Hukum Pernikahan Dini

6
HUKUM PERNIKAHAN DINI / KAWIN GANTUNG PERTANYAAN : si A mempunyai anak perempuan yg baru lahir(bayi) lalu si B yg sudah dewasa mau menikahinya,pertanyaan'y boleh gak menikahi bayi? Makasih JAWABAN : Masalah Pernikahan Dini NUonline, 10/11/2008 Pernikahan dini atau pernikahan di bawah usia ramai diperbincangkan oleh banyak kalangan di negeri ini menyusul berita pernikahan Pujiono Cahyo Widianto alias Syeh Puji, seorang saudagar kaya d i Semarang yang berusia 43 tahun, yang menikahi seorang anak gadis berusia 12 tahun. Pernikahan Syeh puji diberitakan besar- besaran di media massa setelah digugat oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Komnas Perempuan. Sebenarnya, dalam fikih atau hukum Islam tidak ada batasan minimal usia pernikahan. Jumhur atau mayoritas ulama mengatakan bahwa wali atau orang tua boleh menikahkan anak perempuannya dalam usia berapapun. Jadi pernikahan Syeh Puji syah secara fikih. Dasar dari itu semua adalah pernikahan Nabi Muhammad SAW dan Siti Aisyah. Beberapa riwayat menyebutkan, Aisyah dinikahkan dengan Nabi pada usia 6 tahun, dan tinggal bersama Nabi pada usia 9 tahun. Sementara waktu itu Nabi sudah berusia senja, sudah 50-an tahun. Namun karena pertimbangan maslahat, beberapa ulama memakruhkan praktik pernikahan usia dini. Makruh artinya boleh dilakukan namun lebih baik ditinggalkan. Anak perempuan yang masih kecil belum siap secara fisik maupun psikologis untuk memikul tugas sebagai istri dan ibu rumah tangga, meskipun dia sudah aqil baligh atau sudah melalui masa haid. Karena itu menikahkan anak perempuan yang masih kecil dinilai tidak maslahat bahkan bisa menimbilkan mafsadah (kerusakan). Pertimbangan maslahat-mafsadah ini juga diterima dalam madzab Syafii.

Transcript of Hukum Pernikahan Dini

Page 1: Hukum Pernikahan Dini

HUKUM PERNIKAHAN DINI / KAWIN GANTUNG

PERTANYAAN :

si A mempunyai anak perempuan yg baru lahir(bayi) lalu si B yg sudah dewasa mau menikahinya,pertanyaan'y boleh gak menikahi bayi?Makasih

JAWABAN :

Masalah Pernikahan DiniNUonline, 10/11/2008

Pernikahan dini atau pernikahan di bawah usia ramai diperbincangkan oleh banyak kalangan di negeri ini menyusul berita pernikahan Pujiono Cahyo Widianto alias Syeh Puji, seorang saudagar kaya di Semarang yang berusia 43 tahun, yang menikahi seorang anak gadis berusia 12 tahun. Pernikahan Syeh puji diberitakan besar-besaran di media massa setelah digugat oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Komnas Perempuan.

Sebenarnya, dalam fikih atau hukum Islam tidak ada batasan minimal usia pernikahan. Jumhur atau mayoritas ulama mengatakan bahwa wali atau orang tua boleh menikahkan anak perempuannya dalam usia berapapun. Jadi pernikahan Syeh Puji syah secara fikih.

Dasar dari itu semua adalah pernikahan Nabi Muhammad SAW dan Siti Aisyah. Beberapa riwayat menyebutkan, Aisyah dinikahkan dengan Nabi pada usia 6 tahun, dan tinggal bersama Nabi pada usia 9 tahun. Sementara waktu itu Nabi sudah berusia senja, sudah 50-an tahun.

Namun karena pertimbangan maslahat, beberapa ulama memakruhkan praktik pernikahan usia dini. Makruh artinya boleh dilakukan namun lebih baik ditinggalkan. Anak perempuan yang masih kecil belum siap secara fisik maupun psikologis untuk memikul tugas sebagai istri dan ibu rumah tangga, meskipun dia sudah aqil baligh atau sudah melalui masa haid. Karena itu menikahkan anak perempuan yang masih kecil dinilai tidak maslahat bahkan bisa menimbilkan mafsadah (kerusakan). Pertimbangan maslahat-mafsadah ini juga diterima dalam madzab Syafii.

Mereka yang menikahkan anak perempuan pada usia dini biasanya juga berpedoman pada ketetapan mengenai wali mujbir, yakni wali atau orang tua yang boleh memaksa menikahkan anaknya. Istilah wali mujbir hanya ada pada madzhab Syafi’i (dan sebagian Hambali). Pada madzab Hanafi dan Maliki tidak diberlakukan ketetapan ini. Pada madzab Hanafi bahkan hak-hak perempuan dalam pernikahan lebih ditonjolkan.

Sebenarnya dalam ketetapan mengenai wali mujbir ini pun tidak mutlaq. Dengan menjadi wali mujbir, bapak tidak boleh serta merta memaksa anaknya untuk menikah dengan seorang laki-laki. Sekali lagi, dalam madzab Syafi’i pertimbangan maslahat-mafsadah juga diterima.

Dalam kontek Indonesia, kita punya undang-undang yang mengatur penetapan usia nikah. Undang-undang itu merupakan hasil ijtihad para ulama atau ahli fikih setempat atau kita sebut sebagai ijtihad jama’i, yakni ijtihad yang dilakukan bersama-sama oleh ulama pada suatu tempat dan pada suatu masa.

Dalam UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan bahwa batas minimal usia perkawinan untuk perempuan adalah 16 tahun dan laki-laki 19 tahun. Lalu juga ada pasal lain yang menyebutkan bahwa pernikahan di bawah usia 21 hanya bisa dilangsungkan dengan persyaratan tambahan.

Page 2: Hukum Pernikahan Dini

Aturan mengenai usia nikah itu juga ditegaskan kembali dalam PP No 9 tahun 75 dan Instruksi Presiden No 1 tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam.

Maka terlepas dari persoalan Syeh Puji, yang perlu ditekankan di sini adalah bahwa ketetapan-ketetapan yang berlaku di lingkungan Pengadilan Agama Republik Indonesia harus dipatuhi. Para wali atau orang tua harus memberikan kesempatan kepada anaknya dalam menuntaskan masa kanak-kanaknya untuk belajar dan beroleh pengalaman bersama-teman-temannya yang lain, sebelum ia bekerja atau menjalani kehidupan rumah tangga.

Lebih dari itu, para wali atau orang tua dari anak perempuan juga harus berlaku toleran dan menerima pendapat dari anak perempuannya itu demi kelangsungan masa depannya.

KH Arwani FaishalWakil Ketua Lembaga Bahtsul Masail PBNU

===========

Hasil Bahts Masail PWNU 2010 di PP. Mambaul Hikam Mantenan Blitar

Terjadi di beberapa daerah di Indonesia, anak lelaki kecil yang masih berumur sepuluh tahun dan masih duduk di bangku kelas empat SD, dikawinkan dengan anak perempuan yang masih kecil pula secara agama(syar’i), tetapi tidak didaftarkan ke kantor KUA. Perkawinan itu dilakukan untuk menggantung (mengikat) agar kelak dewasa tidak berjodoh dengan orang lain. Hal ini disebut dengan kawin gantung. Perkawianan itu diselenggarakan secara sah dan mengadakan resepsi (walimah). Kedua pengantin kecil didandani sebagaimana tradisi penganten dalam walimah.

Pelaksanaan akad nikah dalam kawin gantung itu, ada yang secara langsung dengan ijab dan qabul yang diucapkan penganten pria kecil didampingi penganten perempuan kecil, adapula yang ijab dan qabulnya diwakilkan kepada pria dewasa. Setelah selesai akad nikah, kedua pengantin dilarang berkumpul hingga menginjak usia dewasa. Seperti anak-anak lainnya, mereka juga kembali masuk sekolah seperti sebelumnya. Setelah keduanya dewasa dan memiliki kesiapan berumah tangga maka mereka dinikahkan kembali(tajdidunnikah) dengan didaftarkan ke kantor urusan agama(KUA). Padahal dalam UU perkawinan dan UU perlindungan anak, anak di bawah umur enam belas tahun tidak boleh dikawinkan. Dan pelanggaran terhadap UU itu dikenai sanksi pidana.

Pertanyaan

a. Bagaimana hukumnya melakukan kawin gantung?

b. Berapa batas usia pernikahan baik bagi pria atau wanita?

c. Apakah kawin gantung memiliki akibat hukum sebagaimana nikah pada umumnya, seperti kewajiban nafkah, kewajiban bagi istri taat kepada suami, halalnya bersetubuh, hak waris jika salah satunya meninggal, dan lain sebagainya?

d. Apa kewajiban kita jika pandangan fiqh islam berbeda dengan UU, seperti batas usia perkawinan?

e. Bagaimana hukumnya melakukan pernikahan yang diulang (tajdidi an-nikah)?

Jawaban

Page 3: Hukum Pernikahan Dini

a. Diperbolehkan, apabila ada mashlahat dan persyaratan dilakukan di luar akad.

b. Terjadi perbedaan ulama, ada yang tidak membatasi umur dan sebagian ulama membatasi dengan usia baligh, sebagaimana Ibn Syabramah dll.

c. Benar, hanya dalam prakteknya wali yang harus menangani.

d. Mencoba mencari solusi terbaik dan paling mashlahat.

e. Khilaf menurut Imam Al-Ardalbily hukum nikah kedua adalah sah karena dalam akad kedua terjadi بالفرقة Namun menurut Imam Ibn Hajjar nikah kedua hanya dikatakan sebatas .إقرارakad sandiwara ( عقد Sedangkan konskwensinya tidak merusak akad yang pertama .(صورةmenurut Qaul Shahih.

============

Referensi

صحـ .1 التاسع الجزء اإلسالمي 171الفقه

: يزوج ال أنه الله رحمهم البتي وعثمان األصم بكر وأبو شبرمة ابن يرى الزوجين أهلية األول المبحث: ) ( ): النساء النكاح بلغوا إذا حتى تعالى لقوله يبلغا حتى والصغيرة قبل/) 6الصغير التزويج جاز فلو

C عمال الصغيرة تزويج يجوز أنه حزم ابن ورأى النكاح إلى بهما حاجة ال وألنه فائدة لهذا يكن لم البلوغ) . مفسوخ فهو وقع وإذا يبلغ، حتى فباطل الصغير تزويج أما ذلك في المروية يشترط) 1باآلثار ولم

: والمجنون الصغير زواج بصحة وقالوا والعقل البلوغ الزواج النعقاد الفقهاء .جمهور

جواز: على اإلجماع المنذر ابن ادعى بل األربعة المذاهب أئمة منهم الجمهور فقال الصغر أما الصغريأتي ( بما عليه واستدلوا كفء من الصغيرة )2تزويج :

1 - ) : نسائكم من المحيض من يئسن والالئي تعالى قوله في ـ أشهر ثالثة وهي ـ الصغيرة عدة بيان: ) ( الطالق يحضن لم والالئي أشهر ثالثة فعدتهن ارتبتم، التي) 4/65إن الصغيرة عدة حدد تعالى فإنه

تزوج أنها على النص فدل وفراق، زواج بعد إال العدة تكون وال كاليائسة، أشهر بثالثة تحض لملها إذن وال .وتطلق

2 - : ) ( ) : النور منكم األيامى وأنكحوا تعالى قوله في اإلناث بنكاح : 32/24األمر ال) التي األنثى واأليمكبيرة أو كانت صغيرة لها، . زوج

3 - » « : تسع ابنة وأنا بي وبنى aست ابنة وأنا النبي تزوجني قالت فإنها صغيرة وهي بعائشة النبي زواج)1 . حمزة) عمه ابنة C أيضا وسلم عليه الله صلbى النبي وزوج عنهما الله رضي بكر أبو أبوها زوجها وقد

صغيران وهما سلمة أبي ابن .من

4 - ( ) : عروة وزوج الزبير بن عروة من صغيرة وهي كلثوم أم ابنته علي عقد أي زوeج الصحابة عن آثاربن الحسن بن الله لعبد الصغيرة بنته رجل ووهب صغيران وهما أخيه ابن من أخيه بنت الزبير بنفأجاز نخبة، بن المسيب البن صغيرة لها C بنتا امرأة وزوجت عنهما الله رضي علي ذلك فأجاز علي

عنه الله رضي مسعود ابن الله عبد زوجها .ذلك

وهناك - 5 البلوغ وقت إلى يفوت فال ،kالكفء lاألُب ويجد الصغار، بتزويج مصلحة هناك تكون قد : عشرة: ثالث بنت وهي معقولة .رواية

صحـ .2 التاسع الجزء اإلسالمي 174الفقه

بغير الكبيرة أو الصغيرة األُب تزويج وفي المصلحة وجود الصغير تزويج في الشافعية اشترط وكذلك ( ) ( ) : كفء من يزوجها أن الثاني ظاهرة عداوة وبينها بينه يكون أال األول هي سبعة C شروطا إذنها

Page 4: Hukum Pernikahan Dini

( ) ( ) ( )C معسرا الزوج يكون أال الخامس البلد نقد من يكون أن الرابع مثلها بمهر يزوجها أن الثالث ( ) ( وجب ( قد يكون أال السابع هرم وشيخ كأعمى بمعاشرته تتضرر بمن يزوجها أال السادس بالمهرأن ويجوز براءتها، تعجيل في غرض ولها التراخي على الحج لكون يمنعها قد الزوج فإن الحج عليها

واحدة من أكثر الصغير .يزوج

صحـ .3 التاسع الجزء اإلسالمي 6688الفقه

الجمهور رأي يخالف بما السوري القانون أخذ والمجنون الصغير زواج من السوري القانون موقففي وافقه ومن شبرمة ابن برأي فأخذ االستصالح مبدأ على باالعتماد والمجانين الصغار زواج في . يصحح ولم الزواج مسؤوليات لمخاطر C وتقديرا المجتمع ألوضاع مراعاة الصغار زواج صحة عدماإلذن فللقاضي شفائه في يفيد زواجه أن C طبيا ثبت إذا إال C مطلقا المعتوه أو المجنون زواج القانون

المادة. ( عليه نصت ما وهذا .1): 15بالزواج والبلوغ- العقل الزواج أهلية في اإلذن- 2يشترط للقاضي . شفائه في يفيد زواجه أن العقلية األمراض أطباء من هيئة بتقرير ثبت إذا والمعتوه المجنون بزواج : ففي البلوغ سن تحديد في الفقهاء جمهور رأي يخالف بما السوري القانون أخذ كذلك البلوغ سن

م ( المدني القانون نص المالية الشؤون أو المدنية وهي) 2/46األحوال الطبيعي الشخص أهلية على . هو المادة ونص االستصالح بمبدأ C عمال السواء على واألنثى للذكر عشرة الثامنة سن بلوغ

لمباشرة -1 األهلية كامل يكون عليه يحجر ولم العقلية بقواه C متمتعا الرشد سن بلغ شخص كلالمدنية .حقوقه

2- : . : نص فقد الزواج أو الشخصية األحوال في أما كاملة ميالدية سنة عشرة ثماني هي الرشد وسن . في وذلك C عاما عشر سبعة والفتاة C عاما عشر ثمانية الفتى أهلية أن على الشخصية األحوال قانون

: 16المادة ( عشرة) السابعة بتمام الفتاة وفي عشرة الثامنة بتمام الفتى في الزوج أهلية تكمل وهي : . عشرة الخامسة سن إكماله بعد الفتى بزواج يأذن أن للقاضي C أيضا القانون هذا أجاز لكن العمر من

ادعاء في صدقهما له وتبين البلوغ وادعيا الزواج طلبا إذا عشرة الثالثة سن إكمالها بعد والفتاة) . م. القانون ونص االنحراف عن لهم C صونا بالزواج التبكير في الشباُب لمصلحة مراعاة وهذا البلوغ

18: يأتي) الثالثة- 1ما إكمالها بعد المراهقة أو عشرة الخامسة إكماله بعد البلوغ المراهق ادعى إذا. جسميهما واحتمال دعواهما صدق له تبين إذا القاضي به يأذن الزواج وطلبا الولي- 2عشرة كان إذا

: . انعقاد عدم على اتفقوا فإنهم الزواج سن في فقهائنا رأي أما موافقته اشترطت الجد أو األُب هووليه إجازة على الحنفية عند C موقوفا زواجه فينعقد المميز الصبي أما المميز غير الصغير زواجبنفسه تزوج C عاما عشر خمسة بلغ فإذا وليه يزوجه وإنما الجمهور عند عقوده كسائر زواجه ويبطل

عشرة الثامنة سن بلغ إذا حنيفة أبي .وعند

صحـ .4 السادس الجزء األوطار 144نيل