I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - … · 395.058 381.935,4 577.330,1 693.901 5. ... berpedoman...

8
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT Asuransi MSIG Indonesia (dahulu dikenal sebagai PT Asuransi Mitsui Sumitomo Indonesia) adalah perusahaan asuransi kerugian joint venture antara Mitsui Sumitomo Insurance Company Limited (didirikan di Jepang) dengan Rudy Wanandi. PT asuransi MSIG Indonesia mempunyai holding company di Jepang. Di Indonesia sendiri perusahaan ini berkantor pusat di Jakarta dan telah memiliki empat kantor cabang yaitu Surabaya, Medan, Bandung, Batam serta empat kantor representatif yaitu Semarang, Denpasar, Palembang dan Bekasi. Di bawah manajemen yang kuat dan dinamis, PT Asuransi MSIG Indonesia telah mengalami perkembangan yang baik dari tahun ke tahunnya. Produksi tahunannya terus mengalami peningkatan dan posisi Perseroan di pasar asuransi Indonesia juga membaik. Pertumbuhan tersebut dapat dilihat dari beberapa indikator salah satunya dari sisi pengelolaan investasi. Pada Tabel 1, perkembangan pengelolaan investasi dilihat dari dana investasi dan hasil investasi yang setiap tahunnya dilakukan oleh perusahaan. Hasil investasi sendiri menjadi penting bagi suatu perusahaan asuransi karena selain dari premi, penghasilan perusahaan asuransi terutama berasal dari investasi yang dilakukan perusahaan dengan dana masyarakat yang dikumpulkan dengan mengeluarkan polis. Tabel 1. Perkembangan pengelolaan investasi PT Asuransi MSIG Indonesia dari tahun 2006-2009 (dalam jutaan rupiah) Tahun Investasi Hasil Investasi Total Pertumbuhan (%) Hasil Investasi terhadap Investasi (%) Total Pertumbuhan (%) 2006 390.263,4 6,5% 25.298,3 2007 458.431,3 17,5 5,6% 25.585,6 1,1 2008 589.676,7 28,6 5,5% 32.223,1 25,9 2009 657.201,0 11,5 7,2% 47.222,6 46,5 Sumber : Laporan Keuangan PT Asuransi MSIG Indonesia tahun 2006-2009 Pada Tabel 1, pengelolaan investasi PT Asuransi MSIG Indonesia terus mengalami peningkatan hasil investasi, seiring dengan peningkatan dana investasinya. Tahun 2008, PT Asuransi MSIG Indonesia mengalami pertumbuhan

Transcript of I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - … · 395.058 381.935,4 577.330,1 693.901 5. ... berpedoman...

Page 1: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - … · 395.058 381.935,4 577.330,1 693.901 5. ... berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan no.424/KMK.06/2003 mengenai pembatasan atas kekayaan

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

PT Asuransi MSIG Indonesia (dahulu dikenal sebagai PT Asuransi Mitsui

Sumitomo Indonesia) adalah perusahaan asuransi kerugian joint venture antara

Mitsui Sumitomo Insurance Company Limited (didirikan di Jepang) dengan Rudy

Wanandi. PT asuransi MSIG Indonesia mempunyai holding company di Jepang.

Di Indonesia sendiri perusahaan ini berkantor pusat di Jakarta dan telah memiliki

empat kantor cabang yaitu Surabaya, Medan, Bandung, Batam serta empat kantor

representatif yaitu Semarang, Denpasar, Palembang dan Bekasi. Di bawah

manajemen yang kuat dan dinamis, PT Asuransi MSIG Indonesia telah

mengalami perkembangan yang baik dari tahun ke tahunnya. Produksi tahunannya

terus mengalami peningkatan dan posisi Perseroan di pasar asuransi Indonesia

juga membaik. Pertumbuhan tersebut dapat dilihat dari beberapa indikator salah

satunya dari sisi pengelolaan investasi. Pada Tabel 1, perkembangan pengelolaan

investasi dilihat dari dana investasi dan hasil investasi yang setiap tahunnya

dilakukan oleh perusahaan. Hasil investasi sendiri menjadi penting bagi suatu

perusahaan asuransi karena selain dari premi, penghasilan perusahaan asuransi

terutama berasal dari investasi yang dilakukan perusahaan dengan dana

masyarakat yang dikumpulkan dengan mengeluarkan polis.

Tabel 1. Perkembangan pengelolaan investasi PT Asuransi MSIG Indonesia dari tahun 2006-2009 (dalam jutaan rupiah)

Tahun Investasi Hasil Investasi Total

Pertumbuhan

(%)

Hasil Investasi terhadap

Investasi (%)

Total

Pertumbuhan

(%) 2006 390.263,4 6,5% 25.298,3 2007 458.431,3 17,5 5,6% 25.585,6 1,1 2008 589.676,7 28,6 5,5% 32.223,1 25,9 2009 657.201,0 11,5 7,2% 47.222,6 46,5

Sumber : Laporan Keuangan PT Asuransi MSIG Indonesia tahun 2006-2009

Pada Tabel 1, pengelolaan investasi PT Asuransi MSIG Indonesia terus

mengalami peningkatan hasil investasi, seiring dengan peningkatan dana

investasinya. Tahun 2008, PT Asuransi MSIG Indonesia mengalami pertumbuhan

Page 2: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - … · 395.058 381.935,4 577.330,1 693.901 5. ... berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan no.424/KMK.06/2003 mengenai pembatasan atas kekayaan

2

pesat pada dana investasi, hal ini juga diikuti dengan peningkatan yang sangat

pesat pada pertumbuhan hasil investasi. Sedangkan di tahun 2009, walaupun

pertumbuhan dana investasinya tidak sebanyak di tahun 2008, tetapi pertumbuhan

hasil investasi yang didapat jauh melebihi pertumbuhan hasil investasi di tahun

2008.

Apabila dibandingkan dengan perusahaan asuransi kerugian joint venture di

Indonesia, dari tahun 2006-2008 PT Asuransi MSIG Indonesia memiliki total

investasi terbanyak di antara perusahaan asuransi kerugian joint venture lainnya.

Sedangkan di tahun 2009, walaupun mengalami kenaikan total investasi tetapi hal

tersebut tidak menjadikan perusahaan ini sebagai perusahaan asuransi kerugian

joint venture dengan total investasi tertinggi lagi. Hal tersebut dapat dilihat pada

Tabel 2.

Pada Tabel 2 di tahun 2008, terdapat dua perusahaan yang berkurang dari

tahun sebelumnya, yaitu PT Aviva Insurance yang sejak tahun 2008 mengalihkan

portofolio mereka ke PT Asuransi Mitsui Sumitomo. PT Aviva Insurance sendiri

kemudian bubar. Sedangkan PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk pada laporan

perasuransian 2008, tidak lagi termasuk kelompok perusahaan joint venture,

melainkan masuk pada kelompok perusahaan nasional swasta. Pada tahun 2009,

terdapat satu perusahaan yang bertambah yaitu PT Chartis Insurance Indonesia,

perusahaan ini sebelumnya bernama PT Asuransi AIU Indonesia.

Data pertumbuhan perusahaan asuransi kerugian joint venture di Indonesia

berdasarkan investasi dari tahun 2006-2009 dapat dilihat pada Tabel 2.

Page 3: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - … · 395.058 381.935,4 577.330,1 693.901 5. ... berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan no.424/KMK.06/2003 mengenai pembatasan atas kekayaan

3

Tabel 2. Data pertumbuhan perusahaan asuransi kerugian joint venture di Indonesia berdasarkan investasi pada tahun 2006-2009 (dalam jutaan Rupiah)

No. Nama Perusahaan 2006 2007 2008 2009 1. PT ACE INA Insurance 79.194 94.085,2 113.455,3 105.461

2. PT Asuransi AIOI Indonesia

41.482 38.119,1 48.194,7 59.613

3. PT Asuransi AIU Indonesia 163.467 170.576,0 157.886,0 C 4. PT Asuransi Allianz Utama

Indonesia 395.058 381.935,4 577.330,1 693.901

5. PT Aviva Insurance 34.931 3.930,0 A -

6. PT Asuransi AXA Indonesia

107.132 135.806,4 143.711,9 161.800

7. PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk.

128.423 141.583,4 B -

8. PT China Insurance Indonesia

28.569 39.200,7 65.993,5 69.334

9. PT Asuransi Chubb Indonesia

3 .119 3.119,0 3.119,0 6.239

10. PT Asuransi Hanjin Korindo

3 .402 13.103,3 3.814,8 6.822

11. PT Kurnia Insurance Indonesia

31.623 33.861,0 73.661,0 37.240

12. PT LIG Insurance Indonesia

73.153 60.675,0 67.542,0 70.786

13. PT MAA General Insurance

19.892 28.748,0 36.446,4 54.516

14. PT Asuransi Mitsui Sumitomo Indonesia

404.655 505.953,4 623793,7 637.849

15. PT Pacific International Indonesia

8 .243 7.184,4 4.137,3 0,0

16. PT Asuransi Permata Nipponkoa Indonesia

138.254 125.556,8 145.897,7 146.910

17. PT AsuransiI QBE Pool Indonesia

89.508 91.869,0 130.897,0 124.028

18. PT Asuransi Samsung Tugu

51.271 41.189,0 40.172,0 92.689

19. PT SompoJapan Insurance Indonesia

87.112 01.642,0 107.157,9 117.810

20. PT Asuransi Tokio Marine Indonesia

282.161 343.900,8 507.598,8 500.406

21. PT Zurich Insurance Indonesia

73.652 4.214,0 3.426,1 149.448

22. PT Chartis Insurance Indonesia

- - - 154.418

Sumber : BAPEPAM-LK, 2006-2009 Keterangan : A : pengalihan portofolio kepada PT Asuransi Mitsui Sumitomo B : pada buku perasuransian 2008, masuk ke kelompok perusahaan swasta

nasional C : menjadi PT Chartis Insurance Indonesia

Page 4: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - … · 395.058 381.935,4 577.330,1 693.901 5. ... berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan no.424/KMK.06/2003 mengenai pembatasan atas kekayaan

4

Pada Tabel 2 dapat dilihat jumlah perusahaan asuransi kerugian joint venture

tahun 2006 dan 2007 terdapat 21 perusahaan, sedangkan tahun 2008 dan 2009

terdapat 19 perusahaan. Jumlah tersebut tidaklah begitu banyak apabila

dibandingkan dengan jumlah seluruh perusahaan asuransi kerugian di Indonesia.

Asuransi kerugian sendiri menempati urutan kedua perusahaan asuransi terbanyak

di Indonesia dari jumlah perusahaan perasuransian di Indonesia. Data tersebut

dapat dihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Pertumbuhan jumlah perasuransian di Indonesia pada tahun 2006-2009

No. Keterangan 2006 2007 2008 2009 1. Asuransi Jiwa (Life Insurance) 46 46 45 46 2. Asuransi Kerugian (Non Life Insurance) 94 94 90 89 3. Reasuransi (Reinsurance) 4 4 4 4 4. Penyelenggara Program Asuransi Sosial dan

Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Companies Administering Insurance Social Program and Workers Social Security Program)

2

2

2

2

5. Penyelenggara Asuransi untuk PNS dan TNI/POLRI (Companies Administering Insurance for Civil Servants and Armed Forces/Police).

3 3 3 3

Jumlah (1 s.d 5) 149 149 144 144 6. Pialang Asuransi (Insurance Brokers) 145 146 141 142 7. Pialang Reasuransi (Reinsurance Brokers) 23 23 21 22 8. Adjuster Asuransi (Loss Adjusters) 26 27 27 28 9. Konsultan Aktuaria (Actuarial Consultants) 30 30 28 29 10. Agen Asuransi (Insurance Agents) 6 8 10 14

Jumlah (6 s.d 10) 230 234 227 235 Total (1 s.d 10) 379 383 371 379

Sumber : BAPEPAM-LK, 2006-2009

Pada Tabel 3, tercantum data jumlah perusahaan perasuransian yang memiliki

izin usaha untuk beroperasi di Indonesia per 31 Desember 2009, yaitu 379

perusahaan. Dari 379 perusahaan tersebut, perusahaan asuransi kerugian

menempati urutan kedua jumlah perusahaan terbanyak, yaitu 89 perusahaan. Dari

89 perusahaan asuransi kerugian di Indonesia, 19 diantaranya adalah perusahaan

asuransi kerugian joint venture di Indonesia. Sehingga apabila dibandingkan,

jumlah perusahaan asuransi kerugian joint venture hanyalah sedikit apabila

dibandingkan dengan jumlah seluruh perusahaan asuransi kerugian di Indonesia.

PP No 39/2008 yang mewajibkan semua perusahaan asuransi memiliki modal

minimal Rp 40 miliar pada akhir 2008 dan Rp 100 miliar pada akhir 2010, hal

tersebut menyebabkan persaingan lebih berkualitas dengan setiap perusahaan

Page 5: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - … · 395.058 381.935,4 577.330,1 693.901 5. ... berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan no.424/KMK.06/2003 mengenai pembatasan atas kekayaan

5

mempunyai modal minimal. Industri asuransi di Indonesia akan bersaing dengan

pemilik modal yang besar dan skala besar, hal ini juga merupakan salah satu

ancaman bagi perusahaan asuransi lokal di Indonesia dari masuknya perusahaan-

perusahaan joint venture yang walaupun jumlah perusahaannya masih sedikit

tetapi memiliki infrastruktur serta modal yang kuat.

Berkembangnya industri perasuransian di Indonesia selain dapat dilihat dari

pertumbuhan jumlah perusahaan perasuransian juga dapat dilihat dari

perkembangan jumlah investasi industri asuransi di Indonesia.

Tabel 4. Perkembangan investasi industri asuransi di Indonesia tahun 2006-2009 (dalam miliar rupiah)

Tahun Asuransi Jiwa

Asuransi Kerugian

Re- Asuransi

Asuransi Sosial

dan Jamsostek

Asuransi PNS,

TNI, dan Polri

Total

2006 62210,1 16236,4 864,8 50187,6 23439,7

152938,6

2007 91812,8 19061,0 978,2 62039,6 28419,9

202311,5

2008 90688,1 22727,8 1191,4 64181,4 32670,9 211459,6

2009 123438,8 27191,5 1503,7 84355,5 41478,6

277968,1

Pertumbuhan rata-rata investasi/ tahun

20409,6

3651,7

213,0 11389,3 6013,0

41676,5

Proporsi

49,0%

8,8%

0,51%

27,3%

14,4%

100,0%

Sumber : BAPEPAM-LK, 2010

Pada Tabel 4, dapat dilihat perusahaan asuransi kerugian memiliki persentase

pertumbuhan rata-rata investasi/tahun yang cukup kecil dibandingkan dengan

perasuransian lainnya. Walaupun demikian dengan pertumbuhan rata-rata

investasi yang cukup kecil, perusahaan asuransi kerugian memiliki jumlah

perusahaan asuransi yang banyak, yang seharusnya perusahaan asuransi kerugian

memiliki potensi yang cukup besar di Indonesia. Selain dari banyaknya jumlah

perusahaan asuransi kerugian dalam industri asuransi, perusahaan asuransi

kerugian juga perlu diperhatikan karena seiring dengan semakin meningkatnya

laju pembangunan di Indonesia pada berbagai bidang kehidupan, maka semakin

meningkatnya jenis dan besar risiko pula yang akan dihadapi. Risiko tersebut

Page 6: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - … · 395.058 381.935,4 577.330,1 693.901 5. ... berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan no.424/KMK.06/2003 mengenai pembatasan atas kekayaan

dapat timbul dalam berbagai bentuk, seperti kerusakan alat

transportasi, rusaknya proyek hasil pembangunan, dan lain

tidak dipertimbangkan dapat menimbulkan kerugian finansial yang tidak sedikit.

Di samping itu, seluruh

dari kemungkinan risiko kerusakan. Perusahaan asuransi kerugian

memiliki pengertian

penanggulangan risiko atas kerugian, kehilangan manfaa

hukum kepada pihak ketiga, yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti.

Perusahaan asuransi pada dasarnya dapat melakukan investasi dalam berbagai

cara, baik itu di pasar uang maupun pasar modal bahkan investasi pada aset riil,

seperti gedung dan tanah.

asuransi menaruh investasinya pada

Indonesia. Berikut adalah gambar grafik portofolio investasi PT Asuransi MSIG

Indonesia dari tahun 2006 hingga 20

Gambar 1. Portofolio investasi PT Asuransi MSIG Indonesia

Pada gambar 1 dapat dilihat bahwa PT Asuransi MSIG Indonesia memilih

untuk menaruh sebagian besar investasi mereka pada investasi yang

berpenghasilan tetap dengan risiko rendah seperti deposito, obligasi dan SBI.

Saham yang memiliki risiko tinggi hanya sebagia

investasi tersebut. Menurut kebijakan investasi di PT Asuransi MSIG Indonesia,

perusahaan juga tidak diperbolehkan menaruh investasinya pada pinjaman dan

real estate yang merupakan investasi murni

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

100.00%

120.00%

2006

dapat timbul dalam berbagai bentuk, seperti kerusakan alat-alat, terganggunya

transportasi, rusaknya proyek hasil pembangunan, dan lain-lain. Hal tersebut jika

tidak dipertimbangkan dapat menimbulkan kerugian finansial yang tidak sedikit.

eluruh pekerjaan yang telah diselesaikan pun perlu dihindarkan

dari kemungkinan risiko kerusakan. Perusahaan asuransi kerugian

memiliki pengertian perusahaan asuransi yang memberikan jasa dalam

penanggulangan risiko atas kerugian, kehilangan manfaat dan tanggungjawab

hukum kepada pihak ketiga, yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti.

Perusahaan asuransi pada dasarnya dapat melakukan investasi dalam berbagai

cara, baik itu di pasar uang maupun pasar modal bahkan investasi pada aset riil,

gedung dan tanah. Tetapi pada umumnya sebagian besar perusahaan

asuransi menaruh investasinya pada aset yang aman, termasuk PT Asuransi MSIG

Berikut adalah gambar grafik portofolio investasi PT Asuransi MSIG

Indonesia dari tahun 2006 hingga 2009.

Portofolio investasi PT Asuransi MSIG Indonesia

gambar 1 dapat dilihat bahwa PT Asuransi MSIG Indonesia memilih

untuk menaruh sebagian besar investasi mereka pada investasi yang

berpenghasilan tetap dengan risiko rendah seperti deposito, obligasi dan SBI.

Saham yang memiliki risiko tinggi hanya sebagian kecil dari penempatan

investasi tersebut. Menurut kebijakan investasi di PT Asuransi MSIG Indonesia,

perusahaan juga tidak diperbolehkan menaruh investasinya pada pinjaman dan

yang merupakan investasi murni, karena dianggap memiliki risiko

2007 2008 2009

6

alat, terganggunya

lain. Hal tersebut jika

tidak dipertimbangkan dapat menimbulkan kerugian finansial yang tidak sedikit.

pekerjaan yang telah diselesaikan pun perlu dihindarkan

dari kemungkinan risiko kerusakan. Perusahaan asuransi kerugian sendiri

perusahaan asuransi yang memberikan jasa dalam

t dan tanggungjawab

hukum kepada pihak ketiga, yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti.

Perusahaan asuransi pada dasarnya dapat melakukan investasi dalam berbagai

cara, baik itu di pasar uang maupun pasar modal bahkan investasi pada aset riil,

Tetapi pada umumnya sebagian besar perusahaan

, termasuk PT Asuransi MSIG

Berikut adalah gambar grafik portofolio investasi PT Asuransi MSIG

gambar 1 dapat dilihat bahwa PT Asuransi MSIG Indonesia memilih

untuk menaruh sebagian besar investasi mereka pada investasi yang

berpenghasilan tetap dengan risiko rendah seperti deposito, obligasi dan SBI.

n kecil dari penempatan

investasi tersebut. Menurut kebijakan investasi di PT Asuransi MSIG Indonesia,

perusahaan juga tidak diperbolehkan menaruh investasinya pada pinjaman dan

, karena dianggap memiliki risiko

SBI

stock

bond

time/obl deposits

Page 7: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - … · 395.058 381.935,4 577.330,1 693.901 5. ... berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan no.424/KMK.06/2003 mengenai pembatasan atas kekayaan

7

yang tinggi. Selain itu perusahaan juga memiliki tujuan investasi yang

berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan no.424/KMK.06/2003 mengenai

pembatasan atas kekayaan investasi.

Melalui penjelasan di atas dapat disimpulkan PT Asuransi MSIG Indonesia

tergolong risk conservative, karena perusahaan tersebut menaruh sebagian besar

investasinya pada aset yang aman dan berpenghasilan tetap. Investasi yang

berisiko tinggi hanya dipakai pada sebagian kecil penempatan investasi. Agar

penempatan dana perusahaan menjadi lebih efisien, maka harus dilakukan

perhitungan portofolio optimum Markowitz yang merupakan portofolio investasi

efisien yang dapat dibentuk dengan menempatkan portofolio yang menghasilkan

tingkat keuntungan tertentu dengan risiko terendah, atau risiko tertentu dengan

tingkat keuntungan tertinggi.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, persaingan yang semakin

ketat serta peraturan pemerintah di industri perasuransian menuntut perusahaan

asuransi untuk memperkuat modalnya, salah satu caranya dengan

mengefisiensikan investasi. Oleh karena itu seorang manajer investasi perlu

memilih aset serta proporsi alokasi aset investasi yang tepat dalam menyusun

portofolionya, hal ini terkait dengan risiko dan tingkat pengembalian. Untuk

keperluan tersebut diperlukan analisis sekuritas yang meliputi penilaian terhadap

sekuritas secara individual (atau beberapa kelompok sekuritas) yang masuk dalam

portofolio.

Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah kebijakan investasi yang diambil oleh PT Asuransi MSIG

Indonesia selama periode 2006-2009?

2. Bagaimanakah PT Asuransi MSIG Indonesia menjabarkan tujuan

investasinya selama periode 2006-2009?

3. Bagaimanakah PT Asuransi MSIG Indonesia melakukan pemilihan aset-aset

yang akan digunakan selama periode 2006-2009?

4. Bagaimanakah PT Asuransi MSIG Indonesia membuat batasan risikonya

selama periode 2006-2009?

Page 8: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - … · 395.058 381.935,4 577.330,1 693.901 5. ... berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan no.424/KMK.06/2003 mengenai pembatasan atas kekayaan

8

5. Bagaimanakah kinerja portofolio yang optimal untuk PT Asuransi MSIG

Indonesia?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Menganalisis kebijakan investasi yang diambil oleh PT Asuransi MSIG

Indonesia selama periode 2006-2009. Meliputi tujuan investasi, pemilihan

aset dan batasan risiko.

2. Menyusun rekomendasi portofolio investasi yang efisien.

1.4. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini hanya difokuskan pada investasi di PT Asuransi MSIG

Indonesia yang berkantor pusat di Jakarta saja. Selain itu, terdapat keterbatasan

dalam hal periode waktu analisis. Periode penelitian berlangsung selama 2006-

2009 tetapi bukan berfokus pada analisis dampak krisis, sehingga tidak

membandingkan kondisi sebelum, saat, dan sesudah krisis.