Hukum Pidana Anak

12
ANALISA PUTUSAN NO. 43/PID.SUS/2013/PN.UNG TENTANG TINDAK PIDANA PENCURIAN OLEH ANAK DILIHAT DARI UU NO 3 TAHUN 1997 DAN TEORI PEMIDANAAN Disusun oleh: Ummi Mufarikhah 8111411197 Ika Rahayuningsih 8111411200 Denting Wijaya 8111411206 Aghisni Kasrota Rizki 8111411207 Rifkyansah Noerjaya 8111411213

description

Universitas Negeri Semarang

Transcript of Hukum Pidana Anak

ANALISA PUTUSAN NO. 43/PID.SUS/2013/PN.UNG TENTANG TINDAK PIDANA PENCURIAN OLEH ANAK DILIHAT DARI UU NO 3 TAHUN 1997 DAN TEORI PEMIDANAAN

ANALISA PUTUSAN NO. 43/PID.SUS/2013/PN.UNG TENTANG TINDAK PIDANA PENCURIAN OLEH ANAK DILIHAT DARI UU NO 3 TAHUN 1997 DAN TEORI PEMIDANAAN

Disusun oleh:Ummi Mufarikhah8111411197Ika Rahayuningsih8111411200Denting Wijaya8111411206Aghisni Kasrota Rizki8111411207Rifkyansah Noerjaya8111411213

Anak adalah bagian dari generasi muda sebagai salah satu sumber daya manusia yang merupakan potensi dan penerus cita-cita perjuangan bangsa, yang memiliki peranan strategis dan mempunyai ciri dan sifat khusus, memerlukan pembinaan dan perlindungan dalam rangka menjamin pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental, dan sosial secara utuh, serasi, selaras, dan seimbang;

Arus Globalisasi sendiri yang diikuti oleh perkembangan ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi dapat menimbulkan dampak positif dan negative bagi anak.Dampak positif pesatnya antara lain terciptanya berbagai macam produk yang berkualitas dan berteknologi, terbukanya informasi yang diperoleh melalui satelit dan meningkatnya pendapat masyarakat. Sedang dampak negative nya antara lain semakin meningkatnya krisis moral dimasyarakat yang berpotensi meningkatnya jumlah orang yang melawan hokum pidana dalam berbagai bentuk. Hal ini sangat mempengaruhi kehidupan anak-anak yang mana dapat memacu adanya pelanggaran yang dilakukan oleh anak. Sehingga diperlukan pembinaan dan perlu diberikan perlindungan terhadap anak, seperti dukungan, baik yang menyangkut kelembagaan maupun perangkat hukum.

A. Pertimbangan Hakim Dalam Putusan No.43/PID.SUS/2013/PN.UNG Berdasarkan UU No.3 Tahun 1997

A.1. ANALISIS PERTIMBANGAN

Pertimbangan dari Hakim dalam perkara No.43/PID.SUS/2013/PN.UNG tersebut sesuai dengan UU No. 3 Tahun 1997 mengenai batas umur anak nakal yang dapat diajukan ke sidang anak adalah sekurang-kurangnya 8 (delapan ) tahun tetapi belum mencapai umur 18 ( delapan belas ) tahun dan belum pernah kawin, yang mana dalam perkara tersebut terdakwa di ajukan ke sidang anak karena mengingat usia terdakwa masih 17 (tujuh belas) tahun dan belum mencapai umur 18 (delapan belas ) tahun, sehingga hakim memasukkan terdakwa dalam kategori anak, walaupun secara psikologis terdakwa sudah menunjukan sifat-sifat kedewasaanya,

B. Putusan Hakim No.43/PID.SUS/2013/PN.UNG Dalam Perkara Pencurian Berdasarkan Teori Pemidanaan

B.1.Putusan Hakim No.43/PID.SUS/2013/PN.UNG

Putusan Hakim No.43/PID.SUS/2013/PN.UNG adalah:Menyatakan Terdakwa DEA ROCHI NURCAHYA Bin DWI NURROCHIM telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana PENCURIANMenjatuhkan pidana terhadap Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 2 (dua) Bulan 15 (lima belas) haeri;Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani oleh Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;Menetapkan Terdakwa tetap berada dalam tahanan;Menetapkan barang bukti berupa:1(satu) Unit sepeda motor Yamaha Vega R,warna hitam, No.Pol H-3942-GL1(satu) pasang cover samping SPM Yamaha Vega ;1(satu) buah standart samping Yamaha Vega ; 1(satu) pasang penutup shok breaker Yamaha Vega ;Dikembalikan kepada saksi Muhammad Wahyu Fahrudin Bin (alm) Sauliyan;Membebankan kepada Terdakwa untuk membaayar biaya perkara sebesar Rp.2.500.- (dua ribu lima ratus rupiah).

B.2.Teori PemidanaanTeori pemidanan bagi dibagi menjadi tiga, yaitu:Teori Absolut atau Pembalasan (retributive)Pidana dijatuhkan semata-mata karena orang telah melakukan suatu kejahatan atau tindak pidana (quia peccatum est). Teori Relatif atau Tujuan (Utilitarian)Penjatuhan pidana tidak untuk memuaskan tuntutan absolut (pembalasan) dari keadilan, tetapi pembalasan itu sebagai sarana untuk melindungi kepentingan masyarakat, teori itu disebut :1. Teori perlindungan masyarakat (the theory of social defence ; atau 2. Teori reduktif (untuk mengurangi frekuensi kejahatan) ;atau3. Teori tujuan (utilitarian theory), pengimbalan mempunyai tujuan tertentu yang bermanfaat.

Teori GabunganPembalasan sebagai asas pidana dan beratnya pidana tidak boleh melampaui pembalasan yang adil.Dalam ajaran ini diperhitungkan adanya pembalasan, prevensi general, serta perbaikan sebagai tujuan pidana.Tujuan pemidanan yaitu:a. To prevent recidivism (mencegah terjadinya pengulangan tindak pidana)b. To deter other from the performance of similar acts (mencegah orang lain melakukan perbuatan yang sama seperti yang dilakukan si terpidana)c. To provide a channel for the expression of retaliatory motives (menyediakan saluran untuk mewujudkan motif-motif balas dendam)d. To avoidance of blood feuds (untuk menghindari balas dendam)e. The educational effect (adanya pengaruh yang bersifat mendidik)f. The peace-keeping function (mempunyai fungsi memelihara perdamaian)g. To create a possibility for the release of emotions that are aroused by the crime (menciptakan kemungkinan bagi pelepasan emosi-emosi yang ditimbulkan atau diguncang-guncangkan adanya kejahatan)

h. A ceremonial reaffirmation of the societal values that are violated and challenged by the crime (penegasan kembali nilai-nilai kemasyarakatan yang telah dilanggar dan dirubah oleh adanya kejahatan)i. To reinforcing social values (memperkuat kembali nilai-nilai social)j. To allaying public fear of crime (menentramkan rasa takut masyarakat terhadap kejahatan)k. To conflict resolution (penyelesaian konflik)

B.3.Analisis Putusan Hakim No.PID.SUS/2013/PN.UNG Dalam Perkara Percurian Berdasarkan Teori Pemidanaan

Dalam Putusan Nomor 43/PID.SUS/2013/PN.UNG menggunakan Teori Pemidanaan Absolut atau Pembalasan (retributive) yaitu Pidana dijatuhkan semata-mata karena orang telah melakukan suatu kejahatan atau tindak pidana pencurian.Dimana Pidana itu merupakan keharusan logis sebagai konsekuensi dari adanya kejahatan. Kejahatan adalah pengingkaran terhadap ketertiban hukum negara yang merupakan perwujudan dari cita-susila, maka pidana merupakan pengingkaran terhadap pengingkaran.

Teori Pemidanaan yang sesuai dengan Putusan Nomor 43/PID.SUS/2013/PN.UNG adalah Teori Relatif atau Tujuan (Utilitarian) yaitu Penjatuhan pidana tidak untuk memuaskan tuntutan absolut (pembalasan) dari keadilan, tetapi pembalasan itu sebagai sarana untuk melindungi kepentingan masyarakat.

KESIMPULANTujuan dari hukuman adalah untuk membina dan memperbaiki sehingga terciptalah kehidupan yang harmonis dan stabil. Proses hukum haruslah mengedepankan aspek kemanusiaan terlebih lagi masalah pidana anak. Hakim, jaksa, dan polisi diharapkan lebih bisa menggunakan hati nurani ketimbang hanya berdasarkan pada landasan hukum formil semata.Kita sebagai warga negara Indonesia bertanggung jawab dalam perlindungan hak-hak setiap anak karena anak adalah generasi penerus bangsa Indonesia. Hak-hak tersebut termasuk hak memperoleh perlindungan secara fisik, mental atau sosial dan juga hak anak ketika sedang berhadapan dengan hukum. Sesuai dengan Pasal 16 Undang-Undang No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, Undang-Undang No. 3 Tahun 1997 tentang Peradilan Anak, serta Keputusan Bersama 4 Kementerian, Mahkamah Agung RI, Jaksa Agung RI dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, menyatakan bahwa penahanan/pemenjaraan terhadap anak adalah upaya terakhir, dengan mengedepankan pendekatan Keadilan Restoratif sebagai landasan penyelesaian pidana bagi anak yang berhadapan dengan hukum.