Hukum Yang Mengatur Hubungan Antara Manusia Dan Manusia, Manusia Dg Alam

download Hukum Yang Mengatur Hubungan Antara Manusia Dan Manusia, Manusia Dg Alam

of 18

Transcript of Hukum Yang Mengatur Hubungan Antara Manusia Dan Manusia, Manusia Dg Alam

Menurut kodratnya, manusia yang satu tidak dapat dipisahkan dengan manusia yang lainnya. Manusia selalu hidup berdampingan dan membutuhkan bantuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Disamping itu, manusia juga mempunyai keperluan sendiri-sendiri. Seringkali keperluan itu searah serta berpadanan satu sama lain, sehingga menimbulkan hubungan yang saling membantu satu dengan lainnya untuk memenuhi keperluan itu. Namun terkadang, keperluankeperluan tersebut berlainan bahkan menimbulkan pertentangan antara yang satu dengan yang lainnya. Sehingga memunculkan pertikaian dan ketidakharmonisan didalam kehidupan. Hal inilah yang nantinya akan melahirkan sistem penindasan manusia terhadap manusia lainnya.

Berangkat dari persoalan tersebut, maka manusia mulai berfikir tentang harus adanya aturan main atau kaidah/norma yang dapat diberlakukan dan ditaati oleh masyarakat dalam hubungan sosialnya. Aturan main atau kaidah/norma itu diharapkan dapat memberi petunjuk kepada manusia bagaimana ia harus bertingkah laku dan bertindak di dalam masyarakat. Aturan-aturan ini menjadi kebutuhan bagi masyarakat dengan tujuan untuk menciptakan hubungan yang harmonis, saling menghormati dan menghargai antar manusia itu sendiri.

Maka terbentuklah hukum yang bersifat mengatur dan memaksa untuk menjamin tata-tertib dalam masyarakat.

contoh macam-macam hukum yang berlaku di masyarakat saat ini berdasarkan bentuk, sifat, sumber, tempat berlaku, isi dan cara mempertahankannya.

Menurut bentuknya, hukum itu dibagi menjadi : 1. Hukum Tertulis, adalah hukum yang dituliskan atau dicantumkan dalam perundang-undangan. COntoh : hukum pidana dituliskan pada KUHPidana, hukum perdata dicantumkan pada KUHPerdata.2. Hukum Tidak Tertulis, adalah hukum yang tidak dituliskan atau tidak dicantumkan dalam perundang-undangan. Contoh : hukum adat tidak dituliskan atau tidak dicantumkan pada perundang-undangan tetapi dipatuhi oleh daerah tertentu.

Menurut sifatnya, hukum itu dibagi menjadi : 1. Hukum yang mengatur, yakni hukum yang dapat diabaikan bila pihak-pihak yang bersangkutan telah membuat peraturan sendiri. 2. Hukum yang memaksa, yakni hukum yang dalam keadaan apapun memiliki paksaan yang tegas.

Menurut

sumbernya, hukum itu dibagi menjadi : 1. Hukum Undang-Undang, yakni hukum yang tercantum dalam peraturan perundangundangan. 2. Hukum Kebiasaan (adat), yakni hukum yang ada di dalam peraturan-peraturan adat. 3. Hukum Jurisprudensi, yakni hukum yang terbentuk karena keputusan hakim di masa yang lampau dalam perkara yang sama. 4. Hukum Traktat, yakni hukum yang terbentuk karena adanya perjanjian antara negara yang terlibat di dalamnya.

Menurut

tempat berlakunyanya, hukum itu dibagi menjadi : 1. Hukum Nasional adalah hukum yang berlaku dalam suatu negara. 2. HUkum Internasional adalah hukum yang mengatur hubungan antar negara. 3. Hukum Asing adalah hukum yang berlaku di negara asing.

Menurut isinya, hukum itu dibagi menjadi : 1. Hukum Privat (Hukum Sipil), adalah hukum yang mengatur hubungan antara perseorangan dan orang yang lain. Dapat dikatakan hukum yang mengatur hubungan antara warganegara dengan warganegara. Contoh : Hukum Perdata dan Hukum Dagang. Tetap dalam arti sempit hukum sipil disebut juga hukum perdata. 2. Hukum Negara (Hukum Publik) dibedakan menjadi hukum pidana, tata negara dan administrasi negara. a. Hukum Pidana adalah hukum yang mengatur hubungan antara warganegara dengan negara b. Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur hubungan antara warganegara dengan alat perlengkapan negara. c. Hukum Administrasi Negara adalah hukum yang mengatur hubungan antar alat perlengkapan negara, hubungan pemerintah pusat dengan daerah.

Menurut cara mempertahankannya, hukum itu dibagi menjadi : 1. Hukum Materiil, yaitu hukum yang mengatur kepentingan-kepentingan dan hubungan-hubungan yang berwujud perintah dan larangan. Contoh Hukum Pidana, Hukum Perdata. Yang dimaksudkan adalah Hukum Pidana Materiil dan Hukum Perdata Materiil. 2. Hukum Formil, yaitu hukum yang mengatur cara-cara mempertahankan dan melaksanakan hukum materiil. Contoh Hukum Acara Pidana dan Hukum Acara Perdata.

Alam

semesta adalah ciptaan Allah SWT. Dia menentukan ukuran dan hukum-hukumnya. Alam juga menunjukan tanda-tanda keberadaan, sifat dan perbuatan Allah. Berarti juga nilai taiuhid melingkupi nilai hubungan manusia dengan alam . Manusia itu sesungguhnya berkedudukan sebagai khalifah di bumi untuk menjadikan bumi maupun alam sebagai obyek dan wahana dalam bertauhid dan menegaskan dirinya. Perlakuan manusia terhadap alam tersebut dimaksudkan untuk memakmurkan kehidupan di dunia

Ke arah semua itulah hubungan manusia dengan alam ditujukan . Dengan sendirinya cara-cara memanfaatkan alam , memakmurkan bumi dan menyelenggarakan kehidupan pada umumnya juga harus bersesuaian dengan tujuan yang terdapat dalam hubungan antara manusia dengan alam tersebut.

bila kita kaji, sebenarnya tidak ada hukum tertulis yang mengatur hubungan antara alam dan manusia. Namun, bila kita lihat pada sisi ajaran ke-Tuhanan terdapat aturan yang mengatur hubungan antara manusia dan alam. Dimana hukum ini membatasi dan mengatur manusia agar tidak bertindak semena-mena terhadap alam sehingga dapat merusak alam yang telah diberikan Tuhan untuk dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh manusia. Hukum tersebut adalah hukum alam.

Jika kita berbicara hukum alam,berarti kita berbicara tentang hukum universal yang tidak bisa dibatasi oleh sesuatu organisasi / kelompok tertentu.Hukum alam adalah hukum yang dibuat Tuhan untuk mengatur alam semesta ini.Hukum ini sangat adil adanya dan hanya bisa dilanggar oleh Tuhan atas kehendakNya berdasar permohonan seseorang dengan ketulusan,keyakinan yang tiada terukur terhadapNya

Manusia

dalam hidupnya di alam semesta ini seharusnya sedapat mungkin menjalin hubungan yang seimbang dan selaras dengan Tuhan, alam, serta manusia lain atau sesamanya. Hal ini sangat perlu dilakukan sebab manusia tidak mungkin hidup tanpa kehadiran mereka, baik disadari ataupun tidak.

Oleh

karena itu, Agar terwujud keharmonisan antara manusia dengan manusia, manusia dengan Tuhan dan manusia dengan alam maka manusia harus memahami dan mengikuti aturan/susila dalam melaksanakan masing-masing hubungan tersebut. Manusia dengan kecerdasan yang dimilikinya dapat menciptakan aturan/etika dalam hubungan dengan sesama manusia, hubungan dengan Tuhan, serta hubungan dengan alam