Hukum II Termodinamika
-
Upload
habib-abdullah -
Category
Documents
-
view
72 -
download
4
Transcript of Hukum II Termodinamika
PENDAHULUAN
Hukum Termodinamika pertama menyatakan bahwa energi adalah kekal. Bagaimnapun, ada
banyak proses yang bisa kita bayangkan yang merubah energi tetapi tidak tampak terjadi di
alam. Sebagai contoh, ketika sebuah benda yang panas diletakkan bersentuhan dengan benda
yang dingin , kalor mengalir dari yang panas ke yang dingin , tidak pernah sebaliknya secara
spontan. Jika kalor meninggalkan benda yang dingin dan masuk ke yang panas, energi akan
tetap bisa kekal. Tetapi proses ini tidak berlangsung secara spontan. Sebagai contoh kedua,
pertimbangkan apa yang terjadi ketika anda menjatuhkan batu dan menimpa tanah. Energi
potensial awal batu berubah menjadi energi kinetic pada saat batu jatuh, dan ketika batu
tersebut mengenai tanah, energi ini diubah menjadi energi dalam dari batu tersebut dan tanah
di sekitar tempat jatuhnya. Molekul-molekul bergerak akan lebih cepat dan temperature
sedikit naik. Tetapi pernahkan anda melihat yang sebaliknya, yaitu sebuah batu dalam
keadaan diam di tanah tiba-tiba naik ke udara karena energi termal molekul diubah menjadi
energi kinetic batu sebagai satu kesatuan? Energi dapat kekal pada proses ini , tetapi kita
tidak pernah melihatnya terjadi.
Ada banyak contoh lain dari proses yang terjadi di alam tetapi kebalikannya tidak
pernah terjadi. Ada dua contoh, sebagai berikut :
1. Jika anda meletakkan selapis garam di sebuah botol dan menutupnya dengan selapis
butiran merica yang ukurannya sama, ketika anda mengocoknya, akan di dapat
campuran yang sempurna. Tetapi tidak peduli seberapa lama anda mengocoknya.
Campuran tersebut tidak akan berpisah menjadi dua lapisan lagi.
2. Cangkir kopi dan gelas akan pecah seketika jika anda menjatuhkannya. Tetapi
pecahannya tidak akan bersatu kembali seketika.
Hukum termodinamika pertama yaitu tentang kekekalan energi, tidak akan dilanggar jika
proses-proses ini terjadi dengan sebaliknya.
1
PEMBAHASAN
1. Definisi Hukum II Termodinamika
Para ilmuwan pdi paruh kedua abad Sembilan belas merumuskan prinsip baru
yang dikenal sebagai hukum temodinamika kedua. Hukum ini merupakan pernyataan
mengenai proses yang terjadi di alamdan yang tidak. Hukum ini dapat dinyatakan dengan
berbagai cara, semuanya sama. Satu pernyataan yang dibuat oleh R. J. E. Clauusius
(1822-1888), adalah “kalor mengalir secara alami dari benda yang panas secara
spontan dari benda dingin ke benda panas”.
Perkembangan pernyataan umum hukum kedua sebagian didasarkan pada studio
mesin kalor. Mesin Kalor adalah alat yang merubah energi sebagian didasarkan menjadi
kerja mekanik, seperti mesin uap dan mesin mobil. Kita sekarang meneliti mesin kalor,
baik dari sudut pandang praktis maupun menunjukkan kepentingannya dalam
mengembangkan hukum termodinamika kedua.Serta menurut pendapat yang lain,
Formulasi Kelvin-Planck menyebutkan bahwa tidak mungkin untuk membuat
sebuah mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus yang semata-mata mengubah
energi panas yang diperoleh dari suatu reservoir pada suhu tertentu seluruhnya
menjadi usaha mekanik. Hukum kedua termodinamika mengatakan bahwa aliran
kalor memiliki arah; dengan kata lain, tidak semua proses di alam semesta adalah
reversible (dapat dibalikkan arahnya). Sebagai contoh jika seekor beruang kutub
tertidur di atas salju, maka salju dibawah tubuh nya akan mencair karena kalor dari tubuh
beruang tersebut. Akan tetapi beruang tersebut tidak dapat mengambil kalor dari salju
tersebut untuk menghangatkan tubuhnya. Dengan demikian, aliran energi kalor memiliki
arah, yaitu dari panas ke dingin. Satu aplikasi penting dari hukum kedua adalah studi
tentang mesin kalor.
2. Mesin Kalor
Mesin kalor merupakan mesin yang mudah menghasilkan energi termal dengan
melakukan kerja. Gagasan dasar di balik mesin kalor adalah bahwa energi mekanik bisa
di dapat dari enegi termal hanya ketika kalor dibiarkan mengalir dari temperature tinggi
ke rendah. Dalam proses ini sebagian kalor dapat diubah menjadi energi mekanik.
Artinya, masukkan kalor QH temperature tinggi TH sebagian diubah menjadi kerja W dan
2
sebagian dibuang sebagai kalor QL pada temperature yang lebih rendah TL. Jadi
didapatkan persamaan:
QH = W + QL
Dimana : Q = kalor
W = energi
QL = kalor yang dibuang
Efisiensi mesin (e) dari mesin kalor dapat didefinisikan sebagai perbandingan kerja yang
dilakukannya,
e= WQH
Dengan demikian W = QH – QL, dan efisiensi mesin adalah
e= WQH
=QH−¿QL
QH
=1−QL
QH
¿
3. Mesin Pendingin
Prinsip kerja lemari es, penyejuk udara, dan pompa kalor merupakan kebalikan
mesin kalor. Masing-masing beroperasi untuk mentransfer kalor keluar dari lingkungan
yang sejuk ke lingkungan yang hangat. Lemari es yang sempurna yang tidak
membutuhkan kerja untuk mengambil kalor dari daerah temperature rendah ke
temperature tinggi. Ini merupakan pernyataan Clausius mengenai hukum termodinamika
kedua, yang disinggung pada awal pembahasan. Koefisien keja (KK) lemari es
didefinisikan sebagai kalor QL yang diambil dari area dengan temperature rendah dibadi
dengan kerja W yang dilakukan untuk mengeluarkan kalor. Maka didapatkan persamaan :
KK=QLW
Hal ini masukakal karena semakin banyak kalor (QL) yang dapat dikeluarkan dari
lemari es untuk sejumlah kerja tertentu. Energi adalah kekal, sehingga dari hukum
termodinamika pertama dapat dituliskan QL+W=QH , atau W=QH−QL . . Kemudian
persamaan tersebut menjadi :
3
KK=QLW
=QL
QH−QL
Untuk lemari es ideal, persamaannya adalah :
KK ideal=T L
T H−T L
Istilah pompa kalor biasanya dibatasi untuk alat yang bisa menghangatkan sebuah rumah
di musim dingin dengan mengambil QLdari luar pada temperature rendah dan
memberikan kalor QH ke bagian dalam rumah yang lebih hangat. Prinsip operasinya
sama dengan lemari es atau penyejuk udara, tetapi tujuannya untuk memanaskan bukan
untuk mendinginkan. Dengan demikian , koefisien kinerja pompa kalor didefinisikan
berbeda dengan penyejuk udara karena kalor QH yang diberikan ke dalam rumah. Dapat
dinyatakan sebagai :
KK=QHW
Dimana : TH = suhu tinggi QH = kalor yang dilepasTL = suhu rendah W = usaha yang dilakukanQL = kalor yang masuk KK = Koefisien kerja
4. Entropi dan Hukum Termodinamika Kedua
Kita telah melihat beberapa aspek termodinamika kedua dan yang berbeda
mengenai nya yang telah kita bahas dapat dibuktikan sama. Tetapi apa yang kita inginkan
adalah pernyataan umum dari hukum termodinamika kedua. Baru pada paruh kedua abad
kesembilan belas, hukum termodinamika kedua akhirnya dinyatakan secara umum, yaitu
dalam besaran yang disebut entropi, diperkenalkan oleh Clausius pada tahun 1860-an.
Ketika kita menangani entropu seperti energi potensial yang penting adalah entropi
selama proses, bukan besar mutlaknya. Menurut Clausius, perubahan entropi S dari
sistem, ketika kalor sejumlah Q ditambahkan kepadanya dengan proses yang reversible
pada temperature konstan, dinyatakan sebagai
∆ S=QT
Dimana: ∆ S : Perubahan suhu T : Suhu dalam Kelvin Q : Kalor
4
5. Contoh Soal Hukum Termodinamika Kedua
5.1 Contoh soal :
Efisiensi Mobil. Mesin mobil mempunyai efisiensi 20 persen dan menghasilkan rata-rata
23.000 J kerja mekanik per detik (s) selama operasinya. Berapa besar kalor yang dibuang
dari mesin nini per detik (s)?
PENYELESAIAN
Diketahui : e=20 % , e= 20100
=0,20
Sehingga di dapat QLQH
=1−e=1−0,20=0,80
Kita juga tahu oleh definisi bahwa e=WQH
, sehingga satu detik (s)
QH=We
=23.000 J0,20
=1,15 x105 J .
Dengan demikian
QL=0,80QH=(0,80 ) (1,15 x 105 J )=9,2 x104 J
Mesin Membuang 9,2 x104 J /s = 92.000 watt.
Terlihat pada soal diatas, soal tersebut merupakan soal yang mengenai operasi
mesin kalor. Yang didalam soal tersebut terdapat efisiensi (e), dan kalor yang dibuang.
Pada hukum II termodinamika, penerapannya dengan melalui mesin kalor. Jadi soal
tersebut sangat berhubungan erat dengan penerapan hukum termodinamika yang kedua.
5.2 Contoh soal
Pompa Kalor. Sebuah pompa kalor mempunyai koefisien kerja 3,0 dan melakukan kerja
pada 1500 W.
a. Berapa besar kalor yang bisa ditambahkan ke sebuah ruangan perdetik (s)?
5
b. Jika Pompa kalor dibalikkan untuk berfungsi sebagai penyejuk udara di musim panas,
berapa koefisien kinerja yang diharapkan, dengan menganggap semuanya tetap sama?
PENYELESAIAN
a. Untuk pompa kalor dan alat tersebut melakukan kerja 1500 J per detik (s), pompa ini
bisa memasukkan kalor ke ruangan dengan kecepatan
KK=QHW
QH=KK xW=3,0 x 1500J=4500 J
Perdetik (s) atau kecepatan 4500 W
b. Jika alat ini di balik di musim panas, ia dapat menerima kalor QL dari dala rumah dan
melakukan kerja 1500 J per detik (s). Kemudian membuang QH = 4500 J per detik
(s) ke suhu panas luar. Energi kekal, maka dipakailah persamaan Q L + W = Q H , maka
:
QL=¿QH−W=4500 J−1500J=3000 J ¿
Koefisien kerja sebagai penyejuk udara berarti sebesar
KK=QLW
=3000 J1500 J
=2,0
Terlihat pada soal diatas, soal tersebut merupakan soal yang mengeai pompa kalor.
Pada.hukum II termodinamika, khususnya pada penerapan mesin pendingin terdapat
pengoperasian pompa kalor. Yang didalam solah tersebut terdapat komponen : TH ,
QH ,TL ,W, QL , dan KK . Jadi soal tersebut sangat berhubungan erat dengan penerapan
hukum termodinamika yang kedua khusunya pada mesin pendingin.
6