Hukum Perburuhan

34
Hukum Perburuhan FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ABUL YATAMA ACEH

description

Hukum Perburuhan. FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ABUL YATAMA ACEH. Hukum Perburuhan. Hukum Perburuhan diulas agar kita memahami posisi buruh dan majikan dalam suatu hubungan kerja, karena hubungan kerja pada dasarnya akan memuat hak dan kewajiban kedua belah pihak. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of Hukum Perburuhan

Page 1: Hukum Perburuhan

Hukum Perburuhan

FAKULTAS HUKUMUNIVERSITAS ABUL YATAMA

ACEH

Page 2: Hukum Perburuhan

Hukum Perburuhan

Hukum Perburuhan diulas agar kita memahami posisi buruh dan majikan dalam suatu hubungan kerja, karena hubungan kerja pada dasarnya akan memuat hak dan kewajiban kedua belah pihak.

Hak dan kewajiban kedua belah pihak termuat dalam syarat-syarat kerja. Syarat-syarat kerja adalah petunjuk yang harus ditata / diatur oleh pihak buruh maupun majikan dalam suatu hubungan kerja serta dituangkan dalam PERJANJIAN KERJA

Page 3: Hukum Perburuhan

Syarat Kerja

Syarat kerja yang akan di bahas meliputi:

- Upah- Jam Kerja & Lembur- Cuti- Waktu Istirahat- Pekerja Perempuan- Perlindungan- Perjanjian Kerja Waktu Tertentu

Page 4: Hukum Perburuhan

Upah

[DEFINISI] Upah adalah hak pekerja / buruh yang diterima dan

dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja / buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja / buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan. (Pasal 1 angka 30 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan)

Page 5: Hukum Perburuhan

Upah

[DASAR HUKUM]- Pasal 27 UUD 1945- UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

[KOMPONEN UPAH]• Upah pokok adalah imbalan dasar yang dibayarkan

kepada buruh menurut tingkat atau jenis pekerjaan yang besarnya ditetapkan berdasarkan perjanjian

Page 6: Hukum Perburuhan

Upah

Tunjangan tetap adalah pembayaran teratur berkaitan dengan pekerjaan yang diberikan secara tetap untuk buruh dan keluarganya, yang dibayarkan bersamaan dengan upah pokok (contoh: tunjangan anak, tunjangan kesehatan, tunjangan perumahan)

Tunjangan tidak tetap adalah pembayaran yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan buruh diberikan secara tidak tetap, dibayarkan tidak bersamaan dengan pembayaran upah pokok (contoh: insentif kehadiran)

Page 7: Hukum Perburuhan

Upah [BUKAN KOMPONEN UPAH]

Fasilitas adalah kenikmatan dalam bentuk nyata / natur karena hal yang bersifat khusus atau untuk meningkatkan kesejahteraan buruh (contoh: fasilitas antar jemput, pemberian makan secara cuma-cuma, sarana kantin)

Bonus adalah pembayaran yang diterima buruh dari hasil keuntungan perusahaan atau karena prestasi

Page 8: Hukum Perburuhan

Upah

Tunjangan Hari Raya (THR), adalah pendapatan yang wajib dibayarkan oleh

pengusaha kepada pekerja menjelang hari raya keagamaan

THR diberikan kepada pekerja yang telah mempunyai masa kerja 3 (tiga) bulan lebih dengan jumlah proporsional ( masa kerja / 12 X upah sebulan)

Masa kerja di atas 12 (dua belas) bulan atau lebih menerima THR 1 (satu) bulan gaji

Page 9: Hukum Perburuhan

[UPAH MINIMUM REGIONAL]

YAITU upah terendah yang terdiri dari upah pokok, termasuk tunjangan tetap yang diterima oleh pekerja di wilayah tertentu dalam satu propinsi.

Page 10: Hukum Perburuhan

Upah

[UNSUR YANG MEMPENGARUHI PEMBAYARAN UPAH]

buruh sakit - 4 (empat) bulan pertama dibayar 100%- 4 (empat) bulan kedua dibayar 75% - 4 (empat) bulan ketiga dibayar 50% - bulan selanjutnya dibayar 25% sebelum

pemutusan hubungan kerja dilakukan oleh pengusaha

Page 11: Hukum Perburuhan

Upah

Kedudukan upah, apabila pengusaha pailit, upah buruh merupakan hutang yang didahulukan pembayarannya

bentuk upah, pada dasarnya diberikan dalam bentuk uang, namun dalam bentuk lain diperbolehkan namun nilainya tidak melebihi 25 % nilai upah.

Page 12: Hukum Perburuhan

Jam Kerja & Upah Lembur

JAM KERJA DAN UPAH LEMBUR Pasal 77 UU 13/2003 , Waktu Kerja: 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1

(satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu

8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu

Lembur adalah selebihnya dari jam kerja yang diatur dalam point di atas

Page 13: Hukum Perburuhan

Jam Kerja & Upah Lembur

Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh melebihi waktu kerja harus memenuhi syarat:

1. ada persetujuan pekerja/buruh yang bersangkutan

2. waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 (tiga) jam dalam 1 (satu) hari dan 14 (empat belas) jam dalam 1 (satu) minggu

Page 14: Hukum Perburuhan

Upah Per Jam

Status Pekerja Rumus

Bulanan 1 / 173 X upah / bulan

Harian 3 / 20 x upah / hari

Borongan / dasar satuan 1 / 7 X rata-rata kerja sehari

Page 15: Hukum Perburuhan

Upah Lembur

Hari Kerja Biasa:- Jam I 1,5 X upah per jam- Setiap jam berikutnya (Jam II) 2 X upah per jam

Hari istirahat mingguan / hari raya:- Setiap jam dalam batas 7 jam atau 5 jam apabila hari

raya jatuh pada hari kerja terpendek pada salah satu hari dalam 6 hari kerja semingu 2 X upah per jam

- Jam I 3 X upah per jam- Setiap jam berikutnya (Jam II) 4 X upah per jam

Page 16: Hukum Perburuhan

Istirahat Kerja & Cuti

Pengusaha wajib memberi waktu istirahat dan cuti kepada pekerja/buruhmeliputi :

istirahat antara jam kerja, sekurang kurangnya setengah jam setelah bekerja selama 4 (empat) jam terus menerus dan waktu istirahat tersebut tidak termasuk jam kerja

istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu atau 2 (dua) hari untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu;

cuti tahunan, sekurang kurangnya 12 (dua belas) hari kerja setelah pekerja/buruh yang bersangkutan bekerja selama 12 (dua belas) bulan secara terus menerus

Page 17: Hukum Perburuhan

Istirahat Kerja & Cuti

cuti besar / istirahat panjang , bagi buruh yang telah bekerja selama 6 tahun terus-menerus pada seorang majikan atau beerapa majikan yang tergabung dalam satu organisasi berhak istirahat selama 3 bulan lamanya

cuti haid, tidak diwajibkan bekerja pada hari pertama dan kedua waktu haid

cuti hamil / bersalin / keguguran, buruh perempuan diberi istirahat 1 ½ sebelum dan 1 ½ setelah melahirkan, atau 1 ½ bulan setelah gugur kandungan

cuti menunaikan ibadah agama, diberikan waktu cuti secukupnya tanpa mengurangi hak cuti lainnya

Page 18: Hukum Perburuhan

Cuti karena alasan penting

pekerja/buruh menikah 3 (tiga) hari

menikahkan anaknya 2 (dua) hari

mengkhitankan anaknya 2 (dua) hari

membaptiskan anaknya 2 (dua) hari

isteri melahirkan atau keguguran kandungan

2 (dua) hari

suami/isteri, orang tua/mertua atau anak atau menantu meninggal dunia

2 (dua) hari

anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia

1 (satu) hari

Page 19: Hukum Perburuhan

PEKERJA PEREMPUAN

Pekerja perempuan dilarang dipekerjakan pada malam hari dan pada tempat yang tidak sesuai kodrat dan martabat

Pekerja perempuan tidak diwajibkan bekerja padahari pertama dan kedua waktu haid

Pekerja perempuan yang masih menyusui harus diberi kesempatan sepatutnya menyusui bayinya pada jam kerja

Page 20: Hukum Perburuhan

Pekerja Anak

Laki-laki / perempuan yang berumur kurang dari 15 tahun

Pengusaha dilarang mempekerjakan anak Pengusaha yang mempekerjakan anak karena alasan

tertentu wajib memberikan perlindungan:

a. Tidak mempekerjakan lebih dari 4 jam sehari

b. Tidak mempekerjakan dari pk. 18.00 – 06.00

c. Tidak mempekerjakan dalam tambang bawah tanah, lubang bawah tanah, di terowongan

d. Tidak mempekerjakan pada tempat yang membahayakan kesusilaan, keselamatan, dan kesehatan kerja

Page 21: Hukum Perburuhan

Pekerja Anak

e. Tidak mempekerjakan anak pada pekerjaan kontruksi jalan, jembatan, bangunan air, dan bangunan gedung

f. Tidak mempekerjakan di pabrik di dalam ruangan ayng tertutup yang menggunakan alat mesin

g. Tidak mempekerjakan anak pada pembuatan, pembongkaran dan pemindahan barang di pelabuhan, dermaga, galangan kapal, stasiun, tempat pemberhentian dan pembongkaran muatan serta tempat penyimpanan barangs

Page 22: Hukum Perburuhan

Perlindungan Kerja

Tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan, kesehatan serta kesusilaan, pemeliharaan moril kerja sesuai martabat manusia

Tenaga kerja berhak atas jaminan social tenaga kerja yang terdiri dari jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua, jaminan pemeliharaan kesehatan

Page 23: Hukum Perburuhan

Perjanjian Kerja

Hubungan kerja adalah hubungan perdata yang didasarkan pada kesepakatan antara pekerja dengan pemberi pekerjaan atau pengusaha.

Perjanjian kerja berisikan hak dan kewajiban masing-masing pihak baik pengusaha maupun pekerja

Perjanjian kerja lisan diperbolehkan akan tetapi wajib membuat surat pengangkatan bagi pekerja yang bersangkutan, yang memuat: nama dan alamat pekerja, tanggal mulai bekerja, jenis pekerjaan, besarnya upah.\

Perjanjian untuk waktu tertentu tidak boleh lisan

Page 24: Hukum Perburuhan

Perjanjian Kerja

Perjanjian kerja tertulis harus memuat:

a. Nama, alamat perusahaan serta jenis usaha

b. Nama, alamat, umur, jenis kelamin, alamat pekerja

c. Jabatan atau Jenis pekerjaan

d. Tempat pekerjaan

e. Upah yang diterima dan cara pembayaran

f. Hak dan kewajiban para pihak

g. Kategori perjanjian (PKWT, atau PKWTT)

h. Mulai dan jangka waktu berlakunya perjanjian kerja

i. Tempat dan tanggal perjanjian kerja dibuat

Page 25: Hukum Perburuhan

Perjanjian Kerja

• Perjanjian kerja didasarkan pada:

a. Kesepakatan kedua belah pihak untuk melakukan hubungan kerja

b. Kecakapan para pihak untuk membuat perjanjian

c. Ada pekerjaan yang diperjanjikan

d. Perkerjaan yang dijanjikan tidak bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku

Page 26: Hukum Perburuhan

Perjanjian Kerja

Macam-macam perjanjian kerja:

1. Perjanjian Kerja Waktu Tertentu jangka waktunya tertentu

2. Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu / karyawan tetap

3. Perjanjian Kerja dengan Perusahaan Pemborong Pekerjaan

4. Perjanjian Kerja dengan Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja

Page 27: Hukum Perburuhan

Perjanjian Kerja

Perjanjian kerja bersama atau peraturan perusahaan wajib dibuat secara tertulis oleh pengusaha, memuat syarat kerja dan tata tertib perusahaan, harus disahkan oleh menteri atau petugas yang ditunjuk

Hal yang diatur hak dan kewajiban pengusaha, hak dan kewajiban pekerja, syarat kerja, tata tertib perusahaan, jangka waktu berlakunya peraturan perusahaan paling lama 2 tahun

Perusahaan yang memiliki karyawan di atas 50 orang wajib mempuat Perjanjian Kerja Persama

Page 28: Hukum Perburuhan

P erjanjian Kerja Waktu Tertentu (KKWT)

KKWT adalah hubungan kerja yang waktunya terbatas

KKWT tidak dapat mensyaratkan adanya masa percobaan kerja

KKWT hanya diperbolehkan untuk:

- pekerjaan yang sekali selesai / sementara,

- pekerjaan yang diperkirakan akan selesai dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) tahun,

Page 29: Hukum Perburuhan

P erjanjian Kerja Waktu Tertentu (KKWT)

pekerjaan yang bersifat musiman,

pekerjaan yang berhubungan dengan produk,atau kegiatan baru yang masih dalam tahap penjajakan

KKWT didasarkan atas jangka waktu tertentu dapat tiadakan untuk paling lama 2 (dua) tahun dan hanya boleh diperpanjang 1 (satu) kali untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun

Page 30: Hukum Perburuhan

Pemutusan Hubungan Kerja

pekerja/buruh masih dalam masa percobaan kerja, bilamana telah dipersyaratkan secara tertulis sebelumnya

pekerja/buruh mengajukan permintaan pengunduran diri, secara tertulis atas kemauan sendiri tanpa ada indikasi adanya tekanan/intimidasi dari pengusaha, berakhirnya hubungan kerja sesuai dengan perjanjian kerja waktu tertentu untuk pertama kali

pekerja/buruh mencapai usia pensiun sesuai dengan ketetapan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, perjanjian kerja bersama, atau peraturan perundang-undangan; atau

pekerja/buruh meninggal dunia.

Page 31: Hukum Perburuhan

Penghitungan uang pesangon

masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun, 1 (satu) bulan upah;

masa kerja 1 (satu) tahun atau lebih tetapi kurang dari 2 (dua) tahun, 2 (dua) bulan upah;

masa kerja 2 (dua) tahun atau lebih tetapi kurang dari 3 (tiga) tahun, 3 (tiga) bulan upah;

masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang dari 4 (empat) tahun, 4 (empat) bulan upah;

masa kerja 4 (empat) tahun atau lebih tetapi kurang dari 5 (lima) tahun, 5 (lima) bulan upah;

masa kerja 5 (lima) tahun atau lebih, tetapi kurang dari 6 (enam) tahun, 6 (enam) bulan upah;

masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi kurang dari 7 (tujuh) tahun, 7 (tujuh) bulan upah;

masa kerja 7 (tujuh) tahun atau lebih tetapi kurang dari 8 (delapan) tahun, 8 (delapan) bulan upah;

masa kerja 8 (delapan) tahun atau lebih, 9 (sembilan) bulan upah.

Page 32: Hukum Perburuhan

Perhitungan uang penghargaan masa kerja masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang dari 6

(enam) tahun, 2 (dua) bulan upah; masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi kurang dari 9

(sembilan) tahun, 3 (tiga) bulan upah; masa kerja 9 (sembilan) tahun atau lebih tetapi kurang

dari 12 (dua belas) tahun, 4 (empat) bulan upah; masa kerja 12 (dua belas) tahun atau lebih tetapi kurang

dari 15 (lima belas) tahun, 5 (lima) bulan upah; masa kerja 15 (lima belas) tahun atau lebih tetapi kurang

dari 18 (delapan belas) tahun, 6 (enam) bulan upah; masa kerja 18 (delapan belas) tahun atau lebih tetapi

kurang dari 21 (dua puluh satu) tahun, 7 (tujuh) bulan upah;

masa kerja 21 (dua puluh satu) tahun atau lebih tetapi kurang dari 24 (dua puluh empat) tahun, 8 (delapan) bulan upah;masa kerja 24 (dua puluh empat) tahun atau lebih, 10 (sepuluh ) bulan upah.

Page 33: Hukum Perburuhan

Uang penggantian hak yang seharusnya diterima

cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur;

biaya atau ongkos pulang untuk pekerja/buruh dan keluarganya ke tempat dimana pekerja/buruh diterima bekerja;

penggantian perumahan serta pengobatan dan perawatan ditetapkan 15% (lima belas perseratus) dari uang pesangon dan/atau uang penghargaan masa kerja bagi yang memenuhi syarat;

hal-hal lain yang ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama.

Page 34: Hukum Perburuhan

SEKIAN