Hyaluronic Acid Injectable Filler

14
1 Bagian 13: Kulit dan Facial Resurfacing BAB 74 Hyaluronic acid injectable filler Jennifer L. Walden dan Walter Lampeter Sejarah Hyaluronic acid (HA) adalah komponen glikoaminoglikan alami yang bersifat sangat hidrofilik dan tidak memiliki varians dibanding dengan filler lainnya. Komponen ini membentuk polisakarida linier larut air yang terdiri dari unit berulang dari N- acetylglucosamine dan D-glucuronic acid. HA berperan sebagai komponen structural utam dari ruang ekstraseluler dalam kulit, mengikat air untuk mempertahankan volume dan viskoelastisitas. Terdapat dua kategori dari HA yang tersedia secara komersial sebagai dermal fillers. Pertama adalah derivat hewan (seperti Hylaform Gel, Genzyme Corp., Cambridge, MA), yang diperoleh dari jengger ayam jantan biakan khusus, sementara yang kedua adalah biosintetis dari kultur fermentasi bakteri Streptococcus seperti Restylane (Medicis, Scottsdale, AZ) dan Juvaderm (Allergan Inc., Irvine, CA). Tidak seperti kolagen, kemungkinan spesies dan jaringan homogen membuat potensi reaksi imunologis dengan biopolimer ini secara signifikan lebih kecil. Skin testing karena itu tidak secara rutin dilakukan. Bagaimanapun cara mendapatkannya, HA yang tidak terikat mengalami degradasi cepat dalam tubuh, denganwaktu paruh 24-48 jam. Untuk memberikan manfaat klinis, HA harus “distabilisasi” dengan cross-linking molekul untuk menjaga daya tahan dalam kulit dan jaringan lain, tanpa mengorbankan biokompabilitas. Dengan proses khas dari cross-linking tersebut HA mengembangkan karakteristik persistennya secara in vivo, sehingga membuatnya cocok untuk augmentasi jaringan lunak. Pada tahun 1996, non-animal stabilized hyaluronic acid (NASHA) ditempatkan pada pasar Eropa dengan merk dagang Restylane dan mendapat respon yang baik karena lebih tahan lama dibanding filler kolagen. Dalam sebuah studi acak yang dilaporkan pada tahun 2003, Restylane dibandingkan dengan Zyplast (kolagen sapi; Inamed Aesthetics, Inc. Santa Barbara, CA.). Studi ini menunjukkan “superioritas” Restylane dibanding Zyplast dengan menggunakan Wrinkle Severity Rating Scale (WSRS) “pada semua titik waktu dan pada 6 bulan” (Narins et al., 2003). Penelitian ini juga mendemontstrasikan profil keamanan dan instrumental untuk persetujuan FDA di Amerika Serikat kemudian pada tahun itu. Berdasarkan pada sebuah analisis statistik oleh American Society of Aesthetic Plastic Surgery , terdapat 1,593,554 prosedur injeksi HA yang dilakukan di Amerika Serikat selam tahun 2006, yang membuatnya menjadi prosedur kosmetik paling populer kedua dalam spesialisasi kami. Saat ini, baik NASHA maupun animalderived HA dipasarkan oleh berbagai sumber di seluruh dunia. Produk individual bervariasi tergantung pada ukuran partikel, konsentrasi HA, dan juga derajat cross-linking. Atribut tersebut berhubungan dengan kemampuan koreksi produk, karakteristik aliran, dan sepertinya, durasi (Tabel 74.1).

description

For Plastic Surgery

Transcript of Hyaluronic Acid Injectable Filler

Page 1: Hyaluronic Acid Injectable Filler

1

Bagian 13: Kulit dan Facial Resurfacing

BAB 74

Hyaluronic acid injectable filler Jennifer L. Walden dan Walter Lampeter

Sejarah

Hyaluronic acid (HA) adalah komponen glikoaminoglikan alami yang bersifat sangat

hidrofilik dan tidak memiliki varians dibanding dengan filler lainnya. Komponen ini

membentuk polisakarida linier larut air yang terdiri dari unit berulang dari N-

acetylglucosamine dan D-glucuronic acid. HA berperan sebagai komponen structural utam

dari ruang ekstraseluler dalam kulit, mengikat air untuk mempertahankan volume dan

viskoelastisitas.

Terdapat dua kategori dari HA yang tersedia secara komersial sebagai dermal fillers. Pertama

adalah derivat hewan (seperti Hylaform Gel, Genzyme Corp., Cambridge, MA), yang

diperoleh dari jengger ayam jantan biakan khusus, sementara yang kedua adalah biosintetis

dari kultur fermentasi bakteri Streptococcus seperti Restylane (Medicis, Scottsdale, AZ) dan

Juvaderm (Allergan Inc., Irvine, CA). Tidak seperti kolagen, kemungkinan spesies dan

jaringan homogen membuat potensi reaksi imunologis dengan biopolimer ini secara

signifikan lebih kecil. Skin testing karena itu tidak secara rutin dilakukan. Bagaimanapun cara

mendapatkannya, HA yang tidak terikat mengalami degradasi cepat dalam tubuh,

denganwaktu paruh 24-48 jam. Untuk memberikan manfaat klinis, HA harus “distabilisasi”

dengan cross-linking molekul untuk menjaga daya tahan dalam kulit dan jaringan lain, tanpa

mengorbankan biokompabilitas. Dengan proses khas dari cross-linking tersebut HA

mengembangkan karakteristik persistennya secara in vivo, sehingga membuatnya cocok

untuk augmentasi jaringan lunak.

Pada tahun 1996, non-animal stabilized hyaluronic acid (NASHA) ditempatkan pada pasar

Eropa dengan merk dagang Restylane dan mendapat respon yang baik karena lebih tahan

lama dibanding filler kolagen. Dalam sebuah studi acak yang dilaporkan pada tahun 2003,

Restylane dibandingkan dengan Zyplast (kolagen sapi; Inamed Aesthetics, Inc. Santa Barbara,

CA.). Studi ini menunjukkan “superioritas” Restylane dibanding Zyplast dengan

menggunakan Wrinkle Severity Rating Scale (WSRS) “pada semua titik waktu dan pada 6

bulan” (Narins et al., 2003). Penelitian ini juga mendemontstrasikan profil keamanan dan

instrumental untuk persetujuan FDA di Amerika Serikat kemudian pada tahun itu.

Berdasarkan pada sebuah analisis statistik oleh American Society of Aesthetic Plastic Surgery,

terdapat 1,593,554 prosedur injeksi HA yang dilakukan di Amerika Serikat selam tahun 2006,

yang membuatnya menjadi prosedur kosmetik paling populer kedua dalam spesialisasi kami.

Saat ini, baik NASHA maupun animalderived HA dipasarkan oleh berbagai sumber di

seluruh dunia. Produk individual bervariasi tergantung pada ukuran partikel, konsentrasi HA,

dan juga derajat cross-linking. Atribut tersebut berhubungan dengan kemampuan koreksi

produk, karakteristik aliran, dan sepertinya, durasi (Tabel 74.1).

Page 2: Hyaluronic Acid Injectable Filler

Bagian 13: Kulit dan facial resurfacing

Bedah Plastik Estetika

2

Tabel 74.1. Produk hyaluronic acid - sifat fisik

Pabrik Produk Ukuran

Partikel

Konsentrasi

HA

Derajat

cross-linking

Medicis (Scottsdale, AZ) Restylane ~ 250 µm 20 mg/mL < 1 %

Medicis (Scottsdale, AZ) Perlane 940-1090 µm 20 mg/mL < 1 %

Allergan Inc. (Irvine, CA) Juvederm Ultra Bervariasi 24 mg/mL 6 %

Allergan Inc. (Irvine, CA) Juvederm Ultra Plus Bervariasi 24 mg/mL 8 %

Evaluasi fisik

1. Kontraindikasi yang mungkin terhadap penanganan seperti kelainan perdarahan tidak

terkontrol, riwayat keloid, alergi yang berhubungan dan lain-lain.

2. Penggunaan NSAID dan produk herbal tertentu yang dapat membuat peningkatan memar,

dan seharusnya dihindari jika tidak layak sama sekali.

3. Apakah tujuan dan ekspektasi pasien?

4. Apakah terdapat limitasi pasien dalam hal “down time”?

5. Dapatkan hal tersebut dicapai dengan filler berdasar hyaluronic acid (HA)?

6. Tipe dan kedalaman defek (menentukan penempatan produk).

7. Ukuran defek (menentukan volume produk).

8. Kebutuhan anestesi - topikal, infiltrasi, dan/atau nerve block.

Anatomi

Penuaan wajah umumnya dikarakteristikan dengan kehilangan volume kutan dan subkutan.

Hal ini disebabkan oleh resorpsi tulang wajah dan atrofi lemak subkutan. Sebagai tambahan,

terdapat penipisan dermis dengan pronounced elastosis dan reduksi progresif HA. Faktor

tersebut dikombinasikan untuk membentuk stigmata estetis yang jelas dari wajah tua, seperti

kerutan dan kekenduran kulit, juga peningkatan penonjolan landmark tulang dan struktur

vaskular (Gambar. 74.1).

Gambar. 74.1. Wajah muda vs tua.

Page 3: Hyaluronic Acid Injectable Filler

BAB 74: Hyaluronic acid injectable filler

3

Semakin bantalan lemak malar semakin turun dengan usia, lipatan kulit dan jaringan

subkutan berkembang dan secara progresif semakin menonjol, membuat lipatan nasolabial.

Demikian pula, lipatan labiomental atau "garis marionette" membentuk jaringan lunak wajah

yang lebih rendah, bermigrasi secara inferomedial, menciptakan sulkus relatif di daerah

prejowl. Ptosis alis memberikan kompensasi kontraksi istirahat dari otot frontalis, yang

menghasilkan transverse rhytides yang dinamis dan persisten dari dahi. Selain itu, animasi

ulang dari otot corrugator dan procerus otot akhirnya menimbulkan tanda vertical rhytides

dari kompleks glabellar.

Lipatan nasojugal atau “tear trough,” terbentuk dari triangular gap yang berada antara m.

orbicularis oculi dan angular head dari m. quadratus labii superior. Struktur tersebut

bergabung membentuk depresi sepanjang tepi orbital. Dalam penuaan, terdapat lekukan

progresif pada daerah ini yang dibentuk oleh attachments dari septum orbita ke aspek

inferomedial dari tepi orbita. Efek dari perubahan anatomis ini secara umum diperburuk pada

individu dengan underdevelopment kongenital dari suborbital malar complex, dan mungkin

terkait dengan pseudoherniation dari bantalan lemak orbita sehingga defek ini menjadi lebih

menonjol.

Sebagai titik fokus wajah, bibir ketika penuh dan proporsinya baik memiliki riwayat yang

berhubungan dengan kemudaan dan sensualitas. Dengan bertambahnya usia, lemak dan atrofi

otot digabungkan dengan resorpsi tulang pada mandibular dan maxilla dengan hasil involusi

umum struktur perioral.

Terdapat ptosis commisura dengan peningkatan penampakan gigi bagian bawah. Fitur-fitur

tersebut ditegaskan oleh aksi depressor anguli oris dan depressor labii inferior, yang

berfungsi untuk menarik ke bawah bibir bawah dan sudut mulut, menghasilkan penampilan

muram dan uninviting.

Secara tradisional, perubahan anatomis tersebut sebagian besar dikoreksi dengan modalitas

bedah yang eksklusif (misalnya rhytidectomy), dan kami percaya surgical facelift tetap

menjadi gold standard untuk mengatasi kulit longgar dan kulit tua dari wajah. Akan tetapi

baru-baru ini, pendekatan “sinergis” untuk mengatasi kulit longgar dan berlebih, juga

kehilangan volume menjadi menguntungkan. Dalam filosofi ini pemulihan volumetrik

dengan filler HA telah menjadi hasil yang baik. Selain itu, terapi suntik menawarkan pilihan

pengobatan untuk pasien yang bukan kandidat, atau tidak mau menjalani operasi estetika

elektif.

Langkah teknis

Terdapat berbagai teknik yang dapat digunakan untuk menginjeksi produk HA. Metode

tersebut bervariasi tergantung area yang digunakan dan juga preferensi injektor. Yang paling

umum, teknik “serial puncture” atau “linear threading” digunakan, terutama ketika

menangani lipatan nasolabial, rhytides spesifik atau batas bibir. Dengan memasukkan seluruh

jarum dan menginjeksi sambil menariknya, seperti pada threading, kami telah menambahkan

keuntungan situs puncture yang lebih sedikit. Kami sering menggabungkan kedua metode

dalam pendekatan “serial threading”, yang juga memerlukan titik injeksi yang lebih sedikit,

tetapi membuat penempatan yag lebih tepat untu produk filler. (Gambar. 74.2, 74.3). Dengan

selalu menjaga gerakan jarum selama injeksi, deposisi halus dan predictable dapat tercapai.

Page 4: Hyaluronic Acid Injectable Filler

Bagian 13: Kulit dan facial resurfacing

Bedah Plastik Estetika

4

Gambar. 74.2. Teknik injeksi serial puncture.

Gambar. 74.3. Teknik injeksi linear threading.

Untuk area datar yang lebih luas seperti malar prominence atau pipi, injeksi “fanning”

pattern sering bermanfaa. Seperti dalam threading, jarum dimasukkan seluruhnya, dan filler

dikeluarkan ketika ditarik. Sebelum pelepasan dari tempat injeksi, lintasan diarahkan kembali

dengan pola radial dan diulang, tidak seperti gerakan cannula dalam prosedur suction

lipectomy. Konfugurasi ini dapat mencapai 90 derajat, dalam variasi teknik “cross-hatch”

menyediakan pengisian volume secara seragam (Gambar. 74.4 dan 74.5).

Gambar. 74.4. Teknik injeksi fanning pattern.

Page 5: Hyaluronic Acid Injectable Filler

BAB 74: Hyaluronic acid injectable filler

5

Gambar. 74.5. Teknik injeksi cross-hatch.

Area yang paling umum ditangani untuk augmentasi jaringan ikat dengan HA adalah lipatan

nasolabial, yang saat ini menjadi satu-satunya situs yang disetujui dan digunakan untuk

injeksi oleh FDA. Tempat ini juga merupakan tempat yang masuk akal untuk penyuntik

pemula untuk mendapatkan pengalaman dalam menggunakan filler HA, karena dapat

dimaafkan. Koreksi biasanya dicapai dengan injeksi bilateral 1-3 mL, tergantung keparahan.

Sering kali, terdapat ketidaksimetrisan dalam lipatan tersebut yang harus digunakan dalam

rencana penanganan untuk hasil yang optimal. Koreksi berlebihan, namun kurang percaya

diri, dapat menghasilkan penampilan yang tidak natural yang diperjelas ketika kontrkasi otot. Hal ini menjadi kunci penting bahwa produk ditempatkan pada dermis dalam untuk

menghindari menjadi terlihat dan diinjeksikan sedikit inferomedial menuju lipatan itu sendiri

untuk mencegah eksaserbasi dari deformitas. Teknik fanning berlapis bekerja dengan baik

dalam aspek superior pada palikasi ini, dimana volume umumnya diperlukan (Gambar. 74.6-

74.9).

Gambar. 74.6 dan Gambar 74.7. Rencana injeksi tear troughs, lipatn inframalar bilateral dan lipatan

nasolabial pada wanita berusia 38 tahun yang mengkomplain kekurangan volume pada wajahnnya.

Hal ini umum untuk pasien yang meminta koreksi lipatan nasolabial atau “garis marionette”

pada perbatasan dengan daerah nasolabial. Umumnya, 1-2 mL merupakan volume yang

cukup untuk mengatasi keduanya sisi. Seperti teknik yang dijelaskan sebelumnya, titik kunci

adalah tetap dalam dermis dalam dan inferomedial dari lipatan. Ketika koreksi diarahkan

pada dasar lipatan, sepanjang mandibula restorasi volume ke rejowl sulcus sering

Page 6: Hyaluronic Acid Injectable Filler

Bagian 13: Kulit dan facial resurfacing

Bedah Plastik Estetika

6

menghasilkan efek yang meremajakan. Hal ini sangat membantu dalam mengatasi

penampilan “dagu penyihir”, dan pada pasien tertentu malah dapat membantu dalam modest

redraping kulit submental.

Gambar. 74.8. Gambar langsung setelah injeksi 1,0 mL Restylane pada lipatan nasolabial bilateral (0,5 mL

setiap lipatan), 1,5 mL pada lekukan inframalar dan 0,6 mL pad tear trough.

Keunggulan aspek lipatan labiomental berhubungan dengan oral commissures, dan lalu, bibir

itu sendiri. Ketika menginjeksi area ini, “fanning” pattern diarahkan menuju vermillion

border bolsters dan membantu menaikkan oral commissures.

Gambar. 74.9. Tiga bulan setelah prosedur.

Seringkali situs voracious untuk suntikan, daerah yang relatif sederhana di bawah oral

commissures mungkin memerlukan volume substansial (1 mL bilateral total) untuk mencapai

titik akhir terapi. Dalam hal menginjeksi bibir itu sendiri pasien mungkin ingin merestorasi

kehilangan volume, pembesaran, atau dalam beberapa mode lain, untuk membentuk kembali

kontur bibir. Ketika mencari penanganan daerah ini, pasien sering mengatakan

keprihatinannya tentang penampilan "seperti ikan". Dalam hal ini, komunikasi dengan pasien

untuk menetapkan tujuan pengobatan tidak bisa terlalu ditekankan.

Page 7: Hyaluronic Acid Injectable Filler

BAB 74: Hyaluronic acid injectable filler

7

Gambar. 74.10. Tampilan profil dari seorang wanita 25 tahun dengan bibir tipis dan defisiensi rahang atas

horisontal.

Augmentasi bibir dicapai dengan baik dengan menginjeksi sepanjang perbatasan mukosa,

sementara pengisian volume vermilion tidak hanya membantu dalam mendefinisikan bibir

tetapi juga juga bermanfaat dalam meminimalisasi vertical rhytides yang sering disebut

sebagai "smoker’s lines". Pendekatan ini biasanya lebih disukai untuk penanganan individual

masing-masing vertical rhytid, dan perbatasan bibir merupakan area yang ideal untuk

menerapkan salah satu teknik threading yang dibahas sebelumnya. Augmentasi jaringan

lunak bibir atas serta struktur atas tambahan berguna dalam mengurangi aesthetic deformity

of maxillary hypoplasia (Gambar. 74.10, 74.11). Cupid’s bow, philtral columns dan

komisura sangat umum ditangani, dan dapat dimodifikasi sesuai keinginan, namun perlu

diingat bahwa estetika bibir yang ideal mungkin memiliki banyak interpretasi (Gambar.

74.12-74.20).

Gambar. 74.11. Sebuah contoh bagaimana jumlah filler HA yang relatif kecil (0,7 mL) pada bibir atas dapat

membantu mengatasi defisiensi rahang atas (segera setelah injeksi).

Sementara memulihkan volume untuk mengurangi garis-garis dinamis di daerah perioral,

salah satu yang harus dipertimbangkan adalah terapi adjuvant dengan Botox (Allergan Inc,

Irvine, CA). Toksin botulinum mengurangi tekanan pada orbicularis oris contracts, dan dapat

terlibat secara independen dari filler untuk menaikkan bibir dan mengurangi vertical rhytides.

Diberikan bersamaan dengan HA, Botox memberikan manfaat tambahan berupa curtailing

migration dari produk filler sebagai hasil dari animasi intens, sehingga memperpanjang

durasinya. Apabila menggunakan Botox di daerah ini, pendekatan konservatif adalah kunci

Page 8: Hyaluronic Acid Injectable Filler

Bagian 13: Kulit dan facial resurfacing

Bedah Plastik Estetika

8

untuk mencegah inkontinensia oral. Umumnya diinjeksikan sepanjang vermilion border, dua

unit pada setiap puncak bibir atas, dan satu unit langsung di bawah aspek lateral piriform

aperture cukup untuk melengkapi efek filler HA.

Gambar. 74.12. Foto preprocedural yang menunjukkan defisiensi proporsi bibir atas dan bawah.

Gambar. 74.13. Lima minggu setelah injeksi 1,0 mL Restylane pada bibir atas dan aspek lateral dari bibir

bawah /oral commissures.

Mirip dengan rhytides alis, glabella dan “crow’s feet” terutama terkait dengan kontraksi otot

dan kemudian merespon baik terhadap chemodenervation. Sekali aspek dinamis dari aktivitas

otot telah ditangani dengan baik, residual creasing kulit apapun dapat diatasi dengan bahan

filler. Lalu, penting untuk diingat bahwa tanpa mereduksi kontraksi otot dengan Botox, efek

estetikanya dapat berkurang hanya dengan keriput pada glabellar.

Gambar. 74.14, 74.15, 74.16. Foto preprocedural dari wanita uang ingin melakukan augmentasi bibir, dengan

riwayat injeksi sebelumnya

Page 9: Hyaluronic Acid Injectable Filler

BAB 74: Hyaluronic acid injectable filler

9

.

Mungkin salah satu area yang paling menantang untuk ditangani dengan produk HA adalah

lipatan nasojugal atau tear trough. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, perubahan

anatomi yang disebabkan proses penuaan pada pelebaran penurunan sekitar tepi orbital.

Pasien muda memiliki kelebihan dalam kebutuhan restorasi volume yang lebih sedikit, juga

memiliki jaringan yang lebih substansial. Pada pasien tua, defek dapat bertambah secara

lateral, mereka membutuhkan bahan filler dalam jumlah besar untuk mencapai hasil

estetikanya dan semakin tipis jaringan semakin menunjukkan hasil yang tidak sempurna.

Gambar. 74.17. Gambar segera setelah injeksi total 1,0 mL Restylane (0,5 mL per bibir).

Gambar. 74.18, 74.19, 74.20. Empat minggu setelah prosedur injeksi bibir. Satu minggu setelah injeksi 1,0 mL

Radiesse pada lipatan nasolabial bilateral.

Konsep utama yang harus diingat ketika menangani area ini adalah injeksi yang lebih dalam

sangatlah direkomendasikan. Hal ini dikatakan karena beberapa praktisi berpengalaman telah

melaporkan keberhasilan menginjeksi lebih superfisial selama beberapa waktu, menggunakan

jarum 32 Ga untuk secara mekanis mengurangi ukuran partikel. Penempatan filler HA

superfisial, terutama pada daerah kulit tipis transparan, dapat menimbulkan irregularitas dan

juga efek Tyndall, yang merupakan perubahan warna kebiruan yang disebabkan oleh sifat

optic gel HA. Untuk meminimalisasi risiko masalah tersebut, produk dapat diletakkan dalam

parsel kecil sepanjang tepi orbital pada level supraperiosteal, atau paling tidak sedalam otot

orbicularis. Sebuah teknik injeksi anterograde bekerja dengan baik untuk mengganti struktur

vascular dan menhindari gangguannya (Gambar. 74.21–74.24). Seperti pada sebagian besar

pasien tidak dapat mentoleransi prosedur ini dengan hanya naestesi topical, sebuah

infraorbital nerve block digabungkan dengan epinephrine bekerja baik untuk memberikan

rasa nyaman dan mengurangi ecchymosis, yang dapat diperpanjang pada daerah periocular.

Page 10: Hyaluronic Acid Injectable Filler

Bagian 13: Kulit dan facial resurfacing

Bedah Plastik Estetika

10

Gambar. 74.21. dan 74.22. Foto preprocedural wanita yang ingin melembutkan tear troughs.

Gambar. 74.23. dan 74.24. Segera setelah injeksi total 1,2 mL Restylane (0,6 mL per trough).

HA bekerja sangat baik untuk “sculpting” secara detil. Segmen diskrit dapat dibentuk

sehingga menghasilkan penampilan yang sangat alami di daerah seperti nasal tips, dan

irregularitas setelah Rhinoplasty. Produk HA telah sukses menemukan aplikasi tambahan

dalam peningkatan depressed scars, dan subincision dapat dilakukan dengan jarum injeksi

untuk secara minimal merusak jaringan yang lengket. Untuk luka sikatrik yang lebih parah,

ujung dari jarum 22 Ga dapat dibengkokkan pada 90 derajat dengan needle driver steril dan

dimasukkan ke dalam defek. Dengan menggunakan gerakna reciprocal "twirling" bekas luka

dapat dilepaskan dari jaringan di bawahnya dengan pola melingkar. Daerah penanganan

kemudian dapat disuntik dengan bahan filler untuk koreksi penuh.

Selain untuk area-area yang biasa ditangani, beberapa praktisi yang inovatif telah melaporkan

keberhasilan penggunaan filler HA untuk koreksi volume lipoatrofi wajah. Pemanfaatan filler

HA di tangan dan kaki juga telah dijelaskan dalam literatur. Meskipun pembahasan rinci dari

penggunaan ini adalah di luar lingkup BAB ini, penting untuk dicatat bahwa ketika

menangani daerah yang relatif besar dengan injeksi volume tinggi, pemeliharaan sering dan

biaya keuangan untuk koreksi jangka pendek dapat hadir sebagai hambatan untuk retensi

pasien. Hal ini adalah pertimbangan tertentu karena produk ini tampaknya dimetabolisme

lebih cepat ketika disimpan ke dalam jaringan subkutan. Untuk alasan ini, meskipun layak

dengan produk HA autolog lemak atau mungkin durasi filler yang lebih lama mungkin

menjadi pilihan yang lebih tepat dalam aplikasi ini sampai ada kemajuan teknologi yang

menghasilkan HA yang secara signifikan bekerja lebih lama.

Page 11: Hyaluronic Acid Injectable Filler

BAB 74: Hyaluronic acid injectable filler

11

Perawatan post-operatif

Setelah operasi, dokter memijat lembut situs penanganan untuk menilai irregulritas dan

sekaligus mengoreksi mereka dengan tekanan digital. Manipulasi ini tidak mengubah sifat

atau menghilangkan bahan, melainkan untu memodifikasi koreksi kontur. Setelah itu,

kompres dingin digunakan untuk meminimalisasi baik pembengkakan maupun potensi untuk

memar. Pasien diinstruksikan untuk memberikan kompres dingin berulang sesering mungkin,

dan menghindari manipulasi situs penanganan selama enam jam berikutnya. Juga, pasien

tidak boleh terlibat dalam setiap aktivitas berat atau mengkonsumsi minuman beralkohol

selama jangka waktu tersebut untuk meminimalisasi vasodilatasi. Biasanya, edema dan

eritema hilang dalam waktu kurang dari tujuh hari, selama periode ini, paparan panas atau

sinar matahari harus dihindari. Follow up umumnya dijadwalkan selama dua minggu ke

depan untuk mengevaluasi hasil dan melakukan "touch-up" jika diperlukan. Seperti biasa,

pasien disarankan untuk menghubungi dokter sebelum jadwal pertemuan berikutnya jika

mereka memiliki pertanyaan atau masalah.

Komplikasi

Reaksi yang paling umum dari implantasi HA adalah eritema, edema dan rasa tidak nyaman,

yang biasanya hilang dengan sendirinya selama beberapa hari. Gel HA, tidak seperti filler

kolagen tradisional, menyediakan minimal hemostasis dan akan berujung dengan adanya

memar (Gambar. 74.25). Liberal icing setelah prosedur dapat bermanfaat karena hal tersebut.

Sepeerti pada prosedur lain dalam bedah estetika, kepuasan pasien dihubungkan dengan

pemilihan pasien yang baik, dan penanganan ekspektasi. Hal ini penting bahwa pasien

memahami risiko, manfaat dan alternatif injeksi dengan produk HA, dan mau menerima

down-time dan juga komplikasi potensial. Foto preprocedural harus diambil untuk tujuan

medical-legal juga untuk mengevaluasi koreksi saat follow up.

Gambar. 74.25. Hematom setelah injeksi filler HA dan setelah penekanan/pijat berlebihan untuk

“menglembutkan” bahan.

Filler HA dapat menyediakan hasil estetika suboptimal karena ketidaktepatan penempatan.

Koreksi berlebih atau lumps dapat diatasi dengan pijatan, tapi pada beberapa kasus

diperlukan ekstraksi menggunakan jarum 18 Ga atau pisau #11. Beberapa dokter menginjeksi

preparat hyaluronidase seperti Vitrase (ISTA Pharmaceuticals, Irvine, CA) untuk melarutkan

kelebihan bahan HA, dan laporan dosis berbeda dari 10-30 U terbukti bermanfaat (Matarasso

et al., 2006). Perlu diingat bahwa penggunaan off label dari produk dan bahwa produk berasal

Page 12: Hyaluronic Acid Injectable Filler

Bagian 13: Kulit dan facial resurfacing

Bedah Plastik Estetika

12

dari domba, sehingga disarankan melakukan skin testing. Secara umum, durasi jangka pendek

dari filler tersebut sering membuat kesabaran menjadi intervensi terbaik hingga saat ini.

Infeksi bakteri yang sangat jarang terjadi, tetapi herpes flareup juga dapat mempengaruhi

tempat injeksi jika terjadi. Hal ini ditangani dengan antivirus; Namun, perlu diketahui sejak

dini untuk menghindari komplikasi yang signifikan. Banyak praktisi memberikan penanganan

profilaksis kepada pasien dengan riwayat cold sores, untuk mengurangi risiko outbreak

setelah injeksi. Hal ini dapat dicapai dengan pemberian famciclovir 500 mg peroral dua kali

sehari. Pasien umumnya mulai meminum obat satu hari sebelum prosedur, dan dipertahankan

pada rejimen selama 5-7 hari.

Terakhir, komplikasi yang jarang tetapi berpotensi merugikan terkait dermal fillers adalah

embolisasi vascular. Ketika menginjeksi produk tersbut dengan jarum tajam, mungkin terjadi

deposit bahan dalam sebuah arteri dan menghambat aliran darah. Dalam kasus yang berat, hal

ini menjadi full thickness necrosis dan hilangnya kulit. Ditambah lagi, terdapat laporan bahwa

stroke dan kehilangan pernglihatan permanen menjadi konsekuensi oklusi arteri (Coleman,

2006) (Gambar. 74.26). Sayangnya, tidak mungkin untuk benar-benar mengeliminasi risiko

tersebut ketika melakukan injeksi wajah tanpa melakukan penanganan secara bersamaan,

tetapi tetap menggerakan saat injeksi mengurangi risiko deposit bolus yang signifikasn secara

klinis jika pembuluh darah dimasuki. Juga, aspirasi jarum suntik sebelum injeksi selalu

disarankan, terutama pada area preorbital. Jika merencanakan untuk injeksi jaringan

subkutan, cannula tumpul dapat memberikan manfaat tambahan untuk menghindari perforasi

pembuluh darah dalam plexus subdermal.

Gambar. 74.26. Bolus yang sengaja diinjeksikan pada arteri supraorbital atau supratrochlear dapat salah

tempat menjadi ke posterior, sehingga berpotensi mengoklusi arteri ophthalmic atau carotid interna.

Page 13: Hyaluronic Acid Injectable Filler

BAB 74: Hyaluronic acid injectable filler

13

Gejala sisa jangka panjang dari implantasi dermal dengan injeksi HA belum diketahui secara

lengkap saat ini. Walaupun tidak biasa, reaksi inflamasi persisten untuk menstabilkan produk

HA telah dilaporkan dan menjadi penyebab dipertanyakannya kekurangan imunogenitasnya.

Ditambah lagi, stabilisasi HA dicapai dengan terus memperbarui metode cross-linking, kami

tidak dapat memastika sifat seperti alterasi molekul yang dapat terjadi. Oleh karena itu kami

harus berkomitmen untuk terus mengumpulkan data dan penelitian dalam rangka

meningkatkan keselamatan pasien dan kepuasan untuk bertahun-tahun ke depan.

Pearls dan Pitfalls

Pearls

1. Menggunakan teknik “threading” untuk mengatasi lipatan nasolabial inferior,

augmentasi bibir atau/dan menentukan struktur diskrit seperti vermilion border dan

philtral columns.

2. Menggunakan teknik “fanning” atau “cross-hatching” ketika menginjeksi area datar besar

seperti pada lipatan labiomental, lipatan nasolabial superior atau pipi.

3. Ketika menginjeksi lipatan nasolabial, yakinlah untuk menempatkan bahan menuju

dermis dalam, langsung menuju crease dan sedikit inferomedial ke lipatasn itu sendiri

untuk mencegah terlihatnya deformitas.

4. Ketika menginjeksi aspek superior dari lipatan labiomental, mengarahkan “fanning”

pattern menuju vermillion border bolsters dan membantu dalam menikkan oral

commissures.

5. Ingat untuk benar-benar memperbaiki area penanganan, dan memijat ringan area yang

tebal. Koreksi berlebihan tidak direkomendasikan.

Pitfalls

1. Hindari koreksi berlebihan. Pasien sering khawatir tentang potensi ini dan anda dapat

selalu menginjeksi produk lagi pada sesi berikutnya, jika diperlukan.

2. Hindari menangani dynamic lines yang berhubungan dengan pergerakan otot

menggunakan produk HA. Hal tersebut sebaiknya ditangani dengan chemo-denervation

(misalnya Botox), dengan terapi filler adjuvant yang diperlukan. Hati-hati jangan

mendepositkan produk HA ketika jarum injeksi ditarik dari kulit. Melakukan ini akan

menempatkan filler menjadi superfisial dan dapat mengarah pada nodul atau membuat

efek Tyndall.

3. Jangan menginjeksi produk HA terlalu superfisial pada area tear trough, pada pasien

dengan kulit tipis karena dapat membuat irreguleritas.

4. Hindari godaan untuk menangani pasien dengan active cold sores atau infeksi lain

padadaerah ini. Lesi seharusnya dapat sembuh total sebelum terapi injeksi apapun. Dokter

dapat memberikan profilaksis antiviral untuk pasien dengan riwayat cold sores sebelum

penanganan.

Ringkasan

1. Riwayat pasien dan pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengentahui kontraindikasi

penanganan.

Page 14: Hyaluronic Acid Injectable Filler

Bagian 13: Kulit dan facial resurfacing

Bedah Plastik Estetika

14

2. Risiko, manfaat dan alternative didiskusikan. Semua pertanyaan terjawab dan

informed consent didapatkan.

3. Dilakukan foto preprocedural.

4. Rencana penangan dikembangkan dan pasien ditandai pada posisi tegak

menggunakan surgical pen jika diperlukan.

5. Anestesi dilakukan. Nerve blocks menggunakan lidocaine 1% dengan epinephrine

1:100,000 di-buffered dengan natrium bikarbonat 10:1 lebih disenangi. Anestesi

tersebut diinjeksi dengan menggunakan jarum 30 Ga 1-inch. Ketika melakukan

pendekatan transoral, gel benzocaine topical sangat membantu mengebaskan mukosa.

6. Filler HA diinjeksikan menggunakan teknik yang didiskusikan untuk koreksi total.

7. Area penanganan ditekan secara lembut oleh dokter untuk menilai simetrisitas dan

kelembutan berbagai area dengan berbagai ketebalan.

8. Cold pack digunakan pada area penanganan

9. Instruksi ditinjau kembali, termasuk kompres dingin intermiten selama enam jam

setelahnya. Selama waktu ini, seharusnya tidak ada aktivitas strenuous atau

manipulasi area penanganan.

10. Penilaian akhir dibuat, dan pasien disarankan untuk menghubungi bila mereka

memiliki pertanyaan atau masalah.

11. Pasien dipulangkan dengan rencana follow up dalam kurang lebih dua minggu ke

depan.

Daftar Pustaka

American Society for Aesthetic Plastic Surgery. Cosmetic Surgery National Data Bank

Statistics. 2006. 9/25/07 www.surgery.org.

Coleman SR, and the Plastic Surgery Educational Foundation DATA Committee. Hyaluronic

acid fillers. Plast Reconstr Surg. 2006; 117(2):661-5.

Facial Contouring with Restylane (Brochure). Medicis Aesthetics. 2005; pp. 3-55.

Matarasso SL, Carruthers JD, Jewell ML, the Restylane Consensus Group. Consensus

Recommendations for soft-tissue augmentation with nonanimal stabilized hyaluronic acid

(Restylane). Plast Reconstr Surg. 2006; 117(3): 3-34.

Narins RS, Brandt F, Leyden J, et al. A randomized, double blind, multicenter comparison of

the efficacy and tolerability of Restylane versus Zyplast for the correction of nasolabial folds.

Dermatol Surg. 2003; 29:588.

Netter FH. Atlas of human anatomy. Basel: Ciba-Geigy Corporation. 1989. plates 20, 76 &

80.

Rohrich RJ, Rios JL, Fagien S. Role of new fillers in facial rejuvenation: A cautious outlook.

Plast Reconstr Surg. 2003; 112(7):1899-902.

Spinelli HM. Atlas of aesthetic eyelid and periocular surgery. Philadelphia: Saunders. 2004.

pp. 34, 120, 136-37.