Hukum keluarga

19
HUKUM KELUARGA

description

Hukum keluarga. Pengertian Hukum Keluarga. Adalah hubungan-hubungan hukum yang timbul dari kehidupan keluarga sedarah , akibat perkawinan dan keturunan - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of Hukum keluarga

Page 1: Hukum keluarga

HUKUM KELUARGA

Page 2: Hukum keluarga

Pengertian Hukum KeluargaAdalah hubungan-hubungan hukum

yang timbul dari kehidupan keluarga sedarah, akibat perkawinan dan keturunan

Dalam KUHPerdata, hukum keluarga diatur dalam buku pertama tentang orang, judul dan isinya tidak sesuai dengan materi hukum perseorangan karena ternyata juga diatur matri hukum kekeluargaan.

Page 3: Hukum keluarga

Pengertian PerkawinanBagian yang penting dalam hukum

keluarga adalah hukum perkawinanPerkwinan adalah merupakan suatu

kejadian yang sangat memperngaruhi status hukum seseorang dalam arti :

a. Timbul kedudukan sebagai suami dan sebagai istri

b. Jika dalam perkawinan lahir anak, maka timbul hubungan hukum antara orang tua dan anak.

Page 4: Hukum keluarga

Pengaturan Hukum Perkawinana. Sebelum berlakunya UU no. 1 tahun 1974, hukum

perkawinan di Indonesia berbhineka (beraneka ragam),1. berlaku HOCI 2. berlaku KUHPerdata3. Hukum Islam4. peraturan perkawinan campuran

b. Sesudah berlakunya UU perkawinan, berlaku :1. UU No. 1 Tahun 19742. PP No. 9 tahun 19753. PP 10 tahun 19834. PP 45 tahun 19905. Kompilasi hukum Islam kepres No. 1 tahun 1991

Page 5: Hukum keluarga

Perkawinan Ditinjau dari KUHPerdataPengertian perkawinan, UU tidak mengatur apa yang dimaksud

dengan perkawinan sehingga ilmu hukumlah yang merumuskannya :“Perkawinan adalah suatu pertalian antara seorang laki-laki dengan seorang wanita yang diakui sah oleh undang-undang yang bertujuan untuk menyelengarakan kesatuan hidup yan abadi”

Konsepsi perkawinan perdata dapat disimpulkan dari ketentuan pasal 26 KUHperdata.

a. KUHPerdata hanya mengenal perkawinan yang dilangsungkan menurut UU dan dihadapan pegawai catatan sipil.

b. Pejabat gereja baru boleh melangsungkan perkawinan apabila perkawinan menurut UU sudah dilangsungkan di hadapan pegawai catatan sipil (pasal 81 KUHPerdata)

Page 6: Hukum keluarga

Segi Negatif dari Lembaga Perkawinan Menurut KUHPerdataa. UU tidak mencampuri upacara-upacara

gereja (tidak diperhatikan aspek religius)b. UU tidak memperhatikan larangan

perkawinan sebagai mana halnya dalam peraturan agama.

c. UU tidak memperhatikan faktor biologis misalnya kemandulan.

d. UU tidak memperhatikan motif-motif yang mendorong pihak-pihak yang melakukan perkawinan.

Page 7: Hukum keluarga

Segi positif dari Lembaga Perkawinan Menurut KUHPerdataa. Perkawinan berdasarkan asas

monogamib. Perkawinan harus berlangsung kekal

hanya putus karena kematianc. Alasan perceraian ditentukan secara

linitatif oleh UU

Page 8: Hukum keluarga

Perbedaan Antara Perkawinan dan Perjanjian1. Dilihat dari para pihak 2. Isi perjanjian ditentukan oleh para pihak

sedangkan isi perkawinan ditentukan oleh UU.3. Peralihan hak, hak-hak dan kewajiban yang

timbul dari perjanjian dapat dialihkan sedangkan hak-hak dan kewajiban yang timbul dari perkawinan tdak dapat dialihkan.

4. Hapusnya perjanjian ditentukan oelh kesepakatan para pihak sedangkan hapusnya perkawinan/ putusnya perkawinan harus berdasarkan alasan-alasan yang terbatas dalam UU.

Page 9: Hukum keluarga

Syarat-Syarat Perkawinan

Menurut KUHPerdata terdiri dari syarat materiil yang mengenai diri pribadi para calon yang akan melangsungkan perkawinan.

Syarat Formil yaitu syarat2 yang mendahului perkawinan dan pada saat melangsungkan perkawinan

Page 10: Hukum keluarga

Syarat MateriilSyarat Materiil umum :1. Kata sepakat2. Batas usia3. Asas monogami4. Tenggang waktu tungguSyarat materiil Khusus :5. Larangan perkawinan6. Izin kawinSyarat Formil :7. Pemberitahuan akan berlangsungnya perkawinan

(pasal 50 & 51 KUHPerdata)8. Pengumuman (pasal 52, 53, 54 KUHPerdata)9. Pelangsungan perkawinan (pasal 57 KUHPerdata)

Page 11: Hukum keluarga

Perkawinan Ditinjau dari UU No. 1 tahun 1974Pengertian perkawinan : perkawinan

adalah ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dan seorang wanita sebagai suami istri sebagai tujuan untuk membentuk keluarga / rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan yang Maha Esa.

Page 12: Hukum keluarga

Unsur-Unsur Perkawinan1. Unsur agama, dapat disimpulkan dari

ketentuan pasal 1, 2, 8, 51 UU No. 1 tahun 1974.

2. Unsur Biologis, dapat dilihat dari ketentuan pasal 4 dan 7 UU No. 1 tahun 1974.

3. Unsur Sosiologis, batas umur untuk melangsungkan perkawinan adalah untuk mengurangi laju pertambahan penduduk karena kelahiran, karena pertambahan penduduk adalah masalah sosial

4. Unsur Yuridis, dapat disimpulkan dari ketentuan pasal 2 ayat 2 UU No. 1 tahun 1974.

Page 13: Hukum keluarga

Syarat-Syarat Perkawinan Menurut UU PerkawinanSyarat materiil umum :1. Persetujuan bebas, pasal 6 ayat 1 UU

perkawinan2. Syarat usia, pasal 7 ayat 1 UU perkawinan3. Asas monogami relatif, pasal 9 dan 3 ayat 14. Berlakunya tenggang waktu tunggu, lihat

ketentuan pasal 39 PP No. 9 tahun 1975, cerai mati 130 hari sejak tanggal kematian suami, cerai hidup 3 kali suci sekurang-kurangnya 90 hari.

Page 14: Hukum keluarga

Lanjutan…Syarat Materiil Khusus :1. Izin kawin, pasal 6 ayat 1 dan 2 2. Larangan tertentu untuk melangsungkan

perkawinan, pasal 8 UU No. 1 tahun 1974Syarat Formal :3. Pemberitahuan, pasal 3 ayat 2 PP 9 tahun

19754. Penelitian, pasal 6 ayat 1 PP 9 tahun 19755. Pencatatan, pasal 7 PP 9 tahun 19756. Pengumuman, pasal 8 PP 9 tahun 19757. Pelangsungan perkawinan, pasal 10 PP 9

tahun 1975

Page 15: Hukum keluarga

Perkawinan Dilangsungkan Terbuka Untuk UmumDengan tujuan untuk :1. Memberi kepastian tentang telah

dilangsungkannya perkawinan2. Mencegah terjadinya perkawinan gelap3. Mencegah perkawinan yang

dilangsungkan secara tergesa-gesa4. Memberikan suasana yang khidmat dan

sakral5. Untuk menjamin pegawai pencatat

berlaku hati-hati

Page 16: Hukum keluarga

16

PenandatangananAkte Perkawinan

Kedua mempelai

Saksi – saksi

Pegawai pencatat perkawinan

Untuk yg beragama Islam wali nikah

Akte perkawinan Dibuat rangkap 2

Diatur dalam Ps 11 (1,2,3) PP 9/75

Ps 13 (1,2) UUP 1/74

Terhadap perkawinanDengan kuasa

Diberi kutipan

1. Disimpan pegawai pencatat

2. Pengadilan ____3. Kedua mempelai

Ditandatangani oleh penerima kuasa

Termasuk dlm perjanjian pemberian kuasa

Page 17: Hukum keluarga

17

Perkawinan dengan kuasa

Yang disahkanOleh pegawai pencatat

_______

Terlihat dalam Ps 6 PP 9/75

Tidak diatur secara tegas

Terhadap kuasa autentik

Atau

Dibawah tangan

Page 18: Hukum keluarga

18

Akte Perkawinanps 12 & 13 PP 9/75

1. Nama, tanggal, tempat lahir, agama/kepercayaan, tempat kediaman suami/istri, jika janda/duda: mantan suami/istri disebutkan

2. Nama, agama/kepercayaan, pekerjaan, dan tempat kediaman orang tua suami/istri

3. Ijin ps. 6 (2,3,4,5) UU 1/744. Despensasi pengadilan berkaitan

dengan batas umur ps. 7 UU 1/745. Kata sepakat para pihak6. Ijin pejabat7. Perjanjian perkawinan8. Identitas para saksi

Page 19: Hukum keluarga

19

Akte Perkawinan--- dibuat rangkap 2 (dua)

Disimpan oleh ____ pencatat

_____ ke PN di wilayah hk perkawinan dilangsungkan

Ps. 13 PP 9/75

Tentang peristiwa bahwa telah terjadi pelangsungan perkawinan

Diberikan pada saksi – saksi alat bukti

Kutipan akte perkawinan

UUP 1/74 tidak mengatur BW 100 – 102