Hukum Ohm Dan Hambatan Jenis Kawat
description
Transcript of Hukum Ohm Dan Hambatan Jenis Kawat
HUKUM OHM DAN HAMBATAN JENIS KAWAT
Nurfaida*), Aprilia Manta Patimang, Arsyam Basri
Laboratorium Fisika Dasar Program Studi Pendidikan fisika FMIPA
Universitas Negeri Makassar
Abstrak
Telah dilakukan praktikum berjudul Hukum Ohm dan Hambatan Jenis Kawat dengan tujuan terampil melakukan pengukuran kuat arus istrik dan beda potensial dengan menggunakan alat ukur yang sesuai; memahami pengaruh luas penampang, panjang kawat, dan hambatan jenis kawat terhadap kuat arus listrik dan beda potensial; menentukan besar hambatan jenis dan hambatan berbagai jenis kawat penghantar; dan memahami hukum ohm. Pada praktikum ini dilakukan empat kegiatan. Kegiatan 1,2,3 berturut-turut adalah menyelidiki pengaruh luas penampang, pengaruh panjang kawat, pengaruh jenis kawat (hambatan jenis) terhadap beda potensial dan kuat arus listrik dengan cara yang diselidiki pengaruhnya diubah-diubah sedangkan variabel lain dibiarkan tetap.Kegiatan 4 menyelidiki hubungan tegangan dan kuat arus listrik dilakukan dengan menggeser-geser rheostat. Untuk kegiatan pertama diperoleh nilai hambatan |0,6344±0,0006|Ω,|1,259±0,001|Ω,|2,483±0,004|Ω, dan |5,009±0,024|Ω. Pada kegiatan kedua diperoleh nilai hambatan, |1,259±0,004|Ω dan |2,733±0,004 |Ω. Pada kegiatan ketiga untuk kawat konstantan diperoleh R=|2,388±0,004 |Ω dan ρ=|0,4776 ± 0,0022|×10 -6Ωm, kawat messing R=|0,3528±0,0001|Ω dan ρ=|0,07056 ± 0,00002|×10 -6Ω m . Pada kegiatan keempat diperoleh R=|71,04 ± 0,19|Ω dengan %perbedaan dengan teori adalah 33,86%. Luas penampang berbanding terbalik dengan beda potensial, dan berbanding lurus dengan kuat arus listrik R~1/A sedangkan R=V/I. Panjang kawat dan hambatan jenis kawat berbanding lurus dengan beda potensial dan berbanding terbalik dengan kuat arus listrik R~l dan R~ρ sedangkan R=V/I.
Kata kunci: hambatan jenis, hukum ohm, luas penampang, panjang kawat
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengaruh luas penampang, panjang kawat, dan hambatan jenis
kawat terhadap kuat arus listrik dan beda potensial?
2. Berapa nilai hambatan jenis berbagai jenis kawat yang digunakan dalam
praktikum?
3. Apa makna hukum ohm?
TUJUAN
1. Mahasiswa terampil melakukan pengukuran kuat arus
listrik dan beda potensial dengan menggunakan alat ukur yang sesuai.
2. Mahasiswa dapat memahami pengaruh luas penampang, panjang kawat,
dan hambatan jenis kawat terhadap kuat arus listrik dan beda potensial
3. Mahasiswa dapat menentukan besar hambatan jenis dan hambatan
berbagai jenis kawat penghantar
4. Mahasiswa dapat memahami hukum ohm.
METODOLOGI EKSPERIMEN
Teori singkat
Untuk kebanyakan material,
Arus dalam suatu segmen kawat sebanding dengan beda potensial yang melintasi segmen. Hasil eksperimen ini dikenal sebagai Hukum Ohm. Konstanta kesebandingan di tulis 1/R, di mana R disebut resistansi.:
I= (1/R) V.......................................................(1)
Atau
Definisis resistansi R= V/I........................... (2)
Persamaan 2 memberikan suatu definisi umum dari resistansi antara dua titik ditinjau dari penurunan v antara dua titik. Satuan SI untuk resistansi, volt per ampere, disebut Ohm (Ω):
1 = 1 V/A
Resistansi suatu material bergantung pada panjang, luas penampang melintang, tipe material, dan temperatur. Untuk material-material yang memenui hukum Ohm resistansi tidak bergantung pada aus; yaitu, perbandingan V/I tidak bergantung pada I. Material seperti ini, seperti pada kebanyakan logam, disebut material ohmik. Untuk material ohmik, tegangan jatuh pada sebuah segmen sebanding dengan arus:
Hukum ohm V=IR R konstan..................(3)
Persamaan 3, dengan kualifikasi bahwa R konstan, memberikan pernyataan matematik hukum ohm.
Untuk material nonohmik, perbandingan V/I bergantung pada arus, sehingga arus tidak sebanding dengan beda potensial. Untuk nonohmik, resistansi R, seperti didefinisikan oleh persamaan 2 bergantung ada arus I.
(Tipler, 2001: 142).
Resitivitas (Hambatan Jenis)
Kerapatan arus j dalam sebuah konduktor bergantung pada medan listrik E dan pada sifat-sifat materi itu. Untuk beberapa material, khususnya logam, pada sebuah suhu yang diberikan, J hampir berbanding langsung dengan E, dan rasio besarnya E dan besarnya J adalah konstan. Hubungan ini dinamakan hukum ohm yang ditemukan pada tahun 1826 oleh fisikawan Jerman Georg Simon Ohm, (1787-1854). Hukum ohm adalah sebuah model yang diidealkan yang menjelaskan perilaku dari beberapa material cukup baik tetapi bukan merupakandeskripsi umum dari semua materi.
Resistivitas (resistivity) p sebuah material didefinisikan sebagai rasio dari besarnya medan listrik dan kerapatan arus:
P= E/J (definisi resistivitas)............................(4)
Semakin besar resistivitas, semakin besar pula medan yang diperlukan untuk menyebabkan sebuah kerapatan arus yang diberikan, atau semakin kecil pula kerapatan arus yang disebabkan oleh sebuah medan yang diberikan. Dari persamaan 1 satuan p adalah (V/m)(A/m2)= V. M.A. 1V/A dinamakan satu ohm (1;kita menggunakan huruf Yunani, atau “omega”, yang sama bunyinya dengan”ohm” ). Maka satuan SI untuk p adalah Ω.m(ohm=meter).
(Young, dkk., 2003: 226)
Jika pada suatu kawat diberi beda potensial (V) pada ujung-ujungnya dan
diukur kuat arus listrik (I) yang melewati kawat, maka berdasarkan hukum Ohm,
nilai pengukuran yang diperoleh akan memenuhi persamaan:
V = I . R....................(5)
Dengan R adalah hambatan kawat. Jika beda potensial diperbesar,maka
penunjukan kuat arus listrik juga akan semakin besar sebanding dengan kenaikan
beda potensial. Kawat dengan panjang L dan luas penampang A, akan memiliki
hambatan R sebesar,
R = ρ LA
......................(6)
Dimana ρadalah hambatan jenis kawat (Herman,2015:14)
Alat danBahan
1. Alat
Perangkat pengukuran resistansi kawat 1 buah
Power supply AC/DC 0-12 V 1 buah
Basicmeter 2 buah
Kabel penghubung 7 buah
Resistor 1 buah
Rheostat 1 buah
Identifikasi Variabel
Kegiatan 1. Pengaruh luas penampang kawat logam terhadap beda potensial dan
kuat arus listrik.
1. Variabel manipulasi : luas penampang A(mm2), diameter kawat, d
(mm), beda potensial V (Volt).
2. Variabel respon : kuat arus listrik I (A), hambatan R (Ω).
3. Variabel kontrol : jenis kawat, panjang kawat L (m).
Kegiatan 2. Pengaruh panjang kawat logam terhadap beda potensial dan kuat arus
listrik.
1. Variabel manupulasi : panjang kawat L (mm), beda potensial V (Volt)
2. Variabel respon : kuat arus listrik I (A), hambatan R (Ω)
3. Variabel kontrol : jenis kawat, diameter kawat d (mm), luas
penampang A (mm2)
Kegiatan 3. Pengaruh jenis kawat (hambatan jenis) terhadap beda potensial dan
kuat arus listrik.
1. Variabel manupulasi : jenis kawat, beda potensial V (Volt), hambatan R
(Ω)
2. Variabel respon : kuat arus listrik I (A),
3. Variabel kontrol : diameter kawat d (mm), luas penampang A (mm2),
panjang kawat L (mm)
Kegiatan 4. Menyelidiki hubungan tegangan dan kuat arus listrik.
1. Variabel manipulasi : pergeseran panjang rheostat
2. Variabel respon : kuat arus listrik I (A), beda potensial V (Volt)
3. Variabel kontrol : resistor R (Ω)
Definisi Operasional Variabel
1. Luas penampang adalah luas penampang kawat yang digunakan untuk
menyelidiki pengaruh luas penampang terhadap kuat arus dan beda potensial,
tercantum pada dudukan kawat.
2. Kuat arus listrik adalah nilai kuat arus listrik yang mengalir melalui rangkaian,
diukur menggunakan amperemeter.
3. Diameter kawat adalah garis tengah yang melewati titik pusat kawat, besar
diameter digunakan untuk menghitung luas penampang kawat, nilai diameter
kawat tercantum pada dudukan kawat.
4. Beda potensial adalah nilai tegangan yang diberikan kepada rangkaian oleh
power supply, diukur menggunakan voltmeter.
5. Hambatan adalah nilai yang diperoleh dari gradien garis melalui analisis grafik
dan menggunakan hukum ohm.
6. Jenis kawat adalah jenis bahan kawat yang digunakan dalam percobaan. Pada
praktikum ini digunakan dua jenis kawat yaitu konstantan dan messing.
7. Panjang kawat adalah panjang antara ujung kawat satu dan ujung kawat yang
lainnya pada satu kawat. Panjang setiap kawat pada praktikum ini telah
diketahui yaitu 1m.
8. Pergeseran panjang rheostat adalah pergeseran rheostat dari posisi minimum,
maksimum, dan antara keduanya.
9. Resistor (Hambatan) adalah penghambat/pembagi kuat arus pada rangkaian
seri atau penghambat/pembagi beda potensial pada rangkaian pararel dimana
besar nilai hambatan/ resistor yang digunakan ialah 100 Ω.
Prosedur Kerja
Kegiatan 1. Pengaruh luas penampang kawat logam terhadap beda potensial dan
kuat arus listrik.
1. Menyediakan perangkat percobaan, merangkai setiap perangkat dan melakukan
pengukuran tegangan dan kuat arus listrik untuk beberapa luas penampang
yang berbeda dengan panjang dan jenis kawat yang sama, kemudian mencatat
hasilnya pada tabel pengamatan.
Kegiatan 2. Pengaruh panjang kawat logam terhadap beda potensial dan kuat arus
listrik.
1. Menyediakan perangkat percobaan, merangkai setiap perangkat dan melakukan
pengukuran tegangan dan kuat arus listrik untuk panjang yang berbeda dengan
jenis dan luas penampang kawat yang sama, kemudian mencatat hasilnya pada
tabel pengamatan.
Kegiatan 3. Pengaruh jenis kawat (hambatan jenis) terhadap beda potensial dan
kuat arus listrik.
1. Menyediakan perangkat percobaan, merangkai setiap perangkat dan melakukan
pengukuran tegangan dan kuat arus listrik untuk jenis kawat yang berbeda
dengan panjang dan panjang luas penampang yang sama, kemudian mencatat
hasilnya pada tabel pengamatan.
Kegiatan 4. Menyelidiki hubungan tegangan dan kuat arus listrik.
1. Merangkailah sebuah resistor dan sebuah rheostat dengan sebuah sumber
tegangan DC. Melakukan pengukuran tegangan pada resistor dan kuat arus
listrk yang melalui resistor. Untuk memperoleh data yang bervariasi anda dapat
mengatur dengan menggunakan Rheostat.
HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS DATA
Hasil Pengamatan
Kegiatan 1. Pengaruh luas penampang kawat logam terhadap beda potensial dan
kuat arus listrik.
Jenis kawat = konstantan
Panjang kawat = 1 m
NST Voltmeter = I V50
=¿0,02 V
NST Ammeter = IA50
=¿0,02 A
Tabel 1. Pengaruh luas penampang kawat logam terhadap beda potensial dan kuat
arus listrik.
No
d = 1,0 mm
A = 0.8 mm2
d = 0,7 mm
A= 0.4 mm2
U (V) I (A) U (V) I (A)
1 |0,06 ± 0,01| |0,10 ± 0,01| |0,06 ± 0,01| |0,04 ± 0,01|
2 |0,12 ± 0,01| |0,20 ± 0,01| |0,12 ± 0,01| |0,09 ± 0,01|
3 |0,18 ± 0,01| |0,30 ± 0,01| |0,18 ± 0,01| |0,14 ± 0,01|
4 |0,24 ± 0,01| |0,40 ± 0,01| |0,24 ± 0,01| |0,19 ± 0,01|
5 |0,30 ± 0,01| |0,49 ± 0,01| |0,30 ± 0,01| |0,24 ± 0,01|
6 |0,36 ± 0,01| |0,59 ± 0,01| |0,36 ± 0,01| |0,29 ± 0,01|
7 |0,42 ± 0,01| |0,68 ± 0,01| |0,42 ± 0,01| |0,33 ± 0,01|
8 |0,48 ± 0,01| |0,78 ± 0,01| |0,48 ± 0,01| |0,38 ± 0,01|
9 |0,54 ± 0,01| |0,87 ± 0,01| |0,54 ± 0,01| |0,42 ± 0,01|
10 |0,60 ± 0,01| |0,94 ± 0,01| |0,60 ± 0,01| |0,47 ± 0,01|
11 |0,66 ± 0,01| |0,52 ± 0,01|
12 |0,72 ± 0,01| |0,57 ± 0,01|
No
d = 0,5 mm
A = 0.2 mm2
d = 0,35 mm
A= 0.1 mm2
U (V) I (A) U (V) I (A)
1 |0,06 ± 0,01| |0,02 ± 0,01| |0,06 ± 0,01| |0,01 ± 0,01|
2 |0,12 ± 0,01| |0,04 ± 0,01| |0,12 ± 0,01| |0,02 ± 0,01|
3 |0,18 ± 0,01| |0,07 ± 0,01| |0,18 ± 0,01| |0,03 ± 0,01|
4 |0,24 ± 0,01| |0,09 ± 0,01| |0,24 ± 0,01| |0,04 ± 0,01|
5 |0,30 ± 0,01| |0,12 ± 0,01| |0,30 ± 0,01| |0,001 ± 0,01|
6 |0,36 ± 0,01| |0,14 ± 0,01| |0,36 ± 0,01| |0,07 ± 0,01|
7 |0,42 ± 0,01| |0,16 ± 0,01| |0,42 ± 0,01| |0,08 ± 0,01|
8 |0,48 ± 0,01| |0,19 ± 0,01| |0,48 ± 0,01| |0,09 ± 0,01|
9 |0,54 ± 0,01| |0,21 ± 0,01| |0,54 ± 0,01| |0,10 ± 0,01|
10 |0,60 ± 0,01| |0,23 ± 0,01| |0,60 ± 0,01| |0,11 ± 0,01|
11 |0,66 ± 0,01| |0,26 ± 0,01| |0,66 ± 0,01| |0,13 ± 0,01|
12 |0,72 ± 0,01| |0,29 ± 0,01| |0,72 ± 0,01| |0,14 ± 0,01|
Kegiatan 2. Pengaruh panjang kawat logam terhadap beda potensial dan kuat arus
listrik.
Jenis kawat = konstantan
Diameter kawat (d) = 0,7 mm
Luas penampang (A) = 0,4 mm2
NST Voltmeter = I V50
=¿0,02 V
NST Ammeter = IA50
=¿0,02 A
Tabel 2. Pengaruh panjang kawat logam terhadap beda potensial dan kuat arus
listrik.
NoL = 1 m L= 2 m
U (V) I (A) U (V) I (A)
1 |0,06 ± 0,01| |0,04 ± 0,01| |0,06 ± 0,01| |0,02 ± 0,01|
2 |0,12 ± 0,01| |0,09 ± 0,01| |0,12 ± 0,01| |0,04 ± 0,01|
3 |0,18 ± 0,01| |0,14 ± 0,01| |0,18 ± 0,01| |0,06 ± 0,01|
4 |0,24 ± 0,01| |0,19 ± 0,01| |0,24 ± 0,01| |0,08 ± 0,01|
5 |0,30 ± 0,01| |0,24 ± 0,01| |0,30 ± 0,01| |0,10 ± 0,01|
6 |0,36 ± 0,01| |0,29 ± 0,01| |0,36 ± 0,01| |0,13 ± 0,01|
7 |0,42 ± 0,01| |0,33 ± 0,01| |0,42 ± 0,01| |0,15 ± 0,01|
8 |0,48 ± 0,01| |0,38 ± 0,01| |0,48 ± 0,01| |0,17 ± 0,01|
9 |0,54 ± 0,01| |0,42 ± 0,01| |0,54 ± 0,01| |0,19 ± 0,01|
10 |0,60 ± 0,01| |0,47 ± 0,01| |0,60 ± 0,01| |0,21 ± 0,01|
11 |0,66 ± 0,01| |0,52 ± 0,01| |0,66 ± 0,01| |0,24 ± 0,01|
12 |0,72 ± 0,01| |0,57 ± 0,01| |0,72 ± 0,01| |0,26 ± 0,01|
Kegiatan 3. Pengaruh jenis kawat (hambatan jenis) terhadap beda potensial dan
kuat arus listrik.
Diameter kawat (d) = 0,5 mm
Luas penampang (A) = 0,2 mm2
Panjang kawat (l) = 1 m
NST Voltmeter = I V50
=¿0,02 V
NST Ammeter = IA50
=¿0,02 A
Tabel 3. Pengaruh jenis kawat (hambatan jenis) terhadap beda potensial dan kuat
arus listrik.
NoJenis kawat : konstantan Jenis kawat : messing
U (V) I (A) U (V) I (A)
1 |0,06 ± 0,01| |0,02 ± 0,01| |0,06 ± 0,01| |0,18 ± 0,01|
2 |0,12 ± 0,01| |0,04 ± 0,01| |0,12 ± 0,01| |0,36 ± 0,01|
3 |0,18 ± 0,01| |0,07 ± 0,01| |0,18 ± 0,01| |0,53 ± 0,01|
4 |0,24 ± 0,01| |0,09 ± 0,01| |0,24 ± 0,01| |0,70 ± 0,01|
5 |0,30 ± 0,01| |0,12 ± 0,01| |0,30 ± 0,01| |0,86 ± 0,01|
Kegiatan 4. Menyelidiki hubungan tegangan dan kuat arus listrik.
Resistor = 100 Ω
NST Voltmeter = I 0 V50
=¿0,2 V
NST Ammeter = I 00 mA
50=2 mA=¿0,002 A
Tabel 4. Menyelidiki hubungan tegangan dan kuat arus listrik.
No. Tegangan (Volt) Kuat Arus Listrik (A)
1 |0,6 ± 0,1 | |0,009 ± 0,001|
2 |0,8 ± 0,1 | |0,012± 0,001|
3 |1,2 ± 0,1 | |0,018 ± 0,001|
4 |1,7 ± 0,1 | |0,027 ± 0,001|
5 |2,4 ± 0,1 | |0,037 ± 0,001|
6 |3,6 ± 0,1 | |0,054 ± 0,001|
7 |4,0 ± 0,1 | |0,059 ± 0,001|
8 |4,1 ± 0,1 | |0,060 ± 0,001|
9 |4,2 ± 0,1 | |0,062 ± 0,001|
10 |4,8± 0,1 | |0,069 ± 0,001|
11 |5,0 ± 0,1 | |0,073 ± 0,001|
12 |6,4 ± 0,1 | |0,089 ± 0,001|
ANALISIS DATA
Kegiatan 1. Pengaruh luas penampang kawat logam terhadap beda potensial dan
kuat arus listrik
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.60
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
f(x) = 5.00856793145655 x + 0.0268788249694002R² = 0.995292345353545f(x) = 2.48300679728109 x + 0.0134106357457016R² = 0.998411824081556
f(x) = 1.25929730840353 x + 0.00381549208958287R² = 0.999512199327281
f(x) = NaN x + NaNR² = 0
d=1,0 mmLinear (d=1,0 mm)d=0,7 mmLinear (d=0,7 mm)d=0,5 mmLinear (d=0,5 mm)d=o,35 mmLinear (d=o,35 mm)
Kuat arus Listrik I (A)
Beda
Pot
ensia
l V (v
olt)
Grafik 1. Hubungan antara kuat arus listrik dan beda potensial pada diameter
yang berbeda
a. Untuk d= 1,0 mm, A = 0.8 mm2
y = mx+c
R2 = 0,999
y = 0,6344x-0,0094
m =yx
dimana: R = VI
, sehingga
m =yx=V
I
R = m
R = 0,6344 Ω
DK = R2 × 100 %
DK = 0,999 × 100% = 99,9 %
KR = 100% - DK
KR = 100% - 99,9% = 0,1 % (4 AB)
KR= ∆RR
×100 %
∆R = KR × R100%
= 0, 1 % × 0,6344 Ω100%
= 0,00 06344 Ω
R = | R ± ∆R |
R = | 0,6344 ± 0,0006 | Ω
R = ρ LA
ρ=RAL
ρ=0,6344 Ω(0,8 x10−6 m2)
1m
ρ=0,50752 x 10−6 Ωm
∆ ρ=|∆ RR |ρ
∆ ρ=|0,0006 Ω0,6344 Ω|0,50752 x10−6 Ωm
∆ ρ=0,00048 x10−6Ω m
KR = ∆ ρ
ρ×100 % =
0,00048 x10−6Ωm0,50752 x10−6Ωm
×100 % = 0,09 (4 AB)
ρ=|ρ ± ∆ ρ|
ρ=|0,5075 ± 0,0005|10−6 Ωm
Dengan cara yang sama pada a, dapat dihitung b-d berikut
b. Untuk d=0,7 mm A= 0,4 mm2
Dengan cara yang sama dengan a diperoleh
y = 1,2593x+0,0038
R2 = 0,9995
R = 1,2593 Ω
KR = 0,05 % (4 AB)
∆R = 0,00 062965 Ω
R = | 1,259 ± 0,001 | Ω
ρ=0,5036 x10−6Ωm
∆ ρ=0,0004 x 10−6 Ωm
KR = 0,08 % (4 AB)
ρ=|ρ ± ∆ ρ|
ρ=|0,5036 ± 0,0004|10−6Ωm
c. Untuk d=0,5 mm A= 0,2 mm2
y =2,483x + 0,013
R² = 0.9984
R = 2,483 Ω
KR = 0,16 % (4 AB)
KR= ∆RR
×100 %
∆R = 0, 0039728 Ω
R = | 2,483 ± 0,004 | Ω
ρ=0,4966 x10−6Ωm
∆ ρ=|∆ RR |ρ
∆ ρ=|0,004 Ω2,483 Ω|0,4966 x10−6Ωm
∆ ρ=0,0008 x10−6Ωm
KR = 0 ,16 (4 AB)
ρ=|ρ ± ∆ ρ|
ρ=|0,4966 ± 0,0008|10−6 Ωm
d. Untuk d=0,35 mm A= 0,1 mm2
y = 5,0086x + 0,0269
R² = 0.9953
R = 5,0086 Ω
KR = 0,47% (4 AB)
∆R = 0, 02354042 Ω
R = | 5,009 ± 0,024 | Ω
ρ=0,5009 x10−6 Ωm
∆ ρ=0,0024 x 10−6 Ωm
KR = ∆RR
×100 % = 0,025 Ω5,008 Ω
×100 % = 0,48 (4 AB)
ρ=|0,5009 ± 0,0024|10−6Ωm
Tabel 5. Hasil Analisis Kegiatan 1
A (m2) R (Ω)
0,8 × 10-6 | 0,6344 ± 0,0006 |
0,4 × 10-6 | 1,259 ± 0,001 |
0,2 × 10-6 | 2,483 ± 0,004 |
0,1 × 10-6 | 5,009 ± 0,024 |
Berdasarkan dari analisis grafik diperoleh hubungan R ~ 1A
Kegiatan 2. Pengaruh panjang kawat logam terhadap beda potensial dan kuat
arus listrik
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.60
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
f(x) = 2.73301852524519 x + 0.0142099527787867R² = 0.998602922685742
f(x) = 1.25929730840353 x + 0.00381549208958287R² = 0.999512199327281
l= 1 mLinear (l= 1 m)l= 2 mLinear (l= 2 m)
Kuat Arus Listrik I (A)
Beda
Pot
ensia
l V (v
olt)
Grafik 2. Hubungan panjang kawat logam terhadap beda potensial dan kuat arus
listrik
a. Untuk L= 1 m
y = mx + c
y = 1,2593x + 0,0038
R² = 0.9995
m =yx
dimana: R = VI
, sehingga
m =yx=V
I
R = m
R = 1,2593 Ω
DK = R2 × 100 % = 0,9995 × 100 % = 99,95 %
KR = 100% - DK = 100% - 99,95 % = 0,05 % (4 AB)
KR= ∆RR
×100 %
∆R = KR × R100%
= 0, 05 % × 1,259 3 Ω100%
= 0,00 062965 Ω
R = | R ± ∆R |
R = | 1,259 ± 0,001 | Ω
R = ρ LA
ρ=RAL
ρ=1,259 Ω(0,4 x10−6m2)
1m
ρ=0,5036 x10−6Ωm
∆ ρ=|∆ RR |ρ
∆ ρ=|0,001 Ω1,259 Ω|0,5036 x 10−6 Ωm
∆ ρ=0,0004 x 10−6 Ωm
KR = ∆ ρ
ρ×100 % =
0,0004 x 10−6 Ωm0,5036 x10−6 Ωm
×100 % = 0,08 (4 AB)
ρ=|ρ ± ∆ ρ|
ρ=|0,5036 ± 0,0004|10−6Ωm
Dengan cara yang sama dengan a diperoleh b:
b. Untuk L=2 m
y = 2,733x + 0,014
R² = 0.9986
R = 2,733 Ω
KR = 0,14 % (4 AB)
∆R = 0, 00 38262 Ω
R = | 2,733 ± 0,004 | Ω
ρ=0,5466 x10−6Ωm
∆ ρ=0,0008 x10−6Ωm
KR = 0,1 5 % (4 AB)
ρ=|0,5466 ± 0,0008|10−6 Ωm
Tabel 6. Hasil Analisis Kegiatan 2
L (m) R (Ω)
1 | 1,259 ± 0,001 |
2 | 2,733 ± 0,004 |
Berdasarkan dari hasil analisi garfik diperoleh hubungan R ~ L
Kegiatan 3. Pengaruh jenis kawat (hambatan jenis) terhadap beda potensial dan
kuat arus listrik
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 10
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
0.3
0.35
f(x) = 0.352794687327062 x − 0.00557000553403439R² = 0.999584947426674
f(x) = 2.38853503184713 x + 0.0175796178343949R² = 0.995222929936306
konstantanLinear (konstantan)messingLinear (messing)
Kuat Arus Listrik I (A)
Beda
PO
tens
ial V
(vol
t)
Grafik 3. Hubungan jenis kawat (hambatan jenis) terhadap beda potensial dan
kuat arus listrik
1. Untuk jenis kawat konstantan
y = mx + c
y = 2,3885x + 0,0176
R² = 0.9952
m =yx
dimana: R = VI
, sehingga
m =yx=V
I
R = m
R = 2,3885 Ω
DK = R2 × 100 % = 0,9952 × 100 % = 99,52 %
KR = 100% - DK = 100% - 99,52 % = 0,48 % (4 AB)
KR= ∆RR
×100 %
∆R = KR × R100%
= 0, 48 % × 2,388 5 Ω100%
= 0,0 11 4648 Ω
R = | R ± ∆R |
R = | 2,388 ± 0,011 | Ω
R = ρ LA
ρ=RAL
ρ=2,388 Ω(0,2 x 10−6 m2)
1m
ρ=0,4776 x10−6Ωm
∆ ρ=|∆ RR |ρ
∆ ρ=|0,011Ω2,388 Ω|0,4776 x 10−6 Ωm
∆ ρ=0,0022 x10−6Ωm
KR = ∆ ρ
ρ×100 % =
0,0022 x10−6Ωm0,4776 x10−6Ωm
×100 % = 0, 46 (4 AB)
ρ=|ρ ± ∆ ρ|
ρ=|0,4776 ± 0,0022|10−6 Ωm
Dengan menggunakan cara yang sama dengan a,
2. Untuk jenis kawat messing
y = 0,3528x – 0,0056
R² = 0.9996
R = 0,3528 Ω
KR = 0,04 % (4 AB)
∆R = 0, 00014112 Ω
R = | 0,3528 ± 0,0001 | Ω
ρ=0,07056 x10−6Ωm
∆ ρ=0,00002 x10−6Ωm
KR = 0,028% (4 AB)
ρ=|0,07056 ± 0,00002|10−6 Ωm
Tabel 7. Hasil Analisis Kegiatan 3
ρ R (Ω)
Konstantan | 2,388 ± 0,011 |
Messing | 0,3528 ± 0,0001 |
Berdasarkan dari hasil analisis garfik diperoleh hubungan R ~ ρ
Kegiatan 4. Menyelidiki hubungan tegangan dan kuat arus listrik
0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.10
1
2
3
4
5
6
7
f(x) = 71.0386026355747 x − 0.135080408303501R² = 0.99730380991103
RLinear (R)
Kuat Arus Listrik I (A)
Beda
Pot
ensia
l V (v
olt)
Grafik 4. Hubungan tegangan dan kuat arus listrik
y = mx + c
y = 71,039x – 0,1351
R² = 0.9973
m =yx
dimana: R = VI
, sehingga
m =yx=V
I
R = m
R = 71,039 Ω
DK = R2 × 100 % = 0,9973 × 100 % = 99,73 %
KR = 100% - DK = 100% - 99,73 % = 0,27 % (4 AB)
KR= ∆RR
×100 %
∆R = KR × R100%
= 0, 27 % × 71,03 9 Ω100%
= 0,1918053 Ω
R = | R ± ∆R |
R = | 71,04 ± 0,19 | Ω
%Diff =| teori−praktikumteori+ praktikum
2 |×100 %
%Diff =|100 Ω−71,04 Ω100Ω+71,04 Ω
2 |×100 %
%Diff =|28,9685,52|×100 % = 33,86 %
PEMBAHASAN
Kegiatan pertama menyelidiki pengaruh luas penampang kawat logam
terhadap beda potensial dan kuat arus listrik. Kegiatan ini dilakukan dengan
merangkai peragkat pengukuran resistansi kawat kemudian beda potensial dan
kuat arus listrik untuk setiap luas penampang diukur yaitu 0,8 mm2, 0,4 mm2,
0,2mm2, dan 0,1 mm2. Kegiatan kedua menyelidiki pengaruh panjang kawat
logam terhadap beda potensial dan kuat arus listrik, sama halnya pada kegiatan
pertama namun pada kegiatan ini yang diubah adalah panjang kawat logam, 1 m
dan 2 m. Kegiatan ketiga pengaruh jenis kawat (hambatan jenis) terhadap beda
potensial dan kuat arus listrik dengan cara diubah jenis kawatnya yaitu konstantan
dan messing.Kegiatan 4 menyelidiki hubungan tegangan dan kuat arus listrik
dilakukan dengan menggeser-geser rheostat.
Untuk kegiatan 1, 2, dan 3, data yang diperoleh di analisis grafik sehingga
diperoleh nilai hambatan dari gradien grafik karena V di sumbu y dibagi dengan I
di subu x sama dengan R. Untuk kegiatan pertama diperoleh hambatan untuk d= 1
mm adalah R= |0,6344±0,0006|Ω, untuk d=0,7 mm diperoleh R=|1,259±0,001|Ω,
untuk d= 0,5 mm diperoleh R= |2,483±0,004|Ω, dan untuk d=0,35 mm diperoleh
R =|5,009±0,024|Ω. Pada kegiatan kedua diperoleh nilai hambatan untuk panjang
kawat 1 m yaitu R=| 1,259 ±0,004|Ω dan untuk panjang kawat 2 m, R=|
2,733±0,004 |Ω. Pada kegiatan ketiga diperoleh nilai hambatan kawat untuk jenis
kawat konstantan adalah R=|2,388±0,004 |Ω dan ρ=|0,4776 ± 0,0022|×10 -6Ωm,
untuk jenis kawat messing adalah R=|0,3528±0,0001|Ω dan
ρ=|0,07056 ± 0,00002|×10 -6Ω m.
Hasil praktikum menunjukkan bahwa luas penampang berbanding terbalik
dengan beda potensial, dan bernbanding lurus dengan kuat arus listrik dapat
dilihat dari hasil analisis grafik kegiatan satu bahwa R ~ 1/A sedangkan R= V/I.
Panjang kawat dan hambatan jenis kawat berbanding lurus dengan beda potensial
dan berbanding terbalik dengan kuat arus listrik dapat dilihat dari hasil analisis
grafik kegiatan dua dan tiga bahwa R ~ l dan R ~ ρ sedangkan R= V/I. Ketiga
huungan tersebut dapat di formulasikan dalam persamaan hambatan kawat,
menjadi: R=ρLA
.
Pada kegiatan keempat tegangan dan kuat arus listrik juga dianalisis grafik,
diperoleh nilai hambatan kawat R=|71,04 ± 0,19|Ω. Secara teori nilai hambatan
resistor adalah 100Ω, sehingga prakikum ini memiliki persen perbedaan dengan
teori sebesar 33,86%. Pada kegiatan ini dapat diketahui hubungan antara tegangan
dan kuat arus listrik adalah berbanding lurus. Semakin besar tegangan, maka
semakin besar pula kuat arus listrik dan sebaliknya. Hal tersebut sesuai dengan
hukum Ohm yang menyatakan bahwa besarnya kuat arus listrik yang mengalir
sebanding dengan besarnya tegangan.
SIMPULAN DAN DISKUSI
Simpulan
Luas penampang berbanding lurus dengan kuat arus listrik dan berbanding
terbalik dengan beda potensial. Panjang kawat dan hambatan jenis kawat
berbanding lurus dengan beda potensial dan berbanding terbalik dengan kuat arus
listrik. Hambatan jenis kawat konstantan yang diperoleh adalah R=|2,388±0,004 |
Ω dan ρ=|0,4776 ± 0,0022|×10 -6Ωm, untuk jenis kawat messing adalah R=|
0,3528±0,0001|Ω dan ρ=|0,07056 ± 0,00002|×10 -6Ω m.. Pada praktikum ini
berlaku prinsip hukum ohm yaitu besarnya kuat arus listrik yang mengalir
sebanding dengan besarnya tegangan.
Saran
Untuk praktikan, sebaiknya melihat pembacaan skala setiap alat ukur lebih teliti
lagi dan lebih cermat dalam mengolah data. Untuk asisten, sebaiknya memastikan
alat percobaan berfungsi dengan baik sebelum dilakukan praktikum. Untuk
laboran, sebaiknya menyediakan alat yang berfungsi lebih baik karena telah
banyak basicmeter yang tidak berfungsi baik.
DAFTAR RUJUKAN
Herman, dkk. 2015. Penuntun Praktikum Fisika Dasar 2. Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Makassar: Penerbit UNM.
Tipler, Paul A. 2001. FISIKA Untuk Sains dan Teknik jilid 2 (Terjemahan). Jakarta: Erlangga.
Young, dkk. 2003. FISIKA UNIVERSITAS edisi kesepuluh jilid 2. Jakarta: Erlangga.
.