual autonomy,

structure, support, identity, conflict tolerance dan risk tolerance didapatkan mean adalah

126,167; median adalah 126,00 ; standar deviasi adalah 7,854 ; range adalah 44,00 ; skor

minimum adalah 103,00 ; serta skor maksimum adalah 147,00. Adapun lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel berikut ini :

Page 88: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

75

Tabel 4.9 Deskripsi Statistik Budaya Organisasi

Statistics

Budaya Organisasi150

0126.1667

.64127126.0000

133.007.85388

61.6834544.00

103.00147.00

18925.00121.7500126.0000132.0000

ValidMissing

N

MeanStd. Error of MeanMedianModeStd. DeviationVarianceRangeMinimumMaximumSum

255075

Percentiles

Deskripsi data Budaya Organisasi pada Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Blora

berdasarkan skor adalah seperti pada tabel berikut :

Tabel 4.10 Pendapat Responden tentang Budaya Organisasi

No. Kriteria Interval Frekuensi Persentase1 Sangat jelek 1 - 352 Jelek 36 - 703 Cukup 71 - 105 5 3,334 Baik 106 - 140 142 94,675 Sangat baik 141 - 175 3 2,00

150 100,00Jumlah

Tabel di atas memperlihatkan responden yang berpendapat bahwa budaya

organisasi sekolah sangat baik sebanyak 2,00% , yang berpendapat baik sebanyak 94,67% ,

yang berpendapat cukup baik sebanyak 3,33% dan tidak ada responden yang berpendapat

jelek ataupun sangat jelek. Hasil analisa statistik deskriptif diperoleh rata-rata 126,67 yang

terletak pada interval 106 - 140 dengan kriteria baik. Dengan demikian dapat dinyatakan

Page 89: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

76

bahwa budaya organisasi pada sekolah dasar negeri di Kabupaten Blora adalah baik. Hasil

penelitian tersebut apabila digambarkan dalam bentuk pie chart adalah seperti pada gambar

berikut ini :

94,67%

2,00% 3,33%Sangat jelekJelekCukupBaikSangat baik

Gambar 4.5 Persentase budaya Organisasi

Adapun keadaan budaya organisasi berdasarkan subvariabel yang ada adalah

sebagai berikut :

a. Individual Autonomy

Salah satu indikator budaya organisasi yang baik adalah adanya dorongan untuk

mandiri dan kesempatan berinisiatif. Hasil penelitian yang dilakukan memberi gambaran

bahwa sebanyak 96,67% guru Sekolah Dasar di Kabupaten Blora telah mendapat

kesempatan untuk mandiri dan berinisiatif dengan baik. Tabel berikut merupakan ringkasan

hasil penelitian selengkapnya.

Tabel 4.11 Pendapat Responden Tentang Kemandirian Individu

No. Kriteria Interval Frekuensi Persentase1 Sangat jelek 1 - 112 Jelek 12 - 223 Cukup 23 - 33 4 2,674 Baik 34 - 44 145 96,675 Sangat baik 45 - 55 1 0,67

150 100,00Jumlah

Page 90: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

77

Hasil penelitian tersebut apabila digambarkan dalam bentuk pie chart adalah seperti

pada gambar berikut ini :

96,67%

2,67%0,67%Sangat jelekJelekCukupBaikSangat baik

Gambar 4.6 Persentase Kesempatan Mandiri

b. Structure

Structure adalah salah satu indikator budaya organisasi dimana supervisi dan

pengendalian organisasi berjalan dengan baik. Hasil penelitian pada guru Sekolah Dasar di

Kabupaten Blora memberikan gambaran bahwa 94,00% guru berpendapat bahwa supervisi

dan pengendalian organisasi berjalan dengan baik. Ringkasan hasil penelitian seperti pada

tabel berikut.

Tabel. 4.12 Pendapat Responden Tentang Structure

No. Kriteria Interval Frekuensi Persentase1 Sangat jelek 1 - 52 Jelek 6 - 103 Cukup 11 - 15 5 3,334 Baik 16 - 20 141 94,005 Sangat baik 21 - 25 4 2,67

150 100,00Jumlah

Hasil penelitian tersebut apabila digambarkan dalam bentuk pie chart adalah seperti

pada gambar berikut ini :

Page 91: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

78

3,33%

94,00%

2,67%Sangat jelekJelekCukupBaikSangat baik

Gambar 4.7 Persentase Structure

c. Support

Indikator budaya organisasi yang baik diantaranya adalah adanya support atau

pemberian motivasi kepada anggotanya. Hasil penelitian terhadap guru Sekolah Dasar di

Kabupaten Blora dapat disimpulkan bahwa dorongan sekolah terhadap guru untuk

berkembang adalah baik. Hal itu diakui oleh 97,33% responden. Kesimpulan yang dapat

diambil dari hasil penelitian tersebut adalah sekolah telah sepenuhnya memotivasi gurunya

dengan baik. Berikut adalah tabel ringkasan hasil penelitian.

Tabel. 4.13 Pendapat Responden Tentang Dorongan Untuk Maju

No. Kriteria Interval Frekuensi Persentase1 Sangat jelek 1 - 72 Jelek 8 - 143 Cukup 15 - 204 Baik 21 - 28 146 97,335 Sangat baik 29 - 35 4 2,67

150 100,00Jumlah

Hasil penelitian tersebut apabila digambarkan dalam bentuk pie chart adalah seperti

pada gambar berikut ini :

Page 92: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

79

97,33%

2,67%Sangat jelekJelekCukupBaikSangat baik

Gambar 4.8 Persentase Support

d. Identity

Identity yang dimaksud adalah sikap guru terhadap identitas pekerjaan yang

dijalaninya dibuktikan dengan adanya rasa bangga terhadap sekolah dan pekerjaanya

sebagai guru. Ringkasan hasil penelitian tergambar pada tabel berikut.

Tabel. 4.14 Pendapat Responden Tentang Identity

No. Kriteria Interval Frekuensi Persentase1 Sangat jelek 1 - 72 Jelek 8 - 143 Cukup 15 - 204 Baik 21 - 28 147 98,005 Sangat baik 29 - 35 3 2,00

150 100,00Jumlah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 98,00% guru Sekolah Dasar di Kabupaten

Blora menyampaikan bahwa mereka sangat bangga terhadap sekolah dan pekerjaan

mereka.

Hasil penelitian tersebut apabila digambarkan dalam bentuk pie chart adalah seperti

pada gambar berikut ini :

Page 93: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

80

98,00%

2,00% Sangat jelekJelekCukupBaikSangat baik

Gambar 4.9 Persentase Identity

e. Confict Tolerance

Terbuka terhadap penyelesaian konflik dan terbuka terhadap kritik adalah salah satu

indikator budaya organisasi yang baik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebanyak

92,00% guru mengatakan bahwa sekolah telah terbuka dalam mangatasi segala

permasalahan dan terbuka terhadap kritik. Ringkasan hasil penelitian terlihat pada table

berikut.

Tabel. 4.15 Pendapat Responden Tentang Conflict Tolerance

No. Kriteria Interval Frekuensi Persentase1 Sangat jelek 1 - 32 Jelek 4 - 63 Cukup 7 - 9 10 6,674 Baik 10 - 12 138 92,005 Sangat baik 13 - 15 2 1,33

150 100,00Jumlah

Hasil penelitian tersebut apabila digambarkan dalam bentuk pie chart adalah seperti

pada gambar berikut ini :

Page 94: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

81

6,67%

92,00%

1,33%Sangat jelekJelekCukupBaikSangat baik

Gambar 4.10 Persentase Conflict Tolerance

f. Risk Tolerance

Sikap sekolah yang inovatif dan berani mengambil resiko dalam pangambilan

keputusan adalah indikator adanya budaya organisasi yang baik. Tabel berikut merupakan

ringkasan dari hasil penelitian.

Tabel. 4.16 Pendapat Responden Tentang Keberanian Mengambil Resiko

No. Kriteria Interval Frekuensi Persentase1 Sangat jelek 1 - 2 1 0,672 Jelek 3 - 4 10 6,673 Cukup 5 - 6 119 79,334 Baik 7 - 8 20 13,335 Sangat baik 9 - 10

150 100,00Jumlah

Berdasarkan pendapat guru sebanyak 79,33% guru berpendapat bahwa sekolah

mereka telah bersikap inovatif dan cukup berani mengambil resiko terhadap perkembangan

sekolah.

Hasil penelitian tersebut apabila digambarkan dalam bentuk pie chart adalah seperti

pada gambar berikut ini :

Page 95: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

82

79,33%

13,33% 6,67%0,67%Sangat jelekJelekCukupBaikSangat baik

Gambar 4.11 Persentase Keberanian Mengambil Resiko

4.1.3. Keunggulan Sekolah

Dari angket tentang keunggulan sekolah pada Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten

Blora sebanyak 33 butir pertanyaan yang mencakup indikator sistem pembelajaran, prestasi

siswa dan sarana prasarana sekolah didapatkan mean sebesar 124,98; median sebesar

128,00 ; standar deviasi adalah 12,105 ; range adalah 56,00 ; skor minimum adalah 93,00 ;

serta skor maksimum adalah 149,00. Adapun lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut

ini :

Page 96: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

83

Tabel 4.17 Deskripsi Statistik Keunggulan Sekolah Statistics

Keunggulan sekolah150

0124.9800

.98841128.0000

128.00a

12.10550146.54322

56.0093.00

149.0018747.00114.7500128.0000134.2500

ValidMissing

N

MeanStd. Error of MeanMedianModeStd. DeviationVarianceRangeMinimumMaximumSum

255075

Percentiles

Multiple modes exist. The smallest value is showna.

Deskripsi data Keunggulan Sekolah pada Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Blora

berdasarkan skor adalah seperti pada tabel berikut :

Tabel 4.18 Pendapat responden tentang keunggulan sekolah

No. Kriteria Interval Frekuensi Persentase1 Sangat jelek 1 - 332 Jelek 34 - 663 Cukup 67 - 99 2 1,334 Baik 100 - 132 99 66,005 Sangat baik 133 - 165 49 32,67

150 100,00Jumlah

Tabel di atas memperlihatkan responden yang berpendapat bahwa keunggulan

sekolah sangat baik sebanyak 32,67%, yang berpendapat baik sebanyak 66,00%, yang

berpendapat cukup baik sebanyak 1,33% dan tidak ada responden yang berpendapat jelek

ataupun sangat jelek. Hasil analisa statistik deskriptif diperoleh rata-rata 124,98 yang

terletak pada interval 100 - 132 dengan kriteria baik. Dengan demikian dapat dinyatakan

Page 97: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

84

bahwa keunggulan pada sekolah dasar negeri di Kabupaten Blora adalah baik. Hasil

penelitian tersebut apabila digambarkan dalam bentuk pie chart adalah seperti pada gambar

berikut ini :

1,33%

66,00%

32,67% Sangat jelekJelekCukupBaikSangat baik

Gambar 4.12 Persentase Kunggulan Sekolah

Adapun keunggulan sekolah berdasarkan subvariabel yang ada adalah sebagai

berikut :

a. Sistem Pendidikan

Salah satu subvariabel keunggulan dari suatu sekolah adanya sistem pendidikan

baik dengan indikator menguasai bahan pelajaran, mengelola PBM, mengelola kelas,

menggunakan media / sumber, menguasai landasan-landasan kependidikan, mengelola

interak belajar-mengajar, Menilai prestasi untuk kepentingan pengajaran, mengenal fungsi

dan program Bimbingan dan Konseling, mengenal dan menyelenggarakan administrasi

sekolah, dan memahami prinsip-prinsip dan manafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan

guna keperluan pendidikan. Hasil penelitian yang dilakukan memberi gambaran bahwa

sebanyak 62,67% guru Sekolah Dasar di Kabupaten Blora telah melaksanakan sistem

pendidikan dengan sangat baik. Tabel berikut merupakan ringkasan hasil penelitian

selengkapnya.

Page 98: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

85

Tabel 4.19 Pendapat responden tentang sistem pendidikan

No. Kriteria Interval Frekuensi Persentase1 Sangat jelek 1 - 192 Jelek 20 - 383 Cukup 39 - 57 1 0,674 Baik 58 - 76 55 36,675 Sangat baik 77 - 95 94 62,67

150 100,00Jumlah

Hasil penelitian tersebut apabila digambarkan dalam bentuk pie chart adalah seperti

pada gambar berikut ini :

0,67%

62,67%

36,67% Sangat jelekJelekCukupBaikSangat baik

Gambar 4.13 Persentase Sistem Pendidikan

b. Prestasi Siswa

Salah satu subvariabel keunggulan dari suatu sekolah adalah prestasi siswa yang

bersekolah di sekolah tersebut dengan indikator prestasi akademik dan non akademik. Hasil

penelitian yang dilakukan memberi gambaran bahwa sebanyak 64,00% guru Sekolah Dasar

di Kabupaten Blora menyampaikan bahwa prestasi siswa di bidang akademik maupun non

akademik adalah baik. Tabel berikut merupakan ringkasan hasil penelitian selengkapnya.

Page 99: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

86

Tabel 4.20 Pendapat responden tentang prestasi siswa

No. Kriteria Interval Frekuensi Persentase1 Sangat jelek 1 - 82 Jelek 9 - 16 2 1,333 Cukup 17 - 24 13 8,674 Baik 25 - 32 109 72,675 Sangat baik 33 - 40 26 17,33

150 100,00Jumlah

Hasil penelitian tersebut apabila digambarkan dalam bentuk pie chart adalah seperti

pada gambar berikut ini :

8,67%

72,67%

17,33%1,33%

Sangat jelekJelekCukupBaikSangat baik

Gambar 4.14 Persentase Prestasi Siswa

c. Sarana dan Prasarana

Salah satu subvariabel keunggulan dari suatu sekolah adalah sarana dan prasarana

yang yang ada di sekolah tersebut dengan indikator perpustakaan sekolah, kegiatan ekstra

kurikuler, ketersediaan media pembelajaran dan fasilitas olah raga. Hasil penelitian yang

dilakukan memberi gambaran bahwa sebanyak 70,67% guru Sekolah Dasar di Kabupaten

Blora menyampaikan bahwa sarana dan prasarana yang ada di sekolah sudah mencukupi

namun masih perlu ditingkatkan. Tabel berikut merupakan ringkasan hasil penelitian

selengkapnya.

Page 100: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

87

Tabel 4.21 Pendapat responden tentang sarana dan prasarana

No. Kriteria Interval Frekuensi Persentase1 Sangat sedikit 1 - 62 Sedikit 7 - 12 35 23,333 Cukup 13 - 18 106 70,674 Banyak 19 - 24 9 6,005 Sangat banyak 25 - 30

150 100,00Jumlah

Hasil penelitian tersebut apabila digambarkan dalam bentuk pie chart adalah seperti

pada gambar berikut ini :

23,33%6,00%

70,67%

Sangat sedikitSedikitCukupBanyakSangat banyak

Gambar 4.15 Persentase Sarana dan Prasarana

d. Jumlah Pendaftar

Salah satu subvariabel keunggulan dari suatu sekolah adalah jumlah pendaftar yang

melebihi kapasitas yang ada. Hasil penelitian yang dilakukan memberi gambaran bahwa

sebanyak 42,00% guru Sekolah Dasar di Kabupaten Blora menyampaikan bahwa jumlah

pendaftar sama dengan kapasitas kelas yang ada di sekolah. Tabel berikut merupakan

ringkasan hasil penelitian selengkapnya.

Page 101: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

88

Tabel 4.22 Pendapat responden tentang jumlah pendaftar

No. Kriteria Interval Frekuensi Persentase1 Sangat sedikit 1 3 2,002 Sedikit 2 61 40,673 Sama 3 63 42,004 Banyak 4 23 15,335 Sangat banyak 5

150 100,00Jumlah

Hasil penelitian tersebut apabila digambarkan dalam bentuk pie chart adalah seperti

pada gambar berikut ini :

42,00%

15,33% 40,67%2,00%

Sangat sedikitSedikitSamaBanyakSangat banyak

Gambar 4.16 Persentase Sarana dan Prasarana

4.2. Hasil Uji Persyaratan

Guna mendapatkan suatu simpulan yang berarti diperlukan adanya suatu analisis

data. Analisis data dimaksudkan untuk melakukakan pengujian hipotesis dan menjawab

rumusan masalah yang telah diajukan. Adapun dalam melakukan analisis regresi, terlebih

dahulu dilakukan pengujian persyaratan analisis terhadap variabel kepemimpinan kepala

sekolah, budaya organisasi, dan keunggulan sekolah. Uji persyaratan yang dimaksud adalah

:

Page 102: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

89

a. Uji Normalitas Data

Sebelum data dianalisis akhir, terlebih dahulu dilakukan pengujian tingkat

kenormalannnya menggunakan analisis Kolmogorov Smirnov Goodness of Fit Test dengan

bantuan perangkat lunak komputer pengolah data statistik SPSS versi 10 for Windows 2003.

Ringkasan hasil analisis sebagaimana pada tabel berikut :

Tabel 4.23 Hasil Uji Normalitas Data

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

150124.980012.10550

.105

.065-.1051.288

.072

NMeanStd. Deviation

Normal Parameters a,b

AbsolutePositiveNegative

Most ExtremeDifferences

Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)

KeunggulanSekolah

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

Berdasarkan out put one sample Kolmogorov-Smirnov Test, diperoleh nilai sig

(signifikansi) 0,072 = 7,2% dan lebih besar dari 5 % (7,2%>5%) maka hipotesis nol

diterima dan dengan demikian variabel dependen berdistribusi normal.

Selanjutnya berdasarkan grafik P-Plot of Regression Stand, data menyebar disekitar

garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, sehingga model regresi memenuhi asumsi

normalitas. Adapun secara lengkap dan rinci gambar tebaran data sebagaimana pada

gambar 4.23 berikut :

Page 103: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

90

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: Keunggulan Sekolah

Observed Cum Prob

1.00.75.50.250.00

Expe

cted

Cum

Pro

b

1.00

.75

.50

.25

0.00

Gambar 4.17 Normalitas Data

b. Uji Multikolinearitas

Multikoliniearitas adalah situasi adanya hubungan antara korelasi variabel-variabel

independen (bebas) dalam suatu model regresi. Uji multikolinearitas dilakukan untuk

menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen). Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terjadi korelasi

diantara variabel-variabel independen (bebas). Oleh karena itu untuk melihat apakah

terjadai korelasi anatra variabel independen kepemimpinan kepala sekolah, budaya

organisasi sekolah dan keunggulan sekolah, maka akan dilakukan uji multikolinearitas.

Pedoman suatu model regresi yang bebas multiko adalah jika mempunyai nilai VIF

disekitar 1 dan mempunyai angka toleransi mendekati 1.

Page 104: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

91

Tabel 4.24 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa

15.421 14.334 1.076 .284.317 .082 .292 3.861 .000 .837 1.195.562 .119 .357 4.717 .000 .837 1.195

(Constant)Kepemimpinan KSBudaya Organisasi

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig. Tolerance VIFCollinearity Statistics

Dependent Variable: Keunggulan Sekolaha.

Berdasarkan tabel out put di atas, diperoleh nilai VIF untuk masing-masing variabel

kepemimpinan kepala sekolah dan budaya organisasi sekolah masih disekitar 1, dan nilai

toleransi mendekati 1, maka dapat disimpulkan bahwa mode regresi tersebut tidak terdapat

problem multikolinieritas (MULTIKO). Artinya Dalam model regresi tidak terjadi korelasi

antar variabel independen.

c. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas artinya varians variabel dalam model tidak sama (konstan)

untuk suatu pengamatan. Pada heteroskedastisitas, kesalahan yang terjadi tidak acak tetapi

menunjukkan hubungan yang sistematis sesuai dengan besarnya satu atau lebih variabel

bebas.

Model regresi yang baik apabila tidak terjadi heteroskedastisitas, untuk

menentukan model regresi terjadi heteroskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas

dengan ketentuan : Apabila nilai erorr membentuk pola tertentu tidak bersifat acak

terhadap nol, maka dikatakan terjadi heteroskedastisitas. Atau jika pola tertentu seperti

titik-titik (point-point) yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur

(bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi hetroskedastisitas.

Untuk jelasnya hasil uji heteroskedastisitas sebagaimana pada gambar berikut :

Page 105: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

92

Scatterplot

Dependent Variable: Keunggulan Sekolah

Keunggulan Sekolah

15014013012011010090

Reg

ress

ion

Stan

dard

ized

Pre

dict

ed V

alue

3

2

1

0

-1

-2

-3

-4

Gambar 4.18 Hasil Uji Heterokedastisitas

Berdasarkan diagram Scatterplot, Variabel dependent dan residual diperoleh

diagram bahwa nilai error cukup menyebar di sekitar nol, ini berarti dalam model liner

tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Untuk menguji apakah dalaam sebuah model regresi linier ada korelasi antara

kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t sebelumnya. Model

regresi yang baik adalah regresi yang bebas autokorelasi. Untuk mendeteksi autokorelasi

dapat dilihat pada tabel Durbin-Watson (D-W). Jika D-W dibawah -2 berarti ada

autokorelasi positif, jika D-W dinatara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi, dan jika

D-W di atas +2 berarti ada autokolreasi negatif.

Page 106: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

93

Tabel 4.25 Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb

.545a .297 .287 10.22182 1.309Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

Durbin-Watson

Predictors: (Constant), Budaya Organisasi, Kepemimpinan KSa.

Dependent Variable: Keunggulan Sekolahb.

Berdasarkan data out put Model Summary di atas, diperoleh nilai D-W (Durbin

Watson) = 1,465 ; nilai D-W berada diantara -2 sampai +2. Ini berarti dalam model linier

tidak terjadi autokorelasi.

4.3. Hasil Uji Hipotesis

a. Uji Parsial

Pengujian linieritas hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah (X1) dengan

keunggulan sekolah (Y) dan budaya organisasi (X2) dengan keunggulan sekolah (Y)

dengan bantuan perangkat lunak komputer pengolah data SPSS versi 10 for Windows 2003.

1) Uji Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) Keunggulan Sekolah (Y)

Untuk melihat pengaruh variabel kepemimpinan kepala sekolah (X1) secara parsial

terhadap variabel terikat keunggulan sekolah (Y) dan seberapa besar pengaruhnya, akan

dianalisis dengan regresi sederhana. Agar dapat menentukan pengaruh dan seberapa besar

pengaruhnya variabel dependen terhadap variabel independen, maka langkah pertama yang

harus dilakukan adalah menentukan model regresi (persamaan regresi). Adapun hasilnya

sebagaimana pada tabel berikut :

Page 107: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

94

Tabel 4.26 Hasil Uji Pengaruh Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)

dengan Variabel Keunggulan Sekolah (Y) Coefficientsa

67.334 9.821 6.856 .000.473 .080 .436 5.894 .000

(Constant)Kepemimpinan KS

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig.

Dependent Variable: Keunggulan Sekolaha.

Berdasarkan tabel out put di atas, diperoleh arah regresi b sebesar 0,473 dan

konstanta atau a sebesar 67,334. Maka dapat digambarkan bentuk hubungan antara kedua

variabel tersebut oleh persamaan regresi Y = 67,334 + 0,473X1.

Selanjutnya untuk mengetahui derajat keberartian dan kelinieran dari persamaan

regresi tersebut dilakukan uji keberartian dan uji kelinieran regresi sebagai berikut :

(1) Uji Keberartian Koefisien Regresi

Berdasarkan tabel out put diatas diperoleh nilai probabilitas signifikansi (sig) untuk

konstan dan variabel X1, sebesar 0,000 <α 0,05 dan hal ini berarti arah regresi Y atas

X1 berarti.

(2) Uji Liniearitas Model Regresi

Untuk melihat apakah terdapat pengaruh antara variabel kepemimpinan kepala sekolah

terhadap variabel keunggulan sekolah, maka model regresi tersebut akan diuji

liniearitasnya. Apabila model regresi linier, berarti terdapat pengaruh variabel dependen

terhadap variabel independen.

Page 108: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

95

Tabel 4.27 Hasil Uji Parsial X1

ANOVAb

4151.053 1 4151.053 34.741 .000a

17683.887 148 119.48621834.940 149

RegressionResidualTotal

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Kepemimpinan KSa.

Dependent Variable: Keunggulan Sekolahb.

Hasil perhitungan analisis regresi sederhana dan uji linieritas diperoleh nilai F

sebesar 34,741 dengan probabilitas 0,000. Karena nilai F lebih kecil dari taraf

signifikansi 0,05, maka dapat dinyatakan hubungan variabel kepemimpinan kepala

sekolah (X1) dengan Kunggulan sekolah (Y) tidak menyimpang dari persamaan garis

liniernya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat grafik hubungan X1 dan Y seperti pada

gambar berikut.

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: Keunggulan Sekolah

Observed Cum Prob

1.00.75.50.250.00

Expe

cted

Cum

Pro

b

1.00

.75

.50

.25

0.00

Gambar 4.19 Tebaran Data Hubungan X1 dengan Y

Page 109: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

96

(3) Uji Hipotesis

Untuk memprediksi pengaruh variabel kepemimpinan kepala sekolah (X1)

terhadap variabel keunggulan sekolah (Y) dilakukan dengan uji linieritas model regresi

linier, hipotesis (Ho) diterima apabila nilai probabilitas signifikansi (sig) >α 0,05.

Berdasarkan tabel Anova (tabel 4.26.) di atas diperoleh nilai probabilitas sig

0,000 <α 0,05 hal ini berarti Ho ditolak. Artinya model regresi Y = 51,813 + 0,610X1

adalah linear.

Besarnya pengaruh (koefisien determinasi) variabel kepemimpinan kepala

sekolah terhadap variabel keunggulan sekolah dapat dilihat dari nilai R square tabel out

put Model Summary sebagai berikut :

Tabel 4.28 Hasil Uji Sumbangan Efektif X1

Model Summaryb

.436a .190 .185 10.93095Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

Predictors: (Constant), Kepemimpinan KSa.

Dependent Variable: Keunggulan Sekolahb.

Berdasarkan tabel output di atas, diperoleh nilai R square sebesar = 0,190 hal ini

berarti variabel kepemimpinan kepala sekolah mempengaruhi variabel keunggulan sekolah

sebesar 19,00%. Dengan demikian sisanya yaitu sebesar 100% - 19% = 81% masih

dipengaruhi oleh faktor-faktor atau sebab-sebab yang lain di luar variabel yang diteliti.

Page 110: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

97

2) Uji Pengaruh Budaya Organisasi (X2) Terhadap Keunggulan Sekolah (Y) Untuk melihat pengaruh variabel budaya organisasi (X2) secara parsial terhadap

variabel terikat keunggulan sekolah (Y) dan seberapa besar pengaruhnya, akan dianalisis

dengan regresi sederhana. Agar dapat menentukan pengaruh dan seberapa besar

pengaruhnya variabel dependen terhadap variabel independen, maka langkah pertama yang

harus dilakukan adalah menentukan model regresi (persamaan regresi). Adapun hasilnya

sebagaimana pada tabel berikut :

Tabel 4.29 Hasil Uji Pengaruh Variabel Budaya Organisasi (X2) Terhadap Keunggulan Sekolah (Y)

Coefficientsa

30.556 14.421 2.119 .036.747 .114 .475 6.560 .000

(Constant)Budaya Organisasi

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig.

Dependent Variable: Keunggulan Sekolaha.

Berdasarkan tabel out put di atas, diperoleh arah regresi b sebesar 0,747 dan

konstanta atau a sebesar 30,556. Maka dapat digambarkan bentuk hubungan antara kedua

variabel tersebut oleh persamaan regresi Y = 30,556 + 0,747X2.

Selanjutnya untuk mengetahui derajat keberartian dan kelinieran dari persamaan

regresi tersebut dilakukan uji keberartian dan uji kelinieran regresi sebagai berikut :

(1) Uji keberartian Koefisien Regresi

Berdasarkan tabel output diatas diperoleh nilai probabilitas signifikansi (sig) untuk

konstan dan variabel X2, sebesar 0,036 dan 0,000 <α 0,05. Ini berarti arah regresi Y

atas X2 berarti.

Page 111: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

98

(2) Uji Liniearitas Model Regresi

Untuk melihat apakah terdapat pengaruh antara variabel budaya organisasi terhadap

variabel keunggulan sekolah, maka model regresi tersebut akan diuji liniearitasnya.

Apabila model regresi linier, berarti terdapat pengaruh variabel dependen terhadap

variabel independen.

Tabel 4.30 Hasil Uji Parsial X2

ANOVAb

4918.262 1 4918.262 43.029 .000a

16916.678 148 114.30221834.940 149

RegressionResidualTotal

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Budaya Organisasia.

Dependent Variable: Keunggulan Sekolahb.

Hasil perhitungan analisis regresi sederhana dan uji linieritas diperoleh nilai F

sebesar 43,029 dengan probabilitas 0,000. Karena nilai F lebih kecil dari taraf

signifikansi 0,05, maka dapat dinyatakan hubungan variabel budaya organisasi (X2)

dengan Kunggulan sekolah (Y) tidak menyimpang dari persamaan garis liniernya.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat grafik hubungan X1 dan Y seperti pada gambar

berikut.

Page 112: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

99

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: Keunggulan Sekolah

Observed Cum Prob

1.00.75.50.250.00

Expe

cted

Cum

Pro

b

1.00

.75

.50

.25

0.00

Gambar 4.20 Tebaran Data Hubungan X2 dengan Y

(3) Uji Hipotesis

Untuk memprediksi pengaruh variabel budaya organisasi (X2) terhadap variabel

keunggulan sekolah (Y) dilakukan dengan uji linieritas model regresi linier, hipotesis

(Ho) diterima apabila nilai probabilitas signifikansi (sig) >α 0,05.

Berdasarkan tabel Anova (tabel 4...) di atas diperoleh nilai probabilitas sig 0,000

<α 0,05 hal ini berarti Ho ditolak. Artinya model regresi Y = 30,556 + 0,747X2 adalah

linear.

Besarnya pengaruh (koefisien determinasi) variabel budaya organisasi terhadap

variabel keunggulan sekolah dapat dilihat dari nilai R square tabel out put Model

Summary sebagai berikut :

Page 113: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

100

Tabel 4.31 Hasil Uji Sumbangan Efektif X2

Model Summaryb

.475a .225 .220 10.69121Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

Predictors: (Constant), Budaya Organisasia.

Dependent Variable: Keunggulan Sekolahb.

Berdasarkan tabel out put di atas, diperoleh nilai R square sebesar = 0,225 hal ini

berarti variabel budaya organisasi mempengaruhi variabel keunggulan sekolah sebesar

22,50%. Dengan demikian sisanya yaitu sebesar 100% - 22,50% = 77,50% masih

dipengaruhi oleh faktor-faktor atau sebab-sebab yang lain di luar variabel yang diteliti.

b. Uji Simultan

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas yaitu Kepemimpinan

kepala sekolah (X1) dan Budaya organisasi (X2) secara simultan terhadap variabel terikat

yaitu Keunggulan sekolah (Y), dilakukan dengan analisis regresi linier ganda. Adapun

langkah-langkahnya sebagai berikut :

1) Menentukan Persamaan Regresi

Agar dapat menentukan pengaruh dan seberapa besar pengaruhnya variabel dependen

secara simultan terhadap variabel independen, maka langkah pertama yang harus

dilakukan adalah menentukan model regresi (persamaan regresi), sebagai berikut :

Page 114: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

101

Tabel 4.32 Hasil Uji Pengaruh X1 dan X2 Terhadap Y

Coefficientsa

15.421 14.334 1.076 .284.317 .082 .292 3.861 .000.562 .119 .357 4.717 .000

(Constant)Kepemimpinan KSBudaya Organisasi

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig.

Dependent Variable: Keunggulan Sekolaha.

Berdasarkan tabel pengujian hipotesis di atas, didapatkan persamaan garis linier

berganda (yang dilihat dari koefisien tidak standar (unstandardized coefficient)

didapatkan sebagai berikut :

Y = 15,421 + 0,317 X1 + 0,562X2

Artinya :

(1) Konstanta sebesar 15,421 (positif) mengindikasikan bahwa keunggulan sekolah

akan mengalami peningkatan jika variabel kepemimpinan kepala sekolah (X1) dan

budaya organisasi (X2) diasumsikan konstan/tetap.

(2) Faktor pertama yang berpengaruh terhadap profesionalisme guru adalah

kepemimpinan kepala sekolah (b1) dengan koefisien regresi sebesar 0,317 (positip).

Angka regresi variabel kepemimpinan kepala sekolah (b1) bernilai positif

mengindikasikan bahwa semakin baik kepemimpinan kepala sekolah (X1), jika

budaya organisasi (X2) diasumsikan konstan/tetap, maka keunggulan suatu sekolah

akan mengalami peningkatan.

(3) Kedua yang berpengaruh terhadap keunggulan sekolah adalah budaya organisasi

(b2) dengan koefisien regresi sebesar 0,562 (positif). Angka regresi variabel budaya

organisasi (b2) bernilai positif mengindikasikan bahwa semakin baik budaya

Page 115: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

102

organisasi (X2), jika variabel kepemimpinan kepala sekolah (X1) diasumsikan

konstan/tetap, maka keunggulan suatu sekolah akan mengalami peningkatan.

2) Uji Hipotesis

Untuk memprediksi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen

dilakukan dengan uji linieritas model regresi, hipotesis (Ho) diterima apabila nilai

probabilitas signifikansi (sig) >α 0,05. Ringkasan hasil uji linier berganda sebagaimana

pada tabel berikut :

Tabel 4.33 Hasil Uji Linier Berganda

ANOVAb

6475.555 2 3237.778 30.988 .000a

15359.385 147 104.48621834.940 149

RegressionResidualTotal

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Budaya Organisasi, Kepemimpinan KSa.

Dependent Variable: Keunggulan Sekolahb.

Berdasarkan tabel Anova di atas diperoleh nilai probabilitas signifikansi (sig) =

0,000 = 0% < 5 %, ini berarti Ho ditolak. Artinya model regresi Y = 15,421 + 0,317

X1 + 0,562X2 adalah linear. Hal berarti terdapat pengaruh variabel kepemimpinan

kepala sekolah (X1) dan budaya organisasi (X2) secara bersama-sama terhadap variabel

keungguan sekolah (Y).

3) Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa besar pengaruh variabel

kepemimpinan kepala sekolah (X1) dan budaya organisasi (X2) keunggulan sekolah (Y).

Adapun hasilnya sebagimana pada tabel berikut :

Page 116: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

103

Tabel 4.34 Output Koefisien Determinasi

Model Summaryb

.545a .297 .287 10.22182Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

Predictors: (Constant), Budaya Organisasi,Kepemimpinan KS

a.

Dependent Variable: Keunggulan Sekolahb.

Dari tabel hasil uji koefisien determinasi di atas didapatkan angka koefisien

determinasi (R Square) sebesar 0,297. Hal ini berarti bahwa variabel kepemimpinan

kepala sekolah (X1) dan budaya organisasi (X2) berpengaruh sebesar 29,70% terhadap

keunggulan sekolah, sedangkan sisanya sebesar 100% - 29,70% = 70,30% masih

dipengaruhi oleh faktor-faktor atau sebab-sebab yang lain di luar variabel yang diteliti.

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian

4.4.1 Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Keunggulan Sekolah

Dasar Negri di Kabupaten Blora

Dari hasil penelitian tentang kepemimpinan kepala Sekolah Dasar Negeri di

Kabupaten Blora yang mencakup indikator conceptual skill, human skill, dan technical skill

secara umum menurut pendapat guru-guru adalah baik. Kepala sekolah yang memiliki

keterampilan manajerial sangat baik sebanyak 14,00%, yang baik sebanyak 78,00%, yang

cukup baik 8,%, dan tidak ada yang jelek dan sangat jelek.

Page 117: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

104

Dari hasil tersebut uji untuk masing-masing sub variabel didapatkan bahwa 6,67%

kepala sekolah baru memiliki keterampilan konsep yang cukup, sehingga perlu

ditingkatkan menjadi baik bahkan sangat baik. Keterampilan hubungan manusia sebanyak

66,67% telah baik tetapi masih sekitar 8,00% baru pada taraf cukup. Sehingga kemampuan

hubungan manusia perlu di tingkatkan. Adapun kemampuan teknis kepala sekolah 64,67%

baik tetapi ada 14% yang masih cukup baik sehingga perlu ditingkatkan.

Hasil penelitian telah menunjukkan bahwa sebagian besar kepala sekolah telah

memiliki keterampilan yang baik dalam melaksanakan kepemimpinan. Namun demikian

ada beberapa hal yang ditemukan dan perlu dicemati agar keterampilan kepala sekolah

dapat lebih ditingkatkan. Berkaitan dengan keterampilan dalam penguasaan konsep,

sebagian kepala sekolah di Kabupaten Blora masih memiliki kelemahan dalam

keterampilan konseptual. Kelemahan tersebut kelihatan pada saat merencanakan semua

kegiatan sekolah. Sebagian besar kepala sekolah pada Sekolah Dasar di Kabupaten Blora

sudah membuat perencanaan kegiatan sekolahnya akan tetapi hanya beberapa saja yang

mampu melaksanakan program kegiatan tersebut dengan baik. Hal ini disebabkan

kemampuan secara konseptual untuk menyusun perencanaan kegiatan sekolah masih

lemah. Banyak rencana kegiatan sekolah yang disusun tidak berdasarkan kebutuhan riil di

lapangan akan tetapi berdasarkan kebiasaan yang sudah berlaku.

Kelemahan konseptual lain yang menyebabkan keterampilan kepala sekolah dalam

memimpin belum baik adalah kelemahan dalam mengkoordinasi kegaiatan sekolah. Saat ini

kegiatan disekolah memang banyak sekali terkait dengan kegiatan yang tidak berhubungan

langsung dengan proses pembelajaran. Contoh kegiatan-kegiatan tesebut diantaranya

kegiatan organisasi guru, kegiatan peringatan Hari Pendidikan Nasional, Kegiatan Hari

Page 118: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

105

Olahraga, Kegiatan peringatan-peringatan hari besar agama, kegiatan hari-hari besar

nasional lainnya, kegiatan lomba baik guru, kepala sekolah, maupun siswa dimana

kegiatan-kegiatan tersebut biasanya berjalan beriringan. Dibutuhkan keterampilan kepala

sekolah dalam mengkoordinasi kegiatan tersebut. Kepala sekolah harus berani mengambil

langkah tegas untuk tidak mengikuti kegiatan tersebut apabila manfaat yang diperoleh tidak

sebanding dengan waktu mengajar yang dikorbankan guru untuk kegiatan tersebut.

Beberapa kepala sekolah lemah dalam mengkoordinasi kegiatan tersebut sehingga banyak

guru yang terbebani oleh dua pekerjaan sekaligus yaitu pekerjaan mengajar dan mengikuti

kegiatan diluar kegiatan mengajar. Koordinasi yang lemah menyebabkan banyak yang

dikorbankan. Guru tidak bisa mengajar dengan baik yang berakibat pada rendahnya mutu

pembelajaran siswa yang pada akhirnya akan menjadi beban bagi guru itu sendiri.

Kelemahan konsep selanjutnya adalah kelemahan kepala sekolah dalam

mengembangkan kurikulum. Beberapa kepala sekolah yang ada saat ini adalah kepala

sekolah senior yang usianya menjelang pensiun. Kepala sekolah masih sangat lekat sekali

dengan tradisi paternalistik untuk taat kepada petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis.

Sampai dengan tahun 2004 sekolah belum diberi kesempatan oleh pemerintah untuk

mengembangkan kurikulum sendiri, baru pada tahun 2006 sekolah bisa mengembangkan

sendiri kurikulumnya. Kepala sekolah sebagai pucuk pimpinan di sekolah seharusnya

merespon baik terhadap perkembangan kurikulum ini, akan tetapi karena keterampilan

konsep untuk mengembangkan kurikulum masih lemah banyak diantara mereka yang

menanggapi pengembangan kurikulum ini dengan sikap apatis. Hal ini menyebabkan guru

yang ingin berkembang dan berinovasi merasa dibatasi. Beberapa guru bahkan mempunyai

keterampilan mengembangkan kurikulum yang lebih baik dari kepala sekolahnya.

Page 119: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

106

Seharusnya kepala sekolah bersifat kooperatif dalam mengembangkan kurikulum.

Walaupun pemahaman kepala sekolah tentang pengembangan kurikulum masih lemah akan

tetapi dengan kerjasama yang harmonis maka penguasaan konsep pengembangan

kurikulum ini bisa dicapai.

Keterampilan manajerial kepala sekolah yang juga memiliki angka di bawah baik

yaitu keterampilan hubungan manusia sebanyak 8,00%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa

kepala sekolah yang memiliki keterampilan hubungan manusia di bawah baik cukup

rendah. Lemahnya keterampilan hubungan manusia dari kepala sekolah lebih banyak

disebabkan kurangnya komunikasi antara kepala sekolah dengan para guru. Banyak guru

yang belum mengerti tugas pokok dan fungsi kepala sekolah sehingga apabila kepala

sekolah tidak sering berkomunikasi dengan guru maka akan terjadi kesalahfahaman

diantara mereka. Banyak guru yang merasa sering ditinggalkan dinas luar oleh kepala

sekolah sehingga fungsinya sebagai supervisor menjadi tidak maksimal, begitu juga

fungsinya sebagai conselor menjadi tidak maksimal pula, padahal di sisi lain guru sangat

memerlukan bimbingan dari kepala sekolah dalam menjalankan tugas-tugas hariannya.

Komunikasi yang harmonis antara kedunya mutlak diperlukan guna menekan

kesalahfahaman tersebut. Pada akhirnya diharapkan ada saling pengertian dalam

menjalankan tugas masing-masing. Kepedulian kepala sekolah dapat dilakukan dengan

memberikan penghargaan kepada guru yang berprestasi. Tidak banyak kepala sekolah yang

suka memberikan penghargaan kepada guru. Penghargaan tidak selamanya bernilai

kwantitas, pemberian pujian, tepukan pundak, dan memberi kepercayaan untuk

melaksanakan tugas-tugas tertentu yang secara tidak langsung membantu guru untuk

meningkatkan jenjang karirnya perlu dilakukan untuk meningkatkan hubungan yang baik.

Page 120: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

107

4.4.2 Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Keunggulan Sekolah Dasar Negri di Kabupaten Blora

Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya organisasi Sekolah Dasar di

Kabupaten Brebes yang mencakup individual autonomy, structure, support, identity,

conflict tolerance, dan risk tolerance, didapatkan secara umum adalah baik. Sekolah yang

memiliki budaya organisasi sangat baik 2,00%, baik 94,67%, cukup baik 3,33%, dan tidak

ada sekolah dengan budaya organisasi kurang baik dan tidak baik.

Besarnya angka sekolah dengan budaya organisasi cukup baik perlu mendapat

perhatian agar bisa ditingkatkan ke arah baik bahkan sangat baik. Beberapa hal yang

menyebabkan budaya organisasi pada beberapa sekolah belum mencapai kriteria yang baik

diantaranya adalah lemahnya peran kepala sekolah dalam memberikan dorongan dan

motivasi kepada guru untuk bekerja dengan baik. Saat ini beberapa guru telah bekerja

dengan baik akan tetapi ada beberapa guru yang baru bekerja sebagai rutinitas, belum

merupakan sesuatu yang punya nilai. Selain kepala sekolah peran komitmen bersama

diantara anggota organisasi akan menjadi pendorong guru untuk bekerja maksimal.

Komitmen tersebut akan menjadi bagian dari guru manakala diwujudkan dalam bentuk

aturan yang bisa diterima semua pihak.

Faktor selanjutnya adalah lemahnya rasa bangga akan pekerjaan sebagai guru dan

organisasi sekolah itu sendiri. Untuk meningkatkan kebanggaan guru terhadap

pekerjaannya guru harus selalu dimotivasi dan diingatkan oleh kepala sekolah bahwa

pekerjaan tersebut sudah menjadi pilihan sehingga tidak ada alasan untuk tidak

bersungguh-sungguh dalam bekerja. Tidak bersungguh-sungguh dalam bekerja sebagai

Page 121: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

108

guru bukan hanya akan merugikan siswa tetapi juga guru itu sendiri. Saat ini guru yang

kinerjanya tidak baik tetap bisa naik pangkat tetapi akan sulit bersaing untuk mencapai

karir yang lebih tinggi karena era keterbukaan telah menjadikan masyarakat sebagai

pengamat terhadap kinerja guru.

Faktor keterbukaan terhadap konflik juga masih merupakan penyebab kurang

sehatnya budaya organisasi di sekolah. Masalah yang sering muncul adalah kurangnya

keterbukaan terhadap penyelesaian masalah dan kritik. Peran kepala sekolah dalam

menjaga keterbukaan terhadap konflik sangat besar. Saat ini masalah yang banyak muncul

di sekolah lebih banyak diselesaikan antar personal yang berkonflik, belum melibatkan

semua anggota organisasi untuk berperan serta menyelesaikan permasalahan tersebut. Hal

ini akan menyebabkan peran anggota organisasi melemah. Untuk masalah-masalah tertentu

yang memang tidak dapat diselesaikan lewat musyawarah bersama dan harus diselesaikan

antar personal hendaknya dibuka pendapat yang ingin disampaikan oleh anggota organisasi

dalam menyelesaikan permasalahan.

Keberanian sekolah untuk mengambil keputusan sehubungan dengan

pengembangan sekolah merupakan faktor yang menentukan budaya organisasi yang baik.

Dengan era manajemen berbasis sekolah, sekolah mempunyai kebebasan untuk

berkembang sesuai dengan potensi yang dimiliki sekolah. Beberapa sekolah dasar di

Kabupaten Blora belum mengembangkan manajemen berbasis sekolah utamanya dalam

memberi kebebasan guru untuk mengembangkan dirinya.

Meskipun secara keseluruhan budaya organisasi sudah berjalan dengan baik, namun

dalam hal keberanian sekolah untuk mengambil keputusan sangat perlu mendapatkan

perhatian yang lebih. Hal ini ditunjukkan oleh beberapa responden yang menyatakan bahwa

Page 122: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

109

keberanian sekolah untuk mengambil resiko pada kriteria sangat jelek sebesar 0,67%, jelek

sebesar 6,67%, cukup baik sebesar 79,33% dan yang sudah baik sebesar 13,33%.

Beberapa responden yang menyatakan bahwa sekolah sudah cukup berani

mangambil keputusan untuk mengembangkan sekolahnya tanpa harus menunggu petunjuk

pelaksanaan yang ada. Ketergantungan sekolah akan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk

teknis kadang-kadang membuat guru harus menunggu untuk bisa kreatif dan inovatif. Oleh

sebab itu, agar keunggulan sekolah dapat tercapai diperlukan keberanian untuk mengambil

suatu keputusan.

4.4.3 Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Budaya Organisasi terhadap

Keunggulan Sekolah Dasar Negri di Kabupaten Blora

Dari hasil penelitian tampak bahwa kepemimpinan kepala sekolah dan budaya

organisasi sekolah secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap keunggulan sekolah

dasar negeri di Kabupaten Blora dengan koefisien korelasi sebesar 0,297.

Keunggulan sekolah menjadi target lembaga, tujuan utamanya adalah meningkatkan

keunggulan sekolah (mutu lulusan) dan perbaikan layanan pada peserta didik. Ekosusilo

(2003:41) berpendapat bahwa sekolah unggulan adalah sekolah yang mempunyai indikator

antara lain prestasi akademik maupun non akademik diatas rata-rata sekolah didaerahnya,

sarana dan prasarana yang lengkap, sistem pembelajaran yang lebih baik dan waktu

pembelajaran yang lebih panjang.

Dapat dikatakan bahwa SD Negeri di Kabupaten Blora telah mengelola sumber

daya yang dimiliki sekolah dengan cukup baik untuk meningkatkan keluaran sekolah,

tingkat kelulusan siswa dan nilai ujian akhir yang baik.

Page 123: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

110

Keunggulan sekolah dipengaruhi oleh banyak sekali komponen yaitu antara lain

input yang berupa kualitas peserta didik, instrumental input yaitu kualitas guru dan

karyawan, kelengkapan sarana dan prasarana sekolah, budaya organisasi sekolah dan yang

tak kalah pentingnya adalah kualitas kepemimpinan yang dilakukan oleh kepala sekolah,

masukan lingkungan dan masih banyak lagi. Semua komponen tadi membentuk suatu

sistem yang saling bekerja sama untuk mewujutkan tujuan yang diinginkan oleh lembaga.

Tanpa kerjasama yang baik antar komponen di atas keunggulan sekolah sulit terealisir.

Dalam penelitian ini dua komponen yaitu kepemimpinan kepala sekolah dan budaya

organisasi memberikan pengaruh yang cukup berarti dalam keunggulan suatu sekolah yaitu

sebesar 29,7 % yang berarti bahwa masih 70.3 % faktor lain yang ikut berpengaruh

terhadap keunggulan suatu sekolah.

Page 124: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

111

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan hal-hal sebagai

berikut :

1. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa umumnya SD Negeri Kabupaten Blora memiliki

keunggulan sekolah yang cukup baik. Hal ini ditunjukkan oleh skor kepemimpinan

kepala sekolah 78,00.

2. Ada pengaruh yang signifikan kepemimpinan kepala sekolah dengan keunggulan suatu

sekolah dasar negeri di kabupaten Blora dengan koefisien korelasi sebesar 19 %.

3. Ada pengaruh yang signifikan budaya organisasi sekolah terhadap keunggulan sekolah

dasar negeri di kabupaten Blora dengan koefisien korelasi sebesar 22,5%.

4. Ada pengaruh yang signifikan secara simultan (bersama-sama) kepemimpinan kepala

sekolah, dan budaya organisasi sekolah terhadap keunggulan sekolah dasar negeri di

Kabupaten Blora dengan koefisien korelasi sebesar 29,70 %.

Page 125: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

112

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian penulis dapat diberikan saran-saran sebagai berikut :

1. Perlu ada upaya peningkatan keterampilan kepemimpinan kepala sekolah dalam hal

penguasaan konseptual terutama dalam hal mengembangkan kurikulum dan

mengkoordinasi kegiatan sekolah, kalau dirasa kegiatan yang dilakukan kurang

bermanfaat bagi sekolah kepala sekolah harus berani mengambil langkah tegas untuk

menolak.

2. Dalam pelaksanaan keterampilan manajerial kepala sekolah perlu ditingkatkan karena

temuannya masih dibawah angka 5, hubungan komunikasi dengan para guru perlu

ditingkatkan supaya tidak terjadi kesalah pahaman.

3. Perlu adanya upaya peningkatan budaya organisasi sekolah yang kondusif, seperti

menjaga keterbukaan dalam mengatasi masalah dan kritik.

4. Untuk dapat menghasilkan SDM generasi muda yang unggul maka keunggulan sekolah,

sebagai lembaga pendidikan, juga harus terus ditingkatkan. Peningkatan keunggulan ini

selain melalui kedua variabel dalam penelitian in juga diperlukan hal-hal lain seperti

peningkatan dan pemenuhan fasilitas, perbaikan SDM pengajar dsb. Karenanya masih

diperlukan penelitian yang lebih mendalam mengenai keunggulan sekolah, sehingga

dikemudian hari dapat makin memberi kontribusi pada peningkatan keunggulan sekolah.

Page 126: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

113

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1986. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Bina

Aksara Argyris, Chris. 1999. On Organizational Learning : Second edition. Massachusetts Charles, C.M. 1985. Building Classroom Discipline. New York: Longman Inc Darma, Agus. Manajemen Berbasis Sekolah. http//www.depdiknas.or.id David, McClelland. 1974. The Achievement Motive. New York: IrvingtonPublisher Inc .............., 1997. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta David Peterson, School-Based Management and Student Performance,

http://www.ed.gov/databases/ERIC_Digests/ed336845.html (5 Juli 2005) Ekosiswoyo, Rasdi. Dkk. 1997. Manajemen Kelas. Semarang : IKIP Semarang Pres Ekosusilo, Madyo. 2003. Hasil Penelitian Kualitatif : Supervisi Pengajaran dalam Latar

Budaya Jawa. Studi Kasus Pembinaan Guru SD di Kraton Surakarta. Sukoharjo : Univet Bantara Press.

Ekosusilo, Madyo. 2003. Hasil Penelitian Kualitatif : Sekolah Unggul Berbasis Nilai (Studi

Multi Kasus di SMA Negeri 1 Surakarta, SMA Regina Pacis, dan SMA Al-Islam 01 Surakarta). Sukoharjo : Univet Bantara Press

Glatthrow, Allan. A. 1990. Supervisory Leadership : Introduction to Instructional

Supervision. New York : Harper Collins Publishers

Handoko, Hani. 1992. Manajemen : Edisi Kedua. Yogyakarta : BPFE Hasibuan, Malayu .S.P. 1994. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Haji

Masagung

Kathleen Kubick, School-Based Management, http :// www.ed.gov / databases / ERIC_Digests / ed301969. html (5 Juli 2005)

Koentjaraningrat. 1981. Pengantar Antropologi. Jakarta : Aksara Baru

Page 127: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

114

Mangkunegara, A.P. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung : Remaja Rosdakarya

Martoyo, Susilo. 1994. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : BPFE Nawawi, Hadari. 1991. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gajah Mada

University Press Moleong, M.J. 1994. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosda Karya

Mulyasa, E. 2005. Kurikulum Berbasis Kompetensi : Konsep, Karakteristik dan Implementasi. Bandung : Remaja Rosda Karya

Mulyasa, E. 2004. Manajemen Berbasis Sekolah : Konsep, Strategi, dan Implementasi. Bandung : Remaja Rosdakarya

Nugroho. Kelemahan Indeks Pembangunan Manusia. Suara Merdeka. 24 Juli 2005

O’neil, William, F. 2002. Ideologi-ideologi Pendidikan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Sergiovanni, Thomas. J. 1991. The Principalship : a Reflective Practice Perspective. Massachusetts : Allyn and Bacon

Sindhunata. 2000. Membuka Masa Depan Anak-anak Kita : Mencari Kurikulum. Jakarta : Rineka Cipta

Sugiyono, 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

Tilaar. H.A.R. 2000. Paradigma Baru Pendidikan Nasional. Jakarta : Rineka Cipta

Tilaar, H.A.R. 2002. Membenahi Pendidikan Nasional. Jakarta : Rineka Cipta

_____.2005. SMA Semesta. www. E-Semesta.com. (12 Juli 2005)

Page 128: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

115

Lampiran 1 Instrumen Penelitian

INSTRUMEN PENELITIAN

PENGANTAR

Bersama ini saya bermaksud menyebarkan angket penelitan guna penyusunan tesis

Program Pascasarjana Program Studi Manajemen Pendidikan Universitas Negeri

Semarang. Adapun judul tesis : “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Budaya

Organisasi Terhadap Keunggulan Sekolah Di Kabupaten Blora”.

Jawaban serta hasil angket penelitian ini, sama sekali tidak terkait dengan

kredibilitas, loyalitas, maupun penilaian terhadap karir Bapak / Ibu / Saudara dalam

melaksanakan tugas. Untuk itu dimohon dengan hormat kepada Bapak / Ibu / Saudara

berkenan memberikan jawaban secara jujur, sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, baik

berkenaan dengan kepemimpinan kepala sekolah, budaya organisasi sekolah dan dan

bagaimana persepsi bapak/ ibu tentang keunggulan sekolah masing-masing.

Atas bantuan serta kerja sama yang baik diucapkan terima kasih.

Hormat saya,

Peneliti

Page 129: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

116

Tabel 3.2. Kisi-kisi Angket Kepemimpinan Kepala Sekolah

No Sub Variabel Indikator No Item 1. Conseptual Skill a. merencanakan semua kegiatan sekolah

b. kemampuan mendioagnosa permasalahan di sekolah

c. kemampuan memecahkan masalah d. mengkoordinasi kegiatan sekolah e. mengembangkan kurikulum f. mengembangkan staf untuk mencapai tujuan sekolah

1,2 3,4 5,6 7 8,9,10 11,12,13

2. Human Skill a. menjalin kerjasama dengan para guru maupun majelis sekolah

b. menjalin komunikasi dengan para guru c. mengikutsertakan para guru dalam

merumuskan pengambilan keputusan d. memberikan penghargaan kepada guru

berprestasi e. menciptakan hubungan yang positif

dengan masyarakat f. memperhatikan kesejahteraan guru

14, 15 16 17 18,19 20,21 22,23

3. Teknical Skill a. membimbing guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar

b. mengkoordinasi penggunaan peralatan pengajaran

c. membantu guru dalam mendiagnosa

kesulitan belajar siswa serta bimbingan dan konseling pada siswa

d. membimbing guru dalam melaksanakan administrasi sekolah/kelas

e. menyusun anggaran belanja sekolah

24,25 26 27,28 29 30

Page 130: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

117

Tabel 3.3. Kisi-kisi Angket Budaya Organisasi

No Sub Variabel Indikator No Item

1. Individual autonomy

a. mendorong kemandirian

b. kesempatan berinisiatif

1,2,3

4

2. Structure

a. supervisi

b. pengendalian

5,6

7,8,9,10

3. Support a. memberikan motivasi 11, 12

4. Identity

a. bangga terhadap organisasi

b. bangga terhadap pekerjaan

13,14,15

16

5. Conflic tolerance

a. terbuka terhadap konflik

b. terbuka terhadap kritik

17

18,19,20

6. Risk tolerance

a. inovatif b. berani mengambil resiko

21,22,23 24,25

Page 131: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

118

Angket

Page 132: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

119

Page 133: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

120

Page 134: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

121

Page 135: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

122

Page 136: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

123

Page 137: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

124

Page 138: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

125

Lampiran 2

Deskripsi Kepemimpinan Kepala Sekolah

Frequencies Statistics

Kepemimpinan Kepala Sekolah150

0122.0200

.92330124.0000

127.00a

11.30805127.87208

50.0088.00

138.0018303.00117.0000124.0000129.0000

ValidMissing

N

MeanStd. Error of MeanMedianModeStd. DeviationVarianceRangeMinimumMaximumSum

255075

Percentiles

Multiple modes exist. The smallest value is showna.

Page 139: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

126

Kepemimpinan Kepala Sekolah

3 2.0 2.0 2.01 .7 .7 2.71 .7 .7 3.31 .7 .7 4.01 .7 .7 4.71 .7 .7 5.31 .7 .7 6.01 .7 .7 6.72 1.3 1.3 8.01 .7 .7 8.71 .7 .7 9.33 2.0 2.0 11.34 2.7 2.7 14.01 .7 .7 14.71 .7 .7 15.35 3.3 3.3 18.78 5.3 5.3 24.07 4.7 4.7 28.74 2.7 2.7 31.36 4.0 4.0 35.35 3.3 3.3 38.75 3.3 3.3 42.08 5.3 5.3 47.35 3.3 3.3 50.77 4.7 4.7 55.37 4.7 4.7 60.0

10 6.7 6.7 66.75 3.3 3.3 70.0

10 6.7 6.7 76.75 3.3 3.3 80.05 3.3 3.3 83.34 2.7 2.7 86.03 2.0 2.0 88.01 .7 .7 88.76 4.0 4.0 92.74 2.7 2.7 95.36 4.0 4.0 99.31 .7 .7 100.0

150 100.0 100.0

88.0089.0090.0091.0092.0093.0094.0097.0099.00107.00109.00110.00112.00113.00114.00115.00116.00117.00119.00120.00121.00122.00123.00124.00125.00126.00127.00128.00129.00130.00131.00132.00133.00134.00135.00136.00137.00138.00Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 140: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

127

Frequencies Statistics

Kemampuan konseptual150

062.7733

.5350564.0000

66.006.55298

42.9415732.0041.0073.00

9416.0060.750064.000067.0000

ValidMissing

N

MeanStd. Error of MeanMedianModeStd. DeviationVarianceRangeMinimumMaximumSum

255075

Percentiles

Page 141: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

128

Kemampuan konseptual

4 2.7 2.7 2.71 .7 .7 3.31 .7 .7 4.02 1.3 1.3 5.31 .7 .7 6.01 .7 .7 6.72 1.3 1.3 8.01 .7 .7 8.72 1.3 1.3 10.01 .7 .7 10.79 6.0 6.0 16.72 1.3 1.3 18.02 1.3 1.3 19.38 5.3 5.3 24.7

13 8.7 8.7 33.39 6.0 6.0 39.3

10 6.7 6.7 46.09 6.0 6.0 52.0

15 10.0 10.0 62.019 12.7 12.7 74.7

8 5.3 5.3 80.06 4.0 4.0 84.06 4.0 4.0 88.06 4.0 4.0 92.09 6.0 6.0 98.02 1.3 1.3 99.31 .7 .7 100.0

150 100.0 100.0

41.0042.0047.0048.0049.0050.0052.0053.0054.0056.0057.0058.0059.0060.0061.0062.0063.0064.0065.0066.0067.0068.0069.0070.0071.0072.0073.00Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 142: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

129

Frequencies Statistics

Kemampuan sosial150

026.5933

.2568327.5000

28.003.145469.89391

17.0015.0032.00

3989.0025.000027.500029.0000

ValidMissing

N

MeanStd. Error of MeanMedianModeStd. DeviationVarianceRangeMinimumMaximumSum

255075

Percentiles

Kemampuan sosial

1 .7 .7 .76 4.0 4.0 4.72 1.3 1.3 6.02 1.3 1.3 7.31 .7 .7 8.01 .7 .7 8.79 6.0 6.0 14.76 4.0 4.0 18.7

10 6.7 6.7 25.317 11.3 11.3 36.720 13.3 13.3 50.037 24.7 24.7 74.722 14.7 14.7 89.3

9 6.0 6.0 95.36 4.0 4.0 99.31 .7 .7 100.0

150 100.0 100.0

15.0018.0019.0020.0021.0022.0023.0024.0025.0026.0027.0028.0029.0030.0031.0032.00Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 143: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

130

Frequencies Statistics

Kemampuan teknis150

032.6533

.3185532.5000

30.003.90145

15.2213013.0025.0038.00

4898.0030.000032.500036.0000

ValidMissing

N

MeanStd. Error of MeanMedianModeStd. DeviationVarianceRangeMinimumMaximumSum

255075

Percentiles

Kemampuan teknis

1 .7 .7 .715 10.0 10.0 10.7

5 3.3 3.3 14.02 1.3 1.3 15.38 5.3 5.3 20.7

24 16.0 16.0 36.711 7.3 7.3 44.0

9 6.0 6.0 50.01 .7 .7 50.76 4.0 4.0 54.7

18 12.0 12.0 66.718 12.0 12.0 78.720 13.3 13.3 92.012 8.0 8.0 100.0

150 100.0 100.0

25.0026.0027.0028.0029.0030.0031.0032.0033.0034.0035.0036.0037.0038.00Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 144: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

131

Lampiran 3

Deskripsi Budaya Oraganisasi

Frequencies Statistics

Budaya Organisasi150

0126.1667

.64127126.0000

133.007.85388

61.6834544.00

103.00147.00

18925.00121.7500126.0000132.0000

ValidMissing

N

MeanStd. Error of MeanMedianModeStd. DeviationVarianceRangeMinimumMaximumSum

255075

Percentiles

Page 145: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

132

Budaya Organisasi

2 1.3 1.3 1.31 .7 .7 2.01 .7 .7 2.71 .7 .7 3.34 2.7 2.7 6.03 2.0 2.0 8.04 2.7 2.7 10.73 2.0 2.0 12.71 .7 .7 13.33 2.0 2.0 15.34 2.7 2.7 18.06 4.0 4.0 22.04 2.7 2.7 24.79 6.0 6.0 30.78 5.3 5.3 36.07 4.7 4.7 40.77 4.7 4.7 45.39 6.0 6.0 51.32 1.3 1.3 52.71 .7 .7 53.37 4.7 4.7 58.05 3.3 3.3 61.36 4.0 4.0 65.3

16 10.7 10.7 76.017 11.3 11.3 87.310 6.7 6.7 94.0

4 2.7 2.7 96.71 .7 .7 97.31 .7 .7 98.01 .7 .7 98.71 .7 .7 99.31 .7 .7 100.0

150 100.0 100.0

103.00104.00105.00112.00113.00114.00115.00116.00117.00118.00119.00120.00121.00122.00123.00124.00125.00126.00127.00128.00129.00130.00131.00132.00133.00134.00135.00136.00141.00143.00145.00147.00Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 146: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

133

Frequencies Statistics

Individual autonomy150

038.9533

.2577439.0000

42.003.156629.96425

17.0029.0046.00

5843.0037.000039.000042.0000

ValidMissing

N

MeanStd. Error of MeanMedianModeStd. DeviationVarianceRangeMinimumMaximumSum

255075

Percentiles

Individual autonomy

1 .7 .7 .71 .7 .7 1.32 1.3 1.3 2.79 6.0 6.0 8.7

12 8.0 8.0 16.74 2.7 2.7 19.3

19 12.7 12.7 32.024 16.0 16.0 48.0

9 6.0 6.0 54.07 4.7 4.7 58.7

12 8.0 8.0 66.743 28.7 28.7 95.3

2 1.3 1.3 96.74 2.7 2.7 99.31 .7 .7 100.0

150 100.0 100.0

29.0030.0031.0034.0035.0036.0037.0038.0039.0040.0041.0042.0043.0044.0046.00Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 147: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

134

Frequencies Statistics

Structure150

018.5733

.1220119.0000

20.001.494272.23284

7.0015.0022.00

2786.0017.000019.000020.0000

ValidMissing

N

MeanStd. Error of MeanMedianModeStd. DeviationVarianceRangeMinimumMaximumSum

255075

Percentiles

Structure

5 3.3 3.3 3.310 6.7 6.7 10.024 16.0 16.0 26.024 16.0 16.0 42.034 22.7 22.7 64.749 32.7 32.7 97.3

3 2.0 2.0 99.31 .7 .7 100.0

150 100.0 100.0

15.0016.0017.0018.0019.0020.0021.0022.00Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 148: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

135

Frequencies Statistics

Support150

025.7800

.1334026.0000

27.001.633832.66940

9.0021.0030.00

3867.0025.000026.000027.0000

ValidMissing

N

MeanStd. Error of MeanMedianModeStd. DeviationVarianceRangeMinimumMaximumSum

255075

Percentiles

Support

2 1.3 1.3 1.33 2.0 2.0 3.3

11 7.3 7.3 10.715 10.0 10.0 20.728 18.7 18.7 39.325 16.7 16.7 56.057 38.0 38.0 94.0

5 3.3 3.3 97.33 2.0 2.0 99.31 .7 .7 100.0

150 100.0 100.0

21.0022.0023.0024.0025.0026.0027.0028.0029.0030.00Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 149: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

136

Frequencies Statistics

Identity150

025.8467

.1389426.0000

27.001.701702.89579

10.0021.0031.00

3877.0025.000026.000027.0000

ValidMissing

N

MeanStd. Error of MeanMedianModeStd. DeviationVarianceRangeMinimumMaximumSum

255075

Percentiles

Identity

6 4.0 4.0 4.03 2.0 2.0 6.06 4.0 4.0 10.07 4.7 4.7 14.7

26 17.3 17.3 32.039 26.0 26.0 58.056 37.3 37.3 95.3

4 2.7 2.7 98.02 1.3 1.3 99.31 .7 .7 100.0

150 100.0 100.0

21.0022.0023.0024.0025.0026.0027.0028.0030.0031.00Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 150: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

137

Frequencies Statistics

Conflic tolerance150

011.3600

.0942612.0000

12.001.154391.33262

6.008.00

14.001704.0011.000012.000012.0000

ValidMissing

N

MeanStd. Error of MeanMedianModeStd. DeviationVarianceRangeMinimumMaximumSum

255075

Percentiles

Conflic tolerance

8 5.3 5.3 5.32 1.3 1.3 6.7

22 14.7 14.7 21.318 12.0 12.0 33.398 65.3 65.3 98.72 1.3 1.3 100.0

150 100.0 100.0

8.009.0010.0011.0012.0014.00Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 151: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

138

Frequencies Statistics

Risk tolerance150

05.6533.071416.0000

6.00.87460.76492

6.002.008.00

848.005.00006.00006.0000

ValidMissing

N

MeanStd. Error of MeanMedianModeStd. DeviationVarianceRangeMinimumMaximumSum

255075

Percentiles

Risk tolerance

1 .7 .7 .71 .7 .7 1.39 6.0 6.0 7.3

48 32.0 32.0 39.371 47.3 47.3 86.719 12.7 12.7 99.3

1 .7 .7 100.0150 100.0 100.0

2.003.004.005.006.007.008.00Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 152: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

139

Lampiran 4

Deskripsi Keunggulan Sekolah

Frequencies Statistics

Keunggulan sekolah150

0124.9800

.98841128.0000

128.00a

12.10550146.54322

56.0093.00

149.0018747.00114.7500128.0000134.2500

ValidMissing

N

MeanStd. Error of MeanMedianModeStd. DeviationVarianceRangeMinimumMaximumSum

255075

Percentiles

Multiple modes exist. The smallest value is showna.

Page 153: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

140

Keunggulan sekolah

1 .7 .7 .71 .7 .7 1.31 .7 .7 2.01 .7 .7 2.74 2.7 2.7 5.33 2.0 2.0 7.32 1.3 1.3 8.72 1.3 1.3 10.05 3.3 3.3 13.31 .7 .7 14.06 4.0 4.0 18.01 .7 .7 18.75 3.3 3.3 22.04 2.7 2.7 24.73 2.0 2.0 26.74 2.7 2.7 29.34 2.7 2.7 32.03 2.0 2.0 34.02 1.3 1.3 35.31 .7 .7 36.02 1.3 1.3 37.32 1.3 1.3 38.74 2.7 2.7 41.33 2.0 2.0 43.35 3.3 3.3 46.72 1.3 1.3 48.02 1.3 1.3 49.38 5.3 5.3 54.73 2.0 2.0 56.76 4.0 4.0 60.78 5.3 5.3 66.02 1.3 1.3 67.35 3.3 3.3 70.77 4.7 4.7 75.35 3.3 3.3 78.76 4.0 4.0 82.75 3.3 3.3 86.02 1.3 1.3 87.31 .7 .7 88.02 1.3 1.3 89.36 4.0 4.0 93.32 1.3 1.3 94.74 2.7 2.7 97.32 1.3 1.3 98.71 .7 .7 99.31 .7 .7 100.0

150 100.0 100.0

93.0099.00101.00102.00104.00106.00107.00108.00109.00110.00111.00112.00113.00114.00115.00116.00117.00118.00119.00120.00121.00122.00123.00124.00125.00126.00127.00128.00129.00130.00131.00132.00133.00134.00135.00136.00137.00138.00139.00140.00141.00142.00143.00145.00146.00149.00Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 154: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

141

Frequencies Statistics

Sistem pembelajaran150

079.1467

.7503880.5000

91.009.19030

84.4615743.0052.0095.00

11872.0070.000080.500088.0000

ValidMissing

N

MeanStd. Error of MeanMedianModeStd. DeviationVarianceRangeMinimumMaximumSum

255075

Percentiles

Page 155: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

142

Sistem pembelajaran

1 .7 .7 .75 3.3 3.3 4.04 2.7 2.7 6.74 2.7 2.7 9.31 .7 .7 10.01 .7 .7 10.78 5.3 5.3 16.09 6.0 6.0 22.0

10 6.7 6.7 28.71 .7 .7 29.31 .7 .7 30.03 2.0 2.0 32.08 5.3 5.3 37.39 6.0 6.0 43.32 1.3 1.3 44.73 2.0 2.0 46.75 3.3 3.3 50.04 2.7 2.7 52.75 3.3 3.3 56.04 2.7 2.7 58.78 5.3 5.3 64.06 4.0 4.0 68.06 4.0 4.0 72.03 2.0 2.0 74.09 6.0 6.0 80.08 5.3 5.3 85.38 5.3 5.3 90.7

13 8.7 8.7 99.31 .7 .7 100.0

150 100.0 100.0

52.0063.0064.0065.0066.0067.0068.0069.0070.0071.0074.0075.0076.0077.0078.0079.0080.0081.0082.0083.0084.0085.0086.0087.0088.0089.0090.0091.0095.00Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 156: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

143

Frequencies Statistics

Prestasi siswa150

028.7600

.3063429.0000

26.003.75183

14.0762422.0015.0037.00

4314.0026.000029.000032.0000

ValidMissing

N

MeanStd. Error of MeanMedianModeStd. DeviationVarianceRangeMinimumMaximumSum

255075

Percentiles

Prestasi siswa

1 .7 .7 .71 .7 .7 1.32 1.3 1.3 2.76 4.0 4.0 6.75 3.3 3.3 10.0

12 8.0 8.0 18.019 12.7 12.7 30.713 8.7 8.7 39.315 10.0 10.0 49.311 7.3 7.3 56.711 7.3 7.3 64.011 7.3 7.3 71.317 11.3 11.3 82.712 8.0 8.0 90.7

8 5.3 5.3 96.04 2.7 2.7 98.72 1.3 1.3 100.0

150 100.0 100.0

15.0016.0022.0023.0024.0025.0026.0027.0028.0029.0030.0031.0032.0033.0034.0035.0037.00Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 157: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

144

Frequencies Statistics

Sarana prasarana150

014.3667

.2361914.0000

14.002.892758.36801

12.007.00

19.002155.0013.000014.000016.0000

ValidMissing

N

MeanStd. Error of MeanMedianModeStd. DeviationVarianceRangeMinimumMaximumSum

255075

Percentiles

Sarana prasarana

9 6.0 6.0 6.04 2.7 2.7 8.72 1.3 1.3 10.0

20 13.3 13.3 23.310 6.7 6.7 30.041 27.3 27.3 57.3

4 2.7 2.7 60.025 16.7 16.7 76.713 8.7 8.7 85.313 8.7 8.7 94.0

9 6.0 6.0 100.0150 100.0 100.0

7.0010.0011.0012.0013.0014.0015.0016.0017.0018.0019.00Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 158: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

145

Frequencies Statistics

Jumlah pendaftar150

02.7067.060973.0000

3.00.74678.55767

3.001.004.00

406.002.00003.00003.0000

ValidMissing

N

MeanStd. Error of MeanMedianModeStd. DeviationVarianceRangeMinimumMaximumSum

255075

Percentiles

Jumlah pendaftar

3 2.0 2.0 2.061 40.7 40.7 42.763 42.0 42.0 84.723 15.3 15.3 100.0

150 100.0 100.0

1.002.003.004.00Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 159: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

146

Lampiran 5

Analisis Regresi

Regression Variables Entered/Removedb

BudayaOrganisasi,Kepemimpinan KS

a

. Enter

Model1

VariablesEntered

VariablesRemoved Method

All requested variables entered.a.

Dependent Variable: Keunggulan Sekolahb.

Model Summaryb

.545a .297 .287 10.22182 1.309Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

Durbin-Watson

Predictors: (Constant), Budaya Organisasi, Kepemimpinan KSa.

Dependent Variable: Keunggulan Sekolahb.

ANOVAb

6475.555 2 3237.778 30.988 .000a

15359.385 147 104.48621834.940 149

RegressionResidualTotal

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Budaya Organisasi, Kepemimpinan KSa.

Dependent Variable: Keunggulan Sekolahb.

Coefficientsa

15.421 14.334 1.076 .284.317 .082 .292 3.861 .000 .837 1.195.562 .119 .357 4.717 .000 .837 1.195

(Constant)Kepemimpinan KSBudaya Organisasi

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig. Tolerance VIFCollinearity Statistics

Dependent Variable: Keunggulan Sekolaha.

Page 160: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

147

Collinearity Diagnosticsa

2.994 1.000 .00 .00 .004.660E-03 25.344 .16 .98 .081.815E-03 40.610 .84 .02 .92

Dimension123

Model1

EigenvalueCondition

Index (Constant)Kepemimpinan KS

BudayaOrganisasi

Variance Proportions

Dependent Variable: Keunggulan Sekolaha.

Casewise Diagnosticsa

-3.131 93.00Case Number14

Std. ResidualKeunggulan

Sekolah

Dependent Variable: Keunggulan Sekolaha.

Residuals Statisticsa

104.6476 139.0848 124.9800 6.59243 150-31.9995 22.3193 .0000 10.15299 150

-3.084 2.140 .000 1.000 150-3.131 2.183 .000 .993 150

Predicted ValueResidualStd. Predicted ValueStd. Residual

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Dependent Variable: Keunggulan Sekolaha.

Charts Normal P-P Plot of Regression Standa

Dependent Variable: Keunggulan Sek

Observed Cum Prob

1.00.75.50.250.00

Exp

ecte

d C

um P

rob

1.00

.75

.50

.25

0.00

Page 161: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

148

Scatterplot

Dependent Variable: Keunggulan Sekolah

Keunggulan Sekolah

15014013012011010090

Reg

ress

ion

Sta

ndar

dize

d P

redi

cted

Val

ue

3

2

1

0

-1

-2

-3

-4

Regression

Variables Entered/Removedb

BudayaOrganisasi,Kepemimpinan KS

a

. Enter

Model1

VariablesEntered

VariablesRemoved Method

All requested variables entered.a.

Dependent Variable: Keunggulan Sekolahb.

Model Summaryb

.545a .297 .287 10.22182Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

Predictors: (Constant), Budaya Organisasi,Kepemimpinan KS

a.

Dependent Variable: Keunggulan Sekolahb.

Page 162: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

149

ANOVAb

6475.555 2 3237.778 30.988 .000a

15359.385 147 104.48621834.940 149

RegressionResidualTotal

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Budaya Organisasi, Kepemimpinan KSa.

Dependent Variable: Keunggulan Sekolahb.

Coefficientsa

15.421 14.334 1.076 .284.317 .082 .292 3.861 .000.562 .119 .357 4.717 .000

(Constant)Kepemimpinan KSBudaya Organisasi

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig.

Dependent Variable: Keunggulan Sekolaha.

Casewise Diagnosticsa

-3.131 93.00Case Number14

Std. ResidualKeunggulan

Sekolah

Dependent Variable: Keunggulan Sekolaha.

Residuals Statisticsa

104.6476 139.0848 124.9800 6.59243 150-31.9995 22.3193 .0000 10.15299 150

-3.084 2.140 .000 1.000 150-3.131 2.183 .000 .993 150

Predicted ValueResidualStd. Predicted ValueStd. Residual

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Dependent Variable: Keunggulan Sekolaha.

Page 163: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

150

Charts Normal P-P Plot of Regression Standa

Dependent Variable: Keunggulan Sek

Observed Cum Prob

1.00.75.50.250.00

Exp

ecte

d C

um P

rob

1.00

.75

.50

.25

0.00

Regression

Variables Entered/Removedb

Kepemimpinan KS

a . Enter

Model1

VariablesEntered

VariablesRemoved Method

All requested variables entered.a.

Dependent Variable: Keunggulan Sekolahb.

Model Summaryb

.436a .190 .185 10.93095Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

Predictors: (Constant), Kepemimpinan KSa.

Dependent Variable: Keunggulan Sekolahb.

ANOVAb

4151.053 1 4151.053 34.741 .000a

17683.887 148 119.48621834.940 149

RegressionResidualTotal

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Kepemimpinan KSa.

Dependent Variable: Keunggulan Sekolahb.

Page 164: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

151

Coefficientsa

67.334 9.821 6.856 .000.473 .080 .436 5.894 .000

(Constant)Kepemimpinan KS

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig.

Dependent Variable: Keunggulan Sekolaha.

Casewise Diagnosticsa

-3.108 93.00Case Number14

Std. ResidualKeunggulan

Sekolah

Dependent Variable: Keunggulan Sekolaha.

Residuals Statisticsa

109.4633 132.1845 124.9800 5.27820 150-33.9776 21.8626 .0000 10.89421 150

-2.940 1.365 .000 1.000 150-3.108 2.000 .000 .997 150

Predicted ValueResidualStd. Predicted ValueStd. Residual

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Dependent Variable: Keunggulan Sekolaha.

Charts

Normal P-P Plot of Regression Standa

Dependent Variable: Keunggulan Sek

Observed Cum Prob

1.00.75.50.250.00

Exp

ecte

d C

um P

rob

1.00

.75

.50

.25

0.00

Page 165: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

152

Regression Variables Entered/Removedb

BudayaOrganisasi

a . Enter

Model1

VariablesEntered

VariablesRemoved Method

All requested variables entered.a.

Dependent Variable: Keunggulan Sekolahb.

Model Summaryb

.475a .225 .220 10.69121Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

Predictors: (Constant), Budaya Organisasia.

Dependent Variable: Keunggulan Sekolahb.

ANOVAb

4918.262 1 4918.262 43.029 .000a

16916.678 148 114.30221834.940 149

RegressionResidualTotal

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Budaya Organisasia.

Dependent Variable: Keunggulan Sekolahb.

Coefficientsa

30.556 14.421 2.119 .036.747 .114 .475 6.560 .000

(Constant)Budaya Organisasi

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig.

Dependent Variable: Keunggulan Sekolaha.

Residuals Statisticsa

107.5321 139.6677 124.9800 5.74530 150-30.2262 24.0158 .0000 10.65527 150

-3.037 2.556 .000 1.000 150-2.827 2.246 .000 .997 150

Predicted ValueResidualStd. Predicted ValueStd. Residual

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Dependent Variable: Keunggulan Sekolaha.

Page 166: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

153

Charts Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: Keunggulan Sekolah

Observed Cum Prob

1.00.75.50.250.00

Exp

ecte

d C

um P

rob

1.00

.75

.50

.25

0.00

Page 167: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

154

Lampiran 6

Validitas, Reliabilitas

X1X2

X3X4

X5X6

X7X8

X9X10

X11X12

X13X14

X15X16

X17X18

X19X20

X21X22

X23X24

X25X26

X27X28

X29X30

X31X32

X33X34

X35Y

X1Pearson Correlation

10,315244

0,0680410,075378

0,4472140,53033

-0,166670,166667

-4,6E-17-0,30067

0,2296660,124226

0,3112720,348548

0,400066-0,16667

-0,223610,200446

-0,133630,583333

0,437237-0,16667

0,2354350,223607

0,3888890,049029

0,0753780,166667

0,216730,049029

-0,223610,223607

0,5345220,539319

0,3888890,412639

Sig. (2-tailed).

0,0897210,7209

0,6921920,013219

0,0025730,378718

0,3787181

0,1064270,22213

0,5130840,094062

0,0590740,028484

0,3787180,234906

0,2882070,481438

0,0007160,015687

0,3787180,210412

0,2349060,033675

0,7969570,692192

0,3787180,249988

0,7969570,234906

0,2349060,002343

0,0021020,033675

0,023443N

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

X2Pearson Correlation

0,3152441

0,28957-0,15446

0,1762270,445823

0,0788110,078811

0,111456-0,04213

0,058478-0,05874

0,070869-0,31465

0,4987410,604218

0,3876990,168505

0,4844520,315244

0,3233860,604218

-0,0053-0,24672

-0,183890,47914

0,2019810,512272

0,0683230,47914

0,3876990,810643

-0,14744-0,21639

-0,183890,386358

Sig. (2-tailed)0,089721

.0,120635

0,4151010,351575

0,0135420,678897

0,6788970,557634

0,825070,758883

0,7578240,709788

0,090360,005026

0,0004060,03427

0,3734060,00667

0,0897210,081302

0,0004060,977819

0,1887340,330677

0,0073870,284455

0,0038030,71979

0,0073870,03427

5,62E-080,436851

0,2507610,330677

0,034951N

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

X3Pearson Correlation

0,0680410,28957

10,184637

0,3651480,433013

0,2721660,136083

0,4330130,218218

0,0576990,10143

0,0564780,077615

0,3860440,272166

0,365148-0,05455

0,2182180,238145

0,2471560,272166

0,1647710,365148

0,0453610,120096

0,3385020,238145

0,2091340,120096

0,3651480,365148

-0,054550,120096

0,2721660,479742

Sig. (2-tailed)0,7209

0,120635.

0,3286880,047241

0,0168410,145669

0,4733550,016841

0,2466730,762001

0,5938070,766897

0,6835180,035112

0,1456690,047241

0,774630,246673

0,2050570,187925

0,1456690,384242

0,0472410,811868

0,5272970,067293

0,2050570,267378

0,5272970,047241

0,0472410,77463

0,5272970,145669

0,007302N

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

X4Pearson Correlation

0,075378-0,15446

0,1846371

0,134840,0533

0,3015110,301511

0,2132010,191383

0,4634220,6742

0,3232680,372596

-0,39477-0,20101

0,134840,141019

-0,16116-0,11307

0,070986-0,20101

0,3853550,3371

0,301511-0,01478

0,147727-0,11307

0,469308-0,01478

0,13484-0,26968

0,141019-0,01478

0,0502520,375951

Sig. (2-tailed)0,692192

0,4151010,328688

.0,477443

0,7796840,105402

0,1054020,257973

0,3110080,009904

4,41E-050,08142

0,0425850,030856

0,286830,477443

0,45730,394876

0,5519170,709328

0,286830,035467

0,0685080,105402

0,93820,435954

0,5519170,008888

0,93820,477443

0,149530,4573

0,93820,792002

0,040612N

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

X5Pearson Correlation

0,4472140,176227

0,3651480,13484

10,252982

0,4472140,089443

0,2529820,119523

0,4266410,2

0,2165410,255069

0,29277-0,14907

-0,2-0,11952

-0,119520,447214

0,391077-0,14907

0,5114080,28

0,149071-0,17541

-0,06742-0,22361

0,493435-0,17541

-0,20,28

0,2390460,087706

0,4472140,435268

Sig. (2-tailed)0,013219

0,3515750,047241

0,477443.

0,1773930,013219

0,6383370,177393

0,5292850,018716

0,2893040,250413

0,1737250,116402

0,4317440,289304

0,5292850,529285

0,0132190,032603

0,4317440,003872

0,1339730,431744

0,3538430,723349

0,2349060,005591

0,3538430,289304

0,1339730,203298

0,6448980,013219

0,016217N

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

X6Pearson Correlation

0,530330,445823

0,4330130,0533

0,2529821

2,13E-180,424264

0,250,188982

0,299813-0,10541

0,0489120,134433

0,6172130,471405

0,6324560,377964

0,3779640,53033

0,3329560,471405

0,3805210,442719

0,4714050,5547

0,6929020,53033

0,1950470,5547

0,6324560,632456

0,3779640,346688

0,2357020,754822

Sig. (2-tailed)0,002573

0,0135420,016841

0,7796840,177393

.1

0,0194570,18273

0,3172310,107476

0,5793280,797434

0,4787850,00028

0,0085480,000177

0,0394630,039463

0,0025730,072196

0,0085480,038042

0,0142880,008548

0,0014672,2E-05

0,0025730,301657

0,0014670,000177

0,0001770,039463

0,0605340,20988

1,44E-06N

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

X7Pearson Correlation

-0,166670,078811

0,2721660,301511

0,4472142,13E-18

10,333333

0,4714050,356348

0,1531110,414087

0,4380860,232366

0,0242460,259259

0,1490710,356348

0,356348-0,16667

0,2914920,259259

0,1569570,149071

-0,111110,196116

0,0502520,111111

0,735570,196116

0,1490710,149071

-0,08909-0,13074

0,2592590,476927

Sig. (2-tailed)0,378718

0,6788970,145669

0,1054020,013219

1.

0,0718540,008548

0,0532540,419224

0,0229130,015463

0,2165940,898799

0,166520,431744

0,0532540,053254

0,3787180,11808

0,166520,407494

0,4317440,55886

0,2989640,792002

0,558863,64E-06

0,2989640,431744

0,4317440,639678

0,4910430,16652

0,007705N

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

X8Pearson Correlation

0,1666670,078811

0,1360830,301511

0,0894430,424264

0,3333331

0,2828430,668153

0,3886660,347833

0,2075140,316862

0,2182180,333333

0,4472140,267261

0,2672610,166667

0,2018020,333333

0,0672670,447214

0,3333330,392232

0,6030230,333333

0,5516770,392232

0,4472140,089443

0,2672610,392232

0,3333330,695207

Sig. (2-tailed)0,378718

0,6788970,473355

0,1054020,638337

0,0194570,071854

.0,129903

5,46E-050,033786

0,0596320,271185

0,0879970,246673

0,0718540,013219

0,1533570,153357

0,3787180,28489

0,0718540,723951

0,0132190,071854

0,0320480,00042

0,0718540,001576

0,0320480,013219

0,6383370,153357

0,0320480,071854

2,01E-05N

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

X9Pearson Correlation

-4,6E-170,111456

0,4330130,213201

0,2529820,25

0,4714050,282843

10,188982

0,1499060,105409

0,048912-5,6E-17

0,1543030,235702

0,2529820,094491

0,094491-3,6E-17

0,0475650,235702

0,095130,252982

-4,5E-180,138675

0,05330,176777

0,3622310,138675

0,2529820,252982

-0,18898-0,06934

0,2357020,383754

Sig. (2-tailed)1

0,5576340,016841

0,2579730,177393

0,182730,008548

0,129903.

0,3172310,429139

0,5793280,797434

10,415567

0,209880,177393

0,6194210,619421

10,8029

0,209880,617042

0,1773931

0,4648880,779684

0,350050,049172

0,4648880,177393

0,1773930,317231

0,7157990,20988

0,036304N

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

X10Pearson Correlation

-0,30067-0,04213

0,2182180,191383

0,1195230,188982

0,3563480,668153

0,1889821

0,3116260,099602

-0,018490,101622

0,1166420,356348

0,4780910,017857

0,2857140,033408

0,1438230,356348

0,1258460,298807

0,1336310,222761

0,4935670,033408

0,2738210,222761

0,4780910,119523

0,0178570,026207

0,1336310,448322

Sig. (2-tailed)0,106427

0,825070,246673

0,3110080,529285

0,3172310,053254

5,46E-050,317231

.0,093668

0,6005090,922756

0,5931050,539327

0,0532540,007536

0,925380,125885

0,8608790,44831

0,0532540,507562

0,1087180,481438

0,2367280,005576

0,8608790,143139

0,2367280,007536

0,5292850,92538

0,8906620,481438

0,012966N

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

X11Pearson Correlation

0,2296660,058478

0,0576990,463422

0,4266410,299813

0,1531110,388666

0,1499060,311626

10,44771

0,0073320,127632

-0,08481-0,20022

0,237023-0,11332

-0,254970,229666

-0,02139-0,20022

0,449210,426641

0,270888-0,16631

0,223721-0,30033

0,225557-0,16631

0,2370230,047405

0,02833-0,06236

0,0353330,399837

Sig. (2-tailed)0,22213

0,7588830,762001

0,0099040,018716

0,1074760,419224

0,0337860,429139

0,093668.

0,0131060,969326

0,5015070,655879

0,2887580,207263

0,5510260,173903

0,222130,910667

0,2887580,012767

0,0187160,147644

0,3797650,234661

0,1068380,230742

0,3797650,207263

0,8035520,881866

0,7433730,852945

0,028584N

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

X12Pearson Correlation

0,124226-0,05874

0,101430,6742

0,2-0,10541

0,4140870,347833

0,1054090,099602

0,447711

0,6702460,519585

-0,16265-0,24845

-0,06667-4E-17

-0,1992-0,12423

0,150414-0,24845

0,250690,333333

0,082817-0,14618

9,31E-18-1,8E-17

0,587423-0,14618

-0,06667-0,33333

8,8E-180,146176

0,2484520,384454

Sig. (2-tailed)0,513084

0,7578240,593807

4,41E-050,289304

0,5793280,022913

0,0596320,579328

0,6005090,013106

.5,08E-05

0,0032550,390475

0,1855450,726322

10,291265

0,5130840,427559

0,1855450,181485

0,0718540,663502

0,4408411

10,000643

0,4408410,726322

0,0718541

0,4408410,185545

0,035936N

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

X13Pearson Correlation

0,3112720,070869

0,0564780,323268

0,2165410,048912

0,4380860,207514

0,048912-0,01849

0,0073320,670246

10,618082

0,105661-0,02306

-0,154670,35125

0,073947-0,03459

0,246608-0,02306

0,172160,216541

0,2075140,108525

0,0104280,311272

0,5615020,108525

-0,15467-0,15467

0,351250,31201

0,4380860,43714

Sig. (2-tailed)0,094062

0,7097880,766897

0,081420,250413

0,7974340,015463

0,2711850,797434

0,9227560,969326

5,08E-05.

0,0002730,578417

0,9037390,41444

0,0570050,697758

0,8560230,188937

0,9037390,362975

0,2504130,271185

0,5681020,956385

0,0940620,001244

0,5681020,41444

0,414440,057005

0,0932440,015463

0,015713N

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

X14Pearson Correlation

0,348548-0,31465

0,0776150,372596

0,2550690,134433

0,2323660,316862

-5,6E-170,101622

0,1276320,519585

0,6180821

0,041487-0,19012

-0,255070,355677

-0,152430,348548

0,370871-0,19012

0,2685620,255069

0,4436070,14914

0,229290,190117

0,584350,14914

-0,25507-0,25507

0,6097320,708416

0,4436070,48349

Sig. (2-tailed)0,059074

0,090360,683518

0,0425850,173725

0,4787850,216594

0,0879971

0,5931050,501507

0,0032550,000273

.0,827685

0,3142790,173725

0,0537370,421311

0,0590740,043629

0,3142790,15129

0,1737250,014071

0,4315290,222909

0,3142790,000697

0,4315290,173725

0,1737250,000348

1,19E-050,014071

0,006795N

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

X15Pearson Correlation

0,4000660,498741

0,386044-0,39477

0,292770,617213

0,0242460,218218

0,1543030,116642

-0,08481-0,16265

0,1056610,041487

10,509175

0,292770,116642

0,4082480,581914

0,4256890,509175

0,1614680,09759

0,0242460,385164

0,4276690,400066

0,0687920,385164

0,292770,68313

0,1166420,385164

0,2667110,506015

Sig. (2-tailed)0,028484

0,0050260,035112

0,0308560,116402

0,000280,898799

0,2466730,415567

0,5393270,655879

0,3904750,578417

0,827685.

0,0040570,116402

0,5393270,025113

0,0007430,01901

0,0040570,393974

0,6079250,898799

0,0355660,018402

0,0284840,717945

0,0355660,116402

3,18E-050,539327

0,0355660,154238

0,004332N

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

X16Pearson Correlation

-0,166670,604218

0,272166-0,20101

-0,149070,471405

0,2592590,333333

0,2357020,356348

-0,20022-0,24845

-0,02306-0,19012

0,5091751

0,7453560,356348

0,8017840,111111

0,2914921

-0,06727-0,14907

-0,111110,849837

0,5527710,666667

0,2101630,849837

0,7453560,745356

-0,08909-0,13074

-0,111110,491878

Sig. (2-tailed)0,378718

0,0004060,145669

0,286830,431744

0,0085480,16652

0,0718540,20988

0,0532540,288758

0,1855450,903739

0,3142790,004057

.2,29E-06

0,0532541,01E-07

0,558860,11808

.0,723951

0,4317440,55886

2,83E-090,001536

5,76E-050,264978

2,83E-092,29E-06

2,29E-060,639678

0,4910430,55886

0,005766N

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

X17Pearson Correlation

-0,223610,387699

0,3651480,13484

-0,20,632456

0,1490710,447214

0,2529820,478091

0,237023-0,06667

-0,15467-0,25507

0,292770,745356

10,239046

0,5976144,24E-17

0,0300830,745356

0,1504140,28

0,1490710,613941

0,741620,447214

0,0704910,613941

10,52

-0,11952-0,17541

-0,149070,531549

Sig. (2-tailed)0,234906

0,034270,047241

0,4774430,289304

0,0001770,431744

0,0132190,177393

0,0075360,207263

0,7263220,41444

0,1737250,116402

2,29E-06.

0,2032980,000488

10,874611

2,29E-060,427559

0,1339730,431744

0,0003082,74E-06

0,0132190,711272

0,000308.

0,0032260,529285

0,3538430,431744

0,002504N

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

X18Pearson Correlation

0,2004460,168505

-0,054550,141019

-0,119520,377964

0,3563480,267261

0,0944910,017857

-0,11332-4E-17

0,351250,355677

0,1166420,356348

0,2390461

0,4642860,200446

0,2337130,356348

0,035956-0,11952

0,3563480,681385

0,4432030,534522

0,3264790,681385

0,2390460,239046

0,4642860,288278

-0,089090,454316

Sig. (2-tailed)0,288207

0,3734060,77463

0,45730,529285

0,0394630,053254

0,1533570,619421

0,925380,551026

10,057005

0,0537370,539327

0,0532540,203298

.0,009749

0,2882070,213865

0,0532540,850382

0,5292850,053254

3,39E-050,014169

0,0023430,078268

3,39E-050,203298

0,2032980,009749

0,1223750,639678

0,011668N

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

X19Pearson Correlation

-0,133630,484452

0,218218-0,16116

-0,119520,377964

0,3563480,267261

0,0944910,285714

-0,25497-0,1992

0,073947-0,15243

0,4082480,801784

0,5976140,464286

1-0,13363

0,2337130,801784

-0,23371-0,11952

-0,089090,681385

0,4432030,534522

0,1685050,681385

0,5976140,597614

-0,07143-0,10483

-0,089090,382392

Sig. (2-tailed)0,481438

0,006670,246673

0,3948760,529285

0,0394630,053254

0,1533570,619421

0,1258850,173903

0,2912650,697758

0,4213110,025113

1,01E-070,000488

0,009749.

0,4814380,213865

1,01E-070,213865

0,5292850,639678

3,39E-050,014169

0,0023430,373406

3,39E-050,000488

0,0004880,707596

0,5814320,639678

0,037028N

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

X20Pearson Correlation

0,5833330,315244

0,238145-0,11307

0,4472140,53033

-0,166670,166667

-3,6E-170,033408

0,229666-0,12423

-0,034590,348548

0,5819140,111111

4,24E-170,200446

-0,133631

0,4372370,111111

0,4036041,45E-17

0,3888890,294174

0,4522670,166667

0,1182170,294174

4,24E-170,447214

0,5345220,539319

0,1111110,479917

Sig. (2-tailed)0,000716

0,0897210,205057

0,5519170,013219

0,0025730,378718

0,3787181

0,8608790,22213

0,5130840,856023

0,0590740,000743

0,558861

0,2882070,481438

.0,015687

0,558860,026984

10,033675

0,114580,012099

0,3787180,533828

0,114581

0,0132190,002343

0,0021020,55886

0,007278N

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

X21Pearson Correlation

0,4372370,323386

0,2471560,070986

0,3910770,332956

0,2914920,201802

0,0475650,143823

-0,021390,150414

0,2466080,370871

0,4256890,291492

0,0300830,233713

0,2337130,437237

10,291492

0,2217190,030083

0,0672670,342997

0,22310,269069

0,4824280,342997

0,0300830,391077

0,2337130,342997

0,2914920,540962

Sig. (2-tailed)0,015687

0,0813020,187925

0,7093280,032603

0,0721960,11808

0,284890,8029

0,448310,910667

0,4275590,188937

0,0436290,01901

0,118080,874611

0,2138650,213865

0,015687.

0,118080,238983

0,8746110,723951

0,0635120,235995

0,150490,006936

0,0635120,874611

0,0326030,213865

0,0635120,11808

0,002024N

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

X22Pearson Correlation

-0,166670,604218

0,272166-0,20101

-0,149070,471405

0,2592590,333333

0,2357020,356348

-0,20022-0,24845

-0,02306-0,19012

0,5091751

0,7453560,356348

0,8017840,111111

0,2914921

-0,06727-0,14907

-0,111110,849837

0,5527710,666667

0,2101630,849837

0,7453560,745356

-0,08909-0,13074

-0,111110,491878

Sig. (2-tailed)0,378718

0,0004060,145669

0,286830,431744

0,0085480,16652

0,0718540,20988

0,0532540,288758

0,1855450,903739

0,3142790,004057

.2,29E-06

0,0532541,01E-07

0,558860,11808

.0,723951

0,4317440,55886

2,83E-090,001536

5,76E-050,264978

2,83E-092,29E-06

2,29E-060,639678

0,4910430,55886

0,005766N

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

X23Pearson Correlation

0,235435-0,0053

0,1647710,385355

0,5114080,380521

0,1569570,067267

0,095130,125846

0,449210,25069

0,172160,268562

0,161468-0,06727

0,1504140,035956

-0,233710,403604

0,221719-0,06727

10,330911

0,3811810,052769

0,233241-0,1009

0,3127830,052769

0,1504140,150414

0,3056250,052769

0,1569570,454673

Sig. (2-tailed)0,210412

0,9778190,384242

0,0354670,003872

0,0380420,407494

0,7239510,617042

0,5075620,012767

0,1814850,362975

0,151290,393974

0,7239510,427559

0,8503820,213865

0,0269840,238983

0,723951.

0,0740720,037681

0,7818280,214818

0,5957440,092392

0,7818280,427559

0,4275590,100504

0,7818280,407494

0,011594N

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

X24Pearson Correlation

0,223607-0,24672

0,3651480,3371

0,280,442719

0,1490710,447214

0,2529820,298807

0,4266410,333333

0,2165410,255069

0,09759-0,14907

0,28-0,11952

-0,119521,45E-17

0,030083-0,14907

0,3309111

0,447214-0,17541

0,3371-8,5E-18

0,281963-0,17541

0,28-0,2

0,2390460,350823

0,7453560,459339

Sig. (2-tailed)0,234906

0,1887340,047241

0,0685080,133973

0,0142880,431744

0,0132190,177393

0,1087180,018716

0,0718540,250413

0,1737250,607925

0,4317440,133973

0,5292850,529285

10,874611

0,4317440,074072

.0,013219

0,3538430,068508

10,131153

0,3538430,133973

0,2893040,203298

0,0573282,29E-06

0,010665N

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

X25Pearson Correlation

0,388889-0,18389

0,0453610,301511

0,1490710,471405

-0,111110,333333

-4,5E-180,133631

0,2708880,082817

0,2075140,443607

0,024246-0,11111

0,1490710,356348

-0,089090,388889

0,067267-0,11111

0,3811810,447214

10,196116

0,5527710,111111

0,2101630,196116

0,149071-0,14907

0,8017840,522976

0,2592590,447026

Sig. (2-tailed)0,033675

0,3306770,811868

0,1054020,431744

0,0085480,55886

0,0718541

0,4814380,147644

0,6635020,271185

0,0140710,898799

0,558860,431744

0,0532540,639678

0,0336750,723951

0,558860,037681

0,013219.

0,2989640,001536

0,558860,264978

0,2989640,431744

0,4317441,01E-07

0,0030250,16652

0,013263N

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

X26Pearson Correlation

0,0490290,47914

0,120096-0,01478

-0,175410,5547

0,1961160,392232

0,1386750,222761

-0,16631-0,14618

0,1085250,14914

0,3851640,849837

0,6139410,681385

0,6813850,294174

0,3429970,849837

0,052769-0,17541

0,1961161

0,6504440,784465

0,3632191

0,6139410,613941

0,2882780,134615

-0,130740,600781

Sig. (2-tailed)0,796957

0,0073870,527297

0,93820,353843

0,0014670,298964

0,0320480,464888

0,2367280,379765

0,4408410,568102

0,4315290,035566

2,83E-090,000308

3,39E-053,39E-05

0,114580,063512

2,83E-090,781828

0,3538430,298964

.9,98E-05

2,89E-070,048511

.0,000308

0,0003080,122375

0,4781830,491043

0,000447N

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

X27Pearson Correlation

0,0753780,201981

0,3385020,147727

-0,067420,692902

0,0502520,603023

0,05330,493567

0,2237219,31E-18

0,0104280,22929

0,4276690,552771

0,741620,443203

0,4432030,452267

0,22310,552771

0,2332410,3371

0,5527710,650444

10,452267

0,2019810,650444

0,741620,3371

0,4432030,428701

0,0502520,700513

Sig. (2-tailed)0,692192

0,2844550,067293

0,4359540,723349

2,2E-050,792002

0,000420,779684

0,0055760,234661

10,956385

0,2229090,018402

0,0015362,74E-06

0,0141690,014169

0,0120990,235995

0,0015360,214818

0,0685080,001536

9,98E-05.

0,0120990,284455

9,98E-052,74E-06

0,0685080,014169

0,0180910,792002

1,63E-05N

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

X28Pearson Correlation

0,1666670,512272

0,238145-0,11307

-0,223610,53033

0,1111110,333333

0,1767770,033408

-0,30033-1,8E-17

0,3112720,190117

0,4000660,666667

0,4472140,534522

0,5345220,166667

0,2690690,666667

-0,1009-8,5E-18

0,1111110,784465

0,4522671

0,3152440,784465

0,4472140,447214

0,2004460,294174

0,1111110,524769

Sig. (2-tailed)0,378718

0,0038030,205057

0,5519170,234906

0,0025730,55886

0,0718540,35005

0,8608790,106838

10,094062

0,3142790,028484

5,76E-050,013219

0,0023430,002343

0,3787180,15049

5,76E-050,595744

10,55886

2,89E-070,012099

.0,089721

2,89E-070,013219

0,0132190,288207

0,114580,55886

0,002909N

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

X29Pearson Correlation

0,216730,068323

0,2091340,469308

0,4934350,195047

0,735570,551677

0,3622310,273821

0,2255570,587423

0,5615020,58435

0,0687920,210163

0,0704910,326479

0,1685050,118217

0,4824280,210163

0,3127830,281963

0,2101630,363219

0,2019810,315244

10,363219

0,0704910,070491

0,3264790,247298

0,4728660,709796

Sig. (2-tailed)0,249988

0,719790,267378

0,0088880,005591

0,3016573,64E-06

0,0015760,049172

0,1431390,230742

0,0006430,001244

0,0006970,717945

0,2649780,711272

0,0782680,373406

0,5338280,006936

0,2649780,092392

0,1311530,264978

0,0485110,284455

0,089721.

0,0485110,711272

0,7112720,078268

0,1876630,008317

1,12E-05N

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

X30Pearson Correlation

0,0490290,47914

0,120096-0,01478

-0,175410,5547

0,1961160,392232

0,1386750,222761

-0,16631-0,14618

0,1085250,14914

0,3851640,849837

0,6139410,681385

0,6813850,294174

0,3429970,849837

0,052769-0,17541

0,1961161

0,6504440,784465

0,3632191

0,6139410,613941

0,2882780,134615

-0,130740,600781

Sig. (2-tailed)0,796957

0,0073870,527297

0,93820,353843

0,0014670,298964

0,0320480,464888

0,2367280,379765

0,4408410,568102

0,4315290,035566

2,83E-090,000308

3,39E-053,39E-05

0,114580,063512

2,83E-090,781828

0,3538430,298964

.9,98E-05

2,89E-070,048511

.0,000308

0,0003080,122375

0,4781830,491043

0,000447N

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

X31Pearson Correlation

-0,223610,387699

0,3651480,13484

-0,20,632456

0,1490710,447214

0,2529820,478091

0,237023-0,06667

-0,15467-0,25507

0,292770,745356

10,239046

0,5976144,24E-17

0,0300830,745356

0,1504140,28

0,1490710,613941

0,741620,447214

0,0704910,613941

10,52

-0,11952-0,17541

-0,149070,531549

Sig. (2-tailed)0,234906

0,034270,047241

0,4774430,289304

0,0001770,431744

0,0132190,177393

0,0075360,207263

0,7263220,41444

0,1737250,116402

2,29E-06.

0,2032980,000488

10,874611

2,29E-060,427559

0,1339730,431744

0,0003082,74E-06

0,0132190,711272

0,000308.

0,0032260,529285

0,3538430,431744

0,002504N

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

X32Pearson Correlation

0,2236070,810643

0,365148-0,26968

0,280,632456

0,1490710,089443

0,2529820,119523

0,047405-0,33333

-0,15467-0,25507

0,683130,745356

0,520,239046

0,5976140,447214

0,3910770,745356

0,150414-0,2

-0,149070,613941

0,33710,447214

0,0704910,613941

0,521

-0,11952-0,17541

-0,149070,471374

Sig. (2-tailed)0,234906

5,62E-080,047241

0,149530,133973

0,0001770,431744

0,6383370,177393

0,5292850,803552

0,0718540,41444

0,1737253,18E-05

2,29E-060,003226

0,2032980,000488

0,0132190,032603

2,29E-060,427559

0,2893040,431744

0,0003080,068508

0,0132190,711272

0,0003080,003226

.0,529285

0,3538430,431744

0,008553N

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

X33Pearson Correlation

0,534522-0,14744

-0,054550,141019

0,2390460,377964

-0,089090,267261

-0,188980,017857

0,028338,8E-18

0,351250,609732

0,116642-0,08909

-0,119520,464286

-0,071430,534522

0,233713-0,08909

0,3056250,239046

0,8017840,288278

0,4432030,200446

0,3264790,288278

-0,11952-0,11952

10,681385

0,3563480,418354

Sig. (2-tailed)0,002343

0,4368510,77463

0,45730,203298

0,0394630,639678

0,1533570,317231

0,925380,881866

10,057005

0,0003480,539327

0,6396780,529285

0,0097490,707596

0,0023430,213865

0,6396780,100504

0,2032981,01E-07

0,1223750,014169

0,2882070,078268

0,1223750,529285

0,529285.

3,39E-050,053254

0,021408N

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

X34Pearson Correlation

0,539319-0,21639

0,120096-0,01478

0,0877060,346688

-0,130740,392232

-0,069340,026207

-0,062360,146176

0,312010,708416

0,385164-0,13074

-0,175410,288278

-0,104830,539319

0,342997-0,13074

0,0527690,350823

0,5229760,134615

0,4287010,294174

0,2472980,134615

-0,17541-0,17541

0,6813851

0,5229760,402867

Sig. (2-tailed)0,002102

0,2507610,527297

0,93820,644898

0,0605340,491043

0,0320480,715799

0,8906620,743373

0,4408410,093244

1,19E-050,035566

0,4910430,353843

0,1223750,581432

0,0021020,063512

0,4910430,781828

0,0573280,003025

0,4781830,018091

0,114580,187663

0,4781830,353843

0,3538433,39E-05

.0,003025

0,027291N

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

X35Pearson Correlation

0,388889-0,18389

0,2721660,050252

0,4472140,235702

0,2592590,333333

0,2357020,133631

0,0353330,248452

0,4380860,443607

0,266711-0,11111

-0,14907-0,08909

-0,089090,111111

0,291492-0,11111

0,1569570,745356

0,259259-0,13074

0,0502520,111111

0,472866-0,13074

-0,14907-0,14907

0,3563480,522976

10,402174

Sig. (2-tailed)0,033675

0,3306770,145669

0,7920020,013219

0,209880,16652

0,0718540,20988

0,4814380,852945

0,1855450,015463

0,0140710,154238

0,558860,431744

0,6396780,639678

0,558860,11808

0,558860,407494

2,29E-060,16652

0,4910430,792002

0,558860,008317

0,4910430,431744

0,4317440,053254

0,003025.

0,027583N

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

YPearson Correlation

0,4126390,386358

0,4797420,375951

0,4352680,754822

0,4769270,695207

0,3837540,448322

0,3998370,384454

0,437140,48349

0,5060150,491878

0,5315490,454316

0,3823920,479917

0,5409620,491878

0,4546730,459339

0,4470260,600781

0,7005130,524769

0,7097960,600781

0,5315490,471374

0,4183540,402867

0,4021741

Sig. (2-tailed)0,023443

0,0349510,007302

0,0406120,016217

1,44E-060,007705

2,01E-050,036304

0,0129660,028584

0,0359360,015713

0,0067950,004332

0,0057660,002504

0,0116680,037028

0,0072780,002024

0,0057660,011594

0,0106650,013263

0,0004471,63E-05

0,0029091,12E-05

0,0004470,002504

0,0085530,021408

0,0272910,027583

.N

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

*Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 168: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

155

Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** _ R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Reliability Coefficients N of Cases = 30.0 N of Items = 35 Alpha = .8957

Page 169: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

156

Correlations

Correlations

1.191

.071.299

-.009.134

.412*.

.312.708

.109.962

.481.024

3030

3030

3030

30.191

1.627**

.365*.522**

.680**.840**

.312.

.000.047

.003.000

.00030

3030

3030

3030

.071.627**

1.239

.279.535**

.687**.708

.000.

.203.136

.002.000

3030

3030

3030

30.299

.365*.239

1.331

.447*.621**

.109.047

.203.

.074.013

.00030

3030

3030

3030

-.009.522**

.279.331

1.605**

.674**.962

.003.136

.074.

.000.000

3030

3030

3030

30.134

.680**.535**

.447*.605**

1.840**

.481.000

.002.013

.000.

.00030

3030

3030

3030

.412*.840**

.687**.621**

.674**.840**

1.024

.000.000

.000.000

.000.

3030

3030

3030

30

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)NPearson C

orrelationSig. (2-tailed)NPearson C

orrelationSig. (2-tailed)NPearson C

orrelationSig. (2-tailed)NPearson C

orrelationSig. (2-tailed)NPearson C

orrelationSig. (2-tailed)NPearson C

orrelationSig. (2-tailed)N

GU

RU

1

GU

RU

2

GU

RU

3

GU

RU

4

GU

RU

5

GU

RU

6

GU

RU

_Y

GU

RU

1G

UR

U2

GU

RU

3G

UR

U4

GU

RU

5G

UR

U6

GU

RU

_Y

Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

*.

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

**.

Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** _ R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Reliability Coefficients N of Cases = 30.0 N of Items = 6

Page 170: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

157

Alpha = .7648

Correlations

Correlations

1.419*

.672**.476**

.521**.382*

.369*.729**

..021

.000.008

.003.037

.045.000

3030

3030

3030

3030

.419*1

.616**.485**

.644**.496**

.373*.765**

.021.

.000.007

.000.005

.042.000

3030

3030

3030

3030

.672**.616**

1.505**

.531**.515**

.168.762**

.000.000

..004

.003.004

.374.000

3030

3030

3030

3030

.476**.485**

.505**1

.552**.500**

.572**.794**

.008.007

.004.

.002.005

.001.000

3030

3030

3030

3030

.521**.644**

.531**.552**

1.583**

.464**.801**

.003.000

.003.002

..001

.010.000

3030

3030

3030

3030

.382*.496**

.515**.500**

.583**1

.464**.740**

.037.005

.004.005

.001.

.010.000

3030

3030

3030

3030

.369*.373*

.168.572**

.464**.464**

1.660**

.045.042

.374.001

.010.010

..000

3030

3030

3030

3030

.729**.765**

.762**.794**

.801**.740**

.660**1

.000.000

.000.000

.000.000

.000.

3030

3030

3030

3030

Pearson C

orrelationS

ig. (2-tailed)NP

earson Correlation

Sig. (2-tailed)

NPearson C

orrelationS

ig. (2-tailed)NP

earson Correlation

Sig. (2-tailed)

NPearson C

orrelationS

ig. (2-tailed)NP

earson Correlation

Sig. (2-tailed)

NPearson C

orrelationS

ig. (2-tailed)NP

earson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

KE

AD

SK

L1

KE

AD

SK

L2

KE

AD

SK

L3

KE

AD

SK

L4

KE

AD

SK

L5

KE

AD

SK

L6

KE

AD

SK

L7

Y

KE

AD

SK

L1K

EA

DS

KL2

KE

AD

SK

L3K

EA

DS

KL4

KE

AD

SK

L5K

EA

DS

KL6

KE

AD

SK

L7Y

Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

*.

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

**.

Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** _ R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Reliability Coefficients N of Cases = 30.0 N of Items = 7

Page 171: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

158

Alpha = .8662

Correlations

Correlations

1.487**

.049.098

.094.642**

..006

.798.606

.619.000

3030

3030

3030

.487**1

.738**.520**

.186.846**

.006.

.000.003

.325.000

3030

3030

3030

.049.738**

1.672**

.247.686**

.798.000

..000

.188.000

3030

3030

3030

.098.520**

.672**1

.370*.687**

.606.003

.000.

.044.000

3030

3030

3030

.094.186

.247.370*

1.535**

.619.325

.188.044

..002

3030

3030

3030

.642**.846**

.686**.687**

.535**1

.000.000

.000.000

.002.

3030

3030

3030

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)NPearson C

orrelationSig. (2-tailed)NPearson C

orrelationSig. (2-tailed)NPearson C

orrelationSig. (2-tailed)NPearson C

orrelationSig. (2-tailed)NPearson C

orrelationSig. (2-tailed)N

KS_1

KS_2

KS_3

KS_4

KS_5

KS_Y

KS_1KS_2

KS_3KS_4

KS_5KS_Y

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

*.

Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** _ R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Reliability Coefficients

Page 172: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

159

N of Cases = 30.0 N of Items = 5 Alpha = .6646

Correlations

Correlations

1.509**

.205.250

.409*.343

.300.354

.474**.480**

.456*.416*

.451*.262

.419*.477**

.477**.416*

.464**.509**

.582**.

.004.277

.182.025

.064.107

.055.008

.007.011

.022.012

.162.021

.008.008

.022.010

.004.001

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

30.509**

1.295

.234.477**

.330.321

.218.391*

.629**.465**

.641**.405*

.413*.517**

.594**.718**

.689**.487**

1.000**.694**

.004.

.113.213

.008.075

.084.248

.033.000

.010.000

.026.023

.003.001

.000.000

.006.

.00030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

.205.295

1.537**

.555**.478**

.698**.519**

.347.394*

.530**.229

.699**.587**

-.069.320

.532**.276

.441*.295

.628**.277

.113.

.002.001

.008.000

.003.060

.031.003

.224.000

.001.715

.085.002

.139.015

.113.000

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

30.250

.234.537**

1.784**

.674**.437*

.626**.403*

.228.473**

-.029.536**

.465**.222

.485**.541**

.199.677**

.234.647**

.182.213

.002.

.000.000

.016.000

.027.225

.008.881

.002.010

.239.007

.002.292

.000.213

.00030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

.409*.477**

.555**.784**

1.730**

.491**.607**

.604**.506**

.669**.262

.617**.333

.339.620**

.725**.555**

.718**.477**

.807**.025

.008.001

.000.

.000.006

.000.000

.004.000

.162.000

.072.067

.000.000

.001.000

.008.000

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

30.343

.330.478**

.674**.730**

1.409*

.543**.509**

.494**.720**

.255.658**

.546**.349

.642**.612**

.462*.800**

.330.777**

.064.075

.008.000

.000.

.025.002

.004.005

.000.174

.000.002

.059.000

.000.010

.000.075

.00030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

.300.321

.698**.437*

.491**.409*

1.803**

.198.353

.388*.372*

.540**.573**

.136.354

.498**.450*

.503**.321

.651**.107

.084.000

.016.006

.025.

.000.294

.056.034

.043.002

.001.474

.055.005

.013.005

.084.000

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

30.354

.218.519**

.626**.607**

.543**.803**

1.168

.408*.439*

.228.669**

.344.139

.341.372*

.337.561**

.218.634**

.055.248

.003.000

.000.002

.000.

.374.025

.015.225

.000.063

.464.065

.043.069

.001.248

.00030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

.474**.391*

.347.403*

.604**.509**

.198.168

1.447*

.708**.445*

.453*.301

.186.353

.593**.465**

.662**.391*

.624**.008

.033.060

.027.000

.004.294

.374.

.013.000

.014.012

.106.325

.056.001

.010.000

.033.000

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

30.480**

.629**.394*

.228.506**

.494**.353

.408*.447*

1.721**

.725**.799**

.306.441*

.552**.565**

.740**.629**

.629**.751**

.007.000

.031.225

.004.005

.056.025

.013.

.000.000

.000.101

.015.002

.001.000

.000.000

.00030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

.456*.465**

.530**.473**

.669**.720**

.388*.439*

.708**.721**

1.586**

.817**.471**

.464**.664**

.708**.685**

.777**.465**

.852**.011

.010.003

.008.000

.000.034

.015.000

.000.

.001.000

.009.010

.000.000

.000.000

.010.000

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

30.416*

.641**.229

-.029.262

.255.372*

.228.445*

.725**.586**

1.475**

.334.460*

.559**.603**

.715**.502**

.641**.638**

.022.000

.224.881

.162.174

.043.225

.014.000

.001.

.008.071

.011.001

.000.000

.005.000

.00030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

.451*.405*

.699**.536**

.617**.658**

.540**.669**

.453*.799**

.817**.475**

1.446*

.289.526**

.555**.526**

.701**.405*

.806**.012

.026.000

.002.000

.000.002

.000.012

.000.000

.008.

.013.122

.003.001

.003.000

.026.000

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

30.262

.413*.587**

.465**.333

.546**.573**

.344.301

.306.471**

.334.446*

1.266

.537**.607**

.391*.564**

.413*.655**

.162.023

.001.010

.072.002

.001.063

.106.101

.009.071

.013.

.155.002

.000.033

.001.023

.00030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

.419*.517**

-.069.222

.339.349

.136.139

.186.441*

.464**.460*

.289.266

1.672**

.517**.658**

.544**.517**

.559**.021

.003.715

.239.067

.059.474

.464.325

.015.010

.011.122

.155.

.000.003

.000.002

.003.001

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

30.477**

.594**.320

.485**.620**

.642**.354

.341.353

.552**.664**

.559**.526**

.537**.672**

1.754**

.586**.632**

.594**.790**

.008.001

.085.007

.000.000

.055.065

.056.002

.000.001

.003.002

.000.

.000.001

.000.001

.00030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

.477**.718**

.532**.541**

.725**.612**

.498**.372*

.593**.565**

.708**.603**

.555**.607**

.517**.754**

1.782**

.753**.718**

.880**.008

.000.002

.002.000

.000.005

.043.001

.001.000

.000.001

.000.003

.000.

.000.000

.000.000

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

30.416*

.689**.276

.199.555**

.462*.450*

.337.465**

.740**.685**

.715**.526**

.391*.658**

.586**.782**

1.683**

.689**.778**

.022.000

.139.292

.001.010

.013.069

.010.000

.000.000

.003.033

.000.001

.000.

.000.000

.00030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

.464**.487**

.441*.677**

.718**.800**

.503**.561**

.662**.629**

.777**.502**

.701**.564**

.544**.632**

.753**.683**

1.487**

.885**.010

.006.015

.000.000

.000.005

.001.000

.000.000

.005.000

.001.002

.000.000

.000.

.006.000

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

30.509**

1.000**.295

.234.477**

.330.321

.218.391*

.629**.465**

.641**.405*

.413*.517**

.594**.718**

.689**.487**

1.694**

.004.

.113.213

.008.075

.084.248

.033.000

.010.000

.026.023

.003.001

.000.000

.006.

.00030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

.582**.694**

.628**.647**

.807**.777**

.651**.634**

.624**.751**

.852**.638**

.806**.655**

.559**.790**

.880**.778**

.885**.694**

1.001

.000.000

.000.000

.000.000

.000.000

.000.000

.000.000

.000.001

.000.000

.000.000

.000.

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

3030

30

Pearson C

orrelatS

ig. (2-tailed)NP

earson Correlat

Sig. (2-tailed)

NPearson C

orrelatS

ig. (2-tailed)NP

earson Correlat

Sig. (2-tailed)

NPearson C

orrelatS

ig. (2-tailed)NP

earson Correlat

Sig. (2-tailed)

NPearson C

orrelatS

ig. (2-tailed)NP

earson Correlat

Sig. (2-tailed)

NPearson C

orrelatS

ig. (2-tailed)NP

earson Correlat

Sig. (2-tailed)

NPearson C

orrelatS

ig. (2-tailed)NP

earson Correlat

Sig. (2-tailed)

NPearson C

orrelatS

ig. (2-tailed)NP

earson Correlat

Sig. (2-tailed)

NPearson C

orrelatS

ig. (2-tailed)NP

earson Correlat

Sig. (2-tailed)

NPearson C

orrelatS

ig. (2-tailed)NP

earson Correlat

Sig. (2-tailed)

NPearson C

orrelatS

ig. (2-tailed)NP

earson Correlat

Sig. (2-tailed)

NPearson C

orrelatS

ig. (2-tailed)N

BLJ1

BLJ2

BLJ3

BLJ4

BLJ5

BLJ6

BLJ7

BLJ8

BLJ9

BLJ10

BLJ11

BLJ12

BLJ13

BLJ14

BLJ15

BLJ16

BLJ17

BLJ18

BLJ19

BLJ20

BLJ_Y

BLJ1

BLJ2

BLJ3

BLJ4

BLJ5

BLJ6

BLJ7

BLJ8

BLJ9

BLJ10

BLJ11

BLJ12

BLJ13

BLJ14

BLJ15

BLJ16

BLJ17

BLJ18

BLJ19

BLJ20

BLJ_Y

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

*.

Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** _ R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Page 173: i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ...

160

Reliability Coefficients N of Cases = 30.0 N of Items = 20 Alpha = .9485