Hukum Kepariwisataan (1)

download Hukum Kepariwisataan (1)

of 74

Transcript of Hukum Kepariwisataan (1)

Hukum Kepariwisataan Oleh : Iwan Kurniawan, SH. MH

Hukum KepariwisataanOleh : Iwan Kurniawan, SH. MHFakultas Hukum Universitas Sultan Ageng TirtayasaDefinisis Pariwisata :Pariwisata adalah semua proses yang ditimbulkan oleh arus perjalanan lalulintas orang-orang dari luar kesuatu NEGARA atau DAERAH dan segala sesuatu yang terkait dengan proses tersebut seperti makan/minum, transportasi, akomodasi dan obyek atau hiburan.Definisi pariwisataMenurut UUK No 10 Tahun 2009Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah.Sejarah PariwisataAbad 16 adanya penemuan benua baru yang menyebabkan terjadinya pergeseran arus perdagangan dan jalur perdagangan. Zaman Renaisance muncul bentuk pelancongan baru berupa perjalanan mengunjungi tempat-tempat indah dan terkenal dengan tujuan kenikmatan, kesenangan dan kebahagiaan.Unsur-Unsur Pariwisata Unsur Geografis : menyuguhkan keindahan alam ciptaan allah yang membuat semua turis bersyukuUnsur Historis : Menyuguhkan sisa-sisa peninggalan sejarah yang membuat turis merasakan perjalanan waktu dan dapat mensyukuri kehidupannyaUnsur Kultural : menyuguhkan seni suatu daerah agar turis merasakan bahwa allah sudah memberikan cipta, rasa dan karsa yang estetis pada manusiaPengertian Moral dalam pariwisataBudi pekerti, moral atau akhlak adalah berusaha mencari kebaikan sesuai dengan nilai-nilai luhur agama, adat istiadat atau bahkan lahir dari kata hati yang suci dan nurani yang jujur. Ini akan menimbulkan etika yang menjadikan manusia yang moralis karena dapat membedakan mana yang baik dan burukPerkembangan kebijakan Pariwisata IndonesiaPerkembangan Tahap Pertama (1961-1969)- Di bawah bidang Distribusi dan Perhubungan dengan titel TOURISME. Kebijakan ini mencakup :a. Gagasan mempertinggi mutu kebijakanb. Peningkatan perhatian terhadap kesenian didaerah-daerah pusat tourisme.c. Pemeliharaan kepribadian dan keaslian kebudayaan, sesuai kepribadian dan keaslian daerah masing-masing

Kebijakan pariwisata tahap pertama mencerminkan:a. Penempatan Kepariwisataan Sebagai aspek kegiatan budayab. Kepariwisataan sebagai media pembangunan budaya, nasional maupun universalc. Penempatan keaslian, kekhasan, dan nilai-nilai kepribadian kesenian dan kebudayaan daerah sebagai pijakan pengembangan kepariwisataan Perkembangan Kebijakan Pariwisata Perkembangan Tahap Kedua (1969-1998)Ciri utamanya Adalah Penekanan Kepariwisataan sebagai sumber DEVISA.Kebijakan tersebut Adalaha. Peningkatan penerimaan Devisa, perluasan kesempatan dan lapangan kerja.b. Pengaturan yang lebih terarahc. pengembangan pariwisata domestik untuk pengenalan budayaPerkembangan tahap ketiga (2000)Perkembangan tahap ketiga memiliki titel Kebudayaan, Kesenian, dan Pariwisata. Kebijakan diletakan pada dua Gagasan Kunci:a. Kepariwisataan berpijak pada kebudayaan tradisionalb. Kepariwisataan sebagai wahana persahabatan antar bangsa.Definisi pariwisata Pariwisata adalah semua proses yang ditimbulkan oleh arus perjalanan lalulintas orang-orang dari luar kesuatu negara atau daerah dan segala sesuatu yang terkait dengan proses tersebut seperti makan/minum, transportasi, akomodasi, atau dan obyek natau hiburan.

UUK pasal 1 ayat 3 :Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerahJenis-Jenis Usaha PariwisataUsaha jasa pariwisataUsaha Obyek dan Daya Tarik WisataUsaha Sarana Pariwisata(1) Usaha pariwisata meliputi, antara lain:a. daya tarik wisata;b. kawasan pariwisata;c. jasa transportasi wisata;d. jasa perjalanan wisata;e. jasa makanan dan minuman;f. penyediaan akomodasi;g. penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi;h. penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif,konferensi, dan pameran;i. jasa informasi pariwisata;j. jasa konsultan pariwisata;k. jasa pramuwisata;l. wisata tirta; danm. spa.Fungsi penyelenggaraan kepariwisataan :Kepariwisataan berfungsi memenuhi kebutuhan jasmani,rohani, dan intelektual setiap wisatawan dengan rekreasidan perjalanan serta meningkatkan pendapatan negarauntuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.Tujuan Penyelenggaraan Kepariwisataan :UUK No 10 Tahun 2009 pasal 4 :a. meningkatkan pertumbuhan ekonomi;b. meningkatkan kesejahteraan rakyatc. menghapus kemiskinan;d. mengatasi pengangguran;e. melestarikan alam, lingkungan, dan sumber dayaF. memajukan kebudayaan;g. mengangkat citra bangsa;h. memupuk rasa cinta tanah air;i. memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa; danj. mempererat persahabatan antarbangsa.Penataan Kebijakan KepariwisataanKepariwisataan Mengandung tiga aspek dasar:Kepariwisataan Sebagai suatu bentuk Perdagangan jasaHubungan Kegiatan Bisnis Kepariwisataan dengan Kebudayaan dan Lingkungan HidupHukum yang Mengatur Kegiatan Perdagangan Jasa Pariwisata dan Hubungan Pariwisata dengan Kebudayaan

Etika Lingkungan Kebijakan KepariwisataanPeran aktif dalam upaya-upaya pencegahan dampak lingkungan akibat kegiatan kepariwisataan, dengan cara mengemas produk yang ramah lingkunganPeran aktif dalam pemecahan masalah lingkungan, dampak dan kerusakan lingkungan khususnya yang diakibatkan kegiatan kepariwisataanPeran aktif dalam pemeliharaan lingkungan dalam bentuk teknis dan finansialAspek HukumKegiatan Kepariwisataan merupakan kegiatan multi-aspek bersifat nasional-internasional, mencakup berbagai aspek scara multi dimensi. Maka kebijakan Hukum kepariwisataan diarahkan kepada :a. Hukum kepariwisataan harus mampu mempertimbangkan sifat khas, fungsi dan seluruh aspek kegiatan bisnis kepariwisataanb. Mampu Membangun suatu sistem hukum yang mampu memberikan perlakuan-perlakuan yang tepat terhadap kegiatan bisnis kepariwisataan.c. mampu membangun tradisi bisnis sesuai dengan kelaziman yang berlakud. Mampu membangun lingkungan, etika dan aktifitas bisnis yang kondusif. Jenis Investasi Aspek PelakuAutonomous Investmen : Merupakan investasi yang dilakukan oleh pemerintah. Biasanya investasi ini dilakukan untuk pengadaan fasilitas umum seperti jalan raya, jembatan, bendungan Saluran irigasi, fasilitas pertahanan dll.maka sering disebut dengan publik investmenInduced investmen atau investasi dorongan : merupakan investasi yang timbul akibat adanya pertambahan permintaan efektif yang nyata dipasar. kenaikan disebabkan adanya peningkatan pendapatan masyarakat

Prinsip-Prinsip Penyelenggaraan Kepariwisataan :

a. menjunjung tinggi norma agama dan nilai budayasebagai pengejawantahan dari konsep hidup dalamkeseimbangan hubungan antara manusia dan TuhanYang Maha Esa, hubungan antara manusia dansesama manusia, dan hubungan antara manusia danlingkungan;b. menjunjung tinggi hak asasi manusia, keragamanbudaya, dan kearifan lokal;c. memberi manfaat untuk kesejahteraan rakyat,keadilan, kesetaraan, dan proporsionalitas;

RUANG LINGKUP memelihara kelestarian alam dan lingkungan hidup; memberdayakan masyarakat setempat; menjamin keterpaduan antar sektor, antar daerah,antara pusat dan daerah yang merupakan satukesatuan sistemik dalam kerangka otonomi daerah,serta keterpaduan antar pemangku kepentingan;

Ruang Lingkupkesepakatan internasional dalam bidang pariwisata;danmemperkukuh keutuhan Negara Kesatuan RepublikIndonesia.Asas-Asas Dalam Penyelenggaraan Kepariwisataan manfaat; kekeluargaan; adil dan merata; keseimbangan; kemandirian; kelestarian; partisipatif; berkelanjutan; demokratis; kesetaraan; dan kesatuan.Permasalahan wisata Pertanyaan? (a) situasi lingkungan kita Seperti apa ?(b) situasi organisasi bagaimana yang menentukan pengembangan model komptensi manusia Pariwisata diIndonesia (c) bagaimana model kompetensi Manusia Pariwisata tersebut.

Permasalahan Pariwisata Apa yang seharusnya dilakukan?(a) lingkungan yang menjadi dasar pengembangan model komptensi Manusia Pariwisata adalah lingkungan politik dan keamanan yang potensial dan kondusif, eknomi yang relatif stabil, dan geografis. (b) situasi organisasi yaitu keuangan yang terbatas dan kurang memadai; manajerial yang demokratis, terbuka, dan akrab; budaya organisasi yang mendukung

(c) model kompetensi Manusia Pariwisata yang dikembangkan adalah SDM yang mempunyai kemampuan kepariwisataan, sikap dan kepribadian, dan kemampuan manajerial; dan model kompetensi Manusia Pariwisata di dalamnya juga termasuk pelaku dan pengelola obyek wisata yang berasal dari masyarakat.

Saran-saran(a) perlu usaha terus menerus menumbuhkan sinergi di antara pegawai dinas yang berbeda latar belakang, (b) situasi-situasi yang ada perlu dikaji lebih mendalam sehingga dapat diambil kebijakan yang sangat sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada, dan(c) sinergi dan kerjasama antara pemerintah (dinas) dan masyarakat akan membantu pengembangan model kompetensi Manusia Pariwisata di masa depan.

(c) sinergi dan kerjasama antara pemerintah (dinas) dan masyarakat akan membantu pengembangan model kompetensi Manusia Pariwisata di masa depan.Daya Tarik Pariwisata Dari Segi Sejarah Umat budha ingin ke borobudur Umat islam ingin ke goa hira dan mendaki bukit jabal nur (tempat pertama nabi mendapat Wahyu)Umat Hindu ingin melihat bukit kurusetra tempat arjuna mendapat wejangan dari awatara sri kresna yang menjadi titisan batara wisnu menjelang perang batara yudhaUmat kristen katholik ingin berangkat ke gereja vatikan di roma. dll

Daya tarik keindahanA.A.M Djelantik : hal-hal yang indah dapat dibagi pada dua hal. Pertama keindahan alami yang tidak diciptakan manusia( laut, gunung, perempuan..) dan kedua hal-hal yang diciptakan dan diwujudkan manusia( lukisan, masjid, dll)Estetika berasal dari bahasa yunani yaitu aisthesis artinya pengamatan, rasa.( misal seorang seniman mampu menimbulkan daya pendengarannya, daya pandangnya, daya sentuhnya,.Konsep estetika adalah abstrak sebelum diberi bentukSeni indah yang tak bermoral- tarian perut, adegan maut..dll LanjutanPerasaan terbagi 2; positif negatif.Negatif harus dipertahankanDendam pada kemaksiatankecewa pada kedzaliman penguasabenci pada penindasancemburu pada orang yang rajin sedekahtakut menyakiti orang tua..llPuncak keindahan adalah ciptaan allah. Salah satunya adalah wanitaOrganisasi dan Sistem Pendukung Manajemen Pariwisata DaerahTujuan Perencanaan Pemasaran Strategis adalah Untuk Memungkinkan industri pariwisata didaerah dapat mencapai sasarannya dalam kondisi lingkungan usaha yang selalu berubah.Menurut Burkard dan Medlik (1981 :50) dan holoway (1985:81)Kegiatan Pokok yang dapat dilakukan oleh suatu organisasi pariwisata adalah :1. melakukan koordinasi dalam menyusun strategi pengembangan dan perencanaan pemasaran pariwisata didaerahnya dengan melibatkan pihak-pihak terkait dengan kegiatan pariwisata daerah2. Mewakili kepentingan daerah dalam pertemuan-pertemuan yang menyangkut kepentingan pengembangan pariwisata, baik tingkat nasional maupun internasional3. mendorong pembangunan fasilitas dan kualitas pelayanan yang sesuai dengan selera wisatawan4. menyusun perencanaan pemasaran dengan mempersiapkan paket-paket wisata yang menarik bersama dengan para perantaraDesain Organisasi Pariwisata DaeahBaligh dan Burton (1979 : 93) :.The design of the organization through which it is administered.rancangan suatu organisasi melalui itu organisasi dapat berjalan. (sesuai dengan yang diharapkan) Unsur yang melatarbelakangi pembentukan organisasi pariwisataSuatu perekonomian didaerah itu jelas akan merasakan aki bat langsung pada pendekatan yang diambil mengenai hal yang terkait dengan kepariwisataan.Organisasi pariwisata merefleksikan pentingnya pariwisata bagi perekonomian daerah yang erat kaitannya dengan sektor lain.Organisasi pariwisata scara umum harus dapat mengembangkan pariwisata sebagai suatu industri yang membawa kesejahteraan bagi rakyat banyakSistem Pendukung Manajemen Pariwisata DaerahSistem Informasi Pariwisata DaerahKerangka konseptual sistem informasi pemasaran pariwisata daeraha. sistem laporan internalb. sistem intelijen pemasaranc. sistem riset pemasaranManfaat Sistem PerencanaanBranch dikutip oleh Kotler (1982:173) bahwa manfaat Sistem perencanaan bagi suatu Daerah tujuan wisata:Dapat mendorong suatu cara berpikir kedepan secara sistematisDapat mengarah keupaya mengkoordinasikan organisasi scara lebih baikDapat mengarah kepengembangan standard kinerja pengendalian daerah scara keseluruhan, termasuk perusahaan2 kelompok industri pariwisataDapat mengarahkan OPD organisasi pariwisata daerah untuk mempertajam tujuan maupun kebijakan untuk dijadikan pedomanDapat menghasilkan persiapan yang lebih baik bagi pengembangan yang bersifat mendadakProspek Perkembangan PendidikanPariwisata IndonesiaPemberdayaan masyarakat yang membanguna. Transisi Kebudayaandampak positifnya: percepatan dan peningkatan tingkat berpikir dalam berbagai bidang serta perubahan pola hidup yang lebih efisien dan pragmatis. Dampak negatifnya : sulitnya masyarakat memahami dan mencerna perkembangan yang begitu cepat diberbagai bidang dan terbenturnya berbagai kecenderungan dengan nilai-nilai luhur bangsa kita.B. masyarakat yang dipersyaratkanPerlu adanya antisipasi tentang kemampuan apa yang dituntut menyambut kecenderungan bidang ekonomi yang memiliki peluang berkembang yang cukup besar yang terkait dengan tantangan efisiensi dan produktivitas dalam rangka peningkatan efisiensi pembangunan nasional.Pemberdayaan masyarakat beranjak dari upaya memberikan bimbingan kepada masyarakat agar sadar wisata juga semua pihak harus memberikan bimbingan dan keteladanan dalam berbagai aspek ehidupan.Konsep PendidikanKonsep pendidikan yang dianut seyogyanya bukan saja mencakup pendidikan yang bersifat formal, namun juga yang bersifat non formal dan informal scara menyeluruh, kreatifitas serta prakarsa.Untuk mencapai tingkat prestasi pendidikan optimal memerlukan dua variabel. Variabel pertama : kemampuan untuk mendidik diri sendiri. Variabel kedua : kemampuan untuk penyesuaian diri pada tuntutan lingkungan.Pembangunan kepariwisataan di Indonesia dapat ditingkatkan hasilnya dengan pemberdayaan hukum melalui perubahan hukum positif (lus Constitutum) secara konseptual. Ketertinggalan (Lag) dan kesenjangan serta hukum tidak efektif (Soft Development) dalam penyelenggaraan kepariwisataan secara empirik menjadi dasar perubahan hukum.Konsep politik hukum nasional menjadi dasar panduan untuk melakkan perubahan hukum yang dimaksud, menghasilkan konsep hukum kepariwisataan modern yang mampu mengantisipasi paradigma otonomi daerah dan globalisasi tersebut ialah hukum yang mengatur upaya-upaya yang dilakukan untuk melayani/ memenuhi kebutuhan wisatawan sejak datang dari daerah asal wisatawan (DAW) hingga destinasi (DTW) dan kembali ke daerah asal, dengan tujuan agar wisatawan dapat menikmati tujuan dari kunjungannya itu. HUKUM BISNIS PARIWISATABISNIS PARIWISATAKEGIATAN KEPARIWISATAAN MERUPAKAN SISTEM PERDAGANGAN YANG BERSIFAT KHUSUS, BEROBYEK JASA DAN MENDAPAT DUKUNGAN DARI SISTEM LAINNYA.BISNIS PARIWISATA ADALAH ASPEK KEGIATAN KEPARIWISATAAN YANG BERORIENTASI PADA PENYEDIAAN JASA PARIWISATA. BISNIS PARIWISATA MELIPUTI SELURUH KEGIATAN PENYEDIAAN JASA (SERVICES) YANG DIBUTUHKAN WISATAWAN. KEGIATAN INI MELIPUTI JASA PERJALANAN (TRAVEL) DAN TRANPORTASI (TRANSPORTATION), PENGINAPAN (ACCOMODATION), JASA BOGA (RESTAURANT), REKREASI (RECREATION). MONEY CHANNGER DAN JASA HIBURAN.SIFAT KHAS PERDAGANGAN JASA PARIWISATA TERLETAK PADA SIFAT DAN BENTUK OBYEKNYA, YAITU JASA. KARAKTERISTIK LAINNYA TERLETAK PADA POSISI JASA PARIWISATA SEBAGAI OBYEK HUKUM. BISNIS PARIWISATA MERUPAKAN SISTEM TERSENDIRI YANG MEMBUTUHKAN SISTEM HUKUM SUI GENERIS YAITU SISTEM KHUSUS SESUAI DENGAN KARAKTER OBJEKNYA.TRADISI HUKUM DALAM KEGIATAN BISNIS PARIWISATACOMMON LAW SYSTEM; MAIL BOX THEORYCIVIL LAW SYSTEM; ARRIVAL THEORYHUKUM BISNIS PARIWISATAADALAH PERANGKAT KAIDAH, AZAS-AZAS, KETENTUAN, INSTITUSI DAN MEKANISMENYA, NASIONAL MAUPUN INTERNASIONAL, YANG DIGUNAKAN SEBAGAI DASAR UNTUK MENGATUR PERDAGANGAN JASA PARIWISATAPERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BISNIS PARIWISATA:UU KEPARIWISATAAN; UU NO. 10/ 2009UU PENGESAHAN AGREEMENT ESTABLISHING THE WORLD TRADE ORGANIZATION, UU NO.7/1994 DIMANA TERCAKUP DIDALAMNYA GATSPERATURAN PERUNDANGAN YANG TERLETAK PADA BIDANG HUKUM LAINNYA

PERMODALANMODAL WNIMODAL ASING ATAU MODAL DALAM NEGERIMODAL ASING DAN MODAL DALAM NEGERI (JOIN VENTURE)PRINSIP-PRINSIP GATSMOST FAVOURED NATION TREATMENTTRANSPARANSIPERLAKUAN KHUSUS UNTUK NEGARA BERKEMBANGKERJASAMA DENGAN NEGARA BUKAN ANGGOTAKETENTUAN DOMESTIKSTANDARMONOPOLIHAMBATANPENGECUALIAN UMUMAKSES PASARKOMITMEN INDONESIA UNTUK GATS DIBIDANG PARIWISATAPENYELESAIAN SENGKETA BISNISMANAJEMEN SENGKETA BISNISA. PENCEGAHAN (PREVENTION) MELALUI DESAIN BISNIS DAN BERKONTRAK DENGAN CERMATB. SETTELMENT (PENYELESAIAN) MELALUI PENEMPATAN LITIGASI (PENGADILAN) DAN LEMBAGA-LEMBAGA NON LITIGASI ATAU LEMBAGA-LEMBAGA ALTERNATIF SEPERTI KONSULTASI , MEDIASI, KONSILIASI DAN ARBITRASE, TETAPI TETAP SALURAN ALTERNATIF BARU KEMUDIAN LITIGASI.BADAN PENYELESAIAN SENGKETA (DIPUTE SETTELMENT BODY) MENYELESAIKAN SENGKETA MELALUI MEKANISME:1. CONSULTATION2. GOOD OFFICES, CONSOLIDATION AND MEDIATION3. PANELS4. APELLATE5. COMPENSATIONASPEK HUKUM INVESTASI KEGIATAN BISNIS PARIWISATAUU PENANAMAN MODAL UU NO 25 TAHUN 2007Penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia. (PASAL 1 A.1)Penanaman modal dalam negeri adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri.Penanaman modal asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri.

INVESTASI ATAU INVESTMEN (PENANAMAN MODAL ) MERUPAKAN KONSEP EKONOMI PADA UMUMNYA BERINTIKAN TINDAKAN YAN GMENGAOLKASIKAN SUMBER-SUMBER YANG DIDASARKAN PADA ANALISIS BAHWA ALOKASI TERSEBUT AKAN MENDATANGKAN HASIL YANG MEMUASKAN. HASIL ANALISIS DITUANGKAN DALAM SUATU RENCANA DAN PROYEKSI-PROYEKSI SESUAI TINGKATANNYA.JENIS INVESTASI BERDASARKAN ASPEK PELAKUNYA: AUTONOMOUS INVESTMENT INDUCED INVESTMENTPOKOK-POKOK HUKUM INVESTASI KEPARIWISATAAN: ASAS PADA PASAL 2 UU NO 10/2009 FUNGSI PASAL 3 TUJUAN PASAL 4 USAHA PARIWISATA PASAL 14HAK, KEWAJIBAN, DAN TANGGUNG JAWAB PENANAMAN MODALPasal 14 Setiap penanaman modal berhak mendapat :a. kepastian hak, hukum, dan perlindungan;b. informasi yang terbuka mengenai bidang usaha yang dijalankannya; c. hak pelayanan; dan d. berbagai bentuk fasilitas kemudahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang -undanganPasal 15Setiap penanam modal berkewajiban :a. menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik; b. melaksanakan tanggungjawab sosial perusahaan; c. membuat laporan tentang kegiatan penanaman modal dan menyampaikannya kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal. d. menghormati tradisi budaya masyarakat sekitar lokasi kegiatan usaha penanaman modal; dane. mematuhi semua ketentuan peraturan perundangundangan.

Pasal 16 Setiap penanam modal bertanggung jawab : a. menjamin tersedianya modal yang berasal dari sumber yang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; b. menanggung dan menyelesaikan segala kewajiban dan kerugian jika penanam modal menghentikan atau meninggalkan atau menelantarkan kegiatan usahanya secara sepihak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;c. menciptakan iklim usaha persaingan yang sehat, mencegah praktik monopoli, dan hal lain yang merugikan negara;d. menjaga kelestarian lingkungan hidup;e. menciptakan keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kesejahteraan pekerja; danf. mematuhi semua ketentuan peraturan perundangundangan.FASILITAS PENANAMAN MODALPasal 18(1) Pemerintah memberikan fasilitas kepada penanammodal yang melakukan penanaman modal.(2) Fasilitas penanaman modal sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dapat diberikan kepada penanamanmodal yang :a. melakukan peluasan usaha; ataub. melakukan penanaman modal baru.(3) Penanaman modal yang mendapat fasilitassebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah yang sekurang-kurangnya memenuhi salah satu kriteria berikut ini :a. menyerap banyak tenaga kerja;b. termasuk skala prioritas tinggi;c. termasuk pembangunan infrastruktur;d. melakukan alih teknologi;e. melakukan industri pionir;f. berada di daerah terpencil, daerah tertinggal, daeraH perbatasan, atau daerah lain yang dianggap perlu;g. menjaga kelestarian lingkungan hidup;h. melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan, dan inovasi;i. bermitra dengan usaha mikro, kecil, menengah,atau koperasi; atauj. industri yang menggunakan barang modal ataumesin atau peralatan yang diproduksi di dalam Negeri.(4) Bentuk fasilitas yang diberikan kepada penanamanmodal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) danayat (3) dapat berupa :a. pajak penghasilan melalui penguranganpenghasilan netto sampai tingkat tertentuterhadap jumlah penanaman modal yangdilakukan dalam waktu tertentu;b. pembebasan atau keringanan bea masuk atasimpor barang modal, mesin, atau peralatanuntuk keperluan produksi yang belum dapatdiproduksi di dalam negeri;(4) Bentuk fasilitas yang diberikan kepada penanamanmodal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) danayat (3) dapat berupa :a. pajak penghasilan melalui penguranganpenghasilan netto sampai tingkat tertentuterhadap jumlah penanaman modal yangdilakukan dalam waktu tertentu;b. pembebasan atau keringanan bea masuk atasimpor barang modal, mesin, atau peralatanuntuk keperluan produksi yang belum dapatdiproduksi di dalam negeri;(5) Pembebasan atau pengurangan pajak penghasilan badan dalam jumlah dan waktu tertentu hanya dapat diberikan kepada penanaman modal baru yang merupakan industri pionir, yaitu industri yang memiliki keterkaitan yang luas, memberi nilai tambah dan eksternalitas yang tinggi, memperkenalkan teknologi baru, serta memiliki nilai strategis bagi perekonomian nasional.(6) Bagi penanaman modal yang sedang berlangsung yanG melakukan penggantian mesin atau barang modal lainnya, dapat diberikan fasilitas berupa keringanan atau pembebasan bea masuk.(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian fasilitas fiskal sebagaimana dimaksud pada ayat (4) sampaidengan ayat (6) diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan.

Pasal 19Fasilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (4) dan ayat (5) diberikan berdasarkan kebijakan industri nasional yang ditetapkan ole h Pemerintah.Pasal 20Fasilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 tidak berlaku bagi penanaman modal asing yang tidak berbentuk perseroan terbatas.Pasal 21Selain fasilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18,Pemerintah memberikan kemudahan pelayanan dan/atau perizinan kepada perusahaan penanaman modal untuk memperoleh :a. hak atas tanah;b. fasilitas pelayanan keimigrasian; danc. fasilitas perizinan impor.ASPEK HUKUM PERTANAHAN DALAM BISNIS PARIWISATAPasal 22 UU No.25/2007(1) Kemudahan pelayanan dan/atau perizinan hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf a dapat diberikan dan diperpanjang di muka sekaligus dan dapat diperbarui kembali atas permohonan penanam modal, berupa:a. Hak Guna Usaha dapat diberikan dengan jumlah 95 (sembilan puluh lima) tahun dengan cara dapat diberikan dan diperpanjang di muka sekaligus selama 60 (enam puluh) tahun dan dapat diperbarui selama 35 (tiga puluh lima) tahun

b. Hak Guna Bangunan dapat diberikan dengan jumlah 80 (delapan puluh) tahun dengan cara dapat diberikan dan diperpanjang di muka sekaligus selama 50 (lima puluh) tahun dan dapat diperbarui selama 30 (tiga puluh) tahun; danc. Hak Pakai dapat diberikan dengan jumlah 70 (tujuh puluh) tahun dengan cara dapat diberikan dan diperpanjang di muka sekaligus selama 45 (empat puluh lima) tahun dan dapat diperbarui selama 25 (dua puluh lima) tahun

(2) Hak atas tanah sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dapat diberikan dan diperpanjang di mukasekaligus untuk kegiatan penanaman modal,dengan persyaratan antara lain:a. Penanaman modal yang dilakukan dalam jangkapanjang dan terkait dengan perubahan strukturperekonomian Indonesia yang lebih berdayasaing;b. Penanaman modal dengan tingkat risiko penanaman modal yang memerlukan pengembalian modal dalam jangka panjang sesuai dengan jenis kegiatan penanaman modal yang dilakukan ; c. Penanaman modal yang tidak memerlukan area yang luas; d. Penanaman modal dengan menggunakan hak atas tanah negara; dane. Penanaman modal yang tidak mengganggu rasa keadilan masyarakat dan tidak merugikan kepentingan umum.(3) Hak atas tanah dapat diperbarui setelah dilakukan evaluasi bahwa tanahnya masih digunakan dan diusahakan dengan baik sesuai dengan keadaan, sifat, dan tujuan pemberian hak.

(4) Pemberian dan perpanjangan hak atas tanah yang diberikan sekaligus di muka dan yang dapat diperbarui sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dapat dihentikan atau dibatalkan oleh Pemerintah jika perusahaan penanaman modal menelantarkan tanah, merugikan kepentingan umum, menggunakan atau memanfaatkan tanah tidak sesuai dengan maksud dan tujuan pemberian hak atas tanahnya, serta melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pertanahan.