HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebijaksanaan pokok penegakan hukum pada...

66
HUKUM XX/1

Transcript of HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebijaksanaan pokok penegakan hukum pada...

Page 1: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebijaksanaan pokok penegakan hukum pada dasarnya ditujukan guna meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat,

HUKUM

XX/1

Page 2: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebijaksanaan pokok penegakan hukum pada dasarnya ditujukan guna meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat,
Page 3: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebijaksanaan pokok penegakan hukum pada dasarnya ditujukan guna meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat,

BAB XX

H U K U M

A. PENDAHULUAN

Garis-garis Besar Haluan Negara menegaskan bahwa pemba-ngunan di bidang hukum dalam negara hukum Indonesia didasar-kan atas landasan sumber tertib hukum seperti terkandung da-lam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pembangunan dan pembinaan bidang hukum diarahkan agar hukum mampu memenuhi kebutuhan sesuai dengan tingkat kemajuan pembangunan di sega-la bidang, sehingga dapat diciptakan ketertiban dan kepastian hukum untuk memperlancar pembangunan.

Dalam hubungan ini GBHN menggariskan perlunya dilanjutkan usaha-usahauntuk:

(1) meningkatkan dan menyempurnakan pembinaan hukum nasional, dengan antara lain mengadakan pembaharuan kodifikasi ser-ta unifikasi hukum di bidang-bidang tertentu dengan jalan memperhatikan kesadaran hukum dalam masyarakat;

Page 4: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebijaksanaan pokok penegakan hukum pada dasarnya ditujukan guna meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat,

(2) menertibkan badan-badan penegak hukum sesuai dengan fung-si dan wewenangnya masing-masing;

(3) meningkatkan kemampuan dan kewibawaan aparat penegak hu-kum;

(4) membina penyelenggaraan bantuan hukum untuk golongan ma-syarakat yang kurang mampu.

Selanjutnya kesadaran hukum dalam masyarakat perlu lebih ditingkatkan sehingga masyarakat menghayati hak dan kewaji-bannya. Demikian pula pembinaan sikap para pelaksana penegak hukum perlu dibina ke arah tegaknya hukum keadilan dan per-lindungan terhadap harkat dan martabat manusia, ketertiban serta kepastian hukum sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945.

Di samping itu diusahakan terwujudnya Peradilan Tatausaha Negara dan perlu ditingkatkan pula langkah-langkah untuk pe-nyusunan perundang-undangan yang menyangkut tentang hak dan kewajiban asasi warga negara dalam rangka mengamalkan Panca-sila dan Undang-Undang Dasar 1945.

XX/3

Page 5: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebijaksanaan pokok penegakan hukum pada dasarnya ditujukan guna meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat,

B. KEBIJAKSANAAN DAN LANGKAH-LANGKAH

Sebagai penjabaran dari kebijaksanaan dasar di bidang hu-kum sebagaimana digariskan dalam GBHN tersebut diatas maka dalam rangka mewujudkan pemerataan kesempatan memperoleh kea-dilan dan perlindungan hukum bagi seluruh warga masyarakat Indonesia terutama golongan masyarakat yang kurang mampu, da-lam Repelita III ditingkatkan pelaksanaan sejumlah kebijaksa-naan pokok dan langkah yang meliputi bidang-bidang : pembinaan hukum, penegakan hukum dan pembinaan peradilan, pembinaan pemasyarakatan, administrasi hukum termasuk keimigrasian ser-ta pendidikan dan penyuluhan hukum.

Khususnya, dalam rangka pelaksanaan pembangunaa dan pem- binaan bidang hukum sejak tahun 1978/79 sampai dengan 1982/83 telah dilakukan kegiatan-kegiatan dengan kebijaksanaan pokok sebagai berikut:

1. Pembinaan Hukum

Kebijaksanaan pokok dalam pembangunan dan pembinaan hukum adalah peningkatan kegiatan pembaharuan dan pembentukan per-angkat hukum nasional yang mengayomi masyarakat, menjamin ke-lestarian dan integritas bangsa serta memberi patokan, peng-arahan serta dorongan dalam perubahan sosial kearah terwujud-nya tatanan masyarakat yang kita dambakan. Berpangkal dari kebijaksanaan pokok ini maka dalam proses penyusunan perun-dang-undangan telah diambil langkah-langkah sebagai berikut:

a. Meningkatkan penyusunan program legislatif nasional untuk lebih memantapkan pelaksanaan pembangunan dan pembaharuan hukum melalui pembentukan berbagai perangkat perundang-undangan dan untuk lebih terjaminnya pengetrapan kesatuan politik hukum nasional.

b. Melanjutkan usaha kodifikasi serta unifikasi hukum di bi-dang-bidang tertentu dalam rangka penyempurnaan dan pem-baharuan hukum nasional dengan tetap memperhatikan kesa-daran hukum masyarakat.

c. Meningkatkan berbagai kegiatan penunjang/pelengkap perencanaan hukum dan perundang-undangan, yaitu penelitian hukum, penyusunan naskah akademis, pertemuan ilmiah, penulisan karya ilmiah, pengembangan jaringan dokumentasi dan informasi hukum serta publikasi hukum dan penghimpunan (inventarisasi) putusan-putusan perkara (yurisprudensi).

XX/4

Page 6: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebijaksanaan pokok penegakan hukum pada dasarnya ditujukan guna meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat,

Untuk menunjang usaha-usaha tersebut kerjasama dengan ka-langan universitas khususnya lembaga-lembaga pangkajian/ penelitian hukum serta kalangan profesi hukum telah lebih diintensifkan.

2. Penegakan Hukum

Kebijaksanaan pokok penegakan hukum pada dasarnya dituju-kan guna meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat, dalam rangka membina kesadaran hukum dalam masya-rakat sehingga lebih memahami dan menghayati hak dan kewaji-bannya. Langkah-langkah dan usaha yang telah dilaksanakan an-tara lain adalah:a. Meningkatkan pembinaan sikap dan wibawa, serta ketrampil-

an dan kemampuan tehnis aparatur penegak/pelaksana hukum dalam penyelesaian perkara.

b. Memantapkan koordinasi dan kerjasama fungsional antara beberapa instansi penegak hukum seperti polisi, jaksa dan hakim dalam rangka terselenggaranya ketertiban dan kepas-tian hukum dalam masyarakat sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945.

c. Mengintensifkan kegiatan mengungkapkan tindak pidana de-ngan memprioritaskan yang dapat menghambat pembangunan seperti antara lain tindak pidana korupsi, penyelundupan dan subversi.

d. Meningkatkan pembangunan/perluasan/rehabilitasi gedung-gedung Kejaksaan Tinggi dan Kejaksaan Negeri

3. Pembinaan Peradilan

Dalam pembinaan peradilan, badan-badan pengadilan diusa-hakan agar makin mampu menjalankan kekuasaan kehakiman yang merdeka, yang terlepas dari pengaruh luar. Dalam mewujudkan asas pemerataan kesempatan memperoleh keadilan dan perlin-dungan hukum sebagai salah satu dari 8 jalur pemerataan pem-bangunan telah diusahakan sejumlah langkah kegiatan antara lain:

a. Proses peradilan diusahakan supaya lebih sederhana, cepat dan jujur dengan biaya yang terjangkau oleh para pencari keadilan dari seluruh lapisan masyarakat;

b. Pembangunan/perluasan/rehabilitasi gedung-gedung Penga-dilan Tinggi dan Pengadilan Negeri di Propinsi dan Kabu-paten;

XX/5

Page 7: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebijaksanaan pokok penegakan hukum pada dasarnya ditujukan guna meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat,
Page 8: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebijaksanaan pokok penegakan hukum pada dasarnya ditujukan guna meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat,

c. Menunjang usaha pemerataan kesempatan memperoleh keadilan dan perlindungan hukum dengan mendekatkan badan peradilan kepada masyarakat di daerah-daerah terpencil dengan me-ngadakan tempat-tempat sidang;

d. Memperluas jangkauan pemerataan kesempatan memperoleh ke-adilan dan perlindungan hukum dengan meningkatkan bantuan hukum bagi pencari keadilan yang kurang mampu, dengan kerjasama baik dengan kalangan profesi hukum maupun de-ngan lembaga-lembaga pendidikan tinggi hukum.

4. Pembinaan Pemasyarakatan

Dalam pembinaan pemasyarakatan, dilaksanakan kegiatan, antara lain :

a. Pemantapan/pembinaan narapidana dan anak didik dengan pendekatan sosial edukatif dengan tetap memperhatikan as-pek keamanan masyarakat lingkungannya dan tingkat kesa-daran hukum masyarakat. Khususnya dalam usaha memasyara-katkan para narapidana dan anak didik ini diselenggarakan dengan menerapkan sistem yang lebih manusiawi.

b. Memperbaiki kondisi-kondisi lembaga-lembaga pemasyarakat-an dengan jalan pembangunan kembali, perbaikan serta per-luasan Lembaga-lembaga Pemasyarakatan (LPK) serta penata-an kembali dan perbaikan Rumah Tempat Tahanan (RUTAN) dan Rumah Penyimpanan Benda-benda Sitaan Negara (RUPBASAN).

5. Administrasi Urusan Hukum

Dalam rangka peningkatan efisiensi administrasi pelayan-an berbagai jasa hukum telah dilaksanakan kegiatan sebagai berikut :

a. Penyempurnaan dan penyederhanaan urusan perizinan penge-sahan dan pengawasan serta penyelesaian urusan hukum la-innya;

b. Peningkatan pelayanan urusan keimigrasian dan pengawasan lalu lintas orang dari dan ke luar negeri;

c. Pembangunan/perluasan/rehabilitasi prasarana fisik ke-imigrasian dan perluasan jaringan komunikasi.

6. Pendidikan dan Latihan Hukum serta Penyuluhan Hukum

Pendidikan dan latihan tenaga hukum tetap dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan serta ketrampilan para penegak

XX/6

Page 9: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebijaksanaan pokok penegakan hukum pada dasarnya ditujukan guna meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat,

dan pelaksana hukum. Di samping itu dalam rangka meningkatkan kesadaran hukum masyarakat telah dirumuskan pola-pola penyu-luhan hukum kepada masyarakat, termasuk pola penyuluhan bagi generasi muda.

C. PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN

1. Pembinaan Hukum

Tujuan Program Pembinaan Hukum ialah penyusunan perangkat perundang-undangan yang menunjang pembangunan diberbagai bi-dang dan sekaligus mengarahkan pembangunan itu sendiri secara tertib dan dinamis. Sebagai usaha untuk mencapai tujuan ter-sebut telah dihasilkan sejumlah peraturan-perundang-undangan yang persiapan penyusunan rancangannya telah ditunjang dengan penelitian hukum, pertemuan ilmiah, pengkajian masalah akade-mi, pengembangan informasi hukum, dan berbagai kegiatan lain-nya.

(a) Selama 5 tahun terakhir (1978/79 - 1982/83) Rancangan Un-dang-undang yang sudah disahkan menjadi Undang-undang berjumlah 51 buah, yaitu

(1) Undang-undang Nomor 3 Tahun 1978 tentang Tambahan dan Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Ta-hun Anggaran 1977/78.

(2) Undang-undang Nomor 4 Tahun 1978 tentang Perubahan dan Penyempurnaan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1967 tentang Dewan Pertimbangan Agung.

(3) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1978 tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi Pontianak dan Perubahan Wilayah Hukum Pengadilan Tinggi Jakarta.

(4) Undang-undang Nomor 6 Tahun 1978 tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi Kupang dan Perubahan Wilayah Hukum Pengadilan Tinggi Denpasar.

(5) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1978 tentang Hak Keuangan/ Administratif Presiden dan Wakil Presiden serta Bekas Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia.

(6) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1978 tentang Pengesahan Perjanjian mengenai Pencegahan Penyebaran Senjata-senjata Nuklir.

(7) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1979 tentang Ekstradisi. (8) Undang-undang Nomor 2 Tahun 1979 tentang Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 1979/80. (9) Undang-undang Nomor 3 Tahun 1979 tentang Penambahan

dan Perubahan atas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 1978/79.

XX/7

Page 10: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebijaksanaan pokok penegakan hukum pada dasarnya ditujukan guna meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat,

(10) Undang-undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahte-raan Anak.

(11) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa.

(12) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1980 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 1980/81.

(13) Undang-undang Nomor 2 Tahun 1980 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 15 Tahun 1969 tentang Pemi-lihan Umum Anggota-anggota Badan Permusyawaratan Perwakilan Rakyat sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 4 Tahun 1975.

(14) Undang-undang Nomor 3 Tahun 1980 tentang Tambahan dan Perubahan Anggaran Belanja Negara Tahun 1980.

(15) Undang-undang Nomor 4 Tahun 1980 tentang Perhitungan Anggaran Negara Tahun 1969/70.

(16) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1980 tentang Perhitungan Anggaran Negara Tahun 1970/71.

(17) Undang-undang Nomor 6 Tahun 1980 tentang Perhitungan Anggaran Negara Tahun 1971/72.

(18) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1980 tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi Yogyakarta dan Perubahan Wilayah Hukum Pengadilan Tinggi Semarang.

(19) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1980 tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi Palangkaraya dan Perubahan Wilayah Hukum Pengadilan Tinggi Banjarmasin.

(20) Undang-undang Nomor 9 Tahun 1980 tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi Tanjungkarang dan Perubahan Wilayah Hukum Pengadilan Tinggi Palembang.

(21) Undang-undang Nomor 10 Tahun.1980 tentang Tanda Ke-hormatan Bintang Budaya Parama Dharma.

(22) Undang-undang Nomor 11 Tahun 1980 tentang Tindak Pi-dana Suap.

(23) Undang-undang Nomor 12 Tahun 1980 tentang Hak Keuang-an/Administratif Pimpinan dan Anggota Lembaga Terting-gi/Tinggi Negara serta Bekas Pimpinan Lembaga Terting-gi/Tinggi Negara dan Bekas Anggota Lembaga Tinggi Ne-gara.

(24) Undang-undang Nomor 13 Tahun 1980 tentang Jalan.(25) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1981 tentang Anggaran Pen-

dapatan dan Belanja Negara Tahun 1981/82.(26) Undang-undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Le-

gal.(27) Undang-undang No. 3 Tahun 1981 tentang Tambahan dan

Perubahan atas APBN 1980/81.(28) Undang-undang No. 4 Tahun 1981 tentang Perhitungan

Anggaran Negara Tahun 1982/83.

XX/8

Page 11: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebijaksanaan pokok penegakan hukum pada dasarnya ditujukan guna meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat,

(29) Undang-undang No. 5 Tahun 1981 tentang Perhitungan Anggaran Negara Tahun 1973/74.

(30) Undang-undang No. 6 Tahun 1981 tentang Pengesahan Konvensi Internasional mengenai Uang Palsu beserta Protokol.

(31) Undang-undang No. 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Tenaga Kerja dan Perusahaan.

(32) Undang-undang No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.

(33) Undang-undang No. 1 Tahun 1982 tentang Pengesahan Konstitusi Wina mengenai Hubungan Diplomatik beserta Protokol Optional mengenai Hak Memperoleh Kewargane-garaan.

(34) Undang-undang No. 2 Tahun 1982 tentang Pengesahan Konvensi mengenai Misi Khusus.

(35) Undang-undang No. 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan.

(36) Undang-undang No. 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok mengenai Pengelolaan Lingkungan Hidup.

(37) Undang-undang No. 5 Tahun 1982 tentang Anggaran Pem-bangunan dan Belanja Negara tahun 1982/83.

(38) Undang-undang No. 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta.(39) Undang-undang No. 7 Tahun 1982 tentang Tambahan dan

Atas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.(40) Undang-undang No. 8 Tahun 1982 tentang Perhitungan

Anggaran Negara tahun 1974/75.(41) Undang-undang No. 9 Tahun 1982 tentang Penghitungan

Angggaran Negara tahun 1975/76.(42) Undang-undang No. 10 Tahun 1982 tentang Perhitungan

Anggaran Negara tahun 1976/77.(43) Undang-undang No. 11 Tahun 1982 tentang Perhitungan

Anggaran Negara tahun 1977/78.(44) Undang-undang No. 12 Tahun 1982 tentang Perhitungan

Anggaran Negara tahun 1978/79.(45) Undang-undang No. 13 Tahun 1981 tentang Pembentukan

Pengadilan Tinggi Riau di Pekan Baru dan Perubahan Wilayah Hukum Pengadilan Tinggi Padang.

(46) Undang-undang No. 14 Tahun 1982 tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi di Jambi dan Perubahan Wilayah Hukum Pengadilan Tinggi Palembang.

(47) Undang-undang No. 15 Tahun 1982 tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi di Bengkulu dan Perubahan Wilayah Hukum Pengadilan Tinggi Tanjung Karang.

(48) Undang-undang No. 16 Tahun 1982 tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi NTB di Mataram dan Perubahan Wilayah Hukum Pengadilan Tinggi Den Pasar.

XX/9

Page 12: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebijaksanaan pokok penegakan hukum pada dasarnya ditujukan guna meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat,

(49) Undang-undang No. 17 Tahun 1982 tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi Kalimantan Timur di Samarinda dan Perubahan Wilayah Hukum Pengadilan Tinggi Banjarmasin.

(50) Undang-undang No. 18 Tahun 1982 tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi Sulawesi Tengah di Palu dan Perubahan Wilayah Hukum Pengadilan Tinggi Manado.

(51) Undang-undang No. 19 Tahun 1982 tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi Sulawesi Tenggara di Kendari dan Perubahan Wilayah Hukum Pengadilan Tinggi Tanjung Karang.

(b) Rancangan Peraturan Pemerintah yang telah disahkan men-jadi Peraturan Pemerintah berjumlah 190 buah, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut

(1) Peraturan Pemerintah no. 9 tahun 1978 tentang Perusa-haan Umum Pos & Giro.

(2) Peraturan Pemerintah no. 12 tahun 1978 tentang Peng-hasilan Terendah bagi Penerima Pensiun.

(3) Peraturan Pemerintah no. 13 tahun 1978 tentang Peng-angkatan Pegawai/Guru Sekolah Swasta Bersubsidi Men-jadi Pegawai Negeri Sipil.

(4) Peraturan Pemerintah no. 14 tahun 1978 tentang Peru-sahaan Umum Dok Galangan Kapal.

(5) Peraturan Pemerintah no. 23 tahun 1978 tentang Penye- lesaian Masalah Pasukan Bersenjata di Timor Timur.

(6) Peraturan Pemerintah no. 28 tahun 1978 tentang Peru- bahan PP no. 13 tahun 1970 tentang Pemberian Tunjang- an kepada Para Perintis Pergerakan Kebangsaan/Kemer- dekaan.

(7) Peraturan Pemerintah no. 33 tahun 1978 tentang Peru-bahan atas PP no. 8 tahun 1965 tentang Pendirian Per-usahaan Umum Asuransi Kerugian Jasa Raharja.

(8) Peraturan Pemerintah no. 6 tahun 1979 tentang Penyer-taan Modal Negara Republik Indonesia dalam Bidang Pengusahaan dan Pengembangan Industri Pupuk Urea.

(9) Peraturan Pemerintah no. 11 tahun 1979 tentang Kese-lamatan Kerja pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas bumi.

(10)Peraturan Pemerintah no. 17 tahun 1979 tentang Pe-nyertaan Modal Negara Republik Indonesia untuk Pendi-rian Perusahaan Perseroan (Persero) di Bidang Produk-si Gula.

(11)Peraturan Pemerintah no. 21 tahun 1979 tentang Pelak-sanaan Sensus Penduduk.

(12)Peraturan Pemerintah no. 34 tahun 1979 tentang Penyu-sunan Arsip.

XX/10

Page 13: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebijaksanaan pokok penegakan hukum pada dasarnya ditujukan guna meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat,

(13) Peraturan Pemerintah no. 36 tahun 1979 tentang Peng-usahaan Kelistrikan.

(14) Peraturan Pemerintah no. 18 tahun 1980 tentang Tran-fusi Darah.

(15) Peraturan Pemerintah no. 21 tahun 1980 tentang peru-bahan atas PP. no. 22 tahun 1967 tentang Iuran Hak Pengusahaan Hutan.

(16) Peraturan Pemerintah no. 30 tahun 1980 tentang Pera-turan Disiplin Pegawai Negeri Sipi1.

(17) Peraturan Pemerintah no. 31 tahun 1980 tentang Pe-nanggulangan Gelandangan dan Pengemis.

(18) Peraturan Pemerintah no. 36 tahun 1980 tentang Usaha Kesejahteraan Sosial bagi Penderita Cacat.

(19) Peraturan Pemerintah no. 41 tahun 1980 tentang Pelak-sana Undang-undang Pemilihan Umum.

(20) Peraturan Pemerintah no. 8 tahun 1981 tentang Perlin-dungan Upah.

(21) Peraturan Pemerintah no. 9 tahun 1981 tentang Pelak-sanaan Penertiban Perjudian.

(22) Peraturan Pemerintah no. 18 tahun 1981 tentang Bedah Mayat Klinis dan Bedah Anatomis serta Transplantasi Alat dan/atau Jaringan Tubuh Manusia.

(23) Peraturan Pemerintah no. 20 tahun 1981 tentang Pendi- rian Perusahaan Umum (Perum) Indonesia Farma.

(24) Peraturan Pemerintah no. 25 tahun 1981 tentang Asu- ransi Sosial Pegawai Negeri Sipil.

(25) Peraturan Pemerintah no. 28 tahun 1981 tentang Pem- binaan Bantuan kepada Sekolah Swasta.

(26) Peraturan Pemerintah no. 42 tahun 1981 tentang Pela- yanan Kesejahteraan Sosial Bagi Fakir Miskin.

(27) Peraturan Pemerintah no. 55 tahun 1981 tentang Peru- bahan atas PP no. 49 tahun 1963 tentang Hubungan Sewa Menyewa Rumah.

(28) Peraturan Pemerintah no. 1 tahun 1982 tentang Pelak- sanaan Ekspor, Impor dan Lalulintas Devisa.

(29) Peraturan Pemerintah no. 22 tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air.

(30) Peraturan Pemerintah no. 23 tahun 1982 tentang Iri-gasi.

Sementara itu telah pula dilaksanakan sejumlah Kepu-tusan Presiden dan Inatruksi Presiden.

(c) Dalam rangka pembinaan hak telah dilaksanakan pula 76 penelitian hukum sebagai hasil kerja sama dengan berba-gai Universitas dan badan-badan penelitian lainnya an-tara lain mengenai :

XX/11

Page 14: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebijaksanaan pokok penegakan hukum pada dasarnya ditujukan guna meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat,

(1) Hukum Adat, dan lembaga-lembaga hukum adat khusus-nya mengenai Lembaga Hukum Adat di Sumbar, Bengkulu, Jambi, Sulawesi Utara, Maluku, Kalimantan, Sulawesi Sela-tan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah, Bali, Sumate-ra Selatan, Melayu (Riau dan sekitarnya), Aceh, Jawa Ba-rat; (2) Pembakuan Istilah Hukum; (3) Lembaga-lembaga Ar-bitrage di Indonesia; (4) Lembaga-lembaga Hukum Islam di Indonesia; (5) Perbandingan Hukum Indonesia dengan Sistem Hukum negara-negara ASEAN lainnya; (6) Perjanjian inter-nasional; (7) Perkembangan Hukum Militer; (8) Implementa-si Wawasan Nusantara di bidang hukum. (9) Kedudukan daerah kekuasaan serta ruang lingkup peradilan Tatausaha Negara; (10) Catatan Sipil; (11) Pengaturan bidang kesehatan (me-dis); (12) Hukum Bangunan; (13) Masalah Pengaturan hukum bidang pertanian, perkebunan, dan kehutanan; (14) Hukum Perpajakan; (15) Perlindungan Konsumen; (16) Aspek-aspek hukum mengenai telekomunikasi; (17) Perlindungan terhadap Pengusaha kecil/Pribumi; (18) Stelsel Hukuman; (19) Azas-azas hukum nasional; (20) Aparatur Penegak Hukum; (21) Segi-segi hukum masalah Visum-et repertum; (22) Aspek hu-kum masalah Pemukiman; (23) Pengaturan perlindungan ha-sil-hasil budaya, seni monumen, benda purbakala, suaka alam dan suaka margasatwa.(24) Konvensi-konvensi mengenai Pencemaran Lingkungan; (25) Hak milik dalam sistem hukum Perdata Nasional; (26) Hukum jaminan; (27) Efektifitas usaha-usaha komunikasi dan penyuluhan hukum; (28) Mari- tieme Kringen Ordonantie; (29) Aapek-aspek hukum yang mempengaruhi perkembangan Koperasi.; (30) Aspek hukum ma-salah kebakaran; (31) Perundang-undangan di bidang per-kembangan Dunia Usaha; (32) Delik-delik ekonomi dan latar belakang permasalahannya; (33) Aspek-aspek hukum perkre- ditan; (34) Kerangka dan Sistem hukum nasional; 35) Adop- si dan pengangkatan anak; (36) Masalah anak yang bekerja di bawah usia kerja; (37) Penerapan bantuan hukum; (38) Organisasi dan Badan Pelayanan Hukum; (39) Berbagai ke-giatan di perairan (Pantai/Laut) Indoneaia dan masalah-masalah yang ditimbulkannya; (40) Hukum Ketatanegaraan Indoneaia; (41) Aspek-aspek Hukum Bidang Kehutanan; (42) Masalah Penyuluhan Hukum; dan (43) Prinsip dan azas-azas hukum lingkungan.

(d) Pertemuan ilmiah (berupa lokakarya, seminar, simposium) diberbagai bidang hukum telah diselenggarakan sejumlah 29 kali yang meliputi pokok-pokok masalah sebagai berikut : (1) Hukum Pengangkutan darat dan laut; (2) Lembaga-lemba-ga Pertanggungan; (3) Aspek-aspek hukum dari pengalihan teknologi; (4) Hukum Asuranai; (5) Pembangunan hukum di

XX/12

Page 15: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebijaksanaan pokok penegakan hukum pada dasarnya ditujukan guna meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat,

negara-negara ASEAN; (6) Masalah Penegakan Hukum; (7) Anak dilihat dari segi pembinaan Generasi Muda; (8) Aspek-aspek hukum masalah perlindungan konsumen; (9) Susunan kekuasaan dan Hukum Acara Peradilan Tatausaha Negara; (10) Perkem-bangan delik khusus dalam masyarakat yang mengalami moder-nisasi; (11) Aspek-aspek Hukum Perusahaan Multinasional dan Transnasional; (12) Pembaharuan Hukum Dagang Nasional; (13) Aspek-aspek Masalah Perkreditan; (14) Aspek-aspek Hukum masalah perlindungan anak; (15) Peralihan Masyarakat Tradisional ke masyarakat modern dan pengaruhnya terhadap hukum; (16) Pembaharuan hukum Pidana Nasional; (17) Pene-rangan Azas hukum adat dalam Hukum Nasional; (18) Hukum Perkotaan (Urbanisasi); (19) Aspek-aspek Hukum tentang Kewiraswastaan; (20) Penerapan Undang-undang Perkawinan; (21) Aspek-aspek Hukum Peranan Wanita; (22) Pembaharuan Hukum Perdata Nasional; (23) Penelaahan Pembaharuan Hukum Nasional; (24) Masalah Pembaharuan kodifikasi hukum pida-na nasional; (25) Masalah bantuan hukum; (26) Aspek-aspek hukum pengalihan teknologi dalam kaitannya dengan pengem-bangan tehnologi industri; (27) Hak milik atas tanah me-nurut Undang-undang Pokok Agraria; (28) Hukum waris na-sional; dan (29) Peranan Kerjasama hukum dalam pembangun-an hukum regional ASEAN.

(e) Sejak tahun 1978/79 sampai dengan 1982/83 telah dilakukan sejumlah 32 penulisan Karya Ilmiah yang antara lain ada-lah sebagai berikut

(1) Catatan Sipil di Indonesia; (2) Hubungan timbal balik antara perubahan sosial dan delik-delik khusus; (3) Sita Jaminan dan Permasalahannya; (4) Rehabilitasi serta ganti rugi sehubungan dengan penahanan, penangkapan yang keliru atau tidak salah; (5) Pengaruh Hukum Waris Islam terhadap sistem pewarisan adat dipelbagai daerah Indonesia; (6) Demokrasi Pancasila dan Sistem Pemerintahan; (7) Pengang-katan Anak menurut Hukum Adat dan akibat hukumnya; (8) Pelembagaan bantuan hukum dan Efektifitas serta peradil-annya; (9) Penerapan prinsip laut bebas dan pengaruhnya bagi Negara Kepulauan; 10) Beberapa cara dan mekanisme dalam Penyuluhan Hukum; (11) Kedudukan, pemahaman dan fa-edah Hukum Tata Negara bagi negara berkembang termasuk Indonesia; (12) Penegakan Hukum; (13) Cetusan-cetusan baru dalam pemikiran tentang Hukum Pidana; (14) Yuris-prudensi Nasional Indoneaia sebagai Negara Nusantara; (15) Beberapa pemikiran tentang pendekatan antar disi-plin dalam pembinaan hukum nasional; (16) Faillisement;

XX/13

Page 16: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebijaksanaan pokok penegakan hukum pada dasarnya ditujukan guna meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat,

(17) Perkembangan Hukum Perburuhan Indonesia; (18) Hukum Benda dalam sistem hukum Perdata Naaional.

(f) Dalam tahun 1978 - 1979 sampai dengan 1982/83, telah pu-la dilaksanakan Pengkajian Hukum yang meliputi bidang-bi-dang : (1) Hukum Perdata; (2) Hukum Pidana; (3) Hukum A-cara Perdata; (4) Hukum Acara Pidana; (5) Hukum Interna-sional Publik; (6) Hukum Perdata Internasional; (7) Hukum Tatanegara; (8) Hukum Islam; (9) Hukum Adat; (10) Hukum Interdisipliner serta; (11) Hukum Ekonomi Pembangunan.

(g) Di samping itu juga dilanjutkan usaha pembinaan dan pem-baharuan hukum yang dilakukan oleh ahli-ahli hukum dan ahli-ahli sosial budaya untuk mendapatkan kesepakatan di dalam pembinaan hukum.

(h) Dalam rangka pembangunan hukum, maka hal yang perlu dica-tat sebagai hasil yang sangat menonjol dan sebagai tong-gak sejarah besar adalah dengan diundangkannya Undang-Un-dang No. 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana yang se-cara mendasar telah merobah wajah penegakan hukum di ne-gara kita ini menjadi lebih berperikemanusiaan dengan le-bih terjaminnya perlindungan hak-hak azasi warga masyara-kat.

(i) Berkaitan dengan usaha pembaharuan hukum, maka dengan di-terimanya Konvensi Hukum Laut Internasional Baru dan men-jelang berlakunya Konvensi tersebut pada tahun-tahun men-datang, merupakan pula tonggak sejarah baru bagi kehidup-an bangsa-bangsa di dunia khususnya dalam pengaturan ma-salah di laut.

(j) Bagi Pemerintah Republik Indonesia, di samping upaya pen-dahuluan kearah pelaksanaan Wawasan Nusantara, maka masih banyak usaha-usaha dan pemikiran yang perlu dipersiapkan mantap dibidang peraturan perundang-undangan nasional sampai waktu menjelang berlakunya Konvensi tersebut. De-ngan diakuinya negara Nusantara dan Zone Ekonomi Ekaklu-sif dalam Konvensi Hukum Laut Internasional Baru maka hal ini mengandung konsekwensi makin luasnya ruang lingkup kepentingan nasional Indonesia di laut yang harus dilin-dungi dan diamankan sebaik-baiknya bagi sebesar-besarnya kesejahteraan dan keamanan bangsa dan negara Indonesia. Perairan Nusantara dan Laut wilayah Indonesia mencakup sekitar 3,3 juta km2, sedangkan luas Zone Ekonomi Eksklu-sif Indonesia menjangkau sekitar 2,7 juta km2. Berkaitan dengan hal tersebut diatas telah pula disiapkan suatu Rancangan Undang-Undang tentang Zone Ekonomi Eksklusif Indoneeia.

XX/14

Page 17: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebijaksanaan pokok penegakan hukum pada dasarnya ditujukan guna meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat,

(k) Khususnya dalam meningkatkan pelayanan kepada kalangan profesi hukum, telah ditingkatkan perpustakaan hukum, do-kumentasi dan informasi hukum serta arsip dan publikasi hukum. Di samping itu telah diterbitkan sejumlah publikasi hukum, dan Himpunan peraturan-peraturan, antara lain program publikasi dan penerangan hukum, Himpunan keputus-an mengenai Kewarganegaraan, daftar himpunan merek tahun 1978 dan 1979, Naskah buku tentang sidik jari, Sejarah pembentukan UU tentang ekstradisi antara Indonesia-Thai-land, Penerbitan buku terjemahan UU No. 9 th. 1976 ten-tang Narkotika dan Peraturan Perundang-undangan mengenai para cacat, buku himpunan peraturan Balai Harta Pening-galan dan buku himpunan Surat Keputusan Pengesahan Perse-roan Terbatas.

(l) Selanjutnya dalam rangka pengembangan sistem jaringan do-kumentasi dan informasi hukum telah dilaksanakan :

(1) Pembuatan tabel penunjuk intisari (Tapis) hukum/per-aturan perundang-undangan; (2) Penyusunan katalog Induk peraturan Perundang-undangan Republik Indonesia; (3) Per-siapan penyusunan almanak peraturan perundang-undangan; (4) Inventarisasi peraturan perundang-undangan Republik Indonesia baik Pusat maupun Daerah.

Dalam tabel XX-1 secara ringkas terlihat perkembangan pe-laksanaan segenap kegiatan pokok pembinaan hukum sebagaimana diutarakan di atas.

2. Pembinaan Peradilan dan Penegakan Hukum

a. Pembinaan Peradilan

Tujuan pokok dari pembinaan peradilan ialah untuk mewu-judkan peradilan yang cepat, sederhana dan dengan biaya yang ringan serta dapat memenuhi rasa keadilan seluruh masyarakat, khususnya para pencari hukum yang bersangkutan. Dalam rangka pemerataan kesempatan memperoleh keadilan, maka sesuai dengan kebutuhan pada setiap ibukota Propinsi telah dibentuk Peng-adilan Tinggi dan Pengadilan Negeri pada setiap Ibukota Kabu-paten dan Kotamadya. Dewasa ini telah ada 288 Pengadilan Ne-geri dan 26 Pengadilan Tinggi. Hal ini berarti bahwa di seti-ap Kabupaten/Kotamadya telah ada Pengadilan Negeri dan setiap Propinsi (kecuali Timor Timur) telah mempunyai Pengadilan Tinggi.

XX/15

Page 18: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebijaksanaan pokok penegakan hukum pada dasarnya ditujukan guna meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat,
Page 19: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebijaksanaan pokok penegakan hukum pada dasarnya ditujukan guna meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat,

TABEL XX – 1PELAKSANAAN KEGIATAN POKOK PEMBINAAN HUKUM,

1977/78 - 1982/83

Jenis Kegiatan 1977/78 1978/79 1979/80 1980/81 1981/82 1982/831)

1. Rancangan Undang-undang yang telah 2) 2)

disahkan menjadi Undang-undang 4 8 5 13 11 14

2. Rancangan Peraturan Pemerintah yang telah 2) 2) 2) 2)

disahkan menjadi Peraturan Pemerintah 26 27 48 47 51 17

2)3. Penelitian Hukum 16 16 23 14 13 10

2)

4. Pertemuan Ilmiah 9. 5 6 6 6 6

5•.Penulisan Karya Ilmiah 8 8 10 10 -4

1) Angka sementara2) Angka diperbaiki

XX/16

Page 20: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebijaksanaan pokok penegakan hukum pada dasarnya ditujukan guna meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat,

GRAFIK XX -1 PELAKSANAAN KEGIATAN POKOK PEMBINAAN HUKUM

1977/79 – 1982/83

XX/17

Page 21: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebijaksanaan pokok penegakan hukum pada dasarnya ditujukan guna meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat,

( lanjutan Grafik XX – 1 )

XX/18

Page 22: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebijaksanaan pokok penegakan hukum pada dasarnya ditujukan guna meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat,

(a) Sejak tahun 1978/79 sampai dengan 1982/83 telah dibentuk 27 Pengadilan Negeri baru yaitu :

(1) Tanjung Redep; (2) Pleihari; (3) Tanah Grogot; (4) Oarabahan; (5) Bangko; (6) Serui; (7) Kisaran; (8) Jan- thoi; (9) Lubuk Pakam; (10) Cibadak; (11) Simalungun; (12) Dumai; (13) Lubuk Basung; (14) Kalianda; (15) Muara Bulian; (16) Sungai Liat; (17) Kotabaru; (18) Tanjung Pa- ti; (19) Muaro; (20) Sumber; (21) Bale Bandung; (22) Ja- karta Selatan; (23) Jakarta Timur; (24) Tanjung Balai; (25) Cibinong; (26) Arga Makmur; dan (27) Sorolangun.

(b) Di samping itu telah dibentuk pula 12 Pengadilan Tinggi, yaitu di

(1) Pontianak; (2) Kupang; (3) Yogyakarta; (4) Palangka-raya; (5) Tanjung Karang; (6) Riau; (7) Jambi; (8) Beng-kulu; (9) Mataram; (10) Samarinda; (11) Palu dan; (12) Kendari.

Dalam rangka pembinaan personil peradilan maka untuk men-jamin obyektifitas dan pembinaan karier hakim telah diadakan pemutasian hakim secara regional maupun nasional. Untuk me-menuhi kekurangan tenaga hakim maka dalam tahun 1978/79 sam-pai 1982/83 telah diangkat sejumlah 180 orang hakim baru, se-hingga jumlah seluruh hakim saat ini berjumlah 2.170 orang.

Mengenai sarana phisik pengadilan (Tabel XX-7), maka se-jak tahun 1978/79 sampai dengan 1982/83 telah dilaksanakan pembangunan baru 147 gedung Pengadilan Negeri, dan 14 gedung Pengadilan Tinggi; rehabilitasi/perluasan 139 gedung Penga-dilan Negeri dan 24 gedung Pengadilan Tinggi; pembangunan 1.216 rumah Hakim Pengadilan Negeri dan Hakim Pengadilan Tinggi; pengadaan kendaraan Hakim Pengadilan Negeri/Pengadil-an Tinggi 733 buah, serta 8 buah kendaraan/kapal motor.

Sasaran Repelita III adalah pembangunan/rehabilitasi/per-luasan 332 buah gedung-gedung peradilan, sedangkan seluruh kegiatan selama empat tahun pertama meliputi 273 gedung (pem-bangunan baru 132 gedung Pengadilan Negeri/Pengadilan Tinggi dan rehabilitasi/perluasan 141 gedung Pengadilan Negeri/Ting-gi).

Dengan rencana 59 gedung Pengadilan Negeri/Tinggi yang akan dibangun/rehabilitasi/diperluas dalam tahun 1983/84 maka sasaran Repelita III akan tercapai.

XX/19

Page 23: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebijaksanaan pokok penegakan hukum pada dasarnya ditujukan guna meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat,

Pada tahun 1982 telah diangkat sebanyak 30 Hakim Agung serta 20 orang Hakim Asisten sehingga pada tahun 1982/83 ke-butuhan Hakim Agung sebanyak 51 orang yang bertugas dalam 17 Majelis yang dibantu oleh 68 Hakim Asisten telah terpenuhi. Dalam tahun 1978/79 sampai dengan 1982/83 telah dibangun se- jumlah 15 rumah dinas Type A, 54 rumah dinas Type B serta pe-nyediaan kendaraan sedan sejumlah 59 bagi Hakim Agung dan Ha-kim Asisten, 3 buah minibus serta 19 sepeda motor.

Selanjutnya, Mahkamah Agung telah pula mengusahakan kegi-atan khusus dalam rangka penyelesaian penunggakan perkara se-banyak sekitar 18.000 perkara. Perkembangan penyelesaian per-kara baik oleh Mahkamah agung, Pengadilan Negeri maupun Peng-adilan Tinggi dapat dilihat pada Tabel XX-2.

Untuk lebih mendekatkan Badan-badan Peradilan kepada para pencari keadilan, di daerah-daerah yang wilayah Pengadilan Negerinya sangat luas serta sulit komunikasinya, dibentuk dan dibangun tempat-tempat sidang, dalam rangka pelaksanaan tugas hakim keliling, khususnya di kota-kota kecil. Dengan demikian dapat dipercepat proses penyelesaian perkara ditempat kasus/ sengketa terjadi, di samping untuk mencegah penyerahan kepa-da/penyelesaian perkara oleh instansi lain yang sebenarnya merupakan kompetensi penuh dari pengadilan. Dalam tahun 1979/80 sampai dengan tahun 1982/83 telah dibentuk 332 tempat sidang, yang berarti bahwa sasaran semula Repelita III pemba-ngunan sebanyak hanya 312 tempat sidang audah dilampaui.

Dalam rangka pemerataan kesempatan memperoleh keadilan, kepada masyarakat terutama untuk golongan yang kurang/tidak mampu disediakan bantuan hukum sehingga dalam proses pencari-an keadilan dapat ditempuh sebagaimana yang diharapkan. Upaya bantuan hukum ini akan terus ditingkatkan agar dapat mencapai sasaran yang seluas-luasnya. Dalam tahun 1978/79 sampai de- ngan 1982/83 telah mulai dirintis pemberian bantuan hukum un-tuk sejumlah 13.460 kasus pidana bagi pencari keadilan yang kurang mampu yang tersebar di 19 Pengadilan Tinggi.

Di samping itu telah pula dilaksanakan konsultasi/bantuan hukum bagi pencari keadilan yang kurang mampu melalui 24 fa-kultas hukum negeri di seluruh Indonesia yang dimulai sejak tahun 1981/82. Sampai dengan 1982/83 kegiatan ini meliputi 34.440 kasus konsultasi hukum dan 1.800 kasus bantuan hukum baik pidana maupun perdata.

Sementara itu dalam usaha untuk menciptakan aparat Peme-rintah yang bersih dan berwibawa, Pemerintah telah menyampai-

XX/20

Page 24: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebijaksanaan pokok penegakan hukum pada dasarnya ditujukan guna meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat,

TABEL XX - 2

PENYELESAIAN PERKARA PADA BADAN PERADILAN,1977/78 - 1982/83

XX/21

Page 25: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebijaksanaan pokok penegakan hukum pada dasarnya ditujukan guna meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat,

GRAFIK XX – 2PENYELESAIAN PERKARA PADA BADAN PERADILAN

1977/78 – 1982/83

XX/22

Page 26: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebijaksanaan pokok penegakan hukum pada dasarnya ditujukan guna meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat,

( Lanjutan grafik zz – 2 )

XX/23

Page 27: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebijaksanaan pokok penegakan hukum pada dasarnya ditujukan guna meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat,

( Lanjutan grafik xx – 2 )

XX/24

Page 28: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebijaksanaan pokok penegakan hukum pada dasarnya ditujukan guna meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat,

kan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Rancangan Undang-Undang Peradilan Tatausaha Negara, yang diharapkan akan dapat disah-kan menjadi Undang-Undang dalam tahun terakhir Repelita III.

b. Penegakan Hukum

Penegakan hukum pada dasarnya bertujuan untuk meningkat-kan ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut, telah dilaksanakan pembinaan kesa-daran hukum dalam masyarakat sehingga lebih memahami dan meng-hayati hak dan kewajibannya serta pembinaan sikap, kemampuan dan kewibawaan aparatur penegak/pelaksana hukum demi tegaknya keadilan dan terlaksananya perlindungan hukum.

Di bidang penegakan hukum kegiatan-kegiatan pembangunan hukum nasional terus ditingkatkan melalui kerjasama yang 1e-bih mantap dan koordinasi yang lebih baik antara semua unsur aparat Pemerintah dibidang pembinaan tertib hukum. Penyelesa- ian perkara dan tahanan makin terus ditingkatkan untuk menuju tercapainya ketertiban dan kepastian hukum.

Dalam rangka pengamanan kebijaksanaan Pemerintah serta dalam rangka meningkatkan stabilitas nasional, telah berhasil ditingkatkan kerjasama antara aparat penegak hukum dan aparat keamanan lainnya dalam penanggulangan, pengamanan serta peng-awasan yang effektif terhadap hambatan, tantangan, ancaman dan gangguan dari unsur-unaur subversi serta anasir ekstrim lainnya. Dalam hubungan ini telah berhasil diungkapkan dan diajukan ke Pengadilan sejumlah kasus perkara subversi dan berbagai kasus tindak pidana lainnya yang dapat mengganggu stabilitas keamanan nasional.

Selanjutnya telah pula ditingkatkan usaha-usaha pengawas-an dibidang pembangunan ekonomi dan penyelamatan keuangan serta kekayaan negara. Usaha-usaha tersebut meliputi kegiatan pemberantaaan penyelundupan khususnya uang palsu, manipulasi perpajakan, korupsi dan lain-lain.

Di samping itu telah ditingkatkan pula penanggulangan berbagai masalah dan pelanggaran hukum yang bertendensi meru-sak tatanan masyarakat dan budaya bangsa aeperti masalah su-ku, agama, ras dan adat, penyalahgunaan/pengedaran gelap narkotika dan obat-obat berbahaya lainnya, kenakalan remaja serta pengaruh negatif kebudayaan asing yang disebarkan mela- lui berbagai mass media.

XX/25

Page 29: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebijaksanaan pokok penegakan hukum pada dasarnya ditujukan guna meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat,

Selanjutnya telah dilakukan pula berbagai upaya pening-katan observasi, deteksi, pencatatan dan telaahan di bidang politik keamanan, ekonomi pembangunan dan sosial budaya, yang antara lain meliputi perkembangan partai-partai politik dan kekuatan sosial politik lainnya, kegiatan dan lalu lintas o-rang asing dari dan ke Indonesia, peredaran barang cetakan serta masalah aliran kepercayaan dalam masyarakat.

Dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum 1982 telah pula di-selenggarakan Pengawasan Pelaksanaan Pemilihan Umum (PANWAS-LAK) di samping tugas-tugas pengamanan tidak langsung.

Dalam rangka menunjang kelancaran pelaksanaan tugas pene-gak hukum telah ditingkatkan prasarana fisik Kejaksaan (Tabel XX-7). Dalam tahun 1978/79 sampai dengan 1982/83 telah dilak-sanakan pembangunan Gedung Kejakaaan Negeri sebanyak 161 ge-dung; pembangunan 12 gedung Kejaksaan Tinggi, rehabilita-si/perluasan Kejaksanaan Negeri 89 buah dan 77 Kejakaaan Tinggi; pengadaan mobilitas untuk operasional Kejaksaan seba-nyak 536 buah, speed boat 11 buah serta sepeda motor 602 bu-ah, pengadaan rumah dinas bagi Jaksa sebanyak 1.644 buah, serta cell wagon 169 buah untuk pengangkutan para tahanan. Perkembangan penyelesaian perkara pada kejaksaan dari tahun ke tahun dapat dilihat pada Tabel XX-3.

Sasaran Repelita III bagi penunjangan usaha penegakan hu-kum tersebut diatas ialah antara lain melanjutkan pembangunan 269 kantor-kantor kejaksaan, sedangkan dalam empat tahun per-tama pembangunan baru gedung Kejaksaan Negeri/Tinggi mencakup 150 gedung dan rehabilitasi/perluasan gedung Kejaksaan Nege-ri/Tinggi mencapai 159 gedung, yang seluruhnya menjadi 309 gedung dengan rencana dalam tahun 1983/84 untuk membangun 12 gedung Kejaksaan Negeri dan perluasan 75 gedung Kejaksaan Ne-geri/Tinggi maka selama Repelita III, sesuai dengan kebutuhan nyata, akan dapat dibangun/direhabilitasi/diperluas 397 ge-dung-gedung kantor kejaksaan termasuk sejumlah cabang Kejak-saan Negeri yang diperlukan.

c. Pembinaan Pemasyarakatan

Usaha pembinaan narapidana dan anak didik menurut sistem pemasyarakatan mencakup program-program pembiaaan spiritual, pendidikan umum, pembinaan keterampilan, bimbingan sosial, perawatan dan pelayanan kesehatan, rekreasi/olahraga, keaman-an dan ketertiban. Hal tersebut merupakan usaha kearah re-integrasi sehat narapidana dan anak didik ke dalam masyarakat, agar setelah selesai menjalani pidananya mereka dapat dan

XX/26

Page 30: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebijaksanaan pokok penegakan hukum pada dasarnya ditujukan guna meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat,

TABEL XX - 3

PENYELESAIAN PERKARA PADA KEJAKSAAN,1977/78 - 1982/83

Uraian 1977/78 1978/79 1979/80 1980/81 1981/82 1982/83*)

1. Jumlah perkara yangada 723.959 810.442 791.545 825.630 832.133 350.000

2. Jumlah perkara yangdiselesaikan 647.654 751.491 747.616 750.000 750.000 337.500

3. Persentase 2 terhadap 1 89,46% 92,73% 94,45% 90,84% 90,13% 96,43

*) Data pada bulea September 1982

XX/27

Page 31: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebijaksanaan pokok penegakan hukum pada dasarnya ditujukan guna meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat,

GRAFIK XX - 3PENYELESAIAN PERKARA PADA KEJAKSAAN,

1977/78 - 1982/83

XX/28

Page 32: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebijaksanaan pokok penegakan hukum pada dasarnya ditujukan guna meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat,

mampu hidup secara wajar dan layak dalam masyarakat, sebagai warga negara yang kreatif dan produktif, menjadi warganegara yang taat dan menghormati hukum dan norma-norma pergaulan hi-dup dalam masyarakat. Untuk mencapai maksud tersebut, maka telah dilanjutkan pengembangan sistem pemasyarakatan, penyem-purnaan sistem informasi pemasyarakatan, penyusunan sejarah kepenjaraan di Indoneaia, penyusunan buku petunjuk pengawasan dalam sistem pemasyarakatan serta penelitian perusahaan pema-syarakatan.

Dengan diundangkannya Undang-undang tentang Hukum Acara Pidana, maka Pemerintah memperhatikan sarana-sarana pelaksa-naannya baik secara fisik Rumah Tahanan (RUTAN) dan Rumah Tempat Penyimpanan Barang Sitaan (RUPBASAN) maupun yang ber-sifat non fisik seperti tenaga hakim, panitera, jaksa, dan kepolisian yang memerlukan peningkatan jumlah di samping ke-mampuan dan ketrampilan. Dewasa ini dari Lembaga-lembaga Pe-masyarakatan yang ada telah mulai diteliti mana yang akan te-tap merupakan Lembaga Pemasyarakatan dan mana yang akan di-alihkan sebagai Rumah Tahanan.

Dalam rangka peningkatan pembinaan bimbingan kemasyara-katan dan pengentasan anak telah diadakan pendidikan di seko-lah, pendidikan keagamaan, dan kegiatan-kegiatan pembinaan pramuka, ketrampilan bertani, beternak dan berwiraswasta serta telah dilaksanakan seminar tentang penerapan Kepramukaan dalam sistem pembinaan persekolahan dan kehidupan masyarakat.

Dalam tahun 1978/79 sampai dengan tahun 1982/83 Pening-katan fisik pemasyarakatan meliputi (Tabel XX-7) :Pembangunan baru/Pembangunan kembali Gedung Lembaga Pemasya-rakatan sebanyak 90 gedung, pembangunan baru Kantor BISPA se-banyak 25 buah di Medan, Surabaya, Padang, Pakanbaru, Jakarta Barat, Pati, Magelang, Pekalongan, Wates, Bojonegoro, Jember, Banjarmasin, Ujung Pandang, Den Pasar, Mataram, Jakarta Utara, Purwokerto, Wonosari, Aceh, Tanjung Karang, Pamekasan, Balikpapan, Palangka Raya, Manado, Ambon. Disamping itu reha-bilitasi/perluasan Lembaga Pemasyarakatan sebanyak 172 buah, pembangunan 986 buah rumah dinas untuk petugas lembaga, pe-nyediaan 157 kendaraan dinas roda empat dan 509 kendaraan di-nas roda dua serta pengadaan 120 cell wagon untuk pengangkutan narapidana. Jumlah narapidana yang ada dalam Lembaga Pema-syarakatan dapat dilihat pada Tabel XX-4.

Dalam hubungan ini dapat dikemukakan bahwa dalam Repelita III direncanakan untuk mengadakan rehabilitasi/penyelesaian sejumlah 209 gedung lembaga pemasyarakatan, dan pembangunan

XX/29

Page 33: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebijaksanaan pokok penegakan hukum pada dasarnya ditujukan guna meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat,

TABEL XX - 4

JUMLAH LEMBAGA PEMASYARAKATAN DAN NARAPIDANA,

1977/78 - 1982/83

Kantor Wilayah Jumlah LembagaJumlah Narapidana (orang)

Dit. Jen. Pemasyarakatan 1977/78 1978/79 1979/80 1980/81 1981/82 1982/83*)Pemasyarakatan (gedung)

1. Medan 51 2.179 3.870 3.372 4.302 3.116 2.4282. Padang 36 1.023 1.930 1.325 1.541 1.667 1.5933. Palembang 26 1.276 2.930 3.165 2.827 2.438 1.9994. Jakarta 15 2.768 3.591 3.608 2.933 2.920 2.8295. Bandung 19 2.832 3.985 2.727 2.795 2.259 2.0166. Semarang 48 4.589 6.040 5.855 5.218 4.040 3.7157. Surabaya 37 9.357 8.585 8.452 8.787 6.688 6.0458. Denpasar 27 2.268 2.343 2.303 1.976 1.967 1.7889. Banjarmasin 19 1.161 1.280 1.275 1.019 1.117 1.19710. Ujung Pandang 30 2.082 2.462 2.462 1.913 1.678 1.77211. Menado 21 706 674 981 857 1.021 1.04312. Ambon 17 676 623 313 302 363 3.01213. Jayapura 18 2.685 867 1.475 1.833 1.264 279

Jumlah 364 33.602 39.180 37.313 36.303 30.538 29.716

*) Angka sementara

XX/30

Page 34: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebijaksanaan pokok penegakan hukum pada dasarnya ditujukan guna meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat,

30 kantor Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak (BISPA). Dalam empat tahun pertama Repelita III telah dilak-sanakan pembangunan baru/kembali 89 Lembaga Pemasyarakatan dan perluasan bertahap 175 gedung lainnya, serta pembangunan 23 buah kantor BISPA (Tabel XX-7). Walaupun sasaran Repelita III bagi peningkatan prasarana pemasyarakatan telah dilam-paui, kegiatan akan dilanjutkan terutama dalam rangka penye-suaian fasilitas (renovasi) dari sekitar 140 Lembaga Pemasya-rakatan menjadi Rumah Tahanan (RUTAN). Sedangkan jumlah BISPA yang akan dibangun dalam tahun 1983/84 adalah 23 buah lagi sesuai dengan sasaran Repelita III.

d. Pembuatan Administrasi Urusan Hukum

Pembinaan Administrasi Urusan Hukum bertujuan untuk me-ningkatkan administrasi pelayanan berbagai urusan hukum. Da-lam hubungan ini urusan perizinan dan pengesahan serta peng-awasan hal-hal yang berhubungan dengan dunia usaha seperti badan hukum, pendaftaran merek, patent dan hak cipta, harus terus ditingkatkan pelayanan serta penyelenggaraannya seca-ra cepat dan efisien. Dalam usaha meningkatkan administrasi urusan hukum telah diselesaikan penyusunan 15 berkas dokumen yaitu :

1. Dokumentasi Perjanjian Internasional; 2. Penertiban Doku-mentasi Pewarganegaraan; 3. Penertiban Dokumentasi Kewargane-garaan; 4. Penertiban Dokumentasi Dwi Kewarganegaraan; 5. Pe-nyelenggaraan Pembuatan Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indoneaia; 6.Peningkatan Administrasi dan Dokumentasi Dakti-loskopi; 7.Perobahan Sistem Kearsipan tentang Sidik Jari; 8. Daftar Perkembangan Peraturan Perundang-undangan Republik Indonesia; 9.Penertiban Administrasi dan Dokumentasi Sub Di-rektorat Catatan Sipil; 10.Penertiban Administrasi dan Doku-mentasi Sub Direktorat Badan Hukum; 11.Penertiban Administra-si dan Dokumentasi Arsip Direktorat Perdata; 12.Penertiban Administrasi dan Dokumentasi Arsip Balai Harta Peninggalan Jakarta; 13.Pedoman petunjuk Pelaksanaan Pengawasan Balai Harta Peninggalan; 14. Penertiban Dokumentasi Patent; dan 15. Pendaftaran merek pada Direktorat Patent.

Untuk lebih mempercepat proses pelayanan hukum dalam usa-ha pemerataan dan mendekatkan pelaksanaannya kepada masyara-kat, maka berdasarkan Keputusan Presiden No. 27 tahun 1981 ditetapkan terbentuknya Kantor Wilayah Departemen Kehakiman pada setiap propinsi, yang dilaksanakan secara bertahap se-suai dengan kebutuhan dan kemampuan Pemerintah. Hingga tahun

XX/31

Page 35: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebijaksanaan pokok penegakan hukum pada dasarnya ditujukan guna meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat,

1982/83 ini telah terbentuk dan berjalan 19 Kantor Wilayah Kehakiman diberbagai propinsi.

Kemajuan teknologi serta kebijaksanaan Pemerintah dalam penanaman modal, pariwisata dan ketenagakerjaan merupakan faktor-faktor diantara penyebab meningkatnya arus baik fre-kwensi maupun volume lalu lintas antar negara dengan negara lain. Oleh karena itu inteneitas pengawasan dibidang keimi-grasian maupun pengawasan terhadap adanya orang asing di In-donesia sangat perlu untuk lebih ditingkatkan. Guna pelaksa-naan fungsi Imigrasi semaksimal mungkin yang meliputi pene-gakan pelayanan hukum, keamanan dan pelayanan masyarakat, maka pada tahun 1982 telah ditetapkan Keputusan Preaiden No. 5 Tahun 1982 tentang Penunjukan Tempat Berdiam Sementara bagi orang asing yang masuk ke dan atau tinggal di wilayah Repu-blik Indonesia secara tidak sah dan belum dapat dikeluarkan.

Selanjutnya dalam rangka penyempurnaan sistem keimigrasi-an telah dilaksanakan penataan berkas dan arsip keimigrasian serta penggunaan komputer dalam sistem informasi keimigrasian.

Dalam tahun 1978/79 sampai dengan tahun 1982/83 telah di-lakukan pembangunan 7 gedung kantor Wilayah Imigraai, yaitu di Medan, Pontianak, Jakarta, Denpasar, Surabaya, Jayapura, Samarinda serta rehabilitasi/perluasan sebanyak 16 gedung Kanwil Imigrasi lainnya; pembangunan 18 gedung Kantor Imigra-si di Ternate, Kupang, Sorong, Belakang Padang, Pangkal Pi-nang, Cilacap, Jakarta Barat, Bandung, Semarang, Surabaya, Banda Aceh, Medan, Natuna, Sekupang, Tanjung Pinang, Palem-bang, Manado dan Merauke. Di samping itu telah pula dilaksa-nakan rehabilitasi/perluasan kantor Imigrasi sejumlah 37 ge-dung; pembangunan Pos Imigrasi sebanyak 14 gedung di Panjang, Tri sakti, Semarang, Teluk bayur, 7 buah di perbatasan dengan Papua Nugini, Juanda, Benoa dan Larantuka; pembangunan kantor Resort Imigraai 15 gedung di Sibolga, Tebing Tinggi, Merak, Langsa, Meulaboh, Batu Ampar, Bitung, Tembaga Pura, Dobo Singkep, Nangsa, Muara Sabah, Kotabaru, Maumere, Matok dan Sampit (Tabel XX-7).

Di samping itu rehabilitasi/perluasan telah pula dilaksa-nakan pada 3 gedung kantor Resort. Imigrasi, pembangunan asra-ma tahanan Imigrasi 16 buah gedung di Yogyakarta, Bagan Si-api-api, Tanjung Pinang, Jambi, Tanjung Karang, Banjarmasin, Nunukan, Cilacap, Belawan, Pangkal Pinang, Ujung Pandang, Am-bon, Jakarta Pusat, Bandung, Lho Seumawe dan Palu. Sementara itu telah pula dilaksanakan pembangunan 349 rumah dinas,

XX/32

Page 36: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebijaksanaan pokok penegakan hukum pada dasarnya ditujukan guna meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat,

pengadaan kendaraan sejumlah 139 roda empat, serta 85 roda dua, 6 kapal patroli motor serta sebuah helikopter.

Dapat dikemukakan bahwa dalam hubungan ini sasaran Repeli-ta III mencakup pembangunan 16 gedung kantor imigrasi dan 8 gedung asrama tahanan. Sehubungan dengan perluasan/peningkat-an jangkauan tugas keimigrasian, maka dalam empat tahun per-tama Repelita III sudah diusahakan pembangunan 36 Kantor Wi-layah/Resort Imigrasi, disamping rehabilitasi/perluasan 52 gedung kantor imigrasi lainnya, serta pembangunan 15 asrama tahanan Imigrasi (Tabel XX-7).

Di bidang lintas antar negara dan perizinan telah dibuat beberapa persetujuan lintaS batas antara Republik Indonesia dengan Philipina, Republik Indonesia dengan Malaysia dan Re-publik Indonesia dengan Papua Nugini.Perkembangan Lalu lintaS antara negara Republik Indonesia dengan negara-negara lain nampak pada jumlah penumpang dari dan ke luar negeri seperti tercantum dalam Tabel XX-5

3. Pendidikan dan Latihan serta Penyuluhan Hukum

(a) Pendidikan hukum bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan sikap mental para penegak dan pelaksana hukum sehing-ga mampu memberi keadilan dan rasa tenteram bagi warga masyarakat serta memupuk kesadaran masyarakat agar setiap warga negara dapat memahami dan menghayati hak-hak dan kewajiban-kewajibannya. Dalam rangka mencapai tujuan ter-sebut telah dilaksanakan berbagai penataran antara lain penataran tenaga tehnis hukum, penataran hakim panitera pengadilan, tenaga pelaksana pelaporan Hukum, Tenaga pe-rancang Perundang-undangan, tenaga tehnis Dokumentasi dan Informasi Hukum, tenaga Pemasyarakatan, tenaga tehnis Imigrasi, tenaga Pembantu Jaksa terutama bagi daerah-dae-rah terpencil, tenaga intelijen, operasi dan pengawasan yang diharapkan dapat meningkatkan disiplin dan ketram-pilan jaksa untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat pencari keadilan.

Dalam tahun 1978/79 sampai dengan 1982/83 telah dilak-sanakan penataran bagi 3.818 orang tenaga kehakiman, ser-ta 1.330 orang tenaga kejaksaan (termasuk didalamnya pen-didikan bagi 230 Pembantu Jaksa yang berasal dari Instansi Luar Kejakaaan).

XX/33

Page 37: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebijaksanaan pokok penegakan hukum pada dasarnya ditujukan guna meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat,

TABEL XX - 5

KEDATANGAN/KEBERANGKATAN DARI /KE LUAR NEGERI ,1977/78 - 1982 /83

(orang)

Uraian 1977/78 1978/79 1979/80 1980/81 1981/02 1982/83*)

Datang dari Luar Negeri:Orang Indonesia 169.256 176.892 319.056 467.047 441.187 241.343Orang Asing 300.320 366.210 548.246 642.962 a13.716 219.423

Berangkat ke Luar Negeri:Orang Indonesia 159.119 181.940 332.618 486.840 470.444 315.899Orang Asing 285.997 378.574 552.735 609.682 6s9.453 305.752

1) Data pada bulan September 1982

XX/34

Page 38: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebijaksanaan pokok penegakan hukum pada dasarnya ditujukan guna meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat,

Secara ringkas dalam Tabel XX-6 nampak perkembangan berbagai pendidikan/penataran/latihan tenaga penegak dan tenaga tehnis lainnya.

(b) Pembinaan kesadaran hukum telah ditingkatkan dengan kegi-atan penyuluhan hukum, bimbingan, pendidikan dan bantuan hukum. Dan dengan pertimbangan betapa pentingnya pembina-an kesadaran hukum masyarakat, maka khususnya dilingkung-an kejaksaan telah dilaksanakan program penyuluhan hukumyang dipopulerkan dengan nama program Jaksa Masuk Desa, dengan sasaran masyarakat pedesaan yang terpencil dari hubungan komunikasi dan transportasi pada umumnya.

Usaha penegakan hukum dan keadilan akan berhasil dan dapat mencapai sasarannya bila tingkat kesadaran hukum masyarakat sudah cukup tinggi untuk mentaati hukum dan menghormati hak azasi sesamanya. Untuk ini diperlukan penyuluhan hukum yang pada hakekatnya tidak semata-mata ditujukan kepada warga masyarakat di daerah, melainkan juga ditujukan kepada seluruh lapisan masyarakat, tidak terkecuali aparat penegak hukum sendiri agar dalam melak-sanakan tugasnya selalu menjunjung tinggi harkat dan mar-tabat masyarakat. Berbagai kegiatan penyuluhan hukum te-lah dilaksanakan, diantaranya dengan meningkatkan kesa-daran masyarakat terhadap fungsi dan tugas pengadilan me-lalui brosur-brosur yang disebarluaskan ke daerah-daerah; dan dalam rangka memberikan pelayanan hukum, penyuluhan masyarakat dalam bentuk ceramah, wawancara, di TV/RRI, radio swasta, tempat-tempat umum serta publikasi-publika-si media cetak lainnya. Di samping itu penyuluhan hukum dilaksanakan pula oleh tenaga penyuluh lapangan secara langsung pada masyarakat di 16 propinsi.

XX/35

Page 39: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebijaksanaan pokok penegakan hukum pada dasarnya ditujukan guna meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat,

TABEL II – 6PENDIDIKAN/PENATARAN/LATIHAN TENAGA PENEGAK HUKUM

DAN TENAGA TEKNIS LAINNYA1977/78 – 1982/83

( orang )

XX/36

Page 40: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebijaksanaan pokok penegakan hukum pada dasarnya ditujukan guna meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat,

( Lanjutan Tabel XX – 6 )

XX/37

Page 41: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebijaksanaan pokok penegakan hukum pada dasarnya ditujukan guna meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat,

TABEL XX – 7HASIL USAHA PENINGKATAN PRASARANA

1977/78 – 1982//83(gedung)

XX/38

Page 42: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebijaksanaan pokok penegakan hukum pada dasarnya ditujukan guna meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat,

( Lanjutan Tabel xx – 7 )

XX/39

Page 43: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebijaksanaan pokok penegakan hukum pada dasarnya ditujukan guna meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat,