Hukum Kesehatan - ASI Ekslusif
-
Upload
sofia-rahma -
Category
Documents
-
view
59 -
download
2
description
Transcript of Hukum Kesehatan - ASI Ekslusif
HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN KESEHATAN
AIR SUSU IBU EKSKLUSIF
NAMA KELOMPOK 3LASROBEMA 121000430AFIATI KESIA PUTRI H 121000438ERI ISWANDI 121000454MUSTIKA WULANDARI 121000464POPPY HARIZANI NST 121000468SHELLA MAWADDAH 121000472CINDY MARGERETA 121000473ELISA F.M 121000479SOFIA RAHMA 121000500ROBECCA SIMAMORA 121000505FESTIANA EFENDI 121000509MARISSA 121000510RADITA OLVA 121000516BETTY DAMAYANTI 121000520SOFIA KARALINA HRP 121000523DANIEL 131000418
Pengertian ASI EksklusifSusu Ibu Eksklusif yang selanjutnya disebut ASI Eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain.
Menurut PP No 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif
Cakupan ASI Eksklusif
Cakupan ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan pada tahun 2012 berdasarkan laporan sementara hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 sebesar 42%. Bila dibandingkan dengan survei yang sama pada tahun 2007 telah terjadi kenaikan yang bermakna sebesar 10%.
berdasarkan laporan dinas
kesehatan provinsi tahun 2013,
sebaran cakupan pemberian ASI
eksklusif pada bayi 0-6 bulan
adalah sebesar 54,3%. Dari 34
provinsi, terdapat 19 provinsi
yang mempunyai presentase ASI
eksklusif di atas angka nasional
(54,3%), dimana presentase
tertinggi terdapat pada Provinsi
Nusa Tenggara Barat (79,7%) dan
terendah pada Provinsi Maluku
(25,2%).
Lanjutan… (Cakupan ASI Eksklusif)
Dari hasil survei diatas menunjukkan bahwa upaya dalam pencapaian ASI Eksklusif di Indonesia belum maksimal
Karena masih terdapat wilayah yang cakupan ASI Eksklusifnya dibawah 50%
Hukum yang Mengatur tentang Pemberian ASI Eksklusif
1. UU NO 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
ASI adalah hak anak
dengan alasan bahwa
ASI merupakan
anugerah dan
menyusui pada
hakikatnya adalah
kodrat seorang wanita
yang sudah
melahirkan sebagai
makhluk ciptaanNya,
serta ada hukum yang
melindungi dan
mengatur ASI ini.
Lanjutan…. (Hukum yang Mengatur tentang Pemberian ASI Eksklusif
Pasal 1281) Setiap bayi berhak mendapatkan air susu ibu eksklusif
sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, kecuali atas indikasi medis.
2) Selama pemberian air susu ibu, pihak keluarga, Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat harus mendukung ibu bayi secara penuh dengan penyediaan waktu dan fasilitas khusus.
3) Penyediaan fasilitas khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diadakan di tempat kerja dan tempat sarana umum.
2. UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Lanjutan…. (UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan)
Selanjutnya, dalam Pasal 129 UU Kesehatan diatur bahwa:
1. Pemerintah bertanggung jawab menetapkan kebijakan dalam rangka menjamin hak bayi untuk mendapatkan air susu ibu secara eksklusif.
2. Ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Lanjutan…. (Hukum yang Mengatur tentang Pemberian ASI Eksklusif
Dalam Pasal 2 Disebutkan untuk Pengaturan Pemberian ASI Eksklusif bertujuan untuk:
a. menjamin pemenuhan hak bayi untuk mendapatkan ASI Eksklusif sejak dilahirkan sampai dengan berusia 6 (enam) bulan dengan memperhatikan pertumbuhan dan perkembangannya;
b. memberikan perlindungan kepada ibu dalam memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya; dan
c. meningkatkan peran dan dukungan Keluarga, Masyarakat, Pemerintah Daerah, dan Pemerintah terhadap pemberian ASI Eksklusif.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.33 Tahun 2012 tentang pemberian ASI Eksklusif
Lanjutan…. (Hukum yang Mengatur tentang Pemberian ASI Eksklusif
PERMENKES ini dibuat dengan tujuan pada pasal 2, yakni :
a. memberikan perlindungan kepada ibu dalam memeberikan ASI
Eksklusif dan memenuhi hak anak untuk mendapatkan ASI
eksklusif.
b. Meningkatkan peran dan dukungan keluarga, masyarakat,
pemerintah daerah, dan pemerintah tehadap pemberian ASI
Eksklusif.
4. Permenkes RI No. 15 Tahun 2014 tentang Tata Cara Penyedian Fasilitas Menyesui dan/atau Memerah air Susu
SANKSI PIDANAUU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan kemudian menetapkan sanksi yang tercantum dalam Pasal 200, yakni “Setiap orang yang dengan sengaja menghalangi program pemberian ASI Eksklusif bagaimana dimaksud dalam pasal 128 ayat 2 dipidana penjara paling lama 1 tahun dan didenda paling banyak Rp 100.000.000 (seratus juta rupiah)”.
dalam pasal 201 dinyatakan
bahwa bila tidak pidana tersebut
dilakukan oleh korporasi, selain
pidana penjara dan denda
terhadap pengurusnya, pidana
yang dapat dijatuhkan terhadap
korporasi berupa pidana denda
dengan pemberatan 3 (tiga) kali
dari pidana denda yang
disebutkan dalam pasal 200. Itu
artinya, pidana denda bagi
korporasi yang melanggar pasal
200 adalah paling banyak Rp
300.000.000 (tiga ratus juta
rupiah).
Lanjutan…. (SANKSI PIDANA)
Menurut PP No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian ASI
Eksklusif pada pasal 14 dikemukakan bahwa bagi setiap
tenaga kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan
yang tidak melaksanakan ASI Eksklusif, maka akan
dikenakan sanksi administratif. Sanksi administratif oleh
pejabat yang berwenang berupa:
a. Teguran lisan
b. Teguran tertulis
c. Pencabutan izin
IMPLEMENTASI PERATURAN TENTANG ASI EKSKLUSIF DI
INDONESIA
Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 33 tahun
2012 yang telah diputuskan tanggal 1 Maret 2012 ini
dilahirkan guna menjamin pemenuhan hak bayi untuk
mendapatkan sumber makanan terbaik sejak dilahirkan
sampai berusia 6 bulan, di samping itu, kebijakan ini juga
untuk melindungi ibu dalam memberikan ASI eksklusif kepada
bayinya.
dalam peraturan tersebut dibahas mengenai Program Inisiasi
Menyusu Dini (IMD) dan ASI Eksklusif, pengaturan penggunaan
susu formula dan produk bayi lainnya, sarana menyusui di
tempat kerja dan sarana umum lainnya, dukungan Masyarakat,
tanggung jawab pemerintah, Pemerintah Daerah baik Provinsi
maupun Kabupaten/Kota dalam serta pendanaannya.
Mengenai pelaksanaanya, pemerintah telah berupaya serius dalam
memenuhi hak bayi, terbukti dengan diadakannya klinik laktasi
serta ruang menyusui bagi ibu menyusui di rumah sakit milik
pemerintah, pusat perbelanjaan, dan tempat umum lainnya.
Namun, cakupan pemberian ASI Eksklusif pada bayi masih
tergolong rendah.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pemberian ASI salah
satunya adalah ibu bekerja untuk mencari nafkah sehingga
tidak dapat menyusui secara eksklusif. Hal ini menjadi salah
satu penyebab belum berhasilnya pelaksanaan ASI Eksklusif
di Indonesia (Herawati Dewi, 2013).
PENYEBAB ASI EKSKLUSIF RENDAH
Keluarga terdekatlah dalam hal ini
adalah suami yang faktor dominan
dalam memberikan dukungan pada ibu
dan bayi.
Breastfeeding father merupakan istilah
populer bagi ayah (suami) yang
mendukung dan berperan aktif
membantu ibu dalam menyusui sangat
menentukan keberhasilan pemberian
ASI eksklusif. Begitupun keluarga
terdekat lainnya terutama orangtua baik
dari pihak ibu maupun ayah sang bayi.
Dukungan sosial terutama dari keluarga
terdekat yaitu ayah (suami) yang masih
kurang.
Lanjutan…. (PENYEBAB ASI EKSKLUSIF RENDAH)
Terlebih tidak sedikit ibu yang baru
menyusui berhenti memberikan ASI
karena dipercaya ASI menjadikan
anak diare dan tubuhnya menjadi
bau amis. Seringkali kita
mendengar kata ‘ASI jahat’ karena
ASI yang dihisap bayi baru lahir jika
tidak segera dibersihkan mulut
bayinya bisa menyebabkan kulit
bayi menjadi bercak-bercak putih.
Masih banyak pula ibu yang
khawatir payudaranya akan
berubah bentuk menjadi tidak
menarik lagi jika memberikan ASI
pada buah hati mereka.
Adanya mitos-mitos negatif tentang menyusui dan ASI yang dipercayai
oleh masyarakat dan tersampaikan secara
turun menurun sehingga menimbulkan
kesalahpahaman dan pada akhirnya menghentikan
pemberian ASI eksklusif.
Lanjutan…. (PENYEBAB ASI EKSKLUSIF RENDAH)
Masih banyak pula ibu yang
berhenti menyusui sebelum
bayi berusia 6 bulan dan
ketidaktahuan ibu terhadap
pentingnya ASI eksklusif
menyebabkan kurangnya
motivasi dari ibu untuk
memberikan ASI ekslusif
kepada bayinya. Dengan
pengetahuan yang rendah
tentang ASI eksklusif juga
menimbulkan kesadaran
masyarakat yang juga rendah.
Kurangnya pengetahuan ibu
tentang menyusui, terutama teknik
menyusui yang baik dan benar.
Lanjutan…. (PENYEBAB ASI EKSKLUSIF RENDAH)
Promosi susu formula yang sangat
gencar (bahkan sampai di RS dan
klinik bersalin) memberikan
pengaruh terhadap pemberian ASI
eksklusif pada bayi karena
merupakan titik awal bagi ibu untuk
memilih apakah tetap memberikan
bayinya ASI eksklusif atau
memberikan susu formula yang
diberikan oleh petugas kesehatan
maupun nonkesehatan sebelum ASI-
nya keluar.
Gencarnya promosi susu.
Lanjutan…. (PENYEBAB ASI EKSKLUSIF RENDAH)
Kepada para pemilik perusahaan
dan perkantoran, sangat perlu
didorong untuk menyediakan
tempat khusus dan kesempatan
bagi para karyawan perempuannya
yang ingin menyusui atau memerah
ASI-nya di tempat kerja. Begitu pula
di tempat-tempatumum seperti
pasar, mall, rumah sakit dan
rekreasi, perlu disediakan tempat
khusus tersebut yang memudahnya
ibu untuk menyusui.
Kurangnya dukungan dari masyarakat termasuk
institusi yang mempekerjakan
perempuan yang belum memberikan tempat dan
kesempatan bagi ibu untuk menyusui di
tempat kerja.
SARAN
1. Meningkatkan penyuluhan dari petugas kesehatan atau bidan praktik swasta pada
saat melakukan pemeriksaan kehamilan mengenai ASI Eksklusif.
2. penegakkan peraturan pemerintah yang telah ditetapkan tentang batasan promosi
susu formula dan sanksi bagi tenaga kesehatan yang melanggar secara tegas,
sehingga ditaati oleh seluruh pihak yang terkait.
3. diperlukan gerakan edukasi tentang menyusui dan ASI yang benar pada
masyarakat melalui kampanye yang masif dan berkelanjutan melalui berbagai
media massa serta kesempatan, sepertipenyuluhan atau pengarahan dari
bidan/petugas kesehatan seputar menyusui saat ibu memeriksakan kehamilannya.
4. upaya peningkatan pengetahuan petugas tentang manfaat ASI Eksklusif,
penyediaan fasilitas menyusui di tempat kerja, peningkatkan pengetahuan dan
keterampilan ibu, peningkatan dukungan keluarga dan masyarakat serta upaya
untuk mengendalikan pemasaran susu formula.
TERIMA KASIH