HUTANG DAN PEREKONOMIAN INDONESIA

42
HUTANG DAN PEREKONOMIAN INDONESIA DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...........................................2 1.2. Pembangunan Ekonomi.....................................3 II. LANDASAN PEMIKIRAN 2.1. Pengaruh Luar Negeri dalam Perekonomian.............4 2.2. Definisi Hutang..........................................5 2.2. 1. Hutang lancar..................................5 2.2.2. Hutang jangka panjang...........................5 2.3. Hutang Luar Negeri.......................................6 2.4. Lembaga Keuangan Dunia..................................7 2.4.1. International Monetary Fund (MF)...................7 2.4.1.1. Sejarah IMF...................................7 2.4.1.2. IMF Sebagai Lembaga Komplementer Bank Dunia. . .8 2.4.1.3. Fasilitas-Fasilitas Pinjaman Produk IMF.......9 2.4.1.4. Keanggotaan IMF..............................11 2.4.1.5. Tujuan-tujuan Dibentuknya IMF................11 III. PEMBAHASAN 3.1. Peranan Hutang dalam Dunia Usaha dan Perekonomian 13 3.2. Dampak Buruk dari Adanya Hutang......................14 3.3. Dampak Positif dari Adanya Hutang dalam Perekonomian...................................................18 3.4. Perkembangan Hutang Luar Negeri Indonesia..........20 TABEL1: PERKEMBANGAN JUMLAH HUTANG INDONESIA DARI TAHUN 2001-2008.................................................................................................... 21 GAMBAR 1: RASIO HUTANG INDONESIA TERHADAP PDB, TAHUN 2001-2009 DALAM PROSENTASE........................................................ 22 3.5. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Nota Keungan 2010...................................................22 3.6. Pembiayaan Defisit Anggaran dan Pengelolaan Utang 23 3.7. Publikasi Hutang Luar Negeri Indonesia..............24 IV. PENUTUP 4.1. Kesimpulan...............................................25 4.2. Rekomendasi..............................................25 DAFTAR REFERENSI........................................26 Tugas Kuliah Ekonomi Makro Program Pascasarjana (S2) Ilmu Ekonomi FE Untan, 2010 1

Transcript of HUTANG DAN PEREKONOMIAN INDONESIA

Page 1: HUTANG DAN PEREKONOMIAN INDONESIA

HUTANG DAN PEREKONOMIAN INDONESIA

DAFTAR ISI

I.

PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang........................................................................................................................21.2. Pembangunan Ekonomi......................................................................................................3

II. LANDASAN PEMIKIRAN2.1. Pengaruh Luar Negeri dalam Perekonomian............................................................42.2. Definisi Hutang.......................................................................................................................52.2. 1. Hutang lancar...................................................................................................52.2.2. Hutang jangka panjang......................................................................................52.3. Hutang Luar Negeri..............................................................................................................62.4. Lembaga Keuangan Dunia.................................................................................................72.4.1. International Monetary Fund (MF)...........................................................................72.4.1.1. Sejarah IMF....................................................................................................72.4.1.2. IMF Sebagai Lembaga Komplementer Bank Dunia......................................82.4.1.3. Fasilitas-Fasilitas Pinjaman Produk IMF.......................................................92.4.1.4. Keanggotaan IMF.........................................................................................112.4.1.5. Tujuan-tujuan Dibentuknya IMF..................................................................11

III. PEMBAHASAN3.1. Peranan Hutang dalam Dunia Usaha dan Perekonomian..................................133.2. Dampak Buruk dari Adanya Hutang..........................................................................143.3. Dampak Positif dari Adanya Hutang dalam Perekonomian..............................183.4. Perkembangan Hutang Luar Negeri Indonesia......................................................20

TABEL1: PERKEMBANGAN JUMLAH HUTANG INDONESIA DARI TAHUN 2001-2008...........................................................................................21GAMBAR 1: RASIO HUTANG INDONESIA TERHADAP PDB, TAHUN 2001-2009 DALAM PROSENTASE...........................................22

3.5. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Nota Keungan 2010...........223.6. Pembiayaan Defisit Anggaran dan Pengelolaan Utang........................................233.7. Publikasi Hutang Luar Negeri Indonesia..................................................................24

IV. PENUTUP4.1. Kesimpulan.............................................................................................................................254.2. Rekomendasi..........................................................................................................................25

DAFTAR REFERENSI.................................................................................................26

Tugas Kuliah Ekonomi MakroProgram Pascasarjana (S2) Ilmu Ekonomi FE Untan, 2010

1

Page 2: HUTANG DAN PEREKONOMIAN INDONESIA

HUTANG DAN PEREKONOMIAN INDONESIA

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan pada hakekatnya adalah suatu usaha atau proses untuk

menciptakan suatu keadaan yang lebih baik dari sebelumnya yang dilaksanakan secara

bersama-sama dan berkesinambungan. Secara umum pembangunan meliputi bidang

ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya pertahanan dan keamanan.

Pembangunan ekonomi merupakan salah satu bagian dari upaya atau proses

mewujudkan tujuan nasional. Tujuan nasional bangsa Indonesia yang paling mendasar

sebagaimana di muat dalam pembukaan Undang-undang Dasar 45

“ Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh

sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapiskan karena tidak sesuai

dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan...............

Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahan yang melindungi

segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk

memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut

melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian

abadi dan keadilan sosial.

Makna yang terkandung dari alinea tersebut adalah tujuan nasional negara dan

Bangsa Indonesia, yang terdiri dari : Tujuan khusus : 1) melindungai seganap bangsa

Indonesia, 2) Memajukan kesejahteraan umum, 3. Mencerdaskan kehidupan bangsa.

Tujuan umum : ikut menciptakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan

perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Selanjutnya tujuan nasional diimplementasikan dalam visi, misi, dan tujuan

pembanggunan nasional yang mana telah dirumuskan dalam Rencana Pembangunan

Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005 – 2025 adalah sebagai berikut :

“Indonesia Yang Maju dan Mandiri, Adil dan Demokratis, serta Aman dan Bersatu

dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.”

Visi Pembangunan Nasional Tahun 2005 – 2025 ini jelas mengarah pada pencapaian

tujuan pembangunan sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 di

atas.

Dalam mewujudkan Visi Pembangunan Nasional tersebut ditempuh Misi-misi

Pembangunan Nasional sebagai berikut :

Tugas Kuliah Ekonomi MakroProgram Pascasarjana (S2) Ilmu Ekonomi FE Untan, 2010

2

Page 3: HUTANG DAN PEREKONOMIAN INDONESIA

HUTANG DAN PEREKONOMIAN INDONESIA

1. Mendorong pembangunan yang menjamin pemerataan yang seluas-luasnya

didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas, infrastruktur yang maju,

penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berwawasan lingkungan; serta

didukung oleh pelaksanaan politik luar negeri yang bebas dan aktif.

2. Mendorong pembangunan yang menjamin penegakan hukum yang adil, konsekuen,

tidak diskriminatif, mengabdi pada kepentingan masyarakat luas, serta meneruskan

konsolidasi demokrasi bertahap pada berbagai aspek kehidupan politik agar

demokrasi konstitusional dapat diterima sebagai konsensus dan pedoman politik

dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

3. Mendorong pembangunan yang mampu mewujudkan rasa aman dan damai, mampu

menampung aspirasi masyarakat yang dinamis, menegakkan kedaulatan negara dan

keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta melindungi segenap

bangsa dari setiap ancaman.

1.2. Pembangunan Ekonomi

Pembangunan ekonomi merupakan salah satu bagian dari proses mewujudkan

tujuan pembangunan nasional, yang intinya pembangunan ekonomi mengakar pada

pembukaan UUD 1945 dan pasal-pasalnya terutama pasal 33. Dalam RPJM 2005-2025

juga telah dirumuskan arah pembangunan ekonomi sebagai berikut :

1. Pembangunan ekonomi diarahkan kepada pemantapan sistem ekonomi nasional

untuk mendorong kemajuan bangsa dengan ciri-ciri sebagai berikut.

o Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas

kekeluargaan

o Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat

hidup orang banyak dikuasai oleh negara.

o Bumi air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh

negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat

o Perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan atas asas demokrasi

ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan,

berwawasan lingkungan, kemandirian, serta menjaga keseimbangan

kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.

o APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara dilaksanakan secara

terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat

Tugas Kuliah Ekonomi MakroProgram Pascasarjana (S2) Ilmu Ekonomi FE Untan, 2010

3

Page 4: HUTANG DAN PEREKONOMIAN INDONESIA

HUTANG DAN PEREKONOMIAN INDONESIA

Salah satu indikator keberhasilan pembangunan ekonomi adalah adanya

pertumbuhan ekonomi. Pembangunan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi bagaikan

dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Pembangunan ekonomi mendorong

pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses

pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas

produksi (GNP) yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional.

Sedangkan pembangunan ekonomi ditandai dengan adanya peningkatan GNP riil.

Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan

ekonomi. Pertumbuhan dapat diukur secara kuantitatif, sedangkan pembangunan

ekonomi keberhasilannya lebih bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi,

tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalam struktur ekonomi, produksi, output

yang dihasilkan, dan kesejahteraa.

II. LANDASAN PEMIKIRAN

2.1. Pengaruh Luar Negeri dalam Perekonomian

Dalam pembangunan ekonomi tentunya harus didukung dengan pembangunan

dan kebijakan bidang lainnya diantaranya bidang politik, dan kebijakan luar negeri

dimana ekonomi saat ini memasuki ekonomi global, pengaruh luar negeri sangat besar

terhadap perekonomian Indonesia. Seperti disebutkan juga dalam misi pembangunan

nasional Indonesia yang Maju dan Mandiri menuntut pelaksanaan politik luar negeri

yang bebas dan aktif mengacu pada kepentingan nasional. Selanjutnya dalam RPJP

2005-2025 dijelaskan sebagai berikut :

1. Peranan hubungan luar negeri ditingkatkan dengan penekanan pada proses

pemberdayaan posisi Indonesia sebagai negara bangsa, termasuk peningkatan

kapasitas dan integritas nasional melalui keterlibatan di organisasi-organisasi

internasional, yang dilakukan melalui optimalisasi pemanfaatan diplomasi dan

hubungan luar negeri dengan memaknai secara positif berbagai peluang

menguntungkan bagi kepentingan nasional yang muncul dari perspektif baru dalam

hubungan internasional yang dinamis; penguatan kapasitas dan kredibilitas politik

luar negeri dalam rangka ikut serta menciptakan perdamaian dunia, keadilan dalam

tata hubungan internasional, dan ikut berupaya mencegah disparitas yang terlalu

besar di antara negara adidaya yang berbeda ideologi, sekaligus mencegah

munculnya kekuatan hegemonik-unilateralistik di dunia; peningkatan kualitas

Tugas Kuliah Ekonomi MakroProgram Pascasarjana (S2) Ilmu Ekonomi FE Untan, 2010

4

Page 5: HUTANG DAN PEREKONOMIAN INDONESIA

HUTANG DAN PEREKONOMIAN INDONESIA

diplomasi di fora internasional dalam upaya pemeliharaan keamanan nasional,

integritas wilayah dan pengamanan kekayaan sumber daya alam nasional serta

antisipasi terhadap berbagai isu-isu baru dalam hubungan internasional yang akan

ditangani dengan parameter utamanya kepentingan nasional.; peningkatan efektivitas

dan perluasan fungsi jaringan-jaringan kerjasama yang ada demi membangun

kembali solidaritas ASEAN di bidang politik, kebudayaan, dan keamanan menuju

terbentuknya komunitas ASEAN yang lebih solid; pemeliharaan perdamaian dunia

melalui upaya peningkatan saling pengertian politik dan budaya, baik antar negara

maupun antar masyarakat di dunia; peningkatan kerjasama internasional dalam

membangun tatanan hubungan dan kerjasama ekonomi internasional yang lebih

seimbang; penguatan jaringan hubungan dan kerjasama yang produktif antar aktor-

aktor negara dan aktor-aktor non-negara yang menyelenggarakan hubungan luar

negeri.

Dalam kehidupan perekonomian suatu negara tidak bisa terlepas dari pengaruh

ekonomi global sehingga terjadi interaksi dan saling hutang piutang dalam kerjasama

perekonomian. Sebagaimana pada skoop mikro misalnya perusahaan, pribadi, suatu

usaha akan cepat mengalami kemajuan dan berkembang dengan adanya bantuan dana

dari luar sehingga akan timbul namanya hutang dalam arti luas, hutang dalam

perusahaan hutang swasta, dan hutang negara baik hutang hutang luar negeri maupun

hutang dalam negeri.

2.2. Definisi Hutang

Hutang adalah sejumlah dana, uang, barang, atau jasa yang dipinjamkan oleh

pihak lain untuk memenuhi kebutuhan pihak lainnya yang berhutang. Hutang

merupakan kewajiban resmi dari sebuah usaha yang timbul baik dari perjanjian tertulis

maupun lisan. (Siege! dan Shim 1998:128).

Hutang dapat dikelompokkan menjadi :

2.2. 1. Hutang lancar

Hutang lancar merupakan hutang yang diharapkan dapat dibayar dari aktiva lancar

yang ada dan hams dilunasi dalam jangka waktu satu tahun atau daJam satu masa

perputaran usaha yang sesuai dengan masa yang digunakan dalam penggolongan

aktiva lancar.

2.2.2. Hutang jangka panjang

Hutang jangka panjang merupakan hutang sekarang yang berasal dari transaksi-

Tugas Kuliah Ekonomi MakroProgram Pascasarjana (S2) Ilmu Ekonomi FE Untan, 2010

5

Page 6: HUTANG DAN PEREKONOMIAN INDONESIA

HUTANG DAN PEREKONOMIAN INDONESIA

transaksi yang terjadi di masa tampan, yang masa pelunasannya lebih dari satu tahun

atau satu masa perputaran usaha, tergantung mana yang lebih lama.

Disamping banyak membantu dan manfaatnya, dalam keadaan tertentu adanya

hutang piutang bisa menjadi masalah bagi yang berhutang. Suatu hutang dapat

dikatakan menjadi hutang yang bermasalah apabiia debitur tidak dapat melakukan

pelunasan sesuai dengan perjanjian pada saat transaksi. Hal ini terjadi mungkin karena

kondisi keuangan debitur tersebut sedang mengalami kesulitan. Hutang bermasalah

dapat dikategorikan menjadi tiga macam :

1. Kredit kurang lancar

Kredit kurang lancar merupakan pinjaman masih dikembalikan tetapi pengembalian

tersebut sifatnya tidak rutin atau (epat pada saat jatuh tempo pern bay aran.

2. Pinjaman yang diragukan

Pinjaman yang diragukan merupakan hutang yang tidak lagi sekedar tidak lancar,

tetapi kemampuan untuk melakukan pembayaran diragukan oleh pihak kreditur.

3. Pinjaman yang benar-benar macet

Pinjaman yang benar-benar macet merupakan pinjaman yang sudah benar-benar

tidak dapat dikembalikan lagi.

2.3. Hutang Luar Negeri

Hutang luar negeri atau hutang negara adalah hutang yang ditanggung atau

menjadi beban negara terutama untuk membiayai beban atau defisit Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara.

Dalam publikasi Bank Indonesia, utang luar negeri didefinisikan sebagai utang

penduduk (resident) yang berdomisili di suatu wilayah teritori ekonomi kepada bukan

penduduk (non resident). Konsep dan terminologi utang luar negeri tersebut mengacu

pada IMF’s External Debt Statistics: Guide for compilers and Users (2003).

Dewasa ini sebetulnya tidak ada standar utang internasional dalam bentuk

formal. Yang ada adalah apa yang disebut convergence criteria dalam Undang-undang

Dasar pendirian Uni Eropa, yang dikenal dengan Maastricht Treaty, yang mensyaratkan

utang pemerintah tidak boleh lebih besar dari 60 persen dari PDB. Sementara defisit

APBN negara anggota tidak boleh melebihi 3,0 persen dari PDB.

Standar inilah yang akhirnya menyebar ke mana-mana, termasuk digunakan

Indonesia dalam UU Keuangan Negara Nomor 17 Tahun 2003, dilengkapi Peraturan

Tugas Kuliah Ekonomi MakroProgram Pascasarjana (S2) Ilmu Ekonomi FE Untan, 2010

6

Page 7: HUTANG DAN PEREKONOMIAN INDONESIA

HUTANG DAN PEREKONOMIAN INDONESIA

Pemerintah No 23/2003. Peranan hutang luar negeri yang paling utama adalah untuk

menutup defisit dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

2.4. Lembaga Keuangan Dunia

Kita ketahui dalam komunitas yang lebih kecil kita kenal adanya lembaga-

lembaga keuangan, seperti bank, koperasi, dengan berbagai level tingkatan. Dalam

tingkat Internasional kita ketahui adanya lembaga keuangan Bank Dunia, IBRD, ADB,

dan IMF. Berikut ini akan penulis jelaskan tentang peranan IMF dalam perekonomian

Indonesia yang kami kutif dari buku pedoman IMF yang diterbitkan oleh International

Monetary Fund, Layanan Publikasi, tahun 2003, website: http://www.imf.org)

2.4.1. International Monetary Fund (MF)

Dana Moneter Internasional (IMF) sering terdengar dalam pemberitaan, tetapi

peranan maupun berbagai fungsinya sering pula dipahami secara salah. Dana Moneter

Internasional (IMF) adalah salah satu badan khusus dalam sistem Perserikatan Bangsa-

bangsa yang didirikan berdasarkan perjanjian internasional pada tahun 1945 untuk

membantu mempromosikan kesehatan perekonomian dunia. Dengan markas besarnya

berlokasi di Washington, D.C., IMF diperintah oleh keanggotaannya yang hampir global

yang terdiri dari 184 negara.

IMF adalah lembaga sentral dari sistem moneter internasional—yaitu sistem

pembayaran dan nilai tukar internasional di antara mata-mata uang nasional yang

memungkinkan dilaksanakannya kegiatan bisnis di antara negara-negara di dunia.

2.4.1.1. Sejarah IMF

IMF dilahirkan di bulan Juli tahun 1944 pada konferensi Perserikatan Bangsa-

Bangsa yang diselenggarakan di Bretton Woods, New Hampshire, A.S., ketika

perwakilan dari 45 pemerintah menyetujui suatu kerangka kerjasama ekonomi yang

dirancang untuk menghindari terulangnya kebijakan ekonomi buruk yang turut

mengakibatkan Depresi Besar (Great Depression) di tahun 1930an.

Pada waktu yang sama ketika IMF dibentuk, Bank Internasional untuk

Rekonstruksi dan Pembangunan (International Bank for Reconstruction and

Development—IBRD) lebih umum dikenal sebagai Bank Dunia, didirikan untuk

mempromosikan pembangunan ekonomi jangka panjang, termasuk melalui pembiayaan

proyek infrastruktur, seperti pembangunan jalan dan meningkatkan suplai air. IMF dan

Tugas Kuliah Ekonomi MakroProgram Pascasarjana (S2) Ilmu Ekonomi FE Untan, 2010

7

Page 8: HUTANG DAN PEREKONOMIAN INDONESIA

HUTANG DAN PEREKONOMIAN INDONESIA

kelompok Bank Dunia—yang termasuk Korporasi. Pembiayaan Internasional

(International Finance Corporation—IFC) dan Asosiasi Pembangunan Internasional

(InternationalDevelopment Association—IDA)—saling melengkapi pekerjaan masing-

masing. Sementara perhatian IMF terutama pada kinerja ekonomi makro, dan pada

kebijakan makro ekonomi dan sekor keuangan, Bank Dunia terutama menangani

pembangunan jangka panjang dan isu-isu pengurangan kemiskinan. Kegiatannya

termasuk memberikan pinjaman kepada negara-negara berkembang dan negara-negara

yang berada dalam transisi, pembiayaan proyek infrastruktur, reformasi sektor ekonomi

khusus, dan reformasi struktural yang lebih luas.

Sedangkan IMF sebaliknya, tidak menyediakan pembiayaan untuk sektor atau

proyek khusus tetapi sebagai dukungan umum terhadap neraca pembayaran maupun

cadangan devisa suatu negara sementara negara tersebut sedang mengambil langkah

kebijakan untuk mengatasi kesulitannya.

2.4.1.2. IMF Sebagai Lembaga Komplementer Bank Dunia

Bank Dunia dan IMF menyediakan dukungan bagi pemerintah yang sedang

membangun strategi mereka, tetapi tanpa menentukan hasil akhir. Bank Dunia dan

manajemen IMF menyadari bahwa ini memerlukan perubahan dalam kebudayaan dan

perilaku organisasional baik di dalam organisasi tersebut maupun di dalam lembaga

mitra. Perubahan ini sedang dilaksanakan. Dengan mengkoordinasi awal dan

mempertahankan saluran komunikasi terbuka dengan otoritas negara—khususnya

dengan memberikan informasi diagnostik yang tersedia—Bank Dunia dan IMF dapat

memastikan bahwa mereka membantu sejumlah negara dengan tepat waktu dan dengan

cara yang komprehensif.

Setiap lembaga harus memfokuskan pada bidang keahliannya. Sehingga, staf

Bank Dunia menjadi pemberi nasihat utama mengenai kebijakan sosial yang terlibat

dalam pengurangan kemiskinan, termasuk kerja diagnostik yang diperlukan. IMF

menasihati pemerintah di bidang yang secara tradisional merupakan mandatnya,

termasuk mempromosikan kebijakan makro ekonomi yang bijaksana. Di mana Bank

Dunia dan IMF keduanya memiliki bidang keahlian—seperti manajemen fiskal,

eksekusi anggaran, transparansi anggaran, dan administrasi bea cukai dan pajak—

mereka mengkoordinasikan secara erat.

IMF berkolaborasi secara aktif dengan Bank Dunia, bank-bank pembangunan

regional, Organisasi Perdagangan Dunia, lembaga-lembaga PBB, dan badan-badan

Tugas Kuliah Ekonomi MakroProgram Pascasarjana (S2) Ilmu Ekonomi FE Untan, 2010

8

Page 9: HUTANG DAN PEREKONOMIAN INDONESIA

HUTANG DAN PEREKONOMIAN INDONESIA

internasional lainnya. Setiap lembaga tersebut memiliki bidang spesialisasi dan bantuan

khusus bagi ekonomi dunia. Kolaborasi IMF dengan Bank Dunia mengenai

pengurangan kemiskinan adalah sangat erat karena bukannya IMF melainkan Bank

Dunia tersebut yang memiliki keahlian untuk membantu negara-negara meningkatkan

kebijakan sosial mereka (lihat bagian berikut). IMF dan Bank Dunia bekerja secara erat

di bidang lain termasuk penilaian sektor keuangan negara anggota yang bertujuan

menitikberatkan kelemahan sistematik, memerangi penyelundupan uang dan

pembiayaan kegiatan bersifat teroris, pengembangan standar dan kode, dan peningkatan

kwalitas, ketersediaan, dan liputan data hutang eksternal.IMF adalah bukan lembaga

bantuan atau bank pembangunan. IMF memberikan pinjaman untuk membantu

anggotanya mengatasi masalah neraca pembayaran dan membangun kembali

pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Valuta asing yang disediakan, dengan

batasannya yang ditetapkan berdasarkan kuota anggota dalam IMF, didepositokan ke

bank sentral negara tersebut untuk menambah cadangan internasionalnya dan dengan

demikian memberikan dukungan umum bagi neraca pembayaran. Tidak seperti

pinjaman lembaga pembangunan, dana IMF tidak disediakan untuk membiayai proyek

atau kegiatan khusus.

2.4.1.3. Fasilitas-Fasilitas Pinjaman Produk IMF

Pinjaman IMF adalah bersyarat pada kebijakan dimana negara peminjam harus

mengadopsi kebijakan yang menjanjikan pembetulan masalah neraca pembayarannya.

Persyaratan yang berhubungan dengan pinjaman IMF membantu memastikan bahwa

dengan meminjam dari IMF, sebuah negara tidak hanya menunda langkah yang sulit

dan mengakumulasi lebih banyak hutang, tetapi dapat memperkuat ekonominya dan

membayar kembali pinjaman. Negara tersebut dan IMF harus setuju dengan tindakan

kebijakan ekonomi yang dibutuhkan. IMF juga memberikan dana dalam beberapa fase,

yang dikaitkan dengan dipenuhi atau tidaknya kewajiban kebijakan yang dijadwalkan

oleh negara peminjam serta disesuaikan dengan jenis pinjaman yang tersedia. Adapun

jenis-jenis fasilitas pinjaman yang tersedia di IMF adalah :

Pinjaman Siaga (Stand-By Arrangements)

Adalah untuk membiayai nasalah neraca pembayaran dalam jangka pendek, dengan

sejumlah tertentu, , biasanya selama 12–18 bulan.

Fasilitas Pendanaan yang Lebih Panjang.

Tugas Kuliah Ekonomi MakroProgram Pascasarjana (S2) Ilmu Ekonomi FE Untan, 2010

9

Page 10: HUTANG DAN PEREKONOMIAN INDONESIA

HUTANG DAN PEREKONOMIAN INDONESIA

Dengan fasilitas ini IMF memberikan kepastian bahwa sebuah negara anggota bisa

menarik sampai sejumlah tertentu, biasanya selama tiga sampai empat tahun, untuk

membantu negara itu mengatasi masalah ekonomi struktural yang menyebabkan

kelemahan serius dalam neraca pembayarannya.

Fasilitas Pertumbuhan dan Pengurangan Kemiskinan

Fasilitas berbunga rendah untuk membantu negara anggota termiskin menghadapi

masalah neraca pembayaran yang terlalu lama (lihat halaman 46, “Pendekatan Baru

terhadap Pengurangan Kemiskinan”). Biaya bagi para peminjam disubsidi melalui

hasil dari penjualan emas milik IMF di masa lalu, bersama dengan pinjaman dan

dana bantuan yang disediakan kepada IMF untuk tujuan tersebut oleh anggota-

anggotanya.

Fasilitas Cadangan Tambahan.

Menyediakan pembiayaan jangka pendek tambahan kepada negara anggota yang

mengalami kesulitan neraca pembayaran yang terkecuali karena hilangnya

kepercayaan pasar yang mendadak dan mengganggu yang tercermin dalam arus

modal keluar.

Kredit Kontinjen (Contingent Credit Lines—CCL).

Untuk mencegah lebih awal memudahkan anggota melaksanakan kebijakan

ekonomi kuat untuk memperoleh pembiayaan IMF jangka pendek ketika

menghadapi hilangnya kepercayaan pasar yang mendadak dan mengganggu yang

diakibatkan dari penularan kesulitan di negara lain.

Bantuan Darurat.

Diperkenalkan di tahun 1962 untuk membantu anggota mengatasi masalah neraca

pembayaran yang timbul dari bencana alam yang mendadak dan tidak disangka,

bentuk bantuan ini diperpanjang di tahun 1995 untuk mencakup situasi tertentu di

mana anggota telah keluar dari konflik militer yang telah mengganggu kapasitas

administratif dan institusional.

Umumnya pinjaman IMF adalah bersifat temporer, tergantung pada fasilitas

pinjaman yang digunakan, pinjaman bisa diberikan dalam waktu sesingkat 6 bulan dan

sepanjang sampai empat tahun. Periode pembayaran kembali adalah tiga seperempat

sampai lima tahun dari pinjaman jangka pendek (di bawah Pinjaman Siaga), atau empat

setengah sampai sepuluh tahun untuk pembiayaan jangka menengah (di bawah

Pinjaman yang Lebih Panjang); tetapi di bulan Nopember 2000, Dewan Eksekutif

Tugas Kuliah Ekonomi MakroProgram Pascasarjana (S2) Ilmu Ekonomi FE Untan, 2010

10

Page 11: HUTANG DAN PEREKONOMIAN INDONESIA

HUTANG DAN PEREKONOMIAN INDONESIA

menyetujui diperkenalkannya ekspektasi pembayaran lebih awal—dalam waktu dua

seperempat sampai empat tahun bagi Pinjaman Siaga dan empat setengah sampai tujuh

tahun bagi Pinjaman yang Lebih Panjang. Periode pembayaran kembali untuk pinjaman

negara berpendapatan rendah di bawah fasilitas pinjaman bersyarat IMF, PRGF, adalah

10 tahun dengan tenggang waktu lima setengah tahun pada pembayaran pokok.

IMF mengharapkan para peminjam memberikan prioritas untuk membayar

kembali pinjamannya. Negara peminjam harus mengembalikan ke IMF sesuai jadwal,

sehingga dana tersebut tersedia untuk pinjaman bagi negara lain yang membutuhkan

pembiayaan neraca pembayaran. IMF memiliki prosedur yang disiapkan untuk

menghindari bertumpuknya tunggakan, atau pembayaran yang terlambat dan suku

bunga. Namun, paling penting, adalah masyarkat international menekankan betapa

pentingnya status IMF sebagai kreditor yang lebih disukai. Ini memastikan bahwa IMF

adalah di antara yang pertama dilunasi walaupun IMF sering merupakan pemberi

pinjaman terakhir

2.4.1.4. Keanggotaan IMF

IMF memiliki anggota 184 negara memiliki hak yang sama dan bekerja untuk

mencapai kemakmuran global dengan mempromosikan • ekspansi yang seimbang dari

perdagangan dunia, • stabilitas nilai tukar, • penghindaran devaluasi kompetitif, dan

koreksi secara tertib terhadap masalah neraca pembayaran.

2.4.1.5. Tujuan-tujuan Dibentuknya IMF

Tujuan utama pendirian IMF adalah untuk mencegah krisis ekonomi, dan

memulihkan kondisi perekonomian setelah krisis. IMF juga merupakan suatu dana yang

dapat dimanfaatkan oleh anggota yang memerlukan pembiayaan sementara untuk

menyelesaikan masalah neraca pembayaran.

Selain itu Tujuan IMF berdasarkan akta pendiriannya meliputi :

1. Sebagai upaya promosi perluasan secara seimbang perdagangan dunia, stabilitas nilai

tukar, pencegahan devalusasi mata uang kompetitif, dan mengoreksi secara tertib

persoalan neraca pembayaran suatu negara.

2. Untuk mempromosikan kerjasama moneter internasional melalui lembaga permanen

yang menyediakan mekanisme untuk konsultasi dan kolaborasi tentang masalah

moneter internasional.

Tugas Kuliah Ekonomi MakroProgram Pascasarjana (S2) Ilmu Ekonomi FE Untan, 2010

11

Page 12: HUTANG DAN PEREKONOMIAN INDONESIA

HUTANG DAN PEREKONOMIAN INDONESIA

3. Untuk memudahkan perluasan dan pertumbuhan yang seimbang dari perdagangan

internasional, dan dengan demikian ikut mendukung pembinaan dan pemeliharaan

tingkat kesempatan kerja maupun pendapatan riil yang tinggi dan pengembangan

sumber daya produktif semua anggota sebagai tujuan utama kebijakan ekonomi.

4. Untuk mempromosikan stabilitas nilai tukar, untuk memelihara pengaturan

pertukaran yang tertib di antara anggota, dan untuk menghindari depresiasi

pertukaran yang kompetitif.

5. Untuk membantu pembentukan sistem pembayaran multilateral dalam rangka

menghormati transaksi berjalan antara anggota dan untuk menghapuskan pembatasan

valuta asing yang menghambat pertumbuhan perdagangan dunia.

6. Untuk memberikan kepercayaan diri bagi para anggotanya dengan menyediakan

sumber daya umum IMF yang tersedia bagi mereka dengan tetap menjaga keamanan

sumberdaya secara memadai, sehingga mamapu memberi kesempatan kepada

anggota untuk mengoreksi ketidaksesuaian dalam neraca pembayaran mereka tanpa

mengambil langkah-langkah yang menghambat kemakmuran nasional atau

internasional.

7. Untuk memperpendek waktu dan mengurangi tingkat ketidakseimbangan dalam

neraca pembayaran internasional para anggota.

Untuk mencapai tujuan tersebut IMF melakukan pemantauan perkembangan dan

kebijakan ekonomi dan keuangan dari negaranegara anggotanya dan pada tingkat

global, dan memberikan nasihat dan masukan kebijakan kepada anggotanya berdasarkan

pengalamannya yang lebih dari lima puluh tahun.

Peranan IMF dalam Pereknomian Global

IMF memberikan pinjaman kepada negara anggota yang menghadapi masalah neraca

pembayaran, tidak hanya untuk menyediakan pembiayaan sementara tetapi juga

untuk mendukung proses penyesuaian dan kebijakan reformasi yang bertujuan untuk

mengoreksi permasalahan medasar perekonomian.

IMF menyediakan bantuan teknis dan pelatihan di bidang yang menjadi keahliannya

kepada pemerintah dan bank sentral dari negara anggotanya.

Sebagai satu-satunya badan internasional dengan aktivitas yang dimandatkan

meliputi pelaksanaan dialog aktif dengan hampir semua negara tentang kebijakan

ekonomi, IMF merupakan forum utama untuk mendiskusikan tidak hanya kebijakan

Tugas Kuliah Ekonomi MakroProgram Pascasarjana (S2) Ilmu Ekonomi FE Untan, 2010

12

Page 13: HUTANG DAN PEREKONOMIAN INDONESIA

HUTANG DAN PEREKONOMIAN INDONESIA

ekonomi nasional dalam konteks global, tetapi juga isu-isu yang penting bagi

terjaganya stabilitas sistem keuangan

Dana moneter internasional bekerja untuk memperkuat sistem keuangan internasional

dan mempercepat kemajuan, pengurangan kemiskinan, juga mempromosikan

kebijakan ekonomi yang baik di antara semua negara anggotanya, IMF membantu

agar globalisasi dapat memberikan manfaat bagi semua orang.

Setelah mengetahui peranan dan keberadaan IMF seperti tersebut di atas, penulis

menilai bahwa keberadaan IMF memang diperlukan dalam tatanan perekonomian

global, kerjasaman internasional sangat diperlukan dalam tatanan ekonomi global.

Namun seperti telah disinggung di atas bahwa ada sebagian kalangan yang

menilai keberadaan IMF bagaikan monster bagi perekonomian Indonesia, banyak yang

menilai IMF menggerogoti perekonomian Indonesia, memanfaatkan negara-negara

berkembang untuk kemajuan negara maju. Untuk itu dalam pembahasan selanjutnya

penulis ingin memaparkan bagaimana peranan hutang bagi sebuah perekonomian, baik

skala lokal, privat, regional dan nasional.

III. PEMBAHASAN

31. Peranan Hutang dalam Dunia Usaha dan Perekonomian

Dewasa ini hutang merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan

perekonomian baik pribadi/swasta, perusahaan, baik dalam skala kecil maupun skala

besar, regional dan nasional, sampai ke taraf internasional. Dalam setiap perekonomian

peranan hutang sangat membantu dalam memotivasi aktifitas perekonomian, karena

selain adanya bantuan financial biasanya si pemberi pinjaman ikut mengawasi jalannya

suatu usaha secara tidak langsung.

Dalam skoop mikro hutang perusahaan sangat membantu dalam pengembangan

usaha, penyelamatan dari kebangkrutan, dan meningkatkan produktivitas. Konteks yang

lebih kecil dalam keluarga hutang bisa membantu kita dalam melakukan aktifitas

ekonomi, sosial, maupun yang lainnya.

Dengan adanya hutang piutang perekonomian jadi lebih dinamis dan komplek,

timbulah beberapa lembaga hutang piutang baik pada level individu maupun negara dan

timbullah yang nama nya lembaga permodalan, penjamin dana, koperasi dan perbankan.

Tugas Kuliah Ekonomi MakroProgram Pascasarjana (S2) Ilmu Ekonomi FE Untan, 2010

13

Page 14: HUTANG DAN PEREKONOMIAN INDONESIA

HUTANG DAN PEREKONOMIAN INDONESIA

Di level internasional adanya lembaga (IMF, IBRD/Word Bank, ADB) dengan hutang

perekonomian dapat lebih cepat berkembang daripada tidak dengan hutang.

Bayangkan seandainya tida ada lembaga pendanaan dalam suatu usaha, suatu

usaha bisa berjalan tapi sudah pasti akan lambat dan akan ketinggalan dengan yang lain

yang memanfaatkan fasilitas hutang dalam pembiayaan usaha atau proyek.

Begitu juga dalam membiayai pembangunan dan perekonomian. Anggaran yang

telah ditetapkan sebenarnya merupakan kelanjutan dari tahun sebelumnya, dimana

target-target dari pengeluaran itu sebelumnya telah digariskan baik dalam RKP maupun

RPJP/RPJM dan telah dianalisa oleh para ahli ekonomi, dan telah mendapat persetujuan

pemerintah dan DPR. Jadi seandainya tidak berhutang lalu bagaimana menutupnya jika

penerimaan lain terutama pajak tidak mampu menutupinya. Namun demikian sisi buruk

dan baiknya dari hutang dalam perekonomian selalu ada sebagaimana dikemukanan

oleh beberapa pakar dan ahli/pakar ekonomi.

3.2. Dampak Buruk dari Adanya Hutang

Sebagian besar kalangan, praktisi dan pengamat ekonomi menilai bahwa

keberadaan dan penambahan hutang negara terhadap luar negeri khususnya IMF dan

Bank Dunia adalah sesuatu yang negatif dan berdampak buruk bagi perekonomian.

Mereka menilai bahwa hutang adalah hal yang negatif dalam perekonomian namun

disertai alasan-alasan yang rasional.

Indonesia tidak dapat seterusnya bergantung pada sumber utang, baik utang

dalam negeri maupun utang luar negeri, dalam pembiayaan APBN, karena eskalasi

utang yang mengarah pada jebakan utang justru menjadi beban bagi perekonomian

Indonesia. Oleh karena itu, kebutuhan pembiayaan pembangunan harus lebih

diutamakan dari sumber-sumber dana domestik non-utang, karena bagaimanapun juga

beban utang akan membuat anggaran fiskal semakin tidak sehat.

Beban utang yang semakin besar membuat pemerintah memiliki keterbatasan

ruang dalam pembiayaan fiskal pada setiap tahun anggaran berjalan. Keterbatasan fiskal

tersebut harus disikapi oleh Presiden terpilih dengan menggali potensi sumber-sumber

pendanaan dalam negeri, utamanya dari Pajak dan keuntungan BUMN secara optimal.

Dengan mengoptimalkan sumber-sumber dana dalam negeri non-utang, diharapkan

Indonesia dapat segera keluar dari jebakan utang, yang tampaknya sudah semakin

Tugas Kuliah Ekonomi MakroProgram Pascasarjana (S2) Ilmu Ekonomi FE Untan, 2010

14

Page 15: HUTANG DAN PEREKONOMIAN INDONESIA

HUTANG DAN PEREKONOMIAN INDONESIA

berlarut membebani perekonomian Indonesia. (Economic Review ● No. 215 ● Maret

2009)

Masalah utang luar negeri yang dihadapi Bangsa Indonesia bisa dibilang dalam

kondisi yang memprihatinkan, pasalnya posisi utang Indonesia berada pada jajaran top

rank dalam daftar negara pengutang dunia. Dalam menjalankan pemerintahan serta

menyelenggarakan pembangunan Indonesia masih mengandalkan utang luar negeri.

Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang mencatat total utang luar negeri

Indonesia hingga meret 2010 sebesar 65,06 miliar dollar AS. Itu pun belum seberapa

jika ditambah dengan utang dalam negeri dan surat berharga Negara. Republik ini

menopang utang sebesar Rp 1.600 triliun. Sebuah angka yang fantastis ?

Semenjak pemerintahan Orde Baru hingga pemerintahan Indonesia bersatu

sekarang salah satu kebijakan ekonomi yang tidak pernah berubah adalah penggunaan

utang sebagai sumber dana pembangunan –yang senantiasa tercantum dalam struktur

Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Tidak mengherankan kalau akumulasi

penumpukan utang pemerintah semakin membengkak dari tahun ke tahun.

Bisa jadi menurunkan jumlah utang justru yang terjadi malah sebaliknya. Jumlah

utang pemerintah cenderung semakin meningkat pada setiap tahunnya. Dengan

peningkatan jumlah utang tersebut secara rasional tidak bisa dihindari adanya lonjakan

dalam pembayaran cicilan pokok utang dan bunga pada setiap tahunnya menjadi beban

APBN dan pajak tentunya. Ironisnya untuk membayar utang yang meliputi cicilan

pokok utang dan bunga pemerintah harus mengusahakan utang baru. Jumlahnya tidak

pernah mencukupi untuk melunasi kewajiban utang pada setiap tahun.

Menurut data yang penulis peroleh, pada 2008 jumlah pembayaran cicilan pokok

utang dan bunga sebesar 8,8 miliar dolar AS. Namun, penambahan utang baru hanya

sebesar 3,9 miliar dolar AS sehingga terdapat selisih sebesar -4,9 miliar dolar AS.

Berdasarkan data tersebut Indonesia dapat dikatakan sudah masuk ke dalam

jebakan hutang (debt trap) yang memaksa pemerintah melakukan “gali utang bayar

utang” setiap tahunnya. Memang rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB)

yang mengindikasikan peningkatan kemampuan Indonesia dalam membayar utang

cenderung menurun pada setiap tahunnya.

Data lain menunjukan pada 2003 rasio utang terhadap PDB masih sebesar 61,0

persen turun menjadi 33,0 persen pada 2008, dan pada maret 2010 menjadi 27,0 persen.

Tugas Kuliah Ekonomi MakroProgram Pascasarjana (S2) Ilmu Ekonomi FE Untan, 2010

15

Page 16: HUTANG DAN PEREKONOMIAN INDONESIA

HUTANG DAN PEREKONOMIAN INDONESIA

Tetapi, peningkatan jumlah utang pemerintah yang mengarah pada jebakan utang

tentunya memberikan beberapa dampak negatif yang akan menimpa bangsa Indonesia.

Peningkatan eskalasi utang pemerintah yang mengarah pada jebakan utang

tentunya memberikan beberapa dampak negatif yang akan menimpa bangsa Indonesi,

diantaranya :

Pertama, rakyat pembayar pajak harus merelakan sebagian pajak yang dibayarkannya

dipergunakan oleh pemerintah untuk membayar cicilan pokok utang dan bunga.

Semua harga naik. Harga mobil dan motor lebih mahal dari harga di luar negeri

disebabkan oleh pajaknya yang tinggi.

Ditambah kasus yang akhir-akhir ini marak diperbincangkan tentang makelar

kasus pajak.

Alih-alih rakyat sudah rela bayar pajak ke pemerintah eh, malah uang rakyat itu

tidak dipergunakan sebagaimana mestinya.

Selain itu rakyat juga harus menerima dan ikhlas membiarkan pemerintah

memotong jatah dana pembangunan dari APBN yang semestinya bisa untuk

membiayai program peningkatan kesejahteraan rakyat terpaksa harus digunakan

untuk membayar cicilan pokok utang dan bunga.

Utang luar negeri Indonesia sudah menjadi beban kronis dari APBN sehingga

anggaran negara tersebut tidak memiliki kebebasan lagi. Anggaran pengeluaran

habis terkikis oleh pengeluaran untuk utang luar negeri.

APBN merupakan instrumen kebijakan pemerintah yang sangat penting, dengan

adnya beban hutang luar negeri akan mengakibatkan arah kebebasan dari APBN

itu jadi terganggu termasuk kepentingan ekonomi rakyat.

Kedua, utang akan menyuburkan lahan korupsi bagi aparat birokrasi terkait di negara

penerima. Ini berkaitan dengan makelar kasus pajak di Indonesia yang sudah

dibahas sedikit di atas. Beberapa studi membuktikan bahwa semakin besar utang

suatu negara semakin besar pula potensi korupsi dan penyalahgunaan dana utang

tersebut.

Ketiga, rendahnya nilai tambah utang sebagai sumber dana pembangunan. Ibaratkan

rentenir, dalam setiap pemberian utang kepada Indonesia negara-negara kreditor

bisa saja memaksakan persyaratan yang memberatkan dan kadang merugikan

bangsa Indonesia.

Tugas Kuliah Ekonomi MakroProgram Pascasarjana (S2) Ilmu Ekonomi FE Untan, 2010

16

Page 17: HUTANG DAN PEREKONOMIAN INDONESIA

HUTANG DAN PEREKONOMIAN INDONESIA

Pada setiap pemberian utang negara-negara kreditor juga bisa mewajibkan

Indonesia untuk membeli barang-barang dan penggunaan konsultan dari negara-

negara kreditor yang tarifnya relatif tinggi. Dampaknya terjadilah arus

pembalikan dana yang cukup besar dari Indonesia kembali ke negara-negara

kreditor tanpa memberikan nilai tambah yang signifikan bagi program

pembangunan di Indonesia.

Keempat, dampak yang teramat serius adalah ancaman terampasnya kedaulatan dalam

pengelolaan ekonomi Indonesia. Negara-negara kreditor, melalui Bank Dunia

dan IMF, juga biasanya mendesak agar dalam perumusan setiap kebijakan

ekonomi Indonesia yang sesuai dengan keinginan mereka, yang tentunya

kebijakan tersebut disesuaikan dengan kepentingan negara-negara kreditor.

Rumusan kebijakan ekonomi yang seolah-olah “dipaksakan” oleh Bank Dunia

dan IMF selama ini dapat berdampak terhadap berkurangnya kemandirian ekonomi

Indonesia yang dapat bermuara pada proses penyengsaraan terhadap rakyat kebanyakan.

“Pemaksaan” kehendak IMF untuk lebih menekankan pada pemberlakuan ekonomi

pasar bebas dalam perumusan kebijakan penghapusan subsidi secara total dan

privatisasi BUMN sering dianggap sebagai pengikisan kemandirian ekonomi bangsa.

Kita sebagai rakyat bangsa Indonesia seharusnya sadar akan hal-hal di atas. Kita

tidak bisa selamanya seperti ini yang bergantung terhadap utang. Kita dapat melakukan

upaya-upaya untuk keluar dari keterperosokan jebakan utang yang tampaknya semakin

dalam saja.

Selama ini utang selalu dipersepsikan sebagai sumber dana pembangunan

potensial seharusnya diubah paradigmanya menjadi beban pembangunan. Sehingga,

harus dikeluarkan dari struktur APBN. Selain itu mengadakan restrukturisasi utang

untuk memotong mata rantai jebakan “gali utang bayar utang”.

Program restrukturisasi itu diupayakan untuk penyelesaian beban pembayaran

cicilan pokok utang dan bunga hingga tidak ada lagi di dalam APBN. Baik lewat

perjanjian maupun penjadwalan ulang dan penghapusan utang tanpa harus menambah

utang baru.

Dengan tidak mengharapkan lagi tambahan utang baru dari negara-negara

kreditor bargaining power Indonesia mestinya semakin kuat untuk bisa merundingkan

penyelesaian utang yang lebih menguntungkan bagi Indonesia. Indonesia tidak dapat

Tugas Kuliah Ekonomi MakroProgram Pascasarjana (S2) Ilmu Ekonomi FE Untan, 2010

17

Page 18: HUTANG DAN PEREKONOMIAN INDONESIA

HUTANG DAN PEREKONOMIAN INDONESIA

seterusnya bergantung pada sumber utang karena eskalasi utang yang mengarah pada

jebakan utang justru menjadi beban bagi perekonomian Indonesia.

Oleh karena itu kebutuhan pembiayaan pembangunan harus lebih diutamakan

dari sumber-sumber dana domestik non-utang. Karena, bagaimana pun juga beban utang

akan membuat anggaran fiskal semakin tidak sehat. Dengan mengoptimalkan sumber-

sumber dana dalam negeri non-utang diharapkan Indonesia dapat segera keluar dari

jebakan utang –yang tampaknya sudah semakin berlarut membebani perekonomian

Indonesia.

http://www.bni.co.id/Portals/0/Document/Ulasan%20Ekonomi/beban%20utanghttp://www.ekonomirakyat.org/edisi_3/artikel_1.htmhttp://bisniskeuangan.kompas.com/

3.3. Dampak Positif dari Adanya Hutang dalam Perekonomian

Dalam suatu acara Talksow di Televisi Swasta (Wimar Live Metro TV, 05 Juni

2009), Sri Mulyani yang kala itu masih menjadi menteri Keuangan RI mengemukakan

pendapatnya yang intinya adalah bahwa : “ Hutang adalah Instrumen untuk Mencapai

Kesejahteraan.” Pernyataan selengkapnya dirilis dan diedit oleh Didiet Adiputro

sebagai berikut :

Setiap bicara mengenai hutang luar negeri sebagian besar masyarakat  kita pasti

berpikir tentang lunturnya kemandirian bangsa, intervensi  asing, runtuhnya kedaulatan

ekonomi nasional, menggadaikan harga diri bangsa, sampai isu-isu seperti

Neoliberalisme, istilah yang tidak jelas pemakaiannya.

Pikiran emosional yang cenderung kurang rasional ini jika terus didiamkan bisa

menjadi ajang pembodohan buat masyarakat biasa yang kini bisa dengan sangat mudah

mengakses informasi. Selanjutnya Dr Sri Mulyani Indrawati, memberikan penjelasan

secara gamblang, tenang dan rasional tentang hutang luar negeri, isu  IMF dan

kemandirian ekonomi.

Sebenarnya persepsi negatif masyarakat kita terhadap hutang luar negeri tidak

terlepas dari trauma masa lalu pada zaman Orde Baru, dimana kita  berhutang dalam

jumlah yang sangat  besar tanpa ada transparansi dalam pemakaiannya. Belum lagi

pendapat beberapa ekonom yang mejadi panutan seperti Prof. Sumitro

Djojohadikusumo yang mengatakan 30 persen dari APBN kita pasti bocor (dikorupsi)

kala itu. Hal tersebut ditengarai menjadi penyebab masyarakat kita hingga kini bersikap

antipati terhadap hutang.

Tugas Kuliah Ekonomi MakroProgram Pascasarjana (S2) Ilmu Ekonomi FE Untan, 2010

18

Page 19: HUTANG DAN PEREKONOMIAN INDONESIA

HUTANG DAN PEREKONOMIAN INDONESIA

Padahal menurut Sri Mulyani, hutang hanyalah instrumen  penerimaan negara

untuk mengatasi defisit. Karena kita tidak hanya bisa mengandalkan sektor penerimaan

pajak disaat kondisi kesadaran pajak masyarakat kita masih rendah. Belum lagi

kewajiban membayar beban hutang masa lalu (Orde Baru) yang membuat kebutuhan

kita semakin besar.  

Dengan kondisi hutang luar negeri kita yang mencapai 1.640 Triliun, Sri

Mulyani mengakui jumlah hutang kita memang bertambah, tapi itu tidak buruk. Jika

dibandingkan dengan Jepang yang hutangnya mencapai 150 persen dari PDB,

sementara kita 30 persen dari PDB. Indonesia masih masuk kategori aman dengan

jumlah hutang tersebut. Disaat banyak negara-negara raksasa ekonomi seperti India

yang mengalami defisit APBN sekitar 6 persen dan AS yang mencapai defisit 9 persen,

justru Indonesia tahun 2008 hanya defisit sebesar 0,1 persen. Secara makro kondisi

hutang kita sebenarnya masih dalam situasi yang belum membahayakan.

Namun Sri Mulyani menyayangkan sikap para politisi saat ini yang sering

menggunakan kata hutang sebagai salah satu jargon politik untuk mendapatkan simpati

masyarakat. "Kekhawatiran masyarakat akan hutang justru disebabkan karena

ketidaktahuan itu sendiri", ujar mantan Kepala Bappenas ini.

Yang penting di era keterbukaan sekarang pengawasan penggunaan hutang

dilakukan secara bersama dan berlapis. Jika dulu tidak pernah jelas jumlah dan

penggunaannya untuk apa, saat ini anggaran yang ada diawasi oleh internal auditor

seperti BPKP, ditambah kondisi DPR yang makin kritis dan BPK yang independen.

Masyarakat, LSM. Pengamatpun bebas mengontrol dan mengetahui penggunaan hutang

yang selalu diupdate dalam website. Sehingga hutang yang kita punya bisa digunakan

untuk membangun berbagai hal yang mempunyai manfaat ekonomi yang lebih besar

dari nilai hutang tadi.

Menjawab isu yang mengaitkan dirinya sebagai antek IMF yang punya stigma

buruk di masyarakat. Mantan ketua LPEM UI ini mengatakan bahwa sebagian orang

yang mencekoki masyarakat dengan konsep seperti itu sehingga menimbulkan

ketakutan di masyarakat akan IMF. Mungkin ini dilakukan agar mereka terlihat seperti

pahlawan dan berkepentingan untuk membuat masyarakat Indonesia tetap bodoh, agar

dia bisa berkuasa. "Indonesia anggota IMF, makanya seluruh menteri keuangan yang

menjadi anggota IMF otomatis menjadi  anggota board, ini sama seperti Presiden

mengirim dubes saja", tuturnya.  Sri Mulyani sendiri  ditunjuk sebagai anggota Board

Tugas Kuliah Ekonomi MakroProgram Pascasarjana (S2) Ilmu Ekonomi FE Untan, 2010

19

Page 20: HUTANG DAN PEREKONOMIAN INDONESIA

HUTANG DAN PEREKONOMIAN INDONESIA

Director di IMF oleh Presiden Megawati. “itu bukan keinginan saya sendiri tapi

ditunjuk oleh Presiden Megawati untuk memperjuangkan kepentingan Indonesia dan 11

negara lainnya”, ujarnya

3.4. Perkembangan Hutang Luar Negeri Indonesia

Sejak pemerintahan Orde Baru hingga pemerintahan Indonesia

bersatu, salah satu kebijakan ekonomi yang tidak pernah berubah adalah

penggunaan utang sebagai sumber dana pembangunan, yang senantiasa

tercantum dalam struktur Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

Tidak mengherankan kalau akumulasi penumpukan utang pemerintah

semakin membengkak saja dari tahun ke tahun. Bahkan pembubaran IGGI

pada saat pemerintahan Soeharto, maupun pembubaran CGI pada

saatB

pemerintahan SBY-JK, ternyata tidak berperan sama sekali dalam

menurunkan jumlah utang pemerintah. Alih-alih bisa menurunkan jumlah

utang, justru yang terjadi malah sebaliknya, jumlah utang pemerintah

cenderung semakin meningkat pada setiap tahunnya.

Tim Indonesia Bangkit (TIB) mencatat utang Indonesia dalam 5 tahun terakhir

justru mengalami peningkatan sebesar 31 persen menjadi Rp 1.667 triliun per 1 April

2009. Utang sebesar ini merupakan utang terbesar Indonesia sepanjang sejarah.

Demikian disampaikan Ketua Tim Indonesia Bangkit, Rizal Ramli dalam Jumpa Pers di

Hotel Bumi Karsa, Jakarta, Selasa (1/4/2009). Dalam lima tahun terakhir jumlah utang

Indonesia meningkat sebesar 31 persen dari Rp 1.275 triliun pada Desember 2003

menjadi Rp 1.667 triliun pada bulan Januari 2009 atau naik kurang lebih sebesar Rp 392

triliun.

Sementara itu, Rizal juga mengatakan jumlah utang per kapita Indonesia pun

meningkat. Jika pada 2004 utang per kapita Indonesia sekitar Rp 5,8 jutan per kepala,

maka pada Februari 2009 melonjak jadi Rp 7,7 juta per kepala.

Perkembangan nilai riil hutang negara Indonesia juga dapat dari perkembangan

selisih antara penambahan dan pembayaran hutang pokok dan bunga seperti dapat

dilihat tabel berikutini .

Tabel Perkembangan Jumlah Hutang Indonesia dari tahun 2001-2008

(dalam juta USD)

Tugas Kuliah Ekonomi MakroProgram Pascasarjana (S2) Ilmu Ekonomi FE Untan, 2010

20

Page 21: HUTANG DAN PEREKONOMIAN INDONESIA

HUTANG DAN PEREKONOMIAN INDONESIA

Keterangan 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

Penambahan Utang Baru

5.511 5.646 5.224 2.602 5.538 3.661 4.009 3.892

Pokok Utang 4.245 4.567 4.955 5.222 5.626 5.787 6.322 6.569

Bunga 2.912 2.782 2.656 2.495 1.339 2.280 2.298 2.272

Jumlah 7.157 7.349 7.611 7.717 6.965 8.067 8.620 8.841

Selisih (1.646) (1.703) (2.387) (5.115) (1.427) (4.406) (4.611) (4.949)

Sumber: Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan RI

Dilihat dari perkembangan jumlah selisih antara penambahan hutang baru dan

pelunasan kewajiban lama nampak bahwa nilainya dari 2001 sampai 2004 terus

mengalami penambahan, sedangkan pada 2005 terjadi penurunan dan tahun berikutnya

hingga 2008 terus mengalami peningkatan dengan mendekati stabil penambahannya.

Mengutip pernyataan menteri keuangan Dr. Sri Mulyani di atas yang pernyataan

bahwa beban hutang Indonesia hanya 30 % dari PDB dibandingkan negara Jepang yang

150 % dari Total PDBnya. Kalau hanya 30% dari PDB hutang itu tak usah

dikhawatirkan, masih beruntung ada pihak lain yang memberi hutang. bebarti potensi

pendapatan nasional kita telah dibantu 30% oleh pihak lain/luar negeri. Namun

demikian persentase hutang terhadap PDB terus mengalami penurunan berarti nilai riil

hutang dari nominal hutang kita memang cenderung mengalami peningkatan namun

secara riil prosentasinya menurun

Tapi yang harus menjadi perhatian adalah sebagaimana yang dijelaskan oleh Sri

Mulyani di atas bahwa harus ada transparansi dalam penggunaan hutang tersebut.

Memang rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB), yang

mengindikasikan peningkatan kemampuan Indonesia dalam membayar utang,

cenderung menurun pada setiap tahunnya. Pada 2001 rasio utang terhadap PDB masih

sebesar 77,0 persen turun menjadi 34,7 persen pada 2008, pada 2009 turun lagi

menjadi 31,3 persen, seperti yang ditunjukan pada grafik di bawah ini.

Tugas Kuliah Ekonomi MakroProgram Pascasarjana (S2) Ilmu Ekonomi FE Untan, 2010

21

Page 22: HUTANG DAN PEREKONOMIAN INDONESIA

HUTANG DAN PEREKONOMIAN INDONESIA

Gambar 1 : Rasio Hutang Indonesia terhadap PDB, Tahun 2001-2009 (dalam Prosentase)

Sumber: Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang DepKeuangan RI

3.5. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Nota Keungan 2010

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, atau disingkat APBN, adalah rencana

keuangan tahunan pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan

Perwakilan Rakyat. APBN berisi daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana

penerimaan dan pengeluaran negara selama satu tahun anggaran (1 Januari-31

Desember). APBN, Perubahan APBN, dan Pertanggungjawaban APBN setiap tahun

ditetapkan dengan Undang-Undang.

Dalam penyusunan APBN 2010 mengacu pada ketentuan yang tertuang dalam

Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, dengan berpedoman

kepada Rencana Kerja Pemerintah (RKP), Kerangka Ekonomi Makro, dan Pokok-

pokok Kebijakan Fiskal tahunan yang tentunya telah dirumuskan dan disepakati

Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia tahun sebelumnya yang

selanjuynya dituangkan dalam Nota Keuangan dan APBN 2010 tahun berjalan.

Berikut ini disajikan arah dan strategi kebijakan fiskal dan APBN tahun 2010,

dengan pokok-pokok besaran sebagai berikut :

a. Pendapatan negara dan hibah diperkirakan sebesar Rp 949,7 triliun, atau berarti

mengalami kenaikan 9,05 persen dari APBN-P tahun 2009. Kenaikan rencana

pendapatan negara tersebut diharapkan akan didukung oleh kenaikan penerimaan

perpajakan.

Tugas Kuliah Ekonomi MakroProgram Pascasarjana (S2) Ilmu Ekonomi FE Untan, 2010

22

Page 23: HUTANG DAN PEREKONOMIAN INDONESIA

HUTANG DAN PEREKONOMIAN INDONESIA

b. Total belanja negara diperkirakan sebesar Rp1.047,7 triliun (17,5 persen terhadap

PDB). Alokasi tersebut menunjukkan peningkatan Rp46,9 triliun atau 4,7 persen

dari APBN-P 2009. Belanja Pemerintah pusat dalam tahun 2010 direncanakan

sebesar Rp725,2 triliun, atau mengalami peningkatan Rp33,7 triliun atau 4,9 persen

dari APBNP 2009. Sementara itu, dalam tahun 2010, anggaran transfer ke daerah

direncanakan sebesar Rp322,4 triliun, yang menunjukkan peningkatan Rp13,1

triliun atau 4,2 persen dari APBN-P 2009.

c. Defisit anggaran diperkirakan sebesar Rp98,0 triliun (1,6 persen terhadap PDB).

d. Pembiayaan defisit. Untuk membiayai defisit APBN 2010, direncanakan

pembiayaan defisit dalam jumlah yang sama, yaitu sebesar Rp98,0 triliun.

Pembiayaan anggaran dalam negeri tahun 2010 tersebut didominasi oleh

pembiayaan dalam negeri, yaitu sebesar Rp107,9 triliun. Di sisi lain, pembiayaan

dari luar negeri (neto) diperkirakan sebesar negatif Rp9,9 triliun.

3.6. Pembiayaan Defisit Anggaran dan Pengelolaan Utang

Untuk membiayai defisit APBN 2010 direncanakan pembiayaan dalam jumlah

yang sama, yaitu sebesar Rp98,0 triliun. Jumlah tersebut terdiri atas pembiayaan dalam

negeri sebesar Rp107,9 triliun dan pembiayaan luar negeri (neto) sebesar negatif Rp9,9

triliun.

Kebijakan pembiayaan yang akan ditempuh di tahun 2010 diantaranya :

(1) mengupayakan pinjaman dengan persyaratan lunak (jangka panjang dan biaya relatif

ringan);

(2) mengutamakan penerbitan SBN rupiah di pasar dalam negeri guna pengembangkan

pasar modal dan membantu pengelolaan likuiditas pasar;

(3) membuka akses sumber pembiayaan di pasar internasional untuk meningkatkan

posisi tawar Pemerintah dalam penarikan pinjaman;

(4) menarik pinjaman siaga (IMF) yang telah menjadi komitmen lembaga keuangan

internasional dan belum dapat direalisasikan di tahun 2009.

Pembiayaan anggaran dilakukan untuk menutup defisit anggaran yang

direncanakan sekitar minus 1,6 persen terhadap PDB. Untuk memanfaatkan sumber

utama pembiayaan yang berasal dari pinjaman luar negeri (pinjaman program dan

proyek), Pemerintah telah menyusun strategi operasional dalam melakukan pengelolaan

Tugas Kuliah Ekonomi MakroProgram Pascasarjana (S2) Ilmu Ekonomi FE Untan, 2010

23

Page 24: HUTANG DAN PEREKONOMIAN INDONESIA

HUTANG DAN PEREKONOMIAN INDONESIA

pinjaman, yaitu dengan pengelolaan portofolio dan risiko serta penilaian kesiapan

proyek. Pengelolaan portofolio dan risiko antara lain dilakukan dengan:

(1) mengutamakan pinjaman dengan persyaratan yang favorable (tingkat bunga yang

kompetitif dan tenor relatif panjang);

(2) mengutamakan pembiayaan program pembangunan nasional, termasuk Millenium

Development Goals (MDGs);

(3) melakukan restrukturisasi untuk mengurangi biaya utang dalam jangka panjang.

Untuk membiayai defisit APBN dalam 5 tahun terakhir, pemerintah secara

bertahap merubah kebijakan pembiayaan dengan memprioritaskan sumber dari surat

berharga negara (SBN) dibandingkan dari pinjaman luar negeri. Kebijakan tersebut

didukung dengan diversifikasi. SBN yang diterbitkan Pemerintah yang semakin

beragam, baik di dalam negeri maupun luar negeri, dengan tenor yang lebih bervariasi.

Di sisi lain sumber pembiayaan dari nonutang semakin berkurang, baik itu melalui

penjualan aset eks BPPN maupun langkah

3.7. Publikasi Hutang Luar Negeri Indonesia

Sebagai perwujudan dari pelaksanaan transparansi informasi mengenai

perkembangan utang luar negeri Indonesia, Bank Indonesia bersama-sama dengan

Kementerian Keuangan telah berinisiatif menerbitkan publikasi Statistik Utang Luar

Negeri Indonesia. Publikasi ini menyajikan data utang luar negeri Pemerintah Pusat,

Bank Indonesia dan sektor swasta.

Penyusunan Statistik Utang Luar Negeri dilatarbelakangi oleh kebutuhan

informasi utang luar negeri Indonesia yang komprehensif, dapat dan mudah

dibandingkan (comparable) serta terpercaya (realiable). Kebutuhan dimaksud juga

didorong oleh kepentingan untuk melakukan monitoring bagi otoritas dan pelaku pasar

dalam mengukur potensi risiko utang luar negeri yang dapat menjadi salah satu pemicu

kerentanan (vulnerability) perekonomian Indonesia.

IV. PENUTUP

Di akhir tulisan ini penulis ingin membuat kesimpulan dari yang telah diuraikan

di atas dan rekomendasi terhadap kebijakan pemerintah khususnya dalam kebijakan

hutang luar negeri :

Tugas Kuliah Ekonomi MakroProgram Pascasarjana (S2) Ilmu Ekonomi FE Untan, 2010

24

Page 25: HUTANG DAN PEREKONOMIAN INDONESIA

HUTANG DAN PEREKONOMIAN INDONESIA

4.1. Kesimpulan

1. Untuk mencapai tujuan nasional maka dilakukan pembangunan dimana

pembangunan ekonomi merupakan salah satu upaya dalam mencapai tujuan nasional.

2. Dalam suatu kegiatan ekonomi tentunya memerlukan pembiayaan, begitupun dalam

pembangunan ekonomi, diperlukan biaya-biaya program rutin maupun biaya

pengeluaran pembangunan.

3. Untuk melanjutkan proses pembangunan dalam perekonomian memang

sesungguhnya tidak dapat dipisahkan dari adanya hutang. Perekonomian atau usaha

tanpa menggunakan fasilitas bantuan dana pihak lain akan sulit maju dan jalan di

tempat kalau tidak terjadi kemunduran. Dengan berhutang perekonomian dapat terus

berjalan dan lebih produktif.

4. Banyak kalangan yang menilai bahwa dengan semakin besarnya hutang negara akan

menyulitkan perekonomian negara. Tapi ada sebagian kalangan yang menilai bahwa

dengan adanya hutang maka akan menciptakan kesejahteraan bagi rakyat dan

keberlangsungan pembangunan dapat terjamin.

5. Yang terpenting dari suatu pinjaman adalah proporsinya terhadap PDB dan

transparansi dalam penggunaannya.

6. Dengan diterbitkannya publikasi Statistik Hutang Indonesia oleh BI mulai tahun

2010, pengawasan penggunaan hutang dapat dilakukan secara bersama-sama dan

berlapis. Jika dulu tidak pernah jelas jumlah dan penggunaannya untuk apa, saat ini

bisa diawasi oleh internal auditor seperti BPKP, ditambah kondisi DPR yang makin

kritis dan BPK yang independen.

4.2. Rekomendasi

1. Hendaknya dalam menambah jumlah pinajamn memperhatikan juga peningkatan

PDB yang mana besarnya pinjaman tidak melebihi 30% dari PDB

2. Pinjaman yang masih di kisaran angka 30 % dari PDB tidak usah dikhawatirkan,

karena dengan adanya bantuan pinjaman tersebut kita dapat lebih produktif dan lebih

meningkatkan output produksi untuk menambah cadangan devisa guna menutup

hutang kembali.

3. Selain itu yang paling penting dalam pengelolaan hutang luar negeri adalah

transparansi dalam pengelolaan dan penggunaan.

Tugas Kuliah Ekonomi MakroProgram Pascasarjana (S2) Ilmu Ekonomi FE Untan, 2010

25

Page 26: HUTANG DAN PEREKONOMIAN INDONESIA

HUTANG DAN PEREKONOMIAN INDONESIA

4. Dilihat dari besaran tingkat defisit suatu anggaran sebenarnya bisa direncanakan

(misalnya berhutang dengan pertumbuhan yang tinggi atau tidak berhutang tapi

dengan pertumbuhan yang lambat) dan berarti merencanakan besaranan nilai hutang

yang akan diemban tahun itu yang kaitannya dengan beban pembangunan tahun

berjalan, setelah direncakan lalu dicarikan solusi untuk menutupinya.

5. Dalam kebijakan pengawasan hutang negara hendaknya masyarakat umum, LSM.

dan pengamat diberi ruang dan kebebasan dalam mengontrol dan mengetahui

penggunaan hutang. Sehingga hutang yang kita punya bisa digunakan untuk

membangun berbagai hal yang mempunyai manfaat ekonomi yang lebih besar dari

nilai hutang itu sendiri, “ingat hutang negara adalah hutang penduduk atau rakyat.”

DAFTAR REFERENSI

Economic Review ● No. 215 ● Maret 2009

Nota Keungan dan APBN RI TAHUN 2010

International Monetary Fund, Layanan Publikasi, 700 19th Street, N.W. Washington, D.C., 20431, U.S.A. Tel.: (202) 623-7430 Telefax: (202) 623-7201 E-mail : [email protected], website: http://www.imf.org

http://www.dmo.or.id/content.php?section=46 http//www//depkeu.go.idhttp://www.bni.co.id/Portals/0/Document/Ulasan%20Ekonomi/beban%20utanghttp://www.ekonomirakyat.org/edisi_3/artikel_1.htmhttp://bisniskeuangan.kompas.com/http//www//bi.go.id

Tugas Kuliah Ekonomi MakroProgram Pascasarjana (S2) Ilmu Ekonomi FE Untan, 2010

26