I-6 Pengantar SPC

42
Metoda & Filosofi Pengendalian Proses Statistik

Transcript of I-6 Pengantar SPC

Page 1: I-6 Pengantar SPC

Metoda & Filosofi Pengendalian Proses

Statistik

Page 2: I-6 Pengantar SPC

Secara umum, filosofi TQM berisi 2(dua) komponen yang saling berhubungan, yaitu:

Sistem Manajemen, berkaitan dengan perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, dan pengelolaan proses sumber daya manusia yang berkaitan dengan kualitas produk (barang/jasa/ software)

Sistem Teknik, melibatkan penjaminan kualitas dalam desain produk, perencanaan dan desain proses, dan pengendalian bahan baku, produk setengah jadi (dalam proses), dan produk jadi

Page 3: I-6 Pengantar SPC

Statistical Quality Control (Pengendalian Kualitas Statistik) adalah salah satu teknik dalam TQM yang digunakan untuk mengendalikan dan mengelola proses , baik manufaktur maupun jasa, melalui penggunaan metoda statistik (Besterfield,2003)

Penerapan metoda statistik dalam perbaikan kualitas produk, tidak dapat berhasil tanpa dukungan manajemen, keterlibatan karyawan, dan kerja tim.

Page 4: I-6 Pengantar SPC

4

GKM GURIANG

PT. INDUSTRI SANDANG I( PATAL BANJARAN )

Contoh :

Page 5: I-6 Pengantar SPC

5

Risalah Gugus Kendali Mutu

Grup Perusahaan : PT. INDUSTRI SANDANG I Nama Perusahaan : PATAL BANJARAN Nama G.K.M. : G U R I A N G Tema : MENURUNKAN PEMAKAIAN OLI DI MESIN

HEAT SETTING Pimpinan Kelompok : UDIN SAEPUDIN Anggota : 1. ADJAH

2. UJANG SAEPUDIN

3. ENDANG SUKANDI

4. DEDIH SAPRUDIN

5. AEP P. JUANDA Usia rata-rata : 30 Tahun Pertemuan : 15 Kali Kehadiran rata-rata : 90 % Waktu Pertemuan : Rata-rata 90 menit )

Page 6: I-6 Pengantar SPC

6

RENCANA JADWAL KEGIATAN DAN REALISASITahun 2008/2009

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

1. Menentukan pokok masalah

2. Mendapatkan fakta dandata

3. Mencari/membahaspenyebab

4. Menentukan rencanatarget

5. Melaksanakan rencana

6. Meneliti hasil pelaksanaan

7. Membuat standarisasi

8. Rencana berikutnya

Rencana : Realisasi :Langkah KegiatanNo. AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOPEMBERAPRIL MEI JUNI JULI

Page 7: I-6 Pengantar SPC

7

I. ALASAN PEMILIHAN TEMA :Menunjang kebijaksanaan management dalam rangka gerakan penghematan di segala bidang

Deskripsi : Urutan Proses Produksi Ne1 45’S P/C

POLYESTER COTTON

Blowing Blowing

Carding Carding

Pre Drawing Pre Drawing

Lap Former

Combing

Drawing I

Drawing II

Speed Frame

Ring Spinning

Winding

Heat Setting

Packing

Bidang Garapan AnggotaGKM Guriang sebagai Staf

Maintenance Mesin Winding dan Mesin Heat Setting

Jenis-jenis Oli yang dipakai di Mesin Winding dan Heat Setting:1. Vitrea 75 3. Tellus 102. Tellus 37 4. Turbo Oil 100

Page 8: I-6 Pengantar SPC

8

II. DATA INFORMATIF PEMAKAIAN OIL DI MESIN WINDING DAN HEAT SETTING PADA BULAN SEPTEMBER, OKTOBER DAN NOPEMBER 2007

No. Jenis OLI Jumlah Pemakaian DipergunakanSept. Okt. Nop. Pemakaian rata- rata di Mesin

1 VITREA 75 28 28 26 82 27,33 - Heat Setting- Winding- Compressor

2 TELLUS 37 32 20 28 80 26,67 - Heat Setting- Winding

3 TELLUS 10 6 6 6 18 6,00 - Winding

4 TURBO OIL 100 40 26 48 114 38,00 - Heat Setting(VITREA 68)

Bulan Diagram PARETO untuk Pemakaian OLI di Mesin Winding & Heat Setting

010

2030

405060

7080

90100

Jenis Oli

Pe

ma

kaia

n O

li

TURBO OIL 100

VITREA 75

TELLUS 37

TELLUS 10

66,67

93,88100,00

38,78

Data pada Diagram Pareto menunjukkan bahwa pemakaian Turbo Oil adalahPaling Tinggi dan dipakai pada mesin Heat Setting.

Page 9: I-6 Pengantar SPC

9

II.1. ANALISA FAKTOR PENYEBAB PEMAKAIAN TURBO OIL YANG TINGGI

- Diagram Sebab Akibat Pemakaian Turbo Oil T-100 yang Tinggi :

- Data Faktor Penyebab Pemakaian Turbo Oil T-100 yang Tinggi :

1. Faktor Mesin : 3.240 kali ( 88,6% )2. Faktor Manusia : 407 kali ( 11,1% )3. Faktor Metode : 7 kali ( 0,2% )4. Faktor Material : 1 kali ( 0,1% )

GKM Guriang akan menganalisaPemakaian Turbo Oil - T100yang disebabkan Faktor Mesin

Page 10: I-6 Pengantar SPC

10

II.2. ANALISA DATA CHECK SHEET PEMAKAIAN TURBO OIL DI MESIN HEAT SETTING PADA BULAN APRIL, MEI, JUNI,

DAN JULI 2007.

Tanggal Jumlah ( Liter )

1-Apr-2007 6812-Apr-2007 2022-Apr-2007 184-Mei-2007 95-Jun-2007 2016-Jun-2007 203-Jul-2007 1525-Jul-2007 15

Jumlah 185

Data Pengisian Turbo Oil - T 100

Check sheet pemakaian Turbo oil – T 100 sebelum dilakukan perbaikan Mesin Heat Setting, selama 101 hari kerja pada bulan April, Mei, Juni dan Juli tahun 2007

Secara Grafis data tersebut di atas dapat digambarkan sebagai berikut :

Rata-rata pemakaian bulananTurbo Oil – T 100 :

= 30/101 x 185 = 54,95 Ltr/Bln

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Tgl. Pengisian ( April s.d Juli )

Jum

lah

(L

tr)

Data Rata-rata

Page 11: I-6 Pengantar SPC

11

III. PENETAPAN TARGET

GKM GURIANG akan mentargetkan penurunan pemakaian TURBO OIL – T 100 sebesar :

P + 0,6 x ( T – P ) dimana : P = 55

T = 22,7

Target pemakaian yang akan dicapai adalah :

= 55 + 0,6 x ( 22,7 – 55 ) = 55 – 19,3= 35,7 LITER / BULAN

Target penurunan (penghematan) = 55 - 35,7 = 19,3 LITERKARENA YANG MENYEBABKAN PEMAKAIAN TINGGI OLI (BOROS) ADALAH FAKTOR MESIN, MAKA ANALISA PENYEBAB DILAKUKAN PADA MESIN HEAT SETTING

Page 12: I-6 Pengantar SPC

12

IV. ANALISA PENYEBAB

Faktor penyebab yang dapat mengakibatkan tingginya pemakaian oli pada mesinHeat Setting, dapat digambarkan melalui diagram sebab akibat sebagai berikut :

ANALISA DIAGRAM SEBAB AKIBAT MENJADI DASAR DALAM PEMBUATANRENCANA PENANGGULANGAN

Page 13: I-6 Pengantar SPC

13

V. RENCANA PENANGGULANGAN

No. MASALAH TARGET LOKASIJAWAB

1. FILTER BOX a Pembersihan kotoran atau 1 bulan 1 x 1 bulan 2 xendapan

b Check Packing Perbaikan Gantic Pembersihan Filter 1 bulan 1 x 1 bulan 2 xd Pembersihan tabung 1 bulan 1 x 1 bulan 2 x

2. PIPA a Pengerasan Mur 1 bulan 1 x 1 bulan 1 xb Pemasangan Seal Tape pada Tidak dipakai Setiap dibuka

sambungan pipa dipasangc Check kondisi pipa 1 bulan 1 x 1 bulan 1 x

3. M G V a Pembersihan katup 1 bulan 1 x 1 bulan 2 xb Check Coil MGV 1 bulan 1 x 1 bulan 2 x

4. TANK a Packing atau baut yang rusak Perbaikan Gantib Penurunan level :

- Oli maksimum 14,5 cm di atas pipa 7 cm di atas pipa- Oli minimum 5,5 cm di atas pipa 4,5 cm di atas pipa

c Penentuan Level :- Maksimum air Tidak ada 2,5 cm di bawah pipa- Minimum air Tidak ada 6 cm di bawah pipa

d Draint Air dibuang sampai Air dibuang sampaihabis level air minimum

CARA PENANGGULANGANJENIS PEKERJAAN

ADJAH

UJANG

LAMA BARUPENANGGUNG

UDIN S.

ANGGOTA GKM

1 HARI

1 HARI

1 HARI

1 MINGGU

HEAT SETTING

HEAT SETTING

HEAT SETTING

HEAT SETTING

Page 14: I-6 Pengantar SPC

14

VI. HASIL DARI PELAKSANAAN RENCANA

Tgl. Turbo Oil Tellus 37 Tellus 10 Vitrea 75

01-Apr 6812-Apr 2022-Apr 1804-Mei 9 10 4 1505-Jun 2016-Jun 2003-Jul 1525-Jul 15

Jumlah 185 90 30 92Rata-rata 54,95 26,73 8,91 27,33

30

25

25

8 30

10 25

8 22

Tgl. Turbo Oil Tellus 37 Tellus 10 Vitrea 75

1-Aug 3010-Aug 1031-Aug 77-Sep 10

14-Sep 530-Sep 1017-Oct 1028-Oct 101-Nov 7 6 - 4

Jumlah 99 81 19 84Rata-rata 32,28 26,41 6,20 27,39

25 5 20

20 6 30

30 8 30

Sebelum Perbaikan

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00

Turbo Oil Vitrea 75 Tellus 37 Tellus 10

Sesudah Perbaikan

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00

Turbo Oil Vitrea 75 Tellus 37 Tellus 10

Pemakaian Turbo Oil-T 100 sebelum dan sesudah penanggulangan perbaikan

- Sebelum perbaikan pengisian Turbo Oil per bulan = 54,95 Liter- Sesudah perbaikan pengisian Turbo Oil per bulan = 32,28 Liter- Terjadi penurunan pemakaian Turbo Oil sebanyak = 21,7 %

Page 15: I-6 Pengantar SPC

15

VI.1. HASIL YANG DIPEROLEH

DENGAN MENURUNKAN PEMAKAIAN TURBO OIL SEBANYAK 22,67 LTR SETIAP BULAN, BERARTI TELAH TERJADI PENGHEMATAN BIAYA PEMELIHARAAN MESINSEBESAR : (DATA TAHUN 2007)

= 22,67 x Rp. 2.700,- = Rp. 61.209,-(HARGA TURBO OIL-T 100 Rp. 2.700,- / LITER)

VI.2. KESIMPULAN

GKM GURIANG BERHASIL MENGHEMAT TURBO OIL – T 100 DARI 54,95 LTR/BLN MENJADI 32,28 LTR/BLN. SEHINGGA TERJADI PENGHEMATAN OLI SEBANYAK 22,67 LTR/BLN

TARGET PENGHEMATAN OLEH GKM GURIANG TERCAPAI (TERLAMPAUI), DARI YANG SEMULA DITARGETKAN SEBANYAK 19,3 LTR/BLN, REALISASINYA 22,67 LTR/BLN.BERARTI LEBIH HEMAT 3,37 LTR/BLN.

Page 16: I-6 Pengantar SPC

16

VII. STANDARISASI

1. PEMBERSIHAN FILTER BOX DAN MGV DILAKUKAN 1 BULAN 2 KALI.

2. PEMBUANGAN AIR DILAKUKAN OLEH CHECKER DAN MAINTENANCE DILAKUKAN SETIAP 3 KALI PROSES HEAT SETTING DENGAN 1 KALI PEMBUANGAN SAMPAI BATAS MINIMAL AIR.

3. PENGISIAN TURBO OIL – T 100 DITETAPKAN PADA BATAS MAKSIMAL, TIDAK BOLEH LEBIH.

4. PENGECEKAN PIPA OLI DILAKSANAKAN 1 BULAN 1 KALI

VIII. RENCANA BERIKUTNYA

MENANGGULANGI MASALAH OLI VITREA 75.

Page 17: I-6 Pengantar SPC

17

GAMBAR MESIN ASHIDA HEAT SETTING

Page 18: I-6 Pengantar SPC

18

8 Langkah untuk menggunakan 7 tools1. Bila terdapat banyak masalah, pilih dan kerjakanlah satu masalah

yang paling penting untuk diselesaikan terlebih dahulu. Alat yang digunakan :

- check sheet

- histogram

- diagram pareto

- peta kontrol

2. Cari penyebab dari masalah tersebut dengan melakukan brain storming. Alat yang digunakan :

- Cause-Effect Diagram (gambarkan masalah di sebelah kanan dan dugaan penyebabnya di sebelah kiri secara terstruktur)

3. Periksa, apakah sebab-sebab yang digambarkan diatas terbukti secara empiris setelah terlebih dahulu disaring sebab akibat yang kuantitatif. Alat yang digunakan

-Scatter Diagram

Page 19: I-6 Pengantar SPC

19

8 Langkah untuk menggunakan 7 tools

4. Cari sebab yang paling dominan. Alat yang digunakan :

- Check sheet

- Histogram

- Diagram Pareto

- Peta kontrol

5. Rencanakan pemecahan masalah dengan menggunakan formula 5W & 1H

6. Laksanakan secara konsisten dan periksa hasil perbaikan, kemudian bandingkan sebelum dan sesudah perbaikan. Alat yang digunakan :

- Check sheet

- Histogram

- Diagram Pareto

Page 20: I-6 Pengantar SPC

20

8 Langkah untuk menggunakan 7 tools

7. Cegah berulangnya masalah agar tidak terjadi lagi masalah yang sama dengan cara :

a. Tetapkan standar yang baru

b. Bila perlu ubah patokan-patokan yang lama

8. Kembali ke masalah semula (apakah masalah yang telah diperbaiki sudah bergeser / belum) jika sudah bergeser lanjutkan ke masalah berikutnya, jika belum / masih dominan ulangi cara pemecahan dengan menetapkan sasaran baru (target perbaikan yang baru)

Page 21: I-6 Pengantar SPC

Pengendalian Kualitas Proses Statistik,merupakan teknik penyelesaian masalah yang digunakan untuk:

memonitor, mengendalikan,

menganalisis, mengelola, dan

memperbaikiproduk dan proses dengan menggunakan metode-metode statistik

Page 22: I-6 Pengantar SPC

MENGAPA PERLU PENGENDALIAN PROSES?

Sebab: Produk / jasa yang dihasilkan ber’variasi”

VARIASI, adalah : ketidakseragaman produk / jasa yang dihasilkan

Istilah lain untuk Variasi adalah Variabilitas

Tidak mudah membuat dua produk yang “persis” samaPerbedaan ini disebut variasi

Variasi/variabilitas adalah MUSUH MUTU

Page 23: I-6 Pengantar SPC

Konsep terpenting dalam pengendalian kualitas statistik adalah

V A R I A B I L I T A Sdimana semua prosedur pengendalian kualitas statistik membuat keputusan berdasarkan sampel yang diambil dari populasi yang lebih besar

Page 24: I-6 Pengantar SPC

Variabilitas yang dimaksud adalah:1. Variabilitas antar sampel, misalnya

rata-rata atau nilai tengah2. Variabilitas dalam sampel, misalnya

range atau standar deviasi

Penghitungan variasi inilah yang kemudian menjadi dasar dari batas yang dihitung pada control chart (peta kontrol) dan banyaknya penerimaan yang digunakan dalam acceptance sampling

Page 25: I-6 Pengantar SPC

Ada DUA jenis penyebab terjadinya Variasi atau Kesalahan proses, yaitu:

1. Random cause / chance cause/ common cause (penyebab umum), yang sudah melekat pada proses. Misalnya, kondisi emosional karyawan, penurunan kinerja mesin, penurunan suhu udara, naik turunnya kelembaban udara,dsb

2. Assignable cause / special cause (penyebab khusus), yang merupakan kesalahan yang berlebihan. Misalnya, kesalahan penggunaan alat, kesalahan operator, kesalahan penyiapan mesin, kesalahan penghitungan, kesalahan bahan baku, dsb, yang tidak tampak dalam proses

Page 26: I-6 Pengantar SPC

Special cause variationVariasi yang tidak diinginkanAda penyebab khusus, penyebab ini bisa dikendalikanContoh: Variasi karena kondisi peralatan produksi yang tidak baik, kurang homogennya bahan baku, kurang cermatnya operator, dan lain-lain

Common cause variation Variasi yang secara natural “ada” dan “dapat diterima”Terjadi karena adanya variasi (normal) dari material, tool, mesin, operator, lingkunganContoh (Di industri secara umum): variasi yang disebabkan karena perubahan kelembaban, suhu, getaran, voltage

Page 27: I-6 Pengantar SPC

Idealnya, HANYA penyebab umum yang ditunjukkan atau yang tampak dalam proses, karena hal tersebut menunjukkan bahwa proses berada dalam kondisi stabil dan dapat diprediksi

Page 28: I-6 Pengantar SPC

Tujuan pokok Pengendalian Kualitas Proses Statistik,

adalah menyidik dengan cepat terjadinya sebab-sebab khusus atau pergeseran proses sedemikian, sehingga penyelidikan terhadap proses itu dan tindakan perbaikan dapat segera dilakukan sebelum terlalu banyak unit tidak sesuai yang diproduksi

Pengendalian kualitas proses statistik dikatakan berada dalam batas pengendalian APABILA hanya terdapat kesalahan yang disebabkan oleh penyebab umum

Tujuan akhir Pengendalian Kualitas Proses Statistik,

adalah menyingkirkan variabilitas dalam proses

Page 29: I-6 Pengantar SPC

Penyelesaian masalah dengan statistik mencakup DUA hal, yaitu:

1. Melebihi batas pengendalian ketika proses dalam kondisi terkendali, disebut kesalahan Tipe I (), atau dalam acceptance sampling dikenal dengan Risiko Produsen (menolak produk yang baik)

2. Tidak melebihi batas pengendalian ketika proses dalam kondisi di luar kendali, disebut kesalahan Tipe II (), atau dalam acceptance sampling dikenal dengan Risiko Konsumen (menerima produk yang buruk/cacat)

Page 30: I-6 Pengantar SPC

Prosedur pengendalian kualitas statistik,umumnya dirancang untuk meminimalkan Kesalahan Tipe I ()

Oleh karena itu, Peta Kontrol mengasumsikan bahwa proses

dalam batas pengendalian Acceptance Sampling mengasumsikan

bahwa produk dapat diterima tanpa kontradiksi dengan tingkat kepastian tinggi

Page 31: I-6 Pengantar SPC

Kesalahan Tipe I () dan Kesalahan Tipe II (), digambarkan dengan kurva karakteristik operasi (operating characteristic curve) atau lebih sering disebut Kurva OC

Kurva OC menunjukkan probabilitas penerimaan sebagai fungsi dari berbagai tingkatan kualitas

= 1- , dimana adalah probabilitas penerimaan (Pa) bila kualitas dapat diterima

Page 32: I-6 Pengantar SPC

Sistem Pengendali Kualitas

Pada kegiatan pengendalian kualitas, proses inspeksi dapat dilakukan pada saat:

a. Bahan baku masih ada di tangan pemasokb. Bahan baku sampai di tangan perusahaanc. Sebelum proses dimulaid. Selama proses produksi berlangsunge. Setelah proses produksif. Sebelum produk dikirim ke pelanggan

PemasokProses

produksiProdukAkhir

bahan baku produk ½ jadi

inspeksiinspeksi inspeksi

tolak

terima

Page 33: I-6 Pengantar SPC

Perusahaan mempunyai DUA pilihan inspeksi, yaitu:

1. Inspeksi 100%, yang berarti menguji:- semua bahan baku yang datang- seluruh produk selama masih dalam proses- seluruh produk jadi

2. Menggunakan teknik sampling, yaitu menguji HANYA pada produk yang diambil sebagai sampel dalam pengujian

masing-masing cara pengujian mempunyai kelebihan dan kekurangan

Page 34: I-6 Pengantar SPC

x

kelebihan kelemahan

Inspeksi 100%

Tingkat ketelitian lebih tinggi

•Produk rusak pada saat pengujian•Membutuhkan biaya, waktu, dan tenaga yang banyak

Teknik sampling

Menghemat biaya, waktu, dan tenaga

Tingkat ketelitian rendah menimbulkan risiko, baik pihak produsen, maupun pihak konsumen

Page 35: I-6 Pengantar SPC

Salah satu alat terpenting dalam statistical quality control) adalah :

Shewhart control chart (Peta Kontrol Shewhart) Dinamakan demikian karena teknik ini dikembangkan oleh

Dr.Walter A.Shewhart pada tahun 1920-an, sewaktu ia bekerja di Bell Telephone Laboratories

Kelebihan teknik Shewhart terletak dalam kemampuannya untuk memisahkan assignable causes (sebab-sebab terusut/khusus) dari quality variation (keragaman mutu/umum)

Hal ini memungkinkan: Dilakukan diagnosis dan koreksi terhadap gangguan

produksi Meningkatkan mutu produks secara berarti Mengurangi spoilage (bagian yang rusak) atau rework

(pengerjaan ulang)

Control Chart – Peta Kontrol

Page 36: I-6 Pengantar SPC

Dengan mengidentifikasi beberapa keragaman mutu sebagai keragaman acak yang tak terhindarkan, Peta Kontrol dapat memberitahu :

◦ Kapan suatu proses harus dibiarkan begitu saja, sehingga mencegah frekuensi tindakan penyesuaian yang tak perlu, yang cenderung menambah keragaman proses dan bukan menurunkannya

◦ Kemungkinan untuk mengambil keputusan yang lebih baik tentang toleransi teknik dan pembandingan yang lebih baik antara berbagai alternatif rancangan dan antara berbagai metode produksi

Control Chart – Peta Kontrol

Page 37: I-6 Pengantar SPC

Control Chart

Untuk menentukan apakah proses berada dalam pengendalian (terkendali), digunakan alat yang disebut control chart (peta kontrol), yaitu gambar sederhana, terdiri dari TIGA garis,

Out of control

Upper Control Limit(Batas Pengendali Atas)

Center Line(Garis Pusat)

Lower Control Limit(Batas Pengendali Bawah)

Page 38: I-6 Pengantar SPC

Peta Kontrol merupakan peragaan grafik suatu karakteristik kualitas yang telah diukur atau dihitung dari sampel terhadap nomor sampel dan waktu

Batas-batas pengendali dipilih sedemikian rupa, sehingga apabila proses TERKENDALI, maka hampir semua titik-titik sampel akan jatuh diantara kedua garis (UCL & LCL)

Jika ada satu titik saja terletak diluar batas pengendali, maka diinterpretasikan sebagai fakta bahwa proses tidak terkendali, dan diperlukan tindakan penyelidikan dan perbaikan untuk mendapatkan dan menyingkirkan penyebabnya

Control Chart – Peta Kontrol

Page 39: I-6 Pengantar SPC

Peta Kontrol dapat diklasifikan ke dalam DUA tipe umum, yaitu:

1. Peta Kontrol Variabel, untuk karakteristik kualitas yang dapat diukur dan dinyatakan dalam bilangan (Peta x-R & Peta x-S)

2. Peta Kontrol Atribut, untuk karakteristik yang tidak diukur dengan skala kuantitatif,melainkan menilai produk sebagai “sesuai” atau “tidak sesuai”, atas dasar apakah produk itu memiliki atau tidak memiliki sifat tertentu, atau kita dapat mencatat banyak yang tidak sesuai (cacat), yang tampak pada suatu unit produk

Control Chart – Peta Kontrol

Page 40: I-6 Pengantar SPC

Perbandingan Control Chart

Pengukuran Statistik

Peta Kontrol untuk Data

Variabel

Peta Kontrol untuk Data Atribut (%)

Peta Kontrol untuk Data

Atribut (jumlah)

Jenis data yang dibutuhkan

Data Variabel (pengukuran nilai-nilai karakteristik)

Data Atribut (banyaknya unit produk yang cacat)

Data Atribut (banyaknya kesalahan dalam setiap unit produk)

Gambaran penerapan secara umum

Pengendalian karakteristik individu

Pengendalian seluruh bagian kesalahan proses

Pengendalian seluruh kesalahan tiap unit produk

Ukuran sampel

Biasanya 4 atau 5 unit setiap kali observasi atau setiap sub kelompok

Menggunakan hasil inspeksi tertentu atau sampel dari 25, 50,100 unit,dst

Beberapa unit produk cacat

Page 41: I-6 Pengantar SPC

Perbandingan Control Chart

Pengukuran Statistik

Peta Kontrol untuk Data

Variabel

Peta Kontrol untuk Data Atribut (%)

Peta Kontrol untuk Data

Atribut (jumlah)

Manfaat yang penting

Penggunaan secara maksimum informasi yang tersedia dari dataPenyediaan informasi secara mendetail pada data-data proses dan penyimpangan dari pengendalian dimensi-dimensi individu

Data yang dibutuhkan seringkali sudah tersedia dari laporan inspeksiMudah dipahami seluruh personilMenyediakan seluruh gambaran kualitas

Data yang dibutuhkan seringkali sudah tersedia dari laporan inspeksiMudah dipahami seluruh personilMenyediakan seluruh gambaran kualitas

x

Page 42: I-6 Pengantar SPC

Perbandingan Control Chart

Pengukuran Statistik

Peta Kontrol untuk Data

Variabel

Peta Kontrol untuk Data Atribut (%)

Peta Kontrol untuk Data

Atribut (jumlah)

Kelemahan yang perlu diingat

Tidak dapat dipahami tanpa pelatihanDapat menyebabkan kebingungan untuk membedakan antara batas-batas pengendalian dengan batas-batas toleransiTidak dapat digunakan pada tipe data cacat atau baik

Tidak menyediakan informasi secara mendetail untuk pengendalian karakteristik individuTidak mengenal tingkat kesalahan yang berbeda pada unit-unit produk tersebut

Tidak menyediakan informasi secara mendetail untuk pengendalian karakteristik individu