HUKUM PIDANA kuliah 1-7
-
Upload
diandra-mauliandina -
Category
Documents
-
view
236 -
download
1
Transcript of HUKUM PIDANA kuliah 1-7
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
1/149
HUKUM PIDANAHPI 10102
3 SKS
TIM PENGAJAR HUKUM PIDANAFAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS INDONESIA
Depok, 30 Januari 2009
29/03/2012 1
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
2/149
KULIAH 1 Arti dan Ruang Lingkup Hukum Pidana
Sumber-sumber Hukum Pidana Di Indonesia
29/03/2012 2
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
3/149
SIFAT DAN TEMPAT HUKUM PIDANA
HUKUM PIDANA ADALAH HUKUMSANKSI ISTIMEWA
HUKUM PIDANA SEBAGAI HUKUMPUBLIK (privat ke publik)
Mengatur hubungan antara individudengan masyarakatnya sebagaimasyarakat
29/03/2012 3
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
4/149
Hukum pidana dijalankan untuk
kepentingan masyarakat; Dan hanya dijalankan dalam hal
kepentingan masyarakat benar-benar
memerlukan (ultimum remedium); Penuntutan tidak diserahkan kepada si
korban;
Hubungan hukum bukan koordinasi tetapiadalah subordinasi antara pelaku denganpemerintah
29/03/2012 4
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
5/149
Pengertian Hukum PidanaProf. Moeljatno
Hukum Pidana adalah bagian dari keseluruhanhukum yg berlaku di suatu negara, yg mengadakandasar-dasar dan aturan untuk :
1) menentukan perbuatan-perbuatan mana yg tidak
boleh dilakukan, yg dilarang, dg disertai ancamanatau sanksi berupa pidana tertentu bagi barangsiapamelanggar larangan tsb;Criminal Act2) menentukan kapan dan dalam hal-hal apa kepada
mereka yg telah melanggar larangan-larangan itudapat dikenakan atau dijatuhi pidana sebagaimanayg telah diancamkan ;Criminal Liability/ CriminalResponsibility
29/03/2012 5
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
6/149
1) dan 2) = Substantive Criminal Law/
Hukum Pidana Materiil
3) menentukan dengan cara bagaimanapengenaan pidana itu dapat dilaksanakanapabila ada orang yang disangka telahmelanggar larangan tsb.CriminalProcedure/ Hukum Acara Pidana
4) menentukan bagaimana cara hukumansanksi dilaksanakaneksekusi/penintensier
29/03/2012 6
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
7/149
Pengertian Hukum PidanaProf. Pompe
Hukum Pidana adalah semua aturan-aturan hukum yang menentukan terhadapperbuatan-perbuatan apa yang
seharusnya dijatuhi pidana, dan apakahmacamnya pidana/sanksi itu
29/03/2012 7
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
8/149
Pengertian Hukum PidanaProf. Simons
Hukum Pidana adalah kesemuanyaperintah-perintah dan larangan-laranganyang diadakan oleh negara dan yang
diancam dengan suatu nestapa (pidana)barangsiapa yang tidak mentaatinya,kesemuanya aturan-aturan ygmenentukan syarat-syarat bagi akibat
hukum itu dan kesemuanya aturan-aturanuntuk mengadakan (menjatuhi) danmenjalankan pidana tersebut.
29/03/2012 8
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
9/149
Pengertian Hukum PidanaProf. Van Hamel
Hukum Pidana adalah semua dasar-dasardan aturan-aturan yang dianut oleh suatunegara dalam menyelenggarakan
ketertiban hukum (rechtsorde) yaitudengan melarang apa yang bertentangandengan hukum dan mengenakan suatu
nestapa/derita = hukuman /sanksi kepadayang melanggar larangan-larangantersebut
29/03/2012 9
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
10/149
Ilmu Hukum Pidana & Ilmu-ilmubantu lainnya
Kriminologi
Kriminalistik
Ilmu Forensik/kedokteran kehakiman Psikiatri Kehakiman
Sosiologi Hukum
Psikologi hukum
29/03/2012 10
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
11/149
KUHP dan Sejarahnya
Andi Hamzah
- Jaman VOC
- Jaman Hindia
Belanda
- Jaman Jepang
- Jaman Kemerdekaan
Utrecht
-Jaman VOC
-Jaman Daendels
-Jaman Raffles
-Jaman KomisarisJenderal
-Tahun 1848-1918-KUHP tahun 1915 -
sekarang
29/03/2012 11
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
12/149
Jaman VOC
Hukum kapal (hukum disiplin) Statuten van Batavia 1650
Hk. Belanda kuno
Asas2 Hk. Romawi
Asas konkordansi Psl. 131
Ayat (2) sub a IS
Di daerah lainnya berlakuHukum Adat
mis. Pepakem Cirebon
29/03/2012 12
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
13/149
Jaman Daendels
Tahun 1798 VOC dibubarkan Tahun 1810 Peraturan mengenai hukum
dan peradilan Zemenstel hukum adat
mendapat lebih perhatian. GolongaN Eropa berlaku STATUTA
BETAWI BARU
Golongan hukum Indonesia berlakuhukum adat
Perlakuan hukum adat yang terbatas
29/03/2012 13
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
14/149
Muncul hukuman yang ganas
Plakat 22 April 1808
1. dibakar hidup terikat pada suatu tiang;
2.dimatikan dengan mempergunakan keris;3.di cap bakar;
4.Dipukul dengan rantai;
5.Dimasukkan dalam penjara;6.Bekerja paksa
29/03/2012 14
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
15/149
Jaman Raffles
Dalam banyak hal terjadi peringananhukuman;
Perhatian besar terhadap hukum adat
Perlakuan hukum adat yang terbatas
Hukum adat = hukum Islam
29/03/2012 15
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
16/149
Jaman Hindia Belanda
Dualisme dalam H. Pidana
1. Putusan Raja Belanda 10/2/1866 (S.1866 no.55) --> Orang Eropa
2. Ordonnantie 6 Mei 1872 (S.1872) --> OrangIndonesia & Timur Asing
kodifikasi Unifikasi :
Wetboek van Strafrecht voor Nederlandsch Indie (kopidari Ned Straftwetboek)
- Putusan Raja Belanda 15/10/1915 Berlaku 1/1/1918disertai
- Putusan Raja Belanda 4/5/1917 (S.1917 no. 497) :mengatur peralihan dari H. Pidana lama --> H.
Pidana baru.29/03/2012 16
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
17/149
Jaman Jepang
WvSI masih berlaku
Osamu Serei (UU) No. 1Tahun 1942, berlaku7/3/1942
H. Pidana formil yangmengalami banyakperubahan
29/03/2012 17
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
18/149
Jaman Kemerdekaan
UUD 1945 Ps. IIAturan Peralihan
Segala BadanNegara danPeraturan yang adamasih berlaku
selama belumdiadakan yang barumenurut UUD ini
29/03/2012 18
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
19/149
Jaman Kemerdekaan
UU No. 1 Tahun 1946 : Penegasan tentang HukumPidana yang berlaku di Indonesia
Berlaku di Jawa-Madura (26/2/1946)
PP No. 8 Tahun 1946 : Berlaku di Sumatera
UU No. 73 Tahun 1958 : Undang-undang tentangmenyatakan berlakunya UU No. 1 Tahun 1946tentang Peraturan Hukum Pidana untuk seluruhwilayah RI dan mengubah Kitab Undang-undang
Hukum Pidana
29/03/2012 19
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
20/149
SUMBER-SUMBER HUKUMPIDANA DI INDONESIA
KUHP (beserta UUyang merubah &menambahnya)
UU Pidana di luarKUHP
Ketentuan Pidanadalam Peraturanperundang-undangannon-pidana
29/03/2012 20
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
21/149
KUHP
Buku I : Ketentuan Umum (Pasal 1 Pasal 103)
Pasal 103Ketentuan-ketentuan
dalam Bab I sampai Bab VIII buku I jugaberlaku bagi perbuatan-perbuatan yangoleh ketentuan perundang-undanganlainnya diancam dengan pidana, kecualijika oleh undang-undang ditentukan lain
Buku II : Kejahatan (Pasal 104 488)
Buku III : Pelanggaran (Pasal 489
569)29/03/2012 21
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
22/149
SUMBER HUKUM PIDANA MATERIILDI INDONESIA
MELAWAN HUKUM FORMIL DAN MATERIIL
1. HUKUM PIDANA FORMIL (TERTULIS)
PERUNDANG-UNDANG
2. HUKUM PIDANA MATERIIL (TIDAKTERTULIS)
HUKUM PIDANA YANG HIDUP DAN
BERKEMBANG DI MASYARAKAT (HUKUMPIDANA ISLAM DAN HUKUM PIDANA ADAT)
3/29/2012 22
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
23/149
SUMBER HUKUM HUKUM PIDANA FORMIL(TERTULIS)
DI INDONESIA
1. KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA(KUHP);
2. UNDANG-UNDANG YANG
MERUBAH/MENAMBAH KUHP;3. UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA
KHUSUS;
4. ATURAN-ATURAN PIDANA YANGTERDAPAT DI DALAM UNDANG-UNDANGYANG BUKAN UNDANG-UNDANG HUKUMPIDANA
3/29/2012 23
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
24/149
UNDANG-UNDANG YANGMERUBAH/MENAMBAH KUHP
1. UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN1946 TENTANG PEMBERLAKUAN HUKUMPIDANA BAGI INDONESIA;
2. UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN1946 PENAMBAHAN JENIS PIDANA BARUPIDANA TUTUPAN
3. UNDANG-UNDANG NOMOR 73 TAHUN1958 MEMBERLAKUKAN UU NOMOR 1
TAHUN 1946 BAGI SELURUH WILAYAHINDONESIA JUGA PENAMBAHAN PASAL52A, PASAL 142A DAN PASAL 154A;
3/29/2012 24
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
25/149
4. UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN1960, MERUBAH SANKSI PIDANA THDPASAL 188;359 DAN 360 KUHP (DELIK
CULPA) MENJADI SETINGGI-TINGGINYA 5TAHUN;5. PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTIUNDANG-UNDANG NOMOR 18 TAHUN 1960TENTANG PENYESUAIAN NILAI MATA UANGKELIPATAN 15 DAN MENGGANTI GULDENMENJADI RUPIAH;
6. UNDANG-UNDANG NOMOR 2 PNPSTAHUN 1964 TENTANG PELAKSANAHUKUMAN MATI DENGAN CARA DITEMBAKTIDAK LAGI DIGANTUNG;
3/29/2012 25
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
26/149
7. UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1974TENTANG PASAL 542 MENJADI DELIKKEJAHATAN DAN PENAMBAHAN SANKSIPASAL 303 KUHP MENJADI PIDANA PENJARAMAKSIMAL 10 TAHUN;8. UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 1976
TENTANG PENAMBAHAN KEJAHATAN DALAMPENERBANGAN;9. UNDANG-UNDANG NOMOR 27 TAHUN 1999TENTANG PERUBAHAN KITAB UNDANG-
UNDANG HUKUM PIDANA YANGBERKAITAN DENGAN KEJAHATANTERHADAP KEAMANAN NEGARA
3/29/2012 26
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
27/149
UU Pidana di luar KUHP
UU Anti Subversi, UU No. 11/PNPS/1963(Sudah dihapus)
UU Pemberantasan T.P. Korupsi, UU No.
20/2001 jo UU No. 31/1999; UU Tindak Pidana Ekonomi, UU No. 7/drt/1955
Perpu 1/2002 UU 15/2003 Anti Terorisme;
UU Money Laundering (TIPPU) UU 15/2002
UU 25/2003;
29/03/2012 27
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
28/149
Contoh UU non pidana yang memuat sanksipidana
UU Lingkungan UU Pers
UU Pendidikan Nasional
UU Perbankan
UU Pajak
UU Partai Politik
UU pemilu
UU Merek
UU Kepabeanan
UU Pasar Modal29/03/2012 28
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
29/149
Hukum Pidana Umum & Khusus
H. Pidana Umum1. H.Pidana sipil
2. KUHP & UU ygmerubah &menambahnya
3. H. Pidana yg. Berlakuumum (KUHP,TPE,TPK, TPS, dll)
H. Pidana Khusus1. H. Pidana militer
2. TPE,TPK,TPS, H.Pid.militer,
3. UU non pidana yg.Bersanksi pidana
29/03/2012 29
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
30/149
KULIAH 2 Berlakunya Hukum Pidana Menurut Waktu
Berlakunya Hukum Pidana Menurut Tempat
29/03/2012 30
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
31/149
Pasal 1 KUHP
(1) Tiada suatu perbuatan dapat dipidana,kecuali berdasarkan kekuatan ketentuan
perundang-undangan pidana yang telahada sebelumnya.
(2) Jika ada perubahan dalam perundang-
undangan sesudah perbuatan dilakukan,maka terhadap terdakwa diterapkanketentuan yang paling menguntungkan .
29/03/2012 31
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
32/149
ASAS YG TERCAKUP DLMPASAL 1 (1) KUHP
Nullum delictum, nulla poena sine praevialege poenali :
Tiada delik, tiada hukuman tanpa suatuperaturan yg terlebih dahulu menyebutperbuatan yang bersangkutan sebagaisuatu delik dan yang memuat suatu
hukuman yg dapat dijatuhkan atas delik itu
29/03/2012 32
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
33/149
Asas-asas dalamPasal 1 ayat (1 ) KUHP
1. Asas Legalitas
2. Asas Larangan berlaku surut
3. Asas Larangan penggunaan Analogi
29/03/2012 33
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
34/149
ASAS LARANGAN BERLAKUSURUT
Undang-undang pidana berjalan ke depandan tidak ke belakang :
X--------- UU Pidana -------------
29/03/2012 34
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
35/149
Larangan berlaku surut dalam berbagai ketentuan
Nasional
Ps 28i UUD 1945
Ps 18 (2) dan Ps 18 (3) UU No. 39 Tahun 1999
Internasional Ps 15 (1) hukum tidak berlaku surut
dan (2)pengecualian dalam kejahatan
menurut hukum kebiasaan internationalICCPR
Ps 22, 23, dan 24 ICC
29/03/2012 35
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
36/149
Pengecualian LaranganBerlaku Surut
Ps 43 UU No. 26 Tahun 2000
Perpu 1/2002 & 2/2002 UU 15/2003 ;UU 16/2003
29/03/2012 36
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
37/149
Ps 28i UUD 1945
hak untuk tidak dituntut atas dasar
hukum yang berlaku surut adalah hakasasi manusia yang tidak dapat dikurangi
dalam keadaan apapun.
29/03/2012 37
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
38/149
UU No. 39/ 1999 ttg HAM
Ps 18 (2)Setiap orang tidak
boleh dituntut untuk
dihukum atau dijatuhipidana, kecualiberdasarkan suatuperaturan perundang-undangan yangsudah ada sebelumtindak pidana itudilakukan
Ps 18 (3)
Setiap ada perubahandalam peraturanperundang-undanganmaka berlaku ketentuanyang palingmenguntungkan bagitersangka
29/03/2012 38
UU N / P dil
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
39/149
UU No. 26/ 2000 ttg PengadilanHAM (bisa berlaku surut ?)
(1) Pelanggaran hak asasimanusia yg. Berat yg.Terjadi sebelumdiundangkannya UU ini,diperiksa dan diputus
oleh pengadilan HAM adhoc.(2) Pengadilan HAM ad hoc
sebagaimana dimaksuddalam ayat (1) dibentuk
atas usul DPR Indonesiaberdasarkan peristiwatertentu dg. Keputusanpresiden.
Penjelasan Ps 43 (2)
Dalam hal DPR Indonesia
mengusulkandibentuknya Pengadilan
HAM ad hoc, DPRIndonesia mendasarkanpada dugaan telahterjadinya pelanggaran
HAM yang berat ygdibatasi pada locus dantempus delicti tertentu ygterjadi sebelumdiundangkannya undang-undang ini.29/03/2012 39
UU A i T i d P
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
40/149
UU Anti Terorisme dan PutusanMK
MK membatalkan ketentuan berlaku surutdalam UU Anti Terorisme krn
bertentangan dengan UUD 1945
Kenapa UU Pengadilan HAM berlaku
surut? Dan Perppu Terorisme dinyatakanberlaku surut? (mengacu pada putusanMK)
29/03/2012 40
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
41/149
PENAFSIRAN & ANALOGI
Penafsiran :
Otentik
Sistematis
Gramatikal
Historis
Sosiologis
TeleologisEkstensif
Penafsiran Ekstensif VsAnalogi ?
Putusan HR 23 Mei 1921 (kasuspencurian listrik di Gravenhage)
Putusan Rechtbank Leeuwarden,10 Des 1919 (pencurian sapi)
Taverne Vs para sarjana pidanalainnya (Van Hattum, Simons,Zevenbergen, Van Hamel)
29/03/2012 41
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
42/149
Pendapat Scholten(dan juga Utrecht)
Pada hakekatnya tidak ada perbedaan antara penafsiranekstensif dan analogi. Dalam kedua hal itu hakimmembuat konstruksi , yaitu membuat (mencari) suatupengertian hukum yang lebih tinggi. Hakim membuat
suatu kaidah yang lebih tinggi dan yang dapat dijadikandasar beberapa ketentuan yang mempunyai kesamaan.
Mis.
Mengambil = mengadakan suatu perbuatan yang bermaksudmemindahkan sesuatu benda dari tangan yang satu ke tanganyang lain
29/03/2012 42
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
43/149
Pendapat Scholten(dan Utrecht)
PENAFSIRANEKSTENSIF
Hakim meluaskan
lingkungan kaidahyang lebih tinggisehingga perkarayang bersangkutan
termasuk juga didalamnya
ANALOGI
Hakim membawa
perkara yang harusdiselesaikan ke dalamlingkungan kaidahyang lebih tinggi
29/03/2012 43
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
44/149
Pasal 1 ayat (2) KUHP
-+-----------+---------------+---->UU Perbuatan Perubahan UU
Perubahan UU ? .
Teori : (1) Teori formil (2) Teori materiil terbatas (3)Teori materiil tidak terbatas
Paling menguntungkan ? ..
Terserah pada praktek & hanya dapat ditentukanuntuk masing2 perkara sendiri (in concreto). Hal ini
tidak dapat ditentukan sec. Umum (in abstracto)
Periksa : Utrecht h.228
29/03/2012 44
P b h UU di k d P l
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
45/149
Perubahan UU yg dimaksud Pasal1 (2) KUHP
Teori Formil :Ada perubahan undang-undang kalau redaksi undang-undang pidana berubah (simons)
ditolak oleh Putusan HR 3 Des 1906 , kasus ps 295 sub 2 KUHP,batas dewasa 23 21 tahun dlm BW
Teori Materiil Terbatas : Tiap perubahan sesuai dg suatu perubahanperasaan (keyakinan) hukum pada pembuat undang-undang (jaditidak boleh diperhatikan perubahan keadaan karena waktu)
Teori Materiil tidak Terbatas : tiap perubahan baik dalam perasaan
hukum dari pembuat undang-undang maupun dalam keadaankarena waktu boleh diterima sebagai suatu perubahan dalamundang-undang
Sesuai HR 5 Des 1921
29/03/2012 45
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
46/149
Perubahan kesadaran/perasaan hukum
Menjadi tidak dapatnya dihukum suatuperbuatan
Menjadi dapat dihukumnya suatu perbuatan
Diperberat/diperingan pidana atas suatuperbuatan.
(Baca lebih lanjut dalam buku Lamintang Putusan MA, dalam bag.Berlakunya UU Pidana Menurut Waktu)
29/03/2012 46
T d li ti ti dik t h i
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
47/149
Tempus delicti penting diketahuidalam hal2 :
Kaitannya dg Ps 1 KUHP
Kaitannya dg aturan tentang Daluwarsa
Kaitannya dg ketentuan mengenai pelakutindak pidana anak : Ps 45,46,47 KUHPatau UU Pengadilan Anak
29/03/2012 47
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
48/149
Teori2 Tempus Delicti
1. Teori Perbuatan fisik (de leer vande lichamelijke daad)
2. Teori bekerjanya alat yg digunakan
(de leer van het instrumen) 3. Teori Akibat (de leer van het
gevolg)
4. Teori waktu yg jamak (de leer vande meervoudige tijd)
29/03/2012 48
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
49/149
Teori2 Locus Delicti
1. Teori Perbuatan fisik (de leer van delichamelijke daad)
2. Teori bekerjanya alat yg digunakan (deleer van het instrumen)
3. Teori Akibat (de leer van het gevolg)
4. Teori Tempat yg jamak (de leer vande meervoudige tijd)
29/03/2012 49
L d li ti ti dik t h i
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
50/149
Locus delicti penting diketahuidalam hal2 :
Hukum pidana mana yang akandiberlakukan
- H. Indonesia atau H. negara lain
Kompetensi relatif suatu pengadilan
- contoh : PN Jakarta Selatan atau PNBogor
29/03/2012 50
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
51/149
Teori mana yg dipilih ?
Van Hamel, Simons :
Bergantung sifat dan corak perkara
konkret yang hendak diselesaikan
Hazewinkel-Suringa, Zevenbergen,Noyon-Langemejer :
Mempergunakan 3 teori sec
teleologis Periksa buku Utrecht hal 239
29/03/2012 51
S b S Ci b
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
52/149
Surabaya Semarang Cirebon---- racun --> ----diminum ---> ----- mati
A --> B B B
Meervoudige locus delicti
Hakim diberi kemerdekaan memilihdiantara 3 locus delicti ini
Lihat --> Keputusan Hoge Raad 2/1/1923w.Nr.1108
29/03/2012 52
A 2 B l k H k Pid
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
53/149
Asas2 Berlakunya Hukum Pidana (1)
Asas Teritorialitas/ wilayah :
Ps 2 --> Ps 3 KUHP --> Ps 95 KUHP , UU No 4/1976
Asas Nasionalitas Pasif/ perlindungan : Ps 4 :1,2 dan4 --> Ps 8 KUHP , UU No. 4/1976 , Ps 3 UU No. 7/drt/ 1955 Lihat Ps 16 UU 31/1999
Asas Personalitas/ Nasionalitas Aktif :
Ps 5 KUHP --> Ps 7 KUHP --> Ps 92 KUHP
Asas Universalitas :
Ps 4 :2 , Ps 4 sub 4 , Ps 1 UU 4/ 1976
melakukan kejahatan ttg mata uang, uang kertasnegara atau uang kertas Bank
29/03/2012 53
Asas2 berlakunya H Pidana : Beberapa
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
54/149
Asas2 berlakunya H. Pidana : Beberapamasalah !
Wilayah Indonesia ? Kapal :
a) kapal Indonesia
b) kapal perang
c) kapal dagang
Asas Universalitas :
- Kejahatan Terorisme ?
- Kejahatan HAM berat ?
29/03/2012 54
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
55/149
UU No.43/2008
Wilayah Negara Kesatuan RepublikIndonesia, yang selanjutnya disebut denganWilayah Negara adalah salah satu unsur
negara yang merupakan satu kesatuanwilayah daratan, perairan pedalaman,perairan kepulauan dan laut teritorial
beserta dasar laut dan tanah di bawahnya,serta ruang udara di atasnya, termasukseluruh sumber kekayaan yang terkandung
di dalamnya.29/03/2012 55
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
56/149
Batas Wilayah
Pasal 5 Batas Wilayah Negara di darat, perairan, dasar laut dan tanah di bawahnya serta
ruang udara di atasnya ditetapkan atas dasar perjanjian bilateral dan/atau trilateralmengenai batas darat, batas laut, dan batas udara serta berdasarkan peraturanperundang-undangan dan hukum internasional.
Pasal 6 (1) Batas Wilayah Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, meliputi:
a. di darat berbatas dengan Wilayah Negara: Malaysia, Papua Nugini, dan TimorLeste;
b. di laut berbatas dengan Wilayah Negara: Malaysia, Papua Nugini, Singapura, danTimor Leste; dan
c. di udara mengikuti batas kedaulatan negara di darat dan di laut, dan batasnyadengan angkasa luar ditetapkan berdasarkan perkembangan hukum internasional.
(2) Batas Wilayah Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), termasuk titik-titikkoordinatnya ditetapkan berdasarkan perjanjian bilateral dan/atau trilateral.
(3) Dalam hal Wilayah Negara tidak berbatasan dengan negara lain, Indonesiamenetapkan Batas Wilayah Negara secara unilateral berdasarkan peraturanperundang-undangan dan hukum internasional.
29/03/2012 56
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
57/149
Asas2 Berlakunya H. Pidana : Pengecualian (2) Ps 9 KUHP : Hukum publik internasional
membatasi berlakunya Ps 2,3,4,5, 7, dan 8
KUHP Termasuk yg memiliki imunitas h.pidana :
Sesuai perjanjian Wina 18/4/1961
Yg memiliki imunitas :
1) Kepala-kepala negara & keluarganya (sec.resmi, bukan incognito/singgah)
2) Duta negara asing & keluarganya -->konsul : tergantung traktat antar negara.
3) Anak buah kapal perang asing : termasukawak kapal terbang militer
4) Pasukan negara sahabat yg berada di
wilayah negara atas persetujuan negara
29/03/2012 57
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
58/149
Menurut perjanjian Wina 18/4/1961, makakeluarga termasuk memiliki imunitas (hakeksteritorial)
Untuk ketua organisasi internasionalbiasanya dilindungi (tergantung traktatantar negara).
29/03/2012 58
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
59/149
KULIAH 3 Istilah
Definisi
Cara Merumuskan Tindak Pidana
Subjek Tindak Pidana
Unsur-Unsur Tindak Pidana
29/03/2012 59
Tindak Pidana
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
60/149
Tindak PidanaIstilah
Strafbaar feit
Perbuatan pidana
Peristiwa pidana
Tindak pidana
Delict / Delik
Criminal act Jinayah
29/03/2012 60
Tindak Pidana
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
61/149
Tindak PidanaDefinisi
Simons : kelakuan yg diancam dg pidana, yg bersifatmelawan hukum yg berhubungan dg kesalahan &
dilakukan oleh orang yg mampu bertanggung jawab
Van Hamel: kelakuan manusia yg dirumuskandalam UU, melawan hukum, yg patut dipidana &dilakukan dg kesalahan
Vos : suatu kelakuan manusia yg oleh per UU andiberi pidana; jadi suatu kelakuan manusia yg padaumumnya dilarang & diancam dengan pidana
29/03/2012 61
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
62/149
Aliran Monistis ...
Aliran Dualistis..
29/03/2012 62
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
63/149
Aliran Monistis
Tidak memisahkan antara perbuatan danpertanggungjawaban
Dalam rumusan tindak pidana sekaligustercakup unsur perbuatan/akibat danunsur kesalahan/pertanggungjawaban
29/03/2012 63
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
64/149
Aliran Dualistis
Tindakan/perbuatan dari manusia
Memisahkan secara tegas antaraperbuatan (pidana) dan
pertanggungjawaban
Dalam rumusan tindak pidana hanyatercantum unsur perbuatan/akibat tanpaunsur kesalahan/pertanggungjawaban
29/03/2012 64
Tindak Pidana
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
65/149
Tindak PidanaPada dasarnya ada 3 cara merumuskan Tindak Pidana:
Disebutkan unsur-unsurnya &disebut kualifikasinya --> mis,Ps 362 KUHP
disebutkan kualifikasinyatanpa disebut unsur-unsurnya--> mis. Ps 297, Ps 351
disebutkan unsur-unsurnya,tidak disebut kualifikasinya -->mis. Ps 106, Ps 167, Ps 209
29/03/2012 65
Subjek Tindak Pidana
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
66/149
Subjek Tindak PidanaManusia (natuurlijk personen)
syarat merumuskan :Barangsiapa .
b) hukuman : mati,penjara, kurungan, dll(Ps 10 KUHP)
c) Hukum Pidanadisandarkan padakesalahan orang
Korporasi
UU TPE
UU Pemberantasan T.P. Korupsi
UU Pencucian Uang
UU Pemberantasan TP Terorisme
RUU KUHP
adanya kebutuhan untukmemidana korporasi:
Badan Hukum
Bukan badan hukum
Badan Usaha (UU ITE: 11/2008) Badan Publik (UU KIP: No.
14/2008)
29/03/2012 66
Tindak Pidana
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
67/149
Tindak Pidana
Unsur-unsur (van Bemmelen)
Di dalam perumusan (bagian)bestanddelen
dimuat dalam surat dakwaan
semua syarat yg dimuat dalam rumusandelik merupakan bagian-bagian, sebanyakitu pula, yg apabila dipenuhi membuattingkah laku menjadi tindakan yg melawan
hukum
1. Tingkah laku yg dilarang
2. Bagian subyektif : kesalahan, maksud,tujuan, niat, rencana, ketakutan
3. Bagian obyektif : secara melawan hukum,kualitas, kausalitas, bagian2 lain yg
menentukan dapat dikenakan pidana(syarat tambahan; keadaan)
4. Bagian yg mempertinggi dapatnya dikenakanpidana
Di luar perumusan(unsur) : syarat dapatdipidana - elementen
1. Secara melawan hukum
2. Dapat dipersalahkan3. Dapat
dipertanggungjawabkan
29/03/2012 67
Unsur-Unsur Tindak Pidana
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
68/149
Unsur2 dalam perumusan
A. Unsur Obyektif- perbuatan (aktif/pasif) atau
akibat
- melawan hukum
- syarat tambahan
- keadaan
B. Unsur Subyektif
- kesalahan :
(a) sengaja
(b) kealpaan
C. Keadaan syarat penyerta agarseseorang dapat dihukum Psl.123, 182, 531, 280 KUHP
D. Syarat tambahan untukpemidanaan
Unsur2 di luar perumusan
- secara melawan hukum
- dapat dipersalahkan
- Dapat dipertanggungjawabkan
29/03/2012 68
Contoh unsur2 dalam rumusan
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
69/149
Contoh unsur2 dalam rumusan
tindak pidanaPasal 362 KUHP barangsiapa
mengambil
barang
- yg sebagian/ seluruhnyakepunyaan orang lain
dengan maksud memiliki
secara melawan hukum
Pasal 338 KUHP
barangsiapa
dengan sengaja
menghilangkannyawa orang lain
29/03/2012 69
Contoh unsur dalam rumusan tindak
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
70/149
Contoh unsur dalam rumusan tindakpidana
Pasal 285 barangsiapa
dengan kekerasan atau
ancaman kekerasan memaksa
seorang wanita
bersetubuh dengan dia
di luar perkawinan
Pasal 359
barangsiapa
karena kealpaannya
menyebabkan oranglain mati
29/03/2012 70
KULIAH 4
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
71/149
KULIAH 4 Tentang Penggolongan Tindak Pidana
29/03/2012 71
Tindak Pidana
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
72/149
Pembagian Tindak Pidana (Jenis Delik)
Delik Kejahatan & Delik pelanggaran
Delik Materiil & Delik Formil
Delik Komisi & Delik Omisi
Delik Dolus & Delik Culpa
Delik Biasa & Delik Aduan
Delik yg Berdiri sendiri & Delik Berlanjut
Delik Selesai & Delik yg diteruskan
Delik Tunggal & Delik Berangkai
Delik Sederhana & Delik Berkualifikasi; Delik Berprivilege
Delik Politik & Delik Komun (umum)
Delik Propia & Delik Komun (umum)
Pembagian delik menurut kepentingan yg dilindungi :
Lihat judul-judul bab pada Buku II dan Buku III KUHP
29/03/2012 72
Jenis Delik
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
73/149
Jenis Delik
Kejahatan(misdrijf)
dlm. MvT : sebelum adaUU sudah dianggap tidakbaik (recht-delicten)
Hazewinkel-Suringa : tidakada perbedaan kualitatif,hanya perbedaankuantitatif
a) Percobaan : dipidanab) Membantu : dipidana
c) Daluwarsa : lebih panjang
d) Delik aduan : ada
e) Aturan ttg Gabungan berbeda
Pelanggaran(overtreding)
dlm MvT : baru dianggaptidak baik setelah ada UU
(wet delicten)
Perbedaan dg kejahatan:
a) Percobaan : tidak dipidana
b) Membantu : tidak dipidana
c) Daluwarsa : lebih pendek
d) Delik aduan : tidak ada
e) Aturan ttg Gabungan berbeda
KUHP : Buku III
29/03/2012 73
Jenis Delik
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
74/149
Jenis Delik
D. Materiil : Yangdirumuskan akibatnya --> Ps 338, Ps 187, dll
D. Komisi : melanggarlarangan dg perbuatan
aktif
D. Dolus : delikdilakukan dg sengaja,mis. Ps 338, Ps 351
D. Formil :yangdirumuskan bentukperbuatannya --> Ps 362,Ps 263, dll
D. Omisi : melakukan
delik dg perbuatan pasif a) D. Omisi murni : melanggar
perintah dg tidak berbuat, mis.
Ps 164, Ps 224 KUHP
b) D. Omisi tak murni :
melanggar larangan dg tidak
berbuat, mis Ps 194 KUHP
D. Culpa : Delik dilakukandg kealpaan, mis. Ps 359,Ps 36029/03/2012 74
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
75/149
Delik Biasa (bukan
aduan) penuntutannya tidak
memerlukan pengaduan,mis. Ps 340, Ps 285
Cukup dengan laporandari setiap orang yangmelihat/ mengetahui
tindak pidana tsb., tidakharus dengan pengaduandari korban atau orang2tertentu
Delik Aduan penuntutannya
memerlukan pengaduan,mis. Ps 310, Ps 284
Harus ada pengaduandari korban atau orangtertentu
29/03/2012 75
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
76/149
Delik Berdiri Sendiri
Terdiri atas satu delik yangberdiri sendiri
Untuk pemidanaannya tidakperlu menggunakanketentuan tentang TP;tinggal melihat berapaancaman pidana dari Pasal
yang dilanggar
Delik Berlanjut
Terdiri atas dua atau lebihdelik, yang karena kaitannyayang erat mengakibatkandikenakan satu sanksi
kepada terdakwa
Untuk pemidanaannyamenggunakan ketentuan
tentang gabungan TP, yaituPasal 64 KUHP
29/03/2012 76
Delik Berlanjut
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
77/149
Delik Berlanjut Masih menjadi perdebatan apakah delik berlanjut
(voortgezette delict) sama dengan perbuatan berlanjut(voortgezette handeling)
Sebagian sarjana (termasuk Utrecht) menyamakanvoortgezette delict dengan voortgezette handeling) dan untukpemidanaannya memakai ketentuan Pasal 64 KUHP, dengan
syarat: Perbuatanperbuatan timbul dari 1 kehendak
Perbuatannya harus sejenis
Tenggang waktu antara 1 perbuatan dengan perbuatan yang
lain, tidak terlalu lama
29/03/2012 77
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
78/149
Delik Selesai
Satu atau beberapaperbuatan tertentu yangselesai dalam suatuwaktu tertentu yangsingkat
Mis: Pasal 362, Pasal338
Delik Berlangsung terus
satu atau beberapaperbuatan yangmelangsungkan suatu
keadaan yang dilarang
Mis: Pasal 221, Pasal 261,Pasal 333
29/03/2012 78
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
79/149
Delik Tunggal
Delik di mana untuk
dapat dipidananya sipelaku maka ybs. cukupmelakukan perbuatantersebut sebanyak satu
kali
Mis: Pasal 362, Pasal338
Delik Berangkai
Delik di mana untuk dapatdipidananya si pelaku makaybs. harus melakukanperbuatan tersebut beberapakali (berulang-ulang,
berturut-turut) Karena harus dilakukan
berulang-ulang: bisa berupapencaharian atau kebiasaan
(sebagai unsur yangmenentukan untukdipidananya pelaku)
Mis: Pasal 296, Pasal 48129/03/2012 79
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
80/149
Delik Pokok/sederhana
Delik yang dalamperumusannyamencantumkan unsur2pokok yang menentukan
pemidanaannyaPasal 362, Pasal 351 ayat(1)
Delik Berkualifikasi
Delik pokok yang ditambahdengan unsur yangmemperberat pemidanaan
mis: Pasal 351 ayat (2),
Pasal 363, Pasal 365 ayat(4)
Delik Berprevilege
Delik pokok yang ditambahdengan unsur yangmeringan pemidanaan
Mis: Pasal 308. Pasal 36429/03/2012 80
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
81/149
Delik Politik
Delik yang mengandungunsur politik
Mis: Makar untukmenggulingkanpemerintah (Pasal 107),makar untuk membunuhkepala negara (Pasal
104)
Delik Komuna (bukan delikpolitik)
Delik yang tidakmengandung unsur politik
Mis: pembunuhan orangbiasa (Pasal 338),Pencurian mobil (Pasal362)
29/03/2012 81
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
82/149
Delik Propria
Delik yang hanya dapatdilakukan oleh orang2tertentu (subjeknyaadalah orang-orangtertentu)
Mis: Pasal 308, Pasal346, Pasal 449
Delik Komuna
Delik yang dapatdilakukan oleh setiaporang
Cirinya: Subjeknyaadalah barang siapa
Mis: Delik Pencurian(Pasal 362), DelikPembunuhan (Pasal 338)
29/03/2012 82
KULIAH 5
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
83/149
KULIAH 5 Tentang Ajaran Kausalitas
Sifat Melawan Hukum
29/03/2012 83
KAUSALITAS
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
84/149
KAUSALITAS
1. Pengertian ?
2. Kapankah diperlukan ajaran kausalitas ?
3. Ajaran Kausalitas ?
Ilustrasi :
B pinjam uang ke rumahA, karena kedatangan B, maka Aterlambat ; karena terlambat A mengendarai mobildengan kecepatan tinggi; A menubruk C sehingga luka-luka; C dibawa ke RS dan dioperasi oleh dokter D; Dmeminta E merawat dengan suntikan tertentu; E salahmemberikan obat pada C; C mati.
29/03/2012 84
P ti K lit
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
85/149
Pengertian Kausalitas
Hal sebab-akibat Hubungan logis antara sebab dan akibat
Persoalan filsafat yang penting
Setiap peristiwa selalu memiliki penyebab sekaligus
menjadi sebab peristiwa lain Sebab dan akibat membentuk rantai yang bermula di
suatu masa lalu
Yang menjadi fokus perhatian ahli hukum pidana (bukanmakna di atas), tetapi makna yang dapat dilekatkanpada pengertian kausalitas agar mereka dapatmenjawab persoalan siapa yang dapat dimintaipertanggungjawaban atas suatu akibat tertentu
29/03/2012 85
P ti Aj K lit
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
86/149
Pengertian Ajaran Kausalitas
Ajaran yang berupaya untuk mencarisebab dari timbulnya akibat
Dalam hukum pidana, sebab yang dicari
adalah suatu perbuatan
Dengan ditemukannya sebab, maka dapatditemukan siapa yang dapat
dipersalahkan dan dimintapertanggungjawabannya
29/03/2012 86
Kapankah diperlukan ajaran Kausalitas/ Jenis delik apa
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
87/149
Kapankah diperlukan ajaran Kausalitas/ Jenis delik apayang memerlukan ajaran kausalitas?
Delik Materiil : Delik yang perumusannya melarang timbulnyaakibat. Delik ini selesai ketika akibat timbul. mis. Ps. 338, Ps 359, Ps360
Delik Omisi tak murni/semu (delicta commissiva per omissionem/Oneigenlijke Omissiedelicten) : Delik yang terjadi dengandilanggarnya suatu larangan yang menimbulkan akibat yang
dilakukan dengan perbuatan pasif. Delik yang terkualifikasi/dikwalifisir : Delik yang terkwalifisir dengantimbulnya akibat.
(pengkualifikasian delik juga dapat dilakukan atas dasar akibat yangmuncul setelah delik tertentu dilakukan, mis. Ps 351 (1) Ps 351(2)/ Ps 351 (3)
29/03/2012 87
Aj K lit
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
88/149
Ajaran Kausalitas
Conditio Sine Qua Non/ Ekuivalensi (VonBuri)
Teori-teori Individualisasi / Causa Proxima
: Birkmeyer , Mulder
Teori-teori menggeneralisasi : teoriAdekuat (Von Kries, Simons, Pompe,
Rumelin) Teori Relevansi : Langemeijer
29/03/2012 88
Aj C diti Si Q N
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
89/149
Ajaran Conditio Sine Qua Non
Semua faktor yaitu semua syarat, yangturut serta menyebabkan suatu akibat danyang tidak dapat dihilangkan dari
rangkaian faktor-faktor ybs. Harusdianggap causa (sebab) akibat itu.
Semua syarat nilainya sama (ekuivalensi)
Ada beberapa sebab Syarat = sebab
29/03/2012 89
Pembatasan Ajaran Von B ri
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
90/149
Pembatasan Ajaran Von Buri
Pembatasan ajaran Von Buri oleh VanHamel [dibatasi dg ajaran kesalahan(dolus/culpa)]
Pengkesampingan semua sebab yangterletak di luar dolus atau culpa; dalambanyak kejahatan dolus atau culpa
merupakan unsur-unsur perumusan delik.
29/03/2012 90
Teori-teori Individualisasi / Causa
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
91/149
Proxima
Birkmeyer :Teori ini berpangkal dari teori ConditioSine Qua Non . Di dalam rangkaian
syarat-syarat yang tidak dapat dihilangkanuntuk timbulnya akibat, lalu dicari syaratmanakah yang dalam keadaan tertentu itu,yang paling banyak membantu untuk
terjadinya akibat. G.E Mulder :
Sebab adalah syarat yang paling dekat
dan tidak dapat dilepaskan dari akibat.29/03/2012 91
Teori teori menggeneralisasi
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
92/149
Teori-teori menggeneralisasi
Von Bar : teori ini tidak menyoal tindakanmana atau kejadian mana yang inconcreto memberikan pengaruh
(fisik/psikis) paling menentukan. Yangdipersoalkan adalah apakah satu syaratyang secara umum dapat dipandang
mengakibatkan terjadinya peristiwa sepertiyang bersangkutan mungkin ditemukandalam rangkaian kausalitas yang ada
29/03/2012 92
Teori teori menggeneralisasi
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
93/149
Teori-teori menggeneralisasi
Von Kries (Teori Adequat Subjectif) : Sebab adalah keseluruhanfaktor positif & negatif yang tidak dapat dikesampingkan tanpasekaligus meniadakan akibat. Namun pembatasan demikepentingan penetapan pertanggungjawaban pidana tidak dicaridalam nilai kualitatif/kuantitatif atau berat/ringannya faktor dalamsituasi konkret, tetapi dinilai dari makna semua itu secara umum,kemungkinan dari faktor-faktor tersebut untuk memunculkan akibattertentu. Sebab = syarat-syarat yang dalam situasi dan kondisitertentu memiliki kecenderungan untuk memunculkan akibattertentu, biasanya memunculkan akibat itu, atau secara objectifmemperbesar kemungkinan munculnya akibat tersebut.
Apakah suatu tindakan memiliki kecenderungan memunculkanakibat tertentu hanya dapat diselesaikan apabila kita memiliki 2
bentuk pengetahuan :(a) hukum umum probabilitas dalam peristiwa yg terjadi /pengetahuan Nomologis yg memadai(b) situasi faktual yg melingkupi peristiwa yg terjadi/ pengetahuanOntologis/ pemahaman fakta (empirik)
29/03/2012 93
Teori teori menggeneralisasi
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
94/149
Teori-teori menggeneralisasi
Rumelin (Teori Adequat Objectif) :Faktor yang ditinjau dari sudut objektif , harus (perlu) ada untukterjadinya akibat. Ihwal probabilitas tidak berdasarkan pada apayang diketahui atau mungkin diketahui pada waktu melakukantindakannya, melainkan pada fakta yang objektif pada waktu itu ada,entah diketahuinya atau tidak jadi pada apa yang kemudianterbukti merupakan situasi dan kondisi yang melingkupi peristiwatersebut.
Simons :
Sebab adalah tiap-tiap kelakuan yang menurut garis-garis umumpengalaman manusia dapat menimbulkan akibat
Pompe :Sebab adalah hal yang mengandung kekuatan untuk dapatmenimbulkan akibat
29/03/2012 94
Teori Relevansi
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
95/149
Teori Relevansi
Langemeijer
Teori ini ingin menerapkan ajaran von Buridengan memilih satu atau lebih sebab dari
sekian yang mungkin ada, yang dipilihsebab-sebab yang relevan saja , yakniyang kiranya dimaksudkan sebagai sebab
oleh pembuat undang-undang.
29/03/2012 95
Sifat Melawan Hukum
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
96/149
Sifat Melawan Hukum
Arti :- tanpa hak sendiri (zonder eigen recht)
- bertentangan dg hak orang lain (tegen eens anders recht)
- tanpa alasan yg wajar
- Bertentangan dengan hukum positif
Melawan hukum : formil & materiil
- aliran formil : melawan hukum = melawan UU, sebab
hukum adalah UU.-aliran materiil : melawan hukum adalah perbuatan yg oleh
masyarakat tidak dibolehkan.
29/03/2012 96
Perbedaan Ajaran Materiil dan
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
97/149
jFormil
Materiil :mengakui adanyapengecualian / penghapusandari sifat melawan hukumnyaperbuatan menurut hukumyang tertulis dan yang tidaktertulis
Formil :
hanya mengakui pengecualianyang tersebut dalam undang-undang saja/ mis, Ps. 49.
Materiil :sifat melawan hukum adalahunsur mutlak dari tiap-tiaptindak pidana, juga bagi yangdalam rumusannya tidakmenyebut unsur-unsurtersebut
Formil :
sifat tersebut tidak selalumenjadi unsur delik, hanya jikadalam rumusan delik
disebutkan dengan nyata-nyata barulah menjadi unsurdelik
29/03/2012 97
Pembuktian Melawan Hukum
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
98/149
Pembuktian Melawan Hukum
Dengan mengakui bahwa sifat melawan hukumselalu menjadi unsur delik, ini tidak berartibahwa karena itu harus selalu dibuktikanadanya unsur tersebut oleh penuntut umum
Soal apakah harus dibuktikan atau tidak, adalahtergantung dari rumusan delik yaitu apakahdalam rumusan unsur tersebut disebutkan
nyata-nyata, jika tidak dinyatakan maka tidakperlu dibuktikan.
29/03/2012 98
Alasan Pencantuman unsur MelawanHukum
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
99/149
Hukum
Pada umumnya dalam perundang-undangan, lebih banyak delik yang tidak memuat unsurmelawan hukum dalam rumusannya
Alasan pencantuman sifat melawan hukumdalam perumusan tindak pidana :
- untuk melindungi orang2 yg memiliki hak darituntutan pidana.
29/03/2012 99
Konsekuensi aliran Formil
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
100/149
Konsekuensi aliran Formil
Apakah konsekuensi ajaran bahwa sifatmelawan hukum selalu menjadi unsur tiap-tiap delik ?
Jika unsur melawan hukum tidak tersebutdalam rumusan delik, maka unsur itudianggap diam-diam telah ada, kecuali jika
dibuktikan sebaliknya oleh pihak terdakwa.
29/03/2012 100
KULIAH
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
101/149
KULIAH 6
Kesalahan dan PertanggungjawabanPidana
29/03/2012 101
Pengertian Kesalahan
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
102/149
g Ada 4 pengertian kesalahan:
1.Kesalahan sebagai unsur delik; dalam artikumpulan (nama generik) yang mencakupdolus dan culpa
2.Kesalahan dalam arti pertanggungjawabanpidana: ketercelaan (verwijtbaarheid)seseorang atas perbuatan melawan hukum
yang telah dilakukannya
29/03/2012 102
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
103/149
3. Kesalahan dalam arti bentuk khusus,yang hanya berupa culpa
4. Kesalahan yang digunakan dalam
rumusan delik untuk menetapkan bahwapidana dapat diancamkan pada pelakuyang bersalah karena telah melakukan
tindakan tertentu; mis. Barang siapadengan sengaja menghilangkan nyawaorang lain dipidana karena bersalahmelakukan pembunuhan29/03/2012 103
Kesalahan sebagai Unsur Delik
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
104/149
Kesalahan sebagai Unsur Delik
Dolus
Culpa
29/03/2012 104
Dolus/ opzet/ sengaja
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
105/149
p g j Apakah sengaja itu ?Sengaja = willens (dikehendaki) en wetens (diketahui) (MvT-
1886)
Teori2 sengaja :(a) teori kehendak (wils theorie)
opzet ada apabila perbuatan & akibat suatu delikdikehendaki si pelaku
(b) teori bayangan (voorstellings-theorie)opzet ada apabila si pelaku pada waktu mulai melakukan
perbuatan, ada bayangan yg terang bahwa akibat ygbersangkutanakan tercapai, maka dari itu iamenyesuaikan perbuatannya dengan akibat itu
29/03/2012 105
Dolus/ opzet/ sengaja
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
106/149
p g jistilah2 dalam rumusan tindak pidana
Dengan sengaja : Ps 338 KUHP Mengetahui bahwa : Ps 220 KUHP
tahu tentang : Ps 164 KUHP
dengan maksud : Ps 362, 378, 263 KUHP niat : Ps 53 KUHP
dengan rencana lebih dahulu : Ps 340, 355 KUHP
- dengan rencana : (a) saat pemikiran dg tenang ;(b) berpikir dg tenang; ( c ) direnungkan lebihdahulu.
- ada tenggang waktu antara timbulnya niat
dengan pelaksanaan delik
29/03/2012 106
Bentuk-Bentuk Dolus
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
107/149
1. Dolus sebagai maksud tujuan
2. Dolus dengan kesadaran akan keniscayaan akibat/sengajadengan keinsyafan kepastian (sadar kepastiannoodzakelijkheidsbewustzijn)
3. Dolus dengan kesadaran akan besarnya kemungkinan/
kesengajaan dengan keinsyafan kemungkinan (opzet metwaarschijnlijkheids bewustzijn/ awareness of probability)
4. Dolus eventualis (kesengajaan bersyarat; opzet metmogelijkheidsbewustzijn/voorwaardelijk opzet/awareness ofpossibility)
Kesengajaan bersyarat: dengan mengetahui danmenghendaki menerima risiko yang besar
29/03/2012 107
Bentuk-bentuk
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
108/149
Ada sarjana yang membedakan bentuk-bentuk dolusmenjadi 3 macam,yaitu: sebagai maksud,berkeinsyafan kepastian dan berkeinsyafankemungkinan (misalnya PAF Lamintang, Tresna,
Moeljatno)
Mereka menyamakan dolus eventualis dengankesengajaan dengan keinsyafan kemungkinan
Dolus eventualis merupakan perkembangan dalamhukum pidana, khususnya dalam hal bentuk-bentukkesengajaan dan HR Belanda baru menerimakesengajaan bentuk ini setelah PD II
Kesengajaan/dolus
29/03/2012 108
Bentuk-bentuk kesengajaan
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
109/149
Sengaja sebagai maksud/ tujuan :
- apabila pembuat menghendaki perbuatan dan/akibat perbuatannya;
- tidak dilakukan perbuatan itu jika pembuat tahu akibat perbuatannya tidakterjadi
- Tidak harus berupa tindak pidana
Sengaja sebagai keinsyafan kepastian :
- pembuat yakin bahwa akibat yg dimaksudkannya tidak akan tercapai tanpaterjadinya akibat yg tidak dimaksud
Sengaja sebagai keinsyafan kemungkinan:
- pembuat sadar bahwa mungkin akibat yg tidak dikehendaki akan terjadiuntuk mencapai akibat yg dimaksudnya
- Kesengajaan berkeinsyafan kepastian dan kemungkinan tidak dapat berdirisendiri. Selalu bersifat accesoir terhadap kesengajaan sebagai maksud
29/03/2012 109
Dolus eventualis
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
110/149
Dolus eventualis
Pelaku dengan kehendak dan kesadaranmenerima kemungkinanmunculnya akibatyang buruk.
Di Jerman disebut billigend in Kaufnehmen:
menerima penuh risiko terwujudnyasesuatu kemungkinan
29/03/2012 110
Culpa
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
111/149
Istilah2
- culpa - schuld - nalatigheid - sembrono
- teledor
istilah 2 yg digunakan dalam rumusan :
- kelalaian
- kealpaan
- kesalahan- seharusnya diketahuinya
- sepatutnya diketahuinya29/03/2012 111
Pengertian, Jenis, Syarat
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
112/149
KUHP : tidak ada definisi
MvT : kealpaan di satu pihak berlawanan benar2 dg kesengajaan dan di
pihak lain dengan hal yg kebetulan Pada culpa, unsur menghendaki selalu tidak ada; sedangkan unsur
mengetahui sering tidak ada
Macam2 Culpa :
(a) culpa levis ; culpa lata
(b) culpa yg disadari (bewuste) : culpa yg tidak disadari (on bewuste)
Syarat adanya kealpaan :
(a) Hazewinkel-Suringa : 1) kekurangan menduga-duga; 2) kekurangan berhati-hati
(b) van Hamel : 1) tidak menduga-duga sebagaimana diharuskan hukum; 2)tidak berhati-hati sebagaimana diharuskan hukum
( c) Simons : pada umumnya schuld (kealpaan) mempunyai 2 unsur : 1) tidak
berhati-hati; 2) dapat diduganya akibat.
29/03/2012 112
Culpa
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
113/149
Untuk menentukan ada atau tidaknya culpa padaseseorang, maka harus digunakan tolok ukur yangnormal (upaya dan kehati-hatian dari orang yangsama kemampuan dan kecerdasannya denganpelaku).
Jadi culpa merupakan sesuatu yang bersifat normatif(.seharusnya..)
Apabila pada situasi dan kondisi yang sama denganpelaku, orang yang sama kemampuan dankecerdasannya dengan pelaku pada umumnya tidakmelakukan perbuatan seperti yang dilakukan olehpelaku; berarti pelaku culpa---- disebut Culpa Lata
(Kelalaian yang Besar)
29/03/2012 113
CulpaC l L i (K l l i k il) bil l k k
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
114/149
Culpa Levis (Kelalaian yang kecil)--- apabila tolok ukurnyaadalah upaya dan kehati-hatian yang luar biasa
Culpa yang disadari : Apabila pelaku sudah membayangkankemungkinan timbulnya suatu akibat yang dilarang, dan karenaitu ia juga sudah berupaya agar tidak timbul akibat tsb. (diatidak menghendaki akibat), namun akibat tetap terjadi
Culpa yang tidak disadari: Pelaku sama sekali tidak pernahmembayangkan kemungkinan timbulnya akibat yang dilarang;tetapi ternyata terjadi akibat
Yang dapat dipidana adalah Culpa Lata, baik yang disadari
maupun tidak disadari
29/03/2012 114
Asas penting dalam masalah
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
115/149
pertanggungjawaban
Geen Straf zonderschuld Tiada Pidana tanpa kesalahan :
meskipun seseorang telah melakukan
perbuatan yang melawan hukum; namuntanpa adanya kesalahan maka dia tidakdapat dipidana
29/03/2012 115
Dapat dipersalahkan sehingga dapatdi t j bk
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
116/149
dipertanggungjawabkan
3 syarat yang harus dipenuhi: Kemampuan bertanggungjawab
Ada hubungan psikis antara pelaku dan
perbuatannya , dalam bentuk dolus atauculpa
Tidak ada dasar penghapus kesalahan
29/03/2012 116
Arti dan diantara unsur dengan sengaja & unsur
melawan hukum
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
117/149
melawan hukum
Van Hamel, simons, pompe : perbedaanitu mempunyai arti. Mis. Ps 406 KUHP :dengan sengaja dan melawan hukum ; Ps333 KUHP : dengan sengaja melawanhukum
Vos, zevenbergen, langemeijer :
tiadanya kata dan tidak berarti apa2,
semuanya mesti dibaca dengan sengaja
dan melawan hukum
Remelink, van Bemmelen :
kata penghubung dan tidak mempunyai
arti, jadi istilah dengan sengaja meliputi
pula melawan hukum.29/03/2012 117
Kemampuan Bertanggungjawab(toerekeningsvatbaarheid)
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
118/149
(toerekeningsvatbaarheid) Dengan menggunakan penafsiran acontrario dari MVT tentang
tidak mapu bertanggungjawab; maka mampubertanggungjawab artinya:
- pelaku melakukan perbuatannya dengan bebas; tanpapaksaan
- pelaku menginsyafi bahwa perbuatannya melawan hukumdan ia mengerti akibat perbuatannya
Dalam praktik, setiap pelaku dianggap mampubertanggungjawab ; kecuali bila ada dugaan pelaku sakit jiwa
atau tidak sempurna tumbuhnya
29/03/2012 118
KULIAH 7
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
119/149
KULIAH 7 Percobaan Tindak Pidana
29/03/2012 119
PERCOBAAN (POGING)
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
120/149
PASAL 53
(1) Mencoba melakukan kejahatan dipidana, jika niatuntuk itu telah ternyata dari adanya permulaanpelaksanaan, dan tidak selesainya pelaksanaan itu,bukan semata-mata disebabkan karenakehendaknya sendiri.
(2) Maksimum pidana pokok terhadap kejahatan, dalamhal percobaan dikurangi sepertiga.
(3) Jika kejahatan diancam dengan pidana mati ataupidana penjara seumur hidup, dijatuhkan pidanapenjara paling lama 15 tahun.
(4) Pidana tambahan bagi percobaan sama dengankejahatan selesai.
Pasal 54
Mencoba melakukan pelanggaran tidak dipidana29/03/2012 120
Kasus 1
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
121/149
Kasus 1
Seorang yang sedang berdiri di bordesKA, ketika akan diperiksa karcisnya olehkondektur, ia telah menendang kaki
petugas tersebut. Sehingga apabilakondektur tidak dengan cepatberpegang pada tiang besi KA, pasti iajatuh keluar dan terlindas KA (Arrest HRTgl 12 Maret 1942)
29/03/2012 121
Kasus 2
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
122/149
Kasus 2
Seorang POLANTAS memberi tanda agarsebuah kendaraan bermotor berhenti,karena tidak menyalakan lampu.
Pengemudi tetap tancap gas, sehinggakalau petugas tidak menghindardengan cara melompat ia akantertabrak (Arrest HR6 Pebruari 1951)
29/03/2012 122
Kasus 3
Percobaan Pembunuhan Berencana
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
123/149
Percobaan Pembunuhan Berencana
KASUS A bermaksud menghabisi nyawa B
dengan meletakkan bom di mobil B. Bommeledak sebelum B masuk mobil danmengakibatkan B luka-luka parah.
PASAL YG DIDAKWAKAN
Pasal 340 jo Pasal 53 KUHP ( Percobaanpembunuhan berencana)
ANCAMAN PIDANA
15 tahun penjara (lihat Ps. 53 ayat 3)
29/03/2012 123
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
124/149
Dalam KUHP terdapat pasal-pasal ygmerupakan percobaan tindak pidana ygdipidana sbg delik selesai. Hal ini terdapatjuga dalam UU Pidana di luar KUHP.
Ada juga delik-delik khusus dlm KUHP ygmirip dgn percobaan yaitu makar (ps. 87)dan permufakatan jahat (ps. 88), namun
ada syarat dr Ps. 53 yg belum dipenuhitapi sudah dapat dihukum
29/03/2012 124
POGING (PERCOBAAN)
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
125/149
OG G ( CO )
Permulaan kejahatan yang belum selesai Poging bukan suatu delik, tetapi poging dilarang dan diancamhukuman oleh undang-undang
Poging adalah perluasan pengertian delik Suatu perbuatan dilarang dan diancam dengan hukuman oleh
undang-undang sebab perbuatan itu melanggar kepentingan hukum
atau membahayakan kepentingan hukum KUHP tidak memberi perumusan/ definisi Harus diketahui kapan suatu delik dianggap selesai Delik selesai berbeda antara delik formil dan delik materiil Pada delik formil : delik selesai apabila perbuatan yang dilarang
telah dilakukan
Pada delik materiil : delik selesai apabila akibat yang dilarang dandiancam dengan hukuman oleh undang-undang telah timbul atauterjadi
29/03/2012 125
Teori Subyektifsubjectieve pogingsleer
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
126/149
- subjectieve pogingsleer
seseorang yang melakukan percobaanuntuk melakukan kejahatan itu pantasdihukum, oleh karena orang tersebut
telah menunjukkan perilaku yang tidakbermoral yang bersifat jahat ataupunyang bersifat berbahaya
Terdapat sikap batin atau watak yangberbahaya dari si pelaku
29/03/2012 126
Teori Obyektifobjectieve pogingsleer
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
127/149
- objectieve pogingsleer
Seseorang yang melakukan percobaanuntuk melakukan suatu kejahatan itudapat dihukum oleh karena tindakan-
tindakannya telah bernilaimembahayakan bagi kepentingan-kepentingan hukum
29/03/2012 127
Pengklasifikasian Teori Objektif
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
128/149
g j
Teori Obyektif Formil Seseorang yang melakukan percobaan untuk
melakukan suatu kejahatan itu dapat dihukumoleh karena tindakan-tindakannya telah
bernilai membahayakan bagi kepentingan-kepentingan hukum. Teori ini tidakmembedakan antara percobaan pada delikformil dan delik materiil
Teori Obyektif Materiil membedakanpercobaan pada jenis deliknya (delik formilatai delik materiil)
29/03/2012 128
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
129/149
Teori Obyektif Materiil pada Delik Formilapabila telah dimulai perbuatan/tindakan yang
disebut dalam rumusan delik
Teori Obyektif Materiil pada Delik Materiil
segera setelah tindakan yang dilakukan olehpelakunya itu, menurut sifatnya secara langsungdapat menimbulkan akibat yang terlarang olehUU tanpa pelakunya tersebut harusmelakukan suatu tindakan yang lain
29/03/2012 129
Teori Campuran
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
130/149
p
Teori Subyektif- subjectieve pogingsleer
dan
Teori Obyektif- objectieve pogingsleer
29/03/2012 130
Syarat Percobaan yg dapatdipidana
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
131/149
dipidana
Niat Permulaan Pelaksanaan
Tidak selesainya pelaksanaan itu, bukan
semata-mata disebabkan karenakehendaknya sendiri
29/03/2012 131
Syarat PertamaNIAT atau Voornemen
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
132/149
NIAT atau Voornemen
Menurut doktrin dan yurisprudensi:voornemen harus ditafsirkan sebagaikehendak, willen atau opzet
Seseorang harus mempunyai kehendak,yaitu kehendak melakukan kejahatan
Karena ada 3 macam opzet, apakah opzetdi sini harus dtafsirkan dalam arti luas atau
hanya opzet dalam arti pertama (sebagaiogmerk atau tujuan) ?
29/03/2012 132
Syarat KeduaPermulaan Pelaksanaan
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
133/149
Permulaan Pelaksanaan
Niat sudah terwujud dengan adanya permulaanpelaksanaan een begin van uitvoering
Harus ada suatu perbuatan(handeling)
apa yang dimaksud perbuatan sebagaipermulaan pelaksanaan ?
Undang-undang tidak merumuskan pelaksanaanatauuitvoering dan bagaimana bentuknya
Perlu digunakan penafsiran
29/03/2012 133
Pelaksanaan Kehendak atauPelaksanaan Kejahatan ?
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
134/149
Pelaksanaan Kejahatan ?
Secara gramatika, harus dihubungkan dengan kata yangmendahuluinya yaitu voornemen/ niat/kehendak
Niat sudah terwujud dengan adanya permulaanpelaksanaan. Jadi : pelaksanaan itu ditafsirkan
sebagai pelaksanaan kehendak TEORI POGINGSUBYEKTIF
Tetapi, jika dihubungkan dengan anak kalimat berikutnya tidak selesainya pelaksanaan itu, bukan semata-
mata disebabkan karena kehendaknya sendiri makasecara sistematis maka ditafsirkan sebagaipelaksanaan kejahatan TEORI POGING OBYEKTIF
29/03/2012 134
CONTOH KASUS
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
135/149
A menghendaki untuk membunuh B , untuk melaksanakanmaksudnya, A harus melakukan beberapa perbuatan, yaitu :
a. A pergi ke tempat penjualan senjata api
b. A membeli senjata api
c. A membawa senjata api ke rumahnya
d. A berlatih menembak e. A menyiapkan sebjata apinya dengan membungkusnya rapat-
rapat
f. A menuju rumah B
g. Sesampai di rumah B, A mengisi senjata itu dengan peluru
h. A mengarahkan senjata kepada B i. A melepaskan tembakan ke arah B
29/03/2012 135
MANA YANG MERUPAKAN PELAKSANAAN ?APAKAH TIAP2 PERBUATAN DALAM KASUS TSB
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
136/149
DAPAT DIHUKUM ?
1. Menurut Teori Poging Subyektif :perbuatan a sudah merupakanpermulaan pelaksanaan karena telah
menunjukkan kehendak yang jahat 2. Menurut Teori Poging Obyektif :
perbuatan a f belum merupakan
permulaan pelaksanaan karena semuaperbuatan itu belum membahayakankepentingan hukum si B
29/03/2012 136
PEMBATASAN TERHADAP TEORI
SUBYEKTIF
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
137/149
SUBYEKTIF
Perbuatan dibedakan : 1. tindakan atau perbuatan persiapan
(belum dapat dihukum)
2. tindakan atau perbuatan pelaksanaan(sudah dapat dihukum)
Tetapi, pertanyaannya : mana yang
merupakan perbuatan persiapan danmana yang merupakan perbuatan
pelaksanaan ?29/03/2012 137
PENDAPAT PARA AHLI DALAM
MASALAH TERSEBUT
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
138/149
MASALAH TERSEBUT
1.Van Hamel : apabila dari perbuatan itu telah terbukti kehendak yangkuat dari si pelaku untuk melaksanakan perbuatannya
2.Simons melihat dari jenis deliknya : delik materiil atau delik formil. Pada delik formil apabila perbuatan itu merupakan perbuatan yang
dilarang dan diancam dengan hukuman oleh UU, apabila perbuatanitu merupakan sebagian dari perbuatan yang dilarang; jika adabeberapa unsur maka jika sudah melakukan salah satu unsur
Pada delik materril apabila perbuatan itu dianggap sebagaiperbuatan yang menurut sifatnya adalah sedemikian rupa ,sehingga secara langsung dapat menimbulkan akibat yang dilarangdan diancam dengan hukuman oleh UU
3.Vos : ada permulaan pelaksanaan apabila perbuatan itumempunyai sifat terlarang terjadap suatu kepentingan hukum.
4.Pompe : ada permulaan pelaksanaan apabila suatu perbuatan yangbagi orang normal memungkinkan terjadinya suatu delik.
29/03/2012 138
Pendapat Hoge Raad
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
139/149
Ada permulaan pelaksanaan apabila antara perbuatanyang dilakukan dan kejahatan yang dkehendaki olehseseorang itu terdapat hubungan erat langsung; yaituapabila seorang melakukan sesuatu perbuatan untukmelaksanakan kejahatan , perbuatan itu baru dianggap
sebagai permulaan pelaksanaan apabila disampingperbuatan itu tidak dibutuhkan lagi perbuatan-perbuatanyang lain untuk menyelesaikan kejahatan.
29/03/2012 139
Percobaan delik formil
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
140/149
apabila telah dimulai perbuatan/tindakanyang disebut dalam rumusan delik
Hoge Raad arrest tanggal 8 Maret 1920
N.J.1920 perbuatan menawarkan untuk dibeli danperbuatan menghitung uang kertas yangtelah dipalsukan di depan orang lain
adalah tindakan permulaan dari tindakanpelaksanaan
29/03/2012 140
Percobaan delikmateriil
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
141/149
segera setelah tindakan yang dilakukanoleh pelakunya itu, menurut sifatnyasecara langsung dapat menimbulkan
akibat yang terlarang oleh undang-undang, tanpa pelakunya tersebut harusmel;akukan suatu tindakan yang lain
Hoge Raad Arrest 19 Maret 1934, N.J1934 Eindhovense Brandstichting - arrest
29/03/2012 141
Syarat KetigaTidak selesainya pelaksanaan itu bukan semata-mata
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
142/149
Tidak selesainya pelaksanaan itu, bukan semata-matadisebabkan karena kehendaknya sendiri
Contoh: Tertangkap tangan, korban
memberikan perlawanan, korban tidakmeninggal karena bantuan medis
Membatalkan niatnya secara sukarela/kehendaksendirivrijwillige terugterd (TIDAK ADA
Percobaan yang dihukum)
29/03/2012 142
Dalam Pasal 18 RUU KUHP
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
143/149
(1) Dalam hal setelah permulaan pelaksanaan dilakukan, pembuattidak menyelesaikan perbuatannya karena kehendaknya sendirisecara sukarela, maka pembuat tidak dipidana.
(2) Dalam hal setelah permulaan pelaksanaan dilakukan, pembuatdengan kehendaknya sendiri mencegah tercapainya tujuanatau akibat perbuatannya, maka pembuat tidak dipidana.
(3) Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat(2) telah menimbulkan kerugian atau menurut peraturanperundang-undangan telah merupakan tindak pidanatersendiri, maka pembuat dapat dipertanggungjawabkanuntuk tindak pidana tersebut.(percobaan yangdikwalifisir)
29/03/2012 143
Macam2 Percobaan (Doktrin)
P b S V l i di d P i
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
144/149
Percobaan yg Sempurna : Voleindigde Poging --> apabila seseorang berkehendak melakukan kejahatan, ia telah
melakukan semua perbuatan yg diperlukan bagi selesainyakejahatan, tetapi kejahatan tidak selesai karena suatu hal
Percobaan yg Tertangguh : Geschorte Poging --> apabila seseorang berkehendak melakukan kejahatan, ia telahmelakukan beberapa perbuatan yg diperlukan bagi tercapainyakejahatan, tetapi kurang satu perbuatan ia terhalang oleh suatu hal
Percobaan yg Tidak Sempurna (tidak wajar) :Ondeugdelijke Poging --> apabila seseorangberkehendak melakukan suatu kejahatan, dimana ia telahmelakukan semua perbuatan yg diperlukan bagi selesainyakejahatan, namun tidak berhasil disebabkan alat (sarana) tidak
sempurna atau obyek (sasaran) tidak sempurna.Tidak sempurna : mutlak atau relatif
29/03/2012 144
Pasal 20 RUU KUHP
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
145/149
Dalam hal tidak selesai atau tidak mungkinterjadinya tindak pidana disebabkanketidakmampuan alat yang digunakanatau ketidakmampuan objek yang
dituju, maka pembuat tetap dianggaptelah melakukan percobaan tindak pidanadengan ancaman pidana tidak lebih dari
1/2 (satu per dua) maksimum pidana yangdiancamkan untuk tindak pidana yangdituju.
29/03/2012 145
Melakukan percobaan kejahatanakan tetapi tidak dihukum
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
146/149
akan tetapi tidak dihukum
Pasal 184 ayat 5 KUHPperkelahiantanding
Pasal 302 ayat 4 KUHP penganiayaanringan terhadap binatang
Pasal 351 ayat 5 dan Pasal 352 ayat 2
KUHP penganiayaan biasa dan ringan
29/03/2012 146
Mangel am tatbestand (gebrek aanfeitelijk tosdracht v/e zaak)
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
147/149
j )
Kejadian-kejadian yang mirip denganpercobaan yang tidak sempurna/ tidak wajardi mana salah satu unsur dari kejahatantertentu itu sebenarnya tidak mungkin adaatau tidak mungkin terjadi
Misal: menggugurkan kandungan seorang
perempuan yang tidak pernah hamil; mencuri barang yang pencurinya tidak tahu
bahwa barang tersebut sebelum dicuri telahdiwariskan/diberikan padanya.
29/03/2012 147
Putatif Delict
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
148/149
Seseorang mengira bahwa apa yangdilakukan merupakan suatu tindakpidana, padahal tindakan tersebut tidakdilarang
Contoh: Seseorang masuk ke Indonesia dan membawa
sejumlah uang kertas asing. Semula iaberanggapan telah mencoba atau melakukansuatu kejahatan. Namun ternyata uang yang iabawa masih dalam batas ketentuan yang tidakdilarang
29/03/2012 148
Percobaan dalam kealpaan
-
8/2/2019 HUKUM PIDANA kuliah 1-7
149/149
Pasal 287 KUHP yang sepatutnya ia harus dapat
menduga bahwa wanita itu belum cukup
umurnya Pasal 480 KUHP
yang sepatutnya ia harus dapat
menduga bahwa barang itu diperoleh sipenjual dari kejahatan