Hukum Perikatan Perdata

30
Hukum Perikatan Perdata Tim pengajar Hukum perikatan Fakultas Hukum Universitas Indonesia

description

Hukum Perikatan Perdata. Tim pengajar Hukum perikatan Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Minggu I. Pengertian Perjanjian dan Perikatan. Pendahuluan. Buku ke tiga KUHPerdata berjudul tentang perikatan Perikatan ( verbintenis ) lebih luas dari perjanjian. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of Hukum Perikatan Perdata

Page 1: Hukum Perikatan Perdata

Hukum Perikatan Perdata

Tim pengajar Hukum perikatanFakultas Hukum Universitas Indonesia

Page 2: Hukum Perikatan Perdata

PENGERTIAN PERJANJIAN DAN PERIKATAN

Minggu I

Page 3: Hukum Perikatan Perdata

Pendahuluan

• Buku ke tiga KUHPerdata berjudul tentang perikatan

• Perikatan (verbintenis) lebih luas dari perjanjian.

• Buku III mengatur juga mengenai perikatan yang berasal dari undang-undang. Namun sebagian besar buku III ditujukan pada perikatan yang bersumber dari perjanjian.

Page 4: Hukum Perikatan Perdata

Perjanjian• Ps. 1313

“Suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap suatu orang atau lebih lainnya”

Diperbaiki doktrin“suatu pesetujuan dengan mana dua orang atau lebih saling mengikatkan diri untuk melaksanakan suatu hal mengenai harta kekayaan.”

Subekti:“Suatu perjanjian adalah suatu peristiwa di mana seorang berjanji kepada seorang lain atau di mana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal.”

Page 5: Hukum Perikatan Perdata

Perikatan

• Pengertian Perikatan tidak dijumpai KUH Pdt doktrin mencoba memberi pengertian:1. Hal yang mengikat antara org yang satu & org yang

lain (Abdulkadir M., 2000: 198)2. Hubungan hukum mengenai harta kekayaan yang

terjadi antara debitur & kreditur 3. Hubungan hukum antara 2 pihak yang menimbulkan

hak & kewajiban atas suatu prestasi (Sudikno Mertokusumo)

Page 6: Hukum Perikatan Perdata

Pengertian perikatan

• Perikatan “suatu hubungan hukum (mengenai kekayaan

harta benda) antara dua orang, yang memberi hak kepada yang satu untuk menuntut barang sesuatu dari yang lain, sedangkan orang lainnya diwajibkan memenuhi tuntutannya itu”

Hubungan hukum tsb minimal 2 pihak, yaitu;1. kreditur (berpiutang) berhak menuntut prestasi2. debitur (berhutang) berkewajiban untuk memenuhi prestasi

Hubungan hukum tsb minimal 2 pihak, yaitu;1. kreditur (berpiutang) berhak menuntut prestasi2. debitur (berhutang) berkewajiban untuk memenuhi prestasi

Page 7: Hukum Perikatan Perdata

Sumber perikatan

Page 8: Hukum Perikatan Perdata

Sistematika Buku III

Bagian Umum (1233 – 1456)

Bab 1 – Bab 4

Bagian Khusus (1457 – 1864) bab3, bab 5 s.d bab 18

BUKU III

Nominat 15 Perj.

InominatInominatAsas keb.berkontrak

Sistem terbuka

Sumber perikatanPrestasiSyarat sahnya perikatanWanprestasiKeadaan memaksaResiko s.dhapusnya perikatan

Sumber perikatanPrestasiSyarat sahnya perikatanWanprestasiKeadaan memaksaResiko s.dhapusnya perikatan

Sumber :o Peraturan Per UUo Kebiasaan

Lex specialis derogat lex generali

1319

Pengaturan: Buku 3 KUH Pdt, 18 Bab (sejak1950 stlh bab 7 ada bab 7a, jd ada 19 bab)

Page 9: Hukum Perikatan Perdata

• Buku III menganut asas “kebebasan berkontrak” Ps. 1338

• Sistem yang dianut adalah sistem terbuka.• Buku III hukum pelengkap (aanvullend

recht)

Page 10: Hukum Perikatan Perdata

Sistem terbuka

• sistem terbuka, artinya memberikan kebebasan kepada para pihak (dalam hal menentukan isi, bentuk, serta macam perjanjian) untuk mengadakan perjanjian akan tetapi isinya selain tidak bertentangan dengan perundang-undangan, kesusilaan, dan ketertiban umum, juga harus memenuhi syarat sahnya perjanjian

Page 11: Hukum Perikatan Perdata

• Pengertian Perikatan tidak dijumpai KUH Pdt doktrin mencoba memberi pengertian:1. Hal yang mengikat antara org yang satu & org yang

lain (Abdulkadir M., 2000: 198)2. Hubungan hukum mengenai harta kekayaan yang

terjadi antara debitur & kreditur 3. Hubungan hukum antara 2 pihak yang menimbulkan

hak & kewajiban atas suatu prestasi (Sudikno Mertokusumo)

Page 12: Hukum Perikatan Perdata

Pengertian perikatan

• Perikatan “suatu hubungan hukum (mengenai kekayaan

harta benda) antara dua orang, yang memberi hak kepada yang satu untuk menuntut barang sesuatu dari yang lain, sedangkan orang lainnya diwajibkan memenuhi tuntutannya itu”

Hubungan hukum tsb minimal 2 pihak, yaitu;1. kreditur (berpiutang) berhak menuntut prestasi2. debitur (berhutang) berkewajiban untuk memenuhi prestasi

Hubungan hukum tsb minimal 2 pihak, yaitu;1. kreditur (berpiutang) berhak menuntut prestasi2. debitur (berhutang) berkewajiban untuk memenuhi prestasi

Page 13: Hukum Perikatan Perdata

Prestasi

• Pengertian:Obyek perikatan “barang sesuatu yang dapat dituntut• Dasar Hukum: Ps 1234 KUH Pdt

1. Memberikan sesuatu (to Geven)1235 KUHPerdata499 KUHPerdata

2. Berbuat sesuatu (to Doen)3. Tidak Berbuat Sesuatu (Niet Doen)

Page 14: Hukum Perikatan Perdata

Sifat Prestasi

Sifat prestasi:1.Harus sudah tertentu2.Harus mungkin3.Harus diperbolehkan4.Harus ada manfaat/bermakna bagi kreditur5.Terdiri dari 1/lebih perbuatan

Page 15: Hukum Perikatan Perdata

3 serangkai dalam hukum

Page 16: Hukum Perikatan Perdata

Subyek hukumSubyek hukum Subyek hukumSubyek hukum

PT XKoperasi ABC

PT XKoperasi ABC

ASDYayasan WZ

ASDYayasan WZ

Peristiwa hukum atau hubungan hukum

Peristiwa hukum atau hubungan hukum

Jual beli?Anjak piutang?

Leasing?dll

Jual beli?Anjak piutang?

Leasing?dll

Hak dan KewajibanHak dan Kewajiban

Prestasi dan wan prestasiPrestasi dan wan prestasi

Page 17: Hukum Perikatan Perdata

Asas-asas penting dalam perjanjian

Page 18: Hukum Perikatan Perdata

Asas konsensuil perikatan lahir pada saat detik kata sepakat.Pengecualiannya perjanjian ril dan formil.

Asas kebebasan berkontrak kebebasan untuk menentukan isi dan bentuk perjanjianAsas kekuatan mengikat (pacta sunt servanda) asas yg menyatakan bahwa para pihak terkikat utk melaksanakan isi perj. Termasuk terikat pd kebiasaan & kepatutanAsas kepribadian asas yg menyatakan bahwa perjanjian berlaku bg pihak yg mengadakan perjanjian itu sendiri ( Ps. 1315 jo 1340). Pengecualiannya Ps. 1317.Asas Itikad Baik Ps. 1338 (3) perjanjian hrs dilakukan dg itikad baik. Itikad baik harus diartikan obyektif maksudnya perj. Didasarkan pd keadilan, kepatutan dan kesusilaan. Itikad baik dalam buku II KUHPdt kejujuran subyektif.

Page 19: Hukum Perikatan Perdata

Asas konsensualitas

Asas Konsensualitas (Consensus)• Kesepakatan para pihak yang membuat perjanjian,

yang ditandai dengan apa yang dikehendaki pihak yang satu juga dikehendaki oleh pihak lainnya.

• Asas ini tercantum di dalam pasal 1320 KUHperdata.• Konsensus ini tidak ada bila terdapat 3 (tiga) hal (pasal

1321 KUHPerdata) yaitu:– Paksaan (dwang);– Kekhilafan (dwaling);– Penipuan (bedrog).

Page 20: Hukum Perikatan Perdata

Asas Kebebasan Berkontrak

• Kebebasan untuk membuat perjanjian yang meliputi: 1. Kebebasan untuk mengadakan/tdk mengadakan

perjanjian2. Kebebasan untuk mengadakan perjanjian dengan

siapapun3. Kebebasan untuk menentukan bentuk perj4. Kebebasan untuk menentukan isi perj5. Kebebasan untuk menerima/menyimpangi hk perj yang

bersifat pelengkap (aanvullend recht)

• Asas ini tercantum di dalam pasal 1338 KUHPerdata.

Page 21: Hukum Perikatan Perdata

pacta sunt servanda

Asas Mengikat sebagai Undang-undang (pacta sunt servanda)

• Perjanjian yang dibuat secara sah mengikat kedua belah pihak seperti mengikatnya sebuah undang-undang (pasal 1338 KUHPerdata)

Page 22: Hukum Perikatan Perdata

Asas Itikad Baik

Asas Itikad Baik (Good Faith) • Black’s Law Dictionary memberikan

pengertian itikad baik adalah:“in or with good faith; honestly, openly, and sincerely; without deceit or fraud. Truly; actually; without simulation or pretense”.

Page 23: Hukum Perikatan Perdata

• Prof. Mr. P.L. Wry memberikan arti itikad baik dalah hukum perjanjian adalah:

• “…. Bahwa kedua belah pihak harus berlaku yang satu terhadap yang lain seperti patut saja antara orang-orang sopan, tanpa tipu daya, tanpa tipu muslihat, tanpa cilat-cilat, akal-akal, tanpa mengganggu pihak lain, tidak dengan melihat kepentingan sendiri saja, tetapi juga dengan melihat kepentingan pihak lain”

Page 24: Hukum Perikatan Perdata

Asas Itikad Baik (Good Faith) • Prof. Subekti, SH merumuskan itikad baik sebagai berikut:

“Itikad baik diwaktu membuat suatu perjanjian berarti kejujuran. Orang yang beritikad baik menaruh kepercayaan sepenuhnya kepada pihak lawan, yang dianggapnya jujur dan tidak menyembunyikan sesuatu yang buruk yang dikemudian hari dapat menimbulkan kesulitan-kesulitan”.

• Pasal 1338 ayat 3KUHPerdata:“Perjanjian-perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik”

Page 25: Hukum Perikatan Perdata

Asas Itikad Baik (Good Faith) • Kesimpulan:

– Itikad baik adalah suatu sikap batin atau keadaan kejiwaan manusia yang:

Jujur; Terbuka (tidak ada yang disembunyikan atau digelapkan); Tulus ikhlas; Sungguh-sungguh.

Page 26: Hukum Perikatan Perdata

• Fungsi Itikad Baik dalam kontrak.

– Rumusan pasal 1338 ayat (3) KUHPerdata, dapat disimpulkan bahwa itikad baik harus digunakan pada saat pelaksanaan suatu kontrak. Hal ini berarti bahwa pada waktu kontrak dilaksanakan, selain ketentuan-ketentuan yang telah disepakati dalam kontrak yang wajib ditaati oleh para pihak, melainkan juga itikad baik sebagai ketentuan-ketentuan yang tidak tertulis. Jadi, itikad baik berfungsi menambah (aanvullend) ketentuan-ketentuan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak di dalam kontrak.

Page 27: Hukum Perikatan Perdata

Subjek Hukum dalam Perjanjian• Subjek Hukum adalah pendukung hak dan kewajiban,– Manusia.– Badan hukum.

• Kemampuan dalam membuat perjanjian dengan menafsirkan Pasal 1330 KUHPerdata secara “a contrario” (Negatif).

• Digolongkan orang-orang yang cakap (“bekwaamheid”) adalah:– Orang-orang yang sudah dewasa.– Mereka yang tidak di bawah pengampuan.

Page 28: Hukum Perikatan Perdata

SYARAT SAHNYA PERJANJIANMinggu Ke III

Page 29: Hukum Perikatan Perdata

Perikatan yang lahir dari Perjanjian: syarat sahnya perjanjian

• To establish a valid contract, four elements are required:• kesepakatan/the mutual consent of the parties; kecakapan/ a

capacity to contract; hal tertentu/ a subject certain; sebab yang halal / a legal cause.(pasal 1320 KUH Perdata)

• Once the agreement satisfies requirements of valid contract, it becomes legally binding for the contracting parties. Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata: Perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi para pihak yang membuatnya. Pasal 1338 ayat (2) KUH Perdata: Suatu perjanjian tidak dapat ditarik kembali kecuali berdasarkan kesepakatan para pihak atau karena alasan yang dinyatakan oleh undang-undang.

Page 30: Hukum Perikatan Perdata

Syarat sah perjanjian