Hukum Laki2 Memakai Emas

13
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selain sebagai alat tukar, emas dan perak juga digunakan sebagai perhiasan. Islam memperkenankan kepada setiap muslim, bahkan menyuruh supaya geraknya baik, elok dipandang dan hidupnya teratur dengan rapi dengan memakai perhiasan yang telah diciptakan oleh Allah. Manusia diciptakan Allah untuk menjadi khalifah di Bumi dan menyediakan segala kebutuhan manusia di dalamnya termasuk diberi wewenang untuk mengelola apa yang ada di Bumi dengan sebaik-baiknya dan tidak boleh melebihi batas. Di dalam Bumi tersimpan berbagai macam barang tambang dan mineral yang sangat berguna bagi manusia dalam menjalani kehidupan di dunia ini sebagai khalifah. Barang-barang tambang, ada yang nilainya lebih tinggi dibanding dengan lainnya. Di anataranya adalah emas dan perak. Pada zaman dahulu emas dan perak banyak digunakan sebagai alat tukar untuk jual beli. Pada masa Nabi emas yang digunakan sebagai alat tukar disebut dengan dinar sedangkan yang perak disebut dirham. Dinar berasal dari Kerajaan Romawi sedangkan dirham berasal dari Persia. Pada dasarnya semua pakaian dan perhiasan adalah halal dan mubah. Ada banyak ayat al-Qur’an yang 1

description

hukum islam

Transcript of Hukum Laki2 Memakai Emas

Page 1: Hukum Laki2 Memakai Emas

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Selain sebagai alat tukar, emas dan perak juga digunakan sebagai perhiasan.

Islam memperkenankan kepada setiap muslim, bahkan menyuruh supaya geraknya

baik, elok dipandang dan hidupnya teratur dengan rapi dengan memakai perhiasan

yang telah diciptakan oleh Allah. Manusia diciptakan Allah untuk menjadi khalifah

di Bumi dan menyediakan segala kebutuhan manusia di dalamnya termasuk diberi

wewenang untuk mengelola apa yang ada di Bumi dengan sebaik-baiknya dan tidak

boleh melebihi batas. Di dalam Bumi tersimpan berbagai macam barang tambang

dan mineral yang sangat berguna bagi manusia dalam menjalani kehidupan di dunia

ini sebagai khalifah.

Barang-barang tambang, ada yang nilainya lebih tinggi dibanding dengan

lainnya. Di anataranya adalah emas dan perak. Pada zaman dahulu emas dan perak

banyak digunakan sebagai alat tukar untuk jual beli. Pada masa Nabi emas yang

digunakan sebagai alat tukar disebut dengan dinar sedangkan yang perak disebut

dirham. Dinar berasal dari Kerajaan Romawi sedangkan dirham berasal dari Persia.

Pada dasarnya semua pakaian dan perhiasan adalah halal dan mubah. Ada

banyak ayat al-Qur’an yang menerangkan kaitannya dengan perhiasan, dalam surat

al-Baqarah ayat 29 Allah berfirman :

“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi

untuk kamu”

Dalam surat al-A’raf ayat 32 :

1

Page 2: Hukum Laki2 Memakai Emas

“Katakanlah: "Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang

telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang

mengharamkan) rezki yang baik?" Katakanlah: "Semuanya itu (disediakan) bagi

orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di

hari kiamat" Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang

mengetahui.”

Demikian pula dalam ayat 26 surat al-A’raf :

“Hai anak Adam, Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian

untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. dan pakaian takwa

Itulah yang paling baik. yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda

kekuasaan Allah, Mudah-mudahan mereka selalu ingat”

Mengenai penggunaan emas sebagai perhiasan bagi laki-laki banyak

pendapat dari para Ulama, namun mereka sepakat bahwa wanita boleh memakai

perhiasan yang terbuat dari emas. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai

perbedaan pendapat dalam mazhab empat tentang hokum laki-laki menggunakan

petrhiasan dari emas.

B. Pokok Masalah

Bagaimana pendapat para ulama dalam mazhab empat mengenai hokum laki-

laki memakai emas? Dan pendapt mana yang rajih?

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pendapat Fuqaha

Haram hukumnya bagi laki-laki dan perempuan menggunakan wadah yang

terbuat dari emas dan perak, seperti piring, gelas, tempat wudlu dan lainnya

2

Page 3: Hukum Laki2 Memakai Emas

berdasarkan kesepakatan Imam-imam Mazhab. Maka tidak boleh makan, minum,

wudlu dari wadah yang terbuat dari emas atau perak.

Ada beberapa hal yang dikecualikan dari keharaman penggunaan emas dan

perak karena dlarurat atau kebutuhan. Misalnya mengganti hidung yang putus dan

gigi yang tanggal dengan emas atau perak, ini menurut pendapat Jumhur Ulama.

Tapi Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa tidak boleh memperkuat gigi dengan

emas tapi yang dibolehkan memakai perak.

Penggunaan emas dan perak dalam beberapa hal ada sedikit perbedaan

pendapat dari para Ulama Mazhab. Imam Abu Hanifah membolehkan wudlu dan

minum menggunakan wadah yang dihiasi dengan perak, memakai pelana yang

dihiasi dengan perak dan menggunakan baju yang di tulisi dengan emas atau perak

(Wahbah al-Zuhaily). Ketika makanan diletakkan di atas wadah yang terbuat dari

emas dan perak menurut Ulama Hanafiyah boleh mengambil makanan tersebut

dengan tangan dari wadah itu baru memakannya. Boleh bagi laki-laki memakai

cincin dari perak tapi tidak boleh lebih dari satu misqal, demikian pula menutupi

lubang mata cincin dengan emas. Memakai cincin selain dari perak seperti dari besi,

tembaga, dan timah hukumnya makruh baik untuk laki-laki dan perempuan (‘Abd al-

Rahman al-Jazairy).

Ulama Malikiyah berpendapat boleh menghiasi cincin, pedang dan mushaf

dengan perak tapi tidak boleh dengan emas. Mengenai barang-barang yang di sepuh

atau ditambal dengan emas atau perak ada dua pendapat, yaitu yang membolehkan

dan melarang, kedua pendapat sama-sama kuat (Wahbah al-Zuhaily). Adapun

membuat pegangan pisau dan sejenisnya dari emas atau perak maka mereka sepakat

bahwa itu haram. Laki-laki boleh memakai cincin yang terbuat dari perak dengan

syarat tidak boleh lebih dari dua dirham. Jika lebih dari dua dirham maka hukumnya

haram, demikian pula jika sebagian terbuat dari perak dan sebagian terbuat dari

emas. Adapun memakai cincin besi, tembaga, dan timah hukumnya makruh (‘Abd

al-Rahman al-Jazairy).

Ulama Syafi’iyah mengharamkan wadah yang disepuh dengan emas atau

perak, begitu pula wadah yang ditambal dengan emas dan perak dengan tujuan

3

Page 4: Hukum Laki2 Memakai Emas

sebagai hiasan. Tetapi jika karena kebutuhan maka dibolehkan tapi hukumnya

makruh. Dan haram hukumnya menyepuh atap dan dinding dengan emas dan perak

(Wahbah al-Zuhaily). Ulama Syafi’iyah membolehkan memakai wadah emas dan

perak yang disepuh dengan tembaga yang tebal. Laki-laki boleh memakai cincin dari

perak tapi tidak boleh berlebihan. Tetapi haram hukumnya memakai cincin dari

emas, adapun cincin dari besi, tembaga, dan timah hukumnya boleh tanpa

kemakruhan (‘Abd al-Rahman al-Jazairy).

Ulama Hanabilah sama seperti Syafi’iyah mengharamkan wadah yang

ditambal dengan emas atau perak baik karena diperlukan atau tidak. Tidak boleh

memakai emas meskipun sedikit kecuali dlarurat seperti untuk mengganti hidung

yang putus atau untuk memperkuat gigi. Dan dibolehkan menggunakan perak tapi

hanya sedikit karena untuk keperluan manusia (Wahbah al-Zuhaily). Haram

menggunakan emas walaupun sedikit dalam pakaian dan lainnya, adapun yang

dibolehkan yaitu mata cincin dari emas (‘Abd al-Rahman al-Jazairy).

Sebagian Ulama berpendapat dimakruhkannya memakai cincin emas bagi

kaum laki-laki dengan makruh tanzih. Dan sekumpulan sahabat pun telah

memakainya, di antaranya adalah Sa’ad bin Abi Waqash, Thalhah bin Ubaidillah,

Shuhaib, Hudzaifah, Zabir bin Samurah dan al-Barra bin Azib. Mungkin mereka

mengira bahwa larangan itu menunjukkan makruh tanzih. Sebagian fuqaha

berpendapat bahwa makan dan minum dengan wadah yang terbuat dari emas dan

perak itu makruh bukan haram (Sayyid Sabiq,1987).

B. Dalil Yang Digunakan

Jumhur ulama yang berpendapat diharamkannya cincin emas bagi kaum laki-

laki berdalil dengan hadis-hadis berikut :

عن البراء بن عازب رضى الله عنه قال: أمرن��ا رسول الله بسبع ونهانا بسبع :أمرنا بالتباع الجن��ائز, وعي��ادة الم��ريض, وإجاب��ة ال��داعى ونص��ر المظل��وم وإب��رار القس��م, ورد الس��الم, وتش��ميت الع��اطس ونهان��ا عن اني��ة الفض��ة وخ��اتم ال��ذهب والحري��ر

4

Page 5: Hukum Laki2 Memakai Emas

وال��ديباج والقس��ي واالس��تبرق والمث��يرة الحم��راء.رواه البخارى

1.dari al-Barra bin ‘Azib r.a dia berkata : Rasulullah memerintahkan kepada kami

tujuh perkara dan melarang kami tujuh perkara pula: Beliau memerintahkan

kamiuntuk mengiringkan jenazah, menengok orang sakit, memenuhi undangan,

menolong orang yang dizalimi, mendukung sumpah dan membalas salam, dan

mendoakan orang yang bersin. Dan beliau melarang kita memakai wadah dari

perak, cincin emas, sutera, pakaian yang berlapis sutera tipis, pakaian yang terbuat

dari katun dan sutera,pakain dari sytera tebal, dan tutup pelana dari sutera.(HR. al-

Bukhary)

عن ابي موس��ى أن الن��بي ص��لى الل��ه علي��ه وس��لم قال: أحل الذهب والحرير إلناث أم��تى وح��رم على

ذكورها. رواه أحمد والنسائى والترمذى وصححه2.dari Abu Musa, bahwa Nabi saw bersabda:” Emas dan perak itu dihalalkan bagi

kaum perempuan dari umatku, dan diharamkan bagi kaum lelakinya”.(HR. Ahmad,

al-Nasai, dan Tirmdzi dan ia mensahihkannya)

عن على رضى الله عنه ق��ال: نهى نى رس��ول الل��ه ص��لى اللل��ه علي��ه وس��لم عن التختم بال��ذهب وعن لباس القس��ى وعن الق��راءة فى الرك��وع والس��جود

وعن لباس المعصفر. رواه مسلم3.dari hadis Ali r.a, ia berkata: Rasulullah saw melarang aku memakai cincin emas,

memakai pakaian yang berlapis sutera tebal, membaca diwaktu rukuk, dan kain yang

dicelup merah.(HR.Muslim)

Sebagian Ulama yang mengatakan memakai cincin emas adalah makruh

tanzih mendasarkan pendapat mereka pada sekumpulan sahabat yang memakai

cincin emas. di antaranya adalah Sa’d bin Abi Waqash, Thalhah bin Ubaidillah,

Shuhaib, Hudzaifah, Zabir bin Samurah, dan al-Barra bin ‘Azib.

5

Page 6: Hukum Laki2 Memakai Emas

Adapun dalil yang mengharamkan penggunaan wadah dari emas dan perak

adalah sebagaimana berikut :

عن حذيفة بن اليامنى رضى الله عنهم��ا, ق��ال: قال رسول الله صلى الله عليه وس��لم " ال تش��ربوا فى انية الذهب والفضة, فإنه��ا لهم فى ال��دنيا ولكم

فى األخرة". متفق عليه1. dari Hudzafah bin al-Yamani r.a ia berkata: Rasulullah saw bersabda “

janganlah kamu minum dari wadah yang terbuat dari emas dan perak, dan

janganlah kamu makan pada piring besar yang terbuat darinya, karena yang

demikian itu bagi mereka di dunia,dan bagi kamu di akhirat.(muttafaq ‘alaih)

عن أم سلمة رضى الله عنها, ق��الت : ق��ال رس��ول الله صلى الله عليه وس��لم" ال��ذى يش��رب فى ان��اءالفضة إنما يجرجر فى بطنه نار جهنم". متفق عليه

2.dari Ummu Salamah r.a, ia berkata: Rasulullah saw bersaabda “orang yang

minum dengan wadah dari perak sesungguhnya dia menuangkan ke dalam perutnya

api neraka jahannam.(Muttafaq ‘Alaih)

Sebagian ulama yang berpendapat bahwa memakai wadah yang terbuat dari

emas atau perak itu makruh, mengatakan bahwa hadis-hadis yang menyangkut

masalah ini adalah menunjukkan hanya pada masalah kezuhudan.

C. Analisis

Dari dalil-dalil yang digunakan di atas dapat diketahui bahwa hadis-hadis

tersebut adalah shahih. Dan hadis shahih dapat dijadikan landasan yang kuat untuk

mengharamkan memakai cincin emas bagi kaum laki-laki. Begitu pula hadis yang

digunakan sebagai dalil keharaman menggunakan wadah yang terbuat dari emas atau

perak.

Sedangkan ulama yang mengatakan makruh tanzih mendasarkan pendapat

mereka kepada sekelompok sahabat yang menggunakan cincin dari emas. Alasan

yang mereka gunakan kurang kuat karena hanya bersandar pada sahabat, sedangkan

6

Page 7: Hukum Laki2 Memakai Emas

sahabat sendiri pengetahuan yang mereka peroleh dari nabi berbeda-beda. Mungkin

saja sahabat yang memakai cincin dari emas tersebut belum mengetahui bahwa nabi

telah melarangnya.

Ulama yang mengatakan bahwa hadis yang melarang menggunakan wadah

dari emas atau perak adalah hanya menunjukkan masalah kezuhudan, dibantah oleh

hadis dari Ummu Salamah yang di dalamnya menyertakan ancaman.

Namun hadis ini hanya menunjukkan larangan untuk makan dan minum

memakai wadah yang terbuat dari emas dan perak. Menyamakannya dengan wadah

parfum, bejana dan lain-lain menurut ahli tahqiq (peneliti) tidak bisa diterima. Dalam

hadis riwayat Ahmad dan Abu Dawud terdapat:

عليكم بالفضة فالعبوابها

“pakailah olehmu perak dan bermainlah dengannya”

Ini memperkuat pendapat ahli tahqiq. Dalam Fathul ‘Alam dikatakan: yang

benar ialah tidak diharamkan penggunaan wadah dari emas dan perak selain untuk

makan dan minum. Dakwaan adanya ijmak dalam hal ini tidak dapat dibenarkan .

yang demikian berarti menyimpangkan lafadz nabawi kepada lafadz yang lain,

karena nabi hanya mengharamkannya untuk makan dan minum, lalu mereka

menyimpangkannya kepada penggunaan yang lainnya. Mereka tinggalkan ungkapan

nabawi ini dan mereka bawakan lafadz umum dari keinginan mereka sendiri (Sayyid

Sabiq, 1987).

BAB III

PENUTUP

7

Page 8: Hukum Laki2 Memakai Emas

A.Kesimpulan

Imam-imam Mazhab sepakat bahwa haram hukumnya bagi laki-laki dan

perempuan menggunakan wadah yang terbuat dari emas dan perak, seperti piring,

gelas, tempat wudlu dan lainnya. Maka tidak boleh makan, minum, wudlu dari

wadah yang terbuat dari emas atau perak.

Ada beberapa hal yang dikecualikan dari keharaman penggunaan emas dan

perak karena dlarurat atau kebutuhan. Misalnya mengganti hidung yang putus dan

gigi yang tanggal dengan emas atau perak, ini menurut pendapat Jumhur Ulama.

Tapi Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa tidak boleh memperkuat gigi dengan

emas tapi yang dibolehkan memakai perak.

Dari uraian di atas dan dalil-dalil yang digunakan dapat disimpulkan bahwa

pendapat yang kuat adalah haram hukumnya laki-laki memakai cincin dari emas.

Dan tidak boleh (haram) makan atau minum menggunakan wadah yang terbuat dari

emas dan perak. Akan tetapi selain makan dan minum dibolehkan memakai wadah

yang terbuat dari emas dan perak.

DAFTAR PUSTAKA

Al-‘Asqalani, Ibn al-Hajar, Bulughul Maram, Semarang: Karya Toha Putera, tt.

8

Page 9: Hukum Laki2 Memakai Emas

Al-Jazairy, Abd al-Rahman, al-Fiqh ‘Ala Mazhab al-Arba’ah, Maktabah al-Syamilah

Al-Zuhaily, Wahbah, al-Fiqh al-Islam wa Adillatuh, Maktabah al-Syamilah

Sabiq, Sayyid, Fikih Sunnah Juz 14, penerjemah: Mudzakir A.S, cet. I; Bandung: P.T

Al-Ma’arif, 1987

9