Hukum Pidana Islam Dalam Studi Hukum
-
Upload
ameersabry -
Category
Documents
-
view
37 -
download
0
Transcript of Hukum Pidana Islam Dalam Studi Hukum
HUKUM PIDANA ISLAM DALAM STUDI HUKUM
A. Pengantar
Jika kita mencoba mencari informasi tentang hukum pidana Islam atau Islamic
Criminal Law lewat internet (misalnya melalui situs pencari Google) maka paling tidak
kita akan disuguhi informasi sebanyak lebih dari 1.360.000 item. Hal ini sedikit memberi
gambaran bahwa hukum pidana Islam menjadi pembahasan luas di seluruh dunia.
Persoalan pidana Islam sering dipersempit hanya persoalan Rajam atau Qisas saja, dan
tidak membicarakan seluruh cakupan dari hukum ini. Hukum Pidana Islam merupakan
satu bidang kajian Hukum Islam yang paling sedikit diajarkan dalam studi hukum di
perguruan tinggi (dibanding hukum perdata Islam seperti perkawinan, kewarisan,
perjanjian, dan sebagainya).
Dewasa ini barulah kuliah pidana Islam semakin banyak menjadi mata kuliah di
fakultas hukum atau syariah. Dewasa ini semakin banyak yg menulis skripsi, tesis, dan
disertasi tentang pidana Islam. Tulisan singkat ini akan membahas mengenai tempat dan
masa depan hukum pidana Islam dalam studi hukum. Tulisan ini akan membahas
perkembangan kuliah pidana Islam, hukum pidana Islam dalam kurikulum studi ilmu
hukum, silabus perkuliahan pidana Islam, serta prospek dan tantangannya.
B. Perkembangan Perkuliahan
Mata kuliah hukum pidana Islam atau Jinayah telah diajarkan di Fakultas Syariah
di perguruan tinggi Islam (IAIN/ STAIN/ UIN) dalam waktu cukup lama. Saat ini mata
kuliah ini juga diajarkan di beberapa fakultas hukum di luar perguruan tinggi agama. Di
luar mata kuliah Hukum Pidana Islam, sebenarnya ada mata kuliah perbandingan hukum
pidana yang di dalamnya juga dapat diisi hukum pidana Islam, disamping hukum pidana
common law, civil law, dan socialist law. Selain dalam kuliah perbandingan hukum
pidana, ada beberapa mata kuliah yang dapat menyinggung hal ini misalnya dalam kuliah
Hukum Islam dan Aspek Hukum Islam dalam Hukum Tata Negara.
Khusus dalam kuliah Perbandingan Hukum Pidana/ Perbandingan Sistem
Peradilan Pidana, pembahasan Hukum Pidana Islam tidak hanya dilakukan di universitas-
universitas di Indonesia saja. Berbagai fakultas hukum di negara-negara Barat juga telah
1
mengajarkan materi Hukum Pidana Islam/ Sistem Peradilan Pidana Islam ini dalam
kurikulumnya1. Sebagai contoh, dalam silabus kuliah Comparative Criminal Law di St.
Mary’s School of Law terdapat satu sesi kuliah “An Introduction to Islamic Law”. Dalam
silabus mata kuliah Comparative Criminal Law di the University of Queensland
(Australia) terdapat pembahasan mengenai “criminal justice across the legal tradition”
termasuk Islamic Law.2 Hukum Pidana dari negara-negara Islam juga menjadi bagian
dari kuliah Comparative Criminal Law di Dalhouse University.3 Di University of
London dalam mata kuliah Comparative Criminal Justice Policy diberikan juga materi
“Legal Culture and Criminal Justice Policy in Islamic Law.”
C. Hukum Pidana Islam dalam Kurikulum di Perguruan Tinggi
Di Indonesia mata kuliah Hukum Pidana Islam telah diberikan antara lain di
Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta Syarif
Hidayatullah4, Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (Yogyakarta),
Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI), FH Universitas Islam Indonesia (UII)
Yogyakarta, FH Universitas Jakarta, FH Universitas Muhamadiyyah Yogyakarta (UMY),
FH Universitas Sriwijaya (Palembang), dan FH Universitas Brawijaya (Malang).5
Sebagai contoh bisa diambil UIN Syarif Hidayatullah, pada Jurusan Jinayah
Siyasah (Pidana/Tata Negara) terdapat Program Studi Pidana Islam. Program studi ini
bertujuan meng-hasilkan sarjana yang menguasai bidang studi pidana Islam. Mata Kuliah
Keahlian yang diberikan dalam Program Studi ini antara lain Fiqh Jinayah, Hukum
Pidana dan Acara Pidana, Muqa-ranah Mazahib fi al-Jinayat.
1 Sehingga sebetulnya, jika materi ini baru diajarkan di fakultas-fakultas hukum di Indonesia - yang berpenduduk mayoritas muslim dan cukup lama menjalankan hukum Islam- ini agak mengherankan.
2 http://www.uq.edu.au/study/course.html3 http://www.registrar.dal.ca/calendar/class4 Fakultas Syari'ah mengemban tugas mengembangkan ilmu hukum Islam dan hukum umum. Kini Fakultas Syari'ah dan Hukum sedang mengembangkan program studi-program studi dalam lingkungan jurusan-jurusan yang telah ada, seperti Program Studi Kepaniteraan Kepengacaraan, Administrasi Perkawinan, dan Manajemen Wakaf dan Zakat (dalam Jurusan Al-Ahwal Al-Syakh-siyah), Program Studi Pidana Islam, Tata Negara (dalam Jurusan Jinayah/Siyasah), Program Studi Perbandingan Mazhab Fiqh, Perbandingan Hukum, Konsultan dan Fatwa Hukum, dan Manajemen Haji dan Pariwisata (dalam Jurusan Perbandingan Mazhab dan Hukum), Program Studi Perbankan Syari'ah, Takaful (Asuransi), Kewirausa-haan, dan Agribisnis (dalam Jurusan Mu'amalat dan Perbankan).
5 Lihat lebih lengkap dalam Situs Resmi Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta Syarif Hidayatullah, Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (Yogyakarta), Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI), FH Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, FH Universitas Jakarta, FH Universitas Muhamadiyyah Yogyakarta (UMY), FH Universitas Sriwijaya (Palembang), dan FH Universitas Brawijaya (Malang).
2
Hampir sama dengan itu, juga terdapat kuliah hukum pidana Islam di UIN Sunan
Kalijaga di jurusan Jinayah/ Siyasah (Hukum Pidana dan Ketatanegaraan Islam).6
Jurusan/Program Studi ini mendidik mahasiswa untuk menjadi sarjana yang menguasai
ilmu Hukum Islam dengan konsentrasi pada hukum pidana dan hukum tata negara Islam.
Mereka diarahkan untuk memiliki kompetensi sebagai praktisi dan konsultan hukum di
Pengadilan Agama dan peneliti muda di bidang Hukum Pidana dan Tata Negara Islam.
Di luar perguruan tinggi Agama, dimana hukum pidana Islam bahkan menjadi
suatu program studi, di fakultas-fakultas hukum universitas umum mata kuliah pidana
Islam juga diajarkan. Sebagai contoh dalam Kurikulum Strata Satu (S-1) Fakultas
Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta mata kuliah pidana Islam (2 sks)
menjadi mata kuliah wajib yaitu dalam kurikulum institusional sebagai Mata kuliah
Keilmuan dan Ketrampilan (MKK). Di samping itu ada juga kuliah Hukum Sistem
Peradilan Islam (2 sks).
Di luar perguruan tinggi umum yang berlatar belakang lembaga keIslaman
( seperti UMY dan UII) , mata kuliah hukum pidana Islam juga diberikan di perguruan
tinggi umum (negeri/swasta) yang tidak berlatar belakang lembaga keIslaman, seperti di
UI, Unsri, dan Unibraw). Di Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya Hukum PIdana Islam
(HPC-336) diajarkan pada semester ganjil tahun akademik 2006/2007. Di Fakultas
Hukum Unibraw, Hukum PIdana Islam merupakan mata kuliah wajib untuk konsentrasi
Hukum Kepidanaan.
Di Fakultas Hukum Universitas Indonesia, mata kuliah Hukum Pidana Islam
(Aspek Pidana dalam Hukum Islam) / 2 sks, telah diberikan sejak semester genap tahun
2003/2004 yang lalu. Mata kuliah ini merupakan mata kuliah pilihan. Juga diberikan
dalam Program Magister Ilmu Hukum, kekhususan Hukum Islam.
D. Silabus Perkuliahan
Di dalam mata kuliah perbandingan hukum pidana, hukum pidana Islam dalam
dibahas bersama-sama dengan hukum pidana dari keluarga hukum lainnya yaitu common
law, civil law, dan socialist law. Sebagai kuliah perbandingan hukum maka tidak seluruh
6 Jurusan/Program studi ini merupakan pengembangan dari jurusan Fiqh (1960-1974) dan Perdata-Pidana Islam (1974-1989), serta jurusan Mu'amalah Jinayah (1989-1997).
3
aspek dalam pidana Islam dapat dibahas sehingga perlu dipilih beberapa topic yang dapat
diperbandingkan misalnya secara umum dibahas dulu mengenai sejarah perkembangan,
cakupan, sumber hukum, asas-asas, dan beberapa karakteristik hukum Islam dan system
peradilan Islam. Setelah itu perlu dibahas beberapa topic khusus seperti tindak pidana
(jinayah/ jarimah) dalam Islam dan jenis, unsure-unsurnya diperbandingkan dengan
tindak pidana, jenis dan unsure-unsurnya dalam Common Law, Civil Law, dan Socialist
Law. Ada beberapa persoalan lain yang dapat dibahas yaitu masalah percobaan,
penyertaan, gabungan, dasar penghapus, dan sebagainya dan diperbandingkan dengan
ketentuan serupa di keluarga hukum lainnya.
Sementara itu jika pidana Islam diberikan dalam perkuliahan tersendiri maka ada
sejumlah materi yang dapat diberikan antara lain7 : (1) Hukum Pidana Islam dan Tujuan
Mempelajarinya; (2) Kedudukan, Berlakunya, dan Kemungkinan Penerapan Hukum
Pidana Islam di Indonesia; (3) Sumber-sumber Hukum Pidana Islam; (4) Asas-Asas
Hukum Pidana Islam; (5) Percobaan, Penyertaan, dan Gabungan Tindak Pidana dalam
Hukum Pidana Islam; (6) Pertanggungjawaban Pidana dalam Hukum Pidana Islam; (7)
Tindak Pidana Hudud; (8) Tindak Pidana Qishas/ Diyat; (9) Tindak Pidana Ta’Zir.
E. Prospek dan Tantangan
Ada beberapa hal yang membuat hukum pidana Islam semakin penting (urgent)
untuk dipelajari : 1) kepentingan akademis; 2) kepentingan praktis; 3) meningkatnya
aspirasi di daerah terhadap hukum Islam; dan 4) pentingnya mencari konsep-konsep
hukum baru.
Kepentingan akademis terutama merupakan kebutuhan di kalangan ilmuwan
untuk memperluas pengetahauan. Jika selama ini yang dipelajari terutama hanya hukum
pidana common law dan civil law saja, maka kini ada kebutuhan untuk mengkaji hukum
pidana Islam. Dengan memperluas wawasan ini diharapkan sikap prejudice dan antipati
terhadap hukum pidana Islam dapat berkurang. Seperti diuraikan di atas, di negara-negara
barat sekalipun hukum pidana Islam juga dikaji bersamaan dengan mempelajari hukum
pidana common law dan civil law.
7 Lihat lebih lanjut dalam Wismar ‘Ain Marzuki et.al, Aspek Pidana dalam Hukum Islam, Jakarta : Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005.
4
Kepentingan praktis dapat dikaitkan dengan semakin dekatnya hubungan antara
bangsa dan antar masyarakat, dimana warga negara Indonesia acapkali berurusan dengan
hukum dari negara-negara lain (termasuk hukum dari negara-negara Islam). Seringkali
warga negara Indonesia yang menjadi tersangka/ terdakwa di negara-negara Timur
Tengah yang menggunakan pidana Islam tidak mendapat pembelaan secukupnya karena
kekurangmengertian para ahli/ praktisi hukum Indonesia terhadap Hukum Pidana Islam
dan prosedurnya yang berlaku di negara-negara tersebut. Globalisasi di bidang jasa
konsultasi hukum pada akhirnya juga akan membawa para praktisi hukum Indonesia
berurusan dengan hukum pidana dari negara-negara lain.
Era demokratisasi dan otonomi daerah yang terus berjalan menyebabkan
munculnya berbagai aspirasi masyarakat di daerah untuk lahirnya produk hukum yang
bernilai/ bernuansa keIslaman. Kehadiran Undang-Undang No. 11 Tahun 2006 mengenai
Pemerintahan Aceh semakin mengukuhkan adanya hukum pidana Islam di Aceh yang
pelaksanaan lebih lanjut akan diatur dengan Qanun. Dalam konteks perkembangan ini
maka pemahaman terhadap hukum pidana Islam menjadi kian penting.
Selama ini dalam pembaharuan hukum di Indonesia, bahan-bahan yang diambil
senantiasa dan terutama berasal dari konsep-konsep dan pengalaman dari keluarga
hukum civil law dan common law. Padahal kian lama, kian tampak bahwa masyarakat
memerlukan sumber-sumber alternative yang berbeda dari kedua keluarga hukum itu.
Bagi masyarakat Muslim, hukum Islam tentu memiliki tempat yang lebih tinggi karena
hukum ini merupakan bagian dari integralitas ajaran Islam dan selaras dengan rasa
keimanan. Di samping itu ada konsep-konsep yang tidak terdapat dalam hukum pidana
seperti peranan korban dalam system peradilan pidana (dalam hal adanya pemaafan
korban/ keluarganya terhadap pelaku), adanya Diyat dari pelaku kepada korban/
keluarganya, serta adanya jenis tindak pidana Ta’zir yang senantiasa dapat mengikuti
perkembangan masyarakat (sehingga membantah anggapan bahwa hukum Islam itu
ketinggalan jaman).
Memang perkembangan hukum pidana Islam dalam studi Hukum di Indonesia
tidaklah berlangsung dengan mulus saja, melainkan ada hambatan-hambatan seperti
adanya tuduhan/ kesan bahwa Hukum Pidana Islam itu kejam dan tidak manusiawi,
ketinggalan jaman, diskriminatif, bertentangan dengan HAM, tidak melindungi non-
5
muslim dan kalangan perempuan, serta berbagai kesan negative lainnya. Semua anggapan
ini tentu lahir semata-mata hanya karena pengetahuan yang terbatas atau bahkan hanya
mendegar selintas saja tentang Hukum Pidana Islam. Tentu saja dalam dunia ilmiah dan
akademis, kita dapat menilai sesuatu tanpa mempelajari dengan teliti dan obyektif. Oleh
sebab itu, justru dengan mempelajari Hukum Pidana Islam serta mempelajari pula hukum
pidana dari keluarga hukum lainnya, diharapkan kita dapat mengetahui berbagai landasan
filosofis yang mendasari hukum ini dan pada akhirnya dapat melihatnya secara lebih
jernih.
Di masa depan justru ada tantangan untuk dilakukan pengkajian oleh mahasiswa
program sarjana, magister, maupun doctor tentang berbagai hal menyangkut hukum
Pidana Islam, misalnya bagaimana pandangan hukum Islam terhadap masalah
pembuktian dengan teknologi modern (seperti pemeriksaan DNA). Bagaimana
pandangan hukum Islam tentang alat bukti berupa rekaman video? Bagaimana
pandangan hukum Islam terhadap masalah kejahatan baru (seperti money laundering,
computer crime, illegal loging) ? Bagaimana penerapan hukum Islam dalam masalah
Korupsi ? Hal-hal seperti ini menarik untuk dikaji dan diteliti lebih lanjut.
F. Penutup
Sebagai penutup dapat disimpulkan bahwa Hukum Pidana Islam telah, sedang dan
tampaknya akan terus menjadi bahan kajian dalam studi hukum/ criminal justice baik di
Indonesia maupun di negara-negara lain. Untuk menghindari kesalahfahaman dan
pandangan negative yang sempit sebaiknya para mahasiswa/ akademisi/ praktisi hukum
dapat mengkaji Hukum Pidana Islam dari berbagai aspeknya. Di masa depan diharapkan
materi Hukum Pidana Islam dimasukkan dalam perkuliahan Perbandingan Hukum
Pidana, Hukum Islam, maupun mata kuliah tersendiri (Hukum Pidana Islam).
6
Daftar Pustaka
Topo Santoso. Menggagas Hukum Pidana Islam. Bandung : Asy-Syamil, 2000.
__________. Membumikan Hukum Pidana Islam. Jakarta : Gema Insani Press, 2003.
Wismar ‘Ain Marzuki et.al, Aspek Pidana dalam Hukum Islam, Jakarta : Badan Penerbit
Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005.
http://www.uq.edu.au/study/course.html
http://www.registrar.dal.ca/calendar/class
7